11. Pemrosesan Akhir Sampah

download 11. Pemrosesan Akhir Sampah

of 73

Transcript of 11. Pemrosesan Akhir Sampah

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    1/73

    1

    PEMROSESAN AKHIR SAMPAH

    1. Pemrosesan Akhir Sampah

    Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai tahapterakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan,

    pemindahan/ pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan tempat

    dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap

    lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang

    benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik.

    erdasarkan data !"#$ tahun %&&' tentang kondisi TPA di $ndonesia, sebagian besar

    merupakan tempat penimbunan sampah terbuka (open dumping) sehingga

    menimbulkan masalah pencemaran pada lingkungan. ata menyatakan baha *&+

    TPA dioperasikan dengan open dumping dan hanya *+ yang dioperasikan dengan

    controlled landfill dan sanitary landfill. Perbaikan kondisi TPA sangat diperlukan dalam

    pengelolaan sampah pada skala kota. eberapa permasalahan yang sudah timbul

    terkait dengan operasional TPA yaitu (amanhuri, **-)

    . Pertumbuhan ektor penyakit

    !ampah merupakan sarang yang sesuai bagi berbagai ektor penyakit.

    erbagai jenis rodentisida dan insektisida seperti, tikus, lalat, kecoa, nyamuk,

    sering dijumpai di lokasi ini.

    %. Pencemaran udara

    0as metana (1#2) yang dihasilkan dari tumpukan sampah ini, jikakonsentrasinya mencapai - 3 - + di udara, maka metana dapat

    mengakibatkan ledakan

    4. Pandangan tak sedap dan bau tak sedap

    5eningkatnya jumlah timbulan sampah, selain sangat mengganggu estetika,

    tumpukan sampah ini menimbulkan bau tak sedap

    2.Asap pembakaran

    Apabila dilakukan pembakaran, akan sangat mengganggu terutama dalam

    transportasi dan gangguan kesehatan

    -. Pencemaran leachate

    "eachatemerupakan air hasil dekomposisi sampah, yang dapat meresap danmencemari air tanah.

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    2/73

    2

    6. Kebisingan

    0angguan kebisingan ini lebih disebabkan karena adanya kegiatan operasi

    kendaraan berat dalam TPA (baik angkutan pengangkut sampah maupun

    kendaraan yang digunakan meratakan dan atau memadatkan sampah).

    '. ampak sosial

    Keresahan arga setempat akibat gangguan7gangguan yang disebutkan di

    atas.

    Terkait dengan permasalahan diatas PP no 6/%&&- tentang Pengembangan

    Penyediaan Air 5inum mensyaratkan baha penanganan sampah yang memadai perlu

    dilakukan untuk perlindungan air baku air minum. TPA ajib dilengkapi dengan 8ona

    penyangga dan metode pembuangan akhirnya dilakukan secara sanitary landfill(kota

    besar/metropolitan) dan controlled landfill (kota sedang/kecil). Perlu dilakukan

    pemantauan kualitas hasil pengolahan leachate (efluen) secara berkala. 9egulasi

    berdasarkan :: ;o. < / %&&< mengisyaratkan ketentuan penutupan TPA open

    dumping menjadi sanitary landfill dalam aktu - (lima) tahun, sehingga diperlukanberbagai upaya untuk melakukan reitalisasi TPA.

    TPA yang dulu merupakan tempat pembuangan akhir, berdasarkan :: no < Tahun

    %&&< menjadi tempat pemrosesan akhir didefinisikan sebagai pemrosesan akhir

    sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan

    sebelumnya ke media lingkungan secara aman. !elain itu di lokasi pemrosesan akhir

    tidak hanya ada proses penimbunan sampah tetapi juga ajib terdapat 2 (empat)

    aktiitas utama penanganan sampah di lokasi TPA, yaitu ("itbang P:, %&&*)

    Pemilahan sampah

    aur7ulang sampah non7hayati (an7organik) Pengomposan sampah hayati (organik)

    Pengurugan/penimbunan sampah residu dari proses di atas di lokasi

    pengurugan atau penimbunan (landfill)

    Pada unit materi ini akan lebih banyak dijelaskan mengenai landfill berserta inoasi

    proses dan perancangan landfill. "andfill merupakan suatu kegiatan penimbunan

    sampah padat pada tanah. =ika tanah memiliki muka air yang cukup dalam, tanah bisa

    digali, dan sampah bisa ditimbun didalamnya. 5etode ini kemudian dikembangkan

    menjadi sanitary landfill yaitu penimbunan sampah dengan cara yang sehat dan tidak

    mencemari lingkungan. !anitary landfill didefinisikan sebagai sistem penimbunansampah secara sehat dimana sampah dibuang di tempat yang rendah atau parit yang

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    3/73

    3

    digali untuk menampung sampah, lalu sampah ditimbun dengan tanah yang dilakukan

    lapis demi lapis sedemikian rupa sehingga sampah tidak berada di alam terbuka

    (Tchobanoglous, et al., **4). Pada prinsipnya landfilldibutuhkan karena

    Pengurangan limbah di sumber, daur ulang atau minimasi limbah tidak

    dapat menyingkirkan seluruh limbah

    Pengolahan limbah biasanya menghasilkan residu yang harus ditangani

    lebih lanjut

    Kadangkala limbah sulit diuraikan secara biologis, sulit diolah secara kimia,

    atau sulit untuk dibakar

    eberapa hal yang sangat diperhatikan dalam operasional sanitary landfill adalah

    adanya pengendalian pencemaran yang mungkin timbul selama operasional dari landfill

    seperti adanya pengendalian gas, pengolahan leachate dan tanah penutup yang

    berfungsi mencegah hidupnya ector penyakit.

    erdasarkan peletakkan sampah di dalam sanitary landfill, maka klasifikasi dari landfilldapat dibedakan menjadi (0ambar)

    a. 5engisi "embah atau cekungan.

    5etode ini biasa digunakan untuk penimbunan sampah yang dilakukan pada

    daerah lembah, seperti tebing, jurang, cekungan kering, dan bekas galian.

    5etode ini dikenal dengan depression method.Teknik peletakan dan

    pemadatan sampah tergantung pada jenis material penutup yang tersedia,

    kondisi geologi dan hidrologi lokasi, tipe fasilitas pengontrolan leachate dan

    gas yang digunakan, dan sarana menuju lokasi.

    b. 5engupas "ahan secara bertahap

    Pengupasan membentuk parit7parit tempat penimbunan sampah dikenalsebagai metode trench. 5etode ini digunakan pada area yang memiliki muka

    air tanah yang dalam. Area yang digunakan digali dan dilapisi dengan bahan

    yang biasanya terbuat dari membran sintetis, tanah liat dengan permeabilitas

    yang rendah (lo7permeability clay), atau kombinasi keduanya, untuk

    membatasi pergerakan leachatedan gasnya.

    c. 5enimbun !ampah di atas lahan.

    :ntuk daerah yang datar, dengan muka air tanah tinggi, dilakukan dengan

    cara menimbun sampah di atas lahan. 1ara ini dikenal sebagai metode area.

    !ampah dibuang menyebar memanjang pada permukaan tanah, dan tiap lapis

    dalam proses pengisian (biasanya per hari), lapisan dipadatkan, dan ditutup

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    4/73

    4

    dengan material penutup setebal -74& cm. "uas area penyebaran berariasi

    tergantung pada olume timbulan sampah dan luas lahan yang tersedia

    0ambar . Klasifikasi "andfillerdasarkan 5etode Peletakkan !ampah

    eberapa penelitian dan perencanaan sanitary landfill melakukan berbagai upaya

    inoasi untuk memperbaiki proses degradasi sampah di dalam landfill, antara lain

    (0ambar %)

    a. "andfill semi anaerobic, yang berfungsi untuk mempercepat proses degradasi

    sampah dan mengurangi dampak negatif dari leachatedengan melakukan proses

    resirkulasi leachateke dalam tumpukan sampah. "eachatedianggap sebagai nutrisi

    sebagai sumber makanan bagi mikoorganisme di dalam sampah.

    b. "andfill aerobic, dengan menambahkan oksigen ke dalam tumpukan sampah di

    sanitary landfill yang berfungsi mempercepat proses degradasi sampah sehinggamendapatkan material stabil seperti kompos.

