1.1 latar belakang · Web view“ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik” 1 tesalonika...

24
Mini skripsi Uji coba zat pewarna sintetis pada minuman Menggunakan deterjen Oleh: Nama: christine aprillia Nis: 181941003 Program ipa Sma dian harapan

Transcript of 1.1 latar belakang · Web view“ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik” 1 tesalonika...

Mini skripsi

Uji coba zat pewarna sintetis pada minuman

Menggunakan deterjen

Oleh:

Nama: christine aprillia

Nis: 181941003

Program ipa

Sma dian harapan

Bangka tengah

2019

Daftar isi

Daftar Isi

Daftar Tabel

Bab i pendahuluan

1.1 latar belakang

“ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik” 1 tesalonika 5:21. Seperti yang tertulis didalam surat paulus kepada rakyat di tesalonika baiklah kita menguji segala sesuatu dan berpegang pada yang baik. Perkembangan zaman membuat sebagian orang mulai mengabaikan hal yang baik dan benar, mereka cenderung menerima apapun hal itu, seperti minuman. Sebagian orang mengabaikan proses dibalik minuman itu terbentuk apakah ada zat berbahaya atau tidak. Baiklah kita tidak seperti itu alangkah baiknya jika kita menguji secara sederhana minuman tersebut dan berpegang pada kebaikan minuman tersebut jika minuman tersebut berbahaya lebih baik kita tidak meminum minuman tersebut.

Karena semakin berkembangnya iptek menyebabkan semakin berkembang pula teknik dalam mengelola pangan. Seperti sekarang banyak bahan buatan seperti pewarna yang dimasukkan ke dalam minuman dengan berbagai tujuan. Salah satu tujuan dimasukkan pewarna dalam minuman adalah membuat minuman lebih menarik (ilmi,2009). Bahan-bahan buatan seperti pewarna ini biasa disebut btm (bahan tambahan makanan) (purba,2010).

Bahan tambahan makanan adalah bahan yang sengaja ditambahkan kedalam makanan ataupun minuman dalam proses pengolahannya untuk menarik pembeli. Salah satu jenis bahan tambahan makanan adalah pewarna, pewarna yang ditambahkan dalam minuman dapat berupa pewarna alami ataupun sintetis. Pewarna yang lebih banyak digunakan oleh para produsen adalah pewarna sintetis, ini dikarenakan pewarna sintetis lebih ekonomis dan lebih mudah untuk digunakan. Selain itu, pewarna sintetis dipilih untuk mewarnai minuman juga karena warnanya yang lebih cerah, daya mewarnainya lebih luas dan memiliki rentang warna yang lebih luas (pujilestari, 2015).

Salah satu produk yang sering ditambahkan dengan bahan pewarna adalah minuman. Salah satu minuman yang sering kita temukan dipasar-pasar adalah minuman tradisional seperti, es cendol, jamu dan es lilin. Minuman tersebut banyak digemari oleh orang-orang, selain rasanya yang nikmat juga karena warnanya yang menarik (wirasto, 2008).

Idealnya sebuah produk harus dijual dengan menggunakan bahan-bahan yang tidak membahayakan konsumen atau pembeli. Seperti minuman tradisional yang dijual dipasaran contohnya jamu yang seharusnya menggunakan bahan-bahan yang alami untuk memberi warna dalam minumannya. Jamu biasanya menggunakan kunyit untuk memberi warna orange pada minumannya. Kunyit merupakan salah satu contoh pewarna alami yang dapat digunakan untuk mewarnai makanan maupun minuman.

Faktanya produk-produk yang dijual dipasaran sebagian menggunakan pewarna-pewarna sintetis yang jika dikonsumsi berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Produk-produk ini terjual bebas dipasaran dan pembeli tidak dapat membedakan minuman mana yang menggunakan pewarna alami atau yang menggunakan pewarna buatan. Pembeli juga cenderung membeli makanan atau minuman dari segi rasa, penampilan bentuk, aroma dan sering mengabaikan kandungan atau bahan pembuatan makanan tersebut (julaeha, dkk 2007 ).

Penelitian ini bertujuan untuk memberi informasi pada masyarakat jenis minuman dan makanan tradisional yang menggunakan pewarna alamai atau sintetis. Seperti sebuah kasus yang terjadi pada 18 oktober 2011 sebanyak 51 siswa sd negri keracunan pewarna sintetis rhodamin b salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas (permata, 2011). Jika pewarna sintetis ini sering dikonsumsi dapat menyebabkan kanker kandungan kemih dan gangguan hati.

