1. Pro Perio - Gingivitis

16
Kalkulus 1. Kalkulus supragingival Kalkulus supragingival adalah kalkulus yang melekat pada permukaan mahkota gigi mulai dari puncak gingival margin dan dapat dilihat. Kalkulus ini berwarna putih kekuningan, konsistensinya keras, seperti batu tanah liat dan mudah dilepaskan dari permukaan gigi dengan scaler. Warna kalkulus dapat dipengaruhi oleh pigmen sisa makanan atau dari merokok. 3 Banyak terdapat pada bagian bukal molar rahang atas yang berhadapan dengan duktus Stensen’s/ parotis , pada bagian lingual gigi depan rahang bawah yang berhadapan dengan duktus Wharton’s. Selain itu, kalkulus juga banyak terdapat pada gigi yang sering tidak digunakan. 3 Gambar 5. Kalkulus supragingiva 2. Kalkulus subgingival Kalkulus subgingival adalah kalkulus yang berada di bawah batas gingival margin, biasanya pada daerah saku gusi dan tidak dapat terlihat pada waktu pemeriksaan. Kalkulus ini melekat pada permukaan akar dan distibusinya

description

kalkulus,gingivitis, scalling root planning, kuretase

Transcript of 1. Pro Perio - Gingivitis

Page 1: 1. Pro Perio - Gingivitis

Kalkulus

1. Kalkulus supragingival

Kalkulus supragingival adalah kalkulus yang melekat pada permukaan

mahkota gigi mulai dari puncak gingival margin dan dapat dilihat. Kalkulus ini

berwarna putih kekuningan, konsistensinya keras, seperti batu tanah liat dan mudah

dilepaskan dari permukaan gigi dengan scaler. Warna kalkulus dapat dipengaruhi oleh

pigmen sisa makanan atau dari merokok. 3

Banyak terdapat pada bagian bukal molar rahang atas yang berhadapan dengan

duktus Stensen’s/ parotis , pada bagian lingual gigi depan rahang bawah yang

berhadapan dengan duktus Wharton’s. Selain itu, kalkulus juga banyak terdapat pada

gigi yang sering tidak digunakan.3

Gambar 5. Kalkulus supragingiva

2. Kalkulus subgingival

Kalkulus subgingival adalah kalkulus yang berada di bawah batas gingival

margin, biasanya pada daerah saku gusi dan tidak dapat terlihat pada waktu

pemeriksaan. Kalkulus ini melekat pada permukaan akar dan distibusinya tidak

bergantung dengan glandula saliva tetapi dengan adanya inflamasi gingival dan

pembentukan poket.4

Konsistensinya biasanya keras dan padat. Warnanya cokelat tua atau hijau

kehitam-hitaman. Bentuk kalkulus subgingival dapat dibagi menjadi deposit noduler

dan spinning yang keras, berbentuk cincin atau ledge yang mengelilingi gigi,

berbentuk seperti jari yang meluas sampai ke dasar saku, bentuk bulat yang

terlokalisasi, dan bentuk gabungan. Jika gingival mengalami resesi, subgingival

kalkulus akan dapat dilihat seperti kalkulus supragingival dan mungkin akan ditutupi

oleh supragingival yang asli.3,6

Page 2: 1. Pro Perio - Gingivitis

Kalkulus Supragingival dan Subgingival5

Kalkulus Supragingival Kalkulus Subgingival

Cara

mandeteksi

Menggunakan air drying, dan akan

memberikan penampilan yang pucat

atau seperti berkapur

Menggunakan probe

Formasi Kalsifikasi heterogen Kalsifikasi lebih homogeny

Kandungan

mineral

37% dari volume, Berasal dari saliva 50% dari volume, Berasal dari

CSG

Komposisi -70-80% material anorganik.

Kalsium, fosfat dan sedikit

magnesium, sodium, karbonat dan

fluride. Fluoride didistribusikan

secara teratur.

-15-20% material organic: Protein

55%, lemak 10% dan karbohidrat.

Konsentrasi kalsium,

magnesium dan fluoride lebih

banyak daripada kalkulus

supragingival. Fluoride

didistribusikan tidak teratur.

1. Komponen mikroorganisme

Persentasi organisme filamentous gram positif dan gram negatif lebih tinggi

pada kalkulus daripada daerah lain rongga mulut. Mikroorganisme pada daerah

perifer yang predominan adalah bacillus gram negatif dan kokus. Kebanyakan

mikroorganisme di dalam kalkulus ini mati.3

Mekanisme mineralisasi kalkulus adalah :

A. Gingiva Normal

Gingiva mengelilingi gigi RA & RB di alveoli dan menutupi prosesus alveolaris.

