127568226-Pneumokoniosis

download 127568226-Pneumokoniosis

of 8

Transcript of 127568226-Pneumokoniosis

  • 8/13/2019 127568226-Pneumokoniosis

    1/8

    PNEUMOKONIOSIS

    I. PENGERTIAN

    Pneumokoniosis adalah sekelompok penyakit yang disebabkan karena

    inhalasi debu anorganik dan organic tertentu. Beberapa jenis debu jikaterinhalasi dalam kadar yang cukup banyak ke dalam paru akan menimbulkan

    reaksi fibrosis, sedangkan debu lainnya tidak mempunyai pengaruh apa-apa

    Pneumokoniosis yang paling umum adalah silikosis, asbestosis dan

    pneumoconiosis pekerja tambang batu bara.

    II. ETIOLOGI

    1. SILIKOSIS

    Penyakit ini terjadi karena inhalasi dan retensi debu yang mengandung

    kristalin silikon dioksida atau silika bebas. Pada berbagai jenis pekerjaan yang

    berhubungan dengan silika penyakit ini dapat terjadi, seperti pada pekerja : 1.

    Pekerja tambang logam dan batubara 2. Penggali terowongan untuk membuat

    jalan . Pemotongan batu seperti untuk patung, nisan !. Pembuat keramik dan

    batubara ". Penuangan besi dan baja #. $ndustri yang memakai silika sebagai

    bahan misalnya pabrik amplas dan gelas. %. Pembuat gigi enamel &. Pabrik

    semen.

    'saha untuk menegakkan diagnosis silikosis secara dini sangat penting, oleh

    karena penyakit dapat terus berlanjut meskipun paparan telah dihindari. Pada

    penderita silikosis insidens tuberkulosis lebih tinggi dari populasi umum . (ecaraklinis terdapat bentuk silikosis, yaitu silikosis akut, silikosis kronik dan silikosis

    terakselerasi.

    Sitikosis Akut

    Penyakit dapat timbul dalam beberapa minggu, bila seseorang terpapar silika

    dengan konsentrasi sangat tinggi. Perjalanan penyakit sangat khas, yaitu gejala

    sesaic napas yang progesif, demam, batuk dan penurunan berat badan setelah

    paparan silika konsentrasi tingi dalam waktu relatif singkat. )ama paparan

    berkisar antara beberapa minggu sampai ! atau " tahun. *elainan faal paru

    yang timbul adalah restriksi berat dan hipoksemi disertai penurunan kapasitas di

    fusi. Pada foto toraks tampak fibrosis interstisial difus, fibrosis kemuclian

    berlanjut dan terdapat pada lobus tengah dan bawah membentuk djffuse ground

    glass appearance mirip edema paru.

    Silikosis Kronik

    *elainan pada penyakit ini mirip dengan pneumokoniosis pekerja tambang

    batubara, yaitu terdapat nodul yang biasanya dominan di lobus atas. Bentuk

    silikosis kronik paling sering ditemukan, terjadi setelah paparan 2+ sampai !"

    tahun oleh kadar debu yang relatif rendah. Pada stadium simple, nodul di paru

  • 8/13/2019 127568226-Pneumokoniosis

    2/8

    biasanya kecil dan tanpa gejala atau minimal. alaupun paparan tidak ada lagi,

    kelainan paru dapat men jadi progresif sehingga terjadi fibrosis yang masif.

    Pada silikosis kronik yang sederhana, foto toraks menunjukkan nodul terutama di

    lobus atas dan mungkin disertai klasifikasi. Pada bentuk lanjut terdapat masa

    yang besar yang tampak seperti sayap malaikat angels wing/. (ering terjadireaksi pleura pada lesi besar yang padat. *elenjar hilus biasanya membesar dan

    membentuk bayangan egg shell calcification. 0ika fibrosis masif progresif terjadi,

    olume paru berkurang dan bronkus mengalami distorsi. aal paw menunjuk-

    kan gangguan restriksi, obstruksi atau campuran. *apasitas difusi dan komplians

    menurun. 3imbul gejala sesak napas, biasa disertai batuk dan produksi sputum.

    (esak pada awalnya terjadi pada saat aktiitas, kemudian pada waktu istirahat

    dan akhirya timbul gagal kardiorespirasi.

