139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

34
BAB I PENDAHULUAN Katarak berarti sebuah opasitas lensa dan istilah katarak berasal dari bahasa yunani “katarraktes” (air terjun) karena pada awalnya terdapat anggapan bahwa katarak adalah cairan beku yang berasal dari cairan otak yang mengalir didepan lensa. Katarak adalah penyebab kebutaan yang paling sering dihadapi oleh ahli bedah mata. 2,4 Proses penuaan adalah penyebab katarak yang paling banyak, tetapi masih banyak faktor lain yang dapat terlibat, yang mencakup trauma, keracunan, penyakit sistemik (seperti diabetes), merokok, dan herediter. 1, 2 Katarak traumatic disebabkan oleh trauma okuli perforans atau non perforans. Cahaya infra merah (glass-bloer’s cataract), sengatan listrik, dan radiasi ionisasi adalah penyebab lain katarak traumatic yang jarang terjadi. 2,4,5 Katarak merupakan penyebab utama berkurangnya penglihatan di Indonesia juga di negara lainnya. Di Amerika Serikat, terdapat lebih dari 2,5 juta kasus pertahun. Sedangkan di Indonesia terdapat 70 ribu kasus pertahun. Diketahui 1

description

cs

Transcript of 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

Page 1: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

BAB I

PENDAHULUAN

Katarak berarti sebuah opasitas lensa dan istilah katarak berasal dari bahasa

yunani “katarraktes” (air terjun) karena pada awalnya terdapat anggapan bahwa

katarak adalah cairan beku yang berasal dari cairan otak yang mengalir didepan lensa.

Katarak adalah penyebab kebutaan yang paling sering dihadapi oleh ahli bedah

mata.2,4

Proses penuaan adalah penyebab katarak yang paling banyak, tetapi masih banyak

faktor lain yang dapat terlibat, yang mencakup trauma, keracunan, penyakit sistemik

(seperti diabetes), merokok, dan herediter.1, 2 Katarak traumatic disebabkan oleh

trauma okuli perforans atau non perforans. Cahaya infra merah (glass-bloer’s

cataract), sengatan listrik, dan radiasi ionisasi adalah penyebab lain katarak traumatic

yang jarang terjadi. 2,4,5

Katarak merupakan penyebab utama berkurangnya penglihatan di Indonesia juga di

negara lainnya. Di Amerika Serikat, terdapat lebih dari 2,5 juta kasus pertahun.

Sedangkan di Indonesia terdapat 70 ribu kasus pertahun. Diketahui bahwa prevalensi

kebutaan di Indonesia berkisar 1,2% dari jumlah penduduk di Indonesia. Dari angka

tersebut, persentase kebutaan utamanya adalah yang disebabkan katarak yaitu sekitar

0,7% dan yang presentasi kebutaan akibat katarak traumatika sebesar 0,3%. Tujuh

persen dari seluruh kasus trauma mata melibatkan kelainan pada lensa kristalina

dengan komplikasi terjadinya katarak traumatika..3,5

1

Page 2: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

BAB II

ISI

A. Anatomi Lensa

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna dan hampir

transparan sempurna, lensa juga tidak memiliki inervasi persarafan. Tebalnya sekitar

4 mm dan diameternya 9 mm. Di belakang iris, lensa digantung oleh zonula zinni,

yang terdiri dari serabut yang lembut tetapi kuat, yang menghubungkannya dengan

korpus siliare. Di sebelah anterior lensa terdapat humor aquaeus; di sebelah

posteriornya, vitreus. Lensa disusun oleh kapsul, epitel lensa, korteks, dan nucleus. 4, 5

1. Kapsul

Kapsul lensa adalah membrane yang transparan dan elastic yang terdiri dari

kolagen tipe IV. Kapsul mengandung substansi lensa dan mampu untuk

membentuknya pada saat perubahan akomodatif. Lapisan paling luar dari kapsul

lensa, zonullar lamella, juga berperan sebagai titik perlekatan untuk serabut

zonular. Kapsul lensa yang paling tebal ada pada bagian perrquatorial anterior dan

posterior dan paling tipis pada bagian kutub posterior sentral. Kapsul lensa bagian

anterior lebih tebal daripada kapsul bagian posterior pada saat lahir dan

meningkat ketebalannya seiring dengan berjalannya waktu.5

2. Epitel lensa

Dibelakang kapsul lensa anterior adalah sebuah lapisan tunggal sel epitel. Sel-sel

