10314 Ecological Footprint Ppt Template 0003

download 10314 Ecological Footprint Ppt Template 0003

of 19

description

ppt

Transcript of 10314 Ecological Footprint Ppt Template 0003

KARYA SASTRA ANGKATAN 50-anJALAN BANDUNGAN KARYA NH. DINIANGGOTA KELOMPOK :Abdurrazaq Habib FEasy HartentiIntan IndriasariKarina Ajeng DA RidwanJalan BandunganNh. DiniSINOPSISHAL MENARIKKARAKTERISTIK TEMAPENOKOHANSETTINGGAYA PENULISANSinopsisMuryati, adalah anak seorang polisi di salah satu seksi di kota Semarang, yang ketika jaman perjuangan melawan penjajah Belanda, ia pun ikut bergerilya di dalam hutan. Bersama keluarganya, ia harus hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, bersembunyi dari penjajah. Mengikuti ke mana pun ayahnya berjuang melawan Belanda. Di antara anak-anak dan para pejuang lainnya, mereka tetap bermain, belajar, namun, mereka juga merasakan ketegangan di antara para orang dewasa. kadangkala, suasana gelap, terdengar bunyi ledakan senjata.

SinopsisDesa Guci merupakan tempat yang paling berkesan bagi Muryati. Di sinilah, pertama kali ia bertemu dengan Widodo, Widodo yang telah melindungi Muryati dari ketakutannya mendengar suara ledakan. Widodo merupakan seorang prajurit anak buah ayahnya. Tapi, saat itu ia tak tahu siapa nama pemuda yang tersebut, meskipun ada rasa penasaran. Setelah, perang selesai, keluarga Muryati bisa kembali ke kota, menempati rumah yang nyaman dan aman. Widodo pun kerap datang ke rumah mereka. Sikap Widodo yang sopan menarik hati orang tua Muryati.

SinopsisSelang beberapa hari, Widodo pun melamar Muryati. Meski ia ragu, Muryati pun menerima anjuran orang tuanya untuk menerima lamaran Widodo itu. Namun Widodo tak pernah memperkenalkan keluarga mereka dengan orang tuanya Muryati, Widodo selalu datang dengan pamannya, Widodo yang awalnya ramah, tiba-tiba jadi kaku dan sering mengatur. Muryati dibesarkan dalam keluarga yang menyenangkan dan bebas mengeluarkan pendapat. Sosok Widodo yang seperti itu membuat hatinya berontak. Tapi, ketika ayahnya meninggal, Muryati tak punya pilihan lain kecuali menikah dengan Widodo.

SinopsisTernyata Widodo tipe laki-laki yang tidak mau diatur perempuan, maunya dilayani, dan tidak mau ditanya apa pun yang berkaitan dengan pekerjaannya. menurutnya, yang penting uang gaji sudah dikasih ke istri, jadi istri tidak perlu bertanya macam-macam. Meski kadang protes, tapi Muryati tidakbisa berbuat apa-apa kecuali diam dan menuruti kemauan suaminya. Selama tujuh tahun perkawinan, Muryati dan Widodo telah diberi tiga orang anak, Eko, Widowati, dan Seto. Muryati yang merupakan seorang guru akhirnya hanya di rumah saja dikarenakan Widodo menyuruhnya untuk berhenti bekerja dan mengurus anak saja di rumah.

SinopsisTiba-tiba, Widodo tidak pulang selama berhari-hari dan akhirnya Muryati mendapat kabar bahwa Widodo ditangkap karena terlibat dalam aktivitas partai komunis yang mengancam negara. Kabar itu membuat Muryati sungguh terkejut dan sukar menerima kenyataan tersebut. Menurut Muryati, Widodo telah berkhianat terhadap keluarga karena telah mempunyai kegiatan yang disembunyikan yang merampasnya dari istri dan anak-anaknya. Tiba tiba Sri muncul dan menginap di rumah Muryati. Ternyata dia mendapat masalah. setelah Muryati tanya ternyata suaminya berselingkuh.

SinopsisMulailah kehidupan Muryati sebagai istri seorang tahanan, ia mendapatkan kesulitannya untuk kembali mengajar karena status barunya itu. Beruntung Muryati memiliki ibu, adik, sahabat-sahabat yang terus mendukungnya Ganik, Sri, Siswi, dan Mur- . Meskipun Muryati dan teman-temannya mempunyai latar belakang keluarga yang berbeda, tetapi kerukunan menyatu dengan tulus. Ditambah dengan bantuan beberapa orang yang berpengaruh hingga akhirnya Muryati mendapat beasiswa untuk menempuh pendidikan di negara Belanda.

SinopsisKesan pertama Muryati di negeri Belanda adalah kebersihannya. Muryati mengunjungi yayasan-yayasan sosial dimana ia mendengar orang mengajar bahasa inggris. Pemerintah belanda terkenal dengan perhatiannya terhadap warga cacat. Muryati bertemu dengan Ganik, sekarang ia bertugas di kedutaan RI. Muryati berlibur dengannya dan mengunjungi beberapa tempat. Di sebuah acara Muryati melihat seseorang dengan wajah orang Indonesia , ternyata dia Handoko adik iparnya. Sejak itu Muryati menjadi akrab dengan Handoko. Suatu hari Muryati dan Handoko berlibur bersama ke Prancis, Handoko ke Prancis karena pekerjaannya. Di sana Muryati memiliki kenalan Yu Kartini, mereka mengujungi beberapa tempat dan sore hari baru pulang. Muryati mendapat telepon bahwa pesawat yang di tumpangi ibu dan bapak Ganik jatuh, dan tidak ada yang selamat. Sejak itu ibu sering mengirim surat panjang lebar pada Muryati.

