10 05 25, Paparan Lampiran Pmk Juksun Rkakl 2011
Transcript of 10 05 25, Paparan Lampiran Pmk Juksun Rkakl 2011
Direktorat Sistem Penganggaran
Direktorat Jenderal AnggaranJakarta, Mei 2010
Lampiran IPMK tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL Tahun Anggaran
2011Nomor : ....../PMK.02/2011
Tanggal : ..... Mei 2010
Pokok-pokok Pengaturan :
1. Pendahuluan;
2. Pendekatan Penganggaran;
3. Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja dalam RKA-KL 2011;
4. Penerapan KPJM dalam RKA-KL 2011.
1. Pendahuluan : Latar Belakang
a. SEB antara Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dengan Menteri Keuangan tanggal 19 Juni 2009 No.0142/MPN/06/2009 dan No. SE-1848/MK/2009 perihal Pedoman Reformasi Perencanaan dan Pembangunan Hasil restrukturisasi program dan kegiatan digunakan dalam penyusunan RPJMN 2010-2014 dan Renstra K/L tahun 2010-2014 serta mulai diimple-mentasikan dalam penyusunan RKP, Renja K/L, RKA-KL, dan DIPA tahun 2011.
b. Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD mengubah hubungan kelembagaan antara Pemerintah dan DPR berkaitan dengan penetapan APBN, termasuk didalamnya jadwal pembahasan APBN.
Pendahuluan : Langkah Perubahan
1. Alokasi anggaran K/L ditetapkan berdasarkan Program sesuai hasil restrukturisasi.
2. Kegiatan 0001 (Gaji dan Tunjangan) dan Kegiatan 0002 (Operasional Perkantoran) yang selama ini berdiri sebagai sebuah Kegiatan, mulai TA 2011 statusnya berubah menjadi Komponen Input dari sebuah Output Kegiatan.
3. Struktur pengalokasian anggaran dirinci menurut Program, Kegiatan dan Output.
4. Dalam rangka penerapan KPJM, penghitungan Prakiraan Maju untuk sebuah Kegiatan dilakukan pada tingkat (level) Output.
5. Penyusunan RKA-KL dan DIPA TA 2011 dilakukan melalui sistem aplikasi yang terintegrasi.
6. Hasil perhitungan anggaran yang dibutuhkan untuk menghasil-kan sebuah Output dapat ditetapkan menjadi Standar Biaya Keluaran (SBK) pada tahun berikutnya.
2. Pendekatan Penganggaran :
a. Penganggaran Terpadu (unified budget) : pendekatan penganggaran yang dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan K/L untuk menghasilkan dokumen RKA-KL sesuai dengan dengan klasifikasi anggaran menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja.
b. Penganggaran Berbasis Kinerja (performance based budgeting) : pendekatan penganggaran yang dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut.
c. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (medium term expenditure framework) : pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan yang menimbulkan implikasi anggaran dalam jangka waktu lebih dari satu tahun anggaran.
a. Penganggaran Terpadu
1. Pengintegrasian seluruh proses perencanaan dan penganggaran dimaksudkan agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan dana untuk K/L baik yang bersifat investasi maupun untuk keperluan biaya operasional.
2. Dapat mewujudkan Satker sebagai satu-satunya entitas akuntansi yang bertanggung jawab terhadap aset dan kewajiban yang dimilikinya, serta adanya akun yang standar (dahulu dikenal sebagai MAK) untuk satu jenis belanja.
3. Penyusunan RKA-KL untuk tahun 2011 menggunakan hasil restrukturisasi program dan kegiatan serta penataan bagian anggaran dan satker sebagai pengelola anggaran dalam kaitannya dengan klasifikasi anggaran menurut organisasi.
b. Penganggaran Berbasis Kinerja
1. Penerapan PBK pada dasarnya mengubah pola pengalokasian anggaran dari semula berbasis input menjadi berbasis output sehingga fokus pengukuran kinerja thd Program/Kegiatan juga akan bergeser dari semula didasarkan atas besarnya jumlah alokasi sumber daya menjadi hasil yang dicapai dari penggunaan sumber daya.
2. Dalam pengalokasian anggaran untuk sebuah output kegiatan harus tergambar secara jelas asumsi yang digunakan baik kuantitas dan kualitas komponen input yang digunakan serta relevansi masing-masing komponen input sebagai tahapan dalam rangka pencapaian output kegiatan.
3. Untuk mengetahui tingkat capaian kinerja sebuah Program atau Kegiatan, maka perlu dilakukan evaluasi kinerja dengan mengacu pada indikator kinerja yang telah ditetapkan. Indikator kinerja dapat berupa indikator input, indikator output atau indikator outcome.
c. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah
1. Secara umum penyusunan KPJM yang komprehensif memer-lukan suatu tahapan proses penyusunan perencanaan jangka menengah meliputi: penyusunan kerangka asumsi makro, penetapan target-target fiskal, total resource envelopes, pendistribusian total pagu belanja masing-masing K/L, dan penjabaran pengeluaran K/L ke masing-masing Progran dan Kegiatan.
