1. makalah pendidikan sains untuk paud

28
PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ALAM PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Sub Tema: Pendidikan Berwawasan Lingkungan Makalah Mata Kuliah Pendidikan Makro Dosen Pengampu Rahmania Utari, M.Pd Disusun oleh : Asri Nur Azizah 13101241051 ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 i

Transcript of 1. makalah pendidikan sains untuk paud

Page 1: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN BERBASIS ALAM PADA PENDIDIKAN ANAK USIA

DINI

Sub Tema: Pendidikan Berwawasan Lingkungan

Makalah Mata Kuliah Pendidikan Makro

Dosen Pengampu Rahmania Utari, M.Pd

Disusun oleh :

Asri Nur Azizah

13101241051

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

i

Page 2: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam

tidak hentinya penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu

dinanti syafaatnya di yaumul akhir nanti.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Universitas Negeri Yogyakarta yang menjadi kebanggaan kami.

2. Ibu Rahmania Utari, M.Pd yang telah mengampu mata kuliah Pendidikan

Makro.

3. Petugas perpustakaan yang telah membantu dalam pencarian referensi.

Penulis berharap dengan makalah yang berjudul “PENINGKATAN

KEMAMPUAN SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

ALAM PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI” dapat memberikan

pengetahuan tentang peningkatan kemampuan sains melalui pembelajaran

berbasis alam.

Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah

ini.Untuk itu saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis terima demi

perbaikan dipenulisan berikutnya.

Yogyakarta, Desember 2014

ii

Page 3: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi Masalah 2

C. Batasan Masalah 2

D. Rumusan Masalah 2

BAB II Kajian Teori 3

A. Karakteristik Anak Usia Dini 3

B. Pengertian Sains 4

C. Pembelajaran Berbasis Alam 5

BAB III Pembahasan 7

A. Cara Anak Mempelajari Sains 7

B. Program Pembelajaran Sains Berbasis Alam 8

C. Pelaksanaan Pembelajaran Sains Berbasis Alam 10

BAB IV Penutup 14

A. Kesimpulan 14

B. Saran 14

Daftar Pustaka 15

iii

Page 4: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 tentang

Sistem Pendidikan Nasional menerangkan bahwa pendidikan anak usia dini

diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, melalui pendidikan

formal, nonformal, dan/atau informal, pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal meliputi Taman Kanak-Kanak, Roudlotul Athfal, atau

sederajat. Sedangkan pendidikan nonformal melalui kelompok bermain dan

bina keluarga balita. Tahap pendidikan usia dini disesuaikan dengan

perkembangan anak prasekolah yaitu usia 0-6 tahun.

Menurut Yuliani Nurani (2011: 55) masa usia dini merupakan pondasi

pertumbuhan dan perkembangan awal yang selanjutnya akan berpengaruh

pada tahap kehidupan berikutnya. Merujuk pada pendapat Freud dalam

Muhammad Fadlillah (2012: 56) menerangkan pula bahwa perkembangan

anak sejak kecil akan berpengaruh ketika anak tersebut dewasa. Pengalaman-

pengalaman yang diberikan oleh pendidik dan orang tua kepada anak akan

tertanam pada diri anak. Hal ini sesuai dengan karakteristik anak usia dini 0-6

tahun yang unik, aktif dan energik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,

eksploratif, serta senang dan kaya akan fantasi atau imajinasi. Karakteristik

anak tersebut mendukung anak untuk belajar hal-hal yang ada di

lingkungannya. Pemahaman tentang lingkungan dapat diterapkan pada

kemampuan anak pada bidang sains.

Mengacu pada pendapat Sumaji dalam Ali Nugraha (2005: 27) yang

menerangkan bahwa tujuan pembelajaran sains pada anak usia dini adalah

untuk mengembangkan seseorang agar dapat memahami arti dari sains secara

menyeluruh dan dapat menggunakan aspek-aspek pentingnya dalam

memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Jadi pembelajaran sains

hendaknya dapat memberi pemahaman, minat, dan penghargaan anak didik

terhadap dunia tempat tinggal mereka.

