126120049-LAPORAN-VISKOSITAS

19
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lainnya. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Viskositas secara umum juga dapat diartikan sebagai suatu tendensi untuk melawan aliran cairan karena internal friction atau resistensi suatu bahan untuk mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu gaya. Semakin besar resistensi suatu zat cair untuk mengalir maka semakin besar pula viskositasnya. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida terhadap aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida. Pada hukum aliran fluida pada viskositas. Newton mengatakan bahwa hubungan antara gaya-gaya mekanika dari suatu aliran viskositas sebagai gesekan dalam fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newton nya, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (∂) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Viskositas menggamabarkan penolakkan dalam fluida terhadap aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida. Air memiliki nilai viskositas yang rendah sedangkan minyak sayur memiliki viskositas besar/tinggi. Dimana nilai viskositas air adalah 8,90 x 10 -4 k∂/m.s. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antar molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Oleh sebab itulah dilakukan praktikum tentang viskositas zat cair agar praktikan dapat mengetahui apa yang dimaksud viskositas, bagaimana cara agar dapat menentukan harga viskositas suatu cairan serta mengetahui mana yang

description

jjkkbb

Transcript of 126120049-LAPORAN-VISKOSITAS

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan

    gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lainnya. Suatu jenis

    cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah dan

    sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang

    tinggi.

    Viskositas secara umum juga dapat diartikan sebagai suatu tendensi untuk

    melawan aliran cairan karena internal friction atau resistensi suatu bahan untuk

    mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu gaya. Semakin besar

    resistensi suatu zat cair untuk mengalir maka semakin besar pula viskositasnya.

    Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida terhadap aliran dan dapat

    dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida.

    Pada hukum aliran fluida pada viskositas. Newton mengatakan bahwa

    hubungan antara gaya-gaya mekanika dari suatu aliran viskositas sebagai gesekan

    dalam fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut

    berlaku untuk fluida Newton nya, dimana perbandingan antara tegangan geser (s)

    dengan kecepatan geser () nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan

    viskositas.

    Viskositas menggamabarkan penolakkan dalam fluida terhadap aliran dan

    dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida. Air memiliki

    nilai viskositas yang rendah sedangkan minyak sayur memiliki viskositas

    besar/tinggi. Dimana nilai viskositas air adalah 8,90 x 10-4 k/m.s. Viskositas

    dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antar

    molekul-molekul cairan satu dengan yang lain.

    Oleh sebab itulah dilakukan praktikum tentang viskositas zat cair agar

    praktikan dapat mengetahui apa yang dimaksud viskositas, bagaimana cara agar

    dapat menentukan harga viskositas suatu cairan serta mengetahui mana yang

  • termaksud viskositas rendah dan viskositas tinggi berdasarkan sampel yang telah

    di bawa dalam praktikum.

    1.2 Tujuan

    - Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi viskositas

    - Untuk mengetahui hukum-hukum viskositas

    - Untuk mengetahui konsep viskositas fluida

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    Viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida

    yang bergerak, atau benda yang padat yang bergerak di dalam fluida. Besarnya

    gesekan ini biasanya juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin

    besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak di dalam zat

    tersebut. Viskositas zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antara partikel zat

    cair.

    Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan

    gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan

    yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan

    sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan tidak memiliki viskositas

    yang tinggi. Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan

    kecilnya tahan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas

    rendah, misalnya air mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil

    dibading dengan fluida yang mempunyai viskositas yang lebih besar.

    Gejala ini dapat dianalisis dengan mengontrodusir suatu besaran yang

    disebut kekentalan atau viskositas. Oleh karena itu, viskositas berkaitan dengan

    gerak relatif antar bagian-bagian fluida, maka besaran ini dapat dipandang sebagai

    ukuran tingkat kesulitan aliran fluida tersebut, makin besar kekentalan suatu

    fluida maka makin sulit fluida itu untuk mengalir.

    Adanya zat terlarut makromolekul akan menaikkan viskositas larutan.

    Bahkan padan konsentrasi rendahpun, efeknya besar karena molekul besar

    mempengaruhi aliran fluida pada jarak yang jauh. Viskositas intrisik merupakan

    analog dari koefisien visial (dan mempunyai dimensi/konsentrasi).

    Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan

    aliran cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju alir cairan yang

    melalui tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling

    mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas.

