10. BAB 4 Simpulan Saran

7
BAB 4 PENUTUP Setelah melakukan kegiatan manajemen keperawatan di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya dari tanggal 23 Februari sampai 21 Maret 2015, maka dapat dibuat kesimpulan dan saran. 4.1 Simpulan Ruang Perawatan C2 merupakan salah satu unit ruang rawat inap penyakit dalam di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya yang dikhususkan untuk pasien dewasa laki- laki. Ruang Perawatan C2 memiliki 5 kamar rawat inap mulai dari kelas IIA, IIB , kelas IA, dan kelas IB serta ruang kemoterapi. Dalam metode MPKP Ruang Perawatan C2 menggunakan metode Tim, yang beranggotakan 1kepala ruangan, 2 ketua tim yang masing-masing adalah katim 1 dan katim 2 serta 10 perawat pelaksana, dimana 5 orang merupakan perawat pelaksana tim 1 dan 5 orang lainnya merupakan perawat pelaksana untuk tim 2. Praktek profesi manajemen memberi pengalaman nyata bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan teori manajemen keperawatan. Pengumpulan dan analisa data yang telah dilakukan sangat membantu dalam penerapan model MPKP. Setelah melakukan penerapan aplikasi di Ruang Perawatan C2 maka di dapatkan hasil sebagai berikut : 69

description

10. BAB 4 Simpulan Saran

Transcript of 10. BAB 4 Simpulan Saran

7170

BAB 4PENUTUP

Setelah melakukan kegiatan manajemen keperawatan di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya dari tanggal 23 Februari sampai 21 Maret 2015, maka dapat dibuat kesimpulan dan saran.

4.1 SimpulanRuang Perawatan C2 merupakan salah satu unit ruang rawat inap penyakit dalam di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya yang dikhususkan untuk pasien dewasa laki-laki. Ruang Perawatan C2 memiliki 5 kamar rawat inap mulai dari kelas IIA, IIB , kelas IA, dan kelas IB serta ruang kemoterapi. Dalam metode MPKP Ruang Perawatan C2 menggunakan metode Tim, yang beranggotakan 1kepala ruangan, 2 ketua tim yang masing-masing adalah katim 1 dan katim 2 serta 10 perawat pelaksana, dimana 5 orang merupakan perawat pelaksana tim 1 dan 5 orang lainnya merupakan perawat pelaksana untuk tim 2. Praktek profesi manajemen memberi pengalaman nyata bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan teori manajemen keperawatan. Pengumpulan dan analisa data yang telah dilakukan sangat membantu dalam penerapan model MPKP. Setelah melakukan penerapan aplikasi di Ruang Perawatan C2 maka di dapatkan hasil sebagai berikut :1. Fungsi perencanaan yang dilakukan pada praktek manajemen meliputi pembuatan visi dan misi yang disesuaikan dengan ruangan sesuai dengan kesepakatan kelompok, mahasiswa mampu melakukan tindakan sesuai dengan SPO dan SAK yang telah disusun oleh kelompok, mampu menyusun dan melaksanakan standart kinerja dan perangkat MPKP lainnya.2. Fungsi pengorganisasian yang dilakukan diruangan meliputi pembuatan struktur organisasi menggunakan metode tim, MPKP metode tim menjadi pilihan kelompok karena mendorong praktik kerja sama secara mandiri dalam menjalankan tanggung jawab dan pelaksanaan dalam pemberian asuhan keperawatan. Berdasarkan pengamatan kelompok MPKP metode tim cocok untuk diterapkan di Ruang Perawatan C2 dikarenakan jumlah perawat yang memadai, dan rata-rata perawat di Ruang Perawatan C2 berjenjang pendidikan D3 Keperawatan, serta adanya kebijakan dari rumah sakit dengan diselenggarakannya pelatihan ketenagakerjaan yang diikuti oleh para perawat di ruangan, diharapkan mampu menerapkan metode tim di Ruang Perawatan C2 secara optimal.3. Fungsi pengarahan untuk efektivitas kegiatan di ruang MPKP meliputi timbang terima, pre dan post conference di Ruang Perawatan C2 yang dilakukan setiap pergantian shift dan diikuti oleh semua perawat yang bertugas di masing-masing shift. Pendelegasian dilaksanakan dari atasan kepada bawahan dimana dengan cara pengisian format pendelegasian, supervisi keperawatan sudah dilakukan dengan perencanaan yang berarti supervisi dilakukan setelah ada perencanaan terlebih dahulu, ronde keperawatan dilakukan dengan memilih pasien dan menindaklanjuti masalah yang dialami pasien dengan rencana tindak lanjut yang terbaik bagi pasien. PKMRS berjalan dengan baik dan mendapatkan antusiasme dari audience yakni keluarga pasien serta menghasilkan evaluasi yang sangat berguna karena suasana menjadi hidup dengan berdiskusi, tanya jawab maupun timbal balik yang nyata, discharge planning selalu dilaksanakan setiap pasien pulang yakni dengan memberikan kartu discharge planning yang berisikan penjelasan mengenai obat yang harus diminum, jadwal kontrol, aturan diit, serta memebrikan memberikan health edukasi secara lisan dan tulisan yang tercantum dalam kartu discharge planning serta tentang cara perawatan pasien saat dirumah yang semuanya terdapat dalam 1 kemasan yaitu kartu discharge planning yang dijadikan 1 dengan leaflet.4. Fungsi pengendalian untuk mengevaluasi kegiatan di ruang MPKP meliputi pengukuran indikator mutu umum seperti perhitungan, BOR, ALOS, dan TOI. Jumlah BOR, ALOS, TOI di Ruang Perawatan Ruby selama 4 minggu. Indikator mutu khusus diukur menggunakan indikator INOK, patient safety serta audit mutu.

4.2 Saran 4.2.1 Bagi Lahan 1. MPKP dengan menggunakan metode tim dapat dijadikan bahan acuan atau pertimbangan dalam penerapan di Ruang Perawatan C2 dan dijadikan sebagai pertimbangan untuk mengembangkan metode yang lebih baik selanjutnya.2. Setelah dilakukan timbang terima diharapkan perawat pelaksana dapat melakukan timbang terima lebih fokus pada diagnosa keperawatan, rencana keperawatan dan tindakan keperawatan secara menyeluruh mulai dari observasi, mandiri, edukasi serta kolaborasi3. Selama praktek profesi mahasiswa mampu menerapkan pre dan post yang komunikatif. Diharapkan pre dan post conference dapat dilaksanakan setiap pergantian shift sesuai standart kegiatan yang telah dibuat oleh ruangan sehingga setiap perawat dapat mengetahui perkembangan klien.4. Melakukan kegiatan ronde keperawatan secara terjadwal dan terencana sehingga dapat menghadirkan pihak - pihak yang mendukung pelaksanaan ronde sesuai dengan masalah yang dialami klien serta membahas kasus yang lebih menantang lagi. Jika memungkinkan, kegiatan ronde keperawatan dilaksanakan seminggu sekali pada hari yang sama yang biasa disebut pekan ilmiah.5. Rencana tindak lanjut yang diharapkan adalah melaksanakan tugas pendelegasian secara tepat dan jelas sesuai dengan alur pendelegasian.6. Adanya program PKMRS yang rutin dan tempat serta media yang memadai sehingga dapat menjadi program tambahan bagi ruangan. Rencana tindak lanjutnya yaitu tetap melakukan PKMRS secara terjadwal, meskipun bukan PKMRS yang besar. PKMRS dapat dilakukan pada setiap ruangan yang dihadiri oleh keluarga pasien yang ada di ruangan tersebut, atau minimal PKMRS pada masing-masing pasien dan keluarganya.7. Membuat format dishcarge planning yang disosialisasikan kepada pasien. Memasukkan kegiatan dishcarge planning sebagai salah satu kegiatan program keperawatan. Rencana tindak lanjut pelaksanaan discharge planning yang harus dilakukan adalah membuat buku instruksi pasien pulang yang disosialisasikan antara perawat kepada pasien untuk mengantisipasi agar klien tidak lupa dengan instruksi yang telah diberikan kepada pasien dan keluarga serta memasukkan kegiatan discharge planning sesuai dengan prosedur sebagai salah satu kegiatan program keperawatan.8. Agar supervisi dapat dilakukan dengan lebih baik, kepala ruangan/ketua tim perlu melatih dan membudayakan kegiatan supervise secara terus menerus dan mengembangkan ilmu yang dimiliki. Pihak manajer keperawatan turut terlibat dalam pelaksanaan supervisi diruangan-ruangan, merencanakan pengembangan SDM baik secara formal maupun informal dan juga memberikan pengayaan fungsi manajerial bagi kepala ruangan dan katim terutama yang berkaitan dengan supervisi, hasil audit selanjutnya harus ditampilkan secara transparan untuk memudahkan supervisi sesuai target yang diperlukan. Pada pelaksanaan supervisi yang dihadiri oleh perawat ruangan, selama kegiatan mahasiswa melakukan peran dan tugasnya masing - masing baik supervisior / PJ ruangan maupun kepala ruangan dan perawat pelaksana. Tindakan yang di supervisi sesuai dengan standar yang ada. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan tercapai dengan baik. 4.2.2 Bagi Mahasiswa Dalam praktek ini diharapkan mahasiswa mampu menilai manajemen keperawatan yang dipakai di RS, terutama dalam hal kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam RS tersebut. Dalam hal ini mahasiswa juga dapat diharapkan mampu untuk melakukan pengumpulan data pada suatu ruangan perawatan melakukan analisa, menetapkan masalah, memilih satu model MPKP yang sesuai dengan ruangan, menyusun rencana strategis dan mengevaluasi pelaksanaan suatu metode MPKP.

69