106932168 Sist Pengapian
-
Upload
ageng-firstyan-bagaskoro -
Category
Documents
-
view
142 -
download
3
description
Transcript of 106932168 Sist Pengapian
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 1
1. Pengertian sistem pengapian
Ada tiga sarat suatu pembakaran dapat terjadi
yakni ada bahan bakar,udara dan ada api.Api
dalam pembakaran tidak mungkin muncul
dengan begitu saja,pasti ada sebab
kemunculannya.Untuk memunculkan api ini
maka perlu dibuat suatu sistem yang disebut
sistem pengapian.Jadi sistem pengapian adalah
suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang memilki fungsi yang berbeda yang
dirangkai sedemikian rupa sehinga menjadi memiliki satu fungsi yakni memercikan bunga
api.
2. Fungsi sistem pengapian
Motor pembakaran dalam (internal combustion engine) menghasilkan tenaga dengan jalan
membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam selinder . Pada motor bensin, loncatan
bunga api bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara-bahan bakar
yang telah dikompresikan oleh torak didalam selinder.
Sedangkan pada motor diesel udara dikompresikan dengan tekanan yang tinggi sehingga
menjadi sangat panas, dan bila bahan bakar disemprotkan ke dalam selinder akan terbakar.
Karena pada motor bensin proses pembakaran dimulai oleh loncatan api tegangan tinggi
yang dihasilkan oleh busi, beberapa metode diperlukan untuk menghasilkan tegangan tinggi
yang diperlukan.
Sistem pengapian (ignition system) pada automobil berfungsi untuk menaikan tegangan
baterai menjadi 10 kV atau lebih dengan mempergunakan ignition coil dan kemudian
membagi-bagikan tegangan tinggi tersebut ke masing-masing busi melalui distributor dan
kabel tegangan tinggi. Tipe sistem pengapian ini di pergunakan pada seluruh motor bensin
untuk mobil modern.
3. Jenis- jenis sistem pengapian
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 2
4. BREAKER POINT TYPE
Sistim pengapian type ini adalah sistim pengapian paling mendasar.Pemutusan arus yang
mengalir ke primary coil dilakukan secara mekanis dengan menggunakan platina.
5. komponen-komponen sistem pengapian type breaker point
6. Baterai Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik.
7. Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau
mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci
kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih
terminal.Terminal utama pada kontak adalah
terminal B atau AM dihubungkan ke baterai,
Terminal IG dihubungkan ke (+) koil pengapian
dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST
dihubungkan ke selenoid starter. Jika kunci
kontak tersebut memiliki 4 terminal maka
terminal yang ke 4 yaitu terminal ACC yang
dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti:
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 3
radio, tape dan lain-lainnya.Kunci kontak memiliki 4 posisi yaitu: OFF, ACC, ON dan START
8. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo,
yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12
Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000
Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak,
primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal
koil.
9. PRINSIP PEMBENTUKAN MEDAN MAGNET PADA KOIL
A. SELF – INDUCTION EFECT
Medan magnet akan dibangkitkan pada saat arus
mengalir melalui kumparan. Akibatnya EMF
(Electromotive Force) di bangkitkan & menghasilkan
garis gaya magnet (magnetic flux) dengan arah arah
yang berlawanan dengan pembentuk garis-garis gaya
magnet dalam kumparan (coil).
Bila arus yang mengalir kekumparan, diputuskan, maka kumparan membang kitkan EMF
yang bekerja melawan perubahan garis gaya magnet pada kumparan.Inilah yang disebut
“self induction effect”.
B. MUTUAL INDUCTION EFECT SAAT SWITCH ON
Apabila dua kumparan disusun dalam satu garis &
besarnya arus yang mengalir pada satu kumparan
(primer) di rubah, maka EMF akan bangkit pada
kumparan lainnya (skunder) dengan arah melawan
perubahan garis gaya magnet pada kumparan primer. Ini
disebut “mutual induction effect”.
