1317-1020 (Dessy Putri Sona) _makalah Isbd_33

8
MAKALAH MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA MATA KULIAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (33) Oleh : DESSY PUTRI SONA 131710101020 FAKKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

description

ISBD

Transcript of 1317-1020 (Dessy Putri Sona) _makalah Isbd_33

Page 1: 1317-1020 (Dessy Putri Sona) _makalah Isbd_33

MAKALAH

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

MATA KULIAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (33)

Oleh :

DESSY PUTRI SONA 131710101020

FAKKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: 1317-1020 (Dessy Putri Sona) _makalah Isbd_33

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

1. Pengertian dan Fungsi Kebudayaan

Kebudayaan adalah kumpulan pengetahuan yang secara social diwariskan dari

satu generasi ke generasi berikutnya.

Fungsi Akal dan Budi Bagi Manusia

Fungsi akal adalah untuk berfikir. Kemampuan berfikir manusia

mempunyai fungsi mengingat kembali apa yang telah diketahui sebagai

tugas dasarnya untuk memecahkan masalah dan akhirnya membentuk

tingkah laku.

Budi iartikan sebagai batin manusia, panduan akal dan perasaan yang

dapat menimbang baik buruk segala sesuatu.

Jadi jelas bahwa fungsi akal dan budi manusia adalah menunjukkan martabat

manusia dan kemanusiaan sebagai pemegang amanah makhluk tertinggi di alam raya ini.

Manusia Sebagai Animal Simbolicum

Simbol merupakan segala sesuatu (benda, peristiwa, kelakuan, tindakan

manusia, ucapan) yang telah ditempati suatu arti tertentu menurut

kebudayaannya. Komponen utama perwujudan kebudayaan karena

setiap hal yang dilihat dan dialami, diolah menjadi symbol

Fungsi simbol :

a. Faktor pengembangan kebudayaan manusia

b. Terbatas pada gugus masyarakat tertentu

Pengertian Budaya dan Kebudayaan

Komponen utama kebudayaan adalah individu, masyarakat dan alam.

Menurut Ki Hajar Dewantara “Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah

hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam

yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai

rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai

keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.”

Page 3: 1317-1020 (Dessy Putri Sona) _makalah Isbd_33

2. Jenis dan Ragam Kebudayaan di Masyarakat

Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity.

Sebagai contoh cultural universals pencaharian hidup dan ekonomi antara lain mencakup

kegiatan-kegiatan seperti pertanian, peternakan, system produksi, dll. Kesenian misalnya

meliputi kegiatan seni tari, seni rupa dll.

Ciri Kebudayaan :

a. Bersifat menyeluruh

b. Berkembang dalam ruang / bidang geografis tertentu

c. Berpusat pada perwujudan nilai-nilai tertentu

Wujud kebudayaan

a. Ide : tingkah laku dalam tata hidup

b. Produk : sebagai ekspresi pribadi

c. Sarana hidup

d. Nilai dalam bentuk lahir

3. Manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan

Manusia merupakan sebagai pencipta kebudayaan. Manusiaa ini memiliki kemampuan

daya sebagai berikut :

Akal, intelegensia dan intuisi

Dengan kadar intelegensia yang dimiliki manusia mampu belajar sehingga

menjadi cerdas, memiliki pengetahuan dan mampu menciptakan teknologi. Intuisi

menurut Supartono sering setengah disadari, tanpa diikuti proses berfikir cermat,

namun bisa menuntun pada suatu keyakinan.

Perasaan dan emosi

Perasaan adalah kemampuan psikis yang dimiliki seseorang, baik yang berasal

dari rangsangan di dalam atau diluar dirinya. Emosi adalah rasa hati, sering

berbentuk perasaan yang kuat, yang dapat menguasai seseorang, tetapi tidak

berlangsung lama

Kemauan

Kemauan adalah keinginan, kehendak untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

Kemauan dalam arti positif adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan

hidup yang dikendalikan oleh akal budi.

Page 4: 1317-1020 (Dessy Putri Sona) _makalah Isbd_33

Fantasi

Fantasi adalah paduan unsur pemikiran dan perasaan yang ada pada manusia

untuk menciptakan kreasi baru yang dapat dinikmati.

Perilaku

Perilaku adalah tabiat atau kelakuan, merupakan jati diri seseorang yang berasal

dari lahir sebagai factor keturunan yang kemudian diwarnai oleh factor

lingkungannya.

