1-kumpul-abstrak-TEP-S2-1

30
Kumpulan Abstrak Tesis Semester Gasal 2009/2010 Teknologi Pembelajaran (TEP)

Transcript of 1-kumpul-abstrak-TEP-S2-1

ABSTRAK

4 KUMPULAN ABSTRAK TESIS & DISERTASI 2009/2010Program Studi S2 TEP 3

Kumpulan Abstrak Tesis

Semester Gasal 2009/2010Teknologi Pembelajaran (TEP)

Pengembangan Paket Pembelajaran Sumber dan Media Pembelajaran dengan Model Degeng di PGSD STKIP Santu Paulus Ruteng FloresHendrikus Midun

Midun, Hendrikus. 2009. Pengembangan Paket Pembelajaran Mata Kuliah Sumber dan Media Pembelajaran dengan Model Degeng pada Program Studi PGSD STKIP Santu Paulus Ruteng Flores. Tesis jurusan Teknologi Pembelajaran, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Prof. Dr. Punadji Setyosari, M.Pd; M.Ed, (2) Dr. Sulton, M.Pd.

Abstrak

Sumber dan media pembelajaran merupakan salah satu mata kuliah wajib pada program studi PGSD Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Santu Paulus Ruteng Flores. Mata kuliah ini memiliki tujuan orientatif konseptual dan prosedural. Mata kuliah ini membantu pebelajar untuk memahami hakekat sumber dan media pembelajan dan bagaimana memilih dan menggunakan media pembelajaran serta langkah-langkah mengembangkannya.

Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran dengan tepat dapat mengefektifkan dan mengefisienkan pelaksanaan pembelajaran. Untuk maksud tersebut maka penyediaan sumber belajar dalam bentuk paket pembelajaran mata kuliah sumber dan media pembelajaran mutlak diperlukan. Belum tersedianya sumber belajar yang memadai dalam bentuk paket pembelajaran merupakan masalah aktual yang dialami pada pembelajaran mata kuliah ini di PGSD STKIP Santu Paulus Ruteng. Permasalahan ini membutuhkan alternatif pemecahan.

Tujuan pengembangan ini adalah menghasilkan produk paket pembelajaran sumber dan media pembelajaran dengan menggunakan model Degeng. Model Degeng memiliki delapan langkah, yakni: (1) analisis tujuan dan isi bidang studi, (2) analisis sumber belajar, (3) analisis karakteristik pebelajar, (4) penetapan tujuan belajar dan isi pembelajaran, (5) penetapan strategi pengorganisasian isi pembelajaran, (6) penetapan strategi penyampaian pembelajaran, (7) penetapan pengelolaan pembelajaran, (8) pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.

Paket pembelajaran yang telah dikembangkan ini meliputi bahan ajar, panduan dosen, dan panduan mahasiswa. Bahan ajar meliputi: (1) judul bab, (2) pengantar, (3) epitome (kerangka isi), (4) tujuan pembelajaran, (5) konsep kunci, (6) uraian materi, (7) rangkuman, (8) pensintesis, (9) evaluasi dan latihan, dan (10) daftar pustaka. Panduan dosen meliputi: (1) deskripsi mata kuliah, (2) tujuan pembelajaran, (3) ranah belajar, (4) karakteristik mahasiswa, (5) alokasi waktu, (6) pokok bahasan, (7) strategi pembelajaran, (8) tugas dan evaluasi belajar, (9) soal-soal latihan, (10) kunci jawaban, (11) daftar pustaka.

Panduan mahasiswa meliputi: (1) petunjuk umum bahan ajar, (2) bagan kegiatan belajar, (3) kerangka isi mata kuliah, (4) tujuan pembelajaran, (5) alokasi waktu, (6) evaluasi, (7) soal-soal latihan, (8) kunci jawaban, dan (9) daftar pustaka. Produk akhir pengembangan paket pembelajaran mata kuliah sumber dan media pembelajaran telah melewati tahap-tahap ujicoba. Tahap-tahap tersebut, yakni: tahap uji ahli isi mata kuliah dan ahli desain pembelajaran, ujicoba perorangan, ujicoba kelompok kecil, ujicoba lapangan dan dosen pengasuh mata kuliah.

Setelah melewati rangkaian ujicoba paket pembelajaran ini layak digunakan. Hal itu didasarkan pada temuan di lapangan, yakni: (1) hasil angket dan wawancara dengan pebelajar menunjukkan bahwa paket pembelajaran ini sangat membantu pebelajar dalam belajar dan menambah pengetahuan pada mata kuliah sumber dan media pembelajaran; (2) pengamatan pengembang selama proses pembelajaran menunjukkan bahwa pebelajar sangat aktif dalam pembelajaran dan menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan, seperti menghasilkan makalah untuk diskusi kelas dan tugas mandiri; (3) ada kenaikan yang signifikan pada perolehan hasil belajar pebelajar, baik secara perorangan maupun kelas. Nilai rata-rata kelas pada pretest adalah 5,53 dan pada posttest adalah 9,16. Nilai terendah yang diperoleh mahasiswa pada posttest sama dengan nilai tertinggi pada pretest yakni 7,5.

Produk pengembangan ini memiliki keterbatasan-keterbatasan, yakni: (1) produk pengembangan ini hanya diperuntukan mahasiswa PGSD STKIP Santu Paulus Ruteng; (2) produk pengembangan paket pembelajaran ini hanya dalam bentuk cetakan (printed material); (3) proses pengem-bangannya hanya sampai pada tahap evaluasi formatif.

Kata kunci: pengembangan, paket pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, model Degeng.

Developing Instructional Materials on the Subject Source and Media of Instruction by Using the Model of Degeng at PGSD Program of Teacher Training and Educational Sciences of Saint Paul College Ruteng, Flores

Hendrikus Midun

Midun, Hendrikus. 2009. Developing Instructional Materials on the Subject Source and Media of Instruction by Using the Model of Degeng at PGSD Program of Teacher Training and Educational Sciences of Saint Paul College Ruteng, Flores. Thesis, Instruction Technology Department, Graduate Program of State University of Malang. Advisors: (1) Prof. Dr. Punadji Setyosari, M.Pd; M.Ed, (2) Dr. Sulton, M.Pd. Abstract

Source and Media of Instruction is one of compulsory subject at PGSD Program of Teacher Training and Educational Sciences of Saint Paul College Ruteng, Flores that has conceptual and procedural oriented objectives. This subject aims at helping the learners to understand the basic concept of source and media of instruction and how to select and use the procedure of developing it.

Selecting and using the media of instruction appropriately can make the teaching-learning process effective and efficient. Due to the effectiveness and efficiency, the equipment of the source of instruction on the subject of Source and Media of Instruction is absolutely required. In fact, the instructional material of Source and Media of Instruction at PGSD Program of Teacher Training and Educational Sciences of Saint Paul College Ruteng, Flores is not available. This problem needs to be recovered.

The purpose of this material development was to produce the instructional package of the Source and Media of Instruction by Using the Model of Degeng. There are eight steps included in the model, as follows: (1) the analysis of objectives and content of the subject, (2) the analysis of learning resource, (3) the analysis of learners characteristics, (4) the setting of learning objectives and the content, (5) the setting of strategies in organizing the learning content, (6) the setting in learning strategies, (7) the setting of strategies in learning management, and (8) the development of measurement procedures of the learning outcomes.

The product of instructional package developed consists of teaching material, instructors manual, and learners manual. Teaching material consists of: (1) title of the chapters, (2) introduction, (3) learning objectives, (4) key concepts, (5) frame of the learning content (epitome), (6) learning material, (7) summary, (8) synthesizing, (9) evaluation, and (10) references.

Instructors manual consists of: (1) subject description, (2) learning objectives, (3) domains of learning, (4) learners characteristics, (5) time allocation, (6) topics, (7) learning strategies, (8) task and learning evaluation, (9) exercises, (10) key answers, and (10) references.

