130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

download 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

of 20

Transcript of 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    1/20

    1. Pendahuluan

    Demam chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh arbovirus

    yang ditransmisikan oleh nyamuk Aedes. Penyakit ini pertama kali tercatat dalam

    bentuk wabah di nama chikungunya ini sebenarnya berasal dari dialek makonde

    yang berarti yang membungkuk, yang mengindikasikan gambaran fisik dari pasien

    dengan penyakit yang berat. Penyakit ini dilaporkan terjadi di negara-negara Afrika

    selatan dan timur, Asia Selatan, Asia Tenggara, dan pada tahun 2007 ditemukan

    juga di Itali. Di regio Asia tenggara, wabah Chikungunya pernah dilaporkan terjadi di

    India, Indonesia, Maldiva, Myanmar, Sri Lanka, dan Thailand. Terdapat banyak

    wabah yang besar dari demam chikungunya dalam beberapa tahun di India, dan

    juga di negara kepulauan Samudera Hindia. Maldiva melaporkan wabah

    Chikungunya pertama kali pada bulan Desember 2006. Meskipun bukan penyakit

    yang mematikan, angka morbiditasnya yang tinggi dan poliartritis yang memanjang

    menyebabkan kecacatan yang besar dalam populasi yang terkena dan dapat

    memberikan dampak pada bidang sosioekonomi suatu negara. (1,5,9)

    Infeksi chikungunya ini dimulai dengan periode inkubasi yang singkat selama

    2-4 hari. Dimana dalam waktu kira-kira 48 jam setelah digigit nyamuk yang

    membawa virus, pasien akan mengalami demam tinggi yang mendadak dengan

    diikuti menggigil. Beberapa pasien juga menunjukkan adanya ruam makulopapuler

    di badan, tungkai, dan wajah. Hal ini terjadi selama 3 4 hari. Biasanya pasien juga

    merasakan mialgia dan arthralgia yang berat. Nyeri sendi ini biasanya dimulai pada

    pada sendi kecil pada tangan dan kaki, pergelangan tangan dan kaki, dan kemudian

    pada sendi besar. Gejala non-spesifik lainnya dapat meliputi sakit kepala, fotofobia

    ringan dan insomnia. (1,5)

    1

  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    2/20

    Tidak ada vaksin atau pengobatan khusus untuk melawan infeksi ini.

    Untungnya penyakit ini dapat sembuh sendiri. Terapi dengan antipiretik dan obat

    antiperadangan non steroid digunakan untuk mengendalikan demam dan nyeri

    sendi. Demam biasanya menghilang setelah 2 3 hari. Nyeri otot dan sendi dapat

    menetap sampai hari ke 5 7 namun pada beberapa kasus dapat lebih lama lagi.

    Pasien dengan usia lanjut biasanya mengalami nyeri sendi dan otot selama

    beberapa bulan. (1,5)

    Cara terbaik untuk mencegah terjadinya penyakit ini adalah dengan

    mencegah penyebaran virus dengan mengendalikan vektornya. Yaitu dengan

    mengeliminasi tempat perkembangbiakan nyamuk. (5)

    2. Etiologi (1,2,3,4)

    Demam chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV), yang

    disebut juga Buggy Creek virus. Virus ini termasuk dalam genus Alphavirus dari

    famili Togaviridae. Selain virus chikungunya,terdapat juga anggota Alphavirus

    lainnya yang dapat menyebabkan demam, ruam, dan artralgia, seperti virus

    Onyong-nyong, Mayaro, Barmah Forest, Ross River, dan Sindbis. Virus

    chikungunya paling dekat hubungannya dengan virus Onyong-nyong, meskipun

    secara genetik berbeda. Virus chikungunya terdiri dari 1 molekul single strand RNA,

    yang dibungkus oleh membran lipid, berbentuk spherical dan pleomorphic,dengan

    diameter 70 nm. Pada permukaan envelope didapatkan glikoprotein, yang terdiri

    dari 2 protein virus berbentuk heterodimer. Nucleocapsids virus ini isometrik dengan

    diameter 40 nm.1 Sekuens genom lengkapnya terdiri dari 11.805 nukleotida. Virus

    ini berkembangbiak dalam sitoplasma sel inangnya. Virus dapat menyerang manusia

    dan hewan. Virus ini berpindah dari satu penderita ke penderita lain melalui gigitan

