10E00521

170
Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009 HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG KUALITAS PELAYANAN DENGAN CITRA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG T E S I S Oleh IKA PUSPITA 067013013/IKM . PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2009

description

boim

Transcript of 10E00521

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG KUALITAS PELAYANAN DENGAN CITRA RUMAH SAKIT UMUM

    DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

    T E S I S

    Oleh

    IKA PUSPITA 067013013/IKM

    .

    PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

    2009

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG KUALITAS PELAYANAN DENGAN CITRA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

    KABUPATEN ACEH TAMIANG

    T E S I S

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)

    dalam Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Rumah Sakit

    pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

    Oleh

    IKA PUSPITA 067013013/IKM

    PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

    2009

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    Judul Tesis : HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG KUALITAS PELAYANAN DENGAN CITRA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

    Nama Mahasiswa : Ika Puspita Nomor Induk Mahasiswa : 067013013 Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Administrasi Rumah Sakit

    Menyetujui

    Komisi Pembimbing :

    Tanggal Lulus: 14 September 2009

    (Dr. Ir. Sri Fajar Ayu, MM)

    Ketua

    (dr. Fauzi, SKM) Anggota

    Ketua Program Studi, (Dr. Drs. Surya Utama, MS)

    Dekan,

    (dr. Ria Masniari Lubis, MSi)

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    Telah diuji

    Pada tanggal : 14 September 2009

    PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Dr. Ir. Sri Fajar Ayu, MM Anggota : 1. dr. Fauzi, SKM 2. Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP 3. Drs. Amru Nasution, M.Kes

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    PERNYATAAN

    HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG KUALITAS PELAYANAN DENGAN CITRA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

    KABUPATEN ACEH TAMIANG

    T E S I S

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Medan, Juli 2009

    Ika Puspita

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    ABSTRAK

    RSUD Kabupaten Aceh Tamiang merupakan salah satu rumah sakit di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang masih mengalami permasalahan dengan kualitas pelayanan. Berdasarkan survey pendahuluan dengan melakukan wawancara kepada pasien pada tahun 2008, 75% pasien menyatakan kualitas pelayanan di RSUD Kabupaten Aceh Tamiang masih belum memenuhi harapan.

    Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan tipe explanatory research untuk menganalisis hubungan persepsi pasien tentang kualitas pelayanan dengan citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap RSUD Kabupaten Aceh Tamiang pada bulan Maret sampai Mei 2009. Sampel berjumlah 98 orang diambil secara purposive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square.

    Hasil analisis Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan persepsi pasien tentang kualitas pelayanan yang terdiri dari dimensi kualitas teknis (professionalism, p = 0.000) dan dimensi kualitas fungsional (reliability dengan p = 0.000, attitudes dengan p = 0.000, accessibility dengan p = 0.000, service recovery dengan p = 0.000, dan serviscape dengan p = 0.000) dengan citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.

    Disarankan kepada RSUD Kabupaten Aceh Tamiang agar dapat memberikan pelayanan berkualitas yang berorientasi pada kebutuhan pasien perlu dilakukan upaya perbaikan yang berkesinambungan dengan melaksanakan pendidikan dan pelatihan, memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan akurat sesuai standar opersional prosedur yang telah ditetapkan, meningkatkan disiplin dan komitmen dalam bekerja. Sarana, prasarana dan kesehatan lingkungan terus ditingkatkan serta memelihara dan memperbaiki fasilitas yang telah ada. Pihak rumah sakit juga diharapkan terus melakukan pengawasan terhadap perilaku petugas rumah sakit, untuk efektifnya pengawasan ini perlu mengaktifkan komite medik.

    Kata kunci : Persepsi, Kualitas Pelayanan, Citra

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    ABSTRACT

    Aceh Tamiang District General Hospital is one of the hospitals in the Province of Nanggroe Aceh Darussalam which still has a problem of service quality. Based on the preliminary survey by interviewing patients on 2008, 75% patients said that the quality of service provided by Aceh Tamiang District General Hospital has not met the patients expectation yet.

    The purpose of this survey study with explanatory research type is to analyze in the relationship of patients perception about the quality of service with the image of Aceh Tamiang District General Hospital. The population of this study were all of the in-patient patients being hospitalized in Aceh Tamiang District General Hospital from March to May 2009, and 98 of them were selected to be the samples for this study through purposive sampling technique. The data obtained were analyzed through Chi-Square test.

    The result of Chi-Square test showed that there were a relationship between the perception of patient on the quality of service consisting of technical quality dimension (professionalism, p = 0.000) and the functional quality dimension (reliability with p = 0.000, attitudes with p = 0.000, accessibility with p = 0.000, service recovery with p = 0.000, and serviscape with p = 0.000) with the image of Aceh Tamiang District General Hospital.

    It is suggested that the management of Aceh Tamiang District General Hospital provide a patient-need oriented quality of service by doing a sustainable improvement through the implementation of education and training, providing an accurate, exact and quick service with determinated standard operational procedure, improving work discipline and committment. Facilities and environmental health are improved continuously and also maintain and improve the existing facilities. The hospital management is expected to keep controlling the behavior of health workers, this controlling need to activate the medical committee for the efectiveness.

    Key words : Perception, Service Quality, Image

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya kepada

    penulis, sehingga penulis telah dapat menyusun dan menyelesaikan tesis dengan judul

    "Hubungan Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Citra

    Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang".

    Penulis menyadari selama penyusunan tesis ini, telah demikian banyak

    bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturkan

    ucapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada :

    1. dr. Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Universitas Sumatera Utara.

    2. Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan

    Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

    3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, MSi, selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu

    Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

    Utara.

    4. Dr. Ir. Sri Fajar Ayu, MM, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak

    meluangkan waktu dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam

    menyelesaikan tesis ini.

    5. dr. Fauzi, SKM, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberi

    masukan dan perbaikan dalam penyusunan tesis ini.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    6. Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP dan Drs. Amru Nasution, M.Kes, selaku

    Dosen Penguji atas segala saran dan bimbingan.

    7. dr. Maryan Suhadi, M.Kes, selaku Direktur RSUD Kabupaten Aceh Tamiang,

    atas dukungan dan bantuannya selama penulis mengadakan penelitian.

    8. dr. Catur Haryati, MARS dan drg. Fitriana Yudisari, MARS, yang telah banyak

    memberikan masukan dan bantuan referensi dalam menyusun tesis ini.

    9. Teman-teman mahasiswa Minat Studi Administrasi Rumah Sakit Angkatan 2006

    yang telah memberi dorongan semangat kepada penulis : Elvi, Ade, dan lain-lain.

    Khusus kepada kedua orangtua saya, Alm. H. OK. Syaiful Imran dan Hj.

    Henny sebagai sumber kehidupan saya, pembimbing utama hidup saya, yang telah

    membesarkan saya dengan curahan kasih sayang sehingga rasanya ucapan terima

    kasih ini tidaklah cukup untuk menggambarkan wujud penghargaan saya. Terima

    kasih buat suamiku Ubairizal, ST dan ananda Vona Alfi Rasyida tercinta, yang

    senantiasa mendoakan, menemani, memberi perhatian dan semangat kepada penulis

    selama mengikuti perkuliahan hingga selesainya pendidikan.

    Penulis menyadari sepenuhnya apa yang disampaikan dalam tesis ini masih

    jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritikan dan saran

    yang bertujuan untuk perbaikan tesis ini. Penulis berharap semoga tesis ini dapat

    bermanfaat bagi kita semua.

    Medan, Juli 2009 Penulis

    Ika Puspita

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    RIWAYAT HIDUP

    Ika Puspita dilahirkan di Kuala Simpang, pada tanggal 24 Maret 1977 anak

    pertama dari empat bersaudara dari pasangan Ayahanda (Alm) H. OK. Syaiful Imran

    dengan Ibunda Hj. Henny. Telah menikah dengan Ubairizal, ST dan dikaruniai satu

    puteri yang bernama Vona Alfi Rasyida. Sekarang menetap di Dusun Bukit Suling

    No. 21 Desa Rantau Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang-Nanggroe Aceh

    Darussalam..

    Memulai pendidikan di TK Yayasan Pendidikan Darma Patra Rantau dari

    tahun 1981 sampai dengan 1983, melanjutkan sekolah di SD Yayasan Pendidikan

    Darma Patra Rantau dari tahun 1983 sampai dengan 1989, kemudian melanjutkan

    pendidikan di MTS. Pesantren Modren Alkautsar Al-Akbar Medan dari tahun 1989

    sampai dengan 1992, melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Binjai dari tahun

    1992 sampai dengan1995, melanjutkan pendidikan di DIII Keperawatan Fakultas

    Kedokteran USU Medan dari tahun 1995 sampai dengan 1998, melanjutkan

    pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan dari tahun 2000 sampai

    dengan 2002.