Learners manual consists of: (1) general direction of the teaching material, (2) chart of learning activities, (3) frame of the learning content, (4) learning objectives, (5) time allocation, (6) evaluation, (7) exercises, (8) key answers, and (9) references.

The product of instructional package has been resulted through the try-out process as follows: content expert test, instruction design expert test, individual try-out, small group try-out, field try-out, and lecturer try-out.

Based on the research and the process of try-out, the product of instructional package is really suitable to be used in teaching-learning process due to the following reasons: (1) the result of questionnaires and interview with learners showed that this product of instructional package was really useful and helpful for them in developing their knowledge on the subject of Source and Media of Instruction; (2) the observation during teaching-learning process showed that the learners were really active in doing the exercises and in making the short paper for class presentation; (3) there was a significant scores achievement of the students both on individual scores and on class scores. The mean scores on the pretest was found 5,53 and the mean scores of the posttest was found 9,16. The lowest scores that the students achieved in the posttest is same as the highest score in the pretest that is 7,5.

This product has also some weaknesses as follows: (1) this product of instructional package is only developed to be used for learners at PGSD Program of Teacher Training and Educational Sciences of Saint Paul College Ruteng, Flores, (2) this product of instructional package is only produced in the printed material form, and (3) the process of developing the material is only up to the formative evaluation.

Keywords: development, instructional package, source and media of instructions, Degeng model.

Keefektifan Dua Strategi Pembelajaran Kooperatif (STAD Vs Jigsaw) Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SDN Sukabumi II Kota Probolinggo yang Memiliki Gaya Belajar BerbedaAkhmad Basori

Basori, Akhmad, 2009. Keefektifan Dua Strategi Pembelajaran Kooperatif (STAD Vs Jigsaw) Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SDN Sukabumi II Kota Probolinggo yang Memiliki Gaya Belajar Berbeda. Tesis Program Studi Teknologi Pembelajaran, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Punadji Setyosari, M.Pd, M.Ed (II) Dr. Sulthon, M.Pd

Abstrak

Perkembangan pembelajaran matematika pada jenjang Sekolah Dasar dewasa ini masih memprihatinkan. Bagi sebagian besar siswa SD, matematika menjadi suatu mata pelajaran yang masih sulit untuk dipahami. Indikasi faktualnya adalah masih rendahnya hasil belajar matematika yang mereka capai. Rendahnya perolehan nilai matematika tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sifat keabstrakan obyek matematika itu sendiri, metode penyampaian isi pembelajaran yang masih konvensional, serta guru kurang memperhatikan karakteristik siswa yang beragam.

Sebagai upaya untuk pemecahan masalah tersebut di atas, maka dilakukan penelitian terkait, yaitu tentang keefektifan dua strategi pembelajaran kooperatif model STAD dengan model Jigsaw terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas V SD yang memiliki gaya belajar berbeda (visual dan auditorial). Dampak pengiring yang diharapkan timbul dari penelitian ini adalah mengenalkan sebuah pembelajaran yang berparadigma konstruktivistik, yaitu penggunaan strategi pembelajaran kooperatif model STAD dan Jigsaw dengan memperhatikan kondisi siswa/pebelajar yang memiliki gaya belajar berbeda (visual dan auditorial) untuk mencapai proses dan hasil belajar matematika yang efektif.

Rumusan masalah penelitian ini adalah: (1) apakah ada perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif model STAD dan siswa yang dibelajarkan dengan model Jigsaw ?, (2) apakah ada perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki gaya belajar visual dan siswa yang memiliki gaya belajar auditorial ?, dan (3) adakah interaksi antara strategi pembelajaran kooperatif model STAD dengan Jigsaw dan antara gaya belajar siswa visual dengan siswa auditorial terhadap hasil belajar matematika?

Penelitian ini adalah penelitian eksprimen semu (quasi-expriment) dengan rancangan faktorial 2 x 2 dan menetapkan dua kelompok subjek yang diteliti setelah memenuhi kriteria homogenitas. Subjek penelitian ini adalah 50 orang kelas VA dan 49 orang kelas VB semester genap tahun pelajaran 2008/2009 SDN Sukabumi II Kota Probolinggo. Setelah dipilih secara acak, maka untuk kelas VA diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif model STAD dan kelas VB diajar dengan model Jigsaw. Pengukuran gaya belajar menggunakan tes gaya belajar dari De Potter. Dari jumlah 99 subjek penelitian, yang dapat diolah datanya adalah 72 orang, dengan masing-masing kelompok belajar 36 orang. Dua kelompok belajar tersebut masing-masing terbagi dalam 19 orang memiliki gaya belajar visual dan 17 orang memiliki gaya belajar auditorial. Data dianalisis mengggunakan SPSS 12 for Windows, Compare Mean, Sample Independent T-Test dan GLM Univariate.

Hasil-hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut. (1) Terdapat perbedaan hasil belajar perkalian bilangan pecahan yang signifikan (p < 0,05) antara kelompok siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif model STAD dengan kelompok siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif model Jigsaw. Kelompok belajar model STAD mencapai nilai rerata = 74,78, sedangakan kelompok belajar model Jigsaw mencapai nilai rerata = 70,11. (2) Terdapat perbedaan hasil belajar perkalian bilangan pecahan yang signifikan (p < 0,05) antara kelompok siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kelompok siswa yang memiliki gaya belajar auditorial. Kelompok siswa yang memiliki gaya belajar visual mencapai nilai rerata = 75,16, sedangkan kelompok siswa auditorial mencapai nilai rerata = 69,41. (3) Tidak ada interaksi antara penggunaan strategi pembelajaran kooperatif model STAD dengan model Jigsaw dan antara gaya belajar siswa visual dengan siswa auditorial terhadap hasil belajar perkalian bilangan pecahan (p < 0,05). Artinya tidak ada perbedaan hasil belajar perkalian bilangan pecahan antara siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif model STAD dengan Jigsaw dan antara siswa yang memiliki gaya belajar visual dengan siswa auditorial. Berdasarkan kelompok strategi pembelajaran kooperatif model STAD dengan Jigsaw diperoleh nilai rerata 72,45. Sedangkan berdasarkan kelompok gaya belajar visual dengan auditorial diperoleh nilai rerata 72,29.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dikemukakan saran sebagai berikut. (1) Pencapaian kualitas suatu pembelajaran sangat dipengaruhi oleh penempatan strategi/metode yang tepat dengan kondisi siswa/pebelajar dan bahan ajar yang disampaikan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan efektifitas proses dan hasil belajar matematika khususnya pada perkalian bilangan pecahan, guru dapat menerapkan strategi pembelajaran kooperatif model STAD dan Jigsaw dengan memperhatikan kondisi gaya belajar siswa yang berbeda (visual dan auditorial). (2) Untuk penelitian lanjutan, disarankan peneliti menambah cakupan variabel moderator selain visual dan auditorial, yaitu dengan memasukkan gaya belajar kinestetik. Sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih lengkap lagi tentang tingkat efektifitas penggunaan strategi pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian hasil belajar matematika pada siswa yang memiliki gaya belajar berbeda.

Kata kunci: pembelajaran kooperatif, gaya belajar, hasil belajar

The effectiveness of Two Cooperative Learning Strategies (STAD Vs Jigsaw) on the Mathematics Learning Achievement of the Fifth Year Students of SDN Sukabumi II Probolinggo Who Have Different Learning Styles.Akhmad Basori

Basori, Akhmad. 2009. The effectiveness of Two Cooperative Learning Strategies (STAD Vs Jigsaw) on the Mathematics Learning Achievement of the Fifth Year Students of SDN Sukabumi II Probolinggo Who Have Different Learning Styles. Thesis. Learning Technology Department. Postgraduate Program of State University of Malang. Advisors: (1) Prof. Dr. Punadji Setyosari, M.Pd, M.E.d (II) Dr. Sulthon, M.Pd

AbstractThe development of mathematics learning in elementary school today is still not satisfying. For some elementary school students, mathematics is still the most difficult lesson to comprehend. The factual indication is their low achievement in mathematics learning. Such low learning achievement are due to several factors, such as the abstractness of mathematics it self, conventional way of delivering the lesson, and less attention of teachers on the differences in the students characteristics.

