1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/68088/2/BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Taman...

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS) dengan luas sekitar ± 944.086,80 hektar yang terletak di kabupaten Kapuas Hulu provinsi Kalimantan Barat ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan nomor 467/Kpts-II/1995 tertanggal 5 September 1995. Kemudian diperbaharui pada tahun 2014 dengan luas ± 816.693.40 Ha (SK Menhut No. 3075/Menhut-VII/KUH/ 2014). Dan Danau Sentarum yang ditunjuk pada tahun 1999 dengan luas ± 132.000 Ha dan ditetapkan pada tahun 2014 dengan luas ± 127.393.4 Ha (SK Menhut No. /4815 Menhut-VII/KUH/ 2014, tanggal 30 Juni 2016). Yang dalam pengelolaanya berada di bawah Unit Pelaksana Tugas Taman Nasional yaitu Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNBKDS) berdasarkan SK. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.7/Menlhk/Setjen/OTL.0 /1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional. 1 Cagar biosfer didefinisikan dalam UU No. 5 tahun 1990 sebagai suatu kawasan yang terdiri dari ekosistem asli dan ekosistem unik. Selain daripada itu juga merupakan ekosistem yang telah mengalami degradasi yang keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan dilestarikan bagi kepentingan penelitian dan pendidikan. Keunikan dari cagar biosfer adalah bahwa kawasan ini 1 Sadam Husen, Rita Rahmawati dkk, Implementasi Kebijakan Pemanfaatan Pariwisata Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS) Kalimantan Barat, diakses dalam https://ojs.unida.ac.id/JGS/article/view/942/pdf (31/8/2019, 12:17 WIB)

Transcript of 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/68088/2/BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Taman...

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS) dengan luas sekitar ±

    944.086,80 hektar yang terletak di kabupaten Kapuas Hulu provinsi Kalimantan Barat ditetapkan

    melalui Keputusan Menteri Kehutanan nomor 467/Kpts-II/1995 tertanggal 5 September 1995.

    Kemudian diperbaharui pada tahun 2014 dengan luas ± 816.693.40 Ha (SK Menhut No.

    3075/Menhut-VII/KUH/ 2014). Dan Danau Sentarum yang ditunjuk pada tahun 1999 dengan luas

    ± 132.000 Ha dan ditetapkan pada tahun 2014 dengan luas ± 127.393.4 Ha (SK Menhut No. /4815

    Menhut-VII/KUH/ 2014, tanggal 30 Juni 2016). Yang dalam pengelolaanya berada di bawah Unit

    Pelaksana Tugas Taman Nasional yaitu Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau

    Sentarum (BBTNBKDS) berdasarkan SK. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

    P.7/Menlhk/Setjen/OTL.0 /1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

    Taman Nasional.1

    Cagar biosfer didefinisikan dalam UU No. 5 tahun 1990 sebagai suatu kawasan yang

    terdiri dari ekosistem asli dan ekosistem unik. Selain daripada itu juga merupakan ekosistem yang

    telah mengalami degradasi yang keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan dilestarikan bagi

    kepentingan penelitian dan pendidikan. Keunikan dari cagar biosfer adalah bahwa kawasan ini

    1Sadam Husen, Rita Rahmawati dkk, Implementasi Kebijakan Pemanfaatan Pariwisata Taman Nasional Betung

    Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS) Kalimantan Barat, diakses dalam

    https://ojs.unida.ac.id/JGS/article/view/942/pdf (31/8/2019, 12:17 WIB)

    https://ojs.unida.ac.id/JGS/article/view/942/pdf

  • 2

    secara internasional diakui sebagai kawasan konservasi yang dapat mempromosikan

    keseimbangan hubungan antara manusia dan alam.2

    Cagar biosfer sebagai kawasan konservasi memiliki zonasi wilayah yang memiliki fungsi

    sesuai peruntukannya, zona tersebut ialah zona inti, zona penyangga dan zona transisi. Zona inti

    sebagai kawasan lindung dengan luas yang memadai, mempunyai perlindungan hukum jangka

    panjang, untuk melestarikan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya, zona penyangga

    berfungsi untuk melindungi area inti dari dampak negatif kegiatan manusia, dimana hanya

    kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan tujuan konservasi yang dapat dilakukan, dan zona transisi

    yang berfungsi untuk mempromosikan model-model pembangunan yang berkelanjutan.3

    United Nations of Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO

    adalah suatu organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan dari Perserikatan Bangsa

    Bangsa atau PBB. Badan khusus PBB ini didirikan pada 16 November 1945 di London yang

    bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi perdamaian dan keamanan di dunia. Sebanyak 44

    negara pada saat itu menghadiri konferensi penandatanganan organisasi tersebut. Organisasi ini

    bertujuan untuk mendukung perdamaian dan keamanan dengan mempromosikan kerja sama antar

    negara. Hingga saat ini UNESCO memiliki anggota sebanyak 191 negara dan bermarkas pusat di

    Paris. Program utama UNESCO disebarluaskan melalui pendidikan, ilmu alam, ilmu sosial

    manusia, budaya serta komunikasi informasi.4

    Pada 25 Juli 2018, Taman Nasional Betung Kerihun dan Taman Nasional Danau Sentarum

    serta Kabupaten Kapuas Hulu telah dikukuhkan sebagai Cagar Biosfer oleh Man and Biospehere