  • Aliran dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe. Yang pertama adalah aliran

    laminer atau aliran kental, yang secara umum menggambarkan laju alir kecil

    melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil. Aliran yang lain adalah aliran

    turbulen yang menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan

    diameter yang lebih besar (Bird, 1987).

    Aliran Ukur Viskositas

    Untuk mengukur besarnya viskositas menggunakan alat viskosimeter.

    Berbagai tipe viskosimeter dikelompokkan menurut kerjanya :

    1. Tipe Kapiler

    Pengukuran ini berdasarkan atas waktu yang diperlukan oleh cairan untuk

    melewati sepanjang pipa kapiler pada volume tertentu. Viskosimeter Ostwald

    adalah salah satu tipe viskosimeter kapiler yang sederhana.

    2. Office Type

    Tipe viskosimeter ini merupakan kapiler yang pendek. Prinsip pengukuran

    juga sama dengan tipe kapiler (berdasarkan waktu). Alat ini sangat simpel, murah

    dan dapat digunakan secara cepat dan digunakan untuk cairan, newtonia maupun

    non newtonia. Alat yang dipakai disebut zhan viskosimeter.

    3. Viskosimeter Rotasi

    Pengukuran berdasarkan rotasi (putaran) dalam silinder. Alat yang

    digunakan stroimer viskometer. Alat ini banyak digunakan untuk mengukur

    viskositas susu kental manis, produk tomat dan lainnya. Prinsip alat ini

    berdasarkan atas waktu yang diperlukan.

    4. Viskosimeter Lehman

    Nilai viskosimeter Lehman didasarkan pada waktu kecepatan alir cairan

    yang akan diuji atau dihitung nilai viskositasnya bebanding terbalik dengan waktu

    kecepatan alir cairan pembanding, dimana cairan pembanding yang digunakan

    adalah air.

    Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan newtonian dan

    non newtonian.

    1. Cairan Newtonian adalah cairan yang viskositasnya berubah dengan

    berubahnya gaya irisan ini adalah aliran kental (viscous) sejati.

  • Contohnya : air, minyak, sirup dan gelatin

    Cairan Newtonian ada 2 jenis, harga viskositas yang tinggi disebut viscous

    dan harga viskositas yang rendah disebut mobile.

    2. Cairan non-newtonian merupakan cairan yang viskositasnya berubah

    dengan adanya perubahan gaya irisan dan dipengaruhi kecepatan tidak linear.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas

    - Temperatur

    - Massa jenis zat

    - Luas penampang

    - Tekanan

    - Panjang tabung

    Suhu berpengaruh terhadap viskositas, semakin tinggi suhu, viskositasnya

    semakin rendah. Hal ini disebabkan pada suhu tinggi pergerakkan molekul akan

    semakin meningkat yang menyebabkan terjadinya perenggangan pada molekul

    sehingga viskositas semakin kecil (Atkins, 1996)

    Hukum Stokes

    Viskositas dalam aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada gerak

    benda padat. Untuk fluida ideal viskositas sama dengan nol sehingga dianggap

    bahwa benda yang bergerak pada fluida ideal tidak mengalami gesekan yang

    disebabkan fluida. Akan tetapi, bila benda tersebut bergerak dengan kelajuan

    tertentu dalam fluida kental, maka benda tersebut akan dihambat geraknya oleh

    gaya gesekan fluida benda tersebut.

    Sebuah benda yang bergerak jatuh di dalam fluida bergerak, ada tiga macam

    gaya yaitu :

    1. Gaya gravitasi atau gaya berat (W)

    Gaya gravitasi inilah yang menyebabkan benda bergerak ke bawah dengan

    suatu kecepatan.

    2. Gaya apung (buoyant force) atau gaya Archimedes (B)

    Arah gaya buoyant force atau gaya Archimedes ini keatas dan besarnya

    sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.

  • Menurut Archimedes adalah suatu benda yang dicelupkan pada sebagian

    atau seluruhnya ke dalam zat cair maka benda itu akan mengalami gaya ke atas

    yang besarnya itu sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda

    tersebut.

    3. Gaya gesek (frictional force) atau Fg

    Gaya gesek frictional force atau Fg arahnya besarnya lebih besar dari berat

    fluida.

