1. PENDAHULUAN 1.1 Judul Proyek · FASILITAS PERBAKIN DI SURABAYA 1.2 Pengertian Proyek Dalam...
Transcript of 1. PENDAHULUAN 1.1 Judul Proyek · FASILITAS PERBAKIN DI SURABAYA 1.2 Pengertian Proyek Dalam...
Universitas Kristen Petra
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Judul Proyek
FASILITAS PERBAKIN DI SURABAYA
1.2 Pengertian Proyek
Dalam proyek ini yang berjudul “Fasilitas PERBAKIN di Surabaya”,
memiliki bagian-bagian sendiri dalam bagian judulnya. Antara lain :
Kata “Fasilitas” memiliki arti sarana untuk melancarkan fungsi atau
kemudahan. Di dalam proyek ini kata fasilitas memiliki arti dalam konteks
tempat. Sehingga kata fasilitas disini berarti suatu tempat yang merupakan wadah
dari berbagai kegiatan seperti layanan jasa, perkantoran, rekreasi, dan sebagainya
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991).
Kata “PERBAKIN” merupakan singkatan dari Persatuan Menembak
Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia, yaitu suatu organisasi olahraga yang
merupakan wadah perhimpunan olahraga cabang menembak dan juga mengontrol
para pemilik senjata api.
Kemudian kata “di” memiliki arti sebagai kata depan untuk menandai
suatu tempat atau bisa juga menandai suatu waktu, dalam proyek ini konteksnya
ialah tempat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991).
Kemudian kata “Surabaya” memiliki sebuah arti yakni nama dari salah
satu kota besar di Indonesia, bisa juga disebut Ibukota propinsi Jawa Timur.
Sehingga kesimpulannya “Fasilitas PERBAKIN di Surabaya” adalah
suatu tempat yang merupakan wadah bagi organisasi PERBAKIN baik itu anggota
maupun pengurus organisasi, dimana didalamnya terdapat berbagai pemacu
kegiatan seperti latihan menembak, mendaftar untuk masuk ke dalam organisasi,
menyimpan senjata api, membeli dan mendaftarkan senjata api, dan sebagainya
yang berlokalisasikan di kota Surabaya.
Universitas Kristen Petra
2
1.3 Latar Belakang
Di Indonesia, olahraga menembak diawali dengan terbentuknya ”NICG”
atau singkatan dari perkumpulan berburu dengan menggunakan senjata api.
Kemunculan NICG pada paruh pertama abad 20 dari segi politik dan ekonomi ada
dua hal, yakni strategi politik kolonial dan strategi pendekatan keamanan kepada
masyarakat. Kebijakan ini kenyataannya memberikan kesempatan besar pada
perusahaan asing untuk menyewa lahan pertanian. Situasi inilah yang menjadi
salah satu alasan kenapa NICG harus ada, saat itulah mereka orang Eropa yang
ada di tanah air menjadikan lahan pertanian yang mereka sewa sebagai lahan
berburu, kegemaran berburu ini juga memiliki andil besar dalam rangka lahirnya
olahraga menembak.
Tahun 1950, menembak masuk kedalam cabang olahraga, ketika
terbentuk Perhimpunan Olahraga Perburuan Indonesia (PORPI) yang dimaksud
menembak adalah sebagai hobi dan olahraga. Tanggal 25 Mei 1960, mengadakan
pertemuan dan hasilnya adalah pernyataan bahwa perlu dibentuk organisasi
menembak dan berburu yang baru untuk menggantikan PORPI. Maka dalam
waktu singkat, tepatnya 17 Juli 1960 resmi didirikan “Persatuan Menembak
Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia” disingkat PERBAKIN yang
peresmiannya dilakukan di Jawa Timur.
Dengan terbentuknya PERBAKIN maka ada tugas-tugas yang harus
dijalankan perkumpulan ini antara lain membimbing, mengkoordinir, dan
mengawasi perkumpulan-perkumpulan serta organisasi bidang menembak di
seluruh Indonesia dan merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan olahraga
menembak. Tugas lain adalah menyebarluaskan tata cara secara teratur sesuai
ketentuan perundang-undangan yang telah ditetapkan dari sinilah terlihat bahwa
PERBAKIN bukan sekedar wadah perhimpunan olahraga menembak namun juga
sebagai wadah pengontrol para pemilik senjata api secara organisasi.
Langkah nyata yang semakin maju adalah dengan mengikutsertakan
cabang olahraga menembak pada Asian Games pada tahun 1962, dimana atlet
Indonesia mendapatkan medali perak yang pertama di nomor Free Pistol.
Setelah sekian lama olahraga menembak ini kian terlantar, terbukti dari
perkembangan prestasi yang tidak kunjung membaik, bahkan para atlet terkesan
Universitas Kristen Petra
3
tidak terfasilitasi dengan baik. Bahkan di daerah Jawa Timur yang merupakan
tempat dibentuknya organisasi PERBAKIN tidak ada tempat yang merupakan
milik PERBAKIN sendiri, kantor dan fasilitas lapangan tembak PERBAKIN
cabang Jawa Timur yang terletak di kota Surabaya meminjam lahan milik TNI
Surabaya, sehingga bukan tempat PERBAKIN secara utuh.
Saat ini khususnya di Indonesia, lapangan tembak yang ada sudah tidak
layak dan nyaman untuk digunakan, terbukti dari lapangan tembak yang ada tidak
terurus dengan baik sehingga para atlet tidak dapat terfasilitasi dengan layak. Hal
ini secara tidak langsung berdampak pada prestasi yang diraih oleh Indonesia di
olahraga menembak di dunia internasional. Di Indonesia hanya ada 1 lapangan
tembak yang dapat memenuhi kriteria untuk menjadi tuan rumah dari kejuaraan
tingkat Sea Games yaitu Lapangan Tembak Sapta Marga Manggar, Balikpapan,
Kalimantan Timur, Indonesia.
Melihat banyak nya para atlet di Jawa Timur khususnya di Surabaya,
banyak atlet yang kurang termotivasi untuk mengikuti latihan dan kejuaraan. Hal
ini disebabkan kurangnya fasilitas sehingga untuk latihan pun terkadang mereka
harus berkorban baik dari segi material maupun dari segi waktu. Kemudian juga
terdapat masalah lokasi lapangan tembak yang jauh dan berbeda jenis tembak,
lapangan tembak 300m terletak di kecamatan Karang Pilang dan lapangan tembak
lainnya terletak di MAKODAM Brawijaya, sehingga untuk para atlet yang
mengikuti menembak 300m dan juga mengikuti nomor pertandingan menembak
50m harus latihan di 2 tempat dan itu sangat membuang waktu dan tenaga atlet
tersebut mengingat jarak kedua lapangan tersebut sangatlah jauh.