    Setelah selesai menamatkan kuliah, bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil

    (PNS) di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang dari tahun 2003

    hingga sekarang.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK.............................................................................................................. i ABSTRACT.............................................................................................................. ii KATA PENGANTAR............................................................................................ iii RIWAYAT HIDUP................................................................................................ v DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2. Permasalahan ............................................................................... 8 1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8 1.4. Hipotesis ..................................................................................... 8 1.5. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Rumah Sakit ................................................................................... 10 2.2. Persepsi Konsumen ....................................................................... 13 2.3. Kualitas Pelayanan Kesehatan ....................................................... 14 2.4. Citra ............................................................................................... 21 2.5. Landasan Teori............................................................................... 23 2.6. Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 25

    BAB 3 METODE PENELITIAN

    3.1. Jenis Penelitian ............................................................................. 27 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 27 3.3. Populasi dan Sampel ...................................................................... 27 3.4. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 28 3.5. Variabel dan Definisi Operasional ................................................. 30 3.6. Metode Pengukuran ....................................................................... 32 3.7. Metode Analisis Data..................................................................... 34

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................................... 35 4.2. Karakteristik Responden .............................................................. 39 4.3. Deskripsi Variabel Penelitian ....................................................... 42 4.4. Analisis Chi-Square.. ..................................................................... 63 BAB 5 PEMBAHASAN

    5.1. Hubungan Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan Rumah Sakit dengan Citra .......................................................................... 69

    5.2. Hubunngan Persepsi Pasien tentang Professionalism dengan Citra ............................................................................................... 71

    5.3. Hubungan Persepsi Pasien tentang Reliability tentang dengan Citra................................................................................................ 73

    5.4. Hubungan Persepsi Pasien tentang Attitudes dengan Citra ........... 76 5.5. Hubungan Persepsi Pasien tentang Accessibility dengan Citra...... 80 5.6. Hubungan Persepsi Pasien tentang Service Recovery dengan

    Citra ............................................................................................... 84 5.7. Hubungan Persepsi Pasien tentang Serviscape dengan Citra......... 86

    BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1. Kesimpulan .................................................................................. 91 6.2. Saran ............................................................................................. 92

    DAFTAR PUSTAKA

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    DAFTAR TABEL

    Nomor Judul Halaman

    3.1. Metode Pengukuran Variabel Independen dan Dependen ...................... 33

    4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur........... 40 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

    Pendidikan ............................................................................................... 40 4.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

    Pendapatan ............................................................................................... 41 4.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

    Pekerjaan ................................................................................................. 42 4.5. Distribusi Persepsi Pasien tentang Professionalism di RSUD

    Kabupaten Aceh Tamiang ........................................................................ 42 4.6. Distribusi Persepsi Pasien tentang Reliability di RSUD Kabupaten

    Aceh Tamiang .......................................................................................... 44 4.7. Distribusi Persepsi Pasien tentang Attitudes di RSUD Kabupaten

    Aceh Tamiang .......................................................................................... 47 4.8. Distribusi Persepsi Pasien tentang Accessibility di RSUD Kabupaten

    Aceh Tamiang .......................................................................................... 51 4.9. Distribusi Persepsi Pasien tentang Service Recovery di RSUD

    Kabupaten Aceh Tamiang ....................................................................... 54 4.10. Distribusi Persepsi Pasien tentang Serviscape di RSUD Kabupaten

    Aceh Tamiang .......................................................................................... 57 4.11. Distribusi Citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang .................................. 60 4.12. Hubungan Variabel Persepsi Pasien tentang Professionalism dengan

    Citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang .................................................. 63

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    4.13. Hubungan Variabel Persepsi Pasien tentang Reliability dengan Citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang ........................................................... 64

    4.14. Hubungan Variabel Persepsi Pasien tentang Attitudes dengan Citra

    RSUD Kabupaten Aceh Tamiang ........................................................... 65 4.15. Hubungan Variabel Persepsi Pasien tentang Accessibility dengan

    Citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang .................................................. 66 4.16. Hubungan Variabel Persepsi Pasien tentang Service Recovery dengan

    Citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang .................................................. 67 4.17. Hubungan Variabel Persepsi Pasien tentang Serviscape dengan Citra

    RSUD Kabupaten Aceh Tamiang ........................................................... 68

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Judul Halaman

    2.1. Rumah Sakit Sebagai Suatu Sistem ......................................................... 10 2.2. Dua Dimensi Kualitas Jasa ...................................................................... 24 2.3. Kerangka Konsep Penelitian ................................................................... 26 4.1. Bagan Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Aceh Tamiang ................ 39

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Judul Halaman

    1. Daftar Pertanyaan/Kuesioner ................................................................... 98 2. Hasil Uji Statistik ..................................................................................... 103

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Kesehatan merupakan hak azasi sehingga setiap masyarakat berhak

    memperoleh pelayanan kesehatan secara adil, merata dan bermutu yang menjangkau

    seluruh masyarakat Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut diatas dan dengan

    diberlakukannya Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah

    serta Undang-undang No 25 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

    dan Daerah, maka berbagai upaya dilakukan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan

    pelayanan kesehatan agar masyarakat dapat meningkatkan akses pelayanan dan

    kualitas pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2004).

    Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting

    dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit.

    Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional.

    Rumah sakit mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada

    seluruh masyarakat, karenanya pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di

    rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang kesehatan.

    Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran

    yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan

    masyarakat Indonesia. Pola pelayanan kesehatan yang diharapkan adalah pelayanan

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    yang berkualitas, sehingga mampu mereduksi angka kesakitan dan kematian serta

    menciptakan masyarakat sehat sejahtera.

    Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan

    revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang

    tidak boleh diabaikan jika suatu lembaga ingin hidup dan berkembang, Persaingan

    yang semakin ketat akhir-akhir ini menuntut sebuah lembaga penyedia jasa/layanan

    untuk selalu memanjakan konsumen/pelanggan dengan memberikan pelayanan

    terbaik. Para pelanggan akan mencari produk berupa barang atau jasa dari perusahaan

    yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepadanya (Assauri, 2003).

    Kualitas pelayanan merupakan indikator kinerja bagi penyelenggara

    pelayanan kesehatan seperti rumah sakit. Rumah sakit akan semakin maju jika kinerja

    nya dapat dipertahankan. Oleh karena itu pelayanan rumah sakit harus berubah

    mengarah pada kekuatan pasar sehingga orientasi rumah sakit bergeser dari

    organisasi sosial ke arah sosioekonomi, dengan demikian mempertahankan pelanggan

    adalah tujuan utama yang harus dicapai.

    Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga

    kepercayaan konsumen dengan memperhatikan secara cermat kebutuhan konsumen

    sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang

    diberikan. Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien yang mengharapkan pelayanan

    di rumah sakit, bukan saja mengharapkan pelayanan medik dan keperawatan tetapi

    juga mengharapkan kenyamanan, akomodasi yang baik dan hubungan harmonis

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    antara staf rumah sakit dengan pasien. Dengan demikian perlu adanya peningkatan

    kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.

    Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dapat dilakukan dari berbagai aspek

    pelayanan seperti peningkatan kualitas fasilitas kesehatan, peningkatan kualitas

    profesionalisme sumber daya manusia dan peningkatan kualitas manajemen rumah

    sakit. Pelayanan yang berkualitas harus dijaga dengan melakukan pengukuran secara

    terus menerus, agar diketahui kelemahan dan kekurangan dari jasa pelayanan yang

    diberikan, dan dibuat tindak lanjut sesuai prioritas permasalahannya.

    Zeithaml dan Berry (1988) yang dikutip oleh Tjiptono (2005) mengemukakan

    ada 5 (lima) dimensi yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan, yaitu

    kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik. Menurut Hanjon dkk

    (2000) ada 7 (tujuh) dimensi kualitas dalam pelayanan kesehatan, yaitu (1) jaminan,

    (2) empati, (3) kehandalan, (4) daya tanggap, (5) tampilan fisik, (6) pelayanan medis,

    dan (7) profesionalisme.

    Indikasi kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit dapat tercermin dari

    persepsi pasien atas pelayanan kesehatan yang telah diterimanya. Persepsi

    pasien/pelanggan tentang kualitas pelayanan merupakan penilaian menyeluruh atas

    keunggulan suatu jasa atau pelayanan (Tjiptono, 2004). Menurut Gummesson

    (Tjiptono 2005) persepsi pelanggan terhadap kualitas total akan mempengaruhi citra

    perusahaan dalam benak pelanggan.

    Citra merupakan seperangkat kepercayaan, daya ingat dan kesan-kesan yang

    dimiliki seseorang terhadap suatu objek ( Kotler, 2003). Sikap dan tindakan orang

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh citra objek tersebut, dalam hal ini objek

    yang dimaksud adalah kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menurut

    Gonroons (2000) citra rumah sakit merupakan wujud nyata dari persepsi pelanggan

    terhadap pelayanan yang diberikan melalui apa yang diperoleh pelanggan sebagai

    hasil dari transaksi antara penyedia dan pengguna jasa serta bagaimana pelanggan

    memperoleh jasa tersebut.

    Beberapa determinan citra rumah sakit menurut Cooper (1994) yang dikutip

    oleh Lita (2004) antara lain adalah kualitas dokter, fasilitas perawatan dan teknologi,

    fasilitas diagnosa, dan kualitas perawatan secara keseluruhan. Cooper juga

    menyatakan bahwa perhatian interpersonal, kesadaran staf terhadap kebutuhan

    personel pasien, kontrol terhadap pasien, pengalaman pasien terhadap rumah sakit,

    lokasi dan biaya, kemudahan dari lokasi akan berpengaruh terhadap citra rumah sakit.

