1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

38
1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR Indah Megawaty Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Pen elitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah meniat terhadap matematika pada siswa sekolah dasar. Pertanyaan yang diajukan dalam pen elitian ini adalah bagaimana minat siswa pada pelajaran matematika, Mengapa siswa berminat terhadap mata pelajar an matematika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini studi kasus. subjek dalam penelitian ini berjumlah satu orang yaitu siswi kelas 6 SD yang mempunyai IQ superior. Sedangkan Significant Other berjumlah dua orang yaitu ibu dan guru matematika subjek. Ta hap penelitian yang digunakan adalah tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terbuka dan obervasi partisipan pasif, alat bantu pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan lembar catatan observasi. Keakuratan penelitian ini melaluin teknik triangulasi data yaitu menggunakan berbagai sumber data diantaranya bahan bacaan, hasil wawancara subjek, hasil observasi subjek dan mengg unakan Significant Other sebanyak 2 orang sebagai pembanding data subjek. Tehnik analisa data yang digunakan penelitian mengorganisasi data, pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban dan hasil penelitian. Hasil analisis data dalam penelitia n ini adalah adanya minta terhadap mata pelajaran matematika yang di dukungan dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, kebiasaan belajar subjek dapat dilihat dari hasil Iwawancara Significant Other yang juga adalah ibu dan guru matematika subjek. Selain itu, juga dapat dilihat dari hasil pengamatan secara pasif yang dilakukan

Transcript of 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

Page 1: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

1

MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN

MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Indah Megawaty

Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

Abstraksi

Pen elitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah meniat

terhadap matematika pada siswa sekolah dasar. Pertanyaan yang diajukan

dalam pen elitian ini adalah bagaimana minat siswa pada pelajaran

matematika, Mengapa siswa berminat terhadap mata pelajar an matematika.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini studi kasus. subjek dalam

penelitian ini berjumlah satu orang yaitu siswi kelas 6 SD yang mempunyai IQ

superior. Sedangkan Significant Other berjumlah dua orang yaitu ibu dan guru

matematika subjek.

Ta hap penelitian yang digunakan adalah tahap persiapan dan tahap

pelaksanaan, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara

terbuka dan obervasi partisipan pasif, alat bantu pengumpulan data yang dipakai

dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan lembar catatan observasi.

Keakuratan penelitian ini melaluin teknik triangulasi data yaitu menggunakan

berbagai sumber data diantaranya bahan bacaan, hasil wawancara subjek, hasil

observasi subjek dan menggunakan Significant Other sebanyak 2 orang sebagai

pembanding data subjek. Tehnik analisa data yang digunakan penelitian

mengorganisasi data, pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola

jawaban dan hasil penelitian.

Hasil analisis data dalam penelitian ini adalah adanya minta terhadap

mata pelajaran matematika yang di dukungan dari lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, kebiasaan belajar subjek dapat dilihat dari hasil

Iwawancara Significant Other yang juga adalah ibu dan guru matematika subjek.

Selain itu, juga dapat dilihat dari hasil pengamatan secara pasif yang dilakukan

Page 2: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

2

kepada subjek di tempat tinggal subjek dan di sekolah subjek. Dengan ini didapat

kesesuaian antara subjek dengan Significant Other.

Kata Kunci : Minat Terhadap Mata Pelajaran Matematika, Remaja Sekolah

Dasar

Page 3: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan mata pelajaran yang selalu ada dan selalu

digunakan mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah

Menengah Atas dan perguruan tinggi bahkan sampai ke dunia kerja, masih

menggunakan ilmu matematika. Patut disadari bahwa matematika banyak sekali

peranannya, baik dalam dunia ilmu pengetahuan maupun dalam kehidupan sehari

– hari.

Matematika sudah digunakan manusia sebagai alat memecahkan berbagai

persoalan yang ada sejak dulu. Mulai dari masalah hitung dagang sederhana,

hingga analisa statistik yang rumit sekalipun. Oleh karena itu, individu khususnya

siswa atau remaja yang memiliki kemampuan dasar matematika, akan dapat lebih

memahami logika angka dan ruang untuk melatih ketajaman berfikir. Seperti

halnya yang dikatakan (Roebiyanto, 1997), “bahwa dengan matematika, siswa

atau para remaja dilatih untuk menganalisa masalah lingkungan secara analitis,

sesuai dengan kapasitas dan usianya masing-masing “.

Namun demikian, mata pelajaran matematika di Indonesia dapat dikatakan

masih kurang diminati. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa atau remaja yang

menganggap bahwa matematika itu sebagai hal yang menakutkan dan mengangap

matematika sebagai pelajaran yang sulit untuk dipahami sehingga membuat siswa

membenci bahkan memusuhi matematika. Akibatnya nilai-nilai untuk mata

pelajaran matematikapun tidak baik. Seperti yang dikatakan (Roebiyanto, 1997)

bahwa umumnya nilai mata pelajaran matematika masih dibawah standar. Rata-

rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) peserta didik dari jenjang SD sampai SMU

dalam bidang matematika hampir selalu terendah jika dibandingkan dengan mata

pelajaran yang lainnya.

Page 4: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

4

Hurlock (1992) mengatakan bahwa ada hubungan antara minat

dengan prestasi belajar. Menurutnya, minat dapat dan memang berfungsi sebagai

tenaga pendorong yang kuat. Siswa yang berminat pada matematika misalnya,

akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang baik dalam mata pelajaran

matematika, sedangkan pada siswa yang kurang berminat cenderung kurang

berhasil di bidang ini. Siswa yang kurang berminat terhadap pendidikan, biasanya

akan menunjukkan prestasi di bawah kemampuannnya pada semua mata pelajaran

atau pada mata pelajaran yang tidak diminatinya. Oleh sebab itu, diharapkan para

siswa memiliki minat yang tinggi khususnya pelajaran matematika karena

matematika merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis, sarana untuk

memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, dan sarana untuk mengembangkan

kreativitas.

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan di atas, maka dapat dimengerti

bahwa minat memiliki peran langsung yang penting, dalam hal ini yaitu pelajaran

matematika. Minat akan membuat siswa merasa lebih ringan dalam mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan kepadanya, dapat berkonsentrasi dan pelajaran

matematika yang sukar mungkin menjadi mudah baginya. Sehingga menimbulkan

keingintahuan tentang gambaran minat terhadap mata pelajaran matematika pada

siswa.

B. Pertanyaan Penelitian

Dengan diadakan penelitian ini diharapkan dapat menjawab beberapa

pertanyaan yang muncul, yaitu;

1. Bagaimana minat siswa pada pelajaran matematika?

2. Mengapa siswa berminat terhadap mata pelajaran matematika?

C. Tujuan penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui minat siswa Sekolah Dasar pada pelajaran Matematika

2. Untuk mengetahui mengapa siswa Sekolah Dasar berminat pada mata

pelajaran Matematika.

D. Manfaat Penelitian

Page 5: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

5

Penelitian ini di harapkan memiliki dua manfaat, yaitu ;

1.Manfaat Teoritis.

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat

bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi pendidikan mengenai

gambaran minat terhadap mata pelajaran metematika pada siswa dengan cara

memberikan tambahan data empiris yang sudah teruji secara ilmiah.

2.Manfaat Praktis.