2. Dalam penghitungan prakiraan maju, proses estimasi seringkali dipisah antara kebijakan yang sedang berjalan (on going policies) dan prakiraan atas biaya dari kebijakan baru (new policies).
3. Dalam rangka penerapan KPJM, maka K/L harus memper-hatikan kebutuhan anggaran untuk setiap output yang dihasilkan serta tetap menjaga keselarasan dengan target dalam RPJMN dan Renstra K/L dan budget constraint untuk setiap tahun.
3. Penerapan PBK dalam RKA-KL 2011 :
a. Keterkaitan antara Kinerja dan Alokasi Anggaran;
b. Struktur Anggaran;
c. Rumusan Output Kegiatan;
d. Program yang Digunakan dalam Penyusunan RKA-KL;
e. Kegiatan yang Digunakan dalam Penyusunan RKA-KL.
a. Keterkaitan Kinerja dan Alokasi Anggaran
PRIORITAS
FOKUS PRIORITAS
KEGIATAN PRIORITAS
DEP/LEMBAGA
ESELON I
ESELON II/SATKER
KEGIATAN TUPOKSI
KEGIATAN PRIORITAS
LEVEL NASIONAL
Target Kinerja
Total Rp
Target Kinerja
Total Rp
Program
Outcome
Indikator Kinerja
Total Rp
• Fungsi dan Sub Fungsi;
• Prioritas atau Non Prioritas.
Indikator Kinerja Nasional
Indikator Kinerja Nasional
b. Struktur Anggaran
P R OG R AM OUT C OME
K E G IAT AN OUT P UTOUT P UTOUT P UT
K E G IAT AN OUT P UTOUT P UTOUT P UT
STRUKTUR ANGGARAN
K OMP ONE N
S UB K OMP O NE N
DE T IL B E L ANJ A
DE T IL B E L ANJ A
DE T ILB E L ANJ A
K OMP ONE NK OMP ONE N
S UB K OMP O NE NS UB
K OMP O NE N
S UB O UT P UT
c. Rumusan Output Kegiatan
Kriteria Output :1.Output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari pelaksanaan sebuah kegiatan untuk mendukung pencapaian outcome program dan/atau outcome fokus prioritas;2.Mencerminkan sasaran kinerja Eselon II/Satker sesuai Tugas-fungsi atau penugasan prioritas pembangunan nasional;3.Merupakan produk utama/akhir yang dihasilkan oleh Eselon II/Satker penanggung jawab kegiatan;4.Bersifat spesifik dan terukur;5.Untuk Kegiatan Fungsional sebagian besar output yang dihasilkan berupa regulasi sesuai tugas-fungsi Es. II/Satker;6.Untuk Kegiatan penugasan (Prioritas Nasional) menghasilkan output yang mempunyai dampak secara nasional;7.Setiap Kegiatan bisa menghasilkan output lebih dari satu jenis;8.Setiap Output didukung oleh komponen input dalam implementasinya;9.Revisi rumusan output dimungkinkan pada penyusunan RKA-KL dengan mengacu pada Pagu Sementara/Pagu Definitif.
Kategori Output Kegiatan
OUTPUT KEGIATAN
Output Manajeme
n
merupakan output kegiatan yang bertujuan untuk mendukung
kelancaran birokrasi secara umum baik pada Unit Eselon II yang
melaksanakan fungsi kesekretariatan atau Satker
Output Teknis
merupakan output kegiatan yang dihasilkan oleh kegiatan dalam
rangka pelaksanaan fungsi teknis suatu Unit Eselon II/Satker (core bussiness) dan/atau penugasan prioritas pembangunan nasional
d. Program yg Digunakan dalam Penyusunan RKA-KL
PROGRAM sesuai hasil
Restrukturisasi
Program Teknis
Program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok
sasaran/masyarakat (eksternal)
Program Generik
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program Penelitian dan Pengembangan
Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
Program yang mendukung pelayanan aparatur dan/atau
administrasi pemerintah (internal) dan memiliki karakteristik sejenis pada
setiap K/L
e. Kegiatan yg Digunakan dalam Penyusunan RKA-KL
KEGIATAN sesuai hasil
Restrukturisasi
Kegiatan Generik
Kegiatan yg digunakan oleh bbrp esl II yg memiliki
karakteristik sejenis
Output spesifik dlm
rangka pencapaian
sasaran nasional
Output spesifik dlm
rangka pencapaian kinerja K/L
Output spesifik
namun bukan kategori prioritas
Kegiatan Teknis
Kegiatan Teknis Non
Prioritas
Kegiatan Prioritas K/L
Kegiatan Prioritas Nasional
4. Penerapan KPJM dalam RKA-KL 2011 :
a. Penerapan KPJM pada Tingkat Nasional;
b. Penerapan KPJM pada Tingkat K/L;
c. Rumus Umum Indeksasi.
1) Review thd Kebijakan Kegiatan Prioritas;
2) Tata Cara Penghitungan Prakiraan Maju.
