11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

65
DIAGNOSA & PENYAKIT PULPA drg. Andina Rizkia [email protected]

description

ert

Transcript of 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Page 1: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

DIAGNOSA & PENYAKIT PULPA

drg. Andina Rizkia

[email protected]

Page 2: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Diagnosa dapat dibagi menjadi 2 yaitu;

Diagnosis medis: penentuan jenis penyakit berdasarkan

tanda dan gejala, menggunakan cara dan alat seperti

laboratorium, foto dan klinik

Diagnosis pembanding (Differential Diagnose/DD):

diagnosis yang dilakukan dengan membandingkan

tanda – tanda klinis suatu penyakit dengan tanda klinis

penyakit lain.

Page 3: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Pemeriksaan menegakkan diagnosis

I. Pemeriksaan subjektif

II. Pemeriksaan objektif

III. Pemeriksaan radiograf

Page 4: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

I. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

Adalah pandangan operator ( dokter gigi ) terhadap

gejala klinis yang dialami oleh pasien dan dicatat

dalam rekam medis.

Pemeriksaan subjektif meliputi :

Pengisian kartu status

Anamnesa

Page 5: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Anamnesa

Adalah tanya jawab mengenai kesehatan umum pasien, ada / tidaknya

penyakit sitemik dan keluhan mengenai gejala sakit yang dirasakan.

Stimulus rasa sakit

- dingin, panas, pengunyahan.

Frekuensi rasa sakit

- Berkali-kali/jam/hari/terus-menerus.

Durasi (jangka waktu) rasa sakit

- menit/jam

Page 6: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Keparahan rasa sakit

- apakah pasien minum analgesik ?

- apakah analgesik berguna ?

- Jenis analgesik apa yang menghilangkan

rasa sakit ?

Spontanitas rasa sakit

- sangat penting untuk menentukan

diagnosis yang akurat.

Rasa sakit spontan menunjukkan kemungkinan besar kondisi

ireversibel. Tidak harus pulpitis ireversibel, tetapi kondisi ireversibel

yang memerlukan layanan endodontik atau perawatan gigi lain.

Page 7: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Contoh pertanyaan yang dapat digunakan :

Apakah pernah sakit gigi ?

Kapan rasa sakit ini terjadi dan apa penyebabnya ?

Berapa lama rasa sakit itu terjadi ?

Page 8: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

II. PEMERIKSAAN OBJEKTIF

adalah pemeriksaan gejala klinis dengan melakukan tes

klinis.

Tes klinis dibagi menjadi 2 tahap yaitu :

1. Tes diagnosis

a) Visual

b) Sondasi

c) Perkusi

d) Palpasi

e) Tes mobilitas

f) Tes vitalitas

Page 9: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

2. Tes untuk keadaan sulit

a) Transiluminasi

b) Tes anastesi

c) Tes gigit (bite test)

d) Pewarnaan (staining)

e) Gutta perca point tracing dengan radiograf

Page 10: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Visual

Pemeriksaan paling sederhana hanya melihat

saja dibutuhkan penerangan yang baik dan

gigi harus dibersihkan,

Page 11: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Hal – Hal yang Diamati

Kelainan ekstra oral :

Asimetri muka

Pembengkakan

Kelainan intra oral:

Warna gigi yang abnormal

Lesi jaringan lunak

Gigi fraktur

Page 12: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Sondasi

Tujuan

pemeriksaan ini untuk mengetahui kavitas sudah

mencapai dentin atau belum.

Cara

menggeser sonde half moon pada gigi tanpa

tekanan pada daerah kavitas.

Page 13: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Perkusi

Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan ketukan

ringan pada gigi menggunakan ujung jari atau ujung

tangkai instrument.

Tujuan

menentukan ada/tidaknya kelainan pada jaringan

periodontal.

