128607907 Distribusi Solut Antara 2 Pelarut

download 128607907 Distribusi Solut Antara 2 Pelarut

of 11

Transcript of 128607907 Distribusi Solut Antara 2 Pelarut

  • 7/30/2019 128607907 Distribusi Solut Antara 2 Pelarut

    1/11

    LAPORAN PRAKTIKUM

    KIMIA FISIKA

    DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT

    TAK BERCAMPUR

    Dosen pengampu : Bhidari Pidhatika ST.MSc.PhD

    Disusun oleh :

    ISMANTO

    10.TBKKP.4065

    KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I

    AKADEMI TEKNOLOGI KULIT YOGYAKARTA

    2011

    DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR

  • 7/30/2019 128607907 Distribusi Solut Antara 2 Pelarut

    2/11

    I. TUJUAN :Menentukan konstanta kesetimbangan suatu solusi terhadap dua pelarut tak bercampur

    2. DASAR TEORI :

    Bila dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan kedalam suatu tempat, maka

    akan terlihat suatu batas, dimana hal ini menunjukkan dua pelarut tersebut tidak bercampur.

    Jika solut yang dapat bercampur baik dalam pelarut I maupun pelarut II ditambahkan pada

    kedua pelarut tersebut, maka akan terjadi pembagian solut yang terdistribusi dalam kedua

    pelarut tersebut.

    Prinsip tersebut diatas dapat diaplikasikan pada metode pemisahan senyawa kimia yaitu

    ekstrasi yang menggunakan prinsip perbedaan kelarutan senyawa diantara dua pelarut tak

    bercampur. Salah satu jenis ekstrasi ysitu cair-cair yang menggunakan pelarut yang sama

    fasanya yaitu cair.

    Solut yang terdistribusi pada kedua pelarut menpunyai harga potensial kimia () sebagai

    berikut:

    i = i + RT ln ai dimana ai adalah aktivitas solut dalam pelarut pada suatu kesetimbangan

    kecepatan solut yang keluar dari pelarut yang satu sama dengan kecepatan solut yang keluar

    ke pelarut yang lain sehingga potensial kimia pada kedua pelarut sama.

    i = ii

    i = i + RT ln ai = ii + RT ln aii

    ln =

    Harga i dan ii konstanta pada temperatur dan tekanan tertentu sehingga

    K =

    Koefisen partisi atau koefisien distribusi K adalah x/x. Dimana x dan x adalah fraksi mol

    solut pada kedua pelarut.

  • 7/30/2019 128607907 Distribusi Solut Antara 2 Pelarut

    3/11

    Bila larutan encer maka mol fraksi sebanding dengan molaritas maupun molalitas sehingga K

    =

    atau K =

    Perumusan tersebut berlaku selama berat molekul solut sama pada kedua pelarut. Bila berat

    molekul tidak sama akibat terjadinya asosiasi dan desosiasi solut di dalam salah satu pelarut.

    Sehingga untuk mendapatkan koefisien distribusi konstan diperlukan modifikasi pada kaidah

    sederhana tersebut. Misal suatu solut C mempunyai molekul normaldalam pelarut I tetapi

    dalam pelarut II solut C berasosiasi membentuk senyawa komplek Cn

    nC Cn

    ( dalam pelarut I air ) ( dalam pelarut II organik )

    Harga konstanta kesetimbangan K =

    Dimana :

    C = konsentrasi dalam mol

    Cn = mol, dengan n = bilangan bulat, sehingga diperoleh :

    K =

    3. ALAT DAN BAHAN :

    Alat-alat yang digunakan adalah :

    1. Corong pisah 250 ml2. Erlenmeyer 250 ml sebanyak 3 buah3. Buret 50 ml4. Pipet ukur 10 ml5. Pipet ukur 25 ml6. Labu takar 50 ml7. Pipet tetes8. Gelas ukur9. Statif dan klem

  • 7/30/2019 128607907 Distribusi Solut Antara 2 Pelarut

    4/11

    Bahan-bahan yang digunakan :

    1. Larutan asam asetat 1 M2. Dietil eter3. Larutan standar NaOH 0,5 M4. Larutan indikator PP5. Aquades

    4. PROSEDUR KERJA :

    Praktikum 1 :

