101600066-Amfetamin

15
Amfetamin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahayalainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Didunia kedokteran dikenal adanya obat-obat tertentu yang dapat menghilangkan penyakit atau rasa sakit ditubuh, ada pula obat tertentu yang dapat mempengaruhi sistem saraf yang seringkali menimbulkan perasaan yang menyenangkan seperti perasaan nikmat yang disebut dengan melayang, aktivitas luar biasa, rasa mengatuk yang berat sehingga ingin tidur saja, atau bayangan yang memberi rasa nikmat (Halusinasi). Obat-obat semacam itu disebut dengan Zat-Zat Psikoaktif yang bermanfaat bagi ilmu kedokteran jiwa untuk mengobati penyakit mental dan saraf. Akan tetapi bila disalahgunakan dapat menyebabkan terjadinya masalah serius karena mempengaruhi otak atau pikiran serta tingkah laku pemakainya, dan biasanya mempengaruhi bagian tubuh yang lain. Selain itu, penyalahgunaan Zat-Zat Psikoaktif juga menyebabkan ketergantungan fisik yang lazim disebut dengan ketagihan ( Adiksi). Seringkali Zat-Zat Psikoaktif tersebut juga menimbulkan kebiasaan psikologis, yaitu orang akan mengalami kesukaran tanpa Zat-Zat Psikoaktif tersebut dan jika dia mengkonsumsi Zat-Zat Psikoaktif biasanya dosis yang diperlukan semakin lama semakin besar. Hal ini disebabkan karena tubuh seseorang telah menjadi kebal terhadap Zat-Zat Psikoaktif tersebut. Penggunaan Zat-Zat Psikoaktif dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan tubuh serta dapat

Transcript of 101600066-Amfetamin

Page 1: 101600066-Amfetamin

AmfetaminBAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar BelakangNarkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahayalainnya)

adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997).

Didunia kedokteran dikenal adanya obat-obat tertentu yang dapat menghilangkan penyakit atau rasa sakit ditubuh, ada pula obat tertentu yang dapat mempengaruhi sistem saraf yang seringkali menimbulkan perasaan yang menyenangkan seperti perasaan nikmat yang disebut dengan melayang, aktivitas luar biasa, rasa mengatuk yang berat sehingga ingin tidur saja, atau bayangan yang memberi rasa nikmat (Halusinasi). Obat-obat semacam itu disebut dengan Zat-Zat Psikoaktif  yang bermanfaat bagi ilmu kedokteran jiwa untuk mengobati penyakit mental dan saraf. Akan tetapi bila disalahgunakan dapat menyebabkan terjadinya masalah serius karena mempengaruhi otak atau pikiran serta tingkah laku pemakainya, dan biasanya mempengaruhi bagian tubuh yang lain. Selain itu, penyalahgunaan Zat-Zat Psikoaktif  juga menyebabkan ketergantungan fisik yang lazim disebut dengan ketagihan ( Adiksi).

Seringkali Zat-Zat Psikoaktif  tersebut juga menimbulkan kebiasaan psikologis, yaitu orang akan mengalami kesukaran tanpa Zat-Zat Psikoaktif  tersebut dan jika dia mengkonsumsi Zat-Zat Psikoaktif  biasanya dosis yang diperlukan semakin lama semakin besar. Hal ini disebabkan karena tubuh seseorang telah menjadi kebal terhadap Zat-Zat Psikoaktif  tersebut.

Penggunaan Zat-Zat Psikoaktif  dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan tubuh serta dapat menimbulkan kematian. Zat-Zat Psikoaktif  Masuk kedalam tubuh melalui :

a.  Mulut (merokok dengan pipa atau sigaret)b.  Hidung (menghisap zat dalam bentuk uap atau bubuk, misal : kokain)c.  Kulit (menyuntiknya kedalam otot ataupun pembuluh darah)

Cara yang paling langsung dan keras adalah dengan menyuntikkan kedalam vena karena hasil yang didapatkan cepat dan dramatis. Zat-Zat Psikoaktif  diklasifikasikan menurut cara obat itu mempengaruhi pemakainya, yaitu :

1.  Stimulan (menstimulasi kegiatan sistem saraf)2.  Depresan (mengurangi kegiatan sistem saraf)3.  Halusinogen (memberikan efek halusinasi)4.  Euforia (memberikan rasa gembira dan bergairah)