    2

  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    3/20

    nyamuk, terutama dari genus Aedes, seperti Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti

    (yang juga menularkan demam dengue dan demam kuning) merupakan vektor

    utama untuk demam chikungunya. Virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti

    ini akan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Virus dapat menyerang semua

    usia, baik anak-anak maupun dewasa. Virus ini pertama kali diisolasi pada tahun

    1952-1953 keduanya dari manusia dan nyamjuk selama epidemi demam yang

    secara klinis sulit dibedakan dari demam dengue di Tanzania. Virus ini merupakan

    virus RNA untai tunggal, tidak tahan panas dan sensitif terhadap suhu lebih dari

    58oC. Terdapat tiga antigen dan genotip yang berbeda yang berhasil diidentifikasi:

    dua kelompok filogenetik dari Afrika dan satu dari Asia. Strain virus

    Chikungunyayang diisolasi di India selama wabah tahun 2006 sangat dekat dengan

    strain yang diisolasi di pulau Runion pada tahun yang sama.

    Aedes aegyptimerupakan vektor yang bertanggung jawab terhadap transmisi

    dalam lingkungan perkotaan sedangkan Aedes albopictus bertanggung jawab

    terhadap penyebaran penyakit ini dalam pedesaan. Penelitian yang terbaru

    menunjukkan bahwa virus ini teah bermutasi sehingga dapat ditransmisikan oleh

    Aedes albopictus. NyamukAedes berkembang biak dalam lingkungan rumah seperti

    di vas bunga, tempat penyimpanan air, pendingin udara, dan lain-lain. Serta di luar

    rumah seperti lokasi pembangunan, tempurung kelapa, brang-barang rongsokan

    (ban bekas, lastik, dan kaleng-kaleng, dan lain-lain). Nyamuk betina dewasa

    beristirahat di daerah yang dingin dan gelap di lingkungan rumah maupun di luarnya

    dan hanya menggigit di siang hari.

    3

  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    4/20

    3. Epidemiologi (3,5,9)

    Virus Chikungunya pertama kali diidentifikasi di Afrika Timur tahun 1952.

    Virus ini terus menimbulkan epidemi di wilayah tropis Asia dan Afrika. Di Indonesia

    Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda tahun 1973. Kemudian

    berjangkit di Kuala Tunkal, Jambi, tahun 1980. Tahun 1983 merebak di Martapura,

    Ternate dan Yogyakarta. Setelah vakum hampir 20 tahun, awal tahun 2001 kejadian

    luar biasa (KLB) demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan

    Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi

    Jawa Barat, Purworejo dan Klaten Jawa Tengah tahun 2002.

    CHIKV sebagai penyebab demam Chikungunya masih belum diketahui pola

    masuknya ke Indonesia. Sekitar 200-300 tahun lalu CHIKV merupakan virus pada

    hewan primata di tengah hutan atau savana di Afrika. Satwa primata yang dinilai

    sebagai pelestari virus adalah bangsa baboon (Papio sp), Cercopithecus sp. Siklus

    di hutan (sylvatic cycle) di antara satwa primata dilakukan oleh nyamuk Aedes sp

    (Ae africanus, Aeluteocephalus, Ae opok, Ae. furciper, Ae taylori, Ae cordelierri).

    Pembuktian ilmiah yang meliputi isolasi dan identifikasi virus baru berhasil dilakukan

    ketika terjadi wabah di Tanzania 1952-1953.

    Setelah beberapa lama, karakteristik CHIKV virus yang semula bersiklus dari satwa

    primata-nyamuk-satwa primata, dapat pula bersiklus manusia-nyamuk-manusia.

    Tidak semua virus asal hewan dapat berubah siklusnya seperti itu. Di daerah

    permukiman (urban cycle), siklus virus chikungunya dibantu oleh nyamuk Aedes

    aegypti.

