1. Makalah Pertemuan Ke 7
Transcript of 1. Makalah Pertemuan Ke 7
Makalah
Pengukuran Aktiva dan
Aktiva Lancar
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada
Mata Kuliah Teori Akuntansi (Pertemuan 7)
Disusun Oleh:
Annisa Prativi Putri 1202120109
Zulia Dwi Meilina 1202120138
Dian Budi Susanti 1202124117
Akuntansi 2015
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Telkom University
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada Penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya dengan judul
“Pengukuran Aktiva dan Aktiva Lancar”. Mudah-mudahan makalah ini dapat berguna bagi
penulis khususnya, dan bagi para pembaca umumnya.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh
sebab itu, penulis menerima kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun guna
memperbaiki isi makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca terutama pada mahasiswa
Universitas Telkom
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, 01 Maret 2015
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................... 3
BAB I Proses Pengukuran
1.1 Harga Pengukuran.......................................................................... 5
a. Harga Pertukaran............................................................... 5
b. Merevaluasi Aktiva........................................................... 6
1.2 Ukuran Masukan .......................................................................... 6
a. Biaya Masukan Historis.................................................... 7
1. Biaya Bijaksana..................................................... 7
2. Biaya Standar......................................................... 8
3. Biaya Asal.............................................................. 8
b. Biaya Masukan Masa Berjalan......................................... 9
1. Nilai Taksiran........................................................ 10
2. Nilai Wajar............................................................. 10
3. Nilai Realisasi Bersih............................................ 10
c. Biaya Masukan Masa Depan yang Didiskontokan.......... 10
1.3 Ukuran-Ukuran Keluaran............................................................... 11
a. Nilai Realisasi Bersih........................................................ 11
b. Setara Kas Masa Berjalan................................................. 11
c. Nilai Likuidasi................................................................... 12
d. Penerimaan Kas atau Potensi Jasa
Masa Depan yang Didiskontokan..................................... 12
1.4 Ukuran Nilai Terendah Antara Biaya dan Pasar.......................... 13
1.5 Tujuan Pengukuran........................................................................ 14
1.5.1 Tujuan Sintaktis................................................................... 15
1.5.2 tujuan sematis...................................................................... 16
1.5.3 Tujuan Pragmatis................................................................. 17
BAB II AKTIVA LANCAR
2.1 Aktiva Lancar................................................................................ 18
3
2.2 Aktiva Lancar Moneter................................................................. 18
2.2.1 Uang..................................................................................... 18
2.2.2 Piutang................................................................................. 19
2.2.3 Investasi Moneter................................................................ 21
2.3Aktiva Lancar Non Moneter.......................................................... 23
2.3.1 Sekuritas Ekuitas Yang Dapat Dipasarkan........................ 23
2.3.2 Sekuritas Ekuitas Yang Dapat Dipasarkan-Tak Lancar.... 24
2.3.3 Beban dibayar dimuka......................................................... 25
2.3.4 Persediaan............................................................................ 25
2.4 Peran Konsekwensi Ekonomi....................................................... 27
2.4.1 Memasarkan ke Pasar.......................................................... 27
2.4.2 LIFO Versus FIFO.............................................................. 27
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 28
4
BAB I
PROSES PENGUKURAN
1.1 PROSES PENGUKURAN
Pengukuran dalam akuntansi adalah proses memberikan jumlah moneter
kuantitatif yang berarti pada objek atau peristiwa yang berkaitan dengan suatu badan
usaha, dan diperoleh sedemikian rupa sehingga jumlah itu sesuai untuk agregasi atau
disagregasi seperti yang disyaratkan untuk situasi-situasi tertentu. Contoh-contoh objek
meliputi piutang, pabrik dan peralatan, dan utang jangka panjang; contoh-contoh aktivitas
meliputi penjualan barang dan jasa serta pembayaran dividen.
Pengukuran biasanya dilakukan dalam ukuran moneter. Jangan dilupakan bahwa
data nonmoneter, seperti kapasitas produksi dalam ton atau jumlah pegawai, seringkali
relevan untuk prediksi dan pengambilan keputusan. Misalnya, salah satu tujuan
diuraikannya pengukuran pos-pos pabrik dan peralatan produktif yang dimiliki
perusahaan, dan juga indikasi tentang umur relatif dan umur masa depan yang diharapkan.
Karena aktiva mempunyai beberapa atribut, pengukuran dan publikasi lebih dari
satu atribut mungkin relevan bagi investor dan pemakai lain laporan keuangan. Oleh
karena itu, konsep-konsep penilaian bisa saja saling melengkapi dan juga saling bersaing
satu sama lain. Misalnya biaya historis dalam keadaan tertentu mungkin relevan sebagai
pengganti biaya masa berjalan suatu aktiva. Biaya masa berjalan, pada gilirannya, bisa
menjadi pengganti bagi nilai sekarang arus kas masa depan, yang merupakan atribut yang
sebenarnya ingin kita ukur.
a. Harga Pertukaran
Karena barang dan jasa umumnya dipertukarkan dengan ukuran uang, logislah jika
harga pertukaran seharusnya relevan dengan pelaporan eksternal. Selain itu, karena
keputusan ekonomi hanya dapat mempengaruhi hasil berjalan dan hasil masa depan, harga
pertukaran masa berjalan dan harga pertukaran masa depan secara potensial sama
relevannya dengan harga pertukaran masa lalu., Oleh karena itu, ketiga jenis harga
pertukaran ini harus ditelaah.
5
Harga pertukaran diambil dari pasar. Tetapi ada dua pasar tempat perusahaan
beroperasi dan, karenanya, ada dua jenis harga atau nilai pertukaran-nilai keluaran dan
nilai masukan. Nilai keluaran mencerminkan dana yang diterima oleh suatu perusahaan,
yang didasarkan terutama pada harga pertukaran untuk produk atau keluaran perusahaan
itu. Nilai masukan mencerminkan ukuran imbalan yang diserahkan untuk memperoleh
aktiva yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam operasinya-yaitu masukannya. Oleh
karena itu, ada enam kategori utama nilai pertukaran.
b. Merevaluasi Aktiva
Semua kemungkinan dimulai pada titik yang sama: biaya masukan aktiva saat
dibeli. Semua kemungkinan berakhir pada titik yang sama; biaya keluaran aktiva saat
proses pendapatan selesai. Diantara kedua titik itu, diperlihatkan beberapa jalur yang
mungkin. Jalur pertama mengasumsikan aktiva itu direvaluasi pada titik
penyerahan;lainnya mengasumsikan aktiva direvaluasi terus menerus sepanjang periode;
dan yang keempat mengasumsikan aktiva direvaluasi ketika kontrak ditandatangani antara
perusahaan dan pembeli sebelum terjadi penyerahan.
1.2 UKURAN MASUKAN
6
Ukuran-ukuran masukan menunjukkan jumlah kas, atau nilai imbalan lainnya,
yang dibayarkan ketika suatu aktiva atau manfaatnya memasuki perusahaan dalam suatu
pertukaran atau konversi. Nilai masukan dapat didasarkan pada pertukaran masa lalu,
pertukaran masa berjalan, atau pertukaran masa depan yang diharapkan.
a.Biaya Masukan Historis
Biaya historis didefinisikan sebagai harga agregat yang dibayarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh kepemilikan dan penggunaan suatu aktiva, termasuk
semua pembayaran yang diperlukan untuk mendapatkan ativa itu mendapatkan aktiva itu
di lokasi dan dengan kondisi yang disyaratkan agar aktiva itu dapat memberikan manfaaat
dalam produksi atau operasi perusahaan lainnya. Bila aktiva yang bukan kas diserahkan
juga dalam pertukaran, biaya itu seharusnya merupakan harga jual masa berjalan untuk
aktiva yang diserahkan, dan bukan nilai buku atau nilai masukan lainnya, karena aktivitas
itu tidak lagi dimiliki untuk nilai manfaat masa depannya, jika ada; akan tetapi, akuntan
seringkali kembali pada pembayaran moneter pertama untuk mengetahui nilai aktiva yang
diserahkan dalam pertukaran ini.