4. Proses dan Perubahan Kebudayaan

Proses

Proses pembudayaan adalah tindakan yang menimbulkan dan menjadikan sesuatu

lebih bermakna untuk kemanusiaan. Proses tersebut diantaranya :

a. Internalisasi merupakan proses pencerapan realitas obyektif dalam kehidupan

manusia.

b. Sosialisasi

Dalam keseharian sosialisasi bisa dikatakan sebagai proses menjelaskan sesuatu

kepada anggota masyarakat agar mengetahui adanya suatu konsep, kebijakan,

suatu peraturan yang menyangkut hak dan kwajiban mereka.

c. Enkulturasi adalah pencemplungan seseorang kedalam suatu lingkungan

kebudayaan, dimana desain khusus untuk kehidupan kelihatan sebagai sesuatu

yang alamiah belaka.

d. Difusi adalah Meleburnya suatu kebudayaan dengan kebudayaan lain sehingga

menjadi satu kebudayaan.

e. Akulturasi adalah percampuran dua atau lebih kebudayaan yang dalam

percampuran itu masing-masing unsurnya masih kelihatan.

f. Asimilasi adalah proses peleburan dari kebudayaan sat ke kebudayaan lain.

Perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai social, pola-pola

perilaku, organisasi, susunan, lembaga-lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam

masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan seterusnya. Dengan diakuinya

dinamika sebagai inti jiwa masyarakat, maka banyak sarjana sosiologi modern yang

mencurahkan perhatiannya pada masalah-masalah perubahan social dan kebudayaan

dalam masyarakat. Masalah tersebut menjadi lebih penting dalam hubungannya dengan

Page 5: 1317-1020 (Dessy Putri Sona) _makalah Isbd_33

pembangunan ekonomi yang diusahakan oleh banyak masyarakat dari Negara yang

kemerdekaan politiknya setelah perang dunia kedua.

Faktor-faktor penyebab perubahan sosial dan kebudayaan

Faktor intern

Faktor ekstern

5. Problematika sosial kebudayaan

Nietzsche mengatakan bahwa untuk lahir sebagai superman, manusia harus terus-

menerus mengatasi dirinya sebagai manusia. Untuk menjadi manusia unggul, manusia

harus bisa meningkatkan dirinya dari sekadar manusiawi (humanus) menjadi lebih

manusiawi (humanior). Manusia unggul keluar dari proses dinamis dan penuh tantangan,

manusia yang bisa menggunakan kehendak dan kuasanya untuk mengatasi rasa

lemahnya. Nietzsche adalah filsuf yang begitu yakin bahwa manusia harus berdiri di atas

sifat-sifat konkretnya.

Manusia bukanlah suatu konsep abstrak sebagaimana dipahami oleh kaum idealis

atau juga kaum materialis. Keduanya sering melahirkan pandangan-pandangan dunia

yang bersifat statis. Padahal, hidup dan kehidupan itu sendiri merupakan sesuatu yang

dinamis dan bergerak terus-menerus. Bukankah Nietzsche sendiri menyatakan, man is

something that is to be surpassed (Manusia adalah sesuatu yang harus dilampaui). Atau

dengan yakin ia menyatakan, what is great in man is that he is a bridge and not a goal;

what is lovable in man is that he is an over- going and down-going (Apa yang agung

dalam diri manusia adalah bahwa dia adalah jembatan dan bukan tujuan; apa yang patut

dicinta dalam diri manusia adalah bahwa dia adalah perjalanan naik dan turun).

Manusia unggul, jika mau merujuk pada Nietzsche, bisa lahir dan dilahirkan dari

manusia yang tak lagi menggantungkan diri segala tekanan dari luar. Dengan tidak

memperpanjang segala kontroversi pendapat Nietzsche, budaya unggul dalam perspektif

ini bisa dijadikan rujukan untuk mengembalikan jati diri dan martabat kebangsaan yang

hancur di tengah keserakahan modal, penguasa, utang luar negeri, bahkan terorisme.

Komodifikasi kebudayaan

1. Terungkap dalam pembicaraan tentang kebudayaan masyarakat yang dikatakan

tidak cocok untuk pembangunan

Page 6: 1317-1020 (Dessy Putri Sona) _makalah Isbd_33

2. berkebalikan dengan yang pertama, yaitu jalur keprihatinan terhadap budaya

bangsa.

Tantangan Kebudayaan

Masyarakat kita yang berbudaya akan beruntung apabila mengenal dan

akrab dengan beberapa kebudayaan barat. Pertemuan dengan kebudayaan

lain selalu memperkaya kita sendiri. Kebudayaan tiruan itu mempunyai

daya tarik luarbiasa sehingga mampu menyedot pandangan kita tentang

nilai, dasar harga diri, dan status. Ia menawarkan kemewahan, kepenuhan

hidup, kemantapan diri, asal kita mau berpikir sendiri, dan berhenti

membuat penilaian sendiri.