1. Jma Vol 1 No 1
-
Upload
cindy-rizka-maulina-ii -
Category
Documents
-
view
87 -
download
5
description
Transcript of 1. Jma Vol 1 No 1
-
[Type text]
ISSN 2089-1628
Volume 1, Nomor 1, April 2013
JURNAL MANAJEMEN & AKUNTANSI
ANALISA PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN
KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA ASURANSI
INHEALTH PADA PT.ASURANSI JIWA JIWA INHEALTH
INDONESIA (PT AJII) CABANG PEKANBARU Rismanelly, R. Rudi Alhempi, Desi Susanti
1-25
PENERAPAN PRINSIP MUDHARABAH DI PT. BANK SYARIAH
XYZ CABANG PEKANBARU Moh. Erwin Soaduan, Armis
26-45
ANALISIS REALISASI BELANJA NON PEGAWAI
SATUAN KERJA DALAM LINGKUP KANTOR
PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA
PEKANBARU TAHUN ANGGARAN 2011
Kodik Wibowo, Azinar Djas, Deviana Syofyan
46-71
PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL TERHADAP LOYALITAS
KONSUMEN PADA PT. AGUNG OUTOMALL PEKANBARU Vety Adriane Nahuway, Wismar Harianto
72-91
ANALISIS PERMINTAAN BAN MELALUI WORSHOP
CRW PECTECH SERVICE INDONESIA DI PEKANBARU Alnika Aprina, Chairul Bachri, Rahmi Zainal
92-115
-
[Type text]
JURNAL MANAJEMEN & AKUNTANSI Volume 1, Nomor 1, April 2013
Penasehat : Ketua STIE Persada Bunda
Editor in chief : Raden Rudi Alhempi
Managing Editor : Vety Adriane Nahuway
Diana
Dewan Editor : Jupiter Rahadiansyah Mundung
Mitra Bestari : Sri Yani Kusumastuti (Universitas Trisakti) Nirdukita Ratnawati (Universitas Trisakti)
Sudarno (STIE PELITA Pekanbaru)
Hardi Salioso (Universitas Islam Riau Pekanbaru)
Haznil Zainal (STIE Persada Bunda)
Sekretaris : Hadi Hartono
Layout : Deviana Sofyan
Sirkulasi : Jupiter Alamat Redaksi : STIE Persada Bunda
Jl. Diponegoro 42, Pekanbaru, Riau
Telp: 0761- 23181
Fax : 0761- 40218 Email: [email protected]
Jurnal Manajemen & Akuntansi diterbitkan 3 kali dalam setahun sebagai
media informasi dan komunikasi. Diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat STIE Persada Bunda Pekanbaru. Redaksi
menerima tulisan ilmiah yang belum pernah diterbitkan oleh media lain, resensi, atau tanggapan atas suatu artikel. Redaksi berhak mengubah atau
memperbaiki bahasa tanpa mengubah materi tulisan. Setiap tulisan bukan
cerminan pandangan Dewan Editor. Proses publikasi tulisan dilakukan melalui blind review process yang ditetapkan editor.