Salah satu kelemahan utama penilaian biaya historis adalah bahwa nilai aktiva
bagi perusahaan mungkin berubah dari waktu ke waktu; setelah periode waktu yang
panjang nilai itu mungkin tidak mempunyai arti apapun sebagai ukuran kuantitas
sumberdaya yang tersedia bagi badan usaha, nilai manfaat masa depannya, atau harga
pasar masa berjalan aktiva itu. Perubahan harga lebih mempengaruhi relevansi dan
komparabilitas biaya historis yang diterapkan pada aktiva tak lancar daripada biaya yang
diterapkan pada aktiva lancar. Hal ini karena lebih panjangnya periode panjangnya
periode dari tanggal perolehan ke periode penggunaan rata-rata. Semakin panjang periode
ini, semakin besar pengaruh kumulatif perubahan harga sejak tanggal perolehan.
1. Biaya Bijaksana
Konsep biaya bijaksana menyatakan bahwa hanya biaya-biaya yang secara normal
dibayar untuk properti oleh manajemen yang bijaksana yang harus dimasukkan dalam
pengukuran aktiva atau aktivitas. Konsep ini sudah digunakan oleh para pengatur fasilitas
pelayanan masyarakat sebagai metode untuk menempatkan kepentingan masyarakat diatas
kepentingan promoter manajemen dan pemegang saham.
7
Konsep biaya bijaksana juga dapat diterapkan pada penilaian aktiva secara umum.
Misalnya, konsep biaya bijaksana menyatakan bahwa biaya produksi seharusnya hanya
mencakup biaya langsung yang normal untuk bahan dan tenaga kerja, dan biaya tak
langsung yang normal yang dapat dialokasikan pada produk berdasarkan asosiasi yang
logis. Jumlah nprmal bahan yang terbuang dan jumlah normal waktu menganggur tenaga
kerja adalah biaya-biaya yang logis dalam produksi, tetapi jumlah bahan terbuang yang
berlebihan dan jumlah waktu menganggur yang abnormal bukanlah biaya produksi: biaya-
biaya itu merupakan kerugian bagi perusahaan.
Harus disadari bahwa konsep ini sukar diterapkan, karena konsep ini
membutuhkan pertimbangan nilai dalam menentukan berapa biaya yang berlebihan dan
berapa biaya yang dibutuhkan. Secara umum, biaya yang dimaksudkan akan ditanggung
oleh manajemen pada saat komitmen awal dapat diasumsikan telah didasarkan pada
pertimbangan yang bijaksana kecuali jika bukti-bukti jelas menunjukkan keadaan
sebaliknya. Biaya tambahan yang tidak diduga harus dikeluarkan karena tidak ada bukti
bahwa manajemen sejak awal setuju untuk menanggung biaya ini.
2. Biaya Standar
Istilah biaya standar diterapkan pada penilaian dengan dasar berapa biaya yang
seharusnya, menurut asumsi-asumsi tertentu yang menyangkut tingkat efisiensi produktif
dan pemanfaatan kapasitas yang diinginkan. Penilaian berdasarkan biaya standar
merupakan konsep penilaian masukan yang didasarkan pada harga pertukaran yang tepat
untuk kuantitas barang dan jasa yang tepat, yang diperlukan untuk produksi produk
tersebut.
Keunggulan utama konsep biaya standar adalah bahwa, seperti biaya bijaksana,
biaya ketidakefisienan dihilangkan. Suatu produk tidak jadi lebih bernilai karena adanya
kapasitas yang tidak terpakai. Biaya ketidak-efisienan serta kapasitas yang tidak terpakai
ini merupakan kerugian yang ditanggung oleh perusahaan dalam periode berjalan atau
periode yang lalu. Kerugian ini tidak boleh dibawa ke periode-periode berjalan atau
periode masa depan untuk ditandingkan dengan pendapatan masa depan dan tidak dapat
dikonversi menjadi arus dana masa depan.
3. Biaya Asal
8
Istilah biaya asal mengacu pada biaya properti bagi perusahaan yang pertama-tama
menyerahkannya untuk pelayanan masyarakat. Setiap jumlah yang dibayarkan, yang
melebihi biaya asal dikurangi akumulasi penyusutan, dalam pembelian oleh perusahaan
kedua harus diklasifikasikan secara terpisah dan dikeluarkan dengan metode yang
disetujui oleh komisi pelayanan masyarakat.
Walaupun konsep biaya asal mengandung kebaikan tertentu dalam proses
penentuan tarif utilitas, hanya sedikit kebaikannya dalam sector perekonomian yang
kompetitif. Biaya peralatan bekas bisa diasumsikan merupakan harga hasil tawar-
menawar dan, akrenanya, merupakan harga pasar masa berjalan untuk aktiva itu. Biaya
yang dibayarkan oleh pembeli pertama tidak lagi diperhatikan. Tetap ada beberapa
pengecualian: biaya asal digunakan dalam kasus-kasus dimana tidak ada transaksi yang
wajar, atau bila dianggap ada penyatuan kepentingan dan bukan pembelian.
b. Biaya Masukan Masa Berjalan
Biaya masa berjalan merupakan harga pertukaran yang diperlukan saat ini untuk
memperoleh aktiva yang sama atau setaranya. Jika ada pasar tempat akiva-aktiva yang
serupa dibeli dan dijual, harga pertukaran dapat diperoleh dan dihubungkan dengan aktiva
yang dimiliki; harga ini menunjukkan nilai maksimum bagi perusahaan, kecuali periode
yang snagat singkat sampai bisa didapat penggantian.
Biaya masa berjalan merupakan ukuran nilai wajar yang tepat, entah dalam
menetapkan harga perolehan awal, atau dalam menetapkan nilai maksimum. Para kritikus
yang mendukung penggunaan biaya historis sampai paling tidak titil penjualan
menunjukkan beberapa kelemahan dalam penggunaan biaya masa berjalan:
1. Biaya masa berjalan atau kutipan tidak tersedia untuk barang musiman dan
barang yang mengikuti mode serta untuk barang-barang yang diproduksi
dengan metode-metode yang usang.
2. Perubahan dalam biaya masa berjalan tidak selalu mencerminkan perubahan
dalam harga penjualan masa berjalan.
3. Kenaikan dalam biaya akan menghasilkan keuntungan yang dicatat dalam
periode berjalan walaupun belum direalisasi melalui penjualan.
4. Keuntungan dan kerugian yang disebabkan oleh perubahan dalam harga
masukan spesifik akan termasuk dalam laba bersih operasi kecuali jika harga
9
pokok penjualan, dan juga persediaan akhir, dinilai sebesar biaya yang berlaku
pada saat penjualan.
1. Nilai Taksiran
Istilah nilai taksiran mengacu pada suatu estimasi nilai biaya masa berjalan atau
nilai masa berjalan dengan menggunakan prosedur yang sistematik. Apakah yang didapat
itu nilai masukan atau keluaran tergantung pada tujuan penaksiran itu, Jika suatu taksiran
didapat untuk aktiva tetap suatu perusahaan yang going concern, taksiran itu
menunjukkan estimasi biaya penggantian atau biaya reproduksi masa berjalan dikurangi
penyusutan sampai ke tanggal taksiran.