Kemudian juga terdapat masalah kriteria lahan lapangan tembak.
Mengingat proyek ini membutuhkan luasan tanah yang besar dan ada syarat-
syarat keamanan yang harus dipenuhi, maka fasilitas yang ada didalamnya
haruslah cukup mewadahi banyak kegiatan organisasi sehingga luasan tanah yang
dibangun tidak terbuang percuma.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlu adanya lahan milik
PERBAKIN yang dapat mewadahi semua kegiatan organisasi baik itu dari segi
pengelolaan organisasi PERBAKIN maupun segi olahraga itu sendiri yang
mencukupi kriteria kejuaraan minimal tingkat Sea Games (termasuk jenis
Universitas Kristen Petra
4
lapangan, jumlah lajur tiap lapangan), dapat menghidupkan bagi kawasan sekitar,
selain itu perlu desain yang dapat memotivasi para atlet untuk lebih bersemangat
dan sekaligus menarik minat dari semua kalangan masyarakat sehingga olahraga
ini tidak kian terlantar. Dan lokasi tapak yang terpilih adalah kawasan KenPark
yang telah dikenal masyarakat sebagai pusat olahraga dan wisata di kota Surabaya
yang merupakan ibukota propinsi Jawa Timur.
1.4 Rumusan Masalah
1.4.1 Masalah Umum
Bagaimana kita mendesain sebuah lapangan tembak sekaligus bangunan
pendukungnya yang dapat mewadahi semua kegiatan organisasi PERBAKIN yang
dapat mencukupi kebutuhan hingga tingkat kejuaraan Sea Games di kota
Surabaya.
1.4.2 Masalah Desain
• Bagaimana mendesain lapangan tembak beserta bangunan pendukungnya
yang dapat memotivasi para atlet tembak untuk lebih bersemangat.
• Fasilitas-fasilitas apa saja yang dapat memotivasi para atlet dan sekaligus
menarik minat masyarakat untuk mengunjungi bangunan ini.
• Apakah proyek ini dapat meningkatkan kualitas para atlet tembak Indonesia
khususnya di daerah Jawa Timur.
1.5 Deskripsi Proyek
1.5.1 Tujuan Proyek
• Menyediakan tempat bagi para atlet untuk berlatih dan bertanding dan
memfasilitasi para atlet dengan baik, kemudian juga memenuhi kebutuhan
lapangan tembak hingga tingkat kejuaraan Sea Games.
• Menyediakan tempat untuk organisasi PERBAKIN untuk melakukan segala
kegiatan organisasi.
• Membawa nama Indonesia lebih baik di dunia olahraga tembak, sekaligus
nama kota Surabaya dan menghidupkan juga kawasan sekitar.
Universitas Kristen Petra
5
1.5.2 Manfaat Proyek
1.5.2.1 Manfaat bagi Organisasi PERBAKIN
• Sebagai pusat kegiatan organisasi.
- Pengelolaan organisasi
- Pendaftaran anggota PERBAKIN
- Perijinan senjata
- Gudang senjata, dll
• Sebagai pusat diadakannya kejuaraan-kejuaraan olahraga menembak hingga
tingkat kejuaraan Sea Games.
• Sebagai tempat berkumpul dan latihan menembak bagi para atlet.
1.5.2.2 Manfaat bagi Masyarakat Sekitar
• Memberi kemudahan untuk masyarakat yang menyukai olahraga menembak
dan bagi yang ingin menjadi anggota PERBAKIN.
• Menghidupkan kawasan sekitar dengan adanya proyek ini yang merupakan
pusat kegiatan olahraga menembak di daerah Jawa Timur khususnya Kota
Surabaya.
1.5.2.3 Manfaat bagi KenPark
• Fasilitas olahraga bertambah lengkap dengan adanya proyek ini.
• Menghidupkan kembali KenPark yang akhir-akhir ini terkesan terlantar dan
tidak berkembang.
• Menaikkan kualitas dari KenPark sebagai pusat wisata dan pusat olahraga di
Surabaya Timur.
1.5.3 Sasaran Proyek
Sasaran proyek ini lebih ditekankan pada para atlet baik atlet senior
maupun atlet junior, mereka dapat latihan menembak, mengikuti ajang
perlombaan, maupun berkumpul sesama atlet. Sasaran berikutnya adalah anggota
dan pengurus PERBAKIN dapat bekerja dan berkumpul. Dan tidak lupa
masyarakat awam yang menyukai olahraga tembak dan masyarakat awam yang
kurang mengetahui tentang olahraga tembak ini agar mereka lebih tertarik dengan
olahraga tembak ini dengan adanya proyek ini.
Universitas Kristen Petra
6
1.5.4 Lingkup Pelayanan
Lingkup pelayanan regional dari FASILITAS PERBAKIN DI
SURABAYA adalah Jawa Timur pada khususnya serta Indonesia pada umumnya,
di mana proyek ini difungsikan sebagai:
• Wadah untuk anggota PERBAKIN dan para atlet olahraga tembak.
• Kantor PERBAKIN cabang Surabaya, Jawa Timur
• Tempat pendaftaran maupun perpanjangan ijin menembak dan ijin
kepemilikan senjata.
• Tempat kejuaraan dilaksanakan baik tingkat provinsi, tingkat nasional
hingga tingkat Sea Games.
1.6 Data Eksisting
1.6.1 Kriteria Pemilihan Tapak dan Tapak yang Dipilih
Untuk proyek FASILITAS PERBAKIN DI SURABAYA, terdapat
kriteria-kriteria tapak yang harus dipenuhi, dengan kriteria-kriteria ini diharapkan
dengan adanya fasilitas ini tidak mengganggu kawasan sekitar ketika fasilitas ini
telah dibangun. Kriteria-kriteria pemilihan tapak :
• Sebisa mungkin jauh dari perumahan warga karena kebisingan yang
timbul dari bunyi tembakan.
• Akses diutamakan mudah, lebar, dan tidak rawan macet.
• Infrastruktur yang memadai (air, listrik, telepon, internet).
• View yang indah untuk guest house yang tersedia.
• Ada unsur natural yang tersedia di tapak (lahan hijau, air, gunung, dll).
• Terdapat lahan yang dapat dipakai untuk perkembangan selanjutnya bila
memungkinkan.
