1 Proses Perumusan dan Pengesahan Pancasila.rtf

download 1 Proses Perumusan dan Pengesahan Pancasila.rtf

If you can't read please download the document

Transcript of 1 Proses Perumusan dan Pengesahan Pancasila.rtf

BAB IIIPendidikan Pancasila 2Pendidikan Pancasila 1Bahan Ajar 1Pendidikan PancasilaPROSES PERUMUSAN DAN PENGESAHAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIAKOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIANNYAKompetensi DasarIndikator Pencapaian1.Mahasiswa mampu memahami proses perumusan dan pengesahan Pancasila sebagai dasar negara kesatuan republik indonesia1.1Mahasiswa dapat menjelaskan latar belakang dirumuskannya Pancasila.1.2Mahasiswa dapat menjelaskan proses perumusan Pancasila.1.3Mahasiswa dapat menjelaskan proses pengesahan Pancasila sebagai dasar negara kesatuan republik indonesia.URAIAN MATERIProses perumusan Pancasila mempunyai lembaran sejarah tersendiri, namun masih menjadi satu kesatuan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sejarah bangsa Indonesia itu berjalan berabad-abad dengan cara bermacam-macam dan bertahap. Karena sejaah bangsa Indonesia itu sangat panjang, maka perlulah ditetapkan tonggak-tonggak sejarah itu, yakni peristiwa-peristiwa yang menonjol, terutama yang berhubungan dengan Pancasila. Tonggak-tonggak sejarah itu dapat diikhtisarkan sebagai berikut. Kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan MajapahitDi antara kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia, Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit dapat dijadikan tonggak sejarah Indonesia, karena pada waktu itu bangsa Indonesia telah memenuhi syarat-syarat sebagai bangsa yang mempunyai negara yang berdaulat, bersatu, serta mempunyai wilayah yang meliputi seluruh Nusantara ini. Pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit, bangsa Indonesia telah mengalami kehidupan yang gemah ripah loh jinawi, tata tentram, kerta raharja.Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan yang berada di Sumatera kira-kira sekitar abad VII XII. Kerajaan ini merupakan kerajaan maritim yang menitikberatkan keagung-an armadanya di lautan. Setelah runtuhnya kerajaan Sriwijaya, sekitar abad XIII XVI di Jawa Timur berdiri Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini mencapai puncak kejaannya di bawah pemerintahan Hayam Wuruk asuhan Mahapatih Gajah Mada. Wilayah kekuasaan semasa jayanya itu membentang dari Malaya sampai Irian Barat melalui Kalimantan Utara. Pada waktu itu, agama Hindu dan Buda hidup berdampingan dengan damainya. Kesatuan hidup seperti itu dilukiskan oleh Empu Tantular dalam kitab Sutasoma, yang berbunyi Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua (Walaupun berbeda-beda, satu jua adanya, sebab tidak ada agama yang mempunyai tujuan yang berbeda). Dengan semboyan Mitreka Satata, Majapahit juga mengadakan hubungan persahabatan dengan negara-negara tetangga, seperti: Burma, Kamboja, dan lain-lain.Penjajahan Bangsa-Bangsa BaratDulu, Indonesia dikenal sebagai negeri yang subur dan penghasil rempah-rempah yang ternama. Kondisi inilah yang menjadi daya tarik bangsa barat, terutama bangsa-bangsa dari benua Eropa (seperti bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda) datang ke Indonesia. Di antara bangsa Eropa yang datang ke Indonesia adalah bangsa Portugis. Mereka masuk Indonesia pada permulaan abad XVI dengan menyisihkan bangsa Spanyol. Melalui perjanjian Saragosa, Portugis dan Spanyol dengan seenaknya membagi daerah jajahan, di mana Indonesia untuk Portugis dan Filipina untuk Spanyol. Bangsa Portugis datang ke Indonesia dengan membawa misi suci, dan mengatakan bahwa kedatangannya merupakan suatu kewajiban dari bangsa kulit putih untuk memajukan bangsa kulit berwarna. Namun, kenyataan yang terjadi tidak seperti yang mereka katakan. Bangsa Portugis yang awalnya melakukan kegiatan berdagang akhirnya merubah peranan-nya menjadi praktek penjajahan. Sejak itu, mulailah lembaran hitam