Salah satu contoh dari Zat-Zat Psikoaktif  yang menyebabkan ketagihan misalnya adalahAmfetamin atau lebih dikenal dengan sebutan Shabu-Shabu. Amfetamin merupakan  satu jenis narkoba yang dibuat secara sintetis dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara. Amfetamin dapat berupa bubuk putih, kuning, maupun coklat, atau bubuk putih

Page 2: 101600066-Amfetamin

kristal kecil. Dengan amfetamin, para atlet olahraga dapat meningkatkan penampilannya, misalnya berlari dengan kecepatan yang luar biasa. Amfetamin juga mempengaruhi organ-organ tubuh lain yang berhubungan dengan hipotalamus, seperti peningkatan rasa haus, ngantuk ataupun lapar.Oleh karena hal tersebut, penulis tertarik untuk membuat suatu tulisan yang berhubungan dengan salah satu contoh dari Zat-Zat Psikoaktif  yang menyebabkan ketagihan yaituAmfetamin atau lebih dikenal dengan sebutan Shabu-Shabu. Pada kali ini, judul yang diangkat adalah ” Narkoba : Amfetamin ( Shabu – Shabu )”

1.2  TujuanAdapun beberapa tujuan yang akan dibahas dalam materi ini adalah :

1.      Memahami apa yang dimaksud dengan amfetamin2.      Mengetahui sejarah penemuan amphetamine3.      Menjelaskan mekanisme kerja  amphetamine4.      Menyebutkan pengaruh amfetamin5.      Mengetahui bagaimana efek dari mengkonsumsi amfetamin6.      Menjelaskan bagaimana bisa terjadi penyalahgunaan amfetamin7.      Menyebutkan status hukum amfetamin dibeberapa negara8.      Mengetahui cara penanganan dalam penyalahgunaan narkoba1.3  Rumusan Masalah

Berdasarkan tujuan tersebut, rumusan masalah yang dapat dibuat adalah sebagai berikut :1.      Apakah yang dimaksud dengan  amfetamin ?2.      Bagaimana sejarah penemuan amphetamine3.      Bagaimanakah mekanisme kerja  amphetamine ?4.      Bagaimana pengaruh amfetamin terhadap otak ?5.      Bagaimana efek dari mengkonsumsi amfetamin ?6.      Bagaimana bisa terjadi penyalahgunaan amfetamin dalam kehidupan bermasyarakat ?7.      Bagaimana status hukum amfetamin dibeberapa negara ?8.      Mengetahui cara penanganan dalam penyalahgunaan narkoba ?

BAB IIISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian AmfetaminAmfetamin adalah kelompok obat psikoaktif sintetis yang disebut sistem saraf pusat

(SSP) stimulants.stimulan. Amfetamin merupakan  satu jenis narkoba yang dibuat secara sintetis dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara. Amfetamin dapat berupa bubuk putih, kuning, maupun coklat, atau bubuk putih kristal kecil.

Senyawa ini memiliki nama kimia α–methylphenethylamine merupakan suatu senyawa yang telah digunakan secara terapetik untuk mengatasi obesitas, attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan narkolepsi. Amfetamin meningkatkan pelepasan katekolamin yang mengakibatkan jumlah neurotransmiter golongan monoamine (dopamin, norepinefrin, dan serotonin) dari saraf pra-sinapsis meningkat. Amfetamin memiliki banyak efek stimulan diantaranya meningkatkan aktivitas dan gairah hidup, menurunkan rasa lelah, meningkatkan mood, meningkatkan konsentrasi, menekan nafsu makan, dan menurunkan keinginan untuk tidur.  Akan tetapi, dalam keadaan overdosis, efek-efek tersebut menjadi berlebihan.

Page 3: 101600066-Amfetamin

Secara klinis, efek amfetamin sangat  mirip dengan kokain, tetapi amfetamin memiliki waktu paruh lebih panjang dibandingkan dengan kokain (waktu paruh amfetamin 10 – 15 jam) dan durasi yang memberikan efek  euforianya 4 – 8 kali lebih lama dibandingkan kokain. Hal ini disebabkan oleh stimulator-stimulator tersebut mengaktivasi “reserve powers” yang ada di dalam tubuh manusia dan ketika efek yang ditimbulkan oleh amfetamin melemah, tubuh memberikan “signal” bahwa tubuh membutuhkan senyawa-senyawa itu lagi.  Berdasarkan ICD-10 (The International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems), kelainan mental dan tingkah laku yang disebabkan oleh amfetamin diklasifikasikan ke dalam golongan F15 (Amfetamin yang menyebabkan ketergantungan psikologis).

