138329949 Referat Carcinoma Laring

39
BAB I PENDAHULUAN Tumor ganas laring atau karsinoma laring bukanlah hal yang jarang ditemukan di bidang THT.Sebagai gambaran, diluar negeri tumor ganas laring menempati urutan pertama dalam urutan keganasan di bidang THT, sedangkan di RSCM (Indonesia) menempati urutan ketiga setelah karsinoma nasofaring, tumor ganas hidung dan sinus paranasal. Tumor Ganas laring lebih sering mengenai laki-laki dibanding perempuan, dengan perbandingan 5 : 1. Terbanyak pada usia 56-69 tahun. Etiologi pasti sampai saat ini belum diketahui, namun didapatkan beberapa hal yang berhubungan erat dengan terjadinya keganasan laring yaitu : rokok, alkohol, sinar radioaktif, polusi udara radiasi leher dan asbestosis. Untuk menegakkan diagnosa tumor ganas laring masih belum memuaskan, hal ini disebabkan antara lain karena letaknya dan sulit untuk dicapai sehingga dijumpai bukan pada stadium awal lagi. Biasanya pasien datang dalam keadaan yang sudah berat sehingga hasil pengobatan yang diberikan kurang memuaskan.Yang terpenting pada penanggulangan tumor ganas laring ialah diagnosa dini. 2

Transcript of 138329949 Referat Carcinoma Laring

Page 1: 138329949 Referat Carcinoma Laring

BAB I

PENDAHULUAN

Tumor ganas laring atau karsinoma laring bukanlah hal yang jarang ditemukan di bidang

THT.Sebagai gambaran, diluar negeri tumor ganas laring menempati urutan pertama dalam

urutan keganasan di bidang THT, sedangkan di RSCM (Indonesia) menempati urutan ketiga

setelah karsinoma nasofaring, tumor ganas hidung dan sinus paranasal.

Tumor Ganas laring lebih sering mengenai laki-laki dibanding perempuan, dengan perbandingan

5 : 1. Terbanyak pada usia 56-69 tahun.

Etiologi pasti sampai saat ini belum diketahui, namun didapatkan beberapa hal yang

berhubungan erat dengan terjadinya keganasan laring yaitu : rokok, alkohol, sinar radioaktif,

polusi udara radiasi leher dan asbestosis.

Untuk menegakkan diagnosa tumor ganas laring masih belum memuaskan, hal ini disebabkan

antara lain karena letaknya dan sulit untuk dicapai sehingga dijumpai bukan pada stadium awal

lagi. Biasanya pasien datang dalam keadaan yang sudah berat sehingga hasil pengobatan yang

diberikan kurang memuaskan.Yang terpenting pada penanggulangan tumor ganas laring ialah

diagnosa dini.2

Page 2: 138329949 Referat Carcinoma Laring

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Laring adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan suatu

rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong dan terletak setinggi vertebra cervicalis IV – VI,

dimana pada anak-anak dan wanita letaknya relatif lebih tinggi.Laring pada umumnya selalu

terbuka, hanya kadang-kadang saja tertutup bila sedang menelan makanan. Laring juga berfungsi

sebagai organ mempertahankan jalan napas, melindungi jalan napas dan paru paru, membantu

mengatur sirkulasi, sumber suara atau fonasi, membantu proses menelan, dan mengekspresikan

emosi.1

Laring mempunyai 3 (tiga) fungsi dasar yaitu fonasi, respirasi dan proteksi

disamping beberapa fungsi lainnya seperti terlihat pada uraian berikut :1

1. Fungsi Fonasi.

Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang paling kompleks. Suara dibentuk

karena adanya aliran udara respirasi yang konstan dan adanya interaksi antara udara dan pita

suara. Nada suara dari laring diperkuat oleh adanya tekanan udara pernafasan subglotik dan

vibrasi laring serta adanya ruangan resonansi seperti rongga mulut, udara dalam paru-paru,

trakea, faring, dan hidung. Nada dasar yang dihasilkan dapat dimodifikasi dengan berbagai cara.

Otot intrinsic laring berperan penting dalam penyesuaian tinggi nada dengan mengubah bentuk

dan massa ujung- ujung bebas dan tegangan pita suara sejati. Ada 2 teori yang mengemukakan

bagaimana suara terbentuk :

Teori Myoelastik – Aerodinamik.

Selama ekspirasi aliran udara melewati ruang glotis dan secara tidak langsung menggetarkan

plika vokalis. Akibat kejadian tersebut, otot-otot laring akan memposisikan plika vokalis

(adduksi, dalam berbagai variasi) dan menegangkan plika vokalis. Selanjutnya, kerja dari otot-

otot pernafasan dan tekanan pasif dari proses pernafasan akan menyebabkan tekanan udara ruang

subglotis meningkat, dan mencapai puncaknya melebihi kekuatan otot sehingga celah glotis

terbuka. Plika vokalis akan membuka dengan arah dari posterior ke anterior. Secara otomatis

bagian posterior dari ruang glotis yang pertama kali membuka dan yang pertama kali pula kontak

kembali pada akhir siklus getaran. Setelah terjadi pelepasan udara, tekanan udara ruang subglotis

Page 3: 138329949 Referat Carcinoma Laring

akan berkurang dan plika vokalis akan kembali ke posisi saling mendekat (kekuatan myoelastik

plika vokalis melebihi kekuatan aerodinamik). Kekuatan myoelastik bertambah akibat aliran

udara yang melewati celah sempit menyebabkan tekanan negatif pada dinding celah (efek

Bernoulli). Plika vokalis akan kembali ke posisi semula (adduksi) sampai tekanan udara ruang

subglotis meningkat dan proses seperti di atas akan terulang kembali.

Teori Neuromuskular.

Teori ini sampai sekarang belum terbukti, diperkirakan bahwa awal dari getaran plika vokalis

adalah saat adanya impuls dari sistem saraf pusat melalui N. Vagus, untuk mengaktifkan otot-

otot laring. Menurut teori ini jumlah impuls yang dikirimkan ke laring mencerminkan banyaknya

/ frekuensi getaran plika vokalis. Analisis secara fisiologi dan audiometri menunjukkan bahwa

teori ini tidaklah benar (suara masih bisa diproduksi pada pasien dengan paralisis plika vokalis

bilateral).

2. Fungsi Proteksi.

Benda asing tidak dapat masuk ke dalam laring dengan adanya reflek otot-otot yang

bersifat adduksi, sehingga rima glotis tertutup. Pada waktu menelan, pernafasan berhenti sejenak

akibat adanya rangsangan terhadap reseptor yang ada pada epiglotis, plika ariepiglotika, plika

ventrikularis dan daerah interaritenoid melalui serabut afferen N. Laringeus Superior. Sebagai

jawabannya, sfingter dan epiglotis menutup. Gerakan laring ke atas dan ke depan menyebabkan

celah proksimal laring tertutup oleh dasar lidah. Struktur ini mengalihkan makanan ke lateral

menjauhi aditus dan masuk ke sinus piriformis lalu ke introitus esofagus.