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 4
C. MUTUAL INDUCTION EFECT SAAT SWITCH OFF
Pada saat switch diputuskan,aliran arus pada
kumparan primer (primary coil) hilang, garis gaya
magnet yang telah terbentuk sampai saat itu tiba-tiba
menghilang, sehingga pada kumparan sekunder
dibangkitkan EMF dengan arah melawan kehilangan
magnetic flux. Ignition coil membangkitkan aliran
yang bertegangan tinggi secara mutual induction,
yang terjadi pada saat arus primer tiba-tiba diputuskan dengan membuka braker point.
D. ARUS PRIMER DAN BESAR TEGANGAN PADA KUMPARAN SEKUNDER
Besarnya arus (garis gaya magnet) juga berubah pada saat titik kontak tertutup, tetapi
karena arus tidak segera mengalir dalam kumparan karena adanya self induction, maka
perubahan banyaknya garis gaya magnet terjadi secara bertahap & tegangan yang terinduksi
pada kumparan sekunder tidak mencapai discharge voltage.
10. IGNITION COIL DENGAN RESISTOR
KONSTRUKSI IGNITION COIL DENGAN RESISTOR
Ignition coil dengan resistor mempunyai resistor yang dihubungkan seri terhadap kumparan
primer. Bila dibandingkan dengan ignition coil tanpa resistor, ignition dengan resistor
inimempunyai kelebihan bahwa penurunan tegangan sekunder pada kecepatan tinggi dapat
dikurangi. Ignition type ini dibedakan menjadi dua type yaitu : external resistor & interagted
resistor.Tipe ignition coil integrated resistor mempunyai tiga external terminal, jangan
tertukar antara terminal (B) & terminal (+) pada saat membuat rangkaian.
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 5
FUNGSI IGNITION COIL DENGAN RESISTOR
Bila arus mulai megalir melalui coil maka arus yang mengalir ini cenderung terhalang oleh
efek self induction.Oleh karena itu, pada saat aliran arus mulai mengalir pada kumparan
primer ignition coil,arus primer naik secara bertahap. Aliran arus semakin lambat bila banyak
gulungan dalam kumparan bertambah.
KEUNTUNGAN LAIN IGNITION COIL DENGAN RESISTOR
Mempermudah star mesin. Karena arus yang mengalir ke motor starter pada saat engine
start cukup besar,pada saat tegangan baterai menurun dan mengurangi arus primer pada
ignition coil. Yang mengakibatkan, tegangan sekunder menurun dan loncatan bunga api
pada busi menjadi lemah, dilakukan dengan cara membypass arus yang mengalir melalui
resistor.
11. DISTRIBUTOR
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan
induksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi
sesuai dengan urutan pengapian motor atau FO
(firing order).
Distributor merupakan tempat sebagian besar
sistem pengapian. Komponen yang ada pada
distributor antara lain: platina (kontak breaker),
kondensor, nok kontak pemutus arus,
centrifugal advancer, vacum advancer, rotor
distributor dan tutup distributor.
12. BREAKER POINT (PLATINA)
Breaker point ( platina ) membuka dan menutup
oleh cam yang dipasang pada poros governor,
camlobe yang jumlahya sama dengan jumlah
silinder akan mendorong breaker arm untuk
membuka dan menutup platina. Menutupnya
platina karena adanya pegas pembalik
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 6
13. DWELL ANGLE
Dwell angle adalah sudut lamanya platina menutup, untuk memberikan waktu terhadap
lamanya pengisian arus pada kumparan primer agar dapat membentuk magnetic flux yang
cukup kuat. Sehingga mutual induksi yang dibangkitkan oleh kumparan cukup, dan dapat
menghasilkan tegangan yang tinggi pada kumparan secunder.
14. CONDENSER ( CAPASITOR )
Pada umumnya condenser dipasangkan diluar rumah distributor dan disambungkan secara
paralel dengan platina. Fungsi condenser adalah untuk membatasi terjadinya busur ( arching
) pada titik kontak, self induction ( EMF ) yang terjadi pada kumparan primer selama platina
terbuka disimpan sementara oleh condenser untuk mempercepat pemutusan aliran arus
primer.
