112.Kab.Bekasi
-
Upload
engkos-kosasih -
Category
Documents
-
view
426 -
download
6
Transcript of 112.Kab.Bekasi
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN III BPK-RI DI JAKARTA Jl. MT Haryono Kav 45-46 Jakarta Selatan Telp. (021) 7945460, 7945471 Fax .(021) 7945483
Jakarta, Juni 2005 Nomor : /S/XIV.3-XIV.3.3/06/2005 Sifat : Rahasia Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Hasil Pemeriksaan atas Laporan
Keuangan Kabupaten Bekasi Tahun Anggaran (TA) 2004 (tanggal 16 Maret s.d. 19 April 2005)
Kepada Yth. 1. Bupati Bekasi 2. Ketua DPRD Kabupaten Bekasi di Cikarang
Bersama ini disampaikan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004, dengan simpulan sebagai berikut :
1. Pernyataan Pendapat Auditor Independen BPK-RI memberikan pendapat bahwa Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004 berupa Laporan Realisasi APBD, Neraca dan Laporan Arus Kas, kecuali atas hal-hal yang dimuat dalam paragraf berikut, telah disajikan secara wajar untuk semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang ditetapkan di dalam berbagai peraturan perundangan yang berlaku.
Akun-akun dalam Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004 yang dikecualikan karena adanya ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan yang berlaku sebesar Rp8.434,19 juta, yaitu Akun Belanja DPRD yang tidak sesuai ketentuan sebesar Rp7.421,59 juta dan Belanja Modal Publik Kantor Pemadam Kebakaran berupa pengadaan mobil yang terlambat dan belum dikenakan denda sebesar Rp59,18 juta.
2. Penelaahan atas sistem pembukuan dan penyusunan laporan keuangan serta pelaksanaannya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi, masih ditemukan kelemahan antara lain sebagai berikut : a. Perbedaan Nomor Rekening pada DASK dan APBD yang mengakibatkan pengendalian
atas perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan lemah. b. Koordinasi diantara Unit Organisasi kurang optimal yang mengakibatkan pencatatan atas
transaksi tidak tertib dan tidak terakomodasi dalam Laporan Keuangan Daerah.
2
c. Prosedur pencairan SPM dilaksanakan tidak konsisten dan Prosedur Pemberian Bantuan tidak didukung Petunjuk Pelaksanaan.
d. Wajib Pajak belum sepenuhnya memahami Obyek Pengenaan Pajak, perubahan sistem dari Official Assessment System menjadi Self Assessment System dan kurangnya informasi dari Pemerintah Pusat/Provinsi yang mengakibatkan tidak terpantaunya kekurangan pembayaran pajak.
Atas kelemahan Pengendalian Intern tersebut, BPK-RI menyarankan agar Pemerintah Kabupaten Bekasi melakukan review terhadap sistem pengendalian internnya
3. Catatan Pemeriksaan yang perlu mendapat perhatian Pemerintah dan DPRD Kabupaten Bekasi untuk meningkatkan kualitas laporan keuangannya, mencakup 13 (tiga belas) masalah, antara lain sebagai berikut: a. Pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran Bertangga terlambat dan belum dikenakan denda
sebesar Rp59,18 juta. b. Kegiatan Pembangunan Pasar Ikan Higienis dan Sub Terminal Agribisnis TA 2004 kurang
dikerjakan sebesar Rp116,52 juta. c. Pembangunan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (Sisduk) senilai Rp102,75
juta tidak sesuai spesifikasi.
Sehubungan dengan masalah tersebut di atas, BPK-RI menyarankan kepada Bupati Bekasi agar: a. Memerintahkan Kepala Kantor Pemadam Kebakaran supaya memberikan teguran tertulis
kepada Panitia Penerima/Pemeriksa Barang dan Pemimpin Kegiatan agar lebih cermat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya serta lebih optimal dalam mengendalikan kegiatan dan memerintahkan Pemimpin Kegiatan mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah dengan menyetorkan ke Kas Daerah sebesar Rp59,18 juta dan bukti setor disampaikan ke BPK-RI.
b. Memerintahkan Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan supaya memberikan teguran tertulis kepada PT. AC dan kepada Tim Pengawas Lapangan supaya lebih optimal dalam melakukan pengawasan serta memerintahkan Pemimpin Kegiatan supaya mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah sebesar Rp116,52 juta dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan bukti setor disampaikan kepada BPK-RI.
c. Memerintahkan Kepala Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana supaya memberikan teguran tertulis kepada Panitia Pemeriksa Barang, Panitia Penerima Barang dan Pemimpin Kegiatan supaya lebih cermat dan teliti dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dan memerintahkan Pemimpin Kegiatan supaya mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah sebesar Rp102,75 juta dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan menyampaikan bukti setor kepada BPK-RI.
3
Untuk lebih jelasnya kami persilakan menelaah Hasil Pemeriksaan lengkap terlampir. BPK-RI mengharapkan agar tindak lanjut penyelesaian Saudara atas masalah-masalah yang diutarakan dalam hasil pemeriksaan tersebut dapat segera dilaksanakan dan hasilnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari telah dapat kami terima.
Atas perhatian dan tindak lanjutnya, diucapkan terima kasih.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Kepala Perwakilan III BPK-RI Di Jakarta,
Drs. Hadi Priyanto, MM NIP 240000961
Tembusan : 1. Yth. Wakil Ketua BPK-RI, di Jakarta; 2. Yth. Anggota/Pembina Auditama KN IV BPK-RI, di Jakarta; 3. Yth. Menteri Dalam Negeri, di Jakarta; 4. Yth. Auditor Utama KN IV, di Jakarta; 5. Yth. Inspektur Utama Wasinsus, di Jakarta; 6. Yth. Inspektur Utama Renalev, di Jakarta; 7. Yth. Inspektur Jenderal Departemen Dalam Negeri, di Jakarta; 8. Yth. Kepala Bawasda Kabupaten Bekasi, di Cikarang;
4
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Jl. MT Haryono Kav 45-46 Jakarta Selatan Telp/Fax. 021-7942984-7943023
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Kepada Para Pengguna Laporan Keuangan
Pemerintah Kabupaten Bekasi
Tahun Anggaran (TA) 2004
Berdasarkan ketentuan Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Pasal 2 Undang-undang No. 5 Tahun 1973, dan Pasal 31 UU No. 17 tahun 2003,
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) telah memeriksa Laporan Keuangan Kabupaten
Bekasi TA 2004 yang telah disusun oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi. Laporan Keuangan tersebut adalah
tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Bekasi. Tanggung jawab BPK-RI terletak pada pernyataan pendapat
atas Laporan Keuangan TA 2004 berdasarkan Pemeriksaan BPK-RI.
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Standar
Audit Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan oleh BPK-RI. Standar tersebut mengharuskan BPK-RI untuk
merencanakan, mengumpulkan bukti yang cukup dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh
keyakinan yang memadai sebagai dasar untuk memberikan pendapat.
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah TA 2004 bertujuan untuk memberikan keyakinan
apakah Laporan Keuangan TA 2004 telah disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang
ditetapkan di dalam Peraturan Perundangan yang berlaku.
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004 meliputi pengujian atas Laporan
Realisasi Anggaran TA 2004, Neraca per tanggal 31 Desember 2004, Laporan Aliran Kas TA 2004, dan
Catatan atas Laporan Keuangan. Atas pemeriksaan tersebut kami menemukan beberapa masalah yang
mempengaruhi kewajaran penyajian Laporan Keuangan yaitu Akun Belanja Administrasi Umum DPRD
dan Akun Belanja Modal Kantor Pemadam Kebakaran yang disajikan dalam Laporan Realisasi APBD
belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan Pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004, BPK-RI
berpendapat bahwa Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004, kecuali akibat atas hal-hal yang
Lampiran IV.9 c
5
dimuat dalam paragraph sebelumnya, telah disajikan secara wajar untuk semua hal yang material sesuai
dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam berbagai peraturan perundangan yang berlaku.
Di dalam hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004, BPK-RI
menyampaikan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten
Bekasi dalam upaya penyempurnaan Laporan Keuangan Daerah sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban Keuangan Daerah.
Jakarta, Juni 2005 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA Perwakilan III BPK-RI di Jakarta
Ketua Tim
Puspitaningtyas,SE, Ak. Akuntan REG-NEG D-15056
6
BAB I GAMBARAN UMUM
A. Dasar Hukum Pemeriksaan
1. Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Tahun 1945; 2. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan; 3. Pasal 31 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Pasal 56 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah; 7. Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.
B. Tujuan Pemeriksaan
Untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi Tahun Anggaran (TA) 2004 telah disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam Peraturan Perundangan yang berlaku.
C. Lingkup Pemeriksaan
Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, maka pemeriksaan atas Laporan Keuangan
Kabupaten Bekasi meliputi Laporan Realisasi Anggaran TA 2004,
Neraca Per 31 Desember 2004, Laporan Arus Kas Per 31 Desember 2004 dan Catatan atas Laporan
Keuangan TA 2004 sesuai dengan Surat Representasi Pemda.
D. Cakupan Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004 meliputi pengujian substantif atas transaksi yang dibukukan dan disajikan serta diungkapkan dalam Laporan Keuangan yang meliputi semua transaksi material dalam satu tahun
anggaran yang diperiksa dan pengujian terinci atas saldo akun-akun yang material dalam laporan tersebut dengan fokus pada pos-pos sebagai berikut:
1. Sekretariat Daerah 2. Dinas Pendapatan Daerah 3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) 4. Dinas Pertanahan 5. Dinas Pertanian dan Perikanan 6. Kantor Pemadam Kebakaran 7. Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil
7
8. Kantor Pengelola Pasar 9. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 10. Belanja Tidak Tersangka
Cakupan pemeriksaan atau Audit Coverage Ratio (ACR) yang merupakan perbandingan antara jumlah realisasi anggaran yang diaudit dan jumlah realisasi anggaran (sebelum koreksi) TA 2004 dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel
Cakupan Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004
Anggaran Realisasi Nilai yang diaudit ACR No. Uraian
Bagian/Pos (Rp) (Rp) %
(Rp) % 1. Pendapatan 616.113.642.805,00 700.737.467.195,63 113,74 700.737.467.195,63 100,00
2. Belanja 715.120.543.447,53 645.417.967.218,00 90,25 645.417.967.218,00 100,00 3. Pembiayaan Penerimaan 130.367.579.088,95 136.197.077.547,21 104,47 136.197.077.547,21 100,00
Pengeluaran 31.360.678.446,42 191.516.577.524,84 610,69 191.516.577.524,84 100,00
Jumlah 1.430.241.086.895,06 1.290.835.934.436,00 90,25 1.290.835.934.436,00 100,00 4. Aktiva 0 923.624.719.522,38 923.624.719.522,38 100,00 5. Utang 0 7.042.502.922,79 7.042.502.922,79 100,00 6. Modal 0 916.582.216.599,59 916.582.216.599,59 100,00
Jumlah 0 1.847.249.439.044,76 1.847.249.439.044,76 100,00
E. Standar Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004 dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang diterbitkan oleh BPK-RI Tahun 1995, Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh IAI.
F. Batasan Dan Kendala Pemeriksaan
Dalam rangka pelaksanaan salah satu tugas konstitusionalnya yaitu pemeriksaan atas Laporan Keuangan, BPK-RI masih menghadapi kendala bahwa Pemerintah Daerah belum memahami sepenuhnya sistem pembukuan berganda (double entry) dan dasar pencatatan akrual.
G. Laporan Keuangan Yang Diperiksa BPK-RI (Sebelum koreksi)
8
BAB II LAPORAN PEMERIKSAAN
A. Penelaahan atas Sistem dan Pelaksanaan Sistem Pembukuan dan Penyusunan Laporan
Keuangan Kabupaten Bekasi
Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi dilaksanakan oleh Bagian
Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Bekasi yang terdiri dari Sub Bagian Anggaran, Sub Bagian
Perbendaharaan dan Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi dan Pemegang Kas Daerah (PKD).
Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004 diselenggarakan dengan
menggunakan sistem pembukuan ganda dengan dasar kas selama transaksi tahun berjalan dan dasar akrual
untuk pengakuan transaksi pada akhir TA, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 105
Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dan Keputusan Menteri Dalam
Negeri (Kepmendagri) No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan
Pengawasan Keuangan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan
Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Pemerintah Kabupaten Bekasi telah menyusun Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 29 Tahun
2001 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Bupati Bekasi Nomor 53 Tahun
2004 tanggal 21 Desember 2004 tentang Sistem Dan Prosedur Pengelolaan Pertanggungjawaban Keuangan
Daerah Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 dan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002,
Pemerintah Kabupaten Bekasi berkewajiban menyusun Laporan Keuangan Daerah yang terdiri dari Laporan
Perhitungan APBD, Neraca, Laporan Aliran Kas Daerah dan Nota Perhitungan APBD.
Hasil penelaahan atas sistem pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan serta pelaksanaannya
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi yang kami uji terungkap bahwa Pemerintah
Kabupaten Bekasi ternyata belum sepenuhnya mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga masih
terdapat 5 (lima) kelemahan, sebagai berikut:
a. Perbedaan Nomor Rekening Pada DASK Dan APBD Mengakibatkan Pengendalian Atas Perencanaan
Dan Pelaksanaan Suatu Kegiatan Lemah.
Penyusunan anggaran yang informasi awalnya diperoleh dari unit kerja diolah oleh Badan Perencanaan
dan Pembangunan Daerah (Bappeda). Berdasarkan informasi dari unit kerja tersebut, Bappeda
melakukan penilaian kegiatan unit kerja tersebut dan menyesuaikan dengan tujuan daerah.
Pelaksanaan APBD Pemerintah Kabupaten Bekasi didasarkan pada Dokumen Anggaran Satuan Kerja
(DASK). DASK ditetapkan pada tanggal 1 Maret 2004 sedangkan penetapan APBD dilaksanakan
tanggal 16 Pebruari 2004. DASK memuat secara rinci uraian tentang pendapatan yang akan diperoleh
atau belanja yang akan dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja pengguna anggaran. Untuk belanja,
DASK antara lain mencantumkan lokasi kegiatan (sampai dengan lokasi kegiatan terkecil).
Kenyataannya, dalam pelaksanaan APBD masih terdapat perubahan-perubahan lokasi dan jenis kegiatan
yang dilaksanakan sehingga tujuan kegiatan yang dituangkan dalam DASK tidak tercapai. Hal ini
menunjukkan lemahnya pengendalian Tim Peneliti Anggaran atas perencanaan suatu kegiatan.
9
b. Peralihan Struktur Organisasi Mengakibatkan Pemantauan Atas Pelaksanaan Kegiatan-Kegiatan Tidak
Efektif.
Dalam TA 2004 Pemerintah Kabupaten Bekasi mengalami Peralihan Struktur Organisasi. Struktur
organisasi yang awalnya didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 35 Tahun 2001 sekaligus sebagai
dasar penyusunan APBD TA 2004, diganti dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2004 dan secara
resmi diberlakukan pada tanggal 22 Oktober 2004. Akibat peralihan tersebut pertanggungjawaban unit-
unit kerja Pemerintah Kabupaten Bekasi yang tercermin dalam perhitungan APBD TA 2004 tidak dapat
dibandingkan dengan APBD TA 2004, karena terdapat beberapa unit kerja yang digabung (misalnya
Dinas Kebersihan digabung dengan Dinas Pasar) sementara beberapa unit kerja lain dipecah (misalnya
Dinas Cipta Karya dipecah menjadi Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan, Dinas Tata Ruang dan
Dinas Permukiman dan Pertamanan) tidak menunjang anggaran berbasis kinerja. Peralihan struktur
organisasi yang diberlakukan terhitung mulai tanggal 22 Oktober 2004 mengakibatkan adanya peralihan
jabatan yang berarti pula adanya peralihan tanggung jawab dari pejabat lama ke pejabat yang baru atas
pelaksanaan suatu kegiatan. Akibatnya pelaksanaan suatu kegiatan tidak dapat dipantau baik dari segi
pendokumentasian kegiatan maupun efektivitasnya.
c. Koordinasi Diantara Unit Organisasi Kurang Optimal Mengakibatkan Pencatatan Atas Transaksi-
Transaksi Tidak Tertib Dan Tidak Terakomodasi Dalam Laporan Keuangan Daerah.
Sampai dengan akhir pemeriksaan tanggal 19 April 2005, Bagian Perlengkapan Dan Kekayaan Daerah
belum dapat menghasilkan Laporan Pengadaan Barang secara lengkap, sebagaimana dipersyaratkan
dalam Kepmendagri Nomor 11 Tahun 2001. Selain itu, Bagian Perlengkapan Dan Kekayaan Daerah
juga belum membuat Laporan Pemeliharaan Barang secara lengkap berdasarkan data transaksi dari
setiap unit kerja.
Informasi yang tercermin dalam Laporan Pengadaan dan Pemeliharaan Barang dari Bagian
Perlengkapan Dan Kekayaan Daerah tersebut seharusnya dimanfaatkan sebagai dokumen akuntansi
sekaligus sebagai lampiran Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bekasi. Akibatnya, laporan
keuangan khususnya Neraca Keuangan Daerah belum mengakomodasi transaksi pengadaan dan
pemeliharaan yang menambah aset (dikapitalisasi sebagai aset).
Sementara itu dari hasil pemeriksaan BPK-RI diketahui bahwa perjanjian-perjanjian yang telah dibuat
tersebut hanya diberitahukan ke Bagian Perlengkapan Dan Kekayaan Daerah, tetapi tidak
diinformasikan ke Bagian Keuangan khususnya Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi karena
perjanjian tersebut mempengaruhi hak dan kewajiban Pemerintah Kabupaten Bekasi yang tercermin
dalam Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi.
Akibatnya, pengakuan piutang, pendapatan dan utang dalam Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi
belum mengakomodasikan transaksi-transaksi tersebut sehingga saldo yang ada tidak sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya (understated). Kondisi tersebut tercermin dalam koreksi mengenai perjanjian
pelimpahan aset kepada pihak lain dan penghapusan aset melalui dump (kendaraan) kepada pegawai
Kabupaten Bekasi, yang diajukan BPK-RI kepada Sub Bagian Pembukuan Dan Verifikasi.
10
d. Prosedur Pencairan SPM Tidak Konsisten Dan Prosedur Pemberian Bantuan Tidak Didukung Petunjuk
Pelaksanaan.
1) Sub Bagian Anggaran
APBD menganggarkan suatu pengeluaran dengan mencantumkan jenis pengeluaran, apakah
termasuk Belanja Operasional atau Belanja Modal. Anggaran tersebut dijadikan pedoman oleh Sub
Bagian Perbendaharaan dalam menerbitkan SPM. Kenyataannya, penyediaan dana untuk suatu
kegiatan tidak konsisten berdasarkan dana yang ada. Secara sampling ditemukan bahwa suatu
kegiatan (Cadastral Index Mapping pada Dinas Pertanahan) diambilkan dari SPM BOP dan BM.
2) Sub Bagian Perbendaharaan
Pelaksanaan APBD TA 2004 diwarnai momentum peristiwa antara Pemilu yang diselenggarakan
dalam beberapa kali putaran, yaitu putaran I pada Bulan April 2004, Pemilu putaran II pada Bulan
Juli 2004 dan Pemilu putaran III pada Bulan Setember 2004. Momentum peristiwa tersebut tidak
diikuti peraturan pelaksanaan yang jelas sehingga pelaksana anggaran menterjemahkan menurut
interpretasi masing-masing. Akibatnya semua pengeluaran yang memakai istilah Pemilu otomatis
dimasukkan sebagai Belanja Tidak Tersangka (alternatif yang diberikan oleh Keputusan Presiden
No. 20 Tahun 2004 tentang Dukungan darurat APBD Provinsi, Kabupaten/Kota TA 2004 Untuk
Pelaksanaan Pemilihan Umum Tahun 2004.
Pemberian bantuan keuangan juga tidak didukung pedoman yang secara khusus mengatur siapa saja
yang berhak memperoleh bantuan keuangan dari Pemerintah Kabupaten Bekasi. APBD TA 2004
menganggarkan Rp1.300.000.000,00 dalam akun bantuan keuangan untuk Partai Politik. Sementara
yang diatur dalam Perda 3 Tahun 2002 dan SK Bupati Nomor 210/Kep.356 Kesbang.Linmas/2004
tanggal 14 Desember 2004 tentang Bantuan Keuangan kepada Partai Politik Tingkat Kabupaten
Bekasi Tahun 2004 hanya mengatur pengeluaran sebesar Rp843.475.000,00. Dengan demikian
tidak ada pedoman yang mengatur peruntukan sisa dana yang ada sebesar Rp456.525.000,00, yang
mengakibatkan penggunaan dana tersebut diperuntukkan bagi pihak-pihak yang tidak berhak.
3) Sub Bagian Pembukuan Dan Verifikasi
Pelaksanaan pembukuan dan pelaporan pada Pemerintah Kabupaten Bekasi berdasarkan pada
Kepmendagri 29 Tahun 2002. Pada pelaksanaannya, pencairan SPM PK masih bersifat uang muka
(UUDP) kepada Pemegang Kas. Hal itu berarti dalam pemberian uang muka kepada Pemegang Kas
tidak perlu didukung bukti transaksi terlebih dulu. Hal ini bertentangan dengan Kepmendagri 29
Tahun 2002 yang menerapkan prinsip UYHD yang berarti dalam pencairan SPM PK harus disertai
bukti-bukti transaksi pengeluaran. Dampak kelemahan tersebut pada Sub Bagian Pembukuan dan
Verifikasi telah diminimalkan dengan melakukan pengendalian atas pengeluaran masing-masing
Pemegang Kas. Pencairan SPM PK oleh seorang Pemegang Kas baru dapat dilakukan apabila
Pemegang Kas yang bersangkutan sudah mempertanggungjawabkan pengeluaran terdahulu dalam
batas biaya tertentu.
