1 pengaruh perubahan giro wadiah, tabungan mudharabah dan ...
Transcript of 1 pengaruh perubahan giro wadiah, tabungan mudharabah dan ...
1
PENGARUH PERUBAHAN GIRO WADIAH, TABUNGAN
MUDHARABAH DAN DEPOSITO MUDHARABAH TERHADAP
PERUBAHAN PEMBIAYAAN YANG DIBERIKAN BANK SYARIAH
(Studi Kasusdi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)
YULIANTI
083403122
Dibimbing
oleh:
H. Tedy Rustendi, SE., Msi.
Iwan Hermansyah, SE., Ak.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Perubahan Giro Wadiah,
Perubahan Tabungan Mudharabah, Perubahan Deposito Mudharabah,Perubahan
Pembiayaan,(2) Pengaruh Perubahan Giro Wadiah, Perubahan Tabungan
Mudharabah, Perubahan Deposito Mudharabah baik secara parsial dan simultan
terhadap Pembiayaan yang Diberikan Bank Syariah. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan
studi kasus.Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data Primer yaitu data
yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dalam hal ini PT. Bank Muamalat
Indonesia dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari penelitian
kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) perubahan giro wadiah
tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan pembiayaan yang diberikan oleh
PT. Bank Muamalat Indonesia (2) Perubahan tabungan mudharabah tidak
berpengaruh signifikan terhadap perubahan pembiayaan yang diberikan PT. Bank
Muamalat Indonesia (3) Deposito mudharabah berpengaruh signifikan terhadap
perubahan pembiayaan yang diberikan PT. Bank Muamalat Indonesia(4)
Perubahan Giro Wadiah, Tabungan Mudharabah dan Deposito Mudharabah
secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan pembiayaan
yang diberikan PT. Bank Muamalat Indonesia.
Kata kunci: Perubahan Giro Wadiah, Tabungan Mudharabah, Deposito
Mudharabah, Pembiayaan yang Diberikan.
2
LATAR BELAKANG
PENELITIAN
Sistem ekonomi syariah atau
biasa disebut dengan Ekonomi Islam,
semakin populer bukan hanya di
negara-negara Islam tapi bahkan juga
di negara-negara barat. Kegiatan
ekonomi dalam pandangan Islam
bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup seseorang secara
cukup dan sederhana, memenuhi
kebutuhan keluarga, memenuhi
kebutuhan jangka panjang,
memberikan bantuan sosial dan
sumbangan menurut jalan Allah
SWT.
Keberadaan perbankan
syariah sebagai bagian dari sistem
perbankan nasional diharapkan dapat
mendorong perkembangan
perekonomian suatu negara.
Karakteristik sistem perbankan
syariah yang beroperasi berdasarkan
prinsip bagi hasil memberikan
alternatif sistem perbankan yang
saling menguntungkan bagi
masyarakat dan bank, serta
menonjolkan aspek keadilan dalam
bertransaksi, investasi yang beretika,
mengedepankan nilai-nilai
kebersamaan dan persaudaraan
dalam berproduksi, dan menghindari
kegiatan spekulatif dalam
bertransaksi keuangan. Dengan
menyediakan beragam produk serta
layanan jasa perbankan yang
beragam dengan skema keuangan
yang lebih bervariatif, perbankan
syariah menjadi alternatif sistem
perbankan yang kredibel dan dapat
dinikmati oleh seluruh golongan
masyarakat Indonesia tanpa
terkecuali.
Seiring dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi, perbankan
syariah saat ini masih berada pada
tahap perkembangan dengan tetap
gencar untuk meningkatkan
pangsanya, salah satu nya dari sisi
pembiayaan. Selama tahun 2011
perbankan syariah, yang merupakan
instrumen pengembangan ekonomi
nasional telah mampu memberikan
dukungan besar terhadap
pengembangan sektor riil yang ada
selama ini. BI mencatat total aset
perbankan syariah per September
2011 mencapai Rp126,4 triliun.
Di Indonesia, perbankan
syariah sudah ada sejak tahun 1992
yang di awali dengan berdirinya PT.
Bank Muamalat Indonesia (BMI).
3
Keberadaan BMI muncul pasca
pemberlakuan UU No.7 Tahun 1992
tentang perbankan yang menerapkan
sistem bagi hasil. BMI diresmikan
dengan modal disetor berasal dari
umat Islam sebesar Rp. 106 milyar.
Bank Indonesia juga merinci
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun
1992 tentang bank berdasarkan
prinsip bagi hasil selain penetapan
UU No. 7 Tahun 1992 sebagai
pendukung perkembangan perbankan
syariah. Dengan adanya Undang-
undang tersebut, perbankan syariah
di Indonesia mendapatkan
kesempatan yang lebih luas untuk
berkembang, menyelenggarakan
kegiatan usaha, termasuk
memberikan kesempatan kepada
bank umum konvensional untuk
membuka kantor cabang yang
melaksanakan operasional perbankan
yang berdasarkan prinsip syariah.
PT. Bank Muamalat
Indonesia dipilih untuk ditelaah,
karena merupakan pelopor bank
syariah di Indonesia. Dari sisi
pembiayaan Bank Muamalat
Indonesia memberikan dukungan
pembiayaan melalui berbagai skema
pembiayaan baik jual beli ataupun
bagi hasil. Bank Muamalat telah
menawarkan hampir semua jenis
produk dan pelayanan perbankan,
baik berupa produk Funding (Giro
Wadiah, Tabungan Mudharabah,
Deposito Mudharabah) dan
Pembiayaan (Pembiayaan
Mudharabah, Bai’Bitsaman Ajil,Al
Qadr Hasan) maupun jasa-jasa
lainnya seperti jualbeli valuta asing
(AlSharf), pemberian jaminan (Al
kafalah), penerbitan LC (Al
Wakalah), dan jasa-jasa lain seperti
yang dapat diberikan oleh Bank
Umum. Salah satu misi Bank
Muamalat adalah ikut berperan
dalam pembangunan ekonomi
nasional, terutama melalui
peningkatan peranan pengusaha
muslim dan bertekad untuk bertindak
sebagai katalisator dalam
mengembangkan Lembaga-Lembaga
Keuangan Syariah.
