12.Nervus Fasialis
-
Upload
priya-adhi-yaksa -
Category
Documents
-
view
35 -
download
2
description
Transcript of 12.Nervus Fasialis
NERVUS FASIALIS
A. Cabang dan Perjalanan N. Fasialis
Nervus fasialis memiliki dua subdivisi, yang pertama adalah yang mempersarafi
otot ekspresi wajah kemudian yang kedua memiliki serat yang jauh lebih tipis yaitu
intermediate yang membawa aferen otonom, somatik, dan eferen otonom.
Gambar 1. Divisi nervus fasialis
Nervus fasialis mengandung 4 macam serabut, yaitu:
1. Serabut somato-motorik, yang mensarafi otot-otot wajah (kecuali m.levator palpebrae
(N.III)), otot platisma, stilohioid, digastrikus bagian posterior dan stapedius di telinga
tengah.
2. Serabut visero-motorik (parasimpatis) yang datang dari nukleus salivarius superior.
Serabut saraf ini mengurus glandula dan mukosa faring, palatum, rongga hidung,
sinus paranasal, dan glandula submaksilar serta sublingual dan lakrimalis.
3. Serabut visero-sensorik yang menghantar impuls dari alat pengecap di dua pertiga
bagian depan lidah.
4. Serabut somato-sensorik rasa nyeri (dan mungkin juga rasa suhu dan rasa raba dari
sebagian daerah kulit dan mukosa yang disarafi oleh n.trigeminus. Daerah
overlapping (disarafi oleh lebih dari satu saraf (tumpang tindih) ini terdapat di lidah,
palatum, meatus akustikus eksterna dan bagian luar gendang telinga.
Nukleus motorik terletak pada bagian ventrolateral tegmentum pontin bawah
dekat medula oblongata. Sewaktu di tegmentum pons, akson pertama motorik berjalan
dari arah sudut pontoserebelar dan muncul di depan nervus vestibularis. Saraf
intermediate muncul di antara saraf fasialis motorik dengan vestibulokoklearis.
Gambar 4. Nukleus nervus fasialis dari samping1
Nervus intermediate, nervus fasialis, dan nervus vestibulokoklearis berjalan
bersama ke lateral ke meatus akustikus internus.
Gambar 5. Tempat keluarnya nervus fasialis dari kranium1
Di dalam meatus akustikus internus, nervus fasialis dan intermediate berpisah
dengan nervus vestibulokoklearis.
Gambar 6. Perjalanan beserta cabang dan efektor nervus fasialis7
Nervus fasialis berjalan ke lateral ke dalam kanalis fasialis kemudian ke ganglion
geniculatum. Pada ujung kanalis tersebut, nervus fasialis keluar kranium melalui foramen
stilomastoideus.
Gambar 7. Foramen stilomastoideus, tempat keluar nervus fasialis
Dari foramen tersebut, serat motorik menyebar ke wajah, beberapa melewati
glandula parotis. Nukleus motorik merupakan bagian dari arkus refleks yakni refleks
kornea dan refleks berkedip. Refleks kornea berasal dari membran mukosa mata (aferen)
dibawa melalui nervus V1 oftalmikus menuju ke nukleus sensorik trigeminus utama. Di
nukleus tersebut rangsang ditransmisikan ke neuron yang berhubungan dengan nervus
fasialis pada sisi yang sama. Bagian eferen dari refleks tersebut berasal dari neuron eferen
nervus fasialis
B. Otot-otot ekspresi wajah
M. Occipitofrontalis
o Fungsi : Menggerakkan kulit kepala, menciptakan kerut miring di dahi
M. Temporoparietalis
o Fungsi : Menggerakkan kulit kepala.
M. Auricularis anterior
o Fungsi : Menggerakkan daun telinga ke depan dan ke atas
M. Auricularis Superior
o Fungsi : Menggerakkan daun telinga ke belakang dan ke atas
M. Auricularis Posterior
o Fungsi : Menggerakkan daun telinga ke belakang
M. Orbicularis Oculi
o Fungsi : Menutup kelopak mata, menekan saccus lacrimalis, menggerakkan alis
mata.
M. Depressor Supercilii
Fungsi : Menarik turun kulit dahi dan alis, menciptakan kerutan miring tepat di
atas pangkal hidung.
M. Corrugator Supercilii
o Fungsi : Menggerakan kulit dahi dan alis mata ke arah pangkal hidung,
menciptakan kerut vertical tepat di atas pangkal hidung.
M. Procerus
o Fungsi : Menarik turun kulit dahi dan alis mata
M. Nasalis
o Fungsi : Menggerakkan cupping hidung dan hidungnya sendiri
Pars alaris : membuka lebar lebar cuping hidung
M. Depressor septi nasi
o Fungsi : Menggerakkan cupping hidung dan hidungnya sendiri
M. Orbicularis Oris
o Fungsi : Menutup bibir, sehingga juta menggerakkan cuping hidung, pipi dan
juga kulit dagu
M. Buccinator
o fungsi : Menegangkan bibir, meningkatkan tekanan intraoral )ketika meniup dan
mengunyah)
M. Levatoor labii superioris
o Fungsi : Menarik bibir atas ke lateral dan atas
M. Depressor Labii inferioris
o Fungsi : Menarik bibir bawah ke lateral dan bawah
M. Mentalis
o Fungsi : Membentuk lekuk didagu, eversi bibir bawah (bersama dengan
musculus orbicularis oris.