Keuntungan utamanya, nilai ini dianggap paling objektif daripada biaya
penggantian yang dihitung oleh perusahaan sendiri. Kelemahannya bahwa hanya bisa
diperoleh dalam interval-interval yang periodic dan karenanya, jadi ketinggalan zaman
seperti biaya historis.
2. Nilai Wajar
Istilah nilai wajar selama ini digunakan untuk mengacu pada jumlah total yang
akan mendatangkan imbalan yang wajar bagi investor. Nilai wajar bukanlah suatu dasar
penilaian yang spesifik yang dapat diterapkan pada laporan keuangans ecara umum.
Sebaliknya merupakan kombinasi dasar-dasar penilaian yang ditentukan oleh komisi dan
pengadilan untuk tujuan yang spesifik.
3. Nilai Realisasi Bersih
Bila biaya penggantian tidak tersedia, biaya itu kadang-kadang dapat diestimasi
dengan mengurangkan marjin laba kotor yang normal dari nilai realisasi bersih, Namun,
sebelum prosedur ini dapat menghasilkan suatu aproksimasi yang baik untuk biaya masa
berjalan, harus ada suatu hubungan langsung antara biaya dan harga jual. Markup normal
yang diasumsikan juga harus diterapkan pada pos-pos spesifik yang dipermasalahkan dan
juga pos-pos awal yang menurunkan pos-pos spesifik itu. Nilai realisasi bersih dikurangi
markup normal juga kadang-kadang disebut sebagai ukuran nilai bersih persediaan bagi
perusahaan, bila nilai ini lebih rendah daripada biaya historis dan biaya masa berjalan.
c. Biaya Masukan Masa Depan yang Didiskontokan
Sekalipun biaya masa depan yang didiskontokan sama besar dengan nilai aktiva
pada saat perolehan, identitas biaya masa depan yang diharapkan yang didiskontokan
untuk jasa yang setara dan nilai masa berjalan aktiva itu bagi perusahaan kemungkinan
10
tidak akan bertahan dalam periode-periode selanjutnya. Oleh karena itu, konsep biaya
masa depan yang didiskontokan mengandung semua kelemahan biaya historis ditambah
pembatasan yang berlaku dalam konsep potensi jasa yang didiskontokan.
1.3 UKURAN-UKURAN KELUARAN
Harga keluaran menunjukkan jumlah kas, atau nilai imbalan lainnya, yang
diterima ketika aktiva atau manfaatnya meninggalkan perusahaan dalam suatu pertukaran
atau konversi. Dengan demikian nilai penerimaan kas yang diharapkan yang
didiskontokan untuk aktiva merupakan ukuran yang paling diperhatikan bila yang
didiskontokan untuk aktiva merupakan ukuran yang paling diperhatikan bila
menggunakan ukuran-ukuran keluaran.
a. Nilai Realisasi Bersih
Penilaian ini memastikan bahwa biaya tambahan dalam penyelesaian atau
penjualan dan penagihan dicatat dalam periode dilaporkannya pendapatan. Nilai realisasi
bersih, oleh karena itu, didefinisikan sebagai harga keluaran masa berjalan dikurangi nilai
masa berjalan semua perkiraan biaya dan beban tambahan yang berhubungan dengan
penyelesaian, penjualan, dan penyerahan barang.
Salah satu kesulitan utama dalam konsep nilai realisasi bersih ini adalah bahwa
biasanya biaya tambahan tunai yang diperlukan untuk menyelesaikan, menjual, dan
menyerahkan produk, sukar diestimasi. Sebagai alternatif, seringkali suatu marjin kotor
yang normal dikurangkan dari harga jual untuk memastikan bahwa semua biaya tambhan
yang mungkin sudah diperhitungkan.
b. Setara Kas Masa Berjalan
Setara kas masa berjalan diusulkan oleh Raymon Chambers, sebagai konsep
pengukuran tunggal untuk semua aktiva, yang menunjukkan harga yang dapat direalisasi
sekarang. Setara kas masa berjalan ini menunjukkan jumlah kas atau dayabeli umum yang
dapat diperoleh dengan menjual setiap aktiva menurut syarat-syarat likuidasi yang tertib,
yang mungkin diukur dengan harga pasar kutipan untuk barang dengan jenis dan kondisi
yang sama.
Kelemahan utama dalam menggunakan konsep setara kas masa berjalan untuk
semua aktiva adalah bahwa konsep ini tidak memperhitungkan relevansi informasi dengan
kebutuhan prediksi dan pengambilan keputusan para pemakai laporan keuangan,
11
walaupun konsep ini memang memberi investor informasi kontemporer tentang posisi
keuangan perusahaan dan beberapa alternatif yang tersedia bagi perusahaan.
c.Nilai Likuidasi
Konsep nilai likuidasi mengasumsikan suatu penjualan yang dipaksakan, entah
kepada pelanggan regular dengan harga yang sangat dikurangi, atau kepada perusahaan
atau diler lain, bisangan dengan harga yang jauh dibawah biaya. Nilai Likuidasi hanya
dilakukan dalam dua keadaan utama:
1. Bila barang dagangan atau aktiva lain kehilangan kegunaan normalnya, menjadi
usang, atau kehilangan pasar yang normal.
2. Bila perusahaan berharap tidak akan melanjutkan bisnis mereka dalam waktu
dekat sehingga tidak mampu menjual dalam pasar yang normal.
d. Penerimaan Kas atau Potensi Jasa Masa Depan yang Didiskontokan
Walaupun konsep arus kas yang didiskontokan mempunyai keabsahan dalam
penilaian seorang investor yang memiliki perusahaan secara keseluruhan, atau dalam
penilaian oleh pemilik suatu usaha, konsep ini keabsahannya diragukan bila tetap
diterapkan pada aktiva-aktiva yang terpisah dalam suatu perusahaan, karena alasan-alasan
berikut ini:
1. Penerimaan kas yang diharapkan biasanya tergantung pada distribusi probabilitas
yang sibjektifa yang sifatnya tidak dapat diuji.
2. Walaupun tingkat diskonto kesempata dapat diperoleh, penyesuaian untuk
memperhitungkan preferensi risiko harus dievaluasi oleh akuntan dan manajemen,
dan mungkin sukar untuk menyampaikan arti penilaian yang dihasilkan kepada
pembaca laporan keuangan.
3. Bila dua atau lebih faktor, seperti sumberdaya manusia dan aktiva fisik, ikut
menyumbang pada produk atau jasa perusahaan dan arus kas sesudahnya, serta
alokasi yang logis pada faktor-faktor jasa yang terpisah biasanya tidak mungkin
dilakukan.
4. Nilai diskonto arus kan diferensial dari semua aktiva terpisah milik perusahaan
tidak dapat dijumlahkan untuk mendapatkan nilai perusahaan.
Walaupun ada kesulitan-kesulitan ini, konsep arus kas yang didiskontokan
mempunyai beberapa kebaikan sebagai konsep penilaian untuk satu usaha dimana tidak
ada faktor-faktor gabungan yang membutuhkan akuntansi yang terpisah atau dimana
12
agregasi aktiva dapat dilakukan cukup jauh hingga mencakup semua faktor-faktor
gabungan.
1.4 Ukuran Nilai Terendah Antara Biaya Dan Pasar
Prosedur penilaian yang terendah antar biaya dan pasar adalah campuran konsep
penilain masukan dan keluaran. Konsep nilai terendah antara biaya dan pasar mempunyai
sejarah dalam akuntansi sejak abad ke-19 dan sebelumnya. Salah satu alasan ketenarannya
adalah pendekatan pada neraca sebagai laporan kepada kreditur. Dengan beralihnya ke
laporan laba rugi, aturan nilai terendah antara biaya dan pasar mendapat arti baru. Sekarang
penghasilan yang dinyatakan secara konservatif. Pengakuan keuntunga didasarkan pada
kriteria yang berbeda dengan pengakuan kerugian. Keuntungan tidak diakui sampai kecil atau
tidak ada kemungkinan itu akan membalik, tetapi kerugian diakui setiap saat ada bukti bahwa
kerugian mungkin terjadi.