ini aktif secara metabolis dan melakukan semua aktivitas sel yang normal, yang

mencakup biosintesis DNA, RNA, protein dan lemak; mereka juga menghasilkan

adenoid trifosfat untuk memenuhi kebutuhan energy lensa.5

3. Nucleus dan korteks

2

Page 3: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

Nucleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia,

serat-serat lamellar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan

menjadi lebih besar dan kurang elastic. Nukleus dan korteks terbentuk dari dari

lamellae konsentris yang panjang. Garis-garis persambungan yang terbentuk

dengan persambungan lamella ini ujung-ke-ujung berbentuk [Y] bila dilihat

dengan slitlamp. Bentuk [Y] ini tegak di anterior dan terbalik di posterior.

Masing-masing serat lamellar mengandung sebuah inti gepeng. Pada pemeriksaan

mikroskop, inti ini jelas di bagian perifer lensa didekat ekuator dan bersambung

dengan lapisan epitel subkapsul.4

Gambar 1. Anatomi lensa tampak anterior dan lateral (dikutip dari

kepustakaan no 7)

Enam puluh lima persen lensa terdiri dari air, sekitar 35% protein (kandungan

protein tertinggi di antara jaringan tubuh yang lain), dan sedikit sekali mineral yang

biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada

di sebagian besar jaringan yang lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam

bentuk teroksidasi maupun tereduksi.4

3

Page 4: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

Gambar 2. Struktur lensa normal (dikutip dari kepustakaan no 4)

B. Fisiologi

Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk

memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris berelaksasi,

menegangkan serat zonula dan memperkecil diameter enteroposterior lensa sampai ke

ukuran yang terkecil; dalam posisi ini, daya refraksi lensa diperkecil hingga berkas

cahaya pararel akan terfokus ke retina. Untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat,

otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa yang

elastic kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan

daya biasnya. Kerjasama fisiologis antara korpus siliaris, zonula, dan lensa untuk

memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi. Seiring dengan

bertambahnya usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan berkurang.4

4

Page 5: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

C. Definisi Katarak

Katarak adalah suatu keadaan di mana lensa mata yang biasanya jernih dan

bening menjadi keruh. Katarak berasal dari bahasa Yunani cataracta yang berarti

air terjun. Asal kata ini mungkin sekali karena pasien katarak seakan-akan melihat

sesuatu seperti tertutup oleh air terjun di depan matanya. Seorang dengan katarak

akan melihat benda seperti ditutupi kabut.2,3,5

Penuaan merupakan penyebab utama katarak, namun dapat pula disebabkan

faktor lain seperti trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti diabetes), merokok,

dan faktor keturunan. Katarak yang berkaitan dengan usia adalah penyebab utama

gangguan penglihatan.1,3,4

Katarak traumatik adalah katarak yang terjadi akibat trauma, baik trauma

tembus maupun trauma tumpul pada bola mata yang terlihat sesudah beberapa

hari atau beberapa tahun. Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut,

ataupun gejala sisa dari trauma mata. Energi inframerah, aliran listrik, dan radiasi

ion jarang menjadi penyebab katarak traumatik. Katarak yang disebabkan trauma

tumpul umumnya membentuk opasitas posterior yang berbentuk seperti bintang

atau seperti bunga mawar pada aksial posterior yang mungkin stabil atau

progresif, sedangakn trauma tumpul dengan lepasnya kapsul lensa membentuk

perubahan kortikal yang tetap fokal jika kecil atau progresif cepat menjadi

opasifikasi kortikal total.2,3

D. Insiden

Sekitar 2,5 juta cedera pada mata terjadi setiap tahun di Amerika

serikat. Diperkirakan bahwa sekitar 4-5% dari pasien ahli mata datang ke

tempat praktek karena cedera ocular. Katarak traumatic dapat terjadi sebagai

sekuel trauma ocular yang akut, subakut, atau lambat. Trauma menjadi

penyebab terbanyak kebutaan monocular pada orang yang berusia dibawah 45

tahun. Rasio laki-laki dan perempuan pada kasus ini adalah 4:1. Cedera mata

5

Page 6: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

yang disebabkan oleh pekerjaan dan olahraga paling sering terjadi pada anak-

anak dan pria dewasa muda.3

E. Patogenesis

Katarak traumatic paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di lensa

atau trauma tumpul pada bola mata. Penyebab lain yang lebih jarang adalah anak

panah, abut, kontusio, sinar-x, dan bahan radioaktif. Lensa menjadi putih segera

setelah masuknya benda asing, karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan

humor aqueus dan terkadang korpus vitreum masuk kedalam struktur lensa4.