Diharapkan agar para staf pengajar dan orang tua dapat mendorong dan

meningkatkan minat siswa atau remaja pada pelajaran matematika, agar siswa

lebih terpacu lagi dalam belajar dan siswa dapat merasa lebih yakin dalam

menyelesaikan tugas-tugasnya, khususnya tugas-tugas matematika.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Minat

1. Pengertian Minat

Slameto (1988) membedakan perhatian dengan minat. Minat adalah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus-menerus yang

disertai dengan rasa senang hati. Jadi berbeda dengan perhatian, yang sifatnya

sementara (tidak dalam waktu lama) dan belum tentu diikuti dengan rasa senang,

sedangkan minat selalu diikuti rasa senang dan dari itu diperoleh kepuasan. Minat

sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena aktivitas belajar tanpa

didukung minat cenderung tidak diikuti dengan sungguh-sungguh atau sepenuh

hati.

Selain itu menurut Slameto (1988) minat adalah suatu rasa lebih suka dan

rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Suatu

minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa

Page 6: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

6

siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan

melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap

subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap

subjek tersebut.

Selanjutnya Suryabrata (1993) menjelaskan minat adalah sebagai pemusat

tenaga psikis yang tertuju kepada suatu objek meliputi banyak sedikitnya

kesadaran yang menyertai suatu kegiatan yang dilakukannya, dimana disertai

dengan perasaan senang atau tidak senang individu terhadap suatu objek atau

setuasi tertentu.

Menurut Gerungan (1996) minat merupakan pengarahan perasaan dan

menafsirkan untuk sesuatu hal (ada unsur seleksi).

Sedangkan Holland (1973) mengatakan, minat adalah kecenderungan hati

yang tinggi terhadap sesuatu, minat tidak timbul sendirian, ada unsur kebutuhan,

misalnya minat belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah

perasaan ingin tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu. Minat dapat

diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai

suatu hal dari pada hal lainya, dan dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi

dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh

kemudian.

2. Bentuk-bentuk Minat

Menurut Hidi (dalam Schiefele, 1991), minat dibagi menjadi dua bentuk,

yaitu : minat personal dan minat situasional

a. Minat Personal atau Individual

Merupakan minat yang mengacu pada lingkungan atau konteks yang

dibentuk dari ketertarikan yang relatif lama pada suatu topic atau kegiatan

yang pasti.

b. Minat Situasional

adalah minat yang diperoleh melalui partisipasi siswa dalam lingkungan

atau konteks yang disebabkan oleh stimulus situsional.

Page 7: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

7

Dalam minat situsional, Mitchell (1993) menekankan pentingnya

menggunakan keberartian dan keterlibatan matematika untuk mencapai

pemahaman metematika yang lebih kuat.

a. Keberartian minat terhadap matematika, efektif kerena isi yang

dipersepsikan siswa memiliki arti penuh secara pribadi dan merupakan

cara untuk mempertahankan minat siswa. Keberartian secara penuh

mengacu pada persepsi siswa pada topik metematika.

b. Keterlibatan minat terhadap matematika, juga efektif untuk mengukur

minat terhadap matematika karena ketika proses belajar dialami sebagai

penyerapan dan lebih cenderung untuk mempertahankan minat siswa

terhadap matematika. Keterlibatan mengacu pada tingkat dimana siswa

merasa berpartisipasi dalam proses belajar.

3. Perbedaan Minat Antara Perempuan Dan Laki-Laki

Penelitian Lightbody et.al (dalam Werner et.al, 1997) mnemukan mengapa

wanita yang paling berbakat dalam bidang matematika sekali pun ternyata lebih

menyukai bidang kedokteran dan hukum di bandingkan bidang teknologi

informasi. penyebabnya adalah karena profesi dalam bidang tersebut menurut

mereka lebih berarti dan lebih interaktif.

4. Cara Menimbulkan Minat

Soemanto (dalam Dalyono, 1987) juga mengatakan cara menimbulkan

minat dapat berupa:

a. Ajak langsung berhubungan dengan materi pembelajarannya

b. Dengan bercerita (ibu menceritakan dan akhirnya ibunya jadi lebih pintar)

c. Menjelasakan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan

d. Cari materi tambahan di toko buku, dengan gambar2 yang lebih 'eye

catchin

Page 8: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

8

5. Cara Meningkatkan Minat Siswa

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif

untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan

menggunakan minat-minat siswa yang telah ada.

Di samping memanfaatkan minat yang telah ada, Tanner & Tanner (dalam

Slameto, 1986) menyarankan agar para pengajar juga membentuk minat-minat

baru pada diri siswa, ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada

siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan

dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di

masa yang akan datang. Rooijakkers (dalam Slameto, 1986) berpendapat hal ini

dapat pula dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu

berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakaan siswa.

Menurut Slameto (1988), Jika terdapat siswa yang kurang berminat

terhadap suatu pelajaran, dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih

besar dengan cara menjelasakan hal-hal yang menarik dan berguna bagi

kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan

bahan pelajaran yang dipelajarinya itu.

6. Faktor-faktor Yang Dapat Menimbulkan Minat

Soemanto (dalam Dalyono, 1987) mengatakan timbulnya minat dapat

disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

a. Keinginan yang kuat untuk menaikan martabat

b. Memperoleh pekerjaan yang baik

c. Keinginan hidup senang dan bahagia

d. Keinginan menghasilkan prestasi yang tinggi

7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Terhadap Matematika

Menurut Chalfant & Scheffelin (dalam Simanjuntak, 1994) ada beberapa

faktor yang mempengaruhi minat pada matematika, yaitu : intelegensi,

kemampuan spatial, kemampuan verbal, pendekatan pada problem solving.

a. Intelegensi

Page 9: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

9

b. Kemampuan Spatial (keruangan)

c. Kemampuan Verbal

d. Pendekatan pada Problem Solving.

Menurut Naga (1980), ada dua faktor yang mempengaruhi minat pada

matematika yaitu : faktor intrinsik, faktor ekstrinsik

a. Faktor intrinsik yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya

karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Didalam faktor intrinsik ini

terdapat beberapa fakor yang mempengaruhi minat terhadap matematika

yaitu : inteligensi, motivasi belajar, bakat, sikap, kondisi fisik, kebiasaan

belajar, perhatian.

a) Inteligensi

b) Motivasi Belajar

c) Bakat

d) Sikap

e) Kondisi Fisik

f) Kebiasaan Belajar

g) Perhatian

b. Faktor ekstrinsik yaitu dorongan yang datang dari luar diri (lingkungan),

misalkan: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan

masyarakat.

a) Lingkungan keluarga

b) Lingkungan sekolah

c) Lingkungan masyarakat

.

8. Aspek-aspek Yang Digunakan Dalam Mengukur Minat Terhadap

Matematika

Aspek-aspek yang digunakan dalam mengukur minat terhadap matematika

dari Hidi dan Mitchell (dalam Schiefele, 1991) yaitu : aspek ketertarikan, aspek

keberartian, aspek keterlibatan.

a. Aspek ketertarikan

Aspek dimana siswa menyenangi atau menyukai pelajaran matematika.

Page 10: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

10

b. Aspek keberartian

Aspek dimana siswa menilai manfaat matematika bagi dirinya.

c. Aspek keterlibatan

Aspek dimana siswa merasa terlibat dan berpartisipasi secara aktif dalam

proses belajar matematika.

Ketiga aspek tersebut merupakan kesimpulan dari minat individual dan

minat situsional, khususnya minat terhadap matematika.

B. Matematika

1. Pengertian Matematika

Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang

berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut

wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri

utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau

pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga

kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.

Menurut Johnson & Myklebust (1967), matematika adalah bahasa

simbolis yang fungsinya praktis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

kuantitatif dan keruangan, sedangkan teoritisnya adalah untuk memudahkan

berfikir.

Lerner (1988) mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai

bahasa simbol juga merupakan merupakan bahasa universal yang memungkinkan

manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen

dan

Kline (1981) juga mengemukakan bahwa matematika pada tingkat

Sekolah Dasar telah dipelajari tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan

pembagian yang sifatnya masih sederhana, seperti akar, kwadrat, yang

dipelajarinya didalam aljabar, aritmatika, geometri. Dan dalam perhitungannya

sudah mulai menggunakan bahasa simbol dan ciri utamanya adalah menggunakan

cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.