    Citra pelayanan kesehatan di Indonesia semakin menurun, hal ini terindikasi

    dengan tingginya minat masyarakat berobat ke luar negeri seperti Malaysia dan

    Singapura. Kecendrungan masyarakat berobat ke luar negeri secara umum

    disebabkan faktor kelengkapan fasilitas dan kualitas pelayanan yang diberikan telah

    memenuhi harapan pasien. Dalam Suara Karya On Line 22 Desember 2004, setiap

    tahun sekitar 5.000 pasien berobat ke luar negeri dan devisa yang dikeluarkan

    mencapai 400 juta dolar atau Rp 3,6 triliun. Rata-rata pasien yang berobat ke

    Malaysia dan Singapura berasal dari Jakarta, Medan, Riau dan Aceh (Purba, 2006).

    Masalah penurunan citra pelayanan kesehatan juga terjadi di Propinsi

    Nanggroe Aceh Darussalam, bahkan Yakub (2008) menyatakan citra pelayanan

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    kesehatan yang buruk di Propinsi tersebut sudah menjadi sebuah brand mark.

    Permasalahan secara umum adalah kualitas pelayanan kesehatan khususnya rumah

    sakit belum memenuhi standar dan harapan masyarakat.

    Kabupaten Aceh Tamiang merupakan salah satu Kabupaten yang ada di

    Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kabupaten ini telah memiliki Rumah Sakit

    Umum Daerah yang disebut dengan RSUD Kabupaten Aceh Tamiang. RSUD ini

    merupakan pengembangan dari Puskesmas Karang Baru. Berdasarkan Surat

    Keputusan MENKES RI Nomor 930/MENKES/SK/VI/2003 status pelayanan RSUD

    Kabupaten Aceh Tamiang adalah rumah sakit dengan klasifikasi kelas C (Profil

    RSUD Tamiang, 2006). Permasalahan yang paling mendasar di RSUD Kabupaten

    Aceh Tamiang adalah mengenai kualitas pelayanan yang tidak memenuhi harapan

    pasien, indikasi ini dapat terlihat dari hasil wawancara langsung dengan 20 pasien

    yang dilakukan pada tanggal 11 dan 12 Februari 2008, sebagian besar yaitu sebanyak

    75% pasien menyatakan tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat

    dan dokter, dan umumnya menyatakan petugas kesehatan tidak tanggap atau tidak

    cepat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien.

    Berdasarkan profil RSUD Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2007

    memperlihatkan angka Bed Occopancy Rate (BOR) sebesar 87,34%, Lenght of Stay

    (LOS) selama 4 hari, Turn Over Internal (TOI) selama 1 hari. Meskipun angka-angka

    yang dimiliki ini telah mendekati standar yang direkomendasikan oleh Depkes RI,

    namun secara umum pasien lebih didominasi oleh pasien Askeskin yaitu 61,20 %,

    sedangkan pasien umum 23,87% dan pasien Askes 9,41 %. Berdasarkan persentase

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    pasien tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang berobat ke RSUD

    Tamiang lebih didominasi oleh masyarakat menengah ke bawah yang menggunakan

    askeskin. Hal ini sesuai dengan pendapat Trisnantoro (2005), bahwa kondisi riel

    rumah sakit pemerintah di Indonesia saat ini mengalami penurunan daya saing

    karena hanya dimanfaatkan oleh masyarakat miskin yang tidak mempunyai pilihan.

    Posisi bersaing untuk mendapatkan pasien kelas menengah ke atas tidak ada.

    Sedangkan perkembangan rumah sakit swasta dinilai semakin pesat karena

    dimanfaatkan oleh semua kalangan masyarakat.

    Berdasarkan wawancara lebih mendalam dengan pasien pada tanggal 11 dan

    12 Febuari 2008, diketahui banyaknya keluhan mengenai kualitas pelayanan

    kesehatan RSUD kabupaten Aceh Tamiang yang tidak baik seperti keterlambatan

    dalam menangani pasien, ketidakjelasan informasi tentang tindakan medis yang

    diberikan kepada pasien dan dugaan pasien ataupun keluarga pasien tehadap

    kesalahan tindakan medis yang dilakukan oleh petugas RSUD Kabupaten Aceh

    Tamiang membuat citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang semakin tidak baik. Aspek-

    aspek kualitas ini menjadi masalah yang harus diperhatikan oleh pihak RSUD

    Kabupaten Aceh Tamiang.

    Persepsi mengenai rendahnya kualitas pelayanan kesehatan di RSUD

    Kabupaten Aceh Tamiang ini mengakibatkan masyarakat beralih mencari rumah sakit

    lain yang bisa memenuhi harapan. Hal ini didukung oleh laporan kunjungan pasien di

    rumah sakit pemerintah dan swasta di luar Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun

    2007. Salah satu contohnya adalah laporan kunjungan pasien dengan kriteria umum

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    di RSUD Kota Langsa diketahui rata-rata berasal dari Kabupaten Aceh Tamiang. Ini

    mengindikasikan masyarakat kurang percaya terhadap kualitas pelayanan kesehatan

    yang diberikan di RSUD Kabupaten Aceh Tamiang meskipun secara kuantitas

    sumber daya manusia dan peralatan medis sudah memenuhi standar. Seharusnya

    keberadaan RSUD Kabupaten Aceh Tamiang menjadi rumah sakit rujukan bagi

    masyarakat yang ada di sekitarnya.

    Rosentock (Sarwono, 2003) menyatakan perilaku individu ditentukan oleh

    motif dan kepercayaannya terhadap institusi pelayanan kesehatan itu sendiri. Motif

    dan kepercayaan tersebut merupakan bagian integral dari citra suatu institusi pemberi

    jasa. Kunjungan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan di rumah sakit juga

    tergantung pada citra rumah sakit itu sendiri dari persepsi masyarakat khususnya

    berdasarkan pelayanan kesehatan yang diberikan.

    Berdasarkan hasil wawancara pasien juga terungkap bahwa rendahnya

    kunjungan masyarakat untuk berobat ke RSUD Kabupaten Aceh Tamiang disebabkan

    oleh citra yang tidak baik di masyarakat.

    Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk

    meneliti hubungan persepsi pasien tentang kualitas pelayanan yang terdiri dari

    professionalism, reliability, accessibility, attitudes, service recovery, serviscape

    dengan citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    1.2. Permasalahan

    Permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

    hubungan persepsi pasien tentang kualitas pelayanan yang terdiri dari persepsi pasien

    tentang dimensi kualitas teknis (professionalism) dan persepsi pasien tentang dimensi

    kualitas fungsional (reliability, attitudes, accessibility, service recovery dan

    serviscape) dengan citra rumah sakit.

    1.3. Tujuan Penelitian

    Untuk menganalisis hubungan persepsi pasien tentang kualitas pelayanan

    yang terdiri dari persepsi tentang dimensi kualitas teknis (professionalism) dan

    persepsi tentang dimensi kualitas fungsional (reliability, attitudes, accessibility,

    service recovery dan serviscape) dengan citra rumah sakit.

    1.4. Hipotesis

    Ada hubungan persepsi pasien tentang kualitas pelayanan yang terdiri dari

    persepsi tentang dimensi kualitas teknis (professionalisme) dan persepsi tentang

    dimensi kualitas fungsional (reliability, attitudes, service recovery dan serviscape)

    dengan citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang.

    1.5. Manfaat Penelitian

    1. Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit untuk membuat rencana strategis dalam

    meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pengembangan rumah sakit.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    2. Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit untuk memperbaiki citra rumah sakit di

    masyarakat.

    3. Untuk pengembangan ilmu dalam bidang administrasi rumah sakit dan sebagai

    dasar untuk pengembangan penelitian tentang pelayanan kesehatan di rumah

    sakit.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Rumah Sakit

    Rumah sakit merupakan suatu institusi yang fungsi utamanya memberikan

    pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tugas rumah sakit adalah melaksanakan

    upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya

    penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan

    upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

    Untuk dapat menyelenggarakan upayaupaya tersebut dan mengelola rumah

    sakit agar tetap dapat memenuhi kebutuhan pasien dan masyarakat yang dinamis,

    maka setiap komponen yang ada di rumah sakit harus terintegrasi dalam satu sistem

    (Soejitno dkk, 2002). Rumah sakit merupakan suatu sistem dapat dilihat pada

    Gambar berikut ini :

    Gambar 2.1. Rumah Sakit Sebagai Suatu Sistem

    Masukan Pelanggan (sehat & sakit) Dokter Karyawan Sarana dan prasarana Peralatan, dsb

    Proses Pelayanan Medik ICU & UGD Rawat Inap Rawat Jalan Laboratorium Administrasi

    Luaran Pasien Sembuh/ Cacat/ meninggal

    Hasil Akhir Pasien puas atau tidak, Rumah sakit maju atau mundur

    Lingkungan Luar Sanak Saudara, pihak asuransi, peraturan pemerintah, hukum, masyarakat, dsb

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    Menurut Jacobalis (1989) rumah sakit sebagai suatu sistem terdiri dari :

    1. Input adalah sarana fisik, perlengkapan atau peralatan, organisasi dan manajemen,

    keuangan dan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

    2. Proses adalah semua kegiatan dan keseluruhan input baik itu tindakan medis

    maupun tindakan non medis dalam interaksinya dengan pemberian pelayanan

    kesehatan.