    2 Retno Larasati, Tania Junie, dkk, Peran Cagar Biosfer Cibodas Dalam Penyerapan CO2, Jurnal Penelitian Sosial

    dan Ekonomi Kehutanan Vol. 9 No. 2 Juni 2012, Bogor, hal. 66 3 Ibid. 4 Humaniora, 1945 : UNESCO berdiri, diakses dalam https://mediaindonesia.com/read/detail/77550-1945-unesco-

    berdiri (18/10/2018, 11:40 WIB)

    https://mediaindonesia.com/read/detail/77550-1945-unesco-berdirihttps://mediaindonesia.com/read/detail/77550-1945-unesco-berdiri

  • 3

    (MAB) UNESCO. Pengukuhan ini menjadikan Indonesia memiliki cagar biosfer baru yang

    bernama Cagar Biosfer Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu atau BKDS. Penetapan Ini

    dilakukan dalam sidang ke-30 International Coordinating Council (ICC).5 Pengukuhan cagar

    biosfer BKDS menjadi bukti bahwa Kapuas Hulu telah berhasil dalam upayanya untuk menjaga

    kelestarian lingkungan.

    Dalam hal ini, Man and Biosphere (MAB) sendiri adalah sebuah program dari UNESCO

    yang dibentuk pada 1968. Program ini memiliki tujuan untuk mempromosikan serta

    mendemontrasikan keseimbangan hubungan diantara manusia dan alam melalui pendekatan

    bioregional. Diharapkan melalui program MAB oleh UNESCO kesimbangan dapat diwujudkan

    diantara pelestarian keanekaragaman hayati juga peningkatan pembangunan sosial dan ekonomi

    serta untuk menjaga dan memelihara nilai-nilai yang terkait dengan budayanya. Konsep Biosphere

    Reserve atau Cagar Biosfer kemudian dikembangkan pada 1974. Pada 1976 jaringan Cagar Biosfer

    Dunia pada akhirnya diluncurkan hingga mengalami perkembangan.6

    MAB-UNESCO menciptakan jaringan cagar biosfer dunia dengan tujuan untuk

    menyalurkan kontribusinya kepada visi dari agenda 21 dan Konvesi Keanekaragaman Hayati.

    Konvesi tersebut adalah Convention on Biological Diversity yang merupakan hasil dari 1992

    United Nation Conference on Environment and Development atau KTT Bumi pada 1992.7 Program

    MAB mengenai cagar biosfer diharapkan mampu menjawab serta mengantisipasi segala

    permasalahan lingkungan yang akan atau yang telah muncul seiring dengan perkembangan

    5 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Batang Kerihun, Danau Sentarum dan Kapuas Hulu, Resmi

    Dikukuhkan menjadi Cagar Biosfer Baru, diakses dalam

    https://www.wwf.or.id/ruang_pers/berita_fakta/?67283/Betung-Kerihun-Danau-Sentarum-Kapuas-Hulu-Resmi-

    Dikukuhkan-menjadi-Cagar-Biosfer-Baru (18/10/2018, 11:37 WIB) 6Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Man and Biosphere (MAB), diakses dalam

    https://kniu.kemdikbud.go.id/?page_id=452 (25/4/2019, 21:46 WIB) 7United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization, Cagar Biosfer di Indonesia, diakses dalam

    http://www.mab-indonesia.org/tentang.php?i=biosfer (30/8/2019, 12:19 WIB)

    https://kniu.kemdikbud.go.id/?page_id=452http://www.mab-indonesia.org/tentang.php?i=biosfer

  • 4

    jamannya. Terlebih lagi di masa pembangunan ekonomi serta era otonomi daerah dan reformasi

    sehingga lingkungan lebih harus diperhatikan kelestariannya.

    Di Indonesia sendiri rencana mengenai Nation Branding sudah ada sejak tahun 2009 yang

    diajukan oleh Mari Elka Pangestu yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Perdagangan.

    Tujuannya adalah untuk meningkatkan citra sebuah negara dan diharapkan mampu menciptakan

    investasi, turis, penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan ekspor.8 Disini dapat disimpulkan

    bahwa Indonesia telah mengenal konsep Nation Branding dengan baik sejak 9 tahun yang lalu.

    Sehingga dapat dipastikan bahwa Indonesia akan terus mengupayakan potensi sumber daya alam

    yang dimilikinya menjadi suatu branding di dunia internasional. Tentunya, branding sumber daya

    alam yang ada di Indonesia tersebut akan menghasilkan keuntungan yang besar bagi kepentingan-

    kepentingan yang dimiliki oleh negara.

    Oleh karena itu, Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam yang dimilikinya, dalam

    hal ini adalah Taman Nasional Betung Kerihun Danau Sentarum, akan menjadikan kekayaan alam

    negara tersebut sebagai Nation Branding. Tujuan dari pembentukan Nation Branding dari Taman

    Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum adalah untuk membangun citra positif yang

    dimiliki Indonesia sebagai negara yang sadar akan kondisi lingkungan, dan mengembangkan

    potensi alam yang dimiliki Indonesia, salah satunya adalah hutan yang sudah dikukuhkan sebagai

    cagar biosfer oleh UNESCO.9

    8Retno Budi Lestari dan Rini Aprilia. Membangun Nation Branding Dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing Sektor

    Pariwisata Indonesia, diakses dalam https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat/article/view/1225/1084

    (30/8/2019, 12:30 WIB) 9Gita Rifani, Pengaruh Gastrodiplomacy Terhadap Nation Branding Dan Perkembangan Ekonomi Kreatif

    Indonesia, diakses dalam http://repository.unpas.ac.id/27524/ (30/8/2019, 12:45 WIB)

    https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat/article/view/1225/1084http://repository.unpas.ac.id/27524/

  • 5

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

    Bagaimana Proses Nation Branding Indonesia pada Taman Nasional Betung Kerihun dan

    Danau Sentarum sebagai Cagar Biosfer oleh Man and Biosphere (MAB) UNESCO?