To solve those problems, the researcher tried to do a research related to the effectiveness of two cooperative learning strategies, STAD model and Jigsaw model, on the learning achievement of fifth year students who have different learning styles (visual and audio). The accompanying advantage expected from this research is introducing a constructivist learning, a cooperative learning strategy using STAD model and Jigsaw model by paying attention to the students different learning styles (visual and audio) to attain effective mathematics learning process and learning achievement.

The research problem in this research are: (1) is there any difference in mathematics learning achievement between the students taught by STAD model cooperative learning strategy and the students taught by Jigsaw model cooperative learning strategy? (2) is there any difference in the mathematics learning achievement between the students having visual learning styles and the students having audio learning styles? and (3) is there any interaction between STAD model cooperative learning strategy and Jigsaw model cooperative learning strategy and between the students having visual learning style and the students having audio learning style in their mathematics learning achievement?

This research is quasi-experimental research with factorial design 2 x 2; two groups of subjects to be examined were chosen after fulfilling homogeneity criteria. The subjects of the research are 50 students of class VA and 49 students of class VB who are in the even semester, academic year of 2008/2009, of SDN Sukabumi II Probolinggo. After being chosen randomly, class VA was taught with STAD model cooperative learning strategy and class VB was taught with Jigsaw model cooperative learning strategy. The learning styles were measured using De Potter learning test. From 99 research subjects, there were 72 students whose data can be processed, who are divided into two groups. Each of two learning groups is divided into 19 people having visual learning style and 17 people having audio learning style. The data is analyzed with SPSS 12 for Windows, Compare Mean, Sample Independent T-Test, and GLM Univariate.

These are the results of the research: (1) There is significant difference in the learning achievement of fraction multiplication (p < 0,05) between the students taught using STAD model and the students taught using Jigsaw model. The mean score of the learning group using STAD model is 74,78 while the mean score of the learning group using Jigsaw model is 70,11. (2) There is significant difference in the learning achievement of fraction multiplication (p < 0, 05) between the students having visual learning style and the students having audio learning style. The mean score of the students having visual learning style is 75,16 while the mean score of the students having audio learning style is 69,41. (3) There is no interaction between STAD model cooperative learning strategy with Jigsaw model cooperative learning strategy and between the students having visual learning style and the students having audio learning style in fraction multiplication learning achievement (p > 0,05). There is no difference in the learning achievement of fraction multiplication between the students taught by STAD model and the students taught by Jigsaw model; the difference also do not exist between the students using visual learning style and the students using audio learning style. Based on STAD model and Jigsaw model cooperative learning strategy, the students mean score is 72,45. Based on visual and audio learning style groups, the students mean score is 72,29.

Based on the research results, these are the recommendations. (1) The quality achievement of learning is influenced primarily by its method/strategy which is appropriate with the condition of the students and the material delivered. Therefore, to increase the effectiveness of the process and the learning achievement of mathematics particularly in fraction multiplication, teachers can apply STAD model and Jigsaw model cooperative learning strategy in accordance with the students learning styles (visual and audio). (2) For further research, the next researchers are recommended to add variable range besides audio and visual; it is by adding kinesthetic learning style. With the additional learning style, hopefully, more comprehensive description about the effectiveness level of cooperative learning strategy on the mathematics learning achievement of students who have various learning styles can be achieved.

Keywords: cooperative learning, learning style, learning achievement.

Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Model Dick, Carey,and Carey pada Warga Belajar Paket B Kelas IX di SKB Kota Malang.Hernora Indah SeptiyanaSeptiyana, Hernora Indah. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Bahasa Inggris dengan Model Dick, Carey,and Carey pada Warga Belajar Paket B Kelas IX di SKB Kota Malang. Tesis, Jurusan Teknologi Pembelajaran, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing : (I) Prof. Dr. Punadji Setyosari, M.Pd, M.Ed., (II) Dr. Sulton, M.Pd.

AbstrakKarakteristik warga belajar dan karakteristik siswa SMP pada pendidikan formal adalah berbeda, dilihat dari segi usia, banyak warga belajar berada di atas usia rata-rata siswa pada pendidikan formal, dengan keadaan tersebut maka latar belakang mengikuti pendidikan dan motivasi dalam belajar pada warga belajar menjadi berbeda. Selain itu, masih banyak tutor yang menggunakan bahan pembelajaran pendidikan formal sehingga membuat warga belajar kesulitan dalam mengerti dan memahami materi yang diberikan karena kemampuan mereka yang sangat minim dalam bahasa inggris. Hal ini menyebabkan warga belajar menjadi tidak termotivasi untuk belajar karena bahan ajar yang diberikan tidak dapat memenuhi kebutuhan dan tidak menggambarkan karakteristik warga belajar. Oleh karena itu, penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar pembelajaran bahasa Inggris yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan warga belajar.Dalam pengembangan bahan ajar ini, pengembang menggunakan model Dick, Carey, dan Carey (2001). Prosedur pengembangan model ini terdiri atas sepuluh langkah, namun dalam pengembangan ini henya dilakukan sembilan langkah, yaitu : (1) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran, (2) melakukan analisis pembelajaran, (3) mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik pebelajar, (4) menulis tujuan pembelajaran khusus, (5) mengembangkan butir-butir tes acuan patokan, (6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, (7) mendesain dan melakukan evaluasi formatif, dan (9) merevisi pembelajaran.

Hasil pengembangan ini menghasilkan 5 (lima) produk yaitu 1) bahan ajar pembelajaran, 2) panduan warga belajar, 3) panduan tutor, 4) Cd for listening, dan 5) lembar kerja warga belajar (lkwb). Produk pengembangan ini diuji cobakan, meliputi uji coba ahli isi mata pelajaran, uji coba ahli desain pembelajaran, uji coba ahli media pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Hasil penilaian/ tanggapan digunakan untuk merevisi produk sebagai bagian dari proses penyempurnaan produk bahan ajar.

Hasil uji coba ahli isi mata pelajaran dan ahli media berada dalam kategori baik dan sangat baik, sedang dari ahli desain pembelajaran berada dalam kategori kurang baik, cukup, dan baik. Dari hasil uji coba perorangan pengembang banyak mendapatkan perbaikan, saran, dan masukan. Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil, bahan ajar termasuk kategori yang baik dan sangat baik. Dari hasil uji coba lapangan ditemukan bahwa (1) terdapat 87,73 % sebagai penilaian warga belajar pada produk bahan ajar yang berarti bahan ajar berada dalam kualifikasi baik dan tutor memberikan penilaian 90 % yang berarti bahan ajar berada pada kualifikasi sangat baik, (2) terdapat 88,37 % sebagai penilaian warga belajar pada panduan warga belajar dan 90 % penilaian untuk media pendukung. Tutor memberikan penilaian 85,71 % untuk panduan tutor dan 95 % untuk media pendukung, (3) hasil uji-t menunjukkan bahwa rata-rata nilai pre-test adalah 57,75 % dan rata-rata nilai post-test adalah 76,75 %. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan produk bahan ajar.

Dari serangkaian uji coba dapat diketahui kelebihan dan keterbatasan bahan ajar yang telah dikembangkan. Kelebihannya yaitu: (1) bahan ajar dirancang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan warga belajar; (2) bahan ajar di desain dengan menggunakan prinsip desain pesan sehingga lebih menarik; (3) model pengembangan yang digunakan adalah Dick, Carey, & Carey (2001) yang sistematis dan sesuai untuk merancang pembelajaran dengan lebih terarah; (4) bahan ajar menggunakan pendekatan komunikatif yang disertai panduan warga belajar, panduan tutor, dan dilengkapi dengan media pendukung berupa CD for listening dan lembar kerja warga belajar (lkwb) untuk mempermudah proses pembelajaran.

Sedangkan kelemahan bahan ajar ini adalah disusun berdasarkan karakteristik dan kebutuhan warga belajar pada pembelajaran bahas inggris, sehingga bila bahan ajar ini digunakan secara luas, perlu penyempurnaan atau revisi yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pengguna yang lain.