1) Review thd Kebijakan Program/Kegiatan ;
2) Tata Cara Penghitungan Prakiraan Maju.
1) Parameter Tetap;
2) Parameter Berubah.
1) Review thd Kebijakan Kegiatan Prioritas
Kegiatan Prioritas
Berlanjut atau
berhenti
Output Berlanjut
atau berhenti
Target tertentu dan
bersifat terbatas
Demand driven
Komponen input
kebijakan
Komponen input
pendukung kebijakan
Harga tetap atau
disesuaikan
1 2
Cek OutputCek
Komponen Input
3
45
6
Hitung Baseline
2) Tata Cara Penghitungan Prakiraan Maju
PRAKIRAAN MAJU
AWAL (Baseline)
PENYESUAIAN Baseline
Perubahan Kebijakan dan Perubahan Harga
Perubahan Kebijakan
1) Review thd Kebijakan Program/Kegiatan
Program/ Kegiatan
Berlanjut atau
berhenti
Output Berlanjut
atau berhenti
Target tertentu dan
bersifat terbatas
Demand driven
Komponen input
Langsung
Komponen input Tidak Langsung
Harga tetap atau
disesuaikan
1 2
Cek OutputCek
Komponen Input
3
45
6
Hitung Baseline
2) Tata Cara Penghitungan Prakiraan Maju
PRAKIRAAN MAJU
AWAL (Baseline)
PENYESUAIAN Baseline
Perubahan Target Layanan dan Harga Layanan
Perubahan Target Layanan
PENYESUAIAN Baseline
Perubahan Target Layanan dan Harga Layanan
Perubahan Target Layanan
c. Rumus Umum Indeksasi
INDEKSASI
Harga TETAP
Harga BERUBAH
Indeks Prakiraan Maju 1 = 1+ (1x10%)1 = 1.10
Indeks Prakiraan Maju 2 = 1+ (1x10%)2 = 1.21
Indeks Prakiraan Maju 3 = 1+ (1x10%)3 = 1.33
= 1 + (1 x N%)n
N= nilai asumsi yg digunakann = thn prakiraan maju yg dihitung
= 1 + (1 x Nbaru)/1 + (1 x Nlama) n
Nbaru = nilai asumsi baru yg digunakanNlama = nilai asumsi lama yg digunakann = thn prakiraan maju yg dihitung
Indeks Prakiraan Maju 1
= 1 + (1 x Nbaru)/1 + (1 x Nlama) n
= 1 + (1 x 8%)/1 + (1 x 10%) 1
= 1,08)/1,101
= 0.98Indeks Prakiraan Maju 2
= 1 + (1 x Nbaru)/1 + (1 x Nlama) n
= 1 + (1 x 8%)/1 + (1 x 10%) 2
= 1,08)/1,102
= 0.96Indeks Prakiraan Maju 3
= 1 + (1 x Nbaru)/1 + (1 x Nlama) n
= 1 + (1 x 8%)/1 + (1 x 10%) 3
= 1,08)/1,103
= 0.95
Direktorat Sistem Penganggaran
Direktorat Jenderal AnggaranJakarta, Mei 2010
BersambungBersambung
ke Lampiran ke Lampiran II...II...
Direktorat Sistem Penganggaran
Direktorat Jenderal AnggaranJakarta, Mei 2010
Lampiran IIPMK tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL Tahun Anggaran
2011Nomor : ....../PMK.02/2011
Tanggal : ..... Mei 2010
Pokok-pokok Pengaturan :
1. Pedoman Umum dari Perspektif Klasifikasi Anggaran;
2. Ketentuan-ketentuan Khusus dalam Pengalokasian Anggaran Kegiatan.
1. Perspektif Klasifikasi Anggaran :
a. Klasifikasi Menurut Organisasi : merupakan pengelom-pokan alokasi anggaran belanja sesuai dengan struktur organisasi Kementerian Negara/Lembaga (K/L). Yang dimaksud organisasi adalah K/L yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan UUD 1945 dan/atau peraturan perundangan yang berlaku.
b. Klasifikasi Menurut Fungsi : merupakan pengelompokan alokasi anggaran belanja menurut fungsi dan sub fungsi yang mencerminkan tugas-tugas pemerintahan.
c. Klasifikasi Menurut Ekonomi : merupakan pengelom-pokan alokasi anggaran belanja menurut jenis belanja sesuai dengan karakteristik transaksi dan peruntukannya.