    4

  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    5/20

    Beberapa negara di Afrika yang dilaporkan telah terserang virus chikungunya adalah

    Zimbabwe, Kongo, Burundi, Angola, Gabon, Guinea Bissau, Kenya, Uganda,

    Nigeria, Senegal, Central Afrika, dan Bostwana. Sesudah Afrika, virus chikungunya

    dilaporkan di Bangkok (1958), Kamboja, Vietnam, India dan Sri Lanka (1964),

    Filipina dan Indonesia (1973). Chikungunya pernah dilaporkan menyerang tiga korp

    sukarelawan perdamaian Amerika (US Peace Corp Volunteers) yang bertugas di

    Filipina, 1968. (7)

    Hasil penelitian terhadap epidemiologi penyakit chikungunya di Bangkok Thailand

    dan Vellore Madras, India menunjukkan bahwa terjadi gelombang epidemi dalam

    interval 30 tahun. Satu gelombang epidemi umumnya berlangsung beberapa bulan,

    kemudian menurun dan bersifat ringan sehingga sering tidak termonitor. Gelombang

    epidemi berkaitan dengan populasi vektor (nyamuk penular) dan status kekebalan

    penduduk. Pengujian darah (serologik) penyakit chikungunya sering tidak mudah

    karena serum chikungunya mempunyai reaksi silang dengan virus lain dalam satu

    famili. (4)

    Dari beberapa literatur tampak ada kecenderungan gelombang epidemi 20 tahunan.

    Fenomena ini sering dikaitkan dengan perubahan iklim dan cuaca. Antibodi yang

    timbul dari penyakit ini membuat penderita kebal terhadap serangan virus

    selanjutnya. Perlu waktu panjang bagi penyakit ini untuk merebak kembali.

    5

  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    6/20

    Tabel 1. Distribusi kasus demam chikungunya di dunia(5)

    Tabel 2. Distribusi KLB demam chikungunya di Indonesia tahun 2001-Maret 2003 (5)

    6

    http://4.bp.blogspot.com/_98MnXIfa4ok/TCL5Rsnp_BI/AAAAAAAAAS8/HfVw9DBGy2M/s1600/3.JPGhttp://4.bp.blogspot.com/_98MnXIfa4ok/TCL5NjXl66I/AAAAAAAAAS0/zNwG_lHGsyI/s1600/2.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/_98MnXIfa4ok/TCL5D6CnNdI/AAAAAAAAASs/lgVN8aHtyPo/s1600/1.JPG
  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    7/20

    Tabel 3. Situasi KLB demam chikungunya di Indonesia tahun 2001-2004 (5)

    4. Patogenesis (1,2)

    Virus chikungunya ditemukan dalam kelenjar nyamuk vektor. Jumlah virus yang

    dapat memperbanyak diri pada nyamuk dari berbagai strain sangat bervariasi, yakni

    antara 1046-1074 PFU setiap nyamuk. Penelitian de Moor dan Stephen

    menunjukkan bahwa tingkat endemisitas virus chikungunya sangat berhubungan

    erat dengan populasi nyamuk Aedes di daerah tersebut. Lamanya kehidupan

    nyamuk tersebut merupakan faktor penting yang menentukan luas tidaknya

    penyebaran virus chikungunya. Hampir keseluruhan data menunjukkan bahwa

    infeksi chikungunya terjadi di wilayah dimana nyamuk Aedes yang terinfeksi virus

    chikungunya menggigit manusia. Apabila nyamuk ditemukan sangat banyak dan

    menggigit banyak orang di sekitarnya maka kemungkinan kejadian infeksi dapat

    diestimasikan sangat tinggi, terutama pada ibu dan anak yang selalu tinggal di

    rumah sejak pagi hingga sore hari. Otot rangka merupakan tempat utama replikasi

    virus. Pada tikus didapatkan adanya miositis, serta perdarahan saluran cerna dan

    subkutan. Isolasi virus chikungunya kebanyakan diperoleh dari kasus-kasus berat

    dengan manifestasi perdarahan dan kelainan otot yang umumnya pada penderita

    dewasa. Pada manusia, virus chikungunya sudah dapat menimbulkan penyakit

    dalam 2 hari sesudah gigitan nyamuk. Penderita mengalami viremia yang tinggi

    dalam 2 hari pertama sakit. Viremia berkurang pada hari ke-3 atau ke-4 demam, dan

    biasanya menghilang pada hari ke-5. Silent infection dapat terjadi, akan tetapi

    bagaimana hal itu bisa terjadi belum dapat dimengerti. Antibodi yang timbul dari

    penyakit ini membuat penderita kebal terhadap serangan virus selanjutnya. Oleh

    karena itu perlu waktu panjang bagi penyakit ini untuk merebak kembali. Infeksi akut

    7

  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    8/20

    ditandai dengan timbulnya IgM terhadap IgG antichikungunya yang diproduksi

    sekitar 2 minggu sesudah infeksi.

