109427330-Karakteristik-Batubara

download 109427330-Karakteristik-Batubara

of 16

description

btbra

Transcript of 109427330-Karakteristik-Batubara

  • Makalah Karakteristik Batubara

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Untuk mengetahui dan mempelajari karakteristik batubara sangatlah luas. Seperti

    yang kita ketahui, sifat-sifat fisik ataupun komposisi batubara berbeda-beda, apakah

    masih berbentuk endapan ataupun telah menjadi bahan perdagangan. Perbedaan ini

    dapat disebabkan oleh kondisi penggambutan, perubahan-perubahan yang terjadi

    selama masa waktu geologi, cara-cara penambangan dan pengolahan yang telah

    dialaminya.

    Dewasa ini, berbagai cakupan mengenai karakteristik batubara menjadikan

    batubara sebagai bahan perdagangan yang tentunya mempunyai nilai jual yang tinggi

    tergantung pada jenis dan unsur yang terkandung dalam batubara. Batubara merupakan

    batuan sedimen organik, yang dapat terbakar sehingga dapat digunakan sebagai sumber

    energi. Batubara terbentuk dari hasil pengawetan sisa - sisa tanaman purba dan menjadi

    padat setelah tertimbun oleh lapisan di atasnya. Batubara merupakan bahan galian

    strategis dan salah satu sumber energi yang mempunyai peran besar dalam

    pembangunan nasional.

    Secara umum batubara dapat dikenal dari kenampakan sifat fisiknya yaitu

    berwarna coklat sampai hitam, berlapis, padat, mudah terbakar, kedap cahaya, non

    kristalin, berkilap kusam sampai cemerlang, bersifat getas, pecahan kasar sampai

    konkoidal. Unsur kimia utama pembentuk batubara adalah karbon (C), hidrogen (H),

    nitrogen (N) dan sulfur (S). Pengetahuan lebih lanjut mengenai Karakteristik batubara

    akan dikaji pada pembahasan makalah ini.

    Kelompok 2 1

  • Makalah Karakteristik Batubara

    I.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai

    berikut:

    Bagaimana karakteristik dari Batubara dan penggunaannya dalam dunia industri?

    Apa saja sifat fisik dan kimia batubara ?

    Tujuan dan Manfaat

    Sesuai dengan permasalahan yang di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam

    penyusunan makalah ini adalah :

    Mengetahui dan Memahami karakteristik dari Batubara

    Mengetahui dan memahami sifat fisik dan kimia batubara

    Dapat dijadikan sebagai materi penunjang mata kuliah pemanfaatan batubara

    Kelompok 2 2

  • Makalah Karakteristik Batubara

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Karakteristik Batubara

    Karakteristik batubara dapat dinyatakan berdasarkan sifat fisika dan sifat

    kimia yang dimilikinya. Karakteristik batubara yang menunjukkan sifat fisikanya,

    antara lain diwakili oleh nilai kerapatan/densitas, kekerasan, ketergerusan

    (grindability), kalor jenis (specific heat), fluiditas, caking property, dan sebagainya. Di

    lain pihak, sifat kimia batubara ditunjukkan dengan hasil analisis proksimat, analisis

    ultimat, nilai kalori, komposisi abu, dan sebagainya.

    Karakteristik batubara meliputi:

    2.1.1 Air (Moisture)

    Air yang ada pada atau di dalam batubara akan ikut terangkut atau tersimpan

    bersama batubara. Bila banyaknya ada dalam jumlah besar, maka akan meningkatkan

    ongkos atau mendatangkan kesulitan dalam penanganannya. Misalnya, adanya air

    permukaan akan menyebabkan batubara lengket dan akan menyulitkan pada hopper

    atau chute pada waktu menggerusnya. Adanya moisture akan menurunkan nila panas

    dan sebagian panas juga hilang pada penguapan iair.

    Air yang ada pada batubara terdapat pada:

    Permukaan dan di dalam rekahan-rekahan, disebut air bebas (free

    moisture) atau air permukaan (surface moisture)

    Rongga-rongga kapiler, disebut inherent moisture

    Pada kristal-kristal partikel- partikel yang ada pada batubara disebut air

    hydrasi

    Bagian organic dari batubara, disebut air dekomposisi

    Air yang terikat secara mekanik dengan batubara dan mempunyai tekanan uap

    normal dimana kadarnya dipengaruhi oleh pengeringan dan pembasahan selama

    penambangan, transportasi, penyimpanan dan lain-lain. Air lembab (moisture in air

    Kelompok 2 3

  • Makalah Karakteristik Batubara

    dried) yaitu air yang terikat secara fisika dalam batubara dan mempunyai tekanan uap

    di bawah normal.

