'~111J1A. r;. · 2017. 12. 13. · Katalog Oalam Terbitan. oepartemen Kesehatan RI 610.7349K I ....
Transcript of '~111J1A. r;. · 2017. 12. 13. · Katalog Oalam Terbitan. oepartemen Kesehatan RI 610.7349K I ....
Katalog Oalam Terbitan. oepartemen Kesehatan RI
610.7349 K I . loci indonesia. oepartemen Ke:sehatan. Pusat Penanggulangan r SIS.
p Penanggulangan krisis kesehatan aklbat letusan gunung merapl
dl Provlnsi 0.1. Vogyakarta dan Jawa Tengah.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI 2007.
1. Judol 1. DISASTER-NURSING 2. HEAlT SERVICES
~\'~111J1A.""
..... r;. .... ITVI n:..'f~li.\."" 12U:ltJlJlI~ 1,...1Jt»r'1: . .n~
Puji syukur kami Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas karunia-Nya kita dapat menyelesaikan penyusunan Buku Penanganan Krisis Kesehatan Akibat Letusan Gunung Merapi Tahun
2006.
Kita ketahul bersama, Indonesia merupakan wilayah yang rawan
terhadap bencana, baik bencana alam maupun karena ulah manusla.
Sa lah satunya adalah rawan terhadap ancaman letusan gunungap1.
Indonesia memlllki 129 gunungapl aktlf yang tersebar mulal darl
Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Sulawesi hingga ke wilayah Maluku
Utara . Dampak aklbat letusan gunungapl tentunya dapat menlmbulkan
krisis kesehatan antara lain timbulnya korban massal, konsentrasl
massa/pengungsian, masalah pangan dan glzl, masalah ketersedlaan air bersih, masalah sanitasl IIngkungan, terganggunya pengawasan
vektor penyakit menular, lump uhnya pelayanan kesehatan dan
masalah kesehatan jiwa. Hal Inl tentunya akan berpengaruh terhadap
jalannya roda khususnya pembangunan kesehatan.
KRa ketahul bersama bahwa pada perlode April hingga Juli tahun 2006,
Gunung Merapl telah menunjukkan penlngkatan aktifitasnya yang telah
memaksa kita semua untuk mengambil langkah-Iallgkah penanggulangan. Jajaran kesehata n mula! darl tingkat Puskesmas,
Dinas Kesehatan Kabupaten, Dina 5 Kesehatan Provinsi, Rumah Saklt
hingga Departemen Kesehatan turut pula secara aktif melakukan
upaya-upaya penanggulangan krlsls kesehatan yang terjadi secara terpadu bersama-sama dengan sektor terkalt.
telah tersusunnya Buku menyambut balk dengan .
Saya Ak'bat Letusan Gunung Merapl I n Krisis Kesehatan ,
Penang9u anga bu ku in; dapat dljadikan sebagal 2006
"n; Diharapkan agar
Tahun· a dl dalam menlngkatkan upaya belajaran bag; kita semu I
bahan pern klbat bencana letusan gunungap penanggulangan krisls kesehatan a yang mungkin terjadi dimasa mendatang.
"h k yang telah membantu tersusunnya buku Inl, saya Kepada semua p' a .' 1 ucapkan terlma kaslh dan penghargaan setingg1-tLngg nya.
Selamat bekerja !
Jakarta, Maret 2007
MENTERI KESEHATAN
Dr. dr. Sitl Fadilah supari, Sp. lP (K)
Ii
Negara Kesatuan Republik I ndonesia sering mengalami bencana, balk
bencana alam (natural disaster) maupun bencana karena ulah manusJa
(manmade disaster). Kejadlan bencana blasanya diikutl dengan
timbulnya korban manusla maupun keruglan harta benda. Adanya
korban manusla dapat menimbulkan kerawanan status kesehatan pada
masyarakat yang terl<ena bencana dan masyarakat yang berada dl
sekltar daerah bencana. Hal Inl berlaku pula terhadap bencana yang diakibatkan oleh letusan gunungapl.
Berdasarkan pengalaman di Indonesia, permasalahan yang kerap
timbul dalam penanggulangan bencana dl lapangan adalah masalah
diskoordinasl, keterlambatan transportasi dan distribusl, serta
ketidaksiapan lokal dalam pemenuhan sarana dan prasarana. Qleh
karena itu, dalam rangka pengurangan dampak risiko bahaya letusan gunungapi perlu adanya penguatan upaya kesehatan pada setlap
tahap kejadian bencana.
Keberhasilan penanggulangan krlsls kesehatan akibat bencana letusan
gunungapi ditentukan oleh upaya·upaya pokok seperti penanganan
korban massar, pelayanan kesehatan dasar di pengungsian,
pengawasan dan pengendalian penyakit, air bersih dan sanitasi,
penanganan glzl darurat, penanganan kesehatan jlwa, serta
pengelolaan loglstlk dan perbekalan kesehatan.
Dengan tersusunnya Buku Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat
Letusan Gunung Merapi Tahun 2006 Ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagl petugas dl jajaran kesehatan, LSM serta pihak
lain yang bekerja/berkaitan dalam penanggulangan krlsis kesehatan akibat bencana letusan gunungapl dl Indonesia.
iii
·h k dan instansi yang terkait kami Akh' kepada semua pi a sa~:~:an penghargaan dan terima kasih ya~9 sebesar-besarnya atas
peran sertanya sehingga buku ini dapat terwu]ud.
Demikian, semoga buku inj dapat berguna bagi kita semua.
Jakarta, Maret 2007 Sekretaris ]enderai
dr. Sjafii Ahmaa:MPH
iv
IJC,w~ lI:[)IMA '\ASIIi
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME, karena
berkat rahmat dan anugerah-Nya buku Penanggulangan Krisis Akibat
Letusan Gunung Merapi Tahun 2006 dapat diselesaikan.
Pengalaman Indonesia dalam penangguJangan krisis kesehatan akibat
letusan gunungapi selama ini, telah memacu kita untuk supaya lebih
siap dalam menghadapi setiap bencana yang terjadi. Dengan adanya
buku ini, kiranya dapat diambi! gambaran atas upaya yang telah kita
lakukan dan dapat dipetlk pelajaran dalam me!akukan kesiapsiagaan,
penanganan tanggap darurat dan pemuJihan masalah kesehatan secara lebih balk lagi.
Dalam penyusunannya, buku ini telah memanfaatkan berbagai sumber
informasi baik dari lingkungan Departemen Kesehatan sendiri maupun
instansi terkait dan Dinas Kesehatan setempat.
Untuk itu sudah sepantasnya ucapan terimakasih kami sampaikan dan
penghargaan yang setlnggi-t[ngginya kepada semua unsur yang telah
memberikan sumbangan informasinya serta yang telah memfasilitasi dalam penyusunan buku ini.
Kami menyadari bahwa buku yang te[ah disusun ini masih jauh darf
sempurna, sehingga masukan dan saran perbaikan sangat kami
harapkan. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat yang besar
khususnya bagi para peJaksana dalam menjalankan tugas kemanusiaan.
Jakarta, Maret 2007
Kep," pu~,,"g'n K,',',
Dr. RUstam S. Pakaya, MPH
DAFTAR lSI
Halaman
.. Sambutan Menteri Kesehatan RI .. . .......... . .................... .
.. Kata Pengantar ........... ......... ..........................•......... .. . ill
! Ucapan Terl ma Kasih ............... ..... ............................ .. . v .. Daftar lsi ............... .... ..... . ........... ... .. .. ... . ," ... " ..... " " , .. vii
.. Gunungapl dl Indonesia .................. ..... ...................... . .. 1
.. Profil Gunung Mera pl ..... . .................... .. ..... .......... .... .... .
.. TIngkatan Aktivi tas Gunung Merapl .............................. . .
4
8 - Aktif Normal ............................ ..... . ... . .......... .... .. ... .. 8
- Waspada . ........ .. .. . .. ....... . . ...... ... .. .. .. ... .. .. . .. .. . ... .. .. .. . . 8
- Siaga . .. .. ... .. .. .. . ... .. .. .. .... . .. .. . ... ... ... . .... . .. .. . ... .. ......... . 8
- Awas . ....... .. ... ... .. .... ........... .. .. .. ... .. .. ... .... ... .. ... .. ...... 9
• Bahayanya Gunung Merapl ................ ..... ..... .......... .... .... 11
.. Daerah Rawan Beneana Letusan Gunung Merapi .............. 14
- Oaerah Rawan Bencana I ....... .. ... .............................. 14
- Daerah Rawan Beneana II .............. ...... .............. .. ..... 15
- Daerah Rawan Beneana III ............ .... . .... ............ .. ..... 16
L Sejarah Letusan Gunung Merapl ..... .. .............................. 19
.. Status Letusan Gunung Merapi Saat Inl ........................... 22
.. Penduduk yang Terancam dan Peng ungsi ........................ 24
- Kabupaten Magelang ...................... .. ................. .... ... 26
- Kabupaten Boyolali ............ ........... ........................... 28
- Kabupaten Klaten . . .. ......... ... ... ..... .... . .. .. .. ......... ... . .... 30
- Kabupaten Steman ....... . .......................................... . 32
.. Masalah Kesehatan yang Dihadapl ...... .... .................. .. ... . 37
- Status Kesehatan Korban dan Pengungsi ..................... 37
- Air Berslh dan Kesehatan Ungkungan .... . .............. . ..... 43
• Upaya Penanggulangan yang Telah Dllakukan ... .. .. ........ .. . 47
- Mengaktlfkan Posko Pengendallan Operasional .. . .. .... . .. . 47
- Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar .. ............... ..... 48
- Menylapslagakan Rumah Saklt untuk Pelayanan Rujukan 51
vii
F'
_ Pelayanan Glzl Darurat .... .............••...............•..........
_ Pengendallan Penyakit Potensial Wabah " ............. " .... .
_ Penyedlaan Air Bersih ... ,' .........•.... " ....•..... " .... " ....... .
Penyedlaan MCK ..... .. .... ... .. , .. ........ , .....•....•.................
_ Monitoring dan Evaluasi ..... . , ... .................... .. .... ..... .... .
! Mobillsasl Sumber Daya Kesehatan ............ .... ................. .
_ Mobi11sasl SOM Kesehatan .......................................... .
_ Mobilisasi Sarana Transportasi ....................•...............•
_ Dukungan Loglstik dan Qperasional ...•. , ................... ,' .. .
.. Pelajarlln yang Kita Dapat .....•.........................................
viii
52 53 54 55 56 57
57
59
59
62
GUNUNGAPI 01 INDONESI A
Dalam beberapa tahun terakhlr Inl dl Indonesia sering dllanda
beneana, balk bencana alam maupun beneana karena ulah manusla,
salah satunya adalah akibat ietusan gunungapL Gunungapi adalah
suatu bentuk tlmbulan dl muka buml, yang umumnya berbentuk
kerueut besar, kerueut terpaneung, kubah atau bukit yang diakibatkan
oleh penerobosan magma ke permukaan bumL Bahaya 1etusan
gunungapl dapat berpengaruh seeara 1angsung (primer) dan tldak
langsung (sekunder) yang dapat menjad l beneana bagi kehldupan
manusla. Bahaya primer merupakan bahaya yang timbul sebagal
akibat langsung darl letusan sepertl lelehan lava, awan panas, lontaran
material (sepertl : lontaran batu pljar), lahar letusan (bila gunungapl
memlliki danau kawah), hujan abu dan gas vulkanlk beraeun (sepertl :
CO, C02, H2S, 502 dan laln· laln). Sedangkan bahaya sekunder
merupakan bahaya yang seeara tidak langsung disebabkan oleh letusan atau produk letusan sepertl atiran lahar, dan longsoran
vulkanlk (terkena gempa buml berintensitas kuat).
ndonesla I seeara geografls
merupakan salah
satu negara yang
berada dl dalam
rangkaian clnein
gunungapi dunia ( ring of fire) yang
teroentang mulal
dari Amerlka
•
Setatan hlngga ke L _________________ ....I wi layah Pasff1k Setatan.
Indonesia memi ll kl 129 gunungap i aktif (termasuk diantaranya
gunung Krakatau, gunung Bromo, gunung Agung dan lain-lain) dan
leblh kurang 500 gunungapi yang sudah padam. Gunungapi ini
membentang sepanjang 7.000 kilometer membentuk sabuk gunungapi
dan Aceh sampa i Sulawesi Utara melalui bukit barisan, Jawa Bali, Nusa
Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.