Page 11: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

11

Bidang studi matematika yang diajarkan SD mencakup tiga cabang, yaitu

aritmatika, aljabar, dan geometri. Menurut Naga (1980), aritmatika adalah cabang

matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan

nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan,

pengurangan, perkaliaan, dan pembagian. Secara singkat aritmatika atau berhitung

adalah pengetahuan tentang bilangan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa matematika

adalah bahasa simbol dan bahasa universal yang ciri utamanya adalah

menggunakan cara bernalar deduktif. Selain itu matematika juga merupakan ilmu

pasti dan suatu ilmu yang memiliki objek dasar berupa fakta, operasi dan prinsip.

2. Fungsi dan Tujuan Matematika

Menurut Naga (1980), matematika berfungsi mengembangkan

kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus

matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi

pengukuran dan geometri, aljabar, dan trigonometri. Matematika juga berfungsi

mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa

melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika,

diagram, grafik atau tabel.

3. Pentingnya Mempelajari Matematika

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari

SD hingga SLTA dan bahkan juga di perguruan tinggi. Ada banyak alasan tentang

perlunya siswa belajar matematika. Cornelius (1982) mengemukakan lima alasan

perlunya belajar matematika karena matematika merupakan :

a. Sarana berfikir yang jelas dan logis.

b. Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.

c. Sarana untuk mengembangkan kreativitas.

d. Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

e. Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas.

Lerner (1988) mengemukakan, ada beberapa pendekatan dalam pengajaran

matematika, masing-masing didasarkan atas teori belajar yang berbeda. Ada

Page 12: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

12

empat pendekatan yang berpengaruh dalam pengajaran matematika, yaitu: urutan

belajar yang bersifat berkembang (development learning sequences) , belajar

tuntas (matery learning), strategi belajar (learning strtegies), dan pemecahan

masalah (problem solving).

4. Cara Membantu Anak Belajar Matematika

Menurut Lerner (1988), empat pendekatan pengajaran matematika yang ia

kemukakan tersebut dapat digunakan secara gabungan untuk membantu

meningkatkan anak dalam belajar matematika, yaitu dengan cara:

a. Guru harus menyadari taraf perkembangan siswa. Dengan mengajarkan

prabilangan sebagai landasan belajar matematika.

b. Matematika memerlukan pendekatan belajar tuntas tentang berbagai

konsep melalui pembelajaran langsung yang tersetruktur dan terencana

secara sistematis. Oleh karena itu guru harus memperhatikan proses

analisis tugas, menetapkan tuj uan khusus, merancang urutan pembelaj aran

dan alokasi waktu yang cukup untuk mempelajari tiap langkah urutan.

c. Pendekatan strategi belajar telah terbukti efektif dalam membantu anak

belajar matematika. Siswa harus didorong untuk bertanya kepada diri

sendiri tentang berbagai pertanyaan secara kognitif mereka memproses

informasi sebagai strategi pemecahan masalah, dan mengembangkan

pendekatan mereka sendiri dalam belajae dan berfikir tentang matematika.

d. Memberikan bimbingan dan latihan yang cukup sangat diperlukan untuk

belajar mengkombinasikan berfikir dan berbahasa dengan keterampilan

menghitungdan konsep-konsep yang perlu dalam pemecahan masalah

matematika.

C. Remaja

1. Pengertian Remaja

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata

bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh “ atau “tumbuh

menjadi dewasa.” Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini,

mempunyai arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan

Page 13: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

13

2. Ibu berperan besar untuk menciptakan kondisi lingkungan tempat anakdibesarkan. Suara apa yang pertama didengarnya ketika pertama kali ia

fisik (dalam Hurlock, 1992).

Page 14: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

14

Piaget (dalam Hurlock, 1992) mengatakan secara psikologis, masa remaja

adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana

anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang – orang yang lebih tua melainkan

berada dalam tingkatan yang sama, sekurang – kurangnya dalam masalah hak.

Papilia dan Ods (dalam Kartini, 2003) mengatakan bahwa pembangunan

transisi antara anak – anak dan masa remaja, biasanya diperkirakan antara umur

12 atau 13 tahun dan pada akhir remaja diawal 20 tahun.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masa remaja adalah seorang

yang idealis dengan memandang dunia seperti apa yang ia inginkan dan juga

merupakan suatu periode transisi dari masa kanak – kanak ke masa dewasa.

Perkembangan ini biasanya dimulai sekitar usia 12 atau 13 tahun dan berakhir

diawal 20 tahun. Pada periode ini ditandai adanya proses kematangan fisik, psikis

dan sosial

Konopka (dalam Kartini, 2003) membagi masa remaja kedalam tiga

periode, yaitu :

a. Masa remaj a – awal (early adolescence) : usia 12 – 15 tahun

b. Masa remaja – pertengahan (middle adolescence) : usia 15 – 18 tahun

c. Masa remaj a – akhir ( late adolescence) : usia 19 – 22 tahun

D. Ibu

1. Peran Ibu

Ibu sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak mempunyai indikasi,

bahwa peran ibu sangat vital sebagai pencetak generasi sejak dini. Bebaerapa hal

peran ibu menurut Retno (1993) :

1. Peran ibu sangat vital sebagai pencetak generasi sejak dini. Ibulah sosok

yang pertama kali berinteraksi dengan anak, sosok pertama yang memberi

rasa aman dan yang dipercaya serta didengar omongannya oleh anak

Page 15: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

15

bisa mendengar. Pemandangan seperti apa yang dilihatnya ketika ia

pertama kali melihat. Kata-kata apa yang diucapkannya ketika ia pertama

kali berbicara.

3. Anak yang mandiri adalah anak yang diberi kesempatan untuk menerima

dan menjadi dirinya sendiri. Ibu yang memperlakukan anak-anak menurut

kekhasan masing-masing adalah Ibu yang belajar bersikap positip

menghadapi berbagai perbedaan karakter, kepandaian maupun penampilan

anak. Jangan memberi pembanding yang tidak adil di antara anak-anak.

Ajarkan anak-anak percaya bahwa dirinya "istimewa" dalam kekhasan

masing-masing. Dalam hal ini latihan melalui berbagai peristiwa hidupnya

merupakan persiapan membangun citra diri anak. Pembanding yang sehat

di tengah kompetisi dengan teman-teman dan anggota keluarga yang lain

akan menolong anak menemukan dirinya. Masa depan anak akan

bertumbuh bersama proses pembentukan kepribadiannya di samping

semua bekal fasilitas ilmu. Bimbingan rohani menjadi sangat penting

dalam membekali anak untuk mampu mengaktualisasi kemandirian.

4. Membangun komunikasi pribadi anak dengan Tuhan. Ibu yang mendidik

anak dalam kehidupan rohani yang kuat sejak masa kanak-kanak, adalah

Ibu yang dengan bijaksana menghantarkan anaknya pada suatu landasan

yang teguh. Sebab di tengah pelbagai situasi ketika anak jauh dari orang

tuanya atau ketika ia harus menjawab sendiri pelbagai perubahan-

perubahan dalam hidup yang tidak selalu dapat segera diatasinya, ia akan

selalu menemukan rasa aman dalam hubungan spiritual yang kokoh

dengan Tuhan. Kita belajar dari : Samuel dan Timotius, ke dua anak yang

sejak masa kecil menerima bimbingan rohani yang kokoh dari ibunya,

pada saat menghadapi pelbagai pengaruh lingkungan, mereka berdiri

tangguh. Mandiri dan mampu lentur menghadapi dan melewati pelbagai

pengaruh yang ada di sekitar hidupnya.

