12. Medicines Preparation for s.o.s
-
Upload
beby-yohaningsih-hazanah -
Category
Documents
-
view
211 -
download
1
Transcript of 12. Medicines Preparation for s.o.s
Medicines preparation for special sensory organs
system
Enny KusumastutiFakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya
Enny KusumastutiFakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Sediaan obat dermatologisGB. 1 . Hubungan fisiologis kulit dengan pengaruh penggunaan bahan obat.
Bahan obat
Kulit
Penetrasi transepidermal
Penetrasi transfolikuler
1. Tinggal pada permukaan kulit2. Dibebaskan ke dalam kulit3. Diresorpsi dalam dosis tinggi
SeboroikerSebostatiker
Tabel 1 . Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan bahan obat dari suatu sediaan obat ke
dalam kulit
Sifat dari kulit Sifat dan pengaruh bahan obat
Sifat dan pengaruh sediaan obat
Keadaan kulitJenis kulitLokalisasiPenanganan kulit
Konsentrasi , Kelarutan dalam dasar Ukuran partikel, Kemampuan difusi, Kecepatan melarut, Daya disosiasiKoef. distribusi salap-kulitKelarutan dalam lemak kulitIkatan pada protein kulitUkuran butir dan distribusi butir
Sifat pembawa(hidrofil,lipofil,emulsi)Komposisi pembawaPembasahan kulit oleh pembawaViskositas pembawaPerubahan pembawa pada kulit (menguap)Perubahan kulit melalui pembawa (peningkatan hidratasi)Penyebaran kulit (bidang yang dilapisi, tebal lapisan)
Tabel 2 : Klasifikasi dari dermatikaSediaaan obat Tingkat
kedalaman kerja
Arah aliran air dalam kulit
Kerja pembawa Stadium penyakit
Bubuk Lotio
Pelembab terbuka
LarutanEmulsi cairan M/AEmulsi suspensi M/A (Krim)Gel emulsi M/APastaGel emulsi A/MLipogelPerban oklusif
MENINGKAT
dari dalam keluar
dari luar ke dalam
Membandingkan,Menghilangkanbengkak,Pelekat permukaan
Penghambat radang
membengkak, berpenetrasi, meningkatkan radang
Akut
Subakut
Kronis
1. Sediaan bubuk (pulvis)
Ukuran partikel bahan padat disyaratkan < 100 µm (mengatasi rangsangan)
Kemampuan lekat dan daya sebar yang baik Netral secara kimia dan tidak terurai pada
tempatnya Mengadsorpsi cairan (air atau minyak) Dapat disterilkan Dasar bubuk : organik dan anorganik (lebih
dominan)
next Bahan dasar anorganik :
- talk : netral, tidak larut dalam air dan asam
- ZnO : menghisap baik air dan minyak, bekerja
sbg desinfektan dan adstringen lemah
- Kaolin : tidak larut dalam air, kemampuan
menarik air dan minyak >>>>
- MgO: kemampuan lekat dan penarikan air baik
- MgCO3 : kemampuan lekatnya cukup dan
penarikan air sangat baik
next Bahan dasar organik :
- stearat (Al,Mg, Zn) :kerja pendingin pada kulit,
kemampuan lekatnya baik
- pati (kentang, gandum, jagung) : mempunyai
kemampuan lekat dan menarik air/minyak baik
Serbuk tabur (pulvis adspersorius) Serbuk dingin : dasar serbuk dapat
menimbulkan rasa dingin karena mengambil panas dari kulit, contoh pati dan stearat
Serbuk adstringen : bahan dasar pati, talk, dan bolus alba
Serbuk belerang : kerja keratolitik dari sulfur pada daerah basa. Dasar sengoksid/talk
Serbuk gatal : penambahan mentol 1-2% menimbulkan rasa dingin dan mengurangi rasa gatal
next
Contoh Penulisan Resep Pulvis1. Dari Bahan Baku
R/ Ac. Salisilat 0,5Mentol 0,2Talk ad 50m.f.l.a. pulv. adsp
s u e Misce fac lege artis pulvis adspersorius (campur
dan buatlah sesuai keakhlian serbuk tabur) Signa usus externus( untuk pemakaian luar))
next
2. Dari Preparat StandarR/ Salicyl talc 100
s u e
3. Dari Obat PatenR/ Caladine powd. Btl. 1
s.b.d.d.u.e. m & v(Signa bis de die usus externus mane & vespere) Dua kali sehari pagi dan sore, untuk pemakaian luar
2. SolutioSolutio (larutan) Adalah sediaan cair terdiri dari satu macam
zat dalam pelarut (solvendum dan solvens) yang memenuhi syarat homogen dan tidak ada endapan.