Memperhatikan fungsi pokok
perbankan sebagai lembaga yang
mempunyai fungsi intermediasi
keuangan/ dana, dan manfaat yang
besar bagi masyarakat (sektor riil).
Fungsi penggunaan dana yang
terpenting bagi bank komersial
adalah fungsi pembiayaan.
4
Pembiayaan merupakan indikator
utama untuk mengukur
perkembangan/ pertumbuhan pangsa
pasar perbankan syariah nasional.
Besarnya pembiayaan yang berhasil
di salurkan oleh bank syariah sangat
di pengaruhi oleh adanya dana dari
pihak ketiga di antaranya giro
wadiah, tabungan mudharabah dan
deposito mudharabah.
Apabila dana yang berhasil
dikumpulkan oleh bank lebih besar
dari pada pembiayaan yang
dilakukan, maka biayadana yang
harus dibayar oleh bank semakin
besar. Dengan demikian, maka
tingkat bagi hasil yang dibagikan
kepada masyarakat menjadi semakin
kecil. Demikian juga sebaliknya, jika
kebutuhan dana pembiayaan lebih
tinggi dari pada dana masyarakat
yang dikumpulkan maka bank akan
mengalami kekurangan dana.
IDENTIFIKASI MASALAH
Agar masalah yang akan
dibahas memperoleh kejelasan dan
pembahasannya lebih terarah, maka
penulis mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana perubahan giro
wadiah pada PT. Bank
Muamalat Indonesia.
2. Bagaimana perubahan tabungan
mudharabah pada PT. Bank
Muamalat Indonesia.
3. Bagaimana perubahan deposito
mudharabah pada PT. Bank
Muamalat Indonesia.
4. Bagaimana perubahan
pembiayaan yang diberikan pada
PT. Bank Muamalat Indonesia.
5. Bagaimana pengaruh perubahan
giro wadiah, tabungan
mudharabah, deposito
mudharabah secara parsial
terhadap perubahan pembiayaan
yang diberikan pada PT. Bank
Muamalat Indonesia.
6. Bagaimana pengaruh perubahan
giro wadiah, tabungan
mudharabah, deposito
mudharabah secara simultan
terhadap perubahan pembiayaan
yang diberikan pada PT. Bank
Muamalat Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam UU No. 21 Tahun
2008 Pasal 1 disebutkan bahwa :
5
“Perbankan syariah adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang
bank syariah dan unit usaha syariah,
mencangkup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya”
Pengertian umum bank
syariah atau Bank Islam menurut
Ktut Silvanita (2009:34):
“ Bank syariah adalah bank yang
beroperasikan dengan prinsip
syariah, yaitu aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara
bank dan pihak lain dalam
penyimpanan dana dan/ atau
pembiayaan kegiatan usaha”.
Giro wadiah dapat di artikan
sebagai bentuk simpanan yang
penarikannya dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet
giro, sarana perintah lainnya atau
dengan cara pemindahbukuan yang
didasarkan pada prinsip titipan
sehingga nasabah tidak mendapatkan
keuntungan berupa bunga, melainkan
bonus yang nilainya tidak boleh
diperjanjikan diawal akad. (Abdul
Ghofur Anshori, 2007 : 81).
Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 Tabungan
mudharabah,simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro, dan atau alat
lainnya yang dipersamakan dengan
itu.
Menurut Rizal Yaya, Aji
Erlangga Martawireja, dan Ahim
Abdurahim (2009:61), Deposito
mudharabah yaitu simpanan dana
dengan skema pemilik dana
(shahibul maal) memercayakan
dananya untuk dikelola bank
(mudharib) dengan hasil yang
diperoleh dibagi antara pemilik dana
dan bank dengan nisbah yang
disepakati sejak awal.
MenurutMuhamadSyafi’I
Antonio ( 2001: 160) :
“Pembiayaanmerupakansalahsatutug
aspokok bank,
yaitupemberianfasilitaspenyediaanda
nauntukmemenuhikebutuhanpihak-
pihak yang merupakandeficit unit.”
KERANGKA PEMIKIRAN
Menurut Lukman Denda
Wijaya (2005:49), dana-dana yang
dihimpun dari masyarakat ternyata
merupakan sumber dana terbesar
yang paling diandalkan oleh bank
6
(bisa mencapai 80%-90% dari
seluruh dana yang dikelola oleh
bank). Dana dari masyarakat terdiri
atas beberapa jenis, yaitu giro,
deposito, tabungan. Dana yang
berhasil dihimpun oleh bank lalu
ditanamkan dalam aktiva produktif.
Penempatan dalam aktiva produktif
dilakukan dengan tujuan untuk
menciptakan pendapatan bank
melalui aktiva produktif yang
menghasilkan. Aktiva produktif
adalah penanaman dana bank syariah
dalam rupiah maupun valuta asing
dalam bentuk pembiayaan, piutang,
ijarah, qardh, surat berharga syariah,
penempatan, penyertaan , komitmen
dan kontijensi pada transaksi
rekening administratif serta Sertifikat
Wadiah bank Indonesia (PAPSI,
2003 :III.67).
Salah satu komponen aktiva
produktif yang jumlahnya terbesar
adalah pembiayaan yang diberikan
oleh bank syariah. Kegiatan
pembiayaan merupakan salah satu
tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk
memenuhi kebutuhan pihak-pihak
yang merupakan deficit unit.