Cara yang paling umum dalam menggunakan amfetamin adalah dihirup melalui tabung.Zat tersebut mempunyai mempunyai beberapa nama lain: ATS, SS, ubas, ice, Shabu, Speed, Glass, Quartz, Hirropon dan lain sebagainya. Amfetamin terdiri dari dua senyawa yang berbeda: dextroamphetamine murni and pure levoamphetamine.dan levoamphetamine murni.Since dextroamphetamine is more potent than levoamphetamine, pure Karena dextroamphetamine lebih kuat daripada levoamphetamine, dextroamphetamine juga lebih kuat daripada campuran amfetamin.

Amfetamin dapat membuat seseorang merasa energik. Efek amfetamin termasuk rasa kesejahteraan, dan membuat seseorang merasa lebih percaya diri. Perasaan ini bisa bertahan sampai 12 jam, dan beberapa orang terus menggunakan untuk menghindari turun dari obatObat-obat yang termasuk ke dalam golongan amfetamin adalah:1. Amfetamin2. Metamfetamin3. Metilendioksimetamfetamin (MDMA, ecstasy atau Adam).

Gambar : Struktur dan Wujud Amphetamin

2.2 Sejarah AmphetamineAmphetamine pertama kali disintesis pada tahun 1887 oleh Lazar Edeleanu di Berlin, Jerman . Amphetamine ini awalnya disebut dengan phenylisopropylamine majemuk. Amphetamine adalah salah satu dari serangkaian senyawa yang merupakan turunan dari efedrin , dan telah diisolasi dari Ma-Huang pada tahun yang sama oleh Nagayoshi Nagai . Amfetamin ditemukan tanpa menggunakan kajian farmakologis pada tahun 1927, oleh pelopor psychopharmacologist Gordon Alles  resynthesized dan ketika diuji pada dirinya sendiri, saat mencari pengganti buatan untuk efedrin. Dari 1933 atau 1934 Smith, Kline dan Perancis mulai menjual bentuk dasar obat volatile sebagai obat semprot di bawah nama dagang Benzedrine berguna sebagai dekongestan dan juga dapat digunakan untuk tujuan lain.

Salah satu upaya pertama, amfetamin digunakan dalam sebuah studi ilmiah yang dilakukan oleh MH Nathanson, Dokter di Los Angeles , pada tahun 1935. Dia mempelajari efek subjektif amfetamin pada 55 pekerja rumah sakit yang masing-masing diberi 20 mg Benzedrine. Dua efek obat yang paling sering dilaporkan adalah "rasa kenyamanan dan

Page 4: 101600066-Amfetamin

perasaan kegembiraan" dan "kelelahan berkurang". Selama Perang Dunia II, amfetamin secara ekstensif digunakan untuk memerangi kelelahan dan meningkatkan kewaspadaan pada tentara.Setelah beberapa dekade pada tahun 1965, FDA melarang penggunaan Inhaler Benzedrine dan amfetamin secara bebas, penggunaannya terbatas dan harus menggunakan resep, tetapi dalam kegiatan non-medis tetap umum digunakan.

.Senyawa terkait metamfetamin pertama kali disintesis dari efedrin di Jepang pada tahun 1920 oleh kimiawan Akira Ogata , melalui pengurangan efedrin menggunakan fosfor merah dan yodium . Farmasi Pervitin adalah tablet 3 mg metamfetamin yang tersedia di Jerman dari tahun 1938 dan secara luas digunakan dalam Wehrmacht , namun pada pertengahan tahun 1941, metamfetamin menjadi zat yang terbatas penyebarannya, hal tersebut karena prajurit yang mengkonsumsinya memiliki waktu istirahat yang sangat sedikit dan tak punya banyak waktu untuk memulihkan tenaganya serta adanya penyalahgunaan. Selama sisa perang, dokter militer terus mengeluarkan obat tersebut, tetapi dibatasi dan dengan adanya diskriminasi.