sejarah Indonesia. Apa yang telah dimiliki oleh bangsa Indonesia pada zaman Sriwijaya dan Majapahit menjadi hilang. Kedaulatan negara hilang, persatuan dihan-curkan, kemakmuran dirampas, dan wilayah diinjak-injak.Pada akhir abad XVI, bangsa Belanda juga datang ke Indonesia. Untuk menghindari persaingan di antara bangsa Belanda sendiri, Belanda mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernama VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie), yang di kalangan rakyat dikenal dengan istilah Kompeni. VOC adalah kongsi dagang, yang dalam prakteknya tidak hanya melakukan kegiatan perda-gangan, tetapi juga kegiatan politik dan militer. Untuk menjamin keuntungan ekonominya, VOC melakukan mono-poli perdagangan (khususnya rempah-rempah), mengada-kan pemusnahan tanaman rempah-rempah kalau harganya turun, mengadakan sistem contingenten (pajak natura), dan mengadakan apanage stelsel, yaitu pembayaran kepada pegawai tinggi bawahan raja dengan sistem catu, artinya raja memberi kekuasaan kepada pegawai tinggi bawahan-nya untuk menarik penghasilan di dalam wilayah kekuasaan-nya. Selain itu, untuk mempertahankan kekuasaannya, Belanda membangun benteng-benteng pertahanan.Parktek-praktek VOC yang menunjukkan paksaan-paksaan, apalagi rakyat dibebani kewajiban untuk menye-rahkan hasil yang berlapis, dirasakan oleh rakyat sebagai beban yang sangat berat. Rakyat kemudian bereaksi dan melakukan perlawanan terhadap kompeni. Namun, perla-wanan rakyat tersebut masih terpencar-pencar (bersifat lokal) dan tidak memiliki koordinasi antara perlawanan rakyat di satu daerah tertentu dengan perlawan-an rakyat di daerah lainnya. Akibatnya, perlawanan rakyat tersebut mengalami kegagalan dan banyak anak bangsa menjadi korban. Pada abad XVII, Belanda dapat menguasai daerah-daerah strategis dan kaya akan hasil rempah-rempah. Bahkan, dengan didukung oleh kekuatan militer, Belanda berusaha keras memperkuat dan mengintensifkan kekuasa-annya di seluruh Indonesia (Nusantara). Pada tahun 1811-1816, kekuasaan Belanda di Indonesia digantikan oleh Inggris di bawah kepemimpinan Thomas Sir Raffles. Pada masa itu diberlakukan sistem pajak atas tanah (landrent). Pemberlakuan sistem pajak yang memberatkan beban rakyat juga mendapatkan perlawanan dari rakyat. Berdasarkan Konvensi London (1814) akhirnya Inggris mengembalikan Indonesia kepada Belanda dengan alasan: 1) secara ekonomis penjajahan di Indonesia tidak menguntungkan Inggris, dan 2) secara politis Inggris memerlukan kawan (Belanda) untuk menghadapi Prancis.Setelah Indonesia kembali di bawah kekuasaan Belanda, pada tahun 1830-1870 Belanda menerapkan sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel). Sistem ini mewajib-kan (memaksa) rakyat untuk menanam dan memelihara tanaman sesuai dengan kehendak pemerintah Belanda, yaitu tanaman yang hasilnya laku di pasaran Eropa, seperti: tebu, nila, tembakau, kayu manis, kapas, merica, cat dan lak. Melihat praktek-praktek penjajahan Belanda yang penuh dengan penindasan, maka meledaklah perlawanan rakyat di berbagai wilayah Nusantara, antara lain: perlawanan Patimura di Maluku (1817), Baharudin di Palembang (1819), Imam Bonjol di Miangkabau (1821-1837), Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah (1825-1830), Teuku Tjik di Tiro, Teuku Umar di Aceh (1860), Anak Agung Made di Lombok (1894-1895), Sisingamangaraja di Tanah Batak (1900), dan masih banyak perlawanan rakyat di berbagai daerah di Nusantara. Perlawanan rakyat tersebut didorong oleh rasa cinta tanah air dan keinginan untuk membasmi berbagai bentuk penindasan. Namun, karena belum adanya persatu-an dan kesatuan dalam melawan penjajah, maka perlawan-an tersebut senantiasa kandas dan menimbulkan banyak korban.Perubahan Pola Pergerakan Lokal Menjadi Pergerak-an NasionalJika diperhatikan sebenarnya rakyat dengan semangat patriotik telah melakukan perlawanan terhadap penjajah. Perlawanan fisik terjadi hampir di setiap daerah di Indonesia. Sudah banyak