Berikut adalah proses patogenesis berdasarkan proses:

1. Trauma okuli non perforans

Pukulan langsung ke mata dapat menyebabkan lensa menjadi opak.

Terkadang munculnya katarak akan tertunda bahkan selama beberapa

tahun. Trauma okuli non perforans dapat disebabkan oleh mekanisme coup

dan countercoup. Ketika permukaan anterior mata terkena pukulan,

terdapat pemendekan anterior-posterior yang terjadi dengan cepat yang

disertai oleh ekspansi equatorial. Peregangan equatorial ini dapat

mengganggu kapsul lensa, sonulla, atau keduanya. Kombinasi dari coup,

countercoup, dan ekspansi equatorial bertanggung jawab terhadap

terjadinya katarak traumatic setelah trauma okuli non perforans.1, 3

2. Trauma okuli perforans

Luka perforasi di mata menimbulkan resiko menderita katarak yang lebih

tinggi. Jika objek yang menembus mata melewati kornea tanpa menyentuh

lensa, biasanya lensa dapat bertahan, dan, biasanya tidak terjadi katarak.

Sayangnya, luka tembus juga dapat menimbulkan pecahnya kapsul lensa,

dengan keluarnya serat lensa ke ruang anterior. Jika kapsul lensa orang

6

Page 7: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

dewasa mengalami rupture, cenderung akan menimbulkan jaringan

fibrosis, dan plak putih yang disebabkan oleh fibrosis dapat menyumbat

pupil. Trauma okuli perferans yang mengenai kapsul lensa menyebabkan

opasifikasi kortikal pada bagian yang mengalami trauma. Jika lubangnya

cukup besar, keseluruhan lensa akan berubah menjadi opak dengan cepat,

tetapi jika lukanya kecil, katarak kortikal dapat berhenti dan tetap

terlokalisasi.1, 3

Trauma tumpul bertanggung jawab dalam mekanisme coup dan contrecop.

Mekanisme coup adalah mekanisme dengan dampak langsung. Ini akan

mengakibatkan cincin Vossius ( pigmen iris tercetak ) dan kadang-kadang

ditemukan pada kapsul lensa anterior setelah trauma tumpul. Mekanisme

contrecoup menunjuk kepada cedera yang jauh dari tempat trauma yang

disebabkan oleh gelombang energy yang berjalan sepanjang garis sampai

kebelakang. Ketika permukaan anterior mata terkena trauma tumpul, ada

pemendekan cepat pada anterior-posterior yang diikuti pemanjangan garis

ekuatorial. Peregangan ekuatorial dapat meregangkan kapsul lensa, zonula atau

keduanya. Kombinasi coup, contrecoup dan pemanjangan ekuatorial bertanggung

jawab dalam terjadinya katarak traumatik yang disebabkan trauma tumpul bola

mata. Trauma tembus yang secara langsung menekan kapsul lensa menyebabkan

opasitas kortikal pada tempat trauma. Jika trauma cukup besar, keseluruhan lensa

akan mengalami opasifikasi secara cepat, namun jika kecil, katarak kortikal yang

akan terjadi.3

1) Luka memar/tumpul

Jika terjadi trauma akibat benda keras yang cukup kuat mengenai mata

dapat menyebabkan lensa menjadi opak. Trauma yang disebabkan oleh

benturan dengan bola keras adalah salah satu contohnya. Kadang

munculnya katarak dapat tertunda samapi kurun waktu beberapa tahun.

Bila ditemukan katarak unilateral, maka harus dicurigai kemungkinan

7

Page 8: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

adanya riwayat trauma sebelumnya, namun hubungan sebab dan akibatnya

kadang-kadang cukup sulit dibuktikan dikarenakan tidak adanya tanda-

tanda lain yang dapat ditemukan mengenai adanya trauma sebelumnya

tersebut.1,3

Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular anterior maupun

posterior. Kontusio lensa menimbulkan katarak seperti bintang, dan dapat

pula dalam bentuk katarak tercetak ( imprinting ) yang disebut cincin

Vossius.