1.6.2 Pilihan Lokasi
1.6.2.1 Lokasi Tapak
Tapak yang dipilih adalah di KenPark, Surabaya, tepatnya di jalan
Kenjeran. Pemilihan lokasi di Surabaya karena kota Surabaya merupakan ibukota
dari Jawa Timur, dan merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta, dapat
ditempuh melalui perjalanan darat, air, maupun udara, terdapat bandara
Universitas Kristen Petra
7
internasional. Alasan memilih tapak ini adalah KenPark adalah Pantai Ria
Kenjeran memiliki areal dengan luas sekitar 100 Ha. Pada areal tersebut
sebenarnya direncanakan untuk kegiatan rekreasi hiburan dan rekreasi olah raga.
Fasilitas rekreasi yang disediakan arealnya meliputi: Fitness centre, restoran air,
hotel/penginapan, area pacuan kuda, kampung koboi, arena menembak, areal
motorcross, gedung serbaguna, dll. Namun hingga saat ini kondisi fasilitas
tersebut sudah berkurang kondisinya karena tidak terawat. Fasilitas yang masih
sering dimanfaatkan hanya arena motorcross dan hotel/penginapan.
Masyarakat secara luas telah mengetahui KenPark sebagai pusat hobi,
tempat wisata, pusat olahraga outdoor maupun indoor. Sarana dan prasarana telah
mencukupi kebutuhan, seperti terdapat angkutan umum yang melewati entrance
dari KenPark, jalan akses yang sangat lebar (Jalan Kenjeran), dan terakhir juga
ada sarana air, listrik, dan telpon dengan baik. Kemudian juga ada jembatan
Suramadu yang akhir-akhir ini telah diresmikan. Dan terakhir ada rencana dari
pemerintah kota yang mengatur perkembangan di daerah ini untuk membangun
jaringan jalan inner ring roads yang ditujukan untuk mengefektifkan penggunaan
poros Surabaya Timur-Surabaya Barat sehingga memudahkan pencapaian ke
dalam tapak. Sehingga tapak yang dipilih ini cocok untuk sebuah fasilitas
olahraga yang dapat menampung penonton dengan kapasitas besar.
1.6.2.2 Kesesuaian Lokasi Tapak Terhadap Tata Ruang
Lokasi tapak sudah cocok dengan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi,
meski wilayah KenPark dekat dengan pemukiman penduduk tetapi ada lahan
yang cukup jauh dengan pemukiman, akses utama yaitu Jalan Kenjeran
merupakan jalan utama yang lebar dan tidak rawan macet, meski terdapat di
Surabaya Timur tetapi cukup mudah untuk mencapainya mengingat KenPark
sendiri adalah landmark di Surabaya Timur.
1.6.2.3 Batas Fisik Tapak
Tapak ini dikelilingi oleh beberapa fasilitas olahraga sehingga dengan
hadirnya fasilitas ini KenPark akan bertambah lengkap fasilitas olahraga yang
disediakan dari pihak KenPark, dan itu yang dicari oleh developer KenPark
sendiri. Kondisi tapak dan sekitarnya:
Universitas Kristen Petra
8
Gambar 1.1 Hotel Gambar 1.2 Salah satu akses menuju tapak
Gambar 1.3 Pantai Kenjeran Gambar 1.4 Kuil 9 Naga
Gambar 1.5 Jalan akses utama KenPark Gambar 1.6 Sanggar Agung
Universitas Kristen Petra
9
Gambar 1.7. Patung Buddha 4 wajah
1.6.2.4 Topografi dan Iklim Setempat
• Posisi geografis
Wilayah perencanaan RTRK Unit Distrik Pamurbaya (Pantai Timur Surabaya,
Kawasan Kenjeran) terletak di bagian Timur Laut wilayah kota Surabaya
dengan jarak sekitar 12 km dari pusat kota dan merupakan kawasan pantai
atau bagian dari kawasan pesisir kota Surabaya.
• Fungsi lahan dalam RDTRK sesuai dengan proyek yaitu fasilitas umum.
• Lokasi : Jalan Sukolilo
Kompleks Pantai Ria Kenjeran - area Kenjeran Baru
(Kenjeran Park)
• Kelurahan : Sukolilo
• Kecamatan : Bulak
• Kotamadya : Surabaya
• Propinsi : Jawa Timur
• Batas fisik tapak :
Utara : Pantai Kenjeran (Selat Madura) dan Kampung Sukolilo
Selatan : Gedung Olahraga dan lahan kosong
Barat : Jalan Sukolilo
Timur : Pantai Kenjeran
Universitas Kristen Petra
10
• Kondisi Iklim :
• Suhu : 26,2 – 31,3 ºC
• Temperature minimum : 19 ºC (terjadi pada bulan September)
• Temperature maksimum : 35,2 ºC (terjadi pada bulan Januari)
• Kecepatan angin rata-rata : 0,7 km/jam
• Kondisi Fisik Dasar :
- Topografi
Secara topografi, tapak yang terpilih merupakan daerah dataran rendah
yang terletak pada ketinggian antar 1-3 m diatas permukaan air laut
dengan kemiringan tanah 0-2 % yang mana tekstur tanahnya tergolong
halus.
- Hidrologi
Di wilayah Unit Distrik Pamurbaya, terdapat beberapa saluran air yang
mengalir dari barat ke timur atau ke arah laut. Beberapa saluran tersebut
adalah Sungai Kenjeran yang berada di bagian selatan (batas) wilayah
perencanaan. Saluran tersebut mengalirkan air dari bagian barat ke arah
timur atau ke laut. Saluran berikutnya adalah Saluran Larangan yang
berada di tengah wilayah perencanaan, saluran tersebut mengarahkan
aliran airnya ke laut atau dari bagian selatan ke arah utara.
- Kemampuan tanah
Kemampuan tanah meliputi keadaan tekstur tanah, kedalaman efektif,
kelerengan tanah, erosi, dan drainase tanah, yang perinciannya adalah
sebagai berikut:
• Tekstur tanah adalah keadaan bahan padat anorganik atau kasar
halusnya tanah yang ditentukan berdasarkan perbandingan fraksi-fraksi
debu, pasir dan air. Dari klasifikasi tersebut Wilayah Unit Distrik
Pamurbaya tergolong pada wilayah yang bertekstur halus.
• Kedalaman efektif tanah, yaitu tebalnya lapisan tanah dari permukaan
tanah sampai bahan baku induk atau sampai suatu lapisan dimana akar
tanaman tidak dapat menembusnya. Pada wilayah Unit Distrik
Pamurbaya hampir pada semua arealnya mempunyai kedalaman
efektif lebih dari 90%.
Universitas Kristen Petra
11
• Kelerengan, adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan tanah dengan
bidang horisontal. Berdasarkan klasifikasi yang ada, wilayah Unit
Distrik Pamurbaya mempunyai kelerengan antara 0-2%.
