112.Kab.Bekasi

62
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN III BPK-RI DI JAKARTA Jl. MT Haryono Kav 45-46 Jakarta Selatan Telp. (021) 7945460, 7945471 Fax .(021) 7945483 Jakarta, Juni 2005 Nomor : /S/XIV.3-XIV.3.3/06/2005 Sifat : Rahasia Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi Tahun Anggaran (TA) 2004 (tanggal 16 Maret s.d. 19 April 2005) Kepada Yth. 1. Bupati Bekasi 2. Ketua DPRD Kabupaten Bekasi di Cikarang Bersama ini disampaikan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004, dengan simpulan sebagai berikut : 1. Pernyataan Pendapat Auditor Independen BPK-RI memberikan pendapat bahwa Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004 berupa Laporan Realisasi APBD, Neraca dan Laporan Arus Kas, kecuali atas hal-hal yang dimuat dalam paragraf berikut, telah disajikan secara wajar untuk semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang ditetapkan di dalam berbagai peraturan perundangan yang berlaku. Akun-akun dalam Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004 yang dikecualikan karena adanya ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan yang berlaku sebesar Rp8.434,19 juta, yaitu Akun Belanja DPRD yang tidak sesuai ketentuan sebesar Rp7.421,59 juta dan Belanja Modal Publik Kantor Pemadam Kebakaran berupa pengadaan mobil yang terlambat dan belum dikenakan denda sebesar Rp59,18 juta. 2. Penelaahan atas sistem pembukuan dan penyusunan laporan keuangan serta pelaksanaannya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi, masih ditemukan kelemahan antara lain sebagai berikut : a. Perbedaan Nomor Rekening pada DASK dan APBD yang mengakibatkan pengendalian atas perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan lemah. b. Koordinasi diantara Unit Organisasi kurang optimal yang mengakibatkan pencatatan atas transaksi tidak tertib dan tidak terakomodasi dalam Laporan Keuangan Daerah.

Transcript of 112.Kab.Bekasi

Page 1: 112.Kab.Bekasi

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN III BPK-RI DI JAKARTA Jl. MT Haryono Kav 45-46 Jakarta Selatan Telp. (021) 7945460, 7945471 Fax .(021) 7945483

Jakarta, Juni 2005 Nomor : /S/XIV.3-XIV.3.3/06/2005 Sifat : Rahasia Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Hasil Pemeriksaan atas Laporan

Keuangan Kabupaten Bekasi Tahun Anggaran (TA) 2004 (tanggal 16 Maret s.d. 19 April 2005)

Kepada Yth. 1. Bupati Bekasi 2. Ketua DPRD Kabupaten Bekasi di Cikarang

Bersama ini disampaikan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004, dengan simpulan sebagai berikut :

1. Pernyataan Pendapat Auditor Independen BPK-RI memberikan pendapat bahwa Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004 berupa Laporan Realisasi APBD, Neraca dan Laporan Arus Kas, kecuali atas hal-hal yang dimuat dalam paragraf berikut, telah disajikan secara wajar untuk semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang ditetapkan di dalam berbagai peraturan perundangan yang berlaku.

Akun-akun dalam Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004 yang dikecualikan karena adanya ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan yang berlaku sebesar Rp8.434,19 juta, yaitu Akun Belanja DPRD yang tidak sesuai ketentuan sebesar Rp7.421,59 juta dan Belanja Modal Publik Kantor Pemadam Kebakaran berupa pengadaan mobil yang terlambat dan belum dikenakan denda sebesar Rp59,18 juta.

2. Penelaahan atas sistem pembukuan dan penyusunan laporan keuangan serta pelaksanaannya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi, masih ditemukan kelemahan antara lain sebagai berikut : a. Perbedaan Nomor Rekening pada DASK dan APBD yang mengakibatkan pengendalian

atas perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan lemah. b. Koordinasi diantara Unit Organisasi kurang optimal yang mengakibatkan pencatatan atas

transaksi tidak tertib dan tidak terakomodasi dalam Laporan Keuangan Daerah.

Page 2: 112.Kab.Bekasi

2

c. Prosedur pencairan SPM dilaksanakan tidak konsisten dan Prosedur Pemberian Bantuan tidak didukung Petunjuk Pelaksanaan.

d. Wajib Pajak belum sepenuhnya memahami Obyek Pengenaan Pajak, perubahan sistem dari Official Assessment System menjadi Self Assessment System dan kurangnya informasi dari Pemerintah Pusat/Provinsi yang mengakibatkan tidak terpantaunya kekurangan pembayaran pajak.

Atas kelemahan Pengendalian Intern tersebut, BPK-RI menyarankan agar Pemerintah Kabupaten Bekasi melakukan review terhadap sistem pengendalian internnya

3. Catatan Pemeriksaan yang perlu mendapat perhatian Pemerintah dan DPRD Kabupaten Bekasi untuk meningkatkan kualitas laporan keuangannya, mencakup 13 (tiga belas) masalah, antara lain sebagai berikut: a. Pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran Bertangga terlambat dan belum dikenakan denda

sebesar Rp59,18 juta. b. Kegiatan Pembangunan Pasar Ikan Higienis dan Sub Terminal Agribisnis TA 2004 kurang

dikerjakan sebesar Rp116,52 juta. c. Pembangunan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (Sisduk) senilai Rp102,75

juta tidak sesuai spesifikasi.

Sehubungan dengan masalah tersebut di atas, BPK-RI menyarankan kepada Bupati Bekasi agar: a. Memerintahkan Kepala Kantor Pemadam Kebakaran supaya memberikan teguran tertulis

kepada Panitia Penerima/Pemeriksa Barang dan Pemimpin Kegiatan agar lebih cermat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya serta lebih optimal dalam mengendalikan kegiatan dan memerintahkan Pemimpin Kegiatan mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah dengan menyetorkan ke Kas Daerah sebesar Rp59,18 juta dan bukti setor disampaikan ke BPK-RI.

b. Memerintahkan Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan supaya memberikan teguran tertulis kepada PT. AC dan kepada Tim Pengawas Lapangan supaya lebih optimal dalam melakukan pengawasan serta memerintahkan Pemimpin Kegiatan supaya mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah sebesar Rp116,52 juta dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan bukti setor disampaikan kepada BPK-RI.

c. Memerintahkan Kepala Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana supaya memberikan teguran tertulis kepada Panitia Pemeriksa Barang, Panitia Penerima Barang dan Pemimpin Kegiatan supaya lebih cermat dan teliti dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dan memerintahkan Pemimpin Kegiatan supaya mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah sebesar Rp102,75 juta dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan menyampaikan bukti setor kepada BPK-RI.

Page 3: 112.Kab.Bekasi

3

Untuk lebih jelasnya kami persilakan menelaah Hasil Pemeriksaan lengkap terlampir. BPK-RI mengharapkan agar tindak lanjut penyelesaian Saudara atas masalah-masalah yang diutarakan dalam hasil pemeriksaan tersebut dapat segera dilaksanakan dan hasilnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari telah dapat kami terima.

Atas perhatian dan tindak lanjutnya, diucapkan terima kasih.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Kepala Perwakilan III BPK-RI Di Jakarta,

Drs. Hadi Priyanto, MM NIP 240000961

Tembusan : 1. Yth. Wakil Ketua BPK-RI, di Jakarta; 2. Yth. Anggota/Pembina Auditama KN IV BPK-RI, di Jakarta; 3. Yth. Menteri Dalam Negeri, di Jakarta; 4. Yth. Auditor Utama KN IV, di Jakarta; 5. Yth. Inspektur Utama Wasinsus, di Jakarta; 6. Yth. Inspektur Utama Renalev, di Jakarta; 7. Yth. Inspektur Jenderal Departemen Dalam Negeri, di Jakarta; 8. Yth. Kepala Bawasda Kabupaten Bekasi, di Cikarang;

Page 4: 112.Kab.Bekasi

4

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Jl. MT Haryono Kav 45-46 Jakarta Selatan Telp/Fax. 021-7942984-7943023

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Kepada Para Pengguna Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Bekasi

Tahun Anggaran (TA) 2004

Berdasarkan ketentuan Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, Pasal 2 Undang-undang No. 5 Tahun 1973, dan Pasal 31 UU No. 17 tahun 2003,

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) telah memeriksa Laporan Keuangan Kabupaten

Bekasi TA 2004 yang telah disusun oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi. Laporan Keuangan tersebut adalah

tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Bekasi. Tanggung jawab BPK-RI terletak pada pernyataan pendapat

atas Laporan Keuangan TA 2004 berdasarkan Pemeriksaan BPK-RI.

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Standar

Audit Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan oleh BPK-RI. Standar tersebut mengharuskan BPK-RI untuk

merencanakan, mengumpulkan bukti yang cukup dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh

keyakinan yang memadai sebagai dasar untuk memberikan pendapat.

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah TA 2004 bertujuan untuk memberikan keyakinan

apakah Laporan Keuangan TA 2004 telah disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang

ditetapkan di dalam Peraturan Perundangan yang berlaku.

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004 meliputi pengujian atas Laporan

Realisasi Anggaran TA 2004, Neraca per tanggal 31 Desember 2004, Laporan Aliran Kas TA 2004, dan

Catatan atas Laporan Keuangan. Atas pemeriksaan tersebut kami menemukan beberapa masalah yang

mempengaruhi kewajaran penyajian Laporan Keuangan yaitu Akun Belanja Administrasi Umum DPRD

dan Akun Belanja Modal Kantor Pemadam Kebakaran yang disajikan dalam Laporan Realisasi APBD

belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan Pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004, BPK-RI

berpendapat bahwa Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004, kecuali akibat atas hal-hal yang

Lampiran IV.9 c

Page 5: 112.Kab.Bekasi

5

dimuat dalam paragraph sebelumnya, telah disajikan secara wajar untuk semua hal yang material sesuai

dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam berbagai peraturan perundangan yang berlaku.

Di dalam hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004, BPK-RI

menyampaikan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten

Bekasi dalam upaya penyempurnaan Laporan Keuangan Daerah sebagai salah satu bentuk

pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

Jakarta, Juni 2005 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA Perwakilan III BPK-RI di Jakarta

Ketua Tim

Puspitaningtyas,SE, Ak. Akuntan REG-NEG D-15056

Page 6: 112.Kab.Bekasi

6

BAB I GAMBARAN UMUM

A. Dasar Hukum Pemeriksaan

1. Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Tahun 1945; 2. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan; 3. Pasal 31 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Pasal 56 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah; 7. Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

B. Tujuan Pemeriksaan

Untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi Tahun Anggaran (TA) 2004 telah disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam Peraturan Perundangan yang berlaku.

C. Lingkup Pemeriksaan

Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, maka pemeriksaan atas Laporan Keuangan

Kabupaten Bekasi meliputi Laporan Realisasi Anggaran TA 2004,

Neraca Per 31 Desember 2004, Laporan Arus Kas Per 31 Desember 2004 dan Catatan atas Laporan

Keuangan TA 2004 sesuai dengan Surat Representasi Pemda.

D. Cakupan Pemeriksaan

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004 meliputi pengujian substantif atas transaksi yang dibukukan dan disajikan serta diungkapkan dalam Laporan Keuangan yang meliputi semua transaksi material dalam satu tahun

anggaran yang diperiksa dan pengujian terinci atas saldo akun-akun yang material dalam laporan tersebut dengan fokus pada pos-pos sebagai berikut:

1. Sekretariat Daerah 2. Dinas Pendapatan Daerah 3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) 4. Dinas Pertanahan 5. Dinas Pertanian dan Perikanan 6. Kantor Pemadam Kebakaran 7. Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil

Page 7: 112.Kab.Bekasi

7

8. Kantor Pengelola Pasar 9. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 10. Belanja Tidak Tersangka

Cakupan pemeriksaan atau Audit Coverage Ratio (ACR) yang merupakan perbandingan antara jumlah realisasi anggaran yang diaudit dan jumlah realisasi anggaran (sebelum koreksi) TA 2004 dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel

Cakupan Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004

Anggaran Realisasi Nilai yang diaudit ACR No. Uraian

Bagian/Pos (Rp) (Rp) %

(Rp) % 1. Pendapatan 616.113.642.805,00 700.737.467.195,63 113,74 700.737.467.195,63 100,00

2. Belanja 715.120.543.447,53 645.417.967.218,00 90,25 645.417.967.218,00 100,00 3. Pembiayaan Penerimaan 130.367.579.088,95 136.197.077.547,21 104,47 136.197.077.547,21 100,00

Pengeluaran 31.360.678.446,42 191.516.577.524,84 610,69 191.516.577.524,84 100,00

Jumlah 1.430.241.086.895,06 1.290.835.934.436,00 90,25 1.290.835.934.436,00 100,00 4. Aktiva 0 923.624.719.522,38 923.624.719.522,38 100,00 5. Utang 0 7.042.502.922,79 7.042.502.922,79 100,00 6. Modal 0 916.582.216.599,59 916.582.216.599,59 100,00

Jumlah 0 1.847.249.439.044,76 1.847.249.439.044,76 100,00

E. Standar Pemeriksaan

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004 dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang diterbitkan oleh BPK-RI Tahun 1995, Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh IAI.

F. Batasan Dan Kendala Pemeriksaan

Dalam rangka pelaksanaan salah satu tugas konstitusionalnya yaitu pemeriksaan atas Laporan Keuangan, BPK-RI masih menghadapi kendala bahwa Pemerintah Daerah belum memahami sepenuhnya sistem pembukuan berganda (double entry) dan dasar pencatatan akrual.

G. Laporan Keuangan Yang Diperiksa BPK-RI (Sebelum koreksi)

Page 8: 112.Kab.Bekasi

8

BAB II LAPORAN PEMERIKSAAN

A. Penelaahan atas Sistem dan Pelaksanaan Sistem Pembukuan dan Penyusunan Laporan

Keuangan Kabupaten Bekasi

Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi dilaksanakan oleh Bagian

Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Bekasi yang terdiri dari Sub Bagian Anggaran, Sub Bagian

Perbendaharaan dan Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi dan Pemegang Kas Daerah (PKD).

Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004 diselenggarakan dengan

menggunakan sistem pembukuan ganda dengan dasar kas selama transaksi tahun berjalan dan dasar akrual

untuk pengakuan transaksi pada akhir TA, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 105

Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dan Keputusan Menteri Dalam

Negeri (Kepmendagri) No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan

Pengawasan Keuangan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan

Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Pemerintah Kabupaten Bekasi telah menyusun Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 29 Tahun

2001 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Bupati Bekasi Nomor 53 Tahun

2004 tanggal 21 Desember 2004 tentang Sistem Dan Prosedur Pengelolaan Pertanggungjawaban Keuangan

Daerah Pemerintah Kabupaten Bekasi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 dan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002,

Pemerintah Kabupaten Bekasi berkewajiban menyusun Laporan Keuangan Daerah yang terdiri dari Laporan

Perhitungan APBD, Neraca, Laporan Aliran Kas Daerah dan Nota Perhitungan APBD.

Hasil penelaahan atas sistem pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan serta pelaksanaannya

yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi yang kami uji terungkap bahwa Pemerintah

Kabupaten Bekasi ternyata belum sepenuhnya mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga masih

terdapat 5 (lima) kelemahan, sebagai berikut:

a. Perbedaan Nomor Rekening Pada DASK Dan APBD Mengakibatkan Pengendalian Atas Perencanaan

Dan Pelaksanaan Suatu Kegiatan Lemah.

Penyusunan anggaran yang informasi awalnya diperoleh dari unit kerja diolah oleh Badan Perencanaan

dan Pembangunan Daerah (Bappeda). Berdasarkan informasi dari unit kerja tersebut, Bappeda

melakukan penilaian kegiatan unit kerja tersebut dan menyesuaikan dengan tujuan daerah.

Pelaksanaan APBD Pemerintah Kabupaten Bekasi didasarkan pada Dokumen Anggaran Satuan Kerja

(DASK). DASK ditetapkan pada tanggal 1 Maret 2004 sedangkan penetapan APBD dilaksanakan

tanggal 16 Pebruari 2004. DASK memuat secara rinci uraian tentang pendapatan yang akan diperoleh

atau belanja yang akan dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja pengguna anggaran. Untuk belanja,

DASK antara lain mencantumkan lokasi kegiatan (sampai dengan lokasi kegiatan terkecil).

Kenyataannya, dalam pelaksanaan APBD masih terdapat perubahan-perubahan lokasi dan jenis kegiatan

yang dilaksanakan sehingga tujuan kegiatan yang dituangkan dalam DASK tidak tercapai. Hal ini

menunjukkan lemahnya pengendalian Tim Peneliti Anggaran atas perencanaan suatu kegiatan.

Page 9: 112.Kab.Bekasi

9

b. Peralihan Struktur Organisasi Mengakibatkan Pemantauan Atas Pelaksanaan Kegiatan-Kegiatan Tidak

Efektif.

Dalam TA 2004 Pemerintah Kabupaten Bekasi mengalami Peralihan Struktur Organisasi. Struktur

organisasi yang awalnya didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 35 Tahun 2001 sekaligus sebagai

dasar penyusunan APBD TA 2004, diganti dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2004 dan secara

resmi diberlakukan pada tanggal 22 Oktober 2004. Akibat peralihan tersebut pertanggungjawaban unit-

unit kerja Pemerintah Kabupaten Bekasi yang tercermin dalam perhitungan APBD TA 2004 tidak dapat

dibandingkan dengan APBD TA 2004, karena terdapat beberapa unit kerja yang digabung (misalnya

Dinas Kebersihan digabung dengan Dinas Pasar) sementara beberapa unit kerja lain dipecah (misalnya

Dinas Cipta Karya dipecah menjadi Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan, Dinas Tata Ruang dan

Dinas Permukiman dan Pertamanan) tidak menunjang anggaran berbasis kinerja. Peralihan struktur

organisasi yang diberlakukan terhitung mulai tanggal 22 Oktober 2004 mengakibatkan adanya peralihan

jabatan yang berarti pula adanya peralihan tanggung jawab dari pejabat lama ke pejabat yang baru atas

pelaksanaan suatu kegiatan. Akibatnya pelaksanaan suatu kegiatan tidak dapat dipantau baik dari segi

pendokumentasian kegiatan maupun efektivitasnya.

c. Koordinasi Diantara Unit Organisasi Kurang Optimal Mengakibatkan Pencatatan Atas Transaksi-

Transaksi Tidak Tertib Dan Tidak Terakomodasi Dalam Laporan Keuangan Daerah.

Sampai dengan akhir pemeriksaan tanggal 19 April 2005, Bagian Perlengkapan Dan Kekayaan Daerah

belum dapat menghasilkan Laporan Pengadaan Barang secara lengkap, sebagaimana dipersyaratkan

dalam Kepmendagri Nomor 11 Tahun 2001. Selain itu, Bagian Perlengkapan Dan Kekayaan Daerah

juga belum membuat Laporan Pemeliharaan Barang secara lengkap berdasarkan data transaksi dari

setiap unit kerja.

Informasi yang tercermin dalam Laporan Pengadaan dan Pemeliharaan Barang dari Bagian

Perlengkapan Dan Kekayaan Daerah tersebut seharusnya dimanfaatkan sebagai dokumen akuntansi

sekaligus sebagai lampiran Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bekasi. Akibatnya, laporan

keuangan khususnya Neraca Keuangan Daerah belum mengakomodasi transaksi pengadaan dan

pemeliharaan yang menambah aset (dikapitalisasi sebagai aset).

Sementara itu dari hasil pemeriksaan BPK-RI diketahui bahwa perjanjian-perjanjian yang telah dibuat

tersebut hanya diberitahukan ke Bagian Perlengkapan Dan Kekayaan Daerah, tetapi tidak

diinformasikan ke Bagian Keuangan khususnya Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi karena

perjanjian tersebut mempengaruhi hak dan kewajiban Pemerintah Kabupaten Bekasi yang tercermin

dalam Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi.

Akibatnya, pengakuan piutang, pendapatan dan utang dalam Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi

belum mengakomodasikan transaksi-transaksi tersebut sehingga saldo yang ada tidak sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya (understated). Kondisi tersebut tercermin dalam koreksi mengenai perjanjian

pelimpahan aset kepada pihak lain dan penghapusan aset melalui dump (kendaraan) kepada pegawai

Kabupaten Bekasi, yang diajukan BPK-RI kepada Sub Bagian Pembukuan Dan Verifikasi.

Page 10: 112.Kab.Bekasi

10

d. Prosedur Pencairan SPM Tidak Konsisten Dan Prosedur Pemberian Bantuan Tidak Didukung Petunjuk

Pelaksanaan.

1) Sub Bagian Anggaran

APBD menganggarkan suatu pengeluaran dengan mencantumkan jenis pengeluaran, apakah

termasuk Belanja Operasional atau Belanja Modal. Anggaran tersebut dijadikan pedoman oleh Sub

Bagian Perbendaharaan dalam menerbitkan SPM. Kenyataannya, penyediaan dana untuk suatu

kegiatan tidak konsisten berdasarkan dana yang ada. Secara sampling ditemukan bahwa suatu

kegiatan (Cadastral Index Mapping pada Dinas Pertanahan) diambilkan dari SPM BOP dan BM.

2) Sub Bagian Perbendaharaan

Pelaksanaan APBD TA 2004 diwarnai momentum peristiwa antara Pemilu yang diselenggarakan

dalam beberapa kali putaran, yaitu putaran I pada Bulan April 2004, Pemilu putaran II pada Bulan

Juli 2004 dan Pemilu putaran III pada Bulan Setember 2004. Momentum peristiwa tersebut tidak

diikuti peraturan pelaksanaan yang jelas sehingga pelaksana anggaran menterjemahkan menurut

interpretasi masing-masing. Akibatnya semua pengeluaran yang memakai istilah Pemilu otomatis

dimasukkan sebagai Belanja Tidak Tersangka (alternatif yang diberikan oleh Keputusan Presiden

No. 20 Tahun 2004 tentang Dukungan darurat APBD Provinsi, Kabupaten/Kota TA 2004 Untuk

Pelaksanaan Pemilihan Umum Tahun 2004.