    Silikosis Terakselerasi

    Bentuk kelainan ini serupa dengan silikosis kronik, hanya perjalanan penyakitlebih cepat dari biasanya, menjadi fibrosis masif, sering terjadi infeksi

    mikobakterium tipikal atau atipik. (etelah paparan 1+ tahun sering terjadi

    hipoksemi yang berakhir dengan gagal napas.

    a. Patofisiologi

    0ika partikel silica, yang mempunyai sifat fibrogenik, terhirup akan dibentuk

    lesi nodular di seluruh paru. 4engan berjalannya waktu dan pemajanan lebih

    lanjut, nodulus membesar dan bersatu. 5asa padat terbentuk pada bagian atas

    paru-paru, mengakibatkan penurunan olume paru.

    b. 5anifestasi klinis

    Pasien dapat mengalami gajala-gejala indikatif hipoksemia, obstruksi jalan

    nafas yang berat, gagal jantung sebelah kanan. 6dema dapat terjajdi karena

    gagal jantung.

    c. Penatalaksanaan medis

    3idak terdapat pengobatan spesifik untuk silikosis. 3erapi diarahkan pada

    penanganan komplikasi dan pencegahan infeksi. Pemeriksaan dilakukan untuk

    menyingkirkan tuberculosis. 0ika terdapat tuberculosis, diatasi secara agresif.3erapi tambahan dapat mencakup oksigen dan terapi bronkodilator teofilin dan

    ipratropium bromida/.

    2. ASBESTOSIS

    Penyakit ini terjadi akibat inhalasi debu asbes, menimbulkan

    penumokoniosis yang ditandai oleh fibrosis paru. Paparan dapat terjadi di therah

    industri dan tambang, juga bisa timbul pada daerah sekitar pabrik atau tambang

    yang udara- nya terpolusi oleh debu asbes.

    Pekerja yang dapat terkena asbestosis adalah yang bekerja di t ambang,penggilingan, transportasi, pedagang, pekerja kapal dan pekerja penghancur

  • 8/13/2019 127568226-Pneumokoniosis

    3/8

    asbes. Pada stadium awal mungkin tidak ada gejala meskipun foto toraks

    menunjukkan gambaran asbestosis atau penebalan pleura.

    7elaja utama adalah sesak napas yang pada awal- nya terjadi pada waktu

    aktiitas. Pada stadium akhir gejala yang umum adalah sesak pada saat

    istirahat, batuk dan pe- nurunan berat badan. (esak napas terus memburukmeskipun penderita dijauhkan dari paparan asbes. 1" tahun sesudah awal

    penyakit biasanya terjadi kor pulmonal dan kematian. Penderita sering

    mengalami infeksi saluran napas, keganasan pada brunkus, gastrointestinal dan

    pleura sering menjadi penyebab kematian.

    a. Patofisiologi

    (erat asbestos, jika terhirup memasuki aleoli yang pada akhirnya terobliterasi

    oleh jaringan fibrosis yang mengelilingi partikel asbestos. Perubahan fibrosis juga

    mempengaruhi pleura yang menebal dan menjadi plak. 8kibat dari perubahan

    fisiologis ini adalah penyakit restriktif dengan penurunan dalam olume paru,

    menghilangkan pertukaran oksigen dan kaarbondioksida serta hipoksemia.

    Pada stadium awal pemeriksaan fisis tidak banyak menunjukkan kelainan, akibat

    fibrosis difus dapat terdengar ronki basah di lobus bawah bagian posterior. Bunyi

    ini makin jelas bila terjadi bronkiektasis akibat distorsi paw yang luas karena

    fibrosis. 0an tabuh clubbing/ sering ditemukan pada asbestosis.

    Perubahan pada foto toraks lebih jelas pada bagian tengah dan bawah paw,

    dapat berupa bercak difus atau bintik-bintik yang patht, bayangan jantung sering

    menjadi kabur. 4iafragma dapat meninggi pada stadium lanjut karena paw

    mengecil. Penebalan pleura biasanya terjadi biral, terlihat di daerah tengah dan

    bawah terutama bila timbul kalsifikasi.

