110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

47
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 4 “CEMAS dan SULIT TIDUR” Disusun untuk Memenuhi Tugas Blok Neurobehaviour Disusun Oleh: Kelompok 4: Aini Putri (1118011002) Ayu Lestari N (1118011017) Dina Rianti F (1118011035) Gulbuddin Hikmatyar (1118011052) Kevin Tagor (1118011066) Meka Anggidian (11180110) Pradila Desty (1118011096) Rizky Bayu Ajie (1118011112) Roby Arismunandar (1118011115) Tryvanie R Putra (1118011136)

description

cbnfhskl

Transcript of 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

Page 1: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 4

“CEMAS dan SULIT TIDUR”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Blok Neurobehaviour

Disusun Oleh:

Kelompok 4:

Aini Putri (1118011002)

Ayu Lestari N (1118011017)

Dina Rianti F (1118011035)

Gulbuddin Hikmatyar (1118011052)

Kevin Tagor (1118011066)

Meka Anggidian (11180110)

Pradila Desty (1118011096)

Rizky Bayu Ajie (1118011112)

Roby Arismunandar (1118011115)

Tryvanie R Putra (1118011136)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2012

Page 2: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

Skenario 2:

“Cemas dan Sulit Tidur”

Ny. Rika, 40 tahun, mendatangi dokter ahli jiwa, mencari solusi bahwa ia sulit sekali

tidur terlebih jika bayang bayang kematian menghantuinya. Hal ini sudah lama

dirasakan oleh Ny. Rika, lebih kurang 2 tahun sejak seuaminya meninggal. Ny. Rika

tampak lesu dan letih pada pagi harinya. Sering sekali Ny. Rika minta ditemani tidur

oleh anaknya karena ketakutan yang amat mengganggunya.

Page 3: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

STEP 2

1. Dalam skenario termasuk jenis gangguan jiwa apakah Ny Rika ? jelaskan!

2. Klasifikasi gangguan jiwa, beserta diagnosis !

3. Kenapa Ny. Rika tampak lesu

Page 4: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

STEP 3

1. Neurosis minor, termasuk dalam kategori anxietas (cemas berlebihan)

2. Gangguan jiwa adalah sindrom psikologik seseorang yang khas berkaitan dengan

gejala penderitaan atau gangguan dalam fungsi penting manusia, gangguan hunungan

terhadap lingkungan.

Istilah untuk mendeskripsikan gangguan jiwa :

- Gangguan jiwa psikotik

-Gangguan jiwa neurotik

-Gangguan jiwa fungsional

-Gangguan jiwa organik

Macam-Macam gangguan jiwa :

-Neurosis cemas

-Histeria

-Neurosis fobik

-Neurosis obsesif kompulsif

-Neurosis depresif

-Neurashtenia

Diagnosis Gangguan Jiwa

-Anamnesis

-Pemeriksaan

Page 5: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

-Diagnosis

-Terapi

-Tindak lanjut

3. Akibat cemas berlebih ,yang mengakibatkan salah satu gejala yaitu insomnia .

Page 6: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

STEP 4

1. Anxietas adalah bentuk kecemasan yang sifatnya menyeluruh dan menetap selama

sekurangnya 6 bulan yang ditandai adanya kecemasan tentang masa depan,

ketegangan motorik, dan aktifitas otonomik yang berlebihan.

Gejala psikologik seperti ketegangan, kekhawatiran, panik, perasaan tak nyata,

insomnia,dll.

Gejala fisik seperti gemetar berkeringat, jantung berdebar, pusing, ketegangan

otot, sulit bernafas, baal , diare dll.

Etiologi cemas tersebut ditinjau dari faktor psikologik pada terori psikoanalitik

yaitu terjadi cemas akibat konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan, yang

dihubungan dengan kehilangan objek cinta.

2. Gangguan jiwa adalah suatu ketidakberesan kesehatan dengan manifestasi-

manifestasi psikologis atau perilaku terkait dengan penderitaan yang nyata dan

kinerja yang buruk, dan disebabkan oleh gangguan biologis, sosial, psikologis,

genetik, fisis, atau kimiawi.

Terdapat istilah yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan gangguan jiwa :

1. Gangguan jiwa psikotik : ditandai hilangnya kemampuan menilai realitas,

ditandai waham (delusi) dan halusinasi, misalnya schizophrenia.

2. Gangguan jiwa neurotik : tanpa ditandai kehilangan kemampuan menilai

realitas, terutama dilandasi konflik intrapsikis atau peristiwa kehidupan yang

menyebabkan kecemasan (ansietas), dengan gejala-gejala obsesi, fobia, dan

kompulsif

3. Gangguan jiwa fungsional : tanpa kerusakan struktural atau kondisi biologis

yang diketahui dengan jelas sebagai penyebab kinerja yang buruk.

4. Gangguan jiwa organik : ketidakberesan kesehatan disebabkan oleh suatu

penyebab spesifik yang membuahkan perubahan struktural di otak, biasanya

terkait dengan kinerja kognitif, delirium, atau demensia, misalnya pada

penyakit Pick. Istilah ini tidak digunakan dalam DSM-IV-TR karena ia

Page 7: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

merangkum pengetian bahwa beberapa gangguan jiwa tidak mengandung

komponen biologis.

Macam-macam neurosis minor adalh sebagai berikut :

1. Neurosis cemas (anxiety neurosis atau anxiety state)

a. Gejala-gejala neurosis cemas

Tidak ada rangsang yang spesifik yang menyebabkan kecemasan, tetapi

bersifat mengambang bebas, apa saja dapat menyebabkan gejala tersebut. Bila

kecamasan yang dialami sangat hebat maka terjadi kepanikan.

1) Gejala somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan

seperti mengambang, lekas lelah, keringat dingan, dst.

