1. Teori t.b Pelabuhan (Autosaved)

15
TEORI PENDAHULUAN PERENCANAAN PELABUHAN Secara teknis Pelabuhan adalah salah satu bagian dari ilmu bangunan maritim/kepulauan dimana peranan pelayaran ialah sangat penting bagi kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan, pertahanan/keamanan dan sebagainya. Dari kegiatan yang dilakukan dimungkinkan kapal-kapal berlabuh atau bersandar yang meliputi angkutan penumpang, bongkar muat barang, dan lain sebagainya. Ditinjau dari sub angkutan (transport), maka Pelabuhan adalah salah satu simpul dari mata rantai kelancaran angkutan muatan laut dan darat. Jadi secara umum Pelabuhan adalah suatu daerah perairan yang terlindung terhadap badai/ombak/arus. Sehingga kapal dapat berputar (Turning Basin), bersandar/membuang sauh, demikian rupa hingga bongkar muat atas barang dan perpindahan penumpang dapat dilaksanakan, guna mendukung fungsi-fungsi tersebut dibangun dermaga (Piers or Wharves), jalan, gudang, fasilitas penerangan, telekomunikasi dan sebagainya, sehingga fungsi perpindahan muatan dari kapal/ke kapal yang bersandar dipelabuhan menuju tujuan selanjutnya dapat dilakukan. Pelabuhan dapat dibangun disuatu teluk, daerah terlindung, di muara dan di sungai. Dari sudut teknis, maka dikenal beberapa macam pelabuhan, yaitu : a). Pelabuhan Alam (Natural and protected Harbour), adalah suatu daerah yang menjurus 1

Transcript of 1. Teori t.b Pelabuhan (Autosaved)

Page 1: 1. Teori t.b Pelabuhan (Autosaved)

TEORI PENDAHULUANPERENCANAAN PELABUHAN

Secara teknis Pelabuhan adalah salah satu bagian dari ilmu bangunan

maritim/kepulauan dimana peranan pelayaran ialah sangat penting bagi kehidupan sosial,

ekonomi, pemerintahan, pertahanan/keamanan dan sebagainya. Dari kegiatan yang dilakukan

dimungkinkan kapal-kapal berlabuh atau bersandar yang meliputi angkutan penumpang,

bongkar muat barang, dan lain sebagainya.

Ditinjau dari sub angkutan (transport), maka Pelabuhan adalah salah satu simpul dari

mata rantai kelancaran angkutan muatan laut dan darat. Jadi secara umum Pelabuhan adalah

suatu daerah perairan yang terlindung terhadap badai/ombak/arus. Sehingga kapal dapat

berputar (Turning Basin), bersandar/membuang sauh, demikian rupa hingga bongkar muat

atas barang dan perpindahan penumpang dapat dilaksanakan, guna mendukung fungsi-fungsi

tersebut dibangun dermaga (Piers or Wharves), jalan, gudang, fasilitas penerangan,

telekomunikasi dan sebagainya, sehingga fungsi perpindahan muatan dari kapal/ke kapal

yang bersandar dipelabuhan menuju tujuan selanjutnya dapat dilakukan.

Pelabuhan dapat dibangun disuatu teluk, daerah terlindung, di muara dan di sungai.

Dari sudut teknis, maka dikenal beberapa macam pelabuhan, yaitu :

a). Pelabuhan Alam (Natural and protected Harbour), adalah suatu daerah yang menjurus

kedalam (Onlet) terlindung oleh suatu pulau, atau terletak di suatu teluk, sehingga

navigasi dan berlabuhnya kapal-kapal dilaksanakan.

Contoh : Dumai, Cilacap, New York, Mahburg, dsb.

Gambar 1. Pelabuhan Alam

1

Page 2: 1. Teori t.b Pelabuhan (Autosaved)

b). Pelabuhan buatan (Artifical Harbour), adalah suatu daerah perairan yang dibuat manusia

sedemikian rupa, sehingga terlindung terhadap ombak/badai/arus, sehinga memungkinkan

kapal-kapal dapat merapat.

Contoh : Tg. Priuk, Daver, Colombu, dll.

Gambar 2. Pelabuhan Buatan

c). Pelabuhan semi alam (Semi Natural Harbour), adalah merupakan campuran dari kedua

type di atas.

Contoh : Palembang.

Gambar 3. Pelabuhan Semi Alam

2

Page 3: 1. Teori t.b Pelabuhan (Autosaved)

Dari sudut pengusahaan jasa pelabuhan dapat dibagi atas :

1. Pelabuhan yang diusahakan, ialah pelabuhan dalam pembinaan Pemerintah yang sesuai

dengan kondisi, kemampuan dan pengembangan potensinya, diusahakan menurut azas

hukuman perusahaan.