Solvendum (solute) : dapat berupa gas, cairan dan padatan
Solvens (pelarut) umumnya air (aquadest), kecuali dinyatakan lain , dapat dipakai alkohol, ether, oleum, glycerin, paraffin liquidum
Sifat zat berkhasiat
Zat berkhasiat yang mempunyai sifat spesifik :
a. Tidak boleh dipanaskan jika melarutkan :
- Asetosal - Meditren
- Penicillin - Pepsin
- Lecithin - Physostigmin sulfat
b. Mudah terurai dalam air :
- Fenobarbital Natrium+ H2O fenil etil asetil ureum
- Barbital Natrium+ H2O di etil asetil ureum
Sifat zat berkhasiat
c. Zat-zat yang memperbesar kelarutan : - H2SO4 dilutus dapat memperbesar kelarutan chinin sulfat - Asam sitrat dapat memperbesar kelarutan coffein - Asam borat dapat memperbesar kelarutan asam salisilat - Zinci chloridum dapat memperbesar kelarutan asam borat
Contoh solutio
1. Solutio Jodii aquosa 100
R / Jodium 0,2
Kalii Jodida 0,4
Aqua ad 100
sue
Cara pembuatan : Jodium 0,2 + KJ 0,4
(dalam 1 ml air), tambahkan aqua ad 100
next
2. R/ Sol. Permanganas kalicus 1‰ 100 ml
sue
Cara pembuatan :
a. Dilarutkan dalam air dingin (1:19) atau air panas, kemudian saring dengan glasswol
Lotio =lociones=losion
Suspensi yang digunakan untuk obat luar Nama lain mikstura agitanda Yang terpenting adalah losion sengoksid Losion sengoksid komposisi dasar nya :
sengoksid, talk dan campuran gliserol-air Sengoksid bekerja mengeringkan,
menghambat peradangan dan adstringen lemah
Contoh : Caladine lotion, Caladryl lotion
nextCara pembuatan lotio : Bahan pensuspensi dibuat mucilago ( zat
pensuspensi : air = 1 : 10) Bahan berkhasiat dicampur dengan mucilago dan digerus sampai terbentuk pasta yang homogen. Kemudian ditambahkan sisa air sedikit demi sedikit.
Bahan berkhasiat padat dan bahan pensuspensi (serbuk) digerus homogen, kemudian ditambahkan air sedikit demi sedikit sampai terbentuk pasta yang baik. Kemudian sisa air ditambahkan sedikit demi sedikit.
next1. R/ Lotio Kalamin fls I (Fornas hal 54) sueKomposisi : Calaminum 8
Zinci oxydum 8 Glicerini 2 ml
Bentonit magma 25 ml Calcii hidroksi sol ad 100 mlKhasiat bahan obat : Calamin dan zinci oxyd : sebagai adstringent dan
antiseptik lemah Glycerin : bahan pengental / mucilago
next2. R/ Lotio Faberi fls I (For Nas hal 14)
Komposisi : Acidi salicylici 0,5
Talk 5
Zinci oxydi 5
Amyli Manihot 5 Alcohol 90% q.s ad 100 ml
Khasiat bahan obat : Asam salisilat : antiseptik Amylum manihot dan talk : pengering
next
3. Resep obat paten a. R/ Caladine lotion fls I – Difenhidramin HCl 2%
sue Calamin 15%, ZnO 5%
b. R/ Calarex lotion fls I - Difenhidramin HCl 1%
sue Calamin 8%, camphor 0,1%
Khasiat : antihistamin/ antipruritis
Tinctura (Tinctur) Hasil penyarian simplisia dengan alkohol dan
distandarisasi sesuai syarat farmakope. Mengandung zat beracun dibuat dari 10%
simplisia. Mengandung zat tidak beracun dibuat dari
20% simplisia. Contoh : Tct. Gentianae 20%
Tct. Opii benzoica 10%
Salap = unguentum
adalah gel dengan perubahan bentuk plastis, untuk penerapan pada kulit sehat, sakit atau
terluka atau pada selaput lendir (hidung, mata) untuk terapi lokal
next
Salap penutup dan salap pelindung : untuk melindungi kulit dari kerja yang merusak
Salap luka : untuk menangani penyakit kulit akut atau kronis. Kerja obat melalui penetrasi dan memberikan efek penyembuhan.
