12917122-Business Process Management.pdf

6
WORKSHEET PERTEMUAN KE-13 NIM : 12917122 Nama : Sukriadi 1. Apa yang dimaksud dengan Business Process Management? Jawab: Howard Smith, dalam buku “Business Process Management – the third wave” menceritakan bahwa konsep Business Process Reengineering yang didengungkan dari negara Barat memberi efek perubahan besar bagi dunia tanpa melihat pentingnya perubahan kecil dan proses perubahan tersebut. Konsep BPR yang dimunculkan oleh Davenport di era 90an akhirnya harus kandas oleh konsep Continuous Process Improvement yang ditelurkan dari negara Matahari Terbit. Jepang berpendapat bahwa perubahan yg terus menerus akan memberi dampak positif dibandingkan dengan perubahan dahsyat seketika, seperti yang ditawarkan oleh BPR. Para pakar tidak tinggal diam dengan menghilangkan konsep BPR. Tidak sedikit pula perusahaan di dunia yg meraih sukses dengan menerapkan konsep BPR. Namun, penelitian menunjukkan 70% perusahaan yang menerapkan BPR mengalami kegagalan alias kebangkrutan. Banyak analisa yang dikemukakan, seperti kurangnya perencanaan yg tepat, kurangnya analisa pendahuluan yang menyeluruh, kurangnya benchmarking dengan perusahaan sejenis maupun perusahaan lainnya, dll dsb. Namun, konsep ini tidak dihilangkan begitu saja dan penelitian tetap berlanjut mengarah pada perbaikan-perbaikan konsep ini. Alhasil, para pakar dunia memunculkan konsep baru yg bernama Business Process Management, dimana proses bisnis yang ada dalam sebuah organisasi, perusahaan dan sebagainya bisa diatur sedemikian rupa berdasarkan standarisasi yang telah dibuat oleh perusahaan (ISO, Malcolm Baldrigde, Sarbanes-Oaxley, dll.). Konsep BPM diambil dari konsep perubahan dahsyat BPR. Perubahan BPR yang dahsyat semakin diperjelas menjadi lebih detail-detail kecil mulai dari desain proses analisa proses dengan simulasi eksekusi proses monitoring proses optimasi proses dan kembali pada desain proses baru yg lebih optimal. Konsep BPM adalah konsep BPR yg disederhanakan dan distrukturisasi untuk mendapatkan optimalisasi proses bisnis yang tepat bagi perusahaan yang telah menggunakan sistem seperti ERP, SCM, CRM, SRM, dsb. Dengan kata lain, BPM adalah sebuah platform integrasi dari berbagai sistem yang telah beredar saat ini dan setiap proses yg telah ada dalam perusahaan tidak perlu diubah ataupun dirombak untuk mengikuti pendekatan BPM. Vendor hanya perlu membuat sistem integrasi dari proses bisnis yg ada untuk lebih distrukturisasi mulai dari sebuah proses awal hingga akhir sebuah proses dalam rangkaian aktivitas yang menjadi bagian dari proses tersebut.

description

Business Process Management

Transcript of 12917122-Business Process Management.pdf

Page 1: 12917122-Business Process Management.pdf

WORKSHEET PERTEMUAN KE-13

NIM : 12917122

Nama : Sukriadi

1. Apa yang dimaksud dengan Business Process Management?

Jawab:

Howard Smith, dalam buku “Business Process Management – the third wave” menceritakan bahwa

konsep Business Process Reengineering yang didengungkan dari negara Barat memberi efek

perubahan besar bagi dunia tanpa melihat pentingnya perubahan kecil dan proses perubahan tersebut.

Konsep BPR yang dimunculkan oleh Davenport di era 90an akhirnya harus kandas oleh konsep

Continuous Process Improvement yang ditelurkan dari negara Matahari Terbit. Jepang berpendapat

bahwa perubahan yg terus menerus akan memberi dampak positif dibandingkan dengan perubahan

dahsyat seketika, seperti yang ditawarkan oleh BPR.

Para pakar tidak tinggal diam dengan menghilangkan konsep BPR. Tidak sedikit pula perusahaan di

dunia yg meraih sukses dengan menerapkan konsep BPR. Namun, penelitian menunjukkan 70%

perusahaan yang menerapkan BPR mengalami kegagalan – alias kebangkrutan. Banyak analisa yang

dikemukakan, seperti kurangnya perencanaan yg tepat, kurangnya analisa pendahuluan yang

menyeluruh, kurangnya benchmarking dengan perusahaan sejenis maupun perusahaan lainnya, dll

dsb. Namun, konsep ini tidak dihilangkan begitu saja dan penelitian tetap berlanjut mengarah pada

perbaikan-perbaikan konsep ini.

