1 Portofolio Formulasi Sediaan Solid

46
PORTOFOLIO FORMULASI SEDIAAN SOLID Untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Praktikum FTS Semi Solid yang dibina oleh Ibu Noor Annisa Susanto S.Farm, Apt Oleh DIANA ARUM SARI NIM 13.190 Irvatul Larial Vikiyanti

description

formulasi ucilarial

Transcript of 1 Portofolio Formulasi Sediaan Solid

PORTOFOLIO FORMULASI SEDIAAN SOLID

Untuk memenuhi persyaratan

Mata Kuliah Praktikum FTS Semi Solid

yang dibina oleh Ibu Noor Annisa Susanto S.Farm, Apt Oleh

DIANA ARUM SARI NIM 13.190

Irvatul

Larial

Vikiyanti

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG

Maret 2015BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIlmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia farmasi, khususnya dalam pembuatan sediaan obat selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan cara berpikir manusia. Bentuk sediaan obat jadi dapat berubah bentuknya sesuai dengan yang diinginkan dengan manfaat dan fungsi yang berbeda tergantung dari bahan atau komposisi yang digunakan. Begitu pula dengan sediaan obat, solid yang telah dikembangkan oleh ahli farmasi dan industri.

Menurut bentuknya obat dapat digolongkan kedalam bentuk solid (padat), semi solid (setengah padat), dan liquid (cair). Berdasarkan bentuk tersebut masih banyak lagi macamnya. Pada pratikum kali ini akan membahas sediaan obat dalam bentuk solid (tablet). Sediaan tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya di buat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya, dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya.Dalam pembuatan tablet harus mengandung zat aktif dan zat tambahan yang sesuai dan bisa mendukung proses pembuatan tablet sehingga menghasilkan tablet yang baik. Zat tambahan yang digunakan harus saling mendukung dengan bahan tambahan lain sehingga tidak menimbulkan reaksi pada proses pembuatan tablet. Sediaan tablet yang baik mempunyai daya tahan yang baik, zat aktif yang stabil jika ditambahkan dengan bahan lain, bebas dari kerusakan misalnya tidak terjadi keretakan dan distribusi warna tidak merata.Tablet ibuprofen merupakan salah satu obat analgesik yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Dari alasan inilah praktikan bermaksud untuk membuat formulasi baru yang tepat dengan zat aktif agar menghasilkan sediaan tablet ibuprofen yang baik, dilihat dari mutu fisik maupun segi pengujian yang prosesnya telah disesuaikan dengan kondisi fisiologis tubuh manusia yang bertujuan untuk mengetahui mutu tablet yang dibuat dengan formulasi baru ini apakah layak untuk dikonsumsi.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui formulasi sediaan tablet.2. Untuk mengetahui karakteristik dari bahan sediaan obat dalam bentuk tablet.3. Untuk mengetahui cara pembuatan sediaan obat dalam bentuk tablet.

4. Untuk mengetahui uji mutu fisik sediaan tablet.1.3 Manfaat1. Mahasiswa mampu mebuat sediaan tablet dengan baik.2. Mahasiswa dapa mengetahui mutu fisik sediaan tablet yang telah dibuat.3. Mahasiswa mampu megaplikasikan dalam dunia kerja.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1) Pengertian Tablet Menurut:

a. Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata atau cembung-rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. (Moh. Anief)b. Tablet merupakan obat yang diberikan melalui mulut berbentuk padat dan terdapat ukuran yang tepat dari dosis lazim. (Buku Teori dan Praktek Farmasi Industri)c. Tablet adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa berbagai zat tambahan, berbentuk rata atau cembung rangkap umumnya bulat. d. Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi.(USP 26, Hal 2406)e. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI IV, Hal 4)f. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai.(ANSEL, Hal 244)g. Tablet adalah bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien (yang meningkatkan mutu sediaan tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat kohesivitas, kecepatan disintegrasi, dan sifat antilekat) dan dibuat dengan mengempa campuran serbuk dalam mesin tablet. (Teknologi Farmasi Sediaan Tablet, Hal 1)2) Syarat tablet

Syarat-syarat tablet adalah sebagai berikut (Syamsuni, 2007):

a. Keseragaman ukuran.

b. Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satusepertiga kali tebal tablet.

