13.1 Analisis Sistem - yosnex.files.wordpress.com...memberikan informasi yang bermanfaat dan tepat...

46
Setelah membaca bab ini anda diharapkan memahami hal-hal sebagai berikut: Analisis sistem Metode-metode pengembangan sistem Sistem development life cycle (SDLC) Prototyping Teknik joint aplication development (JAD) Metode rapid aplication development (RAD) Metode dinamic system development (DSDM) Metode soft system Pendahuluan Pada bagian sistem ini, setelah dibahas mengenai konsep sistem informasi pada bab 11 dan sistem manajemen database pada bab 12, akan dibahas mengenai bagaimana menganalisis dan merancang sistem informasi yang dilakukan oleh analisis sistem. Pada bab ini akan dibahas juga mengenai perbedaan tugas analis sistem dengan programer, masalah-masalah apa saja yang harus dianalisis serta metode-metode apa saja yang se-ring digunakan dalam mengembangkan atau merancang sistem informasi. Metode-metode pengembangan yang akan dijelaskan pada bab ini adalah sebagian kecil dari siiklus dan metode pengembangan yang ada di dunia saat ini. Siklus dan meto- de-metode tersebut adalah Siklus dan metode SDLC (System development life cycle), metode prototyping, metode RAD (Rapid aplication development)/ DSDM (Dinamic sys- tem development method) dan metode Soft system (Human activity system)

Transcript of 13.1 Analisis Sistem - yosnex.files.wordpress.com...memberikan informasi yang bermanfaat dan tepat...

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 259

    Setelah membaca bab ini anda diharapkan memahami hal-hal sebagai berikut:

    Analisis sistemMetode-metode pengembangan sistemSistem development life cycle (SDLC)PrototypingTeknik joint aplication development (JAD)Metode rapid aplication development (RAD)Metode dinamic system development (DSDM)Metode soft system

    Pendahuluan

    Pada bagian sistem ini, setelah dibahas mengenai konsep sistem informasi padabab 11 dan sistem manajemen database pada bab 12, akan dibahas mengenaibagaimana menganalisis dan merancang sistem informasi yang dilakukan oleh analisissistem. Pada bab ini akan dibahas juga mengenai perbedaan tugas analis sistem denganprogramer, masalah-masalah apa saja yang harus dianalisis serta metode-metode apasaja yang se-ring digunakan dalam mengembangkan atau merancang sistem informasi.

    Metode-metode pengembangan yang akan dijelaskan pada bab ini adalah sebagiankecil dari siiklus dan metode pengembangan yang ada di dunia saat ini. Siklus dan meto-de-metode tersebut adalah Siklus dan metode SDLC (System development life cycle),metode prototyping, metode RAD (Rapid aplication development)/ DSDM (Dinamic sys-tem development method) dan metode Soft system (Human activity system)

  • 260 BAGIAN IV Sistem

    13.1 Analisis Sistem

    Analis sistem adalah orang yang bertanggung jawab untukmempelajari informasi yang berhubungan dengan masalah-masa-lah yang timbul dan mampu memberikan jalan keluarsesuai de-ngan masalah yang dihadapi.

    Tugas utama dari seorang analis sistem ini adalah menga-nalisis sistem yang telah ada, mengembangkannya dan menyu-sun sistem baru terutama pada sub sistem yang bermasalah de-ngan bantuan teknologi komputer. Kunci utama yang perlu diper-hatikan adalah mengkombinasikan antara hasil analisisnya de-ngan teknologi komputer sehingga dapat menjelaskan bagai-mana sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan denganmetodologi yang tersedia dan teknologi komputer yang dimilikidapat memberikan hasil yang terbaik dalam meningkatkan aktivi-tas perusahaan. Rancangan pengumpulan data, pemasukan,pemrosesan dan penyimpanan data dikomputer yang dilakukananalis sistem haruslah disajikan secara efektif sehingga dapatmemberikan informasi yang bermanfaat dan tepat waktu bagipengguna komputer.

    Tugas seorang analis sistem bukan saja menganalisis danmendesain sistem, tetapi lebih dari itu ia haruslah mampumenya-jikan satu sistem informasi manajemen yang terpadu.Analis sis-tem juga menawarkan suatu perubahan denganmengembangkan teknologi terbaru yang dapat dimanfaatkan olehsuatu perusa-haan.

    Dengan uraian tugas dan tanggung jawab seperti di atas,maka seorang analis sistem haruslah orang yang memiliki pe-ngetahuan yang terpadu antara aktivitas bisnis, sistem informasidan teknologi. Analis sistem bukanlah seorang programer yangditugaskan/merasa mampu membuat program mutakhir dengankomputer untuk menyelesaikan masalah. Seorang programerkomputer belum tentu dapat melakukan analisis masalah yangdihadapi oleh perusahaan, seperti yang harus dilakukan dalampenyusunan sistem informasi. Dalam menyusun sistem informasisuatu perusahaan diperlukan orang yang mampu memahami apaitu sistem informasi, masalah-masalah yang dihadapi dalam sis-tem informasi tersebut dan mampu memberikan solusi sertamenggabungkan solusi tersebut dengan bantuan teknologi kom-puter.

    Ada banyak istilah bagi analis sistem ini, seperti desainersistem, pengembang sistem, konsultan sistem, konsultanmanaje-men, analis operasi, analis informasi, analis bisnis, danknow-ledge enginer untuk sistem pakar tetapi yang paling seringdigu-nakan di Indonesia adalah analis sistem.

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 261

    13.1.1. Tugas dan Tanggungjawab Analis Sistem

    Di perusahaan-perusahaan besar keberadaan analis sistem padaumumnya berada pada divisi pengembangan di bawah tanggungjawab manajer pusat pengembangan. Tugas dari analis sistem iniberbeda-beda pada setiap jenis dan besarnya perusahaan, tetapisecara umum tugas dan tanggung jawab analis sistem adalah se-perti yang diuraikan pada gambar 13.1.

    Selain tugas dan tanggung jawab seperti yang diuraikan padagambar 13.1, seorang analis sistem juga harus memiliki kemam-puan berkomunikasi dengan pihak-pihak lain seperti pemakaikomputer, manajemen, teknisi, bagian administrasi, programmer,penyedia hardware dan software dan database administrator.

    Untuk mendukung pekerjaannya, seorang analis sistem jugaharus memiliki kualifikasi khusus dalam bidang pendidikan. Iaharus seorang sarjana atau master dalam bidang komputer, bis-nis, statistik ataupun teknik industri. Pengalaman dalam penyusu-nan program sangat diperlukan, yang ditunjang dengan pelatihandan pengalaman dalam aktivitas dan sistem bisnis. Pelatihan ter-hadap seorang analis sistem tentunya akan mendukung pekerja-annya, terutama pelatihan yang memberikan pengetahuan ten-tang metode-metode yang digunakan dan struktur-struktur sistemyang ada. Kemampuan berkomunikasi baik secara lisan dan ter-tulis merupakan nilai tambah yang tidak dapat diabaikan bagiseorang analis.

    Seorang analis sistem walaupun ia seorang sarjana, perlumemiliki pengalaman dalam mengikuti pelatihan mengenai stan-dar pengembangan sistem seperti standar sistem database, ko-munikasi data, pengembangan sistem, metode-metode pengem-bangan sistem, dan memahami tentang bagaimana menyusunstudi kelayakan sistem dilihat dari segi biaya dan manfaat yangakan diperoleh dari sistem yang disusun.

    Gambar 13.1 Uraian tugas dan tanggung jawab analis sistem

    URAIAN TUGAS ANALIS SISTEM

    Bertanggung jawab pada : Manajer Pusat Pengembangan

    Tugas utama: 1. Mengumpulkan dan menganalisis data untukmengembangkan sistem informasi. Analis sis-tem bertanggungjawab dalam mempelajari ma-salah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan orga-nisasi/perusahaan untuk menentukan bagaima-na teknologi komputer, prosedur-prosedur dansumber daya manusia dapat bersama-samame-mecahkan masalah dan mengembangkansis-tem yang ada secara terpadu.

    2. Mendesain sistem dan metode untuk dikompu-terisasikan berdasarkan sistem informasi yangada dan memberikan petunjuk penggunaannya.

    Analis sistem harusmemiliki kemampuanberkomunikasi denganpihak-pihak lain sepertipemakai komputer,manajemen, teknisi,bagian administrasi,programmer, penyediahardware dan softwaredan database adminis-trator

  • 262 BAGIAN IV Sistem

    URAIAN TUGAS ANALIS SISTEM(Lanjutan)

    3. Mempertanggungjawabkan temuan-temuan,reko-mendasi-rekomendasi dan spesifikasi-spesifikasi secara formal baik lisan maupundalam laporan resmi.

    Tanggungjawab: 1. Melakukan evaluasi proyek2. Menganalisis sistem yang ada untuk mengetahui

    masalah yang ada dan kemungkinan pemeca-hannya.

    3. Mendefinisikan pengembangan atau perubahansistem bila diperlukan.

    4. Mengevaluasi alternatif pemecahan masalah5. Memilih perangkat keras dan perangkat lunaknya

    (dengan persetujuan atasan).6. Mendesain, alur dan prosedur sistem baru.7. Melakukan supervisi untuk penerapan sistem

    baru.

    Tugas-tugas: 1. Memperkirakan kebutuhan personil, anggaranbi-aya dan jadwal pembuatan sistem.

    2. Mengembangkan dan menerapkan rencana pe-ngembangan sitem sesuai dengan standar yangbaik

    3. Melakukan pengumpulan data melaluiwawancara dan cara lainnya.

    4. Menganalisa dan mendokumentasikan sistemyang telah berjalan.

    5. Merumuskan perlengkapan teknologi terbaru un-tuk menangani masalah-masalah perusahaan.

    6. Mempelajari pengetahuan teknologi manajemenyang akan menggunakan sistem.

    7. Melakukan evaluasi terhadap berbagai teknologiyang mungkin digunakan berdasarkan pertimba-ngan teknis, operasi dan ekonomi.

    8. Melakukan review terhadap sistem baru yang a-kan diajukan untuk persetujuan.

    9. Membuat desain dan melakukan uji coba protipesistem baru

    10. Mendesain struktur data dan file11. Mendesain input, output dan bahasa yang akan

    dipergunakan dalam sistem komputerisasi.12. Mendesain teknik dan bentuk pengumpulan data.13. Mendesain kontrol dan pengamanan sistem.14. Mempersiapkan spesifikasi penerapan program.15. Menerapkan, melakukan uji coba dan mengin-

    tegrasikan program.16. Melakukan supervisi penerapan program17. Mengembangan dan mengarahkan uji coba sis-

    tem dan rencana-rencana selanjutnya.

    Tugas utama analissistem :

    - Menganalisis- Merancang- Menerapkan dan- Memelihara sistem

    informasi yang di-susunnya.

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 263

    Melihat tanggungjawab, tugas-tugas, persyaratan pendidikandan pengalaman serta wawasan yang harus dimiliki oleh seoranganalis sistem, maka jelaslah bagi kita bahwa seorang analis sis-tem diharapkan dapat menjadi orang yang mampu memecahkanmasalah-masalah yang dihadapi perusahaan terutama dalamme-ngatasi kurangnya manajemen yang memahami teknologikom-puter dan penerapannya dalam aktivitas bisnis. Tugasmeme-cahkan masalah ini menjadi kunci utama dari suksesnyakarir se-orang analis sistem. Jenjang karir seorang analis sistemadalah sebagai analis sistem pemula, analis sistem, analis sistemsenior, kepala bagian analis. Bagaimana peranan analis sistemsebagai pemecah masalah, selanjutnya akan diuraikan secaralebih rinci berikut ini.

    13.1.2. Perbedaan Tanggungjawab Analis Sistemdan Programer

    Seorang analis sistem informasi mempunyai tugas dan tanggungjawab yang berbeda dengan seorang programer. Seorang analissistem dari uraian tugas di atas diketahui bertanggungjawab ataspelaksanaan analisis sistem, merancang sistem, menerapkan sis-tem dan mendukung sistem berbasis komputer untuk aplikasi bis-nis. Berikut ini salah satu uraian tugas seorang analis sistem se-cara garis besar bila menggunakan metode SDLC.

    Analisis Sistem

    Analisis sistem adalah studi tentang sistem bisnis yang sedangberjalan dan permasalahannya, menentukan kebutuhan aktivitasbisnis dan permintaan-permintaan pemakai sistem dan melaku-kan evaluasi terhadap berbagai alternatif solusi.