Pemilihan dasar salapHarus diperhatikan :
1. Sifat-sifat fisika dan fisika-kimia dari bahan aktif
(misal kelarutan, distribusinya)
2. Aspek dermatologis,
- tempat penerapannya (kulit luka, sakit atau
sehat)
- stadium penyakit (proses akut atau kronis),
- jenis kulit (seboroiker atau sebostatiker)
- sifat-sifat alami dari daerah kulit (selaput kulit,
kulit berambut).
next
3. Memiliki daya sebar yang baik dan menjamin suatu pemberian bahan obat yang memuaskan.
4. Tidak boleh mengandung Enterobakteri , Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus
Sistematika dasar salap dan salap. Menurut titik pandang secara terapetis dan
dermatologis, dibedakan : salap pelindung/salap penutup, salap penetrasi dan salap resorpsi
Menurut jenis distribusi bahan obat dalam medium penyangganya, dibedakan : salap larutan, salap suspensi dan salap emulsi
Menurut aspek-aspek kimia dan tehnologi farmasi, dibedakan : gel hidrokarbon, lipogel, gel emulsi, gel polietilenglikol dan hidrogel
Menurut titik pandang secara terapetis dan dermatologis
A.Salep epidermik (salap pelindung)
Melindungi kulit atau mengobati epithelium, sebagai vehikulum sering dipakai vaselin atau campuran hidrokarbon.
B.Salep endodermik (salap penetrasi)
Bahan obat berpenetrasi melalui kulit sehingga bekerja lebih dalam dari permukaan kulit. Vehikulum berupa lemak. Contoh: adeps lanae/lanolin atau campuran kolesterol, stearil alkohol, cera alba, dan vaselin album.
next
C.Salep diadermik (salap resorpsi)
Pelepasan bahan obat menembus kulit dan menimbulkan efek tetap. Obat ini tidak lazim hanya untuk senyawa tertentu, misalnya obat senyawa raksa, iodida, dan belladonna. Vehikulum yang digunakan lanolin, adeps lanae, dan oleum cacao.
Menurut distribusi bahan obat
Salap suspensi : bahan obat tidak larut dalam dasar salap, ukuran partikel harus diperhatikan (seng oksid, bismutsubnitras, sulfur)
Salap larutan : pada pembuatannya dasar salap dihangatkan pada suhu serendah mungkin dan bahan obat diserbukkan halus, dilarutkan dalam leburan dan pengadukan kontinyu.
Salap emulsi : sediaan mengandung air, dapat disebar, mengandung emulgator (M/A atau A/M)
Salap suspensi
Pada pembuatan salep suspensi :
- bahan padat (diayak dulu) kemudian
dicampur dengan setengah atau sama
dengan bobot lemak,
- jika perlu lemak dicairkan lebih dahulu
kemudian sisa lemak ditambahkan
sedikit demi sedikit.