    5. Gambaran klinis (1,4)

    Virus Chikungunya menyebabkan demam pada sebagian besar penderita

    dengan periode inkubasi 2 4 hari sejak gigitan nyamuk. Viremia ini menetap

    selama 5 hari sejak onset klinis. Gambaran klinis yang umum adalah demam (92%)

    biasanya juga disertai dengan Arthralgia (87%), nyeri punggung (67%) dan sakit

    kepala (62%). Demam ini bervariasi mulai dari demam ringan sampai berat, yang

    menghilang dalam 24 sampai 48 jam. Demam ini biasanya terjadi mendadak sampai

    39-40oC, dengan menggigil dan kekakuan dan biasanya menghilang dengan

    pemberian antipiretik. Tidak ada variasi diurnal untuk demam ini.

    Dalam kasus wabah yang terbaru ini banyak pasien yang mengeluhkan

    arthralgia tanpa demam. Nyeri sendi tamaknya semakin memburuk pada pagi hari,

    yang kemudian berkurang dengan aktivitas ringan. Nyeri sendi ini dapat menghilang

    selama 2-3 hari yang kemudian muncul lagi dengan pola pelana kuda. Poliartritis

    migran dengan efusi juga dapat dijumpai pada 70% kasus, namun menghilang

    sendiri. Pergelangan kaki, tangan, dan sendi-sendi kecil paling sering terkena. Sendi

    besar seperti lutut dan tulang belakang juga dapat terlibat. Terdapat kecenderungan

    keterlibatan sendi dengan riwayat trauma atau degenerasi. Pekerjaan yang banyak

    menggunakan sendi kecil lebih sering terkena (misalnya sendi interfalang pada

    penyadap karet, pergelangan kaki pada orang yang banyak berdiri dan berjalan

    misalnya polisi). Fenomena pembungkukkan ini kemungkinan terjadi akibat dari

    tungkai bawah dan keterlibatan punggung yang mendorong pasien membungkuk ke

    depan.

    8

  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    9/20

    Gejala klinis lain. Ruam makulopapular transien dapat terjadi pada 50%

    pasien. Erupsi makulopapular dapat menetap lebih dari 2 hari pada 10% kasus.

    Ulkus intertriginosa dan erupsi vesikobulosa juga dapat ditemukan. Beberapa orang

    mengalami lesi angiomatosa dan lebih sedikit yang mengalami purpura. Stomatitis

    ditemukan pada 25% pasien dan ulkus oral pada 15% pasien. Eritema nasal diikuti

    dengan hiperpimentasi fotosensitif (20%) sering ditemukan pada epidemi yang baru-

    baru ini terjadi. Dermatitis eksfolitiva yang terjadi pada tungkai dan wajah ditemukan

    pada 5% kasus. Epidermolisis bullosa juga ditemukan pada anak-anak. Sebagian

    besar lesi yang timbul ini dapat sembuh sempurna kecuali pada kasus dimana

    hiperpigmentasi yang fotosensitif ini menetap.

    Fotofobia dan nyeri retro-orbital juga pernah ditemukan. Meskipun jarang

    terjadi pada orang dewasa, namun anak-anak terutama neonatus dapat mengalami

    muntah dan/atau diare dan meningo-ensefalitis. Manifestasi neurologis seperti

    ensefalitis, kejang demam, sindrom meningeal dan ensefalopati akut juga pernah

    dilaporkan. Neuroretinitis dan uveitis pada salah satu mata atau kedua mata juga

    pernah dilaporkan. Manifestasi okuler yang berkaitan dengan wabah epidemi dai

    infeksi virus chikungunya di India Selatan meliputi uveitis anterior granulomatosa

    dan nongranulomatosa, neuritis optik, neuritis retrobulbar, dan lesi dendritik.