• Drainase adalah keadaan yang menunjukkan lamanya atau seringnya
tanah jenuh terhadap kandungan air, atau menunjukkan kecepatan
meresapnya air dari permukaan tanah. Berdasarkan keadaan lapangan,
di wilayah Unit Distrik Pamurbaya yang mengalami genangan sekitar
30% dari luas arel wilayah tersebut.
- Vegetasi
Keadaan vegetasi atau tanaman di wilayah Unit Distrik Pamurbaya,
menunjukkan bahwa keberadaanya banyak terdapat di kawasan diluar
wilayah perkampungan.
1.6.2.5 Peraturan Daerah
Tinjauan RTRK (Rencana Teknik Ruang Kota) Unit Distrik
Pamurbaya 2005
Sumber: BAB 2 – KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN (YANG
BERKAITAN DENGAN WILAYAH PERENCANAAN) BAB 3 –
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB 5 –
RENCANA TEKNIK RUANG KOTA
Terdapat beberapa kebijaksanaan pembangunan yang terkait dengan
kawasan Pamurbaya, baik yang termuat pada produk-produk perencanaan maupun
yang terekomendasikan melalui hasil kegiatan studi, baik yang bersifat spasial
maupun sektoral. Sesuai dengan konstelasi kawasan Pamurbaya yang merupakan
bagian dari wilayah kota Surabaya, maka perencanaan RTRK Pamurbaya harus
diintegrasikan dengan pengembangan atau perencanaan di kawasan sekitarnya dan
perencanaan pada lingkup wilayah yang lebih luas hingga pada tingkat kota
Surabaya. Kebijaksanaan pembangunan tersebut dapat dipetik dari:
• Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya tahun 2005
• Rencana Tata Ruang pada lingkup Unit Pengembangan (wilayah yang lebih
luas)
Universitas Kristen Petra
12
• Rencana Tata Ruang pada kawasan di sekitarnya, seperti RDTRK UP. Pantai
Timur Surabaya
• Studi & perencanaan sektoral, seperti Rencana pembangunan jalan Tol
Simpang Susun Waru – Tanjung Perak, Rencana pembangunan Jembatan
Surabaya – Madura, Perencanaan Master Plan Drainase Surabaya dan Studi
potensi kawasan pesisir Surabaya.
• Kebijaksanaan pelayanan umum (perijinan) yang telah dikeluarkan oleh
Pemda Kota Surabaya.
• Peraturan tentang Kewenangan Daerah di wilayah laut.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya 2005
Kebijaksanaan pembangunan pada lingkup kota Surabaya dalam
perspektif spasial diwujudkan dalam suatu perencanaan tata ruang yang termuat
pada RTRW Kota Surabaya 2005. Kebijaksanaan atau materi yang perlu
diperhatikan sebagai suatu arahan untuk pengembangan kawasan Pamurbaya
(Kenjeran dan sekitarnya), meliputi komponen seperti berikut:
• Rencana fungsi Unit Pengembangan
• Wilayah kota Surabaya, dalam struktur perwilayahan ruang kota dibagi
menjadi 23 wilayah Unit Pengembangan (UP). Unit Distrik Pamurbaya
(kawasan Kenjeran) berada di wilayah Unit Pengembangan Kenjeran.
Dalam pengaturan fungsi unit-unit pengembangan tersebut, wilayah unit
pengembangan Kenjeran diarahkan untuk fungsi Pariwisata, pemukiman,
dan konservasi.
• Rencana sistem jaringan jalan
Rencana sistem jaringan jalan di kota Surabaya dirumuskan sebagai berikut:
• Merencanakan sistem jaringan jalan di kota Surabaya dalam bentuk ring
road (jalan lingkar) yaitu Outer & Middle ring road barat dan Outer &
Middle ring road timur. Jalan-jalan tersebut dintegrasikan dengan jalan
utama jalur utara yakni penggal jalan kawasan pelabuhan Tanjung Perak
ke barat menuju Gresik dengan interconection di perbatasan Gresik-
Surabaya dan penggal jalan kawasan pelabuhan Tanjung Perak menuju
Bangkalan dengan interconection di Tambak Wedi.
Universitas Kristen Petra
13
• Mengoptimalkan sistem jaringan jalan poros utara-selatan yang
menghubungkan kawasan perdagangan di utara dangan kawasan
perbatasan Surabaya bagian selatan dan sistem jaringan jalan Barat-Timur
menghubungkan pusat-pusat wilayah pengembangan di barat dan timur
menjadi jalur utama kota untuk kegiatan fungsi sekunder.
• Rencana pengembangan kawasan wisata
Rencana pengembangan kawasan wisata kota dirumuskan sebagai berikut:
• Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengembangkan wisata di Surabaya
adalah berupa peningkatan kuantitas & kualitas serta jenis obyek wisata;
penyediaan sarana akomodasi yang memadai seperti hotel, restoran dan
peningkatan kualitas estetika lingkungan kota.
• Obyek dan lokasi yang dikembangkan untuk kegiatan wisata kota
Surabaya adalah obyek wisata budaya, obyek wisata alam dan obyek
wisata minat. Khusus obyek wisata alam adalah Pantai Kenjeran Suabaya,
Jurang Kuping di Benowo, Hutan Wisata di Waru Gunung dan lingkungan
disepanjang Kalimas.
Studi dan Perencanaan Sektoral
Terdapat beberapa hasil studi dan perencanaan pembangunan sektoral di
kota Surabaya, yang mempunyai keterkaitan atau implikasi terhadap
pengembangan kawasan Pamurbaya – khususnya kawasan Kenjeran. Beberapa
studi dan perencanaan sektoral tersebut diantaranya adalah :
• Rencana Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura
Menurut konsepnya, peluang pembangunan yang diharapkan diantaranya
adalah :
• Setelah pembangunan Jembatan Surabaya-Madura, kawasan Kenjeran
secara fisik maupun ekonomi akan menjadi satu-kesatuan dengan kawasan
industri Madura yang akan dikembangkan.
• Pertumbuhan penduduk Surabaya, menjadi peluang untuk
mengembangkan kawasan permukiman baru di kawasan Kenjeran, dengan
kualitas lingkungan yang lebih baik.
Universitas Kristen Petra
14
• Dapat menciptakan peluang atau mendorong bagi pengembangan kawasan
pantai atau Waterfront yang dapat lebih dinikmati sebagai tempat wisata.
Tujuan pembangunan Jembatan Surabaya-Madura adalah sebagai berikut :
• Mengembangkan kawasan Kenjeran sebagai salah satu pusat kegiatan (sub
center of Surabaya)
• Menciptakan Kenjeran sebagai pintu gerbang Madura dan dapat
mendorong pengembangan industri di Madura.