3. Fungsi Respirasi.

Pada waktu inspirasi diafragma bergerak ke bawah untuk memperbesar rongga dada dan

M. Krikoaritenoideus Posterior terangsang sehingga kontraksinya menyebabkan rima glotis

terbuka. Proses ini dipengaruhi oleh tekanan parsial CO2 dan O2 arteri serta pH darah. Bila pO2

tinggi akan menghambat pembukaan rima glotis, sedangkan bila pCO2 tinggi akan merangsang

pembukaan rima glotis. Hiperkapnia dan obstruksi laring mengakibatkan pembukaan laring

secara reflektoris, sedangkan peningkatan pO2 arterial dan hiperventilasi akan menghambat

pembukaan laring . Tekanan parsial CO2 darah dan pH darah berperan dalam mengontrol posisi

pita suara.

Page 4: 138329949 Referat Carcinoma Laring

4. Fungsi Sirkulasi.

Pembukaan dan penutupan laring menyebabkan penurunan dan peninggian tekanan

intratorakal yang berpengaruh pada venous return. Perangsangan dinding laring terutama pada

bayi dapat menyebabkan bradikardi, kadang-kadang henti jantung. Hal ini dapat karena adanya

reflek kardiovaskuler dari laring . Reseptor dari reflek ini adalah baroreseptor yang terdapat di

aorta. Impuls dikirim melalui N. Laringeus Rekurens dan Ramus Komunikans N. Laringeus

Superior. Bila serabut ini terangsang terutama bila laring dilatasi, maka terjadi penurunan denyut

jantung.

5. Fungsi Fiksasi.

Berhubungan dengan mempertahankan tekanan intratorakal agar tetap tinggi, misalnya

batuk, bersin dan mengedan.

6. Fungsi Menelan

Terdapat 3 (tiga) kejadian yang berhubungan dengan laring pada saat berlangsungnya

proses menelan, yaitu : Pada waktu menelan faring bagian bawah (M. Konstriktor Faringeus

Superior, M. Palatofaringeus dan M. Stilofaringeus) mengalami kontraksi sepanjang kartilago

krikoidea dan kartilago tiroidea, serta menarik laring ke atas menuju basis lidah, kemudian

makanan terdorong ke bawah dan terjadi pembukaan faringoesofageal. Laring menutup untuk

mencegah makanan atau minuman masuk ke saluran pernafasan dengan jalan menkontraksikan

orifisium dan penutupan laring oleh epiglotis. Epiglotis menjadi lebih datar membentuk

semacam papan penutup aditus laringeus, sehingga makanan atau minuman terdorong ke lateral

menjauhi aditus laring dan maduk ke sinus piriformis lalu ke hiatus esofagus.

7. Fungsi Batuk.

Bentuk plika vokalis palsu memungkinkan laring berfungsi sebagai katup, sehingga

tekanan intratorakal meningkat. Pelepasan tekanan secara mendadak menimbulkan batuk yang

berguna untuk mempertahankan laring dari ekspansi benda asing atau membersihkan sekret yang

merangsang reseptor atau iritasi pada mukosa laring.

8. Fungsi Ekspektorasi.

Dengan adanya benda asing pada laring,maka sekresi kelenjar berusaha mengeluarkan

benda asing tersebut.

9. Fungsi Emosi.

Perubahan emosi dapat meneybabkan perubahan fungsi laring, misalnya pada

Page 5: 138329949 Referat Carcinoma Laring

waktu menangis, kesakitan, menggigit dan ketakutan

Sedangkan definisi karsinoma laring atau yang disebut dengan tumor ganas laring

merupakan kondisi kejadian keganasan yang terjadi pada sel skuamosa laring.Keganasan di

laring kondisi gangguan akibat infeksi yang sering terjadi pada bagian leher dalam khusunya

laring.

A. ANATOMI LARING 1

Struktur penyangga

Struktur kerangka laring terdiri dari satu tulang dan beberapa kartilago yang berpasangan

ataupun tidak . Disebelah superior terdapat os hioideum, struktur yang berbentuk U dan dapat

dipalpasi di leher depan dan lewat mulut pada dinding faring lateral. Meluas dari masing –

masing sisi bagian tengah atau os atau korpus hioideum adalah suatu prosesus panjang dan

pendek yang mengarah ke posterior.dan suatu prosesus pendek yang mengarah ke

superior.tendon dan otot – otot lidah, mandibula , dan kranium, melekat pada permukaan

superior korpus kedua prosesus. Saat menelan kontraksi otot – otot ini mengangkat laring .

Namun bila laring dalam keadaan stabil, maka otot – otot tersebut akan membuka mulut dan

akan berperan dalam gerakan lidah. Di bawah os hioideum dan menggantung pada ligamentum

tirohioideum adalah dua alae atau sayap kartilago tiroidea (perisai).Ke dua alae menyatu di garis

tengah pada sudut yang lebih dulu dibentuk pada pria, lalu membentuk “jakun” (Adam

apple).Pada tepi masing – masing alae, terdapat kornu superior dan inferior. Artikulasio kornu

inferius dan kartilago krikoidea, memungkinkan sedikit pergeseran atau pergerakan antara

kartilago tiroidea dan krikodea.5

Kartilago krikoidea yang juga mudah teraba dibawah kulit, melekat pada kartilago

tiroidea lewat ligamentum krikotiroideum.Tidak seperti struktur penyokong lainnya dari jalan

pernapasan, kartilago krikoidea berbentuk lingkaran penuh dan tak mampu

mengembang.Permukaan posterior atau lamina krikoidea cukup lebar, sehingga kartilago ini

tampak seperti signet ring. Intubasi endotrakea yang lama sering kali merusak lapisan mukosa

cincin dan dapat menyebabkan stenosis subglotis, didapat disebelah inferior, kartilago trakealis

pertama melekat pada krikoid lewat ligamentum interkartilaginosa.5

Page 6: 138329949 Referat Carcinoma Laring

Pada permukaan superior lamina terletak pasangan kartilago aritenoidea masing – masing

berbentuk sepertipiramid berisi tiga. Basis piramidalis berartikulasi dengan krikoid pada

artikulasio krikoatenoidea, sehingga dapat terjadi gerakan meluncur dari medial ke lateral dan

rotasi. Tiap kartilago aritenoidea mempunyai dua prosesus , prosesus vokalis anterior dan

prosesus muskularis lateralis. Ligamentum vokalis meluas ke anterior dan masing – masing

prosesus vokalis dan berisensi ke dalam kartilago tiroidea di garis tengah. Prosesus membentuk