Alasan konsep nilai terendah antara biaya dan pasar adalah:
1. Sebagai metode konservatisme, konsep ini cenderung merendahsajikan (understate)
penilaian total aktiva
2. Konservatisme dalam penilain aktiva ditutup (offset) oleh laporan laba bersih yang
tidak konservatisme dalam periode tertentu di masa depan
3. Walaupun konsep biaya atau pasar dapat diterapkan secara konsisten dari tahun ke
tahun, secara internal konsep ini tidak konsisten. Tidak konsep ada penilaian tunggal
yang digunakan secara konsisten pada satu klasifikasi aktiva dalam tahun yang sama.
4. Argumentasi yang tidak begitu menyakinkan adalah bahwa aturan biaya atau pasar
menyebabkan penurunan dalam biaya dan juga memperkecil utilitas yang disebabkan
oleh memburuknya kondisi,keuangan atau penurunan kapasitas menghasilkan
penghasilan
Atributnya yang paling mengesankann adalah bahwa konsep ini menarik begitu
banyak pengikut untuk masa yang begitu lama. Konsep ini bahkan mendapat pengakuan
formal dari American Institute of certified public accountants,AAA,SEC, Institut Of
Chartered Accounting di Inggris serta asosiasi an badan-badan lainnya.
13
1.5 Tujuan Pengukuran
Tujuan Sintaktis
a. Pengukuan dan penandingan
Pendekatan konvensional terhadap akuntansi adalah pendekatan pendapatan beban.
Dalam pendekatan ini tujuan pengukuran aktiva adalah mendapatkan suatu dasar bagi
perhitungan margin operasi kotor serta penghasilan dari semua transaksi. Dalam bentuk yang
paling konservatif, satu-satunya peristiwa yang diakui adalah saat realisasi pendapatan yang
mendefinisikan titik penjualan. Dengan adanya perubahan dalam nilai satuan moneter,
sebagian orang menyatakan ukuran yang baik untuk penghasilan dapat diperoleh dengan
menyatakan kembali biaya historis dengan satuan dolar yang menunjukkan daya beli yang
sama seperti pendapatan berjalan. Yang lainnya berpendapat bahwa pemisahan penghasilan
operasi berjalan dari keuntungan dan kerugian akibat kepemilikan yang diperoleh dengan
menilai masukan menurut biaya penggantian masa berjalan juga manfaat. Dilakukan dengan
dua cara:
1. Tekanan diletakkan pada penilaian masukan ketika masukan itu terpakai.
Misalnya harga pokok penjualan dapat dinilai atas dasar masa berjalan, denagn
LIFO atau biaya penggantan masa berjalan. Cara ini membuat persediaan akhir
dinilai sebagai residu
2. Aktiva non moneter dapat dinyatakan kembali pada tanggal neraca atau secara
periodik selama tahun berjalan, sehingga memungkinkan penandingan dengan
menggunakan biaya masa berjalan ketika aktiva ini dipergunakan.
Kesulitan utama dengan menggunakan proses penandingan sebagai dasar untuk menentukan
penilaian aktiva adalah bahwa banyak aktivitas perusahaan yang tidak memungkinkan
dilakukannya penandingan yang akurat. Akibatnya banyak alokasi nilai aktiva pada produk
atau beban bersifat arbiter. Nilai yang dibawa ke masa depan tidak mempunyai
hubungankhusus dengan manfaat berjalan,sehingga nilai-nilai yang tersisa tidak mempunyai
hubungan khusus dengan manfaat dimasa depan. Hal ini menyebabkan dianutnya banyak
prosedur yang tidak didukung oleh alasan-alasan yang logis ( contoh penggunaan klsifikasi
beban yang ditangguhkan dan alokasi baya aktiva tak berwujud)
14
b. Pengukuran dan Akresi
Menurt konsep akresi, perusahaan memperoleh penghasilan jika nilai aktiva
bertambah tanpa adanya transaksi modal.contohnya adalah pinjaman berbunga. Tujuan
penilain ini adalah untuk mendekati nilai keluaran dan nilai tunai begitu jasa-jasa yang
mendasar selesai dilakukan oleh perusahaan dan begitu pengukuran yang dapat diuji dapat
diperoleh.
Arti penting pendekatan ini adalah bahwa penekananya diletakkan pada pengakuan
dan pencatatan semua perubahan nilai, yang didasarkan pada bukti terbaik mengenai nilai
keluaran final atau jumlah kas yang pada akhirnya akan diterima. Jadi niali realisasi bersih
harus lebih diutamakan daripada nilai masukan, biaya penggantian masa berjalan mungkin
lebih dekat dengan nilai bersih bagi persahaan daripada biaya historis.
Dapat dikatakan bahwa persediaan manufaktur sebernanya diperlakukan dengan dasar
akresi. Persediaan muncul dalam berbagai thapan dalam proses operasi usaha. Biaya-biaya
ditambahkan pada persediaan ketika persediaan melalui proses ini, tanpa tergantung pada
transaksi luar apapun. Ketika persediaan mencapai tahap barang jadi, barulah proses akresi
ini berhanti.
1.5.1 Tujuan-tujuan Sematis
Datangnya APB dan diterbitkannya dokumen-dokumen seperti ASOBAT
memperkuat dukunagn bahwa pengukuran interpretif perubahan-perubahan dalam posisi
keuangan dari waktu ke waktu. Penilaian biaya historis tidak memiliki penafsiran. Biaya
penggantian masa berjalan lebih disukai karena memungkinkan penafsiran yang lebih luas,
jika nilai diambil dari harga-harga yang berlaku di pasar. Para akuntan juga harus mencari
metode-metode alternatif yang lebih baik untuk mengukur dan menyajikan data moneter
maupun nonmoneter.
Salah satu cara untuk mencapai tujuan sematis adalah dengan memastikan bahwa
semua ukuran yang digunakan dalam akuntansi itu akan menghasilakan penyajian yang jujur.
Perubahan dari waktu kewaktu berarti bahwa biaya historis mampu aktiva itu bahkan tidak
lagi menunjukkan nilai minimum arus kas yang didiskontokan. Biaya masa berjalan
memungkinkan penafsiran yang lebih luas, jika nilai diambil dari harga yang berlaku di
pasar.
15
1.5.3 Tujuan Pragmatis
Tujuan Pragmatis berfokus pada kegunaan atau relevansi,akuntansi. Relevansi
didefinisikan sebagai kapasitas informasi untuk menimbulkan perbedaan dalam suatu
keputusan, dengan membantu pemakai membentuk prediksi tentang hasil akhir dari peristiwa
masa lalu, masa sekarang dan masa depan. FASB menyimpulkan bahwa cara alternaif untuk
memberikan informasi tentang arus kas masa depan adalah dengan memberikan informasi
tentang sumberdayaekonomi, kewajiban dan ekuitas pemilik perusaan.
Agar laporan posisi keuangan dapat memberikan informasi yang relevan dengan
prediksi arus kas nmasa depan laporan itu harus mencakuppengukuran kuantitatif dan
sumberdaya komitmen, untuk dibandingkan dengan periode lai atau perusahaan lain.
Berbagai pendapat bahwa biaya masa depan adalah yang paling relevan. Mereka menytakan
bahwa kebanyakan aktiva nonmoneter merupakan barang atau jasa yang diperoleh dimuka.
