1 ZAT WARNA REAKTIF PANAS.docx

5
PENCAPAN DENGAN ZAT WARNA REAKTIF PANAS I. MAKSUD & TUJUAN Maksud Praktikum : Untuk mengetahui proses pencapan pada kain polyester kapas dengan menggunakan zat warna reaktif panas. Tujuan Praktikum : Memberikan warna pada bahan tekstil yang berupa kain poliester kapas dengan menggunakan zat warna reaktif panas sesuai dengan motif yang diinginkan. II. TEORI DASAR PENDAHULUAN Pencapan merupakan proses pelekatan zat warna secara tidak merata dengan menimbulkan corak-corak tertentu. Proses pelekatan zat warna keatas permukaan kain ini dilakukan secara mekanis. Disini digunakan metode menggunakan screen datar yang merupakan gasa yang terpasang pada rangka. Gasa atau screen ini dapat digunakan secara berulang-ulang dengan cara membersihkannya. Proses awalnya agar didapat motif yang akan menempel pada kain, sebelumnya dibuat terlebih dahulu gambar motif tersebut pada kertas gambar untuk kemudian dipindahkan ke kertas transparan hingga mulai dilakukan proses exposing yang akan menghasilkan screen yang terdapat beberapa bagian yang tertutup yang dihasilkan dari gambar yang tidak bermotif, sedangkan bagian motifnya akan memberikan bagian screen yang berlubang hingga pasta cap dapat menembusnya. BAHAN SERAT Bahan serat yang digunakan adalah kapas yang merupakan jenis serat selulosa. Penampang melintang dari serat berbahan kapas memiliki bentuk yang tidak beraturan yaitu seperti ginjal. Bentuk

Transcript of 1 ZAT WARNA REAKTIF PANAS.docx

PENCAPAN DENGAN ZAT WARNA REAKTIF PANAS

MAKSUD & TUJUANMaksud Praktikum:Untuk mengetahui proses pencapan pada kain polyester kapas dengan menggunakan zat warna reaktif panas.Tujuan Praktikum:Memberikan warna pada bahan tekstil yang berupa kain poliester kapas dengan menggunakan zat warna reaktif panas sesuai dengan motif yang diinginkan.

TEORI DASAR PENDAHULUANPencapan merupakan proses pelekatan zat warna secara tidak merata dengan menimbulkan corak-corak tertentu. Proses pelekatan zat warna keatas permukaan kain ini dilakukan secara mekanis. Disini digunakan metode menggunakan screen datar yang merupakan gasa yang terpasang pada rangka. Gasa atau screen ini dapat digunakan secara berulang-ulang dengan cara membersihkannya. Proses awalnya agar didapat motif yang akan menempel pada kain, sebelumnya dibuat terlebih dahulu gambar motif tersebut pada kertas gambar untuk kemudian dipindahkan ke kertas transparan hingga mulai dilakukan proses exposing yang akan menghasilkan screen yang terdapat beberapa bagian yang tertutup yang dihasilkan dari gambar yang tidak bermotif, sedangkan bagian motifnya akan memberikan bagian screen yang berlubang hingga pasta cap dapat menembusnya. BAHAN SERATBahan serat yang digunakan adalah kapas yang merupakan jenis serat selulosa. Penampang melintang dari serat berbahan kapas memiliki bentuk yang tidak beraturan yaitu seperti ginjal. Bentuk penampang melintang seperti itu membuat hasil pewarnaan pada permukaan jadi memiliki daya kilap yang kurang, akan tetapi bentuk seperti itu memberikan daya penutup kain yang lebih besar.

