13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana,...

20
SISTEM INFROMASI & PENGENDALIAN INTERNAL (SI - PI) TENTANG SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG Dosen: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA Dibuat oleh : Yohana Premavari (55516120056) MAGISTER AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA (S2) UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

Transcript of 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana,...

Page 1: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

SISTEM INFROMASI & PENGENDALIAN INTERNAL (SI - PI)

TENTANG

SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG

Dosen:

Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

Dibuat oleh :

Yohana Premavari (55516120056)

MAGISTER AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA (S2)

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2017

Page 2: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

XBRL

XBRL adalah kependekan dari eXtensible Business Reporting Language. XBRL merupakan bahasa baku pelaporan bisnis berbasis XML yang dikembangkan untuk memfasilitasi komunikasi data bisnis dan data keuangan secara elektronis. XML sendiri, singkatan dari eXtensible Markup Language, adalah bahasa penanda (markup language) yang telah menjadi standar universal penyajian informasi terstruktur. XBRL bisa dikatakan versi XML yang khusus dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan dan bisnis.

XBRL menjadi cara baru perusahaan dan organisasi lainnya dalam mentransmisi dan menggunakan data bisnis. Sekadar menyebut satu contoh, perusahaan-perusahaan terbuka di Amerika Serikat telah mengirimkan laporan-laporannya kepada otoritas bursa di sana (SEC) dalam format XBRL. Phillips, Bahmanziari, dan Colvard menambahkan, usaha menengah dan kecil serta profesi akuntansi tidak bisa menghindar dari tren XBRL

XBRL International (XII) adalah organisasi konsorsium yang bersifat nirlaba, mencakup lebih dari 600 perusahaan dan badan lainnya. XII inilah yang mengembangkan XBRL serta mendorong adopsi XBRL secara global. Meskipun demikian, XBRL merupakan open standard technology. Setiap perusahaan atau penyedia perangkat lunak bisa menggunakan XBRL secara gratis.

Wada (2013) menjelaskan, pada awalnya XBRL memang dikembangkan sebagai teknologi untuk pelaporan keuangan atau pelaporan bisnis. Akan tetapi, penerapan XBRL terus diperluas sehingga mencakup juga informasi non-keuangan yang bersifat kualitatif. Contoh penerapan XBRL untuk pelaporan non-keuangan adalah penggunaan XBRL dalam penyampaian laporan tanggung jawab sosial perusahaan, inisiatif IIRC (International Integrated Reporting Council), dan GRI (Global Reporting Initiative) di wilayah Asia.

Wujud konkretnya, XBRL itu seperti apa?

Salah satu artikel dari XII (diakses tanggal 2 Januari 2014) memberikan contoh script XBRL. XBRL terdiri dari tag-tag pengidentifikasi (identifying tags). Tag-tag pengidentifikasi itu diterapkan terhadap item-item data tertentu, sehingga dapat diproses secara efisien oleh perangkat lunak komputer. Contoh item data dimaksud adalah beban penyusutan atau laba bersih.

Tag pengidentifikasi juga bisa menyajikan informasi yang lebih kompleks, misalnya angka dalam satuan moneter, angka persentase, dan angka pecahan. Lebih lanjut, XBRL juga memungkinkan pemberian label/nama suatu item data dalam bahasa apa pun, penggunaan kerangka acuan akuntansi yang berbeda-beda, serta penyediaan informasi lain terkait perusahaan anak.

Page 3: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

Kita sebagai manusia akan mendapati tag-tag di atas terbaca sebagai berikut: CURRENT ASSETS Assets Held for Sale 100,000 Construction in Progress, Current 100,000 Inventories 100,000 Other Financial Assets, Current 100,000 Hedging Instruments, Current (Asset) 100,000 Current Tax Receivables 100,000 Trade and Other Receivables, Net, Current 100,000 Prepayments, Current 100,000 Cash and Cash Equivalents 100,000 Other Assets, Current 100,000 Current Assets Total 1,000,000

XBRL mampu menunjukkan keterkaitan item-item data satu sama lain. Dengan demikian, XBRL mampu menunjukkan bagaimana penghitungan yang mendasari suatu item data. XBRL juga mampu mengelompokkan item-item data menurut organisasi atau menurut tujuan pelaporan tertentu. Dan yang terpenting, XBRL dapat dengan mudah diperluas (extensible), sehingga perusahaan dan organisasi lainnya bisa mengadaptasi XBRL untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus.