a. Klasifikasi Menurut Organisasi
Kriteria pembentukan Bagian Anggaran (BA) :
1. Pada prinsipnya sebuah BA diberikan kepada organisasi atau lembaga negara yang dibentuk untuk melaksanakan salah satu fungsi pemerintahan atau melaksanakan tugas khusus dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden;
2. Dasar hukum pembentukannya (berupa UU, PP, Perpres) yang menyatakan bahwa pimpinan organisasi atau lembaga berkenaan ditetapkan sebagai Pengguna Anggaran;
3. Pengguna Anggaran merupakan pejabat setingkat Menteri/ Pimpinan Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK);
4. Unit kesekretariatan yang dibentuk untuk membantu pelaksanaan tugas-tugas lembaga dimaksud setingkat eselon I dan memiliki entitas yang lengkap (unit perencanaan, pelaksana, pengawasan, pelaporan dan akuntansi) serta telah ada penetapan dari Kantor MENPAN;
5. Struktur organisasi yang telah ditetapkan sudah ada pejabat yang definitif;
6. Sumber dana untuk membiayai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya seluruhnya/sebagian berasal dari APBN;
7. Usulan sebagai BA mendapat persetujuan dari K/L induknya termasuk pengalihan anggaran yang dialokasikan dari K/L yang bersangkutan.
Kriteria pembentukan Satker sebagai KPA :
1.Memiliki unit-unit yang lengkap sebagai suatu entitas (unit perencanaan, pelaksana, pengawasan, pelaporan dan akuntansi) merupakan syarat wajib;
2.Lokasi satker yang bersangkutan berada pada propinsi/ kabupaten/kota yang berbeda dengan kantor pusatnya;
3.Karakteristik tugas/kegiatan yang ditangani bersifat kompleks/spesifik dan berbeda dengan kantor pusatnya;
4.Volume kegiatan dan anggaran yang dikelola relatif besar.
5.Adanya penugasan secara khusus dari Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran Eselon I satker yang bersangkutan.
b. Klasifikasi Menurut Fungsi
1. Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. Klasifikasi fungsi yang digunakan dalam APBN terdiri dari 11 (sebelas) fungsi.
2. Sub fungsi merupakan penjabaran lebih lanjut dari fungsi dan terinci ke dalam 79 (tujuh puluh sembilan) sub fungsi.
3. Penggunaan fungsi dan sub fungsi bagi sebuah K/L disesuaikan dengan karakteristik tugas dan fungsi masing-masing K/L.
4. Mulai tahun 2011, penghitungan alokasi anggaran untuk sebuah Fungsi atau Sub Fungsi dikaitkan dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing K/L, sehingga suatu program yang terdiri dari beberapa Kegiatan dapat menggunakan lebih dari satu fungsi.
c. Klasifikasi Menurut Ekonomi (Jenis Belanja)
1. Klasifikasi menurut jenis belanja digunakan dalam dokumen penganggaran baik dalam proses penyusunan anggaran, pelaksanan anggaran, dan pertangungjawaban/pelaporan anggaran. Dalam rangka penyusunan anggaran, tujuan penggunaan jenis belanja dimaksudkan untuk mengetahui pendistribusian alokasi anggaran kedalam jenis–jenis belanja postur APBN.
2. Dalam penyusunan RKA-KL, penggunaan jenis belanja mengacu pada PMK tentang Bagan Akun Standar (BAS) termasuk tambahan dan penyempurnaannya serta penjelasan teknis sesuai dengan Buletin Teknis yang dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP).
3. Jenis-jenis belanja yang digunakan dalam penyusunan RKA-KL terdiri dari : belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja bantuan sosial, bunga utang, subsidi, belanja hibah, dan belanja lain-lain.
2. Pengalokasian Anggaran Kegiatan :
a. Penghitungan Alokasi Belanja Pegawai pada Satker;b. Penyusunan KK RKA-KL pada Satker Perwakilan R.I. di
Luar Negeri;c. Pengalokasian Anggaran dengan Sumber Dana PHLN; d. Pengalokasian Anggaran dengan Sumber Dana
PHDN;e. Pengalokasian Anggaran dengan Sumber Dana PNBP;f. Penyusunan RKA-KL pada Satker BLU;g. Anggaran Responsif Gender;h. Kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;i. Pemanfaatan Hasil Monitoring dan Evaluasi dalam
Pengalokasian Anggaran.
a. Penghitungan Alokasi Belanja Pegawai pada Satker
1. Dalam rangka menjamin kebutuhan pembayaran gaji dan tunjangan pegawai yang lebih realistis, maka penghitungan alokasi gaji dan tunjangan pegawai dilakukan dengan berbasis data (based on data) dan menggunakan aplikasi Belanja Pegawai pada Output Kegiatan Pelayanan Perkantoran. Perhitungan gaji dan tunjangan didasarkan atas hitungan dalam aplikasi Belanja Pegawai pada masing-masing Kantor/Satuan Kerja.
2. Masing-masing Satker berkewajiban mengisi data-data pegawai yang ada seperti nama, tanggal lahir, gaji pokok, dan tunjangan. Selanjutnya aplikasi akan menghitung secara otomatis berapa alokasi belanja pegawai dan tunjangan dari Satker tersebut.
3. Dalam hal terdapat sisa lebih dibandingkan dengan pagu anggaran yang dialokasikan untuk sebuah Satker, maka kelebihan tersebut dialihkan/dikelompokkan dalam Akun Belanja Pegawai Transito (akun 512412).