2) Gejala psikologis berupa kecemasan, ketegangan, panik, depresi, perasaan

tidak mampu, dst.

b. Faktor penyeban neurosis cemas

Menurut Maramis (1998 : 261), faktor pencetus neurosis cemas sering jelas

dan secara psikodinamik berhubungan dengan faktor-faktor yang menahun

seperti kemarahan yang dipendam.

c. Terapi untuk penderita neurosis cemas

Terapi untuk penederita neurosis cemas dilakukan dengan menemukan

sumber ketakutan atau kekuatiran dan mencari penyesuaian yang lebih baik

terhadap permasalahan. Mudah tidaknya upaya ini pada umumnya

dipengaruhi oleh kepribadian penderita. Ada beberapa jenis terapi yang dapat

dipilih untuk menyembuhkan neurosis cemas, yaitu :

1) psikoterapi individual,

2) psikoterapi kelompok,

3) psikoterapi analitik,

4) sosioterapi,

5) terapi seni kreatif,

Page 8: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

6) terapi kerja,

7) terapi perilaku, dan

8)farmakoterapi.

2. Histeria

a. Gejala-gejala histeria

Histeria merupakan neurosis yang ditandai dengan reaksi-reaksi emosional

yang tidak terkendali sebagai cara untuk mempertahankan diri dari

kepekaannya terhadap rangsang-rangsang emosional. Pada neurosis jenis ini

fungsi mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa dikehendaki oleh penderita.

Gejala-gejala sering timbul dan hilang secara tiba-tiba, teruma bila penderita

menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi emosional yang hebat.

b. Jenis-jenis histeria

Histeria digolongkan menjadi 2, yaitu reaksi konversi atau histeria minor dan

reaksi disosiasi atau histeria mayor.

1) Histeria minor atau reaksi konversi

Pada histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan (sehingga disebut

reaksi konversi) menjadi gangguan fungsional susunan saraf somatomotorik

atau somatosensorik, dengan gejala : lumpuh, kejang-kejang, mati raba, buta,

tuli, dst.

2) Histeria mayor atau reaksi disosiasi

Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang yang alami penderita

demikian hebat, sehingga dapat memisahkan beberapa fungsi kepribadian

satu dengan lainnya sehingga bagian yang terpisah tersebut berfungsi secara

otonom, sehingga timbul gejala-gejala : amnesia, somnabulisme, fugue, dan

kepribadian ganda.

c. Faktor penyebab histeria

Menurut Sigmund Freud, histeria terjadi karena pengalaman traumatis

(pengalaman menyakitkan) yang kemudian direpresi atau ditekan ke dalam

Page 9: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

alam tidak sadar. Maksudnya adalah untuk melupakan atau menghilangkan

pengalaman tersebut. Namun pengalaman traumatis tersebut tidak dapat

dihilangkan begitu saja, melainkan ada dalam alam tidak sadar

(uncociousness) dan suatu saat muncul kedalam sadar tetapi dalam bentuk

gannguan jiwa.

d. Terapi terhadap penderita histeria

Ada beberapa teknik terapi yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan

hysteria yaitu :

1) Teknik hipnosis (pernah diterapkan oleh dr. Joseph Breuer);

2) Teknik asosiasi bebas (dikembangkan oleh Sigmund Freud);

3) Psikoterapi suportif.

4) Farmakoterapi.

3. Neurosis fobik

a. Gejala-gejala neurosis fobik

Neurosis fobik merupakan gangguang jiwa dengan gejala utamanya fobia,

yaitu rasa takut yang hebat yang bersifat irasional, terhadap suatu benda atau

keadaan. Fobia dapat menyebabkan timbulnya perasaan seperti akan pingsan,

rasa lelah, mual, panik, berkeringat, dst.

Ada bermacam-macam fobia yang nama atau sebutannya menurut faktor yang

menyebabkan ketakutan tersebut, misalnya :

1) Hematophobia: takut melihat darah

2) Hydrophobia: takut pada air

3) Pyrophibia: takut pada api

4) Acrophobia: takut berada di tempat yang tinggi

b. Faktor penyebab neurosis fobik

Neurosis fobik terjadi karena penderita pernah mengalami ketakutan dan

shock hebat berkenaan dengan situasi atau benda tertentu, yang disertai

Page 10: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

perasaan malu dan bersalah. Pengalaman traumastis ini kemudian direpresi

(ditekan ke dalam ketidak sadarannya). Namun pengalaman tersebut tidak

bisa hilang dan akan muncul bila ada rangsangan serupa.

c. Terapi untuk penderita neurosis fobik

Menurut Maramis, neurosa fobik sulit untuk dihilangkan sama sekali bila

gangguan tersebut telah lama diderita atau berdasarkan fobi pada masa kanak-

kanak. Namun bila gangguan tersebut relatif baru dialami proses

penyembuhannya lebih mudah. Teknik terapi yang dapat dilakukan untuk

penderita neurosis fobik adalah :

1) Psikoterapi suportif, upaya untuk mengajar penderita memahami apa yang

sebenarnya dia alami beserta psikodinamikanya.

2) Terapi perilaku dengan deconditioning, yaitu setiap kali penderita merasa

takut dia diberi rangsang yang tidak menyenagkan.

3) Terapi kelompok.

4) Manipulasi lingkungan.

4. Neurosis obsesif-kompulsif

a. Gejala-gejala neurosis obsesif-kompulsif

Istilah obsesi menunjuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau

menguasai kesadaran dan istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau

impuls yang tidak dapat ditahan untuk tidak dilakukan, meskipun sebenarnya

perbuatan tersebut tidak perlu dilakukan.

Contoh obsesif-kompulsif antara lain ;

1) Kleptomania : keinginan yang kuat untuk mencuri meskipun dia tidak

membutuhkan barang yang ia curi.

2) Pyromania : keinginan yang tidak bisa ditekan untuk membakar sesuatu.

3) Wanderlust : keinginan yang tidak bisa ditahan untuk bepergian.

4) Mania cuci tangan : keinginan untuk mencuci tangan secara terus menerus.

Page 11: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

b.Faktor penyebab neurosis obsesif-kompulsif

Neurosis jenis ini dapat terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut (Yulia D.,

2000 : 116-117).

1) Konflik antara keinginan-keinginan yang ditekan atau dialihkan.