Gunungapl dapat diklasifikasikan menjadl 3 tipe yaltu : ti pe A, B dan
C. Gunungapi yang pernah meletus sekurang-kurangnya 1 kaU
sesudah tahun 1600 dan masih aktif digolongkan sebagai gunung api
tipe A. Sementara itu yang termasuk tipe B adalah gunungapi yang
masih aktif tapi belum pernah meletus. Sedangkan yang termasuk tipe
C adalah gunung yang masih diindikasikan sebagal gunungapi aktif.
Sebaran gunungapi yang ada di I ndonesia dapat dilihat pada tabel 1
berikut.
2 .,.. . I . c. , ~ • ...... = ew .. 4 •
Tabell Sebaran Gunungapi di Indonsla
No Wilayah Klasiflkasi Jumlah
1 Sumatera TipeA Tipe B Tipe C
13 12 2 Jawa 6 21
21 9 5 35 3 Bali 2 3 2 Nusa Tenggara 19 3 5 27 4 Sulawesi 11 2 5 Maluku (Laut Banda)
5 18 8 1 9 6 Maluku Utara 5 2
Jumlah 7 79 29 21 129
Oarl tabel di a.t~~ tampak bahwa Jawa merupakan wilayah yang paling
b~nyak memlllki gunungapi yaitu sebanyak 35 buah. 21 buah
dlantaranya merupakan klasifikasi tipe A. salah satu gunungapi yang
termasuk .t ipe.A inl adalah gunung Merapi. Gunung Merapi merupakan
gunungapi paling aktif di dunia, karena gunung ini mempunyai aktifitas
.ya~g h:mpir berlangsung secara terus menerus dengan " waktu Istlrahat kurang dari delapan tahun.
.,.... . • .... . 4 • = •• .. 4 • 3
PROFIL GUNUNG HERAPI
G unung Merapi
secara geografls
berada pada
koordinat 7032,S'LS dan 1100 26,S'BT dan secara
administratif berada di
wl1ayah k~bupaten 51eman, provinsi D1.
Yogyakarta, kabupaten
I I Klaten provlnsl Jawa Tengah . Gunung Merapi
Mage ang, , . 1 merupakan gunungapl tipe strata dengan kubah lava, ket.mgg annya
. 2 968 m dml atau 3.079 m dl atas kota pada tahun 2001 mencapal. .
Yogyakarta.
G nung Merapi tumbuh di atas titlk patong antara kelurusan "ulkanik
u~garan.TelemOYO.MerbabU.Merapl dan kelurusan vulkanlk LaW~Merapl_Sumbing-Sindoro-Slamet. Gunung Merapl terletak pa a
k rt Yaltu sesar Semarang yang Perpotongan dua sesar wa er
5 I Y.ng berorientasi baratberorlentasi utara-selatan dan sesar 00
timur.
Batuan dasar darl Gunung Merapi dlperkirakan berumur 60.000-80.0~~ tahun (Merapi Tua), sedangkan kond isi Merapi yang sekarang In~
k"t 2 000 tahun Gunung Merapi merupakan gunungapi ~N~r~lar .' % tipe basalt-andesltlk dengan komposis; 5;02 berklsar antara 50-.58 .
Batuan Merapi tersusun dari plagiolklas, olivln, piroksen, magnetlt da~ amphibol. Piaglokias merupakan minerai utama pada batuan Merapl
dengan komposisl sekitar 34% .
4
Secara motfologi tubuh Gunung Merapi dapat dibagi menjadl empat
bagian yaltu Kerucut Puncak, lereng Tengah, lereng Kaki dan Oataran
Kaki. KeNcut puncak dibangun oleh endapan paling muda beNpa lava
dan piroklastik. l ereng tengah dibangun oleh endapan lava, piroklastik
dan lahar. Lereng kaki dan Data ran kaki tersusun dar; endapan
plroklastik, lahar dan alluvial. Oarl bentuknya, dibandingkan dengan
gunungapi di sebelahnya yaltu Gunung Merbabu, Gunung Merapl
nampak jauh leblh runcing. Hal Inl menunjukkan bahwa pertumbuhan
bagian puncaknya relatif lebih cepat.
Kerucut puncak Merapi yang sering disebut sebagai Gunung Anyar
merupakan bagian Merapi yang paling muda yang tersusun dar! kubah
kubah lava yang t idak terlongsor1can. Kawah utama Merapi saat inl
berupa bukaan berbentuk tapal kuda yang mengarah ke Barat-Barat
Oaya. Beberapa area di data ran puncak Merapi di luar kawah utama
mengeluarkan banyak uap vulkanik yaitu dl area Gendol dan Wor~,
bagian Tenggara dataran puncak .
Lereng Barat Merapl meNpakan daerah terbuka karena sering terlanda
awan panas. Sedangkan lereng TImur merupakan bag ian stNktur
Merapl Tua dan jarang terkena dampak aktivitas Merapi. Lereng kaki
Merapl tersusun dan punggungan-punggungan radial yang diselingi
dengan hulu-hulu sungai/kall. Beberapa sungai/ka li penting yang
berada di lereng yaitu Trising, Pabelan, Apu, Sewukan, Cacaban,
Bening, Kembang, Bebeng, Putih, Krasak, Bedog, Boyong, Kuning,
Blongkeng, Gendol, Woro, Sat, Lamat, Senowo dan lain-lain .. Alu-alur
pada hulu sungai/kali tersebut yang sering mendapat tambahan
material produk letusan dari Merapl.
Sebagian besar penduduk
bermukim disekltar lereng
dengan mata pencaharian
sebagai petanl dan peternak. 01
lereng bag Ian atas petani
bercocok tanam dengan sistem
ladang yang mengandalkan air hujan sehingga mereka umumnya
menanam palawlja. 01 Ut ara dan Barat Daya yang sumber aimya mellmpah, para petanl
menanam sayuran dan
menjadi salah sentra sayuran
untuk wilayah Yogyakarta dan
sekitamya. Petanl yang
tinggal di lereng bagian
bawah bem>COk tanam
dengan mengolah sawah. Di
bag!an Utara memelihara sapl
perah sedangkan di bag!an Tlmur dan sebag!an Selatan serta Tenggara
beternak ikan darat (empang).
Sentra industri tidak tumbuh d! daerah Merapi kecuali usaha
penambangan paslr dan batu terutama di aliran-aliran sungai yang
mempunyai hulu di Merapl, sebagai aklbat melimpahnya material
sejalan dengan tingglnya aktlvitas vulkanik Gunung Merapl. oampak
lain dari melimpahnya hatu, penduduk secara turun temurun membuat
berbagai kerajinan yang terbuat dari hatu seperti lesung, cobek hlng9a
area dan patung. Hal Inl sepertl terlihat banyaknya penjual hasil
kerajinan tersebut di sepanjang jalan antara Magelang - Yogyakarta.
Selain Itu Gunung Merapi j uga mempunyai potensi wisata yang cukup
menarik. Objek wlsata gunungapi yang ada di sekitar Gunung Merapi
antara lain :
_ Objek Wisata Kaliurang
6
(ketingglan 878 m dpl) berada
di sisi Selatan Gunung Merapi
sekltar 25 km dar! kota
Yogyakarta. Fasilitas yang dltawarkan Ka1iurang adalah
taman bermain seluas 10.000
- o. • o ....,..
! -, "
t
- o S • '''"'
m] dengan udara sejuk sekitar 20° - 25°C
Objek Wisata Bukit Turgo-Plawangan yang berada di sis! Selatan
Me~pl menawarkan pemandangan hutan tropis yang masih tertata
rap.! serta batuan Merapi tua yang berumur sekitar 40 .000 tahun.
ObJek Wisata Kaliadem yang berada dl slsl Tenggara Merapi
menawarkan arena panjat teblng dan perkemahan. Katiadem adalah
~alah satu plntu pendakian puneak Merapl yang dikenal dengan Jalur K!narejo.
Obje~ wisata candi di sekitar Merap! sangat dikenal luas sepertl
Cand! Borobudur dan Prambanan dan beberapa candi yang pemah
terpendam akibat banjir
lahar Merapl dl masa silam
dan saat Ini su dah digati
kembati sepertl candi
Samblsari.
Objek wlsata lapangan Golf
dl desa Kepuharjo, kec. Cangkrlngan, kab. Sleman
yang bertaraf Intemaslonal
dengan luas 62 ha.
Bagl para wisatawan yang berkunjung ke objek wlsata dlsekitar Merap'
ten~unya perlu memahaml seeara balk bagalmana aktivitas VUlkan l~ dan Gunung Merapi, guna menghindari hal-hal yang tidak dlinginkan.
.,... : 4 Ao_' S - • Ao o S • 7
TlNGKATAN AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
unung Merapl G mempunyai aktivitas
erups! dengan selang waktu antar erupsi sangat pendek. Tingkat aktivitas Gunung
Merapi dibagi menjadi empat
yaltu :
J. Aktif No rmal Apabila semua data pemantauan Gunung Merapl tlda\<. menunjukkan
adanya anomall dan tidal<. ada kecenderungan peningkat~~ aktlvltas.
Status normal berartl t1n9kat aktlvltas vulkanik dimana nSlko bahaya
dar! proses erupsl vulkanlk diinterpretaslkan da\am posis! terendah.
2. Wasp ada Pada tingkat In1, satu atau beberapa parameter (data selsmlk,
deformasi, magnetlk, k lm !a, suhu , perubahan kubah lava) pemantauan
menunjukkan kecenderungan penlngkatan.
3 . s/aga
Pada t1ngkat
parameter
ln1, beberapa
atau data
pemantauan menunjukkan
kecenderungan
erupsi/letusan.
telah
adanya
terjadi
Sebagai
contoh : apablla kenalkan
gempa yang mencolok
diiringi pertumbuhan kubah lalla dan longsoran lalla
8 - I --.. . _~ ... " Ie _ , I • "'
pijar. Selain itu bila kejadian awan panas yang semula kecil·kecil dan
berubah semakin lama semakin besar:.
4. Awas
Awas dlnyatakan apabila ada kemungkinan besar Merapl akan meletus
atau dalam keadaan aktillitas tertinggl yang dapat membahayakan
penduduk.
TIngkat aktillitas normal, waspada dan slaga merupakan hasil dari
analisis data pemantauan yagn bersifat kuantltatlf. Unsur subyektillitas
dalam penentuan ketiga level tersebut dibuat seminimal mungkin.
Sedangkan status "awas" berkaitan dengan kombinasl antara
interpretasi data teknis dan kemungkinan rislko tlnggl bahaya Merapl
bag! penduduk.
Dalam rangka untuk pemantauan aktillitas Gunung Merapl telah
didlrlkan 6 Pos Pengamatan yaitu :
Pos Pengamatan Kaliurang, kab. Sleman yang berada dl sisi Selatan
dengan jarak *' 6 km dan puncak.
Pas Pengamatan Babadan, kab. Magelang yang berada dl sisi Barat
Daya dengan jarak *' ~:!!),,g:~~~L __ _ Pos Pengamatan
Krinj lng , kab ..
Magelang yang
berada dl slsl Barat
Daya dengan jarak
*' 6 km dan puncak,
dl fungsikan bila Pos
Pengamatan tidak
dapat menjalankan
fungslnya dengan
ba i k. ~;;-;S;:l;:;;,;e;~i";~ Pos Pengamatan Ngepos, Daya dengan jarak ± 10 km darl puncak.
• .....,.. . • Ie _ I . • I ~ 9
r >
Pos Pengamatan Jrakah, kab. Boyolall yang berada di sisi Barat laut
dengan jarak :I: 9 km dari puncak. Pos Pengamatan Selo, kab . Boyolali yang berada di sisi Utara
dengan jarak :I: 12 km dari puncak.
BAHAYANYA GUNUNG MERAPI
B ahaya
dapat
Gunung Merapi
dibedakan pula
balk bahaya primer dan
bahaya sekunder. Awan panas
saat ini merupakan kejadlan
yang paling berbahaya di Merapi.
Awan panas terbentuk dari
guguran kubah lava yang
meluncur menyusuri lereng dengan asap membumbung
bergulung-gulung yang dalam bahasa penduduk setempat dinamai
"wedus gem bel". Awan panas yang terbentuk suhunya berkisar 600 -
BOOoe dan kecepatan luncuran dapat mencapal 150 - 250 km/jam.