c. Keseragaman bobot dan keseragaman kandungan

Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zat aktif merupakan bagian terbesar dari tablet dan cukup mewakili keseragaman kandungan. Keseragaman bobot bukan merupakan indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika zat aktif merupakan bagian terkecil dari tablet atau jika tablet bersalut gula. Oleh karena itu, umumnya farmakope mensyaratkan tablet bersalut dan tablet yang mengandung zat aktif 50 mg atau kurang dan bobot zat aktif lebih kecil dari 50 % bobot sediaan, harus memenuhi syarat uji keseragaman kandungan yang pengujiannya dilakukan pada tiap tablet.

d. Waktu hancurrWaktu hancur penting dilakukan jika tablet diberi per oral, kecuali tablet yang harus di kunyah sebelum di telan. Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang ditetapkan pada masing masing monografi. Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlalu sempurna. Pada pengujian waktu hancur, tablet dinyatakan hancur jika ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain,waktu yang diperlukan untuk menghancurkan keenam tablet tidak lebihdari 15 menit untuk tablet tidak bersalutdan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut.e. Disolusi

Disolusi adalah suatu proses perpindahan molekul obat dari bentuk padat ke dalam larutan suatu media. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang terabsorbsi dan memberikan efek terafi di dalam tubuh. Kecepatan absorbsi obat tergantungpda cara pemberian yang dikehendaki dan juga harus dipertimbangkan frekuensi pemberian obat.

f. Penetapan kadar zat aktif

Penetapan kadar zat aktif bertujuan untuk mengetahui apakah kadar zat aktif yang terkandung di dalam suatu sediaan sesuai dengan yang tertera pada etiket dan memenuhi syarat seperti yang tertera pada masing-masing monografi. Bila zat aktif obat tidak memenuhi syarat maka obat tersebut tidak akan memberikan efek terapi dan juga tidak layak untuk dikonsumsi

3) penggolongan tablet

Menurut Siregar (2008) berdasarkan tujuan penggunaannya tablet dapat digolongkan se baga iberikut:1. Golongan tablet oral yang dihantarkan ke dalam saluran cerna

a. Tablet kempa

Tablet kempa adalah tablet tak bersalut yang dibuat dengan siklus pengempaan tunggal dan biasanya terdiri atas zat aktif tunggal atau dalam kombinasi dengan zat tambahan.

b. Tablet salut gula Tablet salut gula adalah tablet yang disalut dengan lapisan tipis larutan gula berwarna atu tidak berwarna. Guna penyalutan adalah untuk melindungi zat aktif, menutupi zat aktif yang beraroma atau berasa tidak menyenangkan dan menyempurnakan penampilan tablet.

c. Tablet salut selaput (film) Tablet salut film adalah tablet yang disalut dengan polimer yang larut air diberi warna atau tidak diberi warna yang terdisintegrasi segara dalam saluran cerna.

d. Tablet salut enterik Tablet salut enterik adalah tablet yang disalut dengan suatu zat, yang tidak terdisolusi dalam lambung (suasana asam) tetapi terlarut dalam saluran cerna (suasana basa).

2. Golongan tablet yang dihantarkan ke rongga mulut

a. Tablet kunyah Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.

b. Tablet bukal dan tablet sublingual Kedua jenis tablet ini dimaksudkan untuk ditahan dalam mulut, tablet bukal ditempatkan di antara pipi dan gusi, sedangkan tablet sublingual ditempatkan di bawah lidah, sehingga zat aktif diserap secara langsung.

c. Tablet hisap Tablet hisap adalah tablet yang dibuat dari zat aktif dan zat pemberi aroma dan rasa yang menyenangkan, serta dimaksudkan terdisolusi lambat dalam mulut.

3. Golongan tablet untuk komponen sediaan racikan obat resep

Tablet triturat Tablet triturat adalah tablet yang berbentuk kecil, umunya silindris, digunakan untuk menyediakan jumlah zat aktif yang tepat dalam peracikan obat. Tablet ini biasanya mengandung zat aktif yang toksik atau berkhasiat keras.

4. Golongan tablet yang dilarutkan terlebih dahulu dalam air kemudian diminum

Tablet efervesen Tablet efervesen adalah tablet yang dibuat dengan cara dikempa dan berbuih (pelepasan karbon dioksida) jika berkontak dengan air. Tablet harus dibiarkan terlarut baik dalam air sebelum diminum.