    Bila proses lanjut terlihat gambaran sarang tawon di lobus bawah. 5ungkin

    ditemukan keganasan bronkus atau mesotelioma. Berbeda dengan

    penumokoniosis batubara dan silikosis yang penderitanya dapat mempunyai

    gejala sesak napas tanpa kelainan foto toraks. Pemeriksaan faal paru

    menunjukkan kelainan restriksi meskipun tidak ada gejala pada sebagian

    penderita terdapat kelainan obsiruksi. *apasitas difusi dan komplians paru

    menurun, pada tahap lanjut terjadi hipoksemia. Biopsi paru mungkin perlu pada

    kasus tertentu untuk menegakkan diagnosis. Biopsi paru transbronkial

    hendaklah dilakukan untuk mendapakatan jaringan paru. Pemeriksaan

    bronkoskopi juga berguna menyingkirkan atau mengkonfirmasi adanya

    karsinoma bronkus yang terdapat bersamaan

    b. 5anifestasi klinis

  • 8/13/2019 127568226-Pneumokoniosis

    4/8

    Pasien mengalami dispnea yang menjadi buruk serta progresif, nyeri dada

    ringan sampai sedang, anoreksi dan penurunan berat badan. *or pulmonal dan

    gagal nafas terjadi sejalan dengan kemajuan penyakit.

    c. Penatalaksanaan medis

    3idak terdapat pengobatan efektif untuk asbestosis. Penatalaksanaan

    diarahkan pada pengendalian infeksi dan mengobati penyakit paru. Bila

    pertukaran oksigen-karbon dioksida menjadi sangat terganggu, terapi oksigen

    kontinu dapat memba9ntu memperbaiki toleransi toleransi aktiitas.

    3. PNEUMOKONIOSIS Pekera Ta!"an# Batu"ara

    Pneumokoniosis pekerja tambang batubara penyakit paru hitam/

    termasuk berbagai penyakit pernafasan yang ditemukan pada pekerja tambang

    batubara yang telah menghirup debu batubara (elama bertahun-tahun.

    Penambangan batubara terpajan terhadap debu yang merupakan campuran daribatubara, kaolin, mika dan silica.

    Simple Coal Workers Pneumoconiosis (Simple CWP)terjadi karena inhalasi debu

    batubara saja. 7ejalanya hampir tidak ada bila paparan tidak berlanjut maka

    penyakti ini tidak akan memburuk. Penyakit ini dapat berkembang menjadi

    bentuk complicated. *elainan foto toraks pada simple ;P berupa

    perselubungan halus bentuk lingkar, perselubungan dapat terjadi di bagian

    mana saja pada lapangan paru, yang paling sering di lobus atas. (ering

    ditemukan perselu- bungan bentuk p dan 9. Pemeriksaan faal paru biasanyatidak menunjukkan kelainan.

  • 8/13/2019 127568226-Pneumokoniosis

    5/8

    waktunya mekanisme klirens tidak mampu mengatasi beban debu yang

    berlebihan dan agregat makrofag dalam bronkiolus dan aleoli. 3imbul fibroblast

    dan jaringan retikulin diletakkan mengelilingi makrofag yang membungkus debu.

    Bronkiolus dan aleoli dipenuhi oleh debu batubara, makrofag yang mati dan

    fibroblas yang mengarah pada pembentukan macula batubara, lesi primer dari

    gangguan ini. 5akula tampak sebagai titik kehitaman pada paru/. 4engan

    membesarnya macula, bronkiolus yang melemah berdilatasi dengan terjadinya

    emfisema setempat sebagai akibatnya.

    Pasien dengan pneumoconiosis pekerja tambang batubara mengalami lesi

    paru massif dengan jaringan fibrotic padat menganndung material hitam. 5asa

    ini pada akhirnya merusak pembuluh darah dan bronki dari lobus yang terkena.

    b. 5anifestasi klinis

    3anda pertama adalah batuk kronik dan pembentukan sputum, serupa

    denagn tanda-tanda yang ditemukan pada bronchitis kronis. 4engan perjalananpenyakit, pasien mengalami dispnea dan membatukkan sejumlah besar sputum

    dengan beragam jumlah cairan hitam melanoptisis/ terutama jika indiidu

    adalah perokok. Pengobatannya adalah simptomatik.

