10. Lombok (Denny)[1]

21
PENYELIDIKAN GEOKIMIA REGIONAL SISTEMATIK LEMBAR LOMBOK, KAB.LOMBOK BARAT, LOMBOK TENGAH, LOMBOK TIMUR DAN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Oleh : Denni Widhiyatna, Suharsono Kamal, A.Soleh, MP.Pohan ( Subdit Geokimia dan Informasi Mineral) S A R I Penyelidikan Geokimia Regional Sistematik Lembar Lombok dengan sekala 1 : 250.000 adalah merupakan salah satu program pemetaan geokimia regional sistematik yang dilakukan lembar demi lembar di daratan Indonesia oleh Sub Direktorat Geokimia dan Informasi Mineral, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral. Geologi daerah Lombok dimulai dengan terbentuknya batuan gunung api Tersier yaitu Miosen Awal yang terdiri dari Formasi Kawangan dan Formasi Pengulung yang saling menjemari. Kedua formasi ini diterobos oleh dasit, diorit, tonalit dan basal berumur Miosen Tengah yang ditafsirkan menyebabkan mineralisasi di beberapa tempat. Di atasnya diendapkan Formasi Ekas yang terdiri dari batugamping yang berumur Miosen Atas. Kemudian pada Pliosen Atas hingga Plistosen diendapkan batupasir tufaan, batulempung tufaan dengan sisipan tipis karbon yang tergolong kedalam Anggota Selayar Formasi Kalipalung, lalu Formasi Kalipalung yang terdiri dari perselingan breksi gampingan dan lava kemudian Formasi Kalibabak yang terdiri dari breksi dan lava serta Formasi Lekopiko (tuf berbatuapung, breksi lahar dan lava). Formasi Kalipalung dan Formasi Kalibabak saling menjemari. Pada waktu Holosen Bawah diendapkan lava, breksi dan tuf yang termasuk kedalam Batuan Gunungapi Tak Terpisahkan tersebar sangat luas di utara yang dikelilingi oleh Formasi Lekopiko dan Formasi Kalibabak, sedangkan di Holosen Atas terhampar endapan permukaan aluvium. Luas daerah penyelidikan adalah sebesar 6000 Km² dengan jumlah conto sedimen sungai aktif yang terkumpul sebanyak 343 buah, sehingga kerapatannya adalah 1 conto mewakili daerah seluas 18 Km². Metode analisis unsur majemuk menghasilkan 3 (tiga) kelompok kekerabatan unsur, antara lain : Li - K, Pb - Cu - Ag dan Co - Ni - Mn - Zn - Cr. Berdasarkan hasil pengambilan conto batuan, conto sedimen sungai aktif dan pengamatan di lapangan terpilih beberapa daerah yang perlu dilakukan prospeksi untuk ekplorasi mineral logam mulia dan logam dasar yaitu bagian hulu S.Ledang termasuk Gunung Dodo, Sungai Litoh. Pringgabaya – Aikmel, Aik Sayang – Sekotong, Daerah aliran S.Sejorang, Bagian hulu Sungai Ree – Bangkatmonteh.

description

vdv

Transcript of 10. Lombok (Denny)[1]

  • PENYELIDIKAN GEOKIMIA REGIONAL SISTEMATIK LEMBAR LOMBOK, KAB.LOMBOK BARAT, LOMBOK TENGAH, LOMBOK TIMUR DAN SUMBAWA,

    PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

    Oleh : Denni Widhiyatna, Suharsono Kamal, A.Soleh, MP.Pohan ( Subdit Geokimia dan Informasi Mineral)

    S A R I

    Penyelidikan Geokimia Regional Sistematik Lembar Lombok dengan sekala 1 : 250.000 adalah

    merupakan salah satu program pemetaan geokimia regional sistematik yang dilakukan lembar demi

    lembar di daratan Indonesia oleh Sub Direktorat Geokimia dan Informasi Mineral, Direktorat

    Inventarisasi Sumber Daya Mineral.

    Geologi daerah Lombok dimulai dengan terbentuknya batuan gunung api Tersier yaitu Miosen Awal

    yang terdiri dari Formasi Kawangan dan Formasi Pengulung yang saling menjemari. Kedua formasi ini

    diterobos oleh dasit, diorit, tonalit dan basal berumur Miosen Tengah yang ditafsirkan menyebabkan

    mineralisasi di beberapa tempat. Di atasnya diendapkan Formasi Ekas yang terdiri dari batugamping

    yang berumur Miosen Atas. Kemudian pada Pliosen Atas hingga Plistosen diendapkan batupasir

    tufaan, batulempung tufaan dengan sisipan tipis karbon yang tergolong kedalam Anggota Selayar

    Formasi Kalipalung, lalu Formasi Kalipalung yang terdiri dari perselingan breksi gampingan dan lava

    kemudian Formasi Kalibabak yang terdiri dari breksi dan lava serta Formasi Lekopiko (tuf

    berbatuapung, breksi lahar dan lava). Formasi Kalipalung dan Formasi Kalibabak saling menjemari.