Pemberian bantuan keuangan juga tidak didukung pedoman yang secara khusus mengatur siapa saja

yang berhak memperoleh bantuan keuangan dari Pemerintah Kabupaten Bekasi. APBD TA 2004

menganggarkan Rp1.300.000.000,00 dalam akun bantuan keuangan untuk Partai Politik. Sementara

yang diatur dalam Perda 3 Tahun 2002 dan SK Bupati Nomor 210/Kep.356 Kesbang.Linmas/2004

tanggal 14 Desember 2004 tentang Bantuan Keuangan kepada Partai Politik Tingkat Kabupaten

Bekasi Tahun 2004 hanya mengatur pengeluaran sebesar Rp843.475.000,00. Dengan demikian

tidak ada pedoman yang mengatur peruntukan sisa dana yang ada sebesar Rp456.525.000,00, yang

mengakibatkan penggunaan dana tersebut diperuntukkan bagi pihak-pihak yang tidak berhak.

3) Sub Bagian Pembukuan Dan Verifikasi

Pelaksanaan pembukuan dan pelaporan pada Pemerintah Kabupaten Bekasi berdasarkan pada

Kepmendagri 29 Tahun 2002. Pada pelaksanaannya, pencairan SPM PK masih bersifat uang muka

(UUDP) kepada Pemegang Kas. Hal itu berarti dalam pemberian uang muka kepada Pemegang Kas

tidak perlu didukung bukti transaksi terlebih dulu. Hal ini bertentangan dengan Kepmendagri 29

Tahun 2002 yang menerapkan prinsip UYHD yang berarti dalam pencairan SPM PK harus disertai

bukti-bukti transaksi pengeluaran. Dampak kelemahan tersebut pada Sub Bagian Pembukuan dan

Verifikasi telah diminimalkan dengan melakukan pengendalian atas pengeluaran masing-masing

Pemegang Kas. Pencairan SPM PK oleh seorang Pemegang Kas baru dapat dilakukan apabila

Pemegang Kas yang bersangkutan sudah mempertanggungjawabkan pengeluaran terdahulu dalam

batas biaya tertentu.

Page 11: 112.Kab.Bekasi

11

Di samping itu, pencatatan atas pendapatan pajak masih belum tertib, karena masih memuat

pendapatan yang bukan berasal dari transaksi berjalan. Penerimaan atas piutang pajak diakui dan

dicatat sebagai pendapatan, yang seharusnya diakui sebagai pengurang piutang pajak.

e. Wajib Pajak Belum Sepenuhnya Memahami Obyek Pengenaan Pajak, Perubahan sistem dari Official

Assessment System menjadi Self Assessment System Dan Kurangnya Informasi Dari Pemerintah

Pusat/Provinsi Mengakibatkan Tidak Terpantaunya Kekurangan Pembayaran Pajak.

Dinas Pendapatan Daerah sebagai pengelola pendapatan daerah memiliki tugas untuk memantau

dan menggali potensi atas sumber-sumber penerimaan, baik dari pajak maupun retribusi, serta

tunggakan-tunggakannya. Dalam Bulan Agustus 2004 Dipenda mulai menerapkan Self Assesment

System dalam pengenaan pajak hotel, restoran, hiburan, parkir dan pajak penggunaan energi listrik pada

beberapa wajib pajak. Kurangnya informasi tentang obyek pengenaan pajak dan kurang transparannya

pembukuan yang dilakukan wajib pajak menyebabkan adanya kekurangan pembayaran pajak yang tidak

terpantau oleh Dipenda sebagai fiskus.

Atas tunggakan pembayaran pajak seharusnya dikenakan denda setiap bulannya. Namun selama

T.A. 2004, tidak diperoleh pendapatan atas denda dari tunggakan tersebut. Hal ini menunjukkan adanya

denda yang otomatis hilang seiring waktu dan menimbulkan kecederungan wajib pajak untuk

menunggak pajaknya.

Selain itu, Bidang Perimbangan Keuangan Daerah Dipenda juga kurang aktif dalam memperoleh

informasi mengenai hak Pemerintah Kabupaten Bekasi, baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah

Provinsi.

Atas kelemahan tersebut kami sarankan kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk melakukan

review atas sistem pengendalian internnya.

Terhadap sistem pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan yang tidak kami uji, kami tidak

menemukan bahwa Pemerintah Kabupaten Bekasi menyimpang dari sistem tersebut.

Page 12: 112.Kab.Bekasi

12

B. Koreksi Pembukuan dan Kecermatan Penyusunan Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA

2004

Dari hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi (Sebelum disahkan DPRD) TA

2004 yang telah disajikan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi, BPK-RI telah mengajukan 15 koreksi dengan

nilai koreksi tambah sebesar Rp113.410.054.913,20 dan koreksi kurang sebesar Rp4.279.946.577,06 kepada

Pemerintah Kabupaten Bekasi. Koreksi yang dilakukan BPK-RI tersebut didasarkan atas kebenaran formal

dari bukti akuntansi. Koreksi-koreksi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Koreksi atas transaksi-transaksi yang belum dicatat:

a) Piutang Pemerintah Kabupaten Bekasi kepada Pemerintah Kota Bekasi yang terjadi karena adanya

perjanjian Nomor 011/06.15.B-PKD/2004 / 50.A Tahun 2004 tanggal 14 Desember 2004 tentang

kompensasi pelepasan hak atas tanah dan bangunan eks kompleks perkantoran Kabupaten Bekasi

kepada Pemerintah Kota Bekasi senilai Rp100 Milyar. Nilai kompensasi yang disetujui antara

Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota Bekasi untuk pelepasan hak atas tanah dan bangunan

eks kompleks perkantoran Pemerintah Kabupaten Bekasi di Jl A. Yani adalah sebesar Rp100

Milyar. Peralihan hak atas aset tersebut dari Pemerintah Kabupaten Bekasi kepada Pemerintah Kota

Bekasi dilakukan setelah ada pelunasan pembayaran dari Pemerintah Kota Bekasi. Pembayaran

dilakukan secara bertahap selama empat tahun anggaran (2005 – 2008), masing-masing tahun

anggaran sebesar Rp25 Milyar. Transaksi tersebut belum dicatat oleh Sub Bagian Pembukuan

dan Verifikasi. Transaksi tersebut seharusnya dicatat sebagai berikut:

Piutang Rp100.000.000.000,00

Penjualan Aset yg tidak dipisahkan Rp100.000.000.000,00

Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:

Piutang Rp100.000.000.000,00

Penjualan Aset yg tidak dipisahkan Rp100.000.000.000,00

b) Penjualan aset tanah Pemerintah Kabupaten Bekasi eks rumah potong hewan (RPH) berdasarkan

perjanjian Nomor 030/11.16/PKD/2004 tanggal 31 Desember 2004 tentang jual beli tanah eks RPH

milik Pemerintah Kabupaten Bekasi antara Pemerintah Kabupaten Bekasi dengan PT Harbaindo

Group senilai Rp6.012.685.000,00, telah dibayar Rp1.601.268.500,00 oleh PT Harbaindo group.

Sisa pembayaran dilakukan secara bertahap (3 tahap) dalam tahun 2005. Peralihan hak atas aset

tersebut dari Pemerintah Kabupaten Bekasi kepada Pihak ketiga dilakukan setelah ada pelunasan

pembayaran dari Pihak ketiga. Sisa pembayaran tersebut belum dicatat oleh Sub Bagian

Pembukuan dan Verifikasi sehingga seharusnya dilakukan koreksi sebagai berikut:

Piutang kpd Pihak Ke-3 Rp4.411.416.500,00

Penjualan Aset yg tidak dipisahkan Rp4.411.416.500,00

Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:

Piutang kpd Pihak Ke-3 Rp4.411.416.500,00

Penjualan Aset yg tidak dipisahkan Rp4.411.416.500,00

Page 13: 112.Kab.Bekasi

13

c) Penghapusan/penggantian aset bangunan yang berdiri di atas tanah terminal Cikarang berdasarkan

perjanjian kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Bekasi dengan PT Adhi Makmur Putrasukses

Nomor 511.2/03.6 – Dinhub/2004 / 09/APS/VII/2004 tanggal 20 Juli 2004 senilai

Rp243.090.800,00 telah dicatat oleh Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi sebagai berikut:

Kas Rp243.090.800,00

Penjualan aset yg tidak dipisahkan Rp243.090.800,00

Namun pada akhir tahun belum dilakukan koreksi atas pengurangan nilai aset. Jurnal seharusnya

pada akhir tahun (31 Desember 2004) untuk penjualan/penghapusan aset bangunan Terminal

Cikarang tersebut adalah sebagai berikut:

Penjualan aset yg tidak dipisahkan Rp243.090.800,00

Bangunan Gedung Rp243.090.800,00

Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:

Penjualan aset yg tidak dipisahkan Rp243.090.800,00

Bangunan Gedung Rp243.090.800,00

d) Pelepasan hak atas tanah dan bangunan eks rumah dinas Bupati dan Wakil Bupati senilai

Rp2.067.000.000,00 telah dicatat oleh Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi sebagai berikut:

Kas Rp2.067.000.000,00

Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp2.067.000.000,00

Akan tetapi atas transaksi tersebut pada akhir tahun 2004 (31 Desember 2004) belum dilakukan

penghapusan aset bangunan.

Jurnal seharusnya untuk mencatat penghapusan aset bangunan adalah sebagai berikut:

Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp2.067.000.000,00

Bangunan Gedung Rp2.067.000.000,00

Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:

Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp2.067.000.000,00

Bangunan Gedung Rp2.067.000.000,00

e) Pelepasan hak atas tanah dan bangunan eks kantor pembantu bupati wilayah I Pondok gede dan eks

kantor tata bangunan/tata kota dan eks kantor balai penyuluhan pertanian Kabupaten Bekasi senilai

Rp720.671.000,00 telah dicatat oleh Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi sebagai berikut:

Kas Rp720.671.000,00

Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp720.671.000,00

Tetapi transaksi tersebut pada akhir tahun (31 Desember 2004) belum diikuti dengan jurnal

penyesuaian dalam rangka penghapusan aset yang sudah dijual tersebut.

Jurnal yang seharusnya untuk penyesuaian tersebut adalah sebagai berikut:

Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp720.671.000,00

Page 14: 112.Kab.Bekasi

14

Bangunan Gedung Rp720.671.000,00

Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:

Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp720.671.000,00

Bangunan Gedung Rp720.671.000,00

f) Pengakuan piutang atas penambahan SKPD yang sudah diterbitkan pada TA 2004 tetapi s.d. 31

Desember 2004 belum dibayar oleh wajib pajak sebesar Rp270.479.049,09 belum dicatat oleh Sub

Bagian Pembukuan Dan Verifikasi. Jurnal yang seharusnya dibuat atas transaksi tersebut adalah

sebagai berikut:

Piutang – Pajak Hotel Rp2.905.000,00

Piutang – Pajak Restoran Rp1.715.000,00

Piutang – Pajak Hiburan Rp1.278.650,00

Piutang – Pajak Pengg. Energi Listrik Rp256.486.999,09

Piutang – Pajak Parkir Rp6.582.400,00

Piutang – Pajak Sarang Burung Walet Rp1.511.000,00

Pendapatan – Pajak Hotel Rp2.905.000,00

Pendapatan – Pajak Restoran Rp1.715.000,00

Pendapatan – Pajak Hiburan Rp1.278.650,00

Pendapatan – Pajak Pengg. Energi Listrik Rp256.486.999,09

Pendapatan – Pajak Parkir Rp6.582.400,00

Pendapatan – Pajak Sarang Burung Walet Rp1.511.000,00

Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:

Piutang – Pajak Hotel Rp2.905.000,00

Piutang – Pajak Restoran Rp1.715.000,00

Piutang – Pajak Hiburan Rp1.278.650,00

Piutang – Pajak Pengg. Energi Listrik Rp256.486.999,09

Piutang – Pajak Parkir Rp6.582.400,00

Piutang – Pajak Sarang Burung Walet Rp1.511.000,00

Pendapatan – Pajak Hotel Rp2.905.000,00

Pendapatan – Pajak Restoran Rp1.715.000,00

Pendapatan – Pajak Hiburan Rp1.278.650,00

Pendapatan – Pajak Pengg. Energi Listrik Rp256.486.999,09

Pendapatan – Pajak Parkir Rp6.582.400,00

Pendapatan – Pajak Sarang Burung Walet Rp1.511.000,00

g) Penghapusan kendaraan melalui dump berdasarkan SK Bupati Nomor 030/Kep.226-Keukeda/2004

tanggal 19 Juli 2004 tentang Penghapusan Kendaraan Dinas Operasional Roda 2 Dan Roda 4 Milik

Pemerintah Kabupaten Bekasi senilai Rp233.515.000,00 telah dibayar sebesar Rp231.105.000,00.

Atas transaksi tersebut Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi Kabupaten Bekasi telah mencatat

sebagai berikut:

Page 15: 112.Kab.Bekasi

15

Kas Rp231.105.000,00

Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp231.105.000,00

Dan akhir TA 2004 dilakukan penyesuaian sebagai berikut:

Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp233.515.000,00

Kendaraan Rp233.515.000,00

Sisa penghapusan yang belum dibayar merupakan piutang Pemerintah Kabupaten Bekasi kepada

pihak ketiga sebesar Rp2.410.000,00. Transaksi tersebut belum dijurnal dalam pembukuan

Pemerintah Kabupaten Bekasi. Dengan demikian jurnal koreksi yang perlu dilakukan adalah:

Piutang kepada Pihak ke-3 Rp2.410.000,00

Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp2.410.000,00

Dan penyesuaian pada akhir TA 2004 adalah sebagai berikut:

Penjualan aset yang tidak dipisahkan Rp233.515.000,00

Kendaraan Rp233.515.000,00

2. Koreksi atas transaksi yang kurang dicatat

a) Koreksi atas kurang pencatatan saldo perhitungan TA yang lalu (SAL TA 2003) berdasarkan hasil

pemeriksaan BPK-RI Tahun 2004 sebesar Rp0,50 kurang dicatat oleh Sub Bagian Pembukuan dan

Verifikasi.

Transaksi tersebut seharusnya dijurnal sebagai berikut:

EDU Rp0,50

Pembiayaan Penerimaan – SAL Tahun Lalu Rp0,50

Pembiayaan-Pengeluaran SAL Tahun Berjalan Rp0,50

EDU Rp0,50

Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:

EDU Rp0,50

Pembiayaan Penerimaan – SAL Tahun Lalu Rp0,50

Pembiayaan-Pengeluaran SAL Tahun Berjalan Rp0,50

EDU Rp0,50

b) Penerimaan dari Bagi Hasil PKB/BBNKB berdasarkan hasil rekonsiliasi dan realisasi bagi hasil

Pendapatan Asli Daerah (PKB, BBNKB dan Pajak Air) Kabupaten/Kota se Jawa Barat TA 2004,

Pemerintah Kabupaten Bekasi berhak atas pendapatan sebesar Rp55.909.871.825,67 sedangkan

dalam TA 2004 Subbag Pembukuan dan Verifikasi Bagian Keuangan baru mengakui pendapatan

sebesar Rp52.334.297.332,00, dengan jurnal sebagai berikut:

Kas Rp52.334.297.332,00

Pendapatan PKB/BBNKB Rp52.334.297.332,00

Dengan demikian terdapat piutang Pemerintah Kabupaten Bekasi atas pendapatan PKB/BBNKB

sebesar Rp3.575.574.493,67 yang kurang dicatat oleh Sub Bagian Pembukuan Dan Verifikasi.

Page 16: 112.Kab.Bekasi

16

Jurnal seharusnya untuk mencatat selisih pendapatan PKB/BBNKB yang belum diakui sebesar

Rp3.575.574.493,56 tersebut adalah:

Piutang PKB/BBNKB Rp3.575.574.493,67

Pendapatan PKB/BBNKB Rp3.575.574.493,67

Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:

Piutang PKB/BBNKB Rp3.575.574.493,67

Pendapatan PKB/BBNKB Rp3.575.574.493,67

c) Penerimaan dari Bagi Hasil Pajak Air Bawah Tanah/Air Permukaan dengan Pemerintah Provinsi

berdasarkan hasil rekonsiliasi dan realisasi bagi hasil Pendapatan Asli Daerah (PKB, BBNKB dan

Pajak Air) Kabupaten/Kota se Jawa Barat TA 2004, Pemerintah Kabupaten Bekasi berhak atas

pendapatan sebesar Rp4.287.653.491,94 sedangkan dalam TA 2004 Subbag Pembukuan dan

Verifikasi Bagian Keuangan baru mengakui pendapatan sebesar Rp3.895.104.053,00, dengan jurnal

sebagai berikut:

Kas Rp3.895.104.053,00

Pendapatan Pajak ABT/AP Rp3.895.104.053,00

Dengan demikian terdapat piutang Pemerintah Kabupaten Bekasi atas pendapatan bagi hasil Pajak

Air Bawah Tanah /Air Permukaan dari Pemerintah Provinsi sebesar Rp392.549.438,94 yang

kurang dicatat oleh Sub Bagian Pembukuan Dan Verifikasi. Jurnal seharusnya untuk mencatat

piutang tersebut adalah:

Piutang Pajak ABT/AP Rp392.549.438,94

Pendapatan Pajak ABT/AP Rp392.549.438,94

Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:

Piutang Pajak ABT/AP Rp392.549.438,94

Pendapatan Pajak ABT/AP Rp392.549.438,94

3. Koreksi atas transaksi-transaksi yang salah dicatat/salah pembebanan

a) Hasil pemeriksaan atas penerimaan dari pendapatan pajak-pajak menunjukkan bahwa terdapat

penerimaan dari SKPD tahun 2003 yang dibayarkan tahun 2004 senilai Rp473.662,24. Sub Bagian

Pembukuan dan Verifikasi Pemerintah Kabupaten Bekasi telah salah mencatat sebagai berikut:

Kas Rp473.662,24

Pendapatan – Pajak Restoran Rp350.000,00

Pendapatan – Pajak Hiburan Rp20.000,00

Pendapatan – Pajak Penggunaan Energi Listrik Rp103.662,24

Jurnal seharusnya untuk mencatat transaksi tersebut adalah:

Kas Rp473.662,24

Penerimaan Pembiayaan Piutang Rp473.662,24

Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:

Pendapatan – Pajak Restoran Rp350.000,00

Page 17: 112.Kab.Bekasi

17

Pendapatan – Pajak Hiburan Rp20.000,00

Pendapatan – Pajak Penggunaan Energi Listrik Rp103.662,24

Pembiayaan Penerimaan Pembayaran Piutang Rp473.662,24

Jurnal koreksi pada akhir tahun (per 31 Desember 2004):

Pembiayaan Penerimaan Pembayaran Piutang Rp473.662,24

Piutang – Pajak Restoran Rp350.000,00

Piutang – Pajak Hiburan Rp20.000,00

Piutang – Pajak Penggunaan Energi Listrik Rp103.662,24

b) Hasil pemeriksaan atas penerimaan dari pendapatan Retribusi pelayanan kesehatan diketahui bahwa

dalam TA 2004 terdapat penerimaan dari SKRD tahun 2003 yang baru dibayar tahun 2004. Atas

penerimaan tersebut Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi Pemerintah Kabupaten Bekasi telah

melakukan pencatatan sebagai berikut:

Kas Rp47.278.500,00

Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan Rp47.278.500,00

Jurnal seharusnya untuk mencatat penerimaan TA 2003 tersebut adalah:

Kas Rp47.278.500,00

Penerimaan Pembiayaan Piutang R. Kesehatan Rp47.278.500,00

Dengan demikian BPK-RI melakukan koreksi sebagai berikut:

Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan Rp47.278.500,00

Pembiayaan Penerimaan Pembayaran Piutang Rp47.278.500,00

Jurnal penyesuaian pada akhir TA 2004 (31 Desember 2004) adalah:

Pembiayaan Penerimaan Pembayaran Piutang Rp47.278.500,00

Piutang Retribusi Pelayanan Kesehatan Rp47.278.500,00

c) Terdapat pengurangan EDU TA 2003 karena pencatatan Pendapatan Bagi Hasil PBB yang bukan

merupakan hak Pemerintah Kabupaten Bekasi pada TA 2003 pada Dinas Pendapatan Daerah dan

pencatatan Piutang pada Sub Bagian Pembukuan terlalu besar sebesar Rp4.757.625.431,00. Atas

koreksi tersebut Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi telah salah mencatat nilai Pendapatan Bagi

Hasil PBB. Jurnal seharusnya untuk mencatat pengurangan nilai piutang PBB adalah:

EDU Rp4.757.625.431,00

Piutang Rp4.757.625.431,00

Dengan demikian jurnal koreksi yang perlu dilakukan pada tanggal 31 Desember 2004 adalah:

EDU Rp4.757.625.431,00

Piutang Rp4.757.625.431,00

d) Pengembalian sisa UUDP dari Pemegang Kas Dinas Pertanian per 31 Desember 2004 telah diakui

dan dicatat Sub Bagian Pembukuan Dan Verifikasi sebagai kontra pos dan dijurnal sebagai berikut:

Kas Rp2.300.000,00

Belanja operasional Dinas Pertanian Rp2.300.000,00

Page 18: 112.Kab.Bekasi

18

Jurnal seharusnya untuk mencatat transaksi tersebut adalah:

Kas Rp2.300.000,00

Kas pada Pemegang Kas-UUDP Dinas Pertanian Rp2.300.000,00

Dengan demikian BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:

Belanja Operasional Dinas Pertanian Rp2.300.000,00

Kas di Pemegang Kas-UUDP Dinas Pertanian Rp2.300.000,00

e) Pencatatan hutang jangka panjang TA 2004 terlalu besar Rp1.199.132.614,82, dan berdasarkan hasil

rekonsiliasi diketahui bahwa hutang jangka panjang Pemerintah Kabupaten Bekasi (setelah

dikurangi potongan karena percepatan pembayaran) TA 2004 adalah sebesar Rp5.705.136.329,38

dari yang semula dicatat sebesar Rp6.904.268.944,20. Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi salah

mencatat nilai hutang tanpa memasukkan hasil rekonsiliasi tersebut.