Barang atau jasa ini biasanya diperoleh simuka karena:
1. Lebih murah jika barang jasa tersebut dibeli dalam kuantitas besar
2. Beberapa aktiva( bangunan dan peralatan) karena sifatnya, merupakan suatu aliran
manfaat masa depan yang tidak dapat diperoleh secara terpisah
3. Seringkali diinginkan untuk membeli manfaat dimasa depan (hak SGU) untuk
memastikan bahwa manfaat itu ada bila diperlukan.
4. Sering diinginkan untuk mendapatkan hak atas properti untuk melindungi investasi
lain, seperti perbaikan dalam sewa guana usaha
Dalam semua kasus ini nialai yang paling releva adalan biaya setara untuk manfaat itu
pada saat penggunaan , bukan biaya yang saat pembelian. Berarti biaya yang relevan adalah
nilai sekarang dari manfaat , yaitu nilai biaya masa depan yang didiskontokan. Dengan
menggunakan model-model investasi yang normatif dapat diasumsikan bahwa tujuannya
adalah menyediakan informasi yang memungkinkan prediksinya arus kas masa datang yang
diperlukan untuk memperoleh sumberdaya yang sama dimasa depan dalam kelanjutan operasi
usaha dan memungkinkan prediksi penerimaan kas dimasa depan.
Walaupun argumentasi diatas mendukung, tetapi belum mendapat dukungan dalam
laporan keuangan untuk tujuan umum, alasannya adalah mendapat informasi tentang arus kas
masa depan dari sumberlain yang biayanya lebih rendah, besarnya kontrak dinyatakan dalam
ukuran historis, arus kas masa depan yang diharapkan tidak ada pastinya.
16
a. Relevan si Bagi Kreditor
Salah satu tujuan neraca adalah menyedikan informasi keuangan pada kreditor. Nilai
likuidasi karena dianggap lebih penting daripada konsep penilaian lainnya,dan doktrin
konservatisme menanamkan pengaruh yang kuat dalam pelaporan
b. Relevansi bagi pemegang ekuitas
Menurut konsep akuntansi tradisional, modal yang diinvestasikan dalam suatu
perusahaan sama besar dengan penilain aktiva bersih badan usaha itu.laporan akuntansi akan
memberikan informasi bagi pemegang ekuitas mengenai hak resiko relatif mereka.
c. Relevansi Bagi Manajer
Untuk tujuan manajerial, proses penilaian haruslah menghasilkan informasi yang
relevan dengan pengambilan keputusan operasi. Tetapi informasi yang doperlukan oleh
manajemen tidak mesti sama dengan informasi yang diperlukan oleh investor dan kreditur.
Jadi nilai-nilai yang berguan atau bermanfaat bagi manajemen tidak perlu dilaporkan dalam
laporan posisi, namun dacukup dibuat dalam laporan pelengkap bagi manajemen.
d. Keandalan
Keandalan seringkali sebagai justifikasi utama bagi biaya historis dan argumentasi
utama terhadap semua pesaingnya. Nilai masukan lebih disukai daripada nilai keluaran
karena alasan yang sama: nilai masukan diyakini lebih dapat diuji karena memungkinkan
dilaporkan pendapatan sebelum direalisasi.
Rekevansi dan keandalan kadang tampak berlawanan: hal ini tidak mesti benar.
Banyak yang ditetapkan berdasarkan harga pertukaran masa lalu. Oleh karena itu, harga
pertukaran masa lalu sama relevannya untuk pelaporan eksternal seperti untuk pelaporan
berjalan dan masa depan. Jadi, keandalan dan relevansi dalam banyak kasus berjalan
berdampingan.
17
BAB II
AKTIVA LANCAR
2.1 Aktiva Lancar
Aktiva lancar didefinisikan sebagai sebagai kas dan aktiva atau sumberdaya lain yang
biasa diidentifikasi sebagai aktiva yang secara wajar diharapkan akan direalisasi menjadi kas
atau dijual atau dikonsumsi selama siklus operasi normal perusahaan. Dua perubhan lain
yang terjadi dalam pendefinisisan aktiva lancar adalah:
1. Penekanan yang lebih besar pada harapan atau niat untuk mengkonversi dan bukan
pada tersedianya aktiva untuk dikonversi, khususnya dalam hal sekuritas yang dapat
dipasarkan
2. Perluasan ruang lingkup aktiva lancar untuk mencakup beban-beban dibayar dimuka
(pos-pos yang akan dikonsumsi)
Salah satu alasan untuk memasukkan beban dibayar dimuka dalam definisi ini adalah jika
tidak diproleh, beban itu akan meminta penggunaan aktiva lancar dalam operasi normal
perusahaan. Beban tersebut memerlukan dana lancar seandainya tidak diperoleh sebelumya,
alasan yang lebih penting lainya adalah bahwa pos-pos ini merupakan sumberdaya yangdiikat
hanya untuk periode singkat siklus operasi berjalan.
2.2 Aktiva Lancar Moneter
Aktiva lancar moneter adalah klaim atas jumlah dolar tertentu denagan daya
beliumum, yang tersedia dan dimaksudkan akan dipakai dalam operasi berjalan dalam siklus
operasiperusahaan atau satu tahun, mana yang lebih panjang.
2.2.1 Uang
Kas dan berbagai bentuk lainya dinyatakan menurut nilai kini, yang sifatnya pasti.
Oleh karena itu setiap setiap keuntungan atau kerugian yang timbul dari pertukaran aktiva
lain denagn jumlah kas harus diakui, tidak ada keuntungan atau kerugian yang harus diakui
karena memiliki kas dan bentuk-bentuk uang kecuali mungkin dalam hal keuntungan dan
kerugian daya beli dalam periode-periode perubahan tingkat harga. Pemilikan mata uang
18
asing atau uang yang dapat dikonvesi harus dinyatakan menurut nilai domestik yang setara
pada tanggal neraca.
2.2.2 Piutang
Karena kas dari piutang baru trsedia setelah selesauny periode tunggu, nilai piutang
tidak sebesar nilai jatuh temponya. Oleh karena itu, semua piutang dan sekuritas moneter
harus dinilai menurut nilai yang didiskontokan kas yang akan diterima dimasa depan. Dalam
kebanyakan kasus jumlah bunga itu kecil dan karenanya tidak material dalam perhitungan
laba bersih perusahaan untuk tahun itu. Akibatnya sebagian besar piutang dicatat sebenar
nilai jatuh temponya, untuk piutang tanpa bunga nilai ini sama dengan nilai nominalnya.
Karena nilai yang didiskontokan piutang berbeban bunga adalah nilai nominalnya,
piutang ini sudah benar dicatat sebesar nilai nominalnya. Bunga atas piutang ini kan diakui
dalam akun piutang bunga.
a. Menghasilkan Kas dari Piutang
Perusahaan kadang kala memerlukan kas sebelum piutang mereka jatuh tempo.
Mereka dapat menjual piutang mereka kepada suatu balai keuangan. Perusahaan mungkin
setuju untuk mengganti kerugian jika piutang itu lalai dibayar, bila piutang sudah dijual
dengan perjanjian pembelian kembali atau dengan tanggung renteng. Semua resiko bisa
dialihkan kepada pembeli bila dijual tanpa perjanjian tanggung renteng.penjualan piutang
dagang dengan tanpa dibeli kembali disebut factoring dan jika dibeli kembali disebut
penggadaian.
SFAS 77 menyatakan bahwa penjualan dapat dianggap terjadi bila semua kondisi
berikut terpenuhi:
1. Pihak yang menagihkan melepaskan kendali atas manfaat ekonomi masa depan yang
terkandung dalam piutang
2. Kewajiban transferor dalam ketentuan pembelian kembali dapat diestimasi secara
wajar
3. Trasferee tidak dapat mengharuskan transferor membeli kembali piutang kecuali
ditetapkan oleh ketentuan pembelian kembali.