5. Golongan tablet yang ditanam

Tablet implantasi Tablet implantasi adalah tablet yang didesain dan dibuat secara aseptik untuk implantasi subkutan pada hewan atau manusia. Kegunaannya ialah memberi efek zat aktif yang diperlama yaitu sekitar satu bulan sampai setahun.

6. Golongan tablet yang dihantarkan ke rongga tubuh lainnya

Tablet vaginal adalah tablet sisipan yang didesain untuk terdisolusi dalam rongga vagina. Tablet ini berbentuk telur untuk memudahkan penahanan dalam vagina.

7. Golongan tablet untuk disuntikkan setelah dilarutkan dalam pembawa

Tablet hipodermik Tablet hipodermik adalah tablet yang dibuat dari bahan yang mudah larut atau larut sempurna dalam air. Tablet ini umumnya digunakan untuk membuat sediaan parenteral dengan cara melarutkan tablet dalam air steril

4) Keuntungan dan Kerugian Sedian Tablet1. Keuntungan Tableta. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.b. Tablet merupakan bentuk sediaan yang biaya pembuatannya paling rendah.c. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk dikemas serta dikirim.d. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah : tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.e. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah / hancurnya tablet tidak segera terjadi.f. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi besar-besaran.g. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran, sifat kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang baik.h. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisi dapat dicegah atau diperkecil.2. Kerugian tablet

a. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet atau dalam keadaan tidak sadar atau pingsan.

b. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis.

c. Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat di atas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavabilitas obat cukup.

d. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembapan udara perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin) atau perlu penyalutan dulu. Pada keadaan ini kapsul dapat merupakan jalan keluar terbaik serta lebih murah.5) Profil Penyakit Nyeri karena Haid

a. Definisi haidMenurut Rosenblatt(2007), menstruasi adalah peluruhan lapisan jaringan pada uterus yaitu endometrium bersama dengan darah. Menstruasi diperkirakan terjadi setiap bulan selama masa reproduksi, dimulai saat pubertas (menarche) dan berakhir saat menopausekecuali selama kehamilan. Sebagai seorang perempuan, pubertas merupakan tanda alat reproduksi wanita muda mulai bekerja.b. Penyebab haid

Interaksi antara hormon estrogen dan progesteron menyebabkan endometrium pada uterus menggumpal dan menebal untuk mengkapasitasi pembuahan. Tetapi jika tidak dibuahi, terjadilah menstruasi.c. Gejala nyeri pada haid

Gejala dari nyeri haid berupa rasa nyeri di perut bagian bawah, menjalar ke daerah pinggang dan paha. Kadang-kadang disertai mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul sebelum haid dan berangsur hilang setelah darah haid keluar (Dawood, 2006). d. Akibat

Akibat dari nyeri yang dirasakan sangat sakit, apalagi pada awal menstruasi sekitar 1-2 hari sehingga perlunya pengobatan anti nyeri.

e. Pencegahan

Untuk mengurangi nyeri pada saat haid dianjurkan untuk olahraga ringan. Karena olahraga ringan dapat menghasilkan endorphin. Hormon ini berfungsi ssebagai penenang secara alami sehingga akan terasa lebih nyaman.

6) Profil Ibuprofen

a. DefinisiIbuprofen adalah salah satu jenis anti-inflamasi non-steroid (AINS) yang diindikasikan untuk meredakan nyeri ringan sampai sedang, nyeri setelah operasi, nyeri pada penyakit sendi (seperti pengapuran sendi atau rematik), nyeri otot, nyeri haid, serta menurunkan demam. Ibuprofen juga memiliki efek anti-radang dan anti-pembekuan darah yang lemahb. IndikasiMenurunkan demam pada anak-anak dan meringankan nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada dismenore primer (nyeri haid), nyeri pada penyakit gigi atau pencabutan gigi, nyeri setelah operasi, sakit kepala, gejala nyeri ringan sampai sedang pada penyakit nyeri reumatik tulang sendi dan sendi terkilir.c. DosisNyeri (haid), demam, dan rema, permulaan 400 mg p.c / d.c, lalu 3-4 dd 200-400 mgDemam pada anak : 6-12 bulan 3 dd 50 mg, 1-3 th 3-4 dd 50 mg, 4-8 th 3-4 dd 100 mg, 9-12 thn 3-4 dd 200 mg.