Deterjen merupakan suatu bahan kimia yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Deterjen ini biasanya digunakan untuk membersihkan noda pada pakaian. Deterjen merupakan surfaktan yang banyak digunakan pada produk-produk pembersih di rumah tangga. Di dalam deterjen terdapat suatu senyawa yang bersifat menetralkan yaitu naoh, kadar naoh dalam deterjen biasanya 40 g/mol (istiqomah, 2011).

Berdasarakan pengertian deterjen dan pewarna di atas maka dilaksanakan satu penelitian untuk melihat atau membuktikan minuman tersebut mengandung zat pewarna sintetis atau tidak menggunakan deterjen. Dikarena kandungan naoh di dalam detergen maka seharusnya ketika naoh bereaksi dengan pewarna alami maka pewarna tersebut akan mengalami rekasi kimia. Dengan adanya inovasi berikut ini, maka diharapkan masyrakat dapat membedakan antara makanan dan minuman yang mengandung pewarna sintetis dan pewarna alami.

1.2 rumusan masalah

1. Apakah deterjen dapat digunakan untuk menguji zat pewarna sintetis pada minuman?

2. Bagaimana cara kerja deterjen sebagai penguji pewarna?

1.3 tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui deterjen dapat digunakan untuk menguji zat pewarna sintetis pada minuman.

2. Untuk mengetahui proses kerja deterjen sebagai penguji pewarna.

1.4 manfaat penelitian

Manfaat yang diperoleh dari mini skripsi ini adalah sebagai beriku;

1. Bagi pelajar

Pelajar dapat mengetahui perbedaan antara pewarna alami dan pewarna buatan setelah diteteskan dengan deterjen. Selain itu, pelajar juga dapat mencoba untuk melihat apakah jamu yang ada dipasaran menggunakan pewarna sintetis atau tidak dengan melakukan percobaan menggunakan deterjen ini.

2. Bagi masyarakat

Masyarakat dapat mengetahui jenis minuman dan makanan tradisional yang mengandung bahan pewarna buatan setelah diteteskan dengan deterjen. Dan juga dapat lebih berhati-hati dalam membeli jamu dipasaran setelah melakukan uji coba menggunakan deterjen. Masyarakat dapat membeli sampel untuk jamu tersebut dan menggunakan deterjen dirumah untuk melakukan percobaan menggunakan deterjen.

1.5 penjelasan istilah 1.5.1 pewarna sintetis

Pewarna sintetis adalah pewarna yang digunakan dalam makanan atau minuman yang didapatkan melalui proses sintetis kimia buatan, dan bahan-bahan yang dipakai merupakan bahan kimia atau ekstrasi dari bahan alami yang ditambahkan dengan bahan kimia (nasution, 2014).

1.5.2 deterjen

Deterjen adalah suatu material penting yang digunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri biasanya berupa cairan, bubuk, atau pasta, didalam deterjen terdapat senyawa yang bersiat basa seperti naoh (fatimah, 2012).

1.5.3 naoh

Naoh sama dengan lye yaitu hidroksida logam. Naoh atau natrium hidroksia merupakan jenis basa logam kaustik yang biasanya digunakan dalam berbagai macam bidang industri dan digunakan sebagai basa dalam proses bubur kayu dan kertas, sabun dan deterjen (sarastina, 2014).

2

Bab ii

Landasan teori

2.1 zat pewarna

Warna merupakan salah satu faktor sensori khususnya dalam makanan warna menjadi hal yang cukup penting dalam penilaian konsumen dan hasil dari sebuah penelitian mengatakan bahwa warna makanan menduduki urutan kedua dari kriteria makanan setelah kesegaran makanan, lalu diikuti oleh bau, rasa, komposisi, nilai gizi, dan seterusnya (sutrisno, 2006). Zat pewarna merupakan senyawa yang sering kita jumpai diberbagai makanan dan minuman. Zat pewarna adalah bahan yang biasa digunakan untuk mewarnai berbagai substrat, seperti tekstil, kertas, plastik obat, kosmetik, makanan,dan lainnya(budimarwati,1992). Zat pewarna adalah bahan tambahan pada makanan atau minuman yang dapat memberi warna pada makanan dan minuman yang tidak memiliki warna agar terlihat lebih menarik ataupun memperbaiki warna makanan atau minuman yang sedikit berubah selama proses pengolahan (purba, 2009). Zat pewarna dibagi menjadi dua jenis yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis (buatan).