Jika salah satu kondisi tidak terpenuhi, transaksi itu secara efektif
dipertanggungjawabkan sebagai pinjaman dan jumlah yang diterima dari pengalihan piutang
itu diperlihatkan sebagai kewajiban. Dalam hal pendiskontoan wesel tagih dengan perjanjian
pembelian kembali adalah praktik yang umum untuk mengurangkan jumlah kewajiban, yang
19
sama dengan jumlah uang yang diterima dari bali keuangan,dari wesel tagih setelah
memperhitungkan bunga yang diperoleh. Setiap selisih diperlakukan sebagai pendapatan atau
beban bunga.
b. Penyisihan untuk piutang tak tertagih
Faktor yang penting dalam penilaian yang tepat untuk piutang adalah perlakuan untuk
ketidakpastian penagihan. Dalam metode penyisihan (allowance method), pendapatan
disesuaikan dengan mengakui suatu akun penilaian yang dikenal sebagai penyisihan untuk
piutang yang diragukan (allowance for doubtful account). Ada dua metode yang umum
digunakan
1. Suatu estimasi berdasarkan piutang usaha
2. Estimasi berdasarkan penjualan kredit untuk tahun tersebut
Estimasi penyisihan untuk piutang yang diragukan akan paling akurat jika didasarkan pada
umur dan karakteristiknya piutang yang terbuka pada tanggal neraca serta harapan
probabilistik kolektibilitasnya. Sebaliknya kerugian utang tak tertagih yang dikaitkan dengan
pendapatan periode berjalan lebih kuat bila didasarkan pada suatu estimasi persentase
pendapatan periode itu. Dalam prosedur
1. Pertama penyisihan untuk piutang tak tertagih ditentukan secara langsung dan
kerugian piutang tertagih adalah angka sisanya
2. Penyisiha untuk piutang tak tertagih itulah yang merupakan sisanya
Teori menempatkan bahwa kedu prosedur ini harus ditempatkan dalam perspektif yang
semestinya. Untuk tujuan rugi laba yang harus digunakan adalah persentasi pendapatan yang
didasarkan pada analisis statistik atas pengalaman masa lalu setelah disesuaikan dengan
kondisi yang sedang berlaku. Akan tetapi penilai piutang di neraca harus didasarkan pada
harapan mengenai kombinasi spesifik akun-akun yang ada pada tanggal neraca.
Secara teknis setiap perbedaan antara kedua metode ini menunjukkan korelasi atas
periode-periode terdahulu. Prosedur yang umum diterima, yang menyeesuaikan beban tahun
berjalan terhadap kerugian piutangtak tertagih untuk setiap kesalahan estimasi di tahun lalu,
tidak konsisten dengan konsep penghasilan operasi berjalan kecuali jumlah yang terlibbat
jelas-jelas tidak material.
20
c. Dasar Cicilan
Accounting Principles Board, dalam Opinion No.10, menyatakan bahwa metode
cicilan untuk melaporkan pendapatan tidak dapat diterima kecuali jika penagihan harga jual
tidak terjamin serta wajar. Pengecualian ini secara umum tidak beralasan. Statistik penagihan
tersedia untuk sebagian besar jenis pinjaman jika perusahaan belum mendapatkan data
pengalamannya sendiri. Salah satu contoh dimana metode cicilan disetujui melibatkan
penjualan real estate. Jika pengalihan property tidak memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
dalam SFAS 66 untuk bias diakui sebagai penjualan yang normal, ada beberapa alternative
yang diperbolehkan. Salah satunya adalah metode cicilan, yang diharuskan jika “…..
pemilihan biaya property terjamin secara wajar jika pembelian lalai.”
Bila metode cicilan dibenarkan, akun laba kotor yang ditangguhkan harus diperlakukan
sebagai akun penilaian untuk piutang usaha dan bukan sebagai penghasilan yang
ditangguhakan. Sifat penjualan cicilan adalah menangguhkan pelaporan penghasilan sampai
kas diterima.
2.2.3 Investasi Moneter
Sekuritas moneter (seperti piutang, obligasi dan wesel tagih) dengan tanggal dan nilai
jatuh tempo yang diketahui, harus diperlakukan dengan cara yang sama seperti piutang usaha.
Berarti sekuritas moneter harus dicatat sebesar nilai sekarang bersih, dengan factor diskonto
didasarkan pada tingkat yang sedang berlaku pasar. Biasanya hal ini dilakukan dengan
membentuk suatu akun penilaian untuk premi atau diskonto itu. Akun-akun ini juga harus
disesuaikan dengan ketidakpastian penagihan tetapi hal ini biasanya dapat diabaikan. Bunga,
yang didasarkan pada tingkat bunga pasar, harus diakui dalam akun piutang bunga dan selisih
antara bunga yang diakui dan bunga yang diterima di bebankan pada akun penilaian.
Menurut prosedur akuntansi konvensional, sekuritas (bila dimiliki untuk tujuan modal kerja
lancer) biasanya dicatat dengan dasar metode nilai terendah antara biaya dan pasar (the lower
of cost or market). Karena FASB tidak menetapkan prosedur untuk melaporkan investasi
moneter yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancer, dianggap bahwa investasi itu dapat
dimasukkan dalam portofolio sekuritas ekuitas yang dapat dipasarkan, yang mengikuti
metode nilai terendah antara biaya dan pasar untuk portofolio.namun , penggunaan harga
pasar kini untuk menilai semua sekuritas yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancer adalah
21
biasa dalam industry-industri khusus dan sebagai informas pelengkap untuk banyak
perusahaan lain.
Ada banyak keunggulan jika digunakan harga pasar kini untuk semua sekuritas yang dapat
dipasarkan, termasuk yang berikut ini :
1. Dalam sebagian besar kasus, nilai pasar sama dapat diujinya seperti biaya (kecuali
bila pasar “kurus” yaitu bila hanya sedikit jenis sekuritas yang diperdagangkan di pasr
itu), dan nilai ini memberikan informasi yang lebih berguna bagi investor.
2. Nilai pasar memberikan informasi yang lebih baik mengenai dampak dimilikinya
sekuritas. Keuntungan dan kerugian dari memiliki sekuritas sama pentingnya dengan
keuntungan dan kerugian dari memenuhi sekuritas.
3. Bila sekuritas-sekuritas yang identic diperoleh dengan harga yang berlainan,
tampaknya wajar jika sekuritas-sekuritas itu diberi nilai yang identic.
4. Aktiva lancer lebih homogeny bila semua pos dinyatakan menurut nilai kini. Jadi,
pengklasifikasian investasi itu memungkinkan penafsiran yang lebih baik untuk
sumberdaya itu serta lebih berkemungkinan untuk berarti dalam membantu prediksi
arus kas.
Investasi Tak Lancar. Bagian ini akan mengikhtisarkan perlakuan untuk investasi
kewajiban tak lancer sebagai pembanding yang berguna, pada titik ini, dengan perlakuan
investasi moneter lancer.
Bila obligasi perseroan yang dapat dipasarkan dan berjangka panjang diperoleh
dengan premi atau diskonto dan dimiliki sebagai investasi temporer, nilai jatuh temponya
tidak mencerminkan jumlah yang akan diterima saat obligasi itu dijual. Oleh karena itu,
amortisasi premi atau diskonto tidak layak dilakukan.
Jika obligasi atau wesel perseroan dimiliki sebagai investasi jangka panjang, prosedur
yang diterima adalah mengamortisasi diskonto atau premi sepanjang sisa umur obligasi
dengan menggunakan apa yang diistilahkan sebagai metode bunga.harga pasar kini atau nilai
terendah antara biaya dan pasar biasanya dianggap tidak dapat diterapkan dalam hal ini
karena tidak ada niat untukmengkonversi obligasi itu menjadi kas sampai tanggal jatuh
temponya.
