10. BAB III Pelayananan Salah Satu Resep Di Apotek

18
1 BAB III PELAYANAN SALAH SATU RESEP DI APOTEK III.1 Resep Racikan Narkotik, Psikotropik dan Antibiotik III.1.1 Contoh resep Racikan Narkotika, Psikotropika dan Antibiotik

Transcript of 10. BAB III Pelayananan Salah Satu Resep Di Apotek

1

17

BAB IIIPELAYANAN SALAH SATU RESEP DI APOTEKIII.1 Resep Racikan Narkotik, Psikotropik dan AntibiotikIII.1.1Contoh resep Racikan Narkotika, Psikotropika dan Antibiotik

III.1.2Skrining ResepIII.1.2.1 Kelengkapan AdministratifTabel 1. Kelengkapan Administratif Resep Racikan Narkotik, Psikotropik dan AntibiotikKelengkapanAdaTidak adaKeterangan

Nama dokter -dr. Amelia Rifai Amiruddin, SpPD

SIP-446/221-07/DS-PD/SIP.3/DKK/I/2013

Alamat Dokter-Jl. H. I. A. Saleh No.27 Makassar

No Telp/Hp dokter-0411-851601 / 081 24 2323 48

Tanggal Penulisan Resep-Makassar, 25/02/2014

Paraf/tanda tangan dokter-Setiap resep

Nama Pasien-Wahyuni A. Wawo

Umur Pasien-Dewasa

Alamat Pasien-Maros

Berat Badan Pasien--

No Telp/Hp pasien--

Nama Obat-1. CodeinPrednisonFalergiAlviz2. Edotin3. Meiact

Dosis-1. Codein 10 mgPrednison 5 mgFalergi 1 tab (Cetirizine / setirizin dihidroklorida 10 mg )Alviz (alprazolam 0,25 mg)2. Edotin (Erdostein 3. Meaict (Cefditoren pivoxil)

Jumlah yang diminta-1. Kapsul 20 biji2. Tablet 20 biji3. Tablet 5 biji

Aturan Pemakaian-1. 3 dd 12. 3 dd 13. 1 dd 1

Dalam persyaratan administrasi (kelengkapan resep) terdapat kekurangan antara lain :1. Alamat pasien yang tidak lengkap, hanya menuliskan nama kota. Padahal resep tersebut mengadung narkotik (codein) yang membutuhkan kelengkapan administratif terutama alamat lengkap pasien.2. Tidak tercantum nomor telepon / hp pasien, tetapi ketika pembayaran resep hal ini ditanyakan kepada pasien. Nomor telepon pasien yaitu 0411-3880992. Hal ini untuk mengantisipasi jika terjadi kesalahan dalam penyerahan obat daoat segera ditangani.3. Signa yang kurang lengkap, tidak dicantumkan keterangan mengenai waktu konsumsi obat, sebelum atau setelah makan (ac/pc), agar obat dapat berefek optimal.4. Tidak dicantumkan tanda d.t.d ( da tales doses) = serahkan sesuai takaran atau dosis. Padahal, resep tersebut memelukan tanda d.t.d karena dosis yang dituliskan sangat sedikit atau tidak mencapai dosis terapi bagi usia dewasa.III.1.2.2 Kesesuaian Farmasetik 1. Kesesuaian bentuk sediaanBentuk sediaan yang diminta adalah obat racikan kapsul. Sediaan kapsul dan tablet diberikan pada pasien dewasa yang tidak memiliki keulitan menelan obat. Pasien ini berumur dewasa yang berarti dapat diberikan sediaan kapsul atau tablet.2. Kesesuaian dosisResep 1:Pada resep ini dokter meresepkan obat narkotika dalam bentuk racikan kapsul (Codein, prednisone, falergi, dan alviz) dengan aturan pakai yaitu 3 kali sehari. Dosis obat yang diberikan dalam racikan kapsul adalah sebagai berikut:a. CodeinDosis lazim sekali untuk dewasa: 10-20 mg, tiap 4-6 jam. Dosis maksimum sekali: 30-60 mg, dengan dosis maksimum sehari 300 mg.Menurut Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, Dosis kecuali dinyatakan lain, dosis maksimum adalah dosis maksimum dewasa untuk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutis dan rektal. Umur dewasa adalah 20 tahun.Pemakaian: Sekali pakai 1 x 10 mg = 10 mg < 60 mg. Sehari pakai 3 x 10 mg = 30 mg < 300 mg.Dosis yang diberikan oleh dokter untuk dewasa adalah 10 mg tiga kali sehari atau setara dengan 30 g sehari. Hal ini tidak melewati dosis maksimum sekali dan dosis maksimum sehari.b. PrednisonDosis Prednison 5 mg untuk dewasa 1-4 tablet sehari. Jadi, dosis yang diberikan telah sesuai dengan pasien dewasa (mencapai efek terapi).c. FalergiDosis lazim untuk dewasa 5-10 mg satu kali sehari.Pemakaian:Sekali pakai 1 x 10 mg = 10 mg.Sehari pakai 3 x 10 mg = 30 mg.Hal ini telah sesuai dengan dosis lazim sekali dan telah melewati dosis lazim sehari.d. AlvizDosis dewasa untuk Alviz yaitu 0,25-0,5 mg 3 kali sehari. Jadi dosis yang diberikan dalam resep sudah sesuai untuk pasien. e. EdotinDosis dewasa untuk erdosteine 2-3 kali sehari 1 kapsul. Maka dosis yang diberikan telah sesuai dengan pasien.f. MeiactDosis dewasa untuk Meiact 200 mg sehari dua kali selama 10 hari. Sedangkan yang diberikan dalam resep adalah sekali sehari selama untuk 5 hari. Hal ini berarti dosis yang diberikan kurang dari dosis lazim sehari.

III.2.2.3 Pertimbangan KlinisBerdasarkan obat-obat yang diresepkan pada resep adalah Edotin 300 mg, Meiact 200 mg, dan resep racikan narkotik dan psikotropik yaitu Codein 10 mg, Prednison 5 mg, Falergi 10 mg, dan Alviz 0,25 mg. Obat-obat yang diberikan merupakan obat yang diindikasikan untuk mengatasi rhinitis alergi. Obat racikan yang terdiri dari antihistamin, analgetik, adrenergik kortikosteroid, dan sedative serta pemberian antibiotik dan mukolitik digunakan untuk mengurangi gejala rhinitis.Batuk berdahak ditandai dengan hidung tersumbat karena adanya produksi mucus yang berlebihan karena itu diberikan Edotin untuk mengencerkan dahak. Batuk berdahak umumnya disertai nyeri karena peradangan sehingga diberikan Prednison obat golongan kortikosteroid yang digunakan untuk mengurangi radang dan Codein yang memiliki sifat analgetik untuk mengurangi nyeri.Namun disamping itu, codein juga merupakan antitusif. Antitusif dan mukolitik memiliki efek yang berlawanan. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa mukolitik bekerja mengencerkan dan membersihkan mucus dari saluran pernafasan dengan memecah sputum (dahak). Mukus sering kali menyebabkan penyempitan atau bahkan menutup saluran nafas hingga menyesakkan dan membuat sulit bernafas. Karena adanya dahak yang berlebihan, maka harus dikeluarkan dengan cara merangsang batuk sehingga menaikkan pembuangan mucus dengan jalan meningkatkan frekuensi batuk. Sedangkan antitusif diindikasikan untuk mengurangi frekuensi batuk dengan menekan saraf pusat batuk secara langsung dan mengakibatkan hambatan reseptor (baca: tempat kerja penyakitnya) pada saluran pernafasan sehingga rangsang batuk berkurang. Sehingga bila antitusif dan mukolitik dikombinasikan, efeknya justru saling berlawanan. Ada kemungkinan efek kedua obat tersebut saling meniadakan sehingga tujuan pengobatan tidak tercapai. Batuk ditekan, dan lender bronkus keluar memenuhi tenggorokan, tanpa batuk, dahak semakin susah dikeluarkan dari tenggorokan. Batuknya bisa malah makin parah. Namun terlepas dari teori tersebut, alasan pemilihan terapi kombinasi ini mungkin didasarkan pada suatu kenyataan bahwa walaupun batuknya berdahak, tapi kerap kali juga membuat pasien menjadi lelah sehingga perlu ditekan.Falergi merupakan antihistamin yang menghilangkan gejala yang timbul seperti bersin, rinore, rasa gatal di sekitar hidung dan mata, serta menghilangkan peyebab batuk seperti alergi.Sedangkan penggunaan antibiotik Meiact dalam resep ini yaitu untuk pengobatan batu berdahak akibat infeksi. Batuk yang disebabkan karena virus biasanya akan sembuh sendiri, tetapi batuk yang merupakan gejala infeksi pernafasan karena bakteri mungkin butuh waktu yang lebih lama dan memerlukan tambahan obat antibiotika. Batuk jenis ini biasanya ditandai dengan dahak yang banyak, kental dan berwarna kuning kehijauan. III.2.3 Uraian Obat dalam Resep Racikan Narkotika dan Psikotropika1. Codein (Kodein)a. Nama GenerikCodeini hydrochloridumb. Nama DagangNama Dagang Sediaan Tunggal : CodeinNama Dagang Sediaan Kombinasi : Codipront, Codipront ekspektorant, Epidosin Compc. Farmakologi Kodein merupakan analgesic agonis opioid. Efek kodein terjadi apabila kodein berikatan secara agonis dengan reseptor opioid di berbagai tempat di susunan saraf pusat. Efek analgesic kodein tergantung afinitas kodein terhadap reseptor opioid tersebut. Kodein dapat meningkatkan ambang rasa nyeri dan mengubah reaksi yang timbul di korteks serebri pada waktu persepsi nyeri diterima dari thalamus. Kodein juga merupakan antitusif yang bekerja pada susunan saraf pusat dengan menekan pusat batuk.d. IndikasiAnalgetik dan antitusif

e. KontraindikasiAsma bronkial, emfisema paru-paru, trauma kepala, tekanan intracranial yang meninggi, alkoholisme akut, setelah operasi saluran empedu.f. Dosis Sebagai analgesik: Dewasa: 30-60 mg, tiap 4-6 jam sesuai kebutuhan Anak-anak: 0,5 mg/kg BB, 4-6 kali sehariSebagai antitusif: Dewasa: 10-20 mg, tiap 4-6 jam sesuai kebutuhan, maks. 60 mg perhari Anak 6-12 tahun: 5-10 mg, tiap 4-6 jam, maks. 60 mg perhari Anak 2-6 tahun: 1 mg/kg BB perhari dalam dosis terbagi, maks. 30 mg perhari.Sebagai antitusif tidak dianjurkan untuk anak dibawah 2 tahun.g. Efek Samping Dapat menimbulkan ketergantungan Mual, muntah, idiosinkrasi, pusing, sembelit Depresi pernafasan terutama pada penderita asma, depresi, jantung dan syokh. Peringatan dan perhatian Hati-hati penggunaan pada pasien dengan infark miokardial dan penderita asma. Hindari minuman beralkohol. Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan karena dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal Hati-hati pada pemberian jangka panjangi. Interaksi Obat Hendaknya hati-hati dan dosis dikurangi, apabila digunakan bersama-sama dengan obat depresan lain, anastetik, tranquilizer, sedative, hipnotik dan alkohol. Tranquilizer terutama fenotiazin bekerja antagonis terhadap analgesic opiate agonis. Dekstroamfetamin dapat menghambat efek analgesic opiate agonis. Jangan diberikan bersama-sama dengan penghambat MAO dan dalam jangka waktu 14 hari setelah pemberian penghambat MAO.HARUS DENGAN RESEP DOKTER2. Prednisona. Nama GenerikPrednison.b. Nama DagangHostacortin, pehecort, dellacorta.c. KomposisiTiap tablet mengandung prednison 5 mg.d. Farmakologi Prednison adalah golongan glukokortikoid yang mempunyai aktivitas retensi Na. khasiatnya lebih baik daripada hidrokortison. Prednisone merupakan obat yang efektif dan luas penggunaannya pada insufisiensi kortex renal, sebagai anti alergi, antiinflamasi serta anti pruritus.e. Indikasi Penyakit endokrin : umumnya terapi substitusi pada insufisensi adrenal akut/kronik, hyperplasia, adrenal kongenital, insufisiensi adrenal sekunder. Penyakit non endokrin : Rheumatoid artritis, karditis reumatika, penyakit ginjal (sindr. Nefrotik), penyakit kolapen, asma bronkial Penyakit alergi: penyakit serum, urtikaria, kontak dermatitis, reaksi obat, edema angioneorotik dan anafilaksis Penyakit mata: dapat mengetahui gejala inflamasi pada mataf. Aturan pakaiSehari 1-4 tabletg. Efek SampingPada pemakaian jangka panjang dapat menimbulkan jerawat, moon face, hipertensi dan osteoporosis.h. Peringatan Penggunaan prednisone dalam bentuk tunggal pada penyakit infeksi dapat menyebabkan masking citoot (hanya gejala saja penyakitnya saja yang lenyap).3. Falergia. Nama GenerikCetirizine b. Nama DagangFalergic. KomposisiTiap tablet alut selaput mengandung:Cetirizine / setirizin dihidroklorida 10 mg.d. FarmakologiCetirizine adalah suatu anti-histamin yang kuat. Efek utamanya terjadi melalui penghambatan selektif terhadap reseptor-reseptor perifer Hi. Khasiat antihistamin cetirizine telah terdokumentasi dengan jelas pada berbagai hewan percobaan dan sukarelawan (manusia). Hewan-hewan percobaan In vivo dan ex vivo menunjukkan adanya efek lemah antikolinergik dan antiserotonergik dalam percobaan-percobaan klinis yang dilakukan dengan placebo. Dalam penelitian pengikatan reseptor In vivo tidak terlihat adanya afinitas yang terukur selain reseptor-reseptor Hi. Riset-riset Autoradiographic memakai Cetirizine yang diberi label radio pada tikus telah menunjukkan bahwa cetirizine yang diberikan secara sistemik tidak menduduki reseptor-reseptor Hi serebral secara bermakna.e. FarmakokinetikCetirizine dapat segera diserap dari saluran G/T setelah diminum, dengan konsentrasi puncak plasma tercapai setelah satu jam. Obat ini sangat terikat kepada protein plasma dan memiliki waktu paruh eliminasi kira-kira H jam. Cetirizine telah terdeteksi dalam air susu dan dieksresi terutama lewat urin, sebagian besar masih dalam bentuk obat yang belum berubah.f. IndikasiRinitis alergika menahun, rinitis alergi musiman, urtikaria idiopatik kronis.g. Kontra IndikasiPasien yang punya riwayat hipersensitifitas terhadap salah satu komponen Falergi. Obat ini juga dikontraindikasikan pada wanita menyusui karena cetirizine ditemukan dalam ASI.h. Efek sampingKadang-kadang terdapat laporan tentang efek damping yang bersifat sementara, umpamanya sakit kepala, pening, mual, agitasi, mulut kering, dan rasa tidak enak pada gastrointestinal. Jika diingankan, dosis dapat dibuat menjadi 5 mg di malam hari. Pada sebagian orang, reaksi hipersensitifitas termasuk reaksi pada kulit dan angioedema.i. Dosis dan cara pemberianDewasa dan anak-anak > 12 tahun : 1 tab (10 mg) sehari. Saat ini, tidak terdapat data yang menunjukkan bahwa dosis harus dikurangi untuk pasien lansia. Pada pasien mengalami gangguan ginjal, dosis harus dikurangi menjadi M tablet perhari.j. OverdosisKasu overdosis cetirizine sudah pernah dilaporkan. Seorang pasien dewasa yang meminum 150 mg cetirizine, pasien mengalami somnolence (rasa mwngantuk) tetapi tidak memperlihatkan adanya, gejala yang lain yang berkenaan dengan kelainan kimia darah atau efek-efek hematologis. Pada seorang pasien anak usia 18 bulan yang meminum cetirizine secara overdosis (kira-kira 180 mg), pertama-tama terlihat kegelisahan dan kerewelan, lalu ini diikuti dengan rasa kantuk. Apabila terjadi overdosis, pengobatannya herus bersifat symptomatic atau bersifat penunjang, dengan mempertimbangkan adanya obat lain yang ikut termakan. Tidak terdapat suatu anti racun khusus bagi cetirizine. Cetirizine tidak dapat dikeluarkan dari badan dengan efektif dengan cara dialysis tidak akan efektif kalau suatu zat yang dapat didialysis juga telah ikut masuk tubuh. Dosis oral minimal yang akut dan dan dapat mematikan adalah 237 mg/kg pada mencit (lebih kurang 95 kali dari dosis oral maksimumyang dianjurkan untuk orang dewasa berdasarkan dasar mg/m2, atau kira-kira 55 kali dosis oral harian yang disarankan bagi anak-anak berdasarkan dasar mg/m2) dan 562 mg/kg pada tikus (kira-kira 460 kali dosis harian maksimum yang dianjurkan bagi dewasa atas patokan mg/m2, atau kira-kira 270 kali dosis oral maksimum harian yang dianjurkan bagi anak-anak atas patokan mg/m2. Pada hewan pengerat, target keracunan akut adalah system saraf pusat, sedangkan target toksisitas ganda adalah hati.k. Perhatian Rasa kantuk bisa merupakan gejala overdosis, yang muncul dari pemakaian 50 mg cetirizine dalam dosis tunggal. Pada anak-anak, dapat terjadi agitasi. Dalam hal overdosis yang sangat besar harus dilakukan pengurasan lambung disamping tindakan penunjang yang lain. Sampai sekarang tidak terdapat suatu antiracun khusus. Pada anak-anak, penelitian terhadap sukarelawan yang sehat pada dosis 20 dan 25 mg/hari belum mengungkapkan efek-efek tentang kewaspadaan atau waktu bereaksi, namun pasien dianjurkan untuk tidak melebihi dosis yang dianjurkan sewaktu mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin-mesin.Tidak dianjurkan buat anak-anak di bawah usia (2) tahun.Tidak terdapat laporan adanya efek samping yang tidak menguntungkan dari penelitian hewan. Tidak terdapat kebutuhan, atau hanya ada sedikit kebutuhan, penggunaan cetirizine pada masa kehamilan. Seperti pada obat-obat pada umumnya penggunaan cetirizine pada masa kehamilan harus dihindarkan.l. Interaksi ObatSampai sekarang tidak terdapat interaksi yang diketahui dengan obat-obat lain. Studi-studi tentang diazepam dan cimetidine tidak menunjukkan adanya bukti-bukti interaksi. Sama halnya dengan antihistamin yang lain, dianjurkan untuk menghindarkan konsumsi alkohol yang berlebihan.

m. KemasanDua isi strip @ 10 tablet salut selaput.n. Penyimpanan Simpan pada suhu 15-250C.4. Alviz a. Nama generikAlprazolam. b. Nama DagangAlviz.c. KomposisiTiap tablet mengandung 0,25 mg ; 0,5 mg ; dan 1,0 mg alprazolam.d. Indikasi Pengobatan jangka pendek, ansietas sedang atau berat dan ansietas yang berhubungan dengan depresi. e. Kontra Indikasi pasien yang hipersensitif terhadap golongan benzodiazepine glaucoma sudut sempit akut mastenia gravis, insufisiensi pulmonar akut, kondisi fobia dan obsesi psikosis kronik, anak dan bayi prematurf. Efek Samping Mengantuk, kelemahan otot ataksia, amnesia, depresi, light-headedness, bingung, halusinasi, blurred vision. Jarang terjadi nyeri kepala, insomnia, reaksi paradoksikal, tremor, ipotensi, gangguan gastrointestinal, rash, perubahan libido , menstruasi tidak teratur, retensi urin, blood dyscrasiasiszz dan jaundice.g. DosisDewasa 0,25-0,5 mg 3 kali sehari. Jika perlu dosis dapat dinaikkan dengan interval 3 4 hari hingga maksimum 4 mg sehari dalam dosis terbagi. Untuk pasien lanjut usia, debil dan gangguan fungdi hati berat 0,25 mg 2-3 kali sehari, ditingkatkan bertahap jika perlu.

h. Peringatan dan Perhatian Dapat terjadi ketergantungan. Jangan digunakan sebagai pengobatan tunggal pada pasien depresi atau kecemasan dengan depresi. Selama menggunakan obat ini dilarang mengendarai atau mengoperasikan mesin. Hati-hati bila diberikan pada wanita hamildan menyusui, penderita penyakit hati da ginjal kronis, penyakit respirasi,, kelemahan otot dan riwayat penyalahgunaan obat atau alkohol. Penderita kelainan kepribadian yang nyata. Pemakaian pada anak dibawah usia 10 tahun tidak diketahui keamanannya dengan pasti. Kurangi dosis pada lanjut usia dan debil. Hindari pemakaian jangka panjang. Hati-hati pemakaian pada penderita pulmonary insuffiency kronik.i. Interaksi ObatEfek ditingkatkan oleh depresan susunan syaraf pusat, alkohol, barbituratEkskresi dihambat oleh Simetidin.j. Over DosisPenderita dirangsang untuk muntah dan pengosongan lambungPenderita dirawat intensif dengan terapi simptomatis dan suportif pemeliharaan fungsi kardiovaskular, pernafasan dan keseimbangan elektrolitk. Cara PenyimpananSimpan di ruangan dengan suhu 15 - 30 C.HARUS DENGAN RESEP DOKTERl. KemasanALVIZ *0,25 mg ; Dus, 3 strip @ 10 tablet No. Reg. DPL 0121626410 A1ALVIZ 0,5 mg ; Dus, 3 strip @ 10 tablet No. Reg. DPL 0121626410 B1ALVIZ 1 mg ; Dus, 3 strip @ 10 tablet No. Reg. DPL 0121626410 C1m. Diproduksi oleh:PHAROS5. Edotina. Nama GenerikErdosteine b. Nama DagangEdotin c. IndikasiMukolitik pada gangguan saluran pernafasan akut dan kronik.d. Kontra IndikasiSirosis hepatikdefisiensi enzim sistationin sintase, gagal ginjal berat (bersihan kreatinin < 25 mL/menit).e. PerhatianHamil, laktasif. KemasanKapsul 300 mg x 20g. Dosis2-3 kali sehari 1 kapsulh. Efek SampingRingan, biasanya hanya di saluran cernai. PemberianDapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI.j. PabrikFerron 6. Meiacta. Nama GenerikCefditoren pivoxil

b. Nama DagangMeiact.c. KomposisiCefditoren pivoxil d. IndikasiPneumonia yang didapat dari lingkungan, eksaserbasi akut dari bronchitis kronik, faringotosilitis, sinusitis akut, infeksi kulit dan struktur kulit tak terkomplikasi.Mengobati infeksi saluran pernafasan, saluran kemih, salura pencernaan, infeksi jaringan kulit dan lunak.e. KontraindikasiHipersensitivitas f. PerhatianRiwayat hiperensitif terhadap penicillin atau antibiotic cefem lain. Predisposisi individual atau keluarga terhadap gejala alergi seperti asma bronkial, eksantema atau urtikaria. Gangguan fungsi ginjal berat. Lansia, asupan makanan per oral yang buruk, mendapat nutrisi parenteral atau dalam kondisi kesehatan yang buruk. Hamil, laktasi, anak.g. Efek SampingReaksi hipersensitivitas, gangguan GI, kelainan hematologic, peningkatan kadar enzim hati. Peningkatan nitrogen urea darah, kreatinin serum dan proteinuria.h. KemasanTablet 200 mg x 2 x 10i. Dosis Pneumonia yang didapat dari lingkungan : 400 mg 2 kali sehari selama 14 hari. Eksaserbasi akut dari bronchitis kronik : 400 mg 2 kali sehari selama 10 hari. Faringontonsilitis : 200 mg 2 kali seari selama 10 hari. Sinusitis akut : 200 mg 2 kali sehari selama 10 hari. Infeksi kulit dan struktur kulit tak terkomplikasi : 200 mg 2 kali sehari selama 10 hari.j. Pemberian ObatBerikan sesudah makan.k. ProduksiMeiji GIII.2.4 PeracikanR/Codein 10 mg Prednison 5 mgFalergi 1 tabAlviz 0,25 mgm.f.pulv in caps No. XXS 3 dd IR/Edotin No. XXS 3 dd IR/MeiactNo. XXS 1 dd I1. Perhitungan Bahan Resep Racikana. Codein= 10 mg x 20 / 10 mg = 20 tablet.b. Prednison= 5 mg x 20 / 5 mg = 20 tablet.c. Falergi= 1 tab x 20 = 20 tabletd. Alviz= 0,25 mg x 20 / 0,5 mg = 10 tablet2. Cara Peracikan Obata. Disiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.b. Disiapkan obat sesuai dengan perhitungan bahan.c. Obat yang telah diambil kemudian dimasukkan dalam blender untuk dihaluskan hingga homogen.d. Dimasukkan serbuk homogen tersebut ke dalam cangkang kapsul sebanyak 20.e. Dikemas dan diberi etiket.3. PengemasanKemasan obat yang diserahkan harus dikemas rapi dalam kemasan yang cocok, sehingga terjaga kualitas obatnya.a. Resep racikan1) Disiapkan kapsul yang sudah diracik sebanyak 20 kapsul dan dimasukkan ke dalam sak obat.2) Dikemas dan diberi etiket dengan aturan pakai 3 kali sehari 1 kapsul setelah makan.b. Edotin1) Disiapkan edotin sebanyak 20 tablet dan dimasukkan ke dalam sak obat.2) Dikemas dan diberi etiket dengan aturan pakai 3 kali sehari 1 tablet setelah makan.c. Meiact1) Disiapkan meiact sebayak 5 tablet dan dimasukkan ke dalam sak obat.2) Dikemas dan diberi etiket dengan aturan pakai 1 kali sehari 1 tablet setelah makan.III.2.5 PenyerahanSebelum menyerahkan obat kepada pasien, dilakukan pengecekan kembali kesesuaian nama pasien, alamat pasien, umur pasien, obat (nama, bentuk sediaan, dosis, jumlah obat), aturan pakai, dan etiket. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pemberian obat.Pada saat penyerahan obat kepada pasien, terlebih dahulu memperkenalkan diri sebagai apoteker, lalu bertanya kepada pasien dengan tahapan berikut.1. Keluhan pasien.2. Apa yang dokter sampaikan mengenai obat yang diberikan terkait nama, jumlah dan aturan pakainya.3. Apa harapan pasien setelah pasien meminum obat ini.Setelah mendapatkan info dari pasien kemudian dilakukan proses penyerahan obat, informasi yang diberikan dapat disampaikan langsung kepada pasien dan juga boleh kepada pihak keluarga atau orang yang mendampingi pasien. Informasi yang disampaikan antara lain:1. Obat racikan yang diberikan ini merupakan obat untuk membantu mengatasi rhinitis alergi. Obat ini diminum 3 kali sehari 1 kapsul pagi, siang dan malam hari setelah makan. Obat racikan iini mengandung obat yang dapat menyebabkan kantuk.2. Obat kedua ini bernama Edotin. Obat ini merupakan obat untuk gangguan saluran pernafasan. Obat ini diminum 3 kali sehari 1 tablet pagi, siang dan malam hari setelah makan. Efek sampingnya ringan, biasanya hanya di saluran pencernaan.3. Obat ketiga ini merupakan antibiotik bernama Meiact. Untuk mengatasi infeksi saluran pernafasan. Obat ini harus diminum sampai habis, meskipun keluahan yang dialami telah hilang. Obat ini diminum 1 kali sehari 1 tablet pada pagi hari setelah sarapan.4. Dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi alkohol pada saat meminum obat ini, karena akan meningkatkan efek obat.5. Obat ini hanya diminum sesuai resep dokter dan tidak dapat dilanjutkan dengan membeli sendiri.6. Jika terjadi reaksi-reaksi yang tidak diinginkan seperti alergi ataupun keluhan lain selama pengobatan, hentikan pengobatan ini dan hubungi dokter atau farmasis dengan segera.