Jurnal seharusnya untuk mencatat rekonsiliasi atas hutang adalah sebagai berikut:

Hutang Rp1.199.132.614,82

EDU Rp1.199.132.614,82

Dengan demikian BPK-RI melakukan jurnal koreksi sebagai berikut:

Hutang Rp1.199.132.614,82

EDU Rp1.199.132.614,82

Dengan demikian saldo rekening-rekening yang terpengaruh setelah koreksi adalah sebagai berikut:

A. Akun-akun LRA

1) Pajak Daerah

Saldo awal Rp 61.955.210.968,58

Koreksi Rp 270.479.049,09

( Rp 473.662,24 )

Saldo Akhir Rp 62.225.216.355,43

2) Retribusi Daerah

Saldo awal Rp 27.550.681.372,55

Koreksi ( Rp 47.278.500,00 )

Saldo Akhir Rp 27.503.402.872,55

3) Lain-lain PAD

Saldo awal Rp 23.086.788.332,50

Koreksi Rp 104.413.826.500,00

Saldo Akhir Rp 127.500.614.832,50

4) PAD

Saldo awal Rp 114.478.218.395,63

Koreksi Rp 104.636.553.386,85

Saldo Akhir Rp 219.114.771.782,48

Page 19: 112.Kab.Bekasi

19

5) Dana Perimbangan dari provinsi

Saldo awal Rp 73.814.619.170,00

Koreksi Rp 3.968.123.932,61

Saldo Akhir Rp 77.782.743.102,61

6) Dana Perimbangan

Saldo awal Rp 549.919.284.167,00

Koreksi Rp 3.968.123.932,61

Saldo Akhir Rp 553.887.408.099,61

7) Pendapatan

Saldo awal Rp 700.737.467.195,63

Koreksi Rp 108.604.677.319,46

Saldo Akhir Rp 809.342.144.515,09

8) BOP - Publik

Saldo awal Rp 49.618.416.160,00

Koreksi Rp 2.300.000,00

Saldo Akhir Rp 49.620.716.160,00

9) Belanja Publik

Saldo awal Rp 440.601.869.933,00

Koreksi Rp 2.300.000,00

Saldo Akhir Rp 440.604.169.933,00

10) Belanja

Saldo awal Rp 645.417.967.218,00

Koreksi Rp 2.300.000,00

Saldo Akhir Rp 645.420.267.218,00

11) Surplus/Defisit

Saldo awal Rp 55.319.499.977,63

Koreksi Rp 108.602.377.319,46

Saldo Akhir Rp 163.921.877.297,09

12) Sisa Lebih

Saldo awal Rp 130.367.579.088,95

Koreksi Rp (4.710.346.931,00)

Page 20: 112.Kab.Bekasi

20

Saldo Akhir Rp 125.657.232.157,95

13) Pembiayaan Penerimaan Piutang Pajak Tahun Lalu

Saldo awal Rp 5.829.498.458,26

Koreksi (Rp 0,50)

Rp 47.752.162,24

Saldo Akhir Rp 5.877.250.620,00

14) Pembiayaan Penerimaan Daerah

Saldo awal Rp 136.197.077.547,21

Koreksi ( Rp 0,50 )

( Rp 4.662.594.768,76 )

Saldo Akhir Rp 131.534.482.777,95

15) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan

Saldo awal Rp 176.163.908.483,84

Koreksi (Rp 0,50)

Rp 103.892.503.551,20

Saldo Akhir Rp 280.056.412.034,54

16) Sisa Lebih Perhitungan TA 2004

Saldo awal Rp 161.343.550.190,42

Koreksi (Rp 0,50 )

Rp 108.650.129.481,70

Saldo Akhir Rp 269.993.679.671,62

17) Piutang Pajak Tahun Lalu

Saldo awal Rp 12.611.021.523,42

Koreksi Rp (4.710.346.931,00)

Saldo Akhir Rp 7.900.674.592,42

18) Pembiayaan Pengeluaran Daerah

Saldo awal Rp 191.516.577.524,84

Koreksi (Rp 0,50)

Rp 103.939.782.550,70

Saldo Akhir Rp 295.456.360.075,04

19) Pembiayaan Pengeluaran Daerah

Page 21: 112.Kab.Bekasi

21

Saldo awal Rp (55.319.499.977,63)

Koreksi (Rp 108.602.377.319,96)

Saldo Akhir Rp (163.921.877.297,59)

20) Pembiayaan Pengeluaran Daerah

Saldo awal Rp (55.319.499.977,63)

Koreksi (Rp 108.602.377.319,96)

Saldo Akhir (Rp 163.921.877.297,59)

21) Kas di Pemegang Kas

Saldo awal Rp 263.507.260,00

Koreksi Rp (2.300.000,00)

Saldo Akhir Rp 261.207.260,00

22) Piutang

Saldo awal Rp 9.706.448.598,53

Koreksi Rp 108.651.955.818,96

Saldo Akhir Rp 118.358.404.417,49

23) Aktiva Lancar

Saldo awal Rp 165.767.083.433,11

Koreksi Rp 108.649.655.819,96

Saldo Akhir Rp 274.416.739.252,07

24) Belanja Gedung

Saldo awal Rp 62.691.855.767,00

Koreksi ( Rp 3.030.761.800,00 )

Saldo Akhir Rp 59.661.093.967,00

B. Akun-akun Neraca

25) Alat Angkutan

Saldo awal Rp 35.101.088.000,00

Koreksi Rp (233.515.000,00)

Saldo Akhir Rp 34.867.573.000,00

26) Aktiva Tetap

Saldo awal Rp 482.948.783.932,00

Koreksi Rp (3.264.276.800,00)

Page 22: 112.Kab.Bekasi

22

Saldo Akhir Rp 479.684.507.132,00

27) Aktiva BOT

Saldo awal Rp 247.453.606.048,27

Koreksi Rp 74.383.900,00

Saldo Akhir Rp 247.527.989.948,27

28) Aktiva Lain-lain

Saldo awal Rp 247.453.606.048,27

Koreksi Rp 74.383.900,00

Saldo Akhir Rp 247.527.989.948,27

29) Aktiva

Saldo awal Rp 923.624.719.522,38

Koreksi Rp 105.459.762.919,46

Saldo Akhir Rp1.029.084.482.441,84

30) Utang Luar Negeri

Saldo awal Rp 6.904.268.944,20

Koreksi Rp (1.199.132.614,82)

Saldo Akhir Rp 5.705.136.329,38

31) Utang

Saldo awal Rp 7.042.502.922,79

Koreksi Rp (1.199.132.614,82)

Saldo Akhir Rp 5.843.370.307,97

32) EDU

Saldo awal Rp 916.582.216.599,59

Koreksi Rp 106.658.895.534,28

Saldo Akhir Rp 1.023.241.112.133,87

33) Ekuitas Dana

Saldo awal Rp 916.582.216.599,59

Koreksi Rp 106.658.895.534,28

Saldo Akhir Rp 1.023.241.112.133,87

Page 23: 112.Kab.Bekasi

23

C. Akun-akun Laporan Aliran Kas

34) Aliran Kas Masuk – PAD

Saldo awal Rp 114.048.641.762,79

Koreksi ( Rp 47.752.162,24 )

Saldo Akhir Rp 114.000.889.600,55

35) Aliran Kas Masuk dari Aktivitas Operasi

Saldo awal Rp 695.454.551.839,79

Koreksi Rp (47.752.162,24)

Saldo Akhir Rp 695.406.799.677,55

36) Aliran Kas Keluar – BOP

Saldo awal Rp 92.657.845.774,00

Koreksi Rp 2.300.000,00

Saldo Akhir Rp 92.660.145.774,00

37) Aliran Kas Keluar Dari Aktivitas Operasi

Saldo awal Rp 450.557.178.556,00

Koreksi Rp 2.300.000,00

Saldo Akhir Rp 450.559.478.556,00

38) Aliran Kas Masuk – Penerimaan Piutang Tahun Lalu

Saldo awal Rp 5.829.498.458,26

Koreksi Rp 47.752.162,24

Saldo Akhir Rp 5.877.250.620,50

39) Aliran Kas Masuk Dari Aktivitas Pembiayaan

Saldo awal Rp 5.829.498.458,26

Koreksi Rp 47.752.162,24

Saldo Akhir Rp 5.877.250.620,50

40) Aliran Kas Keluar – Kas di Pemegang Kas

Saldo awal Rp 263.507.260,00

Koreksi Rp (2.300.000,00)

Saldo Akhir Rp 261.207.260,00

41) Aliran Kas Keluar Dari AKtivitas Pembiayaan

Saldo awal Rp 15.616.176.301,00

Koreksi Rp ( 2.300.000,00)

Page 24: 112.Kab.Bekasi

24

Saldo Akhir Rp 15.613.876.301,00

Atas koreksi tersebut Pemerintah Kabupaten Bekasi dhi Kepala Bagian Keuangan bersedia melakukan

koreksi sesuai koreksi BPK-RI.

Dengan demikian Laporan Keuangan Kabupaten Bekasi TA 2004 setelah koreksi BPK-RI adalah

sebagai berikut:

Page 25: 112.Kab.Bekasi

25

C. Catatan Pemeriksaan

Hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah (Sebelum disampaikan ke DPRD) TA 2004 yang

disajikan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi dapat diungkapkan sebanyak 24 catatan pemeriksaan yang

perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD untuk meningkatkan kualitas laporan keuangannya.

Catatan Pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Pembangunan Pasar Ikan Higienis Dan Sub Terminal Agribisnis TA 2004 Kurang Dikerjakan Sebesar Rp116.517.553,18

Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Bekasi pada TA 2004 melaksanakan kegiatan yang

telah dianggarkan dalam APBD dengan realisasi pengeluaran sebesar Rp13.841.746.117,00 atau 97,66%

dari anggaran sebesar Rp14.174.105.150,00. Hasil pemeriksaan secara sampling atas dua kegiatan yaitu

Pembangunan Pasar Ikan Higienis dan Pembangunan Sub Terminal Agribisnis menunjukkan hal-hal

sebagai berikut:

a. Pembangunan Pasar Ikan Higienis dilakukan oleh CV Hikmah dengan Kontrak Nomor

602/1213/Diperta tanggal 27 Agustus 2004 senilai Rp2.386.255.000,00. Jangka waktu pelaksanaan

pekerjaan selama 120 hari (27 Agustus s.d. 25 Desember 2004) dan jangka waktu pemeliharaan

selama 90 hari (s.d 28 Maret 2005). Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan BA Serah

Terima Pekerjaan I Nomor 602-1/1805/DIPERTA tanggal 28 Desember 2004 dan kepada rekanan

telah dilakukan pembayaran lunas berdasarkan SPM No.2731/BM/BT/2004 tanggal 27 September

2004 senilai Rp477.251.000,00 dan Nomor 4115/BM/BT/2004 tanggal 29 Desember 2004 senilai

Rp1.909.004.000,00.

Hasil pemeriksaan dokumen berupa kontrak, SPM, BA Serah Terima Pekerjaan dan hasil

pemeriksaan pekerjaan di lapangan tanggal 7 April 2005, terdapat hal-hal sebagai berikut:

1) Sampai dengan dilakukan pemeriksaan fisik pekerjaan di lapangan (tanggal 7 April 2005)

belum dilakukan serah terima pekerjaan II (sesudah pemeliharaan) dan masih dilakukan

beberapa perbaikan. Pada saat dikonfirmasikan kepada Pemimpin Kegiatan, diperoleh

keterangan bahwa penyerahan pekerjaan baru akan dilaksanakan apabila perbaikan sudah

selesai dilaksanakan semuanya oleh CV Hikmah.

2) Terdapat beberapa pekerjaan yang belum dilaksanakan, tidak sesuai kontrak dan barang tidak

ada di lapangan pada saat dilakukan pengecekan, sebagai berikut:

Volume Pekerjaan No Uraian RAB Fisik Selisih

Hg Satuan (Rp)

Nilai (Rp)

1. IMB 6.168.960,00 6.168.960,00 2. Testing & Comissioning 7.881.300,00 7.881.300,00 3. Meja preparing 2 unit 0 2 3.000.000,00 6.000.000,00 4. Perlengkapan Penyiangan 10 unit 0 10 500.000,00 5.000.000,00 5. Show case & sarana

display hasil olahan 5 unit 0 5 13.050.840,00 65.254.200,00

6. Pek. lantai keramik 40x40 F2 setara roman

412,5 m2

407,484 m2

5,016 m2 93.380,00 468.394,08

7. Pek. Pas. keramik dinding 20/25 setara roman

317,80 m2

246,917 m2

70,883 m2

78.200,00 5.543.050,60

Page 26: 112.Kab.Bekasi

26

Jumlah 96.315.904,68

b. Pembangunan Sub Terminal Agribisnis dilakukan oleh PT Fierdafi Sinar Utama dengan Kontrak

Nomor 602/1215/Diperta tanggal 27 Agustus 2004 senilai Rp1.282.500.000,00. Jangka waktu

pelaksanaan pekerjaan selama 120 hari (27 Agustus s.d. 25 Desember 2004) dan jangka waktu

pemeliharaan selama 90 hari (s.d 25 Maret 2005). Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan

BA Serah Terima Pekerjaan I Nomor 602-1/1804/DIPERTA tanggal 24 Desember 2004 dan kepada

rekanan telah dilakukan pembayaran lunas berdasarkan SPM No.2733/BM/BT/2004 tanggal 24

September 2004 senilai Rp256.500.000,00 dan Nomor 4116/BM/BT/2004 tanggal 29 Desember

2004 senilai Rp1.026.000.000,00.

Hasil pemeriksaan dokumen berupa kontrak, SPM, BA Serah Terima Pekerjaan dan hasil

pemeriksaan pekerjaan di lapangan tanggal 7 April 2005 bersama Pemimpin Kegiatan, Tim

Pemeriksa barang dari Dinas Pertanian dan Tim Pengawas Lapangan serta Pelaksana kegiatan,

terdapat hal-hal sebagai berikut:

1) Sampai dengan dilakukan pemeriksaan fisik pekerjaan di lapangan (tanggal 7 April 2005)

belum dilakukan serah terima pekerjaan II (sesudah pemeliharaan).

2) Terdapat beberapa pekerjaan yang belum dilaksanakan, tidak sesuai kontrak dan barang tidak

ada di lapangan pada saat dilakukan pengecekan, sebagai berikut:

Volume Pekerjaan No Uraian RAB Fisik Selisih

Hg Satuan (Rp)

Nilai (Rp)

1 IMB 1.500.000,00 1.500.000,00 2 Pek. Perkerasan jalan/Parkir - LPAgregat kls A (20 cm) 453,13

m3 414,5699 m3

38,5601 m3

185.000,00 7.133.618,50

- LPAgregat kls B (30 cm) 679,695 m3

621,85485 m3

57,84015 m3

200.000,00 11.568.030,00

Jumlah 20.201.648,50

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Kontrak Kerjasama Nomor 602/1213/Diperta tanggal 27 Agustus

2004 antara Pemerintah Kabupaten Bekasi dan CV Hikmah tentang Pembangunan Pasar Ikan Higienis dan

Kontrak Nomor 602/1215/Diperta tanggal 27 Agustus 2004 antara Pemerintah Kabupaten Bekasi dan PT

Fierdafi Sinar Utama tentang Pembangunan Sub Terminal Agribisnis:

a. Pasal 1 angka 2: Pihak kedua berkewajiban untuk melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara

pekerjaan serta memperbaiki kerusakan sesuai dengan ketentuan dan spesifikasi yang tercantum dalam

kontrak.

b. Pasal 7 dan 8 angka 1: Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai selesai 100% (Serah Terima I)

ditetapkan 120 hari kalender dan jangka waktu pemeliharaan hasil pekerjaan ditetapkan selama 90 hari

kalender terhitung sejak tanggal pekerjaan selesai 100% dan telah diterima oleh pihak pertama dalam

keadaan baik, yang dinyatakan dalam BA Serah Terima I.

c. Pasal 16 angka 2: Setiap hari keterlambatan pihak kedua wajib membayar denda keterlambatan sebesar

1%o dari biaya pekerjaan borongan.

Page 27: 112.Kab.Bekasi

27

Masalah itu mengakibatkan kelebihan pembayaran kepada CV Hikmah sebesar Rp96.315.904,68 dan

PT Fierdafi Sinar Utama sebesar Rp20.201.648,50, yang merugikan Keuangan Daerah sebesar

Rp116.517.553,18 (Rp96.315.904,68 + Rp20.201.648,50), disebabkan oleh lemahnya pengawasan yang

dilakukan pengawas teknis di lapangan, yaitu PT Asthawahana Consultama selaku konsultan pengawas dan

Tim Pengawas Lapangan serta Pemimpin Kegiatan Lalai dalam melakukan pengendalian atas kegiatan

dimaksud.

Atas temuan tersebut Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan mengemukakan bahwa memang

terjadi kekurangan pekerjaan sebagaimana dalam temuan dan kekurangan tersebut akan dilengkapi sesegera

mungkin.

Saran BPK-RI:

Bupati Bekasi agar:

a. Memerintahkan Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan supaya memberikan teguran tertulis

kepada PT Asthawahana Consultama dan dijadikan pertimbangan dalam pelelangan berikutnya dan

teguran kepada Tim Pengawas lapangan supaya lebih optimal dalam melakukan pengawasan

b. Memerintahkan Pemimpin Kegiatan supaya mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah

sebesar Rp116.517.553,18 dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan bukti setor disampaikan kepada

BPK-RI.

2. Harga Satuan Atas Beberapa Pelaksanaan Pekerjaan TA 2004 Pada Dinas Pertanahan Melebihi Ketentuan Sebesar Rp36.325.000,00 Dan Terjadi Kelambatan Penyelesaian Pekerjaan Yang Belum Dikenakan Denda Sebesar Rp10.782.000,00

Dinas Pertanahan Kabupaten Bekasi pada TA 2004 melaksanakan kegiatan yang telah dianggarkan

dalam APBD dengan realisasi pengeluaran sebesar Rp2.034.539.549,00 atau 68,14% dari anggaran sebesar

Rp2.985.850.000,00. Dari realisasi belanja tersebut Dinas Pertanahan menyelesaikan lima kegiatan yang

dilaksanakan oleh pihak ketiga dan satu kegiatan yang dilaksanakan secara swakelola yaitu pembebasan

tanah di Desa Sukamahi. Pembebasan tanah di Desa Sukamahi tidak dapat diselesaikan karena kendala di

lapangan. Lima kegiatan yang telah diselesaikan tersebut dilaksanakan oleh pihak ketiga, meliputi:

a. Kegiatan Pendataan Dan Pemetaan Tanah Negara Tahap I dilaksanakan oleh PT Profesional Delapan

Tambah berdasarkan Kontrak No.050-47-DP-2004 tanggal 8 September 2004 senilai Rp102.000.000,00.

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 100 hari kalender (8 September s.d. 24 Desember 2004).

Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan BA Serah Terima Pekerjaan Nomor 050-68-DP-2004 tanggal

4 Nopember 2004 dan BA Serah Terima Pekerjaan Nomor 050-70-DP-2004 tanggal 3 Desember 2004.

Kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas dengan SPM No.3284/BOP/BT/04 tanggal 29

Oktober 2004 senilai Rp40.800.000,00 dan No.4025/BOP/BT/04 tanggal 30 Desember 2004 senilai

Rp61.200.000,00.

Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa kontrak, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, Dokumen

penawaran perusahaan serta output kegiatan dan hasil konfirmasi kepada Pemimpin Kegiatan dan Seksi

Page 28: 112.Kab.Bekasi

28

Perencanaan Dinas Pertanahan (sekarang Badan Pertanahan Nasional) pada tanggal 5 April 2005

menunjukkan bahwa:

1) Harga satuan tenaga pendukung dalam RAB melebihi ketentuan sebesar Rp7.525.000,00, dengan

rincian sebagai berikut:

No. Uraian Hg Satuan (Rp) Berdasarkan Selisih Volume Jumlah SEB Bappenas-Menkeu RAB (Rp) (Rp)

1. Operator Komputer

750.000,00 2.500.000,00 1.750.000,00 3,5 6.125.000,00

2. Sopir 500.000,00 900.000,00 400.000,00 3,5 1.400.000,00 Jumlah 7.525.000,00

2) RAB mencantumkan biaya pengadaan base camp/akomodasi selama dua bulan sebesar

Rp1.000.000,00 dan pengadaan material kerja/ATK sebesar Rp3.900.000,00 yang tidak sesuai

dengan Surat Edaran Bersama Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan.

b. Kegiatan Peningkatan Sistem Kearsipan Pengukuran Dan Pendaftaran Tanah Serta Up Grading GPS

System dilaksanakan oleh PT Aditya Ridho Gumilang dengan Kontrak No.050-46-DP-2004 tanggal 8

September 2004 senilai Rp345.000.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 60 hari

kalender (8 September s.d. 8 November 2004). Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan BA Serah

Terima Pekerjaan Nomor 050-..-DP-2004 tanggal 3 Nopember 2004 dan kepada rekanan telah dilakukan

pembayaran lunas dengan SPM Nomor 3286/BM/BT/2004 tanggal 29 Oktober 2004 senilai

Rp138.000.000,00 dan SPM Nomor 3943/BM/BT/2004 tanggal 22 Desember 2004 senilai

Rp207.000.000,00.

Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa kontrak, RAB, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, Dokumen

penawaran perusahaan serta output kegiatan dan hasil konfirmasi kepada Pemimpin Kegiatan dan

Kepala Seksi Perencanaan Dinas Pertanahan pada tanggal 5 April 2005 menunjukkan bahwa:

1) Hasil pengecekan kebenaran perhitungan angka dan jumlah RAB terdapat kesalahan

perhitungan RAB yang seharusnya sebesar Rp344.856.000,00 dituangkan dalam kontrak sebesar

Rp345.000.000,00. Dengan demikian terdapat kelebihan pembayaran sebesar Rp144.000,00.

2) RAB mencantumkan biaya pengadaan tinta printer dan kertas (termasuk ATK, disket dan

CD) sebesar Rp1.500.000,00. Berdasarkan Surat Edaran Bersama Menteri Keuangan dan Kepala

Bappenas, biaya tersebut tidak boleh dicantumkan dalam RAB hanya jika jangka waktu kegiatan

kurang dari enam bulan.

3) Dalam RAB disebutkan biaya untuk tenaga ahli geodesi (sebagai tenaga ahli

anggota/bukan team leader) sebesar Rp4.501.000,00 sedangkan dalam data personalia yang

diusulkan PT Aditya Ridho Gumilang tidak terdapat tenaga ahli geodesi kecuali sebagai team

leader.