Informasi dikonversi menjadi XBRL melalui proses pemetaan atau dibuat dalam format XBRL dengan perangkat lunak. Selanjutnya, informasi itu dapat ditelusuri, dipertukarkan, dan dianalisis dengan bantuan komputer atau dipublikasikan secara rutin.

XBRL menggunakan semacam kamus (dictionaries) yang berisi elemen-elemen XBRL dan dikenal dengan Taksonomi XBRL (XBRL Taxonomies). Taksonomi XBRL merupakan skema pengelompokan yang menetapkan tag-tag tertentu untuk masing-masing item data. Sebagai contoh, dalam laporan keuangan berbasis IFRS tag XBRL OtherReservesmerepresentasikan pos Other Reserves.

Masing-masing negara memiliki aturan akuntansi yang berbeda-beda. Akibatnya, masing-masing negara akan memerlukan taksonomi pelaporan keuangan sendiri-sendiri. Berbagai organisasi, termasuk regulator, asosiasi industri, atau perusahaan induk, bisa juga memerlukan taksonomi XBRL khusus untuk memenuhi kebutuhan pelaporan bisnis mereka sendiri. Taksonomi khusus juga telah dirancang untuk memfasilitasi penggabungan data serta pelaporan internal di dalam organisasi. Taksonomi khusus dimaksud adalah GL Taxonomy.

Page 4: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

Bagaimanakah cara kerja XBRL?

KPMG (2013) menjelaskan, sistem pelaporan XBRL melibatkan dua pihak utama, yaitu pengirim dan penerima informasi.

Otoritas pengawas atau regulator seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), atau Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah lembaga-lembaga di Indonesia yang bisa berperan sebagai penerima informasi. Pengirim informasi adalah perusahaan atau organisasi lainnya yang diwajibkan untuk menyampaikan laporan kepada otoritas pengawas atau regulator. Contoh pihak pengirim informasi adalah emiten bursa dan bank-bank yang berada di bawah regulasi BI.

Dalam implementasinya, peran pihak penerima informasi adalah menetapkan informasi standar dalam bentuk taksonomi XBRL. Pihak penerima informasi juga memroses informasi dalam format XBRL yang diterimanya. Di sisi lain, pihak pengirim informasi berperan menyampaikan data laporan dalam bentuk dokumen XBRL (XBRL instance document) berdasarkan taksonomi yang telah ditetapkan.

Gambar berikut dikutip dari KPMG (2013).

Dalam pembuatan dokumen XBRL, perangkat lunak membubuhkan tag-tag XBRL ke item-item data perusahaan berdasarkan taksonomi yang telah ditetapkan.

Page 5: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

Taksonomi standar (standard taxonomy) mendefinisikan konsep data yang dilaporkan serta mendefinisikan terminologi yang digunakan dalam laporan. Dibandingkan dengan laporan yang dibuat dengan kertas, taksonomi standar identik dengan formulir kosong yang akan diisi dengan data. Taksonomi standar juga mendefinisikan atribut-atribut konsep data melalui berbagai komponen (linkbases).

Taksonomi perluasan (extension taxonomy) hampir sama dengan taksonomi standar, mencakup konsep-konsep laporan yang diperluas sesuai dengan informasi spesifik yang dilaporkan oleh perusahaan tertentu. Regulator bisa juga menggunakan taksonomi perluasan, jika regulator itu membutuhkan informasi tambahan lebih rinci yang belum tercakup dalam taksonomi umum yang tersedia.

Data perusahaan adalah isi atau kandungan informasi yang akan dilaporkan dalam format XBRL.

Proses pembubuhan tag (tagging process) adalah pemetaan data dengan mengidentifikasi dan mencocokkan data perusahaan dengan konsep-konsep dalam taksonomi untuk menghasilkan doKumen XBRL.