    Pada waktu Holosen Bawah diendapkan lava, breksi dan tuf yang termasuk kedalam Batuan Gunungapi

    Tak Terpisahkan tersebar sangat luas di utara yang dikelilingi oleh Formasi Lekopiko dan Formasi

    Kalibabak, sedangkan di Holosen Atas terhampar endapan permukaan aluvium.

    Luas daerah penyelidikan adalah sebesar 6000 Km dengan jumlah conto sedimen sungai aktif yang

    terkumpul sebanyak 343 buah, sehingga kerapatannya adalah 1 conto mewakili daerah seluas 18 Km.

    Metode analisis unsur majemuk menghasilkan 3 (tiga) kelompok kekerabatan unsur, antara lain : Li -

    K, Pb - Cu - Ag dan Co - Ni - Mn - Zn - Cr.

    Berdasarkan hasil pengambilan conto batuan, conto sedimen sungai aktif dan pengamatan di lapangan

    terpilih beberapa daerah yang perlu dilakukan prospeksi untuk ekplorasi mineral logam mulia dan

    logam dasar yaitu bagian hulu S.Ledang termasuk Gunung Dodo, Sungai Litoh. Pringgabaya Aikmel,

    Aik Sayang Sekotong, Daerah aliran S.Sejorang, Bagian hulu Sungai Ree Bangkatmonteh.

  • PENDAHULUAN

    Dengan telah diundangkannya

    Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000

    mengenai kewenangan Pemerintah dan

    kewenangan Propinsi sebagai daerah Otonomi,

    maka Pemetaan Geokimia Regional secara

    sistematik dengan sekala lebih kecil atau sama

    dengan 1 : 250.000 merupakan tugas atau

    kewenangan pemerintah pusat yang dalam hal

    ini adalah Direktorat Inventarisasi Sumberdaya

    Mineral.

    Kegiatan penyelidikan geokimia

    mencakup kegiatan yang dimulai dari

    pencarian data di lapangan, analisis

    laboratorium / analisis kimia, pengolahan data

    (pemplotan titik lokasi conto, pemasukan hasil

    analisis dan penghitungan statistik), pembuatan

    peta secara digitasi dan penyusunan laporan

    hasil penyelidikan.

    Maksud dan tujuan penyelidikan yaitu

    melakukan eksplorasi geokimia regional secara

    sistematik yang mana hasilnya adalah untuk

    mendapatkan daerah anomali geokimia

    regional, yaitu dengan cara memetakan

    sebaran unsur, kemudian ditafsirkan secara

    geologi guna penunjang eksplorasi. Sehingga

    dengan melalui tahapan eksplorasi lanjutan,

    daerah mineralisasi bisa diketahui

    keberadaannya. Mineralisasi ini tidak saja

    yang muncul di permukaan, tetapi diharapkan

    juga yang tersembunyi di bawah permukaan

    akan terdeteksi.

    Secara geografis daerah penyelidikan

    terletak pada 843 - 1000 LS dan 11535- 11730 BT. Sedangkan secara administratif termasuk Kabupaten Lombok Barat, Lombok

    Tengah, Lombok Timur dan Sumbawa,

    Propinsi Nusa Tenggara Barat dengan luas

    daerah sekitar 6.000 km2.

    Pencapaian daerah bisa dilakukan

    dengan menggunakan pesawat udara Bandung

    - Jakarta - Mataram, dilanjutkan dengan

    menggunakan kendaraan bermotor dan berjalan

    kaki untuk mencapai daerah pengambilan

    conto.

    Gambar 1 : Peta Lokasi Daerah Penyelidikan Lembar Lombok

    GEOLOGI DAN SUMBER DAYA

    MINERAL

    Geologi (Gambar.6)

    Geologi daerah Lombok dimulai

    dengan terbentuknya batuan gunung api

    Tersier yaitu Miosen Awal yang terdiri dari

    Formasi Kawangan dan Formasi Pengulung

    yang saling menjemari. Formasi Kawangan

    terdiri dari batuan sedimen (perselingan

    batupasir kuarsa, batulempung dan breksi),

    sedangkan Formasi Pengulung terdiri dari

    breksi, lava, tuf dengan lensa batugamping

  • bermineral sulfida dan mengandung urat

    kuarsa. Kedua formasi ini diterobos oleh dasit

    dan basal yang berumur Miosen Tengah.