2. Pelabuhan yang tidak diusahakan, ialah pelabuhan dalam pembinaan pemerintah yang

sesuai dengan kondisi kemampuan dan pengembangan potensinya masih menonjol sifat

“Overheid Zong”.

3. Pelabuhan Otonom, ialah pelabuhan yang diserahkan wewenangnya untuk mengatur diri

sendiri.

Ditinjau dari segi penyelenggaraannya :

1. Pelabuhan Umum

Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum,

dimana penyelenggaraannya dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya dapat

dilimpahkan kepada badan usaha milik negara yang didirikan untuk maksud tersebut.

2. Pelabuhan Khusus

Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan

tertentu, dan pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum.

Ditinjau dari jenis fungsinya dalam perdagangan:

1. Pelabuhan laut, ialah pelabuhan yang terbuka untuk jenis perdagangan dalam dan luar

negeri yang menganut undang-undang pelayaran Indonesia.

2. Pelabuhan Pantai, ialah pelabuhan yang terbuka bagi jenis perdagangan dalam negeri.

Ditinjau dari jenis pelayanan kepada kapal dan muatannya:

1. Pelabuhan Utama (Mayor Port), yaitu merupakan pelabuhan yang melayani kapal-kapal

besar dan merupakan pelabuhan pengumpul / pembagi muatan.

2. Pelabuhan Cabang (Feeder Port), merupakan pelabuhan yang melayani kapal-kapal kecil

yang mendukung pelabuhan utama.

3

Page 4: 1. Teori t.b Pelabuhan (Autosaved)

Ditinjau dari segi penggunaannya:

1. Pelabuhan Ikan

Pada umumnya pelabuhan ini tidak memerlukan kedalaman air yang besar karena

kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar.

Gambar 4. Pelabuhan Ikan

2. Pelabuhan Minyak

Pelabuahn minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan yang harus

dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup membuat jembatan

perancah atau tambahan yang dibuat menjorok kelaut untuk mendapatkan kedalaman

air yang cukup besar. Untuk keamanan pelabuahn minyak harus diletakkan agak jauh

dari keperluan umum.

Gambar 5. Pelabuhan Minyak

4

Page 5: 1. Teori t.b Pelabuhan (Autosaved)

3. Pelabuhan Barang

Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi fasilitas untuk bongkar muat

barang. Pelabuhan ini dapat berada dipantai atau estuari dari sungai besar. Daerah

pelabuhan harus cukup tenang sehingga memudahkan untuk bongkar muat barang.

Gambar 6. Pelabuhan Barang

4. Pelabuhan Penumpang

Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang dimana

pelabuhan penumpang yaitu untuk melayani segala kegiatan yang berhubungan

dengan kebutuhan orang yang akan bepergian.

Gambar 7. Pelabuhan Penumpang

5

Page 6: 1. Teori t.b Pelabuhan (Autosaved)

5. Pelabuhan Campuran

Pada umumnya pencampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang dan barang,

sedangkan untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap berpisah.

6. Pelabuhan Militer

Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan

gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar bangunan cukup terpisah.

Untuk merealisir suatu pembangunan pelabuhan, maka minimal ada 7 (tujuh) data -

data pokok yang dibutuhkan yaitu :

1. Asal dan tujuan muatan (orogin and desmution ), dan jenis muatan.

2. Klimotologi, yang meliputi angin, pasang surut, sifat air laut.

3. Topografi, Geologi, dan Struktur tanah.

4. Rencana pembiayaan, ukuran-ukuran keberhasilan, secara ekonomis dilihat dari segi

investasi.

5. Pendayagunaan modal ditinjau dari segi Operasional, terutama penanganan muatan.

6. Kaitan pelabuhan dengan jenis kapal yang menyinggahinya dan sarana/prasarana

angkutan lain yang mendukung kegiatan pelabuhan dengan daerah pendukungnya

secara keseluruhan (komprehensif).

7. Kaitan pelabuhan dengan pelabuhan lain dalam rangka lalu lintas dan sistem jaringan

guna mendukung perdagangan.

Masalah khusus yang biasanya terdapat dalam melaksanakan perancangan

pembangunan pelabuhan adalah:

1. Pembangunan pelabuhan di daerah yang baru (Virgin) atau pengembangan pelabuhan

perluasan.