    1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

    1.3.1 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses dari Nation Branding yang dilakukan

    oleh Indonesia pada Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum sebagai cagar biosfer

    oleh Man and Biosphere (MAB) UNESCO.

    1.3.2 Manfaat Penelitian

    1.3.2.1 Manfaat Akademis

    Penelitian ini memiliki manfaat untuk mengetahui serta menjelaskan tentang bagaimana

    proses Nation Branding Indonesia pada Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum

    sebagai cagar biosfer oleh MAB UNESCO. Penelitian ini menjadi dasar dari tindakan yang

    dilakukan oleh Indonesia melalui cagar bisofer TNBKDS.

    1.3.2.2 Manfaat Praktis

    Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sendiri dimana pada penelitian ini berkaitan dengan

    bagaimana nation branding yang dilakukan oleh Indonesia pada Taman Nasional Betung Kerihun

    dan Danau Sentarum sebagai cagar biosfer oleh MAB UNESCO.

  • 6

    1.4 Penelitian Terdahulu

    Dalam tulisan Peranan Kebudayaan dalam Pencitraan Pariwisata Bali oleh Fatmawaty

    Malik10 menjelaskan tentang bagaimana kebudayaan Bali berperan besar dalam pariwisata yang

    ada di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa pariwisata yang ada di Indonesia berkembang pesat

    dikarenakan oleh adanya kebudayaan Bali. Kemasyhuran Bali terkenal hingga ke ranah

    internasional dan mengantarkan Bali dengan sebutan the Island of Paradise, the Island of Gods

    dan lain sebagainya. Kemajuan pariwisata Bali terlihat dari pembangunan Bali Hotel pada 1930.

    Menyusul pada tahun 1950-an kesenian Bali ditampilkan di gedung kesenian Belanda

    membawa kebudayaan Bali untuk dipertunjukkan ke dunia internasional. Dalam penelitian ini,

    penulis menggunakan pendekatan yang bersifat eksplorasi dengan menggunakan metode

    kualitatif. Dengan menggunakan pendekatan ini, penulis dapat mengumpulkan segala bentuk

    informasi yang dapat menguatkan pencitraan pasiwisata dan fungsi kebudayaan Bali dengan

    dilakukan pendekatan historis, budaya dan berbagai pendekatan interdisipliner

    Kebudayaan Bali berkembang pesat menjadi sebuah destinasi parwisata yang mendunia.

    Sejalan dengan proses yang sudah dilewati mengantarkan Bali menjadi citra atau branding dari

    pariwisata yang ada di Indonesia. Dalam hal ini kebudayaan Bali yang telah terkenal di ranah

    internasional tidak terlepas dari pengaruh adat istiadat atau kebiasaan yang dibangun oleh

    masyarakat Bali di lingkungan keluarga, masyarakat hingga pemerintah. Kesuksesan pariwisata

    Bali menjadi pedoman bagi berbagai daerah lain yang ada di Indonesia untuk mengembangkan

    10 Fatmawaty Malik, Peranan Kebudayaan dalam Pencitraan Pariwisata Bali, diakses dalam

    http://www.kemenpar.go.id/userfiles/04_%20JKI_%20Vol_%2011%20No_%201%20Juni%202016_%20Farmawati

    %20Malik_%20Pencitraan%20Pariwisata%20Bali(1)(1).pdf (21/11/2018, 10:39 WIB)

    http://www.kemenpar.go.id/userfiles/04_%20JKI_%20Vol_%2011%20No_%201%20Juni%202016_%20Farmawati%20Malik_%20Pencitraan%20Pariwisata%20Bali(1)(1).pdfhttp://www.kemenpar.go.id/userfiles/04_%20JKI_%20Vol_%2011%20No_%201%20Juni%202016_%20Farmawati%20Malik_%20Pencitraan%20Pariwisata%20Bali(1)(1).pdf

  • 7

    pariwisatanya. Branding yang diperankan oleh kebudayaan Bali untuk Indonesia pada akhirnya

    mampu mengangkat tagline wonderful Indonesia di ranah internasional.

    Dalam penelitian yang berjudul Persepsi National Branding Sebagai Upaya Meningkatkan

    Kinerja Ekspor ke Jepang dan Australia oleh Sri Rahayu dan Reni Kristina Arianti11, menjelaskan

    tentang bagaimana gambaran dari sudut pandang masyarakat Jepang serta Australia tentang

    national branding Indonesia dari sudut pandang budaya. Dalam hal ini penulis menggunakan

    konsep national branding. Indonesia adalah negara yang kaya akan potensi sumber daya alam

    sehingga Indonesia mampu menjadi salah satu negara pengekspor terbesar di dunia. Penulis

    memfokuskan national branding yang dilakukan oleh Indonesia dalam sudut pandang budaya.

    Pada penelitian yang dilakukan, masyarakat Jepang dan Australia menilai national

    branding Indonesia melalui nilai-nilai budaya dan sejarahnya. Sehingga pada dasarnya Indonesia

    sudah memiliki modal besar dalam mengangkat national brandingnya di ranah internasional.