Pada tahun 1997 dan 1998, para peneliti di Texas A & M University mengklaim telah menemukan amphetamine dan methamphetamine di dua dedaunan Acacia spesies asli Texas ,A. berlandieri and A. berlandieri dan A. rigidula . rigidula .  Sebelumnya, kedua senyawa ini telah dianggap sebagai penemuan manusia. Temuan ini tidak pernah diduplikasi, dan analisis yang diyakini oleh banyak ahli kimia sebagai hasil dari kesalahan eksperimental, dan dengan demikian validitas laporan telah datang ke pertanyaan. Alexander Shulgin , salah satu peneliti biokimia yang paling berpengalaman dan penemu banyak zat psikotropika yang baru, telah mencoba untuk menghubungi peneliti Texas A & M dan memverifikasi temuan mereka.

2.3 Mekanisme kerja  AmphetamineNamun, aktivitas amfetamin di seluruh otak tampaknya lebih spesifik; reseptor

tertentu yang merespon amfetamin di tetapi beberapa daerah otak cenderung tidak melakukannya di wilayah lain. Sebagai contoh, dopamin D2  reseptor  di hippocampus , suatu daerah otak yang terkait dengan membentuk ingatan baru, tampaknya tidak terpengaruh oleh kehadiran amfetamin.

.Sistem saraf utama yang dipengaruhi oleh amfetamin sebagian besar terlibat dalam sirkuit otak. Selain itu, neurotransmiter yang terlibat dalam jalur berbagai hal penting di otak tampaknya menjadi target utama dari amfetamin. Salah satu neurotransmiter tersebut adalahdopamin , sebuah pembawa pesan kimia sangat aktif dalam mesolimbic dan mesocortical jalur imbalan. Tidak mengherankan, anatomi komponen jalur tersebut-termasuk striatum , yangnucleus accumbens , dan ventral striatum -telah ditemukan untuk menjadi situs utama dari tindakan amfetamin. Fakta bahwa amfetamin mempengaruhi aktivitas neurotransmitter khusus di daerah terlibat dalam memberikan wawasan tentang konsekuensi perilaku obat, seperti timbulnya stereotip euforia .Amphetamine telah ditemukan memiliki beberapa analog endogen, yaitu molekul struktur serupa yang ditemukan secara alami di otak. l- Fenilalanin dan β- phenethylamine adalah dua contoh, yang terbentuk dalam sistem saraf perifer serta dalam otak itu sendiri.  Molekul-molekul ini berpikir untuk memodulasi tingkat kegembiraan dan kewaspadaan, antara lain negara afektif terkait.

2.3.1 [ edit ] DopamineDopaminNeurotransmitter yang paling banyak dipelajari berkaitan dengan tindakan amfetamin dalam sistem saraf pusat adalah dopamin . Semua obat adiktif muncul untuk meningkatkan