11
Di samping itu, pencatatan atas pendapatan pajak masih belum tertib, karena masih memuat
pendapatan yang bukan berasal dari transaksi berjalan. Penerimaan atas piutang pajak diakui dan
dicatat sebagai pendapatan, yang seharusnya diakui sebagai pengurang piutang pajak.
e. Wajib Pajak Belum Sepenuhnya Memahami Obyek Pengenaan Pajak, Perubahan sistem dari Official
Assessment System menjadi Self Assessment System Dan Kurangnya Informasi Dari Pemerintah
Pusat/Provinsi Mengakibatkan Tidak Terpantaunya Kekurangan Pembayaran Pajak.
Dinas Pendapatan Daerah sebagai pengelola pendapatan daerah memiliki tugas untuk memantau
dan menggali potensi atas sumber-sumber penerimaan, baik dari pajak maupun retribusi, serta
tunggakan-tunggakannya. Dalam Bulan Agustus 2004 Dipenda mulai menerapkan Self Assesment
System dalam pengenaan pajak hotel, restoran, hiburan, parkir dan pajak penggunaan energi listrik pada
beberapa wajib pajak. Kurangnya informasi tentang obyek pengenaan pajak dan kurang transparannya
pembukuan yang dilakukan wajib pajak menyebabkan adanya kekurangan pembayaran pajak yang tidak
terpantau oleh Dipenda sebagai fiskus.
Atas tunggakan pembayaran pajak seharusnya dikenakan denda setiap bulannya. Namun selama
T.A. 2004, tidak diperoleh pendapatan atas denda dari tunggakan tersebut. Hal ini menunjukkan adanya
denda yang otomatis hilang seiring waktu dan menimbulkan kecederungan wajib pajak untuk
menunggak pajaknya.
Selain itu, Bidang Perimbangan Keuangan Daerah Dipenda juga kurang aktif dalam memperoleh
informasi mengenai hak Pemerintah Kabupaten Bekasi, baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Provinsi.
Atas kelemahan tersebut kami sarankan kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk melakukan
review atas sistem pengendalian internnya.
Terhadap sistem pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan yang tidak kami uji, kami tidak
menemukan bahwa Pemerintah Kabupaten Bekasi menyimpang dari sistem tersebut.
12
B. Koreksi Pembukuan dan Kecermatan Penyusunan Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA
2004
Dari hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi (Sebelum disahkan DPRD) TA
2004 yang telah disajikan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi, BPK-RI telah mengajukan 15 koreksi dengan
nilai koreksi tambah sebesar Rp113.410.054.913,20 dan koreksi kurang sebesar Rp4.279.946.577,06 kepada
Pemerintah Kabupaten Bekasi. Koreksi yang dilakukan BPK-RI tersebut didasarkan atas kebenaran formal
dari bukti akuntansi. Koreksi-koreksi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Koreksi atas transaksi-transaksi yang belum dicatat:
a) Piutang Pemerintah Kabupaten Bekasi kepada Pemerintah Kota Bekasi yang terjadi karena adanya
perjanjian Nomor 011/06.15.B-PKD/2004 / 50.A Tahun 2004 tanggal 14 Desember 2004 tentang
kompensasi pelepasan hak atas tanah dan bangunan eks kompleks perkantoran Kabupaten Bekasi
kepada Pemerintah Kota Bekasi senilai Rp100 Milyar. Nilai kompensasi yang disetujui antara
Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota Bekasi untuk pelepasan hak atas tanah dan bangunan
eks kompleks perkantoran Pemerintah Kabupaten Bekasi di Jl A. Yani adalah sebesar Rp100
Milyar. Peralihan hak atas aset tersebut dari Pemerintah Kabupaten Bekasi kepada Pemerintah Kota
Bekasi dilakukan setelah ada pelunasan pembayaran dari Pemerintah Kota Bekasi. Pembayaran
dilakukan secara bertahap selama empat tahun anggaran (2005 – 2008), masing-masing tahun
anggaran sebesar Rp25 Milyar. Transaksi tersebut belum dicatat oleh Sub Bagian Pembukuan
dan Verifikasi. Transaksi tersebut seharusnya dicatat sebagai berikut:
Piutang Rp100.000.000.000,00
Penjualan Aset yg tidak dipisahkan Rp100.000.000.000,00
Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:
Piutang Rp100.000.000.000,00
Penjualan Aset yg tidak dipisahkan Rp100.000.000.000,00
b) Penjualan aset tanah Pemerintah Kabupaten Bekasi eks rumah potong hewan (RPH) berdasarkan
perjanjian Nomor 030/11.16/PKD/2004 tanggal 31 Desember 2004 tentang jual beli tanah eks RPH
milik Pemerintah Kabupaten Bekasi antara Pemerintah Kabupaten Bekasi dengan PT Harbaindo
Group senilai Rp6.012.685.000,00, telah dibayar Rp1.601.268.500,00 oleh PT Harbaindo group.
Sisa pembayaran dilakukan secara bertahap (3 tahap) dalam tahun 2005. Peralihan hak atas aset
tersebut dari Pemerintah Kabupaten Bekasi kepada Pihak ketiga dilakukan setelah ada pelunasan
pembayaran dari Pihak ketiga. Sisa pembayaran tersebut belum dicatat oleh Sub Bagian
Pembukuan dan Verifikasi sehingga seharusnya dilakukan koreksi sebagai berikut:
Piutang kpd Pihak Ke-3 Rp4.411.416.500,00
Penjualan Aset yg tidak dipisahkan Rp4.411.416.500,00
Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:
Piutang kpd Pihak Ke-3 Rp4.411.416.500,00
Penjualan Aset yg tidak dipisahkan Rp4.411.416.500,00
13
c) Penghapusan/penggantian aset bangunan yang berdiri di atas tanah terminal Cikarang berdasarkan
perjanjian kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Bekasi dengan PT Adhi Makmur Putrasukses
Nomor 511.2/03.6 – Dinhub/2004 / 09/APS/VII/2004 tanggal 20 Juli 2004 senilai
Rp243.090.800,00 telah dicatat oleh Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi sebagai berikut:
Kas Rp243.090.800,00
Penjualan aset yg tidak dipisahkan Rp243.090.800,00
Namun pada akhir tahun belum dilakukan koreksi atas pengurangan nilai aset. Jurnal seharusnya
pada akhir tahun (31 Desember 2004) untuk penjualan/penghapusan aset bangunan Terminal
Cikarang tersebut adalah sebagai berikut:
Penjualan aset yg tidak dipisahkan Rp243.090.800,00
Bangunan Gedung Rp243.090.800,00
Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:
Penjualan aset yg tidak dipisahkan Rp243.090.800,00
Bangunan Gedung Rp243.090.800,00
d) Pelepasan hak atas tanah dan bangunan eks rumah dinas Bupati dan Wakil Bupati senilai
Rp2.067.000.000,00 telah dicatat oleh Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi sebagai berikut:
Kas Rp2.067.000.000,00
Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp2.067.000.000,00
Akan tetapi atas transaksi tersebut pada akhir tahun 2004 (31 Desember 2004) belum dilakukan
penghapusan aset bangunan.
Jurnal seharusnya untuk mencatat penghapusan aset bangunan adalah sebagai berikut:
Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp2.067.000.000,00
Bangunan Gedung Rp2.067.000.000,00
Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:
Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp2.067.000.000,00
Bangunan Gedung Rp2.067.000.000,00
e) Pelepasan hak atas tanah dan bangunan eks kantor pembantu bupati wilayah I Pondok gede dan eks
kantor tata bangunan/tata kota dan eks kantor balai penyuluhan pertanian Kabupaten Bekasi senilai
Rp720.671.000,00 telah dicatat oleh Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi sebagai berikut:
Kas Rp720.671.000,00
Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp720.671.000,00
Tetapi transaksi tersebut pada akhir tahun (31 Desember 2004) belum diikuti dengan jurnal
penyesuaian dalam rangka penghapusan aset yang sudah dijual tersebut.
Jurnal yang seharusnya untuk penyesuaian tersebut adalah sebagai berikut:
Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp720.671.000,00
14
Bangunan Gedung Rp720.671.000,00
Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:
Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp720.671.000,00
Bangunan Gedung Rp720.671.000,00
f) Pengakuan piutang atas penambahan SKPD yang sudah diterbitkan pada TA 2004 tetapi s.d. 31
Desember 2004 belum dibayar oleh wajib pajak sebesar Rp270.479.049,09 belum dicatat oleh Sub
Bagian Pembukuan Dan Verifikasi. Jurnal yang seharusnya dibuat atas transaksi tersebut adalah
sebagai berikut:
Piutang – Pajak Hotel Rp2.905.000,00
Piutang – Pajak Restoran Rp1.715.000,00
Piutang – Pajak Hiburan Rp1.278.650,00
Piutang – Pajak Pengg. Energi Listrik Rp256.486.999,09
Piutang – Pajak Parkir Rp6.582.400,00
Piutang – Pajak Sarang Burung Walet Rp1.511.000,00
Pendapatan – Pajak Hotel Rp2.905.000,00
Pendapatan – Pajak Restoran Rp1.715.000,00
Pendapatan – Pajak Hiburan Rp1.278.650,00
Pendapatan – Pajak Pengg. Energi Listrik Rp256.486.999,09
Pendapatan – Pajak Parkir Rp6.582.400,00
Pendapatan – Pajak Sarang Burung Walet Rp1.511.000,00
Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:
Piutang – Pajak Hotel Rp2.905.000,00
Piutang – Pajak Restoran Rp1.715.000,00
Piutang – Pajak Hiburan Rp1.278.650,00
Piutang – Pajak Pengg. Energi Listrik Rp256.486.999,09
Piutang – Pajak Parkir Rp6.582.400,00
Piutang – Pajak Sarang Burung Walet Rp1.511.000,00
Pendapatan – Pajak Hotel Rp2.905.000,00
Pendapatan – Pajak Restoran Rp1.715.000,00
Pendapatan – Pajak Hiburan Rp1.278.650,00
Pendapatan – Pajak Pengg. Energi Listrik Rp256.486.999,09
Pendapatan – Pajak Parkir Rp6.582.400,00
Pendapatan – Pajak Sarang Burung Walet Rp1.511.000,00
g) Penghapusan kendaraan melalui dump berdasarkan SK Bupati Nomor 030/Kep.226-Keukeda/2004
tanggal 19 Juli 2004 tentang Penghapusan Kendaraan Dinas Operasional Roda 2 Dan Roda 4 Milik
Pemerintah Kabupaten Bekasi senilai Rp233.515.000,00 telah dibayar sebesar Rp231.105.000,00.
Atas transaksi tersebut Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi Kabupaten Bekasi telah mencatat
sebagai berikut:
15
Kas Rp231.105.000,00
Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp231.105.000,00
Dan akhir TA 2004 dilakukan penyesuaian sebagai berikut:
Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp233.515.000,00
Kendaraan Rp233.515.000,00
Sisa penghapusan yang belum dibayar merupakan piutang Pemerintah Kabupaten Bekasi kepada
pihak ketiga sebesar Rp2.410.000,00. Transaksi tersebut belum dijurnal dalam pembukuan
Pemerintah Kabupaten Bekasi. Dengan demikian jurnal koreksi yang perlu dilakukan adalah:
Piutang kepada Pihak ke-3 Rp2.410.000,00
Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp2.410.000,00
Dan penyesuaian pada akhir TA 2004 adalah sebagai berikut:
Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp233.515.000,00
Kendaraan Rp233.515.000,00
2. Koreksi atas transaksi yang kurang dicatat
a) Koreksi atas kurang pencatatan saldo perhitungan TA yang lalu (SAL TA 2003) berdasarkan hasil
pemeriksaan BPK-RI Tahun 2004 sebesar Rp0,50 kurang dicatat oleh Sub Bagian Pembukuan dan
Verifikasi.
Transaksi tersebut seharusnya dijurnal sebagai berikut:
EDU Rp0,50
Pembiayaan Penerimaan – SAL Tahun Lalu Rp0,50
Pembiayaan-Pengeluaran SAL Tahun Berjalan Rp0,50
EDU Rp0,50
Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:
EDU Rp0,50
Pembiayaan Penerimaan – SAL Tahun Lalu Rp0,50
Pembiayaan-Pengeluaran SAL Tahun Berjalan Rp0,50
EDU Rp0,50
b) Penerimaan dari Bagi Hasil PKB/BBNKB berdasarkan hasil rekonsiliasi dan realisasi bagi hasil
Pendapatan Asli Daerah (PKB, BBNKB dan Pajak Air) Kabupaten/Kota se Jawa Barat TA 2004,
Pemerintah Kabupaten Bekasi berhak atas pendapatan sebesar Rp55.909.871.825,67 sedangkan
dalam TA 2004 Subbag Pembukuan dan Verifikasi Bagian Keuangan baru mengakui pendapatan
sebesar Rp52.334.297.332,00, dengan jurnal sebagai berikut:
Kas Rp52.334.297.332,00
Pendapatan PKB/BBNKB Rp52.334.297.332,00
Dengan demikian terdapat piutang Pemerintah Kabupaten Bekasi atas pendapatan PKB/BBNKB
sebesar Rp3.575.574.493,67 yang kurang dicatat oleh Sub Bagian Pembukuan Dan Verifikasi.
16
Jurnal seharusnya untuk mencatat selisih pendapatan PKB/BBNKB yang belum diakui sebesar
Rp3.575.574.493,56 tersebut adalah:
Piutang PKB/BBNKB Rp3.575.574.493,67
Pendapatan PKB/BBNKB Rp3.575.574.493,67
Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:
Piutang PKB/BBNKB Rp3.575.574.493,67
Pendapatan PKB/BBNKB Rp3.575.574.493,67
c) Penerimaan dari Bagi Hasil Pajak Air Bawah Tanah/Air Permukaan dengan Pemerintah Provinsi
berdasarkan hasil rekonsiliasi dan realisasi bagi hasil Pendapatan Asli Daerah (PKB, BBNKB dan
Pajak Air) Kabupaten/Kota se Jawa Barat TA 2004, Pemerintah Kabupaten Bekasi berhak atas
pendapatan sebesar Rp4.287.653.491,94 sedangkan dalam TA 2004 Subbag Pembukuan dan
Verifikasi Bagian Keuangan baru mengakui pendapatan sebesar Rp3.895.104.053,00, dengan jurnal
sebagai berikut:
Kas Rp3.895.104.053,00
Pendapatan Pajak ABT/AP Rp3.895.104.053,00
Dengan demikian terdapat piutang Pemerintah Kabupaten Bekasi atas pendapatan bagi hasil Pajak
Air Bawah Tanah /Air Permukaan dari Pemerintah Provinsi sebesar Rp392.549.438,94 yang
kurang dicatat oleh Sub Bagian Pembukuan Dan Verifikasi. Jurnal seharusnya untuk mencatat
piutang tersebut adalah:
Piutang Pajak ABT/AP Rp392.549.438,94
Pendapatan Pajak ABT/AP Rp392.549.438,94
Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:
Piutang Pajak ABT/AP Rp392.549.438,94
Pendapatan Pajak ABT/AP Rp392.549.438,94
3. Koreksi atas transaksi-transaksi yang salah dicatat/salah pembebanan
a) Hasil pemeriksaan atas penerimaan dari pendapatan pajak-pajak menunjukkan bahwa terdapat
penerimaan dari SKPD tahun 2003 yang dibayarkan tahun 2004 senilai Rp473.662,24. Sub Bagian
Pembukuan dan Verifikasi Pemerintah Kabupaten Bekasi telah salah mencatat sebagai berikut:
Kas Rp473.662,24
Pendapatan – Pajak Restoran Rp350.000,00
Pendapatan – Pajak Hiburan Rp20.000,00
Pendapatan – Pajak Penggunaan Energi Listrik Rp103.662,24
Jurnal seharusnya untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Kas Rp473.662,24
Penerimaan Pembiayaan Piutang Rp473.662,24
Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:
Pendapatan – Pajak Restoran Rp350.000,00
17
Pendapatan – Pajak Hiburan Rp20.000,00
Pendapatan – Pajak Penggunaan Energi Listrik Rp103.662,24
Pembiayaan Penerimaan Pembayaran Piutang Rp473.662,24
Jurnal koreksi pada akhir tahun (per 31 Desember 2004):
Pembiayaan Penerimaan Pembayaran Piutang Rp473.662,24
Piutang – Pajak Restoran Rp350.000,00
Piutang – Pajak Hiburan Rp20.000,00
Piutang – Pajak Penggunaan Energi Listrik Rp103.662,24
b) Hasil pemeriksaan atas penerimaan dari pendapatan Retribusi pelayanan kesehatan diketahui bahwa
dalam TA 2004 terdapat penerimaan dari SKRD tahun 2003 yang baru dibayar tahun 2004. Atas
penerimaan tersebut Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi Pemerintah Kabupaten Bekasi telah
melakukan pencatatan sebagai berikut:
Kas Rp47.278.500,00
Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan Rp47.278.500,00
Jurnal seharusnya untuk mencatat penerimaan TA 2003 tersebut adalah:
Kas Rp47.278.500,00
Penerimaan Pembiayaan Piutang R. Kesehatan Rp47.278.500,00
Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:
Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan Rp47.278.500,00
Pembiayaan Penerimaan Pembayaran Piutang Rp47.278.500,00
Jurnal penyesuaian pada akhir TA 2004 (31 Desember 2004) adalah:
Pembiayaan Penerimaan Pembayaran Piutang Rp47.278.500,00
Piutang Retribusi Pelayanan Kesehatan Rp47.278.500,00
c) Terdapat pengurangan EDU TA 2003 karena pencatatan Pendapatan Bagi Hasil PBB yang bukan
merupakan hak Pemerintah Kabupaten Bekasi pada TA 2003 pada Dinas Pendapatan Daerah dan
pencatatan Piutang pada Sub Bagian Pembukuan terlalu besar sebesar Rp4.757.625.431,00. Atas
koreksi tersebut Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi telah salah mencatat nilai Pendapatan Bagi
Hasil PBB. Jurnal seharusnya untuk mencatat pengurangan nilai piutang PBB adalah:
EDU Rp4.757.625.431,00
Piutang Rp4.757.625.431,00
Dengan demikian jurnal koreksi yang perlu dilakukan pada tanggal 31 Desember 2004 adalah:
EDU Rp4.757.625.431,00
Piutang Rp4.757.625.431,00
d) Pengembalian sisa UUDP dari Pemegang Kas Dinas Pertanian per 31 Desember 2004 telah diakui
dan dicatat Sub Bagian Pembukuan Dan Verifikasi sebagai kontra pos dan dijurnal sebagai berikut:
Kas Rp2.300.000,00
Belanja operasional Dinas Pertanian Rp2.300.000,00
18
Jurnal seharusnya untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Kas Rp2.300.000,00
Kas pada Pemegang Kas-UUDP Dinas Pertanian Rp2.300.000,00
Dengan demikian BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:
Belanja Operasional Dinas Pertanian Rp2.300.000,00
Kas di Pemegang Kas-UUDP Dinas Pertanian Rp2.300.000,00
e) Pencatatan hutang jangka panjang TA 2004 terlalu besar Rp1.199.132.614,82, dan berdasarkan hasil
rekonsiliasi diketahui bahwa hutang jangka panjang Pemerintah Kabupaten Bekasi (setelah
dikurangi potongan karena percepatan pembayaran) TA 2004 adalah sebesar Rp5.705.136.329,38
dari yang semula dicatat sebesar Rp6.904.268.944,20. Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi salah
mencatat nilai hutang tanpa memasukkan hasil rekonsiliasi tersebut.