    Perancangan Sistem

    Perancangan sistem, adalah spesifikasi umum dan terinci daripemecahan masalah berbasis komputer yang telah dipilih selamatahap analisis. Spesifikasi perancangan umumnya dikerjakanoleh programer agar sistem informasi yang dirancang dapatditerapkan

    Penerapan Sistem

    Penerapan sistem, adalah menerapkan sistem dalam operasi or-ganisasi. Program komputer diterapkan dan diuji coba, manajerdan pemakai sistem dilatih untuk menggunakan sistem baru danoperasi organisasi dikonversikan pada sistem baru.

  • 264 BAGIAN IV Sistem

    Dukungan Sistem,

    Dukungan sistem, adalah tindak lanjut yang diberikan terhadapsistem informasi yang telah diterapkan dalam operasi perusaha-an. Kegiatan ini mencakup pemeliharaan program dan mening-katkan kemampuan sistem informasi tersebut.

    Karakteristik programer berbeda dengan analis sistem. Seca-ra umum karakteristik programer adalah sebagai berikut:

    Programer hanya bertanggungjawab terhadap program kom-puter yang meliputi komputer, mengoperasikansoftware/prog-ram sistem informasi dan kelengkapannyaserta bahasa pe-mrograman yang digunakan.

    Pekerjaan programer merupakan suatu hal yang pasti, peni-laiannya berkisar pada benar atau tidaknya instruksi-instruksidan logika program.

    Pekerjaan programer tidak banyak membutuhkan hubungandengan pihak lain, umumnya hanya terbatas dengan sesamaprogramer dan analis sistem yang menyiapkan spesifikasiprog- ram.

    Perbedaan tanggungjawab antara programer dan analis sis-tem dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

    Sistem analis tidak hanya berhadapan dengan program kom-puter, ia juga bertanggungjawab dalam pemilihan perangkatkomputer, orang-orang yang akan menggunakan sistem infor-masi manajemen yang disusunnya, prosedur-prosedur sistemdan file/database sistem yang digunakan.

    Kerja yang dihasilkan oleh analis sistem bukan merupakansuatu hal yang pasti. Ada banyak kemungkinan jawabanbetul atau salah. Solusi sistem merupakan suatu hal yangdapat di-rundingkan.

    Hubungan yang harus dijalin oleh sistem analis lebih luas danlebih komplek. Analis sistem harus mampu menjalin hubung-an dengan klien bisnisnya, pihak manajemen, programer,ma-najemen sistem informasi, auditor dan penjual softwaresis-tem informasi (kalau beli) yang masing-masing memilikike-pentingan yang berbeda-beda.

    Kita telah mengetahui bahwa seorang analis sistem bertang-gung jawab untuk mengembangkan sistem infomasi melalui pe-ngumpulan dan pelaksanaan analisis data, dengan tujuan untukmemperoleh solusi atas masalah-masalah yang dihadapi oleh su-atu organisasi/perusahaan.

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 265

    Gambar 13.2 Hubungan antara analis sistem dan pihak lain

    Proses pemecahan masalah pada umumnya terbagi dalamtiga tahap yaitu:

    Pertama, mengidentifikasikan masalah atau situasi yangperlu diperbaiki;

    Kedua, menentukan hasil yang akan dicapai; dan

    Ketiga, mengidentifikasi dan memilih alternatif pemecahanmasalah yang paling sesuai dengan masalah atau kondisiyang dihadapi.

    Aktivitas pemecahan masalah yang bertujuan untuk mengem-bangkan sistem informasi selain dibutuhkan oleh pengguna sis-

    User N

    User 2

    User 1

    .

    .

    .

    Komite Pengawas

    Penjual sofwareSisteminformasi

    Programer Aplikasi

    Programer sistem

    Databaseadministrator

    AnalisSistem

  • 266 BAGIAN IV Sistem

    tem (end users) juga didorong dengan adanya masalah (problem),kesempatan (opportunity) dan pengarahan (directive).

    Masalah (problem) adalah kondisi atau situasi yang tidak di-harapkan terjadi yang menyebabkan terganggunya tujuan, sasa-ran, target dan penerapan kebijakan organisasi. Misalnya ter-ganggunya target penjualan karena adanya keterlambatan dalamproses produksi.

    Kesempatan (opportunity) adalah pengembangan sistem yangada, walaupun sistem tersebut masih layak dipergunakan. Sepertigagasan manajemen untuk melakukan pengetatan jadwal produk-si, walaupun pada saat tersebut target pencapaian produksi be-lum bermasalah.

    Penerapan kesempatan ini lebih bersifat berjaga-jaga, sebe-lum masalah muncul. Pengarahan (directive) adalah perubahanaktivitas atau prosedur berdasarkan permintaan pihak manaje-men, peraturan pemerintah atau pengaruh-pengaruh eksternallainnya.

    Pada prakteknya banyak sekali, kemungkinan timbulnya ma-salah (problem), kesempatan (opportunity) dan pengarahan (di-rective). James Watherbe (1984) mengelompokan masalah, ke-sempatan dan pengarahan itu dalam kerangka kerja yang dise-butnya PIECES yang terdiri dari enam kategori yaitu:

    Kebutuhan untuk meningkatkan kinerja (performance).

    Kebutuhan untuk meningkatkan kualitas informasi atau data(infomation).

    Kebutuhan untuk meningkatkan bidang ekonomi (economy)atau biaya.

    Kebutuhan untuk meningkatkan pengendalian (control) dankeamanan.

    Kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi (efficiency) sumberdaya manusia dan mesin.

    Kebutuhan untuk meningkatkan jasa/pelayanan (service) pa-da pelanggan, rekanan, pegawai dan pihak-pihak lainnya.

    Keenam kerangka kerja tersebut telah dijadikan dasar olehseorang analis sistem dalam memecahkan masalah yang diha-dapi organisasi/perusahaan dengan melakukan analisis terhadapkeenam komponen kerangka kerja tersebut di atas, berikut iniadalah uraiannya.

    Analisis Kinerja

    Kinerja suatu perusahaan bermasalah apabila dalam melaksana-kan aktivitas bisnisnya, perusahaan dan komponen yang ada da-lam perusahaan dianggap berjalan lamban dalam mencapaisasa-ran yang telah ditetapkan.

    Pengarahan (directive)adalah perubahan akti-vitas atau prosedurber-dasarkanpermintaan pihakmanajemen, per-aturanpemerintah ataupengaruh-penga-ruheksternal lainnya.

    Kerangka kerja yangdijadikan dasar peme-cahan masalah olehanalis adalah:

    1. Kinerja2. Informasi/Data3. Ekonomi4. Pengendalian5. Efisiensi6. Pelayanan

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 267

    Analisis Data dan Informasi

    Informasi merupakan hal penting bagi pemakai sistem atau mana-jemen. Sebuah sistem informasi harus mampu menghasilkan in-formasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah adamasalah dalam merealisasikan rencana dan apakah ada kesem-patan untuk memperbaiki penyimpangan. Peningkatan kualitas in-formasi bukan berarti peningkatan jumlah informasi, karena infor-masi yang berlebihanpun dapat menjadi masalah bagi organisa-si/perusahaan.

    Analisis Ekonomi

    Keuntungan ekonomi merupakan pertimbangan paling umumyang mendorong dikembangkannya proyek sistem informasi.

    Analisis Pengendalian dan Keamanan

    Untuk menjaga agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat dica-pai sesuai dengan yang telah ditetapkan, maka semua aktivitasperusahaan perlu dipantau dan dikoreksi apabila terjadi ketidak-sesuaian dengan ketentuan.

    Pengendalian biasanya diterapkan untuk meningkatkan kiner-ja dari sistem, pencegah atau mendeteksi kecurangan atau kega-galan sistem dan menjamin keamanan dari data, informasi danperalatan yang dimiliki oleh perusahaan. Ada dua kondisi yangmendorong diperlukannya analisis pengendalian dan keamanan,yaitu kontrol yang longgar dan kontrol yang ketat.

    Pengendalian yang longgar pada sistem informasi akan me-nyebabkan terjadinya penyimpangan antara sistem informasi dansistem bisnis.

    Analisis Efisiensi

    Pengertian efisiensi adalah output dibandingkan dengan input;masalah-masalah dan kesempatan yang muncul dalam efisiensiadalah bagaimana meningkatkan output dengan meminimalkaninput.

    Analisis Jasa/Pelayanan

    Proyek pengembangan sistem pada umumnya juga didorong olehkeinginan manajemen untuk meningkatkan kualitas pelayanan ke-pada konsumen didalam aktivitas usahanya. Analisis terhadaptingkat pelayanan yang diberikan perusahaan, umumnya dijadi-kan dasar dalam mengevaluasi bagaimana pelaksanaan pelaya-nan yang dilakukan oleh perusahaan selama ini. Meningkatkankualitas pelayanan juga berarti memberikan kepuasan yang opti-mal, baik kepada pelanggan, karyawan dan juga pihak manaje-men.

    Pengendalian biasa-nya diterapkan untukmeningkatkan kinerjadari sistem, pencegahatau mendeteksi kecu-rangan atau kegagalansistem dan menjaminkeamanan dari data,informasi danperalatan yang dimilikioleh perusahaan.

  • 268 BAGIAN IV Sistem

    Seorang analis sistem, sebelum ia menyelesaikan masalahyang dihadapi organisasi melalui pengembangan sisteminformasi maka ia terlebih dahulu harus mempelajari danmengetahui sis-tem informasi yang tengah berjalan pada saat itudan permasa-lahannya, kemudian memilih alternatif pemecahanmasalah yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yangada baru ia dapat merancang sistem baru berdasarkan keinginanpemakai sistem dan selanjutnya.

    Survei dan mempelajari sistem yang tengah berjalanmemiliki tujuan yang sama yaitu untuk memahami sistem yangtengah ber-jalan dan masalahnya sehingga dapat diperolehinformasi yang dapat digunakan untuk menentukan langkahpemecahan apa yang perlu dilakukan.

    Survei lebih bertujuan untuk melakukan penyelidikan awalter-hadap sistem yang sedang berjalan, sedangkan tahapmempe-lajari sistem adalah untuk penyelidikan yang lebih terinci.

    Untuk dapat menentukan hasil yang akan dicapai terlebihda-hulu analis sistem harus mengetahui apa yang dibutuhkan dandi-inginkan oleh pemakai sistem (pemakai) dari pengembangansis-tem yang akan dilakukan. Oleh karena itu menentukankeinginan pemakai sistem adalah tahapan penting, bila inginmeraih sukses dalam menyusun sebuah sistem informasi.

    Tujuan dari tahap penentuan permintaan pemakai adalah un-tuk mengetahui apa yang harus dikembangkan dari sistem yangada tanpa harus mengetahui secara khusus bagaimana sistemtersebut dikembangkannya. Langkah-langkah yang perlu dilaku-kan dalam tahapan ini adalah :

    Libatkan semua pemakai dalam menentukan sisteminformasi yang diinginkan.

    Kaji ulang dan perbaiki kebutuhan aktivitas bisnis untuk sis-tem informasi yang baru.

    Tentukan fungsi-fungsi sistem informasi yang harus tersediapada sistem informasi yang baru.

    Tentukan komponen-komponen sistem informasi yang baru,diluar komponen-komponen yang dikomputerisasikan.

    Untuk melengkapi tahapan ini, maka harus dilakukan tugas-tugassebagai berikut:

    Menentukan tujuan dan prioritas sistem informasi,

    Membuat garis besar keinginan/kebutuhan pemakai dari sis-tem informasi yang baru, dan

    Tentukan secara terinci permintaan pemakai atas sistem in-formasi baru yang akan disusun.

    Survei lebih bertujuanuntuk melakukan pe-nyelidikan awal terha-dap sistem yang se-

    dang berjalan.

    Hasil yang akan dica-pai harus diketahui o-leh analis sistem daripemakai agar apa yangdibutuhkan dan diingin-kan sesuai.

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 269

    Setelah ketiga tahapan yaitu survei, studi dan tahapan pe-nentuan dilaksanakan, selanjutnya analis sistem harus menen-tukan langkah pemecahan apa yang akan dilakukan.