    Di atasnya diendapkan Formasi Ekas

    yang terdiri dari batugamping yang berumur

    Miosen Atas. Kemudian pada Pliosen Atas

    sampai Plistosen diendapkan batupasir tufaan,

    batulempung tufaan dengan sisipan tipis

    karbon yang tergolong kedalam Anggota

    Selayar Formasi Kalipalung, lalu Formasi

    Kalipalung yang terdiri dari perselingan breksi

    gampingan dan lava, Formasi Kalibabak yang

    terdiri dari breksi dan lava serta Formasi

    Lekopiko (tuf berbatuapung, breksi lahar dan

    lava). Formasi Kalipalung dan Formasi

    Kalibabak saling menjemari. Pada waktu

    Holosen Bawah diendapkan lava, breksi dan

    tuf yang termasuk kedalam Batuan Gunungapi

    Tak Terpisahkan tersebar sangat luas di utara

    yang dikelilingi oleh Formasi Lekopiko dan

    Formasi Kalibabak, sedangkan di Holosen

    Atas terhampar endapan permukaan aluvium.

    Sesar yang panjang berarah

    Timurlaut-Baratdaya, sedang sesar-sesar

    lainnya berarah Baratlaut-Tenggara dan sedikit

    jumlahnya hampir berarah Utara-Selatan.

    Pulau Sumbawa memanjang dari arah

    barat ke timur. Di bagian utara terdiri dari jalur

    gunungapi Kuarter dengan puncak G.Tambora

    (2851m). Bagian selatan terdiri dari

    punggungan-punggungan bukit kasar dengan

    ketinggian berkisar dari 800 - 1400 m.

    Batuan yang tersingkap terdiri dari

    batuan sedimen, gunungapi, batuan terobosan

    dan endapan permukaan.

    Batuan sedimen yang berumur Tersier

    (Miosen-Pliosen), umumnya terdiri dari batuan

    hasil gunungapi dan batuan endapan lainnya,

    batugamping koral, batulempung tufaan dan

    terumbu koral. Batuan gunungapi terbentuk

    pada umur Kuarter antara lain terdiri dari

    breksi, lahar, tuf abu dan lava.

    Batuan terobosan bersusunan andesit,

    diorit, tonalit dan dasit. Dasit dan andesit

    umumnya mengandung pirit. Batuan ini

    menerobos batuan sedimen dan batuan

    gunungapi di atasnya. Batuan terobosan ini

    berumur Miosen.

    Endapan muda terdiri dari endapan

    hasil gunungapi muda dan aluvium.

    Struktur yang ada di daerah ini terdiri

    dari sistem retakan yang berarah baratlaut-

    tenggara dan timurlaut-baratdaya. Retakan

    lainnya berarah utara-selatan dan barat-timur.

    Ubahan dan Mineralisasi

    Endapan mineralisasi tembaga dan

    emas porfiri Batuhijau terdapat pada batuan

    metavolkanik yang diterobos oleh komplek

    intrusi tonalit dan diorit di daerah kontrak kerja

    PT.Newmont Nusa Tenggara (NNT) pada

    lokasi geografis 085755 LS dan 1165221 BT. Ubahan di daerah tersebut berupa ubahan

    propilitik (klorit-epidot) yang saling tumpang

    tindih dengan alterasi argilik intermediate

    (serisit-klorit), minor phillic (serisit-pirit) dan

    alterasi sodic (albit), kemudian alterasi argilik

    (serisit-kaolinit) dan ubahan argilik lanjut

    (kaolinit-alunit-piropilit) yang muncul dekat

    permukaan. Intrusi tonalit muda dan menengah

    merupakan litologi yang menyebabkan

    mineralisasi di daerah ini, sedangkan tonalit

    tua tidak membawa mineralisasi yang berarti.

    Ubahan argilik dan pengersikan

    (DW/RC.10.608) terdapat di daerah

    Bangkatmonteh, Kecamatan Brangrea. Mineral

    yang terdapat di daerah ini adalah emas, perak

    dan pirit secara terserak pada mineralisasi

    sulfida tipe urat. Aktifitas penambangan rakyat

    secara tradisional terdapat di daerah ini dengan

    1

  • menggunakan tromol dan pemisahan emas

    dilakukan dengan cara amalgamasi.

    Di sekitar aliran Sungai Ledang dan

    Sungai Litoh ditemukan batuan-batuan guling

    yang mengalami pengersikan berderajat

    sedang hingga kuat, propilitisasi dan ubahan

    argilik (DW/RF.10.610, DW/RF.10.611 dan

    DW/RF.10.609 ) sehingga kemungkinan pada

    bagian hulu Sungai Ledang terdapat

    mineralisasi yang menarik.

    Sumber Daya Mineral Tembaga, emas dan perak tipe porfiri ditemukan daerah Batu Hijau kawasan

    pertambangan PT. Newmont Nusa

    Tenggara. Selain itu terdapat pula di

    beberapa daerah dengan tipe epitermal,

    seperti di Biang Bambu, Dodo, Senggoro,

    Pelanggan, Donggamas, Sori Pesa,

    Penggembur dan Bangkatmonteh. Kerikil, pasir, lempung dan batugamping yang terdapat di beberapa tempat seperti

    di daerah Praya, Pujut, Taliwang dan

    Sumbawa Besar dapat digunakan untuk

    membuat bangunan dan batugamping

    dibakar untuk bahan tembok. Batuapung terdapat di sekitar lereng-lereng Gunung Rinjani seperti di sekitar

    Sukamulia dan Kupang.