    Viskositas cairan juga dapat ditentukan berdasarkan jatuhnya benda melalui

    medium zat cair yaitu berdasarkan hukum stokes. Dimana benda bulat dengan

    radius r dan rapat d yang jatuh karena gaya gravitasi melalui fluida dengan rapat

    dm/db, akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi sebesar :

    ( ) gdmdrF = 31 3/4 piPerbedaan antara viskositas cairan dengan viskositas gas adalah sebagai

    berikut :

    Jenis Perbedaan Viskositas Cairan Viskositas GasGaya Gesek Lebih besar untuk

    mengalir

    Lebih kecil dibanding

    viskositas cairanKoefisien Viskositas Lebih besar Lebih kecilTemperatur Temperatur naik

    viskositas turun

    Temperatur naik

    viskositas naikTekanan Tekanan naik viskositas

    naik

    Tidak tergantung pada

    tekanan

    Aliran cairan dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe, yang pertama laminar

    dan yang kedua turbulen. Hal ini lebih lanjut dikelompokkan menurut bilangan

    Reynoldnya yaitu : dvRRN =

    Dimana R adalah jari-jari, d adalah kerapatan cairan, v adalah kecepatan rata-rata

    cairan sepanjang pipa dan adalah koefisien viskositas. Jika RN lebih besar dari

    4000, aliran turbulen dan jika lebih kecil dari 2100 aliranya laminar (Dogra, 1990)

    BAB 3

  • METODOLOGI PERCOBAAN

    3.1 Alat dan Bahan

    3.1.1 Alat-alat

    - Viskometer Ostwald

    - Piknometer

    - Stopwatch

    - Neraca Chaus

    - Termometer

    - Beker gelas

    - Pipet tetes

    - Pompa

    - Gelas kimia

    3.1.2 Bahan-bahan

    - Akuades

    - Etanol

    - Minyak goreng

    - Bensin

    - Sabun cair

    - Tisu

    3.2 Prosedur Percobaan

    3.2.1 Pengukuran densitas larutan

    - Ditimbang piknometer yang masih kosong

    - Dimasukkan bensin ke dalam piknometer hingga penuh dan jangan sampai

    terdapat gelembung udara pada saat piknometer ditutup

    - Ditimbang piknometer

    - Dicatata massanya

    - Diulangi langkah diatas dengan sample aquadest, minyak goreng, alkohol

    secara berturut-turut.

  • 3.2.2 Pengukuran suhu fluida/larutan

    - Dimasukkan termometer ke dalam masing-masing larutan (aquadest,

    alkohol, minyak goreng, dan bensin).

    - Diukur masing-masing suhu larutan

    - Dicatat suhu nya

    3.2.3 Pengukuran viskositas larutan

    - Dimasukkan keempat jenis cairan kedalam viskometer ostwold secara

    bertahap, sebelum itu diukur suhunya masing-masing

    - Dihubungkan mulut pipa kapiler viskometer lainnya dengan pemompa gas

    manual

    - Dituang secukupnya cairan yang akan diukur, kemudian pompa cairan

    tersebut hingga melewati tanda batas A

    - Ditutup lubang/mulut pipa kapiler viskometer yang terbuka dengan

    menggunakan jari dan lepaskan pemompa gas manual

    - Dinyalakan stopwatch sesaat setelah jari dilepas sehingga cairan turun

    melewati batas A dan matikan stopwatch sesaat setelah melewati tanda

    batas B

    - Dilakukan tiga kali perlakuan yang sama untuk setiap jenis larutan yang

    akan diukur.

    BAB 4

    HASIL DAN PEMBAHASAN

  • 4.1 Hasil Pengamatan

    4.1.1 Pengukuran viskositas larutan

    No Zat Cair Waktu (s) Suhu (oC)t1 t2 t31.

    2.

    3.

    4.

    Aquadest

    Bensin

    Alkohol

    Minyak Goreng

    1,74

    1,52

    1,70

    55,80

    1,51

    1,11

    1,80

    52,85

    1,35

    1,04

    1,80

    45,02

    25

    28

    29

    29

    4.1.2 Pengukuran densitas larutan

    Massa piknometer kosong = 15,45 gr

    Volume piknometer = 10 mL

    No Zat CairPiknometer +

    zat cair (gr)

    Massa

    Zat cair (gr)1.

    2.

    3.

    4.

