100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

21
PERENCANAAN KOTA BOGOR PUTRI AMANDA NASUTION 100406034 [email protected]

Transcript of 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

Page 1: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

PERENCANAAN KOTA BOGOR

PUTRI AMANDA NASUTION

100406034

[email protected]

Page 2: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

ABSTRAK

Page 3: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

BAB 1. PENDAHULUAN

Kota adalah tempat kita tinggal. Kota menyediakan berbagai kebutuhan

seperti sandang, pangan, dan papan. Kota sebagai sebuah fenomena ”urban”

memberikan lingkungan sosial budaya dan ekonomi yang sangat menentukan

preferensi dan perilaku kita.

Pengertian Wilayah

Seperti yang tertulis dalam UU RI No. 26 Th. 2007 tentang Penataan Ruang, pasal

1 ayat 7, wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap

unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif

dan/atau aspek fungsional.

Pengertian Kota

Prof. Drs, R. Bintarto merumuskan bahwa kota adalah suatu sistem jaringan

kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata social ekonomi

yang heterogen dan corak kehidupan yang materialistik.

Pola Perencanaan Kota

Sebuah kota harus dibangun berdasarkan empat dasar. Dasar fisik sebuah kota

adalah wujud yang kelihatan berupa bangunan-bangunan, jalan, taman, dan benda-

benda lain yang menciptakan bentuk kota tersebut. Dasar ekonomi sebuah kota

memberikan alasan bagi eksistensinya. Dasar politik sebuah kota sangat penting

bagi ketertiban. Dasar sosial sangat penting supaya kota ada artinya.

Pada abad ke-21, kota-kota dimasa depan berpegang pada lima faktor yakni

employment (lapangan kerja), environment (keseimbangan lingkungan), equity

(keadilan), engagement (peran serta masyarakat maupun swasta), dan energy

(energi yang dapt diperbaharui atau yang tidak).

Urban Design (Perancangan Kota)

Urban design merupakan suatu hasil perpaduan kegiatan antara profesi perencana

kota, arsitektur, landscape, rekayasa sipil, dan transportasi dalam wujud fisik.

Pencetus urban design ( image of the city ) adalah Kevin Lynch pada tahun 1974.

Page 4: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

Ada lima elemen pokok yang dapat membangun citra sebuah kota :

o Path : Pembatas antara dua bangunan; contoh : jalan, rel kereta api, dll

o Edge : Untuk pemutus linear; contoh : dinding

o Distrct : Memiliki ciri khas tertentu; contoh : ruang publik,

perdagangan, dll

o Node : Pertemuan beberapa path, pusat keramaian; contoh : simpang

lima

o Landmark : untuk mengetahui suatu daerah.

Page 5: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

BAB 2. TEORI

Kota Bogor adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini

terletak 54 km sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-tengah

wilayah Kabupaten Bogor. Dahulu luasnya 21,56 km², namun kini telah

berkembang menjadi 118,50 km² dan jumlah penduduknya 834.000 jiwa (2003).

Bogor dikenal dengan julukan kota hujan, karena memiliki curah hujan yang

sangat tinggi. Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah

68 kelurahan. Pada masa kolonial Belanda, Bogor dikenal dengan nama

Buitenzorg (pengucapan: boit'n-zôrkh", bœit'-) yang berarti "tanpa kecemasan"

atau "aman tenteram".

Hari jadi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni,

karena tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja

dari Kerajaan Pajajaran.

Bogor (berarti "enau") telah lama dikenal dijadikan pusat pendidikan dan

penelitian pertanian nasional. Di sinilah berbagai lembaga dan balai penelitian

pertanian dan biologi berdiri sejak abad ke-19. Salah satunya yaitu, Institut

Pertanian Bogor, berdiri sejak awal abad ke-20.

