12_Tugas_buat_prog

download 12_Tugas_buat_prog

of 45

Transcript of 12_Tugas_buat_prog

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

Prosedur Audit

Kepemilikan

LANGKAH-LANGKAH AUDIT UNTUK SELURUH AKUN NERACA : 1 Dalam hal terdapat perubahan Bagan Akun Standar (BAS), pastikan bahwa rincian akun Neraca telah disajikan sesuai BAS dengan melakukan perbandingan terhadap klasifikasi BAS. 2 Pastikan bahwa saldo awal akun Neraca telah sama dengan saldo akhir akun Neraca periode sebelumnya, dengan melakukan penelusuran ke Neraca periode sebelumnya, diutamakan yang telah diaudit oleh BPK. 3 Pastikan bahwa saldo akun Neraca telah sesuai dengan saldo normal (misalnya : akun Aset memiliki saldo normal Debet positif dan akun Kewajiban memiliki saldo normal Kredit positif), dengan melakukan penelusuran ke Buku Besar Neraca. 4 Pastikan bahwa saldo akun Neraca telah sesuai dengan Buku Besar, dengan melakukan X X X X

penelusuran ke Buku Besar Neraca. 5 Pastikan secara uji petik bahwa setiap transaksi jurnal koreksi akun Neraca telah didukung dengan Memo Penyesuaian, dengan menelusuri keberadaaan Memo Penyesuaiannya. 6 Pastikan bahwa rekonsiliasi internal akun Neraca telah dilakukan antara unit penyusun LK dengan unit teknis, melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke dokumen hasil rekonsiliasi internal. 7 Pastikan bahwa rekonsiliasi eksternal telah X X X

dilakukan antara unit akuntansi dengan instansi terkait, antara lain KPPN dan KPKNL, melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke Berita Acara Rekonsiliasi. X

Akurasi

A

KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN

Tujuan prosedur Audit berikut ini adalah untuk memastikan bahwa pengakuan, pengukuran, dan pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurasi, kehandalan dan keabsahan LK telah terpenuhi, yaitu : 1. Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran, yang berasal dari sisa Uang Persediaan (UP) dan Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang belum dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali ke Kas Negara per tanggal Neraca. 2. Kas di Bendahara Pengeluaran mencakup seluruh saldo rekening Bendahara Pengeluaran, uang logam, uang kertas dan lain-lain kas termasuk bukti pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan yang sumbernya berasal dari dana UP yang belum disetor kembali ke Kas Negara per tanggal Neraca. Kas di Bendahara Pengeluaran disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing, maka dikonversi ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal Neraca. Dokumen yang Diperlukan : 1. Rekening Koran; 2. Buku Kas Umum; 3. Buku Kas Pembantu; 4. Berita Acara Pemeriksaan Kas; 5. Register Penutupan Kas; 6. Surat Setoran Bukan Pajak(SSBP)/Surat Setoran Pajak(SSP); 7. SPM, SP2D-UP dan SP2D-TUP; 8. Memo Penyesuaian Kas di Bendahara Pengeluaran; 9. Bukti-bukti pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan.

Langkah-langkah Audit Kas di Bendahara PengeluaranASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

1

Pastikan

bahwa

saldo

Kas

di

Bendahara

Pengeluaran yang disajikan di Neraca hanya mencakup UP dan TUP dengan membandingkan saldo kas (Uang Tunai di Brankas, Saldo rekening Koran di Bank, bukti-bukti pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan, dan tidak termasuk Jasa Giro) dengan SP2D-UP dan SP2D-TUP. 2 Pastikan bahwa telah saldo Kas di Bendahara nilai X X X

Pengeluaran

disajikan

sebesar

rupiahnya, dengan melakukan penelusuran ke Register Penutupan Kas. Apabila terdapat saldo kas dalam valuta asing, pastikan bahwa saldo tersebut telah dikonversi ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal Neraca, melalui permintaan keterangan dan perbandingan ke kurs tengah Bank Indonesia per tanggal Neraca. 3 Pastikan bahwa saldo kas di Bendahara X X

Pengeluaran pada akhir tahun anggaran adalah nihil, melalui penelusuran ke Berita Acara X X X

Pemeriksaan Kas dan Register Penutupan Kas. Apabila saldo kas tidak nihil, maka pastikan bahwa saldo tersebut telah disetorkan ke Kas Negara, melalui penelusuran ke dokumen SSBP-nya. 4 Pastikan bahwa jumlah pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan adalah sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Kas, Register Penutupan Kas, dan bukti-bukti pengeluarannya, melalui

X

X

penelusuran ke dokumen-dokumen dimaksud.

Akurasi

Prosedur Audit Kas di Bendahara Pengeluaran

ASERSI

Kewajiban

Penilaian

A. 1.

Uji Pengendalian Pahami sistem dan prosedur yang berkaitan

dengan pengelolaan, pencatatan dan pelaporan kas di bendaharawan. Deskripsikan dalam bentuk flowchart atau narasi Pastikan apakah entitas: 2. a. Melaksanakan cek fisik kas (kas di X

bendaharawan) yang dilakukan secara rutin dan disaksikan dibuktikan pejabat dengan yang berwenang, Berita yang Acara

adanya

Pemeriksaan Kas; b. c. Menerima rekening koran secara periodik; Melakukan prosedur rekonsiliasi dengan Bank atas perbedaan saldo rekening koran dengan buku kas di bendahara pengeluaran B. 1. Uji Kepatuhan Dapatkan dan pelajari ketentuan yang mengatur tentang Kas di Bendahara Pengeluaran 2. Pastikan bahwa peraturan-peraturan tersebut telah dipatuhi C 1 Prosedur Analitis Bandingkan saldo tahun lalu dengan tahun X X X

sekarang lalu analisis fluktuasinya. Hasil analisa dapat digunakan untuk menentukan fokus

pemeriksaan substantif atas transaksi

Akurasi

Kas di Bendahara Pengeluaran

Pengungkapan

Prosedur AuditKelengkapan Kepemilikan Keberadaan Pisah Batas Penyajian & Hak &

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

D 1.

Uji Substantif Dapatkan saldo kas bendaharawan pengeluaran di Neraca dan bandingkan dengan rinciannya dari tingkat Eselon I sampai tingkat satker (satker Kantor Pusat/KP, Kantor Daerah/KD, Tugas X

Pembantuan/TP dan Dekonsentrasi/DK). Jika ada perbedaan, telusuri penyebabnya;

2

Untuk tingkat satker, Lakukan pengujian secara uji petik atas keberadaan kas di bendaharawan pengeluaran dengan : a. Dapatkan berita acara penutupan kas akhir tahun dan BKU b. Lakukan perhitungan ulang saldo kas menurut berita acara penutupan kas dan BKU. Yakinkan saldo kas BKU hasil perhitungan ulang sesuai dengan saldo menurut BA penutupan kas hasil perhitungan ulang. Jika terdapat perbedaan, lakukan penelusuran penyebabnya. c. Teliti apakah terhadap jumlah per saldo di 31 X X X X

Bendahara

Pengeluaran

tanggal

Desember 2009 tersebut telah dibuat SPM GU Nihilnya dan apabila masih ada saldo yang belum di-SPM GU Nihilkan, apakah saldo

tersebut disetor ke KPPN atau diluncurkan ke tahun anggaran 2009; d. Jika tim meragukan validitas rekening koran, lakukan konfirmasi ke Bank atas keabsahan rekening koran tersebut. 3. Secara uji petik, yakinkan bahwa saldo kas bendaharawan pengeluaran di satker TP, DK, KD dan KP secara berjenjang telah dilaporkan di laporan keuangan eselon I untuk selanjutnya dilaporkan di neraca; X