Awan panas dari longsoran kubah lava akt if sangat berbahaya karena
dapat terJad; sewaktu-waktu. Awan panas dapat menyapu dan
membakar daerah yang dUaluinya. Dampaknya bag; bagi manusia
tentunya sangat berbahaya jika terlanda awan panas Inl yaitu dapat mengakibatkan luka bakar yang cukup parah dan dapat menyebabkan
kematian. Kalau awan panas sudah atau sedang terjadl,
penanggulangannya sangat sulit. Bahaya awan panas hanya blsa
dlhlndari dengan tldak terlalu dekat dengan j alur-jalu r awan panas
seperti hulu -hulu sungai yang ada dl lereng Merapi. Sampai saat ln1
ancaman awan panas umumnya maslh ke arah sektor Selatan, Barat,
Barat Daya dan Barat laut.
Selaln awan panas, terjadi juga lontaran material letusan (batu plja r
dengan suhu :l:3000q yang juga merupakan ancaman, mesklpun jarang terjadi tetapl juga berbahaya bagl desa-desa yang berada
paling dekat dari Merapi «3 km), karena dapat menyebabkan luka
bakar yang parah bag1 korban yang terkena. lontaran material letusan
11
hanya terjadi pada saat letusan mengarah secara vertikal atau jenis
letusan vulkan!an dan plinian.
Abu letusan atau hujan abu,
serlng muncul pada setlap
Letusan Gunung Merapi. Hujan
abu inj tentunya mempunyal
dampak yang kurang balk bagi
kesehatan penduduk yang
bermukim disekltarnya seperti
atap rumah pendud.uk yang
terbuat
korosif
dari
aklbat
seng mudah
hujan abu
(hujan abu banyak mengandung sulfur), Infeksl saluran pernapasan
dan mata, pencemaran sumber air bersih penduduk (terutama yang
terbuka) oleh debu, dan lain-lain . bagl sektor pertanian hujan abu
tersebut dapat merusak tanaman palawlja yang slap panen. Namun
demikian masa setelahnya aklbat hujan abu tersebut dapat
menyuburkan tanah/lahan pertanlan.
Leleran lava pljar juga
sering terjadi pada saat
Merapi meletus. Leleran
lava pijar merupakan cairan
lava yang pekat dan panas
yang suhunya berklsar
antara 800o-1.200°C. lava
pljar Merapl j arang
mencapal Jereng bawah
yang berpenduduk, Jadl tldak terlalu berbahaya, demikian halnya dengan gas beracun vutkanik
Merapl umumnya hanya berada pada daerah solfatara Merapl di
puncaknya. Gas beracun yang keluar umumnya terdirl dari CO, 'C02,
H2S, 502.
12 .... . . ..:. .... . - - .. .
Bahaya sekunder yang dapa t terjadi adalah banj ir lahar berupa aliran
lumpur dan batu dan endapan material erupsi, yang oleh karena
adanya tambahan air dan hujan terbawa turun dan mengatlr sebagal
allran pekat. Material lahar yang sangat berlsiko adalah material hasU
erupsi yang masih baru dan belum terpadatkan. Itulah sebabnya rlslko
lahar cukup tinggl apabila terjadf hujan lebat dalam beberapa
harl/minggu sesudah letusan. Banjlr lahar tentunya mempunyai fisiko
bagl pemuklman maupun aktivitas penduduk yang berada pada aliran
sunga!. Selama Inl allran l a"h:'~'...£:~cc:~:~ sungai yang berhulu di r Merapi. Cara ~--penanggulangan lahar
yang pallng sederhana
adalah menghindarl alur
sungal pada saat terjadi
hujan lebat di lereng
Merapl terutama ya ng
maslh terdapat material Jepasnya.
•
- ;
DAERAH RAWAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI
Wilayah rawan beneana letusan Gunung Merapl disusun berdasarkan.
geomoriologi, geologi, sejarah kegiatan, distribusi produk erups~ terdahulu, penelitian dan stud; '"pangan. Oaerah rawan beneana dlbagl
menjadl tiga t1ngkatan dan rendah ke tlngg! berturut-turut yaltu
Oaerah rawan bencana 1, II dan III .
Daerah Rawan Bencana I
Oaerah Rawan Bencana I dibedakan menjadi dua, yaitu : Oaerah rawan bencana terhadap lahar/banjlr. Oaerah inl terletak
" ek~~~~~~~~~~~~~~h~"~;' disepanjang sungal/di I sunga! yang berhulu di
daerah sekitar puncak. Sedangkan perluasannya sering
pada sunga;
rendah.
terjadi terutama belokan-belokan
dengan Sungal-sungal
yang berpotensi terhadap
lahar/ banjir terutama adalah di lereng Barat L _____________ ~ laut, Barat, Barat Daya, $elatan dan Tenggara , berturut-turut mulai
dari Kali Trising, Pabelan hi ngga Kall Were dl Tenggara .
14 .... " '. ..... • ~I .. .. . ''''
Daerah rawan terhadap
hujan abu tanpa
memperhatikan arah
tlupan angln dao
kemungklnan terkena
lontaran batu pijar.
Erupsi yang terjadi
pada abad 20-an,
seperti tahun 1994
hujan abu mencapai
Magelang, babadan dan Ngepos di sebelah Barat memiliki ketebalan
5 mm, sedangkan ke arah Utara hanya berupa hujan abu tipis.
Erupsi yang terjadi akhir-akhir ini tidak pernah menghasilkan
lontaran batu pijar, kecuall jlka terjadi letusan besar seperti pada
abad ke 18-an. Berdasarkan pengalaman letusan yang terjadi
seperti tersebut di atas, maka batas radius sebaran hujan abu dan
lontaran batu pijar untuk Daerah Rawan Beneana I tidak ditentukan.
Daerah Rawan Bencana II
Daerah Rawan Beneana J[ dibedakan menjadi dua, yaitu :
Daerah yang berpotensi terlanda aliran massa seperti awan panas,
lava dan lahar. Berdasarkan sejarah
kegiatan Merapi, batas terjauh untuk
sebaran awan panas adalah 13 km dad
pusat erupsi. Sedangkan untuk aliran
lava akan mencapai ke lereng bawah
hlngga sejauh 900 m seperti yang
terjadi pada abad 19. lava bukanlah
patensi bahaya yang dapat mengancam
pemukiman penduduk yang berlokasi
jauh di lereng bawah dan kakl Gwnung
Merapi. Sedangkan banjir lahar bisa
terjadi bila curah hujan mencapai lebih
dar! 40 mm dalam waktu 2 jam.
... • c;...4 • , ~ I 15
Lembah-Iembah sungai yang kemungkinan terlanda lahar adalah
Kati Apu, Trislng, Senowo, Pabelan, Lamat, Blongkeng, Putih,
Batang, Krasak, Boyong, Kuning, gendol dan Wore. Ketlnggian
dimana adanya lahar yang potensial terietak antara 700 - SOD m
pada jarak antara 11 - 13 km dari Puneak. Daerah yang berpotensi terlanda hujan abu lebat dan lontaran batu
pijar, yaitu area dengan jari-jari 10 km dan pusat letusan.
Daerah rawan Bencana III
, _____________ -, Daerah Rawan ben~na 1Il
adalah Daerah yang letaknya
dekat dengan sumber
bahaya dan sering terlanda
awan panas, aliran lava,
guguran batu dan lontaran
batu pijar. Radius 2 km dad
pusat erupsi merupakan
daerah yang berpotensl
terlanda lontaran dan hujan abu lebat. Daerah di lereng Baratdaya merupakan daerah yang paling serlng terlanda guguran lava pljar
hingga sejauh 2 km dari kubah lava hlngga ketinggian 1.800 m.
Sementara daerah puneak seluas 1 km2 merupakan daerah paling
sering tertutup oleh lava kenta!.
Untuk kejadian letusan pada tahun 2006 kali int berdasarkan Informas!
dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian
(BPPTK) Yogyakarta, menunj ukkan gambaran sebagai berikut : _ Sejak status Gunung Merapi ditetapkan dalam tingkat SJAGA pada
tanggal 12 April 2006, berdasarkan informasi perkembangan pada
tanggal 17 April 2006 menunjukkan deformasi di lereng puneak
masih terus berlangsung 0,8 em/ hart dl lereng Baratlaut dan ~,3 em/had dt lereng Selatan. Dengan hasH yang demikian maka
direkomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas dl badan sungai-sungai yang mempunyai hulu di Gunung Merap;
16 ..,. . 4"w.4 4 . ' _ .4 •
metrputl Kali Wor~, Gendol, Boyong, Krasak/Bebeng, SatjPutih, Lamat, Senowo, Trtsing dan Apu da tam radius 8 km dari puneak Merap!.
Setelah status Gunung Merapi ditetapkan dalam tingkat AWAS pada
tanggal 13 Mei 2006 berdasarkan pengamatan visual terUhat
guguran lava pijar ke arah hulu Kalf Krasak dan dan Boyong dengan
jarak luncur maksimum 1,5 km. Sedangkan awan panas bergerak
ke arah hulu Kati Krasak dan Boyong dengan jarak luncur
maksimum 2 km. Dengan hasH yang demikian maka telah
direkomendasikan agar dilakukan evakuasi penduduk yang
bermuklm di sektor Selatan-Tenggara dalam radius sampat dengan
8 km dart puncak Gunung· Merap! meHputi daerah sepanjang alur
aliran Kall Woro, Gendol, Kuning dan Boyong. Evakuasi penduduk
juga dflakukan untuk yang bermukim di sektor Baratdaya -Barat
dalam radius sampai dengan 10 km darl puneak Gunung Merapi
mellputi alur Kali Bedog, Krasak, Bebeng, Sat/Putih dan sektor
Barat dalam radius sampai dengan 8 km dari puneak Gunung MerapJ meliputi alur Kali Lamat dan Senowo.
Sejak terjadfnya gempabumi pada tanggal 27 Mei 2006 telah
memieu meningkatnya aktivitas Gunung Merapi yang terlihat dari
pertumbuhan kubah Javanya yang lebfh cepat yaitu sekitar 100.000
mJ/hari. Selain itu awan panas leblh dominan mengarah ke Kall Gendol dibanding ke kali lainnya (KaU Boyong dan Krasak). Awan
panas yang banyak masuk ke alur Kali Gendol telah mengakibatkan
runtuhnya tanggul Gegerbuaya yang berada di Puneak Merapl pada tanggal 4 Jun! 2006. Runtuhnya tanggul Gegerbuaya menyebabkan
alur ke Kali Gendol menjadl terbuka sehlngga ancaman awan panas
menjadi lebih besar. BPPTK, Yogyakarta telah merekomendaslkan
agar penduduk yang bermukfm dlsepanjang alur Kali Krasak/Bebeng, Bedog, Boyong dan Gendol dalam radius 7 - 8,5
km dart Puneak Merapi pada jarak 300 m dari tebing sungai untuk tetap dlkosongkan karena berpotensl terlanda awan panas.
Gambaran untuk masing-masing daerah tersebut antara lain: - Alur KaH Gendol :
• iC _ _ • - .. . • w 17
Kabupaten Klaten adalah dusun Sambungrejo (5,5 km) dan
Ngiplk Sari (5,5 km). Kabupaten Sleman adalah dusun Katladem (5 km), Petung (6,5
km), Jambu (6 km), Kali Tengah lor (4,5 km), Kali Tengah Kidul
(5 km), Singlar (8,5 km), Srunen (8 km), Kopeng (7,5 km),
Kepuharjo (8 km), Kinahrejo (5 km), PangukrejO (6,5 km),
Ngrakah (6,5 km) dan Sidorejo (7 km).
Alur Kali 8oyong : Kabupaten Sleman adalah dusun Kal1urang 8arat (6 km), Turgo
(5 km).
Alur Kali 8edog : Kabupaten Sleman adalah dusun Ngandong Tritis
Alur Kall Krasak : Kabupaten Magelang adalah dusun Kal1urang (8,5 km).
Se1aln bahaya awan panas, pada
letusan kali lnl juga rnengakibatkan
terjadinya hujan abu yang cukup lebat
dl beberapa wllayah sekltar Gunung Merapi sepertl Kabupaten Magelang,
Boyolali, Klaten, Siernan bahkan
hlngga menjangkau sebaglan wllayah
di kabupaten Temanggung. Hujan abu ini telah rnengaklbatkan rusaknya tanaman palawija penduduk di
beberapa wilayah.