    Air total adalah jumlah air air permukaan dan inherent moisiture dari batubara pada

    waktu analisis. Nama lain dai air total yaitu as-received moisture.

    2.1.2 Zat Terbang (volatile matter)

    Apabila batubara dipanaskan pada atmosfer yang inert sampai temperatur

    950oC, akan menghasilkan material yang disebut zat terbang. Zat terbang tersebut

    terdiri dari campuran gas senyawa organik bertitik didih rendah yang akan mencair

    menghasilkan material berbentuk oil dan tar. Proses menghasilkan zat terbang ini

    disebut pirolisis yang berati memisahkan dengan menggunkaan panas. Di dalam

    pemanfaatan batubara sebagai sumber panas (combustion), zat terbang ini penting

    untuk mengendaliakan asap dan pembakaran.

    Sampel dimasukkan ke dalam krusibel bertutup, lalu sambil diupayakan agar

    tidak terjadi kontak dengan udara, sampel dipanaskan dalam waktu yang cukup singkat.

    Setelah itu, kehilangan massa akibat pemanasan terhadap sampel dihitung berdasarkan

    persen massa, kemudian nilai tersebut dikurangi nilai kandungan air dari analisa

    kuantitatif yang dilakukan bersamaan.

    Bila batubara memiliki kandungan zat terbang yang tinggi, maka sifat

    penyalaan (ignition) dan pembakaran (combustion)-nya pun baik. Akan tetapi, hal ini

    juga mengandung resiko swabakar (spontaneous combustion) yang tinggi.

    - Bila kandungan zat terbang semakin tinggi, maka selain penyalaan dan

    pembakaran batubara menjadi mudah, nyala api yang dihasilkan juga bagus

    (panjang), dan pembakaran rendah NOx mudah dilakukan. Dan karena sifat mampu

    terbakar habis yang dimiliki cukup tinggi, maka cocok untuk boiler.

    - Bila kandungan zat terbangnya sedikit, maka batubara menjadi susah untuk

    dinyalakan. Selain itu, sifat pembakarannya pun jelek, dan nyala api yang

    dihasilkan juga kurang bagus (pendek). Karena sifat mampu terbakar habis yang

    dimiliki cukup rendah, maka kandungan zat tak terbakar dalam abu menjadi

    semakin banyak, sehingga tidak cocok untuk boiler.

    Kelompok 2 4

  • Makalah Karakteristik Batubara

    2.1.3 Porositas

    Batubara mengandung dua sistem pori, yaitu pori dengan ukuran rat-rata 500Ao

    dan yang lain dengan pori berukuran 5-15Ao (1Ao=10-10 m). Pori yang kecil lebih

    sedikit dibandingkan dengan yang besar, tetapi luas permukaannya besar (kira-kira 200

    m2/gr). Pori-pori yang lebih besar mempunyai total luas permukaan pori 1 m2/gr. Pori-

    pori ini dapat menyerap CH4 yang terbentuk pada tahap akhir dari pembentukan

    batubara. Low volatile bituminous coal mempunyai kemampuan menyrap CH4 lebih

    besar dan laju difusi rendah, pada btubara yang tidak rusak. Hal ini berkaitan dengan

    sering terjadinya ledakan dan kebakaran pada tambang-tambang Low volatile

    bituminous coal, bila terbentuk rekahan-rekahan yang memungkinkan keluarnya gas

    CH4.

    2.1.4 Berat Jenis (density)

    Ada beberapa macam pengukuran berat jenis, tergantung pada tujuan

    penggunaan diantaranya:

    Bulk density adalah berat persatuan volume batubara lepas, gunanya untuk

    menghitung besarnya stockpile

    Appararent density adalah berat jenis bingkah batubara termasuk inherent moisture,

    mineral matter dan udara di dalam pori.