Akurasi

Prosedur Audit Kas di Bendahara Pengeluaran

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

4.

a. Lakukan

pengujian saldo

tambah, dan cek

kurang ke

atas buku

X

perhitungan

pendukungnya untuk menyakini keakurasian angkanya; b. Secara uji petik dapatkan dokumen sumber penambahan dan pengurangan kas yang terdiri dari SP2D LS UP, SP2D LS TUP, SP2D GU nihil, SSBP pengembalian UP. Telusuri bahwa saldo kas satker telah dicatat dalam neraca sesuai dengan dokumen sumbernya 5 a. Yakinkan bahwa penyajian dan pengeluaran di kas bendaharawan pengeluaran telah sesuai dengan nature of account-nya; b. Jika setelah tanggal 31 Desember 2009 saldo kas di bendahara pengeluaran telah disetorkan, yakinkan Eselon I yang telah melakukan X X X X

penyetoran diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan;

Akurasi

Prosedur Audit Kas di Bendahara Pengeluaran

B

KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN

Tujuan prosedur Audit berikut ini adalah untuk memastikan bahwa pengakuan, pengukuran, dan pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurasi, kehandalan dan keabsahan LK telah terpenuhi, yaitu : 1. Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik itu saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan. 2. Kas di Bendahara Penerimaan yang disajikan dalam neraca adalah kas yang benar-benar menjadi hak negara pada tanggal Neraca. 3. Kas di Bendahara Penerimaan disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing, maka dikonversi menjadi rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal Neraca. Saldo Kas di Bendahara Penerimaan diperoleh dari Laporan Keadaan Kas (LKK) Bendahara Penerimaan yang dilampiri bukti penerimaan kas dari wajib pungut. Pada akhir tahun, saldo Kas di Bendahara Penerimaan harus nihil, namun apabila tidak nihil maka harus disajikan dalam Neraca. Dokumen yang Diperlukan : 1. Rekening Koran; 2. Buku Kas Umum; 3. Buku Kas Pembantu; 4. Berita Acara Pemeriksaan Kas; 5. Register Penutupan Kas; 6. Memo Penyesuaian Kas di Bendahara Penerimaan; 7. SSBP dan SSP.

Langkah-langkah Audit Kas di Bendahara PenerimaanASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

1

Pastikan

bahwa

saldo

Kas

di

Bendahara

X

X

Penerimaan yang disajikan di

Neraca hanya

mencakup hak negara yang belum disetorkan dan tidak mencakup uang milik pihak ketiga (seperti uang hasil lelang pihak ketiga dan uang jaminan), melalui perbandingan dengan perhitungan yang dibuat oleh unit teknis. 2 Pastikan bahwa saldo kas di Bendahara X X

Penerimaan pada akhir tahun anggaran adalah nihil, melalui penelusuran ke Berita Acara

Pemeriksaan Kas dan Register Penutupan Kas. Apabila saldo kas tidak nihil, maka pastikan bahwa saldo tersebut telah disetorkan ke Kas Negara, melalui penelusuran ke dokumen SSBP-nya. 3 Pastikan bahwa saldo Kas di Bendahara X X X

Penerimaan telah disajikan sebesar nilai rupiahnya dengan menelusuri Register Penutupan Kas.

Apabila terdapat saldo kas dalam valuta asing, pastikan bahwa saldo tersebut telah dikonversi ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal Neraca, melalui permintaan keterangan dan perbandingan ke kurs tengah Bank Indonesia per tanggal Neraca.

Akurasi

Prosedur Audit Kas Bendahara Penerimaan

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

A

Uji Substantif a. Tanyakan daftar no rekening bank a.n X

Bendahara Penerimaan

b. Dapatkan

rekening

koran

a.n

Bendahara

X

Penerimaan tahun 2009,

telusuri mutasi

tambah kurang dalam rekening koran ke dokumen pendukungnya antara lain bukti transfer PNBP dari para wajib bayar dan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) c. Teliti apakah terdapat saldo kas di rekening koran bendahara yang belum disetorkan ke kas negara dan telusuri apakah saldo kas tersebut telah dicatat secara berjenjang dalam neraca satker X

Akurasi

Prosedur Audit Kas Bendahara Penerimaan

C

SETARA KAS

Tujuan prosedur Audit berikut ini adalah untuk memastikan bahwa pengakuan, pengukuran, dan pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurasi, kehandalan dan keabsahan LK telah terpenuhi, yaitu : 1. Setara Kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dijabarkan menjadi kas dan bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan. 2. Setara Kas dicatat sebesar nilai rupiah nominal. Apabila terdapat setara kas dalam valuta asing, maka dikonversi menjadi rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal Neraca. Setara Kas ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek atau untuk tujuan lainnya. Suatu investasi disebut setara kas jika investasi tersebut memiliki masa jatuh tempo paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehannya. Dokumen yang Diperlukan : 1. Rekening Koran di Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran; 2. Sertifikat Deposito (untuk BLU); 3. Memo Penyesuaian Setara Kas.

Langkah-langkah Audit Setara KasASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

1

Pastikan bahwa saldo Setara Kas yang disajikan di Neraca hanya mencakup Jasa Giro yang belum disetor ke Kas Negara dan Deposito yang X X

berjangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan, melalui penelusuran ke Rekening Koran di Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran, Sertifikat Deposito (untuk BLU) dan Memo Penyesuaiannya.

Akurasi

Prosedur Audit Setara Kas

D

PIUTANG PAJAK

Tujuan prosedur Audit berikut ini adalah untuk memastikan bahwa pengakuan, pengukuran, dan pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurasi, kehandalan dan keabsahan LK telah terpenuhi, yaitu : 1. Piutang Pajak adalah piutang yang timbul atas pendapatan pajak sebagaimana diatur dalam undang-undang perpajakan, yang belum dilunasi sampai dengan akhir periode laporan keuangan. 2. Piutang Pajak dicatat sebesar nilai nominal seluruh Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang belum dibayar oleh Wajib Pajak (WP) per tanggal Neraca. Untuk Piutang Pajak yang dikelola oleh DJBC, dicatat sebesar nilai nominal seluruh Surat Pemberitahuan Kekurangan Pembayaran Bea Masuk (SPKPBM) yang belum dibayar oleh WP per tanggal Neraca dikurangi dengan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) yang telah diserahkan ke DJP. Dokumen yang Diperlukan : 1. Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) atau dokumen lain yang dianggap sah; 2. SP2D atas Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP); 3. Dokumen ketetapan pajak, misalnya Surat Ketetapan atau Tagihan Pajak (SPKKB/SKPKBT/SKP Pembetulan, Surat Pemberitahuan Kekurangan Pembayaran Bea Masuk (SPKPBM), Surat Tagihan Cukai (STCK), SK Keberatan, Putusan Banding, dan Putusan Peninjauan Kembali, SPPT PBB, STP PBB, SKP PBB, SK BPHTP); 4. Dokumen setoran pajak, misalnya Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak(SSPCP), Surat Tanda Bukti Setor (STBS), dan dokumen lain yang dipersamakan; 5. Memo Penyesuaian Piutang Pajak; 6. Laporan Perkembangan Piutang Pajak (L-04.06), Laporan Perkembangan Piutang PBB (L-04.18) dan Laporan Perkembangan Piutang BPHTB (L-04.19); 7. Surat Keputusan Penghapusan Piutang.