Keberadaan dana pihak
ketiga dalam hal ini giro wadiah,
tabungan mudharabah dan deposito
mudharabah memiliki hubungan erat
dengan pembiayaan yang akan
diberikan oleh bank syariah. Pihak
bank harus dapat melakukan
manajemen kebutuhan dana dan
kebutuhan pembiayaan. Apabila
terjadi miss management, maka yang
akan terjadi bukannya profit justru
kemungkinan besar akan
menimbulkan biaya. Apabila dana
yang berhasil dikumpulkan oleh bank
lebih besar dari pada pembiayaan
yang dilakukan, maka biayadana
yang harus dibayar oleh bank
semakin besar. Dengan demikian,
maka tingkat bagi hasil yang
dibagikan kepada masyarakat
menjadi semakin kecil. Demikian
juga sebaliknya, jika kebutuhan dana
pembiayaan lebih tinggi dari pada
dana masyarakat yang dikumpulkan
maka bank akan mengalami
kekurangan dana. (Sunarto Zulkifli,
27:119)
Atasdasarpernyataantersebut
makapenulistertarikuntukmenelitiper
ubahanpembiayaan yang
diberikanoleh PT. Bank
7
MuamalatIndonesia.Menurut
Muhammad Syafi’I Antonio (2001 :
160),
pembiayaanmerupakansalahsatutugas
pokok bank,
yaitupemberianfasilitaspenyediaanda
nauntukmemenuhikebutuhanpihak-
pihak yang merupakandeficit
unit.Dalam perbankan syariah
biasanya bank menyediakan barang
nyata (asset), baik yang didasarkan
pada konsep jual beli, sewa-
menyewa, ataupun bagi hasil.
Perubahanpembiayaan yang
diberikan PT. Bank Muamalat
Indonesia
didasarkanpadaselisihantarajumlah
nominal
pembiayaanpadaperiodeberjalandeng
anjumlah nominal
pembiayaanperiodesebelumnya.
HIPOTESIS
Berdasarkankerangkapemikiran
di atas,
penulismengemukakanhipotesisdarip
enelitianiniyaitusebagaiberikut :
1. Perubahangirowadiah,
tabunganmudharabahdandeposit
omudharabahsecaraparsialberpe
ngaruhsecara signifikan
terhadapperubahanpembiayaan
yang diberikan bank syariah.
2. Perubahan
girowadiah,tabunganmudharaba
hdandepositomudharabahsecara
simultan berpengaruh secara
signifikan terhadap
perubahanpembiayaan yang
diberikan bank syariah.
METODE PENELITIAN
Metode Yang Digunakan
Penelitian yang akan dilakukan
menggunakan metode
penelitiandeskriptif, dengan
pendekatan studi kasus.
Operasionalisasi Variabel
Berdasarkan judul penelitian yaitu
“Pengaruh Perubahan Giro
wadiah, Tabungan Mudharabah
dan Deposito Mudharabah
terhadap Perubahan Pembiayaan
yang diberikan Bank Syariah”,
maka penelitian ini memiliki 4
variabel, dimana 3 variabel bebas
(Independent Variabel), yakni Giro
Wadiah (X1), Tabungan Mudharabah
(X2), dan Deposito Mudharabah (X3)
serta variabel terikat ( Dependent
8
Variabel) yakni Total Pembiayaan
yang diberikan bank syariah (Y).
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel
penelitian
Definisi Indikator Skala
Perubahan Giro
Wadiah ( X1)
Giro wadiah yaitu simpanan yang penarikannya
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyet giro, sarana perintah lainnya atau dengan
cara pemindahbukuan yang didasarkan pada
prinsip titipan sehingga nasabah tidak
mendapatkan keuntungan berupa bunga,
melainkan bonus yang nilainya tidak boleh
diperjanjikan diawal akad.
(Abdul Ghofur Anshori, 2007 : 81)
Besarnya perubahan
nominal giro
wadiah yaitu selisih
jumlah giro wadiah
periode berjalan
dengan periode
sebelumnya
Rasio
Perubahan
Tabungan
mudharabah (
X2)
Tabungan mudharabah adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak
dapat ditarik dengan cek atau alat yang
dipersamakan dengan itu.
(Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja, Ahim
Abdurahim, 2009 : 60)
Besarnya perubahan
nominal tabungan
mudharabah yaitu
selisih jumlah
tabungan
mudharabah
periode berjalan
dengan periode
sebelumnya
Rasio
Perubahan
Deposito
Mudharabah
(X3)
Deposito Mudharabah adalah Simpanan pihak
ketiga (perorangan atau badan hukum) yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dalam
jangka waktu tertentu dengan mendapatkan
imbalan bagi hasil berdasarkan kesepakatan
bersama.
(Muhammad Syafi’i Antonio dan Karneen
Permataatmadja, 2000:20)
Besarnya perubahan
nominal deposito
mudharabah yaitu
selisih jumlah
deposito
mudharabah
periode berjalan
dengan periode
sebelumnya.
Rasio
9
Perubahan
Pembiayaan Y
Pembiayaanmerupakansalahsatutugaspokok
bank,
yaitupemberianfasilitaspenyediaandanauntukme
menuhikebutuhanpihak-pihak yang
merupakandeficit unit.
(MuhamadSyafi’I Antonio, 2001: 160)
Perubahan
pembiayaan yaitu
selisih jumlah
nominal
pembiayaan yang
diberikan bank
syariah periode
berjalan dengan
periode
sebelumnya.
Rasio
Berdasarkan judul penelitian
yaitu “Pengaruh Perubahan Giro
wadiah, Tabungan Mudharabah
dan Deposito Mudharabah
terhadap Perubahan Pembiayaan
yang diberikan Bank Syariah”,
gambar/model paradigma penelitian
bisa dilihat dalam gambar 1 berikut
ini :
Penelitian yang dilakukan
menggunakan
teknikanalisaregresiganda.
Analisisinidigunakanapabilainginme
ngetahuibagaimanakeadaan
(naikturunnya)
variabeldependenbiladuavariabelinde
pendensebagaifaktorprediktordimani
pulasi (dinaikturunkannilainya).