waktu dan tenaga dihabiskan, bahkan banyak nyawa telah menjadi korban. Namun, sangatlah disayangkan bahwa perlawanan fisik yang masih bersifat lokal (karena belum adanya persatuan serta koordinasi perlawanan) menjadi sebab belum berhasilnya bangsa Indonesia menghalau penjajah. Selain itu, kegagalan bangsa Indonesia juga disebabkan oleh karena penjajah mempergunakan sistem senjata teknologi (sistek) yang lebih modern, dan juga mempergunakan sistem senjata sosial (sissos) yang terkenal, yaitu devide et impera (pecah belah dan kuasai).Memasuki abad XX bangsa Indonesia mengubah cara-caranya di dalam melawan penjajah. Kegagalan-kegagalan perlawanan secara fisik yang tidak terkoordinasi pada masa sebelumnya mendorong pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia (terutama kaum terpelajar) untuk memakai bentuk perlawanan yang lain. Bentuk perlawanan itu ialah dengan menyadarkan rakyat Indonesia akan pentingnya persatuan bangsa (persatuan nasional). Sejak itu lahirlah bermacam-macam organisasi politik, di samping organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial.Organisasi yang muncul sebagai awal lahirnya pergerakan nasional adalah organisasi Budi Utomo yang dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi ini berdiri pada tanggal 20 Mei 1908. Hari lahirnya Budi Utomo kemudian diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional, karena pada saat itu mulai bangkit semangat kebangsaan (nasionalisme) untuk melepaskan diri dari cengkeraman penjajahan. Setelah berdirinya Budi Utomo, segera muncul organisasi-organisasi pergerakan lainnya, seperti Sarekat Dagang Islam (SDI) tahun 1909, yang kemudian dengan cepat mengubah bentuknya menjadi gerakan politik dengan mengganti nama menjadi Sarekat Islam (SI) tahun 1911 di bawah H.O.S. Cokroaminoto. Berikutnya pada tahun 1913 muncul organisasi Indische Partij yang dipimpin oleh tiga serangkai, yaitu: Douwes Dekker,Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (yang kemudian dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara).Di tengah-tengah maraknya bermunculan organisasi politik sebagai pergerakan nasional, Belandapun merubah taktik dalam menghadapi pergerakan nasional Indonesia tersebut. Misalnya, menerapkan pasal-pasal KUHP secara lebih tegas, membatasi dan mengawasi sekolah-sekolah swasta yang dianggap sebagai sumber penyebaran kesadaran nasional.Dalam situasi yang menggoncangkan, tahun 1927 muncul Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dipelopori oleh Soekarno, Tjipto Mangunkusumo, Sartono, dan tokoh lainnya. Mulai saat itu perjuangan nasional Indonesia dititikberatkan pada kesatuan nasional dengan tujuan yang jelas yaitu Indonesia merdeka. Untuk mencapai tujuan itu dibentuk pergerakan kemerdekaan secara besar-besaran berdasarkan kekuatan sendiri. Mengajak semua lapisan masyarakat (pemuda, wanita, buruh, tani, dan lain-lain) untuk berjuang. Perjuangan untuk mewujudkan kesatuan nasional kemudian diikuti dengan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda itu berisi pengakuan akan adanya bangsa, tanah air, dan bahasa yang satu, yakni Indonesia. Pada peristiwa pengucapan Sumpah Pemuda itu untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan.Penjajahan JepangPada tanggal 9 Maret 1942 bangsa Jepang masuk ke Indonesia. Mereka mengetahui apa yang diinginkan oleh rakyat Indonesia, yaitu kemerdekaan bangsa dan tanah air Indonesia. Dengan menggunakan pengetahuannya itu, Jepang melakukan propaganda bahwa kedatangannya ke Indonesia adalah untuk membebaskan bangsa dan tanah air Indonesia dari cengkeraman penjajah Belanda. Untuk meya-kinkan propagandanya terhadap rakyat Indonesia, Jepang kemudian memperbolehkan rakyat Indonesia mengibarkan bendera merah putih serta menyanyikan lagu Indonesia Raya.Jepang berhasil menarik simpati rakyat Indonesia. Di mana-mana rakyat Indonesia membantu Jepang menghan-curkan Belanda dengan tujuan agar selekas mungkin bebas dari cengkeraman