4) Harga satuan beberapa tenaga pendukung melebihi harga satuan yang ditetapkan Surat

Edaran Bersama Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas sebesar Rp1.075.000,00, dengan rincian:

Page 29: 112.Kab.Bekasi

29

No. Uraian Hg Satuan (Rp) Berdasarkan Selisih Volume Jumlah SEB Bappenas-Menkeu RAB (Rp) (Rp)

1. Operator Komputer

750.000,00 1.200.000,00 450.000,00 1,5 675.000,00

2. Pesuruh 400.000,00 600.000,00 200.000,00 2,0 400.000,00 Jumlah 1.075.000,00

5) Sampai dengan berakhirnya kontrak, 8 November 2004, pekerjaan belum selesai. Hal itu

dibuktikan dengan surat pengantar pengiriman GPS Leyca ke Swiss dalam rangka upgrade

keakurasiannya menjadi centimeter tertanggal 30 November 2004 dan kartu garansi yang

menyatakan tanggal pembelian adalah 6 Desember 2004. Dengan demikian terdapat keterlambatan

penyelesaian pekerjaan selama 28 hari, yang harus dikenakan denda sebesar Rp9.660.000,00 (1 °/oo

x 28 hari x Rp345.000.000,00).

c. Kegiatan Pendataan dan Pemetaan Perolehan Hak dan Pemanfaatannya dilaksanakan oleh PT Asta

Amanatindo Consultant dengan Kontrak No.050-16-DP-2004 tanggal 19 Agustus 2004 senilai

Rp21.000.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 30 hari kalender (19 Agustus s.d. 20

September 2004). Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan BA serah terima pekerjaan Nomor

050-70-DP-2004 tanggal 12 Oktober 2004 dan kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas

dengan SPM Nomor 3285/BOP/BT/04 tanggal 29 Oktober 2004 senilai Rp21.000.000,00.

Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa kontrak, RAB, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, Dokumen

penawaran perusahaan serta output kegiatan dan hasil konfirmasi kepada Pemimpin Kegiatan dan

Kepala Seksi Perencanaan Dinas Pertanahan pada tanggal 5 April 2005 menunjukkan:

1) Kegiatan mengalami kelambatan selama 22 hari yang dibuktikan dengan BA Penyerahan Kegiatan

kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi dhi Kepala Dinas Pertanahan pada tanggal 12 Oktober 2004

sedangkan kontrak berakhir pada tanggal 20 September 2004, sehingga harus dikenakan denda

sebesar Rp462.000,00 (1 °/oo x 22 hari x Rp21.000.000,00).

2) RAB mencantumkan biaya yang tidak perlu dianggarkan yaitu biaya sewa kendaraan dalam Biaya

langsung non personil kelompok laporan dan pencetakan sebesar Rp2.500.000,00 dan pengadaan

material kerja sebesar Rp1.500.000,00.

d. Kegiatan Sertifikasi Tanah Massal dilaksanakan oleh PT Consulindo Eka Karya dengan Kontrak

No.050-15-DP-2004 tanggal 19 Agustus 2004 senilai Rp30.000.000,00. Jangka waktu pelaksanaan

pekerjaan selama 30 hari kalender (19 Agustus s.d. 20 September 2004). Pekerjaan telah dinyatakan

selesai dengan BA Serah Terima Pekerjaan Nomor 050-70-DP-2004 tanggal 12 Oktober 2004 dan

kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas dengan SPM Nomor 3287/BOP/BT/04 tanggal 29

Oktober 2004 senilai Rp30.000.000,00.

Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa Kontrak, RAB, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan,

Dokumen penawaran perusahaan serta output kegiatan dan hasil konfirmasi kepada Pemimpin Kegiatan

dan Kepala Seksi Perencanaan Dinas Pertanahan pada tanggal 5 April 2005 menunjukkan:

Page 30: 112.Kab.Bekasi

30

1) Kegiatan mengalami kelambatan selama 22 hari yang dibuktikan dengan BA Penyerahan Kegiatan

kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi dhi Kepala Dinas Pertanahan pada tanggal 12 Oktober 2004,

sedangkan kontrak berakhir pada tanggal 20 September 2004, sehingga harus dikenakan denda

sebesar Rp660.000,00 (1 %o x 22 hari x Rp30.000.000,00).

2) RAB mencantumkan harga satuan untuk tenaga pendukung yang melebihi ketentuan, yaitu:

No. Uraian Hg Satuan (Rp) Berdasarkan Selisih Volume Jumlah SEB Bappenas-Menkeu RAB (Rp) (Rp)

1. Surveyor 2.800.000,00 2.500.000,00 300.000,00 1,0 300.000,00 2. Operator

komputer 2.200.000,00 750.000,00 1.450.000,00 1,0 1.450.000,00

Jumlah 1.750.000,00 Tenaga operator CAD dikelompokkan dalam operator komputer karena dalam dokumen penawaran

perusahaan tidak dicantumkan pernyataan organisasi profesinya dan pengalaman kerjanya.

3) RAB mencantumkan biaya pengadaan base camp (sewa rumah) sebesar Rp450.000,00 dan biaya

pengadaan ATK sebesar Rp1.200.000,00 yang berdasarkan Surat Edaran Bersama Menteri

Keuangan dan Kepala Bappenas tidak boleh dicantumkan dalam RAB karena jangka waktu

kegiatan kurang dari enam bulan.

e. Kegiatan Cadastral Index Mapping dilaksanakan oleh CV Mitra Karya dengan Kontrak No.050-49-DP-

2004 tanggal 8 September 2004 senilai Rp92.000.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama

100 hari kalender (8 September s.d. 24 Desember 2004). Sampai dengan saat pemeriksaan, tanggal 12

April 2005, Pemeriksa tidak menerima BA Serah Terima Pekerjaan. Kepada rekanan telah dilakukan

pembayaran lunas dengan SPM Nomor 3290/BOP/BT/04 tanggal 1 November 2004 senilai

Rp36.800.000,00 dan SPM Nomor 3904/BM/BT/04 tanggal 22 Desember 2004 senilai

Rp55.200.000,00.

Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa kontrak, RAB, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, Dokumen

penawaran perusahaan serta output kegiatan dan hasil konfirmasi kepada Pemimpin Kegiatan dan

Kepala Seksi Perencanaan Dinas Pertanahan pada tanggal 5 April 2005 menunjukkan:

1) RAB mencantumkan biaya pengadaan base camp (sewa rumah) sebesar Rp400.000,00, biaya

pengadaan ATK, disket dan CD sebesar Rp375.000,00 dan pengadaan tinta plotter dan printer

sebesar Rp5.130.000,00 yang tidak sesuai dengan Surat Edaran Bersama Menteri Keuangan dan

Kepala Bappenas.

2) Dokumen penawaran CV Mitra Karya tidak mencantumkan Daftar Riwayat Hidup (CV) tenaga ahli

dan tenaga penunjang kualifikasi khusus (operator CAD) dan harga satuan untuk tenaga pendukung

melebihi ketentuan, yaitu harga satuan operator CAD yang seharusnya Rp750.000,00/bulan

dicantumkan Rp2.100.000,00/bulan selama 2,5 bulan. Dengan demikian terdapat selisih sebesar

Rp3.375.000,00 ((Rp2.100.000,00 - Rp750.000,00) x 2,5 bulan).

Keadaan tersebut tidak sesuai dengan:

Page 31: 112.Kab.Bekasi

31

a. Surat Edaran Bersama (SEB) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan

Nomor 1203/D.II/03/2000 / SE-38/A/2000 tanggal 17 Maret 2000 tentang petunjuk penyusunan RAB

untuk jasa konsultansi (Biaya Langsung Personil) dan Biaya Langsung Non Personil yang antara lain

menyatakan bahwa kontrak di bawah enam bulan tidak diperbolehkan mencantumkan sewa rumah dan

ATK.

b. Kontrak/Perjanjian No.050-47-DP-2004 tanggal 8 September 2004, No.050-46-DP-2004 tanggal 8

September 2004, No.050-16-DP-2004 tanggal 19 Agustus 2004, No.050-15-DP-2004 tanggal 19

Agustus 2004 dan No.050-49-DP-2004 tanggal 8 September 2004 Pasal 3 ayat (1) dan 9 yang antara lain

menyatakan bahwa Pihak kedua/pemborong diwajibkan memenuhi persyaratan yang terdapat pada

dokumen kontrak dan apabila penyerahan pekerjaan dimaksud pertama kalinya tidak dilakukan pada

waktu yang telah ditentukan dalam kontrak, sehingga mengakibatkan keterlambatan pekerjaan tersebut,

maka pihak kedua dikenakan denda 1%o (satu permil) untuk setiap hari keterlambatan dengan jumlah

denda setinggi-tingginya 5% dari harga pekerjaan.

Masalah ini mengakibatkan Kerugian Keuangan Daerah sebesar Rp36.325.000,00 dengan rincian:

- PT Profesional Delapan Tambah sebesar Rp12.425.000,00

- PT Aditya Ridho Gumilang sebesar Rp7.220.000,00

- PT Asta Amanatindo Consultant sebesar Rp4.000.000,00

- PT Consulindo Eka Karya sebesar Rp3.400.000,00

- CV Mitra Karya sebesar Rp9.280.000,00

dan kerugian dari denda keterlambatan yang belum diterima oleh Kas Daerah sebesar Rp10.782.000,00

dengan rincian:

- PT Aditya Ridho Gumilang sebesar Rp9.660.000,00

- PT Asta Amanatindo Consultant sebesar Rp462.000,00

- PT Consulindo Eka Karya sebesar Rp660.000,00

Hal ini disebabkan oleh:

a. Kurangnya pemahaman Panitia lelang terhadap ketentuan penyusunan RAB.

b. Kurangnya pengawasan dari Pemimpin Kegiatan Dinas Pertanahan selaku pengguna anggaran.

Atas temuan tersebut para Pemimpin Kegiatan pada Badan Pertanahan Nasional mengemukakan

bahwa kelebihan pembayaran tersebut terjadi karena kesalahan dalam pembuatan RAB.

Saran BPK-RI:

Bupati Bekasi agar:

a. Memerintahkan Kepala Dinas Pertanahan memberikan teguran tertulis kepada Panitia Lelang dalam

melaksanakan tugas supaya mengacu kepada ketentuan yang berlaku dan kepada Para Pemimpin

Kegiatan pada Dinas Pertanahan supaya lebih teliti dalam melakukan pengawasan.

Page 32: 112.Kab.Bekasi

32

b. Memerintahkan Para Pemimpin Kegiatan mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah

dengan menyetorkan ke Kas Daerah sebesar Rp36.325.000,00 dan Rp10.782.000,00 dengan bukti setor

disampaikan kepada BPK-RI, dengan rincian sebagai berikut:

- PT Profesional Delapan Tambah sebesar Rp12.425.000,00

- PT Aditya Ridho Gumilang sebesar Rp7.220.000,00 dan denda sebesar Rp9.660.000,00

- PT Asta Amanatindo Consultant sebesar Rp4.000.000,00 dan denda sebesar Rp462.000,00

- PT Consulindo Eka Karya sebesar Rp3.400.000,00 dan denda sebesar Rp660.000,00

- CV Mitra Karya sebesar Rp9.280.000,00

3. Perhitungan Biaya Kegiatan Penyusunan Draft Renstra Kabupaten Bekasi Pada Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bekasi Tidak Sesuai Ketentuan Sebesar Rp32.100.000,00

Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bekasi pada TA 2004 melaksanakan

kegiatan identifikasi dan analisis kekayaan dan hutang PDAM dalam rangka peningkatan kemandirian

PDAM bekerjasama dengan LPPM Unisma’45 senilai Rp72.000.000,00, dengan Surat Perjanjian Kerjasama

No.800/437/Bappeda tanggal 18 Maret 2004. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 20 hari kalender (19

Maret s.d. tanggal 6 April 2004). Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan BA Serah Terima Pekerjaan

No.027/09/Bappeda/2004 tanggal 8 April 2004 dan kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas

dengan SPM No.762/BOP/BT/2004 tanggal 19 Mei 2004 senilai Rp72.000.000,00.

Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa kontrak/Surat Perjanjian Kerjasama No.800/437/Bappeda

tanggal 18 Maret 2004, BA Serah Terima Pekerjaan, SPM dan output/hasil pekerjaan serta hasil konfirmasi

pemeriksa kepada pelaksana di Bappeda tanggal 13 April 2005 menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

a) Penunjukkan pelaksana dilakukan secara Penunjukan langsung, berdasarkan Nota Dinas Kepala Bidang

Penelitian kepada Kepala Bappeda No.050/5/Bappeda tanggal 16 Maret 2004. Dalam Nota Dinas

tersebut dinyatakan bahwa alasan penunjukan langsung adalah pekerjaan yang dilaksanakan tersebut

bersifat terus menerus/berkesinambungan.

b) Penawaran dari LPPM Unisma’45 tidak mencantumkan CV (Curriculum Vitae) tenaga ahli. Dengan

demikian harga satuan pada dokumen penawaran tidak dapat diyakini kewajarannya.

c) Hasil analisa atas RAB yang diajukan pelaksana dalam kontrak menunjukkan bahwa RAB

mencantumkan honor tenaga ahli dan tenaga penunjang dalam komponen biaya personil dan jangka

waktu yang melebihi ketentuan, yaitu: (dengan catatan gaji tenaga ahli dihitung berdasarkan kelompok

ahli).

Honor Tenaga Ahli No. Uraian RAB SEB Selisih

Satuan RAB

Satuan Shrsnya

Selisih Satuan

Nilai (Rp)

1. Team leader 4.000.000 4.000.000 - 3 ob 2 ob 1 ob 4.000.000 2. Tenaga Ahli 3.000.000 2.290.000 710.000 15 ob 10 ob 5 ob 22.100.000 3. Operator 2.500.000 750.000 1.750.000 3 ob 2 ob 1 ob 6.000.000 Jumlah 32.100.000 cat: Perhitungan satuan = 20 hr:30 hr x satuan RAB

Page 33: 112.Kab.Bekasi

33

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Surat Edaran Bersama (SEB) Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 1203/D.II/03/2000 / SE-38/A/2000 tanggal 17 Maret

2000 tentang petunjuk penyusunan RAB untuk jasa konsultansi (Biaya Langsung Personil) dan Biaya

Langsung Non Personil yang antara lain menyatakan batas tertinggi honor tenaga ahli suatu kegiatan.

Masalah itu mengakibatkan Kerugian Keuangan Kabupaten Bekasi sebesar Rp32.100.000,00, yang

disebabkan oleh kurangnya pemahaman Panitia Lelang Bappeda terhadap ketentuan yang berlaku.

Atas temuan tersebut Kepala Bappeda Kabupaten Bekasi mengemukakan bahwa dalam kegiatan

penyusunan konsep Renstra telah terjadi alih jabatan dalam organisasi Bapeda dan menyadari banyak

kekurangan-kekurangan yang terjadi, untuk itu segala kekurangan kiranya akan menjadi bahan koreksi dalam

masa yang akan datang.

Saran BPK-RI:

Bupati Bekasi agar:

a. Memerintahkan Kepala Bappeda memberikan teguran tertulis kepada Panitia Lelang Bappeda supaya

lebih memperhatikan ketentuan yang belaku dalam menjalankan tugasnya.

b. Memerintahkan Pemimpin kegiatan penyusunan konsep Renstra segera mempertanggungjawabkan

Kerugian Keuangan Daerah dengan menyetorkan ke Kas Daerah sebesar Rp32.100.0000,00 dan bukti

setor disampaikan kepada BPK-RI.

4. Harga Satuan Beberapa Kegiatan Pada Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Bekasi Tidak Sesuai Ketentuan Sebesar Rp23.100.000,00

Bappeda Kabupaten Bekasi pada TA 2004 telah merealisasikan pengeluaran yang dianggarkan dalam

APBD sebesar Rp9.377.640.446,00 atau 94,21% dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp9.954.171.900,00.

Hasil pemeriksaan atas dokumen berupa kontrak, BA Serah Terima Pekerjaan, SPM dan output/hasil

pekerjaan serta hasil konfirmasi pemeriksa kepada pelaksana di Bappeda tanggal 11 s.d. 13 April 2005

menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

a) Kegiatan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Khusus Pantai Utara Kabupaten Bekasi Tahap III

dilaksanakan oleh PT Jakarta Konsultindo dengan kontrak No.027/1210/Bappeda tanggal 18 Juni 2004

senilai Rp336.204.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 180 hari (s.d. tanggal 14 Desember

2004). Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan BA Serah Terima Pekerjaan No.027/3727/Bapeda

tanggal 10 Desember 2004. Kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas dalam tiga tahap

pembayaran, SPM No. 1722/BOP/BT/2004 tanggal 10 Agustus 2004 senilai Rp100.861.200,00, SPM

No. 3056/BOP/BT/2004 tangggal 29 Oktober 2004 senilai Rp134.481.600,00 dan SPM No.

3923/BOP/BT/2004 tanggal 29 Desember 2004 senilai Rp100.861.200,00.

Hasil analisa atas RAB yang diajukan pelaksana menunjukkan bahwa RAB mencantumkan honor

pembantu umum dalam komponen tenaga penunjang biaya personil yang melebihi ketentuan satuan

harga dalam Surat Edaran Bersama Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas sebesar Rp100.000,00

(Rp500.000,00 – Rp400.000,00) x 6 ob = Rp600.000,00.

Page 34: 112.Kab.Bekasi

34

b) Kegiatan Penentuan Dan Penegasan Batas Wilayah Laut Kabupaten Bekasi Tahap I TA 2004

dilaksanakan oleh Primer Koperasi Hidros TNI-AL dengan kontrak No.027/938/Bappeda tanggal 24

Mei 2004 senilai Rp377.000.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 180 hari (s.d. tanggal 19

Nopember 2004). Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan BA Serah Terima Pekerjaan

No.027/3050/Bappeda tanggal 4 Oktober 2004. Kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas

dengan SPM No. 1204/BOP/BT/2004 tanggal 9 Juli 2004 senilai Rp150.800.000,00, SPM

No.2282/BOP/BT/2004 tanggal 26 Agustus 2004 senilai Rp113.100.000,00, SPM

No.3007/BOP/BT/2004 tanggal 13 Oktober 2004 senilai Rp113.100.000,00.

Hasil analisa atas RAB yang diajukan pelaksana menunjukkan bahwa RAB mencantumkan honor tenaga

penunjang dalam komponen biaya personil yang melebihi ketentuan satuan harga yag terdapat dalam

Surat Edaran Bersama Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas, yaitu:

Honor Tenaga Ahli berdasarkan No. Uraian SEB RAB Selisih

Satuan Nilai (Rp)

1. Administrator 750.000 1.000.000 250.000 6 ob 1.500.000,00 2. CAD operator 750.000 1.500.000 750.000 6 ob 4.500.000,00 Jumlah 6.000.000,00

c) Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan Pesisir Tahap I Dan Permukiman Nelayan dilaksanakan

oleh PT Konsidotama Persadaloka dengan kontrak No.027/1212/Bappeda tanggal 18 Juni 2004 senilai

Rp431.360.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 180 hari (s.d. tanggal 14 Desember 2004).

Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan BA Serah Terima Pekerjaan No.027/2627/Bappeda tanggal 1

Desember 2004. Kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas dengan SPM

No.1786/BOP/BT/2004 tanggal 1 Agustus 2004 senilai Rp129.408.000,00, SPM

No.3326/BOP/BT/2004 tanggal 4 November 2004 senilai Rp172.544.000,00 dan SPM

No.3927BOP/BT/2004 tanggal 29 Desember 2004 senilai Rp129.408.000,00.

Hasil analisa atas RAB yang diajukan pelaksana menunjukkan bahwa RAB mencantumkan honor tenaga

ahli dan tenaga penunjang dalam komponen biaya personil yang melebihi ketentuan satuan harga dalam

Surat Edaran Bersama Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas, yaitu harga satuan CAD operator yang

ditetapkan Rp1.000.000,00 dari yang seharusnya Rp750.000,00 sehingga terdapat selisih Rp250.000,00

atau sebesar Rp7.500.000,00 dalam satuan 30 OB.

d) Kegiatan Rehabilitasi Bangunan Sekolah Dasar Negeri Di Kabupaten Bekasi dilaksanakan oleh PT

Trisatya Cipta Pratama senilai Rp234.547.500,00. Sampai dengan tanggal 15 April 2005 Pemeriksa

tidak menerima kontrak untuk kegiatan yang bersangkutan. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan

berdasarkan RAB adalah 75 hari. Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan BA Serah Terima Pekerjaan

No.027/3807/Bapeda tanggal 17 Desember 2004. Kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas

dengan SPM No. 3636/BOP/BT/2004 tanggal 6 Desember 2004 senilai Rp116.578.000,00 dan SPM

No.3926/BOP/BT/2004 tanggal 22 Desember 2004 senilai Rp116.578.000,00.

Surat Keputusan Kepala Bappeda selaku pengguna anggaran No.027/K.87/Bappeda tanggal 5 Oktober

2004 tentang penunjukan pemenang pengadaan jasa konsultan kegiatan kajian rehabilitasi Gedung SDN

Page 35: 112.Kab.Bekasi

35

di Kabupaten Bekasi antara lain menetapkan PT Trisatya Cipta Pratama sebagai pelaksana kajian

rencana pembangunan pasar kecamatan Tambun Utara. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang

dimaksud dalam SK Kepala Bappeda tersebut tidak berhubungan dengan kegiatan yang dilaksanakan.

Hasil analisa atas RAB yang diajukan pelaksana menunjukkan bahwa RAB mencantumkan honor tenaga

asisten ahli dan tenaga penunjang dalam komponen biaya personil yang melebihi ketentuan satuan harga

yang tercantum dalam Surat Edaran Bersama Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas sebesar

Rp9.000.000,00, dengan rincian sebagai berikut:

Honor Tenaga Ahli berdasarkan No. Uraian SEB RAB Selisih

Satuan Nilai (Rp)

1. CAD operator 750.000 1.500.000 750.000 7,5 ob 5.625.000,00 2. Administrator 750.000 1.000.000 250.000 2,5 ob 625.000,00 3. Operator komputer 750.000 1.000.000 250.000 7,5 ob 1.875.000,00 4. Office Boy 400.000 750.000 350.000 2,5 ob 875.000,00 Jumlah 9.000.000,00

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Surat Edaran Bersama (SEB) Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 1203/D.II/03/2000 / SE-38/A/2000 tanggal 17 Maret 2000 tentang petunjuk penyusunan RAB untuk jasa konsultansi (Biaya Langsung Personil) dan Biaya Langsung Non Personil yang antara lain menyatakan batas tertinggi honor tenaga ahli suatu kegiatan dan bahwa RAB untuk kontrak di bawah enam bulan tidak diperbolehkan mencantumkan dan ATK.