SEJARAH LETUSAN GUNUNG MERAPI
s {abad
ejarah keglatan
Merapi tercatat sejak tahun 1768
18) bahkan telah dlketahul dlperkirakan sejak
tahun 1006. Erupsl
terdahulu bersifat eksploslf yang menghasllkan awan
panas dan melanda daerah
yang cukup luas disekltarnya. l etusan-Ietusan besar yang pernah terjadi antara lain
pada tahun 1006, 1587, 1672, 1768, 1822, 1849, 1872 dan 1930.
letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh baglan tengah Pulau Jawa dlselubungl abu dan menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus
berplndah ke Jawa Timur. Pada ta hun 1822 material letusan jatuh dl
daerah Tlmur l aut dan Barat Daya serta awan panas masuk ke lembah-Iembah sungal r--------..,...,.--.....,~-~ seperti Kali Apu, lamat,
Blongkeng, Satang, Gendol dan Wore.
Banyak erupsi sebelum
abad 20 lebih hebat dan
eksplosif dibandingkan
dengan erupsi-erupsi
abad 20 dan sekarang.
Erupsi sekarang
memprodukSi kubah lava yang kemudian runtu h secara eksploslf dan
membentuk awan panas. Pada tahun 1930 awan panas gugura n lava
besar, yang tidak biasanya yang mungkln dlsertal . letusan telah
mencapal jarak 13,5 km darl puncak menuju ke arah Kali Putlh dan Blongkeng. Pada letusan tahun 1976 telah mengakibatkan pula
. ~ ... . ...... .. . . .... -- . ' ... '9
F ;Z
terjadinya luncuran awan
panas dan dalam waktu
yang cukup lama yaitu
sekitar 6 bulan. Sedngkan
erupsi yang berd rikan
dengan guguran kubah lava
terjadi pada tahun 1984,
1992, 1994, 1995, 1998,
2001 dan 2003 yang
sebarannya mencapai jarak
lebih kurang 8 km dari puncak. Letusan Merapi yang skala~ya ked l umumnya terjadi tiap 2- 3 tahun dan yang lebih besar sekitar 10 - 15
tahun. Menurut Newhall dkk. (2000) erupsi besar dan eksplosif terjadl
rata-rata satu kal1 dalam 100 tahun.
letusan Gunung Merapi sepanjang catatan sejak tahun 1672 hingga
2006 ini juga telah merenggut korban jlwa sebagai dampak langsung
letusan. Sejak tahun 1900 tampaknya letusan yang terjadi pada tahun
1930 yang paling banyak merenggut korban jiwa yaitu sebanyak 1.369
orang. Sedangkan pada letusan tahun 2006 kall Inl hanya tercatat 2
orang korban meninggal yang terkena langsung luncuran awan panas
dan material lahar. Untuk jelasnya mengenai Informasi korban jlwa
sebagal dampak langsung letusan Gunung Merapl sejak tahun 1672
dapat dilihat pada tabel berikut.
20 .... . . ' 4'w 0 * • • ..
No 1 2 3
• 5 6 7
8 9 10 11 12 13 I. 15 16
Tabel 2 Jumlah Korban ~enlnggal Akibat Langsung Letusan
SeJak Tahun 1672 - 2006
T.hun Juml.h KortNIn M .......... 1672 1822 1832 184' 1872 1904 1920 1930 1954 1961 1969 1974 1976 1986 1994 2006
3.000 8
32 800 200
16 35
1.369 64 6 6
• 2.
63
.. , ... .. to. • I 4<000' 0 4 1 ..... ,.,' ,.., 21
STATUS LETUSAN GUNUNG MERAPI SAAT INI
p ada tahun 2006 ini, r,~~~~;--:::------., aktivitas Gunung
Merap! mula; terjadi
penlngkatan pada bulan April ditandai dengan peningkatan
status Merapl dan "waspada" menjadi "slaga" terhltung sejak tanggal 12 April 2006.
Selanjutnya sejak tanggal 13
Mel statusnyapun mula l dl tingkatkan menjadl "awas", dan pada
tanggal 15 Mel 2006 Merap; akhirnya meletus. Pada awat Junl,
aktivltas Merapi terus meningkat ditandal dengan adanya hujan abu yang lebat yang menjangkau kota Magelang dan kabupaten Magelang, kota Muntilan yang berjarak seki tar 14 km dari puncak Merapl paling
merasakan hujan abu Ini. Lalu, pada 4 Jun! 2006 aktivitas Gunung
Merapi telah melampaul status "awas" BPPTK DIY, menglnformasikan bahwa volume kubah Merapi sudah mencapai 4 juta meter kubik,
artinya lava telah memenuhl seluruh kapasitas kubah Merapi sehlngga
tambahan semburan lava terbaru akan langsung keluar dari kubah
Merapi. Ta nggal 8 Junl 2006 Gu nung Merapi pukul 09 .03 waktu
setempat akhlmya meletus kemball dengan mengeluancan semburan
awan panas sejauh sekitar 5 km yang mengarah ke hulu Kali Gendol
(Jereng Selatan) dan menghanguskan sebagian Oaerah hutan dl
wilayah Kaliadem, kab. Sleman. Selanjutnya aktivitas Merapl terllhat
menurun sehlngga pada pagi hari tanggal 14 Juni 2006 status Merapi
diturunkan menjadl "slaga". Pada si ang harlnya terjadl lagl semburan
awan panas dengan jarak luncur sekitar 7 km dan tetap mengarah ke
wllayah KaIJadem, kabupaten Sleman sehlngga status Merapl dl nalkkan kembali menJadi "awas".
22 ~~,--.-~--..... ~~.~-~ __ ~~~~.-_.-~ __ ~.~.--._-.......
Status awas Merapl tetap dipertahankan hlngga memasukl bulan Jull
2006 dan baru dlturunkan kembali menJadi "siaga" pada tanggal 12 JUII. 2006 pukul 10.00 waktu setempat. Pada masa pengamatan
benkutnya aktivitas Merapl cenderung menurun terus yang akhlmya
pada .tanggal 7 Agustus 2006 pukul 10.00 waktu setempat status Merapi dlturunkan ke tlngkat "'waspada" hlngga saat Ini.
...... . , - .. " .....,.. .. I . , -_. .r: ._ 23
PENDUDUK YANG TERANCAM DAN PENGUNGSI
p ada pertengahan April r---------. 2006, Dlrelctorat
Vulkanologl melalul BPPTK
Yogyakarta menglnformasikan
adanya peningkatan aktivitas
vulkanik dari Gunung Merapi
yang dltandal dengan adanya
gempa·gempa dan deformasi
yang mengakibatkan perubahan
status bahaya dar! yang
awalnya "Slaga"
KAwas". Hal Inl
pemerintah daerah
menjadi
memaksa
kabupaten
di sekltar Gunung Merapi untuk
mengambll langkah-Iangkah
penyetamatan penduduk.
Berdasar1<an laporan dar! Oinas
Kesehatan kabupaten setempat (Magelang, BoyolaU, Klaten dan
Sleman) tercatat ada 70.926 jiwa penduduk yang terancam oleh
adanya peningkatan aktivltas vu lkanik Gunung Merapi kali Ini.
Penduduk tersebut tersebar di 10 kecamatan 39 desa, untuk jelasnya
dapat dillhat pada tabel berikut ini.
24 ... . • -..• • _ .. ... .. • ' '''
Tabel) Jumlah Penduduk Terancam
No Kabupaten/ lml lml Keterangan Kecamatan Oesa Penduduk (Oesa) 1 Kab. Hage/ang 21 30.038 a. Kec. Srumbung B 10.930 Ngargosoko,
Mra~ggen, Ngablak, Kemlren, KalJurang, Tegalrandu, Srumbung,
b. Kec. Dukun Nglumut
7 14.785 Sengi, Paten, Krinjing, Keninga r, KaJibening, Ngargomulyo,
c. Kec . Sawangan Mangunsoko
6 4 .323 Wono/e/e, Ketep, Kapuhan, Krogowanan, Sawangan,
2 Kab. Boyo/all Gondowangi
8 10.644 a. Kec. Selo 4 B.770 Jrakah, Klakah,
Tlogolele,
b. Kec. Cepogo Suroteleng
1 450 Wonodoyo c. Kec. Musuk 3 1.424 Ngriyan, Cluntang,
3 Kab. Klaten Sangup
3 7.792 a. Kec. Kemalang 3 7.792 Sidorejo,
Tegalmu/yo,
4 Kab. Sleman Ba/erante
7 22.452 a. Kec.Turl 2 6.217 Girikerto,
b. Kec. Pakem Wonokerto
2 7. 195 Purwobinangun,
c. Ke . Cangkrlngan 3 9.040 Hargobinangun Umbutharjo, Gtagaharjo,
Jumlah (10 Kepuharjo
3. 70.926 Kecamatan)
Berdasarkan gambaran tabel di atas, dari keempat kabupaten yang
rawan ancaman letusan Gunung Merapi tampak bahwa kabupaten
Magelang paling banyak memiliki jumiah penduduk terancam yaltu
sebanyak 30.038 jiwa yang tersebar di 21 desa di 3 kecamatan (Srumbung, Dukun dan Sawangan).
Dengan meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Merapi tersebut,
Pemerlntah Daerah setempat telah berupaya untuk mengungsikan
masyarakatnya yang berrnukim dl daerah rawan ke wUayah yang leblh
aman. Upaya pengungsian ini tercatat mulal ada sejak tanggal 29 Apri l
2006. Gambaran perkembangan jumlah pengungsl dl masing-masing kabupaten adalah sebagai berikut :
Kabupaten MagtHang
Pengungsl di kabupaten Magelang tercatat sejak tanggal 29 April 2006
hingga 14 Juni 2006. Pada awaf terjadlnya pengungslan jumlah pengungsl keseluruhan sebanyak 1.452 jiwa dan 431 j lwa (29,7%)
dlantaranya termasuk
kelompok rentan (bayi,
batita, ibu hamll dan lanjut
uSia) . Jumlah pengungsi
hamplr setiap han
mengalaml perubahan
secara fiuktuatif tergantung
sltuasl dan
vulkanik dan
aktlfitas
Gunung
Merapi. Sampai dengan
tanggal 14 Juni 2006 masih
tercatat ada 9 .139 j lwa pengungsi yang 1.903 jiwa (20 ,8%)
dlantaranya termasuk kelompok rentan . Agar jelasnya mengenal perkembangan pengungsi keseluruhan dapat dl Uhat pada graflk
berikut Ini.
Grafik 1
Perkembangan Pengungsl dl Kabupaten Magelang
""'" ""'" 8000
' 000
2431
'''' • ..... .. .6 ..... , 1115
" .6 ! ~ 1 8 ;;liij.6
'" , , >\, " " "' .6'739 " . . "
2000
.~' .;<§' • .<§> ,,<§, # .<§' ,~ ,$ .<§>
" ,.'" ,Y ,S' ,S' , " ->
~~i dt,abel di atas tampak bahwa puncaknya j umlah pengungsi tota l
e ~ I pada tanggal 12 Junl 2006 yaltu sebanyak 10.595 jiwa, demrklan pula untuk kelompok rentan yaitu sebanyak 2.431 ,'iwa (22,9%).
--. ;- .. . ---
Seluruh pengungsl di tampung dl
34 tempat penampungan yang
tersebar dl 5 kecamatan yaitu :
Srumbung, Sawangan, Dukun,
Muntiian dan Salam. Jumlah
lokasl tempat penampungan
pengungsi paling b~nyak berada
di kecamatan Srumbung yaitu sebanyak 10 10kaSi, untuk
. """ ..... - 27
jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut ini.