next
Bila bahan padat tidak diayak dan pemakaian lemak untuk melarutkan terlalu banyak salep yang terbentuk mengandung butir-butir
Contoh bahan: ZnO, sulfonamida, kalomel
Contoh resep : salap suspensi
1. R / Salap seng 10 Komposisi :
sue Zink oksid 1
Vaselin alb ad 10 (Formularium Nasional ed. 2. tahun 1978, hal. 306)
Cara pembuatan :
Zink oksid diayak + vaselin sama banyak, gerus
sampai homogen, kemudian sisa vaselin sedikit
demi sedikit, gerus ad homogen
Salap larutan
Bahan-bahan yang larut dalam campuran lemak yang tersedia, dilarutkan di dalamnya dan jika perlu dilakukan dengan pemanasan (penghangatan)
Cara melarutkan dengan bahan dasar minyak yaitu dengan menggerusnya dalam mortir, sedangkan dalam vaselin dihangatkan terlebih dulu
next
Contoh: kamfer, menthol, fenol, guaiakol
1. Dilarutkan dengan mudah dengan jalan menggerusnya dalam mortir dengan suatu minyak
2. Dilarutkan dengan vaselin maka mortir harus dihangatkan terlebih dahulu.
Contoh resep : salap larutan
1. R/ Salap 24 10 Asam salisilat 0,2
sue Sulfur 0,4
Vaselin album ad 10 (Formularium Nasional hal 13)
Cara pembuatan :
a. Asam salisilat dihaluskan dengan di + alkohol 2-4 tetes, tambahkan vaselin dalam mortir hangat
b. Sulfur dihaluskan tambahkan vaselin dalam mortir hangat
c. a dan b dicampur dalam mortir hangat dan tambahkan sisa vaselin
next2. R/ Salap Whitfield 10 Asam benzoat 0,5
sue Asam salisilat 0,5
Lanolin 4,5
Vaselin flavum ad 10 (Formularium Nasional hal 9)
Cara pembuatan :
a. Asam benzoat dan asam salisilat dihaluskan dengan di+ alkohol 2-4 tetes, gerus
b. Dalam mortir hangat gerus vaselin dan lanolin, kemudian masukkan bahan a, gerus sampai homogen
Salep emulsi (krim)
Sediaan setengah padat , berupa emulsi, mengandung air tidak kurang dari 60%. Sediaan untuk kosmetika mengandung air lebih besar dari 60%
Krim dimaksudkan untuk terapi lokal, selain untuk kulit juga untuk membran mukosa. Dasar krim adalah emulsi tipe M/A atau A/M
Tipe M/A cocok untuk penderita seboroik, tipe A/M cocok untuk penderita sebostatik
next
Krim stearat dibutuhkan dalam kosmetik sebagai vanishing cream
Emulgator yang sering digunakan: emulgide, trietanolaminstearat (agar dasar krim stabil)
Untuk penyiapannya digunakan komponen alkali dan asam stearat dalam suatu perbandingan, sehingga terbentuk 15 – 20% senyawa garam
next
Penambahan gliserol 10% sebagai pelembut atau pelunak, lihat komposisi dasar krim stearat (krim stearat beralkali lemah dengan pH 7,2 – 8,4, perhatikan pH lingkungan kulit 4,8 – 5,8).
next
1. Salap emulsi (Krim) M/A a. R/ Acidum Stearinicum 14,2
Glycerol 10 Borax 0,25 T E A 1 Aquadest 75 m.f. Krim
(krim stearat)
next
Cara pembuatan krim stearat:
a. Asam stearat dan gliserin dipanaskan di atas penangas air ( ± 70º C).
b. Boraks, TEA dan air dipanaskan di atas penangas air ( ± 70º C)
c. a dan b dicampur dalam mortir yang telah dipanaskan (suhu a dan b diusahakan sama). Campuran diaduk sampai homogen dan dingin, kemudian digunakan sebagai dasar krim.
next
b. R/ Oleum sesami 15
Emulgid 15
Aqua ad 100
mf krim
next
Cara pembuatan :
a. Oleum sesami dipanaskan di penangas air sampai melebur.
b. Aqua dan emulgid (larut air) dipanaskan.
c. a dan b dicampur dalam mortir yang sudah dipanaskan ( suhu a dan b diusahakan sama). Campuran diaduk sampai homogen dan dingin, kemudian digunakan untuk pembuatan krim.