    13.1.3. Kedudukan Analis Sistem Dalam Organi-sasi

    Seorang analis sistem bekerja lebih dari seorang programer kom-puter. Analis sistem harus mampu melakukan pemilihan perang-kat komputer, menentukan orang yang akan menggunakan sis-tem informasi, menyusun prosedur dari sistem informasi tersebutdan menyusun file-file atau database dari sistem informasi yangdikembangkan.

    Seorang analis sistem juga tidak memiliki pekerjaan denganjawaban yang pasti antara salah dan benar karena terdapat ba-nyak pilihan pemecahan masalah. Solusi sistem merupakan solu-si yang dapat dirundingkan, oleh karenanya seorang analis harusmemiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan pemakaisistem (users), manajemen, programer, manajer sistem informasi,auditor dan penjual sistem informasi.

    Analis sistem biasanya bekerja pada divisi Sistem informasiKomputer (Computer Information System/CIS), pada beberapaperusahaan divisi SIK biasa disebut juga sebagai divisi sisteminformasi.

    Karir sebagai seorang analis sistem bukan suatu hal yangmudah diraih, untuk bekerja sebagai seorang analis perlu persia-pan yang matang dan pengalaman yang luas, khususnya menge-nai sistem informasi berbasis komputer.

    Memiliki Pengetahuan Teknis dan Teknologi Sistem Infor-masi

    Analis sistem juga sering dikata --

    nologi sistem informasi saat ini dan trend teknologi dimasa yangakan datang, karena dengan demikian dapat menerangkan kepa-da pemakai sistem bagaimana sebuah teknologi baru dapat mem-berikan manfaat bagi aktivitas usaha pemakaian sistem maupunkegiatan pemakai sistem. Teknologi yang harus dikuasai olehseorang analis sistem diantaranya teknologi database, komunikasidata, pengenalan komputer, pengetahuan mengenai softwarekomputer, pengetahuan tentang komputer grafik, jaringan kom-puter, generasi-generasi komputer dan pengamanan komputer.

    Analisis sistem harusmemiliki pengetahuanteknis dan teknologisistem informasi saatini dan trend teknologidimasa yang akan da-tang

  • 270 BAGIAN IV Sistem

    Memiliki Pengetahuan dan Pengalaman PemogramanKomputer

    Seorang analis harus memahami bahasa pemograman komputertingkat tinggi untuk diaplikasikan dalam aktivitas bisnis, sepertiCOBOL, atau FORTRAN untuk bidang teknik dan lain-lain. Adabeberapa bahasa pemograman generasi ke empat yang perlu di-kenal oleh seorang analis yaitu, FOCUS, IDEAL, NATURAL.ADS/O, RAMIS, SAS, MANTIS, RBASE, dBASE, Cliper, VisualFoxpro dan ORACLE. Beberapa perusahaan software komputerkini banyak yang mengembangkan bahasa C, terutama untuk pa-ket-paket software untuk PC. Bahasa-bahasa pemograman inidigunakan untuk mendukung pembuatan prototipe sistem. Baha-sa pemrograman ini juga akan membantu analis dalam meran-cang sistem yang akan disusunnya.

    Memiliki Pengetahuan Bisnis Secara Umum

    Karena sistem informasi lebih banyak diterapkan dalam aktivitasbisnis, maka penting sekali bagi seorang analis memiliki penge-tahuan aplikasi dan fungsi-fungsi dalam aktivitas bisnis tersebut,seperti pengetahuan tentang manajemen atau produksi. Bila pe-nekanan sistem ini untuk mengembangkan sistem informasi padasebuah perusahaan, maka hal ini merupakan suatu tantangan ba-gi para analis untuk menambah wawasannya dengan pengetahuanaplikasi komputer untuk bisnis.

    Beberapa aplikasi bisnis umum yang perlu diketahui dianta-ranyaadalah: manajemen keuangan, manajemen biaya atau akun-tansi manajemen, metode-metode kuantitatif seperti statistik, pe-masaran, manajemen operasi dan persediaan, manajemen perso-nalia, keuangan, perilaku organisasi, serta hukum dan etika bisnis.

    Memiliki Kemampuan Memecahkan Masalah

    Kemampuan memecahkan masalah adalah hal yang paling pen-ting dimiliki oleh seorang analis, karena dalam aktivitas kerjanyaanalis dituntut untuk mampu memecahkan berbagai masalah yangdihadapi organisasi/perusahaan. Analis harus mampu memilah-milah masalah yang terjadi pada kelompok-kelompok tersendirisesuai dengan kategori masalahnya, menganalisis berbagai as-pek yang menyebabkan masalah itu muncul, dan kemudian meng-gunakan sistem untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

    Mampu Berkomunikasi Dengan Baik

    Berkomunikasi dengan efektif baik lisan maupun tulisan pentingdimiliki oleh seorang analis. Tanpa mampu berkomunikasi denganbaik, sulit bagi seorang analis mengkomunikasikan gagasan-ga-gasan dalam mengembangkan sistem informasi pada pemakaisistem atau pada manajemen.

    Analis sistem harusdapat menggunakanbahasa komputer ting-kat tinggi untuk diapli-kasikan dalam aktivitasbisnis

    Analis sistem harusmemiliki pengetahuanaplikasi dan fungsi-fungsi dalam aktivitasbisnis

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 271

    Mempunyai Relasi Yang Luas

    Orientasi kerja sebuah pengembangan sistem informasi melihatorang sebagai pengguna bukan alat yang digunakan, oleh kare-nanya seorang analis sistem harus bersifat terbuka atau mampuberorientasi pada orang-orang disekitarnya. Kemampuan menjalinhubungan atau membina hubungan akan menolong analis bekerjaefisien. Statregisnya posisi seorang analis juga menuntutnya un-tuk mampu membina hubungan yang luas dengan berbagai ka-langan.

    Tanggungjawab analis yang utama adalah kepada manaje-men dan pekerjanya/karyawan. Sebagai pembawa perubahan,analis tentu harus mampu mengkomunikasikan perubahan yangdibawanya pada setiap orang, untuk itulah kemampuan membinahubungan menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh seoranganalis. Analis sistem tidak bekerja sendiri, tetapi bekerja dalamsatu tim.

    Secara formal, seorang analis sistem harus mengikuti pelatih-an menganalisis dan merancang sistem.

    Sukses akan diraih oleh seorang analis jika selalu bekerja se-suai dengan prinsip dan konsep dasar kerja sebuah sistem. Prin-sip dan konsep dasar yang terdiri dari enam dasar prinsip dimanaanalis sistem harus mementingkan kebutuhan pemakai (user)karena sistem dibuat untuk pemakai; analis juga harus metapkanfase-fase dan tugas-tugas agar pengembangan sistem dapat di-kelola dengan baik. Analis harus mampu melakukan pertimba-ngan ekonomi; analis harus mampu menetapkan poin-poin pe-ngecekan untuk mengevaluasi kelayakan dan jangan takut untukmundur bila tidak layak dan yang perlu diingat segera dokumen-tasikan apa yang dihasilkan dalam pengembangan sistem.

    Banyaknya aktivitas yang harus dilakukan seorang analis da-lam mengembangkan sistem, tentunya perlu didukung dengan pe-ngetahuan, pendidikan formal dan wawasan yang luas, karena ji-ka tidak terpenuhi maka proses pemecahan masalah melalui pe-ngembangan sistem tidak dapat tercapai.

    Berpengalaman sebagai analis artinya pernah terlibat secaralangsung dalam proyek pengambangan sistem informasi. Penga-laman ini berguna untuk meningkatkan keterampilan dan kualitasdari analis sistem, agar menjadi seorang analis yang sukses ma-ka diperlukan kesabaran.

    13.2 Siklus, Metode dan TeknikPengembangan Sistem Informasi

    Dengan berkembangnya teknologi yang sangat pesat dewasa inidimana hampir semua sektor kehidupan memanfaatkan dan ter-gantung kepada kemajuan teknologi khususnya teknologi kompu-ter, para pengembang sistem informasi dituntut untuk menyajikansoftware aplikasi sistem informasi yang lebih kompleks dan ber-kualitas tinggi untuk mendukung perkembangan dunia usaha yangterus berkembang saat ini.

    Prinsip suksesanalis:

    - Mementingkan kebu-tuhan pemakai

    - Menetapkan fase-fase dan tugas-tugas

    - Melakukan pertim-bangan ekonomi

    - Menetapkan poin-poin pengecekan

    - Jangan takut mundurbila tidak layak

    - Dokumentasi

  • 272 BAGIAN IV Sistem

    Tetapi sayangnya di Indonesia tuntutan ini belum sepenuhnyadidukung dengan tersedianya sumber daya manusia yang mema-dai sehingga lamban dalam mengantisipasi terhadap perkemba-ngan teknologi baru serta tidak dimilikinya metode dan proseduryang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan yang semakin hari se-makin kompleks. Seringkali antara metode, prosedur dan teknolo-gi tidak dapat diintegrasikan secara optimal. Kondisi-kondisi seper-ti ini menghasilkan sistem informasi yang kurang mendukung pe-ningkatan produktivitas, sehingga memaksa manajemen dihadap-kan kepada dua alternatif keputusan antaramemiliki sistem informa-si yang berkualitas atau melakukan efisiensi pengembangan.

    Dalam pengembangan sistem informasi kita mengenal ada-nya siklus pengembangan sistem informasi (life cycle). Pada per-kembangan selanjutnya banyak profesional sistem informasi yangmengatakan bahwa siklus pengembangan sistem informasi ini su-dah tidak dapat dipergunakan lagi dan diganti kedudukannya de-ngan diperkenalkannya teknik-teknik dan metode pengembangansistem informasi yang baru, sedangkan sebagian lagi mengatakanbahwa siklus sistem informasi masih tetap ada dan keberadaan-nya dilengkapi dengan adanya teknik dan metode lainnya. Uraianselanjutnya pada bab ini akan menjelaskan bagaimana pengertiandari terminologi-terminologi yang digunakan diatas.

    13.2.1 Siklus

    Siklus (life cycle) dalam hal ini siklus pengembangan sistem infor-masi adalah tahapan-tahapan dan tugas-tugas yang yang harusdilakukan dalam mengembangkan sistem informasi, tanpa mem-perhatikan sistem informasi jenis apa yang akan dibuat dan sebe-rapa luas yang harus dihasilkannya. Contoh dari siklus adalah sik-lus pengembangan sistem atau systems develompement life cyc-le (SDLC).

    Tabel 13.1 Tahapan dalam SDLC tradisional dan modernSDLC Tradisional SDLC Modern

    1. Analisis (Analsys) 1. Perencanaan (Planning )2. Perancangan (Design) 2. Analisis (Analyisis)3. Penerapan (Implementation) 2. Perancangan (Design)4. Pemeliharaan (Maintenance) 3. Penerapan (Implementation)

    4. Pemeliharaan (Maintenance)

    13.2.2 Metodologi

    Metodologi (metode) adalah rincian secara menyeluruh darisiklus pengembangan sistem informasi yang mencakup :

    1) Langkah demi langkah tugas dari masing-masing tahapan

    2) Aturan yang harus dijalankan oleh individu dan kelompokdalam melaksanakan setiap tugas

    Metodologi (metode)adalah rincian secaramenyeluruh dari sikluspengembangan sisteminformasi

    Siklus (life cycle) ada-lah tahapan-tahapandan tugas-tugas yangharus dilakukan dalamme-ngembangkansistem informasi.

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 273

    3) Standar kualitas dan pelaksanaan dari masing-masing tu-gas

    4) Teknik-teknik pengembangan yang digunakan untuk ma-sing-masing tugas ini berkaitan dengan teknologi yangdigunakan oleh pengembang.

    Berikut ini beberapa metodologi yang populer digunakan dalammembangun sistem informasi manajemen atau sistem informasilainnya.

    Metode System Development Life Cycle (SDLC)

    SDLC adalah salah satu metode pengembangan sistem informasiyang populer pada saat sistem informasi pertama kali berkembang.Metode SDLC merupakan metode pengembangan sistem infor-masi yang pertama kali digunakan. karena itulah metode ini dika-takan sebagai metode tradisional dalam pengembangan sisteminformasi. Selanjutnyaberbagai metode pengembangan sistem in-formasi dikembangkan. Metode SDLC hanyalah salah satu dari ra-tusan metode pengembangan sistem informasi yang ada di duniasaat ini. Bagi seorang analis profesional yang bergerak dalam bi-dang pengembangan sistem informasi, maka mengetahui berba-gai metode yang berkembang seputar pengembangan sistem in-formasi merupakan hal yang sangat penting, agar dapat memilihmetode mana yang paling tepat untuk dapat digunakan dalammenangani masalah sistem informasi manajemen suatu perusaha-an.