1

Page 5: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

Pembelajaran sains pada anak usia dini mendapat kendala. Salah satu

masalahnya yaitu materi pembelajaran dipandang oleh siswa terlalu teoritis,

kurang memberi contoh-contoh yang kontekstual. Metode penyampaian

bersifat monoton, kurang memanfaatkan berbagai media secara optimal

(Dikti, 2004 dalam http://www.fipumj.net). Untuk menjawab masalah

tersebut dibutuhkan model pembelajaran yang tepat agar pengalaman yang

diterima anak dapat berkesan sampai mereka dewasa.

Model pembelajaran bidang sains yang dapat diterapkan untuk anak

usia dini yaitu pembelajaran berbasis alam. Hal ini dikarenakan isi dari

pembelajaran sains berhubungan langsung dengan alam dan bersifat kongkret.

Model pembelajaran berbasis alam merupakan konsep pendidikan yang

kembali pada alam back to nature school. Ide dasarnya adalah pendidikan

pada anak dilakukan dengan mengajak anak dalam suasana sesungguhnya

melalui belajar pada lingkungan alam sekitar. Pada makalah ini akan dibahas

tentang pembelajaran sains pada anak usia dini dengan menggunakan metode

pembelajaran berbasis alam.

B. Identifikasi Masalah

Pembelajaran sains untuk anak usia dini memiliki kendala dalam

metode penyampaiannya. Penyampaian materi kurang memberi kesan pada

peserta didik dan masih monoton. Pendidik juga kurang memanfaatkan media

untuk proses pembelajaran.

C. Batasan Masalah

Pada makalah ini akan membahas tentang pembelajaran berbasis alam

untuk anak usia dini yang berusia 0-6 tahun, sebagai solusi untuk

meningkatkan kemampuan sains anak dengan pembelajaran yang berkesan.

D. Rumusan Masalah

Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran berbasis alam untuk

meningkatkan kemampuan sains pada anak usia dini (0-6 tahun) ?

2

Page 6: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Karakteristik Anak Usia Dini

Anak usia dini atau anak prasekolah yang berusia 0-6 tahun

merupakan individu yang proses pertumbuhan dan perkembangannya

meliputi berbagai aspek dan dialami secara cepat dalam rentang kehidupan

manusia (Yuliani Nurani, 2011: 6).

Menurut Steinberg, Hughes, dan Piaget dalam Yulianti (2010)

menjelaskan bahwa ciri-ciri perkembangan pada anak usia dini dibagi

menjadi tiga. Perkembangan tersebut yaitu perkembangan fisik,

perkembangan emosi-sosial, dan kemampuan mental.

1. Ciri Fisik

Anak dapat menggunakan bagian-bagian tubuhnya dengan spontan dan

sangat aktif. Anak mampu mengendalikan dirinya dan mulai menyukai

kegiatan keseharian yang mereka lakukan.

2. Ciri Kehidupan Emosi-Sosial

Pada kehidupan sosial, anak cenderung suka bermain dan membentuk

kelompok. Pertemanan anan dimulai dengan anak-anak yang memiliki

jenis kelamin sama lalu selanjutnya dengan yang berlainan. Anak

menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara cepat tapi beberapa

anak ada yang kesulitan untuk bergaul dengan temannya ketika dia

merasa tidak nyaman. Pada perkembangan emosi-sosial ini anak dapat

dilatih untuk melakukan kebiasaan baik yang dapat menunjang kualitas

hidupnya kelak.

3. Ciri Kemampuan Mental

Pada kemampuan mental ini anak senang belajar dengan imajinasinya

yang tinggi. Anak menyukai kegiatan menggunting, menempel, dan

melakukan hal-hal yang secara langsung dapat dilihat dan dipraktekan.

Dari penjelasan perkembangan anak usia dini diatas penulis

beranggapan bahwa masa usia dini adalah masa yang tepat untuk penanaman

3

Page 7: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

pembelajaran yang berkesan, karena anak bersifat aktif dan memiliki rasa

ingin tahu yang tinggi. Hal ini diharapkan pengalaman yang mereka terima

akan benar-benar mereka bawa sampai dewasa nanti. Namun, perlu

diperhatikan pula bahwa perkembangan anak tidak semuanya lancar. Semua

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor tersebut bisa berasal dari diri anak

yaitu anak memiliki kelainan fisik atau mental dan faktor lingkungan,

utamanya lingkungan keluarga yang merupakan tempat pendidikan utama

ketika anak berusia dini.