    3. Keluaran adalah hasil akhir dari kegiatan proses yaitu tindakan dokter dan profesi

    lain terhadap pasien dalam arti derajat kesehatan.

    Selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor lingkungan. Yang dimaksud

    dengan unsur lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi

    penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Untuk suatu institusi kesehatan, keadaan

    sekitar yang terpenting adalah kebijakan, organisasi dan manajemen institusi

    kesehatan tersebut.

    Pelayanan kesehatan di rumah sakit terdiri dari :

    1. Pelayanan medis, merupakan pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis yang

    profesional dalam bidangnya baik dokter umum maupun dokter spesialis.

    2. Pelayanan keperawatan, merupakan pelayanan yang bukan tindakan medis

    terhadap pasien, tetapi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan oleh

    perawat sesuai aturan keperawatan.

    3. Pelayanan penunjang medik ialah pelayanan penunjang yang diberikan terhadap

    pasien, seperti : pelayanan gizi, laboratorium, farmasi, rehabilitasi medik, dan

    lain-lain.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    4. Pelayanan administrasi dan keuangan, pelayanan administrasi antara lain salah

    satunya adalah bidang ketatausahaan seperti pendaftaran, rekam medis, dan

    kerumahtanggaan, sedangkan bidang keuangan seperti proses pembayaran biaya

    rawat jalan dan rawat inap pasien.

    Menurut Depkes RI (1992) berdasarkan pembedaan tingkatan menurut

    kemampuan unsur pelayanan kesehatan yang dapat disediakan, ketenagaan, fisik dan

    peralatan, maka rumah sakit umum pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan

    menjadi :

    1. Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas

    dan kemampuan pelayanan medis spesialistik luas dan subspesialistik luas.

    2. Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas

    dan kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik luas dan

    subspesialistik terbatas.

    3. Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas

    dan kemampuan pelayanan medis spesialistik dasar.

    4. Rumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas

    dan kemampuan pelayanan medis dasar.

    Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan produk jasa yang diberikan

    pihak rumah sakit kepada kliennya. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit

    merupakan tolak ukur dari kualitas rumah sakit tersebut. Bila suatu rumah sakit telah

    berhasil memberikan pelayanan kesehatan dengan baik sehingga dapat memberikan

    kepuasan kepada kliennya, itu berarti rumah sakit tersebut telah memiliki kualitas

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    yang baik. Dengan demikian, lambat laun pada rumah sakit tersebut akan tercipta

    suatu citra yang positif dari masyarakatnya (Lestari, 2004).

    2.2. Persepsi Konsumen

    Pada umumnya manusia mempersepsikan suatu objek berdasarkan kaca

    matanya sendiri, yang diwarnai oleh nilai dan pengalamannya. Notoatmodja (2003)

    mendefinisikan persepsi sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui panca indra.

    Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun mengamati terhadap objek

    yang sama.

    Menurut Prasetijo (2004) pembentukan persepsi seseorang tergantung pada

    berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal seperti: pengalaman,

    kebutuhan saat itu, nilai-nilai yang dianut, ekspetasi maupun faktor eksternal seperti:

    tampakan produk, sifat-sifat stimulus dan situasi lingkungan.

    Persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan dipengaruhi oleh harapan

    terhadap pelayanan yang diinginkan. Harapan ini dibentuk oleh apa yang konsumen

    dengar dari konsumen lain dari mulut ke mulut, kebutuhan pasien, pengalaman masa

    lalu dan pengaruh komunikasi eksternal. Pelayanan yang diterima dari harapan yang

    ada mempengaruhi konsumen terhadap kualitas pelayanan (Zeithmal, 1990).

    Menurut Brown dkk (1991) persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan

    adalah didasarkan atas sebuah kompleksitas dari serangkaian berbagai variabel

    termasuk pengalaman langsung yang dimiliki oleh para pelanggan selama

    menggunakan jasa dan hubungan mereka dengan perusahaan atau yang lainnya

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    seperti apa yang mereka baca, lihat atau dengar mengenai perusahaan, dan apa yang

    mereka peroleh selama menggunakan dan berhubungan dengan jasa perusahaan.

    Rifai (2005) mengemukakan bahwa secara umum fasilitas, perlakuan petugas,

    perilaku dokter mempengaruhi persepsi pasien dalam pemanfaatan pelayanan di

    Puskesmas Binjai Kota. Situmorang (2006) yang juga meneliti tentang persepsi

    masyarakat tentang mutu pelayanan kesehatan di RSUD Kabanjahe Kab. Karo

    memperoleh hasil bahwa persepsi masyarakat tentang mutu pelayanan kesehatan

    berhubungan dengan penampilan fisik rumah sakit, kepastian pelayanan, kehandalan

    petugas, ketanggapan pelayanan, empati dan biaya pelayanan.

    2.3. Kualitas Pelayanan Kesehatan

    Dengan semakin kritisnya masyarakat saat ini terhadap pelayanan kesehatan

    yang diterimanya dan semakin ketatnya persaingan di era pasar bebas, menuntut

    banyak hal dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit yang harus dibenahi khususnya

    kualitas pelayanan (Lestari, 2004).

    Goesth dan Davis (1994) yang dikutip oleh Tjiptono (2004) menyatakan

    bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,

    jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

    Definisi kualitas jasa atau kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan

    kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk

    mengimbangi harapan pelanggan (Tjiptono, 2004).

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    Tjiptono (2004) menyatakan kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan

    pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas

    yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa,

    melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. Pelangganlah yang

    mengkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan, sehingga mereka lah yang seharusnya

    menentukan kualitas jasa.

    Menurut Nasution (2004) yang dikutip oleh Elisa (2007) ada 2 (dua) faktor

    utama yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu expected service dan perceived

    service, dimana apabila jasa yang dirasakan atau yang diterima (perceived service)

    sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan baik

    dan memuaskan, begitupula sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah dari yang

    diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan buruk.

    Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan

    hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini

    memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan

    serta kebutuhan mereka (Tjiptono, 2004).

    Pohan (2003) menyatakan pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah suatu

    pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi

    pelayanan kesehatan dan sekaligus diinginkan baik oleh pasien/konsumen ataupun

    masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat. Menurut Azwar (1996) mutu

    pelayanan kesehatan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan,

    yang di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggarannya

    sesuai dengan standar dan kode profesi yang telah ditetapkan.

    Kualitas dalam pelayanan kesehatan bukan hanya ditinjau dari sudut pandang

    aspek teknis medis yang berhubungan langsung antara pelayanan medis dan pasien

    saja tetapi juga sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan, termasuk manajemen

    administrasi, keuangan, peralatan dan tenaga kesehatan lainnya (Wijono,2000).

    Perspektif pasien/masyarakat tentang pelayanan kesehatan yang bermutu

    adalah suatu pelayanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang

    dirasakannya dan diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu,

    tanggap dan mampu menyembuhkan keluhan serta mencegah berkembangnya atau

    meluasnya penyakit. Pasien/masyarakat juga menganggap bahwa dimensi efektivitas,

    akses, hubungan interpersonal antar manusia, kesinambungan dan kenyamanan

    sebagai dimensi mutu pelayanan kesehatan yang sangat penting (Pohan, 2003).

    Menurut Azwar (1994), ada enam bagian utama yang diidentifikasikan dari

    kualitas pelayanan yang berkaitan dengan pasien yaitu:

    1. Proses masuk rumah sakit yang merupakan waktu tunggu, prosedur mendapatkan

    pelayanan, penetapan ruang perawatan, keramahan dan bantuan personil.

    2. Pelayanan perawatan oleh perawat, informasi dari perawat dan daya tanggap

    perawat terhadap kebutuhan pasien

    3. Pelayanan makanan, dihidangkan dengan temperatur yang sesuai dan waktu yang

    tepat, sesuai dengan kondisi penyakit pasien, serta kepuasan keseluruhan pada

    makanan yang dihidangkan.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    4. Pemeliharaan rumah sakit dimana kesiapan ruangan pada saat pasien datang,

    kebersihan ruangan, kamar mandi, petugas kebersihan yang ramah.

    5. Pelayanan teknis di rumah sakit, waktu tunggu pemeriksaan laboratorium dan

    radiologi, keramahan personilnya, adanya informasi yang cukup dari dokter

    tentang jadwal pemeriksaan, jadwal pengobatan serta keramahan dokter.

    Beberapa dimensi kualitas pelayanan menurut Zeithaml dan Berry (1988)

    yang dikutip oleh Tjiptono (2005) mengemukakan bahwa ada 5 (lima) dimensi yang

    digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan, yaitu sebagai berikut :

    1. Reliabilitas, berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan

    pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan sesuai dengan waktu yang

    disepakati.

    2. Daya tanggap, berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para staff untuk

    membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

    3. Jaminan, berkaitan dengan kemampuan, pengetahuan, keterampilan staff dalam

    menangani setiap pelayanan yang diberikan sehingga mampu menumbuhkan

    kepercayaan dan rasa aman pada pelanggan.