22
2.3 Aktiva Lancar Nonmoneter
Aktiva lancer nonmoneter adalah hak atau klaim yang tidak dapat dikonversi menjadi
jumlah dolar yang sekarang diketahui, pada tanggal tertentu di masa depan. Contoh yang
paling umum adalah investasi dalam saham biasa perseroan lain, persediaan produk, dan
beban dibayar di muka. Pos-pos ini mempunyai karakteristik yang berbeda dengan aktiva
moneter, yaitu bahwa nilai kini pos-pos ini tidak dapat diestimasi dengan mendiskonto suatu
nilai jatuh tempo masa depan dan menyesuaikan dengan ketidakpastian penagihan. Tetapi
pos-pos ini tidak mempunyai karakteristik yang homogeny diantara pos-pos itu sendiri.
2.3.1 Sekuritas Ekuitas yang Dapat Dipasarkan
SFAS 12 mengharuskan semua sekuritas yang dapat dipasarkan, apakah lancer atau
tak lancer, dilaporkan dengan dasar nilai terendah antara biaya dan pasar. Penerapan aturan
nilai terendah antara biaya dan pasar ini pada suatu portofolio, bukan pada setiap sekuritas,
konsisten dengan teori porotfolio. Maksudnya, imbalan relevan bagi perusahaan adalah
imbalan atas portofolio, karena seorang investor tidak mendapat imbalan jika tidak
melakukan diversifikasi.
Penurunan dalam harga pasar portofolio lancer dilaporkan dalam laporan rugi laba
sebagai kerugian karena pemilikan yang belum direalisasi; kenaikan dalam harga pasar
portofolio diatas biaya portofolio semula dilaporkan dalam laporan rugi laba sebagai
pemulihan kerugian. Penuruna n dan pemulihan dicatat dalam suatu akun penilaian yang,
karena tidak dilakukannya keuntungan diatas kerugian sebelumnya, tidak akan pernah
mempunyai saldo debet. Pembatasan kenaikan harga pasar sampai pada penurunan yang
diakui sebelumnya ini dianut dengan dasar bahwa pembalikan harga menunjukan adanya
perubahan dalam estimasi akuntansi untuk kerugian yang belum direalisasi yang dilaporkan
sebelumnya-bukan suatu keuntungan yang belum direalisasi.
Pelaporan pembalikan kerugian pemilikan yang belum direalisasi ini merupakan suatu
peningkatan dari aturan nilai terendah antara biaya dan pasar yang konvensional, tetapi
penerapan umumnya pada penilaian portofolio tetap belum dapat diterima dengan alas an
yang sama seperti yang telah disebutkan sebelum ini. Akan tetapi keberatan ini dikurangi
oleh persyaratan bahwa biaya dan nilai pasar agregat untuk setiap portofolio harus
diungkapkan dalam tubuh laporan keuangan atau dalam catatan dan bahwa informasi
mengenai keuntungan kotor yang belum direalisasi juga harus disajikan.
23
Investasi sementara biasanya dimiliki sebagai cadangan kas sekunder. Oleh karena
itu, pendapatan dividend an bunga dari investasi ini serta keuntungan dan kerugian dari
pemilikan dan penjualannya bersifat incidental bagi operasi utama bisnis. Sementara
pendapatan bunga diperoleh dan dicatat dalam periode perolehannya, pendapatan dividen
tidak.pendapatan dividen biasanya diakuin saat diumumkannya, karena pemegang saham
tidak mempunyai klaim legal sebelum saat tersebut, dank arena tidak pastinya jumlah yang
akan diumumkan, kalaupun ada. Akan tetapi, jika harapan mengenai pembayaran dividen itu
bagus, tidak ada alas an teoritis mengapa dividen tidak dapat diestimasi dan diakui.
Keabsahan pencatatan aktiva deviden yang diperoleh dan pendapatan yang diperoleh dan
pendapatan yang dihasilkannya lebih tergantung pada keabsahan estimasi itu daripada pada
hak legal untuk menerima dividen.
2.3.2 Sekuritas yang Dapat Dipasarkan-Tak Lancar.
SFAS 12 mengharuskan investasi tak lancer dalam sekuritas ekuitas diklasifikasikan
secara terpisah dan dinilai menurut aturan nilai terendah antara biaya dan pasar, yang
diterapkan pada portofolio dengan cara yang sama seperti penerapannya pada portofolio
lancer, dengan pengecualian bahwa akumulasi perubahan dalam penyisihan penilaian
dimasukan dalam bagian ekuitas neraca, dan bukan memperlihatkan perubahan bagian dalam
laporan rugi laba. Sekuritas yang diklasifikasikasi dari portofolio tak lancer menjadi
portofolio tak lancer menjadi portofolio lancer harus dipindahkan dengan nilai terendah
antara biaya dan pasar. Jika harga pasar dibawah biaya, harga pasar menjadi dasar yang baru
dan selisihnya dibebankan pada penghasilan sebagai kerugian yang direalisasi.
Seperti yang ditunjukan oleh dua orang anggota Board yang tidak setuju, pernyataan
ini membuat pengakuan keuntungan yang belum direalisasi tergantung bukan pada selisih
antara pasar dan biaya, tetapi pada hal-hal yang tidak relevan seperti :
1. Apakah sekuritas diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancer atau tak lancer.
2. Apakah kerugian yang belum direalisasi dari sekuritas yang dapat dipasarkan sudah
diakui sebelumnya dalam laba bersih periode-periode sebelumnya.
3. Apakah dalam periode akuntansi tertentu perusahaan mempunyai kerugian yang
belum direalisasi dalam sebagian sekuritas yang menghapus keuntungan yang belum
direalisasi dalam sebagian lainnya.
24
Semua ketidakrelevan ini dapat diselesaikan sekaligus, yaitu cukup dengan selalu mengakui
semua sekuritas ekuitas yang dapat dipasarkan sebesar nilai pasarnya.
2.3.3 Beban Dibayar di Muka.
Beban dibayar di muka adalah manfaat yang akan diterima perusahaan di masa depan
dalam bentuk jasa. Beban ini mencakup pos-pos seperti perlengkapan kantor dan pabrik,
sewa dibayar di muka, asuransi yang masih berlaku, bunga dibayar di muka, dan pajak
dibayar di muka.
Biaya biasanya sudah memadai sebagai ukuran perlengkapan yang digunakan karena :
1. Biaya itu biasanya merupakan harga pertukaran terbaru, sehingga biasanya
menunjukan aproksimasi yang mendekati nilai kini.
2. Selisih antara biaya dan nilai kini biasanya tidak material dalam hubungannya dengan
laba bersih.
Namun, bila tingkat harga berubah dengan pesat, harus dilakukan pernyataaan kembali.
2.3.4 Persediaan.
Istilah persediaan mencakup barang yang ditujukan untuk dijual dalam pelaksanaan
normal usaha, serta bahan baku dan perlengkapan yang akan digunakan dalam proses
produksi untuk penjualan. Yang tidak termasuk dalam kategori ini adalah perlengkapan yang
akan dikonsumsi dalam operasi nonproduksi; sekuritas yang dimiliki untuk dijual kembali,
tetapi bersifat incidental terhadap operasi perusahaan; serta pabrik dan peralatan yang sedang
digunakan atau sedang menunggu pelepasan final setelah selesai digunakan. Dalam definisi
yang tradisional, persediaan merupakan aktiva lancer, karena biasanya akan dikonversi
menjadi kas atau aktiva lain dalam siklus operasi perusahaan. Akan tetapi, barang yang using
dan tidak dapat dijual, jika jumlahnya material, harus dikeluarkan dari klasifikasi ini, kecuali
jika dapat dijual di pasar yang ada dalam periode penjualan yang normal.