Letak kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT - 106°51’00”BT dan

30’30”LS – 6°41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata minimal 190 meter,

maksimal 350 meter dengan jarak dari ibu kota kurang lebih 60 km. Batas wilayah

kota Bogor berbatasan dengan kecamatan-kecamatan dari Kabupaten Bogor

sebagai berikut:

Utara Sukaraja, Bojong Gede, dan Kemang

Timur Sukaraja dan Ciawi

Selatan Cijeruk dan Caringin

Barat Kemang, Ciomas dan Dramaga

Page 6: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

Iklim, topografi, dan geografi kota Bogor terletak pada ketinggian 190

sampai 330 m dari permukaan laut. Udaranya relatif sejuk dengan suhu udara rata-

rata setiap bulannya adalah 26 °C dan kelembaban udaranya kurang lebih 70%.

Suhu rata-rata terendah di Bogor adalah 21,8 °C, paling sering terjadi pada Bulan

Desember dan Januari. Arah mata angin dipengaruhi oleh angin muson. Bulan Mei

sampai Maret dipengaruhi angin muson barat.

Kemiringan kota Bogor berkisar antara 0–15% dan sebagian kecil daerahnya

mempunyai kemiringan antara 15–30%. Jenis tanah hampir di seluruh wilayah

adalah latosol coklat kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm

dan tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi. Bogor terletak

pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga sangat kaya akan hujan

orografi. Angin laut dari Laut Jawa yang membawa banyak uap air masuk ke

pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga uap air langsung

terkondensasi dan menjadi hujan. Hampir setiap hari turun hujan di kota ini dalam

setahun (70%) sehingga dijuluki "Kota Hujan". Keunikan iklim lokal ini

dimanfaatkan oleh para perencana kolonial Belanda dengan menjadikan Bogor

sebagai pusat penelitian botani dan pertanian, yang diteruskan hingga sekarang.

Kedudukan geografi kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor

serta lokasinya yang dekat dengan ibu kota negara, Jakarta membuatnya strategis

dalam perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kebun Raya dan Istana

Bogor merupakan tujuan wisata yang menarik. Kedudukan Bogor di antara jalur

tujuan Puncak/Cianjur juga merupakan potensi strategis bagi pertumbuhan

ekonomi.

Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,5 km². Di kota ini juga mengalir

beberapa sungai yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan dataran, yaitu:

Ci (Sungai) Liwung, Ci Sadane, Ci Pakancilan, Ci Depit, Ci Parigi, dan Ci Balok.

Topografi yang demikian menjadikan Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir

alami.

SEJARAH KOTA BOGOR ABAD KE LIMA

Bogor ditilik dari sejarahnya adalah tempat berdirinya Kerajaan Hindu

Tarumanagara di abad ke lima. Beberapa kerajaan lainnya lalu memilih untuk

bermukim di tempat yang sama dikarenakan daerah pegunungannya yang secara

alamiah membuat lokasi ini mudah untuk bertahan terhadap ancaman serangan,

dan di saat yang sama adalah daerah yang subur serta memiliki akses yang mudah

pada sentra-sentra perdagangan saat itu. Namun hingga kini, berdasarkan

Page 7: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

penelitian yang dilakukan oleh beberapa arkeolog ternama seperti Prof. Uka

Tjandrasasmita, keberadaan tempat dan situs penting yang menyatakan eksistensi

kerajaan tersebut, hingga kini masih belum ditemukan bukti autentiknya.

Kerajaan Pajajaran

Di antara prasasti-prasasti yang ditemukan di Bogor tentang kerajaan-

kerajaan yang silam, salah satu prasasti tahun 1533, menceritakan kekuasaan Raja

Prabu Surawisesa dari Kerajaan Pajajaran. Prasasti ini dipercayai memiliki

kekuatan gaib dan keramat, sehingga dilestarikan sampai sekarang. Kerajaan

Padjajaran memiliki pengaruh kekuasaan hanya seluas Jawa Barat dan Banten.

Pakuan yang merupakan ibu kota pemerintahan Kerajaan Pajajaran diyakini

terletak di Kota Bogor, dan menjadi pusat pemerintahan Prabu Siliwangi (Sri

Baduga Maharaja Ratu Haji I Pakuan Pajajaran) yang dinobatkan pada 3 Juni

1482. Hari penobatannya ini diresmikan sebagai hari jadi Bogor pada tahun 1973

oleh DPRD Kabupaten dan Kota Bogor, dan diperingati setiap tahunnya hingga

saat ini.