1. PersamaanRegresiBerganda
Gambar 1
Paradigma Penelitian
X1
X2
X3
Y
0
10
Analisis ini digunakan untuk
mengetahui hubungan fungsional
antara variasi-variasi variabel X
terhadap Y, dengan rumus:
𝑌 = 𝑏0 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + 𝑒(Sugiyono, 2007:261)
2. KoefisienKorelasiGanda
𝑅𝑦𝑥1𝑥2 = 𝑟2𝑦𝑥1 + 𝑟2𝑦𝑥2 − 2𝑟𝑦𝑥1. 𝑟𝑦𝑥2 . 𝑟𝑦. 𝑟𝑥1𝑥2
1 − 𝑟2𝑥1𝑥2
(Sugiyono, 2007 : 154)
Untukmenginterprestasikankriterianil
aikoefisienkorelasimakadigunakanpe
domaninterpretasikoefisienkorelasise
bagaiberikut :
Tabel 1
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber :Sugiyono (2007 : 183)
3. KoefisienDeterminasi Lebih jelasnya, rumus
koefisien determinasi dapat dilihat
sebagai berikut:
Kd = (r)2
x 100 %
11
Untuk mencari pengaruh
faktor lain yang mempengaruhi
variabel Y maka digunakan rumus
koefisien non determinasi sebagai
berikut :
Knd = 1 – (r)2 x 100 %
Selanjutnya dilakukan penetapan
hipotesis operasional, penetapan
tingkat signifikansi, kaidah
keputusan dan penarikan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hipotesis
1. SecaraParsial
Ho : YX1 = 0
Ha : YX1 ≠ 0
Ho : YX2=0
Ha : YX2≠0
Ho : YX3=0
Ha : YX3≠0
2. SecaraSimultan
Ho : YX1X2X3 = 0
Ha : YX1X2X3 ≠ 0
3. UjiSignifikan
1. Secaraparsialmenggunakanuji
t
Pengujian signifikan terhadap
koefisien korelasi parsial
menggunakan uji t tersebut dengan
rumus sebagai berikut :
t =
𝑟 𝑛 − 2
1 − 𝑟2
(Sugiyono,2007:231)
2) Secara simultan
menggunakan uji F
Pengujian signifikansi
terhadap koefisien korelasi ganda
menggunakan uji F dengan formula
sebagai berikut :
R = 𝑅2(𝑛−𝑚−1)
𝑚(1−𝑅2)
(Sugiyono, 2007:286)
c. Kaidah Keputusan
Kaidah keputusan dengan
taraf nyata 5% sebagai berikut :
1). Terima Ho jika –t1/2 α ≤ thit
≤ t1/2 α
2). Tolak Ho jika - t1/2 α > thit
atau thit > t1/2 α
Atau
1). Terima Ho jika Fh <
Ftabel
2). Tolak Ho jika Fh > Ftabel
d. Penarikan kesimpulan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
12
Tabel 2
Data Giro Wadiah
PT. Bank Muamalat Indonesia
(dalam Miliaran Rupiah)
Periode Giro Wadiah Perubahan
Rupiah %
2002 191,72 -
2003 260,92 69,2 27%
2004 446,05 185,13 71%
2005 514,07 68,02 15%
2006 1.268,34 754,27 147%
2007 929,72 (338,62) -27%
2008 754,48 (175,24) -19%
2009 1.188,44 433,96 58%
2010 2.192,90 1.004,46 85%
2011 2.498,45 305,55 14%
Sumber : Annual Report PT. Bank Muamalat Indonesia pada PT. Bank muamalat
Indonesia Kantor Cabang Tasikmalaya.
Dari tabel tersebut dapat dilihat
bahwa perubahan giro wadiah yang
terbesar terjadi pada tahun 2006
yaitu sebesar 147% dimana jumlah
nominal giro wadiah meningkat
tajam dari periode sebelumnya yang
sebesar Rp. 68,02 miliar meningkat
tajam menjadi Rp. 754,27 miliar. Hal
ini karena adanya pengaruh dari
tingkat kepercayaan masyarakat pada
PT. Bank Muamalat Indonesia untuk
menyimpan dananya serta didukung
dengan publikasi produk PT. Bank
Muamalat Indonesia yang sangat
baik.
Tabel 3
Data Tabungan Mudharabah
13
(dalam Miliaran Rupiah)
Periode Tabungan Mudharabah Perubahan
Rupiah %
2002 449,62 - -
2003 662,34 212,72 47%
2004 1.177,91 515,57 78%
2005 1.611,78 433,87 37%
2006 2.505,91 894,13 55%
2007 3.407,78 901,87 36%
2008 3.291,30 (116,48) -3%
2009 4.492,19 1200,89 36%
2010 5.258,47 766,28 17%
2011 6.065,25 806,78 15%
Sumber : Annual Report PT. Bank Muamalat Indonesia pada PT. Bankmuamalat
Indonesia Kantor Cabang Tasikmalaya
Dari keterangan tersebut dapat dilihat
bahwa perubahan Tabungan
Mudharabah yang terbesar terjadi
pada tahun 2006 yaitu sebesar 55%
dimana jumlah nominal tabungan
mudharabah meningkat tajam dari
periode sebelumnya yang sebesar
Rp. 433,87 miliar meningkat tajam
menjadi Rp. 894,13 miliar. Meskipun
besarnya perubahan tabungan
mudharabah mengalami penurunan
pada tahun 2008, namun penurunan
tersebut lebih sedikit di bandingkan
dengan giro wadiah dan deposito
mudharabah. Hal ini menunjukkan
bahwa tabungan mudharabah
merupakan salah satu produk yang
sangat diminati oleh masyarakat pada
Bank Muamalat.