Alhasil, para pakar dunia memunculkan konsep baru yg bernama Business Process Management,

dimana proses bisnis yang ada dalam sebuah organisasi, perusahaan dan sebagainya bisa diatur

sedemikian rupa berdasarkan standarisasi yang telah dibuat oleh perusahaan (ISO, Malcolm

Baldrigde, Sarbanes-Oaxley, dll.).

Konsep BPM diambil dari konsep perubahan dahsyat BPR. Perubahan BPR yang dahsyat semakin

diperjelas menjadi lebih detail-detail kecil – mulai dari desain proses – analisa proses dengan

simulasi – eksekusi proses – monitoring proses – optimasi proses – dan kembali pada desain proses

baru yg lebih optimal. Konsep BPM adalah konsep BPR yg disederhanakan dan distrukturisasi untuk

mendapatkan optimalisasi proses bisnis yang tepat bagi perusahaan yang telah menggunakan sistem

seperti ERP, SCM, CRM, SRM, dsb. Dengan kata lain, BPM adalah sebuah platform integrasi dari

berbagai sistem yang telah beredar saat ini – dan setiap proses yg telah ada dalam perusahaan tidak

perlu diubah ataupun dirombak untuk mengikuti pendekatan BPM. Vendor hanya perlu membuat

sistem integrasi dari proses bisnis yg ada untuk lebih distrukturisasi – mulai dari sebuah proses awal

hingga akhir sebuah proses dalam rangkaian aktivitas yang menjadi bagian dari proses tersebut.

Page 2: 12917122-Business Process Management.pdf

2. Gambar dan jelaskan BPM lifecycle !

Jawab:

Gambar BPM lifecycle

1. Process Design ―encompasses both the identification of existing processes and the design of

„to-be‟ processes. Areas of focus include representation of the process flow, the actors within

it, alerts and notifications, escalations, Standard Operating Procedures, Service Level

Agreements, and task hand-over mechanisms.‖ (Wikipedia)

o Healthcare specific example: Design of ambulatory patient encounter workflows

by editing process (workplan) definitions in the EncounterPRO Pediatric EMR

Workflow System, AKA ―workplans.‖

2. Process Modeling ―takes the theoretical design[,] introduces combinations of

variables…[and] involves running „what-if analysis‟ on the processes.‖ (Wikipedia)

o Healthcare specific example: Importing a patient encounter process model, generated

by step 4, into a discrete event simulation program, a popular industrial engineering

tool (here’s a short discussion in a previous post, ought a do an entire future post on

the topic, though). Candidate changes to patient encounter process definitions can be

simulated, tested, and results predicted *before* changes are made to process

definition in actual use.

3. Process Execution ―software has been developed that enables the full business process (as

developed in the process design activity to be defined in a computer language which can be

directly executed by the computer. The system will either use services in connected

applications to perform business operations…or, when a step is too complex to automate, will

ask for human input. Compared to either of the previous approaches, directly executing a

Page 3: 12917122-Business Process Management.pdf

process definition can be more straightforward and therefore easier to improve.

However, automating a process definition requires flexible and comprehensive infrastructure,

which typically rules out implementing these systems in a legacy IT environment.‖

(Wikipedia)

o Healthcare specific example: Execution of process definitions by the EncounterPRO

Pediatric EMR Workflow System workflow engine.

4. Process Monitoring ―encompasses the tracking of individual processes, so that information

on their state can be easily seen, and statistics on the performance of one or more processes

can be provided….In addition, this information can be used to work with customers and

suppliers to improve their connected processes…These measures tend to fit into three

categories: cycle time, defect rate and productivity….The degree of monitoring depends on

what information the business wants to evaluate and analyze and how business wants it to be

monitored, in real-time, near real-time or ad-hoc. Here, business activity monitoring (BAM)

extends and expands the monitoring tools in generally provided by BPMS….Process mining

is a collection of methods and tools related to process monitoring. The aim of process mining

is to analyze event logs extracted through process monitoring and to compare them with an a

priori process model. Process mining allows process analysts to detect discrepancies between

the actual process execution and the a priori model as well as to analyze bottlenecks.‖

(Wikipedia)

o Healthcare specific example: Real-time tracking of patient encounter tasks status via

EncounterPRO’s Office View; generation of process models from EncounterPRO

workflow logs–see step 2, also future post.

5. Process Optimization ―includes retrieving process performance information from modeling

or monitoring phase; identifying the potential or actual bottlenecks and the potential

opportunities for cost savings or other improvements; and then, applying those enhancements

in the design of the process. Overall, this creates greater business value.‖ (Wikipedia)

o Healthcare specific example: Using the EncounterPRO process (workplan) definition

editor to improve cycle time (encounter length), clinical performance (consistent

accomplishment of clinical tasks), practice productivity (cost, revenue, profit), and

user experience (usability).