Persediaan biasanya dianggap sebagai simpanan barang dagangan, walaupun
pertanggungjawaban akan barang dagangan itu biasanya dianggap ;ebih penting. Dalam
struktur akuntansi tradisional, simpanan pad akhir satu periode saling berhubungan dengan
aliran periode itu, walaupun mungkin ditentukan sebagai angka sisa. Oleh Karena itu,
penilaian simpanan itu dipengaruhi oleh penandingan nilai masukan dengan pendapatan
25
untuk periode yang mendahului tanggal neraca dan mungkin juga dipengrauhi oleh proses
penandingan dalam periode-periode sebelumnya.
Nilai Masukan. Seperti yang diterapkan pada persediaan, nilai masukan dapat didefinisikam
sebagai ukuran sumberdaya yang digunakan untuk mendapatkan persediaan dala, kondisi dan
lokasi seperti sekarang. Bila imbalan yang diserahkan untuk persediaan dalam kondisi dan
lokasi seperti sekarang. Bila imbalan yang diserahkan untuk persediaan itu adalah kas atau
setaranya, penafsiran nilai masukannya cukup jelas.
Dalam struktur akuntansi tradisional, selisih antara nilai mauskan dan nilai keluaran
produk yang dijual, yang biasanya disebut sebagai laba kotor atau marjin kotor, harus
menunjukan nilai masukan nonproduk perusahaan itu ditambah laba atau dikurangi kerugian
bersih bagi perusahaan. Pengarug semua metode penilaian masukan adalah menangguhkan
pengakuan dan laba bersih sampai suatu periode sesudahnya. Penundaan dalam pengakuan
pendapatan ini dibenarkan bilamana sejumlah besar pekerjaan masih harus dilakukan oleh
perusahaan atau bilamana nilai keluaran yang dpat diuji tidak dapat diperoleh.
Nilai masukan biasanya dinyatakan menurut biaya historis. Keabsahan biaya historis
terletak pada asumsi bahwa biaya historis menunjukan nilai masukan sumberdaya yang
diperoleh pada saat perolehan atau penggunaan dalam proses produksi. Biaya ini diukur
dengan pembayaran moneter bersih yang dilakukan di masa depan dalam perolehan barang
atau jasa tersebut. Jika pembayaran akan dilakukan dalam waktu yang masih lama, jumlah
yang akan dibayarkan itu harus didiskonto untuk mendapatkan biaya sekarang. Oleh karena
itu, teori menyatakan bahwa dengan tergantung pada pembatasan materialitas yang biasa,
biaya persediaan harus diukur setelah dikurangi semua potongan dagang, potongan kuantitas,
dan potongan tunai. Inilah yang disebut metode bersih. Potongan tunai yang kemudian tidak
diambil harus dicatat sebgai potongan pembelian yang tidak diambil dengan kredit lawan
utang usaha.
Apa yang Harus Dimasukkan? Biaya merupakan ukuran nilai untuk masukan yang
diperlukan dalam perolehan bahan baku atau barang dagangan dalam kondisi dan lokasinya
sekarang. Nilai masukan-masukan itu, selanjutnya diukur dengan nilai imbalan yang
diserahkan untuk mendapatkan masukan itu.
Biaya apa yang diperlukan merupakan masalah pertimbangan. Akuntan harus
menggunakan standar perekayasaan atau dasar lain sebagai perbandingan dalam melakukan
26
pertimbangannya. ARB 43 menyatakan bahwa konsep normalitas dapat digunakan sebagai
dasar yang dapat diterima:
“dalam keadaan tertentu, pos-pos seperti beban fasilitas yang menganggur, kerusakan yang
berlebihan, biaya angkut yang dobel, dan biaya bongkar muat ulang mungkin begitu
abnormalnya sehingga harus diperlakukan sebagai beban periode berjalan dan bukan sebagai
bagian dari persediaan.
2.4 Peran Konsekuensi Ekonomi
2.4.1 Memasukan ke Pasar
SFAS 12 mengharuskan perusahaan di bawah jurisdiksi mereka untuk mencatat
portofolio investasi dengan nilai pasar sepanjang nilai pasar itu tidak melebihi biaya semula.
lembaga-lembaga keuangan cenderung mengikuti pola yang berbeda. Bank-bank
membedakan antara portofolio dangang dan portofolio investasi. Mereka mencatat portofolio
pertama dengan nilai pasar; mereka mencatat yang kedua dengan biaya semula kecuali jika
ada penurunan yang permanen dalam nilai itu. Lembaga simpan pinjam dan perusahaan
asuransi mengikuti pola yang serupa, walaupun terminologinya agak berbeda.
Salah satu konsekuensi potensial lainnya dari himbauan agar aktiva dicocokan dengan
pasar adalah adanya perusahaan dalam sifat regulasi.
2.4.2 LIFO versus FIFO
Adalah suatu kebenaran nyata yang sudah tua bahwa pada saat-saat inflasi, pajak
perseroan akan lebih rendah jika perusahaan menggunakan LIFO dan bukan FIFO. Pilihan
atas stuatu metode akuntansi karenanya mempunyai konsekuensi ekonomi yang besar dan
konsekuensi yang pengaruhnya tampak nyata atau begitulah kelihatannya. Oleh karena itu,
agak membingungkan bahwa begitu banyak perusahaan yang memeilih untuk beralih ke
LIFO. Sebuah survey terhadap 213 perusahaan memberikan pandangan pada alas an
manajemen untuk tidak beralih 73 persen responden mengatakn bahwa, karena keadaan
khusus perusahaan mereka atau industry mereka, LIFO tidak menghasilkan manfaat. Dua
belas persen lainnya mengatakan mereka tidak dapat menggunakan LIFO karena alas an-
alasan peraturan. Sisanya menyatakan masalah tingginya biaya pengelolaan LIFO
kemungkinan masalah dengan IRS dan dampak penghsailan yang lebih rendah itu pada
perusahaan.
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bab-bab terdahulu telah memberikan definisi dasar aktiva, membahas klasifikasi
umum, bagaimana mengukur dan kapan mengakui aktiva-aktiva itu. Bab ini membahas
pencatatan aktiva lancer. Dua bab selanjutnya akan membahas pabrik dan peralatan, aktiva
tak berwujud dan investasi tak lancar.
Aturan umum untuk mencatat semua aktiva adalah memasukan aktiva-aktiva itu
sebesar nilai sekarang dari nilai jatuh temponya setelah disesuaikan untuk memperhitunghkan
ketidakpastian. Aturan inijuga tergantung pada batasan-batasan materialitas dan
konservatisme seperti biasanya secara khusus, aktiva tidak boleh dimasukan di atas nilai
realisasi bersihnya. Akumulasi biaya terhenti begitu suatu aktiva tersedia untuk dijual atau
digunakan.
Penerapan aturan umum ini otomatis berlaku untuk kas. Piutang usaha dimasukan
sebesar nilai yang didiskontokan jumlah yang akan diterima pada saat jatuh tempo setelah
disesuaikan dengan suatu penyisihan untuk piutang yang diragukan. Sekuritas moneter
mengikuti aturan umum tersebut secara langsung. Sekuritas yang dapat dipasarkan juga
mengikuti aturan umum tersebut, kecuali bahwa sekuritas itu ditangani pada tingkatan
portofolio. Seperti aktiva nonmoneter lainnya, persediaan dimasukkan sebesar jumlah biaya
yang terakumulasi dengan tergantung pada uji pasar atas nilai realisasi bersih.
28