Page 16: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

16

5. Latihan keterampilan praktis, disiplin dan tangung jawab dalam berbagai

sektor hidup akan menolong anak merasa aman dengan dirinya. Dalam hal

ini, Tbu yang pada umumnya lebih banyak memberi waktu dan perhatian

awal kepada anak pada masa pertumbuhan, mempunyai andil yang cukup

besar. Misalnya, biarkan anak-anak mengerjakan hal-hal yang menjadi

tanggung jawab di rumah.

6. Melatih anak untuk mengambil keputusan terhadap hal-hal tertentu dalam

hidup dan melatih sikap menghadapi kekecewaan dan penolakan yang bisa

saja terjadi akibat keputusan tersebut.

7. Jangan memindahkan kecemasan dan rasa bersalah orang tua dengan

menutup kesempatan anak kita bersosialisasi. Kadang-kadang dalam

ketakutan orang tua secara khusus kita sebagai ibu menjadi berlebih-

lebihan dalam memberi fasilitas perlindungan kepada anak sehingga

membuat anak menjadi penggugup dan resah.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah studi kasus.

Menurut Faisal (2004) studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian

yang penelaahan kepada satu kesosialan yang dilakukan secara intensif

mendalam, mendetail, komperensif.

Moleong (2004) berpendapat studi kasus adalah studi yang berusaha

memahami isu-isu yang rumit atau objek dan dapat memperluas pengalaman atau

menambah kekuatan terhadap apa yang telah di kenal melalui hasil penelitian

yang lalu. Lebih lanjut dikatakan bahwa studi kasusu menekankan pada rincian

analisis kontekstual tentang sejumlah kecil kejadian atau kondisi dan hubungan-

hubungan yang ada padanya. Studi kasus yaitu penelitian yang mempelajari

secara intensif latar belakang, status terakhir dan interaksi lingkungan yang terjadi

Page 17: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

17

pada individu (Suryabrata, 1993). Menurut Yin (dalam Sulistiany, 1999) studi

kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu social, ditujukan untuk

meneliti satu kasus atau lebih secara mendetail, mendalam guna memahami

kompleksitasnya dalam konteks ilmiah. Studi kasus dapat dilakukan secara

kuantitatif, kualitatif, atau gabungan keduanya.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa studi kasus ialah suatu

penelitian mendalam yang dilakukan untuk memberikan gambaran mendalam

mengenai suatu kasus yang mempunyai karakteristik tertentu.

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini ditentukan sejumlah karakteristik bagi subjek

penelitian, antara lain : subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 6 di SDIT

Thariq Bin Ziyad. Berjenis kelamin wanita.

C. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian dan pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian

ini meliputi beberapa tahapan, yaitu :

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap ini peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun

berdasarkan beberapa teori-teori yang relevan dengan masalah. Pedoman

wawancara ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan mendasar yang nantinya akan

berkembang dalam proses wawancara. Pedoman wawancara yang telah disusun,

diajukan kepada yang lebih ahli dalam hal ini adalah pembimbing penelitian

untuk mendapat masukan dan koreksi dari pembimbing, peneliti membuat

perbaikan terhadap isi pedoman wawancara dan menyiapkan diri untuk

melakukan wawancara.

Kemudian peneliti mencari subjek penelitian dan kemudian menghubungi

subjek penelitian untuk meminta kesediaannya untuk wawancara dan kemudian

mengatur jadwal bertemu. Setelah menentukan jadwal melakukan observasi dan

wawancara berdasarkan pedoman yang telah dibuat.

Page 18: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

18

Peneliti juga menyiapkan peralatan untuk merekam berupa tape recorder

dan 2 buah kaset kosong untuk merekam masing-masing dengan durasi 90 menit

dan melakukan pengete san apakah alat dapat berfungsi dengan baik.

2.Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada subjek pertama peneliti melakukan wawancara di rumah subjek.

Setelah melakukan wawancara dengan subjek, selanjutnya peneliti memindahkan

hasil rekaman wawancara ke dalam bentuk verbatim tertulis. Kemudian peneliti

melakukan analisis data dan interpretasi data sesuai dengan langkah-langkah yang

dijabarkan pada bagian metode analisis diatas. Kemudian setelah itu membuat

diskusi dan kesimpulan dari seluruh hasil penelitian. Lalu dari hasil diskusi dan

kesimpulan yang telah dilakukan, peneliti mengajukan saran-saran untuk

penelitian berikutnya.

3.Analisis DaTa.

Setelah melakukan wawancara ke dalam bentuk verbatim, peneliti melakukan analisis

data sesuai dengan langkah-langkah yang dijabarkan pada teori Aspek-aspek yang

digunakan dalam mengukur minat terhadap matematika dari Hidi dan Mitchell

(dalam Schiefele, 1991) yaitu : aspek ketertarikan, aspek keberartian, aspek

keterlibatan. Dan Menurut Chalfant & Scheffelin (dalam Simanjuntak, 1994) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi minat pada matematika, yaitu : intelegensi,

kemampuan spatial, kemampuan verbal, pendekatan pada problem solving.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang terbuka dan luwes, metode

dan tipe pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam,

disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian, serta sifat objek yang diteliti.

Teknik dan tipe pengumpulan data tersebut antara lain wawancara, observasi,

diskusi kelompok terfokus, analisis terhadap karya, analisis dokumen, analisis

catatan pribadi, studi kasus, dan studi riwayat hidup (Poerwandari, 1998). Dalam

penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah wawancara

dan observasi.

1. Wawancara

Page 19: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

19

Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk

mencapai tujuan tertentu. Poerwandari (1998) mengatakan salah satu teknik

pengumpulan data adalah wawancara, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung denganmengungkapkan pertanyaan-

pertanyaan pada para responden. Selain itu Moleong (1998) mengatakan

wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan

oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan yang diwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan yang diajukan.

Dalam penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan

pedoman umum wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari, 1998) dalam

proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini,

interviewer dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta

mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan,

bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara

digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus

dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek (checklist) apakah aspek-aspek

relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan.

Denzin & Lincon (dalam Poerwandari, 1998) membagai wawancara

menjadi 3 jenis, yaitu diantaranya:

a. Wawancara Terstruktur

Proses wawancara dengan memberi sejumlah pertanyaan yang kata-kata

dan urutannya sama persis kepada tiap subjek.

b. Wawancara Tidak Terstruktur

Proses wawancara yang bentuknya seperti pembicaraan sehari-hari tapi

dikontrol oleh topik bahasan. Urutan pertanyaan dan penggunaan

terminologi tidak dikontrol.

c. Wawancara Semi Terstruktur

Proses wawancara yang menggunakan panduan wawancara yang berasal

dari pengembangan topik. Sistem yang digunakan dalam mengajukan

Page 20: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

20

pertanyaan dan penggunaan terminologi lebih fleksibel daripada

wawancara terstruktur.

Dalam hal ini peneliti akan menggunakan wawancara terstruktur yang

mana Proses wawancara dengan memberi sejumlah pertanyaan yang kata-kata dan

urutannya sama persis kepada tiap subjek.

Dalam pengambilan data, peneliti perlu menjalin rapport (hubungan baik)

dengan orang yang diwawancara, sekaligus menjaga netralitas data Patton (dalam

Poerwandari, 1998). Rapport mengacu pada keberhasilan peneliti menciptakan

relasi yang baik dengan responden sedangkan netralitas memungkinkan peneliti

untuk menerima apapun yang disampaikan responden apa adanya. Dengan

terjalinnya rapport akan lebih mudah bagi interviewer untuk menggali masalah

yang sensitif.