Jurnal seharusnya untuk mencatat rekonsiliasi atas hutang adalah sebagai berikut:
Hutang Rp1.199.132.614,82
EDU Rp1.199.132.614,82
Dengan demikian BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:
Hutang Rp1.199.132.614,82
EDU Rp1.199.132.614,82
Dengan demikian saldo rekening-rekening yang terpengaruh setelah koreksi adalah sebagai berikut:
A. Akun-akun LRA
1) Pajak Daerah
Saldo awal Rp 61.955.210.968,58
Koreksi Rp 270.479.049,09
( Rp 473.662,24 )
Saldo Akhir Rp 62.225.216.355,43
2) Retribusi Daerah
Saldo awal Rp 27.550.681.372,55
Koreksi ( Rp 47.278.500,00 )
Saldo Akhir Rp 27.503.402.872,55
3) Lain-lain PAD
Saldo awal Rp 23.086.788.332,50
Koreksi Rp 104.413.826.500,00
Saldo Akhir Rp 127.500.614.832,50
4) PAD
Saldo awal Rp 114.478.218.395,63
Koreksi Rp 104.636.553.386,85
Saldo Akhir Rp 219.114.771.782,48
19
5) Dana Perimbangan dari provinsi
Saldo awal Rp 73.814.619.170,00
Koreksi Rp 3.968.123.932,61
Saldo Akhir Rp 77.782.743.102,61
6) Dana Perimbangan
Saldo awal Rp 549.919.284.167,00
Koreksi Rp 3.968.123.932,61
Saldo Akhir Rp 553.887.408.099,61
7) Pendapatan
Saldo awal Rp 700.737.467.195,63
Koreksi Rp 108.604.677.319,46
Saldo Akhir Rp 809.342.144.515,09
8) BOP - Publik
Saldo awal Rp 49.618.416.160,00
Koreksi Rp 2.300.000,00
Saldo Akhir Rp 49.620.716.160,00
9) Belanja Publik
Saldo awal Rp 440.601.869.933,00
Koreksi Rp 2.300.000,00
Saldo Akhir Rp 440.604.169.933,00
10) Belanja
Saldo awal Rp 645.417.967.218,00
Koreksi Rp 2.300.000,00
Saldo Akhir Rp 645.420.267.218,00
11) Surplus/Defisit
Saldo awal Rp 55.319.499.977,63
Koreksi Rp 108.602.377.319,46
Saldo Akhir Rp 163.921.877.297,09
12) Sisa Lebih
Saldo awal Rp 130.367.579.088,95
Koreksi Rp (4.710.346.931,00)
20
Saldo Akhir Rp 125.657.232.157,95
13) Pembiayaan Penerimaan Piutang Pajak Tahun Lalu
Saldo awal Rp 5.829.498.458,26
Koreksi (Rp 0,50)
Rp 47.752.162,24
Saldo Akhir Rp 5.877.250.620,00
14) Pembiayaan Penerimaan Daerah
Saldo awal Rp 136.197.077.547,21
Koreksi ( Rp 0,50 )
( Rp 4.662.594.768,76 )
Saldo Akhir Rp 131.534.482.777,95
15) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan
Saldo awal Rp 176.163.908.483,84
Koreksi (Rp 0,50)
Rp 103.892.503.551,20
Saldo Akhir Rp 280.056.412.034,54
16) Sisa Lebih Perhitungan TA 2004
Saldo awal Rp 161.343.550.190,42
Koreksi (Rp 0,50 )
Rp 108.650.129.481,70
Saldo Akhir Rp 269.993.679.671,62
17) Piutang Pajak Tahun Lalu
Saldo awal Rp 12.611.021.523,42
Koreksi Rp (4.710.346.931,00)
Saldo Akhir Rp 7.900.674.592,42
18) Pembiayaan Pengeluaran Daerah
Saldo awal Rp 191.516.577.524,84
Koreksi (Rp 0,50)
Rp 103.939.782.550,70
Saldo Akhir Rp 295.456.360.075,04
19) Pembiayaan Pengeluaran Daerah
21
Saldo awal Rp (55.319.499.977,63)
Koreksi (Rp 108.602.377.319,96)
Saldo Akhir Rp (163.921.877.297,59)
20) Pembiayaan Pengeluaran Daerah
Saldo awal Rp (55.319.499.977,63)
Koreksi (Rp 108.602.377.319,96)
Saldo Akhir (Rp 163.921.877.297,59)
21) Kas di Pemegang Kas
Saldo awal Rp 263.507.260,00
Koreksi Rp (2.300.000,00)
Saldo Akhir Rp 261.207.260,00
22) Piutang
Saldo awal Rp 9.706.448.598,53
Koreksi Rp 108.651.955.818,96
Saldo Akhir Rp 118.358.404.417,49
23) Aktiva Lancar
Saldo awal Rp 165.767.083.433,11
Koreksi Rp 108.649.655.819,96
Saldo Akhir Rp 274.416.739.252,07
24) Belanja Gedung
Saldo awal Rp 62.691.855.767,00
Koreksi ( Rp 3.030.761.800,00 )
Saldo Akhir Rp 59.661.093.967,00
B. Akun-akun Neraca
25) Alat Angkutan
Saldo awal Rp 35.101.088.000,00
Koreksi Rp (233.515.000,00)
Saldo Akhir Rp 34.867.573.000,00
26) Aktiva Tetap
Saldo awal Rp 482.948.783.932,00
Koreksi Rp (3.264.276.800,00)
22
Saldo Akhir Rp 479.684.507.132,00
27) Aktiva BOT
Saldo awal Rp 247.453.606.048,27
Koreksi Rp 74.383.900,00
Saldo Akhir Rp 247.527.989.948,27
28) Aktiva Lain-lain
Saldo awal Rp 247.453.606.048,27
Koreksi Rp 74.383.900,00
Saldo Akhir Rp 247.527.989.948,27
29) Aktiva
Saldo awal Rp 923.624.719.522,38
Koreksi Rp 105.459.762.919,46
Saldo Akhir Rp1.029.084.482.441,84
30) Utang Luar Negeri
Saldo awal Rp 6.904.268.944,20
Koreksi Rp (1.199.132.614,82)
Saldo Akhir Rp 5.705.136.329,38
31) Utang
Saldo awal Rp 7.042.502.922,79
Koreksi Rp (1.199.132.614,82)
Saldo Akhir Rp 5.843.370.307,97
32) EDU
Saldo awal Rp 916.582.216.599,59
Koreksi Rp 106.658.895.534,28
Saldo Akhir Rp 1.023.241.112.133,87
33) Ekuitas Dana
Saldo awal Rp 916.582.216.599,59
Koreksi Rp 106.658.895.534,28
Saldo Akhir Rp 1.023.241.112.133,87
23
C. Akun-akun Laporan Aliran Kas
34) Aliran Kas Masuk – PAD
Saldo awal Rp 114.048.641.762,79
Koreksi ( Rp 47.752.162,24 )
Saldo Akhir Rp 114.000.889.600,55
35) Aliran Kas Masuk dari Aktivitas Operasi
Saldo awal Rp 695.454.551.839,79
Koreksi Rp (47.752.162,24)
Saldo Akhir Rp 695.406.799.677,55
36) Aliran Kas Keluar – BOP
Saldo awal Rp 92.657.845.774,00
Koreksi Rp 2.300.000,00
Saldo Akhir Rp 92.660.145.774,00
37) Aliran Kas Keluar Dari Aktivitas Operasi
Saldo awal Rp 450.557.178.556,00
Koreksi Rp 2.300.000,00
Saldo Akhir Rp 450.559.478.556,00
38) Aliran Kas Masuk – Penerimaan Piutang Tahun Lalu
Saldo awal Rp 5.829.498.458,26
Koreksi Rp 47.752.162,24
Saldo Akhir Rp 5.877.250.620,50
39) Aliran Kas Masuk Dari Aktivitas Pembiayaan
Saldo awal Rp 5.829.498.458,26
Koreksi Rp 47.752.162,24
Saldo Akhir Rp 5.877.250.620,50
40) Aliran Kas Keluar – Kas di Pemegang Kas
Saldo awal Rp 263.507.260,00
Koreksi Rp (2.300.000,00)
Saldo Akhir Rp 261.207.260,00
41) Aliran Kas Keluar Dari AKtivitas Pembiayaan
Saldo awal Rp 15.616.176.301,00
Koreksi Rp ( 2.300.000,00)
24
Saldo Akhir Rp 15.613.876.301,00
Atas koreksi tersebut Pemerintah Kabupaten Bekasi dhi Kepala Bagian Keuangan bersedia melakukan
koreksi sesuai koreksi BPK-RI.
Dengan demikian Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004 setelah koreksi BPK-RI adalah
sebagai berikut:
25
C. Catatan Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah (Sebelum disampaikan ke DPRD) TA 2004 yang
disajikan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi dapat diungkapkan sebanyak 24 catatan pemeriksaan yang
perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD untuk meningkatkan kualitas laporan keuangannya.
Catatan Pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Pembangunan Pasar Ikan Higienis Dan Sub Terminal Agribisnis TA 2004 Kurang Dikerjakan Sebesar Rp116.517.553,18
Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Bekasi pada TA 2004 melaksanakan kegiatan yang
telah dianggarkan dalam APBD dengan realisasi pengeluaran sebesar Rp13.841.746.117,00 atau 97,66%
dari anggaran sebesar Rp14.174.105.150,00. Hasil pemeriksaan secara sampling atas dua kegiatan yaitu
Pembangunan Pasar Ikan Higienis dan Pembangunan Sub Terminal Agribisnis menunjukkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Pembangunan Pasar Ikan Higienis dilakukan oleh CV Hikmah dengan Kontrak Nomor
602/1213/Diperta tanggal 27 Agustus 2004 senilai Rp2.386.255.000,00. Jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan selama 120 hari (27 Agustus s.d. 25 Desember 2004) dan jangka waktu pemeliharaan
selama 90 hari (s.d 28 Maret 2005). Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan BA Serah
Terima Pekerjaan I Nomor 602-1/1805/DIPERTA tanggal 28 Desember 2004 dan kepada rekanan
telah dilakukan pembayaran lunas berdasarkan SPM No.2731/BM/BT/2004 tanggal 27 September
2004 senilai Rp477.251.000,00 dan Nomor 4115/BM/BT/2004 tanggal 29 Desember 2004 senilai
Rp1.909.004.000,00.
Hasil pemeriksaan dokumen berupa kontrak, SPM, BA Serah Terima Pekerjaan dan hasil
pemeriksaan pekerjaan di lapangan tanggal 7 April 2005, terdapat hal-hal sebagai berikut:
1) Sampai dengan dilakukan pemeriksaan fisik pekerjaan di lapangan (tanggal 7 April 2005)
belum dilakukan serah terima pekerjaan II (sesudah pemeliharaan) dan masih dilakukan
beberapa perbaikan. Pada saat dikonfirmasikan kepada Pemimpin Kegiatan, diperoleh
keterangan bahwa penyerahan pekerjaan baru akan dilaksanakan apabila perbaikan sudah
selesai dilaksanakan semuanya oleh CV Hikmah.
2) Terdapat beberapa pekerjaan yang belum dilaksanakan, tidak sesuai kontrak dan barang tidak
ada di lapangan pada saat dilakukan pengecekan, sebagai berikut:
Volume Pekerjaan No Uraian RAB Fisik Selisih
Hg Satuan (Rp)
Nilai (Rp)
1. IMB 6.168.960,00 6.168.960,00 2. Testing & Comissioning 7.881.300,00 7.881.300,00 3. Meja preparing 2 unit 0 2 3.000.000,00 6.000.000,00 4. Perlengkapan Penyiangan 10 unit 0 10 500.000,00 5.000.000,00 5. Show case & sarana
display hasil olahan 5 unit 0 5 13.050.840,00 65.254.200,00
6. Pek. lantai keramik 40x40 F2 setara roman
412,5 m2
407,484 m2
5,016 m2 93.380,00 468.394,08
7. Pek. Pas. keramik dinding 20/25 setara roman
317,80 m2
246,917 m2
70,883 m2
78.200,00 5.543.050,60
26
Jumlah 96.315.904,68
b. Pembangunan Sub Terminal Agribisnis dilakukan oleh PT Fierdafi Sinar Utama dengan Kontrak
Nomor 602/1215/Diperta tanggal 27 Agustus 2004 senilai Rp1.282.500.000,00. Jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan selama 120 hari (27 Agustus s.d. 25 Desember 2004) dan jangka waktu
pemeliharaan selama 90 hari (s.d 25 Maret 2005). Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan
BA Serah Terima Pekerjaan I Nomor 602-1/1804/DIPERTA tanggal 24 Desember 2004 dan kepada
rekanan telah dilakukan pembayaran lunas berdasarkan SPM No.2733/BM/BT/2004 tanggal 24
September 2004 senilai Rp256.500.000,00 dan Nomor 4116/BM/BT/2004 tanggal 29 Desember
2004 senilai Rp1.026.000.000,00.
Hasil pemeriksaan dokumen berupa kontrak, SPM, BA Serah Terima Pekerjaan dan hasil
pemeriksaan pekerjaan di lapangan tanggal 7 April 2005 bersama Pemimpin Kegiatan, Tim
Pemeriksa barang dari Dinas Pertanian dan Tim Pengawas Lapangan serta Pelaksana kegiatan,
terdapat hal-hal sebagai berikut:
1) Sampai dengan dilakukan pemeriksaan fisik pekerjaan di lapangan (tanggal 7 April 2005)
belum dilakukan serah terima pekerjaan II (sesudah pemeliharaan).
2) Terdapat beberapa pekerjaan yang belum dilaksanakan, tidak sesuai kontrak dan barang tidak
ada di lapangan pada saat dilakukan pengecekan, sebagai berikut:
Volume Pekerjaan No Uraian RAB Fisik Selisih
Hg Satuan (Rp)
Nilai (Rp)
1 IMB 1.500.000,00 1.500.000,00 2 Pek. Perkerasan jalan/Parkir - LPAgregat kls A (20 cm) 453,13
m3 414,5699 m3
38,5601 m3
185.000,00 7.133.618,50
- LPAgregat kls B (30 cm) 679,695 m3
621,85485 m3
57,84015 m3
200.000,00 11.568.030,00
Jumlah 20.201.648,50
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Kontrak Kerjasama Nomor 602/1213/Diperta tanggal 27 Agustus
2004 antara Pemerintah Kabupaten Bekasi dan CV Hikmah tentang Pembangunan Pasar Ikan Higienis dan
Kontrak Nomor 602/1215/Diperta tanggal 27 Agustus 2004 antara Pemerintah Kabupaten Bekasi dan PT
Fierdafi Sinar Utama tentang Pembangunan Sub Terminal Agribisnis:
a. Pasal 1 angka 2: Pihak kedua berkewajiban untuk melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara
pekerjaan serta memperbaiki kerusakan sesuai dengan ketentuan dan spesifikasi yang tercantum dalam
kontrak.
b. Pasal 7 dan 8 angka 1: Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai selesai 100% (Serah Terima I)
ditetapkan 120 hari kalender dan jangka waktu pemeliharaan hasil pekerjaan ditetapkan selama 90 hari
kalender terhitung sejak tanggal pekerjaan selesai 100% dan telah diterima oleh pihak pertama dalam
keadaan baik, yang dinyatakan dalam BA Serah Terima I.
c. Pasal 16 angka 2: Setiap hari keterlambatan pihak kedua wajib membayar denda keterlambatan sebesar
1%o dari biaya pekerjaan borongan.
27
Masalah itu mengakibatkan kelebihan pembayaran kepada CV Hikmah sebesar Rp96.315.904,68 dan
PT Fierdafi Sinar Utama sebesar Rp20.201.648,50, yang merugikan Keuangan Daerah sebesar
Rp116.517.553,18 (Rp96.315.904,68 + Rp20.201.648,50), disebabkan oleh lemahnya pengawasan yang
dilakukan pengawas teknis di lapangan, yaitu PT Asthawahana Consultama selaku konsultan pengawas dan
Tim Pengawas Lapangan serta Pemimpin Kegiatan Lalai dalam melakukan pengendalian atas kegiatan
dimaksud.
Atas temuan tersebut Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan mengemukakan bahwa memang
terjadi kekurangan pekerjaan sebagaimana dalam temuan dan kekurangan tersebut akan dilengkapi sesegera
mungkin.
Saran BPK-RI:
Bupati Bekasi agar:
a. Memerintahkan Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan supaya memberikan teguran tertulis
kepada PT Asthawahana Consultama dan dijadikan pertimbangan dalam pelelangan berikutnya dan
teguran kepada Tim Pengawas lapangan supaya lebih optimal dalam melakukan pengawasan
b. Memerintahkan Pemimpin Kegiatan supaya mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah
sebesar Rp116.517.553,18 dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan bukti setor disampaikan kepada
BPK-RI.
2. Harga Satuan Atas Beberapa Pelaksanaan Pekerjaan TA 2004 Pada Dinas Pertanahan Melebihi Ketentuan Sebesar Rp36.325.000,00 Dan Terjadi Kelambatan Penyelesaian Pekerjaan Yang Belum Dikenakan Denda Sebesar Rp10.782.000,00
Dinas Pertanahan Kabupaten Bekasi pada TA 2004 melaksanakan kegiatan yang telah dianggarkan
dalam APBD dengan realisasi pengeluaran sebesar Rp2.034.539.549,00 atau 68,14% dari anggaran sebesar
Rp2.985.850.000,00. Dari realisasi belanja tersebut Dinas Pertanahan menyelesaikan lima kegiatan yang
dilaksanakan oleh pihak ketiga dan satu kegiatan yang dilaksanakan secara swakelola yaitu pembebasan
tanah di Desa Sukamahi. Pembebasan tanah di Desa Sukamahi tidak dapat diselesaikan karena kendala di
lapangan. Lima kegiatan yang telah diselesaikan tersebut dilaksanakan oleh pihak ketiga, meliputi:
a. Kegiatan Pendataan Dan Pemetaan Tanah Negara Tahap I dilaksanakan oleh PT Profesional Delapan
Tambah berdasarkan Kontrak No.050-47-DP-2004 tanggal 8 September 2004 senilai Rp102.000.000,00.
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 100 hari kalender (8 September s.d. 24 Desember 2004).
Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan BA Serah Terima Pekerjaan Nomor 050-68-DP-2004 tanggal
4 Nopember 2004 dan BA Serah Terima Pekerjaan Nomor 050-70-DP-2004 tanggal 3 Desember 2004.
Kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas dengan SPM No.3284/BOP/BT/04 tanggal 29
Oktober 2004 senilai Rp40.800.000,00 dan No.4025/BOP/BT/04 tanggal 30 Desember 2004 senilai
Rp61.200.000,00.
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa kontrak, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, Dokumen
penawaran perusahaan serta output kegiatan dan hasil konfirmasi kepada Pemimpin Kegiatan dan Seksi
28
Perencanaan Dinas Pertanahan (sekarang Badan Pertanahan Nasional) pada tanggal 5 April 2005
menunjukkan bahwa:
1) Harga satuan tenaga pendukung dalam RAB melebihi ketentuan sebesar Rp7.525.000,00, dengan
rincian sebagai berikut:
No. Uraian Hg Satuan (Rp) Berdasarkan Selisih Volume Jumlah SEB Bappenas-Menkeu RAB (Rp) (Rp)
1. Operator Komputer
750.000,00 2.500.000,00 1.750.000,00 3,5 6.125.000,00
2. Sopir 500.000,00 900.000,00 400.000,00 3,5 1.400.000,00 Jumlah 7.525.000,00
2) RAB mencantumkan biaya pengadaan base camp/akomodasi selama dua bulan sebesar
Rp1.000.000,00 dan pengadaan material kerja/ATK sebesar Rp3.900.000,00 yang tidak sesuai
dengan Surat Edaran Bersama Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan.
b. Kegiatan Peningkatan Sistem Kearsipan Pengukuran Dan Pendaftaran Tanah Serta Up Grading GPS
System dilaksanakan oleh PT Aditya Ridho Gumilang dengan Kontrak No.050-46-DP-2004 tanggal 8
September 2004 senilai Rp345.000.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 60 hari
kalender (8 September s.d. 8 November 2004). Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan BA Serah
Terima Pekerjaan Nomor 050-..-DP-2004 tanggal 3 Nopember 2004 dan kepada rekanan telah dilakukan
pembayaran lunas dengan SPM Nomor 3286/BM/BT/2004 tanggal 29 Oktober 2004 senilai
Rp138.000.000,00 dan SPM Nomor 3943/BM/BT/2004 tanggal 22 Desember 2004 senilai
Rp207.000.000,00.
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa kontrak, RAB, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, Dokumen
penawaran perusahaan serta output kegiatan dan hasil konfirmasi kepada Pemimpin Kegiatan dan
Kepala Seksi Perencanaan Dinas Pertanahan pada tanggal 5 April 2005 menunjukkan bahwa:
1) Hasil pengecekan kebenaran perhitungan angka dan jumlah RAB terdapat kesalahan
perhitungan RAB yang seharusnya sebesar Rp344.856.000,00 dituangkan dalam kontrak sebesar
Rp345.000.000,00. Dengan demikian terdapat kelebihan pembayaran sebesar Rp144.000,00.
2) RAB mencantumkan biaya pengadaan tinta printer dan kertas (termasuk ATK, disket dan
CD) sebesar Rp1.500.000,00. Berdasarkan Surat Edaran Bersama Menteri Keuangan dan Kepala
Bappenas, biaya tersebut tidak boleh dicantumkan dalam RAB hanya jika jangka waktu kegiatan
kurang dari enam bulan.
3) Dalam RAB disebutkan biaya untuk tenaga ahli geodesi (sebagai tenaga ahli
anggota/bukan team leader) sebesar Rp4.501.000,00 sedangkan dalam data personalia yang
diusulkan PT Aditya Ridho Gumilang tidak terdapat tenaga ahli geodesi kecuali sebagai team
leader.
4) Harga satuan beberapa tenaga pendukung melebihi harga satuan yang ditetapkan Surat
Edaran Bersama Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas sebesar Rp1.075.000,00, dengan rincian:
29
No. Uraian Hg Satuan (Rp) Berdasarkan Selisih Volume Jumlah SEB Bappenas-Menkeu RAB (Rp) (Rp)
1. Operator Komputer
750.000,00 1.200.000,00 450.000,00 1,5 675.000,00
2. Pesuruh 400.000,00 600.000,00 200.000,00 2,0 400.000,00 Jumlah 1.075.000,00
5) Sampai dengan berakhirnya kontrak, 8 November 2004, pekerjaan belum selesai. Hal itu
dibuktikan dengan surat pengantar pengiriman GPS Leyca ke Swiss dalam rangka upgrade
keakurasiannya menjadi centimeter tertanggal 30 November 2004 dan kartu garansi yang
menyatakan tanggal pembelian adalah 6 Desember 2004. Dengan demikian terdapat keterlambatan
penyelesaian pekerjaan selama 28 hari, yang harus dikenakan denda sebesar Rp9.660.000,00 (1 °/oo
x 28 hari x Rp345.000.000,00).
c. Kegiatan Pendataan dan Pemetaan Perolehan Hak dan Pemanfaatannya dilaksanakan oleh PT Asta
Amanatindo Consultant dengan Kontrak No.050-16-DP-2004 tanggal 19 Agustus 2004 senilai
Rp21.000.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 30 hari kalender (19 Agustus s.d. 20
September 2004). Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan BA serah terima pekerjaan Nomor
050-70-DP-2004 tanggal 12 Oktober 2004 dan kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas
dengan SPM Nomor 3285/BOP/BT/04 tanggal 29 Oktober 2004 senilai Rp21.000.000,00.