Masalah itu merugikan Pemerintah Kabupaten Bekasi sebesar Rp23.100.000,00, yang disebabkan oleh

kurangnya pemahaman penyusun RAB dhi Panitia Lelang Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) terhadap ketentuan yang berlaku.

Atas temuan tersebut Kepala Bapeda Kabupaten Bekasi mengemukakan bahwa hal itu akan menjadi

bahan koreksi kegiatan Bapeda di masa yang akan datang.

Saran BPK-RI:

Bupati Bekasi agar:

a. Memerintahkan Kepala Bappeda menegur secara tertulis Panitia Lelang Bappeda dalam melaksanakan

tugas supaya lebih memperhatikan ketentuan yang berlaku.

b. Memerintahkan Para Pemimpin Kegiatan segera mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah

dengan menyetorkan ke Kas Daerah sebesar Rp23.100.000,00 dan bukti setor disampaikan kepada BPK-

RI, dengan rincian:

- PT Jakarta Konsultindo sebesar Rp600.000,00

- Primer Koperasi Hidros TNI AL sebesar Rp6.000.000,00

- PT Konsidotama Persadaloka sebesar Rp7.500.000,00

- PT Trisatya Cipta Pratama sebesar Rp9.000.000,00

5. Pajak Hotel Dan Restoran TA 2004 Kurang Dibayarkan Sebesar Rp31.744.784,00

Realisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran Kabupaten Bekasi TA 2004 mencapai

masing-masing sebesar Rp1.168.850.844,00 atau sebesar 89,91% dari anggaran sebesar Rp1.300.000.000,00

Page 36: 112.Kab.Bekasi

36

dan sebesar Rp4.168.336.963,10 atau sebesar 128,26% dari anggaran yang ditetapkan sebesar

Rp3.250.000.000,00. Pada Bulan Juli 2004 terjadi peralihan sistem penetapan pajak dari Official Assesment

System ke Self Assesment System. Self Assesment System hanya diberlakukan kepada beberapa wajib pajak

yang menurut pendataan pembukuan wajib pajak dianggap layak dan dapat dipercaya. Berdasarkan sistem

yang baru tersebut, wajib pajak melaporkan omzet yang dipakai sebagai dasar perhitungan pajak,

menghitung sendiri besarnya pajak yang terhutang serta membayar sendiri pajak tersebut.

Berdasarkan hasil pemeriksaan secara sampling kepada dua wajib pajak self assesment system yaitu

Hotel Ibis Cikarang serta hasil pemeriksaan atas dokumen berupa pembukuan, data keuangan, Surat Setoran

Pajak Daerah (SSPD), SPTPD dan SKPD diketahui Hotel Ibis Cikarang telah melaporkan secara rinci setiap

kegiatan dan nilainya dalam pembukuannya. Dari hasil perhitungan omzet penjualan dibandingkan dengan

pembayaran pajak dalam Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) diketahui Hotel IC kurang melaporkan dan

membayar pajak hotel dan restoran TA 2004 masing-masing sebesar Rp25.725.738,00 dan Rp6.019.046,00

(Perhitungan terlampir).

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 37 Tahun 2001 tentang Pajak Hotel

Pasal 2 ayat (2), 5 dan 6 yang antara lain menyatakan bahwa obyek pajak adalah pelayanan yang disediakan

hotel dengan pembayaran, dasar pengenaan pajak adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel

dan tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10% dan Peraturan Daerah Nomor 38 Tahun 2001 tentang Pajak

Restoran Pasal 2, 4 dan 5 yang antara lain menyatakan bahwa obyek pajak adalah setiap pelayanan yang

disediakan restoran dengan pembayaran, termasuk rumah makan, cafe, bar dan sejenisnya, dasar pengenaan

pajak adalah pembayaran yang dilakukan kepada restoran dan tarif pajak ditetapkan sebesar 10%.

Masalah itu merugikan Pemerintah Kabupaten Bekasi sebesar Rp31.744.784,00, yang disebabkan oleh

kurangnya pemahaman dari wajib pajak atas kegiatan-kegiatan yang harus dikenakan pajak dan kurangnya

pengawasan dari Dinas Pendapatan Daerah kepada wajib pajak tersebut.

Atas temuan tersebut Dipenda mengemukakan akan melakukan pemeriksaan pajak terhadap Wajib

Pajak tersebut sehingga diperoleh Berita Acara Hasil Pemeriksaan (BAP) yang dapat digunakan sebagai

dasar penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah Tambahan (SKPDT) dan Surat Ketetapan Daerah Kurang

Bayar (SKPDKB).

Saran BPK-RI:

Bupati Bekasi agar:

a. Memerintahkan Kepala Dinas Pendapatan Daerah memberikan teguran tertulis kepada Kepala Seksi

Pendataan supaya lebih optimal dalam melakukan pengawasan di lapangan.

b. Memerintahkan Kepala Dinas Pendapatan Daerah supaya memberikan teguran tertulis kepada Wajib

Pajak yaitu Hotel Ibis Cikarang dan menerbitkan SKPD Jabatan untuk menetapkan dan menagih kepada

Hotel Ibis Cikarang atas kekurangan pembayaran pajak hotel dan restoran sebesar Rp31.744.784,00 dan

menyetorkannya ke Kas Daerah. Bukti setor disampaikan ke BPK-RI.

Page 37: 112.Kab.Bekasi

37

6. Kelebihan Pembayaran Atas Kegiatan Pembangunan Garasi Loader Dan TPSS Di Pasar Induk

Cibitung Senilai Rp17.468.730,83

Kantor Pengelola Pasar Kabupaten Bekasi pada TA 2004 berdasarkan APBD dan DASK TA 2004

merealisasikan pengeluaran dari Belanja Modal berupa pengadaan Kegiatan Pembangunan Garasi Loader

dan TPSS di Pasar Cibitung bekerjasama dengan CV Laju & Co dengan kontrak No. 602.1/379C/SPP/

KANLOPAS/2004 tanggal 17 Juni 2004 senilai Rp110.400.000,00. Addendum mengenai tambah kurang

pekerjaan dilakukan pada tanggal 19 Juli 2004 tanpa nomor. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 45 hari (18

Juni 2004 s. d. 31 Juli 2004). Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan Berita Acara Serah Terima

Pekerjaan No. 602.1/436.C/Kanlopas tanggal 29 Juli 2004 dan kepada rekanan telah dilakukan pembayaran

lunas dengan SPM No. 1584/BM/BT/2004 tanggal 28 Juli 2004 sebesar Rp33.120.000,00 dan SPM

No.3111/BM/BT/2004 tanggal 26 Oktober 2004 sebesar Rp77.280.000,00.

Pemeriksaan di lapangan, tanggal 8 April 2005, mengungkapkan kekurangan pekerjaan pada

pembangunan garasi loader dan TPSS antara lain sebagai berikut :

No. URAIAN VOLUME HARGA SATUAN

NILAI

RAB FISIK SELISIH 1. Pek engsel pintu

masuk 60 21 39 6.000,00 234.000,00

2. Pasang talang air 56’ - 56’ 3.080.000,00 3.080.000,00 3. Pekerjaan bak

sampah 2x10x1,5 2 buah 1 buah 1 buah 14.154.730,83 14.154.730,83

JUMLAH 17.468.730,83

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor 602.1/379C/Kanlopas/2004

tanggal 17 Juni 2004 tentang Pembangunan Garasi Loader dan TPSS di Pasar Cibitung Pasal 1 ayat (2) dan

2 poin 4 huruf f yang antara lain menyatakan bahwa pekerjaan yang diperjanjikan adalah pembuatan garasi

loader 4,30 x 12 dan Pembuatan TPSS 10x2x1,5 serta barang/pekerjaan yang diperjanjikan harus dalam

keadaan baik.

Hal itu mengakibatkan Kerugian Keuangan Kabupaten Bekasi sebesar Rp17.468.730,83, yang

disebabkan oleh:

a. Pemimpin Kegiatan tidak cermat dalam mengendalikan atas pelaksanaan kegiatan.

b. Panitia Pemeriksa dan Penerima Barang lalai dan kurang teliti dalam menjalankan tugas dan

tanggungjawabnya.

Saran BPK-RI:

Bupati Bekasi agar:

a. Memerintahkan Kepala Kantor Pengelola Pasar supaya memberikan teguran tertulis kepada Pemimpin

Kegiatan Garasi Loader dan TPSS di Pasar Cibitung

b. Memerintahkan Pemimpin Kegiatan segera mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah

dengan menyetorkan ke Kas Daerah sebesar Rp17.468.730,83 dan bukti setor disampaikan ke BPK-RI.

Page 38: 112.Kab.Bekasi

38

7. Pembayaran Atas Pembangunan Garasi Mobil Di Kantor Pemadam Kebakaran Melebihi Ketentuan

Senilai Rp11.379.910,00

Kantor Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi berdasarkan APBD TA 2004 dan DASK TA 2004

merealisasikan Belanja Modal antara lain untuk Pembangunan Garasi Mobil Pemadam Kebakaran. Pekerjaan

dilaksanakan oleh CV Citra Perdana dengan kontrak No. 026/SPK/VIII/2004 tanggal 5 Agustus 2004

senilai Rp241.398.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 60 hari (tanggal 10 Agustus s. d. 9

November 2004). Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan

No.031/BA/ST/X/2004 tanggal 12 Oktober 2004, dan kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas

dengan SPM No. 3468/BM/BT/2004 tanggal 10 November 2004 sebesar Rp241.398.000,00.

Hasil pemeriksaan fisik di lapangan dengan didampingi pemimpin kegiatan yang dilakukan tanggal

14 April 2004 mengungkapkan terdapat kekurangan pekerjaan pada pembangunan garasi mobil pemadam

kebakaran senilai Rp11.379.910,00 dengan rincian sebagai berikut :

No. URAIAN VOLUME HARGA SATUAN

NILAI

RAB FISIK SELISIH (Rp) (Rp) 1. Pek Pasangan roster 20 - 20 1950,00 39.000,00 2. Pasang neut kuzen 4 2 2 7.500,00 15.000,00 3. Pekerjaan atap super

sheet 333 289,07 43,93 112.000,00 4.920.160,00

4. Pasang treck stank F12

140 27,4 112,6 15.000,00 1.689.000,00

5. Talang air hujan 23 - 23 32.000,00 736.000,00 6. Pasang ampik super

sheet 30 9,45 20,55 115.000,00 2.363.250,00

7. Pekerjaan pasang titik lampu

8 5 3 72.000,00 216.000,00

8. Pekerjaan pasang lampu TL gantung

6 5 1 125.000,00 125.000,00

9. Pekerjaan cat gording kuda2 dg cat besi

446,60 377,6 69 18.500,00 1.276.500,00

JUMLAH 11.379.910,00

Hal tersebut tidak sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor 026/SPK/VIII/2004 tanggal 5

Agustus 2004 Pasal 1 f yang menyatakan bahwa Pihak pelaksana menerima pekerjaan dari Pemerintah

Kabupaten Bekasi, untuk melaksanakan pekerjaan kegiatan pembangunan garasi mobil pemadam kebakaran.

Masalah itu mengakibatkan Kerugian Daerah sebesar Rp11.379.910,00, yang disebabkan oleh :

a. Pemimpin Kegiatan tidak cermat dalam mengendalikan atas pelaksanaan kegiatan.

b. Panitia Pemeriksa dan Penerima Barang lalai dan kurang teliti dalam menjalankan tugas dan

tanggungjawabnya.

Atas temuan tersebut Kepala Kantor Pemadam Kebakaran mengemukakan telah berusaha

memanggil pihak ke-3 untuk hadir membuat pernyataan kesanggupan mengembalikan uang tersebut dengan

Page 39: 112.Kab.Bekasi

39

surat panggilan No.005/425/Damkar, tertanggal 18 April 2005 dan kepada para pimpinan kegiatan di Kantor

Pemadam Kebakaran pada masa yang akan datang agar lebih meningkatkan pengawasan administrasi dan

teliti terhadap pelaksanaan pembangunan sehingga kesalahan-kesalahan itu tidak terulang kembali.

Saran BPK-RI:

Bupati Bekasi agar:

a. Memerintahkan Kepala Kantor Pemadam Kebakaran supaya memberikan teguran tertulis kepada

Pemimpin Kegiatan Pembangunan Garasi Mobil Pemadam Kebakaran agar lebih cermat dalam

mengendalikan pelaksanaan kegiatan.

b. Memerintahkan Pemimpin Kegiatan segera mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah

dengan menyetorkan ke Kas Daerah sebesar Rp11.379.910,00 dan bukti setor disampaikan ke BPK-RI.

8. Realisasi Bantuan Keuangan Sebesar Rp12.500.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan.

Pemerintah Kabupaten Bekasi pada TA 2004 menganggarkan bantuan keuangan kepada Partai

Politik (Kode Rekening 2.01.03.4.5..01.2) sebesar Rp1.300.000.000,00 dan sudah terealisasi sebesar

Rp855.975.000,00.

Bantuan keuangan kepada Partai Politik ditetapkan berdasarkan perolehan jumlah suara partai

politik peserta Pemilihan Umum tahun 2004 yang memperoleh kursi di DPRD Kabupaten Bekasi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2001 dan Perda No 3 Tahun 2002 tentang Bantuan

Keuangan Kepada Partai Politik ditetapkan besarnya bantuan adalah paling banyak sebesar Rp1.000,00

untuk tiap suara sah. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bekasi No.210/Kep.356 Kesbang.Linmas/2004,

partai politik yang memperoleh bantuan keuangan adalah sebagai berikut ;

No Parpol Pemenang Pemilu 1999 Perolehan

Suara

Ketentuan Jumlah Bantuan TA

2004 (Rp)

1 Partai Bulan Bintang 24.635 1.000,00 24.635.000,00

2 Partai Persatuan Pembangunan 84.011 1.000,00 84.011.000,00

3 Partai Demokrat 86.505 1.000,00 86.505.000,00

4 Partai Amanat Nasional 47.875 1.000,00 47.875.000,00

5 Partai Kebangkitan Bangsa 30.925 1.000,00 30.925.000,00

6 Partai Keadilan Sejahtera 142.412 1.000,00 142.412.000,00

7 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 152.892 1.000,00 152.892.000,00

8 Partai Damai Sejahtera 16.472 1.000,00 16.472.000,00

9 Partai Golongan Karya 257.748 1.000,00 257.748.000,00

TOTAL 843.475.000,00

Berdasarkan data diatas maka terdapat selisih sebesar Rp12.500.000,00 (Rp855.975.000,00 –

Rp843.475.000,00).

Berdasarkan pemeriksaan terhadap Surat Pertanggungjawaban (SPJ) serta konfirmasi kepada

Kasubbag Perbendaharaan diketahui terdapat selisih sebesar Rp12.500.000,00 yang merupakan:

Page 40: 112.Kab.Bekasi

40

a. Pengeluaran untuk kegiatan sosial fraksi TNI-POLRI sebesar Rp10.000.000,00 sesuai dengan SPMU

No283/BT/2004 tanggal 9 Maret 2004.

b. Pengeluaran untuk kegiatan biaya operasional Kantor Kesbang dan Linmas untuk penyaluran bantuan

sebesar Rp2.500.000,00 sesuai dengan SPMU No 3859/BT/2004 tanggal 20 Desember 2004.

Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang dimuat dalam :

a. Surat Keputusan Bupati Bekasi No.210/Kep.356 Kesbang.Linmas/2004 tentang Bantuan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Bekasi Kepada Partai Politik.

b. Perda No 3 Tahun 2002 tentang Bantuan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bekasi Kepada Partai Politik

Pasal 6 ayat 2 yang menyatakan bahwa Besarnya bantuan keuangan kepada Partai Politik dari APBD

setiap TA untuk setiap suara sah paling banyak Rp1000,00 (seribu rupiah)

c. Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

Pasal 55 Ayat (2) yang menyatakan “Pengguna Anggaran dilarang melakukan pengeluaran-pengeluaran

atas beban Belanja Daerah untuk tujuan lain daripada yang ditetapkan”.

Masalah itu mengakibatkan saldo Rekening Bantuan Keuangan Kepada Organisasi Politik yang

disajikan dalam Perhitungan APBD TA 2004 melebihi ketentuan sebesar Rp12.500.000,00.

Kondisi tersebut disebabkan kurangnya pemahaman Kepala Bagian Keuangan mengenai pedoman

pemberian bantuan keuangan kepada Partai Politik diluar ketentuan yang diatur dalam Perda No 3 Tahun

2002.

Atas temuan tersebut Kepala Bagian Keuangan mengemukakan bahwa bantuan keuangan sejumlah

Rp1.300.000.000,00 milyar diperuntukkan untuk bantuan parpol melalui standar biaya berdasarkan

perolehan suara sejumlah Rp843.475.000,00 melalui SK Bupati dan sisanya diberikan melalui kebijakan

guna membiayai kegiatan partai politik sesuai proposal kegiatan yang bersangkutan. Untuk Fraksi TNI &

Polri sebagai wadah kegiatan politik TNI dan Polri keberadaannya dibentuk tidak melalui perolehan suara

sehingga biaya untuk Fraksi TNI & Polri dimaksud merupakan Bantuan Organisasi Politik.

Saran BPK-RI:

Bupati Bekasi memerintahkan Sekretaris Daerah supaya menegur secara tertulis Kepala Bagian

Keuangan agar lebih selektif dalam melakukan pengeluaran sesuai dengan ketentuan.

9. Mobil Pemadam Kebakaran Yang Dalam Perbaikan Tetap Memperoleh Biaya Bahan Bakar

Sebesar Rp8.502.641,63

Kantor Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi pada TA 2004 menganggarkan biaya operasional

mobil pemadam kebakaran pada akun belanja pemeliharaan alat angkutan darat bermotor (kode rekening

2.15.05.3.9.01.2) sebesar Rp213.700.000,00 dan sudah terealisasi sebesar Rp213.683.000,00. Belanja

Page 41: 112.Kab.Bekasi

41

tersebut digunakan untuk membiayai 7 (tujuh) mobil pemadam kebakaran berikut kelengkapannya yang

terdiri dari biaya bahan bakar sebesar Rp79.653.000,00 dan biaya perbaikan sebesar Rp134.030.000,00.

Biaya bahan bakar terdiri dari solar untuk bahan bakar kendaraan dan bensin untuk bahan bakar 2

pompa air yang merupakan kelengkapan mobil pemadam kebakaran. Biaya bahan bakar diberikan oleh

Kepala Seksi Penanggulangan kepada penanggung jawab masing-masing kendaraan sebesar Rp948.250,00

per bulan. Ketujuh mobil pemadam kebakaran yang mendapat biaya bahan bakar adalah sebagai berikut :

No Jenis Kendaraan Nomor Polisi Penanggung Jawab 1 Mitsubishi Fuso B 9468 YQ Sunaryo 2 Mitsubishi Fuso B 9422 YQ Agus Zulkarnain 3 Isuzu B 9448 YQ Lasono 4 Isuzu B 9447 YQ Urip Priyaji 5 Isuzu B 9108 YQ Suparso 6 Mitsubishi Fuso B 9207 YQ Panggung 7 Mercedes Benz B 9146 YQ Usman Hermanto

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik di Kantor Pemadam Kebakaran Kepala Seksi Operasional

Penanggulangan Kebakaran selaku penanggungjawab operasional kendaraan dan dokumen pendukung (SPJ)

diketahui bahwa terdapat biaya bahan bakar sebesar Rp8.502.641,63 yang tetap dikeluarkan padahal mobil

pemadam kebakaran berada dalam masa perbaikan. Perbaikan kendaraan dikontrakkan kepada pihak ketiga.

Rincian kegiatan perbaikan dan lamanya waktu pengerjaan dapat dilihat dibawah ini:

No Nomor Polisi

No. Kontrak Perbaikan Jumlah Hari

BBM /Bulan (Rp)

Nominal (Rp)

1 B 9447 YQ 027/179a/Damkar tgl 30/03/04 10 Hari 948.250,00 316.083,33 SPP/07-DAMKAR/VII/2004 tgl 08/07/04 7 Hari 948.250,00 221.258,33 07/SPP/X/DAMKAR/2004 tgl 14/04/04 7 Hari 948.250,00 221.258,33 2 B 9468 YQ 027/179a/Damkar tgl 30/03/2004 10 Hari 948.250,00 316.083,33 SPP/07-DAMKAR/VII/2004 tgl 08/07/04 7 Hari 948.250,00 221.258,33 3 B 9207 YQ 027/179a/Damkar tgl 30/03/04 10 Hari 948.250,00 316.083,33 SPP/07-DAMKAR/VIII/2004 tgl 19/08/ 04 7 Hari 948.250,00 221.258,33 07/SPP/X/DAMKAR/2004 tgl 14/04/04 7 Hari 948.250,00 221.258,33 4 B 9146 YQ 027/179a/Damkar tgl 30/03/2004 10 Hari 948.250,00 316.083,33 027/343a/SPK/DAMKAR/V/2004 tgl 04/05/ 04 90 Hari 948.250,00 2.844.750,00 5 B 9422 YQ SPP/07-DAMKAR/VII/2004 tgl 08/0704 7 Hari 948.250,00 221.258,33 6 B 9448 YQ SPP/07-DAMKAR/VII/2004 tgl 08/07/04 7 Hari 948.250,00 221.258,33 7 B 9108 YQ 027/343a/SPK/DAMKAR/V/2004 tgl 04/05/ 04 90 Hari 948.250,00 2.844.750,00

Total 8.502.641,63

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan PP 105 Tahun 2000 tentang pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan daerah pasal 4 yang menyatakan bahwa Pengelolaan Keuangan Daerah

dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan

dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan.

Masalah itu mengakibatkan Kerugian Keuangan Daerah sebesar Rp8.502.641,63, yang disebabkan

oleh penanggung jawab operasional kendaraan kurang optimal dalam melakukan pengendalian dan

pengawasan atas pengeluaran-pengeluaran tersebut.

Page 42: 112.Kab.Bekasi

42

Atas temuan tersebut Kepala Kantor Pemadam Kebakaran mengemukakan bahwa hal ini terjadi

karena kurang tertibnya administrasi yang dilakukan oleh Kepala Seksi Operasional Penanggulangan

Kebakaran dan dalam hal penyaluran biaya bahan bakar Kepala Kantor Pemadam Kebakaran siap untuk

mempertanggungjawabkan.