    Responden dalam hasil suvey menyatakan bahwa cerminan Indonesia adalah diverse, progressive

    dan friendly. Responden yang ada memberikan kemudahan pada pemerintah untuk lebih

    meningkatkan kinerjanya dalam perihal kemajuan ekspor negara. Bukan tidak mungkin akan ada

    persepsi negatif yang muncul namun pemerintah akan selalu mengambil langkah-langkah untuk

    meminimalisirnya.

    Bali menjadi destinasi daerah yang paling sering dikunjungi. Responden menyatakan

    bahwa mereka sangat senang dan ingin kembali lagi suatu saat nanti karena di Indonesia berhasil

    memberikan pengalaman yang menyenangkan. Berdasarkan kepada nilai-nilai ekonomis, produk

    ekspor dari Indonesia mampu bersaing dari sisi kualitas dan ketahanan jika disandingkan dengan

    11 Sri Rahayu dan Reni Kristina Arianti, Persepsi National Branding Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Ekspor

    ke Jepang dan Australia, diakses dalam http://jurnal.kemendag.go.id/index.php/bilp/article/view/82/48 (21/11/2018,

    11:25 WIB)

    http://jurnal.kemendag.go.id/index.php/bilp/article/view/82/48

  • 8

    pesaing bisnisnya. Berdasarkan SWOT, national branding Indonesia memiliki nilai positif pada

    sudut pandang Jepang dan Australia berdasarkan dari representasi produk ekspornya. Meskipun

    terdapat juga sisi negatif yaitu ketenaran dari produk ekspor Indonesia yang dinilai masih lemah

    dikarenakan oleh promosi yang kurang mengenai keunggulan-keunggulan produk yang dilakukan

    oleh Indonesia.

    Dalam tulisan yang berjudul Diplomasi Indonesia Terhadap UNESCO dalam Meresmikan

    Subak Sebagai Warisan Budaya Dunia oleh Gusti Randa J.12 menjelaskan tentang bagaimana

    upaya Indoensia dalam melakukan diplomasi untuk meresmikan Subak sebagai warisan budaya

    dunia melalui UNESCO. Subak merupakan masyarakat hukum adat berkarakter sosio-agraris-

    religius. Masyarakat tersebut adalah perkumpulan para petani yang mengelola air irigasi di lahan

    sawah. Berdasarkan dari peraturan daerah pemerintah provinsi Bali No. 02PD/DPRD/1972

    menjelaskan pengertian Subak berdasarkan penjabaran diatas dalam pernyataannya.

    Subak merupakan suatu warisan budaya Bali yang berupa suatu sistem pengelolaan irigasi

    yang mengatur pembagian pengelolan airnya berdasarkan pada pola pikir harmoni dan

    kebersamaan yang berlandaskan pada aturan-aturan formal dan nilai-nilai agama. Dalam hal ini

    Subak adalah organisasi pengairan tradisional dalam bidang pertanian berdasarkan daripada seni

    dan budaya. Seni dan budaya tersebut diwariskan secara turun temurun oleh penduduk Dewata,

    subak ini memiliki fungsi sebagai pengairan sawah Bali serta banyak manfaat lain yang terdapat

    didalamnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori yang relevan dengan pembahasan

    permasalahan, perspektif dan tingkat analis yang digunakan untuk membahas permasalahan ini

    yaitu prespektif realis.

    12 Gusti Randa J., Diplomasi Indonesia Terhadap UNESCO dalam Meresmikan Subak Sebagai Warisan Budaya

    Dunia, diakses dalam https://media.neliti.com/media/publications/32430-ID-diplomasi-indonesia-terhadap-unesco-

    dalam-meresmikan-subak-sebagai-warisan-buday.pdf (22/11/2018, 12:02 WIB)

    https://media.neliti.com/media/publications/32430-ID-diplomasi-indonesia-terhadap-unesco-dalam-meresmikan-subak-sebagai-warisan-buday.pdfhttps://media.neliti.com/media/publications/32430-ID-diplomasi-indonesia-terhadap-unesco-dalam-meresmikan-subak-sebagai-warisan-buday.pdf

  • 9

    Dalam memperjuangkan Subak agar menjadi salah satu warisan budaya dunia, Indonesia

    dan seluruh kalangan baik pemerintah maupun masyarakat lokal yang berkerjasama dengan

    Lembaga Swadaya Masyarakat yaitu Persatuan Petani Subak. Setelah melalui beberapa tahap-

    tahap penyeleksian, penyaringan dan kelayakan objek yang memakan waktu hingga kurang lebih

    10 tahun yang pada akhirnya dinyatakan disetujui untuk menjadi warisan budaya dunia pada mei

    2012 dalam sidang UNESCO ke-36 di Petersurg, Rusia dengan sebutan “The Cultural Landscape

    of Bali Province : Subak System as a Manifestation of the Tri Hita Karana”.

    Dalam penelitian yang berjudul Diplomasi Pariwisata Sebagai Nation Branding Indonesia

    Di Tingkat Global yang ditulis oleh Harits Dwi Wiratma yang menggunakan metode studi

    kepustakaan (Library Research) dengan mengumpulkan data-data serta informasi melalui buku-

    buku, majalah, jurnal dan situs-situs internet yang relevan dengan permasalahan yang dibahas,

    serta sumber-sumber lain yang mendukung penelitian ini. Standar yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah standar penulisan ilmiah dengan tambahan data kuantitaif berupa tabel dengan

    maksud untuk menjaga validitas penulisan dan sarana pembuktian argument utama namun tetap

    pada koridor menjaga keaslian tulisan.