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa kontrak, RAB, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, Dokumen
penawaran perusahaan serta output kegiatan dan hasil konfirmasi kepada Pemimpin Kegiatan dan
Kepala Seksi Perencanaan Dinas Pertanahan pada tanggal 5 April 2005 menunjukkan:
1) Kegiatan mengalami kelambatan selama 22 hari yang dibuktikan dengan BA Penyerahan Kegiatan
kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi dhi Kepala Dinas Pertanahan pada tanggal 12 Oktober 2004
sedangkan kontrak berakhir pada tanggal 20 September 2004, sehingga harus dikenakan denda
sebesar Rp462.000,00 (1 °/oo x 22 hari x Rp21.000.000,00).
2) RAB mencantumkan biaya yang tidak perlu dianggarkan yaitu biaya sewa kendaraan dalam Biaya
langsung non personil kelompok laporan dan pencetakan sebesar Rp2.500.000,00 dan pengadaan
material kerja sebesar Rp1.500.000,00.
d. Kegiatan Sertifikasi Tanah Massal dilaksanakan oleh PT Consulindo Eka Karya dengan Kontrak
No.050-15-DP-2004 tanggal 19 Agustus 2004 senilai Rp30.000.000,00. Jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan selama 30 hari kalender (19 Agustus s.d. 20 September 2004). Pekerjaan telah dinyatakan
selesai dengan BA Serah Terima Pekerjaan Nomor 050-70-DP-2004 tanggal 12 Oktober 2004 dan
kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas dengan SPM Nomor 3287/BOP/BT/04 tanggal 29
Oktober 2004 senilai Rp30.000.000,00.
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa Kontrak, RAB, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan,
Dokumen penawaran perusahaan serta output kegiatan dan hasil konfirmasi kepada Pemimpin Kegiatan
dan Kepala Seksi Perencanaan Dinas Pertanahan pada tanggal 5 April 2005 menunjukkan:
30
1) Kegiatan mengalami kelambatan selama 22 hari yang dibuktikan dengan BA Penyerahan Kegiatan
kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi dhi Kepala Dinas Pertanahan pada tanggal 12 Oktober 2004,
sedangkan kontrak berakhir pada tanggal 20 September 2004, sehingga harus dikenakan denda
sebesar Rp660.000,00 (1 %o x 22 hari x Rp30.000.000,00).
2) RAB mencantumkan harga satuan untuk tenaga pendukung yang melebihi ketentuan, yaitu:
No. Uraian Hg Satuan (Rp) Berdasarkan Selisih Volume Jumlah SEB Bappenas-Menkeu RAB (Rp) (Rp)
1. Surveyor 2.800.000,00 2.500.000,00 300.000,00 1,0 300.000,00 2. Operator
komputer 2.200.000,00 750.000,00 1.450.000,00 1,0 1.450.000,00
Jumlah 1.750.000,00 Tenaga operator CAD dikelompokkan dalam operator komputer karena dalam dokumen penawaran
perusahaan tidak dicantumkan pernyataan organisasi profesinya dan pengalaman kerjanya.
3) RAB mencantumkan biaya pengadaan base camp (sewa rumah) sebesar Rp450.000,00 dan biaya
pengadaan ATK sebesar Rp1.200.000,00 yang berdasarkan Surat Edaran Bersama Menteri
Keuangan dan Kepala Bappenas tidak boleh dicantumkan dalam RAB karena jangka waktu
kegiatan kurang dari enam bulan.
e. Kegiatan Cadastral Index Mapping dilaksanakan oleh CV Mitra Karya dengan Kontrak No.050-49-DP-
2004 tanggal 8 September 2004 senilai Rp92.000.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama
100 hari kalender (8 September s.d. 24 Desember 2004). Sampai dengan saat pemeriksaan, tanggal 12
April 2005, Pemeriksa tidak menerima BA Serah Terima Pekerjaan. Kepada rekanan telah dilakukan
pembayaran lunas dengan SPM Nomor 3290/BOP/BT/04 tanggal 1 November 2004 senilai
Rp36.800.000,00 dan SPM Nomor 3904/BM/BT/04 tanggal 22 Desember 2004 senilai
Rp55.200.000,00.
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa kontrak, RAB, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, Dokumen
penawaran perusahaan serta output kegiatan dan hasil konfirmasi kepada Pemimpin Kegiatan dan
Kepala Seksi Perencanaan Dinas Pertanahan pada tanggal 5 April 2005 menunjukkan:
1) RAB mencantumkan biaya pengadaan base camp (sewa rumah) sebesar Rp400.000,00, biaya
pengadaan ATK, disket dan CD sebesar Rp375.000,00 dan pengadaan tinta plotter dan printer
sebesar Rp5.130.000,00 yang tidak sesuai dengan Surat Edaran Bersama Menteri Keuangan dan
Kepala Bappenas.
2) Dokumen penawaran CV Mitra Karya tidak mencantumkan Daftar Riwayat Hidup (CV) tenaga ahli
dan tenaga penunjang kualifikasi khusus (operator CAD) dan harga satuan untuk tenaga pendukung
melebihi ketentuan, yaitu harga satuan operator CAD yang seharusnya Rp750.000,00/bulan
dicantumkan Rp2.100.000,00/bulan selama 2,5 bulan. Dengan demikian terdapat selisih sebesar
Rp3.375.000,00 ((Rp2.100.000,00 - Rp750.000,00) x 2,5 bulan).
Keadaan tersebut tidak sesuai dengan:
31
a. Surat Edaran Bersama (SEB) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan
Nomor 1203/D.II/03/2000 / SE-38/A/2000 tanggal 17 Maret 2000 tentang petunjuk penyusunan RAB
untuk jasa konsultansi (Biaya Langsung Personil) dan Biaya Langsung Non Personil yang antara lain
menyatakan bahwa kontrak di bawah enam bulan tidak diperbolehkan mencantumkan sewa rumah dan
ATK.
b. Kontrak/Perjanjian No.050-47-DP-2004 tanggal 8 September 2004, No.050-46-DP-2004 tanggal 8
September 2004, No.050-16-DP-2004 tanggal 19 Agustus 2004, No.050-15-DP-2004 tanggal 19
Agustus 2004 dan No.050-49-DP-2004 tanggal 8 September 2004 Pasal 3 ayat (1) dan 9 yang antara lain
menyatakan bahwa Pihak kedua/pemborong diwajibkan memenuhi persyaratan yang terdapat pada
dokumen kontrak dan apabila penyerahan pekerjaan dimaksud pertama kalinya tidak dilakukan pada
waktu yang telah ditentukan dalam kontrak, sehingga mengakibatkan keterlambatan pekerjaan tersebut,
maka pihak kedua dikenakan denda 1%o (satu permil) untuk setiap hari keterlambatan dengan jumlah
denda setinggi-tingginya 5% dari harga pekerjaan.
Masalah ini mengakibatkan Kerugian Keuangan Daerah sebesar Rp36.325.000,00 dengan rincian:
- PT Profesional Delapan Tambah sebesar Rp12.425.000,00
- PT Aditya Ridho Gumilang sebesar Rp7.220.000,00
- PT Asta Amanatindo Consultant sebesar Rp4.000.000,00
- PT Consulindo Eka Karya sebesar Rp3.400.000,00
- CV Mitra Karya sebesar Rp9.280.000,00
dan kerugian dari denda keterlambatan yang belum diterima oleh Kas Daerah sebesar Rp10.782.000,00
dengan rincian:
- PT Aditya Ridho Gumilang sebesar Rp9.660.000,00
- PT Asta Amanatindo Consultant sebesar Rp462.000,00
- PT Consulindo Eka Karya sebesar Rp660.000,00
Hal ini disebabkan oleh:
a. Kurangnya pemahaman Panitia lelang terhadap ketentuan penyusunan RAB.
b. Kurangnya pengawasan dari Pemimpin Kegiatan Dinas Pertanahan selaku pengguna anggaran.
Atas temuan tersebut para Pemimpin Kegiatan pada Badan Pertanahan Nasional mengemukakan
bahwa kelebihan pembayaran tersebut terjadi karena kesalahan dalam pembuatan RAB.
Saran BPK-RI:
Bupati Bekasi agar:
a. Memerintahkan Kepala Dinas Pertanahan memberikan teguran tertulis kepada Panitia Lelang dalam
melaksanakan tugas supaya mengacu kepada ketentuan yang berlaku dan kepada Para Pemimpin
Kegiatan pada Dinas Pertanahan supaya lebih teliti dalam melakukan pengawasan.
32
b. Memerintahkan Para Pemimpin Kegiatan mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah
dengan menyetorkan ke Kas Daerah sebesar Rp36.325.000,00 dan Rp10.782.000,00 dengan bukti setor
disampaikan kepada BPK-RI, dengan rincian sebagai berikut:
- PT Profesional Delapan Tambah sebesar Rp12.425.000,00
- PT Aditya Ridho Gumilang sebesar Rp7.220.000,00 dan denda sebesar Rp9.660.000,00
- PT Asta Amanatindo Consultant sebesar Rp4.000.000,00 dan denda sebesar Rp462.000,00
- PT Consulindo Eka Karya sebesar Rp3.400.000,00 dan denda sebesar Rp660.000,00
- CV Mitra Karya sebesar Rp9.280.000,00
3. Perhitungan Biaya Kegiatan Penyusunan Draft Renstra Kabupaten Bekasi Pada Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bekasi Tidak Sesuai Ketentuan Sebesar Rp32.100.000,00
Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bekasi pada TA 2004 melaksanakan
kegiatan identifikasi dan analisis kekayaan dan hutang PDAM dalam rangka peningkatan kemandirian
PDAM bekerjasama dengan LPPM Unisma’45 senilai Rp72.000.000,00, dengan Surat Perjanjian Kerjasama
No.800/437/Bappeda tanggal 18 Maret 2004. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 20 hari kalender (19
Maret s.d. tanggal 6 April 2004). Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan BA Serah Terima Pekerjaan
No.027/09/Bappeda/2004 tanggal 8 April 2004 dan kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas
dengan SPM No.762/BOP/BT/2004 tanggal 19 Mei 2004 senilai Rp72.000.000,00.
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa kontrak/Surat Perjanjian Kerjasama No.800/437/Bappeda
tanggal 18 Maret 2004, BA Serah Terima Pekerjaan, SPM dan output/hasil pekerjaan serta hasil konfirmasi
pemeriksa kepada pelaksana di Bappeda tanggal 13 April 2005 menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a) Penunjukkan pelaksana dilakukan secara Penunjukan langsung, berdasarkan Nota Dinas Kepala Bidang
Penelitian kepada Kepala Bappeda No.050/5/Bappeda tanggal 16 Maret 2004. Dalam Nota Dinas
tersebut dinyatakan bahwa alasan penunjukan langsung adalah pekerjaan yang dilaksanakan tersebut
bersifat terus menerus/berkesinambungan.
b) Penawaran dari LPPM Unisma’45 tidak mencantumkan CV (Curriculum Vitae) tenaga ahli. Dengan
demikian harga satuan pada dokumen penawaran tidak dapat diyakini kewajarannya.
c) Hasil analisa atas RAB yang diajukan pelaksana dalam kontrak menunjukkan bahwa RAB
mencantumkan honor tenaga ahli dan tenaga penunjang dalam komponen biaya personil dan jangka
waktu yang melebihi ketentuan, yaitu: (dengan catatan gaji tenaga ahli dihitung berdasarkan kelompok
ahli).
Honor Tenaga Ahli No. Uraian RAB SEB Selisih
Satuan RAB
Satuan Shrsnya
Selisih Satuan
Nilai (Rp)
1. Team leader 4.000.000 4.000.000 - 3 ob 2 ob 1 ob 4.000.000 2. Tenaga Ahli 3.000.000 2.290.000 710.000 15 ob 10 ob 5 ob 22.100.000 3. Operator 2.500.000 750.000 1.750.000 3 ob 2 ob 1 ob 6.000.000 Jumlah 32.100.000 cat: Perhitungan satuan = 20 hr:30 hr x satuan RAB
33
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Surat Edaran Bersama (SEB) Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 1203/D.II/03/2000 / SE-38/A/2000 tanggal 17 Maret
2000 tentang petunjuk penyusunan RAB untuk jasa konsultansi (Biaya Langsung Personil) dan Biaya
Langsung Non Personil yang antara lain menyatakan batas tertinggi honor tenaga ahli suatu kegiatan.
Masalah itu mengakibatkan Kerugian Keuangan Kabupaten Bekasi sebesar Rp32.100.000,00, yang
disebabkan oleh kurangnya pemahaman Panitia Lelang Bappeda terhadap ketentuan yang berlaku.
Atas temuan tersebut Kepala Bappeda Kabupaten Bekasi mengemukakan bahwa dalam kegiatan
penyusunan konsep Renstra telah terjadi alih jabatan dalam organisasi Bapeda dan menyadari banyak
kekurangan-kekurangan yang terjadi, untuk itu segala kekurangan kiranya akan menjadi bahan koreksi dalam
masa yang akan datang.
Saran BPK-RI:
Bupati Bekasi agar:
a. Memerintahkan Kepala Bappeda memberikan teguran tertulis kepada Panitia Lelang Bappeda supaya
lebih memperhatikan ketentuan yang belaku dalam menjalankan tugasnya.
b. Memerintahkan Pemimpin kegiatan penyusunan konsep Renstra segera mempertanggungjawabkan
Kerugian Keuangan Daerah dengan menyetorkan ke Kas Daerah sebesar Rp32.100.0000,00 dan bukti
setor disampaikan kepada BPK-RI.
4. Harga Satuan Beberapa Kegiatan Pada Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Bekasi Tidak Sesuai Ketentuan Sebesar Rp23.100.000,00
Bappeda Kabupaten Bekasi pada TA 2004 telah merealisasikan pengeluaran yang dianggarkan dalam
APBD sebesar Rp9.377.640.446,00 atau 94,21% dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp9.954.171.900,00.
Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa kontrak, BA Serah Terima Pekerjaan, SPM dan output/hasil
pekerjaan serta hasil konfirmasi pemeriksa kepada pelaksana di Bappeda tanggal 11 s.d. 13 April 2005
menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a) Kegiatan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Khusus Pantai Utara Kabupaten Bekasi Tahap III
dilaksanakan oleh PT Jakarta Konsultindo dengan kontrak No.027/1210/Bappeda tanggal 18 Juni 2004
senilai Rp336.204.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 180 hari (s.d. tanggal 14 Desember
2004). Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan BA Serah Terima Pekerjaan No.027/3727/Bapeda
tanggal 10 Desember 2004. Kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas dalam tiga tahap
pembayaran, SPM No. 1722/BOP/BT/2004 tanggal 10 Agustus 2004 senilai Rp100.861.200,00, SPM
No. 3056/BOP/BT/2004 tangggal 29 Oktober 2004 senilai Rp134.481.600,00 dan SPM No.
3923/BOP/BT/2004 tanggal 29 Desember 2004 senilai Rp100.861.200,00.
Hasil analisa atas RAB yang diajukan pelaksana menunjukkan bahwa RAB mencantumkan honor
pembantu umum dalam komponen tenaga penunjang biaya personil yang melebihi ketentuan satuan
harga dalam Surat Edaran Bersama Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas sebesar Rp100.000,00
(Rp500.000,00 – Rp400.000,00) x 6 ob = Rp600.000,00.
34
b) Kegiatan Penentuan Dan Penegasan Batas Wilayah Laut Kabupaten Bekasi Tahap I TA 2004
dilaksanakan oleh Primer Koperasi Hidros TNI-AL dengan kontrak No.027/938/Bappeda tanggal 24
Mei 2004 senilai Rp377.000.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 180 hari (s.d. tanggal 19
Nopember 2004). Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan BA Serah Terima Pekerjaan
No.027/3050/Bappeda tanggal 4 Oktober 2004. Kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas
dengan SPM No. 1204/BOP/BT/2004 tanggal 9 Juli 2004 senilai Rp150.800.000,00, SPM
No.2282/BOP/BT/2004 tanggal 26 Agustus 2004 senilai Rp113.100.000,00, SPM
No.3007/BOP/BT/2004 tanggal 13 Oktober 2004 senilai Rp113.100.000,00.
Hasil analisa atas RAB yang diajukan pelaksana menunjukkan bahwa RAB mencantumkan honor tenaga
penunjang dalam komponen biaya personil yang melebihi ketentuan satuan harga yag terdapat dalam
Surat Edaran Bersama Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas, yaitu:
Honor Tenaga Ahli berdasarkan No. Uraian SEB RAB Selisih
Satuan Nilai (Rp)
1. Administrator 750.000 1.000.000 250.000 6 ob 1.500.000,00 2. CAD operator 750.000 1.500.000 750.000 6 ob 4.500.000,00 Jumlah 6.000.000,00
c) Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Pesisir Tahap I Dan Permukiman Nelayan dilaksanakan
oleh PT Konsidotama Persadaloka dengan kontrak No.027/1212/Bappeda tanggal 18 Juni 2004 senilai
Rp431.360.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 180 hari (s.d. tanggal 14 Desember 2004).
Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan BA Serah Terima Pekerjaan No.027/2627/Bappeda tanggal 1
Desember 2004. Kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas dengan SPM
No.1786/BOP/BT/2004 tanggal 1 Agustus 2004 senilai Rp129.408.000,00, SPM
No.3326/BOP/BT/2004 tanggal 4 November 2004 senilai Rp172.544.000,00 dan SPM
No.3927BOP/BT/2004 tanggal 29 Desember 2004 senilai Rp129.408.000,00.
Hasil analisa atas RAB yang diajukan pelaksana menunjukkan bahwa RAB mencantumkan honor tenaga
ahli dan tenaga penunjang dalam komponen biaya personil yang melebihi ketentuan satuan harga dalam
Surat Edaran Bersama Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas, yaitu harga satuan CAD operator yang
ditetapkan Rp1.000.000,00 dari yang seharusnya Rp750.000,00 sehingga terdapat selisih Rp250.000,00
atau sebesar Rp7.500.000,00 dalam satuan 30 OB.
d) Kegiatan Rehabilitasi Bangunan Sekolah Dasar Negeri Di Kabupaten Bekasi dilaksanakan oleh PT
Trisatya Cipta Pratama senilai Rp234.547.500,00. Sampai dengan tanggal 15 April 2005 Pemeriksa
tidak menerima kontrak untuk kegiatan yang bersangkutan. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
berdasarkan RAB adalah 75 hari. Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan BA Serah Terima Pekerjaan
No.027/3807/Bapeda tanggal 17 Desember 2004. Kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas
dengan SPM No. 3636/BOP/BT/2004 tanggal 6 Desember 2004 senilai Rp116.578.000,00 dan SPM
No.3926/BOP/BT/2004 tanggal 22 Desember 2004 senilai Rp116.578.000,00.
Surat Keputusan Kepala Bappeda selaku pengguna anggaran No.027/K.87/Bappeda tanggal 5 Oktober
2004 tentang penunjukan pemenang pengadaan jasa konsultan kegiatan kajian rehabilitasi Gedung SDN
35
di Kabupaten Bekasi antara lain menetapkan PT Trisatya Cipta Pratama sebagai pelaksana kajian
rencana pembangunan pasar kecamatan Tambun Utara. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang
dimaksud dalam SK Kepala Bappeda tersebut tidak berhubungan dengan kegiatan yang dilaksanakan.
Hasil analisa atas RAB yang diajukan pelaksana menunjukkan bahwa RAB mencantumkan honor tenaga
asisten ahli dan tenaga penunjang dalam komponen biaya personil yang melebihi ketentuan satuan harga
yang tercantum dalam Surat Edaran Bersama Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas sebesar
Rp9.000.000,00, dengan rincian sebagai berikut:
Honor Tenaga Ahli berdasarkan No. Uraian SEB RAB Selisih
Satuan Nilai (Rp)
1. CAD operator 750.000 1.500.000 750.000 7,5 ob 5.625.000,00 2. Administrator 750.000 1.000.000 250.000 2,5 ob 625.000,00 3. Operator komputer 750.000 1.000.000 250.000 7,5 ob 1.875.000,00 4. Office Boy 400.000 750.000 350.000 2,5 ob 875.000,00 Jumlah 9.000.000,00
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Surat Edaran Bersama (SEB) Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 1203/D.II/03/2000 / SE-38/A/2000 tanggal 17 Maret 2000 tentang petunjuk penyusunan RAB untuk jasa konsultansi (Biaya Langsung Personil) dan Biaya Langsung Non Personil yang antara lain menyatakan batas tertinggi honor tenaga ahli suatu kegiatan dan bahwa RAB untuk kontrak di bawah enam bulan tidak diperbolehkan mencantumkan dan ATK.
Masalah itu merugikan Pemerintah Kabupaten Bekasi sebesar Rp23.100.000,00, yang disebabkan oleh
kurangnya pemahaman penyusun RAB dhi Panitia Lelang Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) terhadap ketentuan yang berlaku.
Atas temuan tersebut Kepala Bapeda Kabupaten Bekasi mengemukakan bahwa hal itu akan menjadi
bahan koreksi kegiatan Bapeda di masa yang akan datang.