Saran BPK-RI:

Bupati Bekasi memerintahkan Kepala Kantor Pemadam Kebakaran untuk menegur secara tertulis

Kepala Seksi Operasional Penanggulangan Kebakaran untuk mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan

Daerah sebesar Rp8.502.641,63 dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan bukti setor disampaikan ke BPK-

RI.

10. Pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran Bertangga Terlambat Dan Belum Dikenakan Denda

Sebesar Rp59.175.000,00

Kantor Pemadam Kebakaran Kabupaten Bekasi berdasarkan APBD dan DASK TA 2004 antara lain

melaksanakan pengadaan mobil pemadam kebakaran bertangga. Pekerjaan dilaksanakan oleh PT Pundarika

Atma Semesta (PT PAS) SPK No 027/349B SPMK/DAMKAR/V/2004 tanggal 7 Mei 2004 dengan nilai

sebesar Rp1.183.500.000,00 sudah termasuk surat-surat kendaraan (On The Road). Pekerjaan meliputi

pembuatan karoseri mobil pemadam kebakaran bertangga, aksesoris dan pelatihan terhadap operator/petugas

pemadam kebakaran. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender

(tanggal 7 Mei s.d. 6 Agustus 2004). Pekerjaan telah dinyatakan selesai dengan BA Pemeriksaan Barang No

671.1/560a/DAMKAR tanggal 23 Juli 2004 dan BA Penerimaan Barang No671.1/575/DAMKAR tanggal 26

Juli 2004 dan kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas berdasarkan SPM No.1658/BM/BT/2004

tanggal 3 Agustus 2004 senilai Rp1.183.500.000,00.

Hasil pemeriksaan fisik di lapangan pada tanggal 13 April 2005 yang didampingi oleh Pemimpin

Kegiatan, diketahui bahwa kendaraan tersebut telah berfungsi dengan baik, namun berdasarkan pemeriksaan

dokumen pendukung, diketahui bahwa surat kendaraan mengalami kelambatan antara lain STNK

dikeluarkan tanggal 27 Oktober 2004 (terlambat 82 hari) dan BPKB sampai dengan tanggal 15 April 2005

belum diserahkan ke Kantor Pemadam Kebakaran. Selain itu Pemeriksa tidak mengetahui dasar penetapan

harga satuan kendaraan pemadam kebakaran karena standar harga satuan yang berlaku tidak mencantumkan

harga satuan kendaraan tersebut. Sampai dengan saat pemeriksaan tanggal 15 April 2005, tim tidak

menerima dasar usulan harga satuan kendaraan dari Panitia Lelang Dinas Pemadam Kebakaran yang

diajukan kepada Bupati.

Atas keterlambatan tersebut PT PAS selaku penanggungjawab surat surat kendaraan belum dikenakan

denda maksimum sebesar Rp59.175.000,00 (5% x Rp1.183.500.000,00)

Hal tersebut tidak sesuai dengan perjanjian yang menetapkan:

a. Jangka Waktu pelaksanaan pekerjaan yang tertuang dalam SPK selama 90 hari kalender s.d tanggal 6

Agustus 2004

Page 43: 112.Kab.Bekasi

43

b. Surat Penawaran Harga dari PT PAS No 114/PAS/II/2004 bulan Februari 2004 yang menjadi dasar

untuk menetapkan nilai kontrak.

c. Pasal 6 dalam kontrak yang menyatakan bahwa khusus kelambatan waktu pelaksanaan pihak kedua

dikenakan denda keterlambatan sebesar 0,5 persen untuk setiap hari keterlambatan sampai setinggi

tingginya dari seluruh harga barang/pekerjaan yang belum selesai.

Masalah itu mengakibatkan Kerugian Keuangan Daerah dari denda keterlambatan yang belum

diterima oleh Kas Daerah sebesar Rp59.175.000,00

Hal tersebut disebabkan :

a. Panitia penerima/pemeriksaan barang bekerja tidak cermat sesuai dengan tugas dan fungsinya

b. Pengendalian oleh Pemimpin Kegiatan tidak optimal.

c. Adanya itikad tidak baik dari rekanan.

Atas temuan tersebut Kepala Kantor Pemadam Kebakaran mengemukakan bahwa mobil pemadam

kebakaran diserahterimakan sesuai Berita Acara Serah Terima Barang No: 671.1/575/damkar tanggal 26 Juli

2004, diserahkan tanpa STNK. Dan pada saat pemeriksaan BPKB belum diserahkan kepada Kantor

Pemadam Kebakaran. Penanggung Jawab Kegiatan sudah melakukan teguran secara lisan maupun tulisan

kepada PT Pundarika Atma Semesta atas keterlambatan surat tersebut.

Saran BPK-RI:

Bupati Bekasi agar:

b. Memerintahkan Kepala Kantor Pemadam Kebakaran supaya memberikan teguran tertulis kepada

Panitia Penerima/Pemeriksa Barang agar lebih cermat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

c. Memerintahkan Kepala Kantor Pemadam Kebakaran supaya memberikan teguran tertulis kepada

Pemimpin Kegiatan pengadaan mobil pemadam kebakaran bertangga agar lebih optimal dalam

mengendalikan kegiatan.

d. Memerintahkan Pemimpin Kegiatan mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah dengan

menyetorkan ke Kas Daerah sebesar Rp59.175.000,00 dan bukti setor disampaikan ke BPK-RI.

11. Pembangunan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (Sisduk) Senilai Rp102.750.000,00 Tidak

Sesuai Spesifikasi

Pemerintah Kabupaten Bekasi pada TA 2004 dalam rangka menunjang pelayanan administrasi

kependudukan dan kegiatan pemungutan retribusi dalam rangka peningkatan PAD, melaksanakan Program

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (Sisduk), yang dilaksanakan oleh Kantor Kependudukan dan

Catatan Sipil dengan anggaran dari Pos Bantuan Bupati (kode rekening 2.01.03.4.4.03.2) sebesar

Rp245.000.000,00 yang didasari oleh SK Bupati No. 978/Kep.191-Keu/2004 tanggal 18 Juni 2004

Page 44: 112.Kab.Bekasi

44

Pekerjaan meliputi pengadaan komputer, install program KIPEM dan pelatihan bagi operator di 15

Kantor Desa. Pengadaan dilaksanakan selama 30 hari kalender (24 Juni – 23 Juli 2004) sesuai dengan SPK

No 602.1/10/PAN-CASIP/2004 tgl 24 Juni 2004 telah dinyatakan selesai dan diserahterimakan berdasarkan

BA Pemeriksaan Barang No 470/181/2004 tanggal 6 Juli 2004 dan BA Penerimaan Barang No

470/181.A/2004 tanggal 6 Juli 2004. Pembayaran telah lunas dilaksanakan berdasarkan SPM No

2103/BT/2004 tanggal 26 Juli 2004 senilai Rp245.000.000,00.

Berdasarkan pemeriksaan fisik di lapangan secara uji petik yang dilakukan dengan Pemimpin

Kegiatan tanggal 8 April 2005 diperoleh informasi sebagai berikut:

a. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (Sisduk) belum berjalan. Hal ini dikarenakan tidak

tersedianya blanko KTP dan KIPEM di kantor desa. Perangkat komputer yang ada di 15 desa hanya

dipergunakan untuk mendata jumlah penduduk suatu desa berdasarkan jenis kelamin, agama, umur dan

pekerjaan.

b. Adanya perbedaan spesifikasi perangkat keras komputer senilai Rp102.750.000,00 yaitu RAM dan

Hardisk antara kontrak dengan yang sebenarnya. Sesuai kontrak RAM yang dipergunakan adalah 256

MB dan Hardisk 40 GB, ternyata dilapangan, RAM yang dipergunakan hanya 128 MB dan hardisk 30

GB.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Surat Perintah Kerja (SPK) No 602.1/10/PAN-CASIP/2004 tgl 24

Juni 2004 angka 1 yang menyebutkan spesifikasi komputer yang diadakan.

Masalah itu mengakibatkan Kerugian Keuangan Daerah sebesar Rp102.750.000,00, yang disebabkan

oleh:

a. Pemimpin Kegiatan tidak cermat dalam mengendalikan pelaksanaan kegiatan.

b. Panitia Pemeriksa serta Panitia Penerima Barang lalai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Atas temuan tersebut Kepala Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana

mengemukakan bahwa pengadaan komputer di 15 desa dimaksudkan dalam rangka meningkatkan tertib

administrasi kependudukan yang selanjutnya akan di dukung oleh program database kependudukan sesuai

dengan Program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan kaitannya dengan KIPEM sampai saat ini

belum di dukung oleh Perda karena revisi perda baru akan dilakukan pada kegiatan TA 2005, sehingga

program tersebut masih dilakukan di tingkat kecamatan. Atas temuan komputer, ada beberapa spesifikasi

yang tidak sesuai dengan penawaran. Hal ini terjadi karena keterbatasan dalam pengetahuan mengenai

komputer.

Saran BPK-RI:

Bupati Bekasi agar:

a. Memerintahkan Kepala Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana supaya

memberikan teguran tertulis kepada Panitia Pemeriksa dan Panitia Penerima Barang supaya lebih cermat

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kepada Pemimpin Kegiatan agar lebih cermat

dalam mengendalikan pelaksanaan kegiatan.

Page 45: 112.Kab.Bekasi

45

b. Memerintahkan Pemimpin Kegiatan supaya mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah

sebesar Rp102.750.000,00 dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan menyampaikan bukti setor kepada

BPK-RI.

12. Denda Belum Dikenakan Sebesar Rp35.073.845,40 Dan Rp8.649.632,67 Atas Tunggakan Pajak TA

2003 Dan TA 2004

Pemerintah Kabupaten Bekasi sampai dengan 31 Desember 2004 mempunyai Piutang atas Tunggakan

Pajak sebesar Rp10.253.031.700,95, terdiri dari Tunggakan Pajak TA 2003 sebesar Rp146.141.022,45 dan

tunggakan pajak TA 2004 sebesar Rp432.481.633,08. Atas tunggakan tersebut pihak Dinas Pendapatan

belum mengenakan denda sebesar 2% per bulan atau sebesar Rp43.723.478,07.

Rincian denda atas tunggakan pajak tersebut adalah sebagai berikut:

No. Jenis Pajak Jumlah Tunggakan (Rp)

Denda 2%/bulan (Rp)

Jumlah Denda per tahun (Rp)

TA 2003 1. Pajak Restoran 14.905.000,00 298.100,00 3.577.200,00 2. Pajak Hiburan 5.683.600,00 113.672,00 1.364.064,00 3. Pajak Reklame 121.796.302,50 2.435.926,05 29.231.112,60 4. Pajak Non PLN 3.192.119,95 63.842,40 766.108,80 5. Pajak Parkir 564.000,00 11.280,00 135.360,00

Jumlah 146.141.022,45 2.922.820,45 35.073.845,40 TA 2004

1. Pajak Hotel 2.905.000,00 58.100,00 2. Pajak Restoran 16.237.500,00 324.750,00 3. Pajak Hiburan 7.170.950,00 143.419,00 4. Pajak Non PLN 381.978.183,08 7.639.563,67 5. Pajak Parkir 22.790.000,00 455.800,00 6. Pajak Sarang Burung Walet 1.400.000,00 28.000,00

Jumlah 432.481.633,08 8.649.632,67

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah yang antara lain

menyatakan apabila SKPD tidak atau kurang dibayar setelah lewat waktu paling lama 30 hari sejak SKPD

diterima, dikenakan denda/sanksi administrasi sebesar 2% per bulan maksimal 24 bulan dan ditagih dengan

menerbitkan STPD.

Masalah itu mengakibatkan:

a. Denda atas tunggakan pajak sebesar Rp43.732.478,07 belum dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah

Kabupaten Bekasi secara optimal.

b. Menimbulkan kecenderungan bagi wajib pajak untuk menunda pembayaran pajak.

Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran wajib pajak dalam membayar pokok pajak dan

dendanya.

Page 46: 112.Kab.Bekasi

46

Atas temuan tersebut Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan Dinas Pendapatan Daerah

mengemukakan bahwa Dipenda selalu berusaha melakukan penagihan terhadap tunggakan Pajak Daerah

termasuk dendanya. Namun sampai dengan bulan Maret 2005 tagihan tersebut masih berbentuk surat teguran

atau panggilan. Mulai bulan April 2005 penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) diefektifkan dan mulai dengan

terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan kepada Wajib Pajak. Dengan demikian Wajib Pajak akan

lebih memperhatikan pembayaran pajaknya dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Perda.

Saran BPK-RI:

Bupati Bekasi memerintahkan secara tertulis Kepala Dinas Pendapatan untuk menetapkan dan

menagih tunggakan pajak dan dendanya sebesar Rp35.073.845,40 (TA 2003) dan Rp8.649.632,67 (TA 2004)

serta secara periodik menyampaikan Laporan Tunggakan Pajak dan Piutang kepada Bagian Keuangan.

13. Beberapa Kegiatan Yang Dibiayai Dari Dana Belanja Tak Tersangka Tidak Sesuai Ketentuan Sebesar

Rp543.793.800,00

Pemerintah Kabupaten Bekasi telah merealisasikan pengeluaran Belanja Tak Tersangka pada TA 2004

sebesar Rp6.090.702.210,00 atau sebesar 68,90% dari anggaran sebesar Rp8.839.380.525,53. Pengeluaran

tersebut telah didukung dengan SK Bupati sebagai dasar pengeluarannya.

Hasil analisa atas rincian Belanja Tak Tersangka dan surat pertanggungjawabannya diketahui bahwa:

a) Terdapat kegiatan yang bersumber dana dari Pos Belanja Tak Tersangka dengan tanggal pengeluaran 17

Desember 2004, yaitu kegiatan pensertifikasian tanah dan bangunan Kantor Koperasi Kabupaten Bekasi.

Pada SK Bupati dilakukan ralat / pembetulan dari kegiatan semula pensertifikasian tanah dan bangunan

kantor koperasi menjadi kegiatan pensertifikasian tanah rama. Pelaksana anggaran yang bertanda tangan

di SPM adalah Kasie Pengukuran Dinas Pertanahan berkoordinasi dengan Bagian Perlengkapan. Sampai

dengan tanggal 15 April 2005, Sertifikat tanah yang bersangkutan masih dalam proses di Badan

Pertanahan Negara / belum selesai. Akan tetapi pernyataan mantan Kasubbag Penyimpanan Bagian

Perlengkapan tersebut tidak didukung dengan bukti/kuitansi permohonan/pendaftaran sertifikat dari

BPN.

2) Terdapat beberapa kegiatan senilai Rp543.793.800,00 yang semestinya tidak termasuk dalam kelompok

Belanja Tak Tersangka, seperti terlihat dalam lampiran 1. Kegiatan-kegiatan tersebut semestinya

dibebankan kepada unit kerja masing-masing sesuai tugas dan fungsinya atau dibebankan pada Pos

Belanja Bantuan karena menyangkut instansi di luar lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi.

Hasil konfirmasi ke Kepala Bagian Keuangan, Kasubbag Anggaran, Kasubbag Perbendaharaan, dan

Kasubbag Pembukuan dan Verifikasi menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan tersebut pada prinsipnya

digunakan untuk menunjang pelaksanaan Pemilu.

Page 47: 112.Kab.Bekasi

47

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a. Keputusan Presiden No.20 Tahun 2004 tentang Dukungan Darurat APBD Provinsi, Kabupaten/Kota

TA 2004 untuk pelaksanaan Pemilu Tahun 2004 diktum keempat yang antara lain menyatakan

penggunaan tambahan dana untuk pemilu 2004 dilakukan berdasarkn prinsip-prinsip efisiensi,

ekonomis dan efektivitas serta diprioritaskan untuk logitik yang meliputi pengadaan dan distribusi

perlengkapan, sosialisasi, honorarium tenaga Panitia Pemilihan Kecamatan/Panitia Pemungutan

Suara, pelatihan dan pemberian honorarium bagi tenaga substitusi dan dana operasional Panwaslu

2004.

b. Kepmendagri 29 Tahun 2002 Pasal 7 ayat (2) yang antara lain menyatakan Belanja Tak Tersangka

dianggarkan untuk pengeluaran-pengeluaran yang sangat dibutuhkan untuk penyediaan sarana dan

prasarana langsung dengan pelayanan masyarakat.

Penyimpangan berupa kesalahan dalam pembebanan sebesar Rp543.793.800,00 tersebut

mengakibatkan saldo rekening unit kerja yang bersangkutan tidak mencerminkan pengeluaran yang

sebenarnya.

Kebijakan itu dilakukan karena perbedaan persepsi mengenai pengertian Belanja Tidak Tersangka

diantara pengelola keuangan.

Atas temuan tersebut Kepala Bagian Keuangan mengemukakan bahwa biaya yang dikeluarkan

digunakan untuk menunjang pelaksanaan Pemilu meliputi pengeluaran perasional dalam rangka Pengawasan

Pemilu dan Tim Monitoring kegiatan Sekretariat Panwas Pemilu. Sehingga pengeluaran tersebut telah

mengacu pada Kepres Nomor 20 Tahun 2004. Sedangkan pengeluaran untuk sarana dan prasarana dalam

rangka menunjang pelayanan Pemilu dan Pendidikan yang kebutuhannya mendesak namun tidak terdapat

dalam APBD sesuai pengertian dari Dana Tak Tersangka.

Saran BPK-RI:

Bupati Bekasi memberikan teguran tertulis kepada Kepala Bagian Keuangan dan Kasubbag

Perbendaharaan supaya lebih cermat dalam melakukan pengeluaran dan pembebanannya.

14. Hasil Pemeriksaan Dan Tindak Lanjut Atas Hasil Pemeriksaan BPK-RI TA 2004

a) Pembayaran Tunjangan Perbaikan Penghasilan, Tunjangan Daerah, Biaya Reses, Tunjangan BBM

Dan Tunjangan Hari Raya Kepada Pimpinan Dan Anggota DPRD TA 2004 Tidak Sesuai Ketentuan

Sebesar Rp7.421.592.000,00.

Penghasilan yang diperoleh Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Bekasi TA 2004 antara lain

berupa Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP), Tunjangan Daerah, Biaya Reses, Tunjangan BBM dan

Tunjangan Hari Raya yang direalisasikan seluruhnya sebesar Rp7.421.592.000,00 dengan rincian sebagai

berikut :

Page 48: 112.Kab.Bekasi

48

Kode Rekening Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (s.d Nopr 2004) (Rp)

2.01.01.1.1.01.09.2 Tunjangan Perbaikan Penghasilan 1.195.740.000,00 1.001.700.000,00

2.01.01.1.1.01.12.2 Tunjangan Daerah 8.350.900.000,00 6.155.070.000,00

2.01.01.1.1.01.13.2 Biaya Reses 55.000.000,00 40.400.000,00

2.01.01.1.1.01.14.2 Tunjangan BBM 187.850.000,00 66.922.000,00

2.01.01.1.1.01.15.2 Tunjangan Hari Raya 157.500.000,00 157.500.000,00

Jumlah 9.946.990.000,00 7.421.592.000,00

Penganggaran dan realisasi pembayaran atas tunjangan-tunjangan tersebut tidak mengacu pada

ketentuan tentang penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.

161/3211/SJ tanggal 29 Desember 2003 yang merupakan pedoman penyusunan APBD TA 2004, khususnya

tentang kedudukan keuangan pimpinan dan anggota DPRD sebelum Peraturan Pemerintah tentang

Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD ditetapkan oleh Pemerintah.

Masalah ini mengakibatkan kerugian keuangan daerah sebesar Rp7.421.592.000,00 (TA 2004) dan

Rp961.153.311,00 (TA 2003) yang disebabkan oleh kebijakan Pimpinan DPRD Kabupaten Bekasi periode

1999-2004 dalam menetapkan anggaran penghasilan bagi Pimpinan dan Anggota DPRD tidak

memperhatikan pedoman yang berlaku dan pihak eksekutif Kabupaten Bekasi tetap merealisasikan belanja

DPRD walaupun tidak sesuai pedoman yang tertuang dalam SE Mendagri No. 161/2311/SJ.

Saran BPK RI:

1) DPRD dan Bupati Bekasi agar meninjau kembali Perda No.5 Tahun 2002 tentang Kedudukan

Keuangan DPRD Kabupaten Bekasi untuk disesuaikan dengan PP No.24 Tahun 2004 tentang

kedudukan protokoler dan keuangan pimpinan dan anggota DPRD.

2) Pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Bekasi agar mempertanggungjawabkan kerugian keuangan

daerah sebesar Rp7.421.592.000,00 dengan menyetorkan kembali ke kas daerah dan bukti setoran

tersebut disampaikan kepada BPK-RI.

Tanggal 5 Januari 2005 telah dikeluarkan Surat Bupati Bekasi Nomor:900/15/Keu dan telah

disampaikan kepada unit kerja terkait untuk menindaklanjuti temuan BPK-RI.

b) Harga Beberapa Item Pekerjaan Pembangunan Gedung Dinas A1,A2,A4, Dan A5 Melebihi Analisis

Harga Satuan Sebesar Rp515.030.297,90.

Dinas Cipta Karya Kabupaten Bekasi berdasarkan APBD dan DASK TA 2004 antara lain

merealisasikan Belanja Modal berupa Pembangunan Gedung Dinas A1,A2,A4, dan A5 Pusat Pemerintahan

Kabupaten Bekasi. Pekerjaan dilaksanakan oleh empat Kontraktor dengan nilai pekerjaan seluruhnya sebesar

Rp27.834.780.000,00 secara rinci diuraikan sebagai berikut :

Page 49: 112.Kab.Bekasi

49

1). Pembangunan Gedung A1 dilaksanakan oleh PT Yunieta Sejahtera berdasarkan Surat Pemborongan

No. 602.1/251-148/SPP-DCK/VI/2004 tanggal 18 Juni 2004 seharga Rp6.927.417.000,00 dengan jangka

waktu penyelesaian 240 hari mulai 23 Juni 2004 s.d. 17 Februari 2005. Sampai dengan pemeriksaan

berakhir tgl. 28 Desember 2004, pekerjaan telah dinyatakan selesai 55,07% berdasarkan BA

Pemeriksaan Fisik Pekerjaan No. 602.1/591/BA/PF/A1/2004 tgl. 26 Oktober 2004 dan telah dibayar

sebesar Rp2.861.356.987,00 terakhir dengan SPMU No. 3397/BM/BT/2004 tanggal 8 November 2004.