B. Pengertian Sains

Sains merupakan bidang ilmu yang mengkaji tentang fenomena-

fenomena alam yang terjadi pada kehidupan manusia. Sains tidak hanya

berbicara tentang teori atau rumus yang monoton. Sains bersifat universal dan

dapat dikembangkan oleh setiap individu yang yang hidup di dunia ini.

Pembelajaran sains yang menyeluruh tentang alam ini menyebabkan sains

seharusnya dapat diberikan sejak seseorang berusia dini (Nugraha, 2005: 7).

Abruscato dalam Nugraha (2005: 99-100) menerangkan bahwa ruang

lingkup sains sangatlah luas. Dilihat dari isi bahan kajian meliputi materi atau

disiplin yang terkait dengan bumi dan jagat raya atau sering disebut dengan

ilmu bumi, ilmu-ilmu hayati atau biologi, serta bidang kajian fisika dan

kimia.

Berdasarkan isi bahan kajian tentang ilmu bumi, sains dapat

mencerminkan tentang keadaan bumi dengan keadaan yang nyata. Pada ilmu

bumi akan dipelajari tentang astronomi, geologi, meterologi, dan bidang

langsung yang berhubungan dengan kegiatan bumi.

Berkaitan dengan ilmu hayati, sains mempelajari tentang botani,

zoology, dan ekologi. Botani adalah ilmu yang memperlajari tentang

tumbuhan. Zoology merupakan ilmu yang mempelajari dunia binatang yang

berkaitan dengan tempat atau daerah binatang tersebut hidup, cara bertahan

hidup serta sebab binatang itu ada. Sedangkan ekologi diartikan sebagai ilmu

yang mempelajari tentang interaksi antara makhluk hidup dengan

lingkungannya.

4

Page 8: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

Pembahasan mengenai bidang fisika dan kimia kajian sains mengarah

pada materi tentang daya atau kekuatan, studi tentang energi, dan yang

berkaitan dengan reaksi kimiawi.

C. Pembelajaran Berbasis Alam

Pembelajaran merupakan suatu interaksi yang terjadi antara pendidik

dan peserta didik yang diikuti dengan berbagai sumber belajar yang memadai.

Sumber belajar ini terdapat pada lingkungan belajar sehingga terjadi

perubahan perilaku-perilaku tertentu. Interaksi yang terjadi antara pendidik

dan peserta didik dapat dilakukan dengan bentuk apapun yang sudah disetujui

oleh kedua belah pihak (Fadlillah, 2012: 133). Salah satu jenis pembelajaran

yaitu model pembelajaran berbasis alam.

Berdasarkan Panduan Model Pembelajaran Berbasis Alam yang

dikembangkan oleh Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional tahun

2008, konsep yang dibawa dalam pembelajaran berbasis alam yaitu konsep

pendidikan yang kembali pada alam atau back to nature. Pembelajaran ini

mengajak anak untuk terjun langsung dalam mengamati dan merasakan

secara langsung suasana yang sesungguhnya pada lingkungan alam

disekitarnya. Pembelajaran ini menggunakan media yang dapat ditemui

secara langsung oleh peserta didik.

Pembelajaran berbasis alam dilakukan dengan menggunakan media

alam atau lingkungan sekitar yang nyata. Lingkungan dijadikan sebagai

sumber pengajaran yang utama dan melihat kejadian yang sesungguhnya

dengan benar. Sumber belajar dapat diartikan sebagai bahan ajar yang akan

disampaikan kepada peserta didik.

Bahan pengajaran dari lingkungan dikelompokan menjadi tiga

kategori. Ketiga kategori tersebut yaitu lingkungan alam (sebagai bahan

mentah), lingkungan produsen atau lingkungan pengrajin (pengolah dan

penghasil bahan mentah menjadi bahan jadi), serta lingkungan masyarakat

pengguna bahan jadi (konsumen).