d. Efek sampingEfek samping yang paling sering timbul (1 10%) adalah mual, muntah, diare, konstipasi, nyeri perut atau rasa terbakar pada perut bagian atas, ruam kulit, penurunan kadar trombosit, penurunan kadar limfosit darah, dan gangguan penglihatan. Efek samping yang lebih jarang adalah luka pada kerongkongan, gagal jantung, penyempitan saluran napas, gangguan ginjal, reaksi alergi kulit berat, dan peningkatan kadar kalium darah. Ibuprofen dapat mencetuskan serangan asma yang pada sebagian kecil orang dapat berakibat fatal.e. Mekanisme KerjaIbuprofen adalah golongan antiinflamasi nonsteroid yang mempunyai efek sebagai analgesik (meringankan sakit) dan antipiretik (menurunkan demam). Aktivitas analgesik ibuprofen dengan cara menghambat enzim siklooksigenase dengan akibat terhambatnya sintesis prostaglandin, yaitu suatu zat yang bekerja pada ujung-ujung saraf jaringan tubuh yang sakit. Aktivitas antipiretiknya bekerja di hipotalamus dengan meningkatkan vasodilatasi dan aliran darah periferal.7) Komponen Tablet dan Bahan Tambahan

Tablet umumnya disamping zat aktif, juga mengandung zat pengisi, zat pengikat, zat penghancur dan zat pelicin. Untuk tablet tertentu zat pewarna, zat perasa, dan bahan-bahan lainnya dapat ditambahkan jika diperlukan. Komposisi umum dari tablet adalah: 1. Zat berkhasiat/ zat aktif Zat berkhasiat atau zat aktif jarang diberikan dalam keadaan murni, tetapi harus dikombinasikan terlebih dahulu dengan zat-zat yang bukan obat yang mempunyai fungsi khusus agar dapat dibentuk menjadi sediaan tablet (Anief, 1994).

2. Zat pengisi Zat pengisi adalah suatu zat yang ditambahkan ke dalam suatu formulasi tablet bertujuan untuk penyesuaian bobot dan ukuran tablet sehingga sesuai dengan persyaratan, untuk membantu kemudahan dalam pembuatan tablet, dan meningkatkan mutu sediaan tablet. Zat pengisi yang biasa digunakan adalah pati (amilum), laktosa, manitol, sorbitol dan lain-lain (Siregar, 2008).

3. Zat pengikat Zat pengikat dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dan dapat dibentuk menjadi granul sehingga dapat dikempa atau dicetak. Zat pengikat yang biasa digunakan adalah gelatin, amilum maidis, amilum manihot, amilum tritici dan lain-lain (Anief, 1994).

4. Zat penghancur Zat penghancur dimaksudkan untuk memudahkan pecahnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran pencernaan dan mempermudah absorbsi. Zat penghancur yang biasa digunakan adalah pati, asam alginat, gom dan lain-lain (Lachman, dkk, 1994).

5. Zat pelicin Zat pelicin adalah zat tambahan yang digunakan dalam formulasi sediaan tablet untuk mempermudah pengeluaran sediaan tablet dari dalam lubang kempa dan untuk mencegah tablet melekat pada dinding lubang kempa. Zat pelicin yang biasa digunakan adalah talk, magnesium stearat, kalsium stearat, natrium stearat, polietilen glikol, dan lain-lain (Siregar, 2008).

8) Pra Formulasi 1. Ibu profen

a. Karakteristik : serbuk hablur; putih hingga hampir putih; berbau khas lemah.

b. Titik lebur : 75-78 c

c. Titik didih :319 c at 760 mmHg

2. CMC Na

a. Karakteristik : Serbuk granular; putih atau hampir putih; tidak berbaub. Stabilitas : Stabil, meskipun higroskopis. Dalam kondis yang tingkat kelembaban tinggi, CMC Na dapat mengabsorbsi air sdalam jumlah yang besar(50%). Larutan CMC Na stabil pada pH 2-10, Pengendapan dapat terjadi pada pH dibawah 2 dan pengurangan viskositas secara cepat terjadi dibawah pH 10. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat yang sejuk dan keringc. Inkompabilitas : Inkompatibel dengan larutan asam kuat dan dengan garam yang larut dari besi dan logam lain seperti aluminum, raksa, dan seng. Inkompatibel pula dengan xanthan gum. Pengendapan dapat terjadi pada pH < 2 dan jika dicampur dengan etanol 95%. CMC Na membentuk kompleks dengan gelatin dan pektin. Dapat juga membentuk kompleks dengan kolagen dan memiliki potensi utnuk menegndap akibat muatan psositif protein.3. Na benzoat