    Metode System Development Life Cycle (SDLC) adalah ta-hap-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem infor-masi dan programer dalam membangun sistem informasi. SDLCjuga merupakan alat untuk manajemen projek yang bisa diguna-kan untuk merencanakan, memutuskan dan mengontrol prosespengembangan sistem informasi. Metode SDLC ini seringkali di-namakan juga sebagai proses pemecahan masalah, yang lang-kah-langkahnya meliput:

    Melakukan survei dan menilai kelayakan projek pengem-bangan sistem informasi,

    Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedangberjalan,

    Menentukan permintaan pemakai sistem informasi,

    Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik,

    Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkatlunak (software) komputer,

    Merancang sistem informasi baru,

    Membangun sistem informasi baru,

    SDLC adalah tahap-ta-hapan pekerjaan yangdilakukan oleh analissistem dan programerdalam membangun sis-tem informasi.

  • 274 BAGIAN IV Sistem

    Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem infor-masi baru,

    Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem in-formasi baru bila diperlukan.

    Gambar 13.3 Tahapan metode systems development life cycle

    Melakukan Survei dan Menilai Kelayakan Projek

    Tahap ini disebut juga sebagai tahap penelaahan awal atau tahapstudi kelayakan yang diperlukan untuk mengetahui memadai atautidaknya sumber daya yang akan dipergunakan pada fase-fase pe-ngembangan selanjutnya. Pada tahap ini akan ditentukan ruanglingkup projek bagi semua pemakai sistem informasi dari berbagaitingkat pertanggungjawaban, meneliti masalah dan berbagai ke-mungkinan adanya kendala dari segi teknik dan bisnis, menentu-kan sasaran projek dan menentukan solusi yang mungkin diterap-

    1

    Survei ruang lingkupprojek dan

    kelayakannya

    2

    Mempelajari sistemyang sedang

    berjalan

    3

    Menentukanpermintaan user

    4

    Pemilihan solusimasalah dari

    alternatif yang dibuat

    6

    Menentukanhardware dan

    softwarekomputer

    5

    Merancang sistembaru

    7

    Membangun/menyusun sistemInformasi baru

    8

    Memperkenalkansistem informasimanajemen baru

    9

    Memeliharan danmeningkatkan

    kemampuan sistem

    Laporan StudiKelayakan

    laporanpermasalahan

    Laporan KebutuhanPemakai (user)

    Konfigurasi

    Persetujuanproposal sistem

    Softwarekomputer

    Spesifikasirancangan

    Permintaan proposalProposal

    Penyalur

    Pelatihanuser

    User

    Permintaan/kebutuhan

    Fakta-fakta

    opini danpersetujuan

    opini-opini

    Permohonanprojek

    Menyerahkan sisteminformasi dan langkahlangkah selanjutnya

    Mulai

    Akhir

    Sistem informasimanajemen baru

    Masukan: permohonanPojek

    Keluaran: Laporan studikelayakan

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 275

    kan. Hasil dari survey adalah laporan kelayakan yang berisi temu-an-temuan, rekomendasi, pertimbangan biaya dan manfaat yangakan diperoleh. Temuan-temuan ini sebelum dilaksanakan harusdiketahui oleh komite pengawas (steering comittee).

    Mempelajari dan Menganalisis Sistem informasi yangSedang Berjalan

    Tahap mempelajari (studi) sistem informasi yang sedang berjalansangat berguna untuk mengetahui sebab dan akibat yang ditim-bulkan oleh masalah, kesempatan dan pengarahan yang terjadi.Jadi untuk menganalisis ketiga unsur tersebut maka mempelajarisistem informasi yang sedang berjalan sangat diperlukan. Outputdari tahap ini akan menghasilkan laporan yang mengungkapkanadanya berbagai permasalahan (problem statement).

    Menentukan Permintaan Pemakai Sistem informasi

    Analis seringkali melupakan tahapan ini. Umumnya setelah mela-kukan survei dan mempelajari masalah yang terjadi dari sistem in-formasi yang tengah berjalan, analis langsung saja membuat al-ternatif-alternatif solusi dan menterjemahkannya dalam programkomputer. Hal inilah yang sering menimbulkan keluhan-keluhandari pemakai sistem informasi bahwa sistem informasi yang disu-sun analis tidak dapat digunakan dan tidak sesuai dengan per-mintaan. Jelaslah bahwa mengetahui keinginan pemakai sisteminformasi merupakan kunci sukses dari pembuatan atau pengem-bangan sistem informasi. Tujuan dari penentuan keinginan pema-kai sistem informasi adalah untuk mengetahui apa yang diharap-kan pemakai sistem dari sistem informasi yang baru. Secara u-mum keinginan para pemakai sistem informasi dari sistem infor-masi baru meliputi data (input), pemrosesan (processing) dan ha-sil (output). Hal terpenting adalah bahwa garis besar sistem infor-masi baru tersebut di atas sebelum dibuat detail sistem informa-sinya harus mendapat persetujuan dari para pemakai sistem in-formasi. Pada tahapan ini analis sistem informasi akan menge-luarkan laporan permintaan (requirement statement) dari pemakaisistem informasi yang akan dijadikan dasar untuk pembuatan al-ternatif pemecahan masalah.

    Memilih Pemecahan Masalah Sistem yang Terbaik.

    Mengembangkan sistem informasi dilakukan berdasarkan keingi-nan pemakai sistem. Para pemakai sistem akan membantu analissistem dalam menentukan bagaimana sebaiknya sistem informa-si berbasis komputer harus dibuat dan dioperasikan agar sesuaidengan kebutuhan pemakai. Seorang analis yang baik sebelummemberikan berbagai alternatif pemecahan masalah, akan mem-perhatikan permintaan-permintaan, menganalisis permintaan dan

    Pemecahan masalahharus berdasarkan kepa-da permintaan-perminta-an dan hasil analisis ter-hadap permintaan terse-but.

    Masukan: -Laporan studikelayakan

    -Fakta-fakta

    Keluaran: Laporanpermasalahan

    Masukan: -Laporanpermasalahan

    -Permintaan/kebutuhan

    Keluaran: Laporankebutuhanpemakai

  • 276 BAGIAN IV Sistem

    menawarkan pemecahan masalah yang baik berdasarkan hasilanalisisnya. Pemakai (End user) selanjutnya akan mengevaluasiberbagai alternatif pemecahan masalah yang diajukan secara tek-nik, operasional dan ekonomis. Secara formal tahap pemilihan al-ternatif solusi ini akan dibuat dalam proposal pengembangan sis-tem informasi, dan proposal yang telah disetujui akan diperguna-kan sebagai dasar menuju pada langkah pengembangan sisteminformasi selanjutnya.

    Merancang Sistem Informasi Baru

    Setelah memahami apa yang diinginkan pemakai (end user) sis-tem informasi yang akan dibangun, analis sistem informasi harusmemahami bagaimana menterjemahkan keinginan pemakai sis-tem informasi tersebut kedalam bahasa komputer, untuk selanjut-nya mulailah ia dapat merancang sistem informasi baru. Peranca-ngan sistem informasi baru umumnya meliputi, output, input, file-file, database, komputer dan bahasa yang digunakan, metode danprosedur serta pengendalian intern. Analis sistem informasi dalammerancang sistem informasi harus memiliki kemampuan dalamhal pemograman komputer, hasil dari tahap perancangan ini ada-lah spesifikasi desain. Alternatif lain yang dapat digunakan adalahdengan membuat prototipe dari sistem informasi yang akan disu-sun. Penyusunan prototipe ini biasanya menggunakan bahasakomputer tingkat tinggi yang biasa digunakan untuk aplikasi pe-mrograman seperti dBase, Visual Foxpro,Oracle atau bahasa lain-nya.

    Menentukan Hardware dan Software Komputer

    seperti seorang arsitek yang telah disetujui membangun sebuahrumah, maka selanjutnya ia akan menentukan material yang akandipergunakan. Demikian juga dengan seorang analis sistem infor-masi, setelah proposal pengembangan sistem informasi yang dia-jukan disetujui, maka akan menentukan hardware dan softwareyang akan digunakan, dan bagaimana cara mendapatkannya .

    Membangun/Menyusun Sistem Informasi Baru

    Apabila pemakai sistem informasi telah menyetujui rancanganyang diajukan maka mulailah analis membangun/menyusun sis-tem informasi baru. Waktu yang dibutuhkan untuk membangunsistem informasi baru ini biasanya cukup lama. Tahap pembangu-nan sistem informasi ini dapat dilakukan oleh programer dan pe-ranan analis sistem informasi pada tahap ini lebih banyak mem-berikan pengarahan.

    Masukan:-Laporankebutuhanpemakai

    -Opini danpersetujuan

    Keluaran: Persetujuanproposalsistem

    Masukan: -Persetujuanproposalsistem

    -Opini-opini

    Keluaran: Spesifikasirancangan

    Masukan: -Laporankebutuhanpemakai

    -Persetujuanproposalsistem

    Keluaran: Konfigurasiyang sesuai

    Masukan: Spesifikasirancangan

    Keluaran: Softwarekomputeryang sesuaidengankebutuhan.

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 277

    Memperkenalkan Sistem Informasi Manajemen Baru

    Hasil dari penyusunan sistem informasi (manajemen) adalah se-buah software komputer yang siap digunakan dan sesuai dengankebutuhan semua user, untuk selanjutnya analis harus memper-kenalkan paket sistem informasi baru tersebut untuk dioperasi-kan. Pada penerapan sistem informasi baru, analis harus benar-benar berperan sebagai perantara yang dapat membantu pema-kai sistem untuk berpindah dari sistem informasi lama ke sisteminformasi baru. Pada tahap ini pelatihan secara tertulis maupunpraktek harus diberikan oleh analis, agar pemakai dapat mengo-perasikan sistem informasi baru.

    Memelihara dan Meningkatkan Sistem informasi

    Tugas analis sistem informasi dalam memecahkan masalah yangdihadapi organisasi belumlah selesai walaupun sistem informasibaru telah disusun dan telah diterapkan dalam aktivitas organisa-si, meskipun masalah yang dihadapi oleh organisasi telah terpe-cahkan, tetapi analis sistem informasi memiliki tanggungjawab un-tuk terus melakukan pengawasan dan pengembangan, melalui pe-meliharaan dan peningkatan sistem informasi. Pemeliharaan yangdilakukan analis adalah dengan melakukan perbaikan-perbaikanpada kesalahan-kesalahan atau kegagalan-kegagalan yang tim-bul dalam penggunaan sistem informasi. Banyak kegagalan yangmuncul pada saat diterapkan dan tidak muncul pada tahap-tahapsebelumnya. Sedangkan yang dimaksud dengan peningkatan a-dalah penambahan fasilitas sistem informasi seperti pada penya-jian laporan, penggabungan dengan sistem informasi lain dan tam-pilan-tampilan baru di layar.

    Tahap-tahapan pada pengembangan sistem informasi tidakdapat dilakukan secara terpisah atau sendiri-sendiri, tetapi satusama lain harus saling berkaitan, dan dapat saja terjadi pada saatsuatu tahap belum selesai tahap berikutnya sudah dapat dilaksa-nakan. Misalnya pada saat suatu permintaan dari pemakai telahditentukan maka analis sudah dapat mulai mencari solusi, mela-lui pengindentifikasian dan pengevaluasian alternatif solusi yangdiusulkan. Tetapi perlu diingat bahwa walaupun tahap-tahap ter-sebut bisa berjalan bersamaan, sistem informasi baru tersebuttidak dapat diterapkan, sebelum teknologi yang mendukungnyadimiliki.

    Metode Prototyping

    Secara umum tujuan pengembangan sistem informasi adalah un-tuk memberikan kemudahan dalam penyimpanan informasi, me-ngurangi biaya dan menghemat waktu, meningkatkan pengenda-lian, mendorong pertumbuhan, meningkatkan produktivitas sertaprofitabilitas organisasi. Dalam beberapa tahun terakhir ini pe-ningkatan produktivitas organisasi ini dibantu dengan berkem-bangnya teknologi komputer, baik hardware maupun softwarenya.Tetapi tidak semua kebutuhan sistem informasi dengan komputer

    Masukan: Softwarekomputeryang sesuaidengankebutuhan.