Gambar 3. Cincin Vossius3,6

Gambar 4. Katarak Stellata 1,3

2) Luka tusuk/perforasi

8

Page 9: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

Luka perforasi pada mata mempunyai tendensi yang cukup tinggi untuk

terbentuknya katarak. Jika objek yang dapat menyebabkan perforasi

( contohnya gelas yang pecah ) tembus melalui kornea tanpa mengenai

lensa biasanya tidak memberikan dampak pada lensa, dan bila trauma tidak

menimbulkan suatu luka memar yang signifikan maka katarak tidak akan

terbentuk. Hal ini tentunya juga bergantung kepada penatalaksanaan luka

kornea yang hati-hati dan pencegahan terhadap infeksi, akan tetapi trauma-

trauma seperti diatas dapat juga melibatkan kapsul lensa, yang

mengakibatkan keluarnya lensa mata ke bilik anterior. Urutan dari dampak

setelah trauma juga bergantung pada usia pasien. Saat kapsul lensa pada

anak ruptur, maka akan diikuti oleh reaksi inflamasi di bilik anterior dan

masa lensa biasnya secara berangsur-angsur akan diserap jika tidak

ditangani dalan waktu kurang lebih 1 bulan. Namun demikian, pasien tidak

dapat melihat dengan jelas karena sebagian besar dari kemampuan refraktif

mata tersebut hilang. Keadaan ini merupakan konsekuensi yang serius dan

kadang membutuhkan penggunaan lensa buatan intraokuler. Bila ruptur

lensa terjadi pada dewasa, juga diikuti dengan reaksi inflamasi seperti

halnya pada anak, namun tendensi untuk fibrosis jauh lebih tinggi dan

jaringan fibrosis opak yang terbentuk tersebut dapat bertahan dan

menghalangi pupil.6,7

Trauma tembus akan menimbulkan katarak yang lebih cepat, perforasi

kecil akan menutup dengan cepat akibat priloferasi epitel sehingga bentuk

kekeruhan terbatas kecil. Trauma tembus besar pada lensa akan

mengakibatkan terbentuknya katarak dengan cepat disertai dengan

terdapatnya mada lensa didalam bilik mata. Pada keadaan ini akan terlihat

secara histopatologik masa lensa yang akan difagosit makrofag dengan

cepatnya yang dapat memberikan bentuk endoftalmitis fakolitik. Lensa

9

Page 10: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

dengan kapsul anterior saja yang pecah akan menjerat korteks lensa sehingga

akan mengakibatkan terbentuknya cincin Soemering atau bila epitel lensa

berproliferasi aktif akan terlihat mutiara Elschnig.4,6

Gambar 5. cincin Soemering.6

Gambar 6. mutiara Elschnig 5

3) Radiasi

Sinar yang terlihat cenderung tidak menyebabkan timbulnya katarak.