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    5/73

    5

    c. 9eusable landfill atau landfill mining and reclamation. efinisi dari proses ini adalah

    sebuah sistem pengolahan sampah yang berkesinambungan dengan menggunakan

    metode !upply9uang Penampungan !ampah. Proses ini sering digunakan dalam

    reitalisasi TPA, dimana material yang dapat digali dari TPA yang lama akan

    dimanfaatkan. ekas galian TPA akan dirancang untuk menerima sampah kembali

    dengan konsep sanitarylandfill.

    0ambar %. erbagai $noasi Proses di dalam "andfill

    a.Aerobic Landfill

    b.Landfill Mining

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    6/73

    6

    2. Metode Pengurugan

    5etode pengurugan sampah berdasarkan kondisi topografi, sumber materi penutup

    dan kedalaman air tanah dibedakan metode trenchdan area.

    . 5etode trenchatau ditch

    5etode ini diterapkan ditanah yang datar. ilakukan penggalian tanah secara berkalauntuk membuat parit sedalam dua sampai 4 meter. Tanah disimpan untuk dipakai

    sabagai bahan penutup. !ampah diletakan di di dalam parit, disebarkan, dipadatkan

    dan ditutup dengan tanah.

    0ambar 4. Pengurugan 5etode Trench atau itch

    %. 5etode Area

    :ntuk area yang datar dimana parit tidak bisa dibuat, sampah disimpan langsung

    diatas tanah asli smapai ketinggian beberapa meter. Tanah penutup bisa diambil dari

    luar TPA atau diambil dari bagian atas tanah.

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    7/73

    7

    0ambar 2. Pengurugan 5etode Area

    4. Kombinasi kedua metode

    Karena kedua cara ini sama dalam pengurugannya, maka keduanya dapat

    dikombinasikan agar pemanfaatan tanah dan bahan penutup yang baik sertameningkatkan kinerja operasi.

    0ambar -. Pengurugan 5etode Kombinasi

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    8/73

    8

    3. Pementukan !as di da"am #and$i""

    "andfillgas dihasilkan dari proses dekomposisi sampah yang tertimbun di dalam landfill

    oleh aktiitas mikroorganisme. Proses dekomposisi berlangsung secara anaerobik

    dengan melalui beberapa tahapan yaitu

    a. #ydrolisis yaitu pemecahan rantai karbon panjang menjadi rantai karbon yang

    lebih sederhana pada proses degradasi sampah oleh mikroorganisme.b. Acidogenesis, dari senyaa dengan rantai karbon yang lebih pendek dirubah

    menjadi asam asam organik akibat adanya aktiitas dari mikroorgansime

    acidogen.

    c. 5ethanogenesis, adalah tahap degradasi yang menghasilkan gas methan dan gas

    lain akibat aktiitas mikrooganisme pembentuk methan.

    !ecara umum dekomposisi sampah di dalam landfillberlangsung secara anaerobik dan

    tahapan proses tersebut dapat dilihat pada 0ambar 6.

    0ambar 6. egradasi !ampah !ecara Anaerobik

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    9/73

    9

    Proses dekomposisi sampah secara anerobik seperti yang disebutkan diatas akan

    membentuk gas. Komposisi gas yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh

    mikroorganisme yang mendekomposisi sampah dan secara umum gas yang dihasilkan

    sangat tekait dengan fase7fase penguraian sampah secara anerobik (0ambar ').

    Pada tahap aal disebut dengan fase aerobik, dimana terjadi saat aal penimbunan

    sampah di TPA dan oksigen masih ada di dalam tumpukan sampah. >ase kedua dan

    ketiga disebut dengan fase transisi asam yang terkait erat dengan proses acidogenesis

    dan mulai terbentuk gas 1?%. 0as mulai terbentuk pada tahap metagonesis yaitu fase

    ke72 yang menghasilkan 1# 2 dan 1?%. >ase ke7- adalah fase pematangan dimana

    sampah sudah menjadi produk yang lebih stabil.

    .

    0ambar '. Tahapan Pembentukan 0as

    Karakteristik gas yang dihasilkan dari proses dekomposisi sampah ditentukan oleh

    karakteristik sampah yang ditimbun. :nsur7unsur pokok gas yang timbul dari hasil

    dekomposisi sampah dapat dilihat pada Tabel .

    Komposisi terbesar dari gas yang dihasilkan adalah gas methan (1#2) dan karbon

    diokasida (1?%). 0as7gas ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi yang sangat

    potensial dan jika tidak dikelola dengan baik juga akan menimbulkan pencemaran. 0asmethan dan 1?%merupakan salah satu gas yang mempunyai kontribusi terhadap 0as

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    10/73

    10

    9umah Kaca (09K). erdasarkan data penelitian yang telah banyak dilakukan gas

    methan mempunyai kekuatan % kali lebih kuat dalam menyimpan panas dibandingkan

    dengan gas 1?%.

    Tabel . :nsur7unsur pokok yang timbul pada sampah landfill

    Komponen Persen %&o"ume kering'

    5ethan

    Karbon dioksida

    ;itrogen

    ?ksigen

    !ulfida, disulfida, merchaptan,

    dll.

    Ammonia

    #idrogen

    Karbon monoksida

    :nsur7unsur lain

    2- 3 6&

    2& 3 6&

    % 3 -

    &. 3 .&

    & 3 .&

    &. 3 .&

    & 3 &.%

    & 3 &.%

    &.& 3 &.6

    Karakteristik Ni"ai

    Temperatur, >

    !pecific graitasi

    Kelembaban

    Angka pembakaran, tu / sft4

    && 3 %&

    .&% 3 .&6

    saturated

    2&& 3 --&

    !umber Tchobanoglous et al., **4

    Kondisi ini yang menyebabkan pengelolaan sampah di landfillmerupakan salah satu

    kontributor dalam penyebab pemanasan global. erdasarkan data !"#$ tahun %&&',

    diketahui baha pengelolaan sampah di landfillyang tidak mengelola gas dengan baik

    menyumbang 4+ efek pemasan global di $ndonesia. 0ambar < menunjukkan data gasmethan yang dihasilkan dari lokasi landfilldi berbagai kota di $ndonesia.

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    11/73

    11

    0ambar

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    12/73

    12

    b. Tergantung dari kecepatan degradasi sampah yang dibedakan atas sampah yang

    cepat terurai dan lambat terurai. @aktu untuk penguraian bahan organik yg mudah

    terurai adalah - tahun, sedangkan aktu penguraian bahan organik yang lambat

    terurai adalah - tahun (Tabel %).

    Tabel %. ekomposisi !ampah

    (enis Sampah )epat *erurai #amat *erurai

    asah (makanan)

    Kertas

    Plastik

    Kain

    Karet

    Kayu

    "ain7lain

    Penentuan perhitungan juga didasarkan pada metode segitiga (0ambar *).

    0ambar *. Perhitungan pembentukan gas

    a) 1epat terurai dan b) "ambat terurai

    Ketika gas mulai dihasilkan maka tekanan di dalam landfillakan meningkat sehingga

    memungkinkan adanya pergerakan gas di dalam landfill. Pergerakan gas bisa terjadi

    secara ertikal dan horisontal, jika tekanan diluar (barometrik) lebih kecil dibandingkan

    tekanan di dalam maka gas akan cenderung bergerak ke arah ertikal dan keluar,sedangkan jika tekanan diluar lebih besar maka gas cenderung bertahan di dalam

    7/10 hh

    h

    2/4 h

    h

    4/5 h

    1 2 3 4 50Debitproduksigas,m

    3/tahun

    Waktu, tahun

    Debitproduksigas,m

    3/tahun

    0 1 5 10 15

    Waktu, tahun

    (a) (b)

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    13/73

    13

    landfill, sampai mencapai keseimbangan tekanan. Pergerakan gas sangat sulit untuk

    diprediksikan dari beberapa penelitian diketahui pergerakan gas methan ke arah

    horisontal dapat mencapai jarak lebih dari -&& feet.