    III. GAMBARAN KLINIS

    a. 4ispnea

    b. Batuk yang umumnya nonproduktif kecuali apabila terjadi bronchitis kronis

    c. >estriksi hebat olume inspirasi

    d. 4apat terjadi sianosis akibat penurunan entilasi disertai penurunan

    kecepatan difusi

    I$. %IAGNOSIS

    Penyakit paru akibat debu industri mempunyai gejala dan tanda yang mirip

    dengan penyakit paru lain yang udak di- sebabkan oleh debu di tempat kerja.

    a. 8namnesis

    anamnesis yang teliti meliputi riwayat pekerjaan, dan hal-hal yangberhubungan dengan pe- kerjaan, karena penyakit biasanya baru timbul

    setelah paparan yang cukup lama. 8namnesis mengenal riwayat

    pekerjaan yang akurat dan rinci sangat diperlukan, apalagi bila penderita

    sering berganti tempat kerja. >iwayat pekerjaan yang berhubungan

    dengan paparan debu dan lama paparan hendaklah diketahui secara

    lengkap. Berbagai faktor yang berhubungan dengan pekerjaan dan

    lingkungan perlu diketahui secara rinci.

    b. Pemeriksaan isik

    c. Pemeriksaan sinar-? dada

  • 8/13/2019 127568226-Pneumokoniosis

    6/8

    d. Pemeriksaan oto 3oraks

    Pemeriksaan foto toraks sangat berguna untuk melihat kelainan yang

    ditimbulkan oleh debu pada pneumokoniosis. *lasifikasi standar menurut @A

    dipakai untuk menilai kelainan yang timbul. Pembacaan foto toraks

    pneumokoniosis perlu dibandingkan dengan foto standar untuk menentukanklasifikasi kelainan. Perselubungan yang timbul dibagi atas perselubungan halus

    dan kasar.

    A. Perselubungan Halus (Small Opacities)

    Perselubungan ini digolongkan menurut bentuk, ukuran, banyak dan luasnya.

    5enurut bentuk dibedakan alas perselubungan halus bentuk lingkar dan bentuk

    ireguler. Perselubungan lingkar dibagi berdasarkan diameternya, yaitu:

    p diameter sampai 1," mm

    9 diameter antara 1,"- mm

    r diameter antara -1+ mm

    Bentuk ireguler dibagi berdasarkan lebarnya, yaitu:

    s lebar sampai 1," mm

    t lebar antara 1,"- mm

    u lebar antara -1+ mm

    'ntuk pelaporan bentuk dan ukuran kelainan digunakan dua huruf. @uruf

    pertama menunjukkan kelainan yang lebih dominan, contoh pCs. ini berarti

    perselubungan lingkar ukuran p lebih banyak, tetapi juga ada perselubungan

    ireguler ukur- an s tetapi jumlahnya sedikit.

    *erapatan profusion/ kelainan didasarkan pada konsen- trasi atau jumlah

    perselubungan halus persatuan area.

    4ibagi atas ! kategori, yaitu:

    *ategori + 3idak ada perselubungan atau kerapatan kurang dari 1.

    *ategori 1 8da perselubungan tetapi sedikit.

    *ategori 2 Perselubungan banyak, tetapi corakan paru masih tampak.

    *ategori Perselubungan sangat banyak sehingga corakan paru sebagian

    atau seluruhnya menjadi kabur.

    oto toraks pada pneumokoniosis mempunyai 12 kategori, yaitu :

    +C- +C+ +C1

    1C+ 1C1 1C2

  • 8/13/2019 127568226-Pneumokoniosis

    7/8

    2C1 2C2 2C

    C2 C CD

    8ngka pertama menunjukkan kerapatan yang lebih do- minan daripada angka

    dibelakangnya. *erapatan adalah petunjuk penting untuk menentukan beratnya

    penyakit.

    )uasnya distribusi perselubungan didasarkan atas area yang terkena. )apanan

    paru dibagi atas # area, masing-masing belahan paru mempunyai area yaitu

    lobus atas, lobus tengah dan lobus bawah.