    Prognosis visual biasanya baik, dimana penglihatan sebagian besar pasien ini

    kembali normal.

    Bentuk artralgia yang persisten telah dtemukan pada tahun 1980 di Afrika

    Selatan, dimana sebuah penelitian retrospektif menunjukkan resolusi yang

    sempurna pada 87,9 %;, 3,7 % mengalami kekakuan episodik dan nyeri, 2.8%

    mengalami kekakuan yang persisten tanpa nyeri dan 5.6% mengalami keterbatasan

    pergerakan sendi yang persisten dan menyakitkan. Enthesopathy dan tendinitis dari

    9

  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    10/20

    tendoachilles ditemukan pada 53% pasien yang mengalami keterlibatan

    muskuloskeletal. Sekuele neurologis, emosional dan dermatologis juga dapat

    ditemukan.

    Chikungunya pada bayi dan anak umumnya ringan dan sangat jarang ditemukan

    kasus yang serius atau fatal. Tanda dan gejala yang ditemukan pada bayi dan anak

    di antaranya:

    Demam

    Menggigil

    Sakit kepala

    Mual dan muntah

    Sakit pada persendian

    Ini merupakan gejala utama. Kadang disertai bengkak dan kemerahan pada sendi.

    Gejala ini dapat menetap bahkan sampai beberapa minggu setelah penyakit

    sembuh.

    Bintik kemerahan di kulit

    Pedarahan gusi dan mimisan

    Gejala dan tanda tersebut biasanya mulai timbul sekitar 3-7 hari setelah gigitan

    nyamuk.

    10

  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    11/20

    Tabel 5. Temuan klinik demam dengue klasik, demam chikungunya dan demam

    berdarah dengue (5)

    Keterangan: 1+=1-25% 2+=26-50% 3+=51-75% 4+=76-100%

    Tabel 6. Gejala konstitusional non-spesifik demam berdarah dengue dan demam

    chikungunya berbeda bermakna secara statistik; bayi di bawah 5 bulan (5)

    11

    http://4.bp.blogspot.com/_98MnXIfa4ok/TCL5lZJyWEI/AAAAAAAAATU/hpimtNPSTjk/s1600/6.JPGhttp://4.bp.blogspot.com/_98MnXIfa4ok/TCL5hkutd6I/AAAAAAAAATM/Y3njaXxuIXQ/s1600/5.JPG
  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    12/20

    Tabel 7. Perbandingan antara demam berdarah dengue dan demam chikungunya (5)

    6. Perbedaan gejala penyakit DBD dan chikungunya (1,5)

    Gejala penyakit Chikungunya antara lain: Demam tinggi (39C), nyeri pada

    persendian (gejala khas demam chikungunya, mulai nyeri sendi ringan sampai berat,

    bahkan bisa sampai tidak bisa berjalan), tidak nafsu makan, lemah, mual, sakit

    kepala, timbul ruam merah pada kulit.

    Nyeri sendi pada Penyakit Chikungunya sangat khas, nyeri berat dan pegal pada

    sendi-sendi, sering sampai tidak bisa berjalan terutama pagi hari saat bangun tidur .

    Ruam merah pada penyakit Chikungunya agak berbeda dengan DBD, dimana pada

    penyakit Chikungunya ruam merahnya lebih melebar agak timbul sehingga terkesan

    kulit agak lebih tebal .

    12

    http://1.bp.blogspot.com/_98MnXIfa4ok/TCL5v39pZjI/AAAAAAAAATc/D7btpG1UAuo/s1600/7.JPG
  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    13/20

    Gejala penyakit demam berdarah dengue : Demam secara tiba-tiba 2-7 hari, disertai

    sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia), ruam merah

    pada kulit, pendarahan pada hidung dan gusi, sakit di perut, rasa mual, muntah-

    muntah atau diare. (10)

    Nyeri sendi pada DBD tidak sehebat pada Chikungunya. Ruam merah pada DBD

    mempunyai ciri-ciri merah terang, berbercak, biasanya timbul lebih dulu pada kaki ,

    tangan dan kemudian bisa menyebar keseluruh tubuh. Ruam tersebut bila diraba

    permukaannya sama dengan kulit dalam keadaan normal. (10)

    7. Pemeriksaan laboratorium (1,5,6)

    Tes laboratorium yang umum digunakan untuk mengetahui chikungunya

    adalah RT-PCR, isolasi virus, dan tes serologis.