dua perlima bagian belakang dari korda vokalis.Sementara ligamentum vokalis membentuk

bagian membranosa atau bagian pita suara yang dapat bergetar.Ujung bebas dan permukaan

superior korda vokalis suara membentuk glotis.Bagian laring diatasnya disebut supraglotis dan

dibawahnya subglotis.Terdapat dua pasang kartilago kecil didalam laring yang tidak memiliki

fungsi.Kartilago kornikulata terletak dalam jaringan diatas menutupi aritenoid. Disebelah

lateralnya, yaitu didalam plika ariepiglotika terletak kartilago kuneiformis.5

Kartilago epi glotika merupakan struktur garis tengah tunggal yang berbentuk seperti bat

pingpong. Pegangan atau petiolus melekat melalui suatu ligamentum pendek pada kartilago

tiroidea tepat diatas korda vokalis, sementara bagian racquet meluas keatas dibelakang korpus

hioideum ke dalam lumen faring, memisahkan pangkal lidah dan laring.Epiglotis dewasa

umumnya sedikit cekung pada bagian posterior.Namun pada anak dan sebagian orang dewasa,

epiglotis jelas melengkung dan disebut epiglottis omega atau juvenilis.Fungsi epiglottis sebagai

lunas yang mendorong makanan yang ditelan ke samping jalan napas laring.Selain itu, laring

juga disokong oleh jaringan elastik. Di sebelah superior, pada ke dua sisi laring terdapat

membran kuadrangularis yang meluas ke belakang dari tepi lateral epiglotis hingga tepi lateral

kartilgo aritenoidea. Dengan demikian, membran ini membagi dinding antara laring dan sinus

piriformis, dan batas superiornya disebut plika ariepiglotika. Jaringan pasangan elastik lainnya

adalah konus elastikus ( membrana krikovokalis). Jaringan ini jauh lebih kuat daripada membran

kuadrangularis, dan meluas keatas dan medial dari arkus kartilaginis krikoidea untuk bergabung

dengan ligamentum vokalis pada masing – masing sisi. Jadi konus elaktikus terletak dibawah

mukosa di bawah permukaan korda vokalis sejati.5

Page 7: 138329949 Referat Carcinoma Laring

Anatomi laring a) anterior b) anterolateral

Otot – otot laring

Otot – otot laring dapat dibagi dalam dua kelompok.Otot ekstrinsik yang terutama

bekerja pada laring secara keseluruhan, sementara otot intrinsik menyebabkan gerakan antara

struktur – struktur laring sendiri.Otot ekstrinsik dapat digolongkan menurut fungsinya. Otot

depresor atau otot- otot leher ( omohioideus, sternotyroideus, sternohyoideus ) berasal dari

bagian inferior. Otot elevator ( milohyoideus, geniohyoideus, genioglosus, hyoglosus, digastrikus

dan stilohyoideus ) meluas dari os hyoideum ke mandibula, lidah dan prosessus stiloideus pada

kranium. Otot tirohioideus walaupun digolongkan sebagai otot – otot leher, terutama berfungsi

sebagai elevator.Melekat pada os hioideum dan ujung posterior alae kartilago tiroidea adalah otot

konstriktor medius dan inferior yang melingkari faring disebelah posterior dan berfungsi pada

saat menelan. Serat – serat paling bawah dari otot konstriktor inferior berasal dari krikoid,

membentuk krikofaringeus yang kuat, yang berfungsi sebagai sfingter esophagus superior.5

Anatomi otot – otot intrinsik laring paling baik dimengerti dengan mangaitkan fungsinya.

Serat – serat otot interaritenoideus ( aritenoideus ) tranversus dan oblikus meluas antara kedua

kartilago aritenoidea. Bila berkontraksi, kartilago aritenoidea akan bergeser kearah garis tengah,

mengaduksi korda vokalis. Otot krikoaritenoideus posterior meluas dari permukaan posterior

lamina krikoidea untuk berinsersi kedalam procesus muskularis aritenoidea; otot ini

menyebabakan rotasi aritenoid kearah luar dan mengaduksi korda vokalis.Antagonis utama otot

ini, yaitu otot krikoaritenoideus lateralis berorigo pada arkus krikoidea lateralis; insersinya juga

Page 8: 138329949 Referat Carcinoma Laring

pada prosesus muskularis dan menyebabakan rotasi aritenoid ke medial, menimbulkan

aduksi.Yang membentuk tonjolan korda vokalis adalah otot vokalis dan dan tiroaritenoideus

yang hampir tidak dapat dipisahkan; kedua otot ini ikut berperan dalam membentuk tegangan

korda vokalis. Pada individu lanjut usia, tonus otot vokalis dan tiroaritenoideus agak berkurang;

korda vokalis tampak membusur keluar dan suara menjadi lemah dan serak. Otot – otot laring

utama lainnya adalah pasangan otot krikotiroideus, yaitu otot yang berbentuk kipas berasal dari

arkus krikoidea disebelah anterior dan berinsersi pada permukaan lateral alae tiroid yang luas.

Kontraksi otot ini menarik kartrilago tiroidea kedepan, meregang dan menegangkan korda

vokalis.Kontraksi ini secara pasif juga memutar aritenoid ke medial, sehingga otot krikotiroideus

juga dianggap sebagai otot abduktor. Maka secara ringkas dapat dikatakan terdapat satu otot

abduktor, tiga aduktor dan tiga otot tensor seperti yang diberikan berikut ini :5

Laring mempunyai tiga fungsi utama yaitu proteksi jalan napas, respirasi dan

fonasi.Laring membuat suara serta menentukan tinggi rendahnya nada. Saat bernapas pita suara

membuka sedangkan saat berbicara atau bernyanyi akan menutup sehingga udara meninggalkan

paru-paru, bergetar dan menghasilkan suara.Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang

paling kompleks.Pemantauan suara dilakukan melalui umpan balik yang terdiri dari telinga

manusia dan suatu system dalam laring sendiri.Fungsi fonasi dengan membuat suara serta

menentukantinggi rendahnya nada.Tinggi rendahnya nada diatur oleh peregangan plika

vokalis.Syarat suara nyaring yaitu anatomi korda vokalis normal dan rata, fisiologis harus normal

dan harus ada aliran udara yang cukup kuat.Terdapat 3 fase dalam berbicara: pulmonal (paru),

laringeal (lariynx), dan supraglotis/oral. Fase pulmonal menghasilkan aliran energi dengan inflasi

dan ekspulsi udara.Aktivitas ini memberikan kolom udara pada laring untuk fase laringeal.Pada

fase laringeal, pita suara bervibrasi pada frekuensi tertentu untuk membentuk suara yang

Page 9: 138329949 Referat Carcinoma Laring

kemudian di modifikasi pada fase supraglotik/oral.Kata (word) terbentuk sebagai aktivitas faring

(tenggorok), lidah, bibir, dan gigi.Disfungsi pada setiap stadium dapat menimbulkan perubahan

suara, yang mungkin saja di interpretasikan sebagai hoarseness oleh seseorang/penderita.