penjajah Belanda. Namun, setelah Belanda berhasil dikalahkan, bukannya kemerdekaan yang diperoleh oleh bangsa Indonesia. Kenyataan yang terjadi sesungguhnya Jepang pun merupakan penjajah yang tak kurang kejamnya dibandingkan dengan penjajah Belanda. Bahkan pada masa penjajahan Jepang, bangsa Indonesia mengalami penderitaan dan penindasan yang sampai pada puncaknya. Semula diijinkan untuk mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, namun akhirnya berubah menjadi larangan. Bersamaan dengan semakin mengganasnya bala tentara Jepang, maka kemer-dekaan bangsa dan tanah air yang diidam-idamkan terasa semakin menjauh. Akibat tipu muslihat Jepang tersebut, rakyat Indonesia merasa kecewa, sehingga timbullah perla-wanan-perlawanan, baik secara illegal maupun legal. Sementara itu sejarah berjalan terus. Perang Pasifik menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dengan kekalahan Jepang di mana-mana. Jepang yang pada waktu itu berada di ujung kekalahan, ingin mendapatkan bantuan dari rakyat Indonesia. Lagi-lagi Jepang mencoba menarik hati rakyat dengan berjanji akan memberikan kemerdekaan di kelak kemudian hari. Sebagai tindak lanjut janjinya tersebut, pada tanggal 1 Maret 1945 Jenderal Kumakici Harada meng-umumkan akan membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Choosakai.Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerde-kaan Indonesia (BPUPKI)Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerde-kaan Indonesia (BPUPKI) dibentuk pada tanggal 29 April 1945. BPUPKI beranggotakan 63 orang, yang diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Wakil Ketua I Ichibangase (Warga Negara Jepang), dan Wakil Ketua II R. Panji Suroso (Daftar anggota BPUPKI terlampir). Peresmian dan pelantikan anggota BPUPKI dilakukan oleh Saikoo Sikikan (Panglima Tertinggi Tentara Jepang) pada tanggal 28 Mei 1945, dan baru mulai bekerja pada tanggal 29 Mei 1945. Dengan terbentuknya BPUPKI ini bangsa Indonesia dapat secara legal mempersiapkan kemerdekaannya, dan meru-muskan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai negara merdeka.Pada tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945, BPUPKI meng-adakan sidang yang pertama. Pada sidang ini, ada beberapa orang yang menyampaikan usulan rumusan dasar negara, seperti Mr. Muh. Yamin dan Ir. Soekarno. Mr. Muh. Yamin menyampaikan usulan dasar negara pada sidang hari pertama tanggal 29 Mei 1945. Ada dua bentuk rumusan dasar negara yang diusulkan oleh Mr. Muh. Yamin, yaitu: Usulan rumusan dasar negara yang disampaikan secara lisan dalam pidato Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia. Rumusan dasar negara itu terdiri atas lima asas, yaitu:Peri Kebangsaan Peri Kemanusiaan Peri ke-Tuhanan Peri Kerakyatan Kesejahteraan Rakyat Setelah berpidato, Mr. Muh. Yamin menyampaikan usul tertulis mengenai Rancangan UUD Republik Indonesia. Di dalam Pembukaan Rancangan UUD itu terdapat rumusan lima asas dasar negara, yaitu:Ketuhanan Yang Maha Esa.Kebangsaan Persatuan Indonesia.Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Soekarno menyampaikan usulan dasar negara melalui pidatonya dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Beliau mengusulkan dasar negara yang terdiri atas lima prinsip yang rumusan serta sistematikanya sebagai berikut.Nasionalisme, atau Kebangsaan Indonesia.Internasionalisme, atau Perikemanusiaan.Mufakat, atau Demokrasi.Kesejahteraan Sosial.Ketuhanan yang berkebudayaan.Soekarno juga mengusulkan agar dasar negara yang terdiri atas lima prinsip tersebut diberi nama Pancasila (yang secara harfiah berarti lima dasar). Dikatakan bahwa nama tersebut disampaikan atas saran temannya seorang ahli bahasa. Usul mengenai nama Pancasila, kemudian diterima oleh sidang.Berikutnya, menurut Soekarno lima prinsip dasar negara yang diusulkan tersebut dapat diperas menjadi tiga prinsip dengan nama Tri Sila yang meliputi:Sosio-nasionalisme (merupakan sintesa dari Nasionalisme dan