101838783-Presentasi-Kasus-Illeus-Obstruktif.pdf

13
PRESENTASI KASUS ILEUS OBSTRUKTIF Disusun untuk memenuhi sebagian syarat dalam mengikuti Program Pendidikan Profesi Bagian Ilmu Bedah di RSUD Panembahan Senopati Bantul Pembimbing: dr. Gunawan S. Sp. B Disusun oleh : Ario Tejosukmono 20060310053 BAGIAN ILMU BEDAH RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2011 1

Transcript of 101838783-Presentasi-Kasus-Illeus-Obstruktif.pdf

  • PRESENTASI KASUS

    ILEUS OBSTRUKTIFDisusun untuk memenuhi sebagian syarat dalam mengikuti

    Program Pendidikan Profesi Bagian Ilmu Bedah

    di RSUD Panembahan Senopati Bantul

    Pembimbing:

    dr. Gunawan S. Sp. B

    Disusun oleh :

    Ario Tejosukmono

    20060310053

    BAGIAN ILMU BEDAH

    RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

    2011

    1

  • LEMBAR PENGESAHAN

    ILEUS OBSTRUKTIF

    Disusun oleh :

    Ario Tejosukmono

    20060310053

    Pembimbing

    dr. Gunawan S. Sp. B

    2

  • BAB I

    TINJAUAN PUSTAKA

    Ileus yaitu gangguan pasase usus yang disertai gejala mual, muntah, perut

    kembung, tidak flatus dan tidak BAB. Bila gejala ringan dinamakan sub ileus.

    Ileus dibagi menjadi:

    1. Ileus obstruksi/mekanik

    Menurut letak sumbatanya maka ileus obstruktif dibagi menjadi dua :

    1) ileus letak tinggi, bila mengenai usus halus

    2) ileus letal rendah, bila mengenai usus besar

    3) sub ileus bila sumbatan hanya sebagian

    Obstruksi usus halus dapat disebabkan oleh perlekatan usus, henia, neoplasma,

    intususepsi, volvulus, benda asing, batu empedu yang masuk ke usus melalui fistula,

    penyakit radang usus ( inflammatory bowel disease ), striktur, fibrokistik dan

    hematoma. Ileus obstruksi letak tinggi sering terjadi pada appendicitis infiltrate pada

    invaginasi. Invaginasi, dilatasi usus proksimal (usus proksimal membesar) dapat

    disebabkan oleh polip dan divertikel usus

    Invaginasi sering terjadi pada anak-anak. Volvulus (usus memuntir) sering

    terjadi pada orang tua. Strength ileus (termasuk ileus mekanik) akibat dari

    perdarahan pasca operasi/infeksi sehingga terjadi Band (jaringan seperti benang

    keras) menjerat usus maka bagian proksimal mengalami dilatasi

    (mengembang).

    Penyebab lain dapat berupa tumor colon atau rectum. Tumor biasanya pada

    mukosa, bila berlanjut sampai tunika adventisia atau serosa, bila lebih berat lagi

    dapat sampai hepar lewat vena mesenterika.

    Gejala ileus obstruksi yaitu perut kembung (distended), mual dan muntah,

    tidak flatus dan tidak BAB.

    Etiologi :

    Dari luar usus :

    Volvulus (usus melintir) pada orang tua

    Strange ileus, karena jeratan akibat omentum yag melekat pada

    suatu tempat akibat perdarahan atau infeksi yang berubah menjadi

    3

  • jaringan yang kuat menjerat usus pada penderita post SC atau

    laparotomi

    Dari dalam lumen :

    Karsinoma pada orang tua

    Invaginasi pada bayi

    Gejala :

    Perut kembung (distended)

    Mual dan muntah

    Tidak flatus

    Tidak BAB

    Fisik diagnostik

    Inspeksi: - Dinding perut distended

    - Ada dam countour (gambaran usus yang mengembang dan karena

    masih kontraksi tampak dari luar)

    - Dam steifung

    Auskultasi: - Hiperperistaltik suara usus meningkat (++)

    - Borboritmik suara beruntun (seperti suara meriam)

    - Metalic sound bunyi seperti metal, suara melenting jika diperkusi,

    seperti suara besi

    Rectal toucher:

    Ampula recti kolaps (usus bergerak terus, sementara ada sumbatan, sehingga

    kolaps).