Dokumen adalah data laporan yang telah diubah menjadi format XBRL. Selain berisi data, dokumen XBRL juga memuat informasi mengenai identitas entitas pelapor, periode laporan, satuan pengukuran, serta tingkat presisi yang digunakan. Penyusun laporan tidak perlu menetapkan format laporan, karena taksonomi telah menetapkan format laporan. Dibandingkan dengan laporan yang dibuat dengan kertas, dokumen XBRL identik dengan data yang telah diisikan ke dalam formulir.

Page 6: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

Secara lebih spesifik, KPMG (2013) mengidentifikasi tiga jensi perangkat lunak yang digunakan dalam proses pelaporan berbasis XBRL:

Aplikasi pemetaan XBRL, berfungsi melaksanakan proses pembubuhan tag dalam pembuatan dokumen XBRL. Alat validasi XBRL, berfungsi menerima dan memvalidasi dokumen XBRLyang dikirimkan oleh pihak pengirim. Aplikasi business intelligence, berfungsi melaksanakan analisis data dan menghasilkan laporan. Wujud konkretnya, seperti apakah taksonomi dan dokumen XBRL? Untuk mendapatkan gambaran dunia nyata penerapan XBRL, Hoffman dan Watson (2010) menunjukkan salah satu perangkat lunak berbasis Web yang bisa digunakan untuk melihat taksonomi XBRL, yaitu Yeti Explorer (http://bigfoot.corefiling.com/yeti/resources/yeti-gwt/Yeti.jsp), yang disediakan oleh CoreFiling.

Page 7: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

Gambar di atas menyajikan kotak dialog Open Taxonomy, yang berisi daftar taksonomi publik yang ada dalam pustaka taksonomi CoreFiling. Sebagai contoh, kita akan melihat taksonomi IFRS (2013). Dari kotak dialog Open Taxonomy, klik IFRS (2013), klik Full, dan selanjutnya klik tombol Open.

Yeti Explorer akan menampilkan taksonomi XBRL untuk IFRS (2013) dalam satu halaman Web yang terdiri dari tiga bagian. Bagian kiri berisi daftar elemen-elemen laporan keuangan berbasis IFRS. Untuk melihat salah satu elemen, kita hanya perlu mengklik tanda plus (+) yang terletak di depan labelnya. Sebagai contoh, laporan posisi keuangan (neraca) dibagi menjadi dua klasifikasi: lancar/tidak lancar dan urutan likuiditas.

Bagian kanan terdiri dari tiga tab (Details, Relationships, dan Tree Locations) untuk masing-masing elemen. Gambar berikut menyajikan atribut rinci dari aset Cash and cash equivalents.

Bagian bawah adalah alat pencarian label, elemen, atau atribut tertentu. Sebagai contoh, ketika kita memasukkan kata instruments dan mengklik tombol Search, Yeti

Page 8: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

Explorer menampilkan hasil pencarian dengan rincian berupa Local name, Element label, danMatched value.

Setelah kita melihat taksonomi, di manakah dokumen XBRL? Kita bisa menemukan laporan keuangan berformat XBRL dari halaman EDGAR | Company Filings di situs resmi SEC. Sebagai contoh, kita mencoba menulis microsoft, lalu mengklik tombol Search.

Kita menemukan dua hasil pencarian. Pilih MICROSOFT CORP dengan mengklik CIK#:0000789019. Halaman hasil pencarian untuk MICROSOFT CORP berisi daftar laporan yang dikirimkan oleh perusahaan tersebut kepada SEC. Gulung halaman ke bawah hingga menemukan dokumen dengan data interaktif. Klik pada tombol berlabel Interactive Data paling atas yang tampak sebagai berikut.

Kita akan menemukan menu navigasi dokumen XBRL yang ditampilkan oleh browser sebagai berikut

Page 9: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

Contoh laporan keuangan menggunakan XBRL

Bagaimanakah XBRL di Indonesia?

Data keanggotaan XII (diakses tanggal 19 Januari 2014) memuat Bank Indonesia (BI) sebagai anggota langsung (direct member) XII. XII memang menawarkan dua opsi keanggotaan: Direct Membership dan Jurisdictions Membership. Bank Indonesia sejauh ini bisa dikatakan menjadi satu-satunya lembaga dari Indonesia yang berpartisipasi dalam pengembangan standar global pelaporan bisnis secara elektronis yang dipelopori XII.