Gambar diatas merupakan strukur dari serat selulosa. Pada serat kapas diatas memiliki gugus hidroksil yang memberikan sifat penyerapannya terhadap air. Meskipun demikian, selulosa yang banyak mengandung gugus hidroksil dapat bersifat tidak larut didalam air. Hal tersebut dimungkinkan karena berat molekul selulosa yang sangat besar, juga karena terjadinya ikatan hidrogen antar molekul selulosa yang mempersulit kelarutan selulosa didalam air.Gugus hidroksil tersebut selain dapat menarik gugus hidroksil dari molekul lainnya, juga dapat menarik gugus hidroksil air. Hal tersebut membuat serat yang mengandung banyak gugus hidroksil akan mudah menyerap air sehingga serat tersebut memiliki moisture regain yang tinggi. Dengan kemudahan molekul air terserap kedalam serat, menyebabkan serat mudah menyerap zat warna yang berbentuk pasta atau larutan. ZAT WARNAZat warna reaktif adalah zat warna yang dapat bereaksi dengan serat selulosa secara kovalen. Oleh karenanya mempunyai ketahanan luntur yang sangat baik. Zat warna ini terdiri dari dua jenis yaitu reaktif panas dan reaktif dingin. Reaktif dingin mempunyai gugus reaktif yang lebih banyak sehingga tidak (kurang) memerlukan suhu tinggi (jenis triklorotriazin) sedang reaktif panas memerlukan suhu tinggi dalam penggunaannya. Keunggulan zat warna reaktif dalam pemakaiannya adalah warna yang dihasilkannya sangat cerah dan mudah sekali penggunaannya PENCAPAN ZAT WARNA REAKTIFFaktor penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan zat warna rekatif adalah kestabilan pasta capnya dan kemungkinan terjadinya penodaan warna dasar saat pencucian. Oleh karena zat warna reaktif bersifat reaktif terhadap beberapa jenis senyawa, maka dalam pencapan harus dipakai pengental yang tidak mengadakan reaksi dengan zat warna tersebut. Bahan pengental yang memenuhi syarat adalah senyawa natrium alginat yakni pengental yang dibuat dari agar-agar rumput laut dan dalam perdagangan dikenal dengan nama manutex. Pengental sintetik dari jenis asam poliakrilat dapat digunakan sebagai pengganti natrium alginat serta dapat memberikan hasil pewarnaan yang lebih memuaskan dan lebih mudah dihilangkan. Pengental emulsi penuh dan setengah emulsi juga dapat digunakan. Pemilihan jenis alkali berdasarkan pada kereaktifan zat warna yang digunakan serta kestabilan pasta capnya adalah natrium bikarbonat selain harganya murah juga memberikan kestabilan pasta cap yang tinggi. Penambahan alkali pada pasta cap sebaiknya dilakukan pada saat pasta cap digunakan untuk menghindari hidrolisa zat warna. Jika digunakan zat warna reaktif yang mempunyai kestabilan yang cukup tinggi dapat digunakan natrium karbonat atau soda kostik karena akan memberikan hasil pewarnaan yang lebih tinggi. Untuk menjaga kestabilan zat warna ke dalam pasta cap dapat ditambahkan zat anti reduksi dan sebagai zat higroskopis dapat juga digunakan urea. Urutan proses pencapan dengan zat warna reaktif dapat digambarkan dengan berbagai macam cara fiksasi. Proses fiksasi sangat penting karena terjadi ikatan kovalen antara serat selulosa dengan zat warna reaktif. Waktu proses fiksasi yang terlalu lama dari ketentuan akan menyebabkan turunnya hasil pewarnaan yang disebabkan ketidakstabilan ikatan kovalen serat dengan zat warna di bawah kondisi alkali. Oleh karena itu kondisi fiksasi yang tepat sangatlah penting baik ditinjau dari segi ekonomis juga hasil pewarnaan yang tinggi, penentuan kondisi fiksasi tersebut bergantung pada tingkat kereaktifan zat warna. Selama proses fiksasi berlangsung selain terjadi ikatan kovalen juga terjadi hidrolisa zat warna oleh air, sehingga tidak ada lagi zat warna tersisa dalam bentuk reaktif. Zat warna yang terhidrolisa tersebut harus dihilangkan secara sempurna dari kain pada proses pencucian.

FIKSASI PENCAPAN ZAT WARNA REAKTIF Fiksasi dapat dilakukan dengan beberapa metoda fiksasi, seperti metoda peranginangin, metoda pengukusan (steaming), udara panas (Thermofiksasi), dan pengerjaan dalam larutan kimia (Wet Development ). Dengan cara penguapan / pengukusan Fiksasi dengan pengukusan /penguapan untuk zat warna reaktif efektif dilakukan dengan uap jenuh (saturated steam) pada 100- 1030C selama 3 10 menit. Waktu penguapan bergantung pada tingkat kereaktifan zat warna, fiksasi dapat dpercepat dengan suhu lebih tinggi 130 1600C selama 1 5 menit.

Pencapan dua tahap Pada proses pencapan dua tahap, pasta cap yang digunakan adalah netral, tidak mengandung alkali dan pemberian alkali dilakukan dengan proses tambahan dengan cara : - Benam peras pengukusan (pad-steam) - Fiksasi basah (wet- fixation) - Pengerjaan awal alkali (alkali pretreAtment) - Benam peras bacam (Padd batch)

1. Benam peras pengukusan (Padd steam) Setelah kain dicap dengan pasta netral dan keringkan kemudian dilakukan proses pengerjaan dalam larutan alkali. Pemasukan dalam larutan alkali dapat menggunakan nip padder setelah pengerjaan larutan alkali kemudian diangin-anginkan sebentar. Dilanjutkan dengan pengukusan pada suhu 120 1300C selama 30 60 detik. Pencucian harus segera dilakukan untuk menghilangkan sisa zat warna yang tidak terfiksasi. Pengerjaan di dalam larutan alkali selama 10 20 detik pada suhu 95 1030C, dan proses tersebut tidak cocok untuk kain rayon viskosa. 2. Benam peras bacam (Padd batch) Untuk mengurangi viskositas kain digulung pada rol batching dan dibungkus plastik untuk mencegah pengeringan oleh udara. Proses bacam dilakukan selama 6 24 jam. Setelah kering kemudian dicapkan pada motif tersebut yaitu pasta yang mengandung Na Silikat dan NaOH untuk fiksasinya. Setelah dibiarkan dengan waktu yang tertentu kemudian bahan dicuci, disabun dan dievaluasi. Hal ini dilakukkan untuk metode batching atau blok Na silikat.

http://bill-al.blogspot.com/2014/07/pencapan-pada-bahan-selulosa.html ,ditulis selasa, 01 Juli 2014http://borosh.blogspot.com/2014/02/zat-warna-reaktif-smk-tekstil-texmaco.html , ditulis senin , 10 februari 2014