1 PENGELOLAAN LAHAN BASAH DI INDONESIA YANG...
Transcript of 1 PENGELOLAAN LAHAN BASAH DI INDONESIA YANG...
PENGELOLAAN LAHAN BASAH DI INDONESIA
YANG BERKELANJUTAN
Syekhfani
Fakultas PertanianUniversitas Brawijaya
1
Definisi: “The ability to keep in existence; maintain or prolong; to provide sustenance
for”;yaitu merupakan kemampuan memperta-hankan keberadaan, pemeliharaan atau perpanjangan; untuk terus menerus dapat memberikan hasil yang menguntungkan
Pertanian Berkelanjutan
2
•MANUSIA SEDIKIT
•LAHAN LUAS•AIR CUKUP•TANAH SUBUR
•TANAMAN BERAGAM•TERNAK, IKAN•TIDAK BUTUH PUPUK
/PESTISIDA
•Produktivitas rendah•Sustainable
TRADISIONAL/SUBSISTEN
NENEK-MOYANG
(SISTEM ALAMI)
PERTANIAN IDEAL
3
•MANUSIA BANYAK
•LAHAN SEMPIT•AIR KURANG•TANAH MARGINAL•TERCEMAR
•TANAMAN MONOKULTUR•PERLU PUPUK/PESTISIDA
•Produktivitas Tinggi•MUTU RENDAH•“LEVELLING OFF”
•TIDAK Sustainable
KONVENSIONAL/KOMERSIAL
MASA-KINI
(MASUKAN TEKNOLOGI)
PERTANIAN MODERN
4
TRADISIONAL
(ALAMI)
PERPADUAN ALAMI + TEKNOLOGI
5
MODERN
(TEKNOLOGI)
“KEMBALI KE ALAM DENGAN TEKNOLOGI”
Definisi: (Anonimous 2002)
Lahan basah: yaitu lahan yang secara alami “memperoleh air dari curahan air hujan ke tanah daratan pinggiran sungai dan danau, sekitar muara, perairan rawa dan payau, atau sepanjang daerah pantai”
6LAHAN BASAH
POTENSI:
• Menurut AWB (Anonimus, 2004a), Indonesia memiliki lahan basah terluas di Asia, yi sekitar 42.6 juta ha. Data tahun 2002 menunjukkan penyusutan luas menjadi 33.8 juta ha; 22 juta ha lahan alami, dan 8.8 juta ha lahan basah buatan.
•Menurut Anonimus 2004b, dari luas lahan di Indonesia yg keseluruhannya berjumlah 162.4 juta ha, sekitar 39.4 juta ha berupa lahan rawa pasang surut (24.2 %), dan sekitar 123 juta ha berupa lahan kering (75.8 %).
•Mentan Bungaran Saragih (Kompas, 31 Juli 2003), menge-mukakan bhw lahan rawa dan pasang surut di Indonesia yg mencapai luas 33.4 juta ha, potensial menggantikan lahan pertanian di Jawa yg telah mengalami konversi ke pemukim-an dan industri.
7
Hutan rawa primer di Papua
http://www.eelaart.com/environ.htm
8
Marsh di sepanjang sungai (Papua)
http://www.eelaart.com/environ.htm
9
Hutan rawa dgn semak Melaleuca di Kalimantan Selatan
http://www.eelaart.com/environ.htm
10
Pemancing dgn latar belakang sawah. Reklamasi rawa di Kalimantan Selatan
11
Reaksi Eh (pH 7.0)
(mV)
Kehilangan Oksigen:
O2 + 4 H+ + 4 e- 2 H2O 816
Kehilangan Nitrat:
NO3- + 2 H+ + 2 e- NO3
- + H2O 421
Pembentukan Mn2+:
MnO2 + 4 H+ + 2 e- Mn2+ + 2 H2O 396
Reduksi Fe3+ menjadi Fe2+:
Fe(OH)3 + 3 H+ + e- Fe2+ + 3 H2O - 182
Pembentukan H2S:
SO42- + 10 H+ + 8 e- H2S + 4 H2O - 215
Pembentukan CH4:
CO2 + 8 H+ + 8 e- CH4 + 2 H2O - 244
Tabel 1. Perubahan Termodinamika Reduksi Senyawa-senyawa Anorganik pada Sistem Oksidasi-Reduksi (Stevenson, 1986)
12
Respirasi Anaerobik: (Bacillus denitrificans)
C6H12O6 12 H+ + x CO2 (+ asam dan alkohol)
NO3- N2O + N2 + H2O
Respirasi Anaerobik: (Bacillus desulforicans)
SO42- H2S
Fe(OH)2
Fe3+ Fe2+ FeS (pirit)
13
Tabel 2. Hubungan Gradasi Status Redoks Tanah dengan Pertumbuhan Tanaman (Stevenson, 1986)
Status Redoks Kisaran Eh
(mV)
Pertumbuhan Tanaman
Oksidasi> 400 Baik untuk tanaman darat
(upland crops) dan tidak baik untuk padi sawah
Reduksi Lemah 400 – 300 Normal untuk padi sawah, tanaman darat terganggu
Reduksi Sedang 200 – (-100) Tanaman darat sangat terganggu
Reduksi Kuat < (-100) Padi sawah terganggu oleh senyawa-senyawa reduksi
14
http://www.eelaart.com/photos.htm
http://www.eelaart.com/photos.htmhttp://www.eelaart.com/photos.htm
http://www.eelaart.com/photos.htm
Masalah lahan basah (arah jarum jam): banjir, kekeringan,
produktivitas rendah, dan sumber air tercemar.