Pewarna alami adalah pewarna yang didapatkan dari bahan-bahan yang terdapat di alam. Sejak zaman dahulu manusia telah banyak menggunakan pewarna alami dan dianggap lebih aman daripada pewarna sintetis(budimarwati.1992). Pewarna alami dapat diperoleh dari tumbuhan, hewan, ataupun sumber mineral, tumbuhan yang memiliki warna seperti kunyit, paprika, anggur, strawberry, bunga mawar dan bit digunakan sebagai pewarna alami dalam pangan yang aman untuk dikonsumsi (haryanto, 2018). Hampir semua bagian tumbuhan apabila diekstrak dapat menghasilakn zat warna seperti bunga, buah, daun, biji, kulit batang/kayu dan akar salah satunya adalah kunyit (curcuma longs) yang memberikan warna oranye(pujilestari, 2015).

Salah satu minuman yang menggunakan jamu sebagai pewarna dasarnya adalah jamu. Jamu pada umunya disukai oleh orang-orang yang sudah berumur namun ada beberapa anak muda yang menyukai jamu. Jamu adalah obat tradisional yang diwariskan secara turun temurun untuk kesehatan ( hanifah, 2016). Umumnya jamu kunyit menggunakan kunyit yang sudah cukup tua (marie, 2017). Dalam permenkes no. 003/menkes/per/i/2010 jamu adalah ramuan bahan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan serian (generik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (biofarmaka ipb, 2013). Jamu umumnya bewarna namun tidaklah semenarik warna-warna pada minuman lainnya.zat pewarna alami dianggap lebih aman daripada zat pewarna sintetis dan menurut food and drug administration (fda) amerika serikat menggolongkan zat pewarna alami ke dalam golongan zat pewarna yang tidak memerlukan sertifikat (koswara, 2009).

Pewarna sintetis adalah zat yang dihasilkan dengan cara sintesis kimia( budimarwanti, 1992). Pewarna sintetis juga dapat didefiniskan pewarna yang melalui berbagai prosedur sebelum digunakan sebagai pewarna makanan dan biasanya proses pembuatan pewarna sintetis melalui pemberian asam sulfat atau asam nirat yang seringkali terkontaminasi logam berat yang bersifat racun dan seringkali tertinggal dalam hasil akhir atau membentuk senyawa baru yang berbahaya (purba, 2009). Pewarna sintetsis berdosis sedang yang ditambahkan pada makanan dapat membuat hiperaktivitas, gangguan tingkah laku lainnya pada anak, gangguan kognitif, dorongan agresif, asma, kekurangan zat besi dan seng , kurang tidur, gatal berbintik merah serta mudah marah(rohmawati, 2015).

Tidak semua zat warna sintetis yang dihasilkan aman untuk makanan dan minuman, sehingga diperlukan pengawasan terhadap pemakaiannya. Batas penggunaan zat pewarna sintetis ditetapkan dalam sk menteri kesehatan ri no.239/menkes/per/v/1985, karena merupakan bahan berbahaya yang jika dikonsumsi melebihi dosis akan menimbulkan efek negatif bagi konsumen (fauzi, 2010). Adapun beberapa zat pewarna buatan yang diizinkan dan dilarang penggunaannya. Beberapa pewarna buatan yang diijinkan dan dilarang penggunaanya antara lain :

Tabel 1. Zat pewarna bagi makanan dan minuman yang diijinkan di indonesia (wirasto, 2008).