SinopsisSetelah menyelesaikan tugasnya di sana , Professor memberi Muryati nilai excellent. Muryati kembali ke tanah air, anak-anaknya sudah besar dan Sri sudah bercerai dengan suaminya. tiba-tiba ada telepon bahwa Ganik masuk rumah sakit, Ganik kurus pucat. Ganik membagi warisannya kepada Muryati dan teman lainya, Muryati mendapat bagian rumah yang di tempatinya yang biasa disebut jalan bandungan dan tanah di sampingnya. Pada akhirnya Ganik meninggal. Sejak itu Muryati tinggal di jalan bandungan. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, Muryati memutuskan untuk mengajukan perceraian. Dan seiring dengan berjalannya waktu, Muryati dapat membuka hatinya kembaliMuryati telah menikah dengan Handoko, sejak Handoko pergi lagi ke Eropa Muryati tinggal sendirian, widowati sudah berumah sendiri, sedangkan Eko ikut pamannya ke Ujung pandang.

SinopsisMuryati hidup bahagia dengan Handoko, tapi sejak mantan suaminya keluar dari penjara , dia sering berkunjung kerumah Muryati. Muryati pun merasa terganggu akan hal itu. Sekarang ia tinggal di belakang gereja dan menganut Kristen protestan. Anak Muryati, Seto sering kesana, dan menjadi sedikit berubah, akhir semester ini dia tidak naik kelas. Akhir-akhir ini Handoko agak berubah kepada Muryati. Mas gun dan Winar mengatakan bahwa Widodo datang ke kantor Handoko dua kali berturut-turut. Suatu kali Muryati bertanya pada Handoko, dia hanya menjawab dengan pendek. Handoko bertanya apakah benar bahwa Muryati akan menikah lagi dengan Widodo demi anak-anak. Muryati tidak pernah ada niat untuk menikah kembali dengan Widodo.

SinopsisMuryati dan Sri berunding untuk berencana membuat child group dan bagaimana cara mendapat pinjaman uang dari bank. Suatu ketika Handoko mengatakan bahwa ia akan memulai kerja di Eropa utara. Muryati menerima dengan perasaan tenang, bahwa mereka akan berpisah, sesudah itu Muryati langsung ke Venezuela. Handoko berangkat sendiri baru Muryati menyusul. Mereka berdua tidak mempunyai arah jalan yang sama lagi. Muryati berpisah dengan handoko hanya sebatas teman. Mereka setuju membiarkan waktu berlalu, mereka berpisah tapi tidak bercerai , terlalu banyak pengalaman yang dihadapi.

HAL MENARIKketegaran dan kesabaran karakter Muryati dalam mencapai kesuksesan dan menjalani cobaan hidup meski banyak cobaan yang menghadang.Pada novel ini menggambarkan rasa kesetiakawanan yang tinggi, karakter Muryati dan sahabat-sahabatnya saling memberi semangat untuk maju.Semangat untuk mencari ilmu yang tinggi, hingga akhirnya mendapatkan beasiswa ke BelandaKARAKTERISTIK (tema)Perjuangan seorang perempuansosok Muryati mewakili sosok perempuan yang kuat, tabah dan mau untuk maju. Sejak remaja, Muryati punya cita-cita, dan tidak ada keinginannya untuk cepat-cepat menikah. Keluarga juga mendukung cita-cita Muryati. Meskipun perlakuan buruk suami terhadap istri menimbulkan kesengsaraan, tapi Muryati tetap mau berubah dan berusaha untuk keluarga.

KARAKTERISTIK (tema) pendidikanMuryati bisa mendapatkan beasiswa di belanda dan di akhirnya kuliahnya dia mendapatkan nilai terbaik dari profesornya. PersahabatanNovel ini tidak jauh dari persahabatan karena dibalik perjuangan hidup Muryati banyak sahabat-sahabat dan keluarganya selalu mendukung apa yang dilakukan oleh Muryati, sehingga Muryati menjad orang sukses KARAKTERISTIK (penokohan)Muryati : pandai, pengasih dan setiakawan.Widodo : egois, pelit, tidak bertanggung jawab.Handoko :baik , bertanggung jawabdan menerima apa adanya.Sahabat Muryati : dermawan, setiakawan, danbertanggung jawab.Wanita pada zaman ini cenderung pekerja keras dan pintar. Dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki kesetiakawanan yang tinggi, saling mendukung untuk kemajuan teman-temannya. Karakter Widodo dan handoko memiliki sikap yang berubah-ubah sesuai dengan jalan cerita.

KARAKTERISTIK (setting)Tempat : desa Guci tempat Muryati mengungsi pada saaat terjadi perang revolusi, Belanda tempat muryati melanjutkan pendidikannya, dan Jalan bandungan (Semarang) rumah Ganik yang diwariskan kepada Muryati dan menjadi tempat tinggalnya.Waktu : Zaman revolusi, akhir semester, hari mingguSuasana : ketegangan, kebahagiaan, KesedihanAlur : Campuran, namun dominan dengan alur maju

KARAKTERISTIK (gaya bahasa)Mudah dipahamiMemakai bahasa yang formalDari kata-kata dan cara berbicara mudah dipahamiDapat dicerna oleh pembaca dengan baik