Adapun perbedaan frekuensi suara dihasilkan oleh kombinasi kekuatan ekspirasi paru dan

perubahan panjang, lebar, elastisitas, dan ketegangan pita suara.Otot adductor laringeal adalah

otot yang bertanggung jawab dalam memodifikasi panjang pita suara.Akibat aktivitas otot ini,

kedua pita suara akan merapat (aproksimasi), dan tekanan dari udara yang bergerak

menyebabkan vibrasi dari pita suara yang elastik. Laring khususnya berperan sebagai penggetar

(vibrator).Elemen yang bergetar adalah pita suara. Pita suara menonjol dari dinding lateral laring

ke arah tengah dari glotis. Pita suara ini diregangkan dan diatur posisinya oleh beberapa otot

spesifik

Persarafaan, Perdarahan dan Drainase limfatik

Dua pasangan saraf mengurus laring dengan persarafan sensorik dan motorik.Dua saraf

laringeus superior dan dan dua inferior atau laringeus rekurens saraf laringeus merupakan cabang

– cabang saraf vagus.Saraf laringeus superior meninggalkan trunkus vagalis tepat dibawah

ganglion nodusum melengkung ke anterior dan medial dibawah arteri karotis eksterna dan

interna, dan bercabang dua menjadi suatu cabang sensorik interna dan cabang motorik

eksterna.Cabang interna menembus membrana tirohioidea untuk mengurus persarafan sensorik

valekula, epiglottis, sinus piriformis dan seluruh mukosa laring superior interna tepi bebas korda

vokalis sejati.Masing – masing cabang eksterna merupakan suplai motorik untuk satu otot saja,

yaitu otot krikotiroideus.Disebelah inferior, saraf rekurens berjalan naik dalam alur diantara

trakea dan esofagus, masuk kedalam laring tepat dibelakang artikulasio krikotiroideus, dan

mengurus persarafan motorik semua otot interinsik laring kecuali krikotiroideus. Saraf rekurens

juga mengurus sensasi jaringan dibawah korda vokalis sejati ( regio subglotis ) dan trakea

superior.5

Karena perjalan saraf inferior kiri yang lebih panjang serta hubungannya dengan aorta, maka

saraf ini lebih rentan cedera dibanding saraf kanan.5

Suplai arteri dan drainase venosus dari laring paralel dengan suplai sarafnya.Arteri dan

vena laringea superior merupakan cabang – cabang arteri dan vena tiroidea superior, dan

keduanya bergabung dengan cabang interna saraf laringeus superior untuk membentuk pedikulus

Page 10: 138329949 Referat Carcinoma Laring

neurovaskuler superious. Arteri dan vena laringea inferior berasal dari pembuluh tiroidea inferior

dan masuk ke laring bersama saraf laringeus rekurens.5

Pengetahuan mengenai drainase limfatik pada laring adalah penting pada terapi kanker.Terdapat

dua system drainase terpisah, superior dan inferior, dimana garis pemisah adalah korda vokalis

sejati. Korda vokalis sendiri mempunyai suplai limfatik yang buruk. Disebelah superor, aliran

limfe menyertai pedikulus neurovaskuler superior untuk bergabung dengan nodi limfatisis

superior dari rangkaian servikalis profunda setinggi os hioideus. Drainase subglotis lebih

beragam, yaitu ke nodi limfatisi pretrakeales ( satu kelenjar terletak tepat didepan krikoid dan

disebut nodi Delphian ), kelenjar getah bening servikalis profunda inferior, nodi

supraklavikularis dan bahkan nodi mediastinalis superior.5 laring mempunyai 3 (tiga) sistem

penyaluran limfe, yaitu :

1. Daerah bagian atas pita suara sejati, pembuluh limfe berkumpul membentuk saluran yang

menembus membrana tiroidea menuju kelenjar limfe cervical superior profunda. Limfe ini juga

menuju ke superior dan middle jugular node.

2. Daerah bagian bawah pita suara sejati bergabung dengan sistem limfe trakea, middle jugular

node, dan inferior jugular node.

3. Bagian anterior laring berhubungan dengan kedua sistem tersebut dan system limfe esofagus.

Sistem limfe ini penting sehubungan dengan metastase karsinoma laring dan menentukan

terapinya

Page 11: 138329949 Referat Carcinoma Laring

Struktur Laring Dalam

Sebagian besar laring dilapisi oleh mukosa toraks bersilia yang dikenal sebagai epitel

respiratorius.Namun, bagian – bagian laring yang terpapar aliran udara yang terbesar, misalnya

permulaan lingua pada epiglottis, permukaan superior plika ariepiglotika, dan permukaan

superior serta tepi batas korda vokalis sejati, dilapisi epitel gepeng yang lebih keras. Kelenjar

penghasil mukus banyak ditemukan dalam epitel respiratorius.5

Struktur pertama yang diamati pada pemeriksaan memakai kaca adalah epiglottis. Tiga pita

mukosa ( satu pita glosoepiglotika mediana dan dua plika glosoepiglotika lateralis ) meluas dari

epiglottis ke lidah. Diantara pita median dan setiap pita lateral terdapat suatu kantong kecil, yaitu

Page 12: 138329949 Referat Carcinoma Laring

valekula. Dibawah tepi bebas epiglotis, dapat terlihat aritenoid sebagai dua gundukan kecil yang

dihubungkan oleh otot interaritenoid yang tipis. Perluasan dari masing – masing aritenoid ke

anterolateralis menuju tepi lateral bebas dari epiglottis adalah plika ariepiglotika, merupakan

suatu membran kuadragularis yang dilapisi mukosa. Dilateral plika ariepiglotika terdapat sinus

atau resesus piriformis.Struktur ini bila dilihat dari atas, merupakan suatu kantung berbentuk

segitiga dimana tidak memiliki dinding posterior. Dinding medialnya dibagian atas adalah

kartilago kuadrangularis dan dibagian bawah kartilago aritenoidea dengan otot – otot lateral yang

melekat padanya, dan dinding lateral adalah permukaan dalam alae tiroid. Disebelah posterior

sinus piriformis berlanjut sebagai hipofaring. Sinus piriformis dan faring bergabung ke bagian

inferior, ke dalam introitus esofagi yang dikelilingi oleh otot krikofaringeus yang kuat.5