    Keluaran: Sisteminformasimanajemenbaru

    Masukan: Sisteminformasimanajemenbaru

    Keluaran: Sisteminformasimanajemendan langkahselanjutnya

  • 278 BAGIAN IV Sistem

    itu dapat memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah yangdihadapi organisasi. Keterbatasan sumber daya dan anggaranpemeliharaan memaksa para pengembang sistem informasi untukmenemukan jalan untuk mengoptimalkan kinerja sumber dayayang telah ada.

    Karakteristik dari suatu sistem informasi manajemen yanglengkap tergantung dari masalah yang dihadapi, proses pengem-bangannya dan tenaga kerja yang akan dikembangkannya. Se-iring dengan perkembangan permasalahan karena berubahnyalingkungan yang berdampak kepada perusahaan maka yangmenjadi parameter proses pengembangan sistem informasi yaitumasalah yang dihadapi, sumber daya yang tersedia dan peruba-han, sehingga hasil pengembangan sistem informasi manajemenbaik yang diharapkan oleh perorangan maupun oleh organisasiturut berubah.

    Perubahan tersebut pada akhirnya menimbulkan ketidak pas-tian dan menambah kompleks/rumit masalah yang dihadapi olehpara analis sistem informasi. Metode tradisional seperti SDLC di-anggap tidak lagi mampu memenuhi tantangan perubahan dankompleknya masalah yang dihadapi tersebut. Sekitar awal tahundelapan puluhan, para profesional dibidang sistem informasi mem-perkenalkan satu metode pengembangan sistem informasi baru,yang dikenal dengan nama metode prototyping.

    Metode prototyping sebagai suatu paradigma baru dalam pe-ngembangan sistem informasi manajemen, tidak hanya sekedarsuatu evolusi dari metode pengembangan sistem informasi yangsudah ada, tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam pengem-bangan sistem informasi manajemen. Metode ini dikatakan revo-lusi karena merubah proses pengembangan sistem informasi yanglama (SDLC).

    Menurut literatur, yang dimaksud dengan prototipe (prototype)ring digunakan oleh perusahaan

    industri yang memproduksi barang secara masal. Tetapi dalamkaitannya dengan sistem informasi definisi kedua dari Websteryang menyebutkan bahwathe essential features of later type. , yang bila diaplikasikan da-lam pengembangan sistem informasi manajemen dapat berartibahwa prototipe tersebut adalah sistem informasi yang menggam-barkan hal-hal penting dari sistem informasi yang akan datang.Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yanglengkap, tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikem-bangkan, ditambahkan atau digabungkan dengan sistem informa-si yang lain bila perlu.

    Dalam beberapa hal pengembangan software berbeda de-ngan produk-produk manufaktur, setiap tahap atau fase pengem-bangan sistem informasi merupakan bagian yang tidak terpisah-kan dari seluruh proses yang harus dilakukan. Proses ini umum-nya hanya untuk satu produk dan karakteristik dari produk terse-but tidak dapat ditentukan secara pasti seperti produk manufaktur,

    soft-ware tidaklah tepat.Istilah prototyping dalam hubungannya dengan

    Metode prototypingsebagai suatu paradig-ma baru dalam pe-ngembangan sistem in-formasi manajemen,ti-dak hanya sekedarsu-atu evolusi darimetode pengembangansistem informasi yangsudah ada, tetapisekaligus merupakanrevolusi da-lampengembangan sisteminformasi manajemen

    Karakteristik sisteminformasi manajemenyang lengkap tergan-tung dari masalah yangdihadapi, proses pe-ngembangannya dantenaga kerja yang akandikembangkannya

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 279

    pengembangan software sistem informasi manajemen lebih me-rupakan suatu proses bukan prototipe sebagai suatu produk.

    Prototipe merupakan model kerja dari sebuah sistem informa-si manajemen yang belum lengkap. Para pengembang sistem in-formasi, melakukan pertemuan-pertemuan intensif dengan useruntuk menampung informasi yang akan dijadikan dasar dalammenyusun prototipe dari sistem informasi manajemen yang akandisajikan kelak. Prototipe yang dihasilkan kemudian dipresentasi-kan kepada user dan user diberikan kesempatan untuk memberimasukan-masukan sehingga sistem informasi manajemen yangdihasilkan betul-betul sesuai dengan keinginan dan kebutuhanuser. Perubahan dan presentasi prototipe ini dapat dilakukan ber-kali-kali sampai dicapai kesepakatan bentuk sistem informasi ma-najemen yang akan diterapkan.

    Istilah prototipe, pada saat pengembangan sistem informasi,menghasilkan suatu demontrasi praktis dari software komputeryang akan dihasilkan. Jadi seperti dijelaskan diatas, prototipe me-rupakan model kerja dari sebuah sistem informasi manajemenyang belum lengkap tapi telah menampung hal-hal yang pentingdari suatu sistem informasi manajemen. Metode prototyping diran-cang agar dapat menerima perubahan-perubahan dalam rangkamenyempurnakan prototipe yang sudah ada sehingga pada akhir-nya dapat menghasilkan sistem informasi manajemen yang dapatditerima dan perubahan-perubahan yang terjadi dianggap meru-pakan bagian dari proses pengembangan itu sendiri.

    Para pengembang sistem informasi melakukan pertemuan-pertemuan intensif dengan pemakai untuk menampung informasiyang akan dijadikan dasar dalam menyusun model prototipe darisistem informasi (manajemen) yang akan disajikan kelak. Prototi-pe yang dihasilkan kemudian dipresentasikan kepada user danuser diberi kesempatan untuk memberikan masukan-masukansehingga hasilnya diharapkan betul-betul sesuai dengan keingi-nan dan kebutuhan user. Perubahan dan presentasi prototipe inidapat dilakukan berkali kali sampai dicapai kesepakatan bentuksistem informasi yang akan diterapkan.

    Keterlibatan user dalam proses pengembangan sistem infor-masi merupakan bagian dari proses pengembangan yang akanmempengaruhi kualitas akhir dari sistem informasi manajemenyang akan dihasilkan. Untuk mempercepat proses pengemba-ngan sistem informasi manajemen dengan menggunakan metodeprototyping, dalam pelaksanaannya perlu dibantu oleh perangkatlunak yang mendukung pembuatan software seperti DBMS (4GL)dan prosesor berkemampuan cukup tinggi.

    Karakteristik Metode Prototyping

    Ada empat langkah yang menjadi karakteristik metode prototypingyaitu, pemilihan fungsi (function selection), penyusunan sistem in-formasi (construction), evaluasi (evaluation) dan penggunaan se-lanjutnya (further use), yang uraian lengkapnya sebagai berikut:

  • 280 BAGIAN IV Sistem

    Pemilihan fungsi (functional selection) mengacu pada pemili-han fungsi yang harus ditampilkan oleh prototyping. Pemilihanharus selalu dilakukan berdasarkan pada tugas-tugas yangrelevan yang sesuai dengan contoh kasus yang akan di-peragakan. Walaupun luasnya gambaran yang disajikan olehprototipe tidak selamanya sama dengan hasil akhir dari sis-tem informasi manajemen yang akan disusun, tetapi prototipeini harus mewakili bentuk yang akan disusun. Terdapat duaperbedaan antara cakupan fungsi prototipe dengan hasil akhiryaitu :

    Fungsi sistem informasi yang diterapkan mendekati ben-tuk akhirnya, tetapi hanya fungsi yang terpilih saja yangdigunakan (vertical prototipe);

    Fungsi-fungsi tidak ditampilkan secara terinci seperti yangakan digunakan pada hasil akhir, tetapi dapat diperaga-kan (horizontal prototipe).

    Pada beberapa bagian dari prototipe, seringkali kedua ele-men tersebut disajikan secara bersama-sama.

    Penyusunan sistem informasi (construction) bertujuan untukmemenuhi permintaan akan tersedianya prototipe. Secara u-mum, prototipe ini harus lebih kecil dari yang dibutuhkan da-lam mengembangkan hasil akhir sistem informasi manajemenyang akan digunakan. Hal ini dapat dilakukan dengan me-nyesuaikan baik pemilihan fungsi maupun teknik dan perang-kat yang tersedia untuk penyusunan prototipe. Dalam me-nyusun prototipe, kualitas dari sistem informasi manajemenakhir dapat diabaikan seperti kelayakan dan efisiensi kea-manan data, asal dapat diperagakan misalnya prototipe inidapat digunakan untuk melihat apakah waktu yang dibutuh-kan sistem informasi tersebut sesuai dengan ritme kerja user,efisiensi dalam hal ini merupakan hal yang tidak dapat di-abaikan.

    Evaluasi (evaluation) harus dipertimbangkan agar menerimamasukan-masukan untuk proses pengembangan selanjutnya.Seluruh unsur dalam pengembangan sistem informasi harusyakin bahwa prototipe ini dapat dievaluasi, termasuk adanyapartisipasi dari kelompok-kelompok yang relevan yang mung-kin akan menggunakan sistem informasi manajemen ini. Eva-luasi harus dilakukan setelah dilaksanakannya pelatihan. Pe-laksanaan evaluasi harus didasarkan pada dokumen yangmenjelaskan tentang kriteria hal-hal yang perlu dievaluasi danlangkah-langkah kerja yang terinci dari sistem informasi ma-najemen yang akan digunakan. Evaluasi juga harus dilakukanbaik untuk penggunaan sistem informasi secara individual ma-upun secara bersama-sama antara beberapa user, sehinggatidak mengabaikan timbulnya masalah dalam komunikasi an-tara para pemakai dan kendala dalam penggunaan perang-kat komputer.

    Empat langkah yangmenjadi karakteristikmetode prototyping :

    Pemilihan fungsiPenyusunan sisteminformasiEvaluasi, danPenggunaan selan-jutnya

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 281

    Ada beberapa kemungkinan dalam penggunaan selanjutnya(further use) dari prototipe. Hal ini sangat tergantung pada penga-laman yang dimiliki dengan prototipe ini pada kondisi lingkungantetentu, seringkali prototipe ini digunakan sebagai alat untuk bela-jar dan selanjutnya tidak dipergunakan lagi, tetapi mungkin jugaprototipe ini merupakan bagian dari sistem informasi manajemenyang akan digunakan kelak.

    Jika prototipe ini digunakan sebagai alat untuk belajar, makapenyusunan prototipe ini harus benar-benar dilakukan dengan ha-ti-hati. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu :

    Manfaat awal - prototipe harus memberikan manfaat padapengembangan software sehingga dapat ditawarkan pada se-mua unsur yang berkepentingan seperti pengembang, konsu-men, dan user.

    Peragaan, Evaluasi dan Modifikasi - prototipe harus dapatdiperagakan kepada user. Peragaan ini harus dapat menyaji-kan bagaimana proses kerja user, seperti harus otentik dantidak menimbulkan masalah sehingga evaluasi yang dilaku-kan pun relevan. Prototipe harus mudah dirubah baik direvisimaupun ditambah setelah dilakukan evaluasi, sehingga me-mungkinkan dilakukannya berbagai modifikasi.

    Pengajaran dan pelatihan - setelah dilakukan evaluasi danmodifikasi, prototipe yang baik harus dapat dipelajari untukpersiapan user saat bekerja dengan sistem informasi manaje-men yang sudah jadi.

    Kesepakatan - perlu diperhatikan bila selama peragaan pro-totipe ada masukan-masukan dari user, maka harus diarah-kan untuk membuat kesepakatan pada sistem informasi yangakan dihasilkan kelak. Kesepakatan yang dibuat sangat ter-gantung pada pendekatan yang dipergunakan dalam menyu-sun prototyping ini.

    Jenis-jenis Prototyping

    Bila dikaitkan dengan siklus pengembangan sistem informasi a-kuntansi secara umum, beberapa pakar berpendapat ada empattahap dalam siklus pengembangan sistem informasi yang dapatmenggunakan metode prototyping. Penggunaan metode prototy-ping dalam beberapa siklus sistem informasi manajemen ini dike-lompokkan menjadi empat jenis yaitu:

    Feasibility prototyping - digunakan untuk menguji kelaya-kan dari teknologi yang akan digunakan untuk sistem infor-masi manajemen yang akan disusun. Misalnya bila ingin me-nguji apakah komputer dapat digunakan untuk mencatat sen-diri permintaan pembelian oleh salesman untuk menguji haltersebut analis harus membuat satu prototipe yang dapat di-gunakan untuk melihat bagaimana reaksi salesman bila me-reka dapat memasukan sendiri permintaan pembelian pada

    Jenis-jenis prototy-ping:

    FeasibilityRequirementDesignImplementation

    Feasibility prototy-ping digunakan untukmenguji kelayakan tek-nologi yang akan digu-nakan untuk sistem in-formasi manajemenyang akan disusun.