No
1
2
3
4
5
Tabel4 Rincian Tempat Penampungan Pengungsi
di Kabupaten Magelang
Kecamatan
Srumbung
Dukun
Sawangan
MuntiJan
Salam
Jumlah
Jumlah Keterangan Lokasi
10 TPS Oesa Kaliurang, Gd. Bapendik, SMP 2 Sudimoro, SO Sikepan, SMP 1 Srumbung, Balai desa Srumbung, Au la PGRI Srumbung, SO 2 Srumbl:lng, SOlB, SMP Muhammadiya h
B TPS II Oesa Dukun, TPS II Oesa Banyubiru, Balai Oesa oukun, KPRI Oukun, TPS Balal Desa Sewukan, TPS Oesa Ngad ipuro, PAY Dukun, TPS II Balal Desa Banyudono
5 TPS Desa Wonolelo, SO Krogowanan, Balai Desa Krogowanan, SMP Muhammadiyah, Balai Desa Sawangan
6 TPA Tanjung, TPA Balai Desa Tanjung, Congkrang, TPA Puc:ung Rejo, TPA Gunungpring, Balai Desa Taman Agung
5 TPA Bala i Desa Jumoyo, TPA Balai Oesa Guion , SO 1 Guion, TPS Suc:en, TPS GQR Oangean
34
Kabupaten Boyo/ali
Pengungsi di kabupaten Boyolali tercatat sejak tanggal 29 Apri l 2006
hingga 1 Juni 2006. Pada awal terjadinya pengungsian j umlah
pengungsi keselu ruhan sebanyak 196 jiwa dan 73 jiwa (37,2%)
diantaranya termasuk kelompok rentan . Jumlah pengungsi hampir
setiap hari mengalami perubahan sec:ara fluktuatif tergantung situasi
dari aktifitas vulkanik dari Gunung Merapi. Sampai dengan tanggal 1
28 ~.,--.-, ... ---.-----~~-
Juni 2006 masih tercatat ad 350" (426%) d' t a Jrwa pengungsi, yang 149 jiwa m' . Ian aranya termasuk kelompok rentan . Agar jelasnya
e"ngenal. perkembangan pengungsi keseluruhan dapat di lihat pada gra rk benkut inJ.
"00
900
000
700
600
50Q
'00
J()()
200
100
0
1'" i'
Grafik 2 Perkembangan Pengungsi di Kabupaten Boyolal;
196
73
656
375 ..... .....
37 ,il
2<, '.,
,;P ." , I·· • .. Kelompok rentao _ Totar 1
'"
''''
'"
'"
Da~i t~bel di atas tampak bahwa puncaknya jumlah en un si tel)adr pada tanggal 24 Mei 2006 yaitu sebanyak 939'~ 9 ed
g total
, k k I Jlwa, s angkan un u e ompok rentan tenad', d ,
.~ pa a ang9al 16 M . 2006 ' sebanyak 375 jiwa. el yartu
Seluruh pengungsi di tampung di 15 tempa, t b . penampungan yang p:~: ~:~r b:r~::~tan yaitu Selo dan Musuk, dengan rincian seperti
.. ," ,·---..--.. - .. 4 ___ ... ____ ..... '-_ . ______ ..... _. ••• __ ... _____ .. "' 29
No
1
2
TabelS Rincian Tempat Penampungan Pengungsi
di Kabupaten Boyolall
Kecamatan Jumlah Keterangan Lokasi
Selo 7 TPS I Jrakah, TPS 11 Klakah, TPS III Tlogolele, TPS Jarak, TPS Tosari, SMP 2 Selo, TPA Selo
Musuk 8 TPS Sangup I, TPS Sanggup II, TPS Cluntang, TPS Mriyan I, TPS Mriyan II, TPA Mriyan
Jumlah 15
Kabupaten Klaten
Pengungsi di kabupaten Klaten tercatat sejak tanggal 29 April 2006
hingga 7 Juli 2006 . Pada awal terjadinya pengungsian jumlah
pengungsi keseluruhan sebanyak 2.194 j iwa dan 370 jiwa (16,9%)
diantaranya termasuk kelompok rentan . Jumlah pengungsi hampir
setiap hari mengalami perubahan secara fluktuatif tergantung situasi dari aktifitas vulkanik dari
Gunung Merapi.
dengan tanggal 7
Sampai
Juli 2006
masih tercatat ada 2.414
j iWa pengungsi, yang 477
jiwa (19,8%) diantaranya
termasuk kelompok rentan .
Agar jelasnya mengenai
perkembangan pengungsi
keseluruhan dapat di lihat Is..l.-,~L __________ "':J pada grafik berikut ini.
30 ~------.-.... -.~.-".---. .. <'-"--'-----.... --•. --.. .--,,--
'000
3000
1000
Graflk 3
Perkembangan Pengungsi di Kabupaten Klaten
"" ""
3'0 <33
.... ......
4393 ",
886 883 .... ..... . _ ....... _. ..
I .... ... K~ompok mnlan --T01al 1
,.,3
Dari tabel di atas tampa k bah k wa punca nya j umlah pengungsi tota l terjadi pada tanggal 1 Juni 2006 yaitu sebanyak 4.518 j iwa, demikian
pula kelompok rentan 886 jiwa (19,6%) .
Seluruh pengungsi di
tampung di 4 tempat
penampungan yang
terseba r d. 2 kecamatan
(Kemalang dan Manis
Renggo), dengan
seperti pada tabel
ini
rincian
berikut
.. --,- .. ---. ....... ~.--..--.. -----.. -. .. --.--.---.. _. . ~ . "' . .., 31
, No
1 2
Tabel6 Rincian Tempat Penampungan pengungsi
di Kabupaten Klaten
Kecamatan lumlah Keterangan Lokasi
Kemalang 2 Desa Dompol, Desa Keputren
Manis Renggo 2 Pos Kepurun, Ngemplak Seneng
lumlah 4
Kabupaten Sleman
Pengungs; di kabupaten
Sleman tercatat sejak
tanggal 3 Me; 2006 hingga 7
Juli 2006. Pada awal
terjadinya pengungsian
jumlah pengungsi
keseluruhan sebanyak 1.054
jiwa. Jumlah pengungsi
hampir setiap hari
mengalami perubahan secara
fluktuatif tergantung situasi
dar; aktifitas vu lkanik darl Gunung Merapi. Sampai dengan tanggal 7
Juli 2006 masih tercatat ada 3.260 jiwa pengungsi. Agar jelasnya
mengenai perkembangan pengungsi keselu ruhan dapat di Ii hat pada
grafik berikut ini.
32 ..... . . _.... . • •• .,.. IS • -
6000
5000
"'00 3000
2000
'000
0
~. ... ,
Graflk 4 Perkembangan Pengungsi di Kabupaten Sleman
"" 708
•
,",
..' "
2)03
."' ,"" •
5293
" .. 3555./-_':'::
. • 843
.. • .•• Kelompok fentan • Total I Dari tabel di atas tampak bahwa puncaknya jumlah pengungsi total
terjadi pada tanggal 24 Mei 2006 yaitu sebanyak 6.293 jiwa.
Sedangkan untuk kelompok rentan data yang tersedia tidak lengkap,
data terakhir hanya pada tanggal 15 Junl 2006 yaitu sebanyak 843 jiwa .
Seluruh pengungsi di tampung di 8 tempat penampungan yang
tersebar di 4 kecamatan yaitu Turi, Pakem, Cangkringan dan Tempel,
dengan rincian seperti pada tabel berikut in;
...-• • --... ___ <wo-__ _..<Q.--., ____ .. ________ ., __ .. ____ ----.. r ... _ - • " . oISo . -. 33
•
No
1 2
3
4
Tabel7
Rincian Tempat Penampungan Pengungsi di Kabupaten Sleman
Kecematan Jumlah Keterangan Lokasl
Turi 2 Desa Wonokerto, Desa Glrikerto
Pakem 2 Desa Hargoblnangun, Oesa purwoblnangun
Cangkringan 3 Desa Umbulharjo, Desa Glagaharjo, Desa Kepuharjo
Tempel 1 Desa Merdlkorejo
)umlah 8
Data pengungsi di setlap kabupaten hamplr setiap harinya berubah·
ubah. Hal ini karena situasi aktivitas Gunung Merapi yang berubah·
ubah pula, selain Itu adanya rasa keengganan darl masyarakat sendiri
untuk meninggalkan tempat tinggalnya mesklpun daerahnya termasuk
daerah rawan beneana letusan Gunung Merapl. Sebagian besar
pengungsi memiliki keblasaan hanya mengungs; ke tempat pengungsian pada malam had, sedangkan pada siang harinya mereka kembali ke tempat tl nggalnya untuk melakukan aktivitas sehar!-harl,
tentunya dengan tetap meningkatkan kewaspadaannya terhadap
aktlvitas vulkanik Gunung Merapi.
Bila data j umlah penduduk yang mengungsl dlkaitkan dengan jumlah
penduduk yang terancam, ternyata tidak semua penduduk yang
terancam turut serta mengungsi. Dari 70.926 penduduk terancam
hanya 22.345 orang atau 31 ,5% yang mengungsi. Darl 22.345
pengungsl tersebut sebagian besar berada di kab. Magelang yaitu
47,4% dan hanya sebaglan kedl saja yang berada dl kabupaten
Boyolall (4,2%), untuk jelasnya dapat di lihat pada grafik berlkut Ini.
34 ...... - - ----.~-. ,---------.~
Grafik 5
Proporsi Pengungsi Menurut Kabupaten
28.2%
4.2% (939)
47.4% (10.595)
I_ Magelang _ Soyola!! OKlaien _ Sleman I
Bila proporsl pengungsi dar! jumlah penduduk terancam dllihat untuk masing-masing kabupaten, tampak bahwa untuk kabupaten Magelang
hanya 35% saja penduduk yang terancam mengungsi dan Kabupaten Boyolali hanya 9% penduduk
yang terancam mengungsi.
Sedangkan Kabupaten Klaten
ada 58% penduduk yang
terancam mengungsi dan
kabupaten Sleman hanya 28%
saja penduduk yang terancam
mengungsi, untuk jelasnya
dapat di lihat pada grafik berikut ini .
~~.--•. -------,.~---.. --~------,~.-.. ----~- 35
r Grafik 6
Proporsi Pengun9si Berdasark an Penduduk Terancam Menur ut Kabupaten
!(ab. Boyol.1L
K.b. Klaten K.b. SI, man
36 - ------------.-~------ .------~.------.. ------__ .- _.. .. . ....r"
MASALAH KESEHATAN YANG DIHADAPI
D alam kasus meletusnya r--.--------:,------,,,,r:71 Gunung Merapl kali tnt
terdapat masalah kesehatan yang
khas berbeda dengan kasus
bencana lainnya, yang umumnya
masalah kesehatan baru terlJhat ketlka beneana terjadi. Pada
kejadian fetusan Gunung Merapl,
masalah kesehatan sudah mula! ada j auh sebelum letusan gunung ~=:;-;;;:-~~~c::~"'~:=?' beneana) yaitu pada saat status Merapi masih berstatus "slaga Merapi"
(Merapi meletus pada tan99al 15 Mei 2006). Masalah kesehatan
muncul bersamaan dengan adanya upaya darl Pemerintah Daerah
setempat untuk mengevakuasi penduduk yang bermukim dl daerah
rawan ke wilayah aman. Masalah kesehatan ya ng ada umumnya
terkalt dengan kondisl kesehatan para pengungsi itu sendiri, terutama
untuk kelompok rentan seperti bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
menyusui dan usia lanjut .
Status Kesehatan Korban dan Pengungsi
Masalah kesehatan muncul karena adanya perubahan pola kehidupan,
yang mana masyarakat terpaksa menlnggalkan tempat pemukimannya
untuk t lnggal dl tempaHempat penampungan pengungsi yang
tentunya dengan fasliltas pelayanan umum yang serba terbatas.
Kasus-kasus penyakit yang paling menonjol selama masa pengungslan
umumnya kasus-kasus penyakit dlare, ISPA , kulit dan mata.
Kasus penyakit yang di derita para pengungsi di kabupaten Magelang
berdasarkan laporan Dlnas Kesehatan kabupaten Magelang dad hasil
ku njungan rawat ja1an yang berkunjung ke Pos Kesehatan darl tanggal
24 April - 15 Juni 2006 tercatat ada 1.375 kunjungan dengan rincian
~w~.~_--~ __ ~.~.~~.~ ____ ..... _. __ '~~ ___ ._4 __ ' __ ~~_ 37
terbanyak kedua setelah penyakit mata yaitu sebesar
23,S%.Sedangkan kasus penyakit kulit merupakan kasus penyakit
dengan proporsi penderita yang paling rendah yaitu hanya S%.
Sementara itu di kabupaten Klaten, pengungsi yang menderita sakit
dan menjalani rawat inap di rumah sakit sejak tanggal 24 Mei hingga 7
Juni 2006 tercatat seluruhnya berjumlah 22 orang dengan rincian 20
orang menjalani rawat inap di Puskesmas Kemalang dan 2 orang di
Puskesmas Keputran.