Tabel 4
Data Deposito Mudharabah
PT. Bank Muamalat Indonesia
14
(dalam Miliaran Rupiah)
Periode Deposito Mudharabah Perubahan
Rupiah %
2002 1.055,35 - -
2003 1.585,60 530,25 50%
2004 2.706,60 1.121,00 71%
2005 3.624,36 917,76 34%
2006 3.063,16 (561,20) -15%
2007 4.353,83 1.290,67 42%
2008 5.398,18 1.044,35 24%
2009 7.636,27 2.238,09 41%
2010 9.942,07 2.305,80 30%
2011 17.246,10 7.304,03 73%
Sumber : Annual Report PT. Bank Muamalat Indonesia pada PT. Bank muamalat
Indonesia Kantor Cabang Tasikmalaya.
Dari keterangan tersebut dapat dilihat
bahwa perubahan deposito
mudharabahah yang terbesar terjadi
pada tahun 2011 yaitu sebesar 73%
dimana jumlah nominal deposito
mudharabah meningkat dari periode
sebelumnya yang sebesar Rp.
2.305,80 miliar meningkat menjadi
Rp. 7.304,03 miliar. Hal tersebut
menunjukkan adanya peningkatan
kepercayaan masyarakat pada PT.
Bank Muamalat Indonesia serta
dikarenakan sifat dari deposito
mudharabah itu sendiri yang
penarikannya hanya dapat dilakukan
pada saat tertentu sesuai dengan
kesepakatan yang telah ditentukan
sebelumnya
Tabel 5
Data Pembiayaan
PT. Bank Muamalat Indonesia
15
(dalam Miliaran Rupiah)
Periode Pembiayaan Perubahan
Rupiah %
2002 1.747,87 - -
2003 2.373,04 625,17 36%
2004 4.184,70 1.811,66 76%
2005 5.887,74 1.703,04 41%
2006 6.628,09 740,35 13%
2007 8.618,05 1.989,96 30%
2008 10.517,86 1.899,81 22%
2009 11.428,01 910,15 9%
2010 15.917,69 4.489,68 39%
2011 22.469,19 6.551,50 41%
Sumber : Annual Report PT. Bank Muamalat Indonesia pada PT.
Bankmuamalat Indonesia Kantor Cabang Tasikmalaya.
Berdasarkan tabel diatas dapat
terlihat bahwa perkembangan jumlah
pembiayaan dari tahun ke tahun
selalu meningkat. Hal ini, selain
disebabkan dana untuk pemberian
pembiayaan sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, juga didukung oleh
peningkatan dana pihak ketiga
periode tahun 2002 sampai dengan
tahun 2011 yang disajikan sebagai
salah satu sumber dalam pemberian
pembiayaan.
Pengaruh Perubahan Giro Wadiah
terhadap Pembiayaan yang
Diberikan pada PT. Bank
Muamalat Indonesia
Untuk mengetahui derajat
keeratan (hubungan) antara
perubahan giro wadiah dengan
pembiayaan yang diberikan
dilakukan perhitungan dengan
menggunakan softwareSPSS.
Berdasarkan perhitungan SPSSnilai
16
koefisien korelasi diperoleh sebesar
0,245 yang berarti bahwa perubahan
giro wadiah mempunyai hubungan
yang rendah terhadap perubahan
pembiayaan yang diberikan bank
syariah.
Dari hasil koefisien regresi
perubahan giro wadiah ( X1) sebesar
1,221 dalam hal ini berarti setiap
penambahan perubahan giro wadiah
sebesar Rp. 1,- dimana nilai
koefisien variabel X lain tetap akan
meningkatkan perubahan
pembiayaan yang diberikan (Y)
sebesar Rp. 1,221 atau sebesar 122%.
Namun sebaliknya, jika perubahan
giro wadiah menurun Rp. 1,- dengan
asumsi bahwa nilai variabel X lain
tetap maka perubahan pembiayaan
diprediksi mengalami penurunan
sebesar Rp. 1,221 atau sebesar 122%.
Dengan tingkat keyakinan 95% (α =
5% ), maka df = n-2 = 9-2 = 7 maka
diperoreh ttabel sebesar 2,365 dan
berdasarkan perhitungan SPSS
diperoleh thitung sebesar 1,328
sehingga thitung< ttabel dengan tingkat
signifikansi 0,242 > 0,05.
Dikarenakan thitung< ttabel dan tingkat
signifikansi lebih besar dari 0,05
maka kaidah keputusannya adalah
Ho terima atau Ha ditolak.
Dengan demikian dapat
ditarik kesimpulan bahwa perubahan
giro wadiah secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap
perubahan pembiayaan yang
diberikan oleh PT. Bank Muamalat
Indonesia.
Pengaruh Perubahan Tabungan
Mudharabah terhadap Perubahan
Pembiayaan yang Diberikan pada
PT. Bank Muamalat Indonesia
Untukmengetahui pengaruh
perubahan tabungan mudharabah
(X2) terhadap perubahan pembiayaan
yang diberikan (Y) dilakukan analisis
korelasi yang digunakan untuk
mengetahui kekuatan hubungan antar
variabel. Berdasarkan perhitungan
hasil SPSS, nilai korelasi diperoleh
0,147 yang berarti bahwa perubahan
tabungan mudharabah mempunyai
hubungan yang sangat rendah
terhadap perubahan pembiayaan
yang diberikan bank syariah.
Dari hasil koefisien regresi
perubahan tabungan mudharabah
(X2 ) adalah sebesar -1,032 dalam hal
ini berarti setiap penambahan sebesar
17
Rp. 1,- perubahan tabungan
mudharabah (X1) dimana perubahan
Giro wadiah ( X1) dan perubahan
deposito mudharabah (X3) tetap,
akan menurunkan jumlah
pembiayaan yang diberikan (Y)
sebesar Rp. 1,032 atau 103%. Namun
sebaliknya, jika perubahan tabungan
mudharabah turun Rp. 1,- dimana
perubahan giro wadiah ( X1) dan
perubahan deposito mudharabah
(X3) tetap maka perubahan
pembiayaan diprediksi mengalami
peningkatan sebesar Rp. 1,032 atau
103%.