Kata kunci: pengembangan, bahan ajar, pembelajaran bahasa inggris, model dick, carey, and carey

Developing learning material of English Instructional by using Dick, Carey, & Careys Model in IX grade Paket B students of SKB Kota MalangHernora Indah Septiyana

Septiyana, Hernora Indah. 2009. Developing learning material of English Instructional by using Dick, Carey, & Careys Model in IX grade Paket B students of SKB Kota Malang. Thesis, PSSJ Learning Technology, Postgraduate program, State University of Malang. Supervisors: (I) Prof. Dr. H. Punadji Setyosari, M.Pd, M.Ed., (II) Dr. H. Sulton, MPd.

Abstract

Characteristics of Paket B students and senior high school students are different, we can see it from their different age, many member of Paket B students are older than senior high school students, this situations make them have different background to follow their education and different motivation in learning. Besides, many tutors still using material that usually use in formal education that makes students more difficult to understand and comprehend it because their ability are very low in English. This reasons make students do not have motivate to learn because learning material, that they get, cannot fulfill requirement and it doesn't apropriate with the characteristic of Paket B students. Therefore, the aim of developing research is to develop learning material of English instructional that apropriate with characteristic and requirement of Paket B students.

In developing this learning material, we using model Dick, Carey, and Carey (2001). The procedure of developing model consist of ten steps, but in this study it just uses nine steps, such as : (1) learning objectives identification, (2) determining of analysis, (3) identification of students initial behaviour and characteristic, (4) descripting the specific learning objectives, (5) developing standard norm of test, (6) developing the learning strategy, (7) developing and selecting of learning materials, (8) designing and implementing of formative test, and ( 9) revise the learning program.

Result of this developing are five product, that are 1) learning material (textbook), 2) guidance for Paket B students, 3) guidance for teacher, 4) Cd for listening, and 5) Work sheet for students (lkwb). Product of this developing are testing, such as the expert of subject contents, the expert of instructional design, the expert of instructional media, individual (one to one) testing, small group testing, and field trial. Evaluation and comments as the result of testing are used to revise the product of learning material as part of process to make it better.

Result of the testing by the expert of subject contents and the expert of instructional media shows that the material is good and excellent, whereas the expert of instructional design shows that the material is unfavourable category, enough, and good. We got some suggestions for improvement from the individual (one to one) testing respondent. Based on the respondent of small group testing, it shows that product of learning material is good and excellent. Result of the field trial show that (1) the students gave 87,73 % at learning material, it means that learning material in good qualification and the teacher gave 90 %, it means learning material in very good qualification, (2) the students gave 88,37 % at guidance for the students and 90 % at supporting media. Tutor gives 85,71 % at teacher guidance and 95 % at supprorting media, (3) result of t-test indicates that average of value pre-test is 57,75 % and average of value post-test is 76,75 %. This thing means that there are difference result of learning before and after using learning material product.

Based on the testing we could know the strength and the weakness of learning material which has been developed. The strength are: (1) learning material is designed based on Paket B studentss characteristic and need; (2) learning material is designed using message design principle so that more interesting; (3) Developing models applied is Dick, Carey, & Carey ( 2001) that systematic and according to design study with interest directional; (4) learning material using communicative approach that completed by students guidance, teachers guidance, and supporting media, such as CD for listening and students worksheet (lkwb) that make instructional process easier to do.

The weakness of this learning material is this material is constructed for specific students based on the characteristic and requirement of Paket B students in English instructional, so when this learning material applied generaly, it needs to revise and improve according to the need and characteristics of the students as the users.

Keyword: Developing, Learning Material, English Instructional, Dick, Carey, & Careys Model

Pengembangan Paket Pembelajaram Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan Model Dick & Carey pada Universitas Malikussaleh Lhokseumawe Nanggroe Aceh DarussalamIrma Yurni

Yurni, Irma. 2009. Pengembangan Paket Pembelajaram Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan Model Dick & Carey pada Universitas Malikussaleh Lhokseumawe Nanggroe Aceh Darussalam. Tesis, Jurusan Teknologi Pmbelajaran, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr. Sulton, M.Pd., (11) Dr. Waras Kamdi, M.Pd

AbstrakPembelajaran adalah suatu proses yang sistematik dimana setiap komponen saling berpengaruh bagi keberhasilan pebelajar dalam proses pembelajaran. Hal ini berarti pebelajar perlu berinteraksi dengan sumber-sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, perekayasaan metode pembelajaran yang meliputi strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan pembelajaran harus terus menerus diupayakan. Upaya di atas dilakukan agar pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif, efisien dan memiliki daya tarik yang tinggi. Daya tarik pembelajaran biasanya diukur dengan kecenderungan pebelajar untuk terus belajar dan ketertarikan pada mata kuliah.

Dalam menciptakan sebuah proses pembelajaran yang efektif, efesien dan memiliki daya tarik diperlukan sumber-sumber belajar yang dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran yang lebih berkualitas. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sumber belajar berupa bahan ajar dan paket pembelajaran masih sangat minim yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan mahasiswa Universitas Malikussaleh Lhokseumawe Nanggroe Aceh Darussalam.

Pemecahan masalah terpenting yang harus segera di tangani adalah pengadaan bahan ajar dan paket pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik mahasiswa. Oleh karena itu, penelitian pengembangan ini, bertujuan untuk mengembangkan paket pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik mahasiswa.

Model yang digunakan dalam pengembangan ini adalah model Dick & Carey (2001). Prosedur pengembangan model ini terdiri atas sepuluh langkah. Namun dalam pengembangan ini hanya di lakukan Sembilan langkah, yakni ; (1) mengidentifikasi tujuan pembelajaran, (2) melakukan analisis pembelajaran, (3) mengidentifikasi prilaku awal dan karakteristik pebelajar, (4) menulis tujuan pembelajaran khusus, (5) mengembangkan butir-butir tes acuan patokan, (6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, (8) mendesain dan melakukan evaluasi formatif, dan (9) merevisi pembelajaran.

Hasil pengembangan berupa draf paket pembelajaran di uji cobakan. Uji coba yang telah di lakukan meliputi uji coba ahli isi matakuliah, uji coba ahli desain pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Hasil penilaian/tanggapan dari masing-masing tahap digunakan sebagai masukan proses penyempurnaan paket pembelajaran.

Hasil uji coba ahli materi untuk bahan ajar dalam kategori baik, dari hasil uji coba ahli desain bahan ajar dalam kategori baik, dari hasil uji coba perorangan pengembang sedikit mendapatkan perbaikan, saran dan masukan. Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil bahan ajar termasuk kategori baik, dengan rerata persentase 82,7%. Panduan mahasiswa juga termasuk kategori baik dengan rerata persentase 79,7%. Untuk uji coba lapangan bahan ajar termasuk kategori baik dengan rerata persentase 79,5%. Penilaian dosen pembina matakuliah terhadap bahan ajar termasuk kategori sangat baik dengan rerata persentase 90%. Panduan mahasiswa berada dalam kategori sangat baik 90 %. Panduan dosen juga berada dalam kategori sangat baik 90%. Peningkatan hasil belajar mahasiswa sangat signifikan, terbukti dengan adanya perbedaan nilai pretes dan postes sebesar 17. Artinya paket pembelajaran sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar.

Kekuatan paket pembelajaran yang telah disusun adalah (1) paket pembelajaran disusun secara sistematis untuk digunakan dosen dan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran; (2) paket pembelajaran dapat menimbulkan minat baca; (3) paket pembelajaran ditulis dan dirancang untuk kepentingan mahasiswa, sehingga strukturnya berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai; (4) paket pembelajaran menjelaskan dan mencantumkan tujuan pembelajaran; (5) paket pembelajaran disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel; (6) paket pembelajaran memberi kesempatan pada mahasiswa untuk berlatih; (7) paket pembelajaran memberikan rangkuman, sehingga mempermudah proses belajar mahasiswa; (8) kepadatan isinya berdasarkan kebutuhan mahasiswa; (9) dikemas untuk proses instruksional, sehingga disertai panduan dosen dan panduan mahasiswa untuk menjelaskan cara mempelajarinya.