    Pemeriksaan rontgen

    Rontgen abdomen 3 posisi:

    Step leader pattern (gambaran anak tangga)

    Ada gambaran air dan udara dalam usus (air terlihat putih/opaque,

    sedang udara lusen/hitam) air fluid level

    Tidak semua step leader pattern harus dioperasi, dilihat dulu gejala lainnya.

    Hearing bone appearance

    Tidak ada udara bebas

    4

  • Distensi usus di proksimal sumbatan

    Komplikasi :

    Obstruksi disertai proses strangulasi gejala lebih nyata

    disertai denagn nyeri yang hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah

    adanya skar bekas operasi atau hernia. Bila dijumpai tanda tanda

    strangulasi maka diperlukan tindakan operasi segera untuk mencegah

    terjadinya nekrosis usus.

    Ileus letak tinggi alkalosis karena muntah-muntah (asam

    lambung banyak yang hilang)

    Ileus letak tengah asidosis karena empedu alkalis yang

    menggumpal dan tidak diabsorbsi sehingga timbul sumbatan

    Ileus letak rendah asidosis karena sumbatan terletak di distal

    saluran empedu sehingga tidak mendapat empedu alkalis

    Uremia

    Toxemia

    Syok hipovolemik, endotoksik dan sepsis

    Diagnosis banding :

    Obstruksi usus halus nyeri pada obstruksi usus halus

    biasanya timbul perlahan dan lebih ringan, serta tidak terjadi muntah

    bila distensi abdomen masih ringan. Obstruksi pada pasien dewasa

    tanpa riwayat operasi atau riwayat obstruksi sebelumnya biasanya

    disebabkan karsinoma.

    Ileus paralitik

    pseudoobstruksi

    Terapi :

    Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami

    obstruksi untuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan.

    Menghilangkan penyebab obstruksi adalah tujuan kedua.

    2. Ileus paralitik

    Gejala:

    5

  • o Kembungo Mual dan muntaho Kadang-kadang disertai panas badan

    Penyebab:

    Karena infeksi pada rongga abdomen, dapat berupa pankreatitis,

    colesistitis, pankreatitis.

    Uremia, yaitu meningkatnya kadar ureum darah karena ginjal tidak

    mampu mencuci darah. Sehingga ureum harus diturunkan.

    Fisik Diagnostik

    Inspeksi:

    - Dinding perut distended

    - Defans muskular (+), yaitu dinding perut ditekan/disentuh sakit,

    sehingga dinding perut menahan karena kesakitan.

    Auskultasi:

    Peristaltik (-)

    Pemeriksaan rontgen:

    - Gambaran usus melebar

    - Dinding usus dan peritoneum menebal (berwarna opaque)

    Rectal toucher:

    Ampula recti melompong (karena tidak ada peristaltik)

    Ileus paralitik jangan terburu-buru dioperasi. Ileus paralitik dapat terjadi pada

    thypoid perforasi, biasanya perforasi pada ileum terminale (dekat App). Karena

    perforasi udara dari usus keluar, pada foto abdomen posisi duduk tampak ada udara

    (lusen/hitam) dibawah diafragma (subdiafragma/antara diafragma dan hepar).

    Volvulus usus melingkar pada bagian proksimal (muntir), sehingga terjadi

    sumbatan.

    Thypoid perforasi:

    - Udara pada subdiafragma

    - Panas meninggi 3 minggu, lidah kotor.

    Ileus obstruksi memiliki tanda peristaltik menurun (karena letak tinggi, bagian distal

    terdapat metalic sound).

    6

  • Sedang pada ileus paralitik terdapat gambaran borboritmik.

