10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab...

43
10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut O’Brien (2005, p29), sistem adalah sekumpulan dari elemen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Menurut Romney dan Steinbart (2006, p4) sistem adalah serangkaian dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem biasanya tersusun atas subsistem yang lebih kecil, di mana masing- masing melakukan fungsi spesifik yang penting dalam rangka mendukung sistem yang lebih besar. Serta menurut Stair dan Reynolds (2006,p8), sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang berinteraksi untuk melakukan suatu pekerjaan dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan. Melalui pengertian-pengertian dari sistem yang ada dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan komponen-komponen yang saling terkait, yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan dengan menerima masukan (input) dan menghasilkan keluaran (output) dalam suatu proses (process) transformasi yang tersusun secara teratur. Sistem memiliki tiga komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi, antara lain:

Transcript of 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab...

Page 1: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

10 

 

 

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Sistem

Pengertian sistem menurut O’Brien (2005, p29), sistem adalah sekumpulan dari

elemen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan bersama

dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang

teratur.

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p4) sistem adalah serangkaian dari dua

atau lebih komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi untuk mencapai

suatu tujuan. Sistem biasanya tersusun atas subsistem yang lebih kecil, di mana masing-

masing melakukan fungsi spesifik yang penting dalam rangka mendukung sistem yang

lebih besar.

Serta menurut Stair dan Reynolds (2006,p8), sistem adalah sekumpulan

komponen yang saling berhubungan yang berinteraksi untuk melakukan suatu pekerjaan

dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan.

Melalui pengertian-pengertian dari sistem yang ada dapat disimpulkan bahwa

sistem merupakan komponen-komponen yang saling terkait, yang bekerjasama untuk

mencapai suatu tujuan dengan menerima masukan (input) dan menghasilkan keluaran

(output) dalam suatu proses (process) transformasi yang tersusun secara teratur. Sistem

memiliki tiga komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi, antara lain:

Page 2: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

11 

 

 

 

1. Input (masukan), melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang

memasuki sistem untuk diproses. Input yang dimaksud dalam hal ini berupa

keseluruhan penginputan data yang berkaitan dengan transaksi dalam siklus

pendapatan yang dilakukan oleh pihak yang berwenang.

2. Proses, melibatkan tahap transformasi yang mengubah input menjadi output.

Yang dimaksud tahap disini mencakup penghitungan dan kalkulasi dari data-data

transaksi siklus pendapatan yang masuk ke sistem.

3. Output (keluaran), melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh

proses. Output yang dimaksud adalah laporan keuangan dan laporan produk yang

berhasil dijual yang dihasilkan dari sistem informasi akuntansi revenue cycle.

2.2. Pengertian Informasi

Melalui pengertian-pengertian dari informasi yang ada dapat disimpulkan bahwa

informasi adalah merupakan sekumpulan data yang berisi fakta yang telah diproses

menjadi suatu bentuk yang memiliki arti bagi pengguna akhir. Pengertian diatas

dipertegas melalui pengertian O’Brien (2005, p5), informasi adalah data yang telah

diubah menjadi suatu konteks yang memiliki arti yang beguna bagi pemakai akhir.

Sedangkan menurut Stair dan Reynolds (2006, p5), informasi adalah sekumpulan dari

fakta yang diorganisasikan dalam berbagai cara yang telah memiliki nilai tambah

melebihi nilai dari fakta itu sendiri.

Page 3: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

12 

 

 

 

2.3. Pengertian Sistem Informasi

Pengertian sistem informasi menurut O’Brien (2005, p5), “Information system

can be any organized combination of people, hardware, software, communications

networks and data resources that stores and retrieves, transforms, and disseminates

information in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

informasi merupakan sebuah kombinasi teratur dari berbagai elemen seperti orang-

orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang

mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Menurut Stair dan Reynolds (2006, p15), “Information System is a set of

interrelated elements or components that collect (input), manipulate (process) and store

and disseminates data and information and provide a feedback mechanism to meet an

objective.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem informasi merupakan

sekumpulan elemen atau komponen yang mengumpulkan, memproses, menyimpan serta

menghasilkan data dan informasi dan menghasilkan feedback.

Berdasarkan pengertian-pengertian dari sistem informasi yang ada, dapat

disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kombinasi teratur dari sumer daya manusia,

hardware, software dan jaringan komunikasi yang digunakan untuk menghasilkan input

(sumber daya data) yang kemudia dikumpulkan, disimpan, dan diproses untuk

menghasilkan output.

Dalam hal ini, input berarti mengumpulkan dan memasukan data-data untuk

diolah menjadi keluaran, misalnya staf bagian administrasi dari PT Dwi Karya Mandala

menginput data-data penjualan perusahaan. Proses berarti peristiwa mengubah masukan

Page 4: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

13 

 

 

 

menjadi keluaran, misalnya pada saat digunakan dalam aplikasi siklus pendapatan untuk

mengkalkulasi transaksi penjualan. Sedangkan output berarti hasil pengelolaan dari

masukan, misalnya pada saat staf PT Dwi Karya Mandala membuat dan mencetak

laporan keuangan.

2.4. Sistem Informasi Akuntansi

2.4.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Jones & Rama (2006, p5), “The Accounting Information System is a

subsystem of an MIS (Management Information System) that provides accounting and

financial information, as well as other information obtained in the routine processing of

accounting transactions.“ Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem informasi

akuntansi merupakan subsistem dari MIS (sistem informasi manajemen) yang

menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lainnya yang diperoleh

dalam proses rutin transaksi akuntansi.

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p6), Sistem Informasi Akuntansi adalah

sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data untuk

menghasilkan informasi bagi pembuat keputusan.

Pengertian sistem informasi akuntansi tersebut dapat dijelaskan sebagai sebuah

sistem yang menyediakan informasi akuntansi, dan keuangan serta informasi lainnya

yang diperloleh dalam proses transaksi akuntansi. Sistem informasi akuntansi sendiri

merupakan subsistem dari sistem informasi manajemen.

Page 5: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

14 

 

 

 

Berdasarkan definisi-definisi dari sistem informasi akuntansi, dapat disimpulkan

bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem berbasis komputer yang

mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data untuk menyediakan

informasi keuangan bagi pembuat keputusan yang dibutuhkan oleh manajemen.

Menurut James A Hall (2001, p181), perputaran transaksi dan proses bisnis

terdiri dari 4 macam, yaitu:

1. Siklus Pendapatan (p180)

Perusahaan ekonomis, baik yang berorientasi profit maupun non-profit,

mendapatkan keuntungan melalui proses usaha yang merupakan siklus pendapatan

mereka. Dalam bentuk yang sangat sederhana siklus pendapatan merupakan

perubahan langsung dari produk akhir dan jasa menjad uang tunai. Oleh karenanya

siklus pendapatan sebenarnya terdiri atas dua subsistem utama yaitu:

a. Subsistem proses pesanan penjualan

b. Subsistem penerimaan kas

2. Siklus Pengeluaran (p262)

Tujuan dari siklus pengeluaran adalah untuk mengkonversi kas organisasi ke

bahan fisik dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis.

Siklus pengeluaran terdiri dair 2 jenis:

a. Prosedur pembelian dan pengeluaran kas: memiliki dua subsistem utama yang

membentuk siklus pengeluaran yaitu subsistem pemrosesan pembelian dan

subsistem pengeluaran kas. (p.262)

Page 6: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

15 

 

 

 

b. Pemrosesan gaji dan prosedur aktiva tetap: digunakan untuk memroses

transaksi tenaga kerja dan aktiva tetap. (p.318)

3. Siklus Konversi (p368)

Siklus konversi suatu perusahaan menstranformasikan (mengkonversi) sumber

daya, input, seperti bahan baku, tenaga kerja dan overhead, ke barang jadi atau jasa

untuk dijual. Siklus konversi menjadi siklus yang paling formal dan nyata dalam

perusahaan manufaktur. Namun demikian, secara konseptual siklus ini terdapat

dalam industri jasa tertentu, seperti perawatan, kesehatan, konsultasi, dan akuntan

publik.

4. Sistem Buku Besar Umum, Sistem Pelaporan Keuangan, dan Sistem Pelaporan

Manajemen (p428)

Sistem Buku Besar Umum (general ledger system-GLS), Sistem Pelaporan

Keuangan (financial reporting system-FRS), dan Sistem Pelaporan Manajemen

(management reporting system-MRS) merupakan tiga sistem yang saling berkaitan.

Karena interdependensi operasional dari GLS dan FRS, pada umumnya lebih praktis

memandang mereka sebagai satu sistem yang terintegrasi (GL/FRS).

MRS memberikan informasi yang diperlukan manajemen untuk merencanakan

dan mengontrol aktivitas bisnis. MRS dapat dibedakan dari FRS dalam dua hal.

Pertama, buku besar umum tradisional. Oleh karena itu, aplikasi SIA lainnya seperti

sistem entri pesanan (order entry system) atau sistem pembelian (procurement

system).

Page 7: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

16 

 

 

 

Perbedaan yang kedua adalah bahwa pelaporan keuangan yang dilakukan oleh

FRS sifatnya wajib (mandatory) sedangkan aplikasi MRS sifatnya bebas

(discretionary). Baik aplikasi maupun isi, waktu atau format informasi yang

diproduksi tidak ditentukan atau diwajibkan oleh badan otoritatif seperti IRS, SEC

atau AICPA. Manajemen organisasi secara bebas menentukan dalam

mengimplementasikan aplikasi MRS berdasarkan kebutuhan informasinya.

2.4.2. Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p2). Sistem Informasi Akuntansi

terdiri dari lima komponen, yaitu :

1. People.

Untuk mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi.

2. Procedures.

Baik yang manual maupun otomatis termasuk dalam kegiatan

pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data tentang kegiatan

organisasi.

3. Data.

Tentang kegiatan atau proses bisnis organisasi.

4. Software.

Digunakan untuk memproses data organisasi.

5. Information Technologies Infrastructures.

Page 8: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

17 

 

 

 

Termasuk di dalamnya komputer dan peralatan komunikasi jaringan yang

digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses dan

mengirimkan data serta informasi.

2.4.3. Manfaat Penerapan Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi sangatlah diperlukan. Lima kegunaan Sistem

Informasi Akuntansi menurut Jones & Rama (2006, p6), adalah :

1. Menghasilkan laporan eksternal.

Para pelaku bisnis menggunakan sistem indormasi akuntansi untuk

menghasilkan laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi

pihak-pihak yang berkepentingan, seperti investor, kreditor, pemerintah,

dan lain sebagainya.

2. Mendukung aktivitas rutin.

Para manajer membutuhkan sistem informasi akuntansi untuk menangani

aktivitas operasi rutin selama siklus operasi perusahaan berjalan, seperti

menerima pesanan pelanggan, mengantar barang dan jasa, menagih

pelanggan, dan menerima kas.

3. Mendukung pengambilan keputusan.

Informasi juga dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan

non-rutin pada semua tingkatan organisasi, seperti informasi mengenai

produk apa yang paling banyak terjual atau pelanggan mana yang

membeli dengan kuantitas terbanyak.

Page 9: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

18 

 

 

 

4. Mendukung perencanaan dan pengendalian.

Informasi yang berkenaan dengan anggaran dan biaya standar disimpan

dalam sistem informasi, kemudian laporan dirancang untuk

membandingkan antara anggaran dengan actual. Disinilah peran sistem

informasi untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian.

5. Menerapkan pengendalian internal.

Pengendalian internal termasuk kebijakan perusahaan, prosedur dan

sistem informasi yang digunakan untuk melindungi aset perusahaan dari

kerugian atau kehilangan, dan untuk memelihara keakuratan data

finansial. Tujuan ini dapat dicapai dengan membangun sebuah sistem

informasi akuntansi yang terkomputerisasi.

Menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2006, p109), tujuan dan kegunaan

Sistem Informasi Akuntansi adalah :

1. Untuk melakukan pencatatan (recording) transaksi dengan biaya klerikal

seminimal mungkin dan menyediakan informasi (information value

added mechanism) bagi pihak internal untuk pengelolaan kegiatan usaha

(managers) serta para pihak terkait (Stockholder/Stakeholder).

2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah

ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur

informasinya.

Page 10: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

19 

 

 

 

3. Untuk menerapkan (implementasi) Sistem Pengendalian Internal,

memperbaiki kinerja dan tingkat keandalan (reliability) informasi

akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai

pertanggungjawaban (akuntabilitas)

4. Menjaga untuk meningkatkan perlindungan terhadap kekayaan

perusahaan.

2.5. Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan (Revenue Cycle)

2.5.1. Pengertian Pendapatan

Pengertian pendapatan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007) yaitu

sebagai berikut:

• Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang

biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan,

penghasilan jasa (fees), bunga, deviden, royalti dan sewa (PSAK 20 paragraf

tujuan).

• Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk tersebut

mengakibatkan kenaikan entitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam

modal. (PSAK 23 paragraf 6).

Page 11: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

20 

 

 

 

2.5.2. Pengertian Penjualan

Standar Akuntansi Keuangan (2007) menyatakan bahwa pendapatan dari

penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi:

a) Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan

manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;

b) Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas

barang yang dijual;

c) Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan handal;

d) Besar kemungkingan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi

akan mengalir kepada perusahaan tersebut; dan

e) Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan

dapat diukur dengan modal. (PSAK no.23 paragraf 13)

2.5.3. Pengertian Piutang Dagang

Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p295), piutang dagang adalah uang

yang terhutang oleh konsumen atas barang yang telah dijual atau jasa yang

diberikan kepadanya.

Menurut Horngren et al (2002, p187), piutang merupakan sejumlah uang

yang dihutangkan kepada perusahaan oleh pelanggannya sebagai hasil dari

pengiriman barang atau jasa. Piutang itu merupakan suatu perjanjian untuk

menerima kas dari pelanggan, dimana perusahaan telah menjual atau

menyerahkan jasanya kepada pelanggan tersebut.

Page 12: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

21 

 

 

 

2.5.4. Pengertian Penerimaan Kas

Pengertian kas menurut Warren et al. (2005, p284) adalah termasuk juga

uang koin, uang kertas, cek, money order, dan deposito yang tersedia untuk

langsung digunakan baik yang ada di bank maupun institusi keuangan lainnya.

Untuk melindungi kas dari tindakan pencurian atau kecurangan lainnya,

perusahaan harus mampu untuk mengontrol kas mulai dari saat diterima sampai

dengan kas tersebut disetorkan ke bank. Perusahaan umumnya menerima kas dari

dua sumber, yaitu: (1) penerimaan kas tunai dari pelanggan dan (2) penerimaan

kas dari pelanggan melalui bank.

Setiap perusahaan harus dapat mencatat dan menyimpan kas yang telah

diterimanya dengan baik. Setiap mulai bekerja, setiap kasir harus mengetahui

berapa jumlah kas yang tersedia, sehingga bila terjadi kekeliruan nantinya dapat

ditelusuri. Dan setiap wakhir waktu kerja, kasir akan menghitung jumlah kas

yang ada dan diketahui oleh supervisor. Setelah kas dicatat dan dihitung dengan

benar, maka kas tersebut disimpan ditempat yang aman sampai nanti dapat

disetorkan ke bank.

2.5.5. Pengertian Siklus Pendapatan

Menurut Jones and Rama (2006, p354), “The revenue cycle, is a recurring

set of business activities and related information processing operations

associated with providing goods and services to customer and collecting cash in

payment for those sales.” Jika diartikan, siklus pendapatan adalah rangkaian

Page 13: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

22 

 

 

 

aktivitas dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan

menyediakan barang dan jasa kepada para pelanggan dan menagih kas sebagai

pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut.

Revenue Cycle adalah kumpulan aktifitas bisnis yang mengatur proses

operasi informasi mulai dari penerimaan order dari pelanggan, pengiriman

barang atau jasa, proses billing, sampai pengumpulan pembayaran kas dari hasil

penjualan tersebut.

2.5.6. Prosedur-Prosedur dalam Siklus Pendapatan

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.356), prosedur atau kegiatan kerja

dalam siklus pendapatan, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Sales order entry (Proses Penerimaan Pesanan)

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.356-362), kegiatan siklus

pendapatan suatu perusahaan dimulai dari penerimaan pesanan

pelanggannya. Proses penerimaan pesanan pelanggan sendiri terdiri dari tiga

tahap, yaitu:

1. Taking customers order

Data pesanan pelanggan dicatat dalam sales order. Sales order berisi

sejumlah informasi mengenai nomor barang, jumlah barang, harga,

dan keterangan penjualan lainnya.

Page 14: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

23 

 

 

 

2. Credit approval

Bagi penjualan secara kredit, batasan kredit harus disetujui terlebih

dahulu sebelum diproses lebih lanjut. Bagi pelanggan yang sudah

lama, perusahaan melihat sejarah pembayaran kreditnya untuk

kemudian dapat diberikan atau dinaikan batasan kreditnya.

3. Checking inventory availability

Langkat ketiga adalah pengecekan ketersediaan barang yang dipesan

oleh pelanggan sehingga kemudian perusahaan menginformasikan

kepada pelanggan mengenai perkiraan tanggal pengiriman.

b. Shipping (Proses Pengiriman Barang)

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.363-365), kegiatan setelah proses

penerimaan pesanan adalah pengisian pesanan pelanggan dan pengiriman

pesanan pelanggan. Proses pengiriman barang ini, dibagi menjadi dua tahap,

yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Picking and packing the order

Fungsi gudang menggunakan picking ticket untuk mengindentifikasi

produk yang akan dikeluarkan dari gudang. Barang yang dikeluarkan

dari gudang dihitung dan dicatat pada picking ticket kemudian akan

diserahkan ke fungsi pengiriman untuk dikirimkan.

Page 15: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

24 

 

 

 

2. Shipping the order

Fungsi pengiriman membandingkan jumlah fisik persediaan dengan

jumlah yang ada pada picking ticket dan sales order. Fungsi ini

membawa surat muat (bill of lading) yang merupakan perjanjian legal

dalam memberikan tanggung jawab terhardap barang yang dikirimkan.

c. Billing (Proses Penagihan)

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.367-369) dapat disimpulkan bahwa,

kegiatan utama yang ketiga berkaitan dengan billing customer, yang terbagi

dalam 2 (dua) tahap, yaitu :

1. Invoicing

Kegiatan ini merupakan kegiatan pemrosesan informasi yang dikemas

kembali dan meringkas sejumlah informasi dari pengisian sales order

sampai kegiatan pengiriman, dokumen yang digunakan adalah sales

invoice, yang menegaskan pada pelanggan jumlah yang harus dibayar

dan kemana pelanggan harus mengirimkan pembayaran.

2. Mantain accounts recievable

Fungsi piutang ini dibagi dalam 2 (dua) tugas utama diantaranya yaitu

menggunakan informasi dalam invoice untuk mendebit akun

pelanggan dan secara berkala mengkredit akun ini ketika pembayaran

diterima.

Page 16: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

25 

 

 

 

• Open invoice method

Pelanggan biasanya membayar sejumlah uang menurut masing-

masing invoice. Biasanya 2 (dua) rangkap invoice yang akan

dikirimkan ke pelanggan dimana 1 (satu) rangkap akan

dikembalikan jika melakukan pembayaran. Copy ini disebut

remittance advice.

• Balance forward method

Pelanggan biasanya membayar menurut jumlah yang ada pada

laporan bulanan, dibandingkan menurut invoice satuan. Laporan

bulanan mendaftar semua transaksi termasuk penjualan dan

pembayaran yang ada selama bulan terakhir serta

menginformasikan pada pelanggan jumlah saldo piutang

terakhir.

d. Cash Collection (Proses Penerimaan Kas)

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.371), kegiatan setelah proses

penagihan adalah proses penerimaan kas. Kegiatan ini merupakan aktivitas

siklus pendapatan terakhir. Kegiatan yang berkaitan dengan proses ini dapat

dijelaskan sebagai berikut: fungsi kasir akan melaporkan penerimaan kas,

menangani remittance pelanggan dan menyetorkan uang yang diterimanya

ke bank.

Page 17: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

26 

 

 

 

2.6. Sistem Informasi Akuntansi Persediaan

2.6.1. Pengertian Sistem Akuntansi Persediaan

Persediaan menurut Warren et al. (2005, p440), digunakan untuk

mengindikasikan barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam

operasi bisnis perusahaan, dan bahan yang digunakan dalam proses produksi atau

yang disimpan untuk tujuan itu.

Melalui pengertian persediaan yang ada dapat disimpulkan bahwa, sistem

akuntansi persediaan merupakan suatu sistem yang dibangun untuk mendukung

kegiatan perusahaan sehubungan dengan pencatatan, pengendalian tingakat

persediaan, serta penyediaan laporan yang berhubungan dengan persediaan bahan

baku, barang dalam proses dan barang jadi yang dimiliki perusahaan.

2.6.2. Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Assauri (2008, p.244), ada dua sistem umum yang dikenal dalam

menentukan jumlah persediaan pada akhir periode, yaitu:

a. Periodic System

Sistem periodik merupakan metode pencatatan persediaan yang mana, pada

setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik untuk menentukan jumlah

persediaan akhir perusahaan. Sistem periodik umumnya diterapkan pada

perusahaan yang memiliki karakteristik persediaan yang beraneka ragam namun

nilainya relatif kecil.

Page 18: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

27 

 

 

 

Keuntungan penerapan sistem ini adalah sangat sederhana pada saat

pencatatan pembelian dan penjualannya. Sistem ini pada umumnya lebih tepat

digunakan untuk barang-barang yang tingkat perputarannya relatif cepat dan

mempunyai unit biaya relatif rendah. Namun demikian sistem ini memiliki

beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut diantaranya kuantitas barang tidak

dapat diketahui sewaktu-waktu, untuk menyusun laporan harus melakukan stock

opname terlebih dahulu, kurang ideal untuk perencanaan dan pengawasan

persediaan.

b. Perpetual System

Sistem perpetual disebut juga book inventories, yaitu setiap mutasi dari

persediaan sebagai akibat dari pembelian ataupun penjualan dicatat dan dilihat

dalam kartu administrasi persediaannya. Bila metode ini dipakai maka

perhitungan fisik hanya dilakukan paling tidak setahun sekali, yang biasanya

dilakukan untuk keperluan counter checking antara jumlah persediaan

menurupencatatan dengan jumlah fisik.

Keuntungan dari sistem perpetual adalah tingkat pengendalian yang tinggi,

yang membantu manajemen untuk tingkat persediaan yang tepat dan

pemeriksaan fisik persediaan dapat dibandingkan dengan mudah. Kapanpun

kekurangan (misalnya hilang) dapat ditemukan. Metode ini juga dapat digunakan

untuk menghitung tingkat pemesanan kembali persediaan.

Page 19: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

28 

 

 

 

2.6.3. Metode Penilaian Persediaan

Menurut Assauri (2008, p.244), ada beberapa cara yang dapat digunakan

untuk menilai suatu persediaan, diantaranya dengan:

1. FIFO Method (First-in, First-out)

Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa harga barang yang sudah terjual

dinilai menurut harga pembelian barang yang terdahulu masuk. Dengan

demikian persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang yang

terakhir masuk.

2. Weight Averaged Method

Cara ini didasarkan atas harga rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi

oleh jumlah barang yang diperoleh pada masing-masing harganya.

3. LIFO Method (Last-in, First-out)

Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa barang yang telah terjual dinilai

menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk. Sehingga persediaan

yang masih ada atau stock, dinilai berdasarkan harga pembelian barang yang

terdahulu.

2.7. Jurnal

Menurut Weygandt et al.(2010, p.55), “The journal is reffered to as the

book of original entry. For each transaction the journal shows the debit and

credit effects on specific accounts.” Artinya, jurnal ini disebut sebagai buku entri

asli. Untuk pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa jurnal merupakan

Page 20: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

29 

 

 

 

catatan yang timbul sebagai efek dari transaksi yang terjadi, dimana terdapat

debit dan kredit untuk mencatatnya dengan akun yang spesifik.

Jurnal-jurnal yang berhubungan dengan transaksi penjualan, piutang usaha,

dan penerimaan kas serta retur penjualan adalah sebagai berikut:

Jurnal Penjualan

Dr-Piutang Usaha xxxx

Cr-Penjualan xxxx

Dr-Harga Pokok Penjualan xxxx

Cr-Persediaan xxxx

Jurnal Penerimaan Kas

Dr-Kas xxxx

Cr-Piutang Usaha xxxx

Jurnal Retur Penjualan

Dr-Retur Penjualan xxxx

Cr-Piutang Usaha xxxx

Dr-Persediaan xxxx

Cr-Harga Pokok Penjualan xxxx

Page 21: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

30 

 

 

 

2.8. Analisa Pemberian Kredit Pelanggan

Dalam upaya memperkecil tingkat risiko dalam pemberian kredit, syarat-syarat

yang harus terpenuhi oleh calon debitur menurut Munawir (2007, p235) adalah

5C, yaitu:

a. Character

Keterangan mengenai sifat-sifat pribadi pelanggan, watak dan kejujuran

dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya. Adapun keterangan ini

didapat dari beberapa petunjuk dengan mengenal dari dekat, kumpulan

keterangan aktivitas perbankannya, dan dari pendapat rekan-rekan, pegawai

dan saingan mengenai reputasi, kebiasaan pribadi dan pergaulan sosialnya.

b. Capacity

Hal ini menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan pelanggan beserta

staffnya, baik kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang

usahanya. Kapasitas pelanggan dapat dilihat dari angka hasil produksi, angka

penjualan dan pembelian. Perhitungan laba-rugi dan data finansial lainnya.

c. Capital

Hal ini menunjuk pada posisi finasial perusahaan secara keseluruhan yang

ditunjukan dalam laporan keuangan dan rasio finansialnya. Dalam melakukan

penilaian ini perlu diperhatikan rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas

dari calon pelanggan.

Page 22: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

31 

 

 

 

d. Collateral

Collateral berarti jaminan. Hal ini menunjukan besarnya aktiva yang akan

dijadikan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan kepada pelanggan.

Untuk itu, perlu diperhatikan kemampuan jaminan untuk dijadikan uang

dalam waktu yang relatif singkat serta pengikatan barang yang menjadi

kepentingan jaminan.

e. Conditions

Hal ini mengacu pada kondisi ekonomi secara umum dan kondisi pada sektor

usaha pelanggan yang dapat mempengaruhi perkembangan usahanya serta

kemampuan pelanggan untuk membayar.

Menurut Gitman (2006, p641), tujuan dari pengelolaan piutang usaha yaitu

untuk mengumpulkan piutang secepat mungkin tanpa kehilangan penjualan

akibat tekanan teknik penagihan. Dalam memenuhi tujuan tersebut, kebijakan

kredit yang pelu dilakukan perusahaan mencakup :

1. Credit selection and standard

a. Credit Selection

Seleksi kredit meliputi teknik aplikasi untuk menetukan pelanggan mana

yang layak diberi kredit. Teknik yang populer yaitu 5C (Character,

Capacity, Capital, Collateral dan Condition). Metode seleksi kredit

lainnya adalah dengan credit scoring, yaitu suatu metode yang

Page 23: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

32 

 

 

 

menggunakan ukuran highvolume/small-dollar dalam menanggapi

permintaan pemberian kredit.

2. Credit Terms

Kebijakan credit terms adalah periode penjualan kepada pelanggan dengan

perpanjangan kredit oleh perusahaan. Sebagai contoh, dengan meningkatkan

periode kredit dari net 30 hari menjadi net 45 hari akan meningkatkan

penjualan, dan secara positif akan mempengaruhi profit. Cara lain yang

ditawarkan perusahaan adalah cash discount, yaitu persentase pengurangan

dari harga pembelian untuk membayar pada waktu tertentu, contoh : 2/10 net

30, 4/10 net 30.

2.9. Sistem Pengendalian Internal

2.9.1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Menurut Jones dan Rama (2006, p103),

”Internal control is a process, effected by an entity’s board of directors, management, and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding achievement of objectives in the following categories: effectiveness and efficiency of operations; reliability of financial reporting; and compliance with applicable laws and regulations.”,

yang artinya pengendalian intern adalah sebuah proses, dipengaruhi oleh

keseluruhan jajaran direktur, manajemen, dan bagian lain, dirancang untuk

menyediakan jaminan sesuai pencapaian obyektif dalam bidang: efektifitas dan

efisiensi operasi, laporan keuangan yang dapat dipercaya, dan pelaksanaan sesuai

regulasi dan hukum.

Page 24: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

33 

 

 

 

Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), sistem pengendalian

internal meliputi organisasi semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang

dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta miliknya, mengecek

kecermatan dan kehandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan

mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern adalah

pengendalian dalam sebuah organisasi yang meliputi struktur organisasi, metode

dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

2.9.2. Komponen Sistem Pengendalian Internal

Menurut COSO yang diambil dari Romney dan Steinbart (2006, p196),

internal control model memiliki 5 (lima) komponen penting yaitu :

1. Lingkungan pengendalian (Control Environment)

Inti dari setiap bisnis adalah sumber daya manusianya – sifat dari masing-

masing individu termasuk integritas, nilai etik dan kompetensi – dan

lingkungan dimana semua hal tersebut dijalankan. Lingkungan

merupakan alat untuk mengendalikan organisasi dan merupakan dasar

dari segala sesuatu.

Page 25: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

34 

 

 

 

2. Prosedur Pengendalian (Control Activities)

Prosedur dan kebijakan pengendalian harus ditetapkan dan dijalankan

untuk membantu meyakinkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh

manajemen untuk menanggulangi risiko dan untuk mencapai tujuan

organisasi terlihat efektif.

3. Penilaian Risiko (Risk Assesment)

Perusahaan harus berhati-hati dan dapat mengatasi risiko yang

dihadapinya. Perusahaan harus menyusun tujuannya, terintegrasi dengan

kegiatan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan kegiatan lainnya

agar perusahaan dapat beroperasi dengan baik. Perusahaan juga harus

membangun mekanisme unuk tujuan identifikasi, analisis dan mengatasi

risiko-risiko yang ada.

4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Aktivitas pengendalian memerlukan informasi dan sistem komunikasi

yang memungkinkan sumber daya manusia dalam organisasi untuk

menangkap dan bertukar informasi yang dibutuhkan untuk memimpin,

mengatur dan mengendalikan operasi yang ada.

5. Pemantauan (Monitoring)

Keseluruhan proses harus di-monitor dan perubahan sangat penting

dilakukan jika diperlukan. Dengan cara ini maka sistem akan bersifat

dinamis dimana terjadi perubahan sesuai dengan kondisi yang terjadi.

Page 26: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

35 

 

 

 

2.9.3. Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p196), berdasarkan COSO,

“Tujuan sistem pengendalian internal adalah sebagai berikut :

• Menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya (reliability of

financial reporting).

• Menghasilkan operasi yang efektif dan efisien (effectiveness and

efficiency of operations).

• Memenuhi hukum dan peraturan yang ditetapkan (compliance with

applicable laws and regulations.)”

2.10. Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek (OOA&D)

2.10.1. Pengertian Analisis Berorientasi Objek

Menurut Manthiassen et al (2000, p5), analysis objects describe

phenomena outside the system, such a people and things, which are typically

independent. Althought we cannot always command them, we must register the

events they perform or experience. Analisis menilai sistem dari sisi luarnya

dengan menguraikan fenomena di luar sistem, seperti orang dan barang, yang

secara khusus berdiri sendiri. Walaupun perintah tidak selalu dapat diberikan

mereka, event yang dijalankan harus didaftarkan. Dalam analisis, objek

dipergunakan untuk membantu pemahaman system context.

Page 27: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

36 

 

 

 

2.10.2. Pengertian Perancangan Berorientasi Objek

Menurut Mathiassen et al (2000, p5), design objects describe phenomena

within the system that we can control, we describe their behaviour as operations

for the computer to carry out. Artinya perancangan objek menguraikan fenomena

di dalam sistem yang dapat dikontrol dan dapat dideskripsikan behaviour-nya

sebagai operation untuk komputer yang menyelesaikannya.

2.10.3. Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

Dalam analisis dan perancangan berorientasi objek, dibagi menjadi empat

tahap, yaitu: Problem Domain Analysis, Application Domain Analysis,

Architectural Design dan Component Design.

2.10.4. Problem Domain Analysis

Pada tahap ini dilakukan pengidentifikasian informasi-informasi yang

harus ada pada suatu sistem untuk menghasilkan sebuah model sistem. Problem

Domain merupakan bagian dari keadaan yang akan diatur, dipantau, dan

dikontrol oleh sistem (Mathiassen et al, 2000, p6). Sumber dari aktivitas ini

adalah system definition, yaitu deskripsi singkat dan jelas dari sistem

terkomputerisasi dengan menggunakan bahasa alami (Matthiassen et al, 2000,

p24). Kegiatan dari problem-domain analysis dapat dilihat pada gambar dibawah

ini.

Page 28: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

37 

 

 

 

ClassesBehaviour

Structure

System Definition

Model

Gambar 2.1 Aktivitas dalam Problem Domain Analysis (Mathiassen et al, 2000, p46)

2.10.5. Application Domain Analysis

Tahap ini mendefinisikan requirements dari suatu sistem. Application

Domain merupakan bagian yang mengatur, memantau atau mengontrol Problem

Domain (Mathiassen et al, 2000, p6), atau dengan kata lain, berhubungan dengan

aktivitas yang dikerjakan oleh sistem. Prinsip dari Application Domain Analysis

adalah bekerja sama dengan user untuk menentukan usage, function dan

interface. Sumber dari aktivitas ini adalah system definition dan model dari tahap

sebelumnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan didalam Application Domain

Analysis dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Page 29: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

38 

 

 

 

Gambar 2.2 Aktivitas dalam Application Domain Analysis (Mathiassen et al, 2000, p117)

2.10.6. Architectural Design

Tujuan dari kegiatan desain arsitektur adalah untuk membangun sistem

yang terkomputerisasi. Arsitekur membentuk sistem sesuai dengan fungsi sistem

tersebut dan dengan memenuhi kriteria desain tertentu. Mathiassen et al, (2000,

p.175) menyatakan, Didalam desain arsitektur, terdapat tiga dasar prinsip, yaitu

“define and prioritize criteria, bridge criteria and technical platform, and

evaluate designs early”. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan didalam architecture

design dapat dilihat pada gambar berikut ini

Page 30: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

39 

 

 

 

Gambar 2.3 Aktivitas dalam Architectural Design (Mathiassen et al, 2000, p176)

2.10.7. Component Design

2.10.7.1. Tujuan Component Design

Menurut Mathiassen et al. (2000), tujuan dari kegiatan desain komponen

adalah untuk menentukan implementasi kebutuhan dalam kerangka arsitektural.

Hasil dari kegiatan ini adalah pendeskripsian dari komponen sistem yang saling

berhubungan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam desain arsitektur adalah

menentukan komponen model, komponen fungsi, dan hubungan antar

komponen. Kegiatan dari Component Design dapat dilihat pada gambar di bawah

ini.

Page 31: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

40 

 

 

 

Design of componentconnection

Design of component

Architecturalspecifications

Componentspecifications

Gambar 2.4 Aktivitas dalam Component Design

2.10.7.2. Model Component

Adalah bagian dari sistem yang mengimplementasikan model problem

domain (Mathiassen et al, 2000, p236). Tujuan dari model component design

adalah untuk menggambarkan model dari problem domain. Model tersebut

merupakan hasil dari kegiatan ini yang digambarkan dalam class diagram yang

telah direvisi dari hasil kegiatan analisis.

Revisi class diagram dapat dilakukan dengan memperhatikan private

events dan common events. Private events adalah event yang melibatkan hanya

satu abjad domain (Mathiassen et al, 2000, p239).

2.10.7.3. Function Component

Function component adalah bagian sistem yang mengimplementasikan

kebutuhan fungsional (Mathiassen et al, 2000, p252). Tujuannya adalah agar user

interface dan komponen-kompenen sistem lainnya dapat mengakses model.

Sedangkan tujuan dari function component design adalah menentukan

Page 32: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

41 

 

 

 

implementasi functions. Hasil dari kegiatan ini adalah class diagram dengan

operations dan spesifikasi dari operation yang kompleks.

2.10.7.4. Connecting Component

Mengacu pada Mathiassen et al. (2000) “connecting component

digunakan untuk menghubungkan komponen-komponen sistem.” Dalam

connecting component ada dua konsep, yaitu :

a. Coupling, adalah ukuran seberapa dekatnya hubungan antar dua class

atau komponen, coupling bersifat negatif, maka sebaiknya diminimisasi.

Ada empat jenis coupling, yaitu:

1) Outside coupling : class atau komponen menunjuk langsung ke

public property dari class atau komponen lain.

2) Inside coupling : Operasi menunjuk langsung ke yang lain, private

property pada class yang sama.

3) Coupling from below : subclass menunjuk langsung ke private

property pada superclass.

4) Sideways coupling : class menunjuk langsung ke private property

pada class lain.

b. Cohesion, adalah ukuran seberapa baik ikatan dari sebuah class atau

komponen dihubungkan, cohesion bersifat positif, maka sebaiknya ada

cohesion yang tinggi dalam perancangan class atau komponen. Beberapa

Page 33: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

42 

 

 

 

sifat untuk meninggikan cohesion, apabila dilihat dari class dan object,

yaitu:

1) Operasi merupakan keseluruhan functional.

2) Attribute dan object structure menggambarkan object dengan state.

3) Operasi yang digunakan bersama (p273).

2.10.8. Delapan Diagram Utama dalam Analisis dan Perancangan Berorientasi

Objek

2.10.8.1. Rich Picture

Rich Picture berisi sebuah pandangan menyeluruh dari people, object,

process, structure, dan problem dalam system problem dan application domain.

People dapat berupa system developer, user, pelanggan, dan pemain lainnya.

Object dapat berupa banyak benda seperti mesin, dokumen, lokasi, departemen,

dan yang lainnya. Process menguraikan aspek dari sebuah situasi yang berubah,

tidak stabil, atau di bawah pengembangan. Secara grafik, process diilustrasikan

dengan simbol panah. Structure menguraikan aspek dari sebuah situasi yang

terlihat stabil atau sulit untuk diubah dan secara grafik, structure dalam satu dari

dua cara : menggambar garis antara elemen-elemen atau menempatkan elemen-

elemen yang berhubungan dalam sebuah figure umum, seperti segi empat atau

lingkaran.

Page 34: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

43 

 

 

 

2.10.8.2. Class Diagram

Class diagram berisi kumpulan dari class dan hubungan strukturalnya

yang saling timbal balik. Class adalah uraian dari kumpulan object yang saling

berbagi structure, behavioral pattern, dan attribute.

Gambar 2.5 Notasi dasar Class Diagram (Mathiassen et al, 2000, p337)

Hasil dari aktivitas classes adalah sebuah event table yang berisi classes

yang telah dipilih dan events yang berhubungan dengan class tersebut.

Tabel 2.1 Contoh Event Table Events 

Classes

Customer  Assistant  Apprentice  Appointment  Plan 

Reserved       Cancelled         Treated           Employed       Resigned       Graduated         Agreed     (Sumber: Mathiassen et al.(2000, p50))

Page 35: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

44 

 

 

 

Menurut Mathiassen et al. (2000, p69) struktur bertujuan

mendeskripsikan hubungan terstruktur antara classes dan objects in a problem-

domain.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p72, 74) terdapat dua tipe class

structures, yaitu :

1. Generalization Structure

Adalah sebuah relasi antara dua atau lebih spesialisasi class dan sebuah

general class.

Gambar 2.6 Generalization Structure (Sumber: Mathiassen, et al.(2000, p73))

2. Cluster Structure

Adalah kumpulan dari class yang membantu kita mendapatkan dan

menyediakan gambaran sebuah problem domain.

Page 36: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

45 

 

 

 

Gambar 2.7 Contoh Cluster Structure (Sumber: Mathiassen et al. (2000, p75))

Mathiassen et al. (2000, p75-76), berpendapat bahwa terdapat dua tipe Objects

Structure :

1. Aggregation Structure

Adalah hubungan antara dua atau lebih objek yang mengekspresikan bahwa

suatu objek adalah bagian penting dan mendefinisikan bagian lainnya.

Gambar 2.8 Contoh Agregasi (Sumber: Mathiassen et al. (2000, p76))

Page 37: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

46 

 

 

 

2. Association Structure

Adalah hubungan antara dua atau lebih objek, tetapi berbeda dengan aggregation

dimana asosiasi objeknya tidak mendefinisikan property dari objects.

Gambar 2.9 Contoh Asosiasi (Sumber: Mathiassen et al. (2000, p76))

2.10.8.3. Statechart Diagram

Statechart diagram berisi behavioral pattern yang sah untuk semua

object dalam sebuah class, diuraikan oleh state dan event yang berpartisipasi.

Statechart diagram dapat juga menguraikan use case, yang transition-nya

menyimbolkan action. State dapat berisi substate yang dapat dipisahkan atau

bersama-sama. State transition dapat diperluas dengan menggunakan message

sebaik spesifikasi dari action yang ditujukkan pada state transistion.

Gambar 2.10 Notasi dasar Statechart Diagram

(Mathiassen et al, 2000, p341)

State

Name

State Initial State

Final State

Transition with event and condition

event (attributes) [conditions]

State with (disjoint) substates

Car  Person 0..*  1..* 

Page 38: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

47 

 

 

 

Menurut Mathiassen et al. (2000, p90) Behavior Pattern adalah Sebuah

deskripsi dari kemungkinan event traces untuk semua objek dalam sebuah class.

Mathiassen et al. (2000, p93) berpendapat bahwa behavioral pattern

memiliki struktur kontrol sebagai berikut :

• Sequence adalah events yang terjadi satu per satu. Notasinya:

“+”.

• Selection adalah sebuah event yang terjadi dari suatu set

events. Notasinya: “|”.

• Iteration adalah sebuah event yang terjadi sebanyak nol atau

berulang kali. Notasinya : “*”.

2.10.8.4. Use Case Diagram

Use case adalah sebuah model untuk interaksi antara sistem dan actor

dalam application domain. Use-case diagram berisi actor eksternal dalam

sebuah system context, use case dimana sistem mendukung, dan hubungan

strukturalnya yang saling timbal balik. Actor dan use case adalah dua elemen

utama dalam deskripsi, yang dapat dihubungkan satu sama lain, karena itu

menunjukkan bahwa sebuah actor yang diberikan berpartisipasi dalam sebuah

use case yang diberikan. Setiap use case menentukan beberapa urutan yang

penting dalam interaksi antara actor dan sistem, yang diuraikan secara rinci

menggunakan use-case specification atau state chart diagram.

Page 39: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

48 

 

 

 

Gambar 2.11 Notasi Use Case Diagram (Mathiassen et al, 2000, p343)

2.10.8.5. Sequence Diagram

Menurut Bennet et al. (2006, p232-233) sebuah sequence diagram

menunjukkan interaksi antar objek-objek yang disusun dalam urutan waktu

tertentu. Sequence diagram dapat digambarkan pada tingkatan rincian yang

berbeda dan sesuai dengan pencapaian tujuan yang berbeda pada beberapa tahap

dalam siklus pengembangan. 

Menurut Mathiassen et al. (2000, p.340), Sequence diagram berisi

interaksi dari waktu ke waktu antara kumpulan object. Penekanan utama dapat

tepat waktu atau pada hubungan object. Sequence diagram dapat

menggambarkan perincian tentang sebuah situasi dinamis, kompleks yang

melibatkan beberapa dari banyak object yang dihasilkan dari class dalam class

diagram. Dalam sequence diagram, poros horizontal menunjukkan object yang

berpartisipasi dan poros vertikal menggambarkan urutan waktu dimana interaksi

yang diekspresikan oleh pesan yang dikirim diantara object. Lifeline untuk

Page 40: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

49 

 

 

 

sebuah object adalah sebuah bar, dengan object yang ditunjuk pada bagian atas.

Jika sebuah object diciptakan dalam putaran waktu yang diuraikan, maka

diidentifikasikan dengan meletakkan object simbol di point tersebut pada

waktunya. Jika sebuah object dihapus, sequence terminate pada waktu tersebut,

dan menandai termination dengan destruct simbol.

Object:Class

Lifeline for an object

Object:Class

recursive call()

return

procedure call()

Message in the form of an event

event

returnProcedure Call

Return

Destruction of an object

Gambar 2.12 Notasi Sequence Diagram (Mathiassen et al, 2000, p340)

Bennet et al. (2006, p.270) juga menyatakan bahwa terdapat beberapa

notasi penulisan heading pada setiap frame yang terdapat dalam sequence

diagram, antara lain sebagai berikut :

Page 41: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

50 

 

 

 

Tabel 2.2 Interaction Operator yang digunakan dalam Kombinasi Fragment

Interaction

Operator

Penjelasan dan Penggunaan

alt Alternatives menggambarkan alternative behaviours yang

menyatakan bahwa terdapat pilihan alternatif jalus eksekusi

untuk dijalankan.

opt Option menjelaskan pilihan tunggal atas operasi yang hanya

akan dijalankan bila syarat tertentu dipenuhi.

break Break mengindikasikan bahwa kombinasi fragment

dilakukan sebagai pengganti sisa interaksi fragment yang

terlampir.

par Parallel mengindikasikan bahwa eksekusi operasi dalam

kombinasi fragment bisa digabungkan dalam sequence

manapun.

seq Weak sequencing menghasilkan urutan dari tiap operasi yang

telah dijaga, tetapi suatu event dari operasi yang berbeda pada

lifeline yang berbeda dapat terjadi dalam urutan apapun.

strict Strict sequencing membuat sebuah strict sequence saat

eksekusi sebuah operasi, tapi tidak dilaksanakan pada nested

fragments.

neg Negatives menjelaskan sebuah operasi yang sifatnya invalid.

critical Critical region membuat sebuah batasan dari operasi yang

event-nya tidak satupun terjadi dalam lifeline.

ignore Ignore mengindikasikan tipe message, dispesifikasikan

sebagai parameter, yang harus diabaikan dalam sebuah

interaksi.

consider Consider menyatakan message mana yang harus

dipertimbangkan dalam sebuah interaksi.

Page 42: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

51 

 

 

 

SuSumber: Bennet et al. (2006, p.270)

2.10.8.6. Navigation Diagram

Navigation diagram berisi semua window user interface, dan hubungan

dinamisnya. Navigation diagram adalah sebuah statechart diagram khusus yang

memfokuskan pada keseluruhan user interface yang dinamis. Sebuah window

digambarkan sebagai sebuah state. State tersebut memiliki nama dan

mengandung icon (sebuah miniature window). State transistion menghubungkan

ke sebuah switch antara dua window. Navigation diagram secara khusus

mengandung hanya window dan tidak ada state form yang lain, perincian ini

secara khusus menjadi berlebihan. Dalam sebuah state transition, action yang

user harus tunjukkan diindikasikan dalam window untuk mengaktifkan transition

tersebut.

assert Assertion menyatakan bahwa urutan pesan dalam operasi

hanyalah lanjutan yang sifatnya valid.

loop Loop digunakan untuk mengindikasikan sebuah operasi yang

dijalankan secara berulang selama kondisi tertentu.

ref Ref merupakan kependekan dari refer yang menyatakan

bahwa frame mereferensikan operation yang terdapat

didalamnya pada sebuah sequence diagram tertentu.

Page 43: 10. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00125 AKSI Bab 2.pdfinformation in a organization.” Pengertian tersebut diterjemahkan menjadi, sistem

52 

 

 

 

2.10.8.7. Component Diagram

Component adalah sekumpulan dari bagian program yang mewakili

keseluruhan dan memilki tanggung jawab yang dirumuskan dengan baik.

Component architecture adalah sebuah struktur sistem yang disusun dari

komponen yang saling berhubungan.

2.10.8.8. Deployment Diagram

Deployment diagram berisi komponen system program, external device,

dan hubungan structural timbal baliknya. Deployment diagram menguraikan

sebuah konfigurasi sistem dalam bentuk processor dan object yang dihubungkan

ke processor. Processor adalah sebuah unit yang dapat menunjukkan proses.

Ketika membicarakan tentang sebuah konfigurasi konkrit, processor

digambarkan sebagai object. External device adalah stereotype khusus dari

sebuah processor. Program component adalah sebuah komponen yang

berhubungan yang menawarkan fasilitas yang pasti ke komponen lain dan

dilukiskan oleh sebuah interface yang dibuat dari class dan operation yang

diimplementasikan. Processor dapat mengandung program component.

Processor dan program component adalah object-nya sendiri dan dapat

mengandung object lain. Oleh karena itu, digunakan notasi untuk object dalam

deployment diagram.