    4. Empati, berarti perusahaan bertindak demi kepentingan pasien, seperti

    kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian,

    memahami kebutuhan pelanggan.

    5. Bukti fisik, berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan yang

    tersedia, material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    Menurut Hanjon et al (2000) ada tujuh dimensi kualitas dalam pelayanan

    kesehatan, yang terdiri dari :

    1. Jaminan, berkaitan dengan kebaikan atau sikap sopan santun yang ditunjukkan

    oleh dokter, perawat, ataupun staf lainnya dan kemampuan mereka untuk

    menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan pasien.

    2. Empati, berkenaan dengan kepedulian dokter dan para staf dalam pelayanan

    kesehatan dengan memberikan perhatian secara individual kepada pasien.

    3. Reliabilitas atau kehandalan, berkaitan dengan kemampuan untuk memberikan

    atau menampilkan pelayanan sesuai dengan harapan dan tepat.

    4. Daya tanggap, meliputi kesediaan untuk memberikan pelayanan yang cepat.

    5. Tampilan fisik, berkaitan dengan fasilitas fisik, peralatan dan bentuk atau keadaan

    hubungan personal.

    6. Pelayanan medis, berkaitan dengan aspek inti dari pelayanan medik: kelayakan,

    efektifitas dan manfaat pelayanan untuk pasien.

    7. Profesionalisme, berkaitan dengan pengetahuan, keahlian teknis dan pengalaman

    dalam memberikan pelayanan kesehatan.

    Gronroos (2000) memaparkan tiga dimensi utama atau faktor yang

    dipergunakan konsumen dalam menilai kualitas yaitu outcome-related (technical

    quality), process-related (functional quality), dan image-related dimensions. Ketiga

    dimensi ini kemudian dijabarkan yaitu sebagai berikut:

    1. Professionalism and Skills, yaitu merupakan outcome related, dimana pelanggan

    menganggap bahwa penyedia jasa, para karyawan, sistem operasional, dan

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    sumber daya fisiknya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

    untuk memecahkan masalah pelanggan secara profesional.

    2. Attitudes and Behavior yaitu merupakan process related. Pelanggan merasa

    bahwa karyawan dalam memberikan pelayanan selalu memperhatikan mereka dan

    berusaha membantu memecahkan masalah pelanggan secara spontan dan dengan

    senang hati.

    3. Accessibility and Flexibility merupakan process related. Pelanggan merasa bahwa

    penyedia jasa, lokasi, jam kerja, karyawan, dan sistem operasionalnya dirancang

    dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pelanggan dapat mengaksesnya

    dengan mudah. Selain itu juga dirancang dengan maksud agar dapat bersifat

    fleksibel dalam menyesuaikan permintaan dan keinginan pelanggan.

    4. Reliability and Trustworthiness merupakan process related. Pelanggan meyakini

    bahwa apapun yang terjadi atau telah disepakati, mereka bisa mengandalkan

    penyedia jasa, karyawan dan sistemnya dalam memenuhi janji-janjinya dan

    bertindak demi kepentingan pelanggan.

    5. Service recovery merupakan process related. Pelanggan meyakini bahwa bila ada

    kesalahan atau bila terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, penyedia jasa akan

    segera dan secara aktif mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan

    menemukan solusi yang tepat.

    6. Serviscape merupakan process related. Pelanggan merasa bahwa kondisi fisik dan

    aspek lingkungan service encounter lainnya mendukung pengalaman positif atas

    proses jasa.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    7. Reputation and Credibility merupakan image related. Pelanggan meyakini bahwa

    bisnis penyedia jasa dapat dipercaya.

    Menurut Cooper (1994) yang dikutip Lita (2004) mengemukakan bahwa

    kualitas dokter, fasilitas perawatan dan teknologi, fasilitas diagnosa, kualitas

    perawatan keseluruhan, perhatian interpersonal, kesadaran staf terhadap kebutuhan

    personel pasien, kontrol pasien, pengalaman rumah sakit, lokasi dan biaya,

    kemudahan dari lokasi akan berpengaruh terhadap citra rumah sakit. Hal tersebut

    sejalan dengan Josito (1997) yang menggunakan aspek kualitas pelayanan meliputi

    keterampilan dokter dan perawat, keakuratan hasil pemeriksaan penunjang medis,

    kebersihan ruangan, kecanggihan alat dalam penelitiannya persepsi terhadap citra

    rumah sakit medistra dikalangan eksekutif masyarakat Jakarta.

    Hasil penelitian Lita (2004), physical support dan contact personnel pada

    sistem penyampaian jasa rumah sakit mempunyai peran dalam membentuk citra

    rumah sakit. Contact personnel mempunyai pengaruh lebih kuat daripada physical

    support terhadap citra rumah sakit, karena personnel merupakan orang yang terlibat

    langsung dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Physical support meliputi

    kelayakan fasilitas gedung, ketersediaan, peralatan, kenyamanan, kondisi ruangan,

    kebersihan, kestrategisan lokasi dan fasilitas pendukung. Contact personal meliputi

    penampilan, kemampuan, daya tanggap, kecepatan, ketepatan, keramahan,

    kemudahan menemui dan memperoleh informasi serta prosedur pelayanan yang

    diberikan petugas.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    2.4. Citra

    Peran citra sangat mempengaruhi keberhasilan kegiatan suatu lembaga seperti

    rumah sakit. Citra perusahaan yang positif, akan membantu dalam era kondisi

    persaingan saat ini. Menurut Zeithaml (1996) citra perusahaan yang baik merupakan

    asset bagi kebanyakan perusahaan, karena citra dapat berdampak kepada persepsi atas

    kualitas, nilai dan kepuasan.

    Menurut Kotler (2003) citra adalah seperangkat kepercayaan, daya ingat dan

    kesan-kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek. Sikap dan tindakan orang

    terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh citra objek tersebut. Pengertian citra itu

    sendiri abstrak atau intangible, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian,

    penerimaan, kesadaran dan pengertian, baik semacam tanda respek dan rasa hormat,

    dari publik sekelilingnya atau masyarakat luas terhadap perusahaan sebagai sebuah

    badan usaha ataupun terhadap personilnya (dipercaya, profesional dan dapat

    diandalkan dalam pemberian pelayanan yang baik). Terciptanya suatu citra

    perusahaan yang baik dimata khalayak atau publiknya akan banyak menguntungkan

    (Ruslan, 1995).

    Citra tidak dapat dicetak seperti membuat barang di pabrik, akan tetapi citra

    ini adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman

    seseorang tentang sesuatu. Citra terbentuk dari bagaimana perusahaan melaksanakan

    kegiatan operasionalnya, yang mempunyai landasan utama pada segi pelayanan

    (Alma, 2005).

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    Belanger (2002) yang dikutip oleh Lita (2004) menyatakan bahwa citra

    organisasi merupakan hasil tanggapan pribadi seorang individu terhadap suatu

    organisasi. Respon muncul akibat interaksi baik yang direncanakan atau tidak,

    dipengaruhi atau tidak, melalui perantara atau interpersonal. Citra masyarakat

    terhadap suatu organisasi, seringkali merupakan hasil interaksi masyarakat dengan

    anggota organisasi.

    Menurut Kotler (2003) citra perusahaan merupakan persepsi masyarakat

    terhadap perusahaan atau produknya. Adreassen dan Lindestad (1998) menyatakan

    citra perusahaan dapat diidentifikasi sebagai suatu faktor untuk mengevaluasi jasa

    dan perusahaan secara keseluruhan. Evaluasi secara keseluruhan terhadap perusahaan

    diukur dengan menggunakan 3 indikator yaitu, (1) pendapat keseluruhan perusahaan,

    (2) pendapat mengenai kontribusi perusahaan untuk masyarakat dan (3) kesukaan

    terhadap perusahaan.

    Sutojo (2004) mengatakan citra masyarakat terhadap perusahaan didasari pada

    apa yang mereka ketahui atau mereka kira tentang perusahaan yang bersangkutan.

    Keberhasilan perusahaan membangun citra dipengaruhi oleh berbagai macam faktor

    yaitu :

    1. Citra dibangun berdasarkan orientasi terhadap manfaat yang dibutuhkan dan

    diinginkan kelompok sasaran.

    2. Manfaat yang ditonjolkan cukup realitas.

    3. Citra yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan perusahaan.

    4. Citra yang ditonjolkan mudah dimengerti kelompok sasaran.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    5. Citra yang ditonjolkan merupakan sarana untuk mencapai tujuan usaha.

    Citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat sebagai berikut : (1) daya

    saing jangka menengah dan panjang yang mantap, (2) menjadi perisai selama masa

    krisis, (3) menjadi daya tarik eksekutif andal, (4) meningkatkan efektivitas strategi

    pemasaran, dan (5) penghematan biaya operasional.