Gambaran klinis struktur normal gingiva antara lain:

Attached gingiva adalah gingiva yang melekat ke tulang disekitar akargigi.

Attached gingiva yang sehat berwarna merah muda, dengan beberapa area yang

Page 3: 1. Pro Perio - Gingivitis

bisa mengalami pigmentasi melanin. Jaringan attached gingiva terlihat

mempunyai stippling (berbintik)

Papilla interdental mengisi daerah diantara gigi sampai ke kontak area untuk

mencegah impaksi makanan. Papila interdental berbentuk konus di daerah gigi

anterior dan berujung tumpul di daerah gigi posterior

Attached gingiva dan marginal gingiva dipisahkan oleh free gingival groove.

Free gingival groove adalah cekungan di gingiva yang letaknya sesuai dengan

kedalaman sulkus gingiva. Sangat jelas terlihat di daerah anterior RB dan

premolar

Marginal gingiva mempunyai lebar 0.5-2.0 mm dari free gingival crest sampai

attached gingiva. Bentuknya melengkung sesuai kontur CEJ pada gigi. Marginal

gingiva lebih translusen dari attached gingiva, tidak berbintik, dan jaringannya

tidak melekat ke permukaan gigi.

B. Etiologi, Predisposing Factors, dan Modifying Factors Penyakit Gingiva

a. Etiologi Umum

Etiologi Utama Penyakit Periodontal: plak

Faktor Risiko Lokal: anatomi gigi; gigi berjejal; tambalan mengemper;

impaksi makanan; titik kontak tidak baik; karies servikal; sisa akar gigi;

iatrogenic;

Faktor Risiko Sistemik: hormonal; penyakit kardiovaskular; kelainan darah;

malnutrisi; osteoporosis; stress; obat-obatan

Faktor etiologi utama dari penyakit gingiva yaitu:

1. Jaringan Host: Selama OH baik, kemungkinan munculnya gingivitis rendah

2. Faktor Pertahanan Tubuh Host

Sel PMNL

Jumlahnya akan meningkat saat onset gingivitis & periodontitis. Interaksi

antara PMNL dan bakteri di plak bisa menyebabkan:

Kematian mikroorganisme

Kematian leukosit

Autolisis netrofil dan pelepasan enzim lisosom (hyaluronidase,

collagenase, elastase, asam hidrolase)

Page 4: 1. Pro Perio - Gingivitis

Oleh karena itu, PMNL mempunyai efek protektif maupun merusak

terhadap jaringan host

Antibodi: Antibodi seperti IgG, IgM, dan IgA pada GCF bisa mengalami

kenaikan jumlahnya saat adanya bakteri patogen. Hal ini bisa bersifat:

Protektif

Menimbulkan reaksi hipersensitivitas yang merusak jaringan tubuh

Non-spesifik dan tidak ada hubungannya

3. Mikroorganisme pada plak subgingival (bakteri & toksinnya)

b. Predisposing Factors

1. Faktor Iatrogenik

Prosedur dental yang berkontribusi dalam kerusakan jaringan periodontal.

Margin restorasi: overhanging, .kekasaran permukaan restorasi berupa

groove atau garis-garis halus yang dapat menjadi tempat akumulasi plak.

Kontur dan open contact: restorasi yang over kontur akan memudahkan

akumulasi plak. Open kontak dapat menyebabkan terjadinya food

impaction.

Material: material kedokteran gigi yang dapat merusak jaringan gingiva

adalah self curing acrilic

Desain dari removable partial denture: desain yang menutupi gingiva dapat

mempermudah terjadinya akumulasi plak

2. Maloklusi: Alignment yang iregular membuat kontrol plak lebih sulit.

3. Komplikasi periodontal yang berhubungan dengan perawatan ortodontik: retensi

plak, trauma gingiva dan hilangnya ketinggian tulang alveolar, dan respon

jaringan terhadap gaya ortodontik

4. Ekstraksi gigi M3 impaksi: dapat menyebabkan terjadinya vertikal defek pada

distal M2

5. Kebiasaan yang disebabkan diri sendiri

Trauma yang disebabkan perhiasan oral, contohnya tindik.