Pembelajaran berbasis alam memandang bahwa kegiatan pendidikan

harus dapat membantu anak mengembangkan berbagai potensi perkembangan

5

Page 9: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

yang dipergunakan untuk beradaptasi secara kreatif dengan lingkungan alam.

Dengan demikian kegiatan pembelajaran yang berbasis pada alam akan

membantu menumbuhkan autoactivity atau aktivitas yang tumbuh dari dalam

diri seseorang sehingga dimungkinkan terjadi proses belajar secara aktif.

6

Page 10: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

BAB III

PEMBAHASAN

A. Cara Anak Mempelajari Sains

Berdasarkan teori perkembangan kognisi, menurut Piaget anak usia

dini yang berusia 0-6 tahun memasuki masa sensorimotor dan praoperasional.

Masa sensorimotor yaitu anak mengenal lingkungannya, sedangkan masa

praoperasional merupakan masa yang ditandai dengan kemampuan secara

simbolis yang ditunjukan dengan anak suka meniru tingkah laku orang lain,

binatang, atau peristiwa yang mereka lihat. Perilaku ini muncul setelah anak

mengamati objek yang menarik perhatiannya (Nurani, 2011: 56). Kegiatan

meniru anak ini dapat merangsang seluruh aspek perkembangan anak.

Menurut Nugraha (2005: 70-71) kegiatan yang merangsang

perkembangan anak mulai dari fisik, motorik, emosi-sosial, moral dan

kepribadian dapat disusun dengan bentuk belajar yang multi guna dan multi

fungsi. Kegiatan belajar dipilih yang mampu menciptakan learning to know

(belajar untuk tahu), learning to do (belajar untuk melakukan), learning to be

(belajar membentuk diri), dan learning to life together (membantu

kemampuan hidup dalam kebersamaan).

Aplikasi bentuk pembelajaran ini untuk pendidikan anak usia dini

yaitu melalui pemberian fasilitas anak untuk kegiatan langsung pada objek

sains. Seperti melakukan penyelidikan dan eksperimen. Pemberian fasilitas

ini dikemas dalam bentuk yang dapat menumbuhkan budaya kelompok dan

aktivitas individual.

Kegiatan sains dimulai dari kegiatan berkelompok lalu dilanjutkan

pada kegiatan individu dan mengarah lagi pada kegiatan berkelompok.

Kegiatan dilakukan dengan persiapan dan pengenalan sains secara

terbimbing. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan yaitu dengan observasi

atau manipulasi. Pada akhirnya anak dapat menyajikan hasil belajar sainsnya.

Pendekatan penunjang untuk melakukan kegiatan tersebut dapat melalui

kegiatan proyek yang bermuatan sains sesuai tingkatan anak. Media yang

7

Page 11: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

dapat digunakan misalnya air dan pasir yang baik untuk mengembangkan

berbagai dimensi perkembangan anak.

Terdapat pengembangan lain yang dapat mengarahkan anak dalam

mempelajari sains. Dimulai dari anak diajak untuk berfikir kritis dan kreatif.

Anak dibiasakan untuk bertanya mengapa suatu hal terjadi dan dilatih untuk

mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan analisa mereka

masing-masing. Cara selanjutnya untuk meningkatkan kegiatan berfikir kritis

dan kreatif yaitu melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut yaitu observasi

dasar atau mengamati, mengandaikan atau mengasumsi, menemukan

kemungkinan-kemungkinan atau memprediksi, dapat menemukan kesalahan,

memperkirakan penyebab, membuat keputusan, dan yang terakhir membuat

kateogori (Yulianti, 2010: 65-71).

B. Program Pembelajaran Sains Berbasis Alam

Penyusunan program pembelajaran sains yang berbasis alam dapat

menggunakan beberapa pendekatan, diantaranya yaitu :

1. Pendekatan Pedosentris

Yang dimaksud dengan pendekatan pedosentris atau yang sering dikenal

dengan leaner centered yaitu cara memandang kegiatan pembelajaran

yang bertumpu atau bertitik tolak dari kesanggupan atau kemampuan

anak sebagai individu yang belajar. Pada pendekatan ini guru dituntut

untuk mengerti kesanggupan belajar setiap siswa sehingga pembelajaran

yang akan diberikanpun sesuai dengan kemampuan siswa tersebut.