next2. Salap emulsi (krim) A/M Unguentum leniens (salap sejuk = cold cream)
R/ Cetaceum 12,5Cera alba 12Paraffin liquidum 56Borax 0,5Aquadest 19 ml
sue (Formularium Nasional ed 2 th 1978 hal 299)
next
Cara pembuatan cold cream
a. Cetaceum, cera alba dan parafin cair dipanaskan di atas penangas air( ± 70º C)
b. Borax dan aquades dipanaskan di atas penangas air( ± 70º C)
c. a dan b dicampur dalam mortir yang telah dipanaskan (suhu a dan b diusahakan sama). Campuran diaduk sampai homogen dan dingin, kemudian digunakan sebagai dasar krim.
Bahan-bahan yang dapat memecahkan krim
Eter Alkohol Etil asetat Ekstraktum liquidum Tinctura Elektrolit-elektrolit Asam-asam Asam salisilat.
Menurut aspek-aspek kimia dan tehnologi farmasi
1. Gel hidrokarbon : Vaselin (kemampuan menarik air sangat rendah,
merangsang pada kulit yang sangat peka, penggunaan pada penyakit kulit akut sebaiknya dihindari)
Plastibase ( gel hidrokarbon plastis, campuran 95 bagian parafin cair dan 5 bagian polietilen, pelepasan bahan obat lebih baik daripada vaselin).
next2. Lipogel : lemak alam dan lemak buatan,
mempunyai sifat tersatukan baik dengan kulit, digunakan untuk salap resorpsi.
Lemak alam : asam lemak jenuh (asam stearat, asam palmitat, asam arakhinat), asam lemak tak jenuh (asam oleat, asam linoleat)
Lemak buatan : melalui proses penyabunan
3. Gel emulsi : emulgator lipofil dan emulgator hidrofil
next
Emulgator lipofil (emulsi A/M, merupakan basis absorpsi, antara salap hidrofob dan salap hidrofil, mempunyai efek penutup kulit, mudah dioleskan, digunakan terutama untuk preparat kosmetik, contoh adeps lanae, cera lanae)
Emulgator hidrofil (emulsi M/A), sediaan ini terutama untuk penerapan sesuai pada kulit dengan fungsi kelenjar lemak yang berlebihan (seboroiker)
next Keuntungan emulgator hidrofil :
a. Kemampuan penyebarannya baik pada kulit
b. Efek dingin, karena penguapan air lambat pada kulit
c. Tidak ada penghambatan fungsi rambut secara fisiologis dan tidak ada penyumbatan dari pori kulit.
d. Kemudahan pencuciannya dengan air yang baik
next
e. Putih dan bersifat lentur lembut
f. Pelepasan obat baik
Contoh : krim stearat ( dibutuhkan dalam kosmetik, campuran asam stearat dengan alkali dan gliserol 10%, emulgator yang digunakan TEA dan emulgid.
next4. Gel polietilenglikol (PEG):
- Merupakan campuran malam dan cairan,
- Sifat dermatologisnya cocok untuk seboroiker,
- Tidak merangsang,
- Memiliki kemampuan lekat dan distribusi yang
baik pada kulit
- Tidak mencegah pertukaran gas dan produksi
keringat
- Bersifat hidrofil dan dapat digunakan pada bagian
tubuh yang berambut
next
- Bahan obat larut dalam dasar PEG
- Bahan obat : benzocain, resorsinol, asam salisilat, asam borat, kloramfenikol dan kamfer.
- Merupakan salap larutan- Mempunyai sifat bakterisida sehingga tidak
dibutuhkan pengawetan
next5. Hidrogel :
- Sediaan yang dapat disebarkan
- Ditambahkan bahan pembuat lunak yang
berfungsi melindungi salap dari kemungkinan
pengeringan dan mempunyai daya sebar tinggi
- Penahan lembab digunakan gliserol, sorbitol,
etilenglikol dan 1,2 propilenglikol 10-20%.
next Cocok sebagai salap tidak berlemak dan tepat
untuk kulit dengan fungsi berlebihan kelenjar sebaseus (seboroiker).