2) Trauma mental emosional, yaitu represi pengalaman masa lalu (masa

kecil).

c. Terapi untuk penderita neurosis obsesif-kompulsif

1) psikoterapi suportif;

2) penjelasan dan pendidikan;

3) terapi perilaku.

5. Neurosis depresif

a. Gejala-gejala neurosis depresif

Neurosis depresif merupakan neurosis dengan gangguang utama pada

perasaan dengan ciri-ciri : kurang atau tidak bersemangat, rasa harga diri

rendah, dan cenderung menyalahkan diri sendiri. Gejala-gejala utama

gangguan jiwa ini adalah :

1) gejala jasmaniah : senantiasa lelah.

2) gejala psikologis : sedih, putus asa, cepat lupa, insomnia, anoreksia, ingin

mengakhiri hidupnya, dst.

c. Faktor penyebab neurosis depresif

Menurut hasil riset mutakhir sebagaimana dilakukan oleh David D. Burns

(1988 : 6), bahwa depresi tidak didasarkan pada persepsi akurat tentang

kenyataan, tetapi merupakan produk “keterpelesetan’ mental, bahwa depresi

bukanlah suatu gangguan emosional sama sekali, melainkan akibat dari

adanya distorsi kognitif atau pemikiran yang negatif, yang kemudian

menciptakan suasana jiwa, terutama perasaan yang negatif pula.

Burns berpendapat bahwa persepsi individu terhadap realitas tidak selalu

bersifat objektif. Individu memahami realitas bukan bagaimana sebenarnya

Page 12: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

realitas tersebut, melainkan bagaimana realitas tersebut ditafsirkan. Dan

penafsiran ini bisa keliru bahkan bertentangan dengan realitas sebenarnya.

d. Terapi untuk penderita neurosis depresif

Untukmenyembukan depresi, Burns (1988:5) telah mengembang-kan teknik

terapi dengan prinsip yang disebut terapi kognitif, yang dilakukan dengan

prinsip sebagai berikut.

1) Bahwa semua rasa murung disebabkan oleh kesadaran atau pemikiran ang

bersangkutan.

2) Jika depresi sedang terjadi maka berarti pemikiran telah dikuasai oleh

kekeliruan yang mendalam.

3) Bahwa pemikiran negative menyebabkan kekacauan emosional.

Terapi kognitif dilakukan dengan cara membetulkan pikiran yang salah, yang

telah menyebabkan terjadinya kekacauan emosional. Selain terapi kognitif,

bisa pula pendrita depresi mendapatkan farmakoterapi.

6. Neurasthenia

a. Gejala-gejala neurasthenia

Neurasthenia disebutjuga penyakit payah. Gejala utama gangguan ini adalah

tidak bersemangat, cepat lelah meskipun hanya mengeluarkan tenaga yang

sedikit, emosi labil, dan kemampuan berpikir menurun.

Di samping gejala-gejala utama tersebut juga terdapat gejala-gejala tambahan,

yaitu insomnia, kepala pusing, sering merasa dihinggapi bermacam-macam

penyakit, dst.

b. Faktor penyebab neurasthenia

Neurasthenia dapat terjadi karena beberapa faktor (Zakiah Daradjat, 1983 :

34), yaitu sebagai berikut.

1) Terlalu lama menekan perasaan, pertentangan batin, kecemasan.

2) Terhalanginya keinginan-keinginan.

Page 13: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

3) Sering gagal dalam menghadapi persaingan-persaingan

c. Terapi untuk penderita neurasthenia

Upaya membantu penyembuahn penderita neurasthenia dapat dilakukan

dengan teknik terapi sebagai berikut.

1) Psikoterapi supportif;

2) Terapi olah raga;

3) Farmakoterapi.

Diagnosis Gangguan Jiwa

Anamnesis

Alasan berobat

Riwayat gangguan sekarang

Riwayat gangguan dahulu

Riwayat perkembangan diri

Latar belakang social, keluarga, pendidikan, pekerjaan, perkawinan dll

Pemeriksaan

Fisik diagnostic

Status mentalis

Laoratorium

Radiologik

Evaluasi psikologik

Diagnosis

Aksis I : Klinis

Aksis II : Kepribadian

Aksis III : Kondisi Medik

Aksis IV : Psiko-sosial

Aksis V : Taraf fungsi

Terapi

Page 14: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

Farmakoterapi

Psikoterapi

Terapi okupasional

Terapi social

Tindak Lanjut

Evaluasi terapi

Evaluasi diagnosis

Lain-lain

3. Dimana diketahui salah satu gejala psikologik yang timbul akibat terjadinya

kecemasan adalah insomnia. Insomnia adalah kesulitan dalam memulai atau

mempertahankan tidur. Insomnia tersebut memiliki efek menjadi lesu dan letih.

Page 15: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

STEP 5

1. Retardasi Mental

2. Rehabilitasi Retardasi Mental

3. Klasifikasi Neurosis

4. Macam-macam gangguan tidur lainnya

5. Insomnia

6. Anxietas lainnya

7. Macam-macam jenis terapi gangguan cemas

Page 16: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

STEP 7

1. Retardasi Mental

A. Pengertian Retardasi Mental

Retardasi mental adalah kelainan ataua kelemahan jiwa dengan inteligensi yang

kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa

anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan,

tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang terbelakang. Retardasi mental

disebut juga oligofrenia (oligo: kurang atau sedikit dan fren: jiwa) atau tuna

mental (W.F. Maramis, 2005: 386).

Pada Wikipedia (The Free Encyclopedia, 2010), dinyatakan: Mental retardation

(MR) is a generalized disorder, characterized by significantly impaired

cognitive functioning and deficits in two or more adaptive behaviors with onset

before the age of 18. It has historically been defined as an Intelligence Quotient

score under 70. The term “mental retardation” is a diagnostic term denoting the

group of disconnected categories of mental functioning such as “idiot”,

“imbecile”, and “moron” derived from early IQ tests, which acquired

pejorative connotations in popular discourse.

Retardasi mental merupakan kelemahan yang terjadi pada fungsi intelek.