    Yang dinilai pada waktu RT:

    1. Tonus m.spingter ani

    2. Ampula recti

    3. Mukosa licin/tidak

    4. Massa/benjolan, meliputi ukuran, konsistensi, permukaan, nyeri/tidak.

    5. Nyeri tekan (pada arah jam berapa)

    6. Kalau sarung tangan dikeluarkan pada sarung tangan ada lendir, darah atau

    feces STLD dan feces

    7. Pada kasus BPH dinilai seberapa besar prostatnya, pulsasi atas teraba atau

    tidak (jika teraba, berarti yang membesar adalah lobus medialnya).

    Lobus lateral raba kanan-kiri, jika cekung berarti normal. Jika datar berarti

    membesar.

    Terapi :

    Tergantung penyebab

    Peritonitis laparotomi

    7

  • BAB II

    LAPORAN KASUS

    I.1. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Bpk. H

    Umur : 56 tahun

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Agama : Islam

    Pekerjaan : Swasta

    Alamat : Badegan, Bantul

    Tanggal masuk : 28- 2- 2011

    No.RM :

    I.2. ANAMNESIS

    a. Keluhan utama : tidak bisa buang air besar

    b. Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang ke RSUD PS Bantul pada tanggal 28 februari 2011 jam

    19.30 WIB dengan keluhan perut terasa nyeri, kembung serta mual jika

    makan maka pasien muntah, pasien juga mengeluh tidak bisa buang air

    besar selama 3 hari dan tidak bisa kentut 1hari

    c. Riwayat Penyakit Dahulu

    - Riwayat sakit seperti sekarang sebelumnya disangkal

    - Riwayat trauma di perut di sangkal

    - Riwayat operasi tidak ada

    d. Riwayat Penyakit Keluarga

    - Tidak ada penyakit yang diturunkan

    I.3 PEMERIKSAAN FISIK

    A. Status Generalis

    1. Keadaan Umum : lemah

    8

  • 2. Kesadaran : Compos mentis

    3. Vital Sign : T : 100/70 mmHg

    N : 80 x/menit

    R : 20 x/menit

    S : 37,3C

    4. Pemeriksaan Kepala

    Kepala : Mesochepal, tidak ada bekas luka.

    Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,

    pupil isokor, refleks pupil baik, tidak ada

    eksoftalmus.

    Telinga : Simetris, discharge tidak ada.

    Hidung : Deviasi septum tidak ada, discharge tidak ada.

    Mulut : Bibir t kering, tidak anemis, lidah tidak kotor,

    tidak hiperemis, tidak tremor, faring tidak

    hiperemis.

    5. Pemeriksaan Leher

    Inspeksi : Trachea di tengah

    Palpasi : Kelenjar tyroid tidak membesar

    6. Pemeriksaan Thorak

    Paru-paru

    Inspeksi : Simetris, inspirasi > ekspirasi, retraksi intercostal

    (-), ketinggalan gerak saat bernafas (-), tremor

    (-), bekas luka (-).

    Palpasi : Vokal fremitus kanan kiri sama.

    Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru, suara tambahan

    tidak ada.

    Auskultasi : Vesikuler seluruh lapangan paru, suara tambahan

    tidak ada.

    Jantung

    Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat.

    9

  • Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V LMC sinistra

    tidak kuat angkat, tidak ada thrill.

    Perkusi : Batas atas kiri SIC II LSB

    Batas atas kanan SIC II RSB

    Batas bawah kiri SIC V LMC sinistra

    Batas bawah kanan SIC IV RSB

    Auskultasi : S1 > S2 reguler di apex, suara tambahan bising

    (-), gallop (-).

    7. Abdomen

    Status lokalis

    8. Ekstremitas

    Superior : Reflek fisiologis baik, tidak ada refleks

    patologis, tidak ada atrofi, tidak ada tumor, tonus

    otot cukup.

    Inferior : Reflek fisiologis baik, tidak ada refleks

    patologis, tidak ada atrofi, tidak ada tumor, tidak

    ada udem, tonus otot cukup.