2. Pendekatan Child Centered

Pada pendekatan ini menggunakan sudut pandang bahwa pusat kegiatan

pembelajaran berdasarkan pada aktivitas anak. Pendekatan child centered

memandang siswa memiliki kemampuan untuk melakukan berbagai

aktivitas sains dengan sendirinya. Aktivitas-aktivitas tersebut diantaranya

adalah mencari permasalahan dari sumber belajar sains yang dihadapi,

menemukan sendiri jawaban dari masalah tersebut atau mengasumsikan

8

Page 12: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

jawaban yang menurut mereka benar, selanjutnya adalah

mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan yang dia miliki.

Pada pendekatan ini mengharuskan guru untuk mendesain situasi dan

fasilitas belajar yang mendukung anak untuk mengeksplorasi

pengetahuannya. Pendekatan ini dalam pembelajaran berbasis alam,

pendidikan dapat mengajak anak menggunakan berbagai sumber belajar

lingkungan sekitar secara aktif.

3. Pendekatan Discovery (penemuan)

Pendekatan dengan cara ini memusatkan pada kemampuan anak dalam

menemukan sendiri berbagai aspek pengetahuan, keterampilan, dan nilai-

nilai melalui berbagai pengalaman yang dirancang dan diciptakan guru.

Pendekatan ini memiliki hubungan dengan pendekatan pedosentris dan

child centered.

4. Pendekatan Proses

Pembelajaran lebih mengedepankan proses belajar dari pada hasil belajar.

Proses belajar sebagi pemerolehan berbagai ragam pengetahuan, nilai-

nilai, dan keterampilan oleh anak sendiri. Ini merupakan ciri khas dari

pendekatan proses dalam program berbasis alam.

5. Pendekatan Kongkrit

Pendekatan kongkrit mengusahakan pelaksanaan kegiatan pembelajaran

dengan proses yang kongkrit. Anak-anak mempelajari hal-hal yang dapat

mereka lihat dan rasakan secara langsung menggunakan indra mereka.

Pendekatan ini dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna dan

dapat mereka ingat dengan waktu yang lama.

6. Pendekatan Tematik

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tematik yaitu

menggunakan berbagai konteks dalam kehidupan anak sehari-hari.

Pemilihan konteks memberi celah bagi guru untuk mengembangkan

pembelajaran menjadi lebih bermakna, utuh, dan terpadu yang

mengaitkan antara pembelajaran yang satu dengan pembelajarn yang

lain, selain itu peserta didik tidak merasakan pergantian bahan ajaran.

9

Page 13: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

Pendekatan tematik ini dapat menciptakan pembelajaran yang sesuai

dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik.

Penjelasan mengenai pendekatan-pendekatan tersebut berdasarkan

Panduan Model Pembelajaran Berbasis Alam yang dikembangkan oleh Pusat

Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008. Pendekatan-

pendekatan tersebut dapat diintegrasikan dalam sebuah rancangan

pembelajaran yang komprehensif dan langsung menjurus pada kebutuhan

anak tentang sains. Dengan penyusunan program yang memperhatikan

pendekatan-pendekatan tersebut anak akan mendapatkan pembelajaran yang

bermakna. Dengan keadaan tersebut maka teori Freud tentang pembelajaran

yang bermakna di usia dini akan dibawa sampai dewasa akan dapat

dipraktekan dengan baik.

C. Pelaksanaan Pembelajaran Sains Berbasis Alam

Pembelajaran sains dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis alam ini sudah pernah dilakukan penelitian, dan hasilnya

menunjukan bahwa dengan model pembelajaran ini pemahaman peserta didik

akan ilmu sains bertambah 20%-40%. Penelitian dilakukan pada sebuah

lembaga pendidikan anak usia dini, namun penelitian yang dilakukan hanya

pada sains bidang hayati tumbuhan (flora) saja. Penelitian ini dilakukan oleh

Yenimar tahun 2013.