    Aquadest

    Bensin

    Alkohol

    Minyak Goreng

    25,64

    23,09

    23,70

    24,72

    10,19

    7,64

    8,25

    9,27

    4.2 Perhitungan

    4.2.1 Waktu rata-rata (t)

    3321 tttt ++=

    - Waktu rata-rata aquadest

    s

    t

    53,13

    35,151,174,1

    =

    ++=

    - Waktu rata-rata bensin

    s

    t

    22,13

    04,111,152,1

    =

    ++=

  • - Waktu rata-rata alkohol

    s

    t

    76,13

    80,180,170,1

    =

    ++=

    - Waktu rata-rata minyak goreng

    s

    t

    22,513

    02,4585,5280,55

    =

    ++=

    4.2.2 Pengukuran densitas larutan

    x

    xx V

    Mp =

    - Densitas aquadest

    mlgr

    mlgrPair

    019,1

    1019,10

    =

    =

    - Densitas bensin

    mlgr

    mlgrPben

    764,0

    1064,7

    sin

    =

    =

    - Densitas alkohol

    mlgr

    mlgr

    Palkohol

    825,0

    1025,8

    =

    =

  • - Densitas minyak goreng

    mlgr

    mlgrP gorengyak

    927,0

    1027,9

    min

    =

    =

    4.2.3 Pengukuran viskositas secara teori

    Diket :

    gorengMinyakCTPBensinCTPEtanolCTP

    OHCTP

    o

    o

    o

    o

    30,0316,0

    30,0056,0

    30,0100,0

    30,0080,0

    11

    11

    11

    211

    ==

    ==

    ==

    ==

    =>2

    1

    2

    1

    TT

    =

    - Viskositas aquadest

    P0096,03025

    0080,0

    2

    2

    =

    =

    - Viskositas bensin

    P0006,03028

    0056,0

    2

    2

    =

    =

    - Viskositas alkohol

    P0103,03029

    0100,0

    2

    2

    =

    =

  • - Viskositas minyak goreng

    P0327,03029

    0316,0

    2

    2

    =

    =

    4.2.4 Pengukuran viskositas secara praktek

    H2O sebagai pembanding

    22

    11

    2

    1

    .

    .

    tPtP

    =

    - Viskositas alkohol

    P0089,076,1.825,053,1.019,1

    0080,0

    2

    2

    =

    =

    - Viskositas bensin

    P0057,022,1.764,053,1.019,1

    0080,0

    2

    2

    =

    =

    - Viskositas minyak goreng

    P2935,022,51.927,0

    53,1.019,10080,0

    2

    2

    =

    =

    4.3 Pembahasan

    Viskositas fluida (zat cair) merupakan gesekan yang ditimbulkan oleh fluida

    yang bergerak atau benda yang bergerak di dalam fluida. Besarnya gesekan ini

    biasa nya juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar

  • viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak di dalam zat

    tersebut, dalam viskositas zat cair yang berperan adalah gaya kohesi antara

    partikel zat cair.

    Viskositas akan berkurang dengan cepat apabila temperaturnya bertambah

    dan semakin besar nilai viskositas dari larutan maka tingkat kekentalan larutan

    tersebut semakin besar pula, karena viskositas ini dapat dipengaruhi oleh beberapa

    faktor, ada pun faktor-faktor yang mempengaruhi nilai viskositas adalah :

    1. Suhu

    Faktor suhu terhadap viskositas yaitu berbanding terbalik dengan suhu jika

    suhu naik maka viskositas akan turun dan begitu pula sebaliknya jika suhu turun

    maka viskositas akan naik. Hal ini disebabkan karena adanya gesekan partikel-

    partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditinggikan dan menurun

    kekentalannya.

    2. Konsentrasi

    Konsentrasi larutan viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan.

    Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula,

    karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap

    satuan volume karena semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar

    partikel semakin tinggi dan nilai viskositas nya semakin besar pula.

    3. Berat molekul solut

    Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute karena dengan

    adanya solute yang besar akan menghambat atau membebankan yang berat pada

    cairan sehingga akan menaikkan viskositasnya.

    4. Tekanan

    Semakin besar tekanannya cairan akan semakin sulit mengalir akibat dari

    beban yang dikenakannya.