Page 14: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Cara pemeriksaan

dimulai pada gigi tetangga yang sehat gigi

yang sakit.

dimulai dgn ujung jari ujung tangkai kasus

akut

arah vertical pada daerah insisal / oklusal gigi

arah horizontal pada daerah bukal / lingual gigi

Page 15: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Palpasi

Pemeriksaan dilakukan dengan perabaan / tekanan ringan

menentukan konsistensi jaringan guna mengetahui :

Ada/tidaknya pembengkakan

Ada/tidaknya rasa sakit pada daerah yang dipalpasi

Kelainan terdapat pada jaringan lunak / keras

Kasar / licinnya permukaan jaringan

Tujuan

Mengetahui kerusakan yang terjadi pada periosteum.

Page 16: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Cara pemeriksaan:

Palpasi dilakukan dengan menggunakan ujung jari

Tekanan ringan pada gusi/mukosa sekitar apeks gigi

Perhatikan adanya pembengkakan/rasa sakit

Perhatikan apakah ada fluktuasi pada pembengkakan

Perhatikan apakah gigi goyang saat dipalpasi

Jangan lakukan palpasi apabila diduga abses akut

Page 17: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Test mobilitas

Tujuan

mengetahui derajat kegoyangan gigi sehingga

dapat dideteksi ada/tidaknya kerusakan tulang

alveolar

Page 18: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Derajat goyang gigi menurut Grossman

1. Derajat I

Penderita merasakan goyangnya gigi sedangkan operator belum

melihat goyangnya gigi tersebut

2. Derajat II

Goyangnya gigi terlihat dan terasa, gigi goyang ±1 mm dari soket

nya

3. Derajat III

Goyangnya gigi lebih dari 1 mm dan gigi dapat digerakkan dalam

arah vertikal

Page 19: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Tes vitalitas

Tujuan mengetahui vitalitas gigi,

3 Test yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Thermal dingin

Menggunakan udara dingin, es, kapas + chloretyl.

hasil + : pulpa masih vital

hasil - : berarti pulpa terisolasi atau non vital.

2. Thermal panas

Menggunakan gutta perca panas atau instrument panas.

Page 20: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

3. Electronic pulp tester (EPT)

Indikasi:

semua gigi yang dapat diisolasi / dikeringkan

Kontra indikasi:

Gigi yang sulit diisolasi/keringkan

Gigi dengan mahokta selubung atau restorasi besar

Trauma baru

Gigi yang teranestesi

Rasa sakit yang kontinyu

Pasien yang gugup/nervous

Page 21: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Ketepatan pemeriksaan ini tergantung pada :

Status psikologi penderita

Ketepatan alat itu sendiri

Ambang rangsang individual

Kondisi umum penderita

Page 22: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Cara penggunaan EPT :

Baca petunjuk pabrik

Isolasi dan ulasi bagian bukal gigi yang akan diperiksa dengan

gel

Pengatur arus diset pada angka 0

Ujung EPT dilekatkan pada servikal gigi

Jangan sentuhkan EPT pada gingival atau restorasi metal

Naikkan pengatur arus bertahap sampai timbul respon

Catat pada skala berapa timbul respon, lakukan 2x

Page 23: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Transiluminasi

Pemeriksaan menggunakan sinar fiberoptic sebagai

sumber cahaya.

Tujuan

mengetahui ada atau tidaknya garis fraktur.

Page 24: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Cara pemeriksaan :

Cahaya menembus struktur jaringan, bila:

Jaringan sehat jernih kemerahan

Jaringan patologik keruh / gelap

Fraktur cahaya tidak melewati garis fraktur

Page 25: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf
Page 26: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Test anastesi

Tujuan

mendapatkan kepastian terakhir bila sumber

sakit tidak ditemukan dengan cara lain.

Page 27: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Cara pemeriksaan

anastesi infiltrasi gigi geligi rahang atas mulai gigi

yang lebih anterior

anestesi blok gigi geligi rahang bawah

Apabila gigi yang dicurigai sebagai sumber sakit

berhenti rasa sakitnya setelah dianestesi dipastikan

gigi geligi tersebut merupakan sumber rasa sakit

Page 28: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Test gigitan (bite test)

Tujuan

menemukan gigi yang mengalami retak dengan memisahkan

segmen gigi yang retak.