Diterbitkan: April 2013
-
JURNAL MANAJEMEN & AKUNTANSI
Volume 1, Nomor 1, April 2013
DAFTAR ISI
ANALISA PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN
KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA ASURANSI
INHEALTH PADA PT.ASURANSI JIWA JIWA INHEALTH
INDONESIA (PT AJII) CABANG PEKANBARU Rismanelly, R. Rudi Alhempi, Desi Susanti
1-25
PENERAPAN PRINSIP MUDHARABAH DI PT. BANK SHARIA
XYZ CABANG PEKANBARU Moh. Erwin Soaduan, Armis
26-45
ANALISIS REALISASI BELANJA NON PEGAWAI
SATUAN KERJA DALAM LINGKUP KANTOR
PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA
PEKANBARU TAHUN ANGGARAN 2011
Kodik Wibowo, Azinar Djas, Deviana Syofyan
46-71
PENGARUH LAYANAN PURNA JUAL TERHADAP
LOYALITAS KONSUMEN PADA PT. AGUNG OUTOMALL
PEKANBARU Vety Adriane Nahuway
72-91
ANALISIS PERMINTAAN BAN MELALUI WORSHOP
CRW PECTECH SERVICE INDONESIA DI PEKANBARU Alnika Aprina, Chairul Bachri, Rahmi Zainal
92-115
-
[Type text]
Halaman ini sengaja dikosongkan
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 1-25 (April 2013)
ANALISA PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN
DALAM MENGGUNAKAN JASA ASURANSI INHEALTH PADA
PT.ASURANSI JIWA JIWA INHEALTH INDONESIA
(PT AJII) CABANG PEKANBARU
Rismanelly STIE Persada Bunda Pekanbaru
R. Rudi Alhempi STIE Persada Bunda Pekanbaru
Desi Susanti STIE Persada Bunda Pekanbaru
Abstract
This research aims is to know about the impact of service marketing in PT AJII Cabang Pekanbaru toward the customer decision and to find out the dominant
factor that influence the marketing of Inhealth Insurance at PT AJII Cabang
Pekanbaru. The populations of this research are 107.518, but only 99
respondent uses as the sample by using Slovin model and the accidental sampling. The analysis tools to answer the hypothesis of this study are the
multifunctional regression analysis. This study results show that product, price,
promotion and process have a simultanously effect to the customer decision. But partially only product, price, promotion have a significant effect to the customer
decision but the process doesnt have significant effect to the customer decision. According to the study, the dominant influence on customer decision is product.
Keywords: product, price, promotion, process, customer decision
PENDAHULUAN
Asuransi dapat dijadilan sebagai alat untuk pengumpulan dana atau modal yang
dilakukan secara terus menerus, asuransi juga merupakan salah satu instrument pengumpulan dana masyarakat dengan adanya pembayaran premi asuransi ke
perusahaan-perusahaan asuransi tersebut.
Pekanbaru sebagai ibukota propinsi Riau berdasarkan data Biro Pusat Statistik maka jumlah penduduk pada tahun 2010 kurang lebih 740 ribu jiwa.
Menjadikan kota Pekanbaru memiliki potensi yang besar untuk asuransi
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 1-25 (April 2013)
2
kesehatan. Produk jasa asuransi kesehatan pad PT Asuransi Jiwa Inhealth
Indonesia (PT AJII) adalah Asuransi Inhelath yang dapat menjadi suatu
kebutuhan dan amat dirasakan manfaatnya. Sehingga dengan berasuransi para orang tua dapat merasa tenang dan dapat mengurangi beban tanggungan yang
harus mereka keluarkan untuk biaya kesehatan anak.
PT AJII merupakan anak perusahaan PT Askes (Persero) yang merupakan
pengelola asuransi jaminan kesehatan bagi PNS, pensiunan, veteran dan perintis kemerdekaan beserta keluarga. InHealth didirikan pada tanggal 2 Oktober 2008.
Asuransi Inhealth adalah salah satu produk asuransi yang ditawarkan oleh PT
AJII, asuransi ini merupakan salah satu bentuk asuransi kesehatan berupa dana pengobatan kesehatan rawat inap dan rawat jalan bagi pemegang polis.
Sebagai mana diketahui bahwa keberhasilan bidang asuransi dalam mencapai
tujuannya ditentukan oleh program asuransi itu sendiri. Disamping itu
perkembangan jumlah nasabah dalam sektor asuransi ini ditentukan pula oleh keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produk-produknya karena sektor
asuransi seperti halnya industri-industri lainnya yang menjual produk-produk
jasa.
Dalam usaha pemasarannya perusahaan asuransi perlu memperhatikan keadaan
pasar atau keadaan konsumennya. Penerapan pemasaran sangat berpengaruh
dalam pengambilan keputusan untuk memasarkan suatu jasa. Penerapan pemasaran yang dapat diterapkan adalah penetapan harga yang terjangkau dan
cukup bersaing, promosi yang menarik, dan kualitas pelayanan yang diberikan.
Promosi yang kurang efektif juga dapat menjadi salah satu penyebab kurang
berminatnya masyarakat menggunakan jasa asuransi. Kurangnya promosi dapat dilihat dari masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang program asuransi
InHealth, masyarakat lebih mengenal Askes sehingga pemahaman masyarakat
asuransi InHealth adalah Askes padahal keduanya merupakan program asuransi yang berbeda.