    Dalam penelitian ini penulis menjelaskan bagaimana Indonesia melakukan diplomasi

    pariwisata di tingkat global mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki potensi yang luar

    biasa dalam segi sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Jumlah penduduk Indonesia

    sampai saat ini diperkirakan mencapai 250 juta jiwa, hal tersebut dapat menjadi salah satu

    pendukung dalam mengembangkan berbagai sektor untuk menunjang Indonesia dalam

    menghadapi persaingan global. Hal itu juga dapat membantu Indonesia dalam memajukan industry

  • 10

    pariwisata Indonesia agar nantinya sektor pariwisata Indonesia dapat bersaing ditingkat

    internasional.13

    Dalam penelitian yang berjudul Upaya Promosi Jazz Sebagai Bentuk Nation Branding

    Amerika Serikat di Era Perang Dingin oleh Muhammad Irhan Diaz ini bertujuan untuk

    memberikan gambaran tentang upaya promosi Jazz oleh Amerika Serikat di era perang dingin

    sebagai bentuk Nation Branding. Dalam penelitian ini, penulis mencoba memberikan pandangan

    lain dari sikap Amerika Serikat dalam mempromosikan Jazz yang sebelumnya dipandang sebagai

    suatu bentuk Diplomasi. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mencoba memberikan

    pandangan baru dari sikap Amerika Serikat melalui sudut pandang Nation Branding. Dalam

    penelitian ini penulis menggunakan metode Library Research dan sumber sekunder yang berkaitan

    dengan upaya promosi Jazz Amerika Serikat dan mengaitkannya dengan konsep Nation Branding.

    Dalam penelitian tersebut, penulis telah berupaya mencari beberapa atribut dalam konsep

    Nation Branding berdasarkan kategori yang dibuat oleh Szondi. Upaya yang dilakukan Amerika

    Serikat dalam mempromosikan Jazz memiliki kecocokan sebagai bentuk dari Nation Branding,

    hal itu terlihat dari beberapa atribut seperti tujuan, peran pemerintah, konteks, sasaran, arah serta

    strateginya. Oleh karenanya dalam hal ini, sikap Amerika dalam mempromosikan Jazz tidak hanya

    dapat dikatakan sebagai bentuk Diplomasi, melainkan juga dapat dilihat sebagai bentuk dari

    Nation Branding.14

    13 Harist Dwi Wiratma, Diplomasi Pariwisata Sebagai Nation Branding Indonesia Di Tingkat Global, diakses dalam

    https://www.researchgate.net/publication/325048961_Tourism_Diplomation_as_Indonesia's_Nation_Branding_in_

    Global_Level/fulltext/5af3530daca2720af9c4658f/325048961_Tourism_Diplomation_as_Indonesia's_Nation_Brand

    ing_in_Global_Level.pdf (14/12/2018, 22:35 WIB) 14 Muhammad Irhan Diaz, Upaya Promosi Jazz Sebagai Bentuk Nation Branding Amerika Serikat di Era Perang

    Dingin diakses dalam http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jahidb95fcf442full.pdf (14/12/2018, 22:55

    WIB)

    https://www.researchgate.net/publication/325048961_Tourism_Diplomation_as_Indonesia's_Nation_Branding_in_Global_Level/fulltext/5af3530daca2720af9c4658f/325048961_Tourism_Diplomation_as_Indonesia's_Nation_Branding_in_Global_Level.pdfhttps://www.researchgate.net/publication/325048961_Tourism_Diplomation_as_Indonesia's_Nation_Branding_in_Global_Level/fulltext/5af3530daca2720af9c4658f/325048961_Tourism_Diplomation_as_Indonesia's_Nation_Branding_in_Global_Level.pdfhttps://www.researchgate.net/publication/325048961_Tourism_Diplomation_as_Indonesia's_Nation_Branding_in_Global_Level/fulltext/5af3530daca2720af9c4658f/325048961_Tourism_Diplomation_as_Indonesia's_Nation_Branding_in_Global_Level.pdfhttp://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jahidb95fcf442full.pdf

  • 11

    Tabel 1.1 Posisi Penelitian

    NNO. NAMA DAN JUDUL

    PENELITIAN

    ALAT

    ANALISIS/TIPE

    PENELITIAN

    HASIL

    11. Peranan Kebudayaan

    dalam Pencitraan

    Pariwisata Bali oleh

    Malik Fatmawati

    Metode Kualitiatif Branding yang diperankan

    oleh kebudayaan Bali

    untuk Indonesia pada

    akhirnya mampu

    mengangkat tagline

    wonderful Indonesia di

    ranah internasional

    22. Persepsi National

    Branding Sebagai

    Upaya Meningkatkan

    Kinerja Ekspor ke

    Jepang dan Australia

    oleh Sri Rahayu dan

    Reni Kristina Arianti

    Nation Branding Berdasarkan SWOT,

    national branding

    Indonesia memiliki nilai

    positif pada sudut pandang

    Jepang dan Australia

    berdasarkan dari

    representasi produk

    ekspornya. Meskipun

  • 12

    terdapat juga sisi negatif

    yaitu ketenaran dari produk

    ekspor Indonesia yang

    dinilai masih lemah

    dikarenakan oleh promosi

    yang kurang mengenai

    keunggulan-keunggulan

    produk yang dilakukan

    oleh Indonesia.

    33. Diplomasi Indonesia

    Terhadap UNESCO

    dalam Meresmikan

    Subak Sebagai

    Warisan Budaya

    Dunia oleh Gusti

    Randa J.