Kasus penyakit yang di derita para pengungsi di kabupaten Boyolali
berdasarkan laporan Dinas Kesehatan kabupaten Boyolali dari hasil
kunjungan rawat jalan yang berkunjung ke Pos Kesehatan pada
tanggal 23 Mei 2006 tercatat hanya 77 kunjungan dengan rincian
untuk masing-masing kasus penyakit yang menonjol dapat di Ii hat
pada grafik berikut ini.
40
Grafik 9 Proporsi Kasus Rawat Jalan Pengungsi di Pos Kese.hatan
Menurut lenis Penyakit di Kabupaten Boyolah
", • . " (31)
10 MY<l1gia . ISPA C Kulil 0 PlL~ing • Lail-Ia ... 1
.. --.-------.-. ---..• --... -----~-,.. •. ----. .-.... --....... ------..
Dari grafik di atas tampak bahwa kasus penyakit yang paling banyak
diderita para pengungsi di kabupaten Boyolali adalah myalgia dengan
proporsi sebesar 40,3% dari total kunjungan rawat jalan yang
dilaporkan. Sedangkan kasus penyakit ISPA merupakan kasus penyakit
dengan proporsi penderita yang paling rendah yaitu hanya 7,8%.
Sementara itu tidak ada laporan mengenai pengungsi yang menderita sakit dan menj alani rawat inap.
Kasus penyakit yang di derita para pengungsi di kabupaten Sleman
berdasarkan laporan Dinas Kesehatan kabupaten Sleman dari hasil
kunjungan rawat jalan yang berkunjung ke Pos Kesehatan dari tanggal
21 Mei - 4 Juli 2006 tercatat ada 726 kunjungan dengan rincian untruk
masing-masing kasus penyakit yang menonjol dapat di lihat pada grafik berikut ini.
Grafik 10 Proporsi Kasus Rawat lalan Pengungsi dl Pas Kesehatan
Menurut lenls Penyaklt di Kabupaten Sleman
" .. "
44,8% ~
.. 30,3% (220)
" : . ",
OMy~ lgi a . ISrA . Kulil o Mala • Lain-lain
.. ----... --,.-,. ......... .-----.,. .. , ... ----.-. <-.-----........ -----.... 41
Dari graflk di atas tampak bahwa kasus penyaklt yang paling banyak
diderita para pengungsi di kabupaten Sleman adalah ISPA dengan
proporsl sebesar 30,3% dan total kunjungan rawat jalan yang
dilaporkan. Selanjutnya kasus penyaklt mati! merupakan propors;
terbanyak kedua setelah penyaklt ISPA yaltu sebesar
11,3%.Sedangkan kasus penyakit kulit merupakan kasus penyakit
dengan proporsi penderita yang paling rendah yal tu hanya 4,8%.
I-
Sementara Itu dl kabupaten
Steman, pengungsl yang
menderita sakit dan menjalani rawat inap sejak :tanggal 15
Mei hlngga 8 Junl 2006
tercatat seluruhnya berjumlah
3 orang dengan rlnclan 2
orang menjalanl rawat Inap dl
RSUD Steman dan 1 orang dl
RS Pantl Nugroho.
Dari penJetasan gambaran data kasus penyakit kunjungan rawat jalan
dl Pos Kesehatan di atas, tampak bahwa di kabupaten Magelang dan
Sleman kasus penyakit yang banyak dlderita pengungsl adalah ISPA
dan dl kabupaten Klaten adalah kasus penyakit mata. Sedangkan di
kabupaten Boyolali kasus penyakit yang banyak dl derita para
pengungsl adalah penyakit myalgia. Kondlsi in! tampaknya
menunjukkan adanya keterkaitan antara kasus penyakit yang ada
dengan aktivitas vulkanlk dan Gunung Merapl itu sendlri . Yang mana
pada letusannya kali Inl banyak mengeluarkan debu vutkanlk yang tergambarkan dengan sering terjadlnya hujan abu dl daerah sekitar
Merapl, terutama di wllayah Barat hlngga ke Selatan. Sedangkan untuk
wllayah utara ja rang terpapar oleh hujan abu, sehingga pola penyakit
para pengungsl di wllayah kabupaten Boyola ll agak berbeda dengan
kabupaten Magelang, Klaten dan Sleman.
II
Jumlah pengungsi ya ng menlnggal selama pengungslan tercatat ada 2
orang dikarenakan sakit. Sedangkan jumJah korban sebagal akibat
dampak langsung letusan gunung Merapi tercatat juga 2 orang, yaitu
pada t.anggal 14 Junl 2006 aklbat terkena awan panas dan guguran
lava prjar yang melanda daerah wisata Kalladem, kec. Cangkringan kabupaten Sleman.
Air Bersih dan Kesehatan Llngkungan
Dampak langsung r----------------~ aktivitas vulkanlk
Gunung Merapl adalah
memburuknya kuaJitas
udara yang berada dl
lingkungan pemuklman
penduduk dl sekltar
lereng Merapl karena
sering terjadinya hujan
abu. Hasil pemerlksaan
kualitas udara yang dilakukan oleh BBTKl 1.._ ...
•
Yogyakarta pada tanggal 15 - 16 Junl 2006 dl tiga wllayah kabupaten
Magelang, Klaten dan Sleman menunjukkan hasH adanya kualitas
~dara yang kurang balk di beberapa Jokasi yang dlpantau. Untuk
Jelasnya mengenal hasll pemeriksaan kualitas udara InJ dapat di lihat pada tabeJ.tabel berikut InJ.
_. • g, • • ~·--~~~ .. ~·~·---.--ce_~ ___ .44_~. __ ~ww 43
TabelB
Hasil Pengujian Kualltas Udara dengan Parameter Fisik
No lokasl Suhu Kelem Arah Kecepatan Keterangan
("C) -baban Angln Angln (%) (km/jam)
1 Os. Krlnjing, kec. 29 72 nmur 3.6 x5,9 km dari
Oukun, kab. Magelang puncak Merapl
2 lapangan kec. Oukun, 30 73 Selatan 2._ :2:9,9 km dari
kab. Magelang puncak Merapi
3 Os. Salerante, kec. 26,S 67 Barat 2.1 :2:6,6 km dad
Kemalang , kab. Klaten Daya puneak Merapi _ Os Ngemplak Seneng, 27 61 Sarat 1,86 :1:12,5 km dari
kee. Manis Renggo, Daya puncak Merapl
kab. Klaten
5 Os Dompol, kec. 28 69 Sarat 1,86 ill,9 km dari
Kemalang kab. Klaten Oaya puneak Merapi
6 OS. Umbulharjo, kec. 23,S 88 Selatan 3.6 :2:5,15 km dari
Cangkringan, kab. puncak Merapl
Sleman 7 Os Purwabinangun, 31,S 71 Selatan 4. 2 ±12,3 km dan
kec. Pakem, kab. puncak Merapi
Sleman
Tabel9
Hasil Pengujian Kualltas Udara dengan Parameter Kimla
No lokasl SO, TSP S102 KeteMlngan
(l-Ig/m') (Debu) (~g/ml) (~g/mJ)
1 Ds. Krinjlng, kee. 86,96 325,81 0,1735 :2:5,9 km dart
Oukun, kab. Magelang puncak Merapi
2 lapangan kee. Dukun, 69,92 237,95 0,015 1 :2:9,9 km dari
kab. Magelang puneak Merapi
3 Os. Balerante, kec. 30 66,02 0,0191 :t6,6 km dari
Kemalang, kab. Klaten puneak Merapi _ Os Ngemplak Seneng, 12 127,54 0,0008 :2:12,5 km dari
kee. Manis renggo, puneak Merapi
kab. Klaten
5 Os Oompol, kee. 18,29 78,10 0,0179 :2:11,9 km dari
Kemalang kab. Kla ten puncak Merapl
6 Ds. Umbulharjo, kee. 78,95 91,31 0,0434 :2:5,15 km dari
Cangkringan, kab. puneak Merapi
Sleman 7 Os Purwabinangun, 67,74 164,04 0,0067 :0:12,3 km dart
kec. Pakem, kab. puneak Merapi
Sleman
44 ,.-. ____ .. , ............... --........ ".--_.4 ........ __ ..... ". __ --.. "'~
Selain kualftas udara, masalah
lain yang ada adalah terkait
dengan ketersediaan air bersih dan sarana pembuangan
limbah/kotoran yang tersedia di
tempat-tempat penampungan
pengungsi. Kurangnya air bersih
yang tersedia terjadi di beberapa
tempat lokasi penampungan pengungsi sepertj yang
ditampung di balai desa, sekolah
dan lain-lain. Umumnya sarana
air bersih yang dimanfaatkan
adalah sarana air bersih yang
digunakan penduduk setempat.
Dengan adanya para pengungsi
tentunya kebutuhan akan air
bersih menjadi meningkat, sedangkan sumber air bersih yang ada sangat terbatas.
Sarana jamban yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhan
pengungsi kondisinya sama
dengan ketersediaan air bersih
yang ada. Di beberapa tempat
lokasi pengungsian seperti di
balai desa dan sekolah
sekolah hanya tersedia dalam
jumlah yang sangat terbatas.
Dengan adanya para
pengungsj tentunya
kebu~uhan akan jamban menjadi men ingkat, sedangkan sarana
ada tldak dapat untuk memenuhi kebutuhan pengungsi . yang
... ·~-·----•• --••• "--."4 ..... ""--__ -oo .. __ --.. __ , ..... -. ••• __ . ... ____ .. ~ 45
pengelolaan sampah
buangan keluarga para , d', tempat pengungsl
penampungan pengungsi
juga merupakan masalah tersendiri yang perlu menjadi
perhatian . Menglngat bila
tidak dikelola dengan balk ~_" tentunya dapat menjadi
sumber penyakit. Ada beberapa lakasi tempat penampungan pengungsi yang 5ebel U mny~ memiliki tempat sampah yang terbatas, terutama yang berada dl balal
desa, sekolah-sekolah maupun yang dl tenda-tenda. Dengan adanya
pengungsl tentunya sarana yang tersedla menjadl kurang memadal.
UPAYA PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN YANG TELAH DlLAKUKAN
U paya penanggu langan krisis kesehatan ak lbat letusan Gunung
Merapl memiliki ke khususan j ika dlbandingkan dengan kejadian
bencana alam lainnya. Penanggulangan krisis kesehatan pada bencana
letusan Gunung Merapi telah dilakukan jauh hari sebelum kejadian
beneananya terjadl (terjadi letusan). Sehingga tahap-tahapan
penanggulangan beneana mulal dan pra, saat dan pasca dilakukan
pada masa yang bersamaan, yaltu dimulal pada saat diketahui adanya
peningkatan aktivitas Gunung Merapi menjadl status ~Siaga H
(pertengahan Apri l 2006). Oi awali dengan upaya-upaya yang bersifat
umum oleh Pemerintah Oaerah setempat dengan menyiapkan jalu r
jalur evakuasi penduduk yang bermukim di daerah rawan,
mempersiapkan lokasl pengungsian hingga pelaksanaan evakuasl
penduduk itu sendlri serta pelayanan masyarakat selama dl
pengungsian. Prioritas penanggulangan juga ditujukan kepada
kelompok-kelompok rentan (bayi, anak baHta, ibu hamil, ibu menyusul
dan usia lanjut) .
Upaya ya ng telah dilakukan oleh sektor kesehatan baik di tingkat
kabupaten/kota hingga pusat diantaranya adalah sebagai berikut :
H enga ktifkan Posko Pengendalian Operasional
.. . - ... -
Oalam rangka untuk
pengendalian operasional
penanggulangan masa lah
kesehatan akibat meletusnya
Gunung Merapl, masing-masing
Oinas Kesehatan Kabupaten
mengaktifkan Posko
Pengendalian Operasional yang
. - ,. . 47
aktif selama 24 jam. Posko ini bertung'" ~~~ pengendall bantuan kesehatan
balk dalam hal penerimaan
maupun distribusi.
Pengendali operasional
pelayanan kesehatan Pusat Informasl kesehatan
Pemantauan dan evaluasi
, ,. da n Klaten Posko Pengendali Kabupaten Magelang, Boyo a I , .
Operasional berada di Kantor Dinas Kesehatan mas1ng~masmg. Sementara itu untuk Kabupaten Sleman Posko Pengendali o~~siona l bergabung secara terpadu dengan sektor lain yang dlkoordmlr oleh
Satlak PB Kabupaten Sleman, dan berlokasi dl eks Kantor Kecamatan
Pakern .