    Isolasi virus

    tes laboratorium yang paling akurat tetapi

    membutuhkan waktu 1-2 minggu.

    RT-PCR hasil dapat diterima dalam 1-2 hari

    Tes serologis dibutuhkan darah dalam volume yang lebih banyak

    dbandingkan metode yang lain. Menggunakan cara ELISA untuk

    mengukur IgM Chikungunya. Hasil diperoleh setelah 2-3 hari. Dan

    false positif dapat ditemukan dengan infeksi virus seperti

    O'nyong'nyong virus dan Semliki Forest Virus.

    13

    http://en.wikipedia.org/wiki/O'nyong'nyong_virushttp://en.wikipedia.org/wiki/Semliki_Forest_Virushttp://en.wikipedia.org/wiki/Semliki_Forest_Virushttp://en.wikipedia.org/wiki/O'nyong'nyong_virus
  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    14/20

    8. Diagnosa (1,5)

    Diagnosis demam chikungunya ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

    fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Dari anamnesis ditemukan keluhan demam,

    nyeri sendi, nyeri otot, sakit kepala, rasa lemah, mual, muntah, fotofobia serta

    daerah tempat tinggal penderita yang berisiko terkena demam chikungunya. Pada

    pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya ruam makulopapuler, limfadenopati

    servikal, dan injeksi konjungtiva. Pada pemeriksaan hitung lekosit, beberapa pasien

    mengalami lekopenia dengan limfositosis relatif. Jumlah trombosit dapat menurun

    sedang. Laju endap darah akan meningkat. C-reactive protein positif pada kasus-

    kasus akut.

    Berbagai pemeriksaan laboratorium tersedia untuk membantu menegakkan

    diagnosis, seperti isolasi virus dari darah, tes serologi klasik seperti uji hambatan

    aglutinasi/HI (Charles & Casals), complement fixation/CF (Futton & Dumbell), dan

    serum netralisasi; tes serologi modern dengan tehnik IgM capture ELISA (enzyme-

    linked immunosorbent assay); tehnik super modern dengan pemeriksaan PCR; serta

    teknik yang paling baru dengan RT-PCR (2002). Dengan menggunakan tes serologi

    klasik diagnosis sangat tergantung pada penemuan peningkatan titer antibodi

    sesudah sakit. Biasanya pada serum yang diambil saat hari ke-5 demam tidak

    ditemukan antibodi HI, CF ataupun netralisasi. Antibodi netralisasi dan HI baru

    ditemukan pada serum yang diambil saat 2 minggu atau lebih sesudah serangan

    panas timbul. Diagnosis yang akurat dapat diperoleh dari serum yang diambil

    sesudah sakit dengan metode IgM capture ELISA. Isolasi virus dapat dibuat dengan

    menyuntikan serum akut dari kasus tersangka pada mencit atau kultur jaringan.

    Diagnosis pasti adanya infeksi virus chikungunya ditegakkan bila didapatkan salah

    satu hal berikut:

    14

  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    15/20

    1. Peningkatan titer antibodi 4 kali lipat pada uji hambatan aglutinasi (HI)

    2. Virus chikungunya (CHIKV) pada isolasi virus

    3. IgM capture ELISA

    Untuk diagnosis serologi diperlukan 10-15 ml serum whole blood. Serum fase akut

    diambil diambil segera sesudah muncul manifestasi klinis dan serum fase

    konvalesensi diambil 10-14 hari sesudah sampel pertama. Sampel dibawa ke

    laboratorium dalam suhu 4C (tidak dalam keadaan beku). Bila pemeriksaan tidak

    dapat segera dilakukan, maka serum dipisahkan dari sampel dan disimpan dalam

    freezer secepatnya. Diagnosis serologi dapat ditegakkan bila didapatkan

    peningkatan kadar antibodi 4 kali lipat antara serum fase akut dan konvalesensi atau