Warna

Nama

Nomor indeks nama

I. Zat warna alam

Merah

Merah

Kuning

Kuning

Kuning

Kuning

Hijau

Biru

Coklat

Hitam

Hitam

Putih

Ii.zat warna sintetik

Merah

Merah

Merah

Oranye

Kuning

Kuning

Hijau

Biru

Biru

Ungu

Alkanat

Cochineal red ( karmin )

Annato

Karoten

Kurkumin

Safron

Klorofil

Ultramarin

Karamel

Carbon black

Besi oksida

Titanium dioksida

Carmoisine

Amaranth

Erythrosium

Sunsetyellow fcf

Tartrazine

Quineline yellow

Fast green fcf

Brilliant blue fcf

Indigocarmine ( indigotine )

Violet gb

75520

75470

75120

75130

75300

75100

75810

77007

-

77266

77499

77891

14720

16185

45430

15985

19140

47005

42053

42090

42090

42640

pemakaian zat pewarna disetiap negara berbeda-beda, dengan tujuan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan rakyat dari hal-hal yang dapat ditimbulkan dari pemakaian zat pewarna tertentu dan jika zat pewarna sudah diizinkan oleh pemerintah, maka pemerintah menganggap zat tersebut masih aman bagi kesehatan dan keselamatan rakyat (koswara, 2009).

Tabel.2 daftar zat pewarna yang dilarang penggunaannya di indonesia tahun 1985 (sembiring, 2013).

No

Warna

Nama kimia

No. Indeks

1

Orange

Auramine

41000

2

Orange

Butter yellow

11020

3

Orange

Chrycidine

11270

4

Merah

Citrus red

12055

5

Hijau

Guinea green b

42085

6

Violet

Magenta

42510

7

Orange

Oil yellow ss

12110

8

Orange

Oil yellow sab

11380

9

Kuning

Oil yellow sx

11390

10

Kuning

Oil yellow xo

16155

11

Merah

Ponceau 3r

14700

12

Merah

Ponceau sx

12140

13

Merah

Sudan i

12055

14

Merah

Rhodamin b

45170

15

Merah

Methanil yellow

13065

16

Merah

Amaranth

12740

17

Merah

Crystal ponceau

12760

18

Merah

Ponceau 6rb

13420

19

Hijau

Night green 2b

36285

20

Biru

Patent blue a

41753

21

Kuning

Butter yellow

76352

22

Kuning

Anillin yellow

76352

23

Kuning

Light green sf yellowish

29647

24

Biru

Soluble blue

76491

25

Biru

Nigrosine soluble

41074

26

Orange

Croceine orange

11726

Zat pewarna diatas tidak diizinkan penggunaannya karena dianggap tidak aman bagi kesehatan. Seperti rhodamin b dan methanil yellow kedua pewarna ini dilarang pemakaiannya karena dapat menimbulkan reaksi keracunan dan warna air seni bisa jadi merah(rohmawati, 2015).

Bahaya dari penggunaan zat pewarna sintetis ini jika digunakan pada makanan dapat menyebabkan sakit kepala sampai kanker otak (tanoyo, 2013).seperti penggunaan pewarna sintetis tartazin yang dapat menyebabkan alergi kulit, pilek, asma, memar pada kulit (bhernama, 2016). Begitu juga dengan penggunaan rhodamin b yang dapat menimbulkan efek toksik yang tidak langsung muncul dan menyebabkan iritasi saluran pencernaan, iritasi kulit, mata, saluran pencernaan, keracunan, sampai yang paling parah kanker hati.

2.2 deterjen 2.2.1 definisi deterjen

Deterjen adalah adalah salah satu produk yang digunakan untuk menghilangkan kotoran pada pakaian(santi, 2009). Deterjen juga merupakan campuran berbagai bahan yang digunakan untuk membantu membersihkan dan pada tahun 1913 deterjen mulai menggunakan bahan sintetis yang dipelopori oleh a reychler seorang ahli kimia dari belgia. Didalam deterjen juga tedapat senyawa yang dapat meningkatkan kebasaan yaitu natrium hidroksia yang menjadikan deterjen sebagai indikator basa (fatimah, 2007).

2.2.2 kandungan deterjen

Kandungan yang terdapat dalam deterjen biasanya berasal dari turunan minyak bumi. Bahan dasar untuk membuat deterjen yaitu alkil benzena sulfanat (abs) yang diperoleh dari hasil olahan minyak bumi ada juga bahan dasar lainnya yaitu linier alkil sulfanat (las) yang kemudian ditambah dengan naoh ( natrium hidroksida) (astuti, 2009).

2.3 hubungan pewarna dan deterjen.