2. Observasi

Disamping wawancara penelitian ini juga menggunakan metode observasi,

dimana proses pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada

pertolongan alat standar lain. Observasi yang akan dilakukakan adalah observasi

terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan

peneliti dan hal-hal lain yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data

tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Faisal (2005) observasi adalah pemilihan, pengubahan,

pencatatan dan pengkodean serangkai perilaku dan suasana yang berkenaan

dengan organisme sesuai dengan tujuan- tujuan.

Dalam hal ini peneliti akan menggunakan observasi tak partisipan dimana

pengamat ikut serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek

yang diteliti atau yang diamati seolah-olah pengamat merupakan bagian dari

mereka. Observasi tak partisipan yaitu : Merupakan observasi dimana pengamat

berada diluar subjek yang diteliti dan tidak ikut didalam kegiatan-kegiatan yang

mereka lakukan. Observasi berdasarkan cara pengamatan yang dilakukan dapat

dibedakan atas:

a. Observasi berstruktur

Page 21: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

21

Merupakan observasi dimana pengamat dalam melaksanakan

observasinya menggunakan pedoman pengamatan

b. Observasi tak berstruktur

Merupakan observasi dimana pengamat dalam melaksanakan

observasinya melakukan pengamatan secara bebas.

E. Alat Bantu Pengumpul Data

Dalam penelitian kualitatif peneliti mempunyai peran yang sangat besar

dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendekati topik

tersebut, mengumpulkan data hingga menganalisis dan menginterpretasikannya

dan biasanya dikenal dengan istilah peneliti atau instrument kunci (Poerwandari,

1998). Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan beberapa alat bantu untuk

mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu :

1. Pedoman Wawancara

2. Alat Perekam

3. Pedoman Observasi

4. Data Sekunder

F. Keabsahan dan Keajegan Penelitian

Empat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu

penelitian kualitatif Yin (dalam Marshal & Rossman, 1995) yaitu diantaranya :

1. Keabsahan Konstruk (Construct Validity)

Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang

terukur benar-benar merupakan variable yang ingin diukur. Keabsahan ini

juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu

caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai

keabsahan Patton (dalam Poerwandari, 1998), yaitu :

a) Triangulasi Data

b) Triangulasi Pengamat

Page 22: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

22

c) Triangulasi Teori

d) Triangulasi Metode

2. Keabsahan Internal (Internal Validity)

Merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh kesimpulan hasil

penelitian menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Keabsahan ini dapat

dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam

melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya akan

mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut. Sehingga walaupun telah

dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada sehingga munculnya

kesimpulan lain yang berbeda.

3. Keabsahan Eksternal (Eksternal Validity)

Mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada

kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memiliki sifat tidak ada

kesimpulan akhir yang pasti, namun penelitian kualitataif tetap dapat

dikatakan memiliki keabsahan eksternal terhadap kasus-kasus lain selama

kasus tersebut memiliki konteks yang sama.

4. Keajegan (Reliability)

Merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian

berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian

yang sama sekali lagi. Dalam penelitian kualitatif, keajegan mengacu pada

kemungkinan peneliti selanjutnya memperoleh hasil yang sama apabila

penelitian dilakukan sekali lagi dengan subjek yang sama. Hal ini

menunujukkan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain

menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan

pengolahan data.

Untuk meningkatkan keajegan, diperlukan protokol penelitian yang jelas,

seperti pedoman wawancara yang akan membuat pertanyaan yang diajukan akan

menjadi lebih jelas dan terarah. Disamping itu, hal penting lainnya berupa

pertanyaan yang diajukan pada tiap subjek harus sama, dengan tujuan bila

penelitian ini diulang akan menghasilkan hasil yang sama.

Page 23: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Pemilihan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SDIT Thariq Bin ziyad Bekasi Timur, letak

sekolah tersebut di sebelah kiri pintu masuk tol Bekasi Timur di dalam perumahan

Pondok Hijau Permai blok A No. 23 Bekasi Timur. Sekolah tersebut adalah

sekolah khusus anak yang beragama Islam. Para siswi sekolah menggunakan rok

panjang dan kemeja panjang yang seragam dan berjilbab dan untuk siswa

menggunakan kemeja dan celana panjang dengan rompi seragam.

Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti dari pihak sekolah (guru-

guru matematika) terdapat siswi yang menyukai pelajaran matematika dan selalu

mendapatkan nilai matematika yang baik ketika guru-guru tersebut mengajar

kelas 1 s/d kelas 5, dan sekarang siswi tersebut sudah duduk di kelas 6.

Setelah peneliti menemui guru matematika kelas 6 yang mengajar siswi

tersebut, ternyata ia memiliki siswi yang menyukai pelajaran matematika sejak

siswi tersebut masuk sekolah Thariq dan selalu memperoleh nilai matematika

yang sangat baik.

Dengan demikian peneliti mengambil siswi berinisial (P) menjadi subjek

penelitian.

B. Hasil Penelitian

1. Identitas

a. Identitas Subjek

Nama : P

TTL : Bekasi, 09 Januari 1995

Jenis Kelamin : P

Usia : 11 1/2 tahun

Status : Belum menikah

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Pelajar

Page 24: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

24

Agama : Islam

Anak Ke : 2 dari 3 bersaudara

b. Identitas Significant Other

1) Identitas Significant Other 1

Nama : R

TTL : Jakarta, 08 Maret 1965

Jenis Kelamin : P

Usia : 40 tahun

Status : Menikah

Pendidikan : IKIP

Pekerjaan : Pegawai negri

Agama : Islam

Hubungan dengan subjek : Ibu kandung

2) Identitas Significant Other 2

Nama : M

TTL : Jakarta, 02 Maret 1968

Jenis Kelamin : L

Usia : 37 tahun

Status : Menikah

Pendidikan : IKIP Jakarta, jurusan Matematika

Pekerjaan : Guru

Agama : Islam

Hubungan dengan subjek : Guru matematika subjek disekolah

1. Rangkuman Biografi

Subjek adalah siswa kelas 6 Sekolah Dasar Swasta di kota Bekasi. Subjek

mulai masuk sekolah dari pukul 07.00 – 16.30 WIB.

Subjek adalah anak ke dua dari tiga bersaudara, subjek menyukai pelajaran

matematika sejak masuk SDIT Thariq Bin Ziyad. Di sekolah subjek menjadi ketua

kelompok khusus pelajaran matematika, selain itu subjek mengukuti seleksi untuk

Page 25: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

25

lomba matematika di sekolah dan pemenangnya akan di kirim mewakili sekolah

untuk perlombaan pelajaran matematika antar sekolah dasar seIndonesia.

Subjek selalu memperhatikan ketika bapak guru matematika sedang

menerangkan pelajaran, namun subjek adalah seorang yang pemalu sehingga

subjek jarang sekali langsung bertanya kepada guru apabila ia tidak mengerti apa

yang pak guru terangkan. Subjek lebih menyukai bertanya kepada pak guru bila

pak guru telah selesai menerangkan dan mulai memberikan soal-soal matematika,

subjek baru menghampiri meja pak guru dan menanyakan soal yang subjek tidak

mengerti dengan suara yang pelan.

Subjek telah mendapatkan dua kali hadiah berupa nilai tambahan dari pak

guru karena subjek menjawab benar dan lebih cepat mengerjakan soal-soal yang

bapak guru berikan dibandingkan teman sekelasnya yang lainnya. Nilai

matematika subjek selalu baik, subjek lebih sering mendapatkan nilai matematika

9 dan 10, sedangkan untuk nilai 8 jarang ia dapat kan.