    Citra korporasi dan atau lokal (corporate and/or local) sangat penting dalam

    sebagian besar jasa. Faktor ini bisa mempengaruhi persepsi terhadap kualitas secara

    signifikan melalui berbagai cara. Jika penyedia jasa memiliki citra positif dibenak

    pelanggan, kesalahan minor yang terjadi sangat mungkin dimaafkan. Apabila

    kesalahan kerapkali terjadi, citra positif tersebut bakal rusak. Sebaliknya jika citra

    organisasi negatif, maka dampak dari setiap kesalahan kerapkali jauh lebih besar

    ketimbang bila citranya positif. Dalam kaitannya dengan persepsi terhadap kualitas,

    citra dapat dipandang sebagai filter yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas

    keseluruhan (Gronroos, 2000).

    2.5. Landasan Teori

    Citra merupakan sebuah peran yang terpusat pada persepsi pelanggan akan

    kualitas jasa atau kualitas pelayanan. Citra merupakan hal yang penting bagi suatu

    perusahaan dan oganisasi lainnya. Oleh karena itu penting sekali untuk mengelola

    citra dengan suatu cara yang tepat (Gronroos, 2000).

    Menurut Gronroons (2000) pengalaman dalam menggunakan jasa merupakan

    sebuah fungsi dari dua dimensi kualitas yaitu technical quality adalah apa yang

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    Technical Quality of the Outcome What

    Functional Quality of the Process How

    Image (corporate/local)

    Total Quality

    diperoleh pelanggan sebagai hasil dari transaksi antara penyedia dan pengguna jasa

    dan functional quality adalah bagaimana pelanggan memperoleh jasa tersebut. Dua

    model dimensi kualitas jasa tersebut menentukan citra perusahaan, hal ini karena

    adanya pengaruh persepsi pelanggan akan kualitas jasa tersebut. Persepsi pelanggan

    tersebut merupakan hasil penilaian pelanggan terhadap perbandingan antar jasa yang

    dirasakan dan diharapkan.

    Gambar 2.2. Dua Dimensi Kualitas Jasa (Gronroos, 2000)

    Keterkaitan antara pengalaman kualitas dengan aktivitas pemasaran

    tradisional akan menghasilkan perceived service quality (total perceived quality)

    Persepsi kualitas positif diperoleh apabila kualitas yang dialami (experienced quality)

    sesuai dengan atau memenuhi harapan pelanggan (expected quality). Bila harapan

    pelanggan tidak realistis, maka persepsi kualitas total (total perceived quality) akan

    rendah, bahkan sekalipun kualitas yang dialami secara objektif benar-benar baik.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    Kualitas yang diharapkan dipengaruhi sejumlah faktor, diantaranya

    komunikasi pemasaran, komunikasi dari kata-kata mulut, citra korporasi/lokal, harga,

    serta kebutuhan dan nilai pelanggan. Komunikasi pemasaran meliputi periklanan,

    direct mail, website, komunikasi internet, kampanye penjualan, dan promosi

    penjualan, yang secara langsung berada dalam kendali perusahaan. Sementara itu

    faktor kata-kata mulut, citra, dan public relations hanya dapat dikendalikan secara

    tidak langsung oleh perusahaan (Gronroons, 2000).

    Untuk mengukur citra sarana pelayanan kesehatan dapat dilakukan melalui

    penilaian terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Menurut Gronroons (2000)

    pengalaman dalam menggunakan jasa merupakan sebuah fungsi dari dua dimensi

    kualitas yaitu technical quality dan functional quality yang akan menentukan citra

    perusahaan. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Cooper (1994) yang dikutip

    oleh Lita (2004), Josito (1997) dan Lita (2004) bahwa pelayanan kesehatan yang

    dimiliki dan diberikan kepada pengguna jasa oleh suatu institusi seperti rumah sakit

    akan berpengaruh pada citra rumah sakit tersebut.

    2.6. Kerangka Konsep Penelitian

    Berdasarkan landasan teori maka peneliti dapat merumuskan kerangka konsep

    penelitian seperti pada Gambar 2.3.:

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan

    Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian

    Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari persepsi tentang dimensi

    kualitas teknis dengan indikator professionalism dan persepsi tentang dimensi

    kualitas fungsional dengan indikator reliability, attitudes, accessibility, service

    recovery, serviscape. Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah

    citra.

    Persepsi Tentang Dimensi Kualitas Teknis

    X1. Professionalism

    Persepsi Tentang Dimensi Kualitas Fungsional

    X2. Reliability X3. Attitudes X4. Accessibility X5. Service recovery X6. Serviscape

    Citra

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    BAB 3

    METODE PENELITIAN

    3.1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey, dengan tipe

    explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-

    variabel penelitian melalui pengujian hipotesis (Singarimbun, 1986).

    3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh

    Tamiang yang merupakan rumah sakit milik pemerintah daerah berkelas C.

    Pelaksanaan penelitian direncanakan pada bulan Juli 2008 sampai dengan Juni 2009,

    dengan perincian survei pendahuluan dilakukan pada bulan Juni 2008 dan

    pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2009.

    3.3. Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap RSUD Kabupaten

    Aceh Tamiang yang sedang menjalani perawatan, dengan kriteria semua pasien

    umum. Berdasarkan rekapitulasi data jumlah pasien rawat inap selama tiga bulan

    terakhir adalah 976 orang.

    Menurut Arikunto (2002), apabila jumlah populasi kurang dari 100, lebih baik

    diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya,

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    jika jumlah populasi besar (lebih dari 100), dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%

    atau lebih, tergantung setidak-tidaknya kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu,

    tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan serta besar kecilnya resiko yang

    ditanggung peneliti.

    Berdasarkan pendapat Arikunto tersebut, peneliti mengambil sampel

    penelitian sebesar 10% dari jumlah populasi, yaitu 10% x 976. Dari perhitungan

    tersebut diperoleh jumlah sampel sebesar 97,6 yang dibulatkan menjadi 98.

    Pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling, dengan kriteria sebagai

    berikut:

    1. Pasien yang dirawat lebih dari 2 x 24 jam, karena dianggap telah mengetahui

    situasi rumah sakit.

    2. Pasien dalam keadaan sadar dan mampu berwawancara/menjawab pertanyaan.

    3. Pasien anak-anak diwakili orang tuanya atau keluarga terdekat.

    3.4. Metode Pengumpulan Data

    3.4.1 Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui wawancara

    langsung berpedoman pada kuesioner yang telah disiapkan.

    3.4.2 Data Sekunder

    Data sekunder diperoleh dari catatan rekam medik rumah sakit dan

    manajemen rumah sakit.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

    Validitas menunjukkan sejauhmana skor atau nilai ataupun ukuran yang

    diperoleh benarbenar menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan yang ingin

    diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel atau item

    dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas data yaitu dengan mencari

    korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus

    teknik korelasi pearson product moment corelation coefecient (r), dengan ketentuan (

    Riduwan, 2005):

    a) Jika nilai r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid;

    b) Jika nilai r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid.

    Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

    pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini teknik untuk

    menghitung indeks reliabilitas yaitu dengan menggunakan metode Cronbachs Alpha,

    yaitu menganalisis reabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan (

    Riduwan, 2005):

    a) Jika nilai r Alpha > r tabel, maka dinyatakan reliabel;

    b) Jika nilai r Alpha < r tabel, maka dinyatakan tidak reliabel.

    Hasil pengujian instrumen yang dilakukan terhadap 30 responden diperoleh

    bahwa :

    1. Untuk instrumen professionalism terdiri dari 4 item pertanyaan didapatkan nilai r

    minimum 0.6476 dan r maksimum 0.9230, maka dinyatakan valid; dan nilai alpha

    cronbach = 0.9282, maka dinyatakan reliabel.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    2. Untuk instrumen reliability terdiri dari 4 item pertanyaan didapatkan nilai r

    minimum 0.6554 dan r maksimum 0.8645, maka dinyatakan valid; dan nilai alpha

    cronbach = 0.8988, maka dinyatakan reliabel.

    3. Untuk instrumen attitudes terdiri dari 8 item pertanyaan didapatkan nilai r

    minimum 0,5393 dan r maksimum 0,7872, maka dinyatakan valid; dan nilai

    alpha cronbach = 0.9133, maka dinyatakan reliabel.

    4. Untuk instrumen accessibility terdiri dari 7 item pertanyaan didapatkan nilai r

    minimum 0.4510 dan r 0.8353 maksimum, maka dinyatakan valid; dan nilai alpha

    cronbach = 0.8484, maka dinyatakan reliabel.

    5. Untuk instrumen service recovery terdiri dari 4 item pertanyaan didapatkan nilai r

    minimum 0.7884 dan r maksimum 0.9384, maka dinyatakan valid; dan nilai alpha

    cronbach = 0.9446, maka dinyatakan reliabel.

    6. Untuk instrumen serviscape terdiri dari 6 item pertanyaan didapatkan nilai r

    minimum 0.5364 dan r maksimum 0.8827, maka dinyatakan valid; dan nilai alpha

    cronbach = 0.9154, maka dinyatakan reliabel.

    7. Untuk instrumen citra terdiri dari 6 item pertanyaan didapatkan nilai r minimum

    0.5803 dan r maksimum 0.7228, maka dinyatakan valid; dan nilai alpha cronbach

    = 0.8444, maka dinyatakan reliabel (Hasil output dapat dilihat pada lampiran).