Pewarna dibedakan menjadi pewarna sintetis dan pewarna alami. Pewarna alami merupakan indikator asam basa. Sedangkan pewarna sintetis bukan indikator asam basa. Naoh merupakan senyawa basa yang terdapat didalam deterjen. Sehingga bisa dikatakan bahwa deterjen merupakan indikator basa. Ketika pewarna sintetis ditetesi dengan deterjen dia tidak akan berubah warna, karena larutan deterjen merupakan larutan basa dan pewarna sintetis bukan indikator asam basa. Hal ini juga yang menyebabkan tidak terjadi apapun pada pewaran sintetis yang ditetesi dengan deterjen. Ketika diteteskan kedalam pewarna alami deterjen akan bereaksi dan warna dari pewarna alami tersebut akan menjadi lebih tua(nurohman, 2012).

Bab iiimetodologi penelitian3.1 subjek, tempat, dan waktu penelitian

subjek penelitian yang digunakan adalah minuman tradisional yaitu jamu. Tempat penelitian adalah jl. Sungai selan km. 08 no. 70, kota pangkalpinang, provinsi kepulauan bangka belitung pada tanggal 17 juni 2019.

3.2 metode penelitian

metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif adalah salah satu cara untuk menjawab masalah penelitian yang berakitan dengan data narasi yang bersumber dari wawancara, dan pengamatan (wahidmurni, 2017). Metode penelitian ini sering disebut metode penelitian naturalistik atau metode etnografi karena peneltian yang dilakukan pada kondisi ilmiah, penelitian ini dilakukan pada objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika objek tersebut (ningrum, 2015).

penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menjabarkan temuan atau fenomena yang disajikan sesuai fakta atau temuan di lapangan dan dideskripsikan dalam kata dan kalimat pada konteks khusus yang alamiah (tobing, dkk, 2016).

3.3 instrumen penelitian

instrumen penelitian adalah alat ukur yang baik. Menurut para ahli, fungsi instrumen adalah mengubah suatu fakta mejadi sebuah data (arifin, 2017). Instrumen penelitian yang dipakai dalam dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi yang digunakan terdiri dari hasil foto. Alasan peneliti memilih instrumen dokumentasi karena peneliti ingin menjelaskan perbedaan minuman yang menggunakan pewarna sintetis maupun pewarna buatan.

3.4 langkah penelitian

Alat-alat:

· Gelas

· Sendok

· Sedotan

Bahan:

· Air

· Deterjen

· Jamu

Cara kerja:

1. Tuangkan jamu pada wadah kecil.

2. Larutkan deterjen dengan air .

3. Teteskan larutan deterjen kedalam jamu.

4. Tunggu beberapa saat, lalu lihat perubahan yang terjadi.

Bab iv data dan pembahasan

Pada penelitian ini akan menggunakan data detergen dengan ukuran massa yang berbeda-beda. Adapun ukuran-ukuran massa detergen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.1 data

Tabel 4.1

Data deterjen 50 gram

No

Gambar

Keterangan

1

Bubuk deterjen 50 gram.

2

Bubuk deterjen yang sudah dicampurkan dengan air mineral

3

Jamu 100 gram

4

Larutan deterjen dituangkan kedalam jamu

5

Jamu yang telah tercampur dengan larutan deterjen

Deterjen bubuk dengan massa 50 gram dicampur dengan air mineral secukupnya kemudian diaduk rata, setelah itu tuangkan jamu dengan massa 100 gram. Masukkan larutan deterjen kedalam jamu setelah dimasukkan aduk rata larutan deterjen dengan jamu hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apa yang terjadi ketika jamu dengan massa 100 gram dicampur dengan deterjen 50 gram.

Tabel 4.2

Data deterjen 20 gram

No

Gambar

Keterangan

1

Bubuk deterjen 20 gram

2

Bubuk deterjen yang sudah dicampurkan dengan air mineral

3

Jamu 100 gram

4

Larutan deterjen dituangkan kedalam jamu

5

Jamu yang telah tercampur dengan larutan deterjen

Deterjen bubuk dengan massa 20 gram dicampur dengan air mineral secukupnya kemudian diaduk rata, setelah itu tuangkan jamu dengan massa 100 gram. Masukkan larutan deterjen kedalam jamu setelah dimasukkan aduk rata larutan deterjen dengan jamu hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apa yang terjadi ketika jamu dengan massa 100 gram dicampur dengan deterjen 20 gram.