Ultraviolet juga mungkin tidak menyebabkan katarak karena sinar dengan

gelombang pendek tidak dapat melewati atmosfir. Sinar gelombang pendej

( tidak telihat ) ini dapat menyebabkan luka bakar kornea superficial yang

10

Page 11: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

dramatis, yang biasanya sembuh dalam 48 jam. Cedera ini ditandai dengan

“snow blindness” dan “welder flash”. Sinar infra merah yang

berkepanjangan ( prolong ) juga dapat menjadi penyebab katarak, ini dapat

ditemui pada pekerja bahan-bahan kaca dan pekerja baja, namun

penggunaan kacamata pelindung dapat setidaknya mengeliminasi sinar X

ini dan sinar gamma yang juga dapat mengakibatkan katarak. Katarak

traumatik disebabkan oleh radiasi ini dapat ditemukan pada pasien-pasien

yang mendapat radioterapi ( seluruh tubuh ) leukemia, namun resiko

terjadinya hanya apabila terapi menggunakan sinar X.4,5

Seringnya, manifestasi awal dari katarak traumatik ini adalah kekeruhan

berbentuk roset ( rossete cataract ), biasanya pada daerah aksial yang

melibatkan kapsul posterior lensa. Pada beberapa kasus, trauma tumpul

dapat berakibat dislokasi dan pembentukan katarak pada lensa. Katarak

traumatik ringan dapat membaik dengan sendirinya ( namun jarang

ditemukan ).3,4

4) Kimia

Trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak, selain

menyebabkan kerusakan kornea, konjungtiva, dan iris. Komponen basa

yang masuk mengenai mata menyebbakan peningkatan pH cairan akuous

dan menurunkan kadar glukosa dan askorbat. Hal ini dapat terjadi secara

akut ataupun pelahan-lahan. Trauma kimia dapat juga disebabkan oleh zat

asam, namun karena trauma asam sukar masuk ke bagian dalam mata

dibandingkan basa makan jarang menyebabkan katarak.4,6

F. Gejala klinis

11

Page 12: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

Banyak pasien katarak yang mengeluhkan pandangan kabur, yang biasanya

bertambah buruk jika melihat objek yang jauh, secara mendadak. Selain itu pasien

katarak seringkali mengeluhkan monocular diplopia. Silau juga menjadi gejala

yang sering muncul. Pasien mengeluhkan bahwa mereka tidak dapat melihat

dengan baik dalam keadaan terang. Mata menjadi merah, lensa opak, dan mungkin

terjadi perdarahan intraocular. Apabila humor aqueus atau korpus vitreum keluar

dari mata, mata menjadi sangat lunak. Pasien juga memiliki riwayat mengalami

trauma.1, 3, 4

1. Penurunan ketajaman visus

Katarak secara klinis relevan jika menyebabkan penurunan signifikan

pada ketajaman visual, baik itu dekat maupun jauh. Biasanya akan ditemui

penurunan tajam penglihatan dekat signifikan dibanding penglihatan jauh,

mungkin disebabkan oleh miosis akomodatif. Jenis katarak yang berbeda

memiliki tajam penglihatan yang berbeda pula. Pada katarak subkapsuler

posterior dapat sangat mengurangi ketajaman penglihatan dekat menurun

daripada penglihatan jauh. Sebaliknya katarak nuklear dikaitkan dengan

tajam penglihatan dekat yang tetap baik dan tajam penglihatan jauh yang

buruk. Penderita dengan katarak kortikal cenderung memperoleh tajam

penglihatan yang baik.4,10

2. Silau

Seringkali penderita mengeluhkan silau ketika dihadapkan dengan

sinar langsung. Biasanya keluhan ini ditemukan pada katarak subkapsuler

posterior dan juga katarak kortikal. Jarang pada katarak nuklearis.4,10

3. Sensitivitas kontras

Sensitivitas kontras dapat memberikan petunjuk mengenai kehilangan

signifikan dari fungsi penglihatan lebih baik dibanding menggunakan

pemeriksaan Snellen. Pada pasien katarak akan sulit membedakan

12

Page 13: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

ketajaman gambar, kecerahan, dan jarak ruang sehingga menunjukkan

adanya gangguan penglihatan. 4,10

4. Pergeseran miopia

Pasien katarak yang sebelumnya menggunakan kacamata jarak dekat

akan mengatakan bahwa ia sudah tidak mengalami gangguan refraksi lagi

dan tidak membutuhkan kacamatanya. Sebaliknya pada pasien yang tidak

menggunakan kacamata, ia akan mengeluhkan bahwa penglihatan jauhnya

kabur sehingga ia akan meminta dibuatkan kacamata. Fenomena ini disebut

pergeseran miopia atau penglihatan sekunder, namun keadaan ini bersifat

sementara dan terkait dengan stadium katarak yang sedang dialaminya.4,10

5. Diplopia monokuler

Pada pasien akan dikeluhkan adanya perbedaan gambar objek yang ia

lihat, ini dikarenakan perubahan pada nukleus lensa yang memiliki indeks

refraksi berbeda akibat perubahan pada stadium katarak. Selain itu, dengan

menggunakan retinoskopi atau oftalmoskopi langsung, akan ditemui

perbedaan area refleks merah yang jelas terlihat dan tidak terlalu jelas.10

Clear image

Nuclear Sclerotic Cataract

Diffusely blurred vision, filters

Cortical Cataract

13

Page 14: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

out the color blue. Part of vision is blurry, not severe.

Posterior Subcapsular cataract

Central blurred vision with glare.

Posterior subcapsular cataract

Severe glare visual loss. Person would

probably

have to close this eye to drive.