Page 4: 12917122-Business Process Management.pdf

3. Sebut dan jelaskan komponen-komponen BPM suite !

Jawab:

There are four critical components of a BPM Suite:

1. Process Engine – ―a robust platform for modeling and executing process-based applications,

including business rules.‖

o Healthcare specific example: The workflow engine embedded in the EncounterPRO

Pediatric EMR Workflow System.

2. Business Analytics — ―enable managers to identify business issues, trends, and opportunities

with reports and dashboards and react accordingly.‖

o Healthcare specific example: Two BPM extensions developed for EncounterPRO,

about which a paper has been accepted for presentation at an upcoming medical

informatics conference–more details later.

3. Content Management — ―provides a system for storing and securing electronic documents,

images, and other files.‖

o Healthcare specific example: Much data in EncounterPRO is structured patient data

created through a point-and-click user interface or mapped from incoming HL7 and

XML message files. However, some data is in the form of so-called attachments, such

as scanned or other viewable files (BLOBs) either because it arrives as such or it is

necessarily generated and then archived.

4. Collaboration Tools — ―remove intra- and interdepartmental communication barriers

through discussion forums, dynamic workspaces, and message boards.‖

o Healthcare specific example: EncounterPRO coordinates tasks among the patient care

team in a pediatric or primary care office, relying on a combination of workflow

engine-driven task forwarding and task status visibility in EncounterPRO’s Office

View, an example of adaptive case management.

Page 5: 12917122-Business Process Management.pdf

4. Apa yang dimaksud dengan Process Reference Model?

Jawab:

Process Reference Model (PRM) adalah Sebuah model acuan dalam sistem perusahaan ,

dan rekayasa perangkat lunak yang merupakan kerangka abstrak atau domain-spesifik ontologi yang

terdiri dari rangkaian yang saling terkait, konsep diproduksi jelas oleh seorang ahli atau badan ahli

dalam rangka mendorong komunikasi yang jelas. Sebuah model referensi dapat mewakili bagian

komponen dari ide yang konsisten, dari fungsi bisnis untuk komponen sistem, asalkan itu merupakan

set lengkap. Kerangka acuan ini kemudian dapat digunakan untuk mengkomunikasikan gagasan

secara jelas antara anggota masyarakat yang sama.

Process Reference Model (PRM) dalam arti rekayasa perangkat lunak harus sesuai dengan tertentu

yang diatur kriteria (bahwa mereka akan dikembangkan sesuai dengan ISO / IEC15504 dan ISO /

IEC 24.774).

Page 6: 12917122-Business Process Management.pdf

5. Sebut dan jelaskan teknik-teknik/notasi yang sering digunakan dalam Process Modeling !

Jawab:

Process modeling adalah teknik untuk melakukan organisasi dan dokumentasi suatu struktur data dan

aliran data yang meliputi logika, proses, policy dan prosedur dari sistem yang dibangun.

Ada berbagai notasi yang digunakan untuk menggambarkan model proses. Yang paling sering

digunakan adalah:

OOSE (Object-Oriented Software Engineering)

OOSE (Object Oriented Software Engineering) yang diperkenalkan Ivar Jacobson tahun 1992.

Metode ini menekankan bahwa tahap analisa seharusnya dimulai dengan tool use case daripada

dengan tool class model. Sehingga sebuah class dapat dibentuk berdasarkan use case. Teknik ini

menjadi sebuah langkah maju dalam analisa object oriented dan telah secara luas dipakai.

Martin-Odell (1992)

OMT (Object Modeling Technigue)

OMT (Object Modeling Technique) yang diperkenalkan oleh James Rumbaugh tahun 1991.

Metode OMT ini mengadopsi dari metode Coad.

UML (Unnified Modeling Language)

Unnified Modeling Language (UML) merupakan sistem arsitektur yang bekerja dalam OOAD

(Object-Oriented Analysis/Design) dengan suatu bahasa yang konsisten untuk menentukan,

visualisasi, mengkonstruksi, dan mendokumentasikan artifact (sepotong informasi yang digunakan

atau dihasilkan dalam suatu proses rekayasa doftware, dapat berupa model, deskripsi, atau

software) yang terdapat dalam sistem software.

Data Flow Diagram (DFD)

Proses yang digunakanuntuk menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja yang dilakukan

oleh sistem

RDD (Responsibility-Driven Design) yang diperkenalkan oleh Wirfs-Brocks tahun 1990, yang

menggunakan bahasa pemrograman smalltalk

OBA (Object behaviour Analysis) yang diperkenalkan Goldberg dan Rubin tahun 1992, yang

menggunakan bahasa pemrograman smalltalk yang tidak sepenuhnya dipublikasikan

BON (Business Object Notation) yang diperkenalkan oleh Walden dan Nerson tahun 1995

MOSES yang diperkenalkan oleh Henderson-Sellers dan Edwards tahun 1994

SOMA yang diperkenalkan oleh Graham tahun 1995 yang dipengaruhi oleh metode MOSES.