    9. Costovertebra : Tidak ada kifosis, tidak ada lordosis, tidak ada

    skoliosis, tidak ada nyeri ketok.

    B. Status Lokalis : R. Abdomen

    Inspeksi : Distensi, darm counter ( + ), tidak ada darm

    steifung.

    Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-)

    Hepar/lien tak teraba

    Tidak teraba masa tumor

    Perkusi : Hipertimpani

    Auskultasi : peristaltik meningkat, borboritmik (+), metalic

    sound ( - )

    Rectal toucher : ampula recti kolaps

    Pemeriksaan roentgen

    10

  • - ada hearing bone appearance

    - ada gambaran corpal, susuk/ jarum

    - tampak distensi usus

    I.4 RESUME

    A. Anamnesis

    Pasien laki-laki umur 56 tahun pekerjaan swasta, datang ke RSD

    Panembahan Senopati dengan keluhan perut terasa nyeri, kembung serta

    mual jika makan maka pasien muntah, pasien juga mengeluh tidak bisa

    buang air besar selama 3 hari dan tidak bisa kentut 1 hari

    B. Pemeriksaan Fisik

    1. Status generalis : Dalam batas normal

    2. Status lokalis :

    R. abdomen : Tampak Distensi, darm counter ( + ), tidak ada

    darm steifung, supel, nyeri tekan (-) perkusi

    hipertimpani, peristaltik meningkat, borboritmik

    (+), metalic sound ( - )

    I. DIAGNOSIS KERJA

    - Ileus Obstrukstif

    II. DIAGNOSIS BANDING

    - Ileus paralitik

    - Apendisitis akut

    - Tumor ileoecal

    III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Laboratorium : Pemeriksaan laboratorium darah rutin

    Hb : 15,3 gr%

    AL : 11,7 rb/ul

    AE : 5,39 jt/ul

    AT : 194 rb/ul

    HMT : 46,7 %

    Hit jenis leukosit

    11

  • Eusinofil 0

    Basofil 0

    Batang 0

    Segmen 87 %

    Lymposit 10%

    Monosit 3%

    PPT 13,3 dtk

    Aptt 27,8 dtk

    GDS 109 gr/dl

    Ureum 47 mg/dl

    Creatinin 1,04

    Albumin 4,11

    Na 139,9 mmol/l

    K 3,84 mmol/l

    Cl 104,3 mmol/l

    Gol darah O

    HbSAg(-)

    Foto Ro : - ada hearing bone appearance

    - ada gambaran corpal, susuk/ jarum

    - tampak distensi usus

    IV. TERAPI

    Konservatif :

    - pasang infus ( ringer laktat, D5%, 1:2, 20 tpm)

    - pasang kateter ( balance cairan )

    - Awasi vital sign

    - Puasa

    - Obat :

    Inj. ceftriaxone 2 x 1

    Inj. metronidazole 3 x 1

    Inj. Ranitidine 2 x 1

    Operatif :

    12

  • - pro laparotomi Explorasi

    V. PROGNOSIS

    Umumnya baik, tergantung dari penyakit yang mendasari.

    DAFTAR PUSTAKA

    Hamami, AH., Pieter, J., Riwanto, I., Tjambolang, T., dan Ahmadsyah, I. Usus Halus, apendiks, kolon, dan anorektum. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Editor: Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. Jakarta: EGC, 2003. Hal: 615-681.

    Levine, B.A., and Aust, J.B. Kelainan Bedah Usus Halus. Dalam Buku Ajar Bedah Sabistons essentials surgery. Editor: Sabiston, D.C. Alih bahasa: Andrianto, P., dan I.S., Timan. Editor bahasa: Oswari, J. Jakarta: EGC, 1992.

    Price, S.A. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Editor: Price, S.A., McCarty, L., Wilson. Editor terjemahan: Wijaya, Caroline. Jakarta: EGC, 1994.

    13

    I.4 RESUMELaboratorium: Pemeriksaan laboratorium darah rutin