    Perspektif Realis Pada mei 2012 dalam

    sidang UNESCO ke-36 di

    Petersurg, Rusia dengan

    sebutan “The Cultural

    Landscape of Bali

    Province : Subak System as

    a Manifestation of the Tri

    Hita Karana”

  • 13

    44. Diplomasi Pariwisata

    Sebagai Nation

    Branding Indonesia Di

    Tingkat Global yang

    ditulis oleh Harits Dwi

    Wiratma.

    Metode

    kepustakaan

    (Library Research)

    Beberapa peta sebaran

    yang dicantumkan penulis

    sebagai bukti keseriusan

    Indonesia dalam menata

    dan mengembangkan

    industri pariwisata.

    55. Upaya Promosi Jazz

    Sebagai Bentuk Nation

    Branding Amerika

    Serikat di Era Perang

    Dingin oleh

    Muhammad Irhan

    Diaz

    Nation Branding,

    Library Research

    Sikap Amerika dalam

    mempromosikan Jazz tidak

    hanya dapat dikatakan

    sebagai bentuk Diplomasi,

    melaikan juga dapat dilihat

    sebagai bentuk dari Nation

    Branding karena memiliki

    kecocokan dengan atribut-

    atribut Nation Branding

    yang telah dibuat oleh

    Szondi.

    1.5 Landasan Konsep

    1.5.1 Konsep Nation Branding

  • 14

    Simon Anholt mengibaratkan dunia sebagai satu pasar yang besar dimana negara menjadi aktor

    yang berperan untuk menggerakan pasar global tersebut melalui perdagangan, investasi, pariwisata

    hingga kegiatan ekspor-impor. Pada akhirnya dari sinilah Simon Anholt merumuskan tentang

    Identitas Kompetitif untuk menjelaskan kompetisi yang terjadi diantara para aktor internasional di

    pasar global. Identitas Kompetitif menjadikan suatu negara harus memiliki sebuah produk untuk

    dijadikan nation branding. Konsep nation branding diciptakan pada tahun 1996 oleh Simon

    Anholt. Pada masa itu konsep tersebut bertujuan untuk membantu membentuk berbagai kebijakan,

    inovasi, serta strategi dan investasi bagi negara-negara yang ada di dunia.15

    Dalam hal ini nation branding berdampak kepada peningkatan daya saing bangsa. Bagi

    suatu negara, nation branding akan merepresentasikan diri suatu negara secara keseluruhan.

    Tujuan dari representasi diri tersebut adalah guna menciptakan modal reputasional yang dilakukan

    dengan cara mempromosikan diri kepada ketertarikan ekonomi, sosial dan politik. Pentingnya

    reputasi dari suatu negara sangat dibutuhkan khususnya pada masa meningkatnya arus globalisasi.

    Negara-negara di dunia saling berinteraksi untuk melakukan kegiatan ekonomi serta sosial dan

    budaya.16

    Nation branding yang dilakukan oleh suatu negara akan meningkatkan reputasi negara

    tersebut menjadi lebih baik di ranah internasional. Selain daripada itu, nation branding juga akan

    berpengaruh kepada meningkatnya kepercayaan yang diberikan oleh negara-negara lainnya

    sehingga mereka akan dengan mudah diajak berkerjasama. Dalam hal ini negara yang melakukan

    nation branding pada akhirnya mendapatkan kemudahan untuk mencapai kepentingan negaranya

    di ranah internasional. Negara tersebut juga akan dengan mudah mendapatkan kesuksesan karena

    15 Irwansyah, Menginisiasi Nation Branding Indonesia Menuju Daya Saingi, diakses dalam

    http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/305 (31/10/2018, 11:28 WIB) 16 Ibid,

    http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/305

  • 15

    citra yang melekat dari negaranya mampu mempermudah dalam menyelesaikan berbagai urusan

    serta mudah dalam mengembangkan potensi negaranya.

    Dilain sisi, Szondi menyatakan bahwa ada beberapa makna tentang konsep nation

    branding yaitu …”the strategic self-presentation of a country with the aim of creating reputational

    capital through economic, political and social interest promotion at home and abroad”… Disini

    Fan juga menyebutkan bahwa …”nation branding concerns applying branding and marketing

    communications techniques to promote a nation’s image”… Pendapat dari Fan ini dikembangkan

    lebih lanjut oleh Dong-Hun. Dong Hun memberikan pernyataan bahwa dalam nation branding

    ada aspek pemberian merek dan penerapan teknik komunikasi pemasaran untuk mempromosikan

    citra suatu negara.17

    Anholt memiliki tiga komponen dalam menjelaskan proses dari nation branding. Ketiga

    komponen tersebut adalah strategi, substansi dan aksi simbolis.18 Penjabaran ketiga komponen

    tersebut adalah sebagai berikut :

    a. Strategy

    Dalam istilahnya, strategi didasarkan kepada kesadaran akan negara itu sebagai “siapa”

    dan “dimana” posisi negara tersebut sekarang. Kedua kesadaran tersebut baik dalam realita

    maupun menurut persepsi dari internal serta eksternal. Mereka mengetahui kemana tujuan mereka

    serta mengetahui bagaimana upaya yang ditempuh untuk mendapatkan tujuan tersebut. Komponen

    strategi dalam perkembangannya memiliki dua kesulitan utama yaitu yang pertama adalah

    merekonsiliasi kebutuhan serta keinginan dari berbagai aktor nasional yang berbeda menjadi satu

    17 Ibid, 18 Simon Anholt, Beyond the Nation Brand : The Role of Image and Identity in International Relations, diakses

    dalam https://surface.syr.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1013&context=exchange (21/4/2019, 22:31 WIB)

    https://surface.syr.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1013&context=exchange

  • 16

    arah atau satu tujuan tunggal. Kesulitan yang kedua adalah untuk menemukan satu tujuan yang

    tepat dikarenakan oleh adanya keinginan yang saling bertentangan.