    didapatkannya antibodi IgM spesifik terhadap virus chikungunya (CHIKV). Tes

    serodiagnostik memperlihatkan peningkatan titer IgG CHIKV 4 kali lipat antara

    serum fase akut dan konvalesen. Akan tetapi, pengambilan serum berpasangan

    biasanya tidak dilakukan. Sebagai alternatif, dapat dilakukan pemeriksaan IgM

    spesifik terhadap virus chikungunya pada serum fase akut bila serum berpasangan

    tidak dapat dikumpulkan. Tes yang biasa digunakan adalah IgM capture ELISA

    (MAC-ELISA). Hasil MAC-ELISA dapat diperoleh dalam 2-3 hari. Reaksi silang

    dengan antibodi Flavivirus, seperti Onyong-nyong dan Semliki Forest terjadi pada

    pemeriksaan MAC-ELISA. Akan tetapi virus-virus tersebut relatif jarang di Asia

    Tenggara. Bila diperlukan konfirmasi lebih lanjut dapat dilakukan tes neutralisasi dan

    Hemagglutination Inhibition Assay (HIA). (5)

    Isolasi virus merupakan tes definitif terbaik. Untuk pemeriksaan ini diperlukan whole

    blood sebanyak 2-5 ml yang dimasukkan dalam tabung berheparin. Sampel diambil

    saat minggu pertama sakit, dibawa dengan es ke laboratorium. Virus chikungunya

    akan memberikan efek cytopathic terhadap berbagai dinding sel seperti sel BHK-21,

    15

  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    16/20

    HeLa dan Vero. Efek cytopathic itu harus dikonfirmasi dengan antiserum spesifik

    dan hasilnya dapat diperoleh dalam 1-2 minggu. Isolasi virus dilakukan di

    laboratorium BSL-3 untuk mengurangi risiko transmisi virus. Pemeriksaan kultur

    virus yang positif dilengkapi dengan neutralisasi memberikan diagnosis definitif

    adanya virus chikungunya. (1)

    Baru-baru ini telah dikembangkan tehnik reverse transcriptasepolymerase chain

    reaction (RT-PCR) untuk mendiagnosis virus chikungunya yang menggunakan

    nested primer pairs amplifying specific components dari 3 struktural gene regions,

    yakni Capsid (C), Envelope E-2 dan bagian dari Envelope E-1. Hasil PCR dapat

    diperoleh dalam 1-2 hari. Spesimen untuk pemeriksaan PCR adalah sama dengan

    untuk isolasi virus, yakni whole blood yang di beri heparin. 1 Hasil PCR untuk genom

    E-1 dan C baik secara sendiri ataupun bersama-sama memberikan hasil positif

    untuk virus chikungunya. Akan tetapi pemeriksaan khusus di atas lebih banyak

    digunakan untuk kepentingan epidemiologi dan penelitian, jarang dilakukan dalam

    praktik klinik sehari-hari. Oleh karena itu WHO membuat definisi kasus infeksi

    chikungunya sebagai berikut: (5,8)

    1. Kasus tersangka

    Suatu kesakitan yang onsetnya akut, ditandai oleh timbulnya demam mendadak

    diikuti oleh gejala-gejala berupa artralgia, sakit kepala, nyeri punggung, fotofobia,

    dan ruam.

    2. Kasus probabel

    Klinis seperti di atas dan serologi positif (pemeriksaan sampel serum tunggal yang

    diambil selama fase akut atau konvalesensi)

    3. Kasus konfirmasi

    Kasus probabel dengan disertai salah satu dari berikut ini:

    16

  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    17/20

    - Kenaikan titer antibodi HI sebesar 4 kali pada sampel serum berpasangan

    - Deteksi antibodi Iq M

    - Isolasi virus dari serum

    - Deteksi asam nukleat virus Chikungunya pada serum dengan RT-PCR

    9. Pengobatan (1)

    Demam Chikungunya termasuk self limiting disease atau penyakit yang

    sembuh dengan sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk penyakit ini.

    Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simptomatis atau menghilangkan gejala

    penyakitnya, seperti obat penghilang rasa sakit atau demam seperti golongan

    parasetamol.

    Antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini. Penggunaan antibiotika dengan

    pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat.

    Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan makanan

    yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak

    mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar atau minum jus buah

    segar.

    Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat untuk

    penanganan penyakit. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak

    protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh

    yang bagus dan istirahat cukup bisa mempercepat penyembuhan penyakit. Minum

    banyak juga disarankan untuk mengatasi kebutuhan cairan yang meningkat saat

    terjadi demam.

    10. Pencegahan

    (5)

    17

  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    18/20

    Satu-satunya cara menghindari penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa

    virusnya yaitu nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini, senang hidup dan berkembang

    biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau

    botol bekas yang menampung air bersih. Selain itu, nyamuk bercorak hitam putih ini

    juga senang hidup di benda-benda yang menggantung seperti baju-baju yang ada di

    belakang pintu kamar. Selain itu, nyamuk ini juga menyenangi tempat yang gelap

    dan pengap.

    Cara yang sering dipakai antara lain:

    Menguras bak mandi

    Menutup tempat penampungan air

    Mengubur sampah terutama yang dapat menampung air

    Menaburkan larvasida

    Memelihara ikan pemakan jentik

    Pengasapan

    Pemakainan obat anti nyamuk

    Pemakaian kawat kasa di rumah

    Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan

    malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai

    dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini

    dikarenakan nyamuk Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada

    benda-benda yang menggantung.

    11. Prognosis

    (1,5)

    18

  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    19/20

    Prognosis penderita demam chikungunya cukup baik sebab penyakit ini tidak

    menimbulkan kematian. Belum ada penelitian yang secara jelas memperlihatkan

    bahwa demam chikungunya dapat secara langsung menyebabkan kematian. Karena

    infeksi virus chikungunya baik klinis ataupun silent akan memberikan imunitas

    seumur hidup, maka penyakit ini sulit menyerang penderita yang sama. Tubuh

    penderita akan membentuk antibodi yang akan membuatnya kebal terhadap

    serangan virus ini di kemudian hari.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sumarno S et all, 2008 : Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis hal 226-223

    19

  • 7/27/2019 130863928 4 Referat Chikungunya Hafiz Ibrahim

    20/20

    2. Safar, Rosdiana. 2003. Parasitologi kedokteran: Entomologi. Padang:Fakultas

    Kedokteran Universitas Baiturrahmah.

    3. Ann M. Powers and Christopher H. Logue,2007: Changing patterns of

    chikungunya virus: re-emergence of a zoonotic arbovirus dari Journal of Virology

    4. I-C Sam, MRCPath, S AbuBakar, PhD, 2006 : Chikungunya Virus Infection dari

    Med J Malaysia Vol 61 No 2

    5. Widodo Judarwanto, 2009 : Penata Laksanaan Demam Chikungunya from

    http://feverclinic.wordpress.com/2009/02/20/apa-sih-demam-chikungunya/

    6. Eppy 2006, Demam chikungunya dari Jurnal Kedokteran Medicinus edisi April-

    Juni 2008, hal. 22., Jakarta

    7. Ann M. Powers, 2009 : Overview of Emerging Arboviruses dari

    http://www.medscape.com/viewarticle/708398_3

    8. Gilles Pialoux, Bernard-Alex Gazre, Stphane Jaurguiberry, Michel Strobel,

    2007 : Chikungunya, an epidemic arbovirosis dari http://infection.thelancet.com

    Vol 7 May 2007

    9. Kanti Laras et all, 2004 : Tracking the re-emergence of epidemic chikungunya

    virus in Indonesia, Transactions of the Royal Society of Tropical Medicine and

    Hygiene (2005) 99, 128141

    10. Halstead S, 2007, Dengue and Dengue Haemorraghic Fever, Nelsons Texbook

    of Pediatrics 18th Edition hal. 1092-1094

    20

    http://feverclinic.wordpress.com/2009/02/20/apa-sih-demam-chikungunya/http://www.medscape.com/viewarticle/708398_3http://feverclinic.wordpress.com/2009/02/20/apa-sih-demam-chikungunya/http://www.medscape.com/viewarticle/708398_3