Internasionalisme).Sosio-demokrasi (merupakan sintesa dari Mufakat dan Kesejahteraan Sosial).Ketuhanan.Selanjutnya, beliau juga mengusulkan bahwa Tri Sila tersebut juga dapat diperas menjadi Eka Sila yang intinya adalah Gotong Royong.Pada tanggal 22 Juni 1945 sembilan tokoh nasional yang tergabung dalam panitia yang populer disebut Panitia Sembilan mengadakan pertemuan untuk membahas pidato serta usul-usul mengenai dasar negara yang telah dikemu-kakan dalam sidang BPUPKI. Sembilan tokoh nasional tersebut ialah (1) Ir. Soekarno, (2) Drs. Moh. Hatta, (3) Mr. A. A. Maramis, (4) Abikoesno Tjokrosoejoso, (5) Abdoel Kahar Muzakir, (6) Haji Agus Salim, (7) Mr. Achmad Soebardjo, (8) K.H. Wachid Hasjim, dan (9) Mr. Muh. Yamin. Hasil pemba-hasan sembilan tokoh itu tersusun dalam sebuah piagam yang kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Piagam Jakarta pada hakikatnya merupa-kan sebuah dokumen Rancangan Pembukaan Hukum Dasar. Di dalam Piagam Jakarta itu, khususnya pada alinea keempat terdapat rumusan dan sistematika dasar negara sebagai berikut.Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksa-naan dalam permusyawaratan perwakilan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat IndonesiaPiagam Jakarta tersebut kemudian diterima oleh BPUPKI dalam sidangnya yang kedua, yang berlangsung dari tanggal 14 16 Juli 1945.Proklamasi Kemerdekaan dan Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara Kesatuan Republik IndonesiaPada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kalah kepada sekutu. Pada saat itu terjadilah kekosongan kekuasaan di Indonesia. Kesempatan itu dipergunakan sebaik-baiknya oleh para pejuang Indonesia untuk memper-siapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Persiapan itu dilakukan oleh panitia yang disebut Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Iinkai yang telah terbentuk sebelum-nya.Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945 dan diresmikan tang-gal 9 Agustus 1945 di Dalat, Saigon oleh Jenderal Tarauchi selaku Panglima Armada Jepang untuk Asia Tenggara. PPKI dianggap sebagai badan yang representatif untuk memben-tuk Negara Republik Indonesia, karena anggotanya merupa-kan perwakilkan daerah dari seluruh Indonesia dan tidak ada anggota yang berkebangsaan Jepang. PPKI beranggotakan 21 orang termasuk ketua dan wakil ketua, yang susunan keanggotaan sebagai berikut.1.Ir. Soekarno(Ketua)2.Drs. Moh. Hatta(Wakil Ketua)3.Dr. Radjiman Widiodiningrat4.Ki Bagoes Hadikoesoemo5.Oto Iskandardinata6.Pangeran Purbojo7.Pangeran Soerjohamidjojo8.Soetardjo Kartohamidjojo9.Prof. Dr. Mr. Soepomo10.Abdul Kadir11.Drs. Yap Tjwan Bing12.Dr. Mohammad Amir(didatangkan dari Sumatera)13.Mr. Abdul Abbas(didatangkan dari Sumatera)14.Dr. Ratulangi(didatangkan dari Sulawesi)15.Andi Pangerang(didatangkan dari Sulawesi)16.Mr. Latuharhary17.Mr. I Gusti Ketut Pudja(didatangkan dari Bali)18.A.H. Hamidan(didatangkan dari Kalimantan)19.R.P. Soeroso20.Abdul Wachid Hasyim21.Mr. Mohammad Hassan(didatangkan dari Sumatera)Semula memang PPKI merupakan badan bentukan pemerintah Jepang. Namun, setelah Jepang kalah dan sete-lah ditambah enam anggota baru atas tanggungan bangsa Indonesia sendiri, maka berubahlah sifatnya dari badan bentukan Jepang menjadi badan nasional Indonesia. Enam anggota tambahan tersebut adalah: (1) Wiranata-kusuma, (2) Ki Hajar Dewantara, (3) Kasman Singodimedjo, (4) Sajuti Melik, (5) Mr. Iwa Kusuma Sumantri, dan (6) Mr. Achmad Soebardjo.Untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia, maka pada tengah malam tanggal 16 Agustus 1945 Soekarno-Hatta pergi ke rumah Laksmana Maeda di Oranye Nassau Boulevard (sekarang Jl. Imam Bonjol No. 1 Jakarta). Di sana telah berkumpul B.M. Diah Bakri, Sajuti Melik, Iwa Kusuma Sumantri, Chaerul Saleh, dan beberapa anggota PPKI untuk menegaskan bahwa pemerintah Jepang tidak campur tangan tentang proklamasi. Pertemuan itu berlangsung sampai larut malam untuk merumuskan redaksi naskah