    True density adalah berat jenis batubara yang bebas dari udara dan air yang tidak

    terikat, tetapi termasuk mineral matter.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya berat jenis, antara lain;

    Rank. Umumnya batubara dengan rank yang tinggi maka mempunyai berat jenis

    yang tinggi pula. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi

    selama proses pembentukan batubara yaitu terbentuknya group-group hidrokarbon

    yang lebih berat

    Komposisi petrografik, yitu exinit,micrinit dan fusinit

    Impurities ,yaitu air dan mineral yang ada di dalam batubara

    Kelompok 2 5

  • Makalah Karakteristik Batubara

    2.1.5 Grindability dan Friability

    Grindability (Hardgrove index)adalah ukuram mudah sukarnya batubara

    digerus menjadi berbutir untuk penggunaan bahan bakar bubuk (pulverized coal)

    dibandingkan dengan batubara standar yang dipilh sebagai grindability 100. Dengan

    demikian batubara akan lebih sukar digerus bila index grindabillity nya lebih kecil

    dari 100 dan akan slebih sukar digerus bila index grindability-nya lebih besar dari 100.

    Friability adalah ukuran kemampuan untuk menahan remuknya material selama

    penanganannya (handling). Baik grindability maupun friability tergantung karakteristik

    toughnes, elastisitas dan fracture.

    2.1.6 Weathering

    Weathering adalah kecenderungan batubara untuk pecah bila ia mengering.

    Umumnya hampir semua batubara bila kontak dengan atmosfer, cepat atau lambat akan

    menunjukkan gejala weathering. Kenyataan lain banyak batubara yang tersimpan

    mampu terbakar secara spontan. Bahaya ini timbul bila jumlah panas yang terbebaskan

    oleh proses oksidasi lebih besar dari jumlah panas yang tersedia secara konveksi atau

    konduksi.

    2.1.7 Komposisi ukuran

    Hal yang penting dalam memntukan harga batubara tertentu di pasar adalah

    kualitasnya yang diukur dengan karakteristik penggunaannya seperti kandungan abu

    dan sulfur, nilai panas. Kualitas ini sangat penting dan dikaitkan dengan size consist.

    Size consist dimasukkan di dalam banyak kontrak yang sering dinyatakan dngan %-

    maksimum undersize yang diizinkan dan kadang-kadang juga dalam %-oversize yang

    diinginkan.

    Sejumlah faktor memnetukan komposisi ukuran dari run of mine coal. Dari segi

    batubaranya : kekuatan dan sifat sistem remuknya, lainnya : cara mining serta usaha

    yang dilakukan untuk menceegah pengecilan batubara. Semua ini sangat bervariasi.

    Kelompok 2 6

  • Makalah Karakteristik Batubara

    2.1.8 Kekuatan

    Kekuatan batubara berkepentingan langsung dengan penambangan dan

    permukaan. Kekuatan dan mode of failure tergantung pada rank dan kondisi batubara

    dan cara-cara menerapkan stress. Kekuatan batubara banyak dipelajari dengan cara uji

    kompresi, sebab hasilnya dapat diterapkan dalam memperkirakan kapasitas beban pilar

    di dalam tabung.

    2.1.9 Abrasiveness

    Abrasiveness dari batubara penting dalam pengertian ekonomi pada

    pertambangan, preparasi dan penggunaan. Batubara adalah material abrasif. Oleh

    karena itu keausan pada pemboran, cutting (alat tambang) dan alat angkut sangat tinggi

    dan sering harus diganti. Demikian juga pada waktu crushing dan grinding untuk

    menghasilkan pulverized coal, keausan alat tinggi yang berakibatkan mahalnya ongkos.

    Penelitian menunjukkan, abrasiveness batubara tidak sama. Beberapa keausan

    tinggi, yang lain lebih rendah. Hal ini disebabkan karena batubara merupakan material

    hiterogen yang mempunyai komponen berbeda-beda sifatnya.

    Suatu cara menentukan abrasiveness dari batubara dikembangkan oleh Seattle

    Coal Reseaech Laboratory of USBM. Secara garis besar caranya sebagai berikut : Alat

    teridiri dari 4 blade besi yang berputar di dalam tempat berisi batubara, diputar dalam

    jumlah putar yang tetap dan tentukan kehilangan berat dari blade selama tes.

    Penelitian menunjukkan beban abrasiveness lebih ditentukan oleh macam dan

    banyaknya impurities di dalam batubara. Dengan demikian, pencucian yang bertujuan

    mengurangi impurities juga akan mengurangi abrasiveness.