Trauma sikat gigi

Iritasi kimia,

6. Tembakau yang tidak dijadikan rokok, dapat dikunyah ataupun dihisap.

7. Terapi radiasi

Page 5: 1. Pro Perio - Gingivitis

C. Klasifikasi Penyakit Gingiva

Klasifikasi Penyakit Gingiva

Berdasarkan “World Workshop in Clinical Periodontics” yang diadakan pada tahun

1989, gingivitis diklasifikasikan menjadi 6, yaitu:

1. Penyakit gingiva yang dipengaruhi oleh plak gigi

2. Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG)

3. Gingivitis yang dipengaruhi oleh hormon steroid

4. Pembesaran gingiva karena pengaruh obat-obatan

5. Gingivitis karena pengaruh kelainan darah, kekurangan nutrisi, tumor, faktor genetik,

dan infeksi virus

6. Gingivitis Deskuamatif

1) Gingivitis Associated with Dental Plaque Only

Gingivitis tipe ini merupakan hasil interaksi antara mikroorganisme yang

hidup pada biofilm dengan jaringan dan sel radang dari inang. Interaksi ini dapat

dipengaruhi oleh faktor lokal sistemik, atau keduanya, pengobatan dan malnutrisi.

a. Gambaran Klinis

Gingivitis paling sering kronis dan tanpa rasa sakit, tetapi episode akut dan

sakit dapat menutupi keadaan kronis tersebut. Keparahannya seringkali dinilai

berdasarkan perubahan-perubahan dalam warna, kontur, konsistensi dan adanya

perdarahan. Gingivitis kronis menunjukkan tepi gusi membengkak merah dengan

papila interdental mengalami inflamasi dan mempunyai warna merah keungu-unguan.

Stippling hilang ketika jaringan-jaringan tepi membesar. Keadaan tersebut

mempersulit pasien untuk mengontrolnya, karena perdarahan dan rasa sakit akan

timbul oleh tindakan paling ringan sekalipun, misalnya menggosok gigi (Langlais dan

Miller, 1998).

b. Perawatan

Perawatan untuk gingivitis akut dan kronis terdiri atas menghilangkan plak

gigi diikuti oleh kebersihan mulut sehari-hari (Langlais dan Miller, 1998).

Page 6: 1. Pro Perio - Gingivitis

Gingivitis Marginalis Gingivitis Kronis

2) Gingival Disease Modified by Systemic Factors

Faktor sistemik seperti perubahan hormon akibat pubertas, siklus menstruasi,

kehamilan, dan diabetes mempengaruhi gingivitis karena mempengaruhi respon

radang gingiva. Blood dyscarias seperti leukimia dapat pula mempengaruhi respon

radang tepatnya mempengaruhi keseimbangan imunologik leukosit yang

menyuplai periodontium. Faktor sistemik ini dapat menyebabkan gingivitis bahkan

pada pasien yang memiliki kadar plak rendah.

3) Gingival Disease Modified by Medications

Obat-obatan yang dapat mempengaruhi gingiva, yaitu: anti-convulsant,

immunosuppressive, dan calcium channel blockers. Obat-obatan tersebut dapat

menyebabkan perubahan kontur/outline gingiva berupa pembesaran. Keparahan

pembesaran ini bersifat berbeda pada setiap pasien dan dapat dipengaruhi oleh

kontrol plak yang buruk.

4) Gingival Disease Modified by Malnutrition

Defisiensi vitamin C dapat menyebabkan kemerahan, bengkak, dan

perdarahan pada gingiva. Defisiensi nutrisi dapat mempengaruhi fungsi imun dan

berdampak pada kemampuan inang melindungi dirinya sendiri melawan efek buruk

hasil metabolisme sel (mis: radikal bebas).

5) Gingival Diseases of Specific Bacterial Origin : gonorhea, spiroket

6) Gingival Disease of Viral Origin: herpes simpleks, varicela zooster

7) Gingival Disease of Fungal Origin: candidiasis

8) Gingival Disease of Genetic Origin:

9) Gingival Manifestation of Systemic Condition:

10) Foreign Body Reactions

Page 7: 1. Pro Perio - Gingivitis

a. Berdasarkan course and duration, penyakit gingiva terbagi menjadi:

Gingivitis akut terjadi tiba-tiba, durasinya singkat, dan terasa sakit.

Gingivitis berulang terjadi kembali setelah dirawat dan menghilang

tiba-tiba.