Subjek belajar matematika tidak hanya ketika ada tugas dari guru

matematika saja, tetapi waktu luang subjek seperti hari minggu di pergunakan

untuk belajar matematika bersama teman subjek. Selain itu pada waktu malam

hari subjek sering belajar matematika sendiri sebelum tidur di dalam kamar

hingga 1 – 2 jam.

Page 26: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

26

Tabel 3. Rangkuman Analisis Sementara

PertayaanPenelitian

Faktor-faktor Subjek Significant Other 1 Significant Other 2

Observasi Wawancara DataSekunder

1. Bagaiman 1. Aspek 1. Pada saat guru 1. Bagi subjek Nilai raport 1. Significant Other 1. Pelajarana minat Ketertarikan matematika mulai matematika itu bukan subjek: 9 selalu membantu matematika bukansiswa padapelajaran

memberikan soal,subjek langsung

pelajaran yangmenakutkan tetapi

apabila subjekbertanya dan

pelajaran yangmenakutkan bagi

matematik mengerjakannya. merupakan pelajaran benar-benar tidak subjek karenaa? Ia hanya yang menyenangkan dapat yang significant

menunduk dan dan soal-soalnya menyelesaikan Other ketahuitidak yang bervariasi. soal subj ek telahmemperdulikan 2. Subjek selalu dapat matematikanya mendapatkan duateman-temannya mengerjakan soal sendiri. kali hadiah berupayang berlalulalang,ia juga tidak

matematika karenahampir setiap hari

2. Pelajaranmatematika bukan

nilai tambah darinya, karena subjek

pernah melihat subjek belajar pelajaran yang lebih cepat dankanan-kiri hingga matematika. menakutkan bagi benar dalamsoal-soal tersebut 3. Bila subjek subjek, significant menjawab soal-selesai. mengalami kesulitan Other yakin bahwa soal matematika

2. Subjek sangat dalam mengerjakan subjek cukup yang berikan dicepat dan benar soal matematika percaya diri pada significant Otherdalam menjawab ketika belajar di pelajaran bandingkansoal-soal yang di rumah, subj ek matematika. teman-teman yangberika oleh guru. langsung bertanya

kepada ibu subjek.3. Subjek

mempunyaikemampuan lebihpada pelajaranmatematika

lainnya.

Page 27: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

27

4. Pelajaranmatematika yangsulit tidakmengurangisemangat subjekuntuk tetap belajarpelajaranmatematika

2. Aspek 1. Subjek mengerti 1. Subjek mengetahui 1. Subjek 1. SubjekKeberartian dan mengetahui bahwa matematika mengetahui mengetahui

mafaat matematika merupakan hal yang manfaat manfaatbagi kehidupan sangat penting dan matematika bagi matematika bagisehari-hari. bermanfaat untuk kehidupan sehari- kehidupan sehari-

kehidupan sehari-hari, karena menurutsubjek setiappekerj aan terkadangharus menggunakanmatematika.

2. Subjek menyadaribahwa matematikadapat meningkatkankemampuanberhitung subjek.

hari.

2. Ada korelasibertambahnyakemampuanberhitung subjekselama belajarmatematika

hari.

3. Aspek 1. Subjek mengikuti 1. Subjek tergolong 1. Subjek 1. Subj ek termasukKeterlibatan kelompok belajar orang yang pemalu. mempunyai anak yang

khusus pelajaran Ia j arang sekali kelompok belajar pendiam danmatematika yang di bertanya kepada guru khusus pemalu. Apabilabentuk oleh sekolah matematikanya matematika yang ada yang tidakdan subjek menjadi apabila ada pelajaran digunakan untuk subjek mengerti,

Page 28: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

28

salah satu ketua yang ia tidak mendiskusikan ia tidak langsungkelompok belajar mengerti. tugas-tugas atau bertanya sepertitersebut. 2. Subjek juga PR dari guru anak-anak yang

2. Subjek mengikuti tergolong anak yang matematika subjek lain yang. subjekseleksi yang di rajin belajar lebih seringlaksanakan di matematika dan menghampirinyalaboratorium subjek mempunyai dan mulaisekolah untuk kelompok belajar bertanya sambilmewakili sekolah khusus matematika membawamengikuti lomba untuk mendiskusikan bukunya setelahmatematika tingkat dengan teman- significant othernasional. Hasilnya temannya apabila ada memberikan soal-subj ek termasuk tugas dari guru soal matematikasalah satu siswa matematika, selain dan subjek benar-yang berhasil itu terkadang waktu benar tidak bisamemasuki tahap luang subjek di mengerjakan soal-seleksi berikutnya. gunakan untuk

mengerjakan soal-soal matematika.

soal itu.2. Subjek menjadi

salah satu ketuakelompok belajarkhusus

matematika disekolah. Subjekjuga mengikutiseleksi lombamatematika disekolah, danpemenangnyaakan mewakilisekolah untukperlombaan

Page 29: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

29

pelajaranmatematika antarSD seIndonesia.

2. Mengapa 1. Faktor Intrinsik. 1. Subjek 1. Pelajaran matematika IQ total 1. Subjek menyukai 1. Subjek menyukaisiswaminat

1) Sikap menggunakan harilibur subjek untuk

adalah pelajaranyang menyenangkan

subjek: 122,tergolong

pelajaranmatematika.

pelajaranmatematika sejak

terhadap belajar matematika karena soal-soalnya superior 2. Subjek selalu subjek kelas tiga.mata dengan temannya yang bervariasi. mendapatkan nilai Informasi ini dipelajaran meskipun tidak ada 2. Subjek sangat senang matematika 9, 10. peroleh dari gurumatematika?

tugas dari guru. mengerjakan soal-soal matematika.

3. Subjek selalumendapatkan nilaimatematika 9, 10 dankadang-kadang 8.

sebelumnyabanyak berceritabahwa subjekmenyukaipelajaranmatematika

2. Nilai matematikasubj ek selalu baikdan mendapatkannilai 9 dan 10.

2) Perhatian 1. Pada saat guru 1. Subjek selalu 1. Guru matematika 1. Subjek sangatsedang memperhatikan subjek mempunyai memperhatikanmenjelaskan pelajaran matematika potensi untuk pelajaran yang dipelajaran, subjek yang diterangkan menerangkan dan jelaskan olehnya.sangat oleh guru, karena menjelaskan 2. Cara significantmemperhatikan. cara guru matematika pelajaran kepada Other mengajarPandangan subjeklurus kearah papantulis dan wajahnyaterlihatbersemangat

mengajar sepertimemperhatikan anakdidiknya, baik dantegas membuatsubj ek lebihmemperhatikan

siswa. dan memberikanhadiah berupa nilaitambah bagi siswayang dapatmenyelesaikansoal-soal dengan

Page 30: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

30

pelajaran matematika cepat dan benarmembuat parasiswa termotivasiuntuk belajarpelajaranmatematika.

3) Kebiasaan 1. Biasanya subjek 1. Subjek sering belajar 1. Subjek biasanya 1. Dalam belajar danBelajar belajar matematika matematika pada belajar mengerjakan soal-

setelah sholat Isa,subjek belajar di

waktu malam haridan merasa senang

matematika secaramandiri dan

soal di sekolah,subjek lebih cepat

dalam kamar secara melakukannya belajar di dalam tanggap dan lebihmandiri. Subjek 2. Subjek belajar kamarnya cepatbelajar matematika matematika secara menyelesaikankurang lebih selama mandiri dan subjek semua tugas-tugas1 jam.