Kemampuan jiwa retardasi mental gagal berkembang secara wajar. Mental,

inteligensi, perasaan, dan kemauannya berada pada tingkat rendah, sehingga

yang bersangkutan mengalami hambatan dalam penyesuaian diri.

B. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Retardasi Mental

Menurut Pedoman   Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa Ke-1 (W.F.

Maramis, 2005: 386-388) faktor-faktor penyebab retardasi mental adalah

sebagai berikut.

a. Infeksi dan atau intoksinasi

Page 17: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

Infeksi yang terjadi pada masa prenatal dapat berakibat buruk

pada perkembangan janin, yaitu rusaknya jaringan otak. Begitu juga

dengan terjadinya intoksinasi, jaringan otak juga dapat rusak yang

pada akhirnya menimbulkan retardasi mental.

Infeksi dapat terjadi karena masuknya rubella, sifilis,

toksoplasma, dll. ke  dalam tubuah ibu yang sedang mengandung.

Begitu pula halnya dengan intoksinasi, karena masuknya “racun” atau

obat yang semestinya dibutuhkan.

b. Terjadinya rudapaksa dan / atau sebab fisik lain

Rudapaksa sebelum lahir serta trauma lainnya, seperti hiper

radiasi, alat kontrasepsi, dan usaha melakukan abortus dapat

mengakibatkan kelainan berupa retardasi mental.

Pada waktu proses kelahiran (perinatal) kepala bayi dapat

mengalami tekanan sehingga timbul pendarahan di dalam otak.

Mungkin juga karena terjadi kekurangan oksigen yang kemudian

menyebabkan terjadinya degenerasi sel-sel korteks otak yang kelak

mengakibatkan retardasi mental.

c. Gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi

Semua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh gangguan

metabolisme  (misalnya gangguan metabolism karbohidrat dan

protein), gangguan pertumbuhan, dan gizi buruk termasuk dalam

kelompok ini. Gangguan gizi yang berat dan berlangsung lama

sebelum anak berusia 4 tahun sangat mempengaruhi perkembangan

otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental. Keadaan seperti itu

dapat diperbaiki dengan memberikan gizi yang mencukupi sebelum

anak berusia 6 tahun, sesudah itu biarpun anak tersebut dibanjiri

dengan makanan yang bergizi, inteligensi yang rendah tersebut sangat

sukar untuk ditingkatkan.

d. Penyakit otak yang nyata

Page 18: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat beberapa

reaksi sel-sel otak yang nyata, yang dapat bersifat degeneratif, radang,

dst. Penyakit otak yang terjadi sejak lahir atau bayi dapat

menyebabkan penderita mengalamai keterbelakangan mental.

e. Penyakit atau pengaruh prenatal

Keadaan ini dapat diketahui sudah ada sejak dalam kandungan,

tetapi tidak diketahui etiologinya, termasuk anomaly cranial primer

dan defek congenital yang tak diketahui sebabnya.

f. Kelainan kromosom

Kelainan kromosom mungkin terjadi pada aspek jumlah maupun

bentuknya. Kelainan pada jumlah kromosom menyebabkan sindroma

down yang dulu sering disebut mongoloid. .

g. Prematuritas

Retardasi mental yang termasuk ini termasuk retrdasi mental yang

berhubungan dengan keadaan bayi yang pada waktu lahir berat

badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa kehamilan

kurang dari 38 minggu.

h. Akibat gangguan jiwa yang berat

Retardasi mental juga dapat terjadi karena adanya gangguan jiwa

yang berat pada masa kanak-kanak.

i. Deprivasi psikososial

Devripasi artinya tidak terpenuhinya kebutuhan. Tidak

terpenuhinya kebutuhan psikososial awal-awal perkembangan ternyata

juga dapat menyebabkan terjadinya retardasi mental pada anak.

C. Tingkatan Retardasi Mental

Untuk menentukan berat-ringannya retardasi mental, kriteria yang

dipakai adalah:

Page 19: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

1. Intelligence Quotient (IQ),

2. Kemampuan anak untuk dididik dan dilatih, dan

3. Kemampuan sosial dan bekerja (vokasional).

Berdasarkan kriteria tersebut kemudian dapat diklasifikasikan berat-

ringannya retardasi mental yang menurut GPPDGJ – 1 (W.F. Maramis,

2005: 390-392) adalah :

1. Retardasi Mental Taraf Perbatasan (IQ = 68 – 85),

2 Retardasi Mental Ringan (IQ = 52 – 67),

3. Retardasi Mental Sedang (IQ = 36 – 51),

4. Retardasi Mental Berat (IQ = 20 – 35), dan

5. Retardasi Mental Sangat Berat (IQ = kurang dari 20).

.

1. Rehabilitasi Retardasi Mental

Pencegahan

1. Pencegahan primer

dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat, perbaikan

keadaan-sosio ekonomi, konseling genetik dan tindakan kedokteran

(umpamanya perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik,

kehamilan pada wanita adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi dan pencegahan

peradangan otak pada anak-anak).

Usaha pencegahan primer terhadap terjadinya retardasi mental dapat

dilakukan dengan:

1) pendidikan kesehatan pada masyarakat,  

2) perbaikan keadaan sosial-ekonomi,

Page 20: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

3) konseling genetik,

4) Tindakan kedokteran, antara lain:

a) perawatan prenatal dengan baik,

b) pertolongan persalinan yang baik, dan

c) pencegahan kehamilan usia sangat muda dan terlalu tua.

2. Pencegahan sekunder

meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan

subdural, kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka

dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak menolong).

3. Pencegahan tersier

merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya disekolah

luar biasa. Dapat diberi neuroleptika kepada yang gelisah, hiperaktif atau

dektrukstif.

Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis

dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh

karena mempunyai anak dengan retardasi mental. Orang tua sering menghendaki

anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan bahwa sampai

sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi pandai, hanya ada

obat yang dapat membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.

Latihan dan Pendidikan

Pendidikan anak dengan retardasi mental secara umum ialah:

Mempergunakan dan mengembangkan sebaik-baiknya kapasitas yang

ada.

Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau yang anti sosial.

Page 21: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

Mengajarkan suatu keahlian (skill) agar anak itu dapat mencari nafkah

kelak.

Latihan diberikan secara kronologis dan meliputi :

1. Latihan rumah: pelajaran-pelajaran mengenai makan sendiri, berpakaian

sendiri, kebersihan badan.

2. Latihan sekolah: yang penting dalam hal ini ialah perkembangan sosial.

3. Latihan teknis: diberikan sesuai dengan minat, jenis kelamin dan kedudukan

sosial.

4. Latihan moral: dari kecil anak harus diberitahukan apa yang baik dan apa

yang tidak baik. Agar ia mengerti maka tiap-tiap pelanggaran disiplin perlu

disertai dengan hukuman dan tiap perbuatan yang baik perlu disertai hadiah.

Penanganan Retardasi Mental

Penanganan terhadap penderita retardasi mental bukan hanya tertuju pada

penderita saja, melainkan juga pada orang tuanya. Mengapa demikian?

Siapapun orangnya pasti memiliki beban psiko-sosial yang tidak ringan jika

anaknya menderita retardasi mental, apalagi jika masuk kategori yang berat

dan sangat berat. Oleh karena itu agar orang tua dapat berperan secara baik

dan benar maka mereka perlu memiliki kesiapan psikologis dan teknis. Untuk

itulah maka mereka perlu mendapatkan layanan konseling. Konseling

dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan agar orang tua

penderita mampu mengatasi bebab psiko-sosial pada dirinya terlebih dahulu.

Untuk mendiagnosis retardasi mental dengan tepat, perlu diambil

anamnesis dari orang tua dengan teliti mengenai: kehamilan, persalinan, dan

pertumbuhan serta perkembangan anak. Dan bila perlu dilakukan

pemeriksaan laboratorium.

a. Pentingnya Pendidikan dan Latihan untuk Penderita Retardasi Mental

1) Latihan untuk mempergunakan dan mengembangkan kapasitas yang

dimiliki dengan sebaik-baiknya.

Page 22: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

2) Pendidikan dan latihan diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat

yang salah.

3) Dengan latihan maka diharapkan dapat membuat keterampilan

berkembang, sehingga ketergantungan pada pihak lain menjadi

berkurang atau bahkan hilang.

Melatih penderita retardasi mental pasti lebih sulit dari pada

melatih anak normal antara lain karena perhatian penderita retardasi

mental mudah terinterupsi. Untuk mengikat perhatian mereka tindakan

yang dapat dilakukan adalah dengan merangsang indera.

b. Jenis-jenis Latihan untuk Penderita Retardasi Mental

Ada beberapa jenis latihan yang dapat diberikan kepada penderita

retardasi mental, yaitu:

1) Latihan di rumah: belajar makan sendiri,  membersihkan badan

dan berpakaian sendiri, dst.,

2) latihan di sekolah: belajar keterampilan untuk sikap social,

3) Latihan teknis: latihan diberikan sesuai dengan minat dan jenis

kelamin penderita, dan

4) latihan moral: latihan berupa pengenalan dan tindakan mengenai

hal-hal yang baik dan buruk secara moral.

2. Klasifikasi Neurosis

Neurosis adalah gangguan fungsi mental yang berada pada batas-batas

abnormal. Gangguan tersebut hanya meliputi disintegrasi kepribadian,

menimbulkan kecemasan dan gangguan emosi.

Gejala-gejalanya

Page 23: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

Sering menderita ketegangan, tekanan, kekhawatiran menderita kecewa,

kealpaan seksual, obsesi, kelemahan dan ketakutan.

Ciri-ciri pribadi Neurosis

1) Tidak matang dan sensitif

2) Terpusat pada diri sendiri

3) Ego-idealnya tidak realistis

4) Bersifat kaku dan cemas

5) Mengisolir diri

6) Menyerang diri sendiri

7) Penuh dengan komplik mental

8) Kurang mampu mengontrol diri

9) Mudah terpengaruh

10) Tidak bertanggung jawab

11) Kurang rasa humor

12) Emosi tidak stabil

Klasifikasi Neurosis

1. Psychastenia, yaitu kelemahan mental dan kekurangan energi psikis.

a) Phobia, yaitu ketakutan terhadap obyek atau situasi tertentu.

Jenisnya antara lain : acrophobia, anthophobia, neophobia, theo

phobia.

Penyebabnya :

Page 24: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

pengalaman takut yang selalu mengganggu.

Perasaan malu/berdosa yang selalu ditekan

Stimulusbyang menyebabkan rasa takut, walau sudah

lewat

Usaha Perawatan :

menemukan sebab-sebab, mengintegrasikan kenbali

komplik emosi dengan mengistirahatkan pribadinya.

Pengkondisian kembali dengan menghilangkan

rangsangan penyebab rasa takut.

b) Obsesi, yaitu penderita yang tidak dapat dihindari karena

merasa dihantui.

Penyebab :

Selalu teringat sesuatu yang sangat mengganggu pikiran

tampa disadari dan mengganggu kehidupan sehari-hari yang normal.

Gagal memperoleh penyesuaian diri dalam situasi yang

baru.

c) Kompulsi (pemaksaan), yaitu adanya dorongan yang tidak

dapat dihalangi untuk berbuat yang tidak beralasan tanpa maksud yang

disadari karena rasa senang meskipun dengan sadar mencoba untuk

menghindar, misalnya : mencuri, berdusta.

Penyebab :

trauma mental (pengalaman yang menekan)

Page 25: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

konflik yang mendalam antara keinginan dan ketakutan

pemindahan keinginan yang ditekan

Jenisnya :

Repetitive compulsive, yaitu kekecewaan karana dipaksa

mengulangi pekerjaan tertentu yang dirasakan telah dilakukan dengan

benar.

Serial compulsive, yaitu paksaan untuk mengikuti urutan

tertentu.

Compulsive orderline, yaitu paksaan untuk mengikuti

aturan tertentu.

Compulsive magic, yaitu paksaan untuk membaca

mantera dalam melakukan pekerjaan tertentu.