Cara pemeriksaan :

Penderita diinstruksikan menggigit forceps yang dililit kapas

atau applicator stik

Segmen gigi yang fraktur akan terpisah bergerak sehingga

timbul rasa sakit.

Page 29: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Tes pewarnaan (staining tes)

Tujuan

mengisolasi gigi yang fraktur.

Page 30: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Cara pemeriksaan ada 3 cara bebas tumpatan

a) Gigi diulasi larutan 2% iodine atau methylene blue

dalam preparasi kavitas iodine akan mewarnai garis

fraktur jadi lebih gelap

b) Campuran, zinc okside dan eugenol dalam kavitas

Campuran akan meresap dan memperlihatkan garis

fraktur

c) Pemberian disclosing tablet dan dikunyah garis

fraktur akan terlihat.

Page 31: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf
Page 32: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Gutta perca point tracing dengan radiograf

Tujuan

Melokalisasi lesi endodontic pada gigi spesifik

bantuan u/ mendiagnosis banding antara lesi

periodontal dan endodontic.

Page 33: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Cara pemeriksaan :

Tempatkan gutta point ke dalam fistula

Ambil foto rontgen kearah apeks gigi yang

dicurigai penyebab fistula.

Page 34: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf
Page 35: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

III. PEMERIKSAAN RADIOGRAF

Pemeriksaan Ro, wajib kasus endodontic

Gambaran yang didapat pada rontgen :

Radiolusen objek terlihat gelap, yaitu; jaringan lunak

dan substansi lain yang dapat dilalui sinar X.

Radioopak objek terlihat jelas, yaitu; tumpatan metal,

jaringan keras dan substansi lain yang tidak dapat dilalui

sinar X

Page 36: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Fungsi radiograf

dalamnya karies gigi

besar kerusakan tulang pada jaringan periapikal dan

periodontal

gigi impaksi dan belum erupsi

adanya benda asing

konfigurasi saluran akar

resorpsi eksterna dan interna

fraktur

sinus

tumpatan

Page 37: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Kekurangan pemakaian alat rontgen:

hanya memberi gambaran dua dimensi

kesalahan proyeksi pemotretan

tidak dapat membedakan dengan jelas antara

granuloma dan kista radikular.

Page 38: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Drg.Arlina Nurhapsari.,SpKG

Page 39: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Faktor-faktor Penyebab Penyakit

Pulpa

1. Faktor fisik

a. Mekanik :

1) trauma

2) keausan patologik (pathologic wear)

3) fraktur

4) perubahan barometrik

5) alat ortodontik

6) vibrasi ultrasonik

7) preparasi kavitas

Page 40: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

b. Termal

1) kecepatan preparasi (tekanan,kecepatan dan ukuran bur)

2) bahan dasar kavitas

3) pemolesan

4) serbuk resin

5) tester termal

c. Listrik :

1) tester listrik

2) kontak tumpatan logam yang berbeda

d. Radiasi

Page 41: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

2. Kimiawi

a. Bahan restorasi : 1) semen silikat

2) semen seng fosfat

3) arsen

4) paraformaldehid

5) dll

b. Bahan sterilisasi : 1) phenol

2) thymol

3) silver nitrat

4) alkohol

c. Bahan disinfeksi : ZnCl2, NaF, dll.

Page 42: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

3. Bakteri

a. Toksin bakteri pada karies

b. Invasi bakteri secara langsung

1) pulpa terbuka karena karies / mekanis

2) anakhoresis

3) melalui saluran lateral

4) pada kavitas yang dalam

c. Kebocoran tepi tumpatan

Page 43: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Penyakit Pulpa Klasifikasi menurut Grossman dkk.(1988) Pulpitis 1. Reversibel a. simtomatik b. asimtomatik 2. Ireversibel a. akut :1) sensitif thd rangsang dingin 2) sensitif thd rangsang panas b. khronis : 1) asimtomatik dengan pulpa terbuka 2) pulpitis hiperplastik 3) resorpsi interna

Page 44: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

KLASIFIKASI KONDISI PULPA (Arens dkk ,2009):