    Adapun hukum viskositas yaitu hukum Poiseville dan hukum Stokes

    1. Hukum Poiseulle

    Hukum ini berbunyi Banyaknya cairan yang mengalir persatuan waktu

    melalui penampang melintang berbentuk silinder berjari-jari r yang panjang nya 1

  • selain ditentukan oleh beda tekanan (P) pada kedua ujung yang memberikan

    gaya pengaliran juga ditentukan oleh viskositas cairan dan luas penampang pipa.

    Hubungan tersebut dirumuskan oleh Poiseulle sebagai :

    ( )lrPQ

    8

    4pi= atau

    ( )lrP

    tV

    8

    4pi=

    Dengan Q adalah kecepatan aliran volume (volume cairan V yang melewati pipa

    persatuan waktu t dinyatakan dengan satuan S1 (m3/s).

    2. Hukum Stokes

    Apabila benda padat brgerak dengan kecepatan tertentu dalam medium

    fluida, maka benda tersebut akan mengalami hambatan yang diakibatkan oleh

    gaya gesekan fluida. Gaya gerak tersebut dirumuskan sebagai berikut :

    ZAvF = atau vkZV

    ZAF ==

    Dimana k = koefisien yang besarnya tergantung bentuk geometrik benda. Dari

    hasil percobaan, untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r diperoleh :

    vrGF pi=

    Persamaan ini dinyatakan pertama kali oleh Sir George Stokes (1845) yang

    kemudian dikenal dengan Hukum Stokes. Bila gaya F diterapkan pada partikel

    berbentuk bola dalam larutan, maka stokes menunjukkan bahwa untuk aliran

    laminar berlaku :

    pi rGF =

    Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan digunakan empat larutan yaitu,

    aquades, alkohol, bensin dan minyak goreng.

    .1 Aquades

    Aquades atau air atau H2O yang memiliki nama IUPAC dihydrigen,

    monoxide, oxidane, merupakan jenis-jenis syarat liquid yang tidak berwarna,

    tidak berbau dan juga tidak berasa pada keadaan standar. Aquadest memiliki

    rumus molekul H2O dengan titik didih 100o C, 212o F (373,15 K), viskositas

    aquadest 0,001 Pa/s pada suhu 20o C dan memiliki bentuk heksagonal.

  • .2 Alkohol

    Alkohol atau nama lainnya adalah etanol merupakan senyawa liquid yang

    tidak berwarna dan sangat mudah menguap pada suhu yang rendah serta mudah

    terbakar pada suhu yang tinggi. Alkohol memiliki rumus molekul CH3OH,

    kerapatan 0,79 gr/cm3, titik didih 78o C (351 K). Alkohol ini mudah bercampur

    dengan air dan juga mudah bercampur dengan pelarut organik.

    .3 Bensin

    Bensin merupakan cairan bening agak kekuning-kuningan dan berasal dari

    pengolahan minyak bumi yang sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar.

    Secara sederhana bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11. Bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari

    hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga

    membentuk rantai. 1 galom bensin (4,5 liter) mengandung 132 x 106 Joule energi

    yang ekuivalen dengan 125.000 BTU (British Thermal Unit) atau 37 Kwh.

    .4 Minyak Goreng

    Minyak goreng tidak larut dalam air kecuali minyak lirak dan minyak sedikit

    larut dalam alkohol, etil, eter dan pelarut halogen lainnya. Minyak tidak mencair

    dengan cepat pada pelarut dengan suatu nilai temperatur tertentu. Titik didih akan

    semakin meningkat dengan bertambahnya rantai karbon asam lemak.

    Dalam percobaan kali ini terdapat beberapa faktor kesalahan yang

    menyebabkan hasil percobaan tidak sempurna yaitu :

    - Tidak teliti saat mengukur suhu larutan sehingga hasil perhitungan kurang

    tepat

    - Alat yang digunakan kurang bersih sehingga menyebabkan perhitungan

    kurang tepat

    - Tidak teliti saat perhitungan waktu yang melewati dua tanda pada

    viskositas Ostwald

    Dalam praktikum kali ini terdapat 2 percobaan yaitu penentuan densitas

    (massa jenis) dan penentuan viskositas (kekentalan) dari beberapa zat cair.