2). Pembangunan Gedung A2 dilaksanakan oleh PT Kaliabang Jaya Pratama berdasarkan Surat Perjanjian

Pemborongan No. 602.1/251-194/SPP-DCK/VI/2004 tanggal 18 Juni 2004 seharga Rp7.132.688.000,00

dengan jangka waktu penyelesaian 240 hari mulai 23 Juni 2004 s.d. 17 Februari 2005. Sampai dengan

pemeriksaan berakhir tanggal 28 Desember 2004, pekerjaan telah dinyatakan selesai 64,22%

berdasarkan BA Pemeriksaan Fisik Pekerjaan No. 602.1/593/BA/PF/A2/2004 tanggal 26 Oktober 2004

dan telah dibayar sebesar Rp3.435.682.494,00 terakhir dengan SPMU No. 3399/BM/BT/2004 tanggal 8

November 2004.

3). Pembangunan Gedung A4 dilaksanakan oleh PT Anten Asri Perkasa berdasarkan Surat Perjanjian

Pemborongan No. 602.1/251-195/SPP-DCK/VI/2004 tanggal 18 Juni 2004 seharga Rp7.132.688.000,00

dengan jangka waktu penyelesaian 240 hari mulai 23 Juni 2004 s.d. 17 Pebruari 2005. Sampai dengan

pemeriksaan berakhir tanggal 28 Desember 2004, pekerjaan telah dinyatakan selesai 52,70%

berdasarkan BA Pemeriksaan Fisik Pekerjaan No. 602.1/589/BA/PF/A1/2004 tgl. 26 Oktober 2004 dan

telah dibayar sebesar Rp3.380.379.551,00 terakhir dengan SPMU No. 3398/BM/BT/2004 tanggal 8

November 2004.

4). Pembangunan Gedung A5 dilaksanakan oleh PT Mustika Mirah Makmur berdasarkan Surat Perjanjian

Pemborongan No. 602.1/251-196/SPP-DCK/VI/2004 tanggal 18 Juni 2004 seharga Rp5.222.883.000,00

dengan jangka waktu penyelesaian 240 hari mulai 23 Juni 2004 s.d. 17 Pebruari 2005. Sampai dengan

pemeriksaan berakhir tanggal 28 Desember 2004, pekerjaan telah dinyatakan selesai 65,702%

berdasarkan BA Pemeriksaan Fisik Pekerjaan No. 602.1/594/BA/PF/A2/2004 tanggal 26 Oktober 2004

dan telah dibayar sebesar Rp2.574.596.488,00 terakhir dengan SPMU No. 3500/BM/BT/2004 tanggal

11 November 2004.

Hasil pemeriksaan atas dokumen kontrak, Analisis Harga Satuan Pekerjaan yang dikeluarkan oleh

Dinas Cipta Karya Tahun 2004 mengungkapkan bahwa terdapat beberapa item pekerjaan yang dimuat dalam

RAB keempat kontrak di atas melebihi analisis harga satuan senilai Rp515.030.297,90.

Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan Lampiran Keppres 80 Tahun 2003 tanggal 3 November

2003 huruf e tentang Penyusunan Harga Perhitungan Sendiri (HPS) menyatakan bahwa Perhitungan HPS

harus dilakukan dengan cermat dengan menggunakan data dasar dan mempertimbangkan analisis harga

satuan pekerjaan yang bersangkutan dan Daftar Analisis Harga Satuan Pekerjaan dinas Cipta karya TA 2004

untuk wilayah dengan jarak angkut rata-rata 20 km. Untuk wilayah Kec. Cibarsah, Kec. Bojong Manggu,

Kec. Serang Baru, Kec. Setu, Kec. Cikarang Selatan dan Kec. Cikarang.

Page 50: 112.Kab.Bekasi

50

Masalah ini berpotensi merugikan Pemerintah Kabupaten Bekasi sebesar Rp515.030.297,90

(Rp123.365.983,00 + Rp137.653.834,40 + 171.738.279,50 + Rp82.272.201,00), yang disebabkan oleh

Penanggung Jawab dan Pemimpin Kegiatan di Dinas Cipta Karya tidak memperhatikan ketentuan yang

berlaku serta Panitia Pengadaan tidak cermat dalam penyusunan kontrak pemborongan pekerjaan.

Saran BPK RI:

Bupati Bekasi agar memberikan teguran tertulis kepada penanggung jawab dan pemimpin kegiatan

serta panitia pengadaan yang tidak cermat dalam melaksanakan tugas, dan diperintahkan untuk

mempertanggungjawabkan kerugian tersebut sebesar Rp515.030.298,00 dengan memperhitungkan untuk

mengurangi pembayaran termin terakhir, yang sebelumnya didahului dengan addendum pengurangan harga

kontrak sebesar Rp515.030.298,00.

Pada tanggal 5 Januari 2005 dikeluarkan Surat Bupati Bekasi Nomor:900/15/Keu dan telah

disampaikan kepada unit kerja tekait.

c) Pekerjaan Perkerasan Jalan (Hotmix) Kurang Dari Kontrak Senilai

Rp68.912.706,90

Dinas Bina Marga Kabupaten Bekasi berdasarkan APBD dan DASK TA 2003 dan TA 2004

antara lain telah melaksanakan lima pekerjaan peningkatan jalan, yaitu:

1) Pekerjaan penghamparan Hotmix (ATB) setebal 5 cm pada ruas Jalan Muara – Kendayaan sepanjang

4.100 m selebar 3,5 m dilaksanakan oleh CV Manyar Sakti Perkasa berdasarkan Kontrak No

602.1/337/SPP/DBMP/V/2003 tanggal 26 Mei 2003 seharga Rp918.311.000,00 dengan jangka waktu

pelaksanaan selama 60 hari kalender mulai tanggal 27 Mei s.d 25 Juli 2003. Pekerjaan telah dinyatakan

selesai seluruhnya dan telah diserahterimakan dengan Berita Acara Serah Terima (BAST) Pekerjaan

No.602.1/316/BASTP/DBMP/VII/2003 tanggal 25 Juli 2003 dan telah dibayar lunas sebesar

Rp918.311.000,00 terakhir dengan SPM No 2366/BM/BT/2003 tanggal 5 September 2003.

2) Pekerjaan hotmix (ATB) setebal 5 cm pada ruas Jalan Bojongmangu– Karang Mulya sepanjang 5.300 m

selebar 3,5 m dilaksanakan oleh CV Manggal Duta berdasarkan Kontrak No. 602.1/341/SPP/DBMP/

V/2003 tanggal 26 Mei 2003 seharga Rp1.187.200.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan selama 90

hari kalender sejak tanggal 27 Mei s.d 25 Agustus 2003. Pekerjaan telah dinyatakan selesai

seluruhnya dan telah diserahterimakan dengan BAST Pekerjaan No. 602.1/395/BASTP/DBMP/

VIII/2003 tanggal 25 Agustus 2003 serta telah dibayar lunas sebesar Rp1.187.200.000,00 terakhir

dengan SPM No 2488/BM/BT/2003 tanggal 15 September 2003.

3) Pekerjaan hotmix (ATB) setebal 5 cm pada ruas Jalan Muara Bakti– Bale Kambang ST II, sepanjang

1.600 m selebar 3,5 m dilaksanakan oleh CV Karya Utama berdasarkan Kontrak

No.602.1/194/SPP/DBMP/V/2003 tanggal 26 Mei 2003 seharga Rp488.200.000,00 dengan jangka

waktu pelaksanaan selama 90 hari kalender sejak tanggal 27 Mei s.d. 25 Agustus 2003. Pekerjaan telah

Page 51: 112.Kab.Bekasi

51

dinyatakan selesai seluruhnya dan telah diserahterimakan dengan BAST Pekerjaan No.

602.1/639/BASTP/DBMP/XI/2003 tanggal 10 Nopember 2003 dan telah dibayar lunas sebesar

Rp488.200.000,00 terakhir dengan SPM No. 1834/BM/BT/2003 tanggal 28 Juli 2003.

4) Pekerjaan hotmix (ATB) setebal 5 cm pada ruas Jalan Pasir Randu– Bondol, sepanjang 4.800 m selebar

3,5 m dilaksanakan oleh CV Asmawi berdasarkan Kontrak No. 602.1/196/SPP/DBMP/V/2003 tanggal

26 Mei 2003 seharga Rp1.368.429.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan selama 120 hari kalender.

Pekerjaan telah dinyatakan selesai seluruhnya dan telah diserahterimakan dengan BAST Pekerjaan No.

602.1/298/BASTP/DBMP/XI/2003 tanggal 19 Agustus 2003 dan telah dibayar lunas sebesar

Rp1.368.429.000,00 terakhir dengan SPM No.2215/BM/BT/2003 tanggal 25 Agustus 2003.

5) Pekerjaan hotmix (ATB) setebal 5 cm pada ruas Jalan Cikarang– Pulo Tiga ST II, sepanjang 2640 m

selebar 3,5 m dilaksanakan oleh PT Yudha Sakti Abadi berdasarkan berdasarkan Kontrak No.

602.1/123/SPP/DBMP/VI/2004 tanggal 14 Juni 2004 seharga Rp1.472.128.000,00. Kontrak tersebut

diaddendum dengan No.602.1/ADD/DBMP/2004 tanggal 7 Juli 2004 sehingga harga borongan menjadi

Rp1.506.551.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan selama 60 hari kalender. Pekerjaan telah

dinyatakan selesai dan telah diserahterimakan dengan BAST Pekerjaan No.

602.1/1499/BASTP/DBMP/IX/2004 tanggal 3 September 2004 dan telah dibayar lunas sebesar

Rp1.506.551.000,00 terakhir dengan SPMU No2457/BM/BT/2004 tanggal 9 September 2004.

Pemeriksaan atas dokumen kontrak dan bukti-bukti pendukung berupa hasil tes laboratorium

terhadap ketebalan hotmix yang dilaksanakan oleh Seksi Laboratorium dan Logistik Dinas Bina Marga

mengungkapkan bahwa ketebalan pekerjaan hotmix pada kelima ruas jalan tersebut rata-rata hanya 4,95 cm

sampai 4,98 cm, sehingga kurang dari ketebalan yang dipersyaratkan dalam kontrak setebal 5 cm. Dengan

demikian volume pekerjaan hotmix kurang dikerjakan sebanyak 141,18 ton senilai Rp 68.912.706,90

dengan uraian sebagai berikut :

Jml Hotmix (Ton)

Menurut

No

Ruas Jalan

Kontrak Sebenarnya

Selisih

(Ton)

Harga

(Rp)

Jumlah

(Rp)

1. Muara – Kendayaan 1.614,38 1.586,48 27,90 490.953,00 13.697.588,70

2. Bojongmangu– Karang Mulya 2.086,88 2.038,46 48,42 491.003,00 23.774.365,26

3. Muara Bakti–Bale Kambang ST2 630.00 619,11 10,89 482.303,00 5.252.279,67

4. Pasir Randu – Bondol 1.890.00 1.854.00 36.00 486.714,00 17.521.704,00

5. Cikarang – Pulo Tiga ST II 1.039,50 1.021,53 17,97 482.291,00 8.666.769,27

Jumlah 141,18 68.912.706,90

Catatan Perhitungan :

Perhitungan RAB = panjang x lebar x tebal (5 cm) x ATB (2,25 ton)

Perhitungan Fisik = panjang x lebar x tebal (hasil lab) x ATB standar analisa K-640 (2,22 ton) - Selisih Perhitungan

Page 52: 112.Kab.Bekasi

52

Masalah ini mengakibatkan kerugian keuangan daerah dari kelebihan pembayaran kepada

Kontraktor sebesar Rp68.912.706,90, yang disebabkan oleh Pengawas Lapangan dan Panitia Pemeriksa

Barang/Pekerjaan tidak cermat dalam melaksanakan tugas dan Pemimpin Kegiatan serta Penanggung Jawab

Kegiatan kurang melakukan pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan tersebut.

Saran BPK-RI:

Bupati Bekasi agar memberikan teguran tertulis kepada Penanggung Jawab, Pemimpin Kegiatan,

Pengawas Lapangan dan Panitia Pemeriksaan Barang/Pekerjaan Peningkatan Jalan TA 2003 dan TA 2004

tersebut supaya lebih cermat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, dan diperintahkan

untuk mempertanggungjawabkan kerugian sebesar Rp 68.912.706,90 dengan menyetorkan ke Kas Daerah

dan menyampaikan bukti setoran tersebut kepada BPK-RI.

Tanggal 12 Januari 2005 telah disetorkan sebesar Rp13.697.600,00 dengan bukti setor (STS) No.

0349, tanggal 12 Januari 2005 disetorkan sebesar Rp23.774.500,00 dengan STS No.0350, tanggal 24 Januari

2005 disetorkan sebesar Rp5.252.500,00 dengan STS No.0532, tanggal 7 Pebruari 2005 disetorkan sebesar

Rp17.521.750,00 dengan STS No.1051 dan tanggal 13 Januari 2005 disetorkan sebesar Rp8.666.800,00

dengan STS No.0376.

d) Volume Asphalt Treated Base (ATB) Yang Diperhitungkan Dalam Harga Kontrak Pekerjaan

Peningkatan Jalan Dengan Perkerasan Lentur (Hotmix) TA 2003 Dan TA 2004 Melebihi Ketentuan

Sebesar Rp47.906.598,53

Hasil pemeriksaan atas enam Kontrak Pekerjaan Peningkatan Jalan Dengan

Perkerasan Lentur (hotmix) diketahui bahwa, berat jenis Asphalt Treated Base (ATB) yang

digunakan dalam Rencana Anggaran Biaya Kontrak tersebut adalah 2,25 ton/m3.

Sedangkan dalam Analisa Harga Satuan dengan menggunakan Analisa K-640 ditetapkan

bahwa standar berat jenis ATB yang digunakan adalah 2,22 ton/m3, sehingga terdapat

selisih lebih penghitungan Berat Jenis ATB sebesar 0,03 ton/m3 (2,25 ton/m3 –

2,22 ton/m3). Rincian enam kontrak pekerjaan tersebut sebagai berikut:

1) Peningkatan Jalan Muara Bakti – Bale Kambang sepanjang 3.100 m selebar 3,5 m

dilaksanakan oleh PT Mutiara Bungin berdasarkan Kontrak

No.602.1/193/SPP/DBMP/V/2003 tanggal 26 Mei 2003 seharga

Rp775.229.000,00. Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan BA Serah Terima

Pekerjaan Pertama No.602.1/419/BASTP/DBMP/VIII/2003 tanggal 23 Agustus 2003

dan BA Serah Terima Pekerjaan Kedua No.602.1/751/BASTD/DBMP/XI/2003 tanggal

20 November 2003. Pekerjaan telah dibayar seluruhnya berdasarkan SPM

Page 53: 112.Kab.Bekasi

53

No.2489/BM/BT/2003 tanggal 12 September 2003 senilai Rp581.421.750,00 (dipotong

pengembalian uang muka 20%) dan pembayaran 5% senilai

Rp38.761.450,00. Dalam harga kontrak pekerjaan yang telah dibayar tersebut terdapat

kelebihan volume ATB per ton/m3 sebanyak 16,28 ton/m3 senilai Rp7.929.222,84.

2) Peningkatan Jalan Kampung Utan– Setu sepanjang 1.900 m selebar 5 m dilaksanakan

oleh PT Andalas Candra Buana berdasarkan Kontrak

No.602.1/187/SPP/DBMP/V/2003 tanggal 26 Mei 2003 seharga

Rp1.256.416.000,00. Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan BA Serah Terima

Pekerjaan Pertama No.602.1/241/BASTP/DBMP/VIII/2003 tanggal 5 Agustus

2003 dan BA Serah Terima Pekerjaan Kedua No.602.1/587/BASTD/DBMP/XI/2003

tanggal 3 November 2003. Pekerjaan telah

dibayar seluruhnya berdasarkan SPM No.2003/BM/BT/2003 tanggal 7 Agustus 2003

senilai Rp942.312.000,00 (dipotong pengembalian uang muka 20%) dan pembayaran

5% senilai Rp62.820.800,00. Dalam harga kontrak pekerjaan yang telah dibayar

tersebut terdapat kelebihan volume ATB per ton/m3 sebanyak 14,25 ton/m3 senilai

Rp7.037.590,50.

3) Peningkatan Jalan Bulak Temu–Kumeijing sepanjang 3.000 m selebar 4,0 m

dilaksanakan oleh PT Sinjaya berdasarkan Kontrak No.602.1/123/SPP/DBMP/V/2003

tanggal 26 Mei 2003 seharga Rp625.472.000,00 dan Addendum Kontrak

No.602.1/448/Add/DBMP/2003 tanggal 29 Oktober 2003 tentang Perpanjangan Waktu

Pelaksanaan. Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan BA Serah Terima

Pekerjaan Pertama No.602.1/1102/BASTP/DBMP/XII/2003 tanggal 11 Desember

2003 dan telah dibayar seluruhnya berdasarkan SPM No.4289/BM/BT/2003 Desember

2003 menilai Rp625.472.000,00. Dalam harga kontrak pekerjaan yang telah dibayar

tersebut terdapat kelebihan volume ATB per ton/m3 sebanyak 14,40 ton/m3 senilai

Rp7.112.044,80.

4) Peningkatan Jalan Bulak Temu–Kumeijing sepanjang 3.000 m selebar 4,0 m

dilaksanakan oleh PT Tolhas Jaya berdasarkan Kontrak No.602.1/122/SPP/DBMP/

V/2003 tanggal 26 Mei 2003 seharga Rp625.468.000,00 dan Addendum Kontrak

No.602.1/447/Add/ DBMP/2003 tanggal 29 Oktober 2003 tentang Perpanjangan

Waktu Pelaksanaan. Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan BA Serah Terima

Pertama Pekerjaan No.602.1/1086/BASTP/DBMP/XII/2003 tanggal 11 Desember

2003 dan telah dibayar seluruhnya berdasarkan SPM No.4288/BM/BT/2003

Page 54: 112.Kab.Bekasi

54

Desember 2003 senilai Rp594.194.600,00 (dipotong pengembalian uang muka 20%).

Dalam harga kontrak pekerjaan yang telah dibayar tersebut terdapat kelebihan volume

ATB per ton/m3 sebanyak 14,40 ton/m3 senilai Rp7.111.670,40.

5) Peningkatan Jalan Bulaktemu–Pulo Puter sepanjang 3.500 m selebar 3,5 m dilak-

sanakan oleh PT Yudha Sakti Abadi berdasarkan Kontrak No.602.1/123/SPP/

DBMP/VI/2004 tanggal 14 Juni 2004 seharga Rp1.178.174.000,00 dan addendum

kontrak No.602.1/517/ADD/DBMP/2004 tanggal 28 Juni 2004 yang merubah harga

kontrak menjadi Rp1.278.193.000,00. Pekerjaan telah dinyatakan selesai berdasarkan

BA Serah Terima Pekerjaan Pertama No.602.1/1659/BASTP/DBMP/IX/2004 tanggal

27 September 2004 serta telah dibayar 100% berdasarkan SPMNo.2868/BM/BT/2004

tanggal 4 Oktober2004 senilai Rp1.278.193.000,00. Dalam harga kontrak pekerjaan

yang telah dibayar tersebut terdapat kelebihan volume ATB per ton/m3 sebanyak 18,38

ton/m3 senilai Rp 8.999.362,64.

6) Peningkatan Jalan Sukaringin–Cab. Pulo Bambu ST I sepanjang 3.800 m selebar 3,5m

dilaksanakan oleh PT Bangun Jaya Perkasa berdasarkan Kontrak No.602.1/120/SPP/

DBMP/2004 tanggal 14 Juni 2004 seharga

Rp1.102.028.000,00 dan addendum kontrak No.602.1/523/ADD/DBMP/2004 tanggal

14 Juli 2004 yang merubah harga kontrak menjadi Rp1.224.371.000,00. Pekerjaan

telah dinyatakan selesai berdasarkan BA Serah Terima Pekerjaan Pertama

No.602.1/1671/BASTP/DBMP/IX/2004 tanggal 4 Oktober 2004 serta telah dibayar

100% berdasarkan SPM No.2932/BM/BT/2004 tanggal 7 Oktober 2004 senilai

Rp1.224.371.000,00. Dalam harga kontrak pekerjaan yang telah dibayar tersebut

terdapat kelebihan volume ATB per ton/m3 sebanyak 19,95 ton/m3 senilai

Rp9.716.707,35.

Masalah ini mengakibatkan kerugian keuangan daerah sebesar Rp47.906.598,53,

yang disebabkan oleh Kepala Bidang Bina Marga Dinas Bina Marga dan Pengairan

Pemerintah Kabupaten Bekasi, sebagai Pengguna Anggaran Cabang (PAC) yang

bertanggung jawab baik fisik, keuangan maupun administrasi atas pelaksanaan anggaran

tidak optimal dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengawasan terhadap

pelaksanaan kegiatan.

Page 55: 112.Kab.Bekasi

55

Saran BPK-RI:

Bupati Bekasi agar memberikan teguran tertulis kepada Kepala Dinas Bina Marga, Pemimpin

Kegiatan, dan Panitia Pengadaan/Pemborongan Pekerjaan Peningkatan Jalan TA 2003 dan TA 2004 yang

tidak cermat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, dan diperintahkan untuk

mempertanggungjawabkan kerugian sebesar Rp47.906.598,53 dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan

bukti setoran tersebut disampaikan kepada BPK-RI.

Tanggal 14 Januari 2005 telah disetorkan sebesar Rp7.037.600,00 dengan STS

No.0415, tanggal 18 Januari 2005 disetorkan sebesar Rp7.112.100,00 dengan STS No.049,

tanggal 18 Januari 2005 disetorkan sebesar Rp7.111.700,00 dengan STS No.050, tanggal

24 Januari 2005 dietorkan sebesar Rp7.929.250,00 dengan STS No.0531, tanggal 17

Januari 2005 disetorkan sebesar Rp9.716.800,00 dengan STS No.0439, tanggal 13 Januari

2005 disetorkan sebesar Rp8.999.500,00 dengan STS No.0377.

e) Pengadaan Interior Gedung Bappeda TA 2004 Kurang Dikerjakan Senilai Rp12.777.500,00

Bagian Umum Setda Kabupaten Bekasi, berdasarkan APBD dan DASK TA 2004, antara lain

merealisasikan Belanja Modal berupa pengadaan interior gedung Bappeda yang terdiri dari vertical blind,

karpet dan wallpaper. Pekerjaan dilaksanakan oleh dua rekanan yaitu :

1) Pengadaan vertical blind dilaksanakan oleh CV Usnaindo Pratama berdasarkan Surat Perjanjian

Pemborongan.027/01.R/Um tanggal 25 Juni 2004 seharga sebesar Rp94.594.000,00. dengan jangka

waktu penyelesaian pekerjaan selama 30 hari terhitung sejak 25 Juni 2004 s.d. 25 Juli 2004. Pekerjaan

telah dinyatakan selesai dan diserahterimakan berdasaran BA Pemeriksaan Barang No.027/366c/um dan

BA Serah Terima Barang No.07/389 b/um tanggal 23 Juli 2004 dan telah dibayar lunas sebesar

Rp94.594.000,00 dengan SPMU No.2833/BM/BT tanggal 1 Oktober 2004.