1. Pulpa sehat

2. Pulpitis reversible

3. Pulpitis irreversible

Simptomatik

Asimtomatik

4. Nekrosis pulpa

Parsial (sebagian)

Total (seluruh)

Page 45: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

1. PULPA SEHAT

Pulpa sehat pulpa yang masih vital dan bebas peradangan

Asimtomatik

Rangsangan termal dan elektrik akan memberikan reaksi ringan sebelumnya tidak ada riwayat sakit pada gigi tsb

Perkusi dan palpasi negatif

Gambaran radiograf normal

Sensitivitas terhadap dingin/panas kecil

Respon terhadap rangsang dingin bertahan 3-10 detik

Page 46: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

2. PULPITIS REVERSIBEL

Definisi

kondisi inflamasi pulpa ringan sampai sedang yang

disebabkan oleh rangsangan dari iritan, tetapi

pulpa mampu kembali pada keadaan tidak

terinflamasi setelah rangsangan ditiadakan

Page 47: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Gejala :

Gigi asimtomatik

Rangsangan thermal sakit tajam dan singkat

Sakit hilang bila rangsang hilang

Respon terhadap suhu dingin lebih cepat daripada panas

Perkusi negatif

Gambaran radiografi normal

Terdapat kavitas pada mahkota cukup dalam

Restorasi baru (amalgam, komposit, mahkota) dalam beberapa hari

Page 48: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Penyebab :

Trauma : traumatic oklusi

Syok termal penggunaan bur yang terlalu lama berkontak dengan gigi. Panas berlebihan saat pemolesan

Dehidrasi kavitas dengan alcohol yang berlebihan

Stimuli ringan atau yang berjalan sebentar, misal karies awal, erosi servikal atau atrisi oklusal, prosedur operatif, kuretase periodontium yang dalam, fraktur dengan dentin terbuka

Page 49: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Perawatan :

Penyebab/iritan dihilangkan pemberian

dressing sedatif + restorasi ulang

Penggunaan pasta gigi yang mengandung bahan

desensitasi.

Page 50: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

3. PULPITIS IRREVERSIBEL

Definisi

kondisi peradangan pulpa yang persisten, sehingga pulpa tidak

dapat kembali ke normal.

Gejala klinis

Paroksisme (rasa sakit yang sangat), tajam, menusuk, spontan dan

terus-menerus

Sangat sensitif terhadap rangsang dingin, panas, manis, asam dan

tekanan makanan

Kongesti pembuluh darah (saat berbaring)

Page 51: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

•Tingkat akhir PI, cairan/makanan panas merupakan keluhan

utama dan sumber primer rasa sakit

•Rasa sakit makin bertambah durasinya atau frekuensinya

setelah beberapa hari / minggu

•Rasa sakit kadang-kadang difus atau menyebar sampai TMJ

•Perkusi mungkin sensitif pada akhir PI

•Pasien minum obat analgesik karena tingkat rasa sakit sedang

sampai parah

•Radiograf mungkin menunjukkan sedikit penebalan LPD,

kadang-kadang erosi lamina dura

Page 52: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

PULPITIS IRREVERSIBEL SIMTOMATIK

Gejala :

Rasa sakitnya bersifat spontan, berdenyut dan terus menerus dapat memancar sampai ke telinga atau mata

Rasa sakit yang hebat akibat rangsang termal, makanan manis atau asam, tekanan yang masuk dalam kavits (makanan), berbaring.

Rasa sakit minum panas > minum dingin

Pemeriksaan vitalitas Electric pulp test pulpa masih vital

Page 53: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Gambaran radiograf

terlihat penyebab sakit seperti karies yang dalam

atau restorasi yang berlebih.

Perawatan

Hilangkan rasa sakit, pulpotomi, pulpektomi

Page 54: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

PULPITIS IREVERSIBEL ASIMTOMATIK

Ad. proses peradangan yang terjadi sebagai

mekanisme pertahanan jaringan pulpa terhadap

iritasi dengan proses proliferasi berperan disini.