    0as yang dihasilkan selama proses dekomposisi tidak boleh lepas begitu saja ke udara

    karena gas methan yang dihasilkan jika kontak dengan udara -+ akan menimbulkan

    ledakan, sehingga diperlukan kontol dan monitoring terhadap "andfillgas. Kontrol gas

    secara umum dapat dilakukan dengan pembakaran gas atau memanfaatkan sebagai

    sumber energi. Terutama untuk gas methan bisa dimanfaatkan sumber energi yang

    sangat potensial. !ecara umum sistem kontrol gas dapat dibedakan secara aktif dan

    pasif (0ambar &).

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    14/73

    14

    0ambar &. >asilitas Kontrol 0as Pada "andfill

    "andfill

    0rael packedtrench placedaround perimeterof landfill

    !lurry allplaced around

    perimeter of landfill

    "andfill

    raina e ditch

    "andfill as

    "andfill

    0raelpacked ell

    "andfill

    "andfill

    "andfill as

    0as collection ells

    9iser fromperforated pipe.BCtracted gasflared or entedto atmosphere

    "andfill gas flared orconerted to energy

    "eachate collectionsystem

    $mpermeablecoer system

    $mpermeable linersystem

    b

    (a)

    c

    Perforated pipeadded for gas

    remoal

    !lurry

    all

    0raelpacked

    trench

    !lurry allkeyed to lopermeabilityformation

    0as ents added toenhance remoal ormigrating landfill gas

    Passie facilities used for the control of landfill gas (a) interceptor trench filled ithgrael and perforated pipeD (b) perimeter barrier trench, and (c) used of impermeableliner in landfill. ;ote interceptor barrier perimeter trenches are used to control the off7sitemigration of landfill gas from eCisting unlined landfills.

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    15/73

    15

    +. Pementukan #ea,hate

    !ampah yang dibuang ke landfill mengalami beberapa perubahan fisik, kimia dan

    biologis secara simultan yang diantaranya menghasilkan cairan yang disebut leachate.

    "eachate bisa didefinisikan sebagai cairan yang telah meleati sampah yang telah

    mengekstrasi material terlarut/tersuspensi dari sampah tersebut (Tchobanoglous,

    **4). "eachate diproduksi ketika cairan melakukan kontak dengan sampah yangterutama berasal dari buangan domestik, dimana hal tersebut tidak dapat dihindari

    pada lahan pembuangan akhir. "eachate dihasilkan dari infiltrasi air hujan ke dalam

    tumpukan sampah di TPA dan dari cairan yang terdapat di dalam sampah itu sendiri.

    Apabila tidak terkontrol, landfillyang dipenuhi air leachatedapat mencemari air baah

    tanah dan air permukaan

    Pada umumnya leachateterdiri dari cairan yang merupakan hasil dekomposisi buangan

    dan cairan yang masuk ke landfill dari luar, misalnya air permukaan, air tanah, air

    hujan, dll. 5asuknya cairan tersebut dapat menambah olume leachateyang kemudian

    disimpan dalam rongga antar komponen sampah dan akan mengalir jikamemungkinkan. !ehingga berdasarkan material balance dari leachate, sumber utama

    leachateberasal sumber eksternal, seperti permukaan drainase, air hujan, air tanah,

    dan air dari baah tanah, sedangkan sumber internal adalah cairan yang diproduksi

    dari dekomposisi sampah.

    Pada umumnya karakteristik leachate adalah cairan berarna coklat, mempunyai

    kandungan organik (?,1?) tinggi, kandungan logam berat biasanya juga tinggi

    dan berbau septik. Komposisi 8at kimia dari leachateberubah7ubah tergantung pada

    beberapa hal antara lain

    Karakteristik dan Komposisi sampah

    !ecara alami, fraksi organik sampah dipengaruhi oleh degradasi sampah dalam

    landfilldan juga kualitas leachateyang diproduksi. #adirnya 8at78at beracun bagi

    bakteri akan memperlambat proses degradasi.

    =enis tanah penutup landfill

    Porositas tanah penutup landfill akan mempengaruhi banyak tidaknya air hujan

    yang masuk ke dalamnya yang nantinya juga akan mempengaruhi jumlah leachate

    yang dihasilkan. :ntuk itu diperlukan persyaratan khusus bagi tanah penutup

    harian maupun tanah penutup akhir.

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    16/73

    16

    5usim

    Pergantian musim akan memberikan dampak yang berbeda pada jumlah produksi

    leachate dan juga konsentrasinya. Pada musim penghujan jumlah leachate yang

    dihasilkan umumnya akan lebih besar namun memiliki konsentrasi yang lebih

    rendah dibandingkan pada saat musim kemarau karena air hujan yang masuk ke

    dalam landfillakan berperan sebagai pengencer.

    p# dan kelembaban

    ;ilai p# akan mempengaruhi proses kimia yang merupakan basis dari transfer

    massa dalam sistem leachatesampah.

    :mur Timbunan (:sia landfill)

    :sia landfill dapat tercermin dari ariasi komposisi leachate dan jumlah polutan

    yang terkandung. :mur landfill berpengaruh penentuan karakteristik leachate

    yang akan diatur oleh tipe proses stabilisasi.

    Tipikal komposisi leachatedapat dilihat pada Tabel 4.

    engan kandungan bahan organik dan bahan kimia yang tinggi pada leachate, jika

    tidak dilakukan pengolahan dengan baik akan menjadi sumber pencemar bagi badan

    air penerima, air tanah maupun topsoil tanah sebagai tempat tumbuhan mendapatkan

    nutrisi (Pfeffer, **%). Keberadaan leachate tanpa pengolahan yang baik pada

    akhirnya akan menjadi sumber penyakit bagi penduduk sekitarnya. Kandungan logam

    berat yang tinggi juga akan sangat berbahaya, yang bisa menyebabkan cacat bahkan

    kematian. !eperti contoh, selain mencemari air tanah, sumur penduduk, juga bisa

    mencemari tambak, dimana leachate tersebut bersifat toksik terhadap ikan yang

    dibudidayakannya. !ehingga perlu dilakukan pengelolaan leachate. 0ambar !istem

    penyaluran leachate.

    Pada gambar di baah lapisan dasar landfilldibagi atas beberapa seri yang berbentuk

    rectangular yang dipisahkan oleh lapisan tanah liat. Pipa penyaluran leachate

    ditempatkan diatas lapisan geomembran

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    17/73

    17

    Tabel 4. Tipikal Komposisi "eachete ari "andfill aru an "andfill "ama

    -nsur

    Angka satuan da"am %mg#'

    #and$i""aru

    %kurang dari 2 th'

    #and$i""

    "ama

    %>>>>1/ th'Range *ipika"

    ?-(iochemical ?Cygen emand setelah - hari)

    T?1 (Total ?rganic 1arbon)

    1? (1hemical ?Cygen emand)

    Total suspended solid

    ;itrogen organik

    ;itrogen ammonia

    ;itrat

    Total phosphorus

    ?rtho phosphorus

    Alkalinity (dalam 1a1?4)

    p#

    Kesadahan total (dalam 1a1?4)Kalsium

    5agnesium

    Potassium

    !odium

    1lorida

    !ulfat

    >e total

    %&&& 3 4&&&&

    -&& 3 %&&&&

    4&&& 3 6&&&&

    %&& 3 %&&&

    & 3

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    18/73

    18

    5encari lahan yang mempunyai tanah dasar dengan kemampuan yang baik

    untuk menetralisir cemaran

    5engembalikan (resirkulasi) leachateke arah timbunan sampah

    5engalirkan leachate menuju pengolahan air buangan domestik

    5engolah leachatedengan unit pengolahan sendiri.

    0ambar . !istem Penyaluran "eachatedengan Pipa (Atas) dan 0ambar

    etail Pipa (aah)

    Pemilihan proses pengolahan leachate sangat ditentukan oleh berbagai faktor, yang

    terpenting adalahD baku mutu (standar) efluent leachate, ketersediaan lahan,

    kemampuan sumberdaya manusia dan kemampuan ekonomi.

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    19/73

    19

    Pengolahan leachatemerupakan pengolahan kombinasi antara fisik7kimia dan biologi.