    3.5. Variabel dan Definisi Operasional

    Adapun variabel dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    I. Variabel Independen

    Persepsi pasien tentang kualitas pelayanan terdiri dari :

    1. Persepsi tentang dimensi kualitas teknis adalah tanggapan pasien terhadap apa

    yang bisa dilihat dan dirasakan langsung oleh responden, dengan indikator:

    a. Professionalism, yaitu tanggapan pasien bahwa penyedia jasa pelayanan

    menjamin dalam mengatasi masalah yang dihadapinya dengan terampil dan

    profesional.

    2. Persepsi tentang dimensi Fungsional adalah tanggapan pasien terhadap

    bagaimana penyedia jasa memberikan pelayanan kepada pasien, dengan

    indikator:

    a. Reliability adalah tanggapan pasien mengenai keandalan petugas dalam

    memberikan pelayanan kepada responden;

    b. Attitudes adalah tanggapan pasien terhadap sikap yang ditunjukkan

    petugas dalam memberikan pelayanan kepada responden;

    c. Accessibility adalah tanggapan pasien terhadap kemudahan mendapatkan

    pelayanan baik kemudahan menemui petugas, waktu kerja, menjangkau

    fasilitas dan lokasi pelayanan kesehatan;

    d. Service Recovery adalah tanggapan pasien bahwa petugas mampu

    mengatasi masalah-masalah atau kesalahan tertentu yang tidak diduga

    yang terjadi akibat dari tindakan pelayanan yang diberikan;

    e. Serviscape adalah tanggapan pasien terhadap kondisi fisik dan lingkungan

    penyedia jasa kesehatan baik fasilitas, peralatan dan penampilan petugas.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    3.6. Metode Pengukuran

    Pengukuran terhadap variabel persepsi pasien tentang kualitas pelayanan yang

    terdiri dari persepsi pasien tentang dimensi kualitas teknis dengan indikator

    professionalism dan persepsi pasien tentang dimensi fungsional dengan indikator

    reliability, attitudes, accessibility, service recovery dan serviscape menggunakan

    skala likert dengan alternatif jawaban sangat baik (nilai 5), baik (nilai 4), kurang baik

    (nilai 3), tidak baik (nilai 2) dan sangat tidak baik (nilai 1).

    Demikian juga metode pengukuran terhadap variabel dependen yaitu citra

    dengan alternatif jawaban sangat setuju (nilai 5), setuju (nilai 4), kurang setuju (nilai

    3), tidak setuju (nilai 2) dan sangat tidak setuju (nilai 1). Untuk lebih jelas dapat

    dilihat pada tabel 3.1.:

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    Tabel 3.1. : Metode Pengukuran Variabel Independen dan Dependen

    Variabel Indikator Kategori Skala Ukur Variabel Independen Professionalism(X1)

    4 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    Likert

    Reliability(X2) 4 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    Likert

    Attitudes (X3) 8 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    Likert

    Accessibility (X4) 7 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    Likert

    Service recovery (X5) 4 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    Likert

    Serviscape (X6) 6 1. Sangat Tidak Baik 2. Tidak Baik 3. Kurang Baik 4. Baik 5. Sangat Baik

    Likert

    Variabel Dependen Citra (Y) 6 1. Sangat Tidak Setuju

    2. Tidak Setuju 3. Kurang Setuju 4. Setuju 5. Sangat Setuju

    Likert

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    3.7. Metode Analisis Data

    Metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Square.

    Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan

    variabel terikat dengan derajat kepercayaan 95% (nilai probabilitas 0,05). Bila nilai p

    < 0,05 maka hasil perhitungan statistik bermakna yang berarti ada hubungan yang

    signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    BAB 4

    HASIL PENELITIAN

    4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

    4.1.1. Gambaran Umum RSUD Kabupaten Aceh Tamiang

    Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang adalah rumah sakit

    tipe C milik Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang yang berpenduduk

    125.000 jiwa beralamat di Jl. Kesehatan Kecamatan Karang Baru. Lokasinya sekitar

    1,5 Km dari pusat kota Kuala Simpang dan berada sekitar 0,5 Km dari jalur jalan

    negara yang menghubungkan Banda Aceh-Medan. Memiliki luas area 6 hektar

    dimana perbandingan lahan terbangun 30% berupa gedung dan fasilitas rumah sakit.

    Masih tersedia lahan kosong untuk pengembangan rumah sakit selanjutnya.

    Pada awalnya RSUD Kabupaten Aceh Tamiang ini merupakan Rumah Sakit

    Umum Kuala Simpang peninggalan Pemerintah Belanda yang berfungsi sebagai

    rumah sakit perkebunan, yang dibangun pada tahun 1915 dan pada tahun 1974 diubah

    statusnya menjadi Puskesmas Karang Baru. Pada tanggal 2 Februari 2003 Puskesmas

    Karang Baru mengalami peningkatan status pelayanan menjadi pelayanan rumah

    sakit. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

    930/MENKES/SK/VI/2003 status pelayanan RSUD Kabupaten Aceh Tamiang

    menjadi rumah sakit dengan klasifikasi Kelas C terhitung sejak tanggal 24 Juni 2003

    dan pada tanggal 2 Agustus 2003 dikukuhkan dengan penandatanganan prasasti oleh

    Bapak Ahmad Sujudi selaku Menteri Kesehatan RI (Profil RSUD Tamiang, 2006).

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    Sarana dan prasarana yang tersedia di RSUD Kabupaten Aceh Tamiang terdiri

    dari poliklinik rawat jalan (yang terdiri dari: klinik dokter umum, klinik penyakit

    dalam, klinik kebidanan, klinik anak, klinik bedah, klinik gigi, klinik mata, klinik

    THT, klinik paru, klinik syaraf , IGD) dan rawat inap dengan 133 tempat tidur (yang

    terdiri dari ruang VIP, kelas I, kelas II dewasa, kelas II anak, kelas III, ruang bersalin

    dan ruang neonatus). Tersedia juga pelayanan penunjang medik (terdiri dari: 2 unit

    kamar operasi, apotik/farmasi, laboratorium, radiologi, rehabilitasi medik, ICU) dan

    pelayanan penunjang non medik (terdiri dari: instalasi gizi, pemulasaran jenazah,

    IPSRS, loundry, gedung generator set) serta pelayanan administrasi (rekam medik

    dan administrasi umum).

    Tugas utama RSUD Kabupaten Aceh Tamiang adalah melaksanakan upaya

    kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya

    penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya

    peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

    Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, RSUD Kabupaten Aceh Tamiang

    mempunyai fungsi antara lain:

    1. Menyelenggarakan pelayanan medis

    2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis

    3. Menyelenggarakan pelayanan rujukan

    4. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan

    5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

    6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    7. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan

    8. Menyelenggarakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

    bidang tugasnya

    4.1.2. Visi dan Misi

    Visi RSUD Kabupaten Aceh Tamiang adalah Menjadi Rumah Sakit

    Pemerintah Kelas C yang terbaik di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk

    mewujudkan visi tersebut, RSUD Kabupaten Aceh Tamiang mempunyai misi:

    1. Melakukan persiapan penyediaan sumber daya manusia sesuai standar akreditasi

    rumah sakit kelas C di Indonesia

    2. Melakukan penyediaan sarana dan prasarana rumah sakit sesuai standar akreditasi

    rumah sakit kelas C di Indonesia

    3. Memanfaatkan peluang yang ada semaksimal mungkin

    4. Melaksanakan sistem manajemen rumah sakit terkini

    4.1.3. Ketenagaan

    Pelayanan kesehatan di RSUD Kabupaten Aceh Tamiang didukung oleh

    berbagai jenis ketenagaan yang berjumlah 358 orang, baik yang berstatus Pegawai

    Negeri Sipil, Pegawai Tidak Tetap, Honorer maupun Bakti. Dengan kualifikasi 13

    orang dokter Umum, 4 orang dokter spesialis dan 1 orang dokter gigi. Sedangkan

    untuk spesialis THT, Mata, Paru dan Syaraf, pihak rumah sakit menjalin kerjasama

    dengan para dokter spesialis dari RSU Langsa dan masih bersifat dokter kunjungan.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    Ketenagaan yang ada di RSUD Kabupaten Aceh Tamiang sebagian berasal

    dari Puskesmas Karang Baru yang memiliki etos kerja dan komitmen yang rendah

    dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, sehingga perlu dilakukan

    pembinaan sumber daya manusia untuk meningkatkan kualitas pelayanan sesuai

    standar rumah sakit tipe C. Pihak manajemen rumah sakit juga sudah menetapkan

    pola kerja pada setiap unit pelayanan, namun dalam pelaksanaannya belum optimal

    sesuai dengan harapan. Hal ini dikarenakan rendahnya motivasi kerja dari sumber

    daya manusia terutama petugas yang berhubungan langsung dengan pasien, selain itu

    juga disebabkan oleh terbatasnya jumlah sumber daya manusia yang ada sehingga

    mempengaruhi beban kerja.