• Mengembangkan kawasan potensial disepanjang pantai timur Surabaya
sampai ujung Selatan Jembatan Surabaya-Madura
• Membenahi sistem transportasi dan meningkatkan sistem jaringan untuk
pengembangan kawasan.
• Menyiapkan kawasan wisata dan hunian dengan tipe beragam yang sesuai
untuk kebutuhan masa depan.
• Perencanaan Drainase Surabaya
• Studi Potensi Kawasan Pesisir Surabaya.
Perencanaan Drainase Surabaya
Perencanaan Drainase Surabaya disusun pada tahun 2000. Hasil
perencanaan yang terkait dengan pengembangan saluran drainase di kawasan
Pamurbaya, adalah pembenahan pada komponen saluran dan pintu (air) laut serta
pemasangan pompa, yang perinciannya sebagai berikut :
• Pintu laut yang lama yang berlokasi di jalan Tambak Deres (pertemuan antara
saluran primer lebak indah dengan saluran pantai Kenjeran) akan diganti
dengan pintu sorong.
• Di dekat pintu laut lama (lokasi sama dengan diatas) akan dipasang pompa
baru dengan kapasitas 3m/detik.
• Di wilayah Kelurahan Kalisari yang berbatasan dengan Kelurahan Sukolilo
akan dibuat boozem baru seluas 7,5 Ha, dimana boozem tersebut akan
menampung aliran air dari saluran primer Kenjeran.
Universitas Kristen Petra
15
Studi Potensi Kawasan Pesisir Surabaya
Pada studi potensi kawasan pesisir Surabaya tahun 1996, dirumuskan
beberapa potensi yang bisa dikembangkan untuk berbagai kegiatan. Potensi-
potensi tersebut dikelompokkan sebagai berikut :
• Potensi Kawasan Lindung; meliputi potensi kawasan sempadan pantai dan
kawasan sempadan sungai.
• Potensi Kawasan Budidaya, meliputi potensi kawasan permukiman, kawasan
industri, kawasan pelabuhan, kawasan wisata, dan kawasan perikanan laut.
Peraturan Tentang Kewenangan Daerah di Wilayah Laut
Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia No.22
tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dimana esensinya mengatur tentang
penerapan Otonomi Daerah; maka Pemerintah Kota Surabaya memiliki
kewenangan yang lebih besar dalam pengelolaan sumber daya yang ada di
wilayah kota Surabaya, termasuk sumber daya laut (pantai). Rumusan ketentuan
tentang kewenangan tersebut tercantum dalam Bab dan Pasal Undang-Undang
tersebut, yang perinciannya seperti berikut :
Pada Bab II Pasal 3,
Wilayah daerah propinsi sebagaimana disebut dalam pasal 2 ayat (1),
terdiri atas wilayah darat dan laut sejauh 12 mil laut yang diukur dari garis pantai
kearah laut lepas dan atau kearah perairan kepulauan.
Pada Bab IV Pasal 10 ayat (2),
Kewenangan daerah di wilayah laut, sebagaimana disebutkan dalam
pasal 3, meliputi : eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan
laut sebatas wilayah laut tersebut.
Pada Bab IV Pasal 10 ayat (3),
Kewenangan daerah kabupaten dan daerah kota diwilayah laut,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sejauh sepertiga dari batas laut daerah
propinsi.
Penggunaan Lahan
• Pola Penggunaan Lahan
Universitas Kristen Petra
16
Pola penggunaan lahan di wilayah perencanaan Pamurbaya,
direncanakan untuk kegiatan perumahan, fasilitas umum,
perdagangan/komersial, pariwisata dan ruang terbuka hijau. Perincian
penggunaannya adalah sebagai berikut :
- Penggunaan Lahan untuk Perumahan
Diarahkan pada areal perumahan Pantai Mentari, perumahan komplek AL,
perumahan komplek pusdiklat Hanudnas dan perumahan Kampung yang
telah ada. Tambahan areal baru untuk perumahan, sebagian besar berada di
tanah milik Lantamal III, perumahan kampung di kawasan Tambak Deres,
Sukolilo, Larangan, dan Kejawan Lor perlu dipertahankan dengan
pembenahan lingkungan (baik fisik, sosial dan ekonomi).
- Penggunaan Lahan untuk Fasilitas Umum
Lahan untuk fasilitas umum, diarahkan pada areal yang sudah
termanfaatkan untuk fasilitas tersebut dan pada areal tanah Lantamal II AL
- Penggunaan Lahan untuk Perdagangan
Lahan untuk kegiatan perdagangan disediakan di areal Pantai Ria
Kenjeran bagian barat yang terpisahkan oleh jalan tol Waru-Perak. Namun
pemanfaatan dan jenis kegiatan perdagangan tersebut, dibatasi dan
diorientasikan pada fasilitas yang dapat mendukung kegiatan pariwisata
pantai Kenjeran.
- Penggunaan Lahan untuk Ruang Terbuka Hijau
Penyediaan lahan untuk ruang terbuka hijau, direncanakan secara
signifikan dengan meminimalkan kemungkinan pemakaian lahan tersebut
untuk keperluan lain. Wujud ruang terbuka hijau tersebut, antara lain
berupa taman lingkungan, taman atau jalur hijau di tepi dan ditengah jalan,
jalur hijau disepanjang pinggir saluran, taman pemakaman dan lapangan
olah raga.
- Penggunaan Lahan untuk Kawasan Pariwisata
Areal di tepi pantai Kenjeran dan sekitarnya, dioptimalkan
pemanfaatannya untuk pengembangan kegiatan pariwisata dengan
batasan-batasan tertentu. Areal yang masih cukup luas untuk
pengembangan kegiatan pariwisata, berada di areal pantai ria Kenjeran.
Universitas Kristen Petra
17
Pada areal taman hiburan Pantai Kenjeran, arealnya relatif terbatas; oleh
karena itu diperlukan upaya atau inovasi yang dapat menyediakan ruang-
ruang untuk kegiatan pariwisata. Salah satu upaya tersebut dapat
memanfaatkan ruang di luar garis pantai yang menjorok ke arah laut lepas.
Gambar 1.8. Rencana Penggunaan Lahan Unit Distrik Pamurbaya
Pada tapak yang terpilih untuk proyek ini kondisi eksisting
sebelumnya sebagian besar adalah kolam pancing Bandeng Putri dan sisanya
adalah bangunan gedung olahraga yang sudah tidak dipakai lagi. Pada
perencanaan ke depan, tapak akan dikembangkan menjadi tempat perdagangan
dan jasa kegiatan pariwisata.