Penlngkatan pe/ayanan kesehatan dasar
Dalam rangka untuk
mengantlslpasi masatah kesehatan yang muncul baik
sebagai akibat dampak langsung dari peningkatan
aktivitas vulkanik Gunung
Merapi maupun sebagai akibat
adanya arus pengungsian,
Dinas Kesehatan kabupaten
setempat (Magelang, Klaten, Boyolall dan Sternan) telah men ingkatkan upayanya dengan
mengakti fl<.an Puskesmas-Puskesmas yang ada di wilayah kerjanya.
Untuk leblh memantapkan upaya pelayanan kesehatan telah dilakukan
pengklasifikasian area pelayanan yaitu ring I , II dan III. Ring I
merupakan area pelayanan di wilayah paling rawan terkena d~mpak dan Ring 11 adalah area pelayanan di wilayah yang leblh rendah tlngkat
4B ~' 4 " :,,, · ·'·L "=00 ' 4 p" ' . ¥ao " • •
. ......
kerawanannya dad Ring I. Sedangkan Ring III adalah area pelayanan
di wilayah yang lebih rendah tlngkat kerawanannya dari Ring II.
Rincian puskesmas~puskesmas yang diaktifkan berdasarka n ktasifikasi
area pelayanan menurut kabupaten dapat dilihat pada tabel benkut inl.
TabellO
Rlncian Puskesmas Berdasarkan Klasifikasi Area Pelayanan Menurut Kabupaten
No Kabupaten Rlnclan Puskesmas Berdasarkan Area Pelayanan
Ring I Ring II Ring III 1. Magelang (3) Srumbung, (3) Sawangan (3) Ngeluwar,
Dukun, II, Salam, Muntllan I, Sawangan I Muntilan II Mungkid
2. Boyolall (4) Selo, Musuk I (1) Ampel (2) Boyolali, dan II, Cepogo Mojosongo
•• Klaten (3) Kemalang, (3) Kayumas, (6) Jogonalan ManIs Renggo, Tulung, I dan II, Karang Nongko Jatlanom Prambanan,
Kebondalem lor, Jatlanom, Majegan
4. Sleman (4) Tun, Pakem, (3) Tempel II, (11) Kalasan, Tempel I , Naglik II , Prambanan, Cangkdngan Ngemplak I Berbah, Detok
I , Detok II, Melati I , Melatl II, Ganting I, Ganting II , Godean I , Godean II
Jumlah ,. 10 22
Dalam pelaksanaan pelayanannya untuk Puskesmas yang berada di RI ng I, mesklpun pada saat bersamaan telah terjadi bencana gempa
buml (27 Mel 2006) yang melanda wilayah provinsi DIY'dan sebagian Jawa Tengah, akan tetapi sumber daya kesehatan termasuk tenaga
kesehatan yang ada tetap dipertahankan untuk memberlkan pelayanan
kesehatan penanggulangan beneana Gunung Merapl.
Untuk optimallsasl pelayanan kesehatan telah dilakukan upaya untuk
mengaktifkan pelayanan kesehatan 24 jam di beberapa Puskesmas.
Puskesmas-Puskesmas yang dlsiagakan selama 24 jam untuk maslng
masing kabupaten dapat di Hhat pada tabel berikut Inl.
No
1-
2.
3.
4.
Tabel 11 Puskesmas yang Membuka Pelayanan Kesehatan 24 lam
Menurut Kabupaten ..
Kabupaten lumlah Keterangan Puskesmas
Magelang 4 Puskesmas Salam, Srumbung, Dukun dan Sawangan I
Boyolal1 3 Puskesmas Selo, Musuk II dan Cepogo
Klaten 2 Puskesmas Kemalang dan Manis Renggo
Sleman 4 Puskesmas Turi, Cangkrlngan, Pakem dan Tempel 1
lumlah 13
Selain dl Puskesmas, pelayanan kesehatan 24 jam juga dibuka dengan
mend irikan Pos Kesehatan di tempat-tempat penampungan pengungsl
sebagai upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan bagl
penduduk yang mengungsi. Jumlah Pos Kesehatan yang didlrlkan
untuk masing-masing kabupaten dapat di lihat pada tabel berikut ini.
50 .. ~.---.---•• ---.... -..----- ..... ~.------... ---,~~--~".---,-""
Tabel12
Jumlah Pos Kesehatan Menurut Kabupaten
No Kabupaten lumlah Pos Keterangan Kesehatan
1- Magelang 34 2. 8o'1'olall 15 3. Klaten 4 4. Sleman 8
lumlah 61
Pelayanan kesehatan dl Pos Kesehatan dilayani oleh 2-4 tenaga
kesehatan (Dokter/Perawat/Bldan dan tenaga kesehatan lain) yang
:~ea~ bergantlan dlbagl kedalam 3 shift setiap hannya. Selaln itu ItunJang pula dengan sarana transportasl balk ambulans maupun
Puskesmas Keliling .
Henyiaps/agakan Rumah Saki t untuk Pe/ayana n Rujukan
Untuk mengantislpasl adanya kasus- .-_~~~ kasus penyakit maupun trauma yang
mung kin di denta para pengungsl dan
memerlukan pelayanan ruj ukan,
kabupaten setempat (Magelang,
Klaten, Boyolalf dan Sleman) telah menyiapslagakan beberapa rumah
-. """ ... • e. _ 4 51
sakit sebagal tempat pelayanan rujukan dengan jumlah keseluruhan
sebanyak 14 rumah saklt. Rumah sa kit yang dislagakan untuk
maslng-masing kabupaten dapat di lihat pada tabel berikut lni.
Tabel 13
Rumah Sakit yang Dislagakan untuk Pelayanan Rujukan Menurut Kabupaten
No Kabupaten lumlah Keterangan
Rumah Saklt
1. Magelang 3 RSUO Muntilan, RSUO Tldar, dan RSJ dr. Soediono
2. Boyolall 4 RS Pandan Arang, RS Banyudono, RS Simo, dan RS dr. Moewardi
3. Klaten 5 RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, RSI Klaten, RSJD dr RM Soejarwadi, RSAB Diponegoro 21 dan RS Cakra Husada RSUD Sleman dan RS Panti Nugroho
4. Sleman 2
lumlah 14
Selain rumah sakit yang dlsebutkan di atas, telah pula disiagakan 2
buah rumah sa kit sebagai pusat rujukan utama yaltu RSUP dr.
Sardjito, Yogyakarta dan RSUP dr. Karyadi, Semarang.
Pelayanan Gizi Darurat
Da\am rangka untuk
mengantisipasi kemungkinan
j munculnya masalah kurang gizl
pada pengungsl , Pemerintah
Oaerah setempat telah mengambil
langkah-Iangkah penanggulangan.
Salah satunya dengan memberikan
bantuan pangan dengan
mendirikan dapur-dapur umum pada setlap lokasi penampungan pengungsi. Penyelenggaraan. dapur umum in! ada yang dilaksanakan sendin kaum Ibu dari para pengungsi
dan ada yang dikelola oleh ibu-ibu PKK di desa setempat serta dlbantu
52 _.
• $00 • - ..
oleh para sukarelawan-sukarelawan
dan Satgana PMI , Tagana dan lain
lain.
Untuk mengantislpasi kemungkinan
munculnya masa lah kurang glzi
pada pengungsi khususnya
kelompok balita, Dinas Kesehatan
mengupayakan Pemberian Makanan
Tambahan (PMT). PMT yang didistribusikan adalah berupa Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) dalam bentuk blskuit, bubur susu maupun
susu. PMT dibagikan disetiap tempat penampungan pengungsi yang
ada melalul Puskesmas setempat.
Pengendallan Penyakit Potens/al Wabah
Guna mencegah timbulnya
penyakit yang berpotensial
wabah di lokasl tempat
penampungan pengungsi Dlnas
Kesehatan Kabupaten setempat teJah melakukan beberapa
keglatan penanggulangan
tennasuk pengendatian vektor penyakit . Salah satu tangkah
..... __________ ~~.J kegiatan yang dilakukan adaJah
dengan mendistribusikan kantong-kantong sampah plastik (poly bag)
- , . .... .. . • '""' 53
sebagai upaya untuk pengendalian sampah buangan para pengungsi.
Selain itu dilakukan pula kegiatan penyemprotan baik untuk lalat
maupun nyamuk
pengungsian sebagai
untuk mengurangi
lokasi
upaya
risiko
peningkatan kasus penyakit diare
dan akibat gigitan nyamuk
(demam berdarah maupun
malaria).
sedangkan untuk mengantisipasi 1.._ ....... terjadinya peningkatan kasus
campak khususnya pada
penyediaan Air Bersih
tanki I yang secara
penduduk yang mengungsi,
Dinas Kesehatan kabupaten
setempat (kecuali kabupaten
Boyolali ) telah melakukan
imunisasi campak massa1.
lmunisasi dilakukan terhadap
kelompok balita yang tinggal di
pengungsian.
Dalam rangka untuk memenuhi
kebutuhan air bersih bagi
pengungsi Pemerintah daerah
setempat telah mengupayakan
dengan menyediakan tanki-tanki
penampungan air bersih di setiap
lokasi pengungsi. Yang mana
distribusi air bersih dlakukan
dengan menggunakan tn.ik-truk
memasok air bersih rata-rata sehari 2 kali.
54 .... - ---..... --.-... ----.-. .... -.--- --.-..... -. . ...... .-- --.. ~
Penyediaan HCK
Guna memenuhi kebutuhan
para pengungsi dalam
penyedian sarana untuk
keperluan mandi dan WC,
Pemerintah daerah
setempat juga telah
membangun beberapa
sarana MCK (Mandi, Cuci
dan Kakus) darurat di
setiap penampungan
.---, Selain itu ada upaya darl PMI
untuk membantu penyediaan air
bersih dengan membangun
water treatment seperti yang
telah dilakukan di penampungan
pengungsi yang berada di
tenda-tenda di lapangan desa
Jumoyo, kecamatan Salam
kabupaten Magelang.
pengungsi. Pembangunan sarana MCK Inl telah dikoordinaslkan oleh
Dinas Pekerjaan Umum kabupaten setempat yang dalam
pelaksanaannya telah dibantu oleh instansi terka it dan PMI.
.... - .. ·-.'" ___ •• 4.-__ •• ' .. - ........ - __ ·_ .. _. .. _ .. _ _ .. - ... • I...., 55
MonitorIng dan Evaluasl
Oalam rangka untuk menlngkatkan
kualitas pelayanan kesehatan bagl
pengungsi telah dilakukan pula
keglatan monitoring dan evaluasi r-.-I secara rutin ke lapangan. Kegiatan
monitoring dan evaluasl terutama
dalam hal keslapslagaan sumber
daya dalam mempersiapkan
pelayanan kesehatan balk bag I korban maupun penduduk pengungs1. Keglatan monitoring dan
evaluasl Inl tldak hanya
dllakukan balk oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten dan
Provinsi saja akan tetapl
Presiden, Menter! Kesehatan dan
Badan Internasional seperti WHO
juga melakukan monitoring dan
evaluasi.
Pusat Penanggulangan Krisis Oepartemen Kesehatan secara aktif juga
telah menglrimkan Tim asistansinya bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan setempat untuk melakukan pemantauan dan evaluasi dl
lapangan.
MOBILISASI SUMBER DAYA KESEHATAN
G una mendukung pelayanan kesehatan yang diberikan bagl
korban maupun pengungsl albat letusan gunung Merapi,
masing-masing Kabupaten telah melakukan mobilisasi sumber daya
Kesehata n. Sumber daya yang dlmobillsasl antara lain Sumber Daya
Manusla (SOM) Kesehatan, sarana transportasi , loglstlk kesehatan dan
biaya operaSional. Mobilisasl Inl diamblt dar! sumber daya kesehatan
yang ada di maslng-masing Ungkup kabupaten maupun bantuan dar!
pihak lain (Provinsl maupun Oepkes). Mesklpun pada tanggal 27 Mei
2006 telah terjadl bencana gempa b!Jml untuk wllayah DIY dan Jawa
Tengah, akan tetapl sumber daya kesehatan yang telah dimobl1isasi
seca ra konsisten tetap difungslkan dengan priorltas utama untuk
pelayanan kesehatan bagl korban dan pengungsl akibat letusan
Gunung Merapi.