4. Khusus untuk pengalokasain Gaji Dokter PTT dan Bidan PTT agar berpedoman pada : SE DJA tanggal 5 Januari 2001 No.SE-07/A/2001 perihal Pelaksanaan Pembayaran Penghasilan Dokter dan Bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) selama masa bakti dan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Kesehatan dan Menteri Keuangan No.1537/Menkes-Kessos/SKB/X/2000 dan No.410/KMK.03/2000 tanggal 11 Oktober 2000 tentang Pelaksanaan Penggajian Dokter dan Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap Selama Masa Bakti.
5. Akun belanja yang termasuk dalam Belanja Pegawai :a. Honorarium;b. Uang lembur;c. Vakasi;d. Belanja pegawai lain-lain;e. Uang lauk pauk TNI/POLRI;f. Uang makan PNS.
b. Penyusunan KK RKA-KL pada Satker Luar Negeri
1. Penetapan Kurs Valuta Asing US Dollar (USD) dan nilai tukar mengikuti asumsi dalam APBN;
2. Pengalokasian untuk belanja pegawai termasuk gaji untuk local staff, home staff, tunjangan keluarga dan tunjangan lain-lain.
3. Pengalokasian untuk belanja barang meliputi sewa gedung, biaya representasi, perjalanan dinas termasuk Atase Teknis dan Atase Pertahanan.
4. Hal-hal lainnya yang tidak diatur secara khusus, pengalo-kasian anggaran mengikuti ketentuan yang berlaku secara umum dalam Penyusunan RKA-KL Tahun 2011.
c. Pengalokasian Anggaran PHLN
Pengalokasian anggaran kegiatan yang dananya bersumber dari PHLN secara
umum mengacu pada PP No. 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan dan/atau Penerimaan Hibah serta
Penerusan Pinjaman Dan/Atau Hibah Luar Negeri. Sedangkan secara khusus
pengalokasiannya mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam
Naskah Perjanjian Pinjaman Hibah Luar Negeri (NPPHLN) masing-masing.
d. Pengalokasian Anggaran PHDN
Dalam rangka pengalokasian kegiatan-kegiatan yang dananya bersumber dari pinjaman/hibah dalam negeri, maka tata cara
penuangan dalam RKA-KL mengikuti ketentuan dalam
peraturan perundangan yang berlaku tentang
pinjaman/hibah dalam negeri (PHDN).
e. Pengalokasian Anggaran PNBP
1. Nomenklatur Kegiatan yang digunakan mengacu pada tabel referensi Kegiatan dalam Aplikasi RKA-KL;
2. Honor pengelola kegiatan PNBP (honor atasan langsung bendahara, bendahara dan anggota sekretariat) menggunakan akun untuk honor yang terkait dengan operasional satker (akun 521115), sedangkan honor kegiatan non operasional yang bersumber dari PNBP menggunakan akun untuk honor yang terkait dengan output kegiatan (akun 521213).
3. Penuangan kegiatan dan besaran anggarannya dalam RKA-KL mengacu pada:a. PP tentang jenis dan tarif PNBP masing-masing K/L;b. Keputusan Menteri Keuangan/Surat Menteri Keuangan tentang
Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana yang berasal dari PNBP; dan
c. Pagu penggunaan PNBP.
4. Penggunaan dana yang bersumber dari PNBP difokuskan untuk kegiatan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
f. Penyusunan RKA-KL Satker BLU
Penyusunan RKA-KL untuk kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh satker
BLU, mengacu pada PMK No. 44/PMK.05/ 2009 tentang Rencana
Bisnis dan Anggaran (RBA) serta Pelaksanaan Anggaran BLU.
g. Anggaran Responsif Gender
1. Pengarusutamaan gender dalam konteks pembangunan nasional mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, dan implementasi pengarusutamaan gender (PUG) dalam penyusunan RKA-KL dikenal dengan Anggaran Responsif Gender (ARG).
2. Penerapan ARG merupakan strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional.
3. Melalui penerapan ARG diharapkan dpt mengakomodasi :
a. Keadilan bagi perempuan dan laki-laki (dengan mempertim-bangkan peran dan hubungan gendernya) dalam memperoleh akses, manfaat (dari program pembangunan), berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan mempunyai kontrol terhadap sumber-sumber daya;
b. Kesetaraan bagi perempuan dan laki-laki terhadap kesempatan/ peluang dalam memilih dan menikmati hasil pembangunan.
h. Kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Pengalokasian anggaran dalam RKA-KL untuk kegiatan-kegiatan K/L yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) melalui mekanisme DK dan TP, pada PMK No.156/PMK.07/2008 tentang
Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas
Pembantuan.
i. Penggunaan Hasil Monev
1. Sebagaimana diamanatkan dalam PP 21/2004 bahwa Menteri Keuangan cq. Ditjen Anggaran memiliki tugas untuk menyusun pedoman yang mendukung pemanfaatan sumber daya secara efisien.