    . Perselubungan !asar ("arge Opacities)

    Perselubungan kasar dibagi atas kategori yaitu 8, B dan;. *ategori 8 (atu

    perselubungan dengan diameter antara 1-" cm, atau beberapa perselubungan

    dengan dimater masing- masing lebih dari 1 cm, tapi bila diameter semuanya di

    jumlahkan tidak melebihi " cm. *ategori B (atu atau beberapa perselubungan

    yang lebih besar atau lebih banyak dari 8 dengan luas perselubungan tidak

    melebihi luas lapangan paru kanan atas. *ategori ; (atu atau beberapa

    perselubungan yang jumlah luasnya melebihi luas lapangan paru kanan atas

    atau sepertiga lapangan paru kanan.

    e. Pemeriksaan aal Paru

    Pemeriksaan faal paru yang sederhana, cukup sensitif dan bersifat reprodusibel

    serta digunakan secara luas adalah pemeriksaan kapasitas ital 1=/ dan

    olume ekspirasi paksa detik pertama =6P/ selain berguna untuk menunjangdiagnosis juga perlu untuk melihat lajunya penyakit, efektiitas pengobatan dan

    menilai prognosis. Pemeriksaan sebelum seseorang bekerja, dan pemeriksaan

    berkala setelah bekerja dapat mengidentifikasi penyakit dan perkembangan- nya

    pada pekerja yang sebelumnya tidak mempunyai gejala.

    Pemeriksaan faal paru lain yang lebih sensitif untuk mendeteksi kelainan di

    saluran napas kecil adalah pemerik- saan low =olume ;ure dan =olume of

    $soflow. Pengukur- an kapasitas difusi paru 4);A/ sangat sensitif untuk men-

    deteksi kelainan di interstisial, tetapi pemeriksaan ini rumit dan memerlukan

    peralatan yang lebih canggih, dan tidak di anjurkan digunakan secara rutin.

    Pekerja yang pada pemerik- saan awal tidak menunjuickan kelainan, kemudian

    menderita kelainan setelah bekerja dan penyakitnya terus berlanjut, dianjurkan

    untuk menukar pekerjaannya.

    $. PENATALAKSANAAN ME%IS

    P#$%OA&A$ 'A$ P#$C#%AHA$

    3idak ada pengobatan spesifik dan efektif pada penyakit paru yang disebabkan

    oleh debu industri. Penyakit biasanya memberikan gejala bila kelainan telah

    lanju) Pada silikosis dan asbestosis bila diagnosis telah ditegakkan penyakit

    dapat terus berlanjut menjadi fibrosis masif meskipun paparan di- hilangkan. Bila

    faal paru telah menunjukkan kelainan obstruksi pada bronkitis industri, berarti

  • 8/13/2019 127568226-Pneumokoniosis

    8/8

    kelainan telah menjadi ireersibel. Pengobatan umumnya bersifat simptomatis,

    yaitu mengu- rangi gejala. Abat lain yang diberikan bersifat suportif .

    3indakan pencegahan merupakan tindakan yang paling panting pada

    penatalaksanaan penyakit paru akibat debu industri. Berbagai tindakan

    pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit ataumengurangi laju penyakit. Perlu diketahui apakah pada suatu industri atau

    tempat kerja ada Eat-Eat yang dapat menimbulkan kelainan pada paru. *adar

    debu pada tempat kerja diturunkan serendah mungkin dengan memperbaiki

    teknik pengolahan bahan, misalnya pemakaian air untuk mengurangi debu yang

    ber- terbangan. Bila kadar debu tetap tinggi pekerja diharuskan memakai alat

    pelindung. Pemeriksaan faal paru dan radiologi sebelum seorang menjadi

    pekerja dan pemeriksaan secara berkala untuk deteksi dini kelainan yang timbul.

    Bila seseorang telah mendenita penyakit, memindahkan ke tempat yang tidak

    terpapar mungkin dapat mengurangi laju penyakit.

    Pekerja hendaklah berhenti merokok terutama bila bekerja pada tempat-tempat

    yang mempunyai risiko terjadi penyakit bronkitis idustri dan kanker paru, karena

    asap rokok thpat meninggikan risiko timbulnya penyakit. Penderita yang atopik

    idealnya dianjurkan menghindari tempat yang jelas thpat mencetuskan serangan

    asma, seperti produksi sutra, deterjen, dan pekerjaan yang mempunyai paparan

    garam platinum. $ndustri dan tempat kerja yang mempunyai risiko tinggi

    menimbulkan serangan asma hendaklah tidak menenima pegawai yang atopik.