2. Subjek belajarbelajar di dalamkamar, subjek belajar

matematika,dibandingkan

matematika dengan matematika dengan teman-teman yangmempelajaricontoh-contoh soalyang terdapat didalam buku paket.

mempelajari contoh-contoh soal yangterdapat di dalambuku paketmatematika sehinggasubjek dapatmenyelesaikan soal-soal matematikadengan benar tanpaharus bertanyakepada orang lain.

lain

3. Pada waktu luangsubjek sering belajarmatematika

Page 31: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

30

1. Faktor keluargayang mendukung.

walaupun tidak adatugas dari gurumatematika.

1. Ketika subjekmengalami kesulitanbelajar matematika dirumah, ibu subjekmembantu subjekdalam belajarmatematika.

2. Faktor eksternal1) Lingkungankeluarga

1. Ibu subjek sangatberperan dalamproses belajarmatematika subjekdi rumah.

2. Ibu subjekmendukung subjekbelajar matematikabersama temannya

1. Subjek bertanyabila mengalamikesulitan dalambelajar matematikaketika di rumah.

2. Ibu subjekmemperbolehkansubjek belajarbersama temannyasetiap hari minggu

2) Lingkungansekolah

1. Sekolahmenyediakanfasilitas untukbelajar matematika

2. Interaksi guru dansiswa sangat baikdan terkesan akrab

1. Tersedianya alat-alatuntuk belajarmatematika, seperti:bangunan simetri dll.

2. Guru yang sangatmemperhatikan anakdidiknya, baik danperhatian membuatsiswa menyukaipelajaranmatematika.

1. Sekolahmenyediakanfasilitas untukmatematika,seperti: kelompokbelajar khususmatematika, lombamatematika antarsekolah dasar.

1. Guru matematikasubj ek mempunyaipotensi untukmenerangkan danmenj elaskanpelajaran kepadasiswa.

1. Teman bergaulsubjek dapat diajakberdiskusi danbelajar matematika

1. Subjek sering belajarbersama temannyasetiap hari minggu.

1. Subjek belajar

1. Subjekmempunyaikelompok belajar

Page 32: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

32

bersama matematikabersama temanya

matematika disekolah.

3) Lingkungan pada waktu libur.masyarakat 2. Subjek mempunya

kelompok belajarmatematika

Page 33: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

33

2. Analisis

Dari hasil data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan data

sekunder, diperoleh suatu gambaran umum mengenai subjek dari subjek sendiri

dan Significant Other. Hal ini digunakan sebagai pengecekkan atau sebagai

pembandingan dari data yang diperoleh.

Berdasarkan hasil analisis, subjek sangat senang mengerjakan soal-soal

matematika, dan dapat dilihat dari faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik . Menurut

Naga (1980) ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar matematika

yaitu: faktor intrinsik (inteligensi, motivasi belajar, bakat, sikap, kondisi fisik,

kebiasaan belajar, perhatian.), faktor eksterinsik (lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, lingkungan masyarakat).

Untuk faktor inteligensi subjek tergolong superior, hal ini dapat di ketahui

berdasarkan data sekunder yang di peroleh melalui hasil pemeriksaan psikologis

subjek.

Ketika belajar matematika subjek terlihat sangat bersemangat dan

berkonsentrasi penuh dalam mengerjakan soal-soal matematika, ia tidak pernah

menengok kekanan-kiri hingga soal-soal matematika tersebut selasaikan.

Subjek mengetahui bahwa matematika sangat berguna bagi kehidupan

sehari-hari (sikap kognisi), Selain itu subjek selalu mendapatkan nilai matematika

9, 10 dan nilai 8 jarang sekali ia dapatkan, hal ini termasuk dalam faktor sikap

konasi.

Untuk faktor kebiasaan belajar, subjek tergolong orang yang rajin belajar

matematika. Hal ini dapat dilihat dari subjek yang selalu belajar matematika

bersama temannya setiap hari minggu di rumah subjek atau di rumah temannya,

saat mereka belajar sesekali mereka bercanda. Subjek kembali serius ketika

sedang mengerjakan soal-soal matematika, sedangkan teman subjek belajar

sambil memakan makanan ringan hingga selesai, pada saat belajar mereka sempat

mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal matematika, soal matematika

tersebut berbentuk bilangan pecahan mereka mengalami kesulitan dalam

menyederhanakan bilangan yang cukup besar. Akhirnya subjek bertanya pada

ibunya, ibu subjek menjelaskan dengan sangat jelas sehinggga subjek mengerti

Page 34: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

34

dan dapat mengerjakan soal matematika nomer berikutnya. Malam harinya setelah

sholat Isa sebelum tidur subjek menyempatkan diri untuk belajar matematika

meskipun tidak ada tugas rumah dari guru matematika, subjek belajar matematika

di dalam kamar secara mendiri. Subjek belajar matematika dengan mempelajari

contoh-contoh soal bilangan pecahan, yang bilangannya sangat besar yang

terdapat di dalam buku paket matematika sehingga subjek dapat menyelasaikan

soal-soal matematika dengan benar tanpa harus bertanya kepada orang lain.

Subjek sangat memperhatikan pelajaran matematika, walau pun tidak ada

tugas rumah dari guru matematika subjek tetap belajar matematika pada waktu

malam hari setelah sholat Isa walau pun hanya 1 jam .

Dengan IQ subjek yang tergolong sangat superior, peran ibu yang sangat

besar, proses belajar subjek yang berulang- ulang serta didukungnya faktor emosi

yang di miliki subjek positif, dengan demikian minat subjek terhadap mata

pelajaran matematika dapat dipertahankan dengan baik.

Dalam lingkungan keluarga, peran ibu sangat berpengaruh dalam proses

belajar matematika subjek, sejak subjek berusia 1 1/2 tahun ia sudah mulai

dikenalkan pelajaran matematika oleh ibunya. Selain itu, orang tua subjek sangat

mendukung dan memperbolehkan subjek untuk belajar matematika bersama

temannya di rumah maupun di rumah teman subjek. Ibu subjek sangat membantu

subjek saat subjek mengalami kesulitan dalam mengerjakn soal matematika. Ibu

subjek adalah guru matematika di sekolah lain, hal itu juga dapat membuat subjek

lebih mudah dalam bertanya tentang pelajaran amtematika yang tidak di mengerti

oleh subjek pada saat belajar matematika di rumah.

Pada lingkungan sekolah, interaksi antara guru dan siswa sangat baik dan

terkesan akrab sehingga siswa merasa pelajaran matematika tidak membosankan,

serta hubungan antar siswa yang baik dan suka mendiskusikan pelajaran

matematika di kelas pada saat jam istirahat. Cara guru matematika mengajar

seperti baik, perhatian pada anak didiknya serta mempunyai potensi untuk

menjelaskan dan menerangkan pelajaran pada siswa, membuat pelajaran

matematika di sukai subjek. Pada saat pak guru sedang menerangkan pelajaran,

pandangan subjek lurus kearah papan tulis di mana guru matematika sedang

Page 35: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

35

berdiri dan menerangkan pelajaran, subjek sangat berkonsentrasi serta wajah

subjek terlihat bersemangat menerima pelajaran dari guru matematika. Terkadang

subjek menunduk dan mencatat pelajaran yang pak guru sedang jelaskan. Dan

fasilitas yang di sediakan sekolah yaitu: berupa bangunan-bangunan simetri dan

alat-alat matematika yang lain dapat mempermudah siswa untuk belajar pelajarn

matematika. Selain itu pihak sekolah membuat kelompok belajar khusus pelajaran

matematika, dan salah satu ketua kelompoknya adalah subjek. Di sekolah juga

diadakan penyeleksian siswa yang akan mewakili sekolah dalam perlombaan

pelajaran matematika antar Sekolah Dasar seIndonesia.

Teman bergaul subjek yang dapat di ajak untuk belajar matematika

bersama di rumah subjek maupun di rumah teman subjek.