  • 282 BAGIAN IV Sistem

    jaringan komputer.Pengisian data ini biasanya dilakukan olehbagian gudang. Dari hasil pengujian itu dapat diambil kepu-tusan apakah teknik yang diperkenalkan dapat digunakanatau tidak.

    Requirement prototyping - juga disebut sebagai discoveryprototyping, digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitasbisnis user. Jenis ini ditujukkan untuk merangsang pola ber-fikir user. Konsepnya adalah, user akan mengetahui apa yangmereka inginkan, bila mereka melihatnya. Pada tahap penen-tuan kebutuhan, analis sistem informasi membuat satu tam-pilan dilayar dan meminta user untuk memberikan reaksinya.Hal penting yang perlu diperhatikan pada saat melaksanakansiklus ini, karena user mungkin akan berfikir bahwa ini adalahsistem informasi manajemen yang kelak akan digunakan. Bilahal ini terjadi maka kemungkinan masalah yang akan timbuladalah: 1) perhatian user terfokus pada format tampilan ataulaporan yang disajikan; dan/atau 2) user mempertimbangkanuntuk menjadikan prototipe ini sebagai sistem informasi ma-najemen yang akan diterapkan.

    Desain prototyping - juga sering disebut behaviorial prototy-ping, digunakan untuk mendorong perancangan sistem infor-masi manajemen yang akan digunakan. Dengan mengguna-kan rancangan prototipe, user diharapkan dapat mengevalu-asi apakah prototipe ini dapat digunakan sebagai bagian darisistem informasi manajemen yang akan digunakan. User da-lam hal ini diharapkan untuk mengevaluasi kemudahan mem-pelajari dan menggunakannya serta bagaimana dan prosedurapa yang akan diterapkan dalam menggunakan sistem infor-masi manajemen ini.

    Implementation prototyping - atau disebut juga productionprototyping, adalah lanjutan dari rancangan prototipe, proto-tipe ini langsung disusun sebagai sistem informasi manaje-men yang akan digunakan. Pada umumnya prototipe yang di-terapkan ini membutuhkan data yang terperinci, fasilitas pe-ngeditan data, keamanan dan pesan-pesan penolong. Rin-cian lainnya akan ditambahkan kemudian jika prototipe ini te-lah menjadi satu produk sistem informasi manajemen yanglengkap. Dengan penggunaan bahasa pemrograman yangsemakin canggih yaitu 4GLs. Jenis prototipe ini menjadi se-makin populer karena dapat menghasilkan perangkat lunakyang menambah kecepatan pengolahan data.

    Beberapa pakar lain berpendapat bahwa metode prototypingmerupakan metode pengembangan sistem informasi untukmembangun sistem informasi manajemen perusahaan seca-ra keseluruhan. Berikut ini tahap-tahapannya.

    Requirement proto-typing juga disebut se-bagai discovery proto-typing, digunakan un-tuk mengetahui kebu-tuhan aktivitas bisnisuser.

    Desain prototypingdigunakan untuk men-dorong perancangansistem informasi akun-tansi yang akandiguna- kan.

    Implementation pro-totyping atau disebutjuga production proto-typing, adalah lanjutandari rancangan prototi-pe, prototipe ini lang-sung disusun sebagaisistem informasi mana-jemen yang akan digu-nakan.

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 283

    Gambar 13.4 Tahap-tahapan dalam metode full prototyping

    Teknik dalam Metode Prototyping

    Ada beberapa teknik yang relevan dan dapat dipergunakandalam penerapan metode prototyping, Teknik-teknik tersebut ada-lah perancangan model, perancangan dialog dan simulasi.

    Perancangan model adalah bagian yang terpenting dalamseluruh strategi prototyping yang digunakan sebagai alat un-tuk menjadikan model menjadi sistem informasi yang sebe-narnya. Strategi ini meliputi simulasi interaktif, struktur pemro-graman dan pengembangan sistem informasi secara bertahap.Dari semua kegiatan, pembuaan model membantu mempero-leh perubahan-perubahan secara bertahap bagian-bagian mo-del/prototipe dengan komponen sistem informasi yang sebe-narnya.

    Perancangan dialog disusun agar keterlibatan user menjadijelas dan fleksibel. Aspek dalam perancangan dialog menca-kup keseluruhan unsur yang harus didialogkan, seperti pemili-han perintah-perintah sistem informasi, layout tampilan dila-yar, penanganan masalah-masalah khusus dan kemungkinandisediakannya prosedur untuk menjalankan sistem yang dite-rapkan.

    Simulasi dalam prototyping dilakukan untuk menunjukkan ba-gaimana cara kerja sebuah sistem informasi manajemen yangakan diterapkan kelak. Unsur-unsur yang disimulasikan bia-sanya menunjukan bagaimana data diorganisasikan serta wak-tu yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem informasiyang akan digunakan. Sebagai suatu teknik dan perangkat da-ri prototyping, simulasi sangat tergantung pada model yang

    Teknik-teknik Prototy-ping:

    Perancangan modelPerancangan dialogSimulasi

    Menyiapkan sistemoperasional

    Menguji sistem operasionl

    Penggunaan sistemoperasional

    Tidak

    Mengidentifikasi kebutuhanpemakai (berdasarkan

    fungsinya)

    Mengembangkanmodel prototipe

    Prototipedapat diterima?

    Ya

    sistemdapat diterima?

  • 284 BAGIAN IV Sistem

    dirancang, yang memungkinkan dilakukannya simulasi bagiantertentu tanpa mengganggu sistem informasi secara keseluru-han.

    Metode prototyping tidak membutuhkan satu perangkat khu-sus atau tambahan investasi. Metode ini dapat menggunakan pe-rangkat yang sebelumnya telah digunakan. Perangkat pendukungkerja metode prototyping adalah bahasa pemrograman tingkat ting-gi 4th generation languages (4GL), sistem manajemen database(DBMS), sistem dialog (user interface), penggunaan bahasa ins-truksi yang spesifik dan simbol-simbol pelaksanaan sistem infor-masi, dan tentunya hal yang paling utama adalah tersedianya pe-rangkat komputer yang memadai.

    Seperti metode pengembangan sistem informasi lainnya, me-tode prototyping juga selain memberikan dampak yang mengun-tungkan juga mengundang masalah. Profesional dibidang pengembangan sistem informasi manajemen melihat beberapa keuntu-ngan penggunaan metode prototyping diantaranya adalah :

    End user dapat berpartisipasi secara lebih aktif dalam pe-ngembangan sistem informasi. Sehingga jadwal pelatihan bi-sa dihilangkan.

    Penentuan kebutuhan/keinginan lebih mudah diwujudkan.

    Mengurangi proses persetujuan rancangan sistem informa-si.

    Perancangan dengan menggunakan metode prototypingmempersingkat waktu pengembangan sistem informasi akun-tansi sehingga dapat menghemat biaya.

    Selain beberapa keunggulan diatas prototyping juga mempu-nyai beberapa kelemahan. Biasanya kelemahan-kelemahan inidi-munculkan oleh pihak-pihak yang kontra terhadap penggunaanmetode prototyping. Kelemahan tersebut diantaranya yaitu :

    Metode prototyping membuat proses analisis dan perancang-an menjadi terlalu singkat. Analis sistem informasi dalam halini mungkin saja kurang memahami masalah-masalah dankebutuhan-kebutuhan yang sebenarnya dari organisasi.

    Metode Prototyping mengesampingkan alternatif pemecahanmasalah. Analisis sistem informasi tidak membuat alternatiflain ketika prototipe pertama yang disajikan mendapat reaksipositif dari user.

    Penerapan sistem informasi dengan menggunakan metodeprototyping biasanya kurang fleksibel dalam menghadapi pe-rubahan-perubahan.

    Tidak selamanya prototipe yang dihasilkan oleh metode pro-totyping mudah untuk dirubah. Penggunaan 4GLs seringkalitidak terstruktur, sulit dibaca dan rancangannya terbatas.

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 285

    Umumnya prototipe ini terlalu cepat selesai, teknologi yangdigunakan tidak mudah dipahami oleh user karena hanya se-dikit memberikan kesempatan partisipasi user.

    Metode prototyping pada pelaksanaannya perlu didukung denganteknik-teknik khusus yang memadai agar penggunaannya bisasukses.

    Metode Rapid Application Development (RAD)

    Telah kita ketahui bahwa disamping memiliki kelebihan-kelebihanbeberapa metode dan teknik pengembangan sistem informasi a-kuntansi juga memiliki kelemahan-kelemahan. Untuk menutupi ke-lemahan-kelemahan yang ditimbulkan oleh masing-masing meto-de dan teknik pengembangan sistem informasi tersebut perlu ada-nya metode lain yang dianggap memadai. Salah satu metode yangdiharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang selama inidihadapi oleh metode prototyping dengan teknik JAD adalah me-tode rapid application development (RAD) atau metode pengem-bangan aplikasi secara cepat.

    Metode Rapid Application Development (RAD) adalah peng-gabungan beberapa metode atau teknik terstruktur (khususnyadalam pengolahan data untuk menghasilkan informasi), misalnyadengan mengintegrasikan metode prototyping, metode SDLC danteknik joint application development untuk mempercepat pengem-bangan sistem informasi.

    Metode RAD menggunakan metode prototyping dan teknikterstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan peran-cangan sistem informasi (manajemen). Dengan menggunakanteknik yang terstruktur dalam pengembang sistem informasi, ana-lis sistem pertama-tama akan menyusun data awal dan model pe-mrosesan data yang diinginkan, sedangkan prototipe digunakanuntuk membantu analis sistem informasi dan user dalam menen-tukan kebutuhan informasi yang sebenarnya serta memperbaikidata dan model pemrosesan yang digunakan.

    Siklus perancangan model-model yang kemudian dibuat pro-totipenya berjalan terus hingga dihasilkan satu kombinasi yangmendukung kebutuhan aktivitas bisnis. Pada awal tahun 1994, or-ganisasi pemakai sistem dan penyalur software bekerjasama de-ngan akademisi membentuk Konsorsium Metode PengembanganSistem yang Dinamis (Dynamic System Development Consorti-um/DSDM). Konsorsium ini bertujuan untuk mengembangkan danmenindaklanjuti metode RAD. Sasarannya termasuk publikasi ke-rangka kerja metode RAD, mempromosikannya, menyelenggara-kan pelatihan, mengeluarkan sertifikat dan lain-lain.

    Versi pertama standar DSDM ini telah dipublikasikan padaawal tahun 1994. Standar tersebut menentukan tiga faktor utamadalam RAD yaitu: kelompok pemakai sistem harus memiliki stafsenior yang benar-benar berdedikasi terhadap pengembangansistem informasi yang memudahkan mereka dalam berhubungandengan pengembangan sistem; tim pengembang sistem harus sta-bil dan memiliki kemampuan yang memadai; dan lingkup aplikasi

    Metode Rapid Appli-cation Development(RAD) adalah pengga-bungan beberapa me-tode atau teknik ter-struktur.

    Metode RAD menggu-nakan metode prototy-ping dan teknik ter-struktur lainnya untukmenentukan kebutuhanuser dan perancangansistem informasi akun-tansi

  • 286 BAGIAN IV Sistem

    harus komersial dengan penentuan-penentuan permintaan yangjelas dari kelompok pemakai sistem.

    Sebagai tambahan bagi ketiga faktor tersebut di atas, DSDMmerekomendasikan bahwa metode ini harus:

    Menentukan prioritas dari kebutuhan aktivitas bisnis, sebagaipembanding bagi kualitas karakteristik operasional sistem.

    Membuat sudut pandang sistem yang memenuhi pertanyaanapa tujuan dari prosedur yang dijalankan dan prosedur manayang paling fleksibel dibandingkan dengan aktivitasnya se-hingga dapat menjawab bagaimana pekerjaan tersebut harusdijalankan.