Dalam laring sendiri, terdapat dua pasang pita horizontal yang berasal dari aritenoid dan

berinsersi kedalam kartilago tiroidea bagian anterior. Pita superior adalah korda vokalis palsu

atau pita ventricular, dan lateral terhadap kda vokalis sejati. Korda vokalis palsu terletak tepat di

inferior tepi bebas membrane kuadrangularis. Ujung korda vokalis sejati ( plika vokalis ) adalah

batas superior konus elastikus. Otot vokalis dan tiroaritenoideus membentuk massa dari korda

vokalis ini. Karena permukaan superior korda vokalis adalah datar, maka mukosa akan

memantulkan cahaya dan tampak berwarna putih pada laringoskopi indirek. Korda vokalis palsu

dan sejati dipisahkan oleh ventrikulus laringis.Ujung anterior ventrikel meluas ke superior

sebagai suatu divertikulum kecil yang dikenal sebagai sakulus laringis, dimana terdapat sejumlah

kelenjar mucus yang diduga melumasi korda vokalis. Pembesaran sakulus secara klinis dikenal

sebagai laringokel.5

Struktur disekitarnya

Disebelah anterior terdapat ismus kelenjar tiroid yang menutup beberapa cincin trakea

pertama, sementara lobus tiroid terletak diatas dinding lateral trakea dan dapat meluas hingga ke

alae tiroid. Ismus perlu diangkat dan terkadang diinsisi saat melakukan trakeostomi menembus

cincin kartilaginus trakealis yang ketiga.Otot – otot leher menutup laring dan kelenjar tiroid,

kecuali digaris dimana raphe median menyebabkan struktur – struktur laring terletak dalam

posisi subkutan. Membrana krikotiroidea mudah dipalpasi dan dalam keadaan

Page 13: 138329949 Referat Carcinoma Laring

darurat, dapat dengan cepat diinsisi unutk membuat jalan napas, arteri inominata tidak jarang

melewati didepan trakea servikalis, sehingga perlu dilakukan palpasi yang cermat dalam

pelaksanaan trakeostomi. Dilateral dan posterior terhadap laring adalah selubung karotis yang

masing – masing berisi arteri karotis, vena jugularis dan saraf vagus.5

B. HISTOPATOLOGI

Histologi laring normal Mukosa laring dibentuk oleh epitel berlapis silindris semu

bersilia kecuali pada daerah pita suara yang terdiri dari epitel berlapis gepeng tak bertanduk.

Diantara sel-sel bersilia terdapat sel goblet. Membrana basalis bersifat elastis, makin menebal di

daerah pita suara. Pada daerah pita suara sejati, serabut elastisnya semakin menebal membentuk

ligamentum tiroaritenoidea. Mukosa laring dihubungkan dengan jaringan dibawahnya

olehjaringan ikat longgar sebagai lapisan submukosa. Kartilago kornikulata, kuneiforme dan

epiglotis merupakan kartilago hialin. Plika vokalis sendiri tidak mengandung kelenjar. Mukosa

laring berwarna merah

muda sedangkan pita suara berwarna keputihan

Karsinoma sel skuamosa meliputi 95 – 98% dari semua tumor ganas laring, dengan

derajat difrensiasi yang berbeda-beda, yaitu berdiferensiasi baik, sedang dan berdiferensiasi

Page 14: 138329949 Referat Carcinoma Laring

buruk.3 Jenis lain yang jarang kita jumpai adalah karsinoma verukosa, adenokarsinoma dan

kondrosarkoma.

Karsinoma Verukosa.2

Adalah satu tumor yang secara histologis kelihatannya jinak, akan tetapi klinis ganas. Insidennya

1 – 2% dari seluruh tumor ganas laring, lebih banyak mengenai pria dari wanita dengan

perbandingan 3 : 1. Tumor tumbuh lambat tetapi dapat membesar sehingga dapat menimbulkan

kerusakan lokal yang luas.Tidak terjadi metastase regional atau jauh.Pengobatannya dengan

operasi, radioterapi tidak efektif dan merupakan kontraindikasi.Prognosanya sangat baik.

Adenokarsinoma.2

Angka insidennya 1% dari seluruh tumor ganas laring.Sering dari kelenjar mukus supraglotis dan

subglotis dan tidak pernah dari glottis.Sering bermetastase ke paru-paru dan hepar.two years

survival rate-nya sangat rendah. Terapi yang dianjurkan adalah reseksi radikal dengan diseksi

kelenjar limfe regional dan radiasi pasca operasi.

Kondrosarkoma.2

Adalah tumor ganas yang berasal dari tulang rawan krikoid 70%, tiroid 20% dan aritenoid

10%.Sering pada laki-laki 40 – 60 tahun.Terapi yang dianjurkan adalah laringektomi total.

C. EPIDEMIOLOGI

Kebanyakan (70 – 90 %) karsinoma laring ditemukan pada pria usia lanjut. Tipe glotik

merupakan 60 – 65 %, supraglotik 30 – 35 %, dan infraglotik hanya 5 %. Merokok merupakan

penyebab utama.4

D. ETIOLOGI

Asap rokok dan alcohol

Etiologi karsinoma laring belum diketahui dengan pasti.Dikatakan oleh para ahli bahwa perokok

dan peminum alcohol merupakan kelompok orang-orang dengan resiko tinggi karsinoma laring.

Penelitian epidemiologic menggambarkan beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya

karsinoma laring yang kuat adalah rokok, alcohol dan terpajan oleh sinar radioaktif.3

Karsinogen lingkungan

Page 15: 138329949 Referat Carcinoma Laring

Arsen (pabrik, obat serangga), asbes (lingkungan, pabrik, tambang), gas mustar (pabrik), serbuk

nikel (pabrik, lingkungan), polisiklik hidrokarbon (pabrik, lingkungan), vinil klorida (pabrik),

dan nitrosamin (makanan yang diawetkan, ikan asin).2

Infeksi laring kronis

Kuman, rangsangan terus menerus (asap) menyebabkan radang kronis mukosa laring selanjutnya

terjadi hiperplasia, hiperkeratosis, leukoplakia, eritroplakia, sel atipik dan akhirnya menjadi sel

kanker.2

Human papilloma virus (HPV)

Predileksi di korda vokalis. Awalnya tumbuh jaringan berupa papil-papil (papiloma) kemudian

terjadi perubahan maligna menjadi karsinoma verukosa (verrucous carcinoma).2

Genetik

Interaksi faktor etiologi & host berbeda-beda tiap individu.Aktivasi pra karsinogen & inaktivasi

karsinogen amat bervariasi individual.

E. KLASIFIKASI

Klasifikasi Tumor Ganas Laring ( AJCC dan UICC 1988 ):3

Tumor primer ( T )

Supraglotis

Tis : karsinoma insitu

T1 : tumor terdapat pada satu sisi suara / pita suara palsu ( gerakan masih baik ).

T2 : Tumor sudah menjalar ke 1 dan 2 sisi daerah supraglotis dan glotis masih bisa bergerak

( tidak terfiksir ).