    4.1.4. Struktur Organisasi

    Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang

    berdasarkan Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor: 5 tahun 2007 tanggal 20 Maret

    2007, adalah sebagai berikut:

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    Aceh Tng

    Gambar 4.1. Bagan Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Aceh Tamiang

    4.2. Karakteristik Responden

    4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

    Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan umur terdapat 12 orang (12.2%)

    umur < 25 tahun, 19 orang (19.4%) umur 25-34 tahun, 34 orang (34.8%) umur 35-44

    DIREKTUR

    SATUAN PENGAWASAN

    INTERN

    Komite Medis

    KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

    SUB BAGIAN TATA USAHA

    Staf Medis Fungsional

    Fungsional Keperawatan

    Umum & Perlnegkapan

    Kepegawaian Keuangan

    SEKSI KEPERAWATAN

    SEKSI PENGENDALIAN

    MEDIS

    SEKSI PELAYANAN

    MEDIS

    FARMASI RAWAT JALAN

    PATOLOGI KLINIK

    Subsie

    Penunjang Medis

    Subsie rawat & Asuhan

    Keperawatan

    Subsie Logistik Keperawatan

    Subsie

    Penelitian, Informasi,

    Promosi dan Upaya Rujukan

    RAWAT INAP GIZI

    INSTALASI

    Subsie Yanmed Rawat Jalan, Rawat Inap,

    Gawat Darurat

    Subsie Yanmed Rawat Intensif, Bedah Sentral

    dan Rekama Medis

    RAWAT INTENSIF

    GAWAT DARURAT

    PATOLOGI ANATOMI

    BEDAH SENTRAL

    IPSRS

    PEMULASARAN JENAZAH

    RADIOLOGI

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    tahun, 12 orang (12.2%) umur 45-54 tahun dan 21 orang (21.4%) umur > 54 tahun.

    Dengan demikian responden terbanyak adalah yang berumur 35-44 tahun.

    Tabel 4.1. : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

    No Umur Jumlah Orang Persentase (%) 1 2 3 4 5

    < 25 tahun 25-34 tahun 35-44 tahun 45-54 tahun > 54 tahun

    12 19 34 12 21

    12.2 19.4

    34.8 12.2 21.4

    Total 98 100

    4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan tingkat pendidikan terdapat 25

    orang (25.5%) pendidikan SD, 14 orang (14.3%) SLTP, 45 orang (45.9%) SLTA, 6

    orang (6.1%) Akademi dan 8 orang (8.2%) Perguruan Tinggi. Dilihat dari tingkat

    pendidikan, sebagian besar responden berpendidikan SLTA.

    Tabel 4.2. : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    No Pendidikan Jumlah Orang Persentase (%) 1 2 3 4 5

    SD SLTP SLTA Akademi Perguruan Tinggi

    25 14 45 6 8

    25.5 14.3 45.9 6.1 8.2

    Total 98 100

    4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

    Hasil penelitian menunjukkan pendapatan responden kurang dari Rp. 500.000

    sebanyak 15 orang (15.3%), 39 orang (39.8%) berpendapatan antara Rp. 500.000

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    sampai Rp. 1.000.000, 24 orang (24.5%) berpendapatan antara Rp. 1.000.000 sampai

    Rp. 1.500.000, 13 orang (13.3%) berpendapatan antara Rp. 1.500.000 sampai

    Rp. 2.000.000 dan 7 orang (7.1%) berpendapatan lebih dari Rp. 2.000.000.

    Kebanyakan responden berpendapatan antara Rp. 500.000 sampai Rp. 1.000.000.

    Tabel 4.3. : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

    No Pendapatan Jumlah Orang Persentase (%) 1 2 3 4 5

    < Rp. 500.000 Rp. 500.000-< Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000-< Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000-< Rp. 2.000.000 > Rp. 2.000.000

    15 39 24 13 7

    15.3 39.8 24.5 13.3 7.1

    Total 98 100

    4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

    Hasil penelitian menunjukan 6 orang (6.1%) tidak bekerja, 36 orang (36.7%)

    ibu rumah tangga, 12 orang (12.2%) petani, 2 orang (2.1%) bekerja di Yayasan, 1

    orang (1.1%) POLRI, dan 41 orang (41.8%) bekerja sebagai wiraswasta. Dengan

    demikian, pekerjaan responden terbanyak adalah wiraswasta dan ibu rumah tangga.

    Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel

    dibawah ini:

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    Tabel 4.4. : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

    No Jenis Pekerjaan Jumlah Orang Persentase (%) 1 2 3 4 5 6

    Tidak Bekerja Ibu Rumah Tangga Petani Yayasan POLRI Wiraswasta

    6 36 12 2 1 41

    6.1 36.7

    12.2 2.1 1.1 41.8

    Total 98 100

    4.3. Deskripsi Variabel Penelitian

    4.3.1. Persepsi Pasien tentang Dimensi Kualitas Teknis

    1. Professionalism

    Variabel professionalism terdiri dari 4 (empat) pertanyaan yang merupakan

    indikator untuk mengukur tanggapan responden tentang dimensi kualitas teknis dapat

    dilihat pada tabel dibawah ini:

    Tabel 4.5. : Distribusi Persepsi Pasien tentang Professionalism di RSUD Kabupaten Aceh Tamiang

    No Tanggapan Responden Jumlah (Orang) Persentase

    (%) 1 Mengenai keahlian dan pengalaman

    dokter dalam menangani penyakit yang diderita pasien a. Sangat tidak baik b. Tidak baik c. Kurang baik d. Baik e. Sangat baik

    4 11 50 28 5

    4.1 11.2 51.0 28.6 5.1

    Total 98 100

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    Tabel 4.5.: Lanjutan

    No Tanggapan Responden Jumlah (Orang) Persentase

    (%) 2 Mengenai keterampilan perawat

    a. Sangat tidak baik b. Tidak baik c. Kurang baik d. Baik e. Sangat baik

    3 23 46 23 3

    3.1 23.5 46.8 23.5 3.1

    Total 98 100 3

    Mengenai pengalaman perawat dalam memberikan pelayanan perawatan pada penyakit yang diderita pasien a. Sangat tidak baik b. Tidak baik c. Kurang baik d. Baik e. Sangat baik

    1 24 57 15 1

    1

    24.5 58.2 15.3

    1 Total 98 100 4 Mengenai Profesional Petugas

    a. Sangat tidak baik b. Tidak baik c. Kurang baik d. Baik e. Sangat baik

    6 25 40 24 3

    6.1 25.5 40.8 24.5 3.1

    Total 98 100

    Berdasarkan tanggapan responden mengenai keahlian dokter, sebanyak 4.1%

    responden menjawab sangat tidak baik, tidak baik 11.2%, kurang baik 51.%, baik

    28.6% dan hanya 5.1% yang menjawab sangat baik. Sebagian besar responden

    menganggap keahlian dokter kurang baik.

    Tanggapan responden mengenai keterampilan perawat, responden menjawab

    sangat tidak baik 3.1%, tidak baik 23.5%, kurang baik 46.8%, baik 23.5% dan sangat

    baik 3.1%. Kebanyakan responden menganggap keterampilan perawat kurang baik.

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    Tanggapan responden mengenai pengalaman perawat, responden menjawab

    sangat tidak baik 1%, tidak baik 24.5%, kurang baik 58.2%, baik 15.3% dan sangat

    baik 1%. Jika dilihat dari pengalaman perawat, sebagian besar responden

    menganggap kurang baik dan tidak baik.

    Tanggapan responden mengenai profesional petugas, sebanyak 6.1%

    responden menjawab sangat tidak baik, tidak baik 25.5%, kurang baik 40.8%, baik

    24.5% dan sangat baik 3.1%. Sebagian besar responden menganggap profesional

    petugas kurang baik.

    4.3.2. Persepsi Pasien tentang Dimensi Kualitas Fungsional

    1. Reliability

    Variabel reliability terdiri dari 4 (empat) pertanyaan yang merupakan

    indikator untuk mengukur tanggapan responden tentang dimensi kualitas fungsional

    dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

    Tabel 4.6. : Persepsi Pasien tentang Reliability di RSUD Kabupaten Aceh Tamiang

    No Tanggapan Responden Jumlah (Orang) Persentase

    (%) 1 Mengenai prosedur penerimaan pasien

    a. Sangat tidak baik b. Tidak baik c. Kurang baik d. Baik e. Sangat baik

    3 35 48 10 2

    3.1 35.7 49.0 10.2 2.0

    Total 98 100

  • Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009

    Tabel 4.6.: Lanjutan

    No Tanggapan Responden Jumlah (Orang) Persentase

    (%) 2 Mengenai pelayanan pemeriksaan dan

    pengobatan a. Sangat tidak baik b. Tidak baik c. Kurang baik d. Baik e. Sangat baik

    3 22 51 19 3

    3.1 22.4 52.0 19.4 3.1

    Total 98 100 3 Mengenai ketepatan waktu dokter

    dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan jadwal a. Sangat tidak baik b. Tidak baik c. Kurang baik d. Baik e. Sangat baik

    11 35 41 8 3

    11.2 35.7 41.8 8.2 3.1

    4 Mengenai ketepatan pelayanan perawatan a. Sangat tidak baik b. Tidak baik c. Kurang baik d. Baik e. Sangat baik

    6 20 47 23 2

    6.1 20.4 48.0 23.5 2.0

    Total 98 100

    Berdasarkan indikator reliability, tanggapan responden mengenai prosedur

    penerimaan pasien sebanyak 3.1% menjaw