    2.1.10 Impurities Batu Bara

    Impurities yang terbentuk di dalam batubara dapat diklasifikasikan :

    - impurities yang akan membentuk abu

    - impurities yang mengandung sulfur

    Impurities lain seperti fosfor dan garam tertentu sering juga ada.

    Kelompok 2 7

  • Makalah Karakteristik Batubara

    2.1.10.1 Mineral matter

    Semua batubara mengandung mineral matter. Residu dan mineral ini setelah

    batubara dibakar, disebut abu. Kandungan abu rata-rata 2-3 % di lapisan batubara dan

    10 % atau lebih pada tambang-tambang komersial. Batubara yang mengandung abu

    sangat tinggi pada penggunaan biasa disebut bone coal carbonaceus shale atau black

    slate.

    Material pembentuk abu yang menyatu dengan batubara disebut inherent

    mineral matter. Bagian ini berasal dari unsur-unsur kimia yang telah ada pada tumbuh-

    tumbuhan asal batubara. Umumnya inherent mineral matter kira-kira 2 % dari total

    abu. Extraneous mineral matter adalah material pembentuk abu yang berasal dari

    detritial matter yang mengendap ke dalam endapan batubara, endapan berkristal yang

    masuk bersama air ke dalam rekahan-rekahan dan cleavege, pada masa selama atau

    sesudah pembentukan batubara. Umumnya ia terdiri dari slate, shale, sandstone, atau

    lime stone yang berukuran mulai dari ukuran mikroskopik sampai membentuk lapisan

    yang agak tebal.

    Ada beberapa rumus empiris yang dapat digunakan untuk menentukan mineral matter

    dar data-data analisis abu dan unsur-unsur lain.

    Formula Parr asli (North america)

    MM= 1,08 A + 0,55 Stot

    Formula Parr Modifikasi (North america)

    MM = 1,13 A + 0,47 Spyt + Cl

    Formula King-Maris-Crossley (KMC) yang direvisi oleh National Coal Board

    (Britain):

    MM= 1,13 A + 0,5 Spyt + 0,8 CO2 2,8 Sabu +2,8 Ssul + 0,31 Cl

    Formula British Coal Utilization Research Association (BCURA):

    MM= 1,10 A + 0,53 Stot + 0,74 CO2 0,36

    Formula Standards Association of Australia (Australia)

    MM= 1,1 A

    Formula National Institute for Coal Research (South africa)

    MM= 1,1 A + 0,55 CO2

    Kelompok 2 8

  • Makalah Karakteristik Batubara

    Formula- formula di atas didasarkan pada basis air dried, dengan :

    MM = mineral matter

    A = abu

    Stot = sulfur total

    Spyt = sulfur pirit

    Sabu = sulfur yang tertinggal di abu

    Ssul = sulfur sulfat

    CO2 = karbon dioksida

    Cl = klor

    2.1.10.2 Abu

    Abu adalah residu yang berasal dari mineral matter hasil dari perubahan

    batubara. Komposisi kimianya berbeda dan beratnya lebih kecil dari mineral matter

    yang ada di dalam batubara asalnya.

    Abu yang terbentuk pada pembakaran batubara berasal dari mineral-mineral

    yang terikat kuat pada batubara seperti silika, alumunium oksida, ferri oksida, kalsium

    oksida, titan oksida dan oksida alkali. Mineral-mineral ini tidak menyublim pada

    pembakaran di bawah 925oC. Abu yang terbentuk ini diharapkan akan keluar sebagai

    sisa pembakaran.

    Komponen unsur-unsur abu yang utama:

    Natrium

    Kalsium

    Magnesium

    Kalium

    Aluminium

    Silikon

    Besi

    Sulfur

    Kelompok 2 9

  • Makalah Karakteristik Batubara

    Kandungan Abu

    Di saat awal proses pengabuan (insinerasi, pembakaran menjadi abu), belerang organik

    dan belerang pirit (pyritic sulfur) terbakar menjadi oksida belerang. Dengan terus

    melakukan pemanasan sambil mengontrol agar jumlah sulfatnya berada pada tingkat

    minimum selama pengabuan, dan ditambah adanya penguraian sempurna dari karbonat,

    maka zat sisa anorganik yang terjadi selama sulfat tidak mengalami penguraian itulah

    yang disebut kandungan abu.