T3 : tumor terbatas pada laring dan sudah terfiksir atau meluas ke daerah ke krikod bagian

belakang, dinding medial dari sinus piriformis, dan kearah rongga preepiglotis.

T4 : Tumor sudah meluas keluar laring, menginfiltrasi orofaring jaringan lunak pada leher atau

sudah merusak tulang rawan tiroid.

Glotis

Tis : karsinoma insitu.

T1 : Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih baik, atau

tumor sudah terdapat pada kommisura anterior atau posterior.

Page 16: 138329949 Referat Carcinoma Laring

T2 : Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat bergerak atau

sudah terfiksir ( impaired mobility ).

T3 : Tumor meliputi laring dan pita suara sudah terfiksir.

T4 : Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar dari laring.

Subglotis

Tis : Karsinoma insitu.

T1 : Tumor terbatas pada daerah subglotis.

T2 : Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudah terfiksir.

T3 : Tumor sudah mengenai laring dan pita suara sudah terfiksir.

T4 : Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar laring atau dua –

duanya.

Penjalaran ke kelenjar limfe ( N )

Nx : Kelenjar limfe tidak teraba.

N0 : Secara klinis kelenjar tidak teraba.

N1 : Secara klinis teraba satu kelenjar limfe dengan ukuran diameter 3 cm homolateral.

N2 : Teraba kelenjar limfe tunggal, ipsilateral dengan ukuran diameter 3-6 cm.

N2a : Satu kelenjar limfe ipsilateral, diameter lebih dari 3 cm tapi tidak lebih dari 6 cm.

N2b : Multipel kelenjar limfe ipsilateral, diameter tidak lebih dari 6 cm. 10

N2c : Metastasis bilateral atau kontralateral, diameter tidak lebih dari 6 cm.

N3 : Metastasis kelenjar limfe lebih dari 6 cm.

Metastasis jauh ( M )

Mx : Tidak terdapat / terdeteksi.

M0 : Tidak ada metastasis jauh.

M1 : Terdapat metastasis jauh.

Staging (Stadium)

ST1 : T1 N0 M0

ST II : T2 N0 M0

ST III : T3 N0 M0 atau T1/T2/T3 N1 M0

ST IV : T4 N0/N1 M0

Page 17: 138329949 Referat Carcinoma Laring

T1/T2/T3/T4 N2/N3

T1/T2T3/T4 N1/N2/N3 M1

F. MANIFESTASI KLINIS

1. Serak: Gejala utama Ca laring, merupakan gejala dini tumor pita suara. Hal ini disebabkan

karena gangguan fungsi fonasi laring.Kualitas nada sangat dipengaruhi oleh besar celah glotik,

besar pita suara, ketajaman tepi pita suara, kecepatan getaran dan ketegangan pita suara.Pada

tumor ganas laring, pita suara gagal berfungsi secara baik disebabkan oleh ketidak teraturan pita

suara, oklusi atau penyempitan celah glotik, terserangnya otot-otot vokalis, sendi dan ligament

krikoaritenoid dan kadang-kadang menyerang saraf. Adanya tumor di pita suara akan

mengganggu gerak maupun getaran kedua pita suara tersebut. Serak menyebabkan kualitas suara

menjadi semakin kasar, mengganggu, sumbang dan nadanya lebih rendah dari biasa.Kadang-

kadang bisa afoni karena nyeri, sumbatan jalan nafas atau paralisis komplit.Hubungan antara

serak dengan tumor laring tergantung pada letak tumor.Apabila tumor laring tumbuh pada pita

suara asli, serak merupakan gejala dini dan menetap. Apabila tumor tumbuh di daerah ventrikel

laring, dibagian bawah plika ventrikularis atau dibatas inferior pita suara, serak akan timbul

kemudian. Pada tumor supraglotis dan subglotis, serak dapat merupakan gejala akhir atau tidak

timbul sama sekali. Pada kelompok ini, gejala pertama tidak khas dan subjektif seperti perasaan

tidak nyaman, rasa ada yang mengganjal di tenggorok. Tumor hipofaring jarang menimbulkan

serak kecuali tumornya eksentif.3

2. Suara bergumam (hot potato voice): fiksasi dan nyeri menimbulkan suara bergumam.

3. Dispnea dan stridor: Gejala yang disebabkan sumbatan jalan nafas dan dapat timbul pada tiap

tumor laring. Gejala ini disebabkan oleh gangguan jalan nafas oleh massa tumor, penumpukan

kotoran atau secret maupun oleh fiksasi pita suara. Pada tumor supraglotik dan transglotik

terdapat kedua gejala tersebut.Sumbatan yang terjadi perlahan-lahan dapat dikompensasi. Pada

umunya dispnea dan stridor adalah tanda prognosis yang kurang baik.3

4. Nyeri tenggorok: keluhan ini dapat bervariasi dari rasa goresan sampai rasa nyeri yang tajam.3

5. Disfagia: Merupakan ciri khas tumor pangkal lidah, supraglotik, hipofaring dan sinus

piriformis. Keluhan ini merupakan keluhan yang paling sering pada tumor ganas

postkrikoid.Rasa nyeri ketika menelan (odinofagia): menandakan adanya tumor ganas lanjut

yang mengenai struktur ekstra laring.3

Page 18: 138329949 Referat Carcinoma Laring

6. Batuk dan hemoptisis: Batuk jarang ditemukan pada tumor ganas glotik, biasanya timbul

dengan tertekanya hipofaring disertai secret yang mengalir ke dalam laring. Hemoptisis sering

terjadi pada tumor glotik dan tumor supraglotik.3

7. Nyeri tekan laring adalah gejala lanjut yang disebabkan oleh komplikasi supurasi tumor yang

menyerang kartilago tiroid dan perikondrium.3

G. DIAGNOSIS

Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan suara parau yang diderita sudah cukup

lama, tidak bersifat hilang - timbul meskipun sudah diobati dan bertendens makin lama menjadi

berat. Penderita kebanyakan adalah seorang perokok berat yang juga kadang – kadang adalah

seorang yang juga banyak memakai suara berlebihan dan salah ( vocal abuse ), peminum alkohol

atau seorang yang sering atau pernah terpapar sinar radioaktif, misalnya pernah diradiasi

didaerah lain. Pada anamnesis kadang – kadang didapatkan hemoptisis, yang bisa tersamar

bersamaan dengan adanya TBC paru, sebab banyak penderita menjelang tua dan dari sosial -

ekonomi yang lemah.6

Sesuai pembagian anatomi, lokasi tumor laring dibagi menjadi 3 bagian yakni supraglotis, glottis

dan subglotis, dan gejala serta tanda – tandanya sesuai dengan lokasi tumor tersebut.