Langkah-langkah Audit Piutang PajakASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

1

Pastikan bahwa saldo Piutang Pajak yang disajikan di Neraca telah sesuai dengan Laporan

Perkembangan Piutang Pajak dari unit teknis (misalnya Seksi Penagihan untuk DJP atau Seksi Perbendaharaan untuk DJBC) dan pastikan bahwa seluruh akun Piutang Pajak yang dikelola oleh unit teknis yang bersangkutan telah disajikan dalam Neraca, Pajak. 2 Pastikan bahwa saldo Piutang Pajak yang disajikan di Neraca adalah sama dengan saldo awal ditambah mutasi Piutang Pajak (penambahan dan pengurangan) berdasarkan data dari unit teknis, melalui permintaan keterangan dan penghitungan kembali. 3 Untuk Piutang Pajak yang dikelola DJBC: a) Pastikan bahwa saldo Piutang Pajak yang disajikan di Neraca telah dikurangi dengan PDRI yang dilimpahkan ke DJP dengan X X X melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke Laporan Perkembangan Piutang X X

SP3DRI, melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke dokumen SP3DRI. b) Pastikan bahwa saldo Piutang Pajak yang disajikan ditambah Piutang di Neraca telah dikurangi atau X

dengan Pajak

pembayaran syarat melalui

sebagian pengajuan ke

sebagai

keberatan/banding, dokumen SSPCP.

penelusuran

Akurasi

Prosedur Audit Piutang Pajak

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

4

Untuk Piutang Pajak yang dikelola DJP, pastikan bahwa saldo Piutang Pajak yang disajikan di Neraca telah dikurangi dengan pembayaran

sebagian Piutang Pajak sebagai syarat pengajuan keberatan dan banding berdasarkan Surat X

Ketetapan atau Tagihan Pajak, SSP (Surat Setoran Pajak), Surat Tanda Bukti Setor (STBS), dan dokumen lain yang dipersamakan, melalui

penelusuran ke dokumen-dokumen dimaksud. 5 Pastikan bahwa Piutang Pajak yang telah

dilimpahkan ke DJKN telah direklasifikasi ke Aset Lain, melalui perbandingan dengan perhitungan yang telah dibuat oleh unit teknis dan permintaan keterangan. 6 Lakukan uji petik atas transaksi Piutang Pajak dan pastikan bahwa setiap transaksi tersebut telah dilengkapi dengan dokumen yang sah, melalui penelusuran ke dokumen-dokumen terkait X X X

(misalnya SKP/SPKPBM/SK Penghapusan). 7 Pastikan bahwa aging schedule atas Piutang Pajak telah dilakukan secara tepat sesuai dengan umur piutang dan tahun penerbitan SKP, melalui X X

permintaan keterangan dan penghitungan kembali atas perhitungan yang telah dibuat oleh unit teknis.

Akurasi

Prosedur Audit Piutang Pajak

E

PIUTANG BUKAN PAJAK

Tujuan prosedur Audit berikut ini adalah untuk memastikan bahwa pengakuan, pengukuran, dan pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurasi, kehandalan dan keabsahan LK telah terpenuhi, yaitu :1.

Piutang Bukan Pajak hanya mencakup hak/klaim terhadap pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan sampai dengan tanggal Neraca.

2.

Dalam Neraca Pemerintah Pusat, Piutang Bukan Pajak disajikan sebagai aset lancar dibawah Piutang Pajak. CaLK menjelaskan rincian piutang PNBP yang secara garis besar terdiri dari Piutang Kementerian Lembaga (K/L) dan Piutang kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Piutang PNBP yang berasal dari Departemen Keuangan meliputi : (1) piutang denda dan dividen, (2) piutang migas kepada Pertamina, (3) piutang migas kepada KKKS, (4) piutang pungutan ekspor dan (5) piutang PNBP lainnya.

3.

CaLK juga mengungkapkan beberapa wajib bayar yang masih menunggak kewajiban PNBP. Contoh: piutang denda dan dividen dirinci lebih lanjut menurut nama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masih mempunyai kewajiban dividen dan denda (penalti atas keterlambatan membayar dividen dari tanggal jatuh tempo). Demikian juga pungutan ekspor yang memuat secara jelas perusahaan eksportir yang masih belum menyelesaikan kewajiban bea keluar (pungutan ekspor). Dokumen yang Diperlukan : 1. Surat ketetapan piutang (selain Pajak); 2. SSBP, Surat Tanda Bukti Setor (STBS), dan dokumen lain yang dipersamakan; 3. Laporan status piutang bukan pajak; 4. Memo Penyesuaian Piutang Bukan Pajak.

Langkah-langkah Audit Piutang Bukan PajakASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

1

Pastikan bahwa saldo Piutang Bukan Pajak yang disajikan di Neraca hanya mencakup hak/klaim terhadap pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan sampai dengan tanggal Neraca, melalui X X

penelusuran ke surat ketetapan piutang (selain Pajak). 2 Pastikan bahwa saldo Piutang Bukan Pajak yang disajikan di Neraca telah sesuai dengan laporan status piutang bukan pajak dari unit teknis

(misalnya Seksi Perbendaharaan untuk DJBC) dan pastikan bahwa seluruh akun Piutang Bukan Pajak yang dikelola oleh unit teknis yang bersangkutan telah disajikan dalam Neraca, melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke laporan status piutang bukan pajak. X X

Akurasi

Prosedur Audit Piutang Bukan Pajak

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

A 1.

Uji Pengendalian Teliti apakah terdapat unit khusus yang menangani penyelesaian Piutang Bukan Pajak

2.

Teliti

apakah

unit tersebut

membuat

laporan

penyelesaian Piutang Bukan Pajak secara periodik 3. Pertimbangkan informasi dalam laporan

penyelesaian Piutang Bukan Pajak tersebut untuk melakukan pengujian subtantif atas pelaporan Piutang Bukan Pajak B. 1. Uji Substantif Tanyakan apakah terdapat SK Penetapan Piutang Bukan Pajak kepada unit yang menangani Piutang Bukan Pajak. 2 Review SK Penetapan Piutang Bukan Pajak untuk mengetahui periode angsuran piutang dan total nilai piutang yang harus diangsur/disetor ke kas negara. X X X

Akurasi

Prosedur Audit Piutang Bukan Pajak

F

PERSEDIAAN

Tujuan prosedur Audit berikut ini adalah untuk memastikan bahwa pengakuan, pengukuran, dan pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurasi, kehandalan dan keabsahan LK telah terpenuhi, yaitu : 1. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan tidak dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan. 2. Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan telah diperoleh dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah. 3. Persediaan disajikan sebesar biaya perolehan (apabila diperoleh dengan cara pembelian), biaya standar (apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri) dan nilai wajar (apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan). Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada akhir periode akuntansi dan disajikan di Neraca sebesar nilai moneternya. Dokumen yang Diperlukan : 1. Berita Acara Opname Fisik Persediaan; 2. Daftar Rekapitulasi Persediaan (SIMAK-BMN); 3. Surat penetapan lelang; 4. Memo Penyesuaian Persediaan.