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 7
15. IGNITION ADVANCER
Setelah campuran udara-bahan bakar dibakar oleh bunga api, maka diperlukan waktu
tertentu bagi api untuk merambat didalam ruang bakar.Oleh sebab itu terjadi sedikit
kelambatan antara awal pembakaran dengan pencapaian tekanan pembakaran maksimum.
Dengan demikian, agar diperoleh output maksimum pada mesin dengan pembakaran
mencapai titik tertinggi (sekitar 10º setelah TMA), periode perambatan api harus
diperhitungkan pada saat menentukan kapan pengapian dimulai (ignition timing)
ADVANCER CHARACTERISTICS
Jika putaran mesin dinaikkan, waktu perambatan api, menjadi berubah sesuai dengan
tekanan pada intake manifold ( beban dan campuran udara ). Untuk itu saat pengapian
harus dikontrol sesuai dengan kondisi ini .
Pada distributor dilengkapi dengan advancer yang terdiri dari :
1. Governor advancer, memajukan saat pengapian sesuai dengan kecepatan putaran
mesin.
2. Vacuum advancer, memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin.
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 8
16.GOVERNOR ADVANCER
Perambatan api akan semakin panjang (Ø1 < Ø2) bila kecepatan kecepatan mesin semakin
tinggi, sehingga kurva yang menunjukan tekanan pembakaran maksimum akan berpindah
kekanan seperti terlihat pada grafik di bawah. Oleh sebab itu, governor memajukan saat
pengapian bila kecepatan mesin naik sehingga tekanan pembakaran maksimum akan tetap
berada pada 10º setelah TMA.
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 9
CARA KERJA
Fly weight dipasang pada distributor shaft melalui support pin, sedangkan cam & cam plate
diikat terhadap bagian atas distributor shaft dengan sekrup sehingga posisinya dapat
berubah sesuai arah putarannya.
Gaya centrifugal dari fly wieght yang diputar oleh distributor shaft, mempercepat saat
pembukaan breaker point.
17. VACUUM ADVANCER
Vacuum advancer memajukan timing
pengapian berdasarkan kevakuman yang
berubah-ubah dalam intake manifold
sesuai dengan perubahan beban mesin.
Vacuum advancer terdiri dari vacuum
advancer itu sendiri (diapragma, pegas
diapragma, advancer, rod dll) &
distributor brake (braker plate, breaker
point, stationari plate dll).
Vacuum advancer dibagi dalam dua
bagian ; ruangan vakum & ruang udara
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 10
yang dipisahkan oleh diapragma. Bila vakum dalam intake manifold dihubungkan ke ruang
vakum & ruang udara yang dipishkan oleh diapragma.
CARA KERJA
Selama mesin stasioner,( throttle valve tertutup ) mesin idling, advance port yang
ditempatkan diatas throttle valve berada pada tekanan atsmosfir & tiadak terjadi pemajuan
pengapian.
Bila throttle valve terbuka sedikit akan terjadi kevakuman pada advance port, kevakuman ini
bekerja pada diapragma, menarik advancer rod.Akibatnya, breaker plate berputar
berlawanan putaran cam sehingga saat pengapian maju oleh sudut putaran breaker plate
CHARACTERISTICS
Karakteristik vacuum advancer, seperti
karakteristik governor advancer ditentukan
berdasarakan kemampuan mesin yang
diharapkan. Pemajuaan diatur oleh kekuatan
vacuum advancer diapragma spring.
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 11
18. BUSI / SPARK PLUGS
Busi berfungsi memercikan bunga api
untuk membakar campuran bahan
bakar di ruang bakar pada saat dialiri
arus listrik tegangan tinggi. Percikan
bunga api terjadi di celah antara
elektroda tengah dengan elektroda
massa, percikan tersebut terjadi akibat
loncatan arus tegangan tinggi dari
elektroda tengah ke elektroda massa.
BENTUK ELECTRODE & KEMAMPUAN MELONCATKAN BUNGA API
Bentul elektroda yang bulat akan semakin sulit melompatkan bunga api, sedangkan bentuk
persegi & runcing akan mempermudah melonpatnya bunga api.