Sedangkan kelemahannya paket pembelajaran ini adalah disusun berdasarkan karakteristik mahasiswa Universitas Malikussaleh, sehingga keberadaannya sesuai dengan karakteristik mahasiswa Universitas Malikussaleh Lhokseumawe Nanggroe Aceh Darussalam. Bila bahan ajar ini ingin digunakan secara luas, perlu penyempurnaan atau revisi sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pengguna.

Kata kunci: Pengembangan, Paket Pembelajaran,Pendidikan Kewarganegaraan, Model Dick & Carey

Developing Instructional Package of Civil Education Subject Using Dick & Carey Model at Malikussaleh University, Lhokseumawe, Nanggroe Aceh DarussalamIrma Yurni

Yurni,Irma. 2009. Developing Instructional Package of Civil Education Subject Using Dick & Carey Model at Malikussaleh University, Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam. Thesis, Instructional Technology Departement, Graduate Program, State University of Malang. Advisors: (1) Dr. Sulton, M.Pd, (II) Dr. Waras Kamdi, M.Pd

AbstractLearning is a systematic process in which each component is affecting each other to the successfulness of learners in the process of learning. It means that learners should interact with the learning sources to achieve the learning objectives.

To increase the learning guality, the development of instructional method consisting of organizing strategy, delivering strategy, and learning management strategy should be continually strived. This effort is intended for an effective, efficient, and highly attractive learning. The attractiveness of learning can be measured through learners tendency to keep learning and their interest to the subject.

In creating an effective, efficient, and attractive learning process, the learning sources which can be utilized and made use to support a gualified learning are needed. The facts in the field show that learning sources in forms of instructional materials and instructional package which fit to the needs and characteristics of students at malikussaleh University, Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam, are insufficient.

The important problem solving that should be done is developing instructional materials based on the students needs and characteristics. Therefore, this developmental research is aimed at developing instructional package for civil Education subject which fit to students needs and characteristics.

The model used in this research is Dick & Careys Model (2001). The procedures of this model comprise ten steps. However, in this research there are only nine steps performed. They are: (1) identifying instructional objectives, (2) analyzing the instructional activity, (3) identifying the initiate behavior and learners characteristics, (4) writing down the specific instructional objectives,(5) developing the standard reference test items, (6) developing the learning strategy, (7) developing and selecting the instructional materials, (8) designing and formative evaluating, and (9) revising the instructional activity.

The developed result in form of instructional package draft was tried out. The try out comprises of content specialists try out, instructional design expert try out, one-person try out, small group try out, and field try out. The result of justification and comments from each step was used as the inputs for the completion of the instructional materials.

The result of content specialist try out can be categorized as good. The result of instructional design expert try out can be categorized as good. The result of one-person try out was in terms of improvement, suggestion, and input. Based on the result of small group try out, the instructional materials can be categorized as good, with the average of 82,7%. The student guide can be categorized as good with the average number of 79,7%. The field try out shows that the instructional materials can be categorized as good with the average of 79,5%. The subject lecturers assessment towards the instructional materials can be categorized as very good with the average of 90%. The lecturer guide is also categorized as very good with the average of 90%. The students progress also significantly increases defining by the difference score of 17 between the pre-test and post-test. It means that the instructional package is effective to increase the process of learning.

The strength of the developed instructional package is in terms of: (1) the instructional package was systematically developed to be used by lecturers and students for the learning process, (2) the instructional package can emerge the interest to read, (3) the instructional package was designed and developed to meet the students needs, so the structure was based on students needs and the final competency to be achieved, (4) the instructional package defines and mentions the instructional objectives, (5) the instructional package was developed for a flexible learning scheme, (6) the instructional package gives students the opportunity to practice, (7) the instructional package gives students the summary to ease them in learning, (8) the content is based on students needs, (9) it was presented for the instructional process as it contains lecturer and students guide.

The shortcoming of the instructional package is that it was designed for the characteristics of students at Malikussaleh University, Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam. Therefore, it is suggested if the instructional package is to be used for a wider scope, then revision is performed based on the needs and the characteristics of the users.

Key words: developing, instructional package, civil education, Dick & Careys Model

Pengembangan Bahan Ajar Sejarah dan Budaya Lokal Aceh Tamiang Menggunakan Model Elaborasi Untuk Pembelajaran Muatan Lokal Pada SMP Negeri 1Karang BaruRudiardiRudiardi, 2009. Pengembangan Bahan Ajar Sejarah dan Budaya Lokal Aceh Tamiang Menggunakan Model Elaborasi Untuk Pembelajaran Muatan Lokal Pada SMP Negeri 1Karang Baru. Tesis. PSSJ Teknologi Pembelajaran, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Prof. Dr. Punadji Setyosari, M.Pd., M.Ed, (2) Dr. Sulthon, M.Pd

Abstrak

Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 berdampak terhadap otonomi dalam pendidikan. Pemerintah daerah dan sekolah dapat mengembangkan potensi dan keunggulaan lokal melalui pendidikan di daerah masing-masing kedalam mata pelajaran muatan lokal.

Dari hasil observasi dan wawancara pendahuluan di lapangan, pengembang menemukan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Aceh Tamiang terutama SMP Negeri 1 Karang Baru, adalah : (1) belum ada kejelasan mata pelajaran muatan lokal yang dipilih oleh sekolah sebagai mana ditetapkan oleh KTSP, (2) bahan ajar muatan lokal belum disusun sesuai kebutuhan dan karakteristik siswa, guru dan sekolah, (3) Siswa mengalami kesulitan dalam memahami bahan ajar yang ada karena faktor bahasa yang digunakan, perbedaan budaya dan pengorganisasian materi pelajaran, (4) guru mata pelajaran muatan lokal, mengalami kesulitan teknis dalam menyusun kisi-kisi soal dan menentukan target pencapaian kurikulum setiap akhir semester, (5) belum dirumuskan/disusun kurikulum mata pelajaran muatan lokal di sekolah sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan dari analisis permasalahan di atas, maka pengembang memberikan alternatif solusi dengan mengembangkan bahan ajar Sejarah dan Budaya Tamiang. Pengembangan ini dilakukan sebagai solusi dari ambivalen dalam pembelajaran mata pelajaran muatan lokal selama ini di SMP Negeri 1 Karang Baru sebagai satu paket bahan pembelajaran yang terdiri dari ; (1) Buku Ajar, (2) Kurikulum dan silabus, (3) Panduan Guru, dan (4) Panduan Siswa.

Pengambangan bahan ajar ini menggunakan model elaborasi sebagaimana yang dimaksud Degeng (1997), terdiri atas 8 langkah, yaitu ; (1) Analisis Tujuan dan Karakteristik Bidang Studi, (2) Analisis sumber belajar (kendala), (3) Analisis Karakteristik si-belajar, (4) Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran, (5) Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran, (6) Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran, (7) Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan (8) Pengembangan prosedure pengukuran hasil pembelajaran.

Hasil pengembangan bahan ajar Sejarah dan Budaya Tamiang, selanjutnya diuji coba melalui evaluasi formatif yang dilaksanakan melalui beberapa tahab, yaitu ; (1) review ahli isi materi buku Sejarah dan Budaya Tamiang, (2) review ahli desain pembelajaran, (3) review guru mata pelajaran, (4) uji perorangan, (5) uji coba kelompok kecil, dan (6) uji coba lapangan.