Langkah-langkah Audit PersediaanASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

1

Pastikan bahwa saldo Persediaan di Neraca telah sesuai dengan daftar rekapitulasi Persediaan yang didukung dengan Berita Acara Opname Fisik Persediaan (khusus untuk semesteran dan X X

tahunan) dari unit teknis (sub bagian umum atau perlengkapan) dan pastikan bahwa semua akun Persediaan yang dikelola oleh unit teknis yang bersangkutan telah disajikan dalam Neraca, melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke dokumen-dokumen dimaksud. 2 Pastikan bahwa Persediaan yang dalam kondisi rusak atau usang telah dikeluarkan dari saldo Persediaan, melalui penelusuran ke Berita Acara Opname Fisik Persediaan dan Daftar Rekapitulasi Persediaan (SIMAK-BMN). 3 Untuk Persediaan Pita Cukai yang dikelola DJBC, pastikan bahwa nilai persediaan pita cukai di Neraca telah dicatat sebesar biaya pengganti cetak pita cukai tersebut (bukan nilai pita cukainya), melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke Daftar Rekapitulasi Persediaan (SIMAK-BMN). 4 Pastikan bahwa saldo Persediaan yang disajikan di Neraca adalah sama dengan saldo fisik Persediaan dikalikan dengan biaya perolehan terakhir sesuai Berita Acara Opname Fisik Persediaan, melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke Berita Acara Opname Fisik Persediaan.

X

X

X

X

X

Akurasi

Prosedur Audit Persediaan

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

5

Pastikan bahwa Barang Milik Negara yang berasal dari sitaan/rampasan/tangkapan dan telah mendapat penetapan untuk dilelang sesuai Daftar Rekapitulasi Persediaan (SIMAK-BMN), telah X X

disajikan dalam saldo Persediaan di Neraca melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke

dokumen-dokumen dimaksud. 6 Lakukan uji petik atas transaksi Persediaan yang disajikan di Neraca dan pastikan bahwa setiap transaksi tersebut telah dilengkapi dengan Berita Acara Opname Fisik Persediaan dan Berita Acara Opname Fisik Persediaan, melalui penelusuran ke dokumen-dokumen dimaksud. 7 Pastikan bahwa unit akuntansi telah menggunakan Aplikasi Persediaan yang terdapat di SIMAK-BMN secara optimal, melalui permintaan keterangan dan perbandingan antara Berita Acara Opname Fisik Persediaan dengan Daftar Rekapitulasi Persediaan (SIMAK-BMN). X X

Akurasi

Prosedur Audit Persediaan

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

.

Uji Pengendalian a. Pastikan Unit akuntansi di lingkungan Kementerian telah melaksanakan inventarisasi fisik/stock opname atas persediaan yang ada pada akhir tahun 2009. b. Mintakan Berita Acara Cek Fisik-nya, dan pastikan BA tersebut telah diotorisasi pejabat yang X X

1.

berwenang 2. a. Dapatkan informasi mengenai prosedur penyusunan laporan persediaan dan pelaporan persediaan dalam neraca. b. Dapatkan pula informasi tentang Prosedur X X

penyusunan laporan

persediaan dan pelaporan

persediaan dalam neraca tingkat eselon I dan Satker TP, DK, KD dan KP dari pejabat/staf SAI pada

masing-masing unit kerja eselon I dan satker TP, DK, KD dan KP . c. Pastikan bahwa prosedur telah mengikuti ketentuan Perdirjen Perbendaharaan No. PER 40/PB/2006 X

tentang Pedoman Akuntansi Persediaan. 3. Pastikan bahwa terdapat prosedur untuk meyakinkan persediaan di seluruh unit akuntansi telah dicatat seluruhnya. 4. Secara uji petik atas satker, teliti apakah terdapat proses pengujian akurasi penyajian angka dilaporkan satker. Lakukan langkah ini secara berjenjang ke unit yang lebih tinggi. X X

Akurasi

Prosedur Audit Persediaan

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

B. 1.

Uji Kepatuhan Dapatkan dan pelajari ketentuan yang mengatur tentang persedian.

2.

Pastikan dipatuhi

bahwa

peraturan-peraturan

tersebut

telah

C

Prosedur Analitis

1

Bandingkan saldo tahun lalu dengan tahun sekarang. lalu analisis fluktuasinya (analytical review)

Akurasi

Prosedur Audit Persediaan

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

D 1

Uji Substantif Dapatkan neraca Kementerian, Ditjen Eselon I dan Satker. a. Lakukan pengujian bahwa angka persediaan yang dilaporkan dalam neraca kementerian sama dengan jumlah nilai persediaan yang dilaporkan dalam total neraca pada semua unit eselon 1. b. Lakukan pengujian secara uji petik untuk X

memastikan bahwa persediaan yang dilaporkan dalam neraca satker sama dengan yang dilaporkan dalam neraca Ditjen Eselon I dan neraca

Kementerian. 2. Dapatkan daftar persediaan per satker. Lakukan X

pengujian di tingkat satker yang diuji petik: a. Bandingkan saldo persediaan terkait dengan

peralatan dan perlengkapan yang akan dibagikan kepada instansi atau satker bersangkutan yang dilaporkan dalam neraca satker tersebut, Ditjen

Eselon I dan Kementerian dengan bukti distribusi barang untuk meyakinkan bahwa persediaan yang dilaporkan dalam neraca memang masing tersimpan di gudang satker di lingkungan kementerian b. Bandingkan saldo persediaan yang dilaporkan dalam neraca satker dengan hasil stock opname

persediaan pada akhir tahun yang dilakukan oleh auditee c. Secara uji petik lakukan pengecekan fisik

persediaan ke gudang

Akurasi

Prosedur Audit Persediaan

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

3.

Dapatkan

daftar

persediaan

per

satker.

Lakukan

X

pemeriksaan secara uji petik terhadap satker-satker yang nilai persediaannya nihil untuk memastikan bahwa saldo persediaan di neraca satker tersebut benar-benar nihil al: y Teliti apakah terdapat barang modal berupa

bangunan/konstruksi yang dibangun dan ditujukan untuk diserahkan kepada daerah guna pendukungan yang kemajuan fisiknya telah mencapai 100%

berdasarkan BAST pekerjaan dan cek fisik secara berjenjang telah dilaporkan sebagai persediaan dalam neraca satker, Ditjen eselon I dan Kementerian

Akurasi

Prosedur Audit Persediaan

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

4.

a.

Dapatkan Berita Acara Cek Fisik Persediaan akhir tahun yang dilakukan oleh satker.

X

b.

Uji kuantitas persediaan berdasarkan BA cek fisik persediaan yang dilakukan oleh satker.

1) Lakukan perhitungan ulang kuantitas persediaan di akhir tahun berdasarkan catatan yang berisi saldo awal tahun, penambahan persediaan, dan

X

pengurangan persediaan yang dilakukan sepanjang tahun 2009. 2) Secara uji petik, telusuri penambahan dan X

pengurangan tersebut ke dokumen sumber berupa SPK/Kontrak pengadaan persediaan, bukti

distribusi barang atau bukti pengambilan barang 3) Bandingkan kuantitas persediaan berdasarkan BA cek fisik persediaan yang dilakukan satker dengan hasil penelusuran ke dokumen sumber. Jika terdapat perbedaan, tanyakan sebab-sebabnya. c. Pastikan bahwa nilai satuan yang digunakan satker terkait dalam menghitung nilai persediaan tepat (sesuai Standar Akuntansi pemerintahan) y Apabila jumlah persediaan diperoleh dari hasil X X

pembelian, pastikan total nilai persediaan = dari kuantitas persediaan hasil X

inventarisasi fisik dikalikan

harga satuan

pembelian persediaan terakhir untuk masingmasing jenis persediaan; y Apabila persediaan diperoleh dengan cara selain pembelian dan memproduksi sendiri misalnya dari hasil donasi/rampasan, pastikan bahwa nilai persediaan ditetapkan melalui profesional X

judgement, lakukan analisa apakah penetapan nilai tersebut wajar.