MoblIIsasl SDM Kesehatan
Mobilisasl SOM Kesehatan dl 1"'.,._ . ... ,.---lakukan dengan menggerakkan
tenaga-tenaga terutama SDM
Kesehatan yang berasal dar!
wilayah rawan bencana
kemudlan di dukung oleh
tenaga-tenaga yang berasal
dari Puskesmas-Puskesmas
yang t idak termasuk daerah
rawan bencana letusan Gunung
Merapl maupun yang wllayah kerjanya tldak menjadi lokasi tempat
penampungan pengungsi. Mobillsasi juga dilakukan terhadap SOM
Kesehatan yang bekerja pada Rumah Sakit untuk membantu
pelayanan kesehatan rujukan blla diperlukan. Jumlah SOM Kesehatan
yang telah dimoblllsasi di 4 kabupaten sebanyak 4.073 orang dengan
jenis tenaga mulai dari dokter spesialis hingga tenaga administrasi.
Untuk jelasnya gambaran SDM Kesehatan yang tetah dt mobilisasi
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel13
Jumlah SDM Kesehatan yang Dlmobilisasi Menurut Kabupaten
No Jenis Tenaga Kabupaten Hagelang Boyo/all Klaten Sleman Total
1. Dokter 64 , 60 16 149 Speslalis
2. Ookter Umum 85 70 62 48 265 3. Ookter Gigi 37 5 6 27 75 4. Apoteker 7 1 8 5. Sarjana 6 19 25
Kesehatan 6. Perawatj 782 243 894 219 2.138
Bldan 7. Noo 215 85 108 82 490
Keperawatan 8. No, 59 59
Kesehatan ,. Admlnlstrasi 543 11 20' 100 863 10. Sopir 1 1
Jumiah 1.740 423 1.358 552 4.073
Dari tabel di atas tampak bahwa konsentrasi tenaga terbesar berada di
kabupaten Magelang yaitu sebanyak 1.740 orang atau 42,7% dar! total
SDM Kesehatan yang dimobilisasi. Hal ini sebagai konsekuensi
terhadap jumlah pengungsl yang harus dilayani juga paling banyak
dibandingkan kabupaten lainnya yaitu sebanyak 10.595 orang .
58 _____ ~.~.~.~"~-__ . 4 __ _..----~ ... ~~--__ . ··~ .. --•• ~.~ •• ----~~~
HobiUsasi Sarana Transportasi
Guna
pelayanan
Puskesmas,
mengoptimalkan
kesehatan baik di
Pos Kesehatan dan Rumah Sakit telah dlmobilisasi sarana transportasi berupa mobil
Pusling maupun Ambulans.
Jumlah Pusling dan Ambulans
yang dimobilisasi untuk
membantu pelayanan dl 4 kab.upaten (MageJang, BoyotaU, Klaten dan Steman) seluruhnya
berJumJah 128 unit (25 unit Ambutans dan 103 unit Pusling).
Dukungan Logistik dan Operas/onal
D engan adanya penlngkatan r--......... ---,--_~ aktifitas pelayanan
kesehatan tentunya berdampak
terhadap logistik kesehatan yang
perlu disiapkan. Untuk itu maslng-
masing kabupaten telah
melakukan upaya dengan
mendistribusikan obat dan bahan
habis pakai ke Puskesmas
Puskesmas yang menjadl titik L.."'::'",
sentral pelayanan kesehata" u"tuk I " " penanggu angan masalah kesehatan akibat letusan Gunung Merapi. Selain itu juga
mengupayakan bantuan kesehatan baik dari provinsi maupun pusat.
Bantuan kesehatan yang tetah dlberlkan oleh Dlnkes Provinsi Jawa
Tengah untuk 3 kabupaten di wllayahnya (Magelang, Boyolali dan Klaten) terdiri dari ;
,.,.. ; I =600* ' 59
. ...... . • • 0: .. =".. . .. . ..
Kabupaten Mage/ang
paket obat dan bahan habis pakal (1 truk + 5 paket)
600 kg susu
Paket penjernlh air cepat dan aquatab
Blaya operasional penanggulangan sebesar Rp. 40 juta
Kabupaten Klaten
420 kg susu
Paket penjernlh air cepat dan aquatab
Blaya operasional penanggulangan sebesar Rp. 30 juta
Kabupaten BoyolaU
280 kg susu
Paket penjern lh air cepat dan aquatab
Blaya operaslona l penanggulangan sebesar Rp . 15 j uta
Dalam rangka dukungan untuk penanggulangan masalah kesehatan
aklbat letusan Gunung Merapi, Oepartemen Kesehatan melalui Pusat
Penanggulangan Krlsis juga telah menyalurkan bantuan logistik
kesehatan dan sarana penunjang lalnnya untuk 4 kabupaten yang terdln dan:
60
1 unit tenda lapangan
30 buah velbed
1 unit gen set portable
50 buah rompl petugas
.... I • .... .ao •
Kabupaten Mage/ang
72 fles obat tetes mata
120 tube salep mata
9 ton biskuit Mp·ASI
110.000 buah masker
16 kotak (@ 20 buah) masker 3M
100 buah kantong jenazah
1 set minor surgery
. -' . ,. -... . ..
Kabupaten Klaten
144 fles obat tetes mata 360 tube saJep mata
5 ton biskult Mp·ASJ
10.000 buah masker
20 buah rompl petugas
11 buah spanduk "Pos Kesehatan "
30 buah topl petugas
24 buah spanduk ~ Pos
Kesehatan"
2 unit handy talky VHF/ UHF dual band
Penjernih air cepat 2.000 sachet Aquatab 2.000 tab
1 unit ambulans emergency
2 unit handy talky VHF/ UHF dual band
Kabupaten Boyolall
4 ton biskult Mp·ASI
6.000 buah masker
60 buah kantong jenazah
35 buah rompl petugas
26 buah spanduk "Pos Kesehatan"
2 unit handy talky VHF/UHF dual band
Kabupaten S/eman
96 ties obat tetes mata
120 tube salep mata
4 ton biskuit MP-ASr
6.000 buah masker
20 buah rompl petugas
11 buah spanduk "Pos Kesehatan"
PELAJARAN YANG KlTA DAPAT
pengalaman adalah guru yang terbalk. Kata-kata bijak inl sangat tepat
klta gunakan sebagal Cleuan dalam melakukan kilas-balik atas apa yang telah kita lakukan da/am penanggulangan krlsls kesehatan
aklbat me/etusnya gunung Herap; Renungan lnl pent!ng klta
lakukan agi!lr kita dapat menarik sejumlah pelajaran balk kinerja kita
dlmasa yang akan datang. Memang klta tldak berharap agar masalah
serupa terjadi lagi. Namun demikian slapa yang beranl menjamin
bahwa itu tidak akan terjadJ lagi? Cleh karenanya, yang terbalk untuk
klta lakukan adalah menylapkan dl ri agar bl1a harus menghadapi
masalah serupa, kinerja kita dapat menjadi lebih balk. Yaitu dimulal
dengan memetik pelajaran-pelajaran berharga dan pengalaman ki ta.
Pelajaran PERTAMA yang dapat kita ambil yal tu mengenai
kes;apsiagaan dan mltlgas; yang telah diupayakan oleh Pemerintah
khususnya jajaran kesehatan jauh sebelum Gunung Merapl meletus
(15 Mel 2006). Proses penanggulangan sudah mulal dilakukan sej ak
status aktivltas Merapi maslh "Slaga" ( 12 April 2006) . OJ awall dengan
mulal dievakuaslnya sejumlah penduduk yang bermuklm di daerah
rawan aneaman letusan Gunung Merapi ke lokasl penampungan
pengungsi . Pada saat itu pulalah Dinas Kesehatan kabupaten setempat (Dinas Kesehatan kabupaten Magelang, Boyolal1, Klaten dan Sleman)
mulal mengaktifkan pelayanan kesehatan 24 jam di Puskesmas dan
mendlr ikan Pos Kesehatan dl tempat-tempat penampungan pengungsi
sebagal upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan bagi
penduduk yang mengungsl. Menyiapsiagakan beberapa rumah sakit
rujukan di kabupaten setempat untuk mengantislpasl kasus-kasus
yang membutuhkan rujukan. Atas upaya Inl telah dapat meminlmalisir
jatuhnya korban jlwa sebagai dampak letusan gunung Merapi yaitu
hanya 4 orang ya ng meninggal dari 70.926 penduduk yang terancam
(2 orang akibat langsung adanya awan panas dan 2 orang karena
sa ki t ).
Pelajaran KEDUA adalah perihal moblllsasl sumber daya. Oa'am
penanggulangan krisls kesehatan akibat gunung Merapl inl pemenuhan
kebutuhan sumber daya sebagian masih dapat di mobJlisasl dan
sumber daya yang ada di kabupa ten setempat dan sebagian lagl
merupakan bantuan dan provinsi dan pusat. Untuk pemenuhan tenaga
kesehatan ternyata masih dapat dl mobi lisasi darl daerah setempat
dengan melibatkan tenaga kesehatan yang bekerja dl daerah sekltar
yang tidak terkena dampak aktivltas gunung Merapi. l ogistlk
kesehatan berupa obat dan bahan habls pakai yang dlsiapkan, telah
dapat dldlstribuslkan dengan balk oleh Dlnas Kesehatan Kabupaten ke
Puskesmas-Puskesmas yang menjadl titlk sentral pelayanan
kesehatan. Sumber daya kesehatan yang telah dl mobillsasi tetap
dipertahankan untuk memberikan pelayanan kesehatan seeara
konslsten terutama untuk di wl1aya h rawan beneana J (r ing I)
meskipun dalam waktu yang bersamaan telah terjadi beneana lalnnya yaitu gempa bumi.
Pelajaran KETIGA adalah penhal informasl. Penyampalan Informasl
penanggulangan krlsls kesehatan telah dilakukan dengan baik dan
eepat, mulal dan tingkat Pas Kesehatan, Puskesmas, Dinas Kesehatan
Kabupaten hingga ke tingkat pusat (Pusat Penanggulangan Krlsis Depkes).
Pelajaran KEEMPAT ada lah perihal koordlnasl. Koordinasl ya ng
dilakukan oleh j ajaran kesehatan mu lal dan tingkat Pusat, Provinsl,
Kabupaten hlngga dl tlngkat lapangan telah berjalan dengan sangat
baik. Koordinasl dflakukan oleh masing-maslng Dlnas Kesehatan
Kabupaten dengan mengaktitkan Posko Pengendalian Operasional yang aktif selama 24 jam sehingga distribusl bantuan kesehatan,
operasional pelayanan kesehatan, informasl, pemantauan dan evaluasl
dapat dlkoordinasikan dengan balk hlngga ke tlngkat petugas di lapangan.
Pelajaran KELIMA adalah kerjasama kemltraan . Da lam penanggulangan krisls kesehatan akibat gunung Merapl telah dapat
."'~~.----.~~-'''--~.~.~~.~--'-'''''~.-.----... ~ .. --~.~.---.----... ~ 63
dilakukan dengan balk berkat adanya kerjasama kemitraan baik secara lintas program maupun lintas sektor bahkan dengan Badan Intemasional sepertl WHO, UNICEF dan lain-lain, terutama dalam dukungan operasional.
Masih banyak pelajaran yang dapat digali dan pengalaman kita dalam
menangani knsis kesehatan selama masa kesiapslagaan, mitigasi hingga ke masa tanggap darurat. Akan tetapi beberapa hal di atas itulah yang merupakan hal-hal penting yang sangat bermanfaat bagi peningkatan kinerja ki ta dl masa mendatang.
64 .... .
PENANGGULANGAN KRI SIS KESEHATAN AKIBAT LETUSAN GUNUNG MERAPI TAHUN 2006
TIM PENYUSUN Dr. Rustam S.Pakaya, MPH Dr. Lucky Tjahj ono, M.Kes Drg. Eis Mangundap, MM Mudjiharto,SKM,M.Kes Drg. Indah Mawartl ,MM Dr. Roehman Arlf,M.Kes
Yusrizal,DCN,M.Epld Drg. M.Nasiruddin, M.Kes
Drs. Dodl Irlyanto
"" .0$ •
Dr. M.Imran Dr. I ndro Murwoko
PENYUNTING Dr. Rucky N. W. D .
• , .,.. .0 •