    1. Membuat larutan asam asetat 65 ml dengan konsentrasi 1 ; 0,8; 0,6; 0,4; 0,2 Mdengan cara perhitungan M1 x V1 = M2 x V2

    2. Mengambil 10 ml larutan asam asetat dengan konsentrasi 1 M dengan pipet volume3. Memasukan kedalam Erlenmeyer dengan penambahan indikator PP sebanyak 2 tetes4. Digojag hingga homogen, kemudian titrasikan dengan NaOH 0,5 M hingga terjadi

    perubahan warna dari tidak berwarna menjadi ungu

    5. Mencatat volume NaOH 0,5 M6. Mengulang secara triplo

    Praktikum 21. Mengambil 25 ml asam asetat dimasukan dalam corong pisah dam menambahkan 25

    ml eter

    2. Di kocok selama 10 menit, kemudian didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan (lapisanbawahnya air, lapisan atas berupa eter)

    3. Mengambil larutan yang di bawah (air) sebanyak 10 ml, memasukan dalamErlenmeyer

    4. Menambahkan 2 tetes indikator PP5. Menitrasikan dengan NaOH 0,5 M6. Mencatat volume titrasi saat terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi

    ungu

    7. Mengulangi praktikum 1 dan praktikum 2 dengan menggunakan asam asetat dengankonsentrasi 0,8; 0,6: 0,4; 0,2 M

  • 7/30/2019 128607907 Distribusi Solut Antara 2 Pelarut

    5/11

    5. HASIL PENGAMANTAN :Tabel I (Asam asetat +indikator PP dititrasi dengan NaOH 0,5M)

    No

    Asam AsetatVolume

    NaOH(ml)

    Rerata

    Volume

    NaOH(ml)Konsentrasi Volume(ml)

    1 1 M 10

    11.5

    11.1711.1

    10.9

    2 0,8 M 10

    9.1

    8.878.4

    9.1

    3 0,6 M 10

    6.6

    6.776.8

    6.9

    4 0,4 M 104.5

    4.54.5

    4.6

    5 0,2 M 10

    2.3

    2.272.3

    2.2

    Tabel II (Asam asetat+eter+indikatorPP dan dititrasi dengan NaOH 0,5M)

    No

    Asam Asetat Eter VolumeNaOH(ml)Konsentrasi Volume(ml) Volume(ml)

    1 1 M 25 25 8,1

    2 0,8 M 25 25 6,5

    3 0,6 M 25 25 4,8

    4 0,4 M 25 25 3,1

    5 0,2 M 25 25 1,7

    6. PENGOLAHAN DATA :

  • 7/30/2019 128607907 Distribusi Solut Antara 2 Pelarut

    6/11

    Penentuan konsentrasi asam asetat awal

    Penentuan konsentrasi asam asetat dalam air setelah kesetimbangan

  • 7/30/2019 128607907 Distribusi Solut Antara 2 Pelarut

    7/11

    Penentuan konsentrasi asam asetat dalam air setelah kesetimbangan

    No

    Asam Asetat Volume

    NaOH(ml

    )

    Rerata

    Volume

    NaOH(ml)

    C

    asetat

    (M)

    C

    air(M)

    C

    eter(M)ln C air ln C etKonsentra

    siVolume

    (ml)

    1 1 M 10

    11.5

    11.17 0.558333 0.405 0.153333 -0.90387 -1.875111.1

    10.9

    2 0,8 M 10

    9.1

    8.87 0.443333 0.325 0.118333 -1.12393 -2.13428.4

    9.1

    3 0,6 M 10

    6.6

    6.77 0.338333 0.24 0.098333 -1.42712 -2.31936.8

    6.9

    4 0,4 M 10

    4.5

    4.5 0.226667 0.155 0.071667 -1.86433 -2.63574.5

    4.6

    5 0,2 M 10

    2.3

    2.27 0.113333 0.085 0.028333 -2.4651 -3.56372.3

    2.2

  • 7/30/2019 128607907 Distribusi Solut Antara 2 Pelarut

    8/11

    Grafik ln Cair vs ln Ceter

    Persamaan regensi adalah Harga koefisien distribusi :

    (

    )