Dari pemeriksaan fisik sering didapatkan tidak adanya tanda yang khas dari luar,

terutama pada stadium dini / permulaan, tetapi bila tumor sudah menjalar ke kelenjar limfe leher,

terlihat perubahan kontur leher, dan hilangnya krepitasi tulang rawan – tulang rawan laring.6

Pemeriksaan untuk melihat kedalam laring dapat dilakukan dengan cara tak langsung maupun

langsung dengan menggunakan laringoskop unutk menilai lokasi tumor, penyebaran tumor yang

terlihat ( field of cancerisation ), dan kemudian melakukan biopsi.3

H. DIAGNOSIS BANDING

1. Tumor jinak laring2

Dasar menyokong: suara parau, sesak napas dan stridor

Dasar penolakkan: Terdapat metastase ke kelenjar getah bening regional.

Page 19: 138329949 Referat Carcinoma Laring

2. Nodul vocal2

Dasar menyokong: suara serak dan batuk

Dasar penolakkan: Tidak didapatkan nodul di pita suara sebesar kacang hijau atau lebih kecil

yang berwarna putih.

3. Tuberkulosis Laring2

Dasar penyokong: suara parau, sesak napas, nyeri telan, kadang menyerupai lesi non spesifik dan

bentukan tumor

Dasar penolakan: dengan pemeriksaan laringoskopi serat optic tidak ditemukan lesi pada daerah

laring

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan selain pemeriksaan laboratorium darah, juga

pemeriksaan radiologik. Foto toraks diperlukan untuk menilai keadaan paru , ada atau tidaknya

proses spesifik dan metastasis diparu. Foto jaringan lunak ( soft tissue ) leher dari lateral kadang

– kadang dapat menilai besarnya dan letak tumor, bila tumornya cukup besar. Apabila

memungkinkan, CT scan laring dapat memperlihatkan keadaan tumor dan laring lebih seksama,

misalnya penjalaran tumor pada tulang rawan tiroid dan daerah pre-epiglotis serta metastase

kelenjar getah bening leher.3

Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan patologi-anatomik dari bahan biopsi laring, dan

biosi jarum-halus pada pembesaran kelenjar limf dileher. Dari hasil patologi anatomik yang

terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa.3

Radiologi konvensional

Radiografi jaringan lunak leher merupakan studi survey yang baik.Udara digunakan

sebagai agen kontras alami untuk memvisualisasikan lumenlaring dan trakea.Ketebalan jaringan

retropharyngeal dapat dinilai.Epiglottis dan lipatan aryepiglottic dapat divisualisasikan.Namun,

radiografi tidak memiliki peran dalam manajemen kanker laring saat ini.

Page 20: 138329949 Referat Carcinoma Laring

Gambar 8: Lateral radiograph of the neckshowing the different structures of the larynx: a,

vallecula; b, hyoid bone; c, epiglottis; d, preepiglotticspace; e, ventricle (air-space between

false and true cords); f, arytenoid

b. Computed Tomography – CT Scan

keterlibatan beberapa tempat pada supraglotis laring dan mobilitas pita suara.

Pencitraan dapat membantu dalam mengidentifikasi perluasan submukosa transglotis yang

tersembunyi.Kriteria pencitraan lesi T3 adalah perluasan ke ruang pra-epiglotis (paralayngeal

fat) atau tumor yang mengerosi kebagian dalam korteks dari kartilago tiroid.Tumor yang

mengerosi ke bagian luar korteks kartilago tiroid merupakan stadium T4a.ada yang berpendapat

bahwa kerterlibatan korteks bagian luar saja tanpa keterlibatan sebagian besar tendon bisa

memenuhi kriteria pencitraan lesi T4. Tumor stadium T4 (a dan b) sulit diidentifikasikan hanya

denganpemeriksaan klinis saja, karena sebagian besar kriteria tidak dapat diniai dengan palpasi

dan endoskopi.Pencitraan secara Cross-sectionaldiindikasikan untuk mengetahui komponen

anatomi yang terlibat untuk menentukan stadium tumor.Untuk mendapatkan gambaran yang

baik, ketebalan potongan tidak boleh lebih dari 3 mm dan laring dapat dicitrakan dalam beberapa

detik, dan dengan artefak minimal akibat gerakan.6

Gambar (a) Gambar (b)

Page 21: 138329949 Referat Carcinoma Laring

a)Normal larynx. Axial CT scan shows the normal appearance of the larynx during quiet

respiration. The true vocal cords are abducted

b)Squamous cell carcinoma of the right side of the glottis. Axial CT scan obtained during quiet

respiration shows a tumor of the anterior commissure (arrow).

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI memiliki beberapa kelebihan daripada CT yang mungkin membantu dalam perencanaan

pre-operasi. Pencitraan koronal membantu dalam menentukan keterlibatan ventrikel laryngeal

dan penyebaran transglottic.Pencitraan Midsagittal membantu untuk memperlihatkan hubungan

antara tumor dengan komisura anterior. MRI juga lebih unggul daripada CT untuk karakterisasi

jaringan spesifik. Namun, pencitraan yang lebih lama dapat menyebabkan degradasi gambar

akibat pergerakan.6

a. Gambar MRI laring normal b. Gambar MRI laring abnormal

J. PENATALAKSANAAN

Secara umum ada 3 jenis penanggulangan karsinoma laring yaitu pembedahan, radiasi dan

sitostatika, ataupun kombinasi, tergantung pada stadium penyakit dan keadaan umum pasien.

1. PEMBEDAHAN

Tindakan operasi untuk keganasan laring terdiri dari:

Page 22: 138329949 Referat Carcinoma Laring

A. LARINGEKTOMI1-3

1. Laringektomi parsial. Tumor yang terbatas pada pengangkatan hanya satu pita suara dan

trakeotomi sementara yang di lakukan untuk mempertahankan jalan napas. Setelah

sembuh dari pembedahan suara pasien akan parau. 

2. Hemilaringektomi atau vertikal. Bila ada kemungkinan kanker termasuk pita suara satu

benar dan satu salah.Bagian ini diangkat sepanjang kartilago aritenoid dan setengah

kartilago tiroid.Trakeostomi sementara dilakukan dan suara pasien akan parau setelah

pembedahan. 

3. Laringektomi supraglotis atau horisontal. Bila tumor berada pada epiglotis atau pita suara

yang salah, dilakukan diseksi leher radikal dan trakeotomi. Suara pasien masih utuh atau

tetap normal.Karena epiglotis diangkat maka resiko aspirasi akibat makanan peroral

meningkat. 