2. Selanjutnya setiap K/L mempunyai kewajiban untuk melaku-kan monitoring dan evaluasi atas kinerja yang telah dicapai. Monitoring dilakukan melalui penelitian dan kajian atas pelaksanaan suatu program/kegiatan pada tahun berkenaan dan/atau hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh K/L atas pelaksanaan program/kegiatan pada tahun sebelumnya.
3. Hasil monitoring dan evaluasi tersebut akan digunakan sebagai alat untuk perbaikan perencanaan tahun yang direncanakan.
4. Hal ini juga sejalan dengan rencana penerapan Reward and Punishment System dalam pengalokasian anggaran yang akan mulai diterapkan pada tahun anggaran 2012.
Direktorat Sistem Penganggaran
Direktorat Jenderal AnggaranJakarta, Mei 2010
BersambungBersambung
ke Lampiran ke Lampiran III...III...
Direktorat Sistem Penganggaran
Direktorat Jenderal Anggaran
Jakarta, Mei 2010
Lampiran IIIPMK tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL Tahun Anggaran
2011Nomor : ....../PMK.02/2011
Tanggal : ..... Mei 2010
Pokok-pokok Pengaturan :
1. Tata Cara Penyusunan RKA-KL;
2. Tata Cara Penelaahan RKA-KL;
3. Format Baru RKA-KL 2011;
4. Penutup.
a. Mekanisme Penyusunan RKA-KL
Dalam menyusun RKA-KL, Menteri/Pimpinan Lembaga wajib :
1) Mengacu pada Surat Edaran Menteri Keuangan tentang Pagu Sementara tahun 2011;
2) Mengacu pada standar Biaya tahun 2011;
3) Mencantumkan target kinerja;
4) Mencantumkan perhitungan Prakiraan Maju untuk 2 (dua) tahun kedepan;
5) Melampirkan dokumen pendukung terkait;
6) Melampirkan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) untuk satker Badan Layanan Umum (BLU).
Tingkat K/L wajib menuangkan informasi berkaitan dengan :
1) Strategi Pencapaian Sasaran Strategis adalah informasi yang terdapat pada bagian J Formulir 1 RKA-KL. Isinya menguraikan mengenai langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai Sasaran Strategis, sesuai dengan Renstra K/L;
2) Strategi Pencapaian Hasil (Outcome) adalah informasi yang terdapat pada bagian K Formulir 2 RKA-KL. Isinya menguraikan mengenai langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai hasil (outcome) Program, sesuai dengan Renstra unit Eselon I; dan
3) Operasionalisasi Kegiatan adalah informasi yang terdapat pada bagian H Formulir 3 RKA-KL. Isinya menguraikan mengenai mengenai langkah-langkah yang ditempuh untuk mengimplementasikan Program melalui operasionalisasi kegiatan-kegiatan, termasuk di dalamnya berupa jumlah satker dan pegawai yang melaksanakan program/kegiatan.
Tingkat Satker wajib menyusun Kertas Kerja RKA-KL dengan memperhatikan hal-hal sbb :
1)Mengetahui pagu Alokasi Anggaran Satker sebagai kontrol batas tertinggi alokasi anggaran satker pada akhir penyusunan KK RKA-KL.2)Kegiatan yang akan dilaksanakan beserta output kegiatan yang dihasilkan (sesuai karakterisitik satker). Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan terdiri dari kegiatan generik atau teknis; 3)Mendukung pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal melalui penggunaan komponen input/rincian biaya dalam rangka pencapaian output kegiatan dengan memanfaatkan penye-diaan/penyajian makanan dan snak berbasis pangan lokal non beras, non terigu, sayuran dan buah sesuai dengan potensi dan karakteristik wilayah; 4)Komponen input dalam rangka pencapaian output kegiatan yang dibatasi dalam hal Iklan layanan masyarakat.
5) Komponen input dalam rangka pencapaian output kegiatan yang dibatasi dan tidak diperbolehkan dalam RKA-KL 2011 secara substansi masih mengacu sebagaimana dimaksud dalam Keppres No. 42 Tahun 2002 Pasal 13 ayat (1) dan (2) junto Keppres 72 Tahun 2004 pasal 13 ayat (1) dan (2)
6) Pelaksanaan Pencapaian Output Kegiatan berkaitan dengan metode pelaksanaan apakah secara swakelola atau kontraktual.
7) Informasi Pengadaan Barang dan Jasa K/L Melalui Proses Pelelangan pengadaan di atas Rp100juta.