Gingivitis kronis terjadinya lambat, durasi lama, dan tidak sakit,

kecuali terjadi komplikasi. Merupakan tipe yang paling sering muncul.

b. Berdasarkan distribusinya, penyakit gingiva terbagi menjadi:

Localized Gingivitis terjadi pada gingiva satu gigi atau satu kelompok gigi.

Generelized Gingivitis mencakup seluruh mulut.

Marginal Gingivitis meliputi margin gingival dan sebagian attached gingiva.

Papillary Gingivitis meliputi interdental papilla dan terkadang memanjang

hingga margin gingiva yang berdekatan.

Difuse Gingivitis mencakup margin gingiva, attached gingiva, dan interdental

papillae.

Gingivitis a) hormonal pada wanita saat pubertas b) diabetes tak terkontrol c) dilantin

D. Patogenesis dan Immunopatogenesis Penyakit Gingiva

Perubahan yang terjadi pada gingiva normal ke kondisi patologis disebabkan oleh

adanya kehadiran bakteri plak dan produk-produknya. Bakteri plak dan produknya akan

menyababkan kerusakan pada jaringan epitel dan sel-sel jaringan ikat. Kemudian

junctional space antar sel melebar. Bakteri dan produknya akan mudah masuk dan

menginvasi gingiva.

Terdapat 4 tahapan peristiwa dalam perkembangan gingivitis, antara lain:

1. Stage I : Initial Lesion

Pada tahap ini terjadi perubahan vaskular berupa dilatasi kapiler serta peningkatan

aliran darah sebagai respon dari aktivitas mikroba pada leukosit dan stimulasi

Page 8: 1. Pro Perio - Gingivitis

berikutnya pada sel endotel. Sebagai hasil dari invasi bakteri, leukosit PMN

terinfiltrasi ke jaringan meninggalkan kapiler. Stage ini terjadi pada hari ke 2-4

sejak invasi bakteri.

2. Stage II : Early Lesion

Pada tahp ini tanda-tanda eritema muncul akibat proliferasi kapiler, perdarahan pun

mulai terjadi bahkan pada saat gentle probing. Kerusakan kolagen pun meningkat

sampai 70%. Fibroblas pun menunjukan perubahan sitotoksik dengan kapasitas

penurunan untuk produksi kolagen. Tahap ini makrofag dan sel plasma terinfiltrasi

ke jaringan. Stage ini terjadi pada hari ke 4-7 sejak invasi bakteri.

3. Stage III : Established Lesion

Pembuluh vena mulai terganggu aktivitasnya. Aliran darah terhambat sehingga terjadi

anoxemia gingiva atau keadaan dimana gingiva mengalami kekurangan oksigen. Hal

tersebut akan memperparah keadaan gingiva, gingiva akan mengalami perubahan

warna menjadi kebiruan. Pengeluaran sel darah merah ke jaringan ikat dan pemecahan

hemoglobin akan mempengaruhi perubahan warna. Stage ini terjadi pada hari ke 14-

21 hari sejak invasi bakteri.

4. Stage IV : Advanced Lesion

Pada tahap ini terjadi perluasan lesi ke tulang alveolar yang merupakan awal dari

penyakit periodontal.

E. Prognosis

Macam-macam prognosis dalam penyakit periodontal:

- Excellent: tidak ada kehilangan tulang, kondisi gusi sempurna, pasien kooperatif,

tidak ada faktor sistemik.

- Good: Satu atau lebih dari kondisi berikut: sokongan tulangnya mencukupi, pasien

cukup kooperatif, tidak ada faktor sistemik atau faktor sistemik yang ada dapat

dikontrol.

- Cukup: Satu atau lebih dari kondisi berikut: sokongan tulang kurang dari cukup,

mobilitas beberapa gigi, keterlibatan furkasi kelas I, tingkat kooperatif pasien dapat

diterima, faktor sistemik yang hadir terbatas.

- Buruk: Kehilangan tulang sedang sampai lanjut, mobilitas gigi, keterlibatan furkasi

kelas I dan II, kooperasi pasien meragukan atau sulit dikontrol, kehadiran faktor

sistemik.

Page 9: 1. Pro Perio - Gingivitis

- Dipertanyakan: Kehilangan tulang tingkat lanjut, keterlibatan furkasi kelas II dan III,

mobilitas gigi, ada area yang tidak dapat diaksesm kehadirat faktor sistemik.

- Hopeless (tidak ada harapan): Kehilangan tulang tingkat lanjut, indikasi ekstraksi,

kehadiran faktor sistemik yang tidak dapat dikontrol.