    Kandungan Abu Bawaan:

    Kandungan abu bawaan diperoleh dari abu yang terkandung pada tumbuh-tumbuhan

    yang menjadi batubara, jumlahnya sedikit, dan sulit untuk diambil melalui proses

    pemisahan. Pada batubara kilap (bright coal) atau vitrite yang berasal dari proses

    pembatubaraan zat kayu pada tumbuhan, jumlah kandungan abunya sedikit.

    Kandungan Abu Serapan:

    Kandungan abu serapan terjadi akibat adanya intrusi lumpur dan pasir saat tetumbuhan

    tersedimentasi. Atau bisa pula terjadi setelah proses pembatubaraan berlangsung,

    dimana akibat adanya retakan dan sebagainya, menyebabkan lumpur dan pasir ikut

    tercampur masuk (intrusi). Abu jenis ini terdistribusi secara tidak merata di dalam

    batubara, dan banyak mengandung zat-zat seperti batu lanau (shale), pirit, gipsum,

    silikat, karbonat, sulfat dan sebagainya, dimana kandungan asam silikat dan alumina-

    nya banyak.

    2.1.11 Kandungan Sulfur

    Sulfur dalam batubara biasanya dalam jumlah yang sangat kecil dan

    kemungkinan berasal dari pembentuk dan diperkaya oleh bakteri sulfur. Sulfur dalam

    batubara biasanya kurang dari 4%, tetapi dalam beberapa hal sulfurnya bisa mempunyai

    konsentrasi yang tinggi. Sulfur terdapat dalam tiga bentuk, yaitu :

    Sulfur Piritik (piritic Sulfur)

    Sulfur Piritik biasanya berjumlah sekitar 20% - 80% dari total sulfur yang terdapat

    dalam makrodeposit (lensa, urat, kekar, dan bola) dan mikrodeposit (partikel halus

    yang menyebar).

    Kelompok 2 10

  • Makalah Karakteristik Batubara

    Sulfur Organik

    Sulfur Organik biasanya berjumlah sekitar 20% - 80% dari total sulfur, biasanya

    berasosiasi dengan konsentrasi sulfat selama pertumbuhan endapan.

    Sulfat Sulfur

    Sulfat terutama berupa kalsium dan besi, jumlahnya relatif kecil dari seluruh jumlah

    sulfurnya.

    2.1.12 Sifat-Sifat Plastis batubara

    Apabila batubara bituminous dipanaskan, ia akan mengalami suatu seri

    perubahan fasa:

    a.Partikel batubara melunak (pada temperatur 400oC) dan mencair

    b.Akan terjadi pemuaian segera setelah partikel menyatu dan melebur

    c.Pemuaian berhenti pada temperatur disekitar 500oC ketika batubara kehilangan

    plastisitasnya dan mulai membeku membentuk struktur porous yang disebut kokas.

    Tingkah laku batubara antara temperatur pelunakan dan temperatur pembekuan

    kembali (resolidification) umumnya disebut sifat plastis dari batubara. Plastisitas akan

    teramati ketika telah terjadi proses dekomposisi, mula-mula terjadi proses

    depolimerisasi batubara, diikuti dengan munculnya produk cair yang akan merubah

    komponen lain menjadi plastis dan gas yang membentuk gelembung-gelembung.

    Ketika gelembung-gelembung lewat melalui pori-pori besar dan rekahan dari partikel

    batubara, ia melawan tahanan dari batubara plastis tersebut. Hasilnya seluruh batubara

    memuai (swell). Pemuaian berhenti ketika batubara kembali membeku ketika produk

    cair selanjutnya terdekomposisi membentuk zat terbang.

    2.1.13 Sifat Muai (Swelling)

    Swelling properties diukur dengan free swelling index (FSI) yaitu ukuran

    pembesaran volume batubara apabila ia dipanaskan dibawah kondisi pemanasan

    tertentu. Pembesaran volume ini ada kaitannya dengan sifat plastis batubara. Batubara

    yang tidak menunjukkan sifat plastis pada waktu pemanasan juga tidak menunjukkan

    sifat pemuaian. Sungguhpun hubungan antara pemuaian dan plastisitas sangat komplek

    Kelompok 2 11

  • Makalah Karakteristik Batubara

    dan sulit dipelajari, yakni diyakini bahwa gas yang terbentuk selama batubara berada

    dalam bentuk plastis atau semi plastis, bertanggung jawab akan terjadinya pemuaian.