Saran BPK-RI:
Bupati Bekasi agar:
a. Memerintahkan Kepala Bappeda menegur secara tertulis Panitia Lelang Bappeda dalam melaksanakan
tugas supaya lebih memperhatikan ketentuan yang berlaku.
b. Memerintahkan Para Pemimpin Kegiatan segera mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah
dengan menyetorkan ke Kas Daerah sebesar Rp23.100.000,00 dan bukti setor disampaikan kepada BPK-
RI, dengan rincian:
- PT Jakarta Konsultindo sebesar Rp600.000,00
- Primer Koperasi Hidros TNI AL sebesar Rp6.000.000,00
- PT Konsidotama Persadaloka sebesar Rp7.500.000,00
- PT Trisatya Cipta Pratama sebesar Rp9.000.000,00
5. Pajak Hotel Dan Restoran TA 2004 Kurang Dibayarkan Sebesar Rp31.744.784,00
Realisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran Kabupaten Bekasi TA 2004 mencapai
masing-masing sebesar Rp1.168.850.844,00 atau sebesar 89,91% dari anggaran sebesar Rp1.300.000.000,00
36
dan sebesar Rp4.168.336.963,10 atau sebesar 128,26% dari anggaran yang ditetapkan sebesar
Rp3.250.000.000,00. Pada Bulan Juli 2004 terjadi peralihan sistem penetapan pajak dari Official Assesment
System ke Self Assesment System. Self Assesment System hanya diberlakukan kepada beberapa wajib pajak
yang menurut pendataan pembukuan wajib pajak dianggap layak dan dapat dipercaya. Berdasarkan sistem
yang baru tersebut, wajib pajak melaporkan omzet yang dipakai sebagai dasar perhitungan pajak,
menghitung sendiri besarnya pajak yang terhutang serta membayar sendiri pajak tersebut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan secara sampling kepada dua wajib pajak self assesment system yaitu
Hotel Ibis Cikarang serta hasil pemeriksaan atas dokumen berupa pembukuan, data keuangan, Surat Setoran
Pajak Daerah (SSPD), SPTPD dan SKPD diketahui Hotel Ibis Cikarang telah melaporkan secara rinci setiap
kegiatan dan nilainya dalam pembukuannya. Dari hasil perhitungan omzet penjualan dibandingkan dengan
pembayaran pajak dalam Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) diketahui Hotel IC kurang melaporkan dan
membayar pajak hotel dan restoran TA 2004 masing-masing sebesar Rp25.725.738,00 dan Rp6.019.046,00
(Perhitungan terlampir).
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 37 Tahun 2001 tentang Pajak Hotel
Pasal 2 ayat (2), 5 dan 6 yang antara lain menyatakan bahwa obyek pajak adalah pelayanan yang disediakan
hotel dengan pembayaran, dasar pengenaan pajak adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel
dan tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10% dan Peraturan Daerah Nomor 38 Tahun 2001 tentang Pajak
Restoran Pasal 2, 4 dan 5 yang antara lain menyatakan bahwa obyek pajak adalah setiap pelayanan yang
disediakan restoran dengan pembayaran, termasuk rumah makan, cafe, bar dan sejenisnya, dasar pengenaan
pajak adalah pembayaran yang dilakukan kepada restoran dan tarif pajak ditetapkan sebesar 10%.
Masalah itu merugikan Pemerintah Kabupaten Bekasi sebesar Rp31.744.784,00, yang disebabkan oleh
kurangnya pemahaman dari wajib pajak atas kegiatan-kegiatan yang harus dikenakan pajak dan kurangnya
pengawasan dari Dinas Pendapatan Daerah kepada wajib pajak tersebut.
Atas temuan tersebut Dipenda mengemukakan akan melakukan pemeriksaan pajak terhadap Wajib
Pajak tersebut sehingga diperoleh Berita Acara Hasil Pemeriksaan (BAP) yang dapat digunakan sebagai
dasar penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah Tambahan (SKPDT) dan Surat Ketetapan Daerah Kurang
Bayar (SKPDKB).
Saran BPK-RI:
Bupati Bekasi agar:
a. Memerintahkan Kepala Dinas Pendapatan Daerah memberikan teguran tertulis kepada Kepala Seksi
Pendataan supaya lebih optimal dalam melakukan pengawasan di lapangan.
b. Memerintahkan Kepala Dinas Pendapatan Daerah supaya memberikan teguran tertulis kepada Wajib
Pajak yaitu Hotel Ibis Cikarang dan menerbitkan SKPD Jabatan untuk menetapkan dan menagih kepada
Hotel Ibis Cikarang atas kekurangan pembayaran pajak hotel dan restoran sebesar Rp31.744.784,00 dan
menyetorkannya ke Kas Daerah. Bukti setor disampaikan ke BPK-RI.
37
6. Kelebihan Pembayaran Atas Kegiatan Pembangunan Garasi Loader Dan TPSS Di Pasar Induk
Cibitung Senilai Rp17.468.730,83
Kantor Pengelola Pasar Kabupaten Bekasi pada TA 2004 berdasarkan APBD dan DASK TA 2004
merealisasikan pengeluaran dari Belanja Modal berupa pengadaan Kegiatan Pembangunan Garasi Loader
dan TPSS di Pasar Cibitung bekerjasama dengan CV Laju & Co dengan kontrak No. 602.1/379C/SPP/
KANLOPAS/2004 tanggal 17 Juni 2004 senilai Rp110.400.000,00. Addendum mengenai tambah kurang
pekerjaan dilakukan pada tanggal 19 Juli 2004 tanpa nomor. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 45 hari (18
Juni 2004 s. d. 31 Juli 2004). Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan No. 602.1/436.C/Kanlopas tanggal 29 Juli 2004 dan kepada rekanan telah dilakukan pembayaran
lunas dengan SPM No. 1584/BM/BT/2004 tanggal 28 Juli 2004 sebesar Rp33.120.000,00 dan SPM
No.3111/BM/BT/2004 tanggal 26 Oktober 2004 sebesar Rp77.280.000,00.
Pemeriksaan di lapangan, tanggal 8 April 2005, mengungkapkan kekurangan pekerjaan pada
pembangunan garasi loader dan TPSS antara lain sebagai berikut :
No. URAIAN VOLUME HARGA SATUAN
NILAI
RAB FISIK SELISIH 1. Pek engsel pintu
masuk 60 21 39 6.000,00 234.000,00
2. Pasang talang air 56’ - 56’ 3.080.000,00 3.080.000,00 3. Pekerjaan bak
sampah 2x10x1,5 2 buah 1 buah 1 buah 14.154.730,83 14.154.730,83
JUMLAH 17.468.730,83
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor 602.1/379C/Kanlopas/2004
tanggal 17 Juni 2004 tentang Pembangunan Garasi Loader dan TPSS di Pasar Cibitung Pasal 1 ayat (2) dan
2 poin 4 huruf f yang antara lain menyatakan bahwa pekerjaan yang diperjanjikan adalah pembuatan garasi
loader 4,30 x 12 dan Pembuatan TPSS 10x2x1,5 serta barang/pekerjaan yang diperjanjikan harus dalam
keadaan baik.
Hal itu mengakibatkan Kerugian Keuangan Kabupaten Bekasi sebesar Rp17.468.730,83, yang
disebabkan oleh:
a. Pemimpin Kegiatan tidak cermat dalam mengendalikan atas pelaksanaan kegiatan.
b. Panitia Pemeriksa dan Penerima Barang lalai dan kurang teliti dalam menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya.
Saran BPK-RI:
Bupati Bekasi agar:
a. Memerintahkan Kepala Kantor Pengelola Pasar supaya memberikan teguran tertulis kepada Pemimpin
Kegiatan Garasi Loader dan TPSS di Pasar Cibitung
b. Memerintahkan Pemimpin Kegiatan segera mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah
dengan menyetorkan ke Kas Daerah sebesar Rp17.468.730,83 dan bukti setor disampaikan ke BPK-RI.
38
7. Pembayaran Atas Pembangunan Garasi Mobil Di Kantor Pemadam Kebakaran Melebihi Ketentuan
Senilai Rp11.379.910,00
Kantor Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi berdasarkan APBD TA 2004 dan DASK TA 2004
merealisasikan Belanja Modal antara lain untuk Pembangunan Garasi Mobil Pemadam Kebakaran. Pekerjaan
dilaksanakan oleh CV Citra Perdana dengan kontrak No. 026/SPK/VIII/2004 tanggal 5 Agustus 2004
senilai Rp241.398.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 60 hari (tanggal 10 Agustus s. d. 9
November 2004). Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
No.031/BA/ST/X/2004 tanggal 12 Oktober 2004, dan kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas
dengan SPM No. 3468/BM/BT/2004 tanggal 10 November 2004 sebesar Rp241.398.000,00.
Hasil pemeriksaan fisik di lapangan dengan didampingi pemimpin kegiatan yang dilakukan tanggal
14 April 2004 mengungkapkan terdapat kekurangan pekerjaan pada pembangunan garasi mobil pemadam
kebakaran senilai Rp11.379.910,00 dengan rincian sebagai berikut :
No. URAIAN VOLUME HARGA SATUAN
NILAI
RAB FISIK SELISIH (Rp) (Rp) 1. Pek Pasangan roster 20 - 20 1950,00 39.000,00 2. Pasang neut kuzen 4 2 2 7.500,00 15.000,00 3. Pekerjaan atap super
sheet 333 289,07 43,93 112.000,00 4.920.160,00
4. Pasang treck stank F12
140 27,4 112,6 15.000,00 1.689.000,00
5. Talang air hujan 23 - 23 32.000,00 736.000,00 6. Pasang ampik super
sheet 30 9,45 20,55 115.000,00 2.363.250,00
7. Pekerjaan pasang titik lampu
8 5 3 72.000,00 216.000,00
8. Pekerjaan pasang lampu TL gantung
6 5 1 125.000,00 125.000,00
9. Pekerjaan cat gording kuda2 dg cat besi
446,60 377,6 69 18.500,00 1.276.500,00
JUMLAH 11.379.910,00
Hal tersebut tidak sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor 026/SPK/VIII/2004 tanggal 5
Agustus 2004 Pasal 1 f yang menyatakan bahwa Pihak pelaksana menerima pekerjaan dari Pemerintah
Kabupaten Bekasi, untuk melaksanakan pekerjaan kegiatan pembangunan garasi mobil pemadam kebakaran.
Masalah itu mengakibatkan Kerugian Daerah sebesar Rp11.379.910,00, yang disebabkan oleh :
a. Pemimpin Kegiatan tidak cermat dalam mengendalikan atas pelaksanaan kegiatan.
b. Panitia Pemeriksa dan Penerima Barang lalai dan kurang teliti dalam menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya.
Atas temuan tersebut Kepala Kantor Pemadam Kebakaran mengemukakan telah berusaha
memanggil pihak ke-3 untuk hadir membuat pernyataan kesanggupan mengembalikan uang tersebut dengan
39
surat panggilan No.005/425/Damkar, tertanggal 18 April 2005 dan kepada para pimpinan kegiatan di Kantor
Pemadam Kebakaran pada masa yang akan datang agar lebih meningkatkan pengawasan administrasi dan
teliti terhadap pelaksanaan pembangunan sehingga kesalahan-kesalahan itu tidak terulang kembali.
Saran BPK-RI:
Bupati Bekasi agar:
a. Memerintahkan Kepala Kantor Pemadam Kebakaran supaya memberikan teguran tertulis kepada
Pemimpin Kegiatan Pembangunan Garasi Mobil Pemadam Kebakaran agar lebih cermat dalam
mengendalikan pelaksanaan kegiatan.
b. Memerintahkan Pemimpin Kegiatan segera mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah
dengan menyetorkan ke Kas Daerah sebesar Rp11.379.910,00 dan bukti setor disampaikan ke BPK-RI.
8. Realisasi Bantuan Keuangan Sebesar Rp12.500.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan.
Pemerintah Kabupaten Bekasi pada TA 2004 menganggarkan bantuan keuangan kepada Partai
Politik (Kode Rekening 2.01.03.4.5..01.2) sebesar Rp1.300.000.000,00 dan sudah terealisasi sebesar
Rp855.975.000,00.
Bantuan keuangan kepada Partai Politik ditetapkan berdasarkan perolehan jumlah suara partai
politik peserta Pemilihan Umum tahun 2004 yang memperoleh kursi di DPRD Kabupaten Bekasi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2001 dan Perda No 3 Tahun 2002 tentang Bantuan
Keuangan Kepada Partai Politik ditetapkan besarnya bantuan adalah paling banyak sebesar Rp1.000,00
untuk tiap suara sah. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bekasi No.210/Kep.356 Kesbang.Linmas/2004,
partai politik yang memperoleh bantuan keuangan adalah sebagai berikut ;
No Parpol Pemenang Pemilu 1999 Perolehan
Suara
Ketentuan Jumlah Bantuan TA
2004 (Rp)
1 Partai Bulan Bintang 24.635 1.000,00 24.635.000,00
2 Partai Persatuan Pembangunan 84.011 1.000,00 84.011.000,00
3 Partai Demokrat 86.505 1.000,00 86.505.000,00
4 Partai Amanat Nasional 47.875 1.000,00 47.875.000,00
5 Partai Kebangkitan Bangsa 30.925 1.000,00 30.925.000,00
6 Partai Keadilan Sejahtera 142.412 1.000,00 142.412.000,00
7 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 152.892 1.000,00 152.892.000,00
8 Partai Damai Sejahtera 16.472 1.000,00 16.472.000,00
9 Partai Golongan Karya 257.748 1.000,00 257.748.000,00
TOTAL 843.475.000,00
Berdasarkan data diatas maka terdapat selisih sebesar Rp12.500.000,00 (Rp855.975.000,00 –
Rp843.475.000,00).
Berdasarkan pemeriksaan terhadap Surat Pertanggungjawaban (SPJ) serta konfirmasi kepada
Kasubbag Perbendaharaan diketahui terdapat selisih sebesar Rp12.500.000,00 yang merupakan:
40
a. Pengeluaran untuk kegiatan sosial fraksi TNI-POLRI sebesar Rp10.000.000,00 sesuai dengan SPMU
No283/BT/2004 tanggal 9 Maret 2004.
b. Pengeluaran untuk kegiatan biaya operasional Kantor Kesbang dan Linmas untuk penyaluran bantuan
sebesar Rp2.500.000,00 sesuai dengan SPMU No 3859/BT/2004 tanggal 20 Desember 2004.
Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang dimuat dalam :
a. Surat Keputusan Bupati Bekasi No.210/Kep.356 Kesbang.Linmas/2004 tentang Bantuan Keuangan
Pemerintah Kabupaten Bekasi Kepada Partai Politik.
b. Perda No 3 Tahun 2002 tentang Bantuan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bekasi Kepada Partai Politik
Pasal 6 ayat 2 yang menyatakan bahwa Besarnya bantuan keuangan kepada Partai Politik dari APBD
setiap TA untuk setiap suara sah paling banyak Rp1000,00 (seribu rupiah)
c. Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
Pasal 55 Ayat (2) yang menyatakan “Pengguna Anggaran dilarang melakukan pengeluaran-pengeluaran
atas beban Belanja Daerah untuk tujuan lain daripada yang ditetapkan”.
Masalah itu mengakibatkan saldo Rekening Bantuan Keuangan Kepada Organisasi Politik yang
disajikan dalam Perhitungan APBD TA 2004 melebihi ketentuan sebesar Rp12.500.000,00.
Kondisi tersebut disebabkan kurangnya pemahaman Kepala Bagian Keuangan mengenai pedoman
pemberian bantuan keuangan kepada Partai Politik diluar ketentuan yang diatur dalam Perda No 3 Tahun
2002.
Atas temuan tersebut Kepala Bagian Keuangan mengemukakan bahwa bantuan keuangan sejumlah
Rp1.300.000.000,00 milyar diperuntukkan untuk bantuan parpol melalui standar biaya berdasarkan
perolehan suara sejumlah Rp843.475.000,00 melalui SK Bupati dan sisanya diberikan melalui kebijakan
guna membiayai kegiatan partai politik sesuai proposal kegiatan yang bersangkutan. Untuk Fraksi TNI &
Polri sebagai wadah kegiatan politik TNI dan Polri keberadaannya dibentuk tidak melalui perolehan suara
sehingga biaya untuk Fraksi TNI & Polri dimaksud merupakan Bantuan Organisasi Politik.
Saran BPK-RI:
Bupati Bekasi memerintahkan Sekretaris Daerah supaya menegur secara tertulis Kepala Bagian
Keuangan agar lebih selektif dalam melakukan pengeluaran sesuai dengan ketentuan.
9. Mobil Pemadam Kebakaran Yang Dalam Perbaikan Tetap Memperoleh Biaya Bahan Bakar
Sebesar Rp8.502.641,63
Kantor Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi pada TA 2004 menganggarkan biaya operasional
mobil pemadam kebakaran pada akun belanja pemeliharaan alat angkutan darat bermotor (kode rekening
2.15.05.3.9.01.2) sebesar Rp213.700.000,00 dan sudah terealisasi sebesar Rp213.683.000,00. Belanja
41
tersebut digunakan untuk membiayai 7 (tujuh) mobil pemadam kebakaran berikut kelengkapannya yang
terdiri dari biaya bahan bakar sebesar Rp79.653.000,00 dan biaya perbaikan sebesar Rp134.030.000,00.
Biaya bahan bakar terdiri dari solar untuk bahan bakar kendaraan dan bensin untuk bahan bakar 2
pompa air yang merupakan kelengkapan mobil pemadam kebakaran. Biaya bahan bakar diberikan oleh
Kepala Seksi Penanggulangan kepada penanggung jawab masing-masing kendaraan sebesar Rp948.250,00
per bulan. Ketujuh mobil pemadam kebakaran yang mendapat biaya bahan bakar adalah sebagai berikut :
No Jenis Kendaraan Nomor Polisi Penanggung Jawab 1 Mitsubishi Fuso B 9468 YQ Sunaryo 2 Mitsubishi Fuso B 9422 YQ Agus Zulkarnain 3 Isuzu B 9448 YQ Lasono 4 Isuzu B 9447 YQ Urip Priyaji 5 Isuzu B 9108 YQ Suparso 6 Mitsubishi Fuso B 9207 YQ Panggung 7 Mercedes Benz B 9146 YQ Usman Hermanto
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik di Kantor Pemadam Kebakaran Kepala Seksi Operasional
Penanggulangan Kebakaran selaku penanggungjawab operasional kendaraan dan dokumen pendukung (SPJ)
diketahui bahwa terdapat biaya bahan bakar sebesar Rp8.502.641,63 yang tetap dikeluarkan padahal mobil
pemadam kebakaran berada dalam masa perbaikan. Perbaikan kendaraan dikontrakkan kepada pihak ketiga.
Rincian kegiatan perbaikan dan lamanya waktu pengerjaan dapat dilihat dibawah ini:
No Nomor Polisi
No. Kontrak Perbaikan Jumlah Hari
BBM /Bulan (Rp)
Nominal (Rp)
1 B 9447 YQ 027/179a/Damkar tgl 30/03/04 10 Hari 948.250,00 316.083,33 SPP/07-DAMKAR/VII/2004 tgl 08/07/04 7 Hari 948.250,00 221.258,33 07/SPP/X/DAMKAR/2004 tgl 14/04/04 7 Hari 948.250,00 221.258,33 2 B 9468 YQ 027/179a/Damkar tgl 30/03/2004 10 Hari 948.250,00 316.083,33 SPP/07-DAMKAR/VII/2004 tgl 08/07/04 7 Hari 948.250,00 221.258,33 3 B 9207 YQ 027/179a/Damkar tgl 30/03/04 10 Hari 948.250,00 316.083,33 SPP/07-DAMKAR/VIII/2004 tgl 19/08/ 04 7 Hari 948.250,00 221.258,33 07/SPP/X/DAMKAR/2004 tgl 14/04/04 7 Hari 948.250,00 221.258,33 4 B 9146 YQ 027/179a/Damkar tgl 30/03/2004 10 Hari 948.250,00 316.083,33 027/343a/SPK/DAMKAR/V/2004 tgl 04/05/ 04 90 Hari 948.250,00 2.844.750,00 5 B 9422 YQ SPP/07-DAMKAR/VII/2004 tgl 08/0704 7 Hari 948.250,00 221.258,33 6 B 9448 YQ SPP/07-DAMKAR/VII/2004 tgl 08/07/04 7 Hari 948.250,00 221.258,33 7 B 9108 YQ 027/343a/SPK/DAMKAR/V/2004 tgl 04/05/ 04 90 Hari 948.250,00 2.844.750,00
Total 8.502.641,63
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan PP 105 Tahun 2000 tentang pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan daerah pasal 4 yang menyatakan bahwa Pengelolaan Keuangan Daerah
dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan.
Masalah itu mengakibatkan Kerugian Keuangan Daerah sebesar Rp8.502.641,63, yang disebabkan
oleh penanggung jawab operasional kendaraan kurang optimal dalam melakukan pengendalian dan
pengawasan atas pengeluaran-pengeluaran tersebut.
42
Atas temuan tersebut Kepala Kantor Pemadam Kebakaran mengemukakan bahwa hal ini terjadi
karena kurang tertibnya administrasi yang dilakukan oleh Kepala Seksi Operasional Penanggulangan
Kebakaran dan dalam hal penyaluran biaya bahan bakar Kepala Kantor Pemadam Kebakaran siap untuk
mempertanggungjawabkan.
Saran BPK-RI:
Bupati Bekasi memerintahkan Kepala Kantor Pemadam Kebakaran untuk menegur secara tertulis
Kepala Seksi Operasional Penanggulangan Kebakaran untuk mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan
Daerah sebesar Rp8.502.641,63 dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan bukti setor disampaikan ke BPK-
RI.
10. Pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran Bertangga Terlambat Dan Belum Dikenakan Denda
Sebesar Rp59.175.000,00
Kantor Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi berdasarkan APBD dan DASK TA 2004 antara lain
melaksanakan pengadaan mobil pemadam kebakaran bertangga. Pekerjaan dilaksanakan oleh PT Pundarika
Atma Semesta (PT PAS) SPK No 027/349B SPMK/DAMKAR/V/2004 tanggal 7 Mei 2004 dengan nilai
sebesar Rp1.183.500.000,00 sudah termasuk surat-surat kendaraan (On The Road). Pekerjaan meliputi
pembuatan karoseri mobil pemadam kebakaran bertangga, aksesoris dan pelatihan terhadap operator/petugas
pemadam kebakaran. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender
(tanggal 7 Mei s.d. 6 Agustus 2004). Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan BA Pemeriksaan Barang No
671.1/560a/DAMKAR tanggal 23 Juli 2004 dan BA Penerimaan Barang No671.1/575/DAMKAR tanggal 26
Juli 2004 dan kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas berdasarkan SPM No.1658/BM/BT/2004
tanggal 3 Agustus 2004 senilai Rp1.183.500.000,00.