    Penentuan densitas (massa jenis) larutan yang diukur massa jenisnya yaitu bensin,

    minyak goreng, alkohol, dan aquades. Alat untuk mengukur densitas (massa jenis)

  • suatu larutan adalah piknometer. Piknometer merupakan alat gelas yang berfungsi

    untuk mengukur berat jenis suatu zat. Zat yang akan diukur densitas (massa

    jenisnya) terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk larutan, selanjutnya dimasukkan

    ke dalam piknometer. Bentuknya cukup mungil dan rumit. Seperti botol kecil

    yang dilengkapi dengan penutupnya. Dari percobaan kali ini diperoleh hasil

    pengukuran densitas larutan pada sampel yaitu aquades = 1,019 gr/ml, bensin = 0,764

    gr/ml, alkohol = 0,825 gr/ml dan minyak goreng = 0,927 gr/ml. pada percobaan

    penentuan viskositas mengguanakan alat yang bernama viskosimeter ostwold.

    Pada viskosimeter ostwold, viskositas ditentukan dari waktu yang digunakan

    cairan untuk melewati jarak antara A dan B. dari percobaan ini didapatkan

    bensin = 0,0057 P, alkohol = 0,0089 P dan minyak goreng = 0,2935 P.

    Berikut adalah urutan nilai viskositas

    Liquids Viskosity (P) Temperatur (oC)Gasoline

    H2O

    Alcohol

    Oil

    0,006

    0,01

    0,012

    1,1

    20

    20

    20

    20(Source.hyperphysic.phy.asist.gsu.edu/hbase/takles/viskositas.html)

    Metode-metode dalam pengukuran viskositas yaitu dengan viskosimeter

    ostwold, viskosimeter hoppler, viskosimeter cone dan plate, dan viskosimeter Cup

    dan Bob.

    1. Metode Viskosimeter Ostwold

    Metode ini ditentukan berdasarkan hukum Poiseulle menggunakan alat

    viskosimeter ostwold. Penetapannya dilakukan dengan jalan pengukuran waktu

    yang diperlukan untuk mengalirnya cairan dalam pipa kapiler dari A ke B.

    2. Metode Viskosimeter Hoppler

    Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi

    keseimbangan sehingga gaya gerak = gaya berat - gaya Archimedes.

    3. Metode Viskosimeter Cone dan Plate

    Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,

    kemudian dinaikkan dengan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan

  • oleh motor deringan bercaman kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang

    semi transparan yang diam kemudian kerucut yang berputar.

    4. Metode Viskosimeter Cup dan Bob

    Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruang antara dinding luar dari Bob

    dan dinding dalam dari Cup dimana Bob masuk persis di tengah-tengah.

    Dari percobaan yang telah dilakukan pada pengukuran viskositas zat cair

    diperoleh alkohol = 0,0089 P dengan waktu rata-rata 1,76 sekon, bensin = 0,0057 P

    dengan waktu rata-rata 1,22 sekon, dan miyak goring = 0,2935 P dengan waktu rata-

    rata 51,22 sekon. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin kental

    suatu larutan maka semakin lama pula waktu yang diperlukan untuk melewati

    pipa kapiler Viskosimeter Ostwold. Dari hasil pengukuran densitas diperoleh

    aquades = 1,019 gr/ml, bensin = 0,764 gr/ml, alkohol = 0,825 gr/ml, dan minyak goring =

    0,927 gr/ml dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aquadest memiliki massa

    jenis yang lebih besar dibandingkan minyak goreng, bensin, dan alkohol.

    Aplikasi viskositas dalam kehidupan sehari-hari adalah :

    - Pada industri perminyakan

    - Pada keran-keran air/PDAM

    BAB 5

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    - Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas adalah suhu,

    konsentrasi, berat molekul, dan tekanan.

  • - Hukum-hukum viskositas adalah : Hukum Pouseville dan hukum

    Stokes.

    - Viskositas/kekentalan sebenarnya maupun gaya gesekan antara

    molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul

    yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek karena fluida

    tersebut mengalir pada zat cair, viskositas disebabkan adanya gaya

    kohesi antar molekul jenis.

    5.2 Saran

    Sebaiknya pada praktikum selanjutnya dapat juga digunakan metode

    vissometer Hopller.

    DAFTAR PUSTAKA

    Atikins, P.N. 1996. Kimia Fisik Jilid II Edisi IV. Jakarta. Erlangga

    Bird, Tony. 1987. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT. Gramedia

    Dogra, S.K dan Dogra S. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta. UI Press

  • Untuk mengukur besarnya viskositas menggunakan alat viskosimeter. Berbagai tipe viskosimeter dikelompokkan menurut kerjanya :