BI (2013) menyatakan, XBRL pada awalnya diterapkan dalam penyampaian Laporan Bulanan Bank Umum Syariah (LBUS), Implementasi XBRL di BI dikatakan sebagai bagian dari penyiapan infrastruktur dalam rangka pengalihan fungsi regulasi dan pengawasan bank syariah dari BI ke OJK.

Page 10: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

Wada (2013) dalam paparannya mengenai XBRL di Asia dan Oceania menyinggung implementasi XBRL di Indonesia. Wada (2013) menyatakan bahwa proyek XBRL Bank Indonesia dilatarbelakangi oleh timbulnya tuntutan informasi baru bagi perbankan syariah dalam rangka mengakomodasi standar akuntansi keuangan syariah, mematuhi ketentuan regulasi, mengakomodasi munculnya produk-produk baru perbankan syariah, serta memenuhi kebutuhan statistik moneter dan statistik sistem pembayaran.

Wada (2013) juga menjelaskan bahwa proyek XBRL BI dimaksudkan untuk mempersiapkan transisi pengawasan keuangan dari BI ke OJK pada tahun 2014. Proyek XBRL BI merupakan bagian dari upaya pengembangan sistem pelaporan keuangan yang akan mengakomodasi kebutuhan informasi BI dan OJK, misalnya yang berupa Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan (LSMK).

Manfaat dan Penggunaan XBRL pada Dunia Bisnis

1. Secara umum, manfaat XBRL adalah :

a. Meningkatkan kegunaan sistem pelaporan secara elektronik karena mengimplementasikan :

Format yang sudah terstandar, sehingga menghasilkan informasi dan data yang 'comparable' dan mudah untuk dianalisis

Validasi secara otomatis, sehingga meminimkan kesalahan input

b. Memudahkan dilakukannya publikasi laporan (termasuk laporan keuangan) karena XBRLdapat diolah kembali menjadi format yang diinginkan : PDF, HTML, Excel, TXT, dll

c. Meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi investor internasional, karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi. Investor luar negeri dimungkinkan melakukan analisis mereka secara mandiri serta melakukan perbandingan dengan menggunakan bahasa mereka sendiri

d. Mempercepat pengambilan keputusan bisnis bagi investor

2. Manfaat dan kegunaan khususnya adalah sebagai berikut:

Semua jenis organisasi dapat menggunakan XBRL untuk menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi dalam menangani bisnis dan informasi keuangan. Karena XBRL dapat diperluas dan fleksibel, dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan yang berbeda. Semua peserta dalam rantai pasokan informasi keuangan dapat manfaat, apakah mereka pembuat, pemancar atau pengguna data bisnis.

a. Pengumpulan Data dan Pelaporan

Page 11: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

Dengan menggunakan XBRL, perusahaan dan produsen lain dari data keuangan dan laporan bisnis dapat mengotomatisasi proses pengumpulan data. Sebagai contoh, data dari divisi perusahaan yang berbeda dengan sistem akuntansi yang berbeda dapat dirakit secara cepat, murah dan efisien jika sumber informasi telah diperbarui untuk menggunakan XBRL. Setelah data dikumpulkan dalam XBRL, berbagai jenis laporan yang menggunakan berbagai himpunan bagian dari data dapat diproduksi dengan usaha minimal. Sebuah divisi keuangan perusahaan, misalnya, bisa cepat dan terpercaya menghasilkan laporan manajemen internal, laporan keuangan untuk publikasi, pajak dan pengajuan perundang-undangan lainnya, serta laporan kredit untuk pemberi pinjaman. Tidak hanya dapat menangani data dengan otomatis, menghapus proses yang memakan waktu, proses yang rawan kesalahan, tetapi data dapat diperiksa oleh perangkat lunak untuk lebih akurat.

Usaha kecil dapat manfaat bersama yang besar dengan standarisasi dan menyederhanakan perakitan dan pengajuan informasi kepada pihak yang berwenang.

b. Konsumsi Data dan Analisis

Pengguna data yang diterima secara elektronik dalam XBRL dapat mengotomatisasi penanganannya, memangkas pemeriksaan yang memakan waktu dan mahal, serta pemasukan ulang manual informasi . Software ini juga bisa langsung memvalidasi data, menyoroti kesalahan dan kesenjangan yang segera dapat diatasi. Hal ini juga dapat membantu dalam menganalisis, memilih, dan pengolahan data untuk digunakan kembali.usaha manusia dapat beralih ke yang lebih tinggi, lebih banyak aspek nilai tambah analisis, review, pelaporan dan pengambilan keputusan. Dengan cara ini, analis investasi dapat menghemat usaha, sangat menyederhanakan pemilihan dan perbandingan data, dan memperdalam analisis perusahaan mereka. Lender dapat menghemat biaya dan mempercepat hubungan mereka dengan debitur. Regulator dan departemen pemerintah dapat merakit, memvalidasi dan memeriksa data jauh lebih efisien dan berguna daripada mereka sampai sekarang mampu melakukannya.

3. Melalui penggunaan XBRL dalam perusahaan, akuntan akan mampu:

Mendapatkan data lebih cepat dan dapat diandalkan tentang kinerja keuangan perusahaan.

Sangat mengurangi usaha dan biaya dalam mengumpulkan dan menganalisa data

Menyederhanakan dan tugas otomatis Fokus pada analisis usaha dan pekerjaan yang menambah nilai

Page 12: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

Membuat lebih baik menggunakan perangkat lunak untuk meningkatkan efisiensi dankecepatan

Secara ringkas, XBRL dapat mempercepat, mengurangi usaha dan meningkatkan kehandalan dalam tugas-tugas akuntansi dan audit. Komunitas akuntansi dapat memainkan peran penting dalam menjelaskan dan mendorong penerapan XBRL. Perusahaan akuntansi utama adalah anggota penting dari KonsorsiumXBRL.

Keunggulan XBRL

Keunggulan XBRL adalah data dan informasi tersebut mudah dimegerti, diolah, diintegrasikan, dan dianalisis oleh siapa saja, dengan aplikasi manapun asalkan XBRL-enabled. Saat ini hampir seluruh software developer terkemuka sudah memuatkan XML, dasar dari XBRL, dalam sistem dan aplikasi yang dikembangkannya (Microsoft, Sun, Oracle, HP, Linux, dll). Bahkan XBRL juga dapat diolah melalui aplikasi yang dikembangkan dengan teknologi berbasis open source.

XBRL bukan merupakan standar akuntansi baru dan tidak memerlukan perubahan terhadap standar akuntansi yang sudah ada. XBRL hanya akan menambahkan suatu deskripsi (tagging) yang terstandar sehingga suatu data akan lebih konsisten untuk diper-bandingkan dan dianalisis lebih lanjut. Hal ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi investor global yang ingin memperbandingkan kinerja keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang berada di luar negeri.

Mendasarkan pada keunggulan tersebut maka saat ini jumlah organisasi yang mengimplementasikan XBRL semakin meningkat. Beberapa negara yang mulai mengimplementasikan XBRL adalah Amerika Serikat, Austalia, Canada, Jerman, Irlandia, Inggris, Jepang, Nederland, New Zealand, Spanyol, dan Negara-negara Uni Eropa. Sedangkan beberapa negara Asia yang saat ini tengah mengkaji implementasinya adalah Hong Kong, Singapura, dan China. Di masing-masing negara tersebut, organisasi yang ikut serta dalam implementasi dan pengembangan XBRL mencakup lembaga pemerintah (regulator, departemen), Bursa Efek, penyedia jasa keuangan (perbankan, asuransi, multifinance), kantor akuntan publik, penyedia jasa informasi, pengembang aplikasi, dan lain-lain.

Implementasi XBRL di suatu negara memerlukan kerjasama antar-lembaga terkait. Hal ini dikarenakan XBRL bukan hanya memerlukan dukungan teknologi (TI), tapi lebih dari itu adalah kesiapan standarisasi (taxonomy) dan regulasi yang mengatur pengimplementasiannya.