Dari analisis data pada uji ahli isi mata pelajaran terhadap produk bahan ajar yang dikembangkan berupa buku ajar Sejarah dan Budaya Tamiang adalah 79%, kurikulum adalah 81%, panduan guru adalah 85%, serta panduan siswa 85%. Berdasarkan semua persentase yang diuji oleh ahli isi, produk pengembangan berada pada kualifikasi baik, serta tidak perlu direvisi. Untuk uji ahli desain pembelajaran, persentase yang diperoleh buku ajar Sejarah dan Budaya Tamiang adalah 70%, kurikulum adalah 80, panduan guru adalah 77,5%, serta panduan siswa 80%. Berdasarkan semua persentase yang diuji oleh ahli isi, produk pengembangan berada pada kualifikasi baik serta tidak perlu direvisi, kecuali buku ajar perlu mendapat revisi dari sisi tata letak/lay out agar lebih dinamis dan interaktif ketika dibaca siswa.

Hasil uji coba perorangan yang menggunakan angket, produk pengembangan mendapat cukup banyak masukan dan setelah direvisi dilanjutkan dengan uji kelompok kecil melalui angket. Pada uji coba kelompok kecil diperoleh data bahwa buku ajar Sejarah dan Budaya Tamiang adalah 84%, menunjukkan buku ajar berada pada kualifikasi baik dan tidak perlu mendapat revisi. Untuk buku panduan siswa adalah 87,5% berada pada kualifikasi baik, serta tidak membutuhkan revisi.

Selanjutnya, pada uji coba lapangan melibatkan 27 siswa, diperoleh hasil dari buku ajar Sejarah dan Budaya Tamiang adalah 79,5%, berada pada kulaifikasi baik, serta tidak harus mengalami revisi. Data yang diperoleh dari panduan siswa adalah 77%, berada pada kualifikasi baik, serta tidak membutuhkan revisi.

Bahan ajar sebagai produk pengembangan memiliki beberapa keterbatasan antara lain ; (1) produk yang dihasilkan adalah produk bahan cetak, sehingga tidak bersifat interaktif, (2) Sebagai produk cetak, bahan ajar ini bersifat satu arah, (3) Produk pengembangan ini tidak dapat digunakan dengan cara diproyeksikan, (4) produk pengembangan ini juga terbatas pada penggunaanya secara visual, tidak melibatkan indra pendengaran. Berdasarkan beberapa keterbatasan yang terdapat dalam produk pengembangan, maka pengembang merekomendasikan beberapa hal yaitu ; 1) Dalam penggunaan paket bahan ajar, hendaknya didukung oleh sumber-sumber belajar lain yang relevan dengan materi pelajaran, (2) Produk pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan karakteristik siswa SMP Negeri 1 Karang Baru, untuk pemanfaatan yang lebih luas guna kebutuhan SMP/MTs di Kabupaten Aceh Tamiang perlu penyesuaian dan pengkajian lebih komprehensif. (3) Pengembangan lebih lanjut untuk bahan ajar kelas VIII dan IX perlu diteruskan, sehingga bahan ajar Sejarah dan Budaya Tamiang dapat diajarkan secara kontinu dari kelas VII sampai IX jenjang SMP/MTs. (4) Pembelajaran Sejarah dan Budaya Tamiang akan lebih menarik, bila didukung oleh media pembelajaran yang beragam dan bervariatif.

Kata Kunci : pengembangan, bahan ajar, sejarah dan budaya lokal aceh tamiang, model elaborasi

The Development Of Material on History and Culture Af Tamiang (Acehnese) Using Elaboration Model for Local Subject in SMP Negeri 1Karang Baru RudiardiRudiardi, 2009. The development of material on history and culture af Tamiang (Acehnese) using elaboration model for local subject in SMP Negeri 1Karang Baru. Thesis Instructional Technology Departement, Post Graduete University of Malang. Advisors : (1) Prof. Dr. Punadji Setyosari, M.Pd., M.Ed, (2) Dr. Sulthon, M.Pd.

Abstract

The implementation of school based curriculum in 2006 has impacted on education autonomy. The local government and school can develop the locals potential into local subjects in every school.

Based on the prelimary study, the developer faund out some important things in SMP Negeri 1 Karang Baru in Aceh Tamiang regency these poblems are ,as follows : 1). there is no clarity yet on the choses local subject by the school as determined by school based curriculum 2). teaching material has not been developed yet in accordance with student characteristics, teacher and school need, 3). student have difficully on understanding material becouse of language used and the difference on culture and subject organization, 4). the local subject teachers have difficulty on developing and deciding the standard achievement at the end of semester, and 5). there have not been developed yet the local subject curriculum as the learning guideline at school.

Based on the problems description, the developer wants to give solution by developing material of history and cultural of Tamiang. It contains module, curriculum and syllabus, teachers guideline and students guideline.

This research employs elaboration models as suggested by Degeng (1997). It proposes eight steps namely ; (1) goal analysis and subject characteristics, (2) learning sources analysis, (3) learners characteristics and analysis, (4) deciding the strategy of delivering the subject, (5) deciding strategy organizing of contains subject, (6) deciding strategy delivery of contains subject, (7) deciding learning management strategy, (8) developmen of learning evaluation procedure.

The the material experienced of formative evaluation at six steps among athers ; (1) content expert, (design expert, (3) teacher, (4) one to one try out, (5) small group try out, and (6) field testing.

Based on the problem analys given by content expert it is found out that this product do not to revisi anymore since it gave 79% for material, 81% for curriculum, 85% for teachers gudeline and 85% for students guideline.

The result on design expert reveals that this product can be categorized as good. It needs improvement on lay out in order to be more attractive to the students. The validator give score 70% for material, 80% for curriculum, 77,5% for teacher guideline and 80% for students guideline.

The revision is conducted after having much suggestion from one to one try out by using questionnaire on smaal grouf revision. It does not need any revision since it is on good qualification, 84% for material, 87,5% go for students guideline.

Finally, on field testing try out which involves 27 students, it is revealed that 79,5% go for material and 77% go for students guideline meaning that this product does not need improvement anymore.

This product has some limitations among others ; First, this is a printed product, Second, it has one way direction. Third, it can not be projected. Fourth, it can not involve hearing sense. Based on those limitations, the researcher suggest some recommendation ; first, this product must be supplemented by other relevant material. Second, this product is only particulary used in SMP Negeri 1 Karang Baru the usage of this product on anather context need adjusment and comprehensive consideration. Third, it is necessary to develop material for VIII and IX students. Fourth, it must be supplemented by learning media so that it would be various.

Key word : Development, Material, Elaboration model, History and culture of Tamiang (Acehnese).

Pengembangan Pembelajaran Blended Berbasis Web Platform Opensource pada Matakuliah Komputer Pembelajaran S1 Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Henry PraherdhionoPraherdhiono, Henry. 2009. Pengembangan Pembelajaran Blended Berbasis Web Platform Opensource Pada Matakuliah Komputer Pembelajaran S1 Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang. Tesis, Program Studi setingkat Jurusan Teknologi Pembelajaran Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dr. Sulton. M.Pd dan Pembimbing (II) Dr. Waras Kamdi. M.Pd.AbstrakMahasiswa secara berkelanjutan membutuhkan pemahaman dan pengalaman agar bisa memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai media pembelajaran secara optimal dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman dan menyadari implikasinya bagi pribadi maupun masyarakat.

Pengembangan media pembelajaran berbasis web platform opensource pada matakuliah komputer pembelajaran S-1 jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang menerapkan prinsip (1) didasarkan pada pemecahan masalah dan kebutuhan yang sesuai dengan karakteristik sumber belajar, konten pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode pembelajaran yang diterapkan untuk melayani mahasiswa, (2) penggunaan perangkat lunak sistem operasi server dan web yang digunakan dalam pengembangan, merupakan aplikasi platform opensource yang distandarisasi untuk kepentingan pembelajaran pada Jurusan Teknologi Pendidikan Univesitas Negeri Malang dan (3) Pembelajaran model blended menjembatani prilaku dan budaya penggunaan pembelajaran berbasis web berupa prilaku individulistis sehingga terintegrasi dengan pembelajaran berbasis tatap muka berupa prilaku kolaboratif pada Jurusan Teknologi Pendidikan S-1 Univesitas Negeri Malang.