Akurasi

Prosedur Audit Persediaan

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

5.

Pastikan bahwa laporan keuangan Kementerian tahun 2009 berisi pengungkapan sebagai berikut: a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam

Akurasi

Prosedur Audit Persediaan

X

X

pengukuran persediaan b. Penjelasan lebih lanjut persediaan, misalnya X

persediaan yang masih dalam proses produksi, persediaan yang disimpan untuk dijual atau

diserahkan kepada masyarakat, dll c. Kondisi persediaan X

G

ASET TETAP

Tujuan prosedur Audit berikut ini adalah untuk memastikan bahwa pengakuan, pengukuran, dan pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurasi, kehandalan dan keabsahan LK telah terpenuhi, yaitu : 1. Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau digunakan oleh masyarakat umum, biaya perolehannya dapat diukur secara andal, dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas. 2. Pengakuan Aset Tetap akan sangat andal jika Aset Tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah, dan bukti kepemilikannya terdokumentasi dengan memadai, serta dikuasai oleh Negara dan dimanfaatkan. 3. Untuk keperluan penyusunan neraca awal, biaya perolehan Aset Tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut disusun. Untuk periode selanjutnya, untuk setiap perolehan Aset Tetap baru, entitas menggunakan biaya perolehan atau harga wajar (bila tidak ada biaya perolehannya). 4. Biaya perolehan Aset Tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam rangka memperoleh aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. 5. Aset Tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. 6. Apabila penyelesaian pekerjaan suatu Aset Tetap melebihi dan atau melewati satu periode tahun anggaran, maka Aset Tetap yang belum selesai tersebut digolongkan dan disajikan sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) sampai dengan aset tersebut selesai dan siap dipakai. 7. Biaya perolehan dari Aset Tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan. 8. Biaya Aset Tetap yang diperoleh melalui pertukaran atau pertukaran sebagian Aset Tetap yang tidak serupa atau aset lainnya, diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh (nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer/diserahkan). 9. Suatu Aset Tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai wajar yang serupa. Suatu Aset Tetap juga dapat dilepas dalam pertukaran dengan kepemilikan aset yang serupa. Dalam keadaan tersebut, tidak ada keuntungan dan kerugian yang diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount) atas aset yang dilepas. 10. Aset Tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan. 11. Pengeluaran setelah perolehan awal suatu Aset Tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan. 12. Penilaian kembali atau revaluasi Aset Tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena SAP menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari peraturan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional. Apabila terjadi kondisi yang memungkinkan penilaian kembali, maka Aset Tetap disajikan dengan penyesuaian pada masing-masing akun Aset Tetap dan akun Diinvestasikan Dalam Aset Tetap. 13. Aset bersejarah (heritage assets) tidak harus disajikan di Neraca, namun aset tersebut harus diungkapkan dalam CaLK. Beberapa aset bersejarah yang memberikan potensi manfaat lainnya kepada pemerintah selain nilai sejarahnya, seperti bangunan bersejarah yang digunakan sebagai ruang perkantoran, maka aset ini ditetapkan prinsip-prinsip yang sama seperti aset lainnya. 14. Aset Tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas dan tidak ada manfaat ekonomis di masa yang akan datang harus direklasifikasi ke akun Aset Lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.

Dokumen yang Diperlukan : 1. Daftar Barang Milik Negara dan Catatan Ringkas Barang Milik Negara; 2. Daftar Realisasi Belanja Modal, SP2D/SPM Belanja Modal, Kuitansi, Faktur Pembelian; 3. Berita Acara Serah Terima BMN, Bukti Kepemilikan BMN; 4. Surat Keputusan Penghapusan; 5. Kartu Inventaris Barang (KIB) Tanah, Kartu Inventaris Barang (KIB) Bangunan Gedung, Kartu Inventaris Barang (KIB) Alat Angkutan Bermotor, Kartu Inventaris Barang (KIB) Alat Persenjataan, Daftar Inventaris Lainnya (DIL), Daftar Inventaris Ruangan (DIR), Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP), Laporan Kondisi Barang (LKB); 6. Memo Penyesuaian Aset Tetap; 7. Laporan Inventarisasi dan Penilaian (IP) BMN (oleh Tim Pelaksana DJKN dan Tim Kementerian Negara/Lembaga), yang terdiri dari : a) Laporan BA01 Rekapitulasi Laporan Hasil Inventarisasi; b) Laporan BA02 Laporan Hasil Inventarisasi Barang Rusak Ringan dan Rusak Berat; c) Laporan BA03 Laporan Hasil Inventarisasi Barang Berlebih; d) Laporan BA04 Laporan Hasil Inventarisasi Barang Tidak Ditemukan.

Langkah-langkah Audit Aset TetapASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

1

Pastikan bahwa saldo awal Aset Tetap di Neraca tahun 2005 telah menunjukkan nilai wajar, melalui : a) Permintaan keterangan apakah satuan kerja telah melaksanakan IP BMN bersama-sama dengan Tim Pelaksana DJKN. b) Penelusuran Laporan IP BMN ke SIMAK-BMN (jenis transaksi 205), untuk memastikan bahwa hasil IP telah diinput ke dalam SIMAK BMN. c) Perbandingan (Rekapitulasi antara Laporan hasil Hasil IP BMN X X

Inventarisasi,

Laporan Hasil Inventarisasi Barang Rusak Ringan dan Rusak Berat, Laporan Hasil X

Inventarisasi Barang Berlebih, Laporan Hasil Inventarisasi Barang Tidak Ditemukan) dengan nilai Aset Tetap di SIMAK-BMN dan Neraca.

Akurasi

Prosedur Audit Aset Tetap

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

2

Pastikan bahwa saldo Aset Tetap di Neraca telah sesuai dengan rincian Aset Tetap di CaLK, melalui penelaahan CaLK. X

3

Pastikan bahwa saldo Aset Tetap pada CaLK telah sesuai dengan Lampiran BMN, melalui penelaahan Lampiran Inventaris. BMN dan penelurusan ke Kartu

X

4

Lakukan uji petik atas jenis transaksi Aset Tetap yang signifikan (misalnya Tanah, Gedung dan Bangunan, Kendaraan Operasional) dan pastikan bahwa setiap transaksi tersebut telah didukung dengan dokumen yang sah, melalui penelusuran ke SP2D/SPM Belanja Modal, Kuitansi, Faktur

X

Pembelian, Berita Acara Serah Terima BMN, Bukti Kepemilikan Penghapusan. 5 Berdasarkan uji petik tersebut di atas, pastikan pemanfaatan atau penguasaan atas Aset Tetap yang signifikan (misalnya Tanah, Gedung dan Bangunan, Kendaraan Operasional), melalui permintaan keterangan dan observasi ke lapangan. 6 Pastikan bahwa setiap Belanja Modal telah X BMN, dan Surat Keputusan

dibukukan sebagai penambahan Aset Tetap atau Aset Lain-lain, melalui rekonsiliasi antara Daftar Realisasi Belanja Modal dengan penambahan Aset Tetap atau Aset Lain-lain yang berasal dari pembelian, pengembangan nilai aset, Aset Tetap dalam renovasi, perolehan KDP, dan X X

pengembangan KDP.