Dengan tingkat keyakinan
95% ( α = 5% ), maka df = n-2 = 9-2
= 7 maka diperoleh ttabel sebesar
2.365 dan berdasarkan perhitungan
SPSS diperoleh thitung sebesar -1,027
sehingga thitung< ttabel dengan tingkat
signifikansi 0,351 > 0,05.
Dikarenakan thitung< ttabel dan tingkat
signifikansi lebih besar dari 0,05
maka kaidah keputusannya adalah
Ho diterima atau Ha ditolak.
Berdasarkan kaidah
keputusan diatas, Ho diterima karena
thitung< ttabel. Dengan demikian dapat
ditarik kesimpulan bahwa perubahan
tabungan mudharabah secara parsial
tidak berpengaruh signifikan
terhadap perubahan pembiayaan
yang diberikan PT. Bank Muamalat
Indonesia.
Pengaruh Perubahan Deposito
Mudharabah terhadap Perubahan
Pembiayaan yang Diberikan pada
PT. Bank Muamalat Indonesia
Berdasarkan perhitungan SPSS nilai
koefisien korelasi diperoleh sebesar
0,883 yang berarti bahwa perubahan
deposito mudharabah (X3)
mempunyai hubungan yang sangat
kuat terhadap perubahan pembiayaan
yang diberikan PT. Bank Muamalat
Indonesia.
Dari hasil koefisien regresi
perubahan deposito mudharabah
(X3) sebesar 0,805 dalam hal ini
berarti setiap perubahan penambahan
sebesar Rp. 1,- dimana perubahan
giro wadiah (X1) dan perubahan
tabungan mudharabah (X2) tetap,
akan mengakibatkan peningkatan
perubahan pembiayaan yang
diberikan (Y) sebesar Rp. 0,805 atau
81%. Namun sebaliknya, jika
perubahan deposito mudharabah
menurun Rp. 1,- dimana giro wadiah
18
(X1) dan tabungan mudharabah (X2)
tetap, maka akan menurunkan
perubahan pembiayaan yang
diberikan PT. Bank Muamalat
Indonesia sebesar Rp. 0,805 atau
81%.
Berdasarkan perhitungan
SPSSdiperoleh nilai thitung sebesar
4,972. Dengan mengambil taraf
signifikansi α sebesar 5% maka ttabel
sebesar 2,365 sehingga thitung (4,972)
> ttabel (2,365) dengan tingkat
signifikansi 0,004 <0,05 atau 0,4%
<5%. Dikarenakan thitung> ttabel dan
tingkat signifikansi lebih kecil dari
0,05 maka kaidah keputusannya
adalah Ho ditolak atau Ha diterima,
artinya perubahan deposito
mudharabah secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
perubahan pembiayaan yang
diberikan.
Pengaruh Perubahan Giro Wadiah, Tabungan Mudharabah dan Deposito
Mudharabah Secara Simultan terhadap Perubahan Pembiayaan yang
Diberikan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia
Tabel 6
Rekapitulasi Perubahan Giro Wadiah, Tabungan Mudharabah, Deposito
Mudharabah dan Perubahan Pembiayaan
PT. Bank Muamalat Indonesia
(dalam Miliaran Rupiah)
Periode
Perubahan Giro
Wadiah
Perubahan Tabungan
Mudharabah
Perubahan Deposito
Mudharabah
Perubahan
Pembiayaan
(X1) (X2) (X3) (Y)
2002 - - - -
2003 69,2 212,72 530,25 625,17
2004 185,13 515,57 1.121 1.811,66
2005 68,02 433,87 917,76 1.703,04
2006 754,27 894,13 (561,2) 740,35
2007 (338,62) 901,87 1.290,67 1.989,96
2008 (175,24) (116,48) 1.044,35 1.899,81
2009 433,96 1.200,89 2.238,09 910,15
2010 1.004,46 766,28 2.305,80 4.489,68
19
2011 305,55 806,78 7.304,03 6.551,50
Sumber : Annual Report PT. Bank Muamalat Indonesia pada PT. Bank Muamalat
Indonesia Kantor Cabang Tasikmalaya
Hipotesis yang diajukan adalah
“Perubahan giro wadiah, tabungan
mudharabah dan deposito
mudharabah secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap
perubahan pembiayaan yang
diberikan oleh PT. Bank Muamalat
Indonesia”. Dalam pengujian
hipotesis dilakukan serangkaian
langkah-langkah uji statistik yaitu uji
regresi ganda, analisis korelasi dan
analisis koefisien determinasi.
Dari tabel uji regresi ganda
maka diperoleh persamaan regresi
ganda sebagai berikut :
Y = 1185,465 + 1,221 (X1) – 1,032
(X2) + 0,805 (X3)
Dari persamaan diatas
diketahui konstanta sebesar 1185,465
menyatakan bahwa jika perubahan
giro wadiah bernilai nol, perubahan
tabungan mudharabah bernilai nol,
dan deposito mudharabah bernilai
nol maka nilai perubahan
pembiayaan sebesar 1185,465.
Dengan pengujian statistik
dapat diketahui penaksiran derajat
korelasi (R) Perubahan Giro Wadiah,
Tabungan Mudharabah dan Deposito
Mudharabah terhadap Pembiayaan
yang diberikan adalah sebesar 0,918
atau 92% ini berarti Perubahan Giro
Wadiah, Tabungan Mudharabah dan
Deposito Mudharabah secara
simultan memiliki hubungan yang
sangat kuat terhadap perubahan
pembiayaan yang diberikan PT.
Bank Muamalat Indonesia.
Sedangkan nilai koefisien
determinasi (R2) menunjukkan
besarnya pengaruh antara Perubahan
Giro Wadiah, Tabungan
Mudharabah dan Deposito
Mudharabah terhadap Pembiayaan
yang diberikan, yaitu sebesar 0,842
atau 84,2%. Artinya variabilitas
variabel perubahan pembiayaan yang
diberikan PT. Bank Muamalat
Indonesia dipengaruhi secara
simultan oleh variabel bebas yang
dalam hal ini adalah perubahan giro
20
wadiah, tabungan mudharabah dan
deposito mudharabah. Pengaruh
variabel lainnya (faktor residu)
terhadap perubahan pembiayaan
yang diberikan bank syariah selain
perubahan giro wadiah, tabungan
mudharabah dan deposito
mudharabah adalah sebesar 15,8%.