a. Karakteristik : Granul putih atau kristal, agak higroskopik, agakberbau benzoin, rasa manis dan asin yang kurang enak.b. OTT : senyawa kuatener, gelatin, garam ferri (ferric salts), garam kalsium, dan garam logam berat termasuk perak, lead, dan raksa. c. pH : 8 untuk larutan jenuh pada suhu 25C 4. Talk

a. Karakteristik : serbuk kristal berwarna putih sampai abu-abu, tidak berbau dan tidak berasa.

b. Sifat fisikokimia

1. pH : 7-10 untuk 20% w/v

2. higroskopisitas : talc menyerap air dengan jumlah tak tentu pada suhu 25 c dan kelembapan relativnya meningkat hingga 90%

c. imkompabilitas

talc dapat bereaksi dengan nyawa amoniak quartener

d. OTT : Senyawa ammonium kuatener 5. Polisorbat 80

a. Karakteristik : Berminyak, kekuningan atau kecoklatan kuning,cairan beningb. Viskositas, pada 25 , antara 300 dan 500 MPa s.6. Laktosa

a. Karakteristik : serbuk atau partikel kristalin; putih sampai agak putih; tidak berbau; rasa manisb. Stabilitas : Pada kondisi lembab (RH>80%) dapat terjadi pertumbuhan kapang. Selama disimpan, laktosa dapat berubah warna menjadi kecoklatan. Reaksi ini dipercepat oleh panas dan kondisi lembab. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan kering. c. Inkompatibilitas : Laktosa dapat berubah warna menjadi coklat jika bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus amin primer (rekasi maillard). d. OTT : asam amino, aminofilin, amfetamin, lisinopril. 7. Eritrosin

a. Kelarutan: 100 g / l di Dalam air pada 20 Cb. Kondisi yang harus dihindari: Panas 9) Formulasi (Alasan Pemilihan Bahan)a. Ibu profenMemilih ibu profen karena berkhasiat meringankan nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada dismenore primer (nyeri haid). Ibu profen dalam penggunaanya aman tidak mengiritasi lambung dan tidak merusak hati.

b. Cmc NaSebagai zat pengikat biar bisa membentuk granul dan tidak pecah atu retak sehingga tablet dapat dikempa atau dicetak.

c. Natrium benzoat

Sebagai bahan pelicin untuk mengurangi gesekan tablet dan untuk mengurangi gesekan antara dinding puch dan untuk mengurangi gesekan tablet dengan dinding die.

d. Talk

Sebagai bahan pelincir untuk memacu aliran serbuk atau granul untuk mengurangi gesekan gesekan pada partikel. Dan untuk mengurangi gaya adesif.

e. Polisorbat 80

Sebagai bahan pembasah dalam tablet yang mengandung bahan aktif sukar larut dalam air dengan tujuan meningkatkan laju disolusi.

f. Lactosa

Sebagai bahan pengisi untuk mendapatkan ukuran tablet yang sesuai dan mempermudah dalam proses pembuatan tablet.

g. Eritrosin

Sebagai bahan pewarna merah untuk memudahkan identifikasi dan memberikan penampilan menarik.

10) Metode Pembuatan TabletA. Pencampuran

Pencampuran atau mixing adalah usaha terhadap dua komponen lebih untuk diproses sedemikian rupa sehingga setiap partikel dari komponen terdispersi merata diantara partikel komponen yang lain. Tujuan pencampuran adalah untuk memperoleh campuran yang homogen. Ada 2 macam pencampuran yaitu pencampuran non interaktif dan pencampuran interaktif.

Mekanisme pencampuran pada pencampuran acak ada tiga macam yaitu :

a. Pencampuran konvektif : gerakan segerombol partikel dari satu tempat ke tempat lain di dalam campuran.

b. Pencampuran difusif: redistribusi partikel karena gerakan-gerakan acak partikel secara individual.

c. Pencampuran geser: perubahan konfigurasi komponen penyusun serbuk karena lapisan partikel yang menggelincir.

Terdapat sedikitnya 8 faktor yang berpengaruh pada proses pencampuran, yaitu :

1. Bentuk partikel.

2. Ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel.