    Free Swelling Index digunakan untuk meramalkan kecenderungan batubara

    membentuk kokas bila dipanaskan pada alat tertentu. Batubara yang FSI-nya 2 atau

    kurang, bukan merupakan coking coal yang baik, sedangkan yang menujukkan index

    antara 4 sampai 8 akan menunjukkan sifat coking yang baik (FSI dapat mulai dari 0-9).

    2.2.Sifat-Sifat Fisik & Kimia Batubara

    2.2.1 Sifat Fisik Batubara

    Sifat fisik batubara tergantung kepada unsur kimia yang membentuk batubara

    tersebut, semua fisik yang dikemukakan dibawah ini mempunyai hubungan erat satu

    sama lain.

    Berat jenis

    Berat jenis (specific gravity) batubara berkisar dari 1,25g/cm3 sampai 1,70 g/cm3,

    pertambahannya sesuai dengan peningkatan derajat batubaranya. Tetapi berat jenis

    batubara turun sedikit dari lignit (1,5g/cm3) sampai batubara bituminous (1,25g/cm3),

    kemudian naik lagi menjadi 1,5g/cm3 untuk antrasit sampai grafit (2,2g/cm3). Berat

    jenis batubara juga sangat bergantung pada jumlah dan jenis mineral yang dikandung

    abu dan juga kekompakan porositasnya. Kandungan karbon juga akan mempengaruhi

    kualitas batubara dalam penggunaan. Batubara jenis yang rendah menyebabkan sifat

    pembakaran yang baik.

    Kekerasan

    Kekerasan batubara berkaitan dengan struktur batubara yang ada. Keras atau

    lemahnya batubara juga terkandung pada komposisi dan jenis batubaranya. Uji

    kekerasan batubara dapat dilakukan dengan mesin Hardgrove Grindibility Index (HGI).

    Nilai HGI menunjukan niali kekersan batubara. Nilai HGI berbanding terbalik dengan

    kekerasan batubara. Semakin tinggi nilai HGI , maka batubara tersebut semakin lunak.

    Dan sebaliknya, jika nilai HGI batubara tersebut semakin rendah maka batubara

    Kelompok 2 12

  • Makalah Karakteristik Batubara

    tersebut semakin keras.

    Warna

    Warna batubara bervariasi mulai dari berwarna coklat pada lignit sampai warna

    hitam legam pada antrasit. Warna variasi litotipe (batubara yang kaya akan vitrain)

    umumnya berwarna cerah.

    Goresan

    Goresan batubara warnanya berkisar antara terang sampai coklat tua. Pada lignit,

    mempunyai goresan hitam keabu-abuan, batubara berbitumin mempunyai warna

    goresan hitam, batubara cannel mempunyai warna goresan dari coklat sampai hitam

    legam.

    Pecahan

    Pecahan dari batubara memperlihatkan bentuk dari potongan batubara dalam

    sifat memecahnya. Ini dapat pula memeperlihatkan sifat dan mutu dari suatu batubara.

    Antrasit dan batubara cannel mempunyai pecahan konkoidal. Batubara dengan zat

    terbang tinggi, cenderung memecah dalam bentuk persegi, balok atau kubus.

    2.1.2 Sifat Kimia Batubara

    Sifat kimia dari batubara sangat berhubungan langsung dengan senyawa

    penyusun dari batubara tersebut, baik senyawa organik ataupun senyawa anorganik.

    Sifat kimia dari batubara dapat digambarkan dari unsur yang terkandung di dalam

    batubara,antara lain sebagai berikut :

    Karbon

    Jumlah karbon yang terdapat dalam batubara bertambah sesuai dengan peningkatan

    derajat batubaranya. Kenaikan derajatnya dari 60% sampai 100%. Persentase akan

    lebih kecil daripada lignit dan menjadi besar pada antrasit dan hamper 100% dalam

    grafit. Unsur karbon dalam batubara sangat penting peranannya sebagai penyebab

    panas. Karbon dalam batubara tidak berada dalam unsurnya tetapi dalam bentuk

    Kelompok 2 13

  • Makalah Karakteristik Batubara

    senyawa. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah karbon yang besar yang dipisahkan dalam

    bentuk zat terbang.