Gambar 7. Visualisasi gejala klinik4

Tanda objektif yang didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik oftalmologikus, antara

lain:

a. Visus dan pupil : adanya RAPD (defek pupil aferen relatif)

menunjukkan adanya neurpoati optic post trauma ataupun lesi besar di retina

ataupun makula

b. Gerakan bola mata :fraktur orbital atau kelumpuhan saraf akibat trauma

c. Tekanan bola mata :glaucoma sekunder dan perdarahan retrobulbar

d. Bilik mata depan :hifema, iritis, sudut sempit, iridodonesis, sudut tertutup

e. Lensa :subluksasi, dislokasi, robek kapsul ( anterior dan

posterior ), katarak ( bentuk dan jenis ), edema, fakodenesis

f. Vitreous : ada tidaknya perdarahan, lepasnya vitreous posterior

g. Fundus :lepasnya retina, rupture koroid, komosio retina, perdarahan

preretinal, perdarahan intraretinal, perdarahan subretinal,

Tampak kekeruhan lensa dalam bermacam bentuk dan tingkat. Kekeruhan ini

juga ditemukan pada berbagai lokalisasi di lensa seperti korteks dan nukleus.

14

Page 15: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

Gambar 8. Opasifikasi kortikal komplet yang terjadi setelah trauma okuli

perforans5

Gambar 9. Gambaran katarak kortikal focal yang disebabkan oleh trauma

tusuk yang kecil di lensa7

15

Page 16: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

Gambar 10. Gambaran rosette cataract pada katarak traumatic yang

disebabkan oleh trauma tumpul5

G. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk membantu mendiagnosis katarak traumatic

dapat dilakukan, antara lain:

Funduskopi

Dari pemeriksaan dengan menggunakan oftalmoskop adalah adanya opasitas

yang seringkali terlihat sebagai black spoke pada refleks fundus. Penting

untuk mendilatasikan pupil dan memeriksanya pada ruangan yang gelap.

Seringkali, pada katarak traumatic yang disebabkan oleh kontusio dapat

terlihat opasifikasi berbentuk stellate atau rosette (katarak rosette), biasanya

terletak di aksial. Pada trauma tembus, cedera pada kapsul mata dapat

sembuh, yang menyebabkan katarak kortikal focal yang stasioner. 1, 5

B-scan

Pemeriksaan ini dilakukan jika kita tidak dapat melihat kutub posterior lensa

A-scan

Pemeriksaan ini dilakukan sebelum kita melakukan ekstraksi katarak

CT scan orbita

16

Page 17: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah terjadi fraktur orbita dan

apakah terdapat benda asing pada mata.3

H. Pengobatan

Pengobatan yang terbaik untuk katarak traumatik adalah operasi dan apabila

tidak terdapat penyulit maka dapat ditunggu sampai mata menjadi tenang karena

akibat pengaruh trauma tersebut. Apabila terjadi glukoma dan uveitis selama periode

menunggu, bedah katarak jangan ditunda walaupun masih terdapat peradangan. Jika

terjadi pecahnya kapsul mengakibatkan gejala radang berat maka dilakukan aspirasi

secepatnya agar keadaan uveitis tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat.

Penyulit uveitis dan glaukoma sering dijumpai pada orang usia tua. Pada beberapa

pasien dapat berbentuk cincin soemmering pada pupil sehingga dapat mengurangi

tajam penglihatan. Keadaan ini dapat disertai perdarahan, ablasi retina, uveitis atau

salah letak lensa. Untuk memperkecil resiko terjadinya infeksi dan uveitis harus

diberikan antibiotic sistemik dan topical serta kortikosteroid topical dalam beberapa

hari. Atropine sulfat 1%, 1 tetes tiga kali sehari, dianjurkan untuk menjaga pupil tetap

berdilatasi dan untuk mencegah pembentukan sinekia posterior.3, 45

Merencanakan pendekatan pembedahan sepenuhnya penting pada kasus-kasus

katarak traumatik. Integritas kapsular preoperatif dan stabilitas zonular harus

diketahui/ diprediksi. Pada kasus dislokasi posterior tanpa glaukoma, inflamasi, atau

hambatan visual, pembedahan mungkin tidak diperlukan.4,6,8

Indikasi untuk dilakukan operasi pada katarak traumatic, antara lain:

Penurunan visus yang berat

Hambatan penglihatan karena proses patologis pada bagian posterior.