    Pengolahan fisik bertujuan mengurangi 8at padat baik tersuspensi maupun terlarut di

    dalam leachate. Pengolahan ini biasanya digabungkan dengan pengolahan kimia dan

    biologis. Pengolahan secara kimiai bertujuan mengurangi kandungan ion7ion di dalam

    leachatedan proses koagulasi dan flokulasi untuk mengurangi kandungan 8at padat

    tersuspensi di dalam leachate. Proses pengolahan biologis tertutama gabungan dari

    pengolahan anerobik dan aerobik bertujuan mengurangi kandungan bahan organic di

    dalam leachate. Alternatif sistem pengolahan yang dapat digunakan untuk mengolah

    leachateadalah sebagai berikut (#ermana, %&&')

    .Pengolahan dengan Proses iologis

    a. Kombinasi Kolam !tabilisasi, untuk lokasi dengan ketersediaan lahan yang

    memadai, dengan alternatif kombinasi sebagai berikut

    Kolam Anaerobik, >akultatif, 5aturasi dan iofilter (alternatif )

    Kolam Anaerobik, >akultatif, 5aturasi dan land treatment/ @etland

    (alternatif %)

    b. Kombinasi Proses Pengolahan Anaerobik 3 Aerobik, untuk lokasi denganketersediaan lahan yang lebih terbatas, yaitu kombinasi antaraAnaerobic

    affled 9eactor(A9) denganAerated "agoon(alternatif 4)

    %.Pengolahan dengan Proses >isika7Kimia

    Pengolahan ini tepat digunakan apabila dikehendaki kualitas efluen leachate yang

    lebih baik sehingga dapat digunakan untuk proses penyiraman atau pembersihan

    peralatan dalam lokasi TPA atau dibuang ke badan air Kelas $$ (PP ;o. lokulasi, !edimentasi, Kolam Anaerobik atau A9 (alternatif

    2)

    Proses Koagulasi 7 >lokulasi, !edimentasi $, Aerated "agoon, !edimentasi $$

    (alternatif -)

    alam area TPA harus direncanakan sistem drainase yang memadai. !istem drainase

    ini mencegah air hujan yang jatuh di atas daerah TPA non7landfillmasuk ke dalam

    lanfill. #al ini penting dilakukan karena air hujan yang mengalir sebagai air pemukaan,

    jika mengalir ke daerah landfill akan menambah olume leachate yag dihasilkan di

    landfilltersebut. aerah yang harus dilayani oleh sistem drainase meliputi jalan fasilitas

    TPA, kantor, halaman, taman, dan daerah fasilitas penunjang lainnya.

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    20/73

    20

    !ecara umum, jumlah debit aliran permukaan yang dihasilkan oleh curah hujan yang

    harus dialirkan melalui saluran drainase dapat ditentukan dengan persamaan

    E F &,%'< 1 C $ C A ..................()

    imana

    E F debit limpasan (m4/detik)

    1 F koefisien limpasan

    $ F intensitas hujan (mm/jam)

    A F luas daerah pelayanan tiap

    saluran (ha)

    &,%'< F faktor konersi

    "uas daerah pelayanan tiap saluran merupakan daerah dimana semua air hujan di

    daerah tersebut mengalir masuk ke dalam saluran tertentu/ yang diinginkan. :ntuk

    menentukan daerah ini serta arah aliran setiap saluran, mulai dari saluran terkecil

    sampai saluran terbesar, diperlukan data topografi dengan skala minimal %&.&&&.

    Peta topografi dengan skala -.&&& lebih diinginkan.

    Koefisien pengaliran 1 ditentukan berdasarkan penutupan lahan di daerah

    perencanaan. Pedoman penentuan nilai 1 disajikan pada Tabel 2.

    Tabel 2. ;ilai Koefisien "impasan, 1 pada lokasi TPA

    Penututupan #ahan )

    #ahan teruka0

    Tanah berpasir, lahan datar, %+ &,&- 3 &,&

    Tanah berpasir, lahan landai, %+ 7 '+ &,& 3 &,-

    Tanah berpasir, lahan miring, '+ &,- 3 &,%&

    Tanah berat, lahan datar, %+ &,4 3 &,'

    Tanah berat, lahan landai, %+ 7 '+ &,< 3 &,%%

    Tanah berat, lahan miring, '+ &,%- 3 &,4-

    Taman &,& 3 &,2&

    Kantor, rumah jaga, bengkel, gudang, garasi, bangunan

    tertutup lainnya

    &,6 3 &,'-

    (a"an "ingkungan "ahan parkir0

    Aspal &,'& 3 &,*-

    eton &,

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    21/73

    21

    Pada daerah yang cukup luas, dimana penutupan lahan sulit ditentukan satu7per satu,

    maka nilai 1 yang digunakan merupakan 1 gabungan (1g) dari jenis berbagai

    penutupan lahan di daerah aliran saluran tertentu. ;ilai 1g ditentukan dengan

    persamaan

    =

    =+++

    =n

    i T

    ii

    T

    nng

    A

    AC

    A

    ACACACC

    1

    2211 ...

    imana

    1, 1%, ..., 1n F nilai 1 masing7masing jenis penutupan lahan

    A, A%, ..., An F luas lahan masing7masing jenis penutupan lahan

    AT F luas lahan total

    ; F jumlah jenis penutupan lahan

    $ntensitas hujan

    $ntensitas hujan merupakan kelebatan hujan yang jatuh pada daerah pelayanan sistemdrainase (catchment area). Penentuan besarnya intensitas hujan mengikuti langkah

    yang akan dijelaskan pada bagian berikut ini.

    1urah hujan

    ata curah hujan diperoleh dari stasiun pengukur hujan terdekat. ata curah hujan

    yang digunakan adalah data curah hujan harian maksimum. :ntuk mendapatkan hasil

    analisis yang akurat diperlukan setidaknya %& data hujan harian maksimum terbaru (%&

    tahun terakhir). ata curah hujan tersebut perlu diperiksa konsistensinya dengan

    menggunakan metode kura masa ganda, untuk memastikan data yang diperoleh

    konsisten dari stasiun data tertentu, dengan cara memplotkan data hujan akumulasi

    dari stasiun hujan yang akan diuji dengan data curah hujan dari stasiun pembanding.

    Apabila data tersebut tidak konsisten, maka data tersebut harus dikoreksi. 1ontoh plot

    disajikan pada 0ambar %.

    Koreksi data dilakukan dengan rumus

    0

    0I

    IRR xx =

    imana

    GGGGGGG(%)

    GGGGGGG(4)

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    22/73

    22

    9&F curah hujan yang akan dikoreksi (mm)

    9CF curah hujan hasil koreksi (mm)

    $C F gradien kemiringan data curah hujan akumulasi hasil perbaikan

    $& F gradien kemiringan data curah hujan akumulasi yang diperbaiki

    0ambar %. Kura masa ganda

    !eperti telah disampaikan sebelumnya baha data curah hujan ini diperoleh dari

    stasiun pengukur hujan terdekat. Apabila ada beberapa stasiun hujan, maka data

    curah hujan yang diperoleh dari setiap stasiun hujan harus dirata7rata (area rainfall).

    5etode perhitungannya adalah sebagai berikut

    5etode rata7rata aljabar

    =

    =+++

    =n

    i

    in

    n

    R

    n

    RRRR

    1

    21 ...

    imana

    9 F curah hujan rata7rata daerah (mm)

    9, 9%, ..., 9n F curah hujan pada stasiun , %, ..., n

    n F jumlah stasiun hujan

    1ara ini digunakan apabila lokasi stasiun hujan merata dan hujan rata7rata di masing7

    masing stasiun tidak terlalu berbeda.

    GGGGGGG(2)

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    23/73

    23

    5etode Poligon Thiesen

    Pada metode ini data hujan yang diperoleh pada suatu stasiun hujan alid untuk

    luasan tertentu. "uasan ini diperlakukan sebagai faktor pembobot (eighing factor)

    dalam perhitungan hujan rata7rata daerah. 1urah hujan rata7rata daerah aliran dapat

    dihitung dengan rumus Thiessen (!osrodarsono dan Takeda,*

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    24/73

    24

    5etode lainnya adalah metode $sohiet, namun karena metode ini jarang digunakan

    maka tidak dijelaskan pada modul ini.

    1urah hujan dengan periode ulang tertentu

    1urah hujan yang dipergunakan dalam perhitungan sistem drainase adalah curah

    hujan dengan periode ulang hujan (P:#) tertentu. !istem drainase untuk suatu TPAdisarankan menggunakan periode ulang hujan % tahunan, mengingat saluran yang

    berada pada TPA pada umumnya termasuk saluran tersier atau sekunder. 5etode

    perhitungan mengikuti metode sistem distribusi frekensi. eberapa metode yang

    umumnya dipergunakan di $ndonesia adalah 0umbel, "og Pearson Type$$$, dan $ai

    Kadoya.

    5etode 0umbel

    9umus yang digunakan dalam perhitungan hujan harian maksimum dengan metode0umbel adalah sebagai berikut

    ( )nt

    n

    RT YYRR +=

    ( ) 21

    2

    1

    =

    n

    RRiR

    9K F t(a) . !e dengan rentang keyakinan, F

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    25/73

    25

    ;ilai t(a) F ,62 bila F *&+

    ;ilai t(a) F ,%

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    26/73

    26

    harga log (ab) diperkirakan mempunyai distribusi normal. Persamaan yang digunakan

    dalam metode ini adalah sebagai berikut

    =

    =n

    ni

    ir xn

    x1

    log1

    x0= anti-log xr

    =

    =n

    mi

    ibm

    b1

    1

    m F (n/&)

    ( )TS

    T

    ixxx

    xxxb S

    +

    =

    0

    2

    0

    2

    ( ) ( )=

    +=+=n

    i

    i bx

    nbxX

    1

    00 log1

    log

    ( )

    ( ) ( )22

    1 0

    2

    .1

    2log

    1

    21XoX

    n

    n

    bx

    bx

    nC

    n

    i

    i=+

    +

    = =

    ( ){ }=

    +=n

    i

    i bxn

    X1

    22

    log1

    ( ) ( )

    +=

    ++=+

    cX

    cbxbx

    11loglog 00

    imana

    CsFharga pengamatan dengan nomor urut m terbesar

    CtFharga pengamatan dengan nomor urut m terkecil

    n F banyaknya dataN F ariabel normal (table)

    Perhitungan $ntensitas #ujan

    $ntensitas hujan bisa ditentukan dengan data curah hujan dengan durasi (lama hujan)

    tertentu. ila data ini tidak diperoleh cara yang umum digunakan adalah dengan

    mencari hubungan antara curah hujan dengan durasi hujan. 5etode yang umumnya

    dipergunakan adalah (i) ell, (ii) #aspers7er @eduen, dan (iii) Oan reen.

    esarnya intensitas hujan rata7rata untuk aktu t jam dapat dinyatakan dengan

    $ F 9/t

    GGG.............(-)

    GG.............G(6)

    GG.............G(')

    GG.............G(

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    27/73

    27

    imana

    $ F intensitas hujan (mm/jam)

    9 F curah hujan dengan periode ulang tertentu (mm)

    t F durasi/ aktu terjadinya hujan (jam)

    5etode ell

    Pada metode ini, curah hujan yang digunakan dalah curah hujan dengan durasi 6&

    menit ( jam) dengan P:# & tahun. 1urah hujan tersebut dapat diturunkan menjadi

    curah hujan dengan durasi - menit 3 %& menit dengan P:# % tahun 3 && tahun.

    9umus yang digunakan adalah

    ( )( ) menittahunt

    T RtTR60

    10

    25,05,054,052,0ln21,0 +=

    imana

    9 F curah hujan (mm)T F periode ulang (tahun)

    t F durasi hujan (menit)

    $ntensitas hujannya dapat ditentukan dengan rumus

    t

    T

    t

    T Rt

    I60

    =

    5etode #aspers7er @eduen

    Pada metode ini, hujan diasumsikan mempunyai distribusi simetris. urasi hujan

    dibedakan dalam dua fase (i) kurang dari jam dan (ii) jam sampai dengan %2 jam.

    Persamaan curah hujannya adalah sebagai berikut

    t %2 jam

    +=

    100.

    12,3

    11300 tX

    t

    tR

    & t M jam

    +

    =100

    .

    12,3

    11300 1R

    t

    tR

    GG.............G(%-)

    GG.............G(%6)

    GG.............G(%')

    GG.............G(%

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    28/73

    28

    ( )

    +

    +=

    ttX

    tXR

    t

    t12721

    5412181

    $ F 9/t (mm/jam)

    imana

    t F durasi hujan (jam)9, 9F curah hujan berdasar perhitungan #aspers7er @eduen (mm/jam)

    LT F curah hujan terpilih (mm)

    $ F intensitas hujan (mm/jam)

    5etode Oan reen

    Pada metode ini diasumsikan baha curah hujan jatuh secara terpusat dengan durasi

    selama 2 jam. Asumsi lainnya adalah baha hujan efektif sebesar *&+ dari curah

    hujan harian (%2 jam). Persamaan intensitasnya adalah

    4

    %90 24II=

    Perhitungan dengan metode ini menggunakan Kura #ujan Kota =akarta sebagai basis.

    ata dari kura tersebut disajikan pada Tabel -.

    Tabel -. $ntensitas #ujan Kota =akarta

    urasiIN*ENSI*AS H-(AN (AKAR*A %mmam'

    -ntuk Periode -"ang Huan %*ahun'

    %menit' 2 4 1/ 24 4/

    - %6 2< --

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    29/73

    29

    9:5:! B5P$9$! $;TB;!$TA! #:=A;

    $ntensitas hujan yang telah diperoleh dengan metode ell, #aspers7er @eduen, dan

    Oan reen perlu dibuat persamaan empirisnya. 5etode yang umum digunakan adalah

    (i) Talbot, (ii) !herman, (iii) $shigoro, dan (i) 5ononobe.

    5etode Talbot

    5etode ini digunakan untuk menentukan intensitas hujan dengan durasi - menit

    sampai dengan % jam. Persamaannya adalah

    bt

    aI

    +=

    ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( )

    =

    22

    22

    IIN

    ItIItIa

    ( ) ( ) ( )( ) ( )

    =

    22

    2

    IIN

    tINtIIb

    5etode !herman

    5etode ini bisa digunakan menentukan intensitas hujan dengan durasi %jam.

    Persamaannya adalah

    n

    t

    mI=

    ( ) ( ) ( ) ( )

    ( ) ( )

    =

    22

    2

    loglog

    logloglogloglog

    IIN

    tIttIm

    ( ) ( ) ( )

    ( ) ( )

    =

    22loglog

    loglogloglog

    tIN

    ItNtIn

    5etode $shigoro

    5etode ini, sama dengan metode !herman, bisa digunakan menentukan intensitas

    hujan dengan durasi %jam. Persamaannya adalah

    GG.............G(4%)

    GG.............G(44)

    GG.............G(42)

    GG.............G(4-)

    .......G(46)

    .......G(4')

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    30/73

    30

    dt

    cI

    +=

    ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( )

    =

    22

    22

    IIN

    ItIItIc

    ( ) ( ) ( )( ) ( )

    =

    22

    2

    IIN

    tINtIId

    alam ketiga persamaan intensitas hujan empiris tersebut

    $ F intensitas hujan (mm/jam)

    t F aktu / lama hujan (mn)

    m, n F konstanta

    ; F banyaknya data

    5etode 5ononobe

    5etode ini bisa digunakan menentukan intensitas hujan setiap aktu. Persamaannya

    adalahn

    t

    RI

    =

    24

    24

    24

    imana

    $ F intensitas hujan (mm/jam)

    9%2 F tinggi hujan maC. peretmal (mm)

    t F aktu / lama hujan (jam)

    n F konstanta

    ari semua perumusan di atas, hubungan antara intensitas dan durasi/lama hujan

    dapat digambarkan dalam bentuk kura. Kura intensitas suatu catchment areadibuat

    berdasarkan perumusan yang cocok untuk catchment area yang bersangkutan.

    5asing7masing catchment areaakan mempunyai kura intensitas yang berbeda.