Page 13: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

1. Seperti apakah Buku besar (general ledger) dan siklus pelaporan pada pada perusahaan saudara atau yang saudara ketahui dan banyak digunakan di perusahaan

Siklus buku besar dan pelaporan terdiri atas kegiatan pengolahan data yang berkaitan dengan proses pemutakhiran (updating) rekening-rekening buku besar dan pembuatan laporan yang merupakan ikhtisar hasil operasi perusahaan.

Definisi Buku Besar (General ledger)

Romney & Steinbard (2006), General ledger berisi tentang rangkuman data mengenai setiap asset, kewajiban, ekuitas, penjualan, dan biaya-biaya sebuah organisasi. Kegiatan proses informasi meliputi updating general ledger dan persiapan laporan yang merangkum hasil aktivitas organisasi. Dokumen-dokumen transaksi yang sudah dicatat sebelumnya, baik dalam jurnal umum maupun jurnal khusus kemudian dipindahkan ke dalam buku besar (General ledger) sesuai dengan kelompok rekening dan nomor perkiraannya. Pada dasarnya fungsi buku besar adalah untuk mengetahui total saldo pada masing-masing rekening yang nantinya akan dipindahkan ke neraca saldo secara satu per satu tiap-tiap rekening

Fungsi Buku Besar (General ledger)

Fungsi general ledger (Wilkinson, 2000, p.380) ialah :

1) Untuk mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat

2) Untuk memposting transaksi – transaksi tersebut pada akun yang sesuai

3) Untuk menjaga keseimbangan debit dan kredit pada akun – akun tersebut

4) Mengkomodasi pencataan jurnal penyesuaian

5) Membuat laporan keuangan yang handal dan tepat waktu pada setiap periode akuntansi

Tujuan Buku Besar (General ledger)

Tujuan General ledger yang dikemukakan oleh Wilkinson (2000), diantaranya :

(1) Mencatat transaksi akuntansi secara akurat dan tepat waktu.

(2) Memposting transaksi ke akun yang sesuai.

(3) Menjaga keseimbangan debet dan kredit untuk masing-masing akun.

Page 14: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

(4) Mengakomodasikan jurnal penyesuaian, serta

(5) Menyediakan laporan keuangan yang handal dan tepat waktu dalam setiap periode akuntansi.

Aktivitas Buku Besar (General ledger)

Aktivitas yang ada pada general ledger (Romney dan Steinbart, 2006, p.525-528) adalah sebagai berikut :

1. Update General ledger Update general ledger terorganisir dari 2 (dua) sumber, yaitu :

a. Accounting subsystem, secara teori general ledger bisa diperbaharui untuk tiap-tiap transaksi individual, namun pada prakteknya, variasi subsistem akuntansi bisa memperbahuri general ledger dengan rangkuman jurnal, yang menampilkan hasil dari semua transaksi yang terjadi selama periode tertentu.

b. Treasurer, bagian treasurer menghasilkan catatan jurnal individual untuk memperbaharui General ledger bagi transaksi tidak rutin seperti penjualan atau pembelian surat berharga penanaman modal.

2. Memposting jurnal penyesuaian atau post adjusting entries Adjusting entries berasal dari pengendali (controller) setelah trial balance disisipkan. Trial balance adalah laporan yang berisi keseimbangan untuk semua akun general ledger. Terdapat 5 (lima) kategori dasar adjusting entries, yaitu :

a. Accruals, mewakili catatan-catatan yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menggambarkan transaksi yang telah terjadi namun kas belum diterima atau belum dibayar. Contohnya pencatatan pendapatan sewa.

b. Defferals, mewakili catatan-catatan yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menggambarkan pertukaran dari kas yang dibayar dimuka untuk pelaksanaan dari kejadian yang berhubungan.

c. Estimates, mewakili catatan-catatan untuk menggambarkan bagian dari pengeluaran yang terjadi diluar periode akuntansi. Contohnya penyusutan dan biaya piutang tak tertagih.

d. Revalutions, mewakili catatan-catatan yang dibuat untuk menggambarkan perbedaan antara nilai sebenarnya dengan nilai yang tercatat dari suatu asset atau

Page 15: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

perubahan prinsip akuntansi. Contohnya perubahan metode yang digunakan untuk menilai persediaan.

e. Corrections, mewakili catatan-catatan yang dibuat untuk mengatasi pengaruh-pengaruh dari kesalahan yang ditemukan dalam general ledger. Contohnya rekonsiliasi.