Page 5: 101600066-Amfetamin

neurotransmisi dopamin, termasuk amphetamine dan methamphetamine. Penelitian telah menunjukkan bahwa amfetamin meningkatkan konsentrasi dopamin di celah sinaptik , sehingga mempertinggi respon neuron pasca-sinaptik. Ini merupakan petunjuk khusus pada respon terhadap obat hedonis serta kualitas adiktif obat. Mekanisme tertentu pada amfetamin yang mempengaruhi konsentrasi dopamin telah dipelajari secara ekstensif. Saat ini, dua hipotesis utama telah diusulkan, yang tidak saling eksklusif. Satu teori menekankan tindakan amfetamin yang di tingkat vesikuler, meningkatkan konsentrasi dopamin dalam sitosol dari neuron pra-sinapsis. Yang lainnya berfokus pada peran transporter dopamin DAT , dan mengusulkan amfetamin yang dapat berinteraksi dengan DAT untuk menginduksi kebalikan transportasidopamin dari neuron presinaptik ke dalam celah sinaptik .Hipotesis pertama didukung oleh penelitian dari David Sulzer lab di Columbia University yang menunjukkan bahwa suntikan hasil amfetamin dalam meningkatkan konsentrasi dopamin lebih cepat dari sitosol, sedangkan obat mengurangi jumlah molekul dopamin di dalam vesikel sinaptik. Amphetamine adalah substrat untuk suatu pengambilan transporter vesikel sinaptik saraf tertentu yang disebut VMAT2 . Ketika amfetamin diambil oleh VMAT2 , vesikel melepaskan molekul dopamin ke dalam sitosol dalam pertukaran. Meredistribusi dopaminkemudian diyakini berinteraksi dengan DAT untuk mempromosikan transportasi sebaliknya. Turunan amfetamin dan amfetamin basa lemah juga yang menerima proton, dan bisa menurunkan gradien pH asam dalam vesikel yang lain dan memberikan energi bebas untuk akumulasi neurotransmitter: dengan "dasar hipotesis lemah" tindakan amfetamin menunjukkan bahwa penurunan energi bebas memberikan kontribusi terhadap redistribusi dopamin dari konsentrasi sangat tinggi (molar)dalam vesikel ke sitosol. Kalsium mungkin sebuah molekul utama yang terlibat dalam interaksi antara amfetamin dan VMATs.Peningkatan dopamin sitosolik muncul untuk memicu neurotoksisitas, seperti dopamin auto-mengoksidasi, sehingga meningkatkan amfetamin atau metamfetamin dalam dopamin sitosol dan dapat menyebabkan stres oksidatif di sitosol yang pada gilirannya menyebabkanautophagy -terkait degradasi akson dopamin dan dendrit.Setelah fosforilasi, DAT mengalami perubahan konformasi bahwa hasil dalam transportasi DAT-terikat dopamin dari ekstraselular ke lingkungan intraselular. Di hadapan amfetamin, bagaimanapun, DAT telah diamati untuk berfungsi secara terbalik, meludah dopamin keluar dari neuron presinaptik dan masuk ke celah sinaptik .Dengan demikian, di luar menghambat reuptake dopamin , amfetamin juga merangsang pelepasan dopamin molekul ke dalam sinaps.Untuk mendukung hipotesis di atas, telah ditemukan bahwa PKC- β  inhibitor menghilangkan efek amfetamin pada ekstraseluler dopamin di striatum konsentrasi tikus. Data ini menunjukkan bahwa PKC- β  kinase mungkin merupakan titik kunci interaksi antara amfetamin dan DATtransporter.Tambahan tindakan amfetamin berkontribusi terhadap kemampuannya untuk melepaskan dopamin dari neuron, termasuk tindakan sebagai inhibitor monoamine oksidase , suatu enzim yang bertanggung jawab atas kerusakan dopamin di dalam sitosol, sebuah kemampuan untuk meningkatkan sintesis dopamin tampaknya melalui tindakan pada enzim tirosin hidroksilase , yang mensintesis prekursor dopamin L-dopa , dan beberapa blokade DAT, tindakan yang saham amfetamin dengan kokain . Karena kombinasi dari tindakan dan panjang paruh, amfetamin dapat melepaskan dopamin jauh lebih daripada yang dapat kokain atau lainnya obat adiktif.

2.3.2 Serotonin

Page 6: 101600066-Amfetamin

Amphetamine telah ditemukan untuk mengerahkan efek yang sama pada serotoninseperti pada dopamin . Seperti DAT , transporter serotonin SERT dapat diinduksi untuk beroperasi secara terbalik pada stimulasi oleh amfetamin. Mekanisme ini diperkirakan bergantung pada tindakan kalsium ion, serta pada kedekatan protein transporter tertentu.Glutamatergic pathways are strongly correlated with increased excitability at the level of the synapse. Penelitian terbaru tambahan postulat amfetamin yang secara tidak langsung dapat mengubah perilaku glutamatergic jalur yang membentang dari daerah tegmental ventral kekorteks prefrontal . Glutamatergic jalur yang sangat berkorelasi dengan rangsangan meningkat pada tingkat sinaps.  Peningkatan konsentrasi ekstraseluler serotonin sehingga dapat memodulasi aktivitas neuron glutamatergic rangsang.Kemampuan diusulkan amfetamin untuk meningkatkan rangsangan glutamatergic mungkin jalur penting ketika mempertimbangkan serotonin-dimediasi kecanduan. Sebuah konsekuensi perilaku tambahan dapat stimulasi lokomotor stereotip yang terjadi sebagai respon terhadap paparan amfetamin.