M. Transversus Menti
o Fungsi : Menggerakkan kulit dagu
M. Depressor anguli oris
o Fungsi : Menarik sudut mulut ke bawah
M. Risorius
o Fungsi : Menarik sudut mulut ke lateral dan atas, membentuk lesung dipipi.
M. Levator Anguli Oris
o Fungsi : Menarik sudut mulut ke arah medial dan atas
M. Zygomaticus Major
o Fungsi : Menarik sudut mulut ke arah lateral dan atas
M. Zygomaticus Minor
o Fungsi : Menggerakkan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu, memperdalam
sulcus nasolabialis.
M. Levator labii superioris alaeque nasi
o Fungsi : Menggerakkan bibir, alae nasi, pipi dan kulit dagu
C. Pemeriksaan Fungsi Saraf Faialis
1. Fungsi Motorik
- Pada saat diam perhatikan : 9
Asimetris muka (lipatan nasolabial)
Bila asimetris (dari) muka jelas, maka hal ini disebabkan oleh kelumpuhan jenis perifer.
Dalam hal ini kerutan dahi menghilang, mata kurang dipejamkan, plika nasolabialis mendatar
dan sudut mulut menjadi lebih rendah. Pada kelumpuhan jenis sentral (supranuklir) muka dapat
simetris waktu istirahat, kelumpuhan baru nyata bila penderita disuruh melakukan gerakan
misalnya ; menyeringai.
Gerakan-gerakan abnormal (tic fasialis, grimacing, kejang tetanus/rhisus sardonicus, tremor
dsbnya)3
Ekspresi muka (Sedih, gembira, takut, seperti topeng)
- Atas perintah: 9
1. Mengangkat alis, bandingkan kanan dan kiri
2. Menutup mata sekuatnya (perhatikan asimetris), kemudian pemeriksa mencoba membuka
kedua mata tersebut (bandingkan kekuatan kanan dan kiri)
3. Memperlihatkan gigi (asimetris)
4. Bersiul dan mencucur (asimetris/deviasi ujung bibir)
Pada penderita tak sadar dapat dilakukan dengan menekan sudut rahang untuk melihat
apakah terjadi menyeringai atau tidak
5. Meniup sekuatnya (bandingkan kekuatan udara dari pipi masing-masing)
6. Menarik sudut mulut kebawah (bandingkan konsistensi otot plastima kanan dan kiri). Pada
kelemahan yang ringan, kadang-kadang tes ini bisa untuk mendeteksi kelemahan saraf
fasialis pada stadium dini
D. Gradasi fungsi saraf fasialis menurut House-Brackmann danYanagihara
grading system (Y-system)
I. Normal
II. Disfungsi Ringan
III. Disfungsi Sedang
IV. Disfungsi Sedang Berat
V. Disfungsi Berat
VI. Paralisis Total
Grade HBS Y-system
Normal, fungsi pada semua area simetris I 40
Sedikit kelemahan pada inspeksi mata, bisa menutup mata dengan penuh
dengan sedikit usaha, sedikit asimetris pada senyuman dengan usaha
maksimal, sedikit sinkinesis, tidak ada kontraktur atau spasme
II 32-38
Kelemahan yang jelas namun tidak merubah penampakan wajah secara
statis, tidak mampu mengangkat alis, penutupan mata yang penuh dan
III 24-30
kuat, gerakan mulut yang tidak simetris pada usaha maksimal, selain itu
terdapat sinkinesis, mass movement atau spasme (walaupun tidak terlihat
saat statis/ menyebabkan disfigurasi)
Kelemahan yang jelas dan menyebabkan disfigurasi, ketidakmampuan
menggangkat alis, penutupan mata yang tidak penuh dan asimetri mulut
dengan usaha maksimal, sinkinesis yang parah, mass movement, dan
spasme
IV 16-22
Hanya sedikit gerakan yang mampu dilakukan, penutupan mata yang
tidak penuh, sedikit gerakan pada ujung mulut, sinkinesis, kontraktur,
namun spasme umumnya tidak didapati.
V 8-14
Tidak ada gerakan, tidak ada sinkinesis, kontraktur, maupun spasme VI 0-6
DAFTAR PUSTAKA
1. Baehr, Frotscher. Duus Topical Diagnosis in Neurology: Anatomy, Fisiology, Sign,
Simptom. Edisi 4. New York: Mc-Graw Hill companies. 2005;167-175.
2. Sjarifuddin, Bashiruddin J, Bramantyo B. Kelumpuhan Nervus Fasialis Perifer. Dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6 th ed. Jakarta : Balai Penerbit FK-UI, 2007: Hal. 114-117.