12 ABSTRAK - Website Resmi STAIN Kuduseprints.stainkudus.ac.id/887/4/4. ABSTRAK.pdf · Dzikir...

1
ABSTRAK Kiswanto, (409037). Peran Majlis Dzikir Hadrah Basaudan Al Luyuts Dalam Meningkatkan Motivasi Beribadah Jamaahnya di Desa Kalipucang Wetan Welahan Jepara. Skripsi, Kudus: Jurusan Dakwah dan Komunikasi Program Studi Binbingan Konseling Islam STAIN Kudus, 2016. Dzikir berarti “menyebut atau mengucapkan”. 2 Dzikir dalam arti lain “renungan, pengajaran”. 3 Istilah dzikir sama halnya dengan menghafal, hanya saja bedanya dalam menghafal mengandung makna menyimpan, sedangkan dzikir mengandung makna mengingat. Dzikir adalah kunci ketenangan hati sebagai inti dari kebahagiaan, sebab dengan dzikir hati manusia hanya terikat dengan Allah SWT dan tidak tergantung dengan selainNya, dengan Dzikir seorang menemukan sumber kekuatan, menemukan segala hikmah ketika menghadapi segala cobaan dan rintangan, mengembalikan segala kebaikan kepada Allah SWT, meyakini segala amal dan usaha tidak ada yang sia sia, terbebas dari segala rasa sombong ketika berada dan jaya, sebagaimana terbebas dari rasa rendah diri ketika dalam kondisi lemah dan tidak mempunyai apa-apa. Apabila seseorang ingin membahagiakan matanya tidak bisa dengan hanya melamun, melainkan dengan pandangan yang indah, kalau membahagiakan lidahnya bukan dengan suara yang merdu, melainkan dengan rasa lezat, atau mengucapkan kalimat yang sejuk, demikian pula kebahagiaan hati bukan dengan harta, atau jabatan, atau makanan melainkan bertemunya dengan Allah SWT Penciptanya, dengan mengenalNya, mengingatNya, taat kepadaNya, tawakkal dan berserah diri kepadaNya. Berdasar itu pulalah keberadaan majlis dzikir perlu untuk semakin mendekatkan diri dengan sang Khaliq. Untuk itu peneliti berusaha meneliti sebuah majlis, yaitu Majlis Dzikir Hadrah Basaudan Al Luyuts. Dalam penelitian ini yang menjadi pokok permasalahan adalah Peran Majlis Dzikir Hadrah Basaudan Al Luyuts Dalam Meningkatkan Motivasi Beribadah Jamaahnya di Desa Kalipucang Wetan Welahan Jepara. Penelitian ini dilakukan dengan metode interview, dokumentasi, dan observasi yang diperoleh dari responden terkait dengan permasalahan penelitian (pengasuh, pengurus, dan anggota jamah Majlis Dzikir Hadrah Basaudan Al Luyuts). Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa Peran Majlis Dzikir Hadrah Basaudan Al Luyuts Dalam Meningkatkan Motivasi Beribadah Jamaahnya di Desa Kalipucang Wetan Welahan Jepara sangatlah dominan. Diantaranya dengan memberikan amalan dzikir sehingga jama’ah menjadi lebih dekat dengan Allah SWT. Merasa tentram dan damai hatinya. Memberikan tausiyah keagaman, dan juga menjadi tempat berdiskusi bagi jama’ah atas problematika yang di alami jama’ah Majis Dzikit Hadrah Basauan Al Luyuts. Kata Kunci: Peran Majlis Dzikir, Motivasi Beribadah. 2 Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), hal. 448 3 Mawardi Labay El sulthani, Dzikir dan Doa Dalam Kesibukan, (Departemen Penerangan RI 1992), hal. 15 xii

Transcript of 12 ABSTRAK - Website Resmi STAIN Kuduseprints.stainkudus.ac.id/887/4/4. ABSTRAK.pdf · Dzikir...