2.3.3 Neurotransmitter Lain yang RelevanSeveral other neurotransmitters have been linked to amphetamine activity.            Beberapa neurotransmiter lain telah dikaitkan dengan aktivitas amfetamin. Sebagai contoh, tingkat ekstraselular dari glutamat , neurotransmitter rangsang utama dalam otak, telah terbukti meningkatkan setelah terpapar amfetamin. Konsisten dengan temuan lain, efek ini ditemukan di area otak yang terlibat dalam pahala, yaitu, nucleus accumbens , striatum , dan korteks prefrontal . Selain itu, beberapa studi menunjukkan peningkatan kadar norepinefrin , suatu neurotransmitter yang terkait dengan adrenalin , dalam menanggapi amfetamin. Hal ini diyakini terjadi melalui reuptake penyumbatan serta melalui interaksi dengan pembawa transportasi saraf norepinefrin. jangka panjang efek amfetamin digunakan pada perkembangan saraf pada anak-anak belum mapan. Berdasarkan studi di tikus, menggunakan amfetamin selama masa remaja dapat mengganggu dewasa memori kerja

2.4 Pengaruh Amfetamin2.4.1 Amfetamin Mempengaruhi Otak

Ketika seseorang menggunakan “upper”, zat tersebut akan merangsang sistem saraf pusat penggunanya. Zat  bekerja pada sistem neurotransmiter  norepinefrin dan dopamin otak. Menggunakan amfetamin dapat menyebabkan otak untuk menghasilkan tingkat dopamin yang lebih tinggi. Jumlah dopamin yang berlebih di dalam otak akan menghasilkan perasaan euforia dan kesenangan yang biasa dikenal sebagai “high.”

Seiring berjalannya waktu, orang yang menggunakan shabu akan mengembangkan toleransi terhadap zat amfetamin yang terkandung di dalam Shabu. Toleransi artinya seseorang akan membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang sama. Jika sejumlah dosis yang dibutuhkan tidak terpenuhi maka pengguna zat amfetamin akan muncul perasaan craving/withdrawal atau dikenal dengan perasaan sakaw.

2.4.2 Sensasi yang ditimbulkan oleh amfetaminSensasi yang ditimbulkan akan membuat otak lebih jernih dan bisa berpikir lebih

fokus. Otak menjadi lebih bertenaga untuk berpikir berat dan bekerja keras, namun akan muncul kondisi arogan yang tanpa sengaja muncul akibat penggunaan zat ini. Pupil akan berdilatasi (melebar). Nafsu makan akan sangat ditekan. Hasrat ingin pipis juga akan ditekan. Tekanan darah bertendensi untuk naik secara signifikan.  Secara mental, pengguna akan mempunyai rasa percaya diri yang berlebih dan merasa lebih happy. Pengguna akan lebih

Page 7: 101600066-Amfetamin

talkative, banyak ngomong dan meningkatkan pola komunikasi dengan orang lain. Karena seluruh sistem saraf pusat terstimulasi maka kewaspadaan dan daya tahan tubuh juga meningkat. Pengguna seringkali berbicara terus dengan cepat dan terus menerus. Amfetamin dosis rendah akan habis durasinya di dalam tubuh kita antara 3 sampai 8 jam, Setelah itu pengguna akan merasa kelelahan. Kondisi ini akan membuat dorongan untuk kembali “speed-up” dan kembali mengkonsumsi satu dosis kecil lagi, begitu seterusnya. Penggunaan bagi social user dimana biasanya hanya menggunakan amfetamin pada akhir minggu biasanya menjadi tidak bisa mengontrol penggunaannya dan banyak yang berakhir dengan penggunaan sepanjang  minggu penuh, mulai dari Sabtu ke Jumat, begitu seterusnya.

2.5 Efek Mengkonsumsi AmfetaminKarena efeknya yang menimbulkan kecanduan dengan adanya toleransi dari zat yang

dikonsumsi, maka zat ini juga akan menimbulkan efek secara fisik. Begitu seseorang telah kecanduan amfetamin, maka orang tersebut harus kembali menggunakan amfetamin untuk mencegah sakaw (withdrawal). Karena efek yang ditimbulkan amfetamin bisa boosting energi pada penggunanya, maka efek withdrawal  yang paling sering muncul adalah kelelahan. Pengguna zat ini kemungkinan juga akan membutuhkan waktu tidur yang lebih lama dan sangat sensitif/mudah marah pada saat dibangunkan. Begitu efek obatnya hilang, pengguna yang tadinya tidak merasa lapar kemudian menjadi sangat lapar. Pada beberapa kalangan selebriti, penggunaan zat ini sering digunakan sebagai obat untuk menurunkan nafsu makan. Namun sebenarnya sama saja karena nafsu makan akan kembali meningkat setelah efek obatnya hilang. Itulah sebabnya banyak selebriti perempuan yang mati-matian menjaga berat badannya dan akhirnya berakhir pada kecanduan amfetamin.

Depresi juga merupakan efek withdrawal yang paling sering pada pengguna amfetamin. Pada kasus-kasus yang berat malahan dapat menimbulkan tentamen suicide (hasrat ingin bunuh diri). Karena efek depresinya ini terkadang pengguna dapat menjadi orang yang berlaku sangat kasar.

8.5.1   Efek Jangka Pendek dari AmfetaminBerikut ini adalah beberapa efek dari mengkonsumsi Amfetamin, yaitu :

Meningkatkan suhu tubuh

Kerusakan sistem kardiovaskular

Paranoia

Meningkatkan denyut jantung

Meningkatkan tekanan darah

Menjadi hiperaktif

Mengurangi rasa kantuk

Tremor

Menurunkan nafsu makan

Euforia

Mulut kering

Dilatasi pupil

Mual

Sakit kepala

Perubahan perilaku seksual

8.5.2   Efek Jangka Panjang dari AmfetaminSelama jangka panjang, seseorang yang menggunakan amfetamin secara teratur akan

menemukan tanda-tanda efek samping jangka panjang yang biasanya terdiri dari : Pandangan kabur Pusing Peningkatan detak jantung

Sakit kepala

Page 8: 101600066-Amfetamin

Tekanan darah tinggi

Kurang nafsu makan

Nafas cepat

GelisahPada  penggunaan zat terus menerus akhirnya akan menimbulkan gangguan gizi dan

gangguan tidur. Pengguna akan lebih rentan untuk sakit apapun karena kondisi kesehatan yang secara keseluruhannya buruk.

2.5.2.1 Amfetamin PsikosisEfek penggunaan jangka panjang bisa menimbulkan kondisi yang disebut dengan

amfetamin psikosis. Gangguan mental ini sangat mirip sekali dengan paranoid schizophrenia. Efek psikosis ini juga bisa muncul pada penggunaan jangka pendek dengan dosis yang besar.  Kondisi psikosis inilah yang tidak disadari oleh kebanyakan pengguna amfetamin. Karena efeknya baru muncul jangka panjang maka sering kali efek ini disalah artikan. Pengalaman dari negara-negara lain yang sudah lebih lama muncul penggunaan amfetamin, telah banyak korban dengan gangguan psikosis atau gangguan kejiwaan yang parah.

2.6 Penyalahgunaan AmfetaminKebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan

penefitian. Tetapi karena berbagai alasan, maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan Ketergantungan atauDependensi, yang bisa juga disebut dengan Kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:

1. Coba-coba2. Senang-senang3. Menggunakan pada saat atau keadaan tertentu4. Penyalahgunaan5. KetergantunganAmfetamin bisa disalahgunakan selama bertahun-tahun atau digunakan sewaktu-

waktu. Bisa terjadi ketergantungan fisik maupun ketergantungan psikis.  Dulu ketergantungan terhadap amfetamin timbul jika obat ini diresepkan untuk menurunkan berat badan, tetapi sekarang penyalahgunaan amfetamin terjadi karena penyaluran obat yang ilegal.

Banyak wanita yang berlomba-lomba menjadi kurus agar terlihat menarik sehingga mereka memilih jalan pintas, yaitu dengan menggunakan produk pelangsing. Padahal produk pelangsing tersebut belum tentu aman. Beberapa produk pelangsing ditemukan mengandung suatu senyawa yang disebut amfetamin. Amfetamin merupakan senyawa yang cukup banyak ditemukan dalam produk-produk pelangsing (penurun berat badan) yang mengklaim produk tersebut bebas dari senyawa berbahaya. Pada mulanya  sekitar tahun 1960-an, amfetamin boleh digunakan secara bebas untuk menurunkan berat badan. Amfetamin menekan nafsu makan, mengontrol berat badan, serta menstimulasi sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskular.  Efek-efek tersebut dihasilkan diperantarai dengan meningkatkan konsentrasi sinapsis dari norepinefrin dan dopamine melalui stimulasi pelepasan neurotransmitter atau menghambat pengambilannya. Amfetamin merupakan suatu obat yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat. Oleh karena itu, hal ini berbahaya jika digunakan secara tidak terkendali oleh praktisi kesehatan (dokter atau apoteker).

      Beberapa amfetamin tidak digunakan untuk keperluan medis dan beberapa lainnya dibuat dan digunakan secara ilegal.  Di AS, yang paling banyak disalahgunakan adalah metamfetamin.  Penyalahgunaan MDMA sebelumnya tersebar luas di Eropa, dan sekarang

Page 9: 101600066-Amfetamin

telah mencapai AS.  Setelah menelan obat ini, pemakai seringkali pergi ke disko untuktriping.  MDMA mempengaruhi penyerapan ulang serotonin (salah satu penghantar saraf tubuh) di otak dan diduga menjadi racun bagi sistim saraf. 2.7 Cara Penanganan dalam Penyalahgunaan Narkoba

Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus Penyalahgunaan Narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu

1.      Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.

2.      Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 – 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 – 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.

3.      Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanAmfetamin adalah kelompok obat psikoaktif sintetis yang disebut sistem saraf pusat

(SSP) stimulants.stimulan. Amfetamin merupakan  satu jenis narkoba yang dibuat secara sintetis dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara. Amfetamin dapat berupa bubuk putih, kuning, maupun coklat, atau bubuk putih kristal kecil.  Senyawa ini memiliki nama kimia α–methylphenethylamine merupakan suatu senyawa yang telah digunakan secara terapetik untuk mengatasi obesitas, attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan narkolepsi

Amphetamine pertama kali disintesis pada tahun 1887 oleh Lazar Edeleanu di Berlin, Jerman . Amphetamine ini awalnya disebut dengan phenylisopropylamine majemuk. Amfetamin ditemukan tanpa menggunakan kajian farmakologis pada tahun 1927, oleh peloporpsychopharmacologist Gordon Alles resynthesized dan ketika diuji pada dirinya sendiri, saat mencari pengganti buatan untuk efedrin Pada tahun 1997 dan 1998, para peneliti di Texas A & M University mengklaim telah menemukan amphetamine dan methamphetamine di dua dedaunan Acacia spesies asli Texas , A. berlandieri and A. berlandieri dan A. rigidula .rigidula

Efek Amphetamine exerts its behavioral effects by modulating several key neurotransmitters in the brain, including dopamine , serotonin , and norepinephrine .Amphetamine pada neurotransmitter di otak terdiri atas beberapa gejala termasuk dopamin ,serotonin , dan norepinefrin. Ketika seseorang menggunakan “upper”, zat tersebut akan merangsang sistem saraf pusat penggunanya. Zat  bekerja pada sistem

Page 10: 101600066-Amfetamin

neurotransmiter  norepinefrin dan dopamin otak. Menggunakan amfetamin dapat menyebabkan otak untuk menghasilkan tingkat dopamin yang lebih tinggi. Jumlah dopamin yang berlebih di dalam otak akan menghasilkan perasaan euforia dan kesenangan yang biasa dikenal sebagai “high.”

Begitu seseorang telah kecanduan amfetamin, maka orang tersebut harus kembali menggunakan amfetamin untuk mencegah sakaw (withdrawal). Karena efek yang ditimbulkan amfetamin bisa boosting energi pada penggunanya, maka efek withdrawal  yang paling sering muncul adalah kelelahan.

Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan Ketergantungan atauDependensi, yang bisa juga disebut dengan Kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:

1. Coba-coba2. Senang-senang3. Menggunakan pada saat atau keadaan tertentu4. Penyalahgunaan5. KetergantunganBanyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan

narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus Penyalahgunaan Narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu

1. Primer,2. Tertier3. Sekunder

3.2 SaranSetelah memahami materi ini secara mendalam, saya harapkan pembaca dapat

mengerti dan menambah ilmu serta wawasannya. Semoga tulisan yang saya buat ini dapat membantu pembaca dalam menyelesaikan tugas atau materi yang bersangkutan dengan pokok bahasan Amfetamin (Shabu-Shabu). Apabila ada kekurangan dari penulisan makalah yang kami buat ini, harap pembaca dapat memakluminya