Dari penjelasan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan adalah:
1. Bagaimanakah pemasaran jasa yang dijalankan oleh PT AJII Cabang Pekanbaru terhadap keputusan konsumen.
2. Faktor-faktor apa yang paling dominan mempengaruhi pemasaran jasa asuransi InHealth pada PT AJII Cabang Pekanbaru.
-
Rismanelly, R. Rudi Alhempi, Desi Susanti
3
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Manajemen
Pengertian manajemen menurut Hasibuan (2010: 1) berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur
berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen
merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Karena
manajemen diartikan mengatur maka timbul beberapa pertanyaan bagi kita.
Selanjutnya menurut Hasibuan (2010: 40) fungsi-fungsi dari manajemen adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning), adalah proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang
ada.
2. Pengarahan, adalah mengarahkan semua bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan uraian di atas makpa dapat disimpulkan bahwa manajemen
merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk merencanakan, mengorganisir,
mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dalam perusahaan agar berjalan dengan efektif dan efisien.
Pengertian Pemasaran
Konsep pemasaran adalah suatu orientasi pengelolaan yang menganut pandangan bahwa tugas kunci organisasi adalah menetapkan kebutuhan dan
keinginan pasar yang menjadi sasaran dan menyesuaikan organisasi dengan
tujuan memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih efektif dan efisien.
Konsep pemasaran timbul sebagai usaha untuk memperbaiki posisi perusahaan yang berada dalam keadaan pasar persaingan yang ketat.
Menurut Kotler dalam Amir (2005:4) menyatakan bahwa pemasaran adalah
merupakan proses sosial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran
yang bebas atas produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.
Fungsi pemasaran adalah merupakan aktifitas yang penting untuk dilakukan dalam bidang kegiatan pemasaran. Beberapa fungsi manajemen pemasaran yang
dikemukakan Swasta dan Sukotjo (2007:182-183):
1. Fungsi pemasaran meliputi sebagai fungsi pertukaran seperti kegiatan penjualan
2. Sebagai fungsi penyedia fisik yang merupakan kegiatan dalam pengangkutan
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 1-25 (April 2013)
4
3. Sebagai fungsi panjang yang merupakan bidang dalam standarisasi barang dan grading
Keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan penjualan produknya dipengaruhi oleh faktor-faktor. Menurut Swastha (2005: 42) faktor-faktor yang
mempengaruhi penjualan adalah:
1. Kondisi dan kemampuan penjualan. Di sini penjual harus dapat meyakinkan kepada pembelinya, agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan untuk maksud tersebut perusahaan harus
memenuhi beberapa masalah penting yang sangat terkait yaitu jenis dan
karakteristik barang yang ditawarkan, harga produk, syarat penjualan 2. Kondisi pasar. Pasar sebagai tempat bertemunya pembeli dengan penjual
dapat juga mempengaruhi kegiatan penjualan suatu produk, faktor
kondisi pasar yang perlu dipertahankan.
3. Modal. Untuk memperkenelkan barangnya kepada pembeli atau konsumen diperlukan adanya usaha promosi dan sebagainya.
4. Kondisi Organisasi. Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian sendiri yang dipegang orang-orang tertentu.
5. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi penjualan seperti lingkungan ekstern dan intern. Pihak ekstren adalah pembeli sedangkan pihak intern
adalah produsen atau perusahaan, faktor-faktor lainya seperti: periklanan, peragaan, pemberian hadiah.
Kegiatan pemasaran menurut Swastha dan Sukotjo (2007: 179-180) merupakan
kegiatan yang produktif karena, memiliki unsur kegunaan yaitu:
1. Form utility yaitu kegunaan karena bentuk adalah kegiatan yang meningkatkan barang dengan jalan merubah bentuk tersebut menjadi
barang lain yang secara umum lebih bermanfaat.
2. Place utility yaitu kegunaan karena tempat adalah kegiatan yang merubah nilai suatu barang menjadi lebih berguna karena telah terjadi
proses pemindahan dari satu tempat ke tempat lain.
3. Time utility yaitu kegunaan karena waktu yaitu kegiatan yang menambah kegunaan suatu barang karena ada proses waktu atau karena
ada perbedaan waktu.
4. Possesion ulitlity yaitu kegunaan karena milik, adalah kegiatan yang menyebabkan bertambah kegunaan suatu barang karena telah terjadi proses pemindahan dari satu pihak ke pihak lain.