8) Penyusunan KPJM harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:a) Perhitungan KPJM dilakukan berdasarkan indeksasi
pada komponen input;b) Perhitungan prakiraan maju komponen input gaji
tetap dihitung sebesar alokasi pada tahun 2011;
c) Perhitungan prakiraan maju komponen input operasional dan pemeliharaan perkantoran dihitung dengan menerapkan indeksasi inflasi APBN;
d) Perhitungan prakiraan maju output kegiatan teknis fungsional/ kegiatan prioritas nasional dilakukan berdasarkan indeksasi atas komponen-komponen input yang mendukungnya dan diatur sebagai berikut:
1) Prakiraan Maju komponen input utama/kebijakan dapat disesuaikan besarannya berdasarkan keputusan pemerintah;
2) Prakiraan Maju komponen input pendukung disesuaikan dengan indeks inflasi kumulatif.
e) Perhitungan KPJM dilakukan dengan menggunakan template yang dapat diunduh pada aplikasi RKAKL 2011.
b. Penyusunan RKA-KL untuk Kegiatan Spesifik
1. Anggaran Responsif Gender. Dalam rangka penerapan ARG, K/L harus menyiapkan dokumen berupa :
a) Gender Budget Statement (GBS) yang merupakan dokumen yang menginformasikan suatu output kegiatan telah responsif terhadap isu gender yang ada, dan/atau suatu biaya telah dialokasikan pada output kegiatan untuk menangani permasalahan kesenjangan gender. Penyusunan dokumen GBS pada tingkat output telah melalui analisis gender dengan menggunakan alat analisis gender (antara lain Gender analysis Pathway atau GAP).
b) Kerangka Acuan Kerja (TOR) yang menjelaskan output yang dihasilkan secara langsung dapat mengatasi permasalahan gender termasuk dasar hukum kebijakan dan time table pelaksanaannya.
c) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RKA-KL yang responsif gender :
1) Penerapan ARG pada penganggaran tahun 2011 diletakkan pada output. Relevansi komponen input dengan output yang akan dihasilkan harus jelas.
2) Kriteria kegiatan dan output yang menjadi fokus ARG pada 2011 :i. Dalam rangka penugasan prioritas nasional;ii. Dalam rangka pelayanan kepada masyarakat
(service delivery); dan/atauiii. Dalam rangka pelembagaan pengarusutamaan
gender/PUG (termasuk didalamnya capacity building, advokasi gender, kajian, sosialisasi, diseminasi dan/atau pengumpulan data terpilah).
3) ARG merupakan penyusunan anggaran guna menjawab secara adil kebutuhan setiap warga negara, baik laki-laki maupun perempuan (keadilan dan kesetaraan gender).
2. Kegiatan dalam rangka Urusan Bersama (UB). Penyusunan RKA-KL dalam rangka Urusan Bersama mengacu pada PMK No.168/ PMK.07/2009 tentang Pedoman Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah untuk penanggulangan kemiskinan sebagai berikut:a) Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah untuk
penang-gulangan kemiskinan dalam bentuk Dana Urusan Bersama (DUB) dan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) hanya berlaku untuk program PNPM Mandiri Pedesaan dan PNPM Mandiri Perkotaan yang disalurkan berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dalam jenis belanja bantuan sosial;
b) Program/Kegiatan penanggulangan kemiskinan yang akan didanai dari APBN wajib mengacu pada RKP dan dituangkan dalam Renja-KL;
c) Menteri/Pimpinan Lembaga dan Kepala Daerah menanda-tangani naskah perjanjian penyelenggaraan Urusan Bersama Pusat dan Daerah untuk Program Penanggulangan Kemiskinan paling lambat minggu pertama bulan Desember atau setelah ditetapkannya Peraturan Presiden tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat.
c. Proses Penelaahan RKA-KL
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Kriteria Administratif :
1) Legalitas dokumen yang diterima dari K/L.2) Surat pengantar penyampaian RKA-KL.3) Surat tugas sebagai petugas penelaah K/L.4) Kelengkapan, kesesuaian dokumen dan instrumen
pendukung tambahan.5) Penggunaan format baku untuk RKA-KL maupun
dokumen pendukung.6) Kesesuaian kode kewenangan dan lokasi Satker.7) Arsip Data Komputer (ADK).8) Pencatatan pada formulir Catatan Hasil Penelaahan,
setelah dilakukan penelaahan, yang di tandatangani oleh petugas penelaah dari K/L dan DJA.
b. Kriteria Substantif :
1) Kesesuaian RKA-KL dengan klasifikasi fungsi, organisasi dan ekonomi.
2) Kesesuaian pengalokasian anggaran berdasarkan skala prioritas.
3) Komponen-komponen input dari suatu Output/suboutput Kegiatan yang tidak diperbolehkan dan dibatasi.
4) Relevansi komponen-komponen input dengan outputnya. Relevansi ini berkaitan dengan volume dan kualitas output yang dihasilkan.
5) Kesesuian TOR dan RAB dengan output kegiatan.6) Penerapan Standar Biaya dan Bagan Akun
Standar.
2. Ruang lingkup penelaahan difokuskan pada hal-hal :
a. Meneliti kesesuaian antara output kegiatan dengan indikator kinerjanya.
b. Memperhatikan relevansi setiap komponen input dalam mendukung pencapaian output kegiatan.
c. Memperhatikan kesesuaian besaran biaya komponen input dengan Standar Biaya.
d. Menilai keberlangsungan output dan komponen input berkaitan dengan perhitungan biaya prakiraan maju.