    Dengan persamaan linear A = n

    Dengan persamaan regensi Nilai n = 1,229

    Nilai K

    -1.87514

    -2.13425-2.31939

    -3.63573

    -3.56372

    y = 1.229x - 0.7922

    R = 0.8463

    -4.5

    -4

    -3.5

    -3

    -2.5

    -2

    -1.5

    -1

    -0.5

    0

    -3 -2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0

    lnCa

    ir

    ln C eter

    Grafik ln C air vs ln C eter

    Series1

    Linear (Series1)

  • 7/30/2019 128607907 Distribusi Solut Antara 2 Pelarut

    9/11

    6. PEMBAHASAN :Pada praktikum pertama dengan mengunakan konsentarasi asam asetat masing-masing 1 ;

    0,8; 0,6; 0,4; 0,2 M dan pengambilan masing-masing 10 ml dan penambahan indikator PP

    dan dititrasi dengan NaOH 0,5 M, ditemukan volume rata-rata NaOH sebesar masing-masing

    11.17 ml; 8.87 ml; 6.77 ml; 4.5 ml; 2.27 ml. dari hasil perhitungan dapt diketahui bahwa

    semakin tinggi konsentrasi asam asetat maka semakin banyak volume NaOH yang di

    butuhkan untuk titrasikemudian konsentrasi asam setat awal dapat ditentukan dengan rumus

    masing-masing sebesar ; ; M; . Semakin banyak volume NaOH maka konsentrasiasam asetat awal semakin tinggi .

    Pada praktikum kedua mencampurkan asam asetat masing-masing konsentarasinya 1 ;

    0,8; 0,6; 0,4; 0,2 M dengan dietil eter yang selanjutnya akan terbentuk 2 lapisan, yaitu

    lapisan atas yang mengandung Eter dan lapisan bawah yang mengandung Air dan Asam

    Asetat. Dari pengambilan 10 ml larutan yang bawah dan kemudian dititarasi dengan NaOH

    0,5 M..berturut turut volume NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi 8,1 ml; 6,5 ml ;4,8 ml ;

    3,1 ml; 3,1 ml;1,7 ml. dari volume NaOH ini dapat ditentukan konsentrasi air , berturut-turut

    konsentrasi air sebesar

    ;

    ;

    ;

    ;

    . Selanjutnya dapat

    untuk menentukan konsentrasi asam asetat dalam air dengan rumus .Untuk dapat menghitung nilai n dan K terlebih dahulu harus menentika nilai ln Cair dan ln

    Ceter kemudian didapatkan persamaan regensi sebesar adalah sehingganilai n sebesar dan nilai

  • 7/30/2019 128607907 Distribusi Solut Antara 2 Pelarut

    10/11

    Alat pemisah yang biasa digunakan pada ekstraksi bertahap adalah corong pemisah.

    Caranya sangat mudah, yaitu cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak

    bercampur dengan pelarut semula, kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi

    kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan. Setelah terbentuk

    dua lapisan, campuran dipisahkan untuk dianalisis kandungan konsentrasi zat terlaruttersebut.

    7. KESIMPULAN:1. Distribusi solut antara dua pelarut tak bercampur menghasilkan 2 lapisan, yaitu

    lapisan atas yang mengandung Eter dan lapisan bawah yang mengandung Air dan

    Asam Asetat.

    2. Persamaan regensi yang temukan dari grafik ln Cair vs Ceter sebesar

    3. Nilai n sebesar4. Nilai konstanta kesetimbangan suatu solusi terhadap dua pelarut tak bercampur

    sebesar

  • 7/30/2019 128607907 Distribusi Solut Antara 2 Pelarut

    11/11

    DAFTAR PUSTAKA

    http//www.google.com/pemisahan-iod-dengan-metode-ekstraksi.html diiaksespada 28 april 2011 pukul 10.00 WIB

    http//www.google.com/PEMISAHAN%20CAMPURAN%20YANG%20TIDAK%20SALING%20CAMPUR%20%C2%AB%20Annisanfushie%27s%20Weblog.

    htm diakses pada 28 april 2011 pukul 10.00 WIB

    http/www.google.com/ilmu%20kimia-Hukum%20distribusi.htm diakses pada 4mei 2011 pukul 19.30 WIB