2) Pengadaan wallpaper dan karpet dilaksanakan oleh CV Eka Tri Brothers berdasarkan Surat Perjanjian

Pemborongan.027/01.J/Um tanggal 25 Juni 2004 seharga sebesar Rp113.593.000,00 dengan jangka

waktu penyelesaian pekerjaan selama 30 hari terhitung sejak 25 Juni 2004 s.d. 25 Juli 2004. Pekerjaan

telah dinyatakan selesai dan diserahterimakan berdasaran BA Pemeriksaan Barang No.027/388a/um dan

BA Serah Terima Barang No.07/394a/um tanggal 23 Juli 2004 dan telah dibayar lunas sebesar

Rp113.593.000,00 dengan SPMU No.2442/BM/BT tanggal 8 September 2004.

Hasil pemeriksaan fisik oleh BPK-RI di lapangan pada tanggal 20 Desember 2004 mengungkapkan

bahwa:

1) Vertikal Blind dikerjakan seluas 454 m2 dari yang seharusnya seluas 477,75 m2 sehingga kurang

dikerjakan seluas 23,75 m2 senilai Rp4.702.500,00.

2) Wallpaper dikerjakan 175 m2 dan sisa di gudang seluas 147 m2 dari yang seharusnya seluas 390 m2

sehingga kurang dikerjakan seluas 68 m2 senilai Rp8.075.000,00

Page 56: 112.Kab.Bekasi

56

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan ketentuan di masing-masing Surat Perjanjian Pemborongan

Pekerjaan Pasal 2 yang menyatakan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pihak Kedua harus memenuhi

syarat-syarat yang ditentukan dalam RKS yang merupakan satu kesatuan dan tidak terpisahkan dari Surat

Perjanjian.

Masalah ini mengakibatkan kerugian keuangan daerah sebesar Rp12.777.500,00, yang disebabkan

oleh Panitia Pemeriksa dan Penerima Pengadaan interior gedung Bappeda lalai dalam melaksanakan tugas

yang menjadi tanggung jawabnya, unsur perencana kurang cermat dalam menyusun kebutuhan barang dan

Pemimpin Kegiatan kurang melakukan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan tersebut.

Saran BPK-RI

Bupati Bekasi agar memberikan teguran tertulis kepada Pemimpin Kegiatan dan Panitia

Pemeriksaan Barang TA 2004 bersangkutan, yang lalai dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung

jawabnya, dan diperintahkan untuk mempertanggungjawabkan kerugian sebesar Rp12.777.500,00, dengan

menyetorkan kembali ke Kas Daerah dan menyampaikan bukti setoran kepada BPK-RI.

Tanggal 12 Januari 2005 telah disetorkan sebesar Rp4.702.500,00 dengan STS No.0359 dan

tanggal 17 Januari 2005 disetorkan sebesar Rp8.075.000,00 dengan STS No.0445.

f) Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Insentif Penerimaan BPHTB Dan Insentif Penerimaan Bagi Hasil

Pajak Penghasilan Orang Pribadi Dalam Negeri Tidak Dipungut Sebesar Rp20.039.400,00

Hasil pemeriksaan atas Insentif Penerimaan BPHTB dan Insentif Penerimaan Bagi Hasil Pajak

Penghasilan Orang Pribadi Dalam Negeri menunjukkan:

1) Atas realisasi Insentif BPHTB TA 2003 dan 2004 diketahui bahwa pada pembayaran insentif triwulan I

2004 terdapat pembayaran insentif kepada Bupati sebesar Rp57.308.000,00, Wakil Bupati sebesar

Rp35.000.000,00 dan Sekretaris Daerah sebesar Rp22.308.000,00 tidak dipungut PPh Pasal 21 sebesar

Rp17.192.400,00 (15% X Rp114.616.000,00).

2) Terdapat pembayaran insentif yang tidak dikenakan PPh pasal 21 sebesar Rp2.847.000,00 (15% X

Rp18.980.000,00).

Masalah ini mengakibatkan Realiasi Belanja Daerah TA 2003 dan TA 2004 meningkat sebesar

Rp5.152.125.600,00 (Rp1.354.970.980,00 + Rp1.891.063.020,00 + Rp1.205.390.000,00 +

Rp700.701.600,00) dan Pajak Negara kurang diterima Kas Negara sebesar Rp20.039.400,00

(Rp17.192.400,00 + Rp2.847.000,00) yang disebabkan oleh kebijakan dari Bupati Bekasi yang belum sesuai

dengan ketentuan yang berlaku, Panitia Anggaran Eksekutif kurang cermat dalam mengimpelentasikan

Page 57: 112.Kab.Bekasi

57

anggaran berbasis kinerja dan Pemegang Kas Dipenda kurang cermat dalam menerapkan ketentuan

perpajakan yang berlaku.

Saran BPK-RI: Bupati Bekasi agar :

1) Segera meninjau kembali SK Bupati No.971/Kep.83.A/Pemda/2002 Tahun 2002

tentang Pemberian Insentif atas Penerimaan Bagi Hasil BPHTB dan SK Bupati

No.973/Kep.28.D-Dippenda/03 Tahun 2003 tentang Insentif atas Penerimaan Bagi

Hasil PPh OPDN dan PPh Pasal 21 untuk disesuaikan dengan penyusunan anggaran

berbasis kinerja.

2) Memerintahkan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bekasi memberikan

teguran tertulis dan menginstruksikan kepada Pemegang Kas supaya segera memungut

dan menyetorkan PPh Pasal 21 sebesar Rp20.039.400,00 ke Kas Negara dan

menyampaikan bukti setoran tersebut kepada BPK-RI.

Tanggal 4 Januari 2005 telah disetorkan sebesar Rp2.847.000,00 dan tanggal 4 Januari 2005

disetorkan sebesar Rp17.192.400,00.

g) Penyelesaian Pekerjaan Lanjutan Gedung RSUD Kabupaten Bekasi TA 2004 Mengalami

Keterlambatan

Berdasarkan Laporan Bulanan yang disusun oleh Konsultan Pengawas

CV Cipta Sendi Bangunan, diketahui bahwa sampai dengan saat berakhirnya kontrak tanggal 7 Desember

2004 bobot pekerjaan fisik yang telah dilaksanakan oleh pihak pemborong mencapai 65,404%. Hasil

pemeriksaan fisik oleh BPK-RI pada tanggal 22 Desember 2004 diketahui bahwa, pada lokasi proyek masih

terdapat kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemborong. Adapun jenis pekerjaan yang belum

selesai dilaksanakan adalah pekerjaan finishing dan pekerjaan pengecatan pada area Power House dan Pump

Room serta pekerjaan saluran. Pekerjaan ini, sesuai dengan keterangan Kepala Bagian Tata Usaha Dinas

Kesehatan Kabupaten Bekasi diselesaikan oleh rekanan pada tanggal 24 Desember 2004.

Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan Addendum Kontrak No.623.4/1795.1a/Dinkes tanggal 7

Oktober 2004 Pasal 7 mengenai Jangka Waktu Pelaksanaan yang menjelaskan bahwa pekerjaan sudah harus

diserahkan pertama kali selambat-lambatnya tanggal 7 Desember 2004. Dengan demikian kepada pemborong

dhi. PT Mustika Mirah Makmur seharusnya dipungut denda keterlambatan selama

17 hari kalender (tanggal 8 s.d 24 Desember 2004), yaitu sebesar Rp24.503.494,00 (1/1000 x 17 hari x

Rp1.441.382.000,00).

Page 58: 112.Kab.Bekasi

58

Hal tersebut terjadi karena PT Mustika Mirah Makmur cidera janji (wanprestasi) atas pelaksanaan

kontrak yang telah disepakati.

Saran BPK-RI:

1) Menginstruksikan Kepala Dinas Kesehatan melalui Pemimpin Kegiatan supaya memberikan teguran

tertulis kepada PT. Mustika Mirah Makmur yang melakukan wanprestasi atas pelaksanakan kontrak

pembangunan RSUD yang disepakati.

2) Menginstruksikan kepada Pemimpin Kegiatan bersangkutan, bersama dengan Pemegang Kas untuk

menarik denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pembangunan RSUD TA 2004 sebesar

Rp24.503.494,00 dan hasilnya disetor ke Kas Daerah serta bukti setoran disampaikan kepada BPK-RI.

Tanggal 3 Januari 2005 telah disetorkan sebesar Rp24.503.494,00 dengan STS No.00043.

h) Penyerahan Oleh Rekanan Atas Pengadaan Kendaraan Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Sebanyak

Enam Unit Mengalami Kelambatan Belum Dipungut Denda Sebesar Rp8.974.000,00.

Hasil pemeriksaan fisik di lapangan pada tanggal 23 Desember 2004 yang didampingi pihak

Pemimpin Kegiatan, diketahui bahwa seluruh kendaraan tersebut telah berfungsi dengan baik, namun

berdasarkan dokumen bukti serah terima kendaraan yang dikeluarkan oleh pihak pemborong diketahui

bahwa seluruh kendaraan tersebut diserahkan atau diterima oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan

mengalami kelambatan yang masing-masing diterima sebagai berikut :

1) Kendaraan Tangki Air sebanyak satu unit diterima pada tanggal 24 Juni 2004.

2) Kendaraan Mobil Tinja sebanyak satu unit diterima pada tanggal 7 Juni 2004.

3) Kendaraan Dump Truk sebanyak empat unit diterima pada tanggal 7 Juni 2004.

Atas keterlambatan tersebut kepada PT Astra Internasional Tbk. Cabang Bekasi harus dikenakan denda

keterlambatan sebesar Rp8.974.000,00 yang secara rinci sebagai berikut:

1) Kendaraan Tangki Air mengalami kelambatan selama 24 hari kalender atau senilai Rp3.360.000,00

(24/1000 x Rp140.000.000,00).

2) Kendaraan Mobil Tinja mengalami kelambatan selama 7 hari kalender atau senilai Rp1.155.000,00

(7/1000 x Rp165.000.000,00).

3) Kendaraan Dump Truk mengalami kelambatan selama 7 hari kalender atau senilai Rp4.459.000,00

(7/1000 x Rp637.000.000,00).

Masalah ini mengakibatkan Pemerintah Kabupaten Bekasi belum menerima denda keterlambatan

dari PT. Astra Internasional Tbk Cabang Bekasi sebesar

Rp8.974.000,00, yang disebabkan oleh Panitia Penerima/Pemeriksaan Barang bekerja tidak cermat dan

pengendalian oleh Pemimpin Kegiatan tidak optimal.

Page 59: 112.Kab.Bekasi

59

Saran BPK-RI

Bupati Bekasi agar :

1) Memberikan teguran tertulis kepada Penanggung jawab, Pemimpin Kegiatan, dan Panitia Pemeriksaan

Barang/Pekerjaan Pengadaan Kendaraan Dinas Kebersihan TA 2004 yang lalai dalam melaksanakan

tugas.

2) Menginstruksikan kepada Pemimpin Kegiatan bersangkutan bersama dengan Pemegang Kas untuk

menarik denda keterlambatan sebesar Rp8.974.000,00 dan hasilnya disetor ke Kas Daerah dan

menyampaikan bukti setoran tersebut kepada BPK-RI.

Tanggal 5 Januari 2005 telah disetorkan sebesar Rp8.974.000,00 dengan STS No.0234.

i) Penyelesaian Pekerjaan Pembangunan Dua Bangunan Kantor Kecamatan Senilai Rp3.195.680.000,00

Terlambat

Berdasarkan pemeriksaan atas dokumen pembayaran pekerjaan Pembangunan Dua Bangunan

Kantor diketahui hal-hal sebagai berikut :

1) Pembayaran kepada PT. Pradiktia Multi Niaga telah direalisasikan sebesar Rp1.023.008.000,00 dengan

rincian pembayaran uang muka sebesar Rp319.690.000,00 sesuai SPMU No. 1310/BM/BT/2004,

pembayaran termin I sebesar Rp319.690.000,00 sesuai SPMU No. 2767/BM/BT/2004 tanggal 28

September 2004, pembayaran termin II sebesar Rp383.628.000,00 sesuai SPMU

No. 3270/BM/BT/2004 tanggal 28 Oktober 2004.

2) Pembayaran kepada PT.Cendana Wangi telah direalisasikan sebesar Rp319.446.000,00 untuk

pembayaran uang muka sebesar Rp319.446.000,00, sesuai dengan SPMU No. 1455/BM/BT/2004

tanggal 19 Juli 2004.

Hasil pemeriksaan fisik di lapangan oleh BPK-RI bersama Pengawas Lapangan dan Kontraktor

Pelaksana pada tanggal 21 Desember 2004 diketahui bahwa ternyata realisasi fisiknya belum sepenuhnya

selesai 100 % sehingga pelaksanaan pembangunan kedua kantor kecamatan tersebut telah mengalami

kelambatan selama dua hari dan kepada pemborong harus dikenakan denda keterlambatan minimal sebesar

Rp6.391.360,00 (2/1000 x (Rp1.598.450.000,00 + Rp1.597.230.000,00).

Masalah ini mengakibatkan kedua Gedung Kantor Kecamatan tersebut tidak dapat dimanfaatkan

secara tepat waktu dan kekurangan penerimaan daerah dari denda sebesar Rp6.391.360,00 yang disebabkan

oleh kontraktor kurang maksimal dalam menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu dan Pengawas

Lapangan, Pemimpin Kegiatan dan Penanggung Jawab Kegiatan kurang melakukan pengendalian dan

pengawasan atas pelaksanaan kegiatan tersebut.

Saran BPK-RI:

Bupati Bekasi agar :

Page 60: 112.Kab.Bekasi

60

1) Menginstruksikan Kepala Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan melalui Pemimpin Kegiatan

supaya memberikan teguran tertulis kepada PT. Prakditia Multi Niaga dan PT Cendana Wangi yang

melakukan wanprestasi atas pelaksanaan Kontrak Pembangunan Gedung Kantor Kecamatan TA 2004.

2) Menginstruksikan kepada Pemimpin Kegiatan dan Pemegang Kas untuk menarik denda keterlambatan

penyelesaian pekerjaan tersebut dan hasilnya disetor ke Kas Daerah serta menyampaikan bukti

setorannya kepada BPK-RI.

Tanggal 27 Desember 2004 telah disetorkan sebesar Rp6.388.920,00 dengan STS No.16179.

j. Kegiatan Pembangunan Dan Penataan Lampu Penerangan Jalan TA 2004 Kurang Dikerjakan Senilai

Rp9.540.649,80

Hasil pemeriksaan atas Dokumen Kontrak, SPJ dan Laporan Harian Kegiatan diketahui bahwa

pengadaan kabel NYFGBY 4 x 16 mm dalam kontrak dibutuhkan 1.859,17 m, sedangkan dalam Laporan

Harian Proyek diadakan sebanyak 1.700 m, sehingga terdapat selisih kurang sebanyak 159,17 m sebesar

Rp9.540.649,80 ( 159,17 m x Rp59.940,00).

Masalah ini mengakibatkan kelebihan pembayaran kepada rekanan yang merugikan keuangan

daerah sebesar Rp9.540.649,80, yang disebabkan oleh Pemimpin Kegiatan tidak optimal dalam

melaksanakan fungsi pengawasan dan Pemborong dhi. PT Ariesto Tunggal Engineering tidak mengikuti

spesifikasi teknis pekerjaan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam kontrak.

Saran BPK-RI:

Bupati Bekasi agar :

1) Memberikan teguran tertulis kepada Penanggung jawab, Pemimpin Kegiatan, Pengawas Lapangan dan

Panitia Pemeriksaan Barang/Pekerjaan Pembangunan dan Penataan Lampu PJU TA 2004 yang tidak

cermat dalam melaksanakan tugas.

2) Menginstruksikan kepada Pemimpin Kegiatan untuk mempertanggungjawabkan kerugian daerah sebesar

Rp9.540.649,80 dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan bukti setoran disampaikan kepada BPK-RI.

Tanggal 11 Januari 2005 telah disetorkan sebesar Rp9.540.649,80 dengan STS No.0335.

k. Jaminan Pemeliharaan Dari Pihak Pemborong Pekerjaan TA 2004 Kurang Senilai Rp12.838.350,00

Hasil pemeriksaan secara uji petik terhadap Kontrak Pekerjaan dan SPJ

TA 2004 atas kegiatan Belanja Modal pada Dinas Bina Marga dan Pengairan di Kabupaten Bekasi, dapat

diketahui bahwa terdapat kekurangan jaminan pemeliharaan dari tiga pemborong sebesar Rp12.838.350,00

dengan rincian sebagai berikut:

1) Peningkatan Jalan Cikarang – Pulo Tiga ST.II. dilaksanakan oleh CV Asmawi berdasarkan Kontrak

No.602.1/124/SPP/DBMP/VI/2004 tanggal 14 Juni 2004 senilai Rp1.472.128.000,00 dan Addendum

Kontrak No.602.1/488/ADD/DBMP/2004 tanggal 7 Juli 2004 mengenai perubahan nilai kontrak

Page 61: 112.Kab.Bekasi

61

menjadi sebesar Rp1.506.551.000,00. Pekerjaan telah dinyatakan selesai dilaksanakan berdasarkan

BA Serah Terima Pertama Pekerjaan No.602.1/1499/BASTP/DBMP/IX/2004 tanggal

3 September 2004, serta telah dibayar 100% berdasarkan SPM No.2457/BM/BT/2004 tanggal 9

September 2004 senilai Rp1.506.551.000,00. Jaminan pemeliharaan yang diberikan ke Dinas Bina

Marga dan Pengairan adalah sebesar Rp73.606.400,00(5% x Rp1.472.128.000,00), seharusnya adalah

Rp75.327.550,00 (5% x Rp 1.506.551.000,00), sehingga terdapat selisih kurang sebesar

Rp1.721.150,00.

2) Peningkatan Jalan Sukaringin – Cabang Pulo Bambu ST I dilaksanakan oleh

PT Bangun Jaya Perkasa Utama berdasarkan Kontrak No.602.1/120/SPP/DBMP/VI/2004 tanggal 14

Juni 2004 senilai Rp1.102.028.000,00 dan Addendum Kontrak No.602.1/523/ADD/DBMP/2004 tanggal

14 Juli 2004 mengenai perubahan nilai kontrak menjadi sebesar Rp1.224.371.000,00. Pekerjaan telah

dinyatakan selesai dilaksanakan berdasarkan BA Serah Terima Pertama Pekerjaan

No.602.1/1671/BASTP/DBMP/IX/2004 tanggal 4 Oktober 2004, serta telah dibayar 100% berdasarkan

SPM No.2932/BM/BT/2004 tanggal 7 Oktober 2004 senilai Rp1.224.371.000,00. Jaminan pemeliharaan

yang diberikan kepada Dinas Bina Marga dan Pengairan adalah sebesar Rp55.101.400,00

(5%xRp1.102.028.000,00), seharusnya adalah Rp61.218.550,00 (5% x Rp1.224.371.000,00), sehingga

terdapat selisihr kekurangan sebesar Rp.17.641,00.

3) Peningkatan Jalan Bulak Temu – Pulo Puter ST II dilaksanakan oleh PT Yudha Sakti Abadi berdasarkan

Kontrak No.602.1/123/SPP/DBMP/VI/2004 tanggal 14 Juni 2004 senilai Rp1.178.174.000,00 dan

Addendum Kontrak No.602.1/517/ADD/DBMP/2004 tanggal 28 Juni 2004 mengenai perubahan nilai

kontrak menjadi sebesar Rp1.278.193.000,00. Pekerjaan telah dinyatakan selesai dilaksanakan

berdasarkan BA Serah Terima Pertama Pekerjaan No.602.1/1659/BASTP/DBMP/IX/2004 tanggal 27

September 2004, serta telah dibayar 100% berdasarkan SPM No.2868/BM/BT/2004 tanggal 4 Oktober

2004 senilai Rp1.278.193.000,00. Jaminan pemeliharaan yang diberikan ke Dinas Bina Marga dan

Pengairan adalah sebesar Rp58.908.700,00 (5% x Rp1.178.174.000,00), seharusnya adalah

Rp63.909.650,00 (5% x Rp1.278.193.000,00), sehingga terdapat selisih kurang sebesar Rp5.000.950,00.

Kondisi tersebut diatas tidak sesuai dengan Surat Perjanjian Pasal 4 mengenai Harga Kontrak dan

Syarat-syarat pembayarannya yang menjelaskan bahwa pemborong harus menyerahkan Jaminan Bank

sebesar 5% dari nilai kontrak sebagai Jaminan Pemeliharaan yang diterbitkan oleh Bank Umum milik

Pemerintah.

Masalah ini mengakibatkan pemeliharaan atas pekerjaan peningkatan jalan tersebut kurang

terjamin sebesar Rp12.838.350,00, yang disebabkan oleh Pemimpin Kegiatan tidak cermat pada saat

menerima jaminan pemeliharaan yang diserahkan oleh rekanan.

Atas masalah ini Plh. Kepala Dinas Bina Marga menyatakan bahwa atas temuan BPK RI telah

memerintahkan pemborong untuk memperbaiki jaminan pemeliharaan tersebut.

Page 62: 112.Kab.Bekasi

62

Saran BPK RI

Bupati Bekasi agar menginstruksikan Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan supaya memberikan

teguran tertulis kepada Pemimpin Kegiatan dan Panitia Pengadaan/Pemborongan Pekerjaan di Dinas Bina

Marga yang tidak cermat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Tanggal 5 Januari 2005 telah dikeluarkan Surat Bupati No.900/15/KEU Perihal : Penyelesaian

Tindak Lanjut Hasil Audit BPK RI.