    Gunakan konfigurasi utama dari prosedur manajemen, kare-na setiap perubahan harus direvisi.

    Bentuk motivasi kelompok agar lebih memahami aktivitas bis-nis, bukan rincian dari tugas-tugas yang dilaksanakan.

    Integrasikan pengujian pada siklus pengembangan sistem.

    Hasil akhir harus difungsikan sesuai dengan waktu dan biayayang telah dikeluarkan bukan dengan aktivitas yang dilakukan.

    Pusatkan kemungkinan timbulnya risiko pada fungsi sistembukan pada bentuk sistem; dan

    Jadikan permintaan pemakai sistem sebagai dasar utamaagar mudah dirubah selama pengembangan sistem dilaksa-nakan.

    Dari rekomendasi di atas terlihat bahwa DSDM menekankanpada produk yang dihasilkan bukan bagaimana aktivitas yangmenghasilkan produk tersebut. Notasi-notasinya sangat ter-buka dan fleksibel.

    Proses Pengembangan

    Siklus pengembangan DSDM terbagi dalam beberapa tahap, se-perti terlihat pada gambar 18.3.

    Tahap pertama - pengembang sistem informasi mempelajariapakah projek pengembangan sistem yang telah disusun da-pat memenuhi kriteria RAD. Hasil dari evaluasi ini adalah be-rupa laporan studi kelayakan. Jika projek tesrsebut layak, ma-ka dibuatlah garis besar rencana pengembangan.

    Tahap kedua - pengembang sistem mempelajari aktivitas bis-nis organisasi perusahaan, menentukan area bisnis serta fung-si-fungsi yang menjadi prioritas utama dalam rencana pembu-atan prototipe.

    Tahap ketiga - pengembang sistem (analis) membuat modeldari fungsi-fungsi yang menjadi prioritas untuk menghasilkanprototipe atau model dari fungsi-fungsi tersebut. Selanjutnya

    Metode DSDM :

    - Mempelajari apakahprojek pengemba-ngan sistem meme-nuhi kriteria RAD.

    - Mempelajari aktivitasbisnis perusahaan,menentukan area bis-nis serta fungsi-fungsiyang menjadiprioritas.

    - Membuat model darifungsi-fungsi yangmenjadi prioritas.

    - Memilih prototipe ma-na yang direview

    - Implementasi sisteminformasi.

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 287

    analis mulai merancang dan membangun tahap-tahap yangharus dilakukan untuk menghasilkan suatu prototipe sisteminformasi yang dapat diuji untuk menjalankan semua fungsi-fungsi yang telah dibuat.

    Tahap keempat- analis/pengembang sistem informasi me-milihprototipemanayangakandireview dan kemudian mere-view prototipe tersebut. Setiap aspek dari tahap-tahap yangharus dievaluasi ini dibatasi oleh waktu yang telah ditentukandengan tiga jenis pekerjaan yaitu meneliti, meningkatkan danmelakukan konsolidasi prototipe yang direview.

    Tahap kelima (tahap terakhir) - sistem diimplementasikandilingkungan pemakai sistem, diikuti dengan pendokumenta-sian dan pelatihan. Setelah konsorsium mengembangkanstruktur proses DSDM, kelompok kerja teknik melanjutkandengan menetapkan tugas-tugas yang harus dilakukan sertamenentukanaspek-aspeknya, termasukdidalamnyamanaje-men projek, personel, perangkat dan tekniknya, jaminan kua-litasdanpenyediaan software. berikut ini adalah uraiannya:

    Manajemen projek - Secara umum, aktivitas manajemenprojek meliputi, perkiraan sumber daya yang dibutuhkan danpenjadwalannya, serta memonitor aktivitas dan sumber dayaprojek, termasuk juga penyusunan staf. Misalnya menentu-kanberapa lamawaktuyangdibutuhkan untuk melaksanakanaktivitas Xdengan menjawab pertanyaan seberapa jauh se-buah sistem dapat dibentuk dengan menggunakan Y orang.

    Gambar 13.5 Siklus Pengembangan DSDM

    Personel- Karena RAD memberi penawaran yang menarikbagi pengembang dan pemakai sistem, DSDM merekomen-dasikan untuk menggunakan tim kecil saja yang terdiri daripengembang sistem dan pemakainya. Hal ini lebih memu-dahkan terciptanya komunikasi dan hubungan antar timyang tingkat keberhasilannya lebih tinggi.

    ModelFungsi

    Imple-mentasi

    Rancangandan

    Penyusunan

    Studi kelayakanbisnis

  • 288 BAGIAN IV Sistem

    Perangkat dan teknik - DSDM tidak menyusun satu perang-kat atau teknik yang khusus bagi pengembangan sistem infor-masi. Penekanannya adalah bagaimana produk dihasilkanpada setiap tahapan, yang secara tidak langsung akan me-nentukan sendiri teknik apa yang sesuai untuk mendukungpenciptaan produk termasuk juga struktur dan metode yangdigunakannya.

    Jaminan kualitas - Pada metode DSDM, jaminan kualitas di-pergunakan pada pengenalan sistem yang disajikan sebagaipermintaan kebutuhan-kebutuhan aktivitas bisnis. Walaupunpenyajiannya tidak dibuat dalam bentuk spesifikasi formal, te-tapi pengembang sistem akan dapat menyatukan tujuan inidengan melakukan serangkaian pengujian sepanjang taha-pan dari DSDM yang menitikberatkan pada komponen sistemyang akan menjamin keberhasilan aktivitas bisnis.

    Penyediaan software - Perangkat lunak yang digunakan da-lam proses pengembangan dengan menggunakan metodeDSDM biasanya doperoleh dengan bekerjasama dengan pi-hak lain yang menyediakan perangkat lunak ini dengan sis-tem kontrak kerja.

    Metode Soft System

    Metode-metode tradisional untuk menganalisis dan mengem-bangkan sistem informasi menurut beberapa ahli sistem informasitidak lagi dapat memenuhi kebutuhan bila diterapkan dalam ling-kungan yang berbeda budayanya, dimana komponen budaya inimenjadi bagian dari proses pengembangan sistem informasi.

    Checkland telah menemukan suatu metode pengembangansistem informasi yang dapat mengantisipasi adanya perbedaanbudaya dimana suatu sistem informasi akan dikembangkan danditerapkan, metode itu bernama softsystem.

    Metode Soft System (Soft System Methodology/SSM) memili-ki tujuh tahapan proses untuk menangani masalah-masalah da-lam kehidupan sehari-hari, yang berdampak pada organisasi. Me-tode soft system yang dikembangkan oleh Checkland ini memi-sahkan masalah sehari-hari dengan pola berfikir suatu sistem in-formasi. Gambar 18.4 menunjukkan bagaimana tahapan-tahapandalam metode soft system dipisahkan oleh satu garis pemisah.Tahap 1, 2, 5, 6 dan 7 berada diatas garis masalah sehari-hariserta tahap 3 dan 4 berada di bawahnya yang termasuk dalamproses berfikir sebuah sistem informasi manajemen. Tahap3 dan4 dalam metode soft system merupakan tahap penting dimana di-tentukan akar permasalahan (root definition/RD) dan disusunnyakonsep dari model sistem informasi (conceptual model/CM), beri-kut ini penjelasannya:

    Tahap 1 - Masalah relatif bagi setiap orang, karena itu meto-de ini tidak melihat masalah secara individu, tetapi dalam kon-teks situasi permasalahan yang merupakan gabungan dari

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 289

    beberapa masalah yang saling berkaitan dan berdasarkan pa-da apa yang kita lihat, masalah-masalah itu tidak terstruktur

    Tahap 2 - Ahli sistem mencoba menstrukturkan permasala-han dengan mengekspresikan keterkaitan antara masalah-ma-salah yang muncul dengan menyusun apa yang disebut se-bagai problematique diagram dan rich picture dan berdasar-kan inilah ahli sistem akan memperoleh akar permasalahandari sistem terkait.

    Tahap 3 - Menentukan akar permasalahan berdasarkan pro-blematic diagram dan rich picture.

    Tahap 4 - disusun konsep model yang teridiri dari sistem in-formasi yang mungkin diterapkan dan strategi yang mungkindigunakan untuk menindaklanjuti masalah yang dihadapi.

    Tahap 5 - adalah tahap membandingkan antara masalahyang ditentukan pada tahap 2 dengan konsep yang disusunpada tahap 4 untuk menyusunan perubahan yang mungkindilakukan.

    Tahap 6 - dilakukan diskusi yang bertujuan untuk menghasil-kan satu harapan dari sistem informasi dan serangkaian stra-tegi yang sesuai dengan kultur yang ada untuk disesuaikandengan masalah yang ada.

    Tahap 7 - adalah realisasi dari tahap 6 dimana serangkaianproposal, strategi dan taktik disusun untuk membuat peru-bahan yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah yangdihadapi. Perubahan yang disusun tidak hanya yang berhu-bungan dengan struktur dan proses masalah tetapi juga me-libatkan nilai dan perilaku manusia yang terlibat didalamnya.

    Gambar 13.6 Tahap-tahap metode soft system

    1.Permasalahan

    tidakterstruktur

    7.Tindakan untukmengatasipermasalahan

    2.EkspresiPermasalahan

    5.Perbandingan

    antara 4 dengan2

    3.Akar permasalahan

    darisistemterkait

    4.Model

    konseptual

    4aKonsepsistem formal

    4b.Sistem lain

    6.Kelayakan,Perkiraan

    perubahan

    Yang terjadi didunia

    Pemikiran sistem

    ................

    ................

  • 290 BAGIAN IV Sistem

    Setelah seluruh tahapan dari metode ini lengkap dijalankandan perubahan telah dilakukan, maka seperti halnya siklus se-buah sistem informasi, maka metode inipun berjalan sebagai sua-tu siklus. Gambar 18.4 memperlihatkan bagaimana metode ini di-terapkan dalam memecahkan masalah, yang terdiri dari sisteminformasi yang digunakan untuk memecahkan masalah dan situa-si dimana masalah tersebut muncul.

    13.3 Teknik

    Teknik (technique) adalah pendekatan bagaimana menggunakanalat-alat dan peraturan-peraturan yang melengkapi satu atau lebihtahapan-tahapan dalam siklus pengembangan sistem informasi.Persamaan dari teknik ini adalah paradigma (paradigm).

    Dari definisi-definisi tentang siklus, metodologi dan teknik, je-laslah bahwa siklus dalam pengembangan sistem informasi masihbisa diterima. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dariuraian diatas, pertama, metodologi harus dapat mencakup semuatahapan dari siklus pengembangan sistem informasi, termasukpada tahapan pemeliharaan. Kedua, kebanyakan metodologi mo-dern menggunakan beberapa teknik dan perangkat yang dapatmendukungnya dalam pengembangan sistem informasi.

    Beberapa teknik ada yang hanya diterapkan pada satu taha-pan saja pada siklus pengembangan sistem informasi, tetapi mung-kin juga diterapkan pada seluruh siklus pengembangan sistem in-formasi. Salah satu teknik pengembangan sistem informasi yangpaling dikenal adalah pemrograman terstruktur. Pemrogramanterstruktur ini diterapkan pada tahap penerapan dan pemelihara-an sistem informasi, tetapi tidak dapat diterapkan pada tahapanperencanaan atau analisis sistem informasi, oleh karenanya perludigabungkan dengan teknik pengembangan sistem informasilainnya yang mendukung.

    Sebelum menginjak pada metode-metode pengembangansistem informasi yang sering dipergunakan berikut ini akan diurai-kan teknik-teknik yang sering digunakan dalam proses pengem-bangan sistem informasi manajemen.

    13.3.1 Teknik Terstruktur

    Teknik terstruktur (Structured techniques) merupakan pendekatanformal untuk memecahkan masalah-masalah dalam aktivitas bis-nis menjadi bagian-bagian kecil yang dapat diatur dan berhubung-an. Bagian-bagian tersebut kemudian harus dapat disusun kem-bali menjadi suatu yang memberikan manfaat bagi pemecahanmasalah-masalah bisnis. Teknik terstruktur ini dikenal juga de-ngan nama metode terstruktur. Dalam hubungannya dengan pe-ngembangan sistem informasi dan software aplikasi sistem infor-masi, teknik terstruktur ini terbagi menjadi: pemrograman terstruk-tur (structured programming), desain terstruktur (structured de-sign), analisis terstruktur modern (modern structured analysis),

    Teknik ada yanghanya diterapkan padasatu tahapan saja padasik-lus pengembangansis-tem informasi,tetapi mungkin jugaditerap-kan padaseluruh sikluspengembangan sisteminformasi.