Hasil pemeriksaan fisik di lapangan pada tanggal 13 April 2005 yang didampingi oleh Pemimpin
Kegiatan, diketahui bahwa kendaraan tersebut telah berfungsi dengan baik, namun berdasarkan pemeriksaan
dokumen pendukung, diketahui bahwa surat kendaraan mengalami kelambatan antara lain STNK
dikeluarkan tanggal 27 Oktober 2004 (terlambat 82 hari) dan BPKB sampai dengan tanggal 15 April 2005
belum diserahkan ke Kantor Pemadam Kebakaran. Selain itu Pemeriksa tidak mengetahui dasar penetapan
harga satuan kendaraan pemadam kebakaran karena standar harga satuan yang berlaku tidak mencantumkan
harga satuan kendaraan tersebut. Sampai dengan saat pemeriksaan tanggal 15 April 2005, tim tidak
menerima dasar usulan harga satuan kendaraan dari Panitia Lelang Dinas Pemadam Kebakaran yang
diajukan kepada Bupati.
Atas keterlambatan tersebut PT PAS selaku penanggungjawab surat surat kendaraan belum dikenakan
denda maksimum sebesar Rp59.175.000,00 (5% x Rp1.183.500.000,00)
Hal tersebut tidak sesuai dengan perjanjian yang menetapkan:
a. Jangka Waktu pelaksanaan pekerjaan yang tertuang dalam SPK selama 90 hari kalender s.d tanggal 6
Agustus 2004
43
b. Surat Penawaran Harga dari PT PAS No 114/PAS/II/2004 bulan Februari 2004 yang menjadi dasar
untuk menetapkan nilai kontrak.
c. Pasal 6 dalam kontrak yang menyatakan bahwa khusus kelambatan waktu pelaksanaan pihak kedua
dikenakan denda keterlambatan sebesar 0,5 persen untuk setiap hari keterlambatan sampai setinggi
tingginya dari seluruh harga barang/pekerjaan yang belum selesai.
Masalah itu mengakibatkan Kerugian Keuangan Daerah dari denda keterlambatan yang belum
diterima oleh Kas Daerah sebesar Rp59.175.000,00
Hal tersebut disebabkan :
a. Panitia penerima/pemeriksaan barang bekerja tidak cermat sesuai dengan tugas dan fungsinya
b. Pengendalian oleh Pemimpin Kegiatan tidak optimal.
c. Adanya itikad tidak baik dari rekanan.
Atas temuan tersebut Kepala Kantor Pemadam Kebakaran mengemukakan bahwa mobil pemadam
kebakaran diserahterimakan sesuai Berita Acara Serah Terima Barang No: 671.1/575/damkar tanggal 26 Juli
2004, diserahkan tanpa STNK. Dan pada saat pemeriksaan BPKB belum diserahkan kepada Kantor
Pemadam Kebakaran. Penanggung Jawab Kegiatan sudah melakukan teguran secara lisan maupun tulisan
kepada PT Pundarika Atma Semesta atas keterlambatan surat tersebut.
Saran BPK-RI:
Bupati Bekasi agar:
b. Memerintahkan Kepala Kantor Pemadam Kebakaran supaya memberikan teguran tertulis kepada
Panitia Penerima/Pemeriksa Barang agar lebih cermat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
c. Memerintahkan Kepala Kantor Pemadam Kebakaran supaya memberikan teguran tertulis kepada
Pemimpin Kegiatan pengadaan mobil pemadam kebakaran bertangga agar lebih optimal dalam
mengendalikan kegiatan.
d. Memerintahkan Pemimpin Kegiatan mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah dengan
menyetorkan ke Kas Daerah sebesar Rp59.175.000,00 dan bukti setor disampaikan ke BPK-RI.
11. Pembangunan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (Sisduk) Senilai Rp102.750.000,00 Tidak
Sesuai Spesifikasi
Pemerintah Kabupaten Bekasi pada TA 2004 dalam rangka menunjang pelayanan administrasi
kependudukan dan kegiatan pemungutan retribusi dalam rangka peningkatan PAD, melaksanakan Program
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (Sisduk), yang dilaksanakan oleh Kantor Kependudukan dan
Catatan Sipil dengan anggaran dari Pos Bantuan Bupati (kode rekening 2.01.03.4.4.03.2) sebesar
Rp245.000.000,00 yang didasari oleh SK Bupati No. 978/Kep.191-Keu/2004 tanggal 18 Juni 2004
44
Pekerjaan meliputi pengadaan komputer, install program KIPEM dan pelatihan bagi operator di 15
Kantor Desa. Pengadaan dilaksanakan selama 30 hari kalender (24 Juni – 23 Juli 2004) sesuai dengan SPK
No 602.1/10/PAN-CASIP/2004 tgl 24 Juni 2004 telah dinyatakan selesai dan diserahterimakan berdasarkan
BA Pemeriksaan Barang No 470/181/2004 tanggal 6 Juli 2004 dan BA Penerimaan Barang No
470/181.A/2004 tanggal 6 Juli 2004. Pembayaran telah lunas dilaksanakan berdasarkan SPM No
2103/BT/2004 tanggal 26 Juli 2004 senilai Rp245.000.000,00.
Berdasarkan pemeriksaan fisik di lapangan secara uji petik yang dilakukan dengan Pemimpin
Kegiatan tanggal 8 April 2005 diperoleh informasi sebagai berikut:
a. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (Sisduk) belum berjalan. Hal ini dikarenakan tidak
tersedianya blanko KTP dan KIPEM di kantor desa. Perangkat komputer yang ada di 15 desa hanya
dipergunakan untuk mendata jumlah penduduk suatu desa berdasarkan jenis kelamin, agama, umur dan
pekerjaan.
b. Adanya perbedaan spesifikasi perangkat keras komputer senilai Rp102.750.000,00 yaitu RAM dan
Hardisk antara kontrak dengan yang sebenarnya. Sesuai kontrak RAM yang dipergunakan adalah 256
MB dan Hardisk 40 GB, ternyata dilapangan, RAM yang dipergunakan hanya 128 MB dan hardisk 30
GB.
Hal tersebut tidak sesuai dengan Surat Perintah Kerja (SPK) No 602.1/10/PAN-CASIP/2004 tgl 24
Juni 2004 angka 1 yang menyebutkan spesifikasi komputer yang diadakan.
Masalah itu mengakibatkan Kerugian Keuangan Daerah sebesar Rp102.750.000,00, yang disebabkan
oleh:
a. Pemimpin Kegiatan tidak cermat dalam mengendalikan pelaksanaan kegiatan.
b. Panitia Pemeriksa serta Panitia Penerima Barang lalai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Atas temuan tersebut Kepala Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana
mengemukakan bahwa pengadaan komputer di 15 desa dimaksudkan dalam rangka meningkatkan tertib
administrasi kependudukan yang selanjutnya akan di dukung oleh program database kependudukan sesuai
dengan Program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan kaitannya dengan KIPEM sampai saat ini
belum di dukung oleh Perda karena revisi perda baru akan dilakukan pada kegiatan TA 2005, sehingga
program tersebut masih dilakukan di tingkat kecamatan. Atas temuan komputer, ada beberapa spesifikasi
yang tidak sesuai dengan penawaran. Hal ini terjadi karena keterbatasan dalam pengetahuan mengenai
komputer.
Saran BPK-RI:
Bupati Bekasi agar:
a. Memerintahkan Kepala Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana supaya
memberikan teguran tertulis kepada Panitia Pemeriksa dan Panitia Penerima Barang supaya lebih cermat
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kepada Pemimpin Kegiatan agar lebih cermat
dalam mengendalikan pelaksanaan kegiatan.
45
b. Memerintahkan Pemimpin Kegiatan supaya mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah
sebesar Rp102.750.000,00 dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan menyampaikan bukti setor kepada
BPK-RI.
12. Denda Belum Dikenakan Sebesar Rp35.073.845,40 Dan Rp8.649.632,67 Atas Tunggakan Pajak TA
2003 Dan TA 2004
Pemerintah Kabupaten Bekasi sampai dengan 31 Desember 2004 mempunyai Piutang atas Tunggakan
Pajak sebesar Rp10.253.031.700,95, terdiri dari Tunggakan Pajak TA 2003 sebesar Rp146.141.022,45 dan
tunggakan pajak TA 2004 sebesar Rp432.481.633,08. Atas tunggakan tersebut pihak Dinas Pendapatan
belum mengenakan denda sebesar 2% per bulan atau sebesar Rp43.723.478,07.
Rincian denda atas tunggakan pajak tersebut adalah sebagai berikut:
No. Jenis Pajak Jumlah Tunggakan (Rp)
Denda 2%/bulan (Rp)
Jumlah Denda per tahun (Rp)
TA 2003 1. Pajak Restoran 14.905.000,00 298.100,00 3.577.200,00 2. Pajak Hiburan 5.683.600,00 113.672,00 1.364.064,00 3. Pajak Reklame 121.796.302,50 2.435.926,05 29.231.112,60 4. Pajak Non PLN 3.192.119,95 63.842,40 766.108,80 5. Pajak Parkir 564.000,00 11.280,00 135.360,00
Jumlah 146.141.022,45 2.922.820,45 35.073.845,40 TA 2004
1. Pajak Hotel 2.905.000,00 58.100,00 2. Pajak Restoran 16.237.500,00 324.750,00 3. Pajak Hiburan 7.170.950,00 143.419,00 4. Pajak Non PLN 381.978.183,08 7.639.563,67 5. Pajak Parkir 22.790.000,00 455.800,00 6. Pajak Sarang Burung Walet 1.400.000,00 28.000,00
Jumlah 432.481.633,08 8.649.632,67
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah yang antara lain
menyatakan apabila SKPD tidak atau kurang dibayar setelah lewat waktu paling lama 30 hari sejak SKPD
diterima, dikenakan denda/sanksi administrasi sebesar 2% per bulan maksimal 24 bulan dan ditagih dengan
menerbitkan STPD.
Masalah itu mengakibatkan:
a. Denda atas tunggakan pajak sebesar Rp43.732.478,07 belum dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah
Kabupaten Bekasi secara optimal.
b. Menimbulkan kecenderungan bagi wajib pajak untuk menunda pembayaran pajak.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran wajib pajak dalam membayar pokok pajak dan
dendanya.
46
Atas temuan tersebut Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan Dinas Pendapatan Daerah
mengemukakan bahwa Dipenda selalu berusaha melakukan penagihan terhadap tunggakan Pajak Daerah
termasuk dendanya. Namun sampai dengan bulan Maret 2005 tagihan tersebut masih berbentuk surat teguran
atau panggilan. Mulai bulan April 2005 penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) diefektifkan dan mulai dengan
terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan kepada Wajib Pajak. Dengan demikian Wajib Pajak akan
lebih memperhatikan pembayaran pajaknya dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Perda.
Saran BPK-RI:
Bupati Bekasi memerintahkan secara tertulis Kepala Dinas Pendapatan untuk menetapkan dan
menagih tunggakan pajak dan dendanya sebesar Rp35.073.845,40 (TA 2003) dan Rp8.649.632,67 (TA 2004)
serta secara periodik menyampaikan Laporan Tunggakan Pajak dan Piutang kepada Bagian Keuangan.
13. Beberapa Kegiatan Yang Dibiayai Dari Dana Belanja Tak Tersangka Tidak Sesuai Ketentuan Sebesar
Rp543.793.800,00
Pemerintah Kabupaten Bekasi telah merealisasikan pengeluaran Belanja Tak Tersangka pada TA 2004
sebesar Rp6.090.702.210,00 atau sebesar 68,90% dari anggaran sebesar Rp8.839.380.525,53. Pengeluaran
tersebut telah didukung dengan SK Bupati sebagai dasar pengeluarannya.
Hasil analisa atas rincian Belanja Tak Tersangka dan surat pertanggungjawabannya diketahui bahwa:
a) Terdapat kegiatan yang bersumber dana dari Pos Belanja Tak Tersangka dengan tanggal pengeluaran 17
Desember 2004, yaitu kegiatan pensertifikasian tanah dan bangunan Kantor Koperasi Kabupaten Bekasi.
Pada SK Bupati dilakukan ralat / pembetulan dari kegiatan semula pensertifikasian tanah dan bangunan
kantor koperasi menjadi kegiatan pensertifikasian tanah rama. Pelaksana anggaran yang bertanda tangan
di SPM adalah Kasie Pengukuran Dinas Pertanahan berkoordinasi dengan Bagian Perlengkapan. Sampai
dengan tanggal 15 April 2005, Sertifikat tanah yang bersangkutan masih dalam proses di Badan
Pertanahan Negara / belum selesai. Akan tetapi pernyataan mantan Kasubbag Penyimpanan Bagian
Perlengkapan tersebut tidak didukung dengan bukti/kuitansi permohonan/pendaftaran sertifikat dari
BPN.
2) Terdapat beberapa kegiatan senilai Rp543.793.800,00 yang semestinya tidak termasuk dalam kelompok
Belanja Tak Tersangka, seperti terlihat dalam lampiran 1. Kegiatan-kegiatan tersebut semestinya
dibebankan kepada unit kerja masing-masing sesuai tugas dan fungsinya atau dibebankan pada Pos
Belanja Bantuan karena menyangkut instansi di luar lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Hasil konfirmasi ke Kepala Bagian Keuangan, Kasubbag Anggaran, Kasubbag Perbendaharaan, dan
Kasubbag Pembukuan dan Verifikasi menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan tersebut pada prinsipnya
digunakan untuk menunjang pelaksanaan Pemilu.
47
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
a. Keputusan Presiden No.20 Tahun 2004 tentang Dukungan Darurat APBD Provinsi, Kabupaten/Kota
TA 2004 untuk pelaksanaan Pemilu Tahun 2004 diktum keempat yang antara lain menyatakan
penggunaan tambahan dana untuk pemilu 2004 dilakukan berdasarkn prinsip-prinsip efisiensi,
ekonomis dan efektivitas serta diprioritaskan untuk logitik yang meliputi pengadaan dan distribusi
perlengkapan, sosialisasi, honorarium tenaga Panitia Pemilihan Kecamatan/Panitia Pemungutan
Suara, pelatihan dan pemberian honorarium bagi tenaga substitusi dan dana operasional Panwaslu
2004.
b. Kepmendagri 29 Tahun 2002 Pasal 7 ayat (2) yang antara lain menyatakan Belanja Tak Tersangka
dianggarkan untuk pengeluaran-pengeluaran yang sangat dibutuhkan untuk penyediaan sarana dan
prasarana langsung dengan pelayanan masyarakat.
Penyimpangan berupa kesalahan dalam pembebanan sebesar Rp543.793.800,00 tersebut
mengakibatkan saldo rekening unit kerja yang bersangkutan tidak mencerminkan pengeluaran yang
sebenarnya.
Kebijakan itu dilakukan karena perbedaan persepsi mengenai pengertian Belanja Tidak Tersangka
diantara pengelola keuangan.
Atas temuan tersebut Kepala Bagian Keuangan mengemukakan bahwa biaya yang dikeluarkan
digunakan untuk menunjang pelaksanaan Pemilu meliputi pengeluaran perasional dalam rangka Pengawasan
Pemilu dan Tim Monitoring kegiatan Sekretariat Panwas Pemilu. Sehingga pengeluaran tersebut telah
mengacu pada Kepres Nomor 20 Tahun 2004. Sedangkan pengeluaran untuk sarana dan prasarana dalam
rangka menunjang pelayanan Pemilu dan Pendidikan yang kebutuhannya mendesak namun tidak terdapat
dalam APBD sesuai pengertian dari Dana Tak Tersangka.
Saran BPK-RI:
Bupati Bekasi memberikan teguran tertulis kepada Kepala Bagian Keuangan dan Kasubbag
Perbendaharaan supaya lebih cermat dalam melakukan pengeluaran dan pembebanannya.
14. Hasil Pemeriksaan Dan Tindak Lanjut Atas Hasil Pemeriksaan BPK-RI TA 2004
a) Pembayaran Tunjangan Perbaikan Penghasilan, Tunjangan Daerah, Biaya Reses, Tunjangan BBM
Dan Tunjangan Hari Raya Kepada Pimpinan Dan Anggota DPRD TA 2004 Tidak Sesuai Ketentuan
Sebesar Rp7.421.592.000,00.
Penghasilan yang diperoleh Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Bekasi TA 2004 antara lain
berupa Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP), Tunjangan Daerah, Biaya Reses, Tunjangan BBM dan
Tunjangan Hari Raya yang direalisasikan seluruhnya sebesar Rp7.421.592.000,00 dengan rincian sebagai
berikut :
48
Kode Rekening Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (s.d Nopr 2004) (Rp)
2.01.01.1.1.01.09.2 Tunjangan Perbaikan Penghasilan 1.195.740.000,00 1.001.700.000,00
2.01.01.1.1.01.12.2 Tunjangan Daerah 8.350.900.000,00 6.155.070.000,00
2.01.01.1.1.01.13.2 Biaya Reses 55.000.000,00 40.400.000,00
2.01.01.1.1.01.14.2 Tunjangan BBM 187.850.000,00 66.922.000,00
2.01.01.1.1.01.15.2 Tunjangan Hari Raya 157.500.000,00 157.500.000,00
Jumlah 9.946.990.000,00 7.421.592.000,00
Penganggaran dan realisasi pembayaran atas tunjangan-tunjangan tersebut tidak mengacu pada
ketentuan tentang penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.
161/3211/SJ tanggal 29 Desember 2003 yang merupakan pedoman penyusunan APBD TA 2004, khususnya
tentang kedudukan keuangan pimpinan dan anggota DPRD sebelum Peraturan Pemerintah tentang
Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD ditetapkan oleh Pemerintah.
Masalah ini mengakibatkan kerugian keuangan daerah sebesar Rp7.421.592.000,00 (TA 2004) dan
Rp961.153.311,00 (TA 2003) yang disebabkan oleh kebijakan Pimpinan DPRD Kabupaten Bekasi periode
1999-2004 dalam menetapkan anggaran penghasilan bagi Pimpinan dan Anggota DPRD tidak
memperhatikan pedoman yang berlaku dan pihak eksekutif Kabupaten Bekasi tetap merealisasikan belanja
DPRD walaupun tidak sesuai pedoman yang tertuang dalam SE Mendagri No. 161/2311/SJ.
Saran BPK RI:
1) DPRD dan Bupati Bekasi agar meninjau kembali Perda No.5 Tahun 2002 tentang Kedudukan
Keuangan DPRD Kabupaten Bekasi untuk disesuaikan dengan PP No.24 Tahun 2004 tentang
kedudukan protokoler dan keuangan pimpinan dan anggota DPRD.
2) Pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Bekasi agar mempertanggungjawabkan kerugian keuangan
daerah sebesar Rp7.421.592.000,00 dengan menyetorkan kembali ke kas daerah dan bukti setoran
tersebut disampaikan kepada BPK-RI.
Tanggal 5 Januari 2005 telah dikeluarkan Surat Bupati Bekasi Nomor:900/15/Keu dan telah
disampaikan kepada unit kerja terkait untuk menindaklanjuti temuan BPK-RI.
b) Harga Beberapa Item Pekerjaan Pembangunan Gedung Dinas A1,A2,A4, Dan A5 Melebihi Analisis
Harga Satuan Sebesar Rp515.030.297,90.
Dinas Cipta Karya Kabupaten Bekasi berdasarkan APBD dan DASK TA 2004 antara lain
merealisasikan Belanja Modal berupa Pembangunan Gedung Dinas A1,A2,A4, dan A5 Pusat Pemerintahan
Kabupaten Bekasi. Pekerjaan dilaksanakan oleh empat Kontraktor dengan nilai pekerjaan seluruhnya sebesar
Rp27.834.780.000,00 secara rinci diuraikan sebagai berikut :
49
1). Pembangunan Gedung A1 dilaksanakan oleh PT Yunieta Sejahtera berdasarkan Surat Pemborongan
No. 602.1/251-148/SPP-DCK/VI/2004 tanggal 18 Juni 2004 seharga Rp6.927.417.000,00 dengan jangka
waktu penyelesaian 240 hari mulai 23 Juni 2004 s.d. 17 Februari 2005. Sampai dengan pemeriksaan
berakhir tgl. 28 Desember 2004, pekerjaan telah dinyatakan selesai 55,07% berdasarkan BA
Pemeriksaan Fisik Pekerjaan No. 602.1/591/BA/PF/A1/2004 tgl. 26 Oktober 2004 dan telah dibayar
sebesar Rp2.861.356.987,00 terakhir dengan SPMU No. 3397/BM/BT/2004 tanggal 8 November 2004.
2). Pembangunan Gedung A2 dilaksanakan oleh PT Kaliabang Jaya Pratama berdasarkan Surat Perjanjian
Pemborongan No. 602.1/251-194/SPP-DCK/VI/2004 tanggal 18 Juni 2004 seharga Rp7.132.688.000,00
dengan jangka waktu penyelesaian 240 hari mulai 23 Juni 2004 s.d. 17 Februari 2005. Sampai dengan
pemeriksaan berakhir tanggal 28 Desember 2004, pekerjaan telah dinyatakan selesai 64,22%
berdasarkan BA Pemeriksaan Fisik Pekerjaan No. 602.1/593/BA/PF/A2/2004 tanggal 26 Oktober 2004
dan telah dibayar sebesar Rp3.435.682.494,00 terakhir dengan SPMU No. 3399/BM/BT/2004 tanggal 8
November 2004.