    Perencanaan !istem !aluran rainase

    !istem drainase dibuat mengikuti hirarki semakin ke hilir saluran semakin melebar.

    !aluran dimulai dari lokasi yang akan dilayani misalkan daerah perkantoran, bengkel,

    gudang, serta daerah taman di sekitar bengunan tersebut. Aliran air diarahkan ke hilir

    .................G(4

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    31/73

    31

    untuk bertemu dengan saluran yang melayani daerah lainnya di dalam lokasi TPA.

    !aluran tersebut terus melebar sampai akhirnya aliran air masuk ke sistem saluran

    utama yang berupa sistem drainase lokal (desa, kecamatan, kota) atau sungai. !emua

    saluran dalam sistem harus didesain sedemikian rupa sehingga debit air limpasan

    hujan dapat tertampung di dalam sistem tersebut. Persamaan alirannya adalah sebagai

    berikut

    E F O.A

    O F (/n) 9%/4.!&,-(9umus 5anning)

    imana

    E F debit aliran air hujan (m4/dt)

    O F kecepatan aliran air dalam saluran (m/dt)

    A F luas penampang basah saluran (m%)

    n F koefisien kekasaran saluran (tabel)9 F jari7jari hidrolis F A/P

    ! F kemiringan garis energy (m/m)

    P F keliling basah (m)

    entuk saluran yang umumnya digunakan adalah segi empat dan trape8ium. :ntuk

    debit kecil, saluran setengah lingkaran juga bisa digunakan. 1ontoh bentuk geometri

    saluran disajikan pada 0ambar 2.

    0ambar 2. entuk 0eometri !aluran

    ..................................................G(2%)

    ............G(24)

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    32/73

    32

    !aluran bisa dibuat dari tanah asli atau pasangan batu bata, batu kali, maupun beton.

    ;ilai koefisien kekasaran 5anning untuk tiap bahan saluran disajikan pada Tabel 6.

    Tabel 6. Koefisien Kekasaran 5anning

    !umber 1ho, ***

    ata lebih lengkap terkait nilai koefisien 5anning bisa dilihat pada 1ho (***).

    Kecepatan aliran maksimum yang diijinkan pada saluran pasangan berariasi dari %

    m/detik untuk pasangan batu bata sampai 4 m/detik untuk beton. !aluran tanah,

    karena relatie lebih raan gerusan, kecepatan maksimum yang diijinkan berariasi&,2- m/detik untuk jenis tanah berpasir halur sampai dengan ,% m/detik pada tanah

    berbatu kerikil. :ntuk mencegak terjadinya pengendapan/ sedimentasi di dalam

    saluran, disarankan kecepatan aliran tidak lebih kecil dari &,- meter/detik.

    !aluran perlu diberi tinggi jagaan untuk mengantisipasi adanya fluktuasi debit aliran air

    dan ketinggian air akibat peningkatan curah hujan maupun pengaruh gelombang.

    Tinggi jagaan bisa diperkirakan dengan persamaan

    > F c.h

    imana

    No 6ahan Sa"uran n

    Pasangan batu bata diplester halus &,& 3 &,&-% Pasangan batu bata tidak diplester &,&% 3 &,& F tinggi jagaan (m)

    h F kedalaman air dalam saluran (m)

    c F koefisien yang nilainya &,-s.d. &,4

    4. Pers7aratan #okasi *PA

    Pemilihan lokasi TPA sampah perkotaan harus sesuai dengan ketentuan yang ada (!;$

    &474%27 **2 tentang tata cara pemilihan lokasi TPA)

    (enis dan 8ungsi Sarana *PA

    :ntuk dapat dioperasikan dengan baik maka TPA perlu dilengkapi dengan prasarana

    dan sarana yang meliputi

    a. Prasarana =alan

    Prasarana dasar ini sangat menentukan keberhasilan pengoperasian TPA. !emakinbaik kondisi jalan ke TPA akan semakin lancar kegiatan pengangkutan sehingga

    efisiensi keduanya menjadi tinggi.

    Konstruksi jalan TPA cukup beragam disesuaikan dengan kondisi setempat sehinggadikenal jalan TPA dengan konstruksi hotmiC, beton, aspal, perkerasan situ, atau kayu.

    alam hal ini TPA perlu dilengkapi dengan

    =alan masuk/akses, yang menghubungkan TPA dengan jalan umum yang telah tersediadengan spesifikasi jalan, termasuk jembatan, sesuai dengan tonnase bebankendaraanD

    =alan penghubung, yang menghubungkan antara satu bagian dengan bagian laindalam ilayah TPAD

    =alan operasi/kerja, yang diperlukan oleh kendaraan pengangkut menuju titikpembongkaran sampah (orking face).

    Pada TPA dengan luas dan kapasitas pembuangan yang terbatas biasanya jalanpenghubung dapat juga berfungsi sekaligus sebagai jalan kerja/operasi.

    . Prasarana rainase

    rainase di TPA berfungsi untuk mengendalikan aliran limpasan air hujan dengan

    tujuan untuk memperkecil aliran yang masuk ke timbunan sampah. !eperti diketahui,

    air hujan merupakan faktor utama terhadap debit leachate yang dihasilkan. !emakinkecil rembesan air hujan yang masuk ke timbunan sampah akan semakin kecil pula

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    34/73

    34

    debit leachate yang dihasilkan yang pada gilirannya akan memperkecil kebutuhan unit

    pengolahannya.

    !ecara teknis drainase TPA dimaksudkan untuk menahan aliran limpasan air hujan dari

    luar TPA agar tidak masuk ke dalam area timbunan sampah. rainase penahan ini

    umumnya dibangun di sekeliling blok atau 8ona penimbunan. !elain itu, untuk lahan

    yang telah ditutup tanah, drainase TPA juga dapat berfungsi sebagai penangkap aliran

    limpasan air hujan yang jatuh di atas timbunan sampah tersebut. :ntuk itu permukaan

    tanah penutup harus dijaga kemiringannya mengarah pada saluran drainase.

    ,. >asilitas Penerimaan

    >asilitas penerimaan dimaksudkan sebagai tempat pemeriksaan sampah yang datang,

    penimbangan, pencatatan data, dan pengaturan kedatangan truk sampah. Pada

    umumnya fasilitas ini dibangun berupa pos pengendali dan pencatatan sampah di

    pintu masuk TPA. Pada TPA besar dimana kapasitas pembuangan telah melampaui -&

    ton/hari maka dianjurkan penggunaan jembatan timbang untuk efisiensi dan

    ketepatan pendataan. !ementara TPA kecil bahkan dapat memanfaatkan pos tersebutsekaligus sebagai kantor TPA sederhana dimana kegiatan administrasi ringan dapat

    dijalankan.

    d. "apisan Kedap Air

    "apisan kedap air berfungsi untuk mencegah rembesan air leachate yang mengalir ke

    dasar TPA dan/atau kolam pengolahan leachate ke dalam lapisan tanah di baahnya.

    :ntuk itu lapisan ini harus dipasang di seluruh permukaan dalam TPA dan/atau kolam

    pengolahan leachate, baik dasar maupun dinding.

    ila tersedia di tempat, tanah lempung (k M &7' ) setebal -& cm merupakan

    alternatif yang baik sebagai lapisan kedap air. ;amun bila tidak dimungkinkan, dapatdiganti dengan lapisan sintetis lainnya dengan konsekuensi biaya yang relatif tinggi.

    e. >asilitas Pengamanan 0as

    0as yang terbentuk di TPA umumnya berupa gas karbon dioksida (1?%), dan

    metan(1#2) dengan komposisi hampir samaD disamping gas7gas lain yang sangat

    sedikit jumlahnya seperti hidrogen sulfida (#%!), dan ammonia (;#4). Kedua gas gas

    karbon dioksida (1?%), dan metan (1#2) memiliki potensi besar dalam proses

    pemanasan global terutama gas metanD karenanya perlu dilakukan pengendalian agar

    gas tersebut tidak dibiarkan lepas bebas ke atmosfer. :ntuk itu perlu dipasang pipa7

    pipa entilasi agar gas dapat keluar dari timbunan sampah pada titik7titik tertentu.:ntuk ini perlu diperhatikan kualitas dan kondisi tanah penutup TPA. Tanah penutup

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    35/73

    35

    yang porous atau banyak memiliki rekahan akan menyebabkan gas lebih mudah lepas

    ke udara bebas. Pengolahan gas metan dengan cara pembakaran sederhana dapat

    menurunkan potensinya dalam pemanasan global.