3. Menyiapkan laporan keuangan atau Prepare finalcial statements Persiapan laporan keuangan dimulai pertama kali dengan income statement yang datanya diambil dari penjualan nilai biaya pada adjusted trial balance, kemudian dilanjutkan dengan balance sheet. Kegiatan ini memerlukan closing entries dengan nilai penjualan dan biaya sama dengan 0 (nol), kemudian dilakukan transfer net invoice atau loss ke retained earnings.

4. Menghasilkan laporan manajerial Menghasilkan laporan menejerial merupakan final dalam general ledger and reporting system. Laporan ini akan digunakan untuk memverifikasi akurasi proses posting. Tahap akhir dari siklus buku besar dan pelaporan adalah pembuatan berbagai macam laporan manajemen. Pada dasarnya laporan manajemen dibagi menjadi dua, yaitu : (1) lapotan kontrol buku besar dan (2) anggaran. Laporan kontrol buku besar antara lain berupa daftar jurnal voucher yang diurutkan atas dasar nomor urut, nomor(kode) rekening, tanggal dan daftar saldo rekening. Laporan ini digunakan untuk mengecek ketelitian proses posting. Laporan anggaran digunakan untuk keperluan perencanaan dan penilaian kinerja. Anggran perasional berisi anggran pengeluaran dan pendapatanuntuk setiap unit dalam organisasi. Anggaran pengeluaran modal menunjukan rencana arus masuk dan arus keluar kas untuk setiap proyek. Anggaran arus kas membandingkan estimasoi arus kas dengan rencananya dan digunakan untuk menentukan kebutuhan kas.

Sumber Input General Ledger

Dalam bukunya Accounting Information System (Wilkinson, 2000, p.384-385), mengemukakan bahwa sumber input general ledger berasal dari berbagai sistem pemrosesan transaksi pada satu perusahaan yang diklasifikasikan sebagai transaksi

Page 16: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

rutin, non rutin, penyesuaian, pembalik, dan penutup. Tipe ini dapat dipecah lagi menjadi :

a. Transaksi rutin eksternal (Routine external transaction), timbul selama periode akuntansi dari pertukaran dengan pihak independen yang berada dalam lingkungan sekitar.

b. Transaksi rutin internal (Routine internal transaction), terjadi karena ada transaksi internal yang timbul selama periode akuntansi.

c. Transaksi non rutin (Nonroutine transaction), biasanya jarang terjadi dan berasal dari luar perusahaan dari aktivitas yang tidak rutin.

d. Penyesuaian (Adjusting entries), terjadi pada akhir periode akuntansi (walaupun beberapa timbul selama periode dan tidak berulang).

e. Pembalik (Reserving entries), jurnal pada awal periode akuntansi untuk membalik jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir periode akuntansi sebelumnya.

f. Penutup (Closing entries), memindahkan jumlah yang ada pada akun sementara ke dalam akun modal pemilik yang sesuai, sehingga akun sementara menjadi nol.

Dibawah ini contoh buku besar

Page 17: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF
Page 18: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

2. Identifikasi major threat dalam aktivitas pelaporan dan mengevaluasi kecukupan pengendalian internal.

Ancaman dan Pengendalian dalam Sistem Informasi Buku Besar (General ledger)

Menurut Romney & Steinbard (2006), terdapat beberapa ancaman yang potensial dalam sistem informasi general ledger, yang secara garis besar dapat diterjemahkan sebagai berikut :

1. Kesalahan (error) dalam mengupdate general ledger dan pembuatan laporan keuangan. Kesalahan yang terjadi ketika mengupdate general ledger dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang tidak tepat karena menyajikan informasi yang keliru dalam laporan keuangan. Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan untuk ancaman ini adalah dengan input edit and processing controls, reconciliations and control reports dan audit trail.