3). Pembangunan Gedung A4 dilaksanakan oleh PT Anten Asri Perkasa berdasarkan Surat Perjanjian
Pemborongan No. 602.1/251-195/SPP-DCK/VI/2004 tanggal 18 Juni 2004 seharga Rp7.132.688.000,00
dengan jangka waktu penyelesaian 240 hari mulai 23 Juni 2004 s.d. 17 Pebruari 2005. Sampai dengan
pemeriksaan berakhir tanggal 28 Desember 2004, pekerjaan telah dinyatakan selesai 52,70%
berdasarkan BA Pemeriksaan Fisik Pekerjaan No. 602.1/589/BA/PF/A1/2004 tgl. 26 Oktober 2004 dan
telah dibayar sebesar Rp3.380.379.551,00 terakhir dengan SPMU No. 3398/BM/BT/2004 tanggal 8
November 2004.
4). Pembangunan Gedung A5 dilaksanakan oleh PT Mustika Mirah Makmur berdasarkan Surat Perjanjian
Pemborongan No. 602.1/251-196/SPP-DCK/VI/2004 tanggal 18 Juni 2004 seharga Rp5.222.883.000,00
dengan jangka waktu penyelesaian 240 hari mulai 23 Juni 2004 s.d. 17 Pebruari 2005. Sampai dengan
pemeriksaan berakhir tanggal 28 Desember 2004, pekerjaan telah dinyatakan selesai 65,702%
berdasarkan BA Pemeriksaan Fisik Pekerjaan No. 602.1/594/BA/PF/A2/2004 tanggal 26 Oktober 2004
dan telah dibayar sebesar Rp2.574.596.488,00 terakhir dengan SPMU No. 3500/BM/BT/2004 tanggal
11 November 2004.
Hasil pemeriksaan atas dokumen kontrak, Analisis Harga Satuan Pekerjaan yang dikeluarkan oleh
Dinas Cipta Karya Tahun 2004 mengungkapkan bahwa terdapat beberapa item pekerjaan yang dimuat dalam
RAB keempat kontrak di atas melebihi analisis harga satuan senilai Rp515.030.297,90.
Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan Lampiran Keppres 80 Tahun 2003 tanggal 3 November
2003 huruf e tentang Penyusunan Harga Perhitungan Sendiri (HPS) menyatakan bahwa Perhitungan HPS
harus dilakukan dengan cermat dengan menggunakan data dasar dan mempertimbangkan analisis harga
satuan pekerjaan yang bersangkutan dan Daftar Analisis Harga Satuan Pekerjaan dinas Cipta karya TA 2004
untuk wilayah dengan jarak angkut rata-rata 20 km. Untuk wilayah Kec. Cibarsah, Kec. Bojong Manggu,
Kec. Serang Baru, Kec. Setu, Kec. Cikarang Selatan dan Kec. Cikarang.
50
Masalah ini berpotensi merugikan Pemerintah Kabupaten Bekasi sebesar Rp515.030.297,90
(Rp123.365.983,00 + Rp137.653.834,40 + 171.738.279,50 + Rp82.272.201,00), yang disebabkan oleh
Penanggung Jawab dan Pemimpin Kegiatan di Dinas Cipta Karya tidak memperhatikan ketentuan yang
berlaku serta Panitia Pengadaan tidak cermat dalam penyusunan kontrak pemborongan pekerjaan.
Saran BPK RI:
Bupati Bekasi agar memberikan teguran tertulis kepada penanggung jawab dan pemimpin kegiatan
serta panitia pengadaan yang tidak cermat dalam melaksanakan tugas, dan diperintahkan untuk
mempertanggungjawabkan kerugian tersebut sebesar Rp515.030.298,00 dengan memperhitungkan untuk
mengurangi pembayaran termin terakhir, yang sebelumnya didahului dengan addendum pengurangan harga
kontrak sebesar Rp515.030.298,00.
Pada tanggal 5 Januari 2005 dikeluarkan Surat Bupati Bekasi Nomor:900/15/Keu dan telah
disampaikan kepada unit kerja tekait.
c) Pekerjaan Perkerasan Jalan (Hotmix) Kurang Dari Kontrak Senilai
Rp68.912.706,90
Dinas Bina Marga Kabupaten Bekasi berdasarkan APBD dan DASK TA 2003 dan TA 2004
antara lain telah melaksanakan lima pekerjaan peningkatan jalan, yaitu:
1) Pekerjaan penghamparan Hotmix (ATB) setebal 5 cm pada ruas Jalan Muara – Kendayaan sepanjang
4.100 m selebar 3,5 m dilaksanakan oleh CV Manyar Sakti Perkasa berdasarkan Kontrak No
602.1/337/SPP/DBMP/V/2003 tanggal 26 Mei 2003 seharga Rp918.311.000,00 dengan jangka waktu
pelaksanaan selama 60 hari kalender mulai tanggal 27 Mei s.d 25 Juli 2003. Pekerjaan telah dinyatakan
selesai seluruhnya dan telah diserahterimakan dengan Berita Acara Serah Terima (BAST) Pekerjaan
No.602.1/316/BASTP/DBMP/VII/2003 tanggal 25 Juli 2003 dan telah dibayar lunas sebesar
Rp918.311.000,00 terakhir dengan SPM No 2366/BM/BT/2003 tanggal 5 September 2003.
2) Pekerjaan hotmix (ATB) setebal 5 cm pada ruas Jalan Bojongmangu– Karang Mulya sepanjang 5.300 m
selebar 3,5 m dilaksanakan oleh CV Manggal Duta berdasarkan Kontrak No. 602.1/341/SPP/DBMP/
V/2003 tanggal 26 Mei 2003 seharga Rp1.187.200.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan selama 90
hari kalender sejak tanggal 27 Mei s.d 25 Agustus 2003. Pekerjaan telah dinyatakan selesai
seluruhnya dan telah diserahterimakan dengan BAST Pekerjaan No. 602.1/395/BASTP/DBMP/
VIII/2003 tanggal 25 Agustus 2003 serta telah dibayar lunas sebesar Rp1.187.200.000,00 terakhir
dengan SPM No 2488/BM/BT/2003 tanggal 15 September 2003.
3) Pekerjaan hotmix (ATB) setebal 5 cm pada ruas Jalan Muara Bakti– Bale Kambang ST II, sepanjang
1.600 m selebar 3,5 m dilaksanakan oleh CV Karya Utama berdasarkan Kontrak
No.602.1/194/SPP/DBMP/V/2003 tanggal 26 Mei 2003 seharga Rp488.200.000,00 dengan jangka
waktu pelaksanaan selama 90 hari kalender sejak tanggal 27 Mei s.d. 25 Agustus 2003. Pekerjaan telah
51
dinyatakan selesai seluruhnya dan telah diserahterimakan dengan BAST Pekerjaan No.
602.1/639/BASTP/DBMP/XI/2003 tanggal 10 Nopember 2003 dan telah dibayar lunas sebesar
Rp488.200.000,00 terakhir dengan SPM No. 1834/BM/BT/2003 tanggal 28 Juli 2003.
4) Pekerjaan hotmix (ATB) setebal 5 cm pada ruas Jalan Pasir Randu– Bondol, sepanjang 4.800 m selebar
3,5 m dilaksanakan oleh CV Asmawi berdasarkan Kontrak No. 602.1/196/SPP/DBMP/V/2003 tanggal
26 Mei 2003 seharga Rp1.368.429.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan selama 120 hari kalender.
Pekerjaan telah dinyatakan selesai seluruhnya dan telah diserahterimakan dengan BAST Pekerjaan No.
602.1/298/BASTP/DBMP/XI/2003 tanggal 19 Agustus 2003 dan telah dibayar lunas sebesar
Rp1.368.429.000,00 terakhir dengan SPM No.2215/BM/BT/2003 tanggal 25 Agustus 2003.
5) Pekerjaan hotmix (ATB) setebal 5 cm pada ruas Jalan Cikarang– Pulo Tiga ST II, sepanjang 2640 m
selebar 3,5 m dilaksanakan oleh PT Yudha Sakti Abadi berdasarkan berdasarkan Kontrak No.
602.1/123/SPP/DBMP/VI/2004 tanggal 14 Juni 2004 seharga Rp1.472.128.000,00. Kontrak tersebut
diaddendum dengan No.602.1/ADD/DBMP/2004 tanggal 7 Juli 2004 sehingga harga borongan menjadi
Rp1.506.551.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan selama 60 hari kalender. Pekerjaan telah
dinyatakan selesai dan telah diserahterimakan dengan BAST Pekerjaan No.
602.1/1499/BASTP/DBMP/IX/2004 tanggal 3 September 2004 dan telah dibayar lunas sebesar
Rp1.506.551.000,00 terakhir dengan SPMU No2457/BM/BT/2004 tanggal 9 September 2004.
Pemeriksaan atas dokumen kontrak dan bukti-bukti pendukung berupa hasil tes laboratorium
terhadap ketebalan hotmix yang dilaksanakan oleh Seksi Laboratorium dan Logistik Dinas Bina Marga
mengungkapkan bahwa ketebalan pekerjaan hotmix pada kelima ruas jalan tersebut rata-rata hanya 4,95 cm
sampai 4,98 cm, sehingga kurang dari ketebalan yang dipersyaratkan dalam kontrak setebal 5 cm. Dengan
demikian volume pekerjaan hotmix kurang dikerjakan sebanyak 141,18 ton senilai Rp 68.912.706,90
dengan uraian sebagai berikut :
Jml Hotmix (Ton)
Menurut
No
Ruas Jalan
Kontrak Sebenarnya
Selisih
(Ton)
Harga
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1. Muara – Kendayaan 1.614,38 1.586,48 27,90 490.953,00 13.697.588,70
2. Bojongmangu– Karang Mulya 2.086,88 2.038,46 48,42 491.003,00 23.774.365,26
3. Muara Bakti–Bale Kambang ST2 630.00 619,11 10,89 482.303,00 5.252.279,67
4. Pasir Randu – Bondol 1.890.00 1.854.00 36.00 486.714,00 17.521.704,00
5. Cikarang – Pulo Tiga ST II 1.039,50 1.021,53 17,97 482.291,00 8.666.769,27
Jumlah 141,18 68.912.706,90
Catatan Perhitungan :
Perhitungan RAB = panjang x lebar x tebal (5 cm) x ATB (2,25 ton)
Perhitungan Fisik = panjang x lebar x tebal (hasil lab) x ATB standar analisa K-640 (2,22 ton) - Selisih Perhitungan
52
Masalah ini mengakibatkan kerugian keuangan daerah dari kelebihan pembayaran kepada
Kontraktor sebesar Rp68.912.706,90, yang disebabkan oleh Pengawas Lapangan dan Panitia Pemeriksa
Barang/Pekerjaan tidak cermat dalam melaksanakan tugas dan Pemimpin Kegiatan serta Penanggung Jawab
Kegiatan kurang melakukan pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan tersebut.
Saran BPK-RI:
Bupati Bekasi agar memberikan teguran tertulis kepada Penanggung Jawab, Pemimpin Kegiatan,
Pengawas Lapangan dan Panitia Pemeriksaan Barang/Pekerjaan Peningkatan Jalan TA 2003 dan TA 2004
tersebut supaya lebih cermat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, dan diperintahkan
untuk mempertanggungjawabkan kerugian sebesar Rp 68.912.706,90 dengan menyetorkan ke Kas Daerah
dan menyampaikan bukti setoran tersebut kepada BPK-RI.
Tanggal 12 Januari 2005 telah disetorkan sebesar Rp13.697.600,00 dengan bukti setor (STS) No.
0349, tanggal 12 Januari 2005 disetorkan sebesar Rp23.774.500,00 dengan STS No.0350, tanggal 24 Januari
2005 disetorkan sebesar Rp5.252.500,00 dengan STS No.0532, tanggal 7 Pebruari 2005 disetorkan sebesar
Rp17.521.750,00 dengan STS No.1051 dan tanggal 13 Januari 2005 disetorkan sebesar Rp8.666.800,00
dengan STS No.0376.
d) Volume Asphalt Treated Base (ATB) Yang Diperhitungkan Dalam Harga Kontrak Pekerjaan
Peningkatan Jalan Dengan Perkerasan Lentur (Hotmix) TA 2003 Dan TA 2004 Melebihi Ketentuan
Sebesar Rp47.906.598,53
Hasil pemeriksaan atas enam Kontrak Pekerjaan Peningkatan Jalan Dengan
Perkerasan Lentur (hotmix) diketahui bahwa, berat jenis Asphalt Treated Base (ATB) yang
digunakan dalam Rencana Anggaran Biaya Kontrak tersebut adalah 2,25 ton/m3.
Sedangkan dalam Analisa Harga Satuan dengan menggunakan Analisa K-640 ditetapkan
bahwa standar berat jenis ATB yang digunakan adalah 2,22 ton/m3, sehingga terdapat
selisih lebih penghitungan Berat Jenis ATB sebesar 0,03 ton/m3 (2,25 ton/m3 –
2,22 ton/m3). Rincian enam kontrak pekerjaan tersebut sebagai berikut:
1) Peningkatan Jalan Muara Bakti – Bale Kambang sepanjang 3.100 m selebar 3,5 m
dilaksanakan oleh PT Mutiara Bungin berdasarkan Kontrak
No.602.1/193/SPP/DBMP/V/2003 tanggal 26 Mei 2003 seharga
Rp775.229.000,00. Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan BA Serah Terima
Pekerjaan Pertama No.602.1/419/BASTP/DBMP/VIII/2003 tanggal 23 Agustus 2003
dan BA Serah Terima Pekerjaan Kedua No.602.1/751/BASTD/DBMP/XI/2003 tanggal
20 November 2003. Pekerjaan telah dibayar seluruhnya berdasarkan SPM
53
No.2489/BM/BT/2003 tanggal 12 September 2003 senilai Rp581.421.750,00 (dipotong
pengembalian uang muka 20%) dan pembayaran 5% senilai
Rp38.761.450,00. Dalam harga kontrak pekerjaan yang telah dibayar tersebut terdapat
kelebihan volume ATB per ton/m3 sebanyak 16,28 ton/m3 senilai Rp7.929.222,84.
2) Peningkatan Jalan Kampung Utan– Setu sepanjang 1.900 m selebar 5 m dilaksanakan
oleh PT Andalas Candra Buana berdasarkan Kontrak
No.602.1/187/SPP/DBMP/V/2003 tanggal 26 Mei 2003 seharga
Rp1.256.416.000,00. Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan BA Serah Terima
Pekerjaan Pertama No.602.1/241/BASTP/DBMP/VIII/2003 tanggal 5 Agustus
2003 dan BA Serah Terima Pekerjaan Kedua No.602.1/587/BASTD/DBMP/XI/2003
tanggal 3 November 2003. Pekerjaan telah
dibayar seluruhnya berdasarkan SPM No.2003/BM/BT/2003 tanggal 7 Agustus 2003
senilai Rp942.312.000,00 (dipotong pengembalian uang muka 20%) dan pembayaran
5% senilai Rp62.820.800,00. Dalam harga kontrak pekerjaan yang telah dibayar
tersebut terdapat kelebihan volume ATB per ton/m3 sebanyak 14,25 ton/m3 senilai
Rp7.037.590,50.
3) Peningkatan Jalan Bulak Temu–Kumeijing sepanjang 3.000 m selebar 4,0 m
dilaksanakan oleh PT Sinjaya berdasarkan Kontrak No.602.1/123/SPP/DBMP/V/2003
tanggal 26 Mei 2003 seharga Rp625.472.000,00 dan Addendum Kontrak
No.602.1/448/Add/DBMP/2003 tanggal 29 Oktober 2003 tentang Perpanjangan Waktu
Pelaksanaan. Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan BA Serah Terima
Pekerjaan Pertama No.602.1/1102/BASTP/DBMP/XII/2003 tanggal 11 Desember
2003 dan telah dibayar seluruhnya berdasarkan SPM No.4289/BM/BT/2003 Desember
2003 menilai Rp625.472.000,00. Dalam harga kontrak pekerjaan yang telah dibayar
tersebut terdapat kelebihan volume ATB per ton/m3 sebanyak 14,40 ton/m3 senilai
Rp7.112.044,80.
4) Peningkatan Jalan Bulak Temu–Kumeijing sepanjang 3.000 m selebar 4,0 m
dilaksanakan oleh PT Tolhas Jaya berdasarkan Kontrak No.602.1/122/SPP/DBMP/
V/2003 tanggal 26 Mei 2003 seharga Rp625.468.000,00 dan Addendum Kontrak
No.602.1/447/Add/ DBMP/2003 tanggal 29 Oktober 2003 tentang Perpanjangan
Waktu Pelaksanaan. Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan BA Serah Terima
Pertama Pekerjaan No.602.1/1086/BASTP/DBMP/XII/2003 tanggal 11 Desember
2003 dan telah dibayar seluruhnya berdasarkan SPM No.4288/BM/BT/2003
54
Desember 2003 senilai Rp594.194.600,00 (dipotong pengembalian uang muka 20%).
Dalam harga kontrak pekerjaan yang telah dibayar tersebut terdapat kelebihan volume
ATB per ton/m3 sebanyak 14,40 ton/m3 senilai Rp7.111.670,40.
5) Peningkatan Jalan Bulaktemu–Pulo Puter sepanjang 3.500 m selebar 3,5 m dilak-
sanakan oleh PT Yudha Sakti Abadi berdasarkan Kontrak No.602.1/123/SPP/
DBMP/VI/2004 tanggal 14 Juni 2004 seharga Rp1.178.174.000,00 dan addendum
kontrak No.602.1/517/ADD/DBMP/2004 tanggal 28 Juni 2004 yang merubah harga
kontrak menjadi Rp1.278.193.000,00. Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan
BA Serah Terima Pekerjaan Pertama No.602.1/1659/BASTP/DBMP/IX/2004 tanggal
27 September 2004 serta telah dibayar 100% berdasarkan SPMNo.2868/BM/BT/2004
tanggal 4 Oktober2004 senilai Rp1.278.193.000,00. Dalam harga kontrak pekerjaan
yang telah dibayar tersebut terdapat kelebihan volume ATB per ton/m3 sebanyak 18,38
ton/m3 senilai Rp 8.999.362,64.
6) Peningkatan Jalan Sukaringin–Cab. Pulo Bambu ST I sepanjang 3.800 m selebar 3,5m
dilaksanakan oleh PT Bangun Jaya Perkasa berdasarkan Kontrak No.602.1/120/SPP/
DBMP/2004 tanggal 14 Juni 2004 seharga
Rp1.102.028.000,00 dan addendum kontrak No.602.1/523/ADD/DBMP/2004 tanggal
14 Juli 2004 yang merubah harga kontrak menjadi Rp1.224.371.000,00. Pekerjaan
telah dinyatakan selesai berdasarkan BA Serah Terima Pekerjaan Pertama
No.602.1/1671/BASTP/DBMP/IX/2004 tanggal 4 Oktober 2004 serta telah dibayar
100% berdasarkan SPM No.2932/BM/BT/2004 tanggal 7 Oktober 2004 senilai
Rp1.224.371.000,00. Dalam harga kontrak pekerjaan yang telah dibayar tersebut
terdapat kelebihan volume ATB per ton/m3 sebanyak 19,95 ton/m3 senilai
Rp9.716.707,35.
Masalah ini mengakibatkan kerugian keuangan daerah sebesar Rp47.906.598,53,
yang disebabkan oleh Kepala Bidang Bina Marga Dinas Bina Marga dan Pengairan
Pemerintah Kabupaten Bekasi, sebagai Pengguna Anggaran Cabang (PAC) yang
bertanggung jawab baik fisik, keuangan maupun administrasi atas pelaksanaan anggaran
tidak optimal dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan.
55
Saran BPK-RI:
Bupati Bekasi agar memberikan teguran tertulis kepada Kepala Dinas Bina Marga, Pemimpin
Kegiatan, dan Panitia Pengadaan/Pemborongan Pekerjaan Peningkatan Jalan TA 2003 dan TA 2004 yang
tidak cermat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, dan diperintahkan untuk
mempertanggungjawabkan kerugian sebesar Rp47.906.598,53 dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan
bukti setoran tersebut disampaikan kepada BPK-RI.
Tanggal 14 Januari 2005 telah disetorkan sebesar Rp7.037.600,00 dengan STS
No.0415, tanggal 18 Januari 2005 disetorkan sebesar Rp7.112.100,00 dengan STS No.049,
tanggal 18 Januari 2005 disetorkan sebesar Rp7.111.700,00 dengan STS No.050, tanggal
24 Januari 2005 dietorkan sebesar Rp7.929.250,00 dengan STS No.0531, tanggal 17
Januari 2005 disetorkan sebesar Rp9.716.800,00 dengan STS No.0439, tanggal 13 Januari
2005 disetorkan sebesar Rp8.999.500,00 dengan STS No.0377.
e) Pengadaan Interior Gedung Bappeda TA 2004 Kurang Dikerjakan Senilai Rp12.777.500,00
Bagian Umum Setda Kabupaten Bekasi, berdasarkan APBD dan DASK TA 2004, antara lain
merealisasikan Belanja Modal berupa pengadaan interior gedung Bappeda yang terdiri dari vertical blind,
karpet dan wallpaper. Pekerjaan dilaksanakan oleh dua rekanan yaitu :
1) Pengadaan vertical blind dilaksanakan oleh CV Usnaindo Pratama berdasarkan Surat Perjanjian
Pemborongan.027/01.R/Um tanggal 25 Juni 2004 seharga sebesar Rp94.594.000,00. dengan jangka
waktu penyelesaian pekerjaan selama 30 hari terhitung sejak 25 Juni 2004 s.d. 25 Juli 2004. Pekerjaan
telah dinyatakan selesai dan diserahterimakan berdasaran BA Pemeriksaan Barang No.027/366c/um dan
BA Serah Terima Barang No.07/389 b/um tanggal 23 Juli 2004 dan telah dibayar lunas sebesar
Rp94.594.000,00 dengan SPMU No.2833/BM/BT tanggal 1 Oktober 2004.