4. Laringektomi total. Kanker tahap lanjut yang melibatkan sebagian besar laring,

memerlukan pengangkatan laring, tulang hihoid, kartilago krikoid,2-3 cincin trakea, dan

otot penghubung ke laring.Mengakibatkan kehilangan suara dan sebuah lubang ( stoma )

trakeostomi yang permanen. Dalam hal ini tidak ada bahaya aspirasi makanan peroral,

dikarenakan trakea tidak lagi berhubungan dengan saluran udara – pencernaan.Suatu

sayatan radikal telah dilakukan dileher pada jenis laringektomi ini.Hal ini meliputi

pengangkatan pembuluh limfatik, kelenjar limfe di leher, otot sternokleidomastoideus,

vena jugularis interna, saraf spinal asesorius, kelenjar salifa submandibular dan sebagian

kecil kelenjar parotis (Sawyer, 1990).Operasi ini akan membuat penderita tidak dapat

bersuara atau berbicara. Tetapi kasus yang dermikian dapat diatasi dengan mengajarkan

pada mereka berbicara menggunakan esofagus (Esofageal speech), meskipun kualitasnya

tidak sebaik bila penderita berbicara dengan menggunakan organ laring.Untuk latihan

berbicara dengan esofagus perlu bantuan seorang binawicara.

B. DISEKSI LEHER RADIKAL

Tidak dilakukan pada tumor glotis stadium dini (T1 – T2) karena kemungkinan metastase

ke kelenjar limfe leher sangat rendah.Sedangkan tumor supraglotis, subglotis dan tumor glotis

Page 23: 138329949 Referat Carcinoma Laring

stadium lanjut sering kali mengadakan metastase ke kelenjar limfe leher sehingga perlu

dilakukan tindakan diseksi leher. Pembedahan ini tidak disarankan bila telah terdapat metastase

jauh.5

2. RADIOTERAPI

Radioterapi digunakan untuk mengobati tumor glotis dan supraglotis T1 dan T2 dengan

hasil yang baik (angka kesembuhannya 90%). Keuntungan dengan cara ini adalah laring tidak

cedera sehingga suara masih dapat dipertahankan. Dosis yang dianjurkan adalah 200 rad perhari

sampai dosis total 6000 – 7000 rad.5

3. KEMOTERAPI

Diberikan pada tumor stadium lanjut, sebagai terapi adjuvant ataupun paliatif. Obat yang

diberikan adalah cisplatinum 80–120 mg/m2 dan 5 FU 800–1000 mg/m2.7

Rehabilitasi Suara

Laringektomi total yang dikerjakan untuk mengobati karsinoma laring menyebabkan cacat pada

penderita. Dengan dilakukannya pengangkatan laring beserta pita-suara yang ada dalamnya,

maka penderita akan menjadi afonia dan bernafas melalui stoma permanent di leher.7

Untuk itu diperlukan rehabilitasi terhadap pasien, baik yang bersifat umum, yakni agar pasien

dapat memasyarakat dan mandiri kembali, maupun rehabilitasi khusus yakni rehabilitasi suara

(voice rehabilitation), agar penderita dapat berbicara (bersuara), sehingga berkomunikasi verbal.

Rehabilitasi suara dapat dilakukan dengan pertolongan alat bantu suara, yakni semacam vibrator

yang ditempelkan di daerah submandibula, ataupun dengan suara yang dihasilkan dari esophagus

(eso-phageal speech) melalui proses belajar. Banyak faktor yang mempengaruhi suksesnya

proses rehabilitasi suara ini, tetapi dapat disimpulkan menjadi 2 faktor utama, ialah faktor fisik

dan faktor psiko-sosial.3

Suatu hal yang sangat membantu adalah pembentukan wadah perkumpulan guna menghimpun

pasien-pasien tuna-laring guna menyokong aspek psikis dalam lingkup yang luas dari pasien,

baik sebelum maupun sesudah operasi.7

Page 24: 138329949 Referat Carcinoma Laring

K. PROGNOSIS

Tergantung dari stadium tumor, pilihan pengobatan, lokasi tumor dan kecakapan tenaga

ahli.Secara umum dikatakan five years survival pada karsinoma laring stadium I 90 – 98%

stadium II 75 – 85%, stadium III 60 – 70% dan stadium IV 40 – 50%. Adanya metastase ke

kelenjar limfe regional akan menurunkan 5 year survival rate sebesar 50%.7

Supraglottis (part of the larynx above the vocal cords)

STAGE 5-year relative survival rate

I

II

III

IV

59%

53%

53%

34%Glottis (part of the larynx including the vocal cords)

STAGE 5- year relative survival rate

I

II

III

IV

90%

74%

56%

44%

Sub glottis (part of the larynx below the vocal cords)

STAGE 5 –year relative survival rates

Page 25: 138329949 Referat Carcinoma Laring

I

II

III

IV

65%

56%

47%

32%

Hypopharynx

STAGE 5-year relative survirvival rates

I

II

III

IV

53%

39%

36%

24%

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Page 26: 138329949 Referat Carcinoma Laring

Gejala dini Karsinoma laring adalah suara parau.Suara parau lebih dari 4 minggu harus dicari

teliti penyebabnya. Gejala lebih lanjut antara lain sesak napas, stridor, rasa nyeri di tenggorok

dan batuk/batuk darah.

Diagnosis karsinoma laring ditegakkan berdasar anamnesa, pemeriksaan klinis, radiologi dan

biopsy.

Terapi karsinoma laring tergantung lokasi & stadium, dapat berupa laringektomi parsial atau

total dg atau tanpa diseksi leher, radioterapi, kemoterapi atau kombinasi. Dengan prognosis

tergantung dari stadium tumor, pilihan pengobatan, lokasi tumor dan kecakapan tenaga ahli.

DAFTAR PUSTAKA

1) http://repository.usu.ac.id/embriologi anatomi dan fisiologi laring. Dr Ferryan Sofyan.,

M.Kes,.Sp.THT-KL

Page 27: 138329949 Referat Carcinoma Laring

2) Adam, GL. Tumor-tumor Ganas Kepala dan Leher. Dalam: Adam GL, Boies LR Jr, Higler PA

editors. Boies Buku ajar penyakit THT. Edisi Bahasa Indonesia, Alih bahasa Wijaya C. Jakarta

EGC.1997: 430-52.

2) http://library.usu.ac.id/download/fk/tht-siti%20hajar.pdf

3) Hermani B, Abdurrachman H. Tumor Laring. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin

J, Restuti RD editors. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher.Edisi 6.

Balai Penerbit FKUI Jakarta 2008: h. 194-98.

4) Wim de Jong, Sjamsuhidayat R, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, hal : 461 – 463.

5) Cohen JI. Anatomi dan Fisiologi Laring. Dalam: Adam GL, Boies LR Jr, Higler PA editors.

Boies Buku ajar penyakit THT. Edisi Bahasa Indonesia, Alih bahasa Wijaya C. Jakarta

EGC.1997: 369-77.

6) Haryuna Sh, Tumor Ganas Laring. Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara. Diunduh dari www . repository.usu.ac.id