    Strategi dari pemerintah Indonesia adalah dengan mengembangkan TNBKDS sedemikian

    rupa hingga memenuhi persyaratan untuk menjadi sebuah cagar biosfer. Pemerintah Indonesia

    dalam hal ini adalah pemerintah Kalimantan Barat beserta instansi yang terkait dengan Taman

    Nasional Betung Kerihun Danau Sentarum sadar akan posisinya sebagai daerah yang memiliki

    potensi cagar biosfer dunia sehingga mereka melakukan upaya guna menjadikan TNBKDS sebagai

    cagar biosfer. Mereka menyadari bahwa mereka berada di negara Indonesia yang telah menjadi

    anggota dari jaringan cagar biosfer dunia sehingga ini memudahkan strategi untuk menjadikan

    TNBKDS sebagai cagar biosfer.

    b. Substance

    Substansi merupakan implementasi atau pelaksanaan yang efektif dari strategi.

    Implementasi tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan ekonomi, hukum, politik, sosial, budaya

    dan pendidikan. Dalam hal ini pengaplikasian dari substansi seperti inovasi nyata, struktur,

    perundang-undangan, reformasi, investasi, lembaga dan kebijakan yang akan membawa kemajuan

    yang diinginkan. Pada komponen substansi, penerapan strategi untuk menjadikan TNBKDS

    menjadi cagar biosfer dilakukan oleh pemerintah daerah serta masyarakat sehingga perolehan

    status cagar biosfer didapatkan.

    c. Symbolic actions

    Tindakan simbolis merupakan bagian-bagian dari komponen substansi yang memiliki

    unsur-unsur komunikatif yang mampu memperkuat strategi yang tengah dijalankan. Tindakan

    simbolis ini misalnya diwujudkan dengan sebuah inovasi, struktur, undang-undang, reformasi,

    investasi, lembaga atau kebijakan yang sugestif serta mudah diingat bahkan bersifat dramatis. Dan

  • 17

    yang terpenting adalah mereka merupakan sebuah lambang dari komponen strategi. Pada akhirnya

    dalam komponen aksi simbolis, pemerintah mengajukan TNBKDS menjadi cagar biosfer setelah

    memenuhi persyaratan dari UNESCO dan berhasil mendapatkan status sebagai cagar biosfer

    hingga dikukuhkan secara simbolik oleh UNESCO.

    Penetapan cagar biosfer Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum menjadi

    upaya dari pemerintah Indonesia dalam melakukan nation branding. Tujuan dari nation branding

    ini adalah untuk menjadikan citra Indonesia sebagai negara yang sadar akan kelestarian lingkungan

    serta kekayaan sumber daya alam yang ada di dalamnya. Indonesia menginginkan dunia

    memandang bahwa negaranya masih layak dan mampu untuk disebut sebagai paru-paru dunia.

    Jika Indonesia dapat mempertahankan cagar biosfer tersebut maka citra Indonesia sebagai sebuah

    negara yang memiliki kekayaan dari sumber daya alam akan memberikan dampak berupa

    mudahnya urusan Indonesia dalam memenuhi kepentingan nasional.

    Cagar biosfer memiliki tujuan sebagai sarana penunjang pendidikan dan penelitian yang

    mampu berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan ini sangat

    dibutuhkan oleh Indonesia mengingat negara kita merupakan negara berkembang yang sangat

    membutuhkan berbagai macam cara untuk menunjang segala aspek kemakmuran dan

    kesejahteraan penduduknya. Jika Indonesia menambah cagar biosfer dan telah diakui oleh

    UNESCO maka nation branding Indonesia sebagai negara paru-paru dunia akan menjadi salah-

    satu kemudahan untuk Indonesia memenuhi kepentingan nasionalnya terutama yang berhubungan

    dengan ilmu pengetahuan dan penelitian.

    1.6 Metode Penelitian

    1.6.1 Jenis Penelitian

  • 18

    Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

    adalah merupakan jenis penelitian yang menggunakan metode analisis. Penulis akan melakukan

    analisis terlebih dahulu berdasarkan dari fenomena sosial yang terjadi dari latar belakang yang

    sudah dijelaskan diatas. Jenis penelitian kualitatif tergolong efektif karena mampu

    mengidentifikasi faktor-faktor yang dirasa kurang jelas. Dalam artian kurang jelas disini misalnya

    seperti status sosial dan ekonomi, peran gender serta agama.19 Penelitian ini berfokus kepada

    alasan dari upaya nation branding yang dilakukan oleh Indonesia melalui cagar biosfer Taman

    Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum

    Dalam penelitian, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengertian dari

    metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang memiliki tujuan untuk menggambarkan suatu

    fenomena yang sedang berlangsung sekarang atau yang telah terjadi di masa lampau. Berdasarkan

    pendapat Furchan karaktersitik dari penelitian deskriptif adalah suatu fenomena yang digambarkan

    bersifat apa adanya. Hal ini dilakukan melalui penelaahan yang terstruktur atau teratur, cermat

    serta mengutamakan obyektivitas. Kemudian penelitian deskriptif juga tidak memiliki perlakuan

    yang dikendalikan.20

    1.6.2 Ruang Lingkup Penelitian

    1.6.2.1 Batasan Waktu

    Batasan penelitian ini dimulai sejak keluarnya surat nomor : 525/657/SETDA/UM-A

    tanggal 25 november 2016 oleh bupati Kapuas Hulu H. AM Nasir sampai ditetapkannya Taman