Universitas Kristen Petra
18
• Perpetakan Tanah :
Pada areal terbangun di wilayah perencanaan, sebagian besar
dimanfaatkan untuk bangunan perumahan, selebihnya untuk bangunan ibadah,
kesehatan, pendidikan, dan kantor. Pada penggunaan untuk bangunan
perumahan, perpetakan (kavling) tanahnya dapat dibedakan menjadi 2; yaitu
pertama, perpetakan di perumahan non kampung mempunyai ukuran & luas
mulai 72 m² sampai 300 m² dengan penataan yang teratur. Kedua, perpetakan
di perumahan kampung mempunyai ukuran / luas antara 40 m² sampai 150 m²
dengan penataan yang tidak teratur. Pada penggunaan untuk bangunan
fasilitas, perpetakan tanahnya lebih luas yang berkisar antara 300 m² sampai
700 m².
Pengaturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai
Bangunan (KLB)
• KDB (Koefisien Dasar Bangunan)
untuk kawasan wisata maksimum : 40%
• KLB (Koefisien Luas Bangunan)
untuk kawasan wisata maksimum : 120%
Pengaturan Garis Sempadan Bangunan ( GSB )
• GSB (Garis Sempadan Bangunan)
Berdasarkan Rencana Teknik Ruang Kota UD Pamubaya 2005
Kemunduran bangunan di wilayah perencanaan dapat dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu : kemunduran bangunan antara 0-3 meter, 4-5 meter, 6-8
meter, dan lebih dari 8 meter. Kemunduran bangunan antara 0-3 meter,
seluruhnya terdapat di kawasan kampung kejawan lor, sukolilo, tambak deres,
dan larangan. Kemunduran antara 4-5 meter, terdapat di sebagian perumahan
kampung, perumahan pantai mentari. Kemunduran antara 6-8 meter, terdapat
di perumahan pantai mentari, perumahan AL dan komplek perumahan AU.
Kemunduran bangunan lebih dari 8 meter, banyak terdapat di komplek AL
dan komplek AU (Pusdiklat Hanudnas). Yang sebagian besar merupakan
bangunan fasilitas umum.
Universitas Kristen Petra
19
Untuk ketentuan GSB; Sempadan Bangunan khusus bagi lokasi tapak proyek
yang terpilih adalah sebagai berikut :
• GSB pada jalan dengan damija (ROW) 8 m : 3-4 m
• GSB pada jalan dengan damija (ROW) 12 m : 5-6 m
• GSB pada jalan dengan damija (ROW) 15 m : 7-8 m
• GSB pada jalan dengan damija (ROW) 20 m : 8-10 m
• GSB pada jalan dengan damija (ROW) 1-2 m; dikampung : 1 m
Ketinggian dan Lantai Bangunan :
• Ketinggian minimum lantai dasar bangunan dari muka jalan ditentukan
untuk pengendalian keselamatan bangunan seperti bahaya banjir dan
pengendalian bentuk estetika bangunan secara keseluruhan serta aspek
aksesbilitas. Dan kondisi lahan setempat.
• Ketinggian bangunan pembatasannya tergantung pada daya dukung dan
daya tampung lahan serta potensi sarana/prasarana lingkungan yang
bersangkutan. Batasan ketinggian bisa diwujudkan dalam batasan tingkat
bangunan atau dalam satuan ketinggian (meter); baik yang membatasi
ketinggian lantai yang dapat digunakan, maupun membatasi ketinggian
bangunan yang tidak digunakan (seperti antena, dll). Batasan ketinggian
bangunan dalam satuan ketinggian meter didasarkan pada pertimbangan
estetika, faktor keselamatan udara/penerbangan dan faktor keselamatan
bangunan itu sendiri. Ketinggian bangunan dalam tingkat bangunan
didasarkan pada pertimbangan kebutuhan ruang yang dikaitkan dengan
kemampuan daya dukung dan daya tampung lahan serta potensi
sarana/prasarana lingkungan yang bersangkutan.
• Jumlah lantai bangunan di wilayah perencanaan sekitar 98% adalah
berlantai 1, sedangkan yang berlantai 2 sekitar 2%. Bangunan fasilitas
umum rata-rata memiliki 1 lantai; sedangkan bangunan rumah tinggal
yang berlantai 2 sekitar 25 unit.
• Jumlah maksimal lantai bangunan untuk kawasan wisata, 1- 3 lantai
Universitas Kristen Petra
20
Sistem Pencapaian Ke Tapak
• Dari Surabaya Barat
Jl. Raya Mayjen Sungkono – Jl. Raya Darmo – Jl. Ngagel – Jl. Kertajaya – Jl.
Raya Kertajaya Indah – Jl. Raya Mulyosari – Jl. Sukolilo – Tapak
• Dari Surabaya Utara
Jl. Rajawali – Jl. Kembang Jepun – Jl. Kapasan – Jl. Kenjeran – Jl. Sukolilo –
Tapak
• Dari Surabaya Selatan
Jl. Raya Jend. Ahmad Yani – Jl. Wonokromo – Jl. Raya Darmo – Jl. Nagagel
– Jl. Kertajaya – Jl. Raya Kertajaya Indah – Jl. Raya Mulyosari – Jl. Sukolilo
– Tapak
• Dari Malang dan Sidoarjo
Tol Surabaya-Gempol – Rencana Jalan Lingkar Timur
• Dari Pulau Madura
Jembatan Suramadu – Jl. Tanah Kali Kedinding – Jl. Kedung Cowek – Jl.
Kenjeran – Jl. Sukolilo – Tapak
Lansekap
Perkiraan desain lansekap yang akan dilakukan untuk melengkapi desain
arsitektural pada proyek FASILITAS PERBAKIN DI SURABAYA ini adalah
dengan memaksimalkan view pantai dan juga menampilkan permainan struktur
tepi pantai yang menarik serta menghadirkan suatu pengalaman tersendiri untuk
kebutuhan view guest house.
Di samping itu, tentu saja tujuan utama dari bangunan ini harus tetap
tercapai yakni diinginkannya sebuah tempat yang mencakup semua kebutuhan
dari pecinta olahraga tembak dan organisasi PERBAKIN.