Setelah kering meninggalkan suatu film tembus pandang elastis dengan daya lekat tinggi, yang tidak menyumbat pori kulit, pernafasan tidak dipengaruhi
Mudah dicuci dengan air Pembebasan obat sangat baik, bahan obat
dilepaskan dalam waktu singkat dan hampir sempurna dari pembawanya.
Salap spesial
1. Salap antibiotika :
- Mengandung antibiotika
- Untuk terapi pada penyakit kulit, yang
disebabkan oleh mikroorganisme
- Contoh antibiotika dalam salap : Nistatin,
gentamisin, Griseofulvin, kloramfenikol dan
oksitetrasiklin
next
2. Salap kortikosteroid : glukokortikoid
- kerja antiplogistik
- anti alergi dan pereda gatal
- untuk penggunaan kutan pada alergodermie,
- luka bakar, psoriasis dan dermatosis kulit
- Contoh bahan obat : prednisolon, flumetason
deksametason, dan fluosinolon (salap emulsi )
next
3. Salap dingin :
- Digunakan pada keadaan panas setempat dan
keadaan tegang pada proses meradang
- Salap emulsi jenis M/A cocok digunakan
next4. Salap pelindung cahaya :
- Melindungi kulit dari kerja merusak cahaya
matahari.
- Bahan dengan kerja pelindung cahaya
(fotoprotektor) a.l benzalalazin, benzofenon dan
turunan asam benzoate.
- Dasar salap : vaselin kuning (menyebabkan
efek pelindung matahari yang lebih baik)
next
5. Salap pelindung kulit :
- melindungi kulit sehat dari atmosfer yang
merusak,
- bekerja di industri kimia,
- dalam rumah tangga (dermatosis)
Pasta = pastae Adalah suspensi konsentrasi tinggi, untuk
penggunaan pada kulit dan selaput lendir Pasta tersusun dengan sistem tidak koheren Konsentrasi bahan padat yang diperlukan
umumnya 30-70% Secara terapetik berada di antara salap dan
serbuk Bekerja pada permukaan kulit Mempunyai sifat menghisap dan mengeringkan,
cocok untuk penyakit kulit yang basah (eksim)
Contoh resep
1. R/ Pasta resorsinol belerang 10 ( ForNas hal 268)
sue
Komposisi : Resorsinol 0,5
Sulfur 0,5
Zincoxydum 4
Cetomacrogolum-1000 0,3
Cetosterilalkohol 1,2
Vaselin album ad 10
Sediaan obat ophthalmologik
Obat mata (optalmika) :1. Tetes mata (oculoguttae)2. Salap mata (oculenta)3. Pencuci mata (collyria)4. Larutan perawat lensa kontak5. Inserte
Obat tetes mata (oculoguttae)
Adalah sediaan cair berupa larutan atau suspensi dan steril
Digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan bola mata
Pelarut yang digunakan aquadest
Obat mata digunakan untuk :
Mencapai efek diagnostik Mencapai terapetik lokal Merealisasikan kerja farmakologis (setelah
berlangsungnya penetrasi bahan obat dalam
jaringan yang terbatas), umumnya tetap
terbatas pada mata
Persyaratan tetes mata
Mata adalah organ paling peka dari manusia, maka harus menunjukkan suatu efektivitas yang baik
Persyaratan :
1. Sterilitas atau miskin kuman
2. Jernih
3. Pengawetan
4. Tonisitas
5. stabilitas
1. Sterilitas
Adanya mikroorganisme dalam larutan mata
menyebabkan kehilangan daya penglihatan atau mata tetap terluka
Mikroorganisme berasal dari bahan obat, bahan pembantu, tidak aseptis dan tidak ada sterilisasi akhir
next
Bakteri Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Pyocyaneus, mempunyai enzim perusak kolagen kornea.