2. Pelaksanaan pembangunan konstruksi pada kondisi tanah lumpur atau terjal.

3. Pelaksaan pembangunan pelabuhan yang mempunyai kedalaman besar (pelaksanaan

sukar).

4. Pergerakan alur pelayaran untuk kapal-kapal yang dikaitkan kemungkinan terjadinya

endapan didalam kolam atau alur pelabuhan.

5. Pemakaian konstruksi material yang baru.

6

Page 7: 1. Teori t.b Pelabuhan (Autosaved)

Ciri-ciri teknis yang harus diperhatikan agar pelabuhan yang dirancang dapat

memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :

1. Kapal harus dengan mudah keluar masuk pelabuhan dan bebas dari gangguan

gelombang dan cuaca, sehingga navigasi kapal dapat dilakukan.

2. Tersedia ruang gerak kapal di dalam kolam dan dalam pelabuhan. Gerakan memutar

kapal untuk mengarah keluar pelabuhan harus dimungkinkan sebelum kapal

ditambatkan.

3. Pengerukan mulu (capital dredging) dan pemeliharaan pergerakan (maintenance

dredging) yang minim.

4. Mengusahakan perbedaan pasang/surut yang relatif kecil, tetapi pengendapan

(sedimentasi) harus dapat dihilangkan/diperkecil.

5. Kemudahan kapal untuk bertambat.

6. Pembuatan tambatan / dermaga diusahakan sedemikian rupa agar :

a) Biaya awal dan biaya pemeliharaan yang minim, tetapi kuat memikul muatan,

peralatan dan tumbukan kapal pada saat menambat.

b) Letak dan bentuk tambatan yang mampu menampung bermacam jenis kapal

dengan jarak (draft) dan atau panjang kapal yang berlainan.

c) Mempunyai ukuran (dimensi) yang cukup untuk melaksanakan bongkar muat,

jalan kereta api, jalan raya, gedung pelabuhan alat-alat transportasi lain yang

beroperasi dipelabuhan.

d) Bagi barang khusus (curah), maka penanganan bongkar muat agar dapat dilakukan

efisien.

7. Cukup mempunyai tempat-tempat penyimpanan tertutup (bidang transit) ataupun

lapangan terbuka (open strage) untuk menampung muatan.

8. Penyediaan peralatan bongkar muat yang memadai .

9. Fasilitas prasarana lain yang mendukung yaitu; air bersih, listrik, telpon, dan minyak

yang cukup untuk melayani kapal dan matan.

10. Mempunyai aringan angkutan darat yang mudah dengan daerah pendukungnya

(hinterland).

11. Muatan diusahakan bebas dari gangguan, misalnya terhadap pencurian dan bahaya

kebakaran.

12. Tersedia fasilitas pemeliharaan minimal baik bagi kapalnya (dok) ataupun

pemeliharaan peralatan.

7

Page 8: 1. Teori t.b Pelabuhan (Autosaved)

13. Tersedia fasilitas perkantoran untuk para karyawan dipelabuhan agar lalu lintas dapat

dilakukan dengan cepat (non phsic).

14. Masih dimungkinkannya perluasan/pengembangan pelabuhan.

DERMAGA

Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan

menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menarik/menurunkan

penumpang. Dimensi Dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan

bertambat pada dermaga tersebut. Di belakang dermaga terdapat apron, gudang transit,

tempat bongkar muat barang dan penumpang. Dimana apron adalah daerah yang terletak

antara sisi dermaga dan sisi depan gudang yang terdapat pengalihan kegiatan angkutan laut

(kapal) ke kegiatan angkutan darat.

Dermaga yang dibangun untuk melayani kebutuhan tertentu, pemilihan tipe dermaga

sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani, ukuran kapal arah gelombang dan

angin kondisi topografi dan tanah besar laut, dan yang paling penting adalah tinjauan

ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling ekonomis.

Pemilihan tipe dermaga didasarkan pada :

1. Tinjauan topografi daerah pantai.

Dalam tinjauan tersebut dikenal 2 (dua) macam type bangunan dermaga yaitu :

a. Wharf

Wharf adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan dapat dibuat berimpit dengan

garis pantai atau agak menjorok ke laut. Wharf dibangun apabila garis ke dalam laut

hampir merata dan sejajar dengan garis pantai dan kemiringan dasar cukup curam.

Menurut strukturnya wharf dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :

Dermaga konstruksi terbuka dimana lantai dermaga didukung oleh tiang–tiang

pancang.

Dermaga konstruksi tertutup atau dolid, seperti dinding massa, kaison, turap dan

dinding penahan tanah.

8

Page 9: 1. Teori t.b Pelabuhan (Autosaved)

b. Pier atau Jetty

Pier adalah dermaga yang dibangun dengan membentuk sudut terhadap garis pantai.

Dimana pembangunan type ini sangat cocok di perairan yang dangkal sehingga

kedalaman yang cukup agak jauh dari darat. Pier dapat digunakan untuk merapat

kapal pada satu sisi atau kedua sisinya.

Gambar 8. Wharf dan Pier pada Pelabuhan

2. Jenis kapal yang dilayani dan ukuran dermaga.

Dermaga yang melayani kapal-kapal sesuai dengan kebutuhan yang akan dilayani sangat

mempengaruhi konstruksi dan ukuran dermaga. Dermaga yang melayani kapal minyak

dan kapal barang curah mempunyai konstruksi yang ringan dibanding dengan dermaga

barang potongan, karena dermaga tersebut tidak memerlukan peralatan bongkar muat

barang yang besar, gudang-gudang, lebar apron semakin besar, dsb. Demikian juga

halnya ukuran dermaga yaitu semakin banyak keperluan kapal yang dbutuhkan untuk

bertambat maka panjang, luas lebar apron fasilitas ain serta konstruksi semakin besar

pula.

3. Gaya-gaya yang bekerja pada dermaga.

Gaya-gaya yang bekerja pada dermaga dapat dibedakan menjadi gaya lateral dan vertikal.

Gaya lateral meliputi gaya benturan kapal pada dermaga, gaya tarik kapal dan gaya

gempa, sedang gaya vertikal adalah berta sendiri bangunan dan beban hidup.

a) Gaya benturan kapal

9

Page 10: 1. Teori t.b Pelabuhan (Autosaved)

Pada waktu merapat ke dermaga kapal masih mempunyai kecepatan sehinga akan

menjadi benturan antara kapal dan dermaga. Dalam perancangan dianggap bahwa

benturan maksimum terjadi apabila kapal bermuatan penuh menghantam dermaga

pada sudut 100 terhadap sisi depan dermaga. Gaya benturan akapal yang harus

ditahan dermaga tergantung pada energi benturan yang diserap oleh sistem fender

yang dipasang pada dermaga.

b) Gaya akibat angin

Angin yang berhembus ke badan kapal yang ditambatkan akan menyebabkan gerakan

kapal yang bisa menimbulkan gaya pada dermaga. Apabila arah angin mengarah ke

dermaga, maka gaya tersebut berupa gaya benturan ke dermaga, sedang jika arahnya

meninggalkan dermaga akan menyebabkan gaya tarikan kapal pada alat penambat.

Besar gaya angin tergantung pada arah hembusan angin.

c) Gaya akibat arus

Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air juga

akan menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada

dermaga dan alat penambat.

d) Gaya tarikan kapal pada dermaga

Gaya tarikan kapal dapat menyebabkan gaya benturan pada dermaga atau gaya tarik

pada alat penambat (Bollard) .

4. Daya Dukung Tanah

Kondisi tanah sangat menentukan dalam pemilihan tipe dermaga. Pada umumnya tanah

dekat daratan mempunyai daya dukung yang lebih besar dari pada tanah di dasar laut.

Dasar laut umumnya terdiri dari endapan yang belum padat. Karakteristik dan struktur

tanah sebagai pendukung bangunan keseluruhan banyak ditentukan atas kekutan tanah

tersebut dan diukur sebagai tekanan tanah yang diizinkan.

Dimana intensitas pembebanan maksimum dihitung berdasarkan :

Gaya tekanan tanah maksimal.

Penurunan bangunan yang direncanakan.

Gaya-gaya lateral dan vertikal dalam tanah.

Urutan kegiatan dalam perencanaan dermaga, yaitu :

10

Page 11: 1. Teori t.b Pelabuhan (Autosaved)

1. Perencanaan Lay Out dermaga.

2. Perencanaan letak dan kedalaman perairan dasar dan dimensi dermaga.

3. Perhitungan beban muatan yang dipikul dermaga, baik beban merata maupun beban

terpusat.

4. Perhitungan gaya-gaya yang bekerja.

5. Perhitungan total gaya dan momen yang terjadi.

6. Karakteristik tanah, terutama yang bersangkutan dengan daya dukung tanah, stabilitas

bangunan dan lingkaran maupun kemungkinan penurunan bangunan akibat konsolidasi

tanah.

7. Pemeriksaan kestabilan dinding dermaga.

8. Perencanaan Bollard (tempat penambatan kapal) dan Fender.

11