Universitas Kristen Petra
21
1.7 Program Kebutuhan Ruang
Tabel 1.1 Program Kebutuhan Ruang
Lapangan Tembak Perkiraan Awal Perancangan Akhir
No. Nama Ruang Studi Satuan Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m2) Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m²) Keterangan
1 Lapangan tembak 10m 1.5 m2/org 40 1 600 40 1 600 Tetap Podium 1 m2/org 100 1 100 350 1 350 Penambahan Kapasitas 2 Lapangan tembak 25m 37.5 m2/org 30 1 1125 30 1 1125 Tetap Podium 1 m2/org 100 1 100 300 1 300 Penambahan Kapasitas 3 Lapangan tembak 50m 100 m2/org 25 1 2250 25 1 2250 Tetap Podium 1 m2/org 100 1 100 300 1 300 Penambahan Kapasitas 4 Lapangan tembak 100m * m2/org * * * * * * Sama dengan podium 300m 5 Lapangan tembak 300m 450 m2/org 30 1 13500 450 30 13500 Tetap Podium 1 m2/org 100 1 100 250 1 250 Penambahan Kapasitas 6 Tembak Reaksi 1200 m2/lap 3 1 1200 3 1 1200 Tetap Podium 1 m2/org 100 1 100 160 1 160 Penambahan Kapasitas 7 Final Hall 100 m2/org 20 1 2000 20 1 2000 Tetap Podium 1 m2/org 100 1 100 360 1 360 Penambahan Kapasitas 8 Toilet 0.89 m2/ur 1 10 8.9 1 10 8.9 Tetap 1.53 m2/wc 1 10 1.53 1 10 1.53 Tetap 0.92 m2/ws 1 10 9.2 1 10 9.2 Tetap SubTotal 21275 22395 Sirkulasi 30% 6382.5 6718.5 Total (m2) 27657.5 29113.5
21 U
niversitas Kristen Petra
Universitas Kristen Petra
22
Tabel 1.1 Program Kebutuhan Ruang (sambungan)
Guest house Perkiraan Awal Perancangan Akhir
No. Nama Ruang Studi Satuan Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m2) Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m²) Keterangan
Guest house Atlit 1 Toilet 0.89 m2/ur 1 5 4.45 1 5 4.45 Tetap 1.53 m2/wc 1 5 7.65 1 5 7.65 Tetap 0.92 m2/ws 1 5 4.6 1 5 4.6 Tetap 2 Kamar Tidur 12 m2/org 6 50 3600 1 14 168 Sesuai survei lapangan 3 Area Santai 1 m2/org 20 10 200 30 1 30 Penyesuaian jumlah penghuni Sub Total 3816.7 214.7 Sirkulasi 30% 1145.01 64.41 Total 4961.71 279.11
Kantor Perijinan Perkiraan Awal Perancangan Akhir
No. Nama Ruang Studi Satuan Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m2) Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m²) Keterangan
1 Ruang Administrasi 1 m2/org 5 1 5 10 1 125 Penyesuaian denah 2 Ruang Tunggu 1 m2/org 5 1 5 33 1 75 Penyesuaian denah 3 Ruang Arsip 1 m2/org 2 1 5 2 1 25 Penyesuaian denah 4 Gudang 1 9 1 9 Tetap 5 Toilet 0.89 m2/ur 1 1 0.89 1 1 0.89 Tetap 1.53 m2/wc 1 1 1.53 1 1 1.53 Tetap 0.92 m2/ws 1 1 0.92 1 1 0.92 Tetap Sub Total 27.34 237.34 Sirkulasi 30% 8.202 71.202 Total 31.2 308.542
22 U
niversitas Kristen Petra
Universitas Kristen Petra
23
Tabel 1.1 Program Kebutuhan Ruang (sambungan)
Kantor Pengelola PERBAKIN Perkiraan Awal Perancangan Akhir
No. Nama Ruang Studi Satuan Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m2)Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m²) Keterangan
1 Ruang Kepala Cabang 1 m2/org 3 1 3 3 1 50 Sesuai survei lapangan 2 Ruang Sekretaris 1 m2/org 3 1 3 3 1 50 Sesuai survei lapangan 3 Toilet 0.89 m2/ur 1 1 0.89 1 8 7.12 Penyesuaian jumlah penghuni 1.53 m2/wc 1 1 1.53 1 10 15.3 Penyesuaian jumlah penghuni 0.92 m2/ws 1 1 0.92 1 2 1.84 Penyesuaian jumlah penghuni4 Ruang Medis 20 m2/org 5 1 5 2 100 Syarat Ruang 5 Ruang Ganti 5 m2/org 10 2 100 Syarat Ruang 6 Ruang Meeting 1 m2/org 10 1 10 40 1 200 Sesuai survei lapangan 7 Briefing Room 2 m2/org 20 1 100 Sesuai survei lapangan Sub Total 19.34 624.26 Sirkulasi 30% 5.802 187.278 Total 25.142 811.538
Restoran & Café Perkiraan Awal Perancangan Akhir
No. Nama Ruang Studi Satuan Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m2)Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m²) Keterangan 1 Area makan 2.5 m2/org 100 1 250 720 1 1800 Penyesuaian jumlah pengunjung2 Dapur 20 m2/unit 8 1 20 15 1 300 Penyesuaian jumlah pengunjung3 Toilet 0.89 m2/ur 1 2 1.78 15 1 13.35 Penyesuaian jumlah pengunjung 1.53 m2/wc 1 2 3.06 12 2 36.72 Penyesuaian jumlah pengunjung 0.92 m2/ws 1 2 1.84 10 1 9.2 Penyesuaian jumlah pengunjung4 Ruang Karyawan 2 m2/org 8 1 16 20 1 40 Penyesuaian jumlah pengunjung5 Gudang 1 9 1 9 Tetap6 Dapur Café 20 m2/unit 8 1 20 5 1 100 Penyesuaian denah7 Ruang Sampah 4 m2/unit 2 8 2 8 Tetap Sub Total 329.68 2316.27 Sirkulasi 30% 98.904 694.881 Total 428.584 3011.151
23 U
niversitas Kristen Petra
Universitas Kristen Petra
24
Tabel 1.1 Program Kebutuhan Ruang (sambungan) Toko & Service Centre khusus senjata api beserta aksesoris Perkiraan Awal Perancangan Akhir
No. Nama Ruang Studi Satuan Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m2)Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m²) Keterangan
1 Display Area 2 m2/org 10 1 20 50 1 100 Penyesuaian jumlah pengunjung 2 Area Toko 2 m2/org 10 1 20 50 1 100 Penyesuaian jumlah pengunjung 3 Area Kerja 3 m2/org 2 1 6 16 1 400 Penyesuaian jumlah senjata 4 Gudang 30 m2/unit 1 1 20 1 1 20 Tetap Sub Total 66 620 Sirkulasi 30% 19.8 186 Total 85.8 806
Kantor Administrasi Senjata beserta Gudang Senjata Perkiraan Awal Perancangan Akhir
No. Nama Ruang Studi Satuan Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m2) Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m²) Keterangan
1 Ruang Administrasi 1 m2/org 5 1 5 2 1 2 Sesuai survei lapangan 2 Ruang Arsip 1 m2/org 2 1 2 2 1 2 Sesuai survei lapangan 3 Gudang Senjata 1 m2/unit 1 30 100 1 100 Penyesuaian jumlah senjata Sub Total 37 104 Sirkulasi 30% 11.1 31.2 Total 48.1 135.2