Berdasarkan hasil penelitian,
kecilnya faktor lain (faktor residu)
yang mempengaruhi perubahan
pembiayaan yang diberikan PT.
Bank Muamalat Indonesia dapat
diartikan bahwa perubahan giro
wadiah, tabungan mudharabah dan
deposito mudharabah merupakan
faktor yang sangat kuat
mempengaruhi pada peningkatan
atau penurunan perubahan
pembiayaan yang diberikan PT.
Bank Muamalat Indonesia.
Untuk menguji hipotesis,
maka dilakukan pengolahan atas data
hasil penelitian. Dengan kriteria
tolak Ho jika Fhitung> Ftabel, maka
berdasarkan perhitungan SPSS
(terlampir) diperoleh nilai Fhitung
sebesar 8,887. Dengan mengambil
taraf signifikansi α = 5% maka Ftabel
sebesar 5,41 sehingga Fhitung > Ftabel
dengan tingkat signifikansi sebesar
0,019 yang berarti lebih kecil dari
tingkat α = 5%. Dikarenakan Fhitung>
Ftabel dan tingkat signifikansi lebih
kecil dari 0,05 maka kaidah
keputusannya adalah tolak Ho atau
terima Ha, artinya Perubahan Giro
Wadiah, Tabungan Mudharabah dan
Deposito Mudharabah secara
simultan berpengaruh secara
signifikan terhadap perubahan
pembiayaan yang diberikan PT.
Bank Muamalat Indonesia.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil dan
pembahasan penelitian mengenai
Pengaruh Perubahan Giro Wadiah,
Tabungan Mudharabah dan Deposito
Mudharabah terhadap Perubahan
Pembiayaan yang Diberikan oleh PT.
Bank Muamalat Indonesia periode
tahun 2002 sampai dengan tahun
2011 dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Keadaan Giro Wadiah,
Tabungan Mudharabah,
Deposito Mudharabah dan
Pembiayaan yang Diberikan
oleh PT. Bank Muamalat
Indonesia.
21
1. Perubahan Giro Wadiah pada
PT. Bank Muamalat
Indonesia periode tahun
2002-2011 setiap tahunnya
mengalami peningkatan,
tercermin dari nilai
peningkatan perubahan giro
wadiah PT. Bank Muamalat
Indonesia. Hal ini disebabkan
karena kenaikan jumlah
rekening giro wadiah.
Penempatan oleh nasabah
lazimnya bertujuan untuk
memperlancar transaksi
bisnis dan bukan untuk tujuan
mengharapkan bagi hasil
yang tinggi.
2. Perubahan Tabungan
Mudharabah pada PT. Bank
Muamalat Indonesia periode
tahun 2002-2011 setiap
tahunnya secara global
mengalami peningkatan, hal
ini tercermin dari nilai
peningkatan perubahan
tabungan mudharabah PT.
Bank Muamalat Indonesia.
Peningkatan perubahan ini
mencerminkan bahwa
tabungan mudharabah PT.
Bank Muamalat Indonesia
semakin diminati oleh
masyarakat, seiring perluasan
jaringan kantor pelayanan
Bank Muamalat yang
memudahkan nasabah dalam
memanfaatkan layanan
perbankan syariah. Selain itu,
kemudahan yang diberikan
oleh produk inovatif Shar-ε
telah memungkinkan lebih
banyak nasabah untuk
membuka rekening tabungan
di Bank Muamalat.
3. Perubahan Deposito
Mudharabah pada PT. Bank
Muamalat Indonesia periode
tahun 2002-2011 setiap
tahunnya mengalami
peningkatan, terlihat dari
peningkatan perubahan
Deposito Mudharabah PT.
Bank Muamalat Indonesia.
Berbeda dengan giro, dana
deposito mudharabah akan
mengendap dibank karena
para pemegangnya (deposan)
tertarik dengan tingkat bagi
hasil yang ditawarkan oleh
PT. Bank Muamalat
Indonesia dan adanya
keyakinan bahwa pada saat
22
jatuh tempo bila deposan
tidak ingin memperpanjang
jangka waktu simpanannya,
maka dananya dapat ditarik
kembali.
4. Perubahan Pembiayan yang
disalurkan oleh PT. Bank
Muamalat Indonesia tahun
2002-2011 mengalami
peningkatan setiap tahunnya
hal ini didorong oleh kondisi
makroekonomi yang relatif
stabil, sehingga membuka
peluang lebih banyak bagi
kegiatan usaha. Salah satu
ciri khas pembiayaan adalah
dukungan kepada sektor
usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM).
5. Berdasarkan hasil
perhitungan SPSS dapat
ditarik kesimpulan bahwa
perubahan giro wadiah
memiliki hubungan yang
rendah terhadap perubahan
pembiayaan yang diberikan
PT. Bank Muamalat
Indonesia. Dan secara parsial
tidak berpengaruh signifikan
terhadap perubahan
pembiayaan yang diberikan
oleh PT. Bank Muamalat
Indonesia.
6. Berdasarkan hasil
perhitungan SPSS dapat
ditarik kesimpulan bahwa
perubahan tabungan
mudharabah memiliki
hubungan yang sangat rendah
terhadap perubahan
pembiayaan yang diberikan
PT. Bank Muamalat
Indonesia. Dan dari hasil uji
hipotesis, perubahan
tabungan mudharabah secara
parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap
perubahan pembiayaan yang
diberikan PT. Bank
Muamalat Indonesia.
7. Berdasarkan hasil
perhitungan SPSS dapat
ditarik kesimpulan bahwa
perubahan deposito
mudharabah memiliki
hubungan yang sangat kuat
terhadap perubahan
pembiayaan yang diberikan
PT. Bank Muamalat
Indonesia. Dan hasil uji
hipotesis, deposito
mudharabah secara parsial
23
berpengaruh signifikan
terhadap perubahan
pembiayaan yang diberikan
PT. Bank Muamalat
Indonesia.
8. Pengujian secara simultan
menunjukkan bahwa hasil uji
hipotesis Perubahan Giro
Wadiah, Tabungan
Mudharabah dan Deposito
Mudharabah secara simultan
berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan
pembiayaan yang diberikan
PT. Bank Muamalat
Indonesia serta memiliki
hubungan yang sangat kuat
artinya, perubahan giro
wadiah, tabungan
mudharabah dan deposito
mudharabah akan disertai
dengan perubahan
pembiayaan yang diberikan
PT. Bank Muamalat
Indonesia.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang
telah dikemukakan diatas, penulis
mencoba memberikan saran-saran
yang diharapkan dapat memberikan
manfaat, yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Pihak Perusahaan
Guna meningkatkan jumlah
dana pihak ketiga dalam hal ini Giro
Wadiah, Tabungan Mudharabah dan
Deposito Mudharabah serta
Pembiayaan yang disalurkan,
perusahaan diharapkan lebih
meningkatkan kualitas pelayanan dan
peningkatan pemasaran agar dapat
menjangkau setiap lapisan
masyarakat. Dan untuk menstabilkan
kualitas pembiayaanyang diberikan,
pihak perusahaan dalam hal ini PT.
Bank Muamalat Indonesia lebih teliti
dalam melakukan analisis baik
sebelum pemberian pembiayaan
hingga pengembalian pembiayaan
serta keseluruhan hal tersebut
kembali mengacu kepada kebijakan
perusahaan, sehingga fungsi bank
sebagai lembaga intermediasi dapat
berjalan dengan lebih baik lagi.
2. Untuk Peneliti Selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya,
penulis menyarankan untuk mencari
variabel penelitian yang lain dengan
tema penelitian yang sama.
Diharapkan dapat ditemukan sisi lain
yang dapat diteliti dari tema
24
penelitian yang serupa,
menggunakan sampel yang lebih
banyak dan objek penelitian yang
berbeda pula.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azis dan Mariyah Ulfah.
2010. Kapita Selekta Ekonomi Islam.
Bandung: Alfabeta.
Abdul Ghofur Anshori. 2007.
Perbankan Syariah di Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Alexa. “Ciri-Ciri Bank Syariah”.
(http://www.majalaremaja.blogspot.
com/2012/05/ciri-ciri-bank-
syariah.html) diakses tanggal 20 Juni
2012 pukul 19.28 WIB.
Andi Prastowo. 2011. Memahami
Metode-Metode Penelitian, Edisi
Pertama. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Andri Soemitra. 2009. Bank dan
Lembaga Keuangan Syariah, Edisi
Pertama. Jakarta: Kencana.
Arief Fathon. 2008. Pengaruh Resiko
Pembiayaan (musyarakah dan
mudharabah) Terhadap Likuiditas
dan Dampaknya Pada Profitabilitas
Bank Syariah. Universitas Siliwangi.
Benny Kurniawan. 2012. Metodologi
Penelitian, Edisi Pertama.
Tangerang: jelajah Nusantara.
Indra Maolana Yusuf. 2011.
Pengaruh Pembiayaan Murabahah
Terhadap Liquiditas Bank.
Universitas Siliwangi.
Irma Devita Purnamasari. 2011.
Panduan Lengkap Hukum Praktis
Populer: Kiat-kiat Cerdas, Mudah,
dan Bijak Memahami Masalah
Hukum Jaminan Perbankan.
Bandung: Kaifa.
Khadijah Hadiyyatul Maulana. 2008.
Pengaruh Simpanan, Modal Sendiri,
Margin Keuntungan dan NPF (Non
Performing Financing) Terhadap
Pembiayaan Murabahah Pada Bank
Syariah Mandiri. Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga .
(http://www.skripsisyariah.com/displ
ay_ak.php) diakses tanggal 25 Juli
2012.
Ktut Sivanita. 2009. Bank dan
Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Erlangga.
Muhammad Syafi’i Antonio dan
Karneen Permataatmadja. 1991. Apa
dan Bagaimana Bank Islam.
Yogyakarta: Dana Bhakti Prima
Yasa.
Muhammad dan Dwi Suwiknyo.
2009. AkuntansiPerbankan Syariah.
Yogyakarta : Trust Media.
Nazir. 2005. Metodologi Penelitian,
Edisi Keempat. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Rizal Yaya, dkk. 2009. Akuntansi
Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba
Empat.
Thamrin Abdullah dan Francis
Tantri. 2012. Bank dan Lembaga
25
Keuangan, Edisi Satu. Jakarta:
Rajawali Pers.
Wiroso. 2009. Produk Perbankan
Syariah. Jakarta: LPFE Usakti.
Wuri Ariyanti Novi Pratami. 2011.
Analisa Pengaruh Dana Pihak
Ketiga, Capital Adequacy Ratio
(CAR), Non performing Financing
(NPF) dan Return On Asset (ROA)
Terhadap Pembiayaan Pada
Perbankan Syariah. Universitas
Diponegoro. Skripsi dipublikasikan.
(http://www.skripsisyariah.com/displ
ay_ak.php) diakses tanggal 30 Juli
2012 pukul 21.25 WIB.
www.muamalatbank.co.id diakses
tanggal 18 Juni 2012 pukul 18.42
WIB.
Peraturan-peraturan yang
digunakan :
Peraturan Bank Indonesia Nomor
10/17/PBI/2008 tentang Produk
Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah.
Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha
Syariah.
Undang-Undang No. 10 tahun 1998
tentang Perbankan.
Undang-Undang No. 21 tahun 2008
tentang Perbankan Syariah.
PSAK No. 59 Tahun 2007 tentang
Laporan Keuangan.