    Hidrogen

    Hidrogen yang terdapat dalam batubara berangsur-angsur habis akibat evolusi metan.

    Kandungan hidrogen dalam liginit berkisar antara 5%, 6% dan 4.5% dalam batubara

    berbitumin serta sekitar 3% smpai 3,5% dalam antrasit.

    Oksigen

    Oksigen yang terdapat dalam batubara merupakan oksigen yang tidak reaktif.

    Sebagaimana dengan hidrogen kandungan oksigen akan berkurang selam evolusi atau

    pembentukan air dan karbondioksida. Kandungan oksigen dalam lignit sekitar 20%

    atau lebih, dalam batubara berbitumin sekitar 4% sampai 10% dan sekitar 1,5% sampai

    2% dalam batubara antrasit

    Nitrogen

    Nitrogen yang terdapat dalam batubara berupa senyawa organik yang terbentuk

    sepenuhnya dari protein bahan tanaman asalnya jumlahnya sekitar 0,55% sampai 3%.

    Batubara berbitumin biasanya mengandung lebih banyak nitrogen daripada lignit dan

    antrasit.

    Sulfur

    Sulfur dalam batubara biasanya dalam jumlah yang sangat kecil dan

    kemungkinan berasal dari pembentuk dan diperkaya oleh bakteri sulfur. Sulfur dalam

    batubara biasanya kurang dari 4%, tetapi dalam beberapa hal sulfurnya bisa mempunyai

    konsentrasi yang tinggi. Sulfur terdapat dalam tiga bentuk, yaitu :

    Sulfur Piritik (piritic Sulfur)

    Sulfur Piritik biasanya berjumlah sekitar 20% - 80% dari total sulfur yang terdapat

    dalam makrodeposit (lensa, urat, kekar, dan bola) dan mikrodeposit (partikel halus

    yang menyebar).

    Sulfur Organik

    Kelompok 2 14

  • Makalah Karakteristik Batubara

    Sulfur Organik biasanya berjumlah sekitar 20% - 80% dari total sulfur, biasanya

    berasosiasi dengan konsentrasi sulfat selama pertumbuhan endapan.

    Sulfat Sulfur

    Sulfat terutama berupa kalsium dan besi, jumlahnya relatif kecil dari seluruh jumlah

    sulfurnya.

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Kelompok 2 15

  • Makalah Karakteristik Batubara

    Dari hasil pembahasan dapat ditarik simpulan bahwa karakteristik batubara meliputi

    air (moisture), zat terbang (volatile matter), porositas, berat jenis (density), grindability dan

    friability,weathering, komposisi ukuran, kekuatan, abrasiveness, impurities batubara

    (mineral matter dan abu), kandungan sulfur, sifat-sifat plastis batubara dan sifat muai

    (swelling). Penentuan karakteristik batubara dinyatakan berdasarkan sifat fisika dan sifat

    kimia yang dimilikinya.

    3.2 Saran

    Dengan mengetahui apa itu batubara dan peranan pentingnya, diharapkan batubara

    tidak semata dipandang sebagai komoditas belaka saja, tapi yang lebih penting adalah

    bahwa batubara merupakan salah satu sumber daya strategis bagi keamanan energi di

    dalam negeri. Terlebih dengan kenyataan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara

    yang memiliki cadangan batubara yang besar, yaitu sekitar 38.8 milyar ton dimana 70%-

    nya merupakan batubara muda sedangkan 30% sisanya adalah batubara kualitas tinggi.

    Potensi ini hendaknya disadari oleh segenap lapisan masyarakat sehingga pengelolaan

    batubara secara optimal untuk kepentingan bangsa dapat terus dipantau dan diperhatikan

    bersama sama.

    Kelompok 2 16

    Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:Bagaimana karakteristik dari Batubara dan penggunaannya dalam dunia industri?Apa saja sifat fisik dan kimia batubara ?Tujuan dan ManfaatSesuai dengan permasalahan yang di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah :Mengetahui dan Memahami karakteristik dari Batubara Mengetahui dan memahami sifat fisik dan kimia batubaraDapat dijadikan sebagai materi penunjang mata kuliah pemanfaatan batubara