HEAT RANGE
Batas operasional terendah dari busi adalah self cleaning temperature, sedangkan batas
tertinggi dari operasional busi adalah pre-ignition
SELF - CLEANING TEMPERATURE
Jika temperature pada electrode tengah dari pada busi kurang dari 450oC ( 842oF ), endapan
carbon akan timbul pada electrode busi, yang diakibatkan oleh pembakaran campuran
bahan bakar dan udara yang tidak sempurna.
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 12
Akibatnya , tegangan tinggi yang diperlukan untuk pembakaran, akan mendapatkan ground
sebelum melompat pada electrode tengah busi. Kondisi ini dapat menyebabkan misfiring.
Temperatur 450oC ( 842oF ) atau lebih sangat diperlukan untuk membakar endapan karbon
yang terdapat pada insulator dan electrode tengah busi.
Temperatur inilah yang disebut dengan “ SELF-CLEANING TEMPERATURE”
PRE – IGNITION TEMPERATURE
Jika temperature pada electrode tengah dari pada busi melebihi 950oC ( 1742oF ), electrode
tengah busi dapat berfungsi sebagai penyedia panas yang dapat membakar campuran
bahan bakar dan udara tanpa lompatan bunga api listrik.
Kejadian seperti ini disebut dengan “ PRE – IGNITION
Pre-ignition dapat menyebabkan :
Mesin kehilangan tenaga karena timing pengapian menjadi tidak tepat.
Electrode tengah busi meleleh.
Piston menjadi berbintik – bintik atau meleleh
Jenis-jenis busi
PLATINUM TIPPED SPARK PLUGS
Pada busi platinum :
Ujung electrode tengah dan electrode masa dilapisi dengan platinum untuk memperpanjang
umur pemakaian busi
Features busi platinum :
1. Untuk memperbaiki performa pengapian, diameter electrode tengah telah dikurangi
dari 2,5 mm menjadi 1,1 mm
2. Electrode tengah dan masa dilapisi dengan platinum untuk memperpanjang umur
pemakaian busi.
3. Diameter kepala baut untuk mengeraskan busi dirubah dari 20,6 mm menjadi 16 mm
untuk mengurangim bobot dan memperbaiki pendinginan busi.
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 13
4. Untuk mempermudah membedakan busi platinum dengan busi biasa, pada busi
platinum dilengkapi dengan 5 buah lingkaran biru-tua pada insulatornya.
IRIDIUM - TIPPED SPARK PLUGS
Busi iridium :
Busi jenis ini menggunakan iridium alloy pada center electrode dan platinum pada electrode
ground.
Ini akan memberikan keuntungan dengan umur pemakaian yang
lebih panjang dan membuat kemapuan busi yang lebih tinggi
BUSI DENGAN RESISTOR
Loncatan bunga api listrik, menghasilkan electromagnetis dan
dapat menyebebkan gangguan pada peralatan electronic.
Akibatnya peralatan electronic tersebut menjadi tidak dapat
berfungsi dengan baik. ( mis : seperti ignitor pada coil yang
dilengkapi dengan ignitor )
Busi yang dilengkapi dengan resistor, mempunyai thanan dari
keramik yang dapat mencegah tejadinya penyebab
gangguan.
19. Kabel Tegangan Tinggi
Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk menyalurkan
arus listrik tegangan tinggi hasil induksi sekunder koil ke
busi. Tegangan yang dialirkan sebesar 15.000 volt
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 14
sampai 30.000 volt.
Kabel tegangan tinggi terdiri dari tembaga yang diisolasi dengan karet silikon, karena arus
yang mengalir tegangannya sangat tinggi maka isolatornya sangat tebal.
20.CARA KERJA SISTEM PENGAPIAN BREAKER POINT
Berikut akan dijelaskan mengenai prinsip kerja sistem pengapian konvensional.
Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat kunci kontak
ON platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina membuka.
1) Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup
Aliran Arus Listrik Saat Konci Kontak ON, Platina Menutup
Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai ----> Kunci kontak ----> Primer koil ----> Platina ----> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 15
2) Saat platina membuka
Aliran Arus Saat Platina terbuka
Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi tegangan
tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini:
Sekunder koil ----> Kabel tegangan tinggi ----> Tutup distributor ----> Rotor ----> Kabel tegangan
tinggi (kabel busi) ----> Busi ----> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan udara
antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan menimbulkan percikan
bunga api.
21. TRANSISTORIZED TYPE
Pada sistim pengapian transistor, pemutusan arus yang mengalir ke primary coil diatur
secara electronic menggunakan transistor
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 16
Sistim pengapian Transistor dikembangkan untuk menghapuskan adanya pemeliharaan,
yang akhirnya akan mengurangi adanya biaya pemeliharaan.
Didalam sistim pengapian transistor, didalam distributor dilengkapi dengan signal generator,
yang menggantikan fungsi platina dan cam.Signal generator membangkitkan tegangan
untuk mengaktifkan transistor yang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus
yang masuk ke dalam primary coil
22. SIGNAL GENERATOR
Signal generator terdiri dari :
1. Magnet permanent yang berfungsi untuk memberikan induksi medan magnet pada
pick-up coil.
2. Pick-up coil fungsinya untuk membangkitkan arus listrik AC
3. Signal rotor, untuk memberikan induksi medan magnet pada pick-up coil sesuai
dengan timing pengapian
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 17
PRINSIP PEMBANGKITAN EMF
Magnetic Flux dari magnet permanent, mengalir dari signal rotor ke pick-up coil.
Celah udara antara rotor dengan pick-up coil berubah – ubah, dan mengakibatkan kepadatan
garis gaya magnet pada pick-up coil juga berubah.
Perubahan kepadatan garis gaya magnet ini akan membangkitkan EMF ( tegangan ) didalam
pick-up coil.
PENGARUH POSISI ROTOR TERHADAP PICK-UP COIL
Jika Signal rotor terus berputar, celah udara mengecil, & flux density menjadi besar. Pada
posisi (B) perubahan flux yang terbesar, maka EMF yang dibangkitkan menjadi besar.
EMF yang terbesar tidak dibangkitkan pada saat magnetic flux itu sendiri terkuat seperti
pada (A) & (C) tetapi perubahan magnetic flux terbesar pada (B) & (D).
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 18
23. IGNITER
Igniter terdiri dari sebuah dectector yang mendeteksi EMF yang dibangkitkan oleh signal
generator, amplifer & power transistor, yang melakukan pemutusan arus primer ignition
coil.
Pengatur dwell untuk mengoreksi primari signal sesuai dengan bertambahnya putaran
mesin disatukan didalam igniter.
Beberapa tipe igniter dilengkapi dengan current limiting circuit untuk mengatur arus primer
24. PENGATURAN DWELL
Lamanya arus mengalir melalui kumparan primer biasanya menurun bila kecepatan mesin
bertambah, dengan demikian tegangan induksi pada kumparan sekunder berkurang.
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 19
CHARACTERISTICS PENGATURAN SUDUT DWELL
Pengaturan sudut dwell, diatur secara electronic sesuai dengan kebutuhan, berapa lama
primary coil harus dialiri arus untuk pembentukan medan magnet. Sesuai dengan kecepatan
putaran mesin.
Pada saat putaran rendah sudut dwell diturunkan untuk mencegah kelebihan arus yang
mengalir pada primary coil. Dan akan dinaikkan pada saat putaran mesin naik, untuk
mencegah penurunan tegangan yang mengalir pada primary coil
PENGATURAN SUDUT DWELL
Pengaturan sudut dwell dipengaruhi oleh circuit control atau bentuk gelombang out put. Ini
tergantung pada tipe igniter. Pada tipe circuit control, sirkuit penambah dwell diberikan
didalam igniter untuk menurunkan tegangan operasi power transistor dengan
memanfaatkan kenaikan tegangan yang diinduksikan dalam pick-up coil yang terjadi pada
saat kenaikan putaran mesin.