Anti-sosial compulsive, paksaan untuk berbuat anti sosial

misalnya : cleptomania, fetishism.

2. Neurastenia, yaitu kelemahan syaraf yang bersumber dari sebab-

sebab psikhis.

Gejala Umum :

kurang nafsu makan dan susah tidur

tidak dapat memusatkan pikiran

sering mengeluh sakit walaupun tidak ada sebab

merasa letih, tidak bersemangat

dihantui rasa rendah diri dan gagal

Page 26: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

kadang terjadi hambatan mental dan motorik

penekanan emosi dan sering menangis

egosentris

takut mati

Penyebab :

salah suai emosi yang mendalam

banyak masalah pribadi tidak memperoleh penyelesaian

yang wajar

kelelahan fisik yang berlebihan

gangguan dari mekanisme pertahanan diri

perasaan rendah diri yang mendalam

sering melakukan masturbasi

Cara mengatasi :

menemukan sumber komplik

penghindaran

penyesuaian terhadap segala situasi

3. Kecemasan ( anxiety), yaitu ketakutan yang terus menerus dan

berlebihan tanpa menyadari alasannya.

Gejalanya :

takut mati dan kegilaan (tidak termasuk kelompok

phobia)

mudah tersinggung

Page 27: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

getaran hati dan takut tidak mempunyai perangsang

Jenis-jenisnya :

kecemasan obyektif

kecemasan yang terkondisi

kecemasan subyektif

kecemasan neurotik

Perawatannya :

menemukan sumber ketakutan, kecemasan, kegagalan

membuat penyesuaian yang tepat terhadap kesulitan

4. Histeri, yaitu perubahan masalah mental dalam suatu

ketidakberesan jasmani.

Jenisnya :

Histeria, yaitu keadaan emosi yang tak terkontrol

(menangis dan tertawa tak menentu)

Anxiety hysteria, yaitu histery yang ditandai dengan

ketakutan terhadap diri sendiri

Conversion hysteria, yaitu kegagalan dalam

menyesuaikan diri yang kemudian mengganggu pusat syaraf (jasmani)

5. Psikosomantik dan neurosa organik

Psikosomatik adalah gangguan fisik karena sebab-sebab psikis,

sedangkan neurosa organik adalah bentuk neurosis yang nampak dalam fisik.

Page 28: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

Bentuk neurosa organik antara lain tekanan darah tinggi, selalu

pusing, penyakit kulit, gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, sakit ketika

menstruasi, inpotensi

6. Neurosis Seksual

Bentuknya :

Abnormalitas cinta terhadap diri sendiri

Fiksasi masa kanak-kanak

Homoseksual

Bersikap sebaliknya terhadap lawan jenis

Obyek cinta yang abnormal, misalnya pedophilia,

bestiality

Masturbasi

Sadisme seksual

Masocism

3. Macam-macam gangguan tidur lainnya

1. DISSOMNIAAdalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesukaran menjadi jatuhtidur (failling as sleep), mengalami gangguan selama tidur (difficulty in staying assleep), bangun terlalu dini atau kombinasi daintaranya.

A. Gangguan tidur spesifikNarkolepsi

Ditandai oleh serangan mendadak tidur yang tidak dapat dihindari padasiang hari, biasanya hanya berlangsung 10-20 menit atau selalu kurangdari 1 jam, setelah itu pasien akan segar kembali dan terulang kembali 2-

Page 29: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

3 jam berikutnya. Gambaran tidurnya menunjukkan penurunan fase REM30-70%. Pada serangan tidur dimulai dengan fase REM.Berbagai bentuk narkolepsi:- Narkolepsi kataplesia, adalah kehilangan tonus otot yang sementarabaik sebagian atau seluruh otot tubuh seperti jaw drop, head drop- Hypnagogic halusinasi auditorik/visual adalah halusinasi pada saatjatuh tidur sehingga pasien dalam keadaan jaga, kemudian kekerangka pikiran normal.- Sleep paralis adalah otot volunter mengalami paralis pada saat masuktidur sehingga pasien sadar ia tidak mampu menggerakkan ototnya.Gangguan ini merupakan kelainan heriditer, kelainannya terletak padalokus kromoson 6 didapatkan pada orang-orang Caucasian white denganpopulasi lebih dari 90%, sedangkan pada bangsa Jepang 20-25%, danbangsa Israel 1:500.000. Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin lakidan wanita. Kelainan ini diduga terletak antara batang otak bagian atasdan kronik pada malam harinya serta tidak rstorasi seperti terputusnyafase REM

Gangguan gerakan anggota gerak badan secara periodik (periodiklimb movement disorders)/mioklonus nortuknalDitandai adanya gerakan anggota gerak badan secara streotipik,berulang selama tidur. Paling sering terjadi pada anggota gerak kaki baiksatu atau kedua kaki. Bentuknya berupa sktensi ibu jari kaki dan fleksisebagian pada sendi lutut dan tumit. Gerak itu berlangsung antara 0,5-5detik, berulang dalam waktu 20-60 detik atau mungkin berlangsung terusmenerusdalam beberapa menit atau jam. Bentuk tonik lebih sering daripada mioklonus.Sering timbul pada fase NREM atau saat onset tidur sehinggamenyebabkan gangguan tidur kronik yang terputus. Lesi pada pusatkontrol pacemaker batang otak. Insidensi 5% dari orang normal antarausia 30-50 tahun dan 29% pada usia lebih dari 50 tahun.Berat ringan gangguan ini sangat tergantung dari jumlah gerakanyang terjadi selama tidur, bila 5-25 gerakan/jam: ringan, 25-50gerakan/jam: sedang, danlebih dari 50 kali/jam : berat. Didapatkan padapenyakit seperti mielopati kronik, neuropati, gangguan ginjal kronik,PPOK, rhematoid arteritis, sleep apnea, ketergantungan obat, anemia.