Pemeriksaan validitas Pemeriksaan Field (Format) Pemeriksaan saldo nol Uji kelengkapan Verifikasi closed-loop Membuat file ayat jurnal penyesuaian standar untuk ayat jurnal

penyesuaian yang berulang untuk setiap periode, seperti biaya depresiasi

Pemeriksaan tanda dari saldo akun buku besar, saat pembaruan selesai, untuk memverifikasi saldonya telah benar (debit atau kredit

Menghitung total run-to-run untuk memverifikasi akurasi pemprosesan batch voucher jurnal

2. Kehilangan, akses tidak berwenang, atau pengubahan terhadap data keuangan. General ledger merupakan komponen kunci dalam sistem informasi akuntansi perusahaan. Akses yang dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang dapat menyebabkan kerahasiaan data perusahaan terbongkar yang mungkin akan dimanfaatkan oleh kompetitor yang ada. Pengendalian yang dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya akses oleh pihak yang tidak berwenang dapat dilakukan dengan cara penggunaan username dan password. Akses tanpa otorisasi ke buku besar dapat mengakibatkan kebocoran data rahasia ke pesaing atau kerusakan buku besar. Oleh karenanya perlu memiliki pengendalian yang memadai agar dapat mencegah akses tanpa otorisasi ke buku besar

ID dan pasword pemakai harus digunakan untuk mengendalikan akses ke buku besar dan pemisahan tugas yang benar

Page 19: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

Pengendalian atas pembuatan catatan voucher jurnal karena mengotorisasi perubahan saldo akun buku besar

3. Poor Performance. Perusahaan mesti menyediakan informasi kepada banyak pihak ekternal, termasuk pemerintah, investor, dan creditor. Perusahaan juga membuat laporan pengendalian untuk digunakan dalam pengelolaan operasi. Merancang ulang proses bisnis memberikan kesempatan tambahan untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas.

Buku besar merupakan komponen kunci dari sistem informasi akuntansi organisasi.pengendalian cadangan mencakup hal-hal sebagai berikut :

a. Pengunaan label file internal dan eksternal untuk melindungi buku besar yang terakhir dari kerusakan tanpa disengaja.

b. Pembuatan cadangan buku besar secara rutin paling tidak dua salinan cadangan buku besar harus ada.satu salinan disimpan dilokasi perusahaan satunya disimpan diluar perusahaan.

Page 20: 13 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Pendukung, Universitas Mercu Buana, 2017.PDF

Referensi

Warsidi, 2014, Sistem pelaporan keuangan berbasis XBRL : http://www.warsidi.com/2014/01/mengawali-tahun-dengan-xbrl.html, diakses tanggal 1 Juni 2017 pukul 22.30.

Venny, dkk, 2011, Implementasi XBRL Dalam Bisnis : http://vennysagita.blogspot.co.id/2011/02/xbrl-dalam-bisnis.html, diakses tanggal 1 Juni 2017 pukul 22.45.

Wada, Yoshiaki, 2013, XBRL In Asia and Oceania Region : http://www.eurofiling.info/201312/presentations/20131211-12thXEUDayPresXBRLinAsiaYoshiakiWada.pdf diakses tanggal 1 Juni 2017 pukul 23.00.

Nuryani, dkk, Bahasa Pemograman XBRL : http://nuryaniirvinasimatupang.blogspot.co.id/2014/, diakses tanggal 2 Juni 2017 pukul 06.00.

Nur Fadhila Amri, 2015, Buku Besar (General ledger) : http://www.e-akuntansi.com/2015/12/buku-besar-general-ledger.html, diakses pada 2 Juni pukul 05.00.

Ade Firmansyah, 2014, Contoh Buku Besar Akuntansi Dan Cara Membuatnya : http://zahiraccounting.com/id/blog/contoh-buku-besar-akuntansi-dan-cara-membuatnya/, diakses pada 4 Juni pukul 06.30

Ayu Juniantari, 2013, Silkus Buku Besar dan Pelaporan : http://yuriaiuary.blogspot.co.id/2013/09/siklus-buku-besar-dan-pelaporan.html, diakses pada 2 Juni pukul 05.15