Page 1: 12 ABSTRAK - Website Resmi STAIN Kuduseprints.stainkudus.ac.id/887/4/4. ABSTRAK.pdf · Dzikir Hadrah Basaudan Al Luyuts Dalam Meningkatkan Motivasi Beribadah Jamaahnya di Desa Kalipucang

12

ABSTRAK

Kiswanto, (409037). Peran Majlis Dzikir Hadrah Basaudan Al LuyutsDalam Meningkatkan Motivasi Beribadah Jamaahnya di Desa KalipucangWetan Welahan Jepara. Skripsi, Kudus: Jurusan Dakwah dan KomunikasiProgram Studi Binbingan Konseling Islam STAIN Kudus, 2016.

Dzikir berarti “menyebut atau mengucapkan”.2 Dzikir dalam arti lain“renungan, pengajaran”.3 Istilah dzikir sama halnya dengan menghafal, hanya sajabedanya dalam menghafal mengandung makna menyimpan, sedangkan dzikirmengandung makna mengingat.

Dzikir adalah kunci ketenangan hati sebagai inti dari kebahagiaan, sebab dengandzikir hati manusia hanya terikat dengan Allah SWT dan tidak tergantung denganselainNya, dengan Dzikir seorang menemukan sumber kekuatan, menemukan segalahikmah ketika menghadapi segala cobaan dan rintangan, mengembalikan segalakebaikan kepada Allah SWT, meyakini segala amal dan usaha tidak ada yang sia sia,terbebas dari segala rasa sombong ketika berada dan jaya, sebagaimana terbebas darirasa rendah diri ketika dalam kondisi lemah dan tidak mempunyai apa-apa.

Apabila seseorang ingin membahagiakan matanya tidak bisa dengan hanyamelamun, melainkan dengan pandangan yang indah, kalau membahagiakan lidahnyabukan dengan suara yang merdu, melainkan dengan rasa lezat, atau mengucapkankalimat yang sejuk, demikian pula kebahagiaan hati bukan dengan harta, atau jabatan,atau makanan melainkan bertemunya dengan Allah SWT Penciptanya, denganmengenalNya, mengingatNya, taat kepadaNya, tawakkal dan berserah dirikepadaNya.

Berdasar itu pulalah keberadaan majlis dzikir perlu untuk semakin mendekatkandiri dengan sang Khaliq. Untuk itu peneliti berusaha meneliti sebuah majlis, yaituMajlis Dzikir Hadrah Basaudan Al Luyuts.

Dalam penelitian ini yang menjadi pokok permasalahan adalah Peran MajlisDzikir Hadrah Basaudan Al Luyuts Dalam Meningkatkan Motivasi BeribadahJamaahnya di Desa Kalipucang Wetan Welahan Jepara. Penelitian ini dilakukandengan metode interview, dokumentasi, dan observasi yang diperoleh dariresponden terkait dengan permasalahan penelitian (pengasuh, pengurus, dananggota jamah Majlis Dzikir Hadrah Basaudan Al Luyuts).

Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa Peran Majlis Dzikir HadrahBasaudan Al Luyuts Dalam Meningkatkan Motivasi Beribadah Jamaahnya diDesa Kalipucang Wetan Welahan Jepara sangatlah dominan. Diantaranya denganmemberikan amalan dzikir sehingga jama’ah menjadi lebih dekat dengan AllahSWT. Merasa tentram dan damai hatinya. Memberikan tausiyah keagaman, danjuga menjadi tempat berdiskusi bagi jama’ah atas problematika yang di alamijama’ah Majis Dzikit Hadrah Basauan Al Luyuts.

Kata Kunci: Peran Majlis Dzikir, Motivasi Beribadah.

2 Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), hal.448

3 Mawardi Labay El sulthani, Dzikir dan Doa Dalam Kesibukan, (Departemen PeneranganRI 1992), hal. 15

xii