15
Kondisi stagnasi air di lapangan
16
Sehabis panen bulan Februari, lahan diberakan sampai dgn
Oktober. Ini menyebabkan pertumbuhan gulma berlebihan
dan tanah selalu basah tanpa pematangan. Pembukaan tanah
memerlukan herbisida dan/atau pembakaran utk membrantas
gulma (merupakan dampak negatif terhadap lingkungan)
http://www.eelaart.com/agriculture.htm
17
Pada lahan yg sama, dalam bulan Oktober, seluruh lahan dibajak dengan traktor
tangan, setelah dilakukan pembrantasan gulma dgn herbisida
http://www.eelaart.com/agriculture.htm
18
Penebaran benih langsung menjadikan pertumbuhan
tanaman yg padat
Penanaman padat penting mencegah serangan hama
tikus, di samping memberi kesempatan dua kali tanam
setahun http://www.eelaart.com/agriculture.htm
19
Untuk pertanaman padi musim kedua, dibutuhkan irigasi pompa.
Dalam hal ini, dibutuhkan air cukup utk pelumpuran. Tanah terlalu
ringan dikerjakan dgn cangkul ataupun rotari, ttp penggunaan
traktor tangan terlalu berat tanpa penggenangan. Gambar
menunjukkan betapa sulit mengolah tanah tanpa kecukupan air
http://www.eelaart.com/agriculture.htm
20
Penggunaan irigasi pompa diperlukan dlm pengelolaan air On-
Farm.
Pompa selama persiapan lahan utk pertanaman kedua sgt penting.
Di latar belakang pompa sdg jalan, mengambil air dari sal. tersier.
http://www.eelaart.com/agriculture.htm
21
Pengaruh rembesan air yg ekstrem masam dari
galengan
22
Pengangkatan bahan sulfidik (pirit)
23
Pertumbuhan ulang Melaleuca dlm
percetakan lahan sawah
24
Penanaman terlambat bln Nopember, mengalami penghambatan
pertumbuhan awal. Kondisi lbh baik bln Februari tdk dapat
memperaiki tanaman
http://www.eelaart.com/model.htm
Model Area di Pamusiran, Propinsi Jambi25
Pertanaman bln Oktober dgn hasil baik diperoleh dari pencucian tanah selama
pertumbuhan awal
(Ion besi teroksidasi di zone perakaran; hanya besi reduksi yg merusak tanaman)
http://www.eelaart.com/model.htm
Model Area di Pamusiran, Propinsi Jambi
26
Lahan terbaik di Pamusiran (SK 4), pertanaman bln Oktober.
Petani menggunakan irigasi pompa saat penyiapan lahan, dan selalu menggunakan
traktor tangan roda dua untuk pengolahan tanah.
Model Area di Pamusiran, Propinsi Jambi
http://www.eelaart.com/model.htm
27
Selokan diisi dgn sisa ketaman kayu (kiri), dan ditutup
kulit kelapa (kanan).
http://www.eelaart.com/design2.htm
Sistem Drainase Lahan
Model area O & M (Operation & Maintenance)
di Propinsi Jambi
28
http://www.eelaart.com/photos.htm http://www.eelaart.com/photos.htm
Masalah di saluran irigasi: kemasaman air yg tinggi
dan korosif alat pengatur irigasi
29
• Mempertahankan dan Mengembangkan Sistem Tradisional Setempat
• Pengembangan Sistem Baru
Strategi
30
• Aspek Pertumbuhan Tanaman
• Aspek Pengelolaan:
-Sistem Irigasi – Drainase
-Ameliorasi Kesuburan Tanah
-Penerapan Sistem Pertanian
Terpadu
Program
•Lahan basah merupakan lahan potensial untuk budidaya pertanian (juga ikan),ditinjau dari segi luasan dan kecukupan air.
•Untuk dijadikan lahan pertanian (termasuk ikan dan ternak), berbagai kendalayang ada perlu diatasi, terutama masalah banjir/kekeringan, drainase dan aerasiburuk, pH, Eh, EC yang ekstrem, serta masalah keracunan/defisiensi unsur hara.
•Langkah pertama yang diperlukan adalah: perbaikan irigasi dan drainase, diikutiperbaikan sistem budidaya, dan ameliorasi tanah sehingga meningkatkan dayadukung lahan.
•Selanjutnya, dalam budidaya lahan basah diperlukan pengelolaan terpadu(integrated farming system) dengan megikut-sertakan ternak dan ikan dalamsitem. Perlu penggunaan lahan secara optimal dan rasional agar bersifatberkelanjutan.
•Budidaya tradisional yg menunjukkan hasil cukup baik, serta penggunaan jenis tanaman (dan ikan) varietas unggul lokal, perlu dipertahankan serta dilakukan perbaikan dan pengembangan lebih lanjut
PENUTUP 31
32