    Teknik adalah pendeka-tan bagaimana menggu-nakan alat danperaturan yangmelengkapi satu ataulebih tahapan-taha-pandalam siklus pe-ngembangan sisteminformasi

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 291

    pemodelan data (data modeling) dan rekayasa informasi (informa-tion engineering).

    Penekanan dalam teknik terstruktur ini pada umumnya difo-kuskan kepada aktivitas dan data sebagai dua hal penting dalamsistem informasi. Sudut pandang aktivitas atau proses bekerjaberdasarkan konsep input, proses dan output (IPO), teknik ter-struktur ini disebut juga sebagai teknik berorientasi kepada proses(process oriented techniques). Dalam membangun sistem infor-masi, teknik ini bekerja berdasarkan kepada pemaham yang dipe-roleh dari hasil mempelajari proses dan/atau input serta outputdari proses yang sedang berjalan. Contoh dari teknik ini adalahpemrograman terstruktur, desain terstruktur dan analisis terstruk-tur modern. Pemrograman terstruktur adalah teknik yang dipergu-nakan untuk merancang dan menyusun program secara jelas dankonsisten. Sedangkan desain (rancangan) terstruktur adalah tek-nik dan serangkaian pedoman yang digunakan untuk merancanghirarki dari modul-modul secara logis yang mewakili bahasa prog-ram komputer agar mudah diterapkan dan dipelihara. Analisis ter-struktur modern merupakan teknik yang dapat menterjemahkanpermintaan user dari sebuah sistem informasi dalam bentuk gam-bar-gambar yang mewakili fungsi, aktivitas, input, output dan pe-nyimpanan data pada sebuah sistem informasi. Analisis terstruk-tur modern ini merupakan pengembangan dari analisis terstrukturyang sudah ada sebelumnya.

    Dari sudut pandang data, teknik ini membangun model sisteminformasi berdasarkan kepada organisasi yang ideal serta aksesyang dilakukan oleh organisasi tersebut terhadap data didalamsistem informasi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan in-formasi para pemakai (manajemen). Karena itu teknik ini disebutjuga sebagai teknik berorientasi data (data oriented techniques).Contoh dari teknik ini adalah pemodelan data dan rekayasa infor-masi. Model data mewakili permintaan-permintaan user atas in-formasi dari sebuah sistem informasi, secara independen untukmengetahui bagaimana data itu diproses atau bagaimana data itumenghasilkan informasi, sedangkan teknik rekayasa informasimenerapkan teknik terstruktur (baik yang berorientasi data mau-pun proses) untuk organisasi secara keseluruhan. Dari keduacontoh teknik terstruktur (proses dan data) keduanya mengakuibahwa proses memerlukan data dan data memerlukan proses.

    Pemrograman Terstruktur

    Secara tidak tertulis pemograman terstruktur ini telah dijadikanstandar dalam industri komputer. Pemrograman terstruktur (struc-tured programming) ini merupakan proses yang berorientasi ke-pada teknik yang digunakan untuk merancang dan menulis prog-ram secara jelas dan konsisten. Yang terpenting dalam pemrog-raman terstruktur adalah bahwa logika dari setiap program dapatdan harus ditulis dengan satu perangkat struktur yang terkendali.

    Teknik pemrograman terstruktur ini berhubungan dengan logi-ka dan kode-kode program. Dengan teknik ini program harus di-

    Teknik terstruktur a-dalah pendekatan for-mal untuk memecah-kan masalah-masalahdalam aktivitas bisnismenjadi bagian-bagiankecil yang dapat diaturdan berhubunganuntuk kemudian dapatdisa-tukan kembalimenjadi satu kesatuanyang da-patdipergunakan un-tukmemecahkan ma-salahbisnis berbasiskomputer.

    Pemrograman ter-struktur adalah prosesyang berorientasi kepa-da teknik yang diguna-kan untuk merancangdan menulis programsecara jelas dan kon-sisten.

    IPO merupakan teknikterstruktur yang bero-rientasi kepada proses

  • 292 BAGIAN IV Sistem

    rancang sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dari atas ke ba-wah dengan sedikit pencabangan. Pemrograman terstruktur yangbaik biasanya ditulis dengan kombinasi dari tiga struktur pengen-dalian, kombinasi yang sering ditemui adalah :

    Urutan instruksi atau group instruksi

    Pemilihan instruksi-instruksi atau group instruksi berdasarkankepada persyaratan tertentu (if-then-else)

    Pengulangan instruksi atau group instruksi berdasarkan be-berapa persyaratan tertentu (repeat-until dan do-while)

    Karakteristik utama dari struktur ini adalah bahwa setiap ben-tuk program harus mewakili single entry dan single exit. Artinyabahwa setiap progam hanya memiliki satu pintu masuk dan satupintu keluar. Program terstruktur dibaca dari atas ke bawah tanpareferensi ke langkah sebelumnya. Prosedur ini membuat kodemudah dibaca, diuji, dipahami dan dipelihara. Logika rancanganprogram terstruktur menggunakan model seperti flowchart, boxchart, pseudocode atau diagram-diagram yang menggambarkantindakan yang dilakukan.

    Seperti juga teknik terstruktur, pemrograman terstruktur jugadigunakan untuk mendukung tahap perancangan, implementasidan pemeliharaan dalam siklus sebuah sistem informasi.

    Rancangan (Desain) Terstruktur

    Teknik rancangan terstruktur membantu pengembang sistem in-formasi dalam menentukan ukuran dan kompleksitas dari suatuprogram. Rancangan terstruktur (structured design) adalah salahsatu proses yang berorientasi teknik yang digunakan untuk memi-lah-milah program besar ke dalam hirarki modul-modul yangmenghasilkan program komputer yang lebih kecil agar mudah un-tuk diimplementasikan dan dipelihara (atau dirubah).

    Konsep rancangan terstruktur sangat sederhana. Program di-rancang berdasarkan model hirarki dari atas ke bawah. Model inimerupakan kumpulan instruksi seperti paragraf, subprogram ataubagian kegiatan rutin. Model terstruktur dari atas ke bawah ini (top -down modules) dikembangkan sesuai dengan aturan dan petun-juk yang ada.

    Idealnya setiap logika program dalam suatu modul ditulis de-ngan menggunakan teknik pemrograman secara terstruktur, se-hingga kita melihat bahwa teknik-teknik tersebut dapat digunakanjuga untuk memperbaiki cara pemecahan masalah. Pandangan la-in telah membangun suatu teknik yang cukup memadai untuk me-laksanakan perancangan terstruktur dengan baik. Teknik-teknik inimeliputi:

    Yourdon-Constantine - Teknik ini mengembangkan struktursoftware ideal dengan mempelajari arus data yang sesuai de-ngan fungsi program.

    Rancangan terstruk-tur membantupengem-bang sistem informasi dalammenentukan u-kurandan kompleksitas dariprogram.

  • BAB 13 Analisis dan perancangan sistem 293

    Warnier-orr - Teknik ini mengembangkan struktur softwaredengan mempelajari isi dari input dan output.

    Jackson - Teknik ini juga mengembangkan struktur softwaredengan mempelajari isi dari input dan output.

    Semua teknik ini berorientasi ke proses, sesuai dengan tuju-annya yaitu untuk merancang proses, terutama proses didalamsoftware. Rancangan struktur Yourdon merupakan teknik yangpaling dikenal luas, rancangan ini memecah sebuah program ke-dalam modul-modul yang tersusun secara bertingkat dari atas kebawah. Modul ini memiliki susunan sebagai berikut:

    Modul harus benar-benar menyatu; ini berarti bahwa setiapmodul harus dapat melaksanakan satu dan hanya satu fung-si dengan demikian modul ini dapat digunakan lagi untukprogram masa yang akan datang.

    Modul harus bebas, dengan kata lain modul ini tidak bolehtergantung satu sama lain. Kemandirian modul ini akanmengakibatkan setiap perubahan yang terjadi pada satu mo-dul dimasa yang akan datang hanya sedikit pengaruhnya padamodul yang lain.

    Model software yang dikembangkan oleh Yourdon ini dikenaldengan nama diagram terstruktur (structured chart) yang dihasil-kan dengan mempelajari arus data dari suatu program. Peran-cangan terstruktur ini digunakan pada tahap perancangan padasiklus pengembangan sistem. Ada beberapa kelebihan dari ran-cangan terstruktur ini:

    Program yang disusun untuk rancangan terstruktur dapat de-ngan mudah ditulis dan diuji oleh tim programer. Hal ini di-mungkinkan karena pengaruh antar model telah ditentukandengan baik dan dibatasi oleh aturan-aturan tertentu. Modelyang telah diuji dengan baik akan dapat diuji dengan baik pulabila digabungkan dengan model lainnya dalam sebuah sisteminformasi. Struktur pemrograman dari atas ke bawah (top-down) juga menyederhanakan upaya pemrograman melaluipengkodean dari atas ke bawah dan melakukan pengujian program.

    Sistem dan program yang dirancang serta dikembangkan se-cara terstruktur akan lebih mudah untuk dipelihara.

    Keuntungan dari perancangan secara terstruktur adalah mo-del program yang dikembangkan dapat digunakan secara be-rulang-ulang.

    Keuntungan modeltersetruktur:

    - Program yangdisusun untukrancangan ter-strukturdapat dengan mudahditulis dan diuji olehtim programer.

    - Mudah dipelihara

    - Model program dapatdigunakan secara ber-ulang.

    A

    B

    C

    D

    E

    F

  • 294 BAGIAN IV Sistem

    Analisis Terstruktur

    Analisis terstruktur merupakan teknik yang berorientasi kepadaproses yang paling populer dan banyak digunakan dewasa ini.Analisis terstruktur adalah teknik yang berorientasi dan terpusatpada proses. Teknik ini digunakan untuk membuat suatu modelberdasarkan permintaan user terhadap sistem informasi. Analisisterstruktur memilah-milah sistem kedalam berbagai proses, input,output dan file-file. Teknik ini menyusun arus input-proses-outputdari berbagai masalah bisnis serta solusinya.

    Teknik analisis secara terstruktur konsepnya sangat sederha-na. Model sistem informasi baru dikembangkan dari serangkaiandiagram arus yang disebut data flow diagram (DFD) atau diagramarus data. DFD menunjukan arus data, penyimpanan data, danproses yang merespon data yang masuk dan merubahnya. Dalamanalisis secara terstruktur, analis sistem mungkin menghasilkansejumlah DFD model SIM. Setiap DFD dibedakan berdasarkan tu-juannya:

    Apakah model sistem informasi manajemen yang dikembang-kan untuk menggambarkan sistem informasi berjalan atauyang seharusnya.

    Apakah model sistem informasi yang dikembangkan meng-gambarkan sistem informasi secara detail atau pokok-po-koknya saja.

    Oleh karena itu model DFD bisanya dibuat berdasarkan: (1)sistem informasi berjalan atau yang diimplementasikan saat ini ;(2) pokok-pokok penting secara konseptual dari sistem informasiyang sedang berjalan; (3) pokok-pokok penting secara konseptualdari sistem informasi yang diusulkan dan (4) implementasi sisteminformasi yang diusulkan.

    Model konsep sistem secara logis sering juga disebut sebagaimodel pokok atau model inti dari sistem (essential system) yangdibuat ketika melakukan dan merupakan hal penting dalam ana-lisis terstruktur. Model tersebut diatas kalau dibuat sekaligus se-cara bersamaan memiliki beberapa masalah yang diantaranyaadalah:

    Membatasi kreativitas karena sejak awal sudah memikirkansistem baru dalam bentuk bagaimana sistem tersebut dide-sain dan diimplementasikan.

    Mendorong analis sistem untuk menentukan terlebih dahuluapa yang harus dilakukan (Konseptual sistem) oleh suatu sis-tem sebelum sistem informasi tersebut dirancang dan diterap-kan.

    Oleh karenanya teknik ini memaksa analis sistem untuk lebihdahulu menentukan bagaimana memecahkan masalah bisnis se-belum menentukan solusi tekniknya. Karena itu, para pakar me-nyatakan harus ada pemisahan antara sistem yang seharusnya

    Analisis terstruktur a-da