Zaman Kolonial Belanda

Setelah penyerbuan tentara Banten, catatan mengenai Kota Pakuan hilang,

dan baru ditemukan kembali oleh ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Scipio dan

Riebeck pada tahun 1687. Mereka melakukan penelitian atas Prasasti Batutulis dan

beberapa situs lainnya, dan menyimpulkan bahwa pusat pemerintahan Kerajaan

Pajajaran terletak di Kota Bogor.

Pada tahun 1745, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff

membangun Istana Bogor seiring dengan pembangunan Jalan Raya Daendels yang

menghubungkan Batavia dengan Bogor. Bogor direncanakan sebagai sebagai

daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal. Dengan

pembangunan-pembangunan ini, wilayah Bogor pun mulai berkembang.

Setahun kemudian, van Imhoff menggabungkan sembilan distrik (Cisarua,

Pondok Gede, Ciawi, Ciomas, Cijeruk, Sindang Barang, Balubur, Dramaga, dan

Kampung Baru) ke dalam satu pemerintahan yang disebut Regentschap Kampung

Baru Buitenzorg. Di kawasan itu van Imhoff kemudian membangun sebuah Istana

Gubernur Jenderal. Dalam perkembangan berikutnya, nama Buitenzorg dipakai

untuk menunjuk wilayah Puncak, Telaga Warna, Megamendung, Ciliwung, Muara

Cihideung, hingga puncak Gunung Salak, dan puncak Gunung Gede.

Page 8: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

Kebun Raya Bogor

Ketika VOC bangkrut pada awal abad ke sembilan belas, wilayah nusantara

dikuasai oleh Inggris di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Thomas Raffles

yang merenovasi Istana Bogor dan membangun tanah di sekitarnya menjadi Kebun

Raya (Botanical Garden). Di bawah Raffles, Bogor juga ditata menjadi tempat

peristirahatan yang dikenal dengan nama Buitenzorg yang diambil dari nama salah

satu spesies palem.

Hindia Belanda

Setelah pemerintahan kembali kepada pemerintah Belanda pada tahun 1903,

terbit Undang-Undang Desentralisasi yang menggantikan sistem pemerintahan

tradisional dengan sistem administrasi pemerintahan modern, yang menghasilkan

Gemeente Buitenzorg.

Pada tahun 1925, dibentuk provinsi Jawa Barat (provincie West Java) yang terdiri

dari 5 karesidenan, 18 kabupaten, dan kotapraja (stadsgemeente). Buitenzorg

menjadi salah satu stadsgemeente.

Zaman Jepang

Pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942, pemerintahan Kota Bogor

menjadi lemah setelah pemerintahan dipusatkan pada tingkat karesidenan.

Masa kemerdekaan

Pada tahun 1950, Buitenzorg menjadi Kota Besar Bogor yang dibentuk

berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 16 tahun 1950.

Pada tahun 1957, nama pemerintahan diubah menjadi Kota Praja Bogor,

sesuai Undang-Undang nomor 1 tahun 1957.

Kota Praja Bogor berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor,

dengan Undang-Undang nomor 18 tahun 1965 dan Undang-Undang nomor 5 tahun

1974.

Kotamadya Bogor berubah menjadi Kota Bogor pada tahun 1999 dengan

berlakunya Undang-Undang nomor 22 tahun 1999.

Page 9: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

TEMPAT MENARIK DAN PARIWISATA DI KOTA BOGOR

Beberapa tempat menarik di Kota Bogor, di antaranya adalah:

Wisata dan rekreasi

Kebun Raya Bogor

Sebuah kebun penelitian besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia.

Luasnya mencapai 80 hektare dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan

tumbuhan. Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat

wisata, terutama hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor

tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum

Zoologi, dan IPB.

Istana Bogor

Salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang mempunyai

keunikan tersendiri. Keunikan ini dikarenakan aspek historis, kebudayaan,

dan fauna yang menonjol. Salah satunya adalah adanya rusa-rusa yang indah

yang didatangkan langsung dari Nepal dan tetap terjaga dari dulu sampai

sekarang.

Prasasti Batu tulis

Prasati peninggalan zaman Kerajaan Padjadjaran yang ditulis dalam bahasa

Jawa kuno yang isinya menyebutkan Raja Pakuan Padjadjaran yang bernama

Prabu Purana dinobatkan kembali dengan nama Sri Paduka Maharaja Ratu

Haji dalam tahun yang tidak jelas karena ada huruf yang kosong, sehingga

ada berbagai macam penafsiran. Prasasti ini disimpan di tepi jalan raya

Batutulis, Bogor, sekitar 2 km dari pusat kota.

CICO-Cimahpar Integrated Conservation Offices

Kawasan pendidikan dan konservasi dengan pendekatan kepada alam,

terletak di Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.

Kawasan ini memiliki beberapa fasilitas pendukung seperti gedung

perkantoran, wisma, asrama (dormitory), serta kebun buah, sayur, dan

tanaman obat. Tempat ini dilengkapi dengan fasilitas panjat tebing, kegiatan

luar, dan area outbond. Kawasan ini didedikasikan untuk kepentingan

konservasi.

Dramaga, Bogor

Terletak di bagian barat dari kota, tepatnya sekitar 12 km dari pusat Kota

Bogor. Wilayah Dramaga merupakan sentra produksi manisan basah dan

kering, baik itu dari buah-buahan (pala, mangga, jambu batu, kemang,

pepaya, kweni, salak, kedondong, atau caruluk) maupun dari bahan sayuran

(wortel, labu siam, pare, lobak, bligo, serta ubi jalar).

Page 10: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

Plaza Kapten Muslihat (Taman Topi)

Di dalam Plaza Kapten Muslihat terdapat sebuah taman yang diberi nama

Taman Ade Irma Suryani, sebelumnya taman ini memiliki nama Taman

Kebon Kembang tempat orang berwisata, namun pada tahun 1980-an

taman ini berubah fungsi menjadi terminal angkutan kota karena letaknya

yang strategis di muka Stasiun Bogor. Terminal tersebut kemudian

direnovasi menjadi Plaza Kapten Muslihat yang mengusung konsep

Bangunan berbentuk Topi, sehingga masyarakat pun menyebutnya dengan

Taman Topi. Pada saat itu Plaza Kapten Muslihat merupakan salah satu

alternatif tempat berwisata sebelum ledakan mal dan plaza melanda Bogor.

Taman topi dilengkapi berbagai wahana permainan namun sejak tahun 1994

sampai saat ini (tahun 2007) tempat ini menjadi tidak terawat baik karena

dikepung oleh pedagang kaki lima dan angkutan kota. Di dalamnya terdapat

pula Pusat Informasi Kepariwisataan atau 'Tourist Information Centre'.

Taman Kencana

Sebuah taman kecil yang digunakan untuk tempat rekreasi anak-anak kecil,

kaum muda, maupun orang tua yang melepas lelah setelah capai berjalan-

jalan di lapangan Sempur ataupun Kebun Raya. Taman ini ramai pada hari

Minggu dan umumnya ramai oleh para orangtua yang mengajak anak-anak

mereka untuk menikmati hari libur.

Lapangan Sempur

Lapangan yang dahulu merupakan lahan kosong yang dipergunakan sebagai

lapangan upacara untuk memperingati HUT Republik Indonesia setiap

tanggal 17 Agustus ini, sekarang sudah dikelola oleh Dinas Pemakaman dan

Pertamanan Kota Bogor. Lapangan ini sekarang dijadikan tempat olahraga

dan lapangan multifungsi. Di lapangan ini terdapat wall-climb, lapangan

basket, lapangan utama untuk bermain bola dan soft/baseball, run-track,

lapangan voli beralaskan pasir pantai, serta area untuk senam. Pada hari

Minggu tempat ini akan menjadi pasar dadakan, banyak pedagang makanan

ataupun alat-alat yang menggelar dagangannya di sini setiap hari Minggu.

Lapangan ini kerap digunakan untuk berbagai pergelaran musik.

Rancamaya

Puncak

Kawasan wisata perbukitan yang terletak di sebelah timur Kota Bogor,

dikelilingi oleh Gunung Gede dan Gunung Pangrango.

Situ Gede atau Setu Gede

Danau kecil di barat laut Kota Bogor, di tepi hutan penelitian Dramaga,

Bogor.

Gunung Bunder

Gunung Pancar

Page 11: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

Gunung Gede

Gunung Salak Endah

Kolam renang

Kolam Renang Gedung Olah Raga Kota Bogor

Taman Yasmin Sport Centre

Bukit Cimanggu City-Marcopolo

Bogor Nirwana Residence-Jungle Water Park

Stasiun kereta dan bus

Stasiun Bogor

Stasiun utama Kota Bogor yang merupakan warisan dari zaman Belanda.

Sekitar tahun 1960-an stasiun ini melayani keberangkatan ke Yogyakarta

melalui Sukabumi dan Bandung.

Stasiun Cilebut

Stasiun penghubung rute Jakarta - Bogor.

Stasiun Bojong Gede

Stasiun penghubung rute Jakarta - Bogor.

Terminal Baranang Siang

Tempat ibadah

Masjid Raya Bogor

Gereja BMV Katedral Bogor, Jl. Kapten Muslihat

Gereja Kristen Indonesia, Jl. Pengadilan 35

Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA), Jalan Suryakencana Bogor

Gereja HKBP, Jl. Paledang Bogor

Klenteng Hok Tek Bio

Masjid Agung Bogor

Masjid Istiqom Budi Agung

Pura Parhyangan Agung Jagatkartta Gunung Salak, Taman Sari

Pura Giri Kusuma, Bogor Baru

Masjid Almuhajirin Bukit Waringin, Bojong Gede

Masjid Nahwa Nur Pura, Bojong Gede

Museum dan perpustakaan

Museum Etnobotani

Museum Etnobotani diresmikan pada tahun 1982 oleh Prof. Dr. B. J.

Page 12: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

Habibie. Di dalamnya terdapat 2.000 artefak etnobotani dan berbagai

diorama pemanfaatan flora.

Museum Zoologi

Museum Zoologi didirikan pada tahun 1894 dengan nama Museum

Zoologicum Bogoriensis.

Herbarium Bogoriense

Terletak di Jalan Ir. H. Juanda, di sebelah Barat Kebun Raya Bogor. Di

dalamnya tersimpan dan dipamerkan berbagai jenis daun dan buah yang

telah dikeringkan, berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.

Museum Tanah

Museum Tanah didirikan pada tanggal 29 September 1988. Museum ini

merupakan tempat penyimpanan jenis contoh tanah yang terdapat di

Indonesia yang disajikan dalam ukuran Kecil berupa makromonolit.

Museum Pembela Tanah Air (PETA)

Didirikan pada tahun 1996 oleh Yayasan Perjuangan Tanah Air, dan

diresmikan oleh H. M. Soeharto (Presiden RI ke-2). Di dalamnya memuat

empat belas diorama sebagai salah satu perwujudan miniatur yang

menggambarkan proses pergerakan kebangsaan terjadi pada tanggal 3

Oktober 1943 bertempat di bekas Kesatriaan tentara KNIL/Belanda,

Pabaton.

Museum Perjuangan

Perpustakaan Bogor

Didirikan pada tahun 1842 di dalam lingkungan Kebun Raya Bogor oleh ahli

botani Belanda, Dr. J. Pierot. Koleksinya sekitar 300.000 jilid buku, 2.000

judul majalah ilmiah, dan lebih dari 100.000 barang cetakan lainnya.

Koleksinya meliputi buku-buku ilmu pengetahuan alam murni dan praktis,

dengan mengutamakan biologi, yang diperoleh dari hasil pertukaran dengan

lembaga-lembaga ilmiah dan ahli-ahli botani dan biologi di seluruh dunia.

Koleksi perpustakaan ini paling baik dan lengkap di Asia Tenggara.

Page 13: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

BAB 3. STUDI KASUS

Kota Bogor adalah salah satu kota di Jawa Barat yang secara geografis

terletak pada 106048' Bujur Timur dan 6036' Lintang Selatan. Secara administrasi

wilayah Kota Bogor dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Bogor. Dengan luas

wilayah Kota Bogor 11.850 hektar, terdiri dari 6 (enam) kecamatan, 22

kelurahan dan 46 desa. Ada beberapa pendapat atas asal-usul penamaan kota

Bogor. Salah satunya adalah berasal dari nama Bogor itu sendiri, karena nama

bogor berarti tunggul kawung, enau atau aren. Pendapat ini ditemukan dalam

pantun yang berjudul "Ngadegna Dayeuh Pajajaran" yang dituturkan Pak Cilong.

Kota Bogor mempunyai sejarah yang panjang dalam Pemerintahan. Pakuan

sebagai pusat Pemerintahan Pajajaran terkenal pada pemerintahan Prabu Siliwangi

(Sri Baginda Maharaja) yang penobatanya tepat pada tanggal 3 Juni 1482, yang

selanjutnya hari tersebut dijadikan hari jadi Bogor .

Selama perjalananya hingga sekarang Kota Bogor memiliki perkembangan

kota yang sangat panjang, Tata ruang sebagai instrument arahan pengembangan

kota memiliki peranan penting dalam pembentukan Kota Bogor itu sendiri,

Menurut Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor, perkembangan Tata Ruang

Kota Bogor dibagi dalam tiga fase perkembangan berdasarkan iklim politik,

kemajuan teknologi, serta kondisi sosial ekonomi yang berlaku pada masa ke

masanya, yang akan menentukan corak pembangunan. Fase pertama adalah

Masa Pajajaran (1482-1579), yang di mulai sejak masa pemerintahan Sri

Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi (1482 -1521) hingga masa

pemerintahan Ragamulya Suryakencana (1567-1579). Fase kedua, adalah

masa penjajahan (1684-1945), Fase ketiga adalah masa kemerdekaan yang

dimulai sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sampai dengan

sekarang.

Page 14: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

PERKEMBANGAN BENTUK KOTA BOGOR

Fase Masa Pajajaran (1482-1579)

Berdasarkan Badan Perencanaan Daerah, Kota Bogor mengalami

perkembangan bentuk kota dan fungsi sejak masih sebagai ibu kota Pakuan pada

masa Pajajaran hingga saat ini. pada masa pajajaran, Kota Bogor

berfungsi sebagai kota pusat kerajaan yang artinya sebagai pusat

pemerintahan Kerajaan Pajajaran. Pada masa Pajajaran Bentuk Kota

Bogor cenderung linier memanjang dari arah barat laut kearah tenggara,

dengan komponen fisik "perkotaan" yang sangat sederhana terdiri atas sebuah

keraton, alun-alun dalam, alun-alun luar, benteng dan gerbang kotaraja. Kota

Bogor pada masa Pajajaran ini sempat "menghilang" selama kira-kira

satu abad seiring dengan sirnanya Pajajaran pada tahun 1579.

Fase Fase kedua, adalah masa penjajahan (1684-1945)

Periode pertama masa Penjajahan Kota Bogor kembali dibangun ditandai

dengan dibangunnya sebuah tempat peristirahatan di lokasi Istana Bogor yang

sekarang diberi nama Buitenzorg atas prakasa Baron Van Imhoff sekitar tahun

1745. Pada periode pertama masa Penjajahan ini Kota Bogor memiliki fungsi

sebagai tempat peristirahatan dan pusat pemerintahan yang masih sederhana

dengan bentuk kota linier dan komponen fisik kota sederhana, yaitu terdiri

atas sebuah taman, sebuah “villa”, sebuah tempat penelitian pertanian, sebuah

pasar, dan semacam pusat pemerintahan kabupaten. Pada periode kedua masa

Penjajahan yaitu sejak perubahan politik Kolonial Belanda. tahun 1870 hingga

menjelang Proklamasi.

Fase ketiga (Sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sampai

dengan sekarang)

Sejak Kemerdekaan, kota Bogor sudah mulai menunjukkan oder dan sifat

“kekotaan” dan telah mempunyai fungsi yang majemuk, yaitu sebagai pusat

administrasi pemerintahan, pusat penelitian pertanian dan sebagai kota tempat

tinggal dengan segala fasilitas kotanya. Bentuk kotanya adalah linier

sepanjang jalan utama yang menghubungkan Kota Bogor dengan Jakarta dan

Sukabumi. Perubahan bentuk kota Bogor terjadi sejak periode pertama masa

kemerdekaan yang berubah dari linear menjadi semi konsentrik dengan titik

pusat di sekitar lokasi Kebun Raya, pada periode kedua masa Kemerdekaan yaitu

sejak Kota Bogor menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor (1974) hingga

menjelang tahun 1995 bentuk kotanya adalah dari semi konsentrik berubah

menjadi konsentrik.

Page 15: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

Pada periode ketiga masa Kemerdekaan (1995- sampai dengan sekarang)

yang dimulai sejak perluasan wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor

(1995) hingga pada saat sekarang, Kota Bogor telah menjelma menjadi kota

modern dengan multifungsi. Struktur kotanya berbentuk konsentrik dengan

titik pusat di sekitar lokasi Balaikota. Banyaknya fungsi yang diemban oleh Kota

Bogor juga menunjukkan kompleksitas perkembangan fisik kotanya. Kota ini,

mengalir tanpa arah yang jelas dan tanpa disertai sebuah perencanaan penataan

kota berjangka panjang. Itulah yang antara lain mengakibatkan munculnya

berbagai persoalan perkotaan sebagaimana yang dihadapi dan dirasakan pada saat

ini, seperti diantaranya masalah transportasi, masalah lingkungan dan pemukiman,

hal itu pula yang menjadikan Kota Bogor terkenal dengan berbagai julukan, antara

lain kota terkotor, hingga kota sejuta angkot. Dengan keadaan saat ini akankah

Kota Bogor akan tetap menjadi Kota yang nyaman seperti dulu.

Gambar : Penggunaan Lahan Kota Bogor tahun 2005 dan Foto-foto perkembangan

penggunaan Lahan

(ket.gambar di atas)

1. Pedagang kaki lima merupakan permasalahan perkotaan yang di alami Kota

Bogor, para PKL menggunakan trotoar, hingga badan jalan sebagai tempat

berjualan.

2. Pembangunan pemukiman yang tidak tidak teratur menjadi permalahan

yang serius di kota Bogor.

Page 16: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

3. Transportasi (Kemacetan) merupakan salah satu masalah utama di Kota

bogor, dengan banyaknya jumlah angkot maka munculah sebutan “Kota

Sejuta angkot” bagi kota Bogor.

4. Perbandingan penggunaan lahan tahun 1875 dan 2005 menandakan

perkembangan kota Bogor dari waktu ke waktu (Lokasi : Jalan Surya

Kencana)

5. Sekitar Tanjakan Empang tahun 1900 dan kini menjadi Pusat Perbelanjaan

Bogor Trade Mall.

PERBEDAAN KOTA BOGOR PADA JAMAN DULU DAN SEKARANG

Page 17: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf
Page 18: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf
Page 19: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf
Page 20: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

BAB 4. KESIMPULAN

Page 21: 100406034 - Putri Amanda Nst. (1).pdf

DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bogor

my-syahbandar.blogspot.com/.../perkembangan-kota-bogor-dari-masa-ke.html

gedebudi.wordpress.com/category/perencanaan-kota/

zonapencarian.blogspot.com/.../kota-bogor-pada-saat-jaman-dulu-dan.html