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 20
Pada tipe pengontrolan bentuk gelombang output, maka bentuk gelombang output dari
pick-up coil dirubah dengan menggunakan signal rotor yang bentuknya sedikit berbeda
dengan signal rotor biasa.
CURRENT LIMITING CONTROL
Current limiting control adalah suatu system untuk memperbaiki aliran arus yang mengalir
pada kumparan primer, sehingga arus yang mengalir dipertahankan selalu konstan, dari
kecepatan rendah sampai kecepatan tinggi, untuk menghasilkan tegangan sekunder yang
konstan. Dengan diturunkannya nilai tahanan, untuk memperbaiki performance coil, ini
membuat aliran arus yang mengalir pada primary coil menjadi naik.
Hal ini akan menyebabkan coil atau power transistor terbakar, untuk mengatasi hal ini arus
yang mengalir pada primary coil dipertahankan pada nilai yang tetap. Sistim ini dikontrol
secara electronic oleh ignitor sehingga arus yang mengalir pada primary coil tidak
berlebihan.
Current limiting control akan membatasi arus yang mengalir pada primary coil, dan external
resistor tidak diperlukan lagi
25. IIA “ INTEGRATED IGNITION ASSEMBLY’’
IIA, menggabungkan antara ignitor dan coil didalam distributor
Keuntungan dari IIA :
1. Kecil dan ringan
2. Tidak terjadi kendala putus sambungan , sehingga lebih handal
3. Tidak mudah terpengaruh oleh kondisi sekitarnya.
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 21
26. ESA “ ELECTRONIC SPARK ADVANCE
Dalam sistim ESA, harga dari setiap pengapian optimum mesin disimpan didalam ECU. Sistim
ini mendeteksi kondisi mesin ( RPM, Beban, temperatur ).
Berdasarkan signal dari sensor – sensor pada mesin, kemudian ESA akan menentukan timing
pengapian yang paling optimum pada kondisi mesin saat itu. Agar dapat bekerja, sistim ESA
menggunakan Pick-up Coil didalam distributor untuk mengahasilkan signal Ne ( RPM ) dan
signal Ge ( posisi crank shaft / Crank angle sensor ). Vacuum controller dan governor
mechanism dihilangkan.
Dengan sistim ini, ketelitian kontrol sistim pengapian lebih baik dibandingkan dengan sistim
konevnsional, yang hanya mengandalkan rpm dan kevacuuman yang linear pada intake
manifold yang dideteksi dengan governor dan vacuum advancer.
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 22
27. DLI & DIS (DISTRIBUTOR LESS IGNITION or DIRECT IGNITION SYSTEM)
Pada sistim pengapian electronic konvensional, tegangan tinggi yang dihasilkan oleh coil
didistribusikan ke busi oleh distributor. Sekarang systim DLI ( Distributor Less Ignition )
sudah mulai banyak digunakan.
Sistim ini mempunyai keuntungan sebagai berikut
1. Karena distributor dihilangkan, terjadinya kerugian pada sistim pengapian yang
diakibatkan oleh distributor dapat dihilangkan.
2. Dengan tidak adanya rotor untuk membagi tegangan tinggi, derajat perubahan
timing pengapian dapat dibuat lebih lebar
CONSTRUCTION & OPERATION
DLI / DIS adalah sistim pengapian yang terdiri dari sensor – sensor, ECU, ignitor, dan coil.ECU
akan menentukan timing pengapian yang optimal sesuai dengan RPM, beban dan
temperatur mesin.
Kemudian ecu akan mengirim signal pengapian ke ignitor sesuai dengan firing order yang
sudah disimpan didalam ECU.
28. IGNITION COIL WITH HIGH VOLTAGE DIODE
Untuk model – model tertentu ignition coil
dilengkapi dengan diode tegangan tinggi,
pada coil yang seperti ini nilai tahanan coil
tidak dapat diukur.
Untuk menentukan apakah coil tersebut
masih baik atau tidak, dengan menukar coil
yang kita anggap rusak dengan coil yang
masih baik dan memastikan percikan bunga
apinya.
SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 23