3. Langkah-langkah Penelaahan :
a. Pejabat dan petugas penelaah DJA melakukan penelaahan RKA-KL dengan petugas penelaah dari Biro/Bagian Perencanaan dan/atau petugas penelaah lain yang berwenang pada K/L terkait.
b. Memeriksa legalitas RKA-KL dan hasil kesepakatan dengan DPR.
c. Meneliti kesesuaian RKA-KL dengan besaran alokasi Pagu Sementara.
d. Meneliti TOR/RAB.e. Kertas Kerja RKA-KL (KK RKA-KL) meliputi:
a. Memeriksa legalitas KK RKA-KL.b. Meneliti kesesuaian output dalam KK RKA-KL dengan
TOR/ RAB.c. Meneliti relevansi penggunaan komponen input dengan
outputnya. d. Meneliti relevansi Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
dengan Output kegiatan. e. Meneliti penerapan Standar Biaya dalam KK RKA-KL.f. Meneliti kesesuaian rincian biaya dengan akun
sebagaimana tercantum dalam Bagan Akun Standar.g. Meneliti Prakiraan Maju.
f. Hasil penelaahan RKA-KL dan/atau KK RKA-KL dituangkan dalam dokumen Catatan Hasil Penelaahan serta ditandatangani oleh Petugas Penelaah dari K/L dan Kementerian Keuangan c.q. Ditjen Anggaran.
d. Hal-Hal Khusus : Pemblokiran
a. Pemblokiran adalah pencantuman tanda bintang (*) pada seluruh atau sebagian alokasi anggaran dalam SAPSK sebagai akibat pada saat penelaahan belum memenuhi satu atau lebih persyaratan alokasi anggaran.
b. Alasan Pemblokiran :
1) Belum ada NPPHLN atau NPPDN;
2) Belum dilengkapi data pendukung;
3) Belum mendapat persetujuan MENPAN dan RB Satker Baru;
4) Belum ada persetujuan dari DPR terhadap rincian penggunaan dana yang dituangkan dalam RKA-KL.
5) Alokasi anggaran dalam rangka Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang belum didistribusikan ke SKPD.
6) Sisa dana yang belum ditetapkan penggunaannya yang berasal dari hasil penelaahan berdasarkan pagu definitif.
7) Alokasi anggaran yang belum ada dasar hukumnya pada saat penyusunan RKA-KL.
8) Terdapat ketidaksesuaian antara indikator kinerja kegiatan dengan output kegiatan yang dihasilkan, atau kurangnya relevansi antara output dengan suboutput/komponen/ subkomponen. Apabila alasan pemblokiran dikarenakan hal seperti ini maka, petugas penelaah dari Kementerian Keuangan c.q Direktorat Jenderal Anggaran memindahkan alokasi anggaran pada output/suboutput/komponen/ subkomponen yang tidak sesuai tersebut ke ‘Output Cadangan’.
c. Penghapusan blokir/tanda bintang : mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang tata cara revisi anggaran yang berlaku.
3. Format Baru RKA-KL 2011
Formulir 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTERIAN NEGARA/ LEMBAGAA. Kementerian Negara/ Lembaga;B. Visi K/L;C. Misi K/L;D. Sasaran Strategis K/L;E. Fungsi;F. Prioritas Nasional;G. Rincian Sasaran Srategis;H. Alokasi Pagu Fungsi;I. Alokasi Pagu Prioritas Nasional;J. Strategi Pencapaian Sasaran
Strategis;K. Rincian Rencana Pendapatan.
Formulir 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI
A. Kementerian Negara/ Lembaga;B. Unit Organisasi;C. Misi Unit Organisasi;D. Sasaran Strategis K/L;E. Program;F. Hasil (outcome);G. Indikator Kinerja Utama Program;H. Rincian Program;I. Alokasi Pagu Fungsi;J. Alokasi Pagu Prioritas Nasional;K. Biaya Program;L. Strategi Pencapaian Hasil
(Outcome);M. Rincian Rencana Pendapatan.
Formulir 3 : RINCIAN BIAYA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI
A. Kementerian Negara/ Lembaga;B. Unit Organisasi;C. Misi Unit Organisasi;D. Sasaran Strategis K/L;E. Program;F. Hasil (outcome);G. Indikator Kinerja Utama Program;H. Rincian Biaya Program;I. Operasionalisasi Kegiatan;J. Rincian Rencana Pendapatan.
4. Penutup
1. Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL TA 2011 diharapkan dapat memperlancar pelaksanaan tugas penyusunan RKA-KL Tahun 2011 pada seluruh Kementerian Negara/ Lembaga dan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2011 pada Departemen Keuangan.
2. Dapat menjadi pedoman dalam rangka penerapan PBK dan KPJM pada APBN 2011 secara menyeluruh di setiap K/L.
3. Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL akan dievaluasi setiap tahun untuk mengakomodasi setiap perkembangan dan dinamika dalam penerapannya.
Direktorat Sistem Penganggaran
Direktorat Jenderal AnggaranJakarta, Mei 2010
TERIMA KASIHTERIMA KASIH