    0ambar -. >asilitas Penangkap 0as

    0as metan penting, tidak berbau tetapi mudah terbakar dan bersifat mudah meledak

    apabila konsentrasi di udara antara -+ sampai dengan -+. 0as cenderung

    terakumulasi di ruang yang kosong didalam landfilldan lepas melalui rekahan ditanah

    atau bahan penutup, karenanya perlu dilakukan pengontrolan timbulan danperpindahan gas7gas ini. :ntuk ini perlu diperhatikan kualitas dan kondisi tanah

    penutup TPA. Tanah penutup yang porous atau banyak memiliki rekahan akan

    menyebabkan gas lebih mudah lepas ke udara bebas. Pengolahan gas metan dengan

    cara pembakaran sederhana dapat menurunkan potensinya dalam pemanasan global.

    0as dapat dikontrol dengan memasang pipa entilasi agar gas dapat keluar ke atmosfir

    dari timbunan sampah pada titik7titik tertentu. Karena metan bersifat mudah terbakar,

    maka gas metan dapat digunakan sebagai energi. 9ecoery dan pemanfaatan metan

    untuk tujuan komersial hanya dapat dilakukan apabila landfillmenerima sampah lebih

    besar dari pada %&& tons sampah perhari.

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    36/73

    36

    $. >asilitas Pengamanan "eachate

    "eachate merupakan air yang terbentuk dalam timbunan sampah yang melarutkan

    banyak sekali senyaa yang ada sehingga memiliki kandungan pencemar khususnya

    8at organik sangat tinggi. "eachate sangat berpotensi menyebabkan pencemaran air

    baik air tanah maupun permukaan sehingga perlu ditangani dengan baik.

    Tahap pertama pengamanan adalah dengan membuat fasilitas pengumpul leachate

    yang dapat terbuat dari perpipaan berlubang7lubang, saluran pengumpul maupun

    pengaturan kemiringan dasar TPAD sehingga leachate secara otomatis begitu mencapai

    dasar TPA akan bergerak sesuai kemiringan yang ada mengarah pada titik

    pengumpulan yang disediakan.

    Tempat pengumpulan leachate umumnya berupa kolam penampung yang ukurannya

    dihitung berdasarkan debit leachate dan kemampuan unit pengolahannya. Aliran

    leachate ke dan dari kolam pengumpul secara graitasi sangat menguntungkanD

    namun bila topografi TPA tidak memungkinkan, dapat dilakukan dengan carapemompaan.

    Pengolahan leachate dapat menerapkan beberapa metode diantaranya

    penguapan/eaporasi terutama untuk daerah dengan kondisi iklim kering, sirkulasi

    leachate ke dalam timbunan TPA untuk menurunkan baik kuantitas maupun kualitas

    pencemarnya, atau pengolahan biologis seperti halnya pengolahan air limbah.

    g. ahan Penutup

    !alah satu yang membedakan antara sanitary landfill dan open dumping adalah

    penggunaaan bahan penutup untuk memisahkan sampah dari lingkungan luar padasetiap akhir hari kerja

    Penutupan setiap hari sangat penting untuk keberhasilan sanitary landfill karena

    mempunyai kinerja sebagai berikut

    5enghindari gangguan lalat,binatang pengerat seperti tikus.

    5encegah kebakaran dan asap

    5engurangi bau

    5engurangi jumlah air yang masuk ke dalam sampah

    5engarahkan gas menuju /entilasi keluar dari sanitary landfill

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    37/73

    37

    h.Alat erat

    Alat berat yang sering digunakan di TPA umumnya berupa bulldo8er, eCcaator dan

    loader. !etiap jenis peralatan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dalam

    operasionalnya.

    ulldo8er sangat efisien dalam operasi perataan dan pemadatan tetapi kurang dalam

    kemampuan penggalian. BCcaator sangat efisien dalam operasi penggalian tetapikurang dalam perataan sampah. !ementara loader sangat efisien dalam pemindahan

    baik tanah maupun sampah tetapi kurang dalam kemampuan pemadatan.

    :ntuk TPA kecil disarankan dapat memiliki bulldo8er atau eCcaator, sementara TPA

    yang besar umumnya memiliki ketiga jenis alat berat tersebut.

    i. Penghijauan

    Penghijauan lahan TPA diperlukan untuk beberapa maksud diantaranya adalah

    peningkatan estetika lingkungan, sebagai buffer 8oneuntuk pencegahan bau dan lalat

    yang berlebihan. :ntuk itu perencancaan daerah penghijauan ini perlumempertimbangkan letak dan jarak kegiatan masyarakat di sekitarnya (permukiman,

    jalan raya, dll).

    "uas lahan yang dibutuhkan untuk penghijauan serta fasilitas penunjang (kantor,

    bengkel, garasi, dll) adalah 2&+ dari total lahan TPA.

    . >asilitas Penunjang

    eberapa fasilitas penunjang masih diperlukan untuk membantu pengoperasian TPA

    yang baik diantaranya pemadam kebakaran, kesehatan/keselamatan kerja, toilet, dan

    lain lain.

    9. Peran,angan Sanitar7 #and$i""

    9.1. Pemi"ihan #okasi

    Pada perancangan dari sanitary landfill tahap aal yang harus diperhatikan adalah

    pemilihan lokasi dari sanitary landfill. Pemilihan lokasi penimbunan mempertimbangkan

    beberapa aspek sebagai berikut

    Kondisi geologi dan geohidrologi kondisi geologi formasi batu pasir, batu

    gamping atau dolomit berongga tidak sesuai untuk landfill. =uga daerah potensi

    gempa, 8ona ulkanik. Kondisi yang layak sedimen berbutir sangat halus, mis.batu liat, batuan beku, batuan malihan yang kedap (k M & 3' cm/det) Kondisi

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    38/73

    38

    geohidrologi sistem aliran air tanah dischare lebih baik dari recharge. Keputusan

    apedal ;o. &2/apedal/&*/**- jarak landfill dengan lapisan akuifer paling

    dekat 2 m dan dengan badan air paling dekat -&& m. erjarak 4&& m dari landasan

    lapangan terbang. Kondisi curah hujan kecil, terutama daerah kering dengan

    kecepatan angi rendah dan berarah dominan tidak menuju pemukiman

    Topografi Tidak boleh pada bukit dengan lereng tidak stabil, daerah berair,

    lembah7lembah yang rendah dan dekat dengan air permukaan dan lahan dengan

    kemiringan alami %&+

    Kemudahan operasi

    Aspek lingkungan lainnya.

    Penentuan lokasi TPA ini dibagi atas beberapa tahapan yaitu

    tahap regional

    tahap penyisihan

    tahap penetapan

    Pemilihan ini juga sudah ditetapkan dalam !;$ &474%27**2 tentang Tata 1ara

    Pemilihan "okasi TPA !ampah (Tabel ').

    Tabel '. Tata 1ara Pemilihan "okasi TPA

    NO. PARAME*ER 6O6O* NI#AI

    I. -M-M

    . atas Administrasi -

    o dalam batas administrasi &

    o di luar batas administrasi tetapi dalam satu sistem

    pengelolaan TPA sampah terpadu -o di luar batas administrasi dan di luar sistem pengelolaan

    TPA sampah terpadu

    o di luar batas administrasi

    %. Pemilik hak atas tanah 4

    o pemerintah daerah/pusat &

    o pribadi (satu) '

    o sasta/perusahaan (satu) -

    o lebih dan satu pemilik hak dan atau status kepemilikan 4

    o organisasi sosial/agama

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    39/73

    39

    Tabel '. Tata 1ara Pemilihan "okasi TPA ("anjutan)

    NO. PARAME*ER 6O6O* NI#AI

    4. Kapasitas lahan -

    o & tahun &

    o - tahun 7 & tahun rekuensi kedatangan truk pada jam puncak

    #arus diupayakan agar setiap kendaraan yang datang dapat segera mencapai titik

    bongkar dan melakukan pembongkaran sampah agar efisiensi kendaraan dapat

    dicapai.