Matakuliah yang dijadikan model adalah komputer pembelajaran atau Pembelajaran Berbasis Komputer. Pengembangan pembelajaran blended berbasis web platform opensource pada matakuliah komputer pembelajaran s-1 jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang menghasilkan beberapa spesifikasi produk yaitu, (1) Model Web Pembelajaran matakuliah Komputer Pembelajaran, (2)Material Objek Pembelajaran Komputer Pembelajaran, (3) Panduan Standar Operasional Administrator, (4) Panduan Standar Operasional Dosen Pengampu dan (5) Panduan Standar Operasional Mahasiswa.

Prosedur pengembangan pembelajaran blended berbasis web melalui beberapa tahap yaitu : (1) Analisis; (2) Rencana Evaluasi (3) Fase serentak yang meliputi desain, pengembangan sistim, ujicoba dan Implementasi dan evaluasi Formatif. Fase ini dapat dilakukan bekali-kali hingga batas waktu yang tidak ditentukan; (4) Implementasi Menyeluruh dan (5) Kajian Implementasi.

Berdasarkan hasil implementasi secara menyeluruh produk pembelajaran melalui penerapan atau implementasi model blended dengan melalui web dapat memberikan keuntungan-keutungan: (1) variasi media, secara umum mahasiswa menggunakan media pembelajaran yang beragam; (2) informasi baru, selain menyediakan informasi melalui lingkup server lokal, adalah bahan ajar dapat diperkaya melalui kegiatan akses internet yang terintegrasi; (3) pengembangan navigasi teknologi level user. Pada setiap tingkatan level akan memperoleh hak akses yang berbeda dan (4) sistem dapat memfasilitasi komunikasi dan interaksi antara mahasiswa dengan dosen/nara sumber, meningkatkan kolaborasi antar mahasiswa untuk membentuk komunitas belajar. (5) perlu adanya evaluasi beberapa aspek sebelum diterapkan pada matakuliah kain. Berdasarkan tinjauan ahli disimpulkan (1) Produk Pengembangan Pembelajaran Model Blended sebaiknya diuji cobakan juga untuk matakuliah yang lain. (2) Produk pengembangan pembelajaran blended berbasis web memiliki keefektifan, efisiensi dan kemenarikan.

Kata kunci: blended, komputer pembelajaran.

Instructional Development of blended web platform opensource based at computer base learning subject of S1 education technology in State University of MalangHenry PraherdhionoPraherdhiono, Henry. 2009. Instructional Development of blended web platform opensource based at computer base learning subject of S1 education technology in State University of Malang. Thesis, Post Graduate program in State University of Malang. Counsellor (I) Dr. Sulton. M.Pd and Counsellor (II) Dr. Waras Kamdi. M.Pd.AbstractThe students continuously need to gain good understandy and experiences to utilize the ICT as learning media in order to face the rapid development of technology. They also have to understand about its implications to the society.

The development of an opensource platform web based learning of the Computer Base Learning S1 course at the departement of Educational Technology Malang State of University applies principle (1) has to be based of on the problem solving and need asessment adjusting with characteristies of learning source, learning contents, learning strategies and learning method that applied to serve the students. (2)Software of the server operating system and the web is an opensource platform application that is standardized to serve the learning process at the Educational Technology Departement Malang State of University, (3) This blended model connects the attitued and culture of web based learning, it integrates the individualistic attitude of web based learning so it conduct a collaborative attitude at the Educational Technology Malang State of University. (4) A course which is modelled in this research is the Computer Base Learning.

The development produce some products : (1) Learning Web Model of the Computer Base Learning course; (2) Learning object Materials of the Computer Base Learning course; (3) Standart Operating Prochedures of the Administrator; (4) Standart Operating Prochedures of the lectures; (5) Standart Operating Prochedures of the students.

Blended learning development procedure on web through some phases : 1). Analysis; 2). Evaluation planing; 3). Interconecting phase, consist of design, system development, try out and implementation, and fromative evaluation. This phase could be done many times, along it is actually need; 4). The full implementation; 5). Full study of full field trial.

Based on full field trial, The application of blended learning development on web based application has made some benefits : (1) variety of medias students generally able to apply variative learning media; (2) novelly of information, the learning materials can also be improved by integrative internet acces; (3) it development a technology navigation at the user level; (4) This system can facilitates communication interaction between students and lecturer, improve the collaboration among students in order to develop learning communities. Based on expert review conclution (1) Product of blended learning development on web based application to be triad to other subjects (2) Learning development of blended web have effectiveness, efficiency and appealKeyword: blended, computer base learning

Rekonstruksi dan Pengembangan Desain Pesan Bahan Ajar Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Darat (Kajian Pengembangan Pembelajaran Bahasa Inggris Program D3 STTAD Kodiklat TNI AD)

T. Dwi Siwi Candra WidyatiWidyati, T. Dwi Siwi Candra. 2009. Rekonstruksi dan Pengembangan Desain Pesan Bahan Ajar Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Darat (Kajian Pengembangan Pembelajaran Bahasa Inggris Program D3 STTAD Kodiklat TNI AD). Tesis, Jurusan Teknologi Pembelajaran, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang, Pembimbing : (I) Dr. Waras Kamdi, M.Pd., (II) Dr. H. Sulton, M.Pd

AbstrakKurang tersedianya materi-materi bahan ajar bahasa Inggris Teknik yang relevan dengan pengetahuan praktis teknik yang berhubungan dengan teknologi militer di lembaga pendidikan, laboratorium maupun dilapangan, merupakan kendala yang cukup lama di STTAD Kodiklat TNI AD. Sebagian mahasiswa mengatakan bahwa bahan ajar yang digunakan tidak menarik baik dari layout maupun isinya. Materi bahan ajar Bahasa Inggris yang digunakan selama ini kurang relevan dengan kebutuhan siswa dalam konteks terapan lingkungan rekayasa atau keteknikan di bidang teknologi kemiliteran. Siswa lebih mudah mengerti dan mencapai pemahaman yang mendalam jika bisa mengkaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya dan berguna dalam unjuk kerja dalam konteks lingkungan keteknikan. Proses belajar dan mengajarpun hendaknya melibatkan para siswa dalam mencari makna. Proses mengajar haruslah memungkinkan siswa memahami arti pelajaran yang mereka pelajari. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi mutu belajar di antaranya yaitu tampilan materi ajar. Bahan ajar adalah format materi yang diberikan kepada siswa dan dapat dikaitkan dengan media pembelajaran lainnya.

Masalah utama yang dihadapi pebelajar (siswa) Lemjiantek atau STTAD adalah pebelajar mengalami fenomena psikologi yakni penurunan gairah belajar disebabkan oleh beberapa hal diantaranya 1) Bahan ajar Bahasa Inggris tentang Teknologi Militer yang digunakan sebagai media atau sumber pembelajaran tidak menarik baik desain grafik maupun tata letak gambar dan desain pesan yang kontekstual dengan Teknologi Militer khususnya TNI AD. 2) Pembelajar mengembangkan buku ajar tidak memperhitungkan konsep, teori-teori pembelajaran dan karakteristik siswa. Berbagai kompleksitas permasalahan yang dihadapi tentunya membutuhkan solusi yang tepat untuk mengatasi problem pembelajaran yang ada. Salah satu langkah yang sangat berarti sebagaimana dipilih oleh peneliti adalah merekonstruksi dan mengembangkan desain pesan materi Bahan Ajar Bahasa Inggris tentang teknologi militer sesuai dengan karakteristik Siswa D3 Lemjiantek Kodiklat TNI AD.

Produk pengembangan yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah: 1) buku ajar bahasa Inggris, 2) panduan pembelajar (dosen) berisikan petunjuk dan pedoman yang akan digunakan sehingga memudahkan penggunaannya dalam aktifitas pembelajaran, dan 3) panduan pebelajar (mahasiswa) bertujuan agar dapat mengarahkan pebelajar dalam menggunakan buku ajar Bahasa Inggris teknologi militer untuk siswa STTAD. Produk ini berisikan materi-materi yang terkait dengan lingkungan nyata pebelajar yakni lingkungan Teknologi Kemiliteran. Desain bahan ajar disusun berdasarkan karakteristik siswa D3 STTAD yang mayoritas pebelajar usia dewasa dan tujuan materi pelajaran Bahasa Inggris untuk Teknik Militer.