Ruang Makan & Lobby Perkiraan Awal Perancangan Akhir
No. Nama Ruang Studi Satuan Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m2) Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m²) Keterangan
1 Area Makan 2.5 m2/org 100 1 250 137 1 342.5 Fungsi Ruang 2 Dapur 3 m2/org 8 1 24 * * * Ikut dapur restoran 3 Gudang 20 m2/unit 1 20 * * * Ikut dapur restoran
24 U
niversitas Kristen Petra
Universitas Kristen Petra
25
Tabel 1.1 Program Kebutuhan Ruang (sambungan)
Ruang Makan & Lobby Perkiraan Awal Perancangan Akhir
No. Nama Ruang Studi Satuan Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m2)Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m²) Keterangan
4 Ruang Sampah 4 m2/unit 1 4 * * * Ikut dapur restoran 5 Lobby & Resepsionis 5 m2/org * * * 100 1 500 Fungsi Ruang 6 Toilet 0.89 m2/ur 1 2 1.78 * * * Ikut Restoran 1.53 m2/wc 1 2 3.06 * * * Ikut Restoran 0.92 m2/ws 1 2 1.84 * * * Ikut Restoran Sub Total 304.68 842.5 Sirkulasi 30% 91.404 252.75 Total 396.084 1095.25
Gedung Serbaguna Perkiraan Awal Perancangan Akhir
No. Nama Ruang Studi Satuan Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m2)Kapasitas (Orang) Unit Luasan
(m²) Keterangan
1 Hall 2 m2/org 1000 1 2000 750 1 1500 Fungsi Ruang 2 Panggung 1.5 m2/org 25 37.5 * * * Temporer3 Backstage 2 m2/org 25 50 100 200 Fungsi Ruang4 Gudang 20 m2/unit * 1 20 * 1 205 Toilet 0.89 m2/ur 1 5 1.78 * * * Penyesuaian denah 1.53 m2/wc 1 2 3.06 * * * Penyesuaian denah 0.92 m2/ws 1 2 1.84 * * * Penyesuaian denah Sub Total 2114.18 1720 Sirkulasi 30% 634.254 516 Total 2748.434 2236
Total Perkiraan Awal Perancangan Akhir Total Luasan Tanah (m2) 36382.554 37796.291 Total Luasan Bangunan (m2) 9325.054 17121.291
25 U
niversitas Kristen Petra
Universitas Kristen Petra
26
1.8 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang ada dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:
• Studi Observasi langsung
Studi dilakukan pada:
Pengamatan secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang bersangkutan
dengan olahraga tersebut.
Dari pengamatan ini, data yang diperoleh adalah beberapa aktivitas dan
kegiatan anggota PERBAKIN dan para atlet olahraga menembak, yang antara
lain adalah :
Menembak target dengan senjata api dengan jarak 10m, 25m, 50m, 100m,
300m, tembak reaksi. Setelah itu mereka duduk berbicara tentang hal-hal di
bidang olahraga tembak (baik senjata, lapangan, kejuaraan, dll). Apabila ada
kejuaraan biasanya mereka datang bersama keluarga atau suporter masing-
masing. Dan pada umumnya mereka menyukai nuansa alam bebas.
• Metode Wawancara
Wawancara dengan responden, guna untuk memperoleh data mengenai
kebutuhan ruang yang akan diwujudkan. Wawancara dilakukan dengan
beberapa anggota PERBAKIN yang ada di kota Surabaya, Jakarta, Tuban,
Semarang dan seorang arsitek spesialis lapangan tembak.
Jumlah anggota PERBAKIN di Indonesia sudah banyak, akan tetapi tidak ada
sarana yang dapat mewadahi aktivitas-aktivitas mereka. Diantara mereka
mengatakan bahwa lapangan di Indonesia selain lapangan di Kalimantan
Timur, sudah tidak layak jika dibandingkan dengan lapangan di luar negeri
namun sayangnya tidak ada upaya dari pemerintah. Dan juga ada yang
mengaku tidak hanya menyukai olahraga menembak saja tetapi juga suka
berburu babi hutan. Biasanya mereka berburu di hutan, lereng gunung,
maupun di dekat sawah penduduk desa, mereka biasa berburu sendiri dan
bersama teman-teman.
Orang-orang ini biasanya menyenangi tempat-tempat yang berbau alam.
Mereka juga suka mengikuti ajang perlombaan yang diadakan oleh
PERBAKIN, pemerintah provinsi, maupun negara.
Universitas Kristen Petra
27
1.9 Pendekatan dan Pendalaman
1.9.1 Pendekatan Konsep
Dari pendekatan ini diharapkan bangunan dapat dibangun sesuai konsep
dan tujuan awal yaitu ingin memacu adrenalin para atlet tetapi juga mengontrol
adrenalin agar tidak berlebihan sekaligus. Untuk pengurangan adrenalin yang
tidak bisa dipastikan secara teoritis, dipakai pendekatan “Psikologi Arsitektur”
untuk menangani masalah tersebut. Baik dari awal pengamatan yang
memunculkan persepsi individual, dan juga di ukuran-ukuran ruang baik di luar
maupun di dalam yang merupakan pembentuk ruang-ruang personal dan teritorial
di dalam ruang, semua itu berfungsi untuk mengontrol adrenalin manusia. Dan
diharapkan dengan pendekatan ini dapat menanggulangi efek negatif dari
adrenalin tersebut. Adapun cara-cara yang ditemukan untuk mengontrol tingkat
ketegangan manusia yaitu :
• Relaksasi
• Visualisasi
• Fokus
• Penerimaan Positif
Dan dengan Psikologi Arsitektur cara-cara ini dapat diaplikasikan dengan baik.
Gambar 1.9 Diagram konsep dan pendekatan konsep
Universitas Kristen Petra
28
1.9.2 Pendalaman Arsitektur
Untuk pendalaman dipilih pendalaman struktur, karena di setiap jenis
ruang apa karakter dan suasana yang muncul dan perlu dibentuk dengan tujuan
khusus semua itu terbentuk dari bentuk dan permainan struktur. Seperti contoh, di
pintu masuk pada tapak diberi kesan ”menantang” yang terbentuk dari permainan
struktur kantilever dengan prinsip struktur space frame dengan konstruksi rangka
baja.