    19 Family Health International, Qualitative Research Methods : A Data Collector’s Field Guide, diakses dalam

    http://www.ccs.neu.edu/course/is4800sp12/resources/qualmethods.pdf (22/3/2017, 19.13 WIB)

    20AM Saifullah, Metode Penelitian, diakses dalam http://eprints.walisongo.ac.id/1648/4/063511009_Bab3.pdf

    (4/7/2019, 1:30 WIB)

    http://www.ccs.neu.edu/course/is4800sp12/resources/qualmethods.pdfhttp://eprints.walisongo.ac.id/1648/4/063511009_Bab3.pdf

  • 19

    Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum sebagai cagar biosfer oleh UNESCO pada tanggal

    25 juli 2018.

    1.6.2.2 Batasan Materi

    Penelitian ini terfokus pada bagaimana proses Nation Branding Indonesia pada Taman

    Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum sebagai cagar biosfer oleh MAB UNESCO.

    1.6.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

    Dalam penelitian, penulis menggunakan penelitian yang berdasarkan dari library research

    atau kepustakaan. Informasi serta data-data yang dikumpulkan akan dipergunakan sebagai bahan

    dari dasar penelitian. Dalam hal ini data-data tersebut didapatkan melalui berbagai literatur seperti

    arsip-arsip, jurnal, media massa cetak maupun elektronik serta digital juga artikel dan laporan

    tahunan.

    1.6.4 Teknik Analisis Data

    Penelitian ini menggunakan teknik analisa data induktif. Pengertian dari teknik analisa data

    induktif adalah penelitian aktif dalam mengembangkan konsep yang digunakan. Penulis akan

    menjelaskan fenomena yang terjadi, menganalisis serta mengumpulkan data dan informasi hingga

    kemudian didapatkan sistematika pola di dalamnya.

    1.7 Argumen Pokok

  • 20

    Upaya Nation Branding dilakukan oleh Indonesia melalui Cagar Biosfer Taman Nasional

    Betung Kerihun dan Danau Sentarum. Sebelumnya Cagar Biosfer TNBKDS telah dikukuhkan

    secara resmi oleh MAB UNESCO pada tanggal 25 Juli 2018. Pengukuhan dilakukan dalam sidang

    ke-30 ICC MAB UNESCO. Pada akhirnya Nation Branding melalui Cagar Biosfer TNBKDS

    tersebut mengantarkan Indonesia kepada keuntungan yaitu Indonesia memiliki pengaruh dari

    status atau posisinya sebagai anggota dari Cagar Biosfer Dunia oleh MAB UNESCO.

    Bagan 1.1 Korelasi rumusan masalah dengan Nation Branding21

    21 Diolah oleh penulis

    rumusan masalah

    Bagaiamana proses Nation

    Branding Indonesia pada

    TNBKDS sebagai Cagar Biosfer oleh Man and

    Biosphere (MAB) UNESCO?

    Konsep Nation

    Branding

    Strategy

    substance

    symbolic actions

    Nation Branding Indonesia melalui TNBKDS sebagai Cagar Biosfer oleh

    MAB UNESCO memiliki

    keuntungan bagi Indonesia karena

    Indonesia memperoleh

    pengaruh dari status atau

    posisinya sebagai anggota dari Cagar Biosfer Dunia oleh MAB UNESCO.

  • 21

    1.8 Sistematika Penulisan

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    1.2 Rumusan Masalah

    1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

    1.3.1 Tujuan Penelitian

    1.3.2 Manfaat Penelitian

    1.3.2.1 Manfaat Akademis

    1.3.2.2 Manfaat Praktis

    1.4 Penelitian Terdahulu

    1.5 Landasan Teori

    1.6 Metode Penelitian

    1.6.1 Jenis Penelitian

    1.6.2 Ruang Lingkup Penelitian

    1.6.2.1 Batasan Waktu

  • 22

    1.6.2.2 Batasan Materi

    1.6.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

    1.6.4 Teknik Analisis Data

    1.7 Argumen Pokok

    1.8 Sistematika Penulisan

    BAB II Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum sebagai

    Cagar Biosfer Dunia

    2.1 Pengertian dan Kriteria dari Cagar Biosfer oleh UNESCO

    2.1.1 Pengertian Cagar Biosfer

    2.1.2 Kriteria Wilayah untuk Menjadi Cagar Biosfer

    2.2 Cagar Biosfer Yang Ada Di Indonesia

    2.3 Gambaran Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau

    Sentarum sebagai Cagar Biosfer

    2.3.1 Letak Geografis Taman Nasional Betung Kerihun dan

    Danau Sentarum

    2.3.2 Sumber Daya Alam yang Dihasilkan oleh Taman

    Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum

    2.4 Upaya Indonesia dalam Menjadikan TNBKDS sebagai

    Cagar Biosfer

    BAB III Nation Branding dan Indonesia melalui Taman Nasional Betung

    Kerihun dan Danau Sentarum

  • 23

    3.1 Nation Branding Indonesia Melalui Cagar Biosfer

    TNBKDS

    3.1.1 Strategy

    3.1.2 Substance

    3.1.3 Symbolic Actions

    BAB IV PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    5.2 Saran