Akurasi

Prosedur Audit Aset Tetap

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

7

Untuk transaksi yang belum termasuk dalam rekonsiliasi antara realisasi Belanja Modal dengan penambahan Aset Tetap, lakukan uji petik untuk menilai akurasi pencatatannya melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke dokumen X X X

perolehannya (misalnya SP2D/SPM Belanja Modal, Kuitansi, Faktur Pembelian, Berita Acara Serah Terima BMN, dan Bukti Kepemilikan BMN). 8 Pastikan bahwa mutasi tambah dan mutasi kurang yang telah dibukukan dalam SIMAK-BMN telah didukung dengan dokumen sumber untuk transaksi Transfer Masuk, Reklasifikasi Masuk, Pertukaran, Perolehan Lainnya, Pengurangan Nilai Aset, X X X

Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas, Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset, Penerimaan Aset Tetap Renovasi, Penghapusan, Transfer Keluar, Hibah (Keluar), Reklasifikasi Keluar, Koreksi Pencatatan, Penghentian Aset dari Penggunaan, Saldo Akhir Tahun Berjalan, melalui penelusuran ke dokumendokumen yang terkait. 9 Pastikan bahwa untuk Aset Tetap yang dalam kondisi Rusak Berat/Dikuasai Pihak Lain/Usang telah direklasifikasi ke Aset Lainnya, melalui X

permintaan keterangan dan penelusuran dokumen Berita Acara Penghentian Penggunaan Aset Tetap ke akun Aset Lainnya.

X

X

Akurasi

Prosedur Audit Aset Tetap

X

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

A 1.

Uji Pengendalian Pada satker yang diuji petik, pastikan bahwa pencatataan penambahan/pengurangan asset telah didukung oleh bukti-bukti; X

2.

Pada

satker

yang

diuji

petik,

pastikan

bahwa

X

penambahan/pengurangan/ penghapusan asset disetujui oleh pejabat yang berwenang 3. Pada satker yang diuji petik, pastikan bahwa semua bukti yang mendukung penambahan/penjualan/ penghapusan aset telah diverifikasi 4. Pada satker yang diuji petik, teliti apakah: a. b. c. Semua asset di beri nomor identitas. Bukti-bukti pendukung di beri nomor seri. Penambahan dan pengurangan di satker telah di catat seluruhnya sesuai dengan dokumen sumber. 5. a. Tanyakan apakah BNPB berkoordinasi dengan Ditjen Kekayaan Negara Departemen Keuangan telah melakukan inventarisasi atas aset tetap yang dimiliki oleh seluruh satker BNPB dan revaluasi aset tetap pada neraca awal per 31 Des 2004. Jika telah dilakukan, dapatkan laporannya. Teliti apakah laporan tersebut telah divalidasi oleh pejabat yang berwenang. Jika belum dilakukan inventarisasi dan revaluasi, tanyakan penyebabnya. b. Jika hasil inventarisasi yang dilakukan oleh DJKN belum ada, teliti apakah ada inventarisasi atas seluruh aset tetap yang dilakukan sendiri oleh satker yang diuji petik. pemutakhiran terakhir. c. Tanyakan apakah aset tetap telah dicatat berdasarkan hasil inventarisasi dan revaluasi. X X X X Review apakah telah dilakukan sesuai dengan kondisi X X X X X X X X X X

datanya

Akurasi

Prosedur Audit Aset Tetap

ASERSI Penyajian & Pengungkapan Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

6.

Teliti apakah Satker-satker yang diuji petik memiliki prosedur untuk mengamankan aset yang dimiliknya al; y Apakah tanah yang dimiliki dan dikuasai oleh BNPB telah disertifikatkan y Apakah kepemilikan kendaraan telah didukung dengan BPKP X

7.

Uji petik atas satker apakah terdapat proses pengujian akurasi penyajian angka laporan satker yang diuji petik. Lakukan langkah ini secara berjenjang ke unit akuntansi yang lebih tinggi. X

ASERSI

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Hak & Kewajiban

Penilaian

B. 1.

Uji Kepatuhan Dapatkan dan pelajari ketentuan yang mengatur tentang penatausahaan dan pengelolaan aset tetap/Barang Milik Negara (BMN)

2.

Pastikan dipatuhi

bahwa

peraturan-peraturan

tersebut

telah

Akurasi

Prosedur Audit Aset Tetap

Akurasi

Prosedur Audit Aset Tetap

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

3.

Secara uji petik, dapatkan dokumen pengadaan barang TA 2008 berupa dokumen tender termasuk kontrak, addendum kontrak, TOR, RAB dan shop drawing serta bukti-bukti pelaksanaan dan pembayaran pekerjaan termasuk laporan kemajuan fisik pekerjaan, as built drawing, Laporan konsultan, Bukti penerimaan barang, BAST dan kartu garansi. X X X X X

4

Lakukan pengecekan fisik untuk memastikan bahwa volume dan spesifikasi pekerjaan sesuai dengan X X

dokumen kontrak. 5 Bandingkan hasil cek fisik dengan laporan kemajuan pekerjaan dan bukti-bukti pembayaran untuk memastikan bahwa pekerjaan dibayar sesuai dengan kemajuan fisik pekerjaan 6 Bandingkan tanggal penerimaan barang/penyelesaian X X

pekerjaan yang tercatat dalam bukti penerimaan barang, kartu garansi, laporan konsultan, laporan kemajuan pekerjaan maupun BAST untuk memastikan bahwa jangka waktu penyelesaian pekerjaan sesuai dengan X

kontrak/addendum kontrak (tidak terlambat).

Akurasi

Prosedur Audit Aset Tetap

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

C 1

Prosedur Analitis Bandingkan saldo tahun lalu dengan tahun sekarang. lalu analisis fluktuasinya (analytical review). Hasil analisa dapat digunakan untuk menentukan fokus pengujian substanstif X X

2

a. Dapatkan neraca BNPB, ditjen Eselon I dan Satker yang diuji petik. b. Pastikan nilai aset tetap satker yang dilaporkan dalam neraca satker TP, DK, KD dan KP yang diuji petik sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca Ditjen Eselon I. c. Pastikan pula bahwa total nilai aset tetap yang dilaporkan dalam 9 (sembilan) neraca Ditjen Eselon I sama dengan yang dilaporkan dalam neraca BNPB. d. Jika terdapat perbedaan antara angka satker, Ditjen Eselon I dan Departemen, gunakan informasi tersebut untuk menentukan fokus pengujian substantif.

X

X

X

Akurasi

Prosedur Audit Aset Tetap

X

X

X

3

a. Dapatkan Laporan BMN intrakomtabel tingkat BNPB. b. Bandingkan angka aset tetap (tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, jaringan dan jembatan serta aset tetap lainnya) yang tercatat dalam laporan BMN intrakomtabel dengan angka yang dilaporkan dalam neraca BNPB. c. Lakukan langkah ini pada tingkat Ditjen Eselon I dan satker yang diuji petik d. Jika terdapat perbedaan yang tidak dapat dijelaskan, gunakan informasi tersebut untuk menentukan fokus pengujian substantif .