Pada sub bab ini akan dijelaskan secara langsung pelaksanaan

pembelajaran sains berbasis alam yang bersifat lebih praktis. Menurut isi

bahan kajian sains meliputi ilmu bumi dan jagat raya, biologi, serta fisika-

kimia. Keterampilan yang dikembangkan berdasarkan isi bahan ajaran yaitu

meliputi keterampilan mengamati, mengelompokan, mengkomunikasikan,

menggunakan angka atau hitungan, membuat kesimpulan, dan keterampilan

memprediksi.

1. Pembelajaran berkaitan dengan pengenalan bumi dan jagat raya.

Pembelajaran ini membahas mengenai bebatuan dan mineral, cuaca, tata

surya, dan perubahan suhu suatu tempat.

10

Page 14: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

Salah satu contoh mengidentifikasi berbagai jenis batuan dan mineral.

Lalu mengelompokan berbagai batuan yang diperoleh di sekitar anak,

misalkan saja berdasarkan warna, dan ukurannya. Setelah itu untuk

melatih keterampilan mengkomunikasikannya, anak diminta menjelaskan

perputaran bumi secara alamiah.

Pembelajaran dilanjutkan dengan anak diminta menghitung dengan jari

beberapa batuan kecil, misalnya koral atau kerikil yang telah disiapkan,

kegiatan ini untuk melatih menggunakan hitungan.

Pembelajaran yang dilakukan di lingkungan alam secara langsung, anak

mengamati beberapa lapisan tanah di beberapa tempat di sekitar

lingkungan sekolah, kemudian membuat penafsiran atas keadaan tanah

tersebut. Misalnya mengapa tanah dibelakang sekolah ditumbuhi rumput

lebih subur, tetapi di depan sekolah tidak ditumbuhi rumput sama sekali.

Contoh lain anak diajak menyimpulkan masalah mengapa tanah di bawah

cucuran air hujan yang mengalir melalui genting sekolah terlihat

berlubang, tetapi di tempat lainnya tidak, dan sebagainya.

Untuk melatih keterampilan memprediksi anak diajak untuk

memperkirakan atau menduga keadaan cuaca untuk esok hari atas

pengamatan cuaca pada hari ini, misalkan anak-anak diajak melihat

keadaan udara, awan dan sinar matahari hari itu lalu ditanyakan apakah

besok akan seperti ini juga?.

Rangkaian pembelajaran ini menggunakan beberapa pendekatan

pembelajaran berbasis alam, seperti pendekatan child centered,

discovery, dan pendekatan kongkrit.

2. Pembelajaran sains terkait bidang biologi.

Pembahasan dalam bidang biologi yaitu tentang makhluk hidup, makhluk

tak hidup, tumbuhan, perubahan organisme, dan kekuatan suatu perasaan

(sakit, luka, haus, kering, dll).

Sebagai contoh rangkaian pembelajaran dimulai dari anak mengamati

karakteristik makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Lalu anak

11

Page 15: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

mengelompokan makhluk hidup dan tak hidup tersebut dengan

mempertimbangkan cuaca.

Untuk keterampilan berkomunikasi, anak mengutarakan ciri-ciri makhluk

hidup dan tak hidup berdasarkan yang mereka amati. Lalu anak

menyimpulkan bagaimana perbedaan makhluk hidup dan tak hidup, serta

cara makhluk hidup beradaptasi dengan lingkungannya. Selanjutnya anak

dilatih keterampilan memprediksi dengan membuat terkaan tentang

pengaruh lingkungan terhadap organisme.

Pendekatan discovery akan lebih tertanam ketika anak diberi aktivitas

untuk memelihara, merawat, dan menjaga binatang kesayangannya.

Dengan kegiatan tersebut anak dapat mengeksplorasi dan menemukan

karakteristik dari binatang yang dikenalnya menjadi lebih tinggi

intensitasnya.

3. Pembelajaran sains terkait dengan pengenalan konsep fisika-kimia.

Konsep pembelajaran fisika-kimia mencakup warna, ukuran, kekerasan,

hangat-dingin, suara, wujud benda, dan perubahan materi (objek).

Misal pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu diawali dengan anak

mengamati gambaran dan ciri-ciri wujud benda padat, cair, dan gas.