3. Kerapatan jenis (densitas partikel).

4. Kelicinan komponen.

5. Muatan elektrostatika pada permukaan partikel.

6. Kelembapan relatif.

7. Lama pencampuran.

8. Alat yang digunakan pada saat mencampur.

B. Hubungan antara tekanan kompesi, kekuatan tarik, dan densitas relative

Hubungan antara tekanan kompresi, kekuatan tarik, dan densitas relatif adalah sesuatu yang penting guna memahami dan mengkarakteristik proses kompaksi. Hubungan dari tiga parameter tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Kompaktibilitas : hubungan antara kekuatan tarik dan densitas relatif.

b. Tabletasi : hubungan antara kekuatan tarik dan tekanan kompaksi.

c. Kompaktibilitas : hubungan antara tekanan kompresi dn densitas relatif atau porositas.

d. Manufakturabilitas : hubungan antara kekerasan tablet dan tekanan kompresi.

Kompaktibilitas adalah kemampuan serbuk untuk ditransformasikan ke dalam tablet dengan menghasilkan kekerasan tertentu. Kompaktibilitas menggambarkan dua efek peenting, yaitu : kekerasan tablet dan densitas relatif yang merupakan hasil bagi antara densitas ruahan dan densitas nyala.

Tabletasibilitas dalah kemampuan serbuk untuk ditransformasikan ke dalam sebuah tablet dengan kekerasan tertentu dibawah tekanan kompresi. Tabletasibilitas menggambarkan keefektifan dan tekanan yang diaplikasikan untuk meningkatkan kekuatan tarik tablet dan mendeemontrasikan hubungan antara penyebab dan efek.

Kompresibilitas adalah kemampuan suatu bahan untuk dapat tereduksi dalam hal volume sebagai hasil adanya tekanan. Kompresibilitas sering digambarkan dengan persamaan Heckel. Persamaan ini digunakan untuk menilai mekanisme deformasi dan memperkirakan nilai hasil. Porositas tablet merupakan parameter penting, pada saat disintegrasi dan disolusi, karena porositas akan emfasilitasi penetrasi cairan ke dalam tablet.

C. Struktur pori tablet

Struktur pori tablet lebih dikenal dengan istilah porositas dan distribusi ukuran pori, yang dipengaruhi oleh reduksi volume pada saat kompaksi dan tekanan kompresi yang diberikan. Meningkatnya tekanan kompresi menyebabkan susunan partikel-partikel menjadi lebih rapat satu dengan yang lain sehingga akan menurunkan porositas. Tablet dengan porositas rendah akan memiliki kekuatan menarik yang tinggi. Porositas tablet yang diperoleh karena terjadinya deformasi plastik akan meningkat dengan meningkatnya kecepatan kompresi.

D. Mekanisme reduksi volume

Hal yang terjadi ketika serbuk dikompresi adalah partikel-partikel akan tersusun ulang dibawah tekanan kompaksi yang rendah untuk membentuk susunan yang lebih rapat. Partikel dengan bentuk benturan lebih mudah menyusun diri daripada partikel dengan bentuk tak teratur. Ketika tekanan kompaksi meningkat, penyusunan ulang selanjutnya dicegah dan reduksi volume berikutnya adalah melalui deformasi plastik, deformasi elastik atau fragmentasi partikel-partikel tablet. Partikel-partikel yang rapuh lebih mudah mengalami fragmentasi, yaitu pecahnya partikel-partikel menjadi unit-unit yang lebih kecil. Deformasi plastik adalah proses tak reversibel yang menghasilkan perubahan tetap dari bentuk partikel, sedangkan deformasi elastik adalah proses reversible.

E. Metode pembuatan tablet

1. Metode cetak langsung

Metode cetak langsung adalah metode pembuatan tablet tanpa proses granulasi, dan memerlukan bahan tambahan yang sesuai sehingga dapat memungkinkan untuk dikempa secara langsung. Bahan aktif maupun bahan tambahan harus memenuhi persyaratan seperti sifat alir yang baik, kompaktibilitas yag baik, kapasitas yang tinggi, memiliki distribusi ukuran partikel yang baik, memiliki densitas ruahan yang tinggi, reprodusibel dalam produksi baik.