proklamasi. Pertemuan tersebut akhirnya menerima konsep proklamasi yang diajukan oleh Soekarno.dan diketik oleh Sajuti Melik.Kemudian pagi harinya jam 10 WIB (jam 11.30 waktu Jepang) tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta, Soekarno didampingi oleh Moh. Hatta membacakan naskah Proklamasi yang isinya sebagai berikut.PROKLAMASIKami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.Jakarta, 17 Agustus 1945Atas Nama Bangsa IndonesiaSoekarno - HattaSehari setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang yang pertama. Sebelum sidang dimulai secara resmi, dilakukan pertemuan untuk membahas beberapa perubahan yang berkaitan dengan rancangan naskah Panitia Pembukaan UUD yang saat itu dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Dengan cara musyawarah akhirnya disepakati adanya beberapa perubahan yaitu:PIAGAM JAKARTAPEMBUKAAN UUD 19451.Kata MukadimahdigantiPembukaan2.... dalam suatu Hukum Dasar ...diganti... dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara ...3.... dengan berdasar kepada Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya ...diganti... dengan berdasar kepada Ketuhanan yang Maha Esa ...4.... menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab ...diganti...kemanusiaan yang adil dan beradab ...Demikianlah perubahan isi Piagam Jakarta yang kemudian ditetapkan menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta, akhirnya sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 berhasil mengambil beberapa keputusan sebagai berikut.Mengesahkan Undang-Undang Dasar (UUD). Undang-Undang Dasar ini kemudian (setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959) dikenal dengan nama Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Hal ini untuk membedakan dengan Konstitusi RIS dan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950) yang pernah berlaku sebelum Dekrit.Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden ini penting dilakukan untuk memenuhi unsur-unsur konstitutif berdiri-nya sebuah negara. Saat itu Indonesia baru memiliki unsur rakyat dan wilayah, sehingga menurut ketentuan hukum (de yure) diperlukan adanya satu unsur lagi yaitu pemerintahan yang berdaulat. Untuk memnuhi kepen-tingan itu, PPKI dalam sidangnya memilih Presiden dan Wakil Presiden. Kewenangan PPKI itu didasarkan pada Pasal III Aturan Peralihan UUD 1945 (UUD 1945 sebelum diamandemen), yang berbunyi Untuk pertama kali Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Orang yang terpilih dalam sidang itu adalah Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden.Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan musyawarah darurat. Komite Nasional ini, menurut kententuan Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945 (UUD 1945 sebelum diamandemen) bertugas untuk membantu Presiden, karena saat itu Presiden dibebani tugas untuk menjalankan kekuasaan MPR, DPR, dan DPA selama ketiga lembaga negara tersebut belum terbentuk. Sahnya UUD 1945 berarti sah pula berlakunya Pembukaan UUD 1945. Demikian pula, sahnya Pembukaan UUD 1945 berarti ketentuan yang terdapat di dalam Pembukakan UUD 1945 itu, khususnya mengenai dasar negara juga berlaku secara sah. Adapun rumusan dan sistematika dasar negara yang sah yang terdapat di dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut.Ketuhanan Yang Maha EsaKemanusiaan yang adil dan beradabPersatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijak-sanaan dalam permusyawaratan perwakilan.