X

X

X

X

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

4.

a. Dapatkan

Laporan BMN intrakomtabel

dari 9

X

X

(sembilan) Ditjen Eselon I di lingkungan BNPB, pastikan bahwa gabungan nilai aset tetap yang tercatat dalam Laporan BMN tingkat Eselon I sama dengan yang dilaporkan dalam Laporan BMN tingkat BNPB. b. Jika terdapat perbedaan, gunakan informasi tersebut untuk menentukan fokus pengujian substantif 5 a. Dapatkan Laporan BMN intrakomtabel tingkat satker yang diuji petik dan pastikan bahwa nilai aset tetap yang tercatat dalam Laporan BMN intrakomtabel tingkat satker sama dengan yang dilaporkan dalam Laporan BMN tingkat Eselon I. b. Jika terdapat perbedaan, gunakan informasi tersebut untuk menentukan fokus pengujian substantif X X

Prosedur Audit

ASERSI

Akurasi

Prosedur Audit Aset Tetap

D 1.

UJI SUBSTANTIF Dapatkan mutasi tambah dan kurang aset tetap tahun 2008 tingkat satker yang diuji petik : a. Minta bukti pendukung penambahan dan X X X

pengurangan aset tetap tahun 2008 ke satker yang diuji petik. Bukti penambahan aset tetap dapat

berupa dokumen kepemilikan aset tetap,SP2D belanja Modal, SP2D belanja pemeliharaan dan

renovasi, kontrak, BAST pekerjaan, sertifikat dan BPKB serta dokumen terkait dengan penghapusan aset tetap. b. Lakukan pengujian keakuratan mutasi dan saldo aset tetap ke dokumen pendukungnya. c. Pastikan bahwa belanja modal yang terkait dengan perolehan aset tetap yang telah selesai 100% (dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Barang) per tanggal neraca dan memenuhi syarat untuk untuk dikapitalisasi sebagai aset tetap telah dicatat dan dilaporkan dalam neraca sebagai tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, serta aset tetap lainnya. d. Pastikan bahwa belanja modal yang terkait dengan perolehan/pembangunan aset tetap yang dibayar secara bertahap melalui termin pembayaran dan belum selesai 100% per tanggal neraca dan X X X X X X

memenuhi syarat untuk dikapitalisasi sebagai aset tetap telah dicatat dan dilaporkan dalam neraca

sebagai konstruksi dalam pengerjaan. e. Lakukan pengujian apakah aset tetap yang diperoleh dari anggaran belanja barang telah dikapitalisasi sesuai dengan ketentuan kapitalisasi yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan. X X

Penyajian & Pengungkapan

Aset TetapKelengkapan Kepemilikan Keberadaan Pisah Batas Hak & Kewajiban Penilaian Akurasi

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

f.

Berdasarkan sampel beberapa kontrak 2008, lakukan pengecekan fisik untuk membuktikan keberadaan, kepemilikan, penguasaan dan pemanfaatan tetap . aset

X

X

X

g.

Lakukan pengujian kapitalisasi biaya renovasi aset tetap temasuk renovasi aset tetap milik pihak lain telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

X

X

X

X

kapitalisasi

yang ditetapkan oleh Departemen

Keuangan buletin teknis no.4 2. Dapatkan rincian saldo aset tetap 31 Des 2007 pada satker yang diuji petik. Rincian saldo aset tetap satker dapat diperoleh dari CALK neraca satker, laporan BMN dan inventaris intrakomtabel per 31 Desember 2008. a. Dapatkan bukti sah dokumen kepemilikan aset tetap seperti BPKB kendaraan, sertifikat tanah, dokumen terkait penghapusan barang dan bukti distribusi barang berupa peralatan dan perlengkapan kepada para transmigran. b. Lakukan pengujian keakuratan saldo aset tetap per 31 Des 2007 ke dokumen pendukungnya. c. Berdasarkan item aset tetap dari buku inventaris satker, secara uji petik lakukan pemeriksaan fisik untuk membuktikan keberadaan, kepemilikan, X X X X X X X X

penguasaan dan pemanfaatan aset tetap . d. Teliti apakah terdapat aset tetap yang telah dihapuskan atau peralatan dan perlengkapan yang telah dibagikan kepada para transmigran tetapi masih dicatat dalam laporan BMN maupun neraca satker yang diuji petik. X

Akurasi

Prosedur Audit Aset Tetap

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

3

Untuk menilai kewajaran saldo aset tetap pada neraca awal (per 31 Desember 2004), lakukan langkah berikut : 1) Teliti apakah aset tetap pada neraca awal telah dinilai dan dibukukan dengan nilai wajar pada tanggal tersebut 2) Jika perlu, bandingkan nilai aset tanah pada neraca awal (per 31 Des 2004) dengan data lain (Mis, NJOP) untuk menyakini kewajaran nilai asset tanah tersebut. 3) Tanyakan apakah Depkeu telah melakukan X X X X X X

inventarisasi dan penilaian kembali atas nilai aset tetap pada neraca awal. Jika sudah, dapatkan laporannya 4) Tanyakan apakah nilai aset tetap neraca awal telah disesuaikan dengan hasil inventarisasi dan penilaian kembali tersebut. Jika belum, tanyakan alasannya X

Akurasi

Prosedur Audit Aset Tetap

X

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

4

Lakukan pengujian atas pembelian/pembangunan asset untuk memastikan bahwa seluruh biaya yang terkait dengan asset tersebut telah dikapitalisasi dengan benar. Pastikan pengeluaran yang terkait dengan

X

X

pembelian/pembangunan aset tetap sampai siap pakai dan penerimaan hibah dari pihak lain meliputi : Pengadaan Tanah : biaya pembebasan, pembayaran honor tim, biaya pembuatan sertifikat, biaya

pematangan, pengukuran, dan pengurugan; Pembelian Peralatan dan mesin : harga barang, ongkos angkut, biaya asuransi, biaya pemasangan, dan biaya selama masa uji coba; Pembuatan peralatan dan mesin yang dilaksanakan melalui kontrak berupa pengeluaran sebesar nilai kontrak ditambah biaya perencanaan dan

pengawasan, biaya perizinan, dan jasa konsultan; Pembangunan gedung dan bangunan yang

dilaksanakan melalui kontrak berupa pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama; Pembangunan jalan/irigasi/jaringan yang

dilaksanakan melalui kontrak berupa nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, biaya pengosongan dan

pembongkaran bangunan yang ada diatas tanah yang diperuntukkan untuk keperluan pembangunan; Pembelian Aset Tetap lainnya sampai siap pakai berupa harga kontrak/beli, ongkos angkut, dan biaya asuransi

Akurasi

Prosedur Audit Aset Tetap

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

-

Pembangunan/pembuatan Aset Tetap lainnya yang dilaksanakan melalui kontrak berupa nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, dan biaya perizinan;

-

Nilai penerimaan hibah dari pihak ketiga meliputi nilai yang dinyatakan oleh pemberi hibah atau nilai taksir, ditambah dengan biaya pengurusan

5

a.

Minta dokumen sumber mutasi tambah dan kurang dari aset tetap berupa SP2D, kontrak dan BAST barang tahun 2008. Bandingkan apakah

X

Akurasi

Prosedur Audit Aset Tetap

X

pengklasifikasian atas mutasi tambah dan kurang dari aset tersebut telah sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan dan bagan akun standar. b. Teliti apakah terdapat persediaan berupa rumah transmigran, peralatan dan perlengkapan yang akan dibagikan kepada transmigran yang dicatat sebagai aset tetap. Jika ada nilai aset tetap tetap tersebut harus direklasifikasi ke persediaan. c. Dapatkan data aset tetap dalam kondisi rusak berat dari Laporan Kondisi Barang tingkat satker yang diuji petik. Lakukan pengecekan fisik untuk memastikan bahwa aset tetap tersebut memang X X X X X X

benar-benar dalam kondisi rusak berat dan tidak dipakai lagi dalam kegiatan operasional. Tanyakan apakah terdapat aset tetap yang dalam kondisi rusak berat dan tidak digunakan dalam kegiatan

operasional yang belum tercatat dalam laporan kondisi barang dan dapatkan nilainya jika

memungkinkan. Jika ada, aset tetap tersebut harus di reklasifikasi ke aset lainnya berupa aset lain-lain.

ASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

d.

Lakukan

wawancara

dengan

pejabat

yang

X

X

X

Akurasi

Prosedur Audit Aset Tetap

X

berwenang mengenai kemungkinan adanya aset tetap yang dimanfaatkan pihak ketiga, atau dikuasai pihak lain tanpa hak, disewakan, dijaminkan, dihapuskan, ditransfer dan dikerjasamakan dengan pihak ketiga. Jika ada, dapatkan bukti terkait dengan barang tersebut dan pastikan bahwa hal tersebut telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. e. Tanyakan apakah terdapat aset tetap yang bersifat khusus, seperti peninggalan sejarah. Jika ada apakah aset tersebut telah diungkapkan dalam catatan X

laporan keuangan f. Pastikan bahwa catatan atas laporan keuangan KN/Lembaga telah mengungkapkan: 1) Dasar penilaian yang digunakan utnuk X

menentukan nilai 2) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan,

pengembangan, dan penghapusan 3) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aktiva tetap

H

ASET LAINNYA

Tujuan prosedur Audit berikut ini adalah untuk memastikan bahwa pengakuan, pengukuran, dan pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurasi, kehandalan dan keabsahan LK telah terpenuhi, yaitu : 1. Aset Lainnya terdiri dari Piutang Jangka Panjang, Kemitraan Dengan Pihak Ketiga, Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain (TP/TGR). Dokumen yang Diperlukan : 1. Dokumen ketetapan TP/TGR; 2. Laporan Aset Lainnya; 3. Memo Penyesuaian Aset Lainnya; 4. Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) atau dokumen lain yang dianggap sah.

Langkah-langkah Audit Aset LainnyaASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

1

Pastikan bahwa saldo Aset Lainnya di Neraca telah sesuai dengan laporan Aset Lainnya dari unit teknis serta pastikan bahwa semua akun Aset Lainnya yang dikelola oleh unit teknis yang bersangkutan telah disajikan dalam LRA, melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke laporan Aset Lainnya. X X

2

Lakukan uji petik atas transaksi Aset Lainnya dan pastikan bahwa setiap transaksi tersebut telah didukung dokumen yang sah, melalui penelusuran ke dokumen-dokumen terkait (misalnya dokumen ketetapan TP/TGR). X X

3

Pastikan bahwa akun TGR yang jatuh tempo 1 (satu) tahun telah direklasifikasi ke akun Bagian Lancar TP/TGR pada akhir tahun, melalui X X

permintaan keterangan dan penelusuran ke Memo Penyesuaiannya.

Akurasi

Prosedur Audit Aset Lainnya

ASERSI Penyajian & Pengungkapan Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

4

Pastikan bahwa satuan kerja telah melakukan inventarisasi dan merekam aset tak berwujud ke dalam SIMAK-BMN, melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke laporan Aset Lainnya. X X X

ASERSI

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Hak & Kewajiban

Penilaian

A 1.

Uji Pengendalian Teliti apakah terdapat unit khusus yang menangani penyelesaian TP/TGR

2.

Teliti

apakah

unit tersebut

membuat

laporan

penyelesaian TP/TGR secara periodik 3. Pertimbangkan informasi dalam laporan

penyelesaian TP/TGR tersebut untuk melakukan pengujian subtantif atas pelaporan Piutang Bagian Lancar TP/TGR

Akurasi

Prosedur Audit Aset Lainnya

Akurasi

Prosedur Audit Aset Lainnya

ASERSI

Penilaian

B. 1.

Uji Substantif Tanyakan apakah terdapat SK Penetapan TP/TGR kepada unit yang menangani TP/TGR di Biro Keuangan Kementerian. X X

2

Review SK Penetapan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) untuk mengetahui periode angsuran TGR dan total nilai ganti rugi yang harus diangsur/disetor ke kas negara. X

3

Yakinkan bahwa nilai tagihan angsuran TGR yang akan jatuh tempo pada tahun berikutnya sesudah tanggal neraca telah dicatat Lancar Tuntutan Ganti Rugi sebagai pada Bagian neraca X

Kementerian. Sedangkan sisa piutang yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun setelah tanggal neraca telah dilaporkan sebagai aset lainnya.

Akurasi

Aset Lainnya

Pengungkapan

Prosedur AuditKelengkapan Kepemilikan Penyajian & Keberadaan Pisah Batas Kewajiban Hak &

I

KEWAJIBAN

Tujuan prosedur Audit berikut ini adalah untuk memastikan bahwa pengakuan, pengukuran, dan pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurasi, kehandalan dan keabsahan LK telah terpenuhi, yaitu : 1. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. 2. Karakterisitik esensial kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban masa kini yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang. 3. Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos kewajiban yang mencakup jumlah-jumlah yang diharapkan akan diselesaikan dalam waktu 12 (dua belas bulan) dan lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. 4. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada saat kewajiban timbul. 5. Kewajiban diakui/dicatat jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur. 6. Kewajiban dapat timbul dari : a) transaksi dengan pertukaran (exchange transaction); b) transaksi tanpa pertukaran (non exchange transaction), sesuai hukum yang berlaku dan kebijakan yang diterapkan belum lunas dibayar sampai dengan tanggal pelaporan; c) kejadian yang berkaitan dengan pemerintah (government-related events); d) kejadian yang diakui pemerintah (government-acknowledgement events). 6. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran dalam mata uang asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca. Dalam restrukturisasi utang melalui modifikasi persyaratan utang, debitur harus mencatat dampak restrukturisasi secara prospektif sejak saat restrukturisasi dilaksanakan dan tidak boleh mengubah nilai tercatat utang pada saat restrukturisasi kecuali jika nilai tercatat tersebut melebihi jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dengan persyaratan baru.

Dokumen yang Diperlukan : 1. Laporan rekapitulasi kewajiban; 2. Dokumen tagihan; 3. Surat Perintah Membayar (SPM), Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D); 4. Memo Penyesuaian Kewajiban; Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) atau dokumen lain yang dianggap sah.

Langkah-langkah Audit KewajibanASERSI Penyajian & Pengungkapan

Kelengkapan

Kepemilikan

Keberadaan

Pisah Batas

Hak & Kewajiban

Penilaian

1

Pastikan bahwa saldo Kewajiban di Neraca telah sesuai dengan laporan rekapitulasi kewajiban dari unit teknis dan bahwa seluruh akun Kewajiban yang dikelola oleh unit teknis telah disajikan dalam LRA, melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke laporan rekapitulasi kewajiban. X X X X

2

Lakukan uji petik atas transaksi Kewajiban dan pastikan bahwa setiap transaksi tersebut telah didukung dokumen yang sah, melalui penelusuran ke dokumen-dokumen yang terkait (misalnya X X X

dokumen tagihan, SPM dan SP2D).

Akurasi

Prosedur Audit Kewajiban