Keuntungan metode cetak langsung adalah sebagai berikut :

a. Metode cetak langsung merupakan tahap produksi tablet yang paling singkat.

b. Keperluan akan alat, ruangan, waktu dan daya manusia lebih sedikit.

c. Dapat meningkatkan disintegrasi zat aktif (wktu hancur tablet menjadi lebih cepat) karena tablet langsung mengalami disintegrasi menjadi tablet.

d. Metode cetak langsung dapat mengeliminasi panas dan lembab yang terjadi pada proses pembuatan dengan granulasi basah dan mengeliminasi terjadinya tekanan tinggi seperti yang terjadi pada proses pembuatan dengan granulasi kering.

Kekurangan metode cetak langsung adalah sebagai berikut :

a. Harga bahan tambahan yang dibutuhkan cukup mahal karena membutuhkan eksipien yang memiliki sifat alir, kompresibilitas, serta ikatan antarpartikel yang baik.

b. Bahan aktif dan bahan tambahan harus memiliki ukuran partikel yang mirip agar tablet yang dihasilkan mempunyai keseragaman kandungan yang baik.

c. Kesulitan untuk menditribusikan zat aktif berdosis kecl serta sulit dilakukan untuk zat aktif yang berdosis tinggi dengan kompresibilitas buruk.

Tiga tahapan dalam pembuatan tablet dengan metode cetak langsung adalah sebagai berikut :

a. Penimbangan bahan (bahan aktif dan bahan tambahan).

b. Pencampuran bahan aktif dengan semua bahan tambahan.

c. Kompresi tablet. (Dr. Lannie Hadisoewignyo, dkk, hal. 63)

2. Metode granulasi

Granulasi berasal dari bahasa latin granulation yang berrti butiran. Proses granulasi adalah semua proses penggabungan partikel-partikel kecil membentuk ukuran yang lebih besar, memiliki massa yang permanen yang partikel-partikelnya dapat tetap diidentifikasi. Granulasi adalah proses pelekatan partikel serbukmenjadi partikel yang lebih besar. Tujuan proses granulasi adalah :

a. Mencegah segresi campuran serbuk.

b. Memperbaiki sifat alir serbuk atau campuran, yang pada akhirnya dihasilkan keseragaman dosis.

c. Meningkatkan densitas ruahan produk.

d. Memperbaiki kompresibilitas serbuk.

e. Mengontrol kecepatan pelepasan obat dan memperbaiki penampilan produk.

Efektifitas daari hasil granulasi bergantung pada beberapa sifat, yaitu :

1) Besarnya ukuran partikel bahan aktif dan bahan tambahan.

2) Tipe bahan pengikat yang digunakan.

3) Jumlah bahan pengikat yang digunakan.

4) Efektivitas dan lamanya proses pengadukan, pada saat pencampuran bahan pengikat.

5) Kecepatan pengeringan.

Metode granulasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu metode granulasi basah dan metode granulasi kering.

a) Granulasi basah

Granulsi basah adalah metode yang dilakukan dengan cara membasahi massa tablet menggunakan larutan pengikat sampai diperoleh tingkat kebasahan tertentu, lalu digranulasi. Metode granulasi basah sesuai untuk bahan aktif yang sukar larut dalam air dan bahan aktif yang tahan akan pemanasan dan lembab.

Keuntungan metode granulasi basah :

a. Mencegah terjadinya segregasi campuran serbuk.

b. Memperbaiki sifat alir serbuk.

c. Memperbaiki kompaktiilitas serbuk.

d. Meningkatkan disolusi obat yang bersifat hidrofob.

e. Mempertahankan agar distribusi obat atau zat warna selalu merata dalam granul kerng

f. Dapat digunakan untuk bahan obat dosis kecil.

Kerugian metode granulasi basah :

a. Memerlukan peralatan dalam jumlah yang banyak.

b. Memerlukan ruangan produksi yang luas.

c. Prosedur kerja yang kompleks.

d. Penggunaan energi yang lebih besar dan memerlukan jumlah pekerja lebih banyak.

e. Adanya beberapa material akan hilang selama proses, menyebabkan biaya meningkat. (Dr. Lannie Hadisoewignyo, dkk, hal. 68)

b) Granulasi kering

Granulasi kering adalah metode yang dilakukan dengan cara membuat granul secara mekanis tanpa bantuan pengikatbasah atau pelarut pengikat. Pembuatan granul dengan metode granulasi kering, menggunakan alat heavy-duty tableting machine yaitu massa tablet dikempa dengan tekanan besar menjadi slug atau dengan alat roller compaction massa tablet dikempa dengan tekanan yang besar menjadi lempengan-lempengan. Slug atau lempengan yang terjadi kemudian dihancurkan dan diayak sehingga mendapatkan granul dengan ukuran yang sesuai dengan berat tablet yang diinginkan.