Inflamasi yang diinduksi lensa atau terjadinya glaukoma

Rupture kapsul dengan edema lensa

Keadaan patologis okular lain yang disebabkan trauma dan membutuhkan

tindakan bedah 3, 4

17

Page 18: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

Managemen katarak traumatik tergantung keadaan klinik dilakukan menggunakan

baik yang standard pada limbus anterior ataupun pada pars plana posterior.

Ekstraksi katarak intrakapsular diperlukan pada kasus-kasus dislokasi anterior atau

instabilitas zonular yang ekstrim. Dislokasi anterior lense ke bilik anterior

merupakan keadaan emergensi yang harus segera dilakukan tindakan (removal),

karena dapat mengakibatkan terjadinya pupillary block glaucoma. Pendekatan

limbus anterior adalah yang terbaik untuk katarak traumatik walaupun dislokasi

lensa sudah komplit atau ruptur kapsular dengan material lensa didalam vitreous.

Pewarnaan kapsular dengan trypan blue pada kasus visus buruk dan

hydrodissection untuk mencegah penekanan pada zonula selama ekstraksi lensa

adalah langkah yang penting selama pembedahan.2,5

Fakoemulsifikasi standar dapat dilakukan bila kapsul lensa intak dan dukungan

zonular yang cukup. Teknik fako supracapsular digunakan untuk meminimalkan

resiko penekanan pada kapsul dan zonula. Jika zonula rusak dan viteous prolaps

pada saat operasi, maka cutting-aspiration handpiece dapat digunakan untuk

mengeluarkan vitreous. Urutan langkah-langkah operasi akan tergantung pada

derajat kerusakan pada zonula.1,2,4

Pembedahan pada pars plana posterior dengan vitrectomy dan lensectomy

dilakukan pada kasus rupture kapsul posterior dengan prolaps vitreous atau dengan

dislokasi lensa posterior. Derajat kerusakan pada zonula tergantung pada

subluksasi atau dislokasi lensa. Jika kerusakannya kecil tanpa prolaps vitrous,

perawatan ekstra harus dilakukan agar tidak menekan zonula. Untuk kerusakan

zonula yang lebih luas, harus dipertimbangkan dilakukan implantasi capsular

tension ring (CTR). 2,4

CTR adalah suatu cincin terbuka yang diletakkan didalam kapsul. CTR akan

membentuk kembali kapsul posterior, dan membuat capsular equator yang

18

Page 19: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

melindungi terhadap aspirasi kapsul forniks, dengan mencegah ekstensi dialysis

zonula selama pembedahan. Pemasangan CTR juga mempermudah penempatan

IOL, mencegah desentrasi IOL, dan menurunkan insiden opasifikasi kapsul

posterior. Pada operasi pengeluaran lensa dengan katarak traumatic, CTR dapat

ditanam sebelum atau sesudah phacoemulsification.3,5

Operasi Katarak Traumatik

1. Pengangkatan lensa

Ekstraksi Lensa Intrakapsular

Mengeluarkan lensa secara bersama-sama dengan kapsul lensa.

Indikasi:

Apabila ditemui kondisi seperti:

1. Katarak dengan stadium intumesen, hipermatur, dan katarak luksasi

2. Apabila pada operasi EKEK ditemukan zonula Zini tidak utuh

Kontraindikasi:

Operasi katarak intra kapsuler merupakan kontraindikasi absolut apabila

ditemukan keadaan berikut:

1. Anak-anak dan remaja

2. Ruptur kapsul traumatik

Ekstraksi Lensa Ekstrakapsular

19

Page 20: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

Dilakukan dengan merobek kapsul anterior lensa dan mengeluarkan

nucleus lensa dan korteks. Pada saat ini ekstrakapsular lebih dianjurkan

pada katarak senilise untuk mencegah degenerasi macula pasca bedah. 3,4,6

Pada operasi katarak ekstra kapsuler, secara teknis dibuat luka operasi yang

cukup lebar karena harus mengeluarkan lensa secara keseluruhan.