Pengertian jasa menurut pendapat Tjiptono (2001: 6) adalah sebagai aktivitas,
manfaat/kepuasan yang ditawarkan untuk dijual misalnya adalah jasa dokter gigi, jasa pengacara, bengkel, travel biro dan lain-lain. Adapun karakteristik
atau ciri-ciri dari jasa itu sendiri adalah sebagai berikut (Tjiptono, 2001: 14):
-
Rismanelly, R. Rudi Alhempi, Desi Susanti
5
1. Intangibility yaitu perbuatan atau kerja atau usaha yang tidak bisa, dimiliki, tidak dapat dililiat, diraba hanya bisa dirasakan.
2. Inseparability yaitu produk yang dijual, diproduksi, dikonsumsi secara bersamaan dimana penyedia jasa dan pelanggaan keduanya
mempengaruhi jasa yang dihasilkan.
3. Variability yaitu memiliki variasi bentuk, kualitas dan jenis, hal ini tergantung pada siapa, dimana, dan kapan jasa dihasilkan.
4. Perishability yaitu tidak tahan lama untuk disimpan.
Sementara itu Tjiptono (2001: 231) menambahkan ada 5 (lima) faktor dominan
atau penentu jasa yaitu: 1. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan untuk memberikan jasa
sesuai dnegan yang dijanjikan terpercaya dan akurat, konsisten dan
kesesuaian pelayanan.
2. Daya tanggap (responsvieness) yaitu kemauan dari karyawan dan pengusaha untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan
cepat serta mendengar dan mengatasi keluhan/complaint yang diajukan
konsumen. 3. Kepastian (Assurance), yaitu berupa kemampuan karyawan untuk
menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah
dikemukakan kepada konsumen. 4. Empati (empathy), yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha untuk
lebih peduli mmeberikan perhatian secara pribadi kepada langganan.
Misalnya karyawan atau pengusaha harus mencoba menempatkan diri
sebagai pelanggan. Jika pelanggan mengeluh maka harus dicari solusi untuk mencapai persetujuan yang harmonis dengan menunjukkan rasa
peduli yang tulus.
5. Berwujud (Tangible), yaitu berupa fasilitas fisik, peralatan dan berbagai materi komunikasi.
Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Adapun yang dimaksud marketing mix yaitu
kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem
pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan
sistem distribusi (Swastha, 2005: 42).
Marketing mix adalah merupakan kombinasi varible atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh
perusahaan untuk mempengaruhi reaksi pembeli atau konsumen. Jadi marketing mix terdiri dari himpunan variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh
perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 1-25 (April 2013)
6
Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh
perusahaan seefektif mungkin dalam melakukan tugas/kegiatan pemasarannya
(Assauri, 2009:198).
Keempat unsur bauran pemasaran tersebut adalah (Assauri, 2009:198):
1. Produk yaitu bagaimana karakteristik dan ciri-ciri produk yang ditetapkan
2. Harga yaitu bagaimana kebijaksanaan penetapan harga diputuskan 3. Distribusi yaitu bagaimana pendistribusian produk yang dilakukan 4. Promosi yaitu bagaimana koordinasi cara promosi yang dilakukan.
Dalam bisnis jasa, segmentasi pasar-pasar dilakukan terutama karena perbedaan tingkah laku pengguna jasa (Customer Behavior) sehingga perusahaan tentunya
harus mempunyai strategi berbeda untuk menjangkau jenis-jenis pengguna jasa
tertentu. Faktor yang paling dominan yang dapat membedakan pengguna jasa
adalah: 1. Tingkat pendapatannya 2. Tingkat status sosialnya 3. Keperluan harga
Bauran pemasaran produk dengan bauran pemasaran jasa pada dasarnya sama,
namun pada bauran pemasaran jasa bukan hanya 4 elemen yang harus
diperhatikan melainkan 8 elemen. Berikut ini pendapat Lovelock dan Wright (2007:18).
Ketika membahas strategi untuk memasarkan barang manufaktur, tenaga
pemasar biasanya memperhatikan empat unsur strategis dasar yaitu produk,
harga, tempat (distribusi), promosi (komunikasi). Tetapi sifat jasa yang melibatkan berbagai aspek keterlibatan pelanggan dalam produksi dan
pentingnya faktor waktu, membutuhkan unsur strