1 Surveilan Masalah Gizi.ppt

26
SURVEILANS GIZI SURVEILANS GIZI Materi Kuliah Epidemilogi Gizi Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA 24 November 2012

Transcript of 1 Surveilan Masalah Gizi.ppt

Page 1: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

SURVEILANS GIZISURVEILANS GIZI

Materi Kuliah Epidemilogi GiziProgram Studi Ilmu Gizi

Fakultas Ilmu KesehatanUNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

24 November 2012

Page 2: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

Definisi SurveilansDefinisi Surveilans

WHO : “pengumpulan, pengolahan, WHO : “pengumpulan, pengolahan, analisis data kesehatan secara analisis data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, serta sistematis dan terus menerus, serta diseminasi informasi tepat waktu diseminasi informasi tepat waktu kepada pihakkepada pihak-pihak -pihak y yangang perlu perlu mengetahui sehingga dapat diambil mengetahui sehingga dapat diambil tindakan ytindakan yanang tepat”g tepat”

Page 3: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

Pengumpulan Pengolahan Penyajian Analisis

Penyebarluasan informasi

Pengambilankeputusan

Page 4: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

Tujuan SurveilensTujuan Surveilens

1.Memprediksi dan mendeteksi dini epidemi (outbreak)

2.Memonitor, mengevaluasi dan memperbaiki program pencegahan & pengendalian penyakit

3.Memasok informasi untuk penentuan prioritas, pengambilan kebijakan, perencanaan, implementasi, & alokasi sumber daya kesehatan

4.Monitoring kecenderungan penyakit endemis dan mengestimasii dampak penyakit di masa mendatang

5.Mengidentifikasi kebutuhan riset dan investigasi lebih lanjut

Page 5: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

Ilustrasi KLB Gizi di suatu wilayah

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Jml Kasus

Page 6: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

Pentingnya Surveilans GiziPentingnya Surveilans Gizi Masalah gizi masih merupakan masalah yang berat Masalah gizi masih merupakan masalah yang berat

di Indonesia, selain masih menghadapi masalah di Indonesia, selain masih menghadapi masalah kekurangan gizi dan juga masalah gizi lebihkekurangan gizi dan juga masalah gizi lebih

Besaran masalah gizi masing-masing wilayah dan Besaran masalah gizi masing-masing wilayah dan waktu juga berbeda-bedawaktu juga berbeda-beda

Analisis situasi yang terus menerus, baik dalam Analisis situasi yang terus menerus, baik dalam bentuk besarnya masalah maupun faktor-faktor bentuk besarnya masalah maupun faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah tersebut, perlu yang berkaitan dengan masalah tersebut, perlu dilakukan mulai dari tingkat administrasi terendah dilakukan mulai dari tingkat administrasi terendah di tingkat desa sampai dengan tingkat nasional. di tingkat desa sampai dengan tingkat nasional.

  Dengan demikian Surveilans gizi diperlukan agar Dengan demikian Surveilans gizi diperlukan agar sasaran (target) penduduk yang berisiko rawan gizi sasaran (target) penduduk yang berisiko rawan gizi dapat diketahui untuk kepentingan intervensi.dapat diketahui untuk kepentingan intervensi.

Page 7: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

Penyebab Kurang Gizi (UNICEF)Penyebab Kurang Gizi (UNICEF)KURANG GIZI

MakanTidak Seimbang

Penyakit Infeksi

Tidak CukupPersediaan Pangan

Pola Asuh AnakTidak Memadai

Sanitasi dan AirBersih/PelayananKesehatan DasarTidak Memadai

Kurang Pendidikan, Pengetahuan dan Keterampilan

Kurang pemberdayaan wanitadan keluarga, kurang pemanfaatan

sumberdaya masyarakat

Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan

Krisis Ekonomi, Politik,dan Sosial

Dampak

Penyebablangsung

Penyebab Tidak langsung

Pokok Masalahdi Masyarakat

Akar Masalah(nasional)

Page 8: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

Kelompok Rawan Gizi dan Risikonya

WUS KEKWUS KEK

BUMIL KEKBUMIL KEK(KENAIKAN(KENAIKAN BBBBRENDAH)RENDAH)

BBLRBBLR

BALITA KEPBALITA KEP

REMAJA &REMAJA &USIA SEKOLAHUSIA SEKOLAH

GANGGUANGANGGUANPERTUMBUHANPERTUMBUHAN

USIA LANJUTUSIA LANJUTKURANG GIZIKURANG GIZI

IMR, perkembanganmental terhambat, risiko penyakit kronispada usia dewasa

ProsesPertumbuhanlambat, ASIekslusif kurang,MP-ASI tidak benar

Kurang makan,sering terkenainfeksi, pelayanan kesehatan kurang,pola asuh tidakmemadai

Konsumsigizi tidak cukup,pola asuh kurang

Tumbuhkembangterhambat

Produktivitasfisik berkurang/rendah

Pelayanankesehatan tidakmemadai

MMRKonsumsi Kurang

PelayananKesehatan kurangmemadaiKonsumsi tidakseimbang

Gizi janintidak baik

WUS KEKWUS KEK

BUMIL KEKBUMIL KEK(KENAIKAN(KENAIKAN BBBBRENDAH)RENDAH)

BBLRBBLR

BALITA KEPBALITA KEP

REMAJA &REMAJA &USIA SEKOLAHUSIA SEKOLAH

GANGGUANGANGGUANPERTUMBUHANPERTUMBUHAN

USIA LANJUTUSIA LANJUTKURANG GIZIKURANG GIZI

IMR, perkembanganmental terhambat, risiko penyakit kronispada usia dewasa

ProsesPertumbuhanlambat, ASIekslusif kurang,MP-ASI tidak benar

Kurang makan,sering terkenainfeksi, pelayanan kesehatan kurang,pola asuh tidakmemadai

Konsumsigizi tidak cukup,pola asuh kurang

Tumbuhkembangterhambat

Produktivitasfisik berkurang/rendah

Pelayanankesehatan tidakmemadai

MMRKonsumsi Kurang

PelayananKesehatan kurangmemadaiKonsumsi tidakseimbang

Gizi janintidak baik

Page 9: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

Bentuk SurveilansBentuk Surveilans Program Program Gizi Gizi

1.1. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)

2.2. GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITAGANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA

3.3. KEP BALITAKEP BALITA

4.4. Gangguan Pertumbuhan Anak Usia Masuk SekolahGangguan Pertumbuhan Anak Usia Masuk Sekolah

5.5. KEK WUS & BumilKEK WUS & Bumil

6.6. Masalah Gizi Lebih Orang DewasaMasalah Gizi Lebih Orang Dewasa

7.7. KVAKVA

8.8. Anemia GiziAnemia Gizi

9.9. GakiGaki

10.10. KonsumsiKonsumsi

Page 10: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

1. Surveilans BBLR1. Surveilans BBLRa)a) Indikator : Prevalensi bayi BBLR dalam periode Indikator : Prevalensi bayi BBLR dalam periode

1 tahun dari jumlah bayi lahir hidup1 tahun dari jumlah bayi lahir hidup

b)b) Trigger level :Trigger level : Prevalensi BBLR > 15%Prevalensi BBLR > 15%

c)c) Sumber data :Sumber data : Puskesmas (Kompilasi Puskesmas (Kompilasi laporan kohor bayi BBLR dalam periode 1 tahun laporan kohor bayi BBLR dalam periode 1 tahun dari Puskesmas-2 di kecamatan bersangkutan)dari Puskesmas-2 di kecamatan bersangkutan)

d)d) Frekuensi : Sekali setahun (dihitung pada Frekuensi : Sekali setahun (dihitung pada tengah tahun)tengah tahun)

e)e) Tujuan : Evaluasi perkembangan keadaan gizi Tujuan : Evaluasi perkembangan keadaan gizi dan kesehatandan kesehatan masyarakat, terutama ibu dan masyarakat, terutama ibu dan anakanak

Page 11: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

2. Surveilans Gangguan Pertumbuhan Balita2. Surveilans Gangguan Pertumbuhan Balita a)a) Indikator :Indikator :

1.1. % N/(D-O-B) dengan kondisi (D/S >= 80%). Bila D/S % N/(D-O-B) dengan kondisi (D/S >= 80%). Bila D/S belum >=80% upayakan untuk ditingkatkan.belum >=80% upayakan untuk ditingkatkan.

2.2. % BGM/D% BGM/Db)b) Trigger level :Trigger level :

1.1. % N/(D-O-B) < 60%% N/(D-O-B) < 60%2.2. % BGM > 1%% BGM > 1%

c)c) Sumber data:Sumber data: Puskesmas (Kompilasi laporan Puskesmas (Kompilasi laporan SKDN)SKDN)

d)d) Frekuensi : sekali sebulanFrekuensi : sekali sebulane)e) Tujuan : Evaluasi keadaaan pertumbuhan balita untuk Tujuan : Evaluasi keadaaan pertumbuhan balita untuk

tindakan preventif terhadap memburuknya keadaan gizitindakan preventif terhadap memburuknya keadaan gizi

Page 12: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

3. Surveilans 3. Surveilans KEP BalitaKEP Balita a)a) Indikator : Prevalensi gizi kurang dan gizi burukIndikator : Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk

b)b) Trigger level :Trigger level :1.1. Prevalensi gizi kurang > 20%, atau Prevalensi gizi kurang > 20%, atau

2.2. Prevalensi gizi buruk > 1%Prevalensi gizi buruk > 1%

c)c) Sumber data:Sumber data: Pemantauan Status Gizi Pemantauan Status Gizi (PSG)(PSG)

d)d) Frekuensi : Sekali setahunFrekuensi : Sekali setahun

e)e) Tujuan: Evaluasi perkembangan keadaan gizi Tujuan: Evaluasi perkembangan keadaan gizi balita untuk perencanaan program dan balita untuk perencanaan program dan perumusan kebijakanperumusan kebijakan

Page 13: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

4. Surveilans Gangguan Pertumbuhan Anak 4. Surveilans Gangguan Pertumbuhan Anak

Usia Masuk SekolahUsia Masuk Sekolah a)a) Indikator: prevalensi pendek (TB/U<-2 SD)Indikator: prevalensi pendek (TB/U<-2 SD)b)b) Trigger level : Prevalensi pendek >20%Trigger level : Prevalensi pendek >20%c)c) Sumber data:Sumber data: Pemantauan TBABS --- Pemantauan TBABS ---

DepKesDepKesd)d) Frekuensi :Sekali dalam 5 tahunFrekuensi :Sekali dalam 5 tahune)e) Tujuan : Evaluasi perkembangan keadaan gizi Tujuan : Evaluasi perkembangan keadaan gizi

masyarakat,masyarakat,f)f) keadaan sosial ekonomi masyarakat, dan keadaan sosial ekonomi masyarakat, dan

efektivitas upaya perbaikan keadaan gizi masa efektivitas upaya perbaikan keadaan gizi masa balitabalita

Page 14: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

5. Surveilans 5. Surveilans KEK Wanita Usia Subur (WUS)KEK Wanita Usia Subur (WUS)USIA 15 – 45 Th dan Ibu HamilUSIA 15 – 45 Th dan Ibu Hamil

a.a. IndikatorIndikator ::1.1. KEK: Indeks massa tubuh (IMT)KEK: Indeks massa tubuh (IMT)

2.2. Resiko KEK: Lingkar Lengan Atas (LILA)Resiko KEK: Lingkar Lengan Atas (LILA)

b.b. Cut-off:Cut-off:1.1. KEK: IMT < 18,52KEK: IMT < 18,52

2.2. Resiko KEK: LILA< 23,5 cmResiko KEK: LILA< 23,5 cm

c.c. Sumber data : Survei cepat dan Surkesnas (KEK Sumber data : Survei cepat dan Surkesnas (KEK WUS) dan Susenas (Resiko KEK)WUS) dan Susenas (Resiko KEK)

d.d. FrekuensiFrekuensi : Sekali dalam 3 tahun: Sekali dalam 3 tahun

e.e. TujuanTujuan : Evaluasi perkembangan keadaan gizi : Evaluasi perkembangan keadaan gizi kelompok wanita usia suburkelompok wanita usia subur

f.f. Pengguna :Resiko KEK (Propinsi & Pusat) KEK WUS Pengguna :Resiko KEK (Propinsi & Pusat) KEK WUS (Pusat)(Pusat)

Page 15: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

6. Surveilans Masalah Gizi Lebih Orang 6. Surveilans Masalah Gizi Lebih Orang DewasaDewasa

a.a. IndikatorIndikator : Prevalensi IMT>25: Prevalensi IMT>25

b.b. Trigger levelTrigger level : Prevalensi IMT (IMT>25) : Prevalensi IMT (IMT>25) >10% >10%

c.c. Sumber dataSumber data : Survei cepat IMT Depkes: Survei cepat IMT Depkes

d.d. FrekuensiFrekuensi : Sekali dalam 3 tahun: Sekali dalam 3 tahun

e.e. TujuanTujuan : Manajemen penanganan : Manajemen penanganan masalah gizi lebih pada orang dewasa.masalah gizi lebih pada orang dewasa.

f.f. PenggunaPengguna : Propinsi---Pusat. : Propinsi---Pusat. 

Page 16: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

7. Surveilans7. Surveilans KVAKVA a.a. IndikatorIndikator : Prevalensi X1B dan : Prevalensi X1B dan

Prev.Serum Retinol <20mcg/dlPrev.Serum Retinol <20mcg/dl

b.b. Trigger levelTrigger level : : 1.1. Prev X1B > 0,5%Prev X1B > 0,5%

2.2. Prev Serum Retinol (<20 mcg/dl) > 5%Prev Serum Retinol (<20 mcg/dl) > 5%

c.c. Sumber dataSumber data : Survei Vitamin A (SUVITA) -: Survei Vitamin A (SUVITA) -DepkesDepkes

d.d. FrekuensiFrekuensi : Sekali dalam 10 tahun: Sekali dalam 10 tahun

e.e. PenggunaPengguna : Propinsi---dan---Pusat: Propinsi---dan---Pusat

Page 17: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

Prevalensi KVAPrevalensi KVA Penentuan prevalensi KVA dengan dua cara Penentuan prevalensi KVA dengan dua cara

a.a. Secara klinik : dengan memeriksa kelainan mata untuk Secara klinik : dengan memeriksa kelainan mata untuk menentukan adanya tanda-tanda xeroptalmiamenentukan adanya tanda-tanda xeroptalmia

b.b. Secara sub klinik : dengan cara memeriksa kadar vit A Secara sub klinik : dengan cara memeriksa kadar vit A dalam darahdalam darah

Berdasar indikator klinik (xeroptalmia), masalah KVA Berdasar indikator klinik (xeroptalmia), masalah KVA di Indonesia sejak th 1980-an dapat ditanggulangi, Th di Indonesia sejak th 1980-an dapat ditanggulangi, Th 1978 (1,18%) pada th 1995 turun menjadi 0,33%1978 (1,18%) pada th 1995 turun menjadi 0,33%

KVA dianggap tidak menjadi masalah bila angka KVA dianggap tidak menjadi masalah bila angka xeroptalmia prevalensinya < 0,5%xeroptalmia prevalensinya < 0,5%

Ditinjau dari indikator sub klinik (pemeriksaan kadar Ditinjau dari indikator sub klinik (pemeriksaan kadar serum retinol) ternyata >50% balita tergolong sub serum retinol) ternyata >50% balita tergolong sub kilinikkilinik

Secara sub klinik KVA dianggap bukan masalah bila Secara sub klinik KVA dianggap bukan masalah bila prevalensinya < 5%prevalensinya < 5%

Page 18: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

Cut of point Prevalensi KVA Cut of point Prevalensi KVA menurut WHOmenurut WHO

Tingkatan KVA Prevalensi

1. Klinis (Xeropftalmia)

Buta senja (XN) > 1,0 %

Bercak Bitot (X1B) > 0,5 %

Serosis Kornea (X2) & atau dg Ulcus (X3A)

> 0,01 %

Keratomalacia (X3B) > 0,01 %

Parut Kornea (XS) > 0,05 %

2. Sub Klinis

Retinol serum < 10 Mcgr/dl > 5,0 %

Page 19: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

8. Surveilans8. Surveilans Anemia Gizi Anemia Gizi a.a. Indikator : Prevalensi anemia pada kelompok Indikator : Prevalensi anemia pada kelompok

::1.1. Bayi Bayi 3. WUS3. WUS

2.2. BalitaBalita 4. Lansia4. Lansia

3.3. ibu hamil/bufasibu hamil/bufas 5. Nakerwan5. Nakerwan

b.b. Trigger level Trigger level : belum ada ketentuan : belum ada ketentuan

c.c. Sumber dataSumber data : Badan Litbang Kes (+ BPS), : Badan Litbang Kes (+ BPS), SurkesnasSurkesnas

d.d. FrekuensiFrekuensi : Sekali dalam 3 tahun: Sekali dalam 3 tahun

e.e. TujuanTujuan : Evaluasi perkembangan masalah : Evaluasi perkembangan masalah anemia gizi untuk perencanaan program, anemia gizi untuk perencanaan program, perumusan kebijakan penanganannya.perumusan kebijakan penanganannya.

Page 20: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

Iron Deficiency & Nutrional AnemiaIron Deficiency & Nutrional Anemia Iron deficiencyIron deficiency (Kekurangan Gizi Besi = KGB) terjadi (Kekurangan Gizi Besi = KGB) terjadi

bila cadangan Fe dlm hati menurun tetapi belum pd bila cadangan Fe dlm hati menurun tetapi belum pd tahap yg parah & jml Hb-nya masih normaltahap yg parah & jml Hb-nya masih normal

Nutrional anemia (anemia Gizi Besi = AGB) terjadi bila Nutrional anemia (anemia Gizi Besi = AGB) terjadi bila penurunan cadangan Fe dlm hati sangat parah dan jml penurunan cadangan Fe dlm hati sangat parah dan jml Hb darah di bawah normalHb darah di bawah normal

Penurunan (deplesi) tingkat ringan: diukur dengan Penurunan (deplesi) tingkat ringan: diukur dengan serum feritin yang menurun (pada tahap ini belum serum feritin yang menurun (pada tahap ini belum mengakibatkan gangguan faal tubuh)mengakibatkan gangguan faal tubuh)

Deplesi yang lebih parah sehingga dapat Deplesi yang lebih parah sehingga dapat mengganggu pembentukan Hb tetapi kadar Hb masih mengganggu pembentukan Hb tetapi kadar Hb masih normal diukur dengan penurunan normal diukur dengan penurunan transferin transferin saturationsaturation..

Terjadinya AGB diukur dengan kadar Hb yang lebih Terjadinya AGB diukur dengan kadar Hb yang lebih rendah dari standar normal rendah dari standar normal

Page 21: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

Cut of Point Anemia GiziCut of Point Anemia Gizi

Kelompok Umur Kadar Hb

6 bl – 5 th < 11 gr %

6 th – 14 th < 12 gr %

Wanita dewasa < 12 gr %

Laki-laki dewasa < 13 gr %

Ibu hamil < 11 gr %

Ibu menyusui > 3 bl < 12 gr %

Page 22: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

9. Surveilans9. Surveilans GAKIGAKIa.a. Indikator : Indikator :

1.1. Prevalensi GAKY (Total Goiter Rate=TGR) Prevalensi GAKY (Total Goiter Rate=TGR) anak sekolahanak sekolah

2.2. Eksresi Yodium Urin (EYU) pada anak Eksresi Yodium Urin (EYU) pada anak sekolahsekolah

3.3. Konsumsi garam beryodium rumahtanggaKonsumsi garam beryodium rumahtangga

b.b. Trigger level:Trigger level:1.1. TGR > 5%TGR > 5%

2.2. EYU 100 mcg/dl > 50%EYU 100 mcg/dl > 50%

3.3. Konsumsi garam beryodium (>=30 ppm) Konsumsi garam beryodium (>=30 ppm) < 80% rumahtangga< 80% rumahtangga

Page 23: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

GAKI GAKI LANJUTAN…….LANJUTAN…….

c.c. Sumber data:Sumber data:1.1. TGR dan EYU : Survei nasional pemetaan GAKYTGR dan EYU : Survei nasional pemetaan GAKY

2.2. Konsumsi garam beryodium: Susenas dan Konsumsi garam beryodium: Susenas dan monitoring garam beryodium oleh Kabupatenmonitoring garam beryodium oleh Kabupaten

d.d. Frekuensi:Frekuensi:1.1. TGR dan EYU : Sekali 5 tahun,TGR dan EYU : Sekali 5 tahun,

2.2. Konsumsi garam beryodium: Sekali 3 tahun Konsumsi garam beryodium: Sekali 3 tahun (Susenas) dan sekali setahun (monitoring oleh (Susenas) dan sekali setahun (monitoring oleh Kabupaten)Kabupaten)

e.e. Tujuan: Memberikan gambaran tentang masalah Tujuan: Memberikan gambaran tentang masalah GAKY untuk manajemen program perbaikan GAKY GAKY untuk manajemen program perbaikan GAKY (distribusi kapsul dan garam beryodium)(distribusi kapsul dan garam beryodium)

Page 24: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

Klasifikasi Pembesaran Kelenjar thyroid Klasifikasi Pembesaran Kelenjar thyroid (WHO 1990)(WHO 1990)

O = tidak ada pembesaranO = tidak ada pembesaran

IA = Kelenjar thyroid membesar 2-4 X ukuran IA = Kelenjar thyroid membesar 2-4 X ukuran normal, normal, hanya dapat diketahui dengan palpasihanya dapat diketahui dengan palpasi, , pembesaran tidak terlihat walaupun dengan pembesaran tidak terlihat walaupun dengan posisi tengadah maksimalposisi tengadah maksimal

IB = Kelenjar thyroid dpt dipalpasi, IB = Kelenjar thyroid dpt dipalpasi, Kelenjar thyroid Kelenjar thyroid hanya terlihat jika leher dalam posisi tengadah hanya terlihat jika leher dalam posisi tengadah normalnormal

II = Pembesaran kelenjar thyroid terlihat pada II = Pembesaran kelenjar thyroid terlihat pada posisi kepala normalposisi kepala normal

III = Pembesaran kelenjar thyroid tampak nyata dan III = Pembesaran kelenjar thyroid tampak nyata dan terlihat dari jarak jauhterlihat dari jarak jauh

Page 25: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

Prevalensi GAKI berdasar palpasiPrevalensi GAKI berdasar palpasi

Prevalensi gondok total (Total Goitre Rate = TGR) Prevalensi gondok total (Total Goitre Rate = TGR) yaitu jumlah orang yang mengalami pembesaran yaitu jumlah orang yang mengalami pembesaran kelenjar thyroid dibagi dengan jumlah orang yang kelenjar thyroid dibagi dengan jumlah orang yang diperiksa diperiksa TGR = IA + IB + II + IIITGR = IA + IB + II + III Jml org yg diperiksaJml org yg diperiksa

Prevalensi gondok tampak (Visible Goitre Rate = Prevalensi gondok tampak (Visible Goitre Rate = VGR) yaitu jumlah orang yang mengalami VGR) yaitu jumlah orang yang mengalami pembesaran kelenjar thyroid yg mulai tampak pembesaran kelenjar thyroid yg mulai tampak mata (IB ke atas) dibagi dengan jumlah orang mata (IB ke atas) dibagi dengan jumlah orang yang diperiksa yang diperiksa VVGR = IB + II + IIIGR = IB + II + III Jml org yg diperiksaJml org yg diperiksa

X 100%

X 100%

Page 26: 1 Surveilan Masalah  Gizi.ppt

10. Surveilans10. Surveilans Konsumsi Konsumsi GiziGizi

a.a. IndikatorIndikator : Prevalensi defisit energi dan protein : Prevalensi defisit energi dan protein serta zat gizi mikro (Vit.A, zat Besi, Kalsium dan Vit. serta zat gizi mikro (Vit.A, zat Besi, Kalsium dan Vit. B1)B1)

b.b. Trigger level Trigger level ::1.1. Prev.rumah tangga dengan konsumsi energi (<70% RDA) Prev.rumah tangga dengan konsumsi energi (<70% RDA)

>30%Prev>30%Prev

2.2. rumah tangga dengan konsumsi protein (<70% RDA) >30%rumah tangga dengan konsumsi protein (<70% RDA) >30%

3.3. Lainnya dengan melihat besaran & perkembangan dari Lainnya dengan melihat besaran & perkembangan dari waktu ke waktu.waktu ke waktu.

c.c. Sumber data: Pemantauan Konsumsi Gizi Depkes Sumber data: Pemantauan Konsumsi Gizi Depkes

d.d. FrekuensiFrekuensi : Sekali dalam 3 tahun : Sekali dalam 3 tahun

e.e. Tujuan : Evaluasi perkembangan masalah dan Tujuan : Evaluasi perkembangan masalah dan untuk analisa faktor-faktor yang berkaitan, dan juga untuk analisa faktor-faktor yang berkaitan, dan juga memberikan masukan bagi instansi yang berkaitan memberikan masukan bagi instansi yang berkaitan dengan ketersediaan pangan.dengan ketersediaan pangan.