Tindakan ini akan membutuhkan waktu penyembuhan lebih lama dari pada

penggunaan teknik operasi fakoemulsifikasi.2,5

Kontraindikasi dari operasi ini adalah operasi ekstraksi katarak

ekstrakapsuler membutuhkan keutuhan zonula untuk pengangkatan nukleus

dan materi korteks. Oleh karena itu, bila zonula tidak utuh maka perlu

direncanakan operasi ekstraksi katarak intrakapsuler atau lensektomi pars

plana.3,4,7

Fakofragmentasi dan fakoemulsifikasi

Dengan irigasi atau aspirasi (atau keduanya) adalah teknik

ekstrakapsular yang menggunakan getaran – getaran ultrasonic untuk

mengangkat nucleus dan korteks melalui insisi limbus yang kecil (mm)

sehingga mempermudah penyembuhan luka pasca operasi.1,4

20

Page 21: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

2. Penanaman lensa baru

Penderita yang telah menjalani pembedahan katarak biasanya akan

mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti lensa yang telah diangkat. Lensa

buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokular, biasanya

lensa intraokular dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata. Keadaan

afakia mungkin menjadi pilihan yang lebih baik pada anak-anak dan pada pasien

yang matanya sangat meradang. 3, 4

I. Komplikasi

Komplikasi katarak traumatic yang dapat terjadi, antara lain:

Dislokasi lensa dan subluksasio umumnya ditemukan pada penyakit yang

berhubungan dengan katarak traumatic

Komplikasi lainnya yang terkait adalah fakolitik, fakomorfik, blok pupil, dan

glukoma; uveitis facoanafilaktik; lepasnya retina; rupture koroid; hifema;

perdarahan retrobulbar; neuropati optic traumatic; dan rupture bola mata.3

Komplikasi segera setelah pascaoperasi adalah fibrinous uveitis dan komplikasi pasca

operasi yang lambat adalah kekeruhan lensa posterior.8

J. Prognosis

Prognosis sangat bergantung kepada luasnya trauma yang terjadi pada saat terjadinya

trauma dan kerusakan yang terjadi akibat trauma.

BAB III

21

Page 22: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

KESIMPULAN

Katarak traumatik adalah katarak yang terjadi karena kecelakaan. Katarak ini

paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di lensa atau trauma tumpul.

Penyebab lain yang jarang adalah karena trauma tembus pada bola mata seperti

tertusuk anak panah, batu, pajanan berlebih terhadap panas atau karena energi infra

merah (“glassblower cataract”), sinar-X, sengatan litrik dan bahan radioaktif.

Operasi katarak traumatik dilakukan melalui 2 langkah yaitu pertama dengan

mengangkat lensa yang keruh dan yang kedua adalah mengganti lensa yang keruh

tersebut dengan lensa baru. Proses pengangkatan lensa dapat dilakukan dengan 3

macam operasi, yaitu ekstraksi katarak intrakapsular, ekstraksi katarak ekstrakapsuler

dan fakofragmentasi dan fakoemulsifikasi.

Sebagian besar katarak traumatik dapat dicegah. Di dunia industri, tindakan

pengamanan yang terbaik adalah dengan menggunakan alat pelindung mata pada saat

melakukan aktifitas beresiko tinggi. Komplikasi yang sering terjadi post-operasi

katarak adalah phacolytic, phacomorphic, blokade pupil dan glaukoma sudut tertutup;

uveitis; ruptur kornea; ruptur koroid; hifema; pendarahan retrobulbar; trauma saraf

optikus dan ruptur bola mata.

DAFTAR PUSTAKA

22

Page 23: 139557474 Referat Katarak Traumatika Fix

1. Galloway N. Cataract. In Common Eye Diseases and their Management ed 3th.

2006. Springer-Verlag: London. 81-91.

2. Riordan P, et al. Lens. In Vaughan & Asbury's General Ophthalmology, 16th

Edition. 2000. McGraw-Hill: New York. Hal 174-181.

3. Graham R, et al. Cataract Traumatic. 2013. In

http://www.emedicine.medscape.com

4. Shock J, et al. Lensa. Dalam Oftalmologi Umum. Edisi 14. 2000. Widya

Medika:Jakarta. Hal: 175-182.

5. Zorab R, et al. Cataract. In Lens and Cataract, American Academy of

Opthalmology. Section 11. Edition 2008-2009. San Francisco, USA. Hal: 5-9, 53-

57.

6. Oliver J, et al. Cataract Assessment. In Ophthalmology at Glance. 2005.

Blackwell-science: Massachusetts. Hal 73-75.

7. Lang, G. Cataract. In Ophthalmology A short text book. 2000. Thieme: New

York. Hal 183.

8. Lacmanovic Valentina, et al. 2004. Surgical Trratment, Clinical Outcome, and

Complication of Traumatic Cataract: Retrospective Study.

23