2) Pengadaan wallpaper dan karpet dilaksanakan oleh CV Eka Tri Brothers berdasarkan Surat Perjanjian
Pemborongan.027/01.J/Um tanggal 25 Juni 2004 seharga sebesar Rp113.593.000,00 dengan jangka
waktu penyelesaian pekerjaan selama 30 hari terhitung sejak 25 Juni 2004 s.d. 25 Juli 2004. Pekerjaan
telah dinyatakan selesai dan diserahterimakan berdasaran BA Pemeriksaan Barang No.027/388a/um dan
BA Serah Terima Barang No.07/394a/um tanggal 23 Juli 2004 dan telah dibayar lunas sebesar
Rp113.593.000,00 dengan SPMU No.2442/BM/BT tanggal 8 September 2004.
Hasil pemeriksaan fisik oleh BPK-RI di lapangan pada tanggal 20 Desember 2004 mengungkapkan
bahwa:
1) Vertikal Blind dikerjakan seluas 454 m2 dari yang seharusnya seluas 477,75 m2 sehingga kurang
dikerjakan seluas 23,75 m2 senilai Rp4.702.500,00.
2) Wallpaper dikerjakan 175 m2 dan sisa di gudang seluas 147 m2 dari yang seharusnya seluas 390 m2
sehingga kurang dikerjakan seluas 68 m2 senilai Rp8.075.000,00
56
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan ketentuan di masing-masing Surat Perjanjian Pemborongan
Pekerjaan Pasal 2 yang menyatakan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pihak Kedua harus memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam RKS yang merupakan satu kesatuan dan tidak terpisahkan dari Surat
Perjanjian.
Masalah ini mengakibatkan kerugian keuangan daerah sebesar Rp12.777.500,00, yang disebabkan
oleh Panitia Pemeriksa dan Penerima Pengadaan interior gedung Bappeda lalai dalam melaksanakan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya, unsur perencana kurang cermat dalam menyusun kebutuhan barang dan
Pemimpin Kegiatan kurang melakukan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan tersebut.
Saran BPK-RI
Bupati Bekasi agar memberikan teguran tertulis kepada Pemimpin Kegiatan dan Panitia
Pemeriksaan Barang TA 2004 bersangkutan, yang lalai dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya, dan diperintahkan untuk mempertanggungjawabkan kerugian sebesar Rp12.777.500,00, dengan
menyetorkan kembali ke Kas Daerah dan menyampaikan bukti setoran kepada BPK-RI.
Tanggal 12 Januari 2005 telah disetorkan sebesar Rp4.702.500,00 dengan STS No.0359 dan
tanggal 17 Januari 2005 disetorkan sebesar Rp8.075.000,00 dengan STS No.0445.
f) Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Insentif Penerimaan BPHTB Dan Insentif Penerimaan Bagi Hasil
Pajak Penghasilan Orang Pribadi Dalam Negeri Tidak Dipungut Sebesar Rp20.039.400,00
Hasil pemeriksaan atas Insentif Penerimaan BPHTB dan Insentif Penerimaan Bagi Hasil Pajak
Penghasilan Orang Pribadi Dalam Negeri menunjukkan:
1) Atas realisasi Insentif BPHTB TA 2003 dan 2004 diketahui bahwa pada pembayaran insentif triwulan I
2004 terdapat pembayaran insentif kepada Bupati sebesar Rp57.308.000,00, Wakil Bupati sebesar
Rp35.000.000,00 dan Sekretaris Daerah sebesar Rp22.308.000,00 tidak dipungut PPh Pasal 21 sebesar
Rp17.192.400,00 (15% X Rp114.616.000,00).
2) Terdapat pembayaran insentif yang tidak dikenakan PPh pasal 21 sebesar Rp2.847.000,00 (15% X
Rp18.980.000,00).
Masalah ini mengakibatkan Realiasi Belanja Daerah TA 2003 dan TA 2004 meningkat sebesar
Rp5.152.125.600,00 (Rp1.354.970.980,00 + Rp1.891.063.020,00 + Rp1.205.390.000,00 +
Rp700.701.600,00) dan Pajak Negara kurang diterima Kas Negara sebesar Rp20.039.400,00
(Rp17.192.400,00 + Rp2.847.000,00) yang disebabkan oleh kebijakan dari Bupati Bekasi yang belum sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, Panitia Anggaran Eksekutif kurang cermat dalam mengimpelentasikan
57
anggaran berbasis kinerja dan Pemegang Kas Dipenda kurang cermat dalam menerapkan ketentuan
perpajakan yang berlaku.
Saran BPK-RI: Bupati Bekasi agar :
1) Segera meninjau kembali SK Bupati No.971/Kep.83.A/Pemda/2002 Tahun 2002
tentang Pemberian Insentif atas Penerimaan Bagi Hasil BPHTB dan SK Bupati
No.973/Kep.28.D-Dippenda/03 Tahun 2003 tentang Insentif atas Penerimaan Bagi
Hasil PPh OPDN dan PPh Pasal 21 untuk disesuaikan dengan penyusunan anggaran
berbasis kinerja.
2) Memerintahkan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bekasi memberikan
teguran tertulis dan menginstruksikan kepada Pemegang Kas supaya segera memungut
dan menyetorkan PPh Pasal 21 sebesar Rp20.039.400,00 ke Kas Negara dan
menyampaikan bukti setoran tersebut kepada BPK-RI.
Tanggal 4 Januari 2005 telah disetorkan sebesar Rp2.847.000,00 dan tanggal 4 Januari 2005
disetorkan sebesar Rp17.192.400,00.
g) Penyelesaian Pekerjaan Lanjutan Gedung RSUD Kabupaten Bekasi TA 2004 Mengalami
Keterlambatan
Berdasarkan Laporan Bulanan yang disusun oleh Konsultan Pengawas
CV Cipta Sendi Bangunan, diketahui bahwa sampai dengan saat berakhirnya kontrak tanggal 7 Desember
2004 bobot pekerjaan fisik yang telah dilaksanakan oleh pihak pemborong mencapai 65,404%. Hasil
pemeriksaan fisik oleh BPK-RI pada tanggal 22 Desember 2004 diketahui bahwa, pada lokasi proyek masih
terdapat kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemborong. Adapun jenis pekerjaan yang belum
selesai dilaksanakan adalah pekerjaan finishing dan pekerjaan pengecatan pada area Power House dan Pump
Room serta pekerjaan saluran. Pekerjaan ini, sesuai dengan keterangan Kepala Bagian Tata Usaha Dinas
Kesehatan Kabupaten Bekasi diselesaikan oleh rekanan pada tanggal 24 Desember 2004.
Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan Addendum Kontrak No.623.4/1795.1a/Dinkes tanggal 7
Oktober 2004 Pasal 7 mengenai Jangka Waktu Pelaksanaan yang menjelaskan bahwa pekerjaan sudah harus
diserahkan pertama kali selambat-lambatnya tanggal 7 Desember 2004. Dengan demikian kepada pemborong
dhi. PT Mustika Mirah Makmur seharusnya dipungut denda keterlambatan selama
17 hari kalender (tanggal 8 s.d 24 Desember 2004), yaitu sebesar Rp24.503.494,00 (1/1000 x 17 hari x
Rp1.441.382.000,00).
58
Hal tersebut terjadi karena PT Mustika Mirah Makmur cidera janji (wanprestasi) atas pelaksanaan
kontrak yang telah disepakati.
Saran BPK-RI:
1) Menginstruksikan Kepala Dinas Kesehatan melalui Pemimpin Kegiatan supaya memberikan teguran
tertulis kepada PT. Mustika Mirah Makmur yang melakukan wanprestasi atas pelaksanakan kontrak
pembangunan RSUD yang disepakati.
2) Menginstruksikan kepada Pemimpin Kegiatan bersangkutan, bersama dengan Pemegang Kas untuk
menarik denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pembangunan RSUD TA 2004 sebesar
Rp24.503.494,00 dan hasilnya disetor ke Kas Daerah serta bukti setoran disampaikan kepada BPK-RI.
Tanggal 3 Januari 2005 telah disetorkan sebesar Rp24.503.494,00 dengan STS No.00043.
h) Penyerahan Oleh Rekanan Atas Pengadaan Kendaraan Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Sebanyak
Enam Unit Mengalami Kelambatan Belum Dipungut Denda Sebesar Rp8.974.000,00.
Hasil pemeriksaan fisik di lapangan pada tanggal 23 Desember 2004 yang didampingi pihak
Pemimpin Kegiatan, diketahui bahwa seluruh kendaraan tersebut telah berfungsi dengan baik, namun
berdasarkan dokumen bukti serah terima kendaraan yang dikeluarkan oleh pihak pemborong diketahui
bahwa seluruh kendaraan tersebut diserahkan atau diterima oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan
mengalami kelambatan yang masing-masing diterima sebagai berikut :
1) Kendaraan Tangki Air sebanyak satu unit diterima pada tanggal 24 Juni 2004.
2) Kendaraan Mobil Tinja sebanyak satu unit diterima pada tanggal 7 Juni 2004.
3) Kendaraan Dump Truk sebanyak empat unit diterima pada tanggal 7 Juni 2004.
Atas keterlambatan tersebut kepada PT Astra Internasional Tbk. Cabang Bekasi harus dikenakan denda
keterlambatan sebesar Rp8.974.000,00 yang secara rinci sebagai berikut:
1) Kendaraan Tangki Air mengalami kelambatan selama 24 hari kalender atau senilai Rp3.360.000,00
(24/1000 x Rp140.000.000,00).
2) Kendaraan Mobil Tinja mengalami kelambatan selama 7 hari kalender atau senilai Rp1.155.000,00
(7/1000 x Rp165.000.000,00).
3) Kendaraan Dump Truk mengalami kelambatan selama 7 hari kalender atau senilai Rp4.459.000,00
(7/1000 x Rp637.000.000,00).
Masalah ini mengakibatkan Pemerintah Kabupaten Bekasi belum menerima denda keterlambatan
dari PT. Astra Internasional Tbk Cabang Bekasi sebesar
Rp8.974.000,00, yang disebabkan oleh Panitia Penerima/Pemeriksaan Barang bekerja tidak cermat dan
pengendalian oleh Pemimpin Kegiatan tidak optimal.
59
Saran BPK-RI
Bupati Bekasi agar :
1) Memberikan teguran tertulis kepada Penanggung jawab, Pemimpin Kegiatan, dan Panitia Pemeriksaan
Barang/Pekerjaan Pengadaan Kendaraan Dinas Kebersihan TA 2004 yang lalai dalam melaksanakan
tugas.
2) Menginstruksikan kepada Pemimpin Kegiatan bersangkutan bersama dengan Pemegang Kas untuk
menarik denda keterlambatan sebesar Rp8.974.000,00 dan hasilnya disetor ke Kas Daerah dan
menyampaikan bukti setoran tersebut kepada BPK-RI.
Tanggal 5 Januari 2005 telah disetorkan sebesar Rp8.974.000,00 dengan STS No.0234.
i) Penyelesaian Pekerjaan Pembangunan Dua Bangunan Kantor Kecamatan Senilai Rp3.195.680.000,00
Terlambat
Berdasarkan pemeriksaan atas dokumen pembayaran pekerjaan Pembangunan Dua Bangunan
Kantor diketahui hal-hal sebagai berikut :
1) Pembayaran kepada PT. Pradiktia Multi Niaga telah direalisasikan sebesar Rp1.023.008.000,00 dengan
rincian pembayaran uang muka sebesar Rp319.690.000,00 sesuai SPMU No. 1310/BM/BT/2004,
pembayaran termin I sebesar Rp319.690.000,00 sesuai SPMU No. 2767/BM/BT/2004 tanggal 28
September 2004, pembayaran termin II sebesar Rp383.628.000,00 sesuai SPMU
No. 3270/BM/BT/2004 tanggal 28 Oktober 2004.
2) Pembayaran kepada PT.Cendana Wangi telah direalisasikan sebesar Rp319.446.000,00 untuk
pembayaran uang muka sebesar Rp319.446.000,00, sesuai dengan SPMU No. 1455/BM/BT/2004
tanggal 19 Juli 2004.
Hasil pemeriksaan fisik di lapangan oleh BPK-RI bersama Pengawas Lapangan dan Kontraktor
Pelaksana pada tanggal 21 Desember 2004 diketahui bahwa ternyata realisasi fisiknya belum sepenuhnya
selesai 100 % sehingga pelaksanaan pembangunan kedua kantor kecamatan tersebut telah mengalami
kelambatan selama dua hari dan kepada pemborong harus dikenakan denda keterlambatan minimal sebesar
Rp6.391.360,00 (2/1000 x (Rp1.598.450.000,00 + Rp1.597.230.000,00).
Masalah ini mengakibatkan kedua Gedung Kantor Kecamatan tersebut tidak dapat dimanfaatkan
secara tepat waktu dan kekurangan penerimaan daerah dari denda sebesar Rp6.391.360,00 yang disebabkan
oleh kontraktor kurang maksimal dalam menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu dan Pengawas
Lapangan, Pemimpin Kegiatan dan Penanggung Jawab Kegiatan kurang melakukan pengendalian dan
pengawasan atas pelaksanaan kegiatan tersebut.
Saran BPK-RI:
Bupati Bekasi agar :
60
1) Menginstruksikan Kepala Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan melalui Pemimpin Kegiatan
supaya memberikan teguran tertulis kepada PT. Prakditia Multi Niaga dan PT Cendana Wangi yang
melakukan wanprestasi atas pelaksanaan Kontrak Pembangunan Gedung Kantor Kecamatan TA 2004.
2) Menginstruksikan kepada Pemimpin Kegiatan dan Pemegang Kas untuk menarik denda keterlambatan
penyelesaian pekerjaan tersebut dan hasilnya disetor ke Kas Daerah serta menyampaikan bukti
setorannya kepada BPK-RI.
Tanggal 27 Desember 2004 telah disetorkan sebesar Rp6.388.920,00 dengan STS No.16179.
j. Kegiatan Pembangunan Dan Penataan Lampu Penerangan Jalan TA 2004 Kurang Dikerjakan Senilai
Rp9.540.649,80
Hasil pemeriksaan atas Dokumen Kontrak, SPJ dan Laporan Harian Kegiatan diketahui bahwa
pengadaan kabel NYFGBY 4 x 16 mm dalam kontrak dibutuhkan 1.859,17 m, sedangkan dalam Laporan
Harian Proyek diadakan sebanyak 1.700 m, sehingga terdapat selisih kurang sebanyak 159,17 m sebesar
Rp9.540.649,80 ( 159,17 m x Rp59.940,00).
Masalah ini mengakibatkan kelebihan pembayaran kepada rekanan yang merugikan keuangan
daerah sebesar Rp9.540.649,80, yang disebabkan oleh Pemimpin Kegiatan tidak optimal dalam
melaksanakan fungsi pengawasan dan Pemborong dhi. PT Ariesto Tunggal Engineering tidak mengikuti
spesifikasi teknis pekerjaan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam kontrak.
Saran BPK-RI:
Bupati Bekasi agar :
1) Memberikan teguran tertulis kepada Penanggung jawab, Pemimpin Kegiatan, Pengawas Lapangan dan
Panitia Pemeriksaan Barang/Pekerjaan Pembangunan dan Penataan Lampu PJU TA 2004 yang tidak
cermat dalam melaksanakan tugas.
2) Menginstruksikan kepada Pemimpin Kegiatan untuk mempertanggungjawabkan kerugian daerah sebesar
Rp9.540.649,80 dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan bukti setoran disampaikan kepada BPK-RI.
Tanggal 11 Januari 2005 telah disetorkan sebesar Rp9.540.649,80 dengan STS No.0335.
k. Jaminan Pemeliharaan Dari Pihak Pemborong Pekerjaan TA 2004 Kurang Senilai Rp12.838.350,00
Hasil pemeriksaan secara uji petik terhadap Kontrak Pekerjaan dan SPJ
TA 2004 atas kegiatan Belanja Modal pada Dinas Bina Marga dan Pengairan di Kabupaten Bekasi, dapat
diketahui bahwa terdapat kekurangan jaminan pemeliharaan dari tiga pemborong sebesar Rp12.838.350,00
dengan rincian sebagai berikut:
1) Peningkatan Jalan Cikarang – Pulo Tiga ST.II. dilaksanakan oleh CV Asmawi berdasarkan Kontrak
No.602.1/124/SPP/DBMP/VI/2004 tanggal 14 Juni 2004 senilai Rp1.472.128.000,00 dan Addendum
Kontrak No.602.1/488/ADD/DBMP/2004 tanggal 7 Juli 2004 mengenai perubahan nilai kontrak
61
menjadi sebesar Rp1.506.551.000,00. Pekerjaan telah dinyatakan selesai dilaksanakan berdasarkan
BA Serah Terima Pertama Pekerjaan No.602.1/1499/BASTP/DBMP/IX/2004 tanggal
3 September 2004, serta telah dibayar 100% berdasarkan SPM No.2457/BM/BT/2004 tanggal 9
September 2004 senilai Rp1.506.551.000,00. Jaminan pemeliharaan yang diberikan ke Dinas Bina
Marga dan Pengairan adalah sebesar Rp73.606.400,00(5% x Rp1.472.128.000,00), seharusnya adalah
Rp75.327.550,00 (5% x Rp 1.506.551.000,00), sehingga terdapat selisih kurang sebesar
Rp1.721.150,00.
2) Peningkatan Jalan Sukaringin – Cabang Pulo Bambu ST I dilaksanakan oleh
PT Bangun Jaya Perkasa Utama berdasarkan Kontrak No.602.1/120/SPP/DBMP/VI/2004 tanggal 14
Juni 2004 senilai Rp1.102.028.000,00 dan Addendum Kontrak No.602.1/523/ADD/DBMP/2004 tanggal
14 Juli 2004 mengenai perubahan nilai kontrak menjadi sebesar Rp1.224.371.000,00. Pekerjaan telah
dinyatakan selesai dilaksanakan berdasarkan BA Serah Terima Pertama Pekerjaan
No.602.1/1671/BASTP/DBMP/IX/2004 tanggal 4 Oktober 2004, serta telah dibayar 100% berdasarkan
SPM No.2932/BM/BT/2004 tanggal 7 Oktober 2004 senilai Rp1.224.371.000,00. Jaminan pemeliharaan
yang diberikan kepada Dinas Bina Marga dan Pengairan adalah sebesar Rp55.101.400,00
(5%xRp1.102.028.000,00), seharusnya adalah Rp61.218.550,00 (5% x Rp1.224.371.000,00), sehingga
terdapat selisihr kekurangan sebesar Rp.17.641,00.
3) Peningkatan Jalan Bulak Temu – Pulo Puter ST II dilaksanakan oleh PT Yudha Sakti Abadi berdasarkan
Kontrak No.602.1/123/SPP/DBMP/VI/2004 tanggal 14 Juni 2004 senilai Rp1.178.174.000,00 dan
Addendum Kontrak No.602.1/517/ADD/DBMP/2004 tanggal 28 Juni 2004 mengenai perubahan nilai
kontrak menjadi sebesar Rp1.278.193.000,00. Pekerjaan telah dinyatakan selesai dilaksanakan
berdasarkan BA Serah Terima Pertama Pekerjaan No.602.1/1659/BASTP/DBMP/IX/2004 tanggal 27
September 2004, serta telah dibayar 100% berdasarkan SPM No.2868/BM/BT/2004 tanggal 4 Oktober
2004 senilai Rp1.278.193.000,00. Jaminan pemeliharaan yang diberikan ke Dinas Bina Marga dan
Pengairan adalah sebesar Rp58.908.700,00 (5% x Rp1.178.174.000,00), seharusnya adalah
Rp63.909.650,00 (5% x Rp1.278.193.000,00), sehingga terdapat selisih kurang sebesar Rp5.000.950,00.
Kondisi tersebut diatas tidak sesuai dengan Surat Perjanjian Pasal 4 mengenai Harga Kontrak dan
Syarat-syarat pembayarannya yang menjelaskan bahwa pemborong harus menyerahkan Jaminan Bank
sebesar 5% dari nilai kontrak sebagai Jaminan Pemeliharaan yang diterbitkan oleh Bank Umum milik
Pemerintah.
Masalah ini mengakibatkan pemeliharaan atas pekerjaan peningkatan jalan tersebut kurang
terjamin sebesar Rp12.838.350,00, yang disebabkan oleh Pemimpin Kegiatan tidak cermat pada saat
menerima jaminan pemeliharaan yang diserahkan oleh rekanan.
Atas masalah ini Plh. Kepala Dinas Bina Marga menyatakan bahwa atas temuan BPK RI telah
memerintahkan pemborong untuk memperbaiki jaminan pemeliharaan tersebut.
62
Saran BPK RI
Bupati Bekasi agar menginstruksikan Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan supaya memberikan
teguran tertulis kepada Pemimpin Kegiatan dan Panitia Pengadaan/Pemborongan Pekerjaan di Dinas Bina
Marga yang tidak cermat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Tanggal 5 Januari 2005 telah dikeluarkan Surat Bupati No.900/15/KEU Perihal : Penyelesaian
Tindak Lanjut Hasil Audit BPK RI.