Dalam pengembangan bahan ajar ini, peneliti juga menentukan 9 langkah sistematis dalam model Dick, Carey, dan Carey (2001) sebagai prosedur pengembangan. Keterbatasan Pengembangan bahan ajar ini didasarkan pada; (1) pada kebutuhan siswa D3 STTAD Kodiklat TNI AD Malang pada semester 1, (2) bahan ajar yang dikembangkan terbatas pada mata kuliah Bahasa Inggris untuk siswa D3 STTAD Kodiklat TNI AD, (3) topik yang dipilih berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan, (4) pengembangan lebih ditekankan pada desain pesan bahan ajar dengan menggunakan materi-materi pendukung yang lebih kontekstual untuk teknologi militer, (5) dan tujuan pembelajaran/ penyampaian pesan pada Hanjar ini tidak uraikan, tetapi hanya digunakan oleh desainer pesan sebagai rambu-rambu dalam mengorganisasikan pesan. Hal ini disebabkan hanjar ini secara umum dimaksudkan hanya sebagai informasi dasar kepada siswa.

Selanjutnya uji coba dilakukan dalam 3 (tiga) tahapan. Data yang terkumpul dianalisis dengan 2 (dua) cara yaitu kualitatif dan kuantitatif; 1) uji coba perorangan yang mengambil 3 (tiga) orang siswa sebagai responden. Uji coba perorangan ini dimaksudkan untuk menemukan keserasian materi dan kesalahan-kesalahan baik salah ketik ataupun struktur kalimat, dan lainnya seperti gambar dan ilustrasi. Kedua, uji coba kelompok kecil untuk mengetahui efektifitas perubahan evaluasi perorangan, Mengidentifikasi permasalahan yang timbul pada saat pembelajaran, dan untuk menentukan apakah instruksi dapat digunakan untuk belajar sendiri tanpa interaksi dengan pembelajar. Uji coba lapangan terhadap 15 (lima belas) orang dimaksudkan untuk menemukan apakah pembelajaran dengan bahan ajar efektif, efisien, dan menarik bagi siswa.

Dari uji coba bahan ajar ini menunjukkan bukti kuantifikasi uji coba perorangan yaitu 79,3%. Uji coba kelompok kecil 89,25,5% tetapi perlu direvisi. Pada uji coba lapangan menunjukkan hasil sekitar 93,32% dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahan ajar efektif mencapai tujuan pembelajaran, efisien bila dibandingkan dengan rasio penggunaan waktu, dan menarik bila memperhatikan skala sikap dan observasi terhadap antusias siswa.

Untuk pemanfaatan dan pengembangan kedepan diharapkan; (1) Produk bahan ajar ini perlu dilengkapi dengan lembar soal, lembar perkembangan ( progress sheet ) untuk membantu dosen mata kuliah dalam kegiatan pembelajaran, (2) perlu membuat latihanlatihan berupa interaktif game, exercises, test dalam bentuk software untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris yakni : Listening dan speaking sebagai scaffolding.

Kata kunci: rekonstruksi, pengembangan, desain pesan, bahan ajar bahasa inggris, dick, carey and carey model

Reconstruction and Development of English Learning Material Massage Design at Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Darat (Research of English Language Learning Development D3 Program of STTAD Kodiklat TNI AD)T. Dwi Siwi Candra WidyatiWidyati, T. Dwi Siwi Candra. 2009. Reconstruction and Development of English Learning Material Massage Design at Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Darat (Research of English Language Learning Development D3 Program of STTAD Kodiklat TNI AD). Thesis, Instructional Technology, Magister Program at States University of Malang, Advisors : (I) Dr. Waras Kamdi, M.Pd., (II) Dr. H. Sulton, M.Pd.

AbstractLess availably of English Learning book matters of Technical which is relevant with practical knowledge of technique that relating to military technology in workshop, laboratory and also field work, be constraint which sufficiently long in STTAD Kodiklat TNI AD. Some of students tell that learning material applied is graceless either from layout and also its contents. The matter of learning English Language material applied till now less relevantly with requirement of student in applied context of engineering area or technical field in military technology area. Student easier to understand and reach deep understanding which in if can correlate new information with knowledge and experience which they have owned before all and useful in job activity short exchange in technical area context. Teaching and Learning process shall entangle the students in looking for meaning. Teaching process shall enable student to comprehend the meaning of Lesson which they study. One thing which can influence the quality of learning among others is learning matter appearance. Teaching material is matter format given to student and can be related to other learning media.

Main problem that faced by learner (student) of Lemjiantek or STTAD is learner experiences psychology phenomenon namely degradation of enthusiasm in learning because of some things between it 1) Learning material of English Language about Military Technology applied as media or source of graceless study either graph design and also picture layout and message design that contextual with Military Technology especially TNI AD. 2) Lecturer develops teaching book doesn't consider concept, the learning theories and student characteristic. Various complexities problems that faced certainly requires correct solution to overcome the learning problem.

One of a real step mean as selected by researcher is reconstruct and develops message design of English Language Learning Matter about military technology as according to characteristic of D3 Lemjiantek Kodiklat TNI AD Learner. Expansion product yielded in this expansion research is: 1) English learning book, 2) guideline lecturer comprised guide and guidance which will be applied causing facilitates its use in learning activity, and 3) guideline learner (student) intend to be able to point learner in using learning book of English Language in military technology for student STTAD. This product comprises matters related to reality area learner namely Military Technology area. Besides, learning material is strived easy to studied by student, and applicable to self- learning. Learning material is made with message design which is easy is comprehended [by] instructor and direct can be applied in learning process. Learning material design is compiled based on D3 STTAD student characteristic which majority adult age learner and purpose of Lesson matter of English Language for Military Technology. By paying attention to the thing hence expected [by] learning material can be applied systematically, effective, and efficient to guide student or learner in using learning material to selfstudying and team.

In development of this teaching material, researcher also determines 9 systematic step in modeling Dick, Carey, and Carey ( 2001) as development procedure.

Limitation of development of this learning material based on; (1) the requirement of D3 STTAD student, Kodiklat TNI AD Malang at 1st semester, (2)learning material developed limited to English Language subject for D3 STTAD student, Kodiklat TNI AD, ( 3) topic selected based on curriculum which has been specified, ( 4) expansion is more emphasized at message design of learning material by using supporter matters which more contextual for military technology, (5) and purpose of learning/ forwarding of message at this English Learning Book doesn't elaborate, but only applied by message designer as fringes in organization of message. This thing is caused [by] this Learning Book in general is meant only as elementary information to student.

Furthermore testing done in 3 (three) steps. Data which collected analyzed with 2 ( two) ways of that are quantitative and qualitative; 1) individual test is taking 3 (three) students as responder. This individual testing meant to find compatibility of matter and mistakes of either wrong typed and or sentence structure and other like picture and illustration. Second, small group testing to know evolution effectively of individual evaluation, Identifies problems arising at the time of study, and determine does instruction applicable to self-learning without interaction with Lecturer. Field testing to 15 ( fifteen) students meant to find does study with the learning material efficient, effective and motivating for student.

From this learning material testing gives quantification evidence of individual testing that is 79,3%. Small group testing of 89,25,5% but need to be revised. At field testing shows result around 93,32% thereby inferential that the learning material efficiently reachs purpose of learning, efficient if compared to time usage ratio, and interesting if paying attention to attitude scale and observation to enthusiastic of student.

For exploiting and expansion to the fore is expected; ( 1) This learning material product needs equipped with problem sheet, development sheet ( advances sheet ) to assist the lecturer in learning activity, ( 2) need to make exercises in the form of interactive game, exercises, test in the form of software to uplift skill is Englishspeaking namely: Listening and speaking as scaffolding.

Keywords: reconstruction, development, massage design, english learning matter, Dick, Carey and Carey model.

3