Table 4.3

Data deterjen 10 gram

No

Gambar

Keterangan

1

Bubuk deterjen 20 gram

2

Bubuk deterjen yang sudah dicampurkan dengan air mineral

3

Jamu 100 gram

4

Larutan deterjen dituangkan kedalam jamu

5

Jamu yang telah tercampur dengan larutan deterjen

Deterjen bubuk dengan massa 10 gram dicampur dengan air mineral secukupnya kemudian diaduk rata, setelah itu tuangkan jamu dengan massa 100 gram. Masukkan larutan deterjen kedalam jamu setelah dimasukkan aduk rata larutan deterjen dengan jamu hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apa yang terjadi ketika jamu dengan massa 100 gram dicampur dengan deterjen 10 gram.

Perbandingan di atas dilakukan berdasarkan perbedaan massa deterjen. Perbandingan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat diketahui apakah massa deterjen dapat mempengaruhi keberhasilan dalam uji coba dan apakah warna yang dihasilkan tetap lebih tua daripada warna jamu yang tidak dicampur dengan larutan apapun.

4.2 pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian tersebut didukung dari pendapat nurohman, 2012 yang menyatakan bahwa ketika larutan deterjen dimasukkan kedalam larutan yang mengandung pewarna alami larutan tersebut akan berubah warna menjadi lebih tua. Berdasarkan pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwa deterjen dapat digunakan untuk menguji zat pewarna pada minuman.

jamu yang digunakan pada penelitian adalah jamu kunyit asam. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa jamu tersebut menggunakan pewarna kuning alami yaitu menggunakan ekstrak warna dari kunyit. Hal ini dapat dilihat dari proses uji coba peneliti menggunakan deterjen sebagai indikator basa. Indikator ini digunakan untuk menguji jamu kunyit asam yang dibeli di pasar tradisional menggunakan pewarna sintetis atau pewarna alami.

Larutan deterjen yang digunakan sebagai indikator basa dicampurkan dengan jamu untuk menguji jamu tersebut menggunakan pewarna alami atau sintetis. Setelah dicampur dengan larutan deterjen dengan berbagai macam massa larutan jamu dengan deterjen tersebut berubah menjadi lebih tua daripada warna jamu yang tidak dicampurkan dengan larutan apapun. Warna kuning jamu berubah menjadi merah bata atau orange hal ini dikarenakan jamu tersebut menggunakan pewarna alami. Berdasarkan penelitiam diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian uji coba pewarna pada jamu berhasil karena terjadinya reaksi antara jamu dengan deterjen yang mengakibatkan perubahan warna pada jamu. Hal tersebut didukung juga oleh pernyataan nurohman bahwa pewarna alami adalah indikator asam basa sehingga ketika dicampur dengan deterjen yang merupakan indikator basa maka akan terjadi reaksi dan warna jamu tersebut berubah.

4.3 kajian penelitian terhadap kehidupan berdasarkan konteks kekristenan

Bab v

Kesimpulan

5.1 kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian dapat disimpulkan bahwa beberapa hal diantaranya;

1. Deterjen dapat digunakan untuk menguji zat pewarna sintetis pada minuman karena deterjen merupakan indikator basa yang apabila dicampur dengan pewarna alami akan bereaksi karena pewarna alami adalah indikator asam basa, sedangkan pewarna sintetis bukanlah indikator asam basa, sehingga ketika dicampur dengan deterjen yang merupakan indikator asam basa tidak bereaksi. Hal ini dapat menjadi indikator larutan tersebut mengandung pewarna alami atau buatan. Dan hasil percobaan tersebut membuktikan bahwa jamu yang digunakan menggunakan pewarna alami karena mengalami rekasi.

2. Proses yang terjadi antara deterjen dengan jamu adalah deterjen sebagai indikator basa dan jamu yang mempunyai zat warna didalamnya akan mengalami reaksi asam basa jika jamu tersebut menggunakan pewarna alami maka jamu tersebut akan mengalami perubahan warna. Dan hasil penelitian membuktikan bahwa jamu tersebut menggunakan pewarna alami karena mengalami rekasi dengan indikator basa yaitu deterjen.

5.2 saran

1. Bagi masyarkat

Sebagai pengetahuan jika jamu yang dikonsumsi bisa menggunakan pewarna alami atau buatan, selain itu masyarakat juga dapat mengetahui dampak dari mengkonsumsi jamu yang mengandung pewarna sintetis (buatan).

2. Bagi siswa

Sebagai sumber informasi saat ingin melakukan praktikum kimia untuk menguji warna sintetis atau alami.

1

18