Untuk penyakit gingivitis, prognosisnya bisa berupa excellent atau good. Prognosis untuk

Pasien yang mengalami penyakit gusi yang diinduksi oleh dental plaque adalah excellent

asalkan seluruh iritan lokal dihilangkan dan pasien kooperatif dengan menjaga agar oral

hygiene tetap baik

F. Tata Laksana Perawatan

Gingivitis merupakan penyakit reversible. Terapi bertujuan pada pengurangan faktor

etiologi untuk mengurangi atau menghilangkan inflamasi sehingga memungkinkan jaringan

gingiva untuk sembuh.

Perawatan pada gingivitis:

Debridement dan penghilangan faktor retensi plak, seperti scaling dan root

planning. Tujuannya adalah untuk menghilangkan plak dan kalkulus untuk

menurunkan bakteri subgingiva di bawah batas ambang yang dapat

menginisiasi inflamasi.

Irigasi gingiva dengan chorhexidine atau larutan saline

Kontrol plak: Sikat gigi, pemakaian benang gigi dan peresepan obat kumur.

Scalling dan Root Planning

Scaling adalah pembuangan plak & kalkulus dari permukaan gigi. Root planing

adalah pembuangan plak subgingival, kalkulus, dan sementum nekrotik lalu meninggalkan

permukaan sementum yang keras & halus.

Kontrol Plak

Kontrol plak merupakan pembersihan plak dari permukaan gigi dan jaringan gingiva,

dan pencegahan pertumbuhan bakteri yang baru. Kontrol plak yang efektif bisa

menyembuhkan inflamasi gingiva dan sangat penting dalam setiap terapi periodontal.

Perawatan periodontal tanpa kontrol plak yang baik pasti gagal, akibat terjadinya kembali

penyakit. Kontrol plak ada yang secara mekanis maupun secara kimia.

Page 10: 1. Pro Perio - Gingivitis

Kontrol Plak Mekanis

Dapat dilakukan dengan menggunakan:

Sikat gigi elektrik, dianggap menguntungkan bagi pasien berkebutuhan khusus/cacat,

pasien dengan alat orthodontik cekat, pasien yang membutuhkan bantuan orang lain

untuk melakukan OH

Sikat gigi, ada banyak jenisnya. Bulu sikat yang halus memiliki fleksibilitas lebih dan

bisa menjangkau daerah interproksimal dan subgingival

Pasta gigi, mengandung abrasif (cth: silika), air, pengawet, perasa, pewarna, deterjen,

& agen terapeutik (cth: fluoride). Pasta gigi yang mengandung bahan abrasif lebih

banyak tidak direkomendasikan

Interproximal cleaning aids, seperti:

o Dental floss, digunakan dengan gerakan naik-turun permukaan proksimal

setiap gigi, mulai tepat di bawah titik kontak sampai dibawah margin gingiva

o Interspace brushes (ISBs), berbentuk seperti sikat gigi yang memiliki 1 ikat

bulu sikat gigi saja. Digunakan untuk membersihkan daerah interproksimal,

permukaan distal gigi paling posterior, permukaan lingual gigi RB, dll

o Mini-interdental brushes (MIBs), bentuknya seperti sikat botol. Digunakan

untuk membersihkan daerah interproksimal, daerah lesi furkasi kelas II & III,

daerah sekitar restorasi implan

Kontrol Plak Kimia

Bahan kimia ada yang dimasukkan ke dalam kandungan obat kumur dan pasta gigi

dengan tujuan untuk menghambat pembentukan plak & kalkulus. Agen antiplak juga

memiliki efek signifikan dalam menyembuhkan gingivitis. Beberapa bahan kimia yang

digunakan sebagai kontrol plak antara lain:

Agen kationik, seperti chlorhexidine gluconate

Bahan phenol, seperti Triclosan & Listerine

Sanguinarine

Garam logam berat, seperti garam Zn dan Sn

Surfaktan, seperti amino alkohol dan Plax

Page 11: 1. Pro Perio - Gingivitis

Obat kumur seperti Chx atau tricoslan dapat direkomendasikan untuk

menurunkan kapasitas bakteri. Alternatifnya dapat menggunakan obat kumur atau

spray yang mengandung benzylamine untuk mengurangi inflamasi, khususnya dengan

kontak dengan mukosa berkepanjangan. Akan tetapi, penetrasi agen topical ini ke

sulkus gingiva tidak terlalu baik (minimal), sehingga lebih banyak digunakan untuk

mengontrol plak supragingiva.