Keuntungan metode granulasi kering :

1. Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu.

2. Sesuai untik bahan aktif yang sensitif terhadap panas dan lembap.

3. Mempercepat waktu hancur tablet arena partikel-partikel bahan tidak terikat oleh larutan pengikat.

Kerugian metode granulasi kering :

1. Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug.

2. Tidak dapat mendistribusikan zat warna dengan seragam

3. Proses banyak menghasilkan debu, sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang. (Dr. Lannie Hadisoewignyo, dkk, hal. 70)

11) Evaluasi Sediaan Tablet

1) Uji keseragaman bobot

2) Uji kekerasan

3) Uji kerapuhan

4) Uji waktu hancur

5) Uji disolusi

6) Uji keregasan tablet

7) Uji penetapan kadar

12) Ruang Produksi Industri

A. Ruangan

Ruangan industri farmasi merupakan salah satu aspek yang harus dijaga kebersihannya. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang antar produk maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

1. Permukaan ruangan harus kedap air, tidak terdapat sambungan atau retakan, tidak merupakan tempat pertumbuhan mikrobba, mudah dibersihkan, bagian sudut dan tepi dinding dibuat melengkung.

2. Pipa saluran udara, listrik dipasang diatas langit-langit.

3. Lampu penerangan harus dipasang rata dengan langit-langit.

4. Tahan terhadap bahan pembersih.

Area industri dibagi menjadi 4 zona dimana masing-masing zona memiliki spesifikasi tertentu. Empat zona tersebut meliputi :

a) Unclassified Area

Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan tetapi untuk kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang dipantau. Termasuk di dalamnyaadalah laboratorium kimia (suhu terkontrol), gudang (suhu terkontrol untuk cold storage dan cool room), kantor, kantin, ruang ganti dan ruang teknik.

b) Black Area

Area ini disebut juga area kelas E. Ruangan ataupun area yang termasuk dalam kelas ini adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area produksi, area staging bahan kemas dan ruang kemas sekunder. Setiap karyawan wajib mengenakan sepatu dan pakaian black area (dengan penutup kepala).

c) Grey Area

Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk dalam kelas ini adalah ruang produksi non steril, ruang pengemasan primer, ruang timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji potensi dan inkubasi), ruang sampling di gudang. Setiap karyawan yang masuk ke area ini wajib mengenakan gowning (pakaian dan sepatu grey). Antara black area dan grey area dibatasi ruang ganti pakaian grey dan airlock.

d) White Area

Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan yang masuk dalam area ini adalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan bahan baku produksi steril, background ruang filling, laboratorium mikrobiologi (ruang uji sterilisasi). Setiap karyawan yang akan memasuki area ini wajib mengenakan pakaian antistatik (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel). Antara grey area dan white area dipisahkan oleh ruang ganti pakaian white area dan airlock.Airlock brfungsi sebagai ruang penyangga antara dua ruang dengan kelas kebersihan yang berbeda untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari ruangan dengan kelas kebersihan lebih rendah ke ruang dengan kelas kebersihan lebih tinggi. Berdasarkan CPOB, ruang diklasifikasikan menjadi kelas A,B,C,D,E dimana setiap kelas memiliki persyaratan jumlah partikel, jumlah mikroba, tekanan, kelembaban udara dan air change rate.

Tabel pembagian kelas ruangan berdasarkan jumlah partikel

Hygine ZoningClass Jumlah partikel/m3

At restIn operational

0,5 (m)5,0 (m)0,5 (m)5,0 (m)

A100 3.520 20 3.520 20

B100 3.520 29 352.000 2.900

C10.000 352.000 2.900 3.520.000 29.000

D100.000 3.520.000 29.000NSNS

E1UCNSNSNSNS

E2UCNSNSNSNS

E3UCNSNSNSNS

Hygine ZoningClassLimit for microbial contamination (In operation)

Air sample (cfu/m3)Settle plates diam. 90 mm (cfu/4 hours)Glove print, 5 fingers (cfu/glove)

A100