Perubahan dari pulpitis akut menjadi kronis

Page 55: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

≠ sakit pengurangan dan keseimbangan

tekanan intrapulpa.

Gambaran radiografi

karies besar, luas dan menembus jaringan pulpa

Page 56: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Macam pulpitis ireversibel asimtomatis:

1. Pulpitis kronik hiperplastik

2. Pulpitis kronis ulseratif

Page 57: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

1. Pulpitis kronik hiperplastik

= polip pulpa

Ad. peradangan pulpa yang terbuka, ditandai dengan

terjadinya jaringan granulasi karena adanya iritasi

yang ringan dalam waktu lama jumlah & besar sel

bertambah

Page 58: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Gejala :

≠ gejala

Tampak benjolan jaringan ikat berwarna kemerahan,

menyembul dari kavitas yang besar. Benjolan mudah

berdarah, karena penuh pembuluh darah.

Ketika menelan tekanan dari gumpalan makanan

akan menyebabkan rasa sakit

Page 59: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

2. Pulpitis kronis ulseratif

Keadaan ini umumnya terjadi pada pulpa muda

/tua yang sanggup menahan proses infeksi

Gejala :

Pembentukan ulkus permukaan pulpa yg terbuka

Rasa sakit tidak begitu hebat/kadang ≠rasa sakit

sama sekali kecuali ada makanan masuk ke dalam

kavitas.

Respon test termal dan elektrik menurun

Page 60: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

4. NEKROSIS PULPA

Ad. kondisi dimana jaringan pulpa mati. Jaringan

pulpa non vital, bisa sebagian atau seluruhnya.

Penyebab :

Bakteri

Trauma

Iritasi kimiawi

Page 61: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Ada 2 tipe nekrosis :

1. Nekrosis koagulasi

Bagian jaringan pulpa yang dapat larut mengendap atau diubah menjadi bahan padat (massa seperti keju, terdiri dari protein yang mengental, lemak dan air)

2. Nekrosis likuefaksi

Likuefaksi / pengentalan dan pencairan, terjadi bila enzim proteolitik mengubah jaringan menjadi massa yang lunak, cairan atau debris amorfus

Page 62: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Gejala nekrosis pulpa :

≠ keluhan

Gigi terkadang sudah berubah warna (diskolorisasi gigi)

adanya fistula merupakan drainase sehingga asimtomatik

Perkusi +/-

Radiograf :

tidak berubah

Penebalan LPD, LD terputus

Radiolusen periapikal

gigi nekrosis parsial dapat bereaksi terhadap perubahan suhu karena adanya serabut saraf vital yang melalui jaringan inflamasi di dekatnya.

Pembukaan kavitas sering diikuti bau gas gangren.

Page 64: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf

Baum, Phillips, dan Lund, 1994, Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi,

Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta

Cohen, S., dan Burns, R.C., 2006, Pathways of the Pulp, 9th ed,

Elsevier Mosby, ST. Louis

Grossman L.I., Oliet, S., dan Del Rio C.E.1995. Endodontic

Practice.ed11. Lea Fabinger, Philadelphia

Banerjee.A.,Watson.T.F.2011.Pickard’s Manual of Operative

Dentistry.Ed 9.Oxford

Robenson, T. M., Heymann, H. O., Swift, E. J., 2006, Sturdevant’s Art

and Science of Operatif Dentistry.ed 5. Mosby Elsevier.

Walton, R. E., dan Torabinejad, M., 2009, Endodontic:Principle and

Practice. Ed 4.Saunders Elsevier.St louis

Fejerskov.O.,Kidd.E.2008., Dental Caries: The Disease and Its Clinical

Management Book. Ed 2. Blackwell Munksgaard

Bergenholtz.G.,Horsted-Bindslev.P.,Reit.C.2010. Textbook of

Endodontology. Ed 2. Blackwell Munksgaard

Arens.D.E.2009.Practical lessons in Endodontic

Treatment.Quintessence

Journal of Endodontic

Journal of Operative Dentistry

Page 65: 11. Diagnosa & Penyakit Pulpa_pdf