Sindroma kaki gelisah (Restless legs syndrome)/EkbomssyndromeDitandai oleh rasa sensasi pada kaki/kaku, yang terjadi sebelum onsettidur. Gangguan ini sangat berhubungan dengan mioklonus nokturnal.Pergerakan kaki secara periodik disertai dengan rasa nyeri akibat kejangotot M. tibialis kiri dan kanan sehingga penderita selalu mendorongdorongkakinya.Ditemukan pada penyakit gangguan ginjal stadium akut, parkinson,

Page 30: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

wanita hamil. Lokasi kelainan ini diduga diantara lesi batang otakhipotalamus

Gangguan bernafas saat tidur (sleep apnea)Terdapat tiga jenis sleep apnea yaitu central sleep apnea, upper airwayobstructive apnea dan bentuk campuran dari keduanya.Apnea tidur adalah gangguan pernafasan yang terjadi saat tidur, yangberlangsung selama lebih dari 10 detik. Dikatakan apnea tidur patologisjika penderita mengalami episode apnea sekurang kurang lima kali dalamsatu jam atau 30 episode apnea selama semalam. Selama periodik inigerakan dada dan dinding perut sangat dominan.Apnea sentral sering terjadi pada usia lanjut, yang ditandai denganintermiten penurunan kemampuan respirasi akibat penurunan saturasioksigen. Apnea sentral ditandai oleh terhentinya aliran udara dan usahapernafasan secara periodik selama tidur, sehingga pergerakan dada dandinding perut menghilang. Hal ini kemungkinan kerusakan pada batangotak atau hiperkapnia.Gangguan saluran nafas (upper airway obstructive) pada saat tidurditandai dengan peningkatan pernafasan selama apnea, peningkatanusahas otot dada dan dinding perut dengan tujuan memaksa udara masukmelalui obstruksi. Gangguan ini semakin berat bila memasuki fase REM.Gangguan saluran nafas ini ditandai dengan nafas megap-megap ataumendengkur pada saat tidur. Mendengkur ini berlangsung 3-6 kalibersuara kemudian menghilang dan berulang setiap 20-50 detik.Serangan apnea pada saat pasien tidak mendengkur. Akibat hipoksia atauhipercapnea, menyebabkan respirasi lebih aktif yang diaktifkan olehformasi retikularis dan pusat respirasi medula, dengan akibat pasienterjaga danrespirasi kembali normal secara reflek.Baik pada sentral atau obstruksi apnea, pasien sering terbangun berulangkali dimalam hari, yang kadang-kadang sulit kembali untuk jatuh tidur.Gangguan ini sering ditandai dengan nyeri kepala atau tidak enakperasaan pada pagi hari. Pada anak-anak sering berhubungan dengangangguan kongenital saluran nafas, dysotonomi syndrome, adenotonsilarhypertropi. Pada orang dewasa obstruksi saluran nafas septal defek,hipotiroid, atau bradikardi, gangguan jantung, PPOK, hipertensi, stroke,GBS, arnord chiari malformation.

Paska trauma kepalaSebagian besar pasien dengan paska trauma kepala sering mengeluhgangguan tidur. Jarak waktu antara trauma kepala dengan timbulnyakeluhan gangguan tidur setelah 2-3 tahun kemudian.Pada gambaran polysomnography tampak penurunan fase REM danpeningkatan sejumlah fase jaga. Hal ini juga menunjukkan bahwa fasekoma (trauma kepala) sangat berperan dalam penentuan kelainan tidur.Pada penelitian terakhir menunjukkan pasien tampak selalu mengantuk

Page 31: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

berlebih sepanjang hari tanpa diikuti oleh fase onset REM. Penanganandengan proses program rehabilitasi seperti sleep hygine. Litium carbonatdapat menurunkan angka frekwensi gangguan tidur akibat trauma kepala

B. Gangguan tidur irama sirkadianSleep wake schedule disorders (gangguan jadwal tidur) yaitugangguan dimana penderita tidak dapat tidur dan bangun pada waktu yangdikehendaki,walaupun jumlah tidurnya tatap. Gangguan ini sangatberhubungan dengan irama tidur sirkadian normal.Bagian-bagian yang berfungsi dalam pengaturan sirkadian antara laintemperatur badan,plasma darah, urine, fungsi ginjal dan psikologi. Dalamkeadan normal fungsi irama sirkadian mengatur siklus biologi irama tidurbangun,dimana sepertiga waktu untuk tidur dan dua pertiga untukbangun/aktivitas. Siklus irama sirkadian ini dapat mengalami gangguan,apabila irama tersebut mengalami peregseran. Menurut beberapa penelitianterjadi pergeseran irama sirkadian antara onset waktu tidur reguler denganwaktu tidur yang irreguler (bringing irama sirkadian).Perubahan yang jelas secara organik yang mengalami gangguan iramasirkadian adalah tumor pineal. Gangguan irama sirkadian dapat dikategorikandua bagian:1. Sementara (acut work shift, Jet lag)2. Menetap (shift worker)Keduanya dapat mengganggu irama tidur sirkadian sehingga terjadiperubahan pemendekan waktu onset tidur dan perubahan pada fase REM

Berbagai macam gangguan tidur gangguan irama sirkadianadalah sebagai berikut:1. Tipe fase tidur terlambat (delayed sleep phase type) yaitu ditandaioleh waktu tidur dan terjaga lebih lambat yang diinginkan. Gangguan inisering ditemukan dewasa muda, anak sekolah atau pekerja sosial. Orangorangtersebut sering tertidur (kesulitan jatuh tidur) dan mengantuk padasiang hari (insomnia sekunder).2. Tipe Jet lag ialah menangantuk dan terjaga pada waktu yang tidak tepatmenurut jam setempat, hal ini terjadi setelah berpergian melewati lebihdari satu zone waktu. Gambaran tidur menunjukkan sleep latensnyapanjang dengan tidur yang terputus-putus.3. Tipe pergeseran kerja (shift work type). Pergeseran kerja terjadipada orang tg secara teratur dan cepat mengubah jadwal kerja sehingga