    Perataan dan pemadatan sampah dimaksudkan untuk mendapatkan kondisi

    pemanfaatan lahan yang efisien dan stabilitas permukaan TPA yang baik. Kepadatan

    sampah yang tinggi di TPA akan memerlukan olume lebih kecil sehingga daya

    tampung TPA bertambah, sementara permukaan yang stabil akan sangat mendukung

    penimbunan lapisan berikutnya.

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    67/73

    67

    !etelah sebuah truk melaksanakan tugasnya, maka alat angkut tersebut dicuci, paling

    tidak dengan membersihkan bak dan roda truk agar sampah yang melekat tidak

    terbaa ke luar lokasi operasi. ilasan pencucian ini dialirkan menuju pengolah

    leachate, atau dikembalikan ke urugan sampah.

    ;.+. Penerapan *anah Penutup

    >rekuensi penutupan sampah dengan tanah disesuaikan dengan metode/teknologi

    yang diterapkan. Penutupan sel sampah pada sistem sanitary landfilldilakukan setiap

    hari, sementara pada controlled landfilldianjurkan ' hari sekali.

    Penurunan Tanah Penutup dari Truck Perataan Tanah Penutup

    Pemadatan Tanah Penutup

    0ambar 4&. Penutupan Tanah #arian

    !istem penutup akhir pada sanitary landfill terdiri atas beberapa lapis, yaitu berturut7

    turut dari baah ke atas

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    68/73

    68

    i atas timbunan sampah lapisan tanah penutup reguler (harian atau antara). ila

    sel harian tidak akan dilanjutkan untuk jangka aktu lebih dari bulan, maka

    dibutuhkan penutup antara setebal 4& cm dengan pemadatan.

    "apisan kerikil berdiameter 4& 3 -& mm sebagai penangkap gas hori8ontal setebal

    %& cm, yang berhubungan dengan perpipaan penangkap gas ertikal.

    "apisan tanah liat setabal %& cm dengan permeabilitas maksimal sebesar C &7'

    cm/det.

    "apisan kerikil under7drain penangkap air infiltrasi terdiri dari media kerikil

    berdiameter 4& 3 -& mm setebal %& cm, menuju sistem drainase. ilamana

    diperlukan di atasnya dipasang lapisan geotekstil untuk mencegah masuknya

    tanah di atasnya

    "apisan tanah humus setebal minimum 6& cm.

    !istem penutup akhir pada controlled landfillterdiri atas beberapa lapis, yaitu berturut7

    turut dari baah ke atas

    i atas timbunan sampah lapisan tanah penutup reguler (harian atau

    antara) "apisan tanah liat setabal %& cm dengan permeabilitas maksimal sebesar

    C &7'cm/det

    "apisan tanah humus setebal minimum 6& cm

    0ambar 4. Penutupan Tanah Akhir

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    69/73

    69

    Penutup (1oer) 1ontrolled "andfill Penutup(1oer) !anitary "andfill

    0ambar 4%. !istem Penutup pada 1ontrolled "andfill an !anitary "andfill

    Kemiringan tanah penutup akhir hendaknya mempunyai grading dengan kemiringan

    maksimum 4 untuk menghindari terjadinya erosi.

    Kemiringan dan kondisi tanah penutup harus dikontrol setiap hari untuk menjamin

    peran dan fungsinya, bilamana perlu dilakukan penambahan dan perbaikan pada

    lapisan ini. Pada area yang telah dilaksanakan penutupan final diharuskan ditanami

    pohon yang sesuai dengan kondisi daerah setempat.

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    70/73

    70

    Kualitas lingkungan lainnya sekitar lokasi TPA, khususnya masalah bau, air

    tanah dan sumur7sumur penduduk, air sungai, kemungkinan terjadinya

    longsor, dan sebagainya.

    !elain itu perlu dilakukan pendataan dengan mencatat permasalahan operasional

    lapangan yang penting, pengaduan dari masyarakat atau kesulitan yang dijumpai

    selama operasi harian. Pendataan rutin lainnya yang juga harus dilaksanakan, terkaitdengan pengoperasian TPA adalah (alitbangkim, %&&*)

    !umber, jumlah, karakteristik dan komposisi sampah yang ditangani

    !isa kapasitas lahan yang tersedia.

    !etelah area pengurugan ditutup karena penuh, suatu laporan rinci perlu dibuat,

    yang berisi catatan dan data yang penting, yang terkait dengan monitoring

    jangka panjang.

    Kondisi sekitar lahan operasi, khususnya erosi timbunan, settlement, fungsi

    instalasi pengolah leachate dan pengendali gas7bio

    Kondisi drainase permukaan Kondisi jalan operasi

    Ketersediaan stok tanah penutup.

    Pada musim hujan, lakukan pengamatan rutin terhadap kemiringan tanah

    penutup harian, untuk menjamin pengaliran run7off dari atas lapisan penutup

    mengalir secara lancar menuju ke saluran drainase.

    ila terdapat aktiitas recoery sampah dalam bentuk pemulungan sebelum

    pengurugan sampah, maka aktiitas ini hendaknya dimasukkan ke dalam tata7

    cara operasional rutin sehingga kegiatan7kegiatan tersebut berjalan secara

    sinergis dan saling menguntungkan.

    Timbunan sampah dalam landfill yang telah matang, sekitar 47- tahun, dapatdigali kembali untuk dimanfaatkan sebagai kompos atau tanah penutup. !etelah

    landfill site ditata kembali, maka residu yang tidak dapat dimanfaatkan diurug

    kembali ke dalam tanah.

    Kebutuhan alat berat untuk sebuah TPA akan berariasi sesuai dengan perhitungan

    desain dari sarana landfill ini, sebagai contoh

    "oader atau bulldo8er (%& 3 4&& #P) atau landfill compactor (%&& 3 2&& #P)

    berfungsi untuk mendorong, menyebarkan, menggilas/memadatkan lapisan

    sampah. 0unakan blade sesuai spesifikasi pabrik guna memenuhi kebutuhan

    kapasitas aktiitas

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    71/73

    71

    BCcaatoruntuk penggalian dan peletakan tanah penutup ataupun memindahkan

    sampah dengan spesifikasi yang disyaratkan dengan bucket &,- 7 ,- m4.

    ump truckuntuk mengangkut tanah penutup (bila diperlukan) dengan olume

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    72/73

    72

    baik, maka tanah penutup harus memenuhi persyaratan sebagai tanah penutup akhir.

    Pola penutupan juga direncanakan sesuai dengan lansekap akhir.

    Pada pasca operasi, pemantauan terhadap kualitas air tanah harus terus dilakukan

    secara rutin dan berkala mengingat masih ada potensi pencemaran dari sampah yang

    telah diurug. Pada pemantauan pasca operasi, mensyaratkan baha minimum harus

    ada % sumur pantau ( di hulu dan di hilir sesuai arah aliran air tanah), dan dipasangsampai dengan 8ona jenuh.

    Tabel

  • 7/23/2019 11. Pemrosesan Akhir Sampah

    73/73

    1/.1. #and$i""Mining

    Penambangan TPA (landfill mining) selain mengatasi masalah kesulitan penyediaan

    lahan untuk TPA baru juga merupakan upaya untuk mendapatkan kembali bahan

    bermanfaat dari urugan atau timbunan sampah yang sudah ditutup, yaitu bahan

    berupa tanah penutup atau kompos, dengan cara menggali sarana tersebut dan

    menyaring sampahnya. Kegiatan landfillminingini dapat dilakukan minimum setelah -tahun pasca penutupan TPA.

    1/.2. #and$i""Reuse

    Penggunaan kembali TPA (reused landfill) merupakan pemanfaatan lahan tersedia

    pasca penambangan TPA menjadi area pengurugan kembali. TPA lama yang telah

    ditambang sampahnya, dapat menjadi sel7sel pengurugan baru, sedangkan sampah

    yang ditambang dipindahkan dan dapat dimanfaatkan sebagai kompos untuk tanaman

    non7makanan dan sangat baik sebagai tanah penutup harian atau antara.