Jamur Aspergillus fumigatus, penyebab infeksi
Virus (adeno-virus) menyebabkan kondisi sakit pada mata
next Sediaan optalmika dituntut steril atau sangat
sedikit kuman ( angka kuman 0 )
Proses sterilisasi :
1. Sterilisasi akhir (sterilisasi uap)
2. Filtrasi bebas bakteri
Dibawah aturan dasar kerja aseptis (penggunaan boks aliran laminar) atau lemari steril
nextSterilisasi uap : proses yang terjadi adalah
kematian organisme akibat koagulasi protein.a. Uap air jenuh tekanan tinggi
Alat : autoclave. Pada tekanan 1½ atm dan suhu 121°C, semua bentuk hidup, bahkan spora dapat dimatikan dalam waktu 10-12 menit.
b. Uap air panas (free flowing steam)o Cara: suhu antara 98°-100°C selama 1 jam. o Kerugian: spora belum mati pada cara ini,
obat yang disterilkan tidak untuk disimpan lama.
Filtrasi bebas bakteri
Pada proses ini, bakteri tidak dibunuh, tetapi Pada proses ini, bakteri tidak dibunuh, tetapi tersaring secara fisiktersaring secara fisik melalui penyaring bakteri melalui penyaring bakteri steril berukuran pori antara 0,025steril berukuran pori antara 0,025-0,14-0,14m. m.
Virus seperti mikroorganisme tanpa dinding sel Virus seperti mikroorganisme tanpa dinding sel umumnya tidak dapat ditahanumumnya tidak dapat ditahan
next Dilakukan bila bahan aktif dan bahan pembantu
tidak dapat disterilkan dengan sterilisasi panas. Digunakan untuk mengurangi angka kuman
yang berasal dari larutan injeksi dan larutan infusi, larutan mata, untuk mencegah pembentukan pirogen.
Pemisahan kuman berlangsung melalui efek ayakan secara mekanis dan/atau melalui adsorpsi.
2. Kejernihan
Jernih, artinya bebas bahan melayang dan miskin bahan melayang
Bebas partikel atau miskin partikel, untuk menghindarkan rangsangan akibat bahan padat
Menggunakan kertas saring atau kain
3. Pengawetan Obat tetes mata harus diawetkan, untuk
mengatasi masalah kuman (Pseudomonas aeruginosa)
Bahan pengawet : tiomersal 0,002%
garam feri merkuri 0,002%
klorheksidin 0,005-0,01%
klorbutanol 0,5%
benzilalkohol 0,5-1%
4. Tonisitas Diisotonikan : diatur pada penurunan titik beku
yang sama dibandingkan air murni Disebabkan oleh kandungan elektrolit dan
kandungan koloid cairan mata memiliki suatu tekanan osmotik yang nilainya = darah dan cairan jaringan
Jumlahnya 6,5 – 8 atmosfer, penurunan titik beku air Δtb = 0,52 K atau konsentrasinya sesuai dengan NaCl 0,9%
Larutan hipertonis relatif dapat diterima daripada yang hipotonis
Larutan hipotonis
Larutan hipotonis : penurunan titik beku lebih rendah, tekanan osmotik lebih rendah dari darah
Jika larutan hipotonis dibawa ke dalam aliran darah melintasi membran semipermiabel dari eritrosit
Terjadi peningkatan volume dari tubuh darah
next
Misalnya suatu larutan NaCl 0,3%, maka tekanan dalam tubuh darah meninggi
pecah
hemolisa (melarutnya eritrosit) Larutan hipotonis dapat diatur pada isotoni
dengan cairan tubuh melalui penambahan senyawa yang cocok
Larutan hipertonis Larutan hipertonis : penurunan titik beku
besar,tekanan osmotik lebih besar dari darah Hilangnya air dari tubuh darah
mengkerut
plasmolisis Dapat digunakan tanpa rasa nyeri dan tidak
menyebabkan keluarnya air mata Tidak terjadi perubahan eritrosit
Perhitungan isotonis1. Penurunan titik beku Suatu larutan dinyatakan isotonis dengan cairan
mata/darah jika membeku pada suhu –0,52 agar isotonis, tambahkan NaCl/zat lain yang cocok.