Setelah itu anak mengelompokan benda-benda yang termasuk padat, cair,

atau gas. Melatih keterampilan mengkomunikasikan objek, anak diminta

menerangkan tentang ciri-ciri dari benda-benda tersebut, atau berganti

objek dengan listrik. Mulai dari manfaat listrik dan alat-alat yang

bergerak dengan listrik, dilanjutkan dengan alasan manusia menghemat

listrik. Lalu anak dilatih menyimpulkan pemakaian listrik di rumah atau

di sekolah agar menjadi hemat dan tidak boros.

Selanjutnya anak diajak untuk memprediksi suatu benda, misalnya

sebuah senter jika diisi dengan baterai atau tidak diisi dengan baterai

apakah akan menyala atau tidak.

Dalam pembelajarn fisika anak dilatih melakukan pengukuran dengan

menimbang benda-benda yang mereka lihat, atau dengan mudah

menimbang berat badan mereka sendiri.

12

Page 16: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

Penggalian kemampuan sains bidang fisika-kimia dapat

mengintegrasikan pendekatan-pendekatan berbasis alam yang disisipkan

dalam pembelajaran (Nugraha, 2005: 147-241).

Pembelajaran pada bidang-bidang sains tersebut akan memberikan

pengalaman berkesan pada anak jika dilakukan dengan cara yang asik dan

menyenangkan bagi anak. Anak akan antusias dalam pembelajaran dan akan

berkonsentrasi penuh untuk menerima materi. Perlu diperhatikan pula untuk

alokasi waktu belajar yang akan digunakan sehingga anak tidak bosan dengan

proses pembelajaran.

13

Page 17: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

PENUTUP

A. Kasimpulan

Dari penjabaran pada kajian pustaka dan pembahasan dapat ditarik

kesimpulan bahwa untuk menerapkan metode pembelajaran berbasis sains

pada anak usia dini dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan,

diantaranya pendekatan pedosentris, child centered, discovery, proses,

kongkrit, dan tematik. Penerepan pendekatan-pendekatan tersebut dengan

pembelajaran yang langsung menggunakan media alam sebagai sumber

belajar. Dengan upaya tersebut sehingga dapat memberikan pembelajaran

yang bermakna bagi peserta didik dan dapat meningkatkan kemampuan sains

anak.

B. Saran

Hendaknya keahlian guru dalam mengkondisikan kelas dan

memberikan pengalaman belajar disesuaikan dengan kemampuan masing-

masing peserta didik dan dilakukan dengan tidak monoton.

Penyediaan fasilitas untuk pembelajaran sains disesuaikan dengan

metode pembelajaran yang akan dilakukan, sehingga tujuan pembelajaran

dapat dicapai dengan baik.

14

Page 18: 1. makalah pendidikan sains untuk paud

DAFTAR PUSTAKA

Fadlillah, Muhammad. (2012). Desain Pembelajaran PAUD: Tinjauan Teoretik

dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Isjoni. (2010). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta.

Mujtaba, Imam. (2014). Masalah Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini.

http://www.fipumj.net/artikela87ff679a2f3e71d9181a67b7542122c-

MASALAH-BELAJAR-DAN-PEMBELAJARAN-ANAK-USIA-

DINI-.html. (online). Diakses pada 22 Desember 2014.

Nugraha, Ali. (2005). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini.

Jakarta: Depdiknas.

Nurani, Yuliani. (2011). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia DiniI. Jakarta:

Indeks.

Pusat Kurikulum Badan Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Departemen

Pendidikan Nasional. (2008). Model Pembelajaran Berbasis Alam

Pendidikan Anak Usia Dini Formal Dan Nonformal.

Http://Www.Bintangbangsaku.Com/Sites/Default/Files/Model

%20Kurikulum%20PBA%20PAUD.Pdf. (Online). Diakses Pada 17

Desember 2014.

Yenimar. (2013). Peningkatan Kemampuan Sains Flora Anak Dengan

Pembelajaran Berbasis Alam Di Paud.

Http://Ejournal.Unp.Ac.Id/Index.Php/Pnfi/Article/Download/1522/Pdf.

(Online). Diakses Pada 17 Desember 2014.

Yulianti, Dwi. (2010). Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-Kanak.

Jakarta: Indeks.

15