Dan menurut Mitchell (1993), menekankan pentingnya menggunakan

keberartian dan keterlibatan matematika untuk mencapai pemahaman metematika

yang lebih kuat. Sama halnya yang di kemukakan oleh Hidi dan Mitchell (dalam

Schiefele, 1991) yaitu: 1) Aspek ketertarikan; Aspek dimana siswa menyenangi

atau menyukai pelajaran matematika. 2) Aspek keberartian; Aspek dimana siswa

menilai manfaat matematika bagi dirinya. 3) Aspek keterlibatan; Aspek dimana

siswa merasa terlibat dan berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar

matematika.

Aspek ketertarikan, dapat dilihat setelah guru matematik subjek selasai

menerangkan pelajaran dan mulai memberikan soal-soal matematika, wajah

subjek terlihat bersemangat dan langsung membuka buku tulis dan

mengerjakannya. Pada waktu mengerjakan soal, subjek sangat serius, subjek tidak

menghiraukan teman-temannya yang berlalulalang dan subjek juga tidak pernah

melihat kekanan-kiri hingga terselesaikan soal-soal tersebut.

Aspek keberartian, setelah guru matematika subjek selesai mengajar dan

sebelum jam pelajaran matematika habis, guru matematika subjek selalu

menjelaskan kepada para siswa bahwa matematika sangat bermanfaat bagi

kehidupan sehari-hari dan guru matematika pun menyarankan agar siswa lebih

giat lagi belajar matematika, sehingga subjek mengetahui bahwa matematika

bermanfaaat bagi kehidupan sehari-hari.

Page 36: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

36

Aspek keterlibatan, Subjek mengikuti kelompok belajar khusus pelajaran

matematika yang di bentuk oleh sekolah subjek dan subjek menjadi salah satu

ketua kelompok belajar tersebut. Selain itu subjek mengikuti seleksi yang

dilaksanakan di laboratorium sekolah untuk mewakili sekolah mengikuti lomba

matematika tingkat nasional. Hasilnya subjek termasuk salah satu siswa yang

berhasil memasuki tahap seleksi berikutnya.

Berdasarkan hasil analisis di atas, peneliti menemukan beberapa faktor di

luar teori yang digunakan pada penelitian ini, yang mungkin telah dikemukakan

oleh para peneliti yang lain, yaitu berupa: faktor emosi dan proses belajar yang di

ualng-ulang.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Bagaimana minat siswa pada pelajaran matematika?

Untuk mengetahui gambaran minat siswa pada pelajaran matematika dapat

diukur menggunakan aspek ketertarikan, aspek keberartian, aspek keterlibatan

yang dapat di lihat dari perilaku siswa pada saat belajar matematika di rumah dan

di sekolah.

a. Di rumah.

Subjek selalu meluangkan waktunya untuk belajar matematika, seperti

hari libur. Biasanya subjek belajar matematika bersama temannya setiap hari

minggu di rumah atau di rumah temannya. Pada saat belajar matematika

bersama temannya di rumah subjek, mereka sempat mengalami kesulitan

mengerjakan soal matematika, soal matematika tersebut berbentuk bilangan

pecahan mereka mengalami kesulitan dalam menyederhanakan bilangan

yang cukup besar. Akhirnya subjek bertanya pada ibunya, ibu subjek

menjelaskan dengan sangat jelas sehinggga subjek mengerti dan dapat

mengerjakan soal matematika nomer berikutnya hingga selesai.

Page 37: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

37

Dan hampir setiap malam setelah sholat Isa subjek menyempatkan diri

untuk belajar matematika meskipun hanya 1 jam. Subjek belajar matematika

secara mandiri, subjek belajar matematika dengan mempelajari contoh-

contoh soal seperti: bilangan pecahan yang bilangannya sangat besar yang

ada di dalam buku paket matematika, yang terkadang subjek sendiri kesulitan

dalam menyederhanakannya sehingga ia dapat menyelesaikan soal-soal

matematika yang berbentuk apa saja dengan benar tanpa harus bertanya

kepada orang lain.

b. Di sekolah.

Dalam penerimaan pelajaran matematika di sekolah, subjek sangat

berkonsentrasi dan memperhatikan pelajaran yang guru matematika jelaskan.

Subjek tergolong orang yang pendiam, sehingga subjek hampir tidak pernah

bertanya pada guru matematika apabila ada yang tidak subjek mengerti.

Subjek mengikuti kelompok belajar kusus pelajaran matematika yang

di bentuk oleh pihak sekolah, dan salah satu ketua kelompoknya adalah

subjek. Subjek sering melakukan diskusi bersama kelompoknya pada jam

istirahat guna membahas soal-soal yang diberikan oleh guru matematika

pada jam pelajaran matematika tadi pagi. Selain itu subjek juga mengikuti

seleksi yang diadakan oleh sekolah dan pemenangnya akan mewakili sekolah

untuk mengikuti lomba pelajaran matematika antar Sekolah Dasar

seIndonesia, dan subjek merasa senang melakukannya.

Subjek sangat cepat dan benar dalam mengerjakan soal-soal yang

diberikan oleh guru matematika di bandingkan teman sekelasnya yang lain,

sehingga subjek telah mendapatkan dua kali hadiah berupa nilai tambah dari

guru matematika. Subjek selalu mendapatkan nilai matematika yang sangat

baik seperti: 9, 10 dan nilai 8 jarang ia dapatkan

2. Mengapa siswa berminat terhadap mata pelajaran matematika?

Bagi subjek pelajaran matematika bukan pelajaran yang menakutkan. Ada

2 faktor yang mempengaruhi subjek berminat terhadap pelajaran matematika

yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.

Page 38: 1 MINAT TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA ...

38

Faktor internal berupa IQ subjek yang tergolong superior dapat

mempermudah atau membantu subjek untuk belajar matematika dan menurut

subjek pelajaran matematika adalah pelajaran yang menyenangkan, karena

baginya soal-soal matematika sangat bervariasi sehingga membuat subjek tertarik

dengan pelajaran matematika.

Faktor eksternal berupa interaksi guru matematika di kelas dengan siswa

sangat baik terkesan akrab membuat subjek merasa pelajaran matematika tidak

membosankan dan di samping itu ibu subjek sudah mulai mengenalkan pelajaran

matematika pada subjek sejak usia subjek 1 1/2 tahun.

Berdasarkan hasil analisis di atas, peneliti menemukan beberapa faktor di

luar teori yang digunakan pada penelitian ini, yang mungkin telah dikemukakan

oleh para peneliti yang lain, yaitu berupa: faktor emosi dan proses belajar yang di

ualng-ulang.

Dengan IQ subjek yang tergolong sangat superior, peran ibu yang sangat

besar, proses belajar subjek yang berulang- ulang serta didukungnya faktor emosi

yang di miliki subjek positif, dengan demikian minat subjek terhadap mata

pelajaran matematika dapat dipertahankan dengan baik.

B. Saran

1. Saran untuk Subjek

Diharapkan agar subjek mengurangi atau menghilangkan sifat

pendiamnya, karena sifat pendiamnya itu tidak selamanya baik bahkan sifat

tersebut dapat merugikan diri subjek sendiri apabila ada pelajaran-pelajaran yang

subjek tidak mengerti atau kurang jelas yang guru terangkan namun subjek hanya

diam dan tidak lekas bertanya kepada guru. Sebaiknya subjek lebih aktif lagi

dalam bertanya apabila ada pelajaran yang kurang dimengerti oleh subjek.

2. Saran untuk Penelitian Selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian tentang

perilaku orang yang berhubungan dengan pelajaran matematika, namun

menggunakan subjek yang diskalkulia (anak yang berkesulitan belajar

matematika) dan menggunakan subjek lebih dari satu subjek.