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.RANGKUMANPada zaman Sriwijaya dan Majapahit, bangsa Indonesia telah mengalami masa yang gemilang, mempu-nyai negara yang merdeka, bangsa yang bersatu dan berdaulat. Pada waktu itu bangsa Indonesia telah menge-nyam kehidupan yang adil dan makmur, gemah ripah loh jinawi, tata tentram, kerta raharja.Penjajahan bangsa Barat, terutama bangsa-bangsa Eropa (seperti Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda) dan penjajahan bangsa Jepang telah melenyapkan segala yang telah dimiliki bangsa Indonesia. Kedaulatan negara hilang, persatuan dihancurkan, kemakmuran dirampas, dan wilayah diinjak-injak. Akibat penjajahan, rakyat Indonesia menderita lahir dan batin.Bertahun-tahun bahkan berabad-abad rakyat Indone-sia melakukan pergerakan secara fisik melawan penjajah. Banyak waktu dan tenaga dihabiskan, bahkan banyak nyawa menjadi korban. Namun, perlawanan-perlawanan secara fisik apalagi masih bersifat lokal menjadi sebab belum berhasilnya bangsa Indonesia menghalau penjajah. Kegagalan bangsa Indonesia itu disebabkan juga oleh karena penjajah mempergunakan sistem senjata teknologi (sistek) yang lebih modern, dan juga mempergu-nakan sistem senjata sosial (sissos) yang terkenal, yaitu devide et impera (pecah belah dan kuasai).Kegagalan-kegagalan perlawanan secara fisik yang tidak terkoordinasi mendorong pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia (terutama kaum terpelajar) untuk merubah bentuk pergerakan dari pergerakan yang bersifat lokal (kedaerahan) menjadi pergerakan nasional. Munculnya pergerakan nasional itu dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo dengan mendirikan organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Hari lahirnya Budi Utomo itu dikenal sebagai hari lahirnya Kebangkitan Nasional. Setelah bermunculan organisasi-organisasi yang bersifat nasional lainnya, perjuangan untuk mewujudkan kesatuan nasional kemudian diikuti dengan Sumpah Pemuda taggal 28 Oktober 1928 yang berisi pengakuan akan adanya bangsa, tanah air, dan bahasa yang satu, yakni Indonesia.Berkat perjuangan yang dilandasi persatuan dan kesatuan nasional, akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdeka-an. Sejak itu, negara Indonesia dinyatakan berdiri sebagai negara yang merdeka dan bebas dari kekuasaan penjajah.Agar bangunan negara Indonesia merdeka dapat berdiri kuat dan kokoh, maka diperlukan dasar negara yang kuat dan kokoh pula. Untuk itu, para pendiri negara tidak mau begitu saja mengambil ideologi yang telah ada (seperti Liberalisme dan Sosialisme) untuk dijadikan dasar negara Indonesia. Para pendiri negara berusaha merumuskan dasar negara yang materinya digali dari nilai-nilai sosial budaya bangsa yang telah ada sejak jaman dulu. Sebagai hasil usaha tersebut, terumuskanlah dasar negara yang terdiri atas lima prinsip, sehingga diberi nama Pancasila. Berdasarkan kenyataan tersebut, Pancasila bukanlah dasar negara hasil duplikasi atau plagiasi apalagi ideologi gado-gado atau campuran dari beberapa ideologi yang ada. Pancasila merupakan dasar negara asli Indonesia, karena digali dan dirumuskan oleh bangsa Indonesia, digali dari nilai-nilai sosial budaya bangsa Indonesia, serta digunakan sebagai dasar negara Indonesia. Hal ini pula dapat dijadikan sebagai alasan rasional untuk mengatakan Pancasila sangat cocok dijadikan dasar negara Indonesia jika dibandingkan kalau kita menggunakan ideologi negara lain sebagai dasar negara.SOAL-SOAL LATIHANJawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !Sebutkanlah bangsa-bangsa yang pernah menjajah bangsa Indonesia !Jelaskanlah nasib bangsa Indonesia pada masa penjajahan !Bagaimanakah reaksi atau sikap bangsa Indonesia dalam menghadapi perilaku para penjajah ?Jelaskanlah faktor-faktor yang menyebabkan gagalnya bangsa Indonesia mengusir penjajah dari buni Indonesia sebelum lahirnya kebangkitan nasional !Jelaskanlah pandangan Anda, apakah kemerdekaan bangsa Indonesia diperoleh karena hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri ataukah karena hadiah atau pemberian bangsa Jepang ?Sebutkanlah para tokoh bangsa Indonesia yang mengusulkan rancangan dasar negara pada saat sidang BPUPKI !Sebutkanlah masing-masing rumusan dasar negara yang diusulkan oleh para tokoh bangsa Indonesia pada saat sidang BPUPKI !Di antara rancangan rumusan dasar negara yang ada, sebutkan dan jelaskan rumusan dasar negara yang sah digunakan sebagai dasar negara Indonesia!