Rumus : B = Bobot dalam gram dari zat yang ditambahkan dalam 100 ml hasil akhir b1 = Penurunan titik beku air oleh 1% zat berkhasiat b2 = Penurunan titik beku air oleh penambahan 1% zat yang ditambahkan C = kadar zat berkhasiat dalam % b/v
0,52 - b1 C B = b2
Perhitungan isotonis2. Ekivalensi NaCl (E NaCl) Adalah berat NaCl (g) yang melaksanakan tekanan osmotik yang setara dengan 1 gram bahan obat. Dengan bantuan ekivalensi NaCl dapat dihitung volume air yang
dibutuhkan untuk membuat larutan isotonis. Rumus : V = volume larutan bahan obat isotonis yang dicari (ml) m = massa bahan obat (g) larutan E = ekivalensi NaCl V ‘ = vol. larutan isotonis (ml), yang mengandung 1 gram NaCL sama dengan 111,1 ml.
V = m (E . V ')
Perhitungan isotonis
3. Molaritas Larutan yang osmotik dengan darah mempunyai
konsentrasi zat terlarut 0,03 M, dalam 100 g larutan isotonis.
Rumus : P = jumlah zat (g) untuk pembuatan 100 g larutan isotonis M = massa molekul zat terlarut Rumus ini tidak berlaku pada larutan bahan terdisosiasi, karena jumlah partikel bahan terlarut tergantung tingkat disosiasinya. Perhitungan dengan cara ini sering gagal karena tingkat disosiasi tidak dikenal
P = M . 0,03
Contoh perhitungan isotonis
R/ Asam borat 0,3 % tb = 0,288
Aqua ad 100 ml
mfla gtt ophth.isotonis
Berdasarkan penurunan titik beku
Perhitungan isotonisnya, dengan NaCL sebagai zat tambahan ( tb = 0,576), dengan rumus penurunan titik beku, maka :
0,52 - (0,3 x 0,288)
B NaCl = = 0,75 g/100 ml
0,576
5. Stabilitas
Stabil artinya sediaan obat atau bahan obat jika disimpan di bawah persyaratan penyimpanan tertentu dan pengemasan tertentu dan peredarannya tidak berubah atau hanya berubah dalam waktu yang ditentukan sesuai sifat khas kualitas bahan aktif
Obat jadi (industri) :
- stabil 5 tahun (baik)
- stabil 3 tahun (kurang baik)
Oculenta (salap mata)
Adalah gel dengan perubahan bentuk plastik, yang digunakan pada mata
Dapat mengandung bahan obat dalam keadaan tersuspensi, terlarut atau teremulsi
Dibuat steril atau miskin kuman
(angka kuman 0) Tidak merangsang mata
next Mempunyai daya lekat yang baik pada mata Kemampuan penyebaran yang memuaskan Bersifat hidrofil tertentu distribusi obat
yang baik dalam kantung konyunktiva Pengemasan : paling cocok dalam tube Penyimpanan : wadah tertutup kedap mikroba Preparat :
R/ Chloramphenicol salap mata 1% no. I
s t dd ods
Collyria (pencuci mata)
Merupakan larutan dalam air yang dimaksudkan untuk penggunaan pada mata (pembilas mata)
Untuk mengobati tukak dan pencuci desinfektan
next
Dibuat menurut prinsip tetes mata dan harus menunjukkan sifat mikrobakterial yang sama.
Disimpan dalam wadah tertutup kedap kuman dan dingin
Periode pemakaian tidak melampaui 10 hari setelah awal penggunaan
Contoh
R/ Boorwater 3% fls I
sue
Komposisi : asam borat 3%
Aqua ad 300
Pembuatan : Larutkan asam borat dengan pemanasan, dinginkan dan saring
Larutan perawat lensa kontak
Persyaratan kemurnian mikrobial = pencuci mata Berlaku pada sediaan untuk pembersihan dan
penyimpanan lensa kontak Melindungi lensa kontak dari kekeringan selama
tidak dipakai Merupakan sediaan isotoni dalam air Dengan pengawetan Pengawet : timersal dan klorheksidindiglukonat
Inserte
Piringan kecil yang berisi bahan obat dan diletakkan dalam kantung konyunktiva dan melarut secara lambat
Bahan dasar : polimer bahan buatan yang larut
Bahan berkhasiat : pilokarpin, atropin, idoksuridin