Page 32: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

akan mempengaruhi jadwal tidur. Gejala ini sering timbul bersama-samadengan gangguan somatik seperti ulkus peptikum. Gambarannya berupapola irreguler atau mungkin pola tidur normal dengan onset tidur faseREM.4. Tipe fase terlalu cepat tidur (advanced sleep phase syndrome).Tipe ini sangat jarang, lebih sering ditemukan pada pasien usialanjut,dimana onset tidur pada pukul 6-8 malam dan terbangun antarapukul 1-3 pagi. Walaupun pasien ini merasa cukup ubtuk waktu tidurnya.Gambaran tidur tampak normal tetapi penempatan jadwal irama tidursirkadian yang tdk sesuai.5. Tipe bangun-tidur beraturan6. Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam.C. Lesi susunan saraf pusat (neurologis)Sangat jarang. Les batang otak atau bulber dapat mengganggu awalatau memelihara selama tidur, ini merupakan gangguan tidur organik.Feldman dan wilkus et al menemukan fase tidur pada lesi atau trauma daeraH ventral pons, yang mana fase 1 dan 2 menetap tetapi fase REM berkurangatau tidak ada sama sekali. Penderita chroea ditandai dengan gangguan tiduryang berat, yang diakibatkan kerusakan pada raphe batang otak. Penyakitseperti Gilles de la Tourettes syndrome, parkinson, khorea, dystonia,gerakan-gerakan penyakit lebih sering timbul pada saat pasien tidur. Gerakanini lebih sering terjadi pada fase awal dan fase 1 dan jarang terjadi pada fasedalam. Pada dememsia sinilis gangguan tidur pada malam hari, mungkinakibat diorganisasi siklus sirkadian, terutama perubahan suhu tubuh. Padapenderita stroke dapat mengalami gangguan tidur, bila terjadi gangguanvaskuler didaerah batang otak epilepsi seringkali terjadi pada saat tidurterutama pada fase NREM (stadium ½) jarang terjadi pada fase REM

2. PARASOMNIAYaitu merupakan kelompok heterogen yang terdiri dari kejadian-kejadianepisode yang berlangsung pada malam hari pada saat tidur atau pada waktu antarabangun dan tidur. Kasus ini sering berhubungan dengan gangguan perubahantingkah laku danaksi motorik potensial, sehingga sangat potensial menimbulkanangka kesakitan dan kematian, Insidensi ini sering ditemukan pada usia anakberumur 3-5 tahun (15%) dan mengalami perbaikan atau penurunan insidensi padausia dewasa (3%).

Page 33: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

Ada 3 faktor utama presipitasi terjadinya parasomnia yaitu:a. Peminum alkoholb. Kurang tidur (sleep deprivation)c. Stress psikososialKelainan ini terletak pada aurosal yang sering terjadi pada stadium transmisi antarabangun dan tidur. Gambaran berupa aktivitas otot skeletal dan perubahan sistemotonom. Gejala khasnya berupa penurunan kesadaran (konfuosius), dan diikutiaurosal dan amnesia episode tersebut. Seringkali terjadi pada stadium 3 dan 4.

Gangguan tidur berjalan (slepp walkin)/somnabulismeMerupakan gangguan tingkah laku yang sangat komplek termasuk adanyaautomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuk apintu, menutuppintu, duduk ditempat tidur, menabrak kursi, berjalan kaki, berbicara. Tingkahlaku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur. Gambaran tipikalgangguan tingkah laku ini didapat dengan gelombang tidur yang rendah,berlangsung 1/3 bagian pertama malam selama tidur NREM pada stadium 3 dan4. Selama serangan, relatif tidak memberikan respon terhadap usaha orang lainuntuk berkomunikasi dengannya dan dapat dibangunkan susah payah.Pada gambaran EEG menunjukkan iram acampuran terutama theta dengangelombang rendah. Bahkan tidak didapatkan adanya gelombang alpha.

Gangguan teror tidur (slee teror)Ditandai dengan pasien mendadak berteriak, suara tangisan dan berdiri ditempattidur yang tampak seperti ketakutan dan bergerak-gerak. Serangan ini terjadisepertiga malam yang berlangsung selama tidur NREM pada stadium 3 dan 4.Kadang-kadang penderita tetap terjaga dalam keadaan terdisorientasi, atausering diikuti tidur berjalan. Gambaran teror tidur mirip dengan teror berjalanbaik secara klinis maupun dalam pemeriksaan polisomnografy. Teror tidurmungkin mencerminkan suatu kelainan neurologis minor pada lobus temporalis.Pada kasus ini sering kali terjadi perubahan sistem otonomnya seperti takhicardi,keringat dingin, pupil dilatasi, dan sesak nafas.

Gangguan tidur berhubungan dengan fase REMIni meliputi gangguan tingkah laku, mimpi buruk dan gangguan sinus arrest.

Page 34: 110877969 Laporan Tutorial Kelompok 4 Sken 4

Gangguan tingkah laku ini ditandai dengan atonia selama tidur (EMG) danselanjutnya terjadi aktifitas motorik yang keras, episode ini sering terjadi padalarut malam (1/2 dari larut malam) yang disertai dengan ingat mimpi yang jelas.Paling banyak ditemukan pada laki-laki usia lanjut, gangguan psikiatri ataudengan janis penyakit-penyakit degenerasi, peminum alkohol. Kemungkinanlesinya terletak pada daerah pons atau juga didapatkan pada kasus sepertiperdarahan subarakhnoid. Gambaran menunjukkan adanya REM burst danmioklonik potensial pada rekaman EMG.

Pada tahun 1990, American Sleep Disorders Association membuat reklasifikasiuntuk mencari kemungkinan penyebab gangguan tidur menjadi 4kelompok yaitu:1. Dissomnia, misalnya: ganguan intrisik, gangguan ekstrisik, gangguanirama sirkadian2. Parasomnia, misalnya: Gangguan aurosal, gangguan bangun-tidur,berhubungan fase REM3. Gangguan kesehatan/psikiatri, misalnya: gangguan mental, gangguanneurologi, gangguan kesehatan4. Gangguan yang tidak terklasifikasi5. Diagnosis, Etiologi, Terapi Insomnia