    Tabel.1 Pemerian Conto Batuan Singkapan/Hanyutan (Float) dan Mineralisasi

    Lembar Peta Lombok

    NO NO.CONTO LOKASI LITOLOGI MINERALISASI 1 DW/RC.10.604 Batuhijau ubahan argilit, putih

    kehijauan, lunak,

    2 DW/RC.10.605 Batuhijau Tonalit, abu tua, urat-urat kuarsa 1-3mm, sebagian terubah argilik.

    kalkopirit, pirit, bornit terserak dan berupa urat.

    3 DW/RC.10.606 Batuhijau Diorit, coklat tua, kompak, keras, kalkopirit terkonsentrasi dan pirit terserak, kristal kuarsa.

    kalkopirit, pirit,

    4 DW.RF.10.607 Batuhijau Tonalit, abu-abu tua,keras, urat-urat kuarsa (2-4mm) Kalkopirit, pirit, bornit dan vivianit hadir secara terserak (5-10% dari total volume)

    Kalkopirit, pirit, bornit dan vivianit.

    5 DW/RF.10.608 Bangkat monte

    Ubahan pengersikan dan argilik, putih kotor,.

    pirit dan kalkopirit

    6 DW.RF.10.609 S.Litoh Ubahan argilit sedang, putih, lunak, sebagian pengersikan derajat sedang, keras.

    7 DW/RF.10.610 S.Ledang Pengersikan kuat, coklat muda - tua, pirit terserak (2% dari total volume), urat kuarsa.

    pirit

    8 DW/RF.10.611 S.Ledang Pengersikan, putih, keras, sebagian terpropilitisasi, hijau muda,.lunak

    9 AS/RF.10.612 Sukamulia Batuapung, abu-abu, vesiculer, ringan

    10 DW/RF.10.613 Batuhijau Konsentrat tembaga tembaga, perak, emas

    2

  • Tabel.2 Hasil Analisis Conto Batuan di Lembar Lombok

    No KODE CONTOH Cu (ppm)

    Pb (ppm

    Zn (ppm)

    Ag (ppm)

    Fe (ppm)

    As (ppm)

    Mo (ppm)

    Au (ppb)

    1 DW/RC 10604 3520 34 71 2 31000 0 6 162. DW/RC 10605 12370 21 73 3 82000 0 0 5963. DW/RC 10606 3350 26 132 3 71000 0 6 484. DW/RC 16067 4780 20 62 3 81000 5 0 8345. DW/RF 10608 40 494 29 5 7000 35 9 8046. DW/RF 10609 56 76 21 1 18000 10 34 3027. DW/RF 10610 29 160 77 2 17000 1270 34 4388. DW/RF 10611 442 27 26 0 22000 2,5 32 169. AS/RF 10612 1220 45 104 2 36000 0 2 410. DW/RC 10613 288200 869 2873 9 209000 770 6 9130

    GEOKIMIA

    Pengolahan data hasil analisis conto

    sedimen sungai aktif dilakukan dengan dua

    cara, yaitu analisis univariat dan multivariat.

    Analisis Univariat

    Analisis univariat merupakan analisis

    terhadap masing-masing unsur yang meliputi

    analisis statistik dan penyebaran kurva

    histogram. Hasil statistik daerah Lembar peta

    ini terdapat pada tabel di bawah ini.

    Tabel.3 Statistik Hasil Analisis Conto Sedimen Sungai Aktif Lembar Lombok

    UNSUR N MAX MIN MEAN STD.DEV BATAS

    DETEKSI Cu 343 390 8 27.84 22.71 2Pb 343 587 5 18.21 31.35 5Zn 343 442 29 108.93 56.50 5Co 343 63 4 29.92 9.33 2Ni 343 51 4 17.09 8.19 2

    Mn 343 1935 37 982.32 220.7 50Li 343 14 2 6.18 2.06 1K 343 14600 700 4574.05 2368 100Cr 343 308 5 68.92 40.11 5Fe 343 39.5 0.7 12.24 6.69 1Ag 343 2 0.7 1.03 0.30 1

    Tembaga (Cu)

    Nilai-nilai anomali di daerah ini

    dicerminkan oleh kelas.1 pada peta sebaran

    unsur tembaga (gambar.5). Nilai ekstrim yang

    terdapat pada kelas.1 sebesar 390 ppm

    menunjukkan kandungan tembaga yang tinggi

    di muara Sungai Brang Sejorang yang

    merupakan salah satu sungai bersumber dari

    pegunungan daerah penambangan

    PT.Newmont Nusa Tenggara (DW/D.574).

    Nilai tinggi unsur tembaga lainnya terdapat

    pada conto DW/D.567 sebesar 59 ppm yang

    diambil di cabang Sungai Litoh dimana pada

    lokasi ini ditemukan batuan ubahan argilik

    dengan pemineralan kalkopirit dan pirit.

    Sedangkan nilai-nilai anomali lainnya terdapat

    di daerah Daerah aliran sungai Dadokan di

    Pringgabaya dan S.Mayong di Sembelia

    dimana di kedua daerah tersebut dihuni oleh

    batuan gunungapi Kuarter berkomposisi

    andesit-basaltik.

    1

  • Timbal (Pb)

    Conto-conto yang memiliki kadar

    lebih dari 29 ppm dikelompokkan kedalam

    kelas.1 serta dianggap sebagai anomali daerah

    penyelidikan. Nilai ekstrim unsur ini terdapat

    pada conto DW/D.10.602 yang berkadar 587

    ppm pada lokasi S.Gesi cabang S.BrangRea -

    Bangkatmonte dimana pada bagian hulu sungai

    ini terdapat aktivitas penambangan emas

    secara tradisional. Pada lokasi ini diambil pula

    conto batuan DW/RC.10.608 yang berupa

    ubahan pengersikan dan argilit, berwarna putih

    kotor dengan mineralisasi pirit dan kalkopirit,

    hasil analisi batuannya menunjukkan

    kandungan Pb sebesar 494 ppm dan Au 804

    ppb. Nilai anomali lainnya terdapat di S.Brang

    Rea dan beberapa cabangnya dan daerah aliran

    Sungan Ledang, peninggian unsur Pb ini

    kemungkinan berhubungan dengan adanya

    ubahan pengersikan yang kuat dan sebagian

    terpropilitkan, namun perlu dipertimbangkan

    lokasi pengambilan contonya yang berdekatan

    dengan jalan raya sehingga kemungkinan

    peninggian Pb ini terkontaminasi oleh gas

    buangan kendaraan bermotor.

    Seng (Zn)

    Nilai-nilai anomali unsur ini dianggap

    mulai dari kadar 270 ppm yang

    dikelompokkan ke dalam kelas.1. Pola sebaran

    nilai anomali seng terdapat di daerah yang

    berlitologi batuan gunungapi Tersier antara

    lain pada Sungai Melaki, Sungai Karangpusit,

    Sungai Ledang, Sungai Selampit dan Sungai

    Bonge. Sedangkan nilai-nilai anomali lainnya

    terdapat juga di daerah berbatuan gunungapi

    Kuarter seperti di Sungai Bongkang, Sungai

    Ree dan Sungai Menggali.

    Kobal (Co)

    Kadar conto antara 55 hingga 63 ppm

    dianggap merupakan nilai-nilai anomali. Pola

    sebaran nilai-nilai anomali unsur ini umumnya

    terdapat pada daerah yang berlitologi batuan

    gunungapi Tersier berkomposisi andesit -

    basaltik. Munculnya anomali unsur ini

    kemungkinan karena kontrol litologi batuan

    gunungapi tersebut.

    Nikel (Ni)

    Kadar di atas ambang lebih dari 43

    ppm dianggap merupakan nilai-nilai anomali.

    Pola sebaran nilai anomali unsur ini hanya

    terkonsentrasi di Pulau Lombok pada daerah

    Pringgasela dan Kotaraja di Sungai Bendung,

    Sungai Blongas, Sungai Batudurian, Sungai

    Paking, Sungai Poligading dan Sungai

    Pringgasela. Rentang nilai anomali unsur nikel

    antara 44 hingga 51 ppm menunjukkan kadar

    yang rendah, oleh karena itu adanya daerah

    anomali unsur nikel di daerah ini ditafsirkan

    berasal dari batuan gunungapi Kuarter

    berkomposisi andesit - basaltik.

    Mangan (Mn)

    Nilai-nilai di atas 1604 ppm

    dikelompokkan ke dalam kelompok anomali di

    daerah penyelidikan. Lokasi conto yang

    termasuk ke dalam kelompok anomali unsur

    mangan di daerah ini terdapat pada batuan

    gunungapi Kuarter seperti di S.Bagik,

    S.Menggala dan S.Bongkang, sedangkan

    lokasi anomali pada batuan gunungapi Tersier

    terdapat di S.Bagik, S.Sereneng, S.Gapuk,

    S.Punik, dan S.Selampit.

    Litium (Li)

    Lokasi nilai-nilai anomali

    terkonsentrasi di anak-anak Sungai Litoh dan

    1

  • Sungai Blongas yang ditempati oleh batuan

    sedimen Tersier terdiri dari batugamping,

    kalkarenit, batulempung, batupasir kuarsa dan

    breksi.

    Potasium (K)

    Lokasi pengambilan conto yang

    memiliki kadar unsur lebih dari 12.699 ppm

    terdapat di daerah Amoramor dan Anyar di

    bagian utara Gunung Rinjani dan Sungai

    Bremang di bagian barat Sumbawa Besar.

    Lokasi titik-titik anomali tersebut dihuni oleh

    batuan gunungapi Kuarter andesit-basaltik,

    ditafsirkan peninggian unsur potasium ini

    berasal dari batuan gunungapi tersebut .

    Krom (Cr)

    Kadar unsur di atas nilai 160 ppm

    dianggap sebagai anomali dan hanya

    terkonsentrasi di sungai-sungai daerah Pujut,

    bagian utara Pringgabaya dan Sungai Rebah di

    Bangkatmonte. Nilai anomali yang relatif tidak

    tinggi ditafsirkan berhubungan dengan kondisi

    litologi yang dihuni oleh batuan gunungapi

    Tersier dan Kuarter dengan komposisi andesit

    hingga basal.

    Besi (Fe)

    Lokasi nilai-nilai anomali yang

    berkadar diatas 32,0% tersebar di beberapa

    sungai bagian selatan Pulau Lombok sebanyak

    3 lokasi, 1 lokasi di bagian utara dan bagian

    utara Pulau Sumbawa yang keseluruhannnya

    dihuni oleh batuan gunungapi berkomposisi

    andesit-basalt berumur Tersier dan Kuarter.

    Perak (Ag)

    Rentang nilai perak di daerah

    penyelidikan tidak menunjukkan variasi nilai

    yang menarik, hanya berkisar antara 0,7

    hingga 2 ppm dengan nilai aritmatik sebesar

    1,03 ppm. Nilai 0,7 ppm adalah sebagai

    pengganti dari nilai nol yang diperoleh dari 2/3

    dikalikan nilai batas deteksi. Lokasi anomali

    perak yaitu yang memiliki kadar sebesar 2 ppm

    tersebar di kedua pulau tersebut, namun perlu

    diperhatikan lagi hubungannya dengan

    mineralisasi.

    Analisis Multivariat

    Pengolahan data multivariat (unsur

    majemuk) sangat penting dilakukan dalam

    eksplorasi geokimia. Hal tersebut perlu

    dilakukan karena setiap fenomena geologi,

    baik litologi, alterasi dan mineralisasi

    mempunyai karakteristik asosiasi unsur

    tertentu yang dapat dijadikan sebagai panduan

    untuk menafsirkannya.

    Oleh karena itu, untuk mengetahui

    asosiasi antar unsur di daerah penyelidikan

    maka digunakan metode-metode di bawah ini

    yang keseluruhannya menggunakan piranti

    lunak Datamine (Johnson, 1993) :

    Korelasi Unsur

    Analisis korelasi unsur dilakukan

    untuk mengetahui kekerabatan antar unsur

    berdasarkan nilai korelasi. Dengan anggapan

    nilai korelasi antar unsur >0,5 mencerminkan

    hubungan yang kuat. Nilai korelasi antar unsur

    tersebut dapat dilihat pada tabel dan gambar di

    bawah ini:

    2

  • Tabel.4 Matriks Korelasi Unsur

    Cu Pb Zn Co Ni Mn Li K Cr Fe Ag Cu 1.0000 0.0193 -0.0489 0.0156 0.1304 0.0615 0.1282 0.1615 -0.0705 -0.2025 0.1116 Pb 1.0000 0.0210 -0.1125 -0.0986 -0.1890 0.0133 0.1545 -0.0808 -0.1128 0.1932 Zn 1.0000 0.3899 0.1542 0.4576 -0.1553 -0.4594 0.3117 0.3326 0.0711 Co 1.0000 0.5709 0.4335 -0.2702 -0.3912 0.4863 0.3348 0.2270 Ni 1.0000 0.2665 -0.1255 -0.3049 0.5603 0.1398 0.1838 Mn 1.0000 -0.0579 -0.3171 0.2163 0.1707 0.0434 Li 1.0000 0.4865 -0.4482 -0.5780 -0.0147 K 1.0000 -0.5210 -0.5669 -0.0366 Cr 1.0000 0.6326 0.0402 Fe 1.0000 -0.1188 Ag 1.0000 Analisis Faktor

    Metode analisis faktor dapat

    mengidentifikasikan banyaknya asosiasi unsur-

    unsur tertentu di suatu daerah berdasarkan

    bobot korelasi unsur masing-masing terhadap

    unsur lainnya.

    Berdasarkan tabel.4 di bawah ini,

    maka di daerah penyelidikan terdapat tiga

    asosiasi unsur antara lain :

    Faktor.1 : Ni - Co - Cr

    Faktor.2 : Li - K

    Faktor.3 : Pb-(Ag)

    Tabel.5 Analisis Faktor

    Faktor.1 Faktor.2 Faktor.3

    Cu 0.1177 0.2261 0.0460 Pb -0.1331 0.0902 0.7270 Zn 0.2445 -0.3776 0.0459 Co 0.6878 -0.4030 -0.0853 Ni 0.8747 -0.2546 -0.1193

    Mn 0.3566 -0.1785 -0.2300 Li -0.2356 0.6633 0.0142 K -0.3904 0.6890 0.1589 Cr 0.6497 -0.7249 -0.1167 Fe 0.2643 -0.8750 -0.1731 Ag 0.2347 0.0539 0.2949

    Analisis Gugus (Cluster Analisys)

    Hasil dari perhitungan analisis gugus

    berupa dendogram yang menggambarkan

    kekerabatan beberapa unsur terdekat, dengan

    besarnya nilai korelasi antar unsur sebagai

    acuannya maka terlihat kekerabatan unsur

    seperti gambar di bawah ini :

    1

  • Gambar.2 Dendogram dari analisis kelompok n=343, nilai > 0,19 signifikan pada level 1%

    Gambar.3 Dendogram cara KLEINER - HARTIGAN

    Dari gambar di atas menunjukkan adanya

    asosiasi unsur Co-Ni-Cr-Fe, Zn-Mn, Pb-Ag

    dan Cu-Li-K.

    Analisis R-Mode Non Linear Mapping.

    Teknik R-Mode NLM adalah salah

    satu cara yang digunakan untuk menguji

    asosiasi unsur dalam suatu daerah secara dua

    dimensi serta dapat menggambarkan seberapa

    kuatnya hubungan antara satu faktor unsur

    dengan faktor yang lainnya. Semakin jauh dari

    titik salib sumbu maka asosiasi ini semakin

    Signifikan, sedangkan nilai positif dan

    negatif sumbu tidak menunjukkan kadar unsur.

    Berdasarkan gambar.22 di bawah ini

    maka ditafsirkan bahwa di daerah penyelidikan

    terdapat asosiasi unsur sebagai berikut : K - Li

    yang ditafsirkan dikontrol oleh litologi, Co-Ni-

    Cr-Fe-Mn-Zn yang berhubungan dengan

    kontrol litologi dan Cu-Pb-Ag yang ditafsirkan

    berhubungan dengan mineralisasi.

    1

  • Gambar.4 Diagram Plot R-Mode Non Linear Mapping

    PEMBAHASAN

    Berdasarkan hasil analisis sedimen

    sungai aktif tiap unsur terdapat kadar tembaga

    dengan nilai ekstrim sebesar 390 ppm di muara

    S.Sejorang pada lokasi DW.10.574, ditafsirkan

    adanya peninggian kadar ini berhubungan

    dengan mineralisasi emas, perak dan tembaga

    di daerah aliran Sungai Sejorang yang

    merupakan bagian dari daerah Kontrak

    Pertambangan PT.Newmont Nusa Tenggara.

    Sedangkan lokasi conto DW.10.602 memiliki

    kandungan timbal sebesar 587 ppm yang

    diambil pada cabang Sungai Rea bagian hulu,

    ditafsirkan adanya peninggian kadar timbal di

    daerah ini berhubungan dengan mineralisasi

    emas dengan ubahan argilik dan propilitisasi di

    daerah Bangkatmonteh.

    Metode analisis unsur majemuk

    menghasilkan 3 (tiga) kelompok kekerabatan

    unsur, antara lain : Li - K, Pb - Cu - Ag, dan

    Co - Ni - Mn - Zn - Cr. Peta Rangking Skor.1 menunjukkan kekerabatan unsur Li - K di beberapa

    lokasi penyelidikan, umumnya lokasi

    conto yang menunjukkan hubungan positif

    kedua unsur tersebut kemungkinan

    dipengaruhi oleh adanya batuan sedimen

    dan batuan intrusi granitik di sekitar lokasi

    tersebut. Sedangkan hubungan positif di

    Li - K di sekitar pantai utara Pulau

    Lombok ditafsirkan dipengaruhi oleh

    kontaminasi endapan-endapan pantai di

    sekitar lokasi pengambilan conto. Peta Rangking Skor.2 menunjukkan kekerabatan unsur Pb - Cu - Ag di

    beberapa lokasi , antara lain S.Sejorang,

    S.Lamar, bagian hulu Sungai Ledang,

    S.Litoh, S.Sampea, beberapa sungai di

    sekitar Pringgabaya - Aikmel dan Aik

    Sayang - Sekotong. Adanya pola

    hubungan positif di beberapa lokasi

    tersebut ditafsirkan berhubungan dengan

    mineralisasi logam mulia dan logam dasar,

    hal ini disebabkan oleh intrusi batuan beku

    berkomposisi granit, diorit dan tonalit di

    beberapa lokasi tersebut yang menerobos

    batuan sekitarnya yang menimbulkan

    ubahan propilitisasi, silisifikasi dan

    ubahan argilik pada beberapa tempat dan

    adanya mineralisasi emas, perak, pirit,

    kalkopirit dan vivianit. Hubungan positif

    ketiga unsur pada lokasi-lokasi tersebut

    1

  • ditunjang oleh hasil analisis batuan yang

    cukup signifikan menunjukkan adanya

    mineralisasi di daerah tersebut. Misalnya

    pada conto DW/RC.10605 yang diambil di

    daerah Batuhijau memiliki kadar tembaga

    sebesar 12.370 ppm dan emas 596 ppb,

    DW/RF.10.608 di daerah Bangkatmonte

    memiliki kandungan timbal 494 ppm dan

    emas 804 ppb, DW/RF.10.611 di aliran

    S.Ledang memiliki kadar tembaga 442

    ppm dan emas 16 ppb dan AS/RF.10.613

    dari conto batuapung di daerah

    Pringgabaya - Aikmel memiliki kada

    tembaga 1.220 ppm dan emas 4 ppb. Peta Rangking Skor.3 menunjukkan kekerabatan unsur Co - Ni - Mn - Zn - Cr,

    hubungan positif kekerabatan unsur-unsur

    tersebut umumnya terdapat di Pulau

    Lombok dan sebagian di Pulau Sumbawa

    yang batuan penyusunnya berupa batuan

    gunungapi berkomposisi andesit-basalt

    yang berumur Tersier - Kuarter.

    KESIMPULAN Mineralisasi emas, perak, tembaga dan logam dasar lainnya dengan besar

    kandungan tertentu dapat ditemukan

    secara merata di bagian selatan Pulau

    Lombok dan Pulau Sumbawa pada

    daerah-daerah intrusi yang umumnya

    menerobos batuan gunungapi dan sedimen

    Tersier. Tipe mineralisasi di daerah penyelidikan antara lain berupa porfiri di daerah

    Batuhijau, tipe urat di Bangkatmonte dan

    tipe epitermal pada beberapa tempat

    lainnya. Berdasarkan hasil pengambilan conto batuan, conto sedimen sungai aktif dan

    pengamatan di lapangan maka beberapa

    daerah yang perlu ditindaklanjuti untuk

    ekplorasi mineral logam mulia dan logam

    dasar dengan tujuan melakukan prospeksi

    lebih lanjut di Pulau Sumbawa antara lain

    adalah daerah bagian hulu S.Ledang

    termasuk sekitar Gunung Dodo dan daerah

    aliran Sungai Litoh. Sedangkan di daerah-

    daerah di Pulau Lombok yang perlu

    ditindaklanjuti adalah daerah Pringgabaya

    - Aikmel dan Aik Sayang - Sekotong Daerah aliran S.Sejorang yang termasuk kawasan Batuhijau yang mana merupakan

    daerah Kuasa Pertambangan PT.Newmont

    Nusa Tenggara (PT.NNT) termasuk ke

    dalam daerah yang mengandung logam

    mulia danlogam dasar. Namun daerah ini

    direkomendasikan untuk dilakukan

    penyelidikan yang bersifat konservasi

    terhadap bahan galian yang ditambang,

    tailing dan aspek lingkungannya

    sehubungan dengan aktivitas

    penambangan oleh PT.NNT. Bagian hulu Sungai Ree yang termasuk daerah Desa Bangkatmonteh

    direkomendasikan untuk dilakukan

    prospeksi pada beberapa daerah di

    sekitarnya. Namun karena adanya

    aktivitas penambangan emas tanpa izin

    (PETI) oleh rakyat di sekitarnya dengan

    menggunakan tromol dan amalgamasi,

    maka perlu dilakukan penyelidikan

    terhadap efek amalgamasi tersebut

    1

  • DAFTAR PUSTAKA

    Adjat Sudradjat, 1975, Peta Geologi Tinjau Lembar Sumbawa, Nusatenggara Barat, Laporan terbuka Puslitbang Geologi Bandung.

    Andi Mangga, Dkk, 1994, Peta Geologi Lembar Lombok, Nusatenggara Barat, Laporan terbuka Puslitbang Geologi Bandung.

    Clode.C, Proffett.J, Mitchell P, Munajat.I, 2001, Timing Relationship of Intrusion, Wall-rock Altration and Mineralization in the Batu Hijau Copper-Gold Porphyry Deposit, PT.Newmont NT, Mataram.

    Ghazali.S.A. dkk, 1986, Penyelidikan Geokimia Endapan Sungai Aktif, Metoda dan Teknik, DSM, No.27, DSM, Bandung.

    Manurung.Y.S dan Karno, 1997, Hasil Eksporasi Mineral Logam Di Daerah Mataram, Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Tengah, Propinsi Nusa Tenggara Barat, DSM, Bandung.

    Meldrum, SJ, dkk, 1994, The Batu Hijau porphyry copper-gold deposit, Sumbawa Island, Indonesia, Journal of Geochemical Exploration, Elsevier.

  • 1

  • 2

  • 3

  • 4

  • 5

  • 6

  • 7

  • GEOKIMIA Tabel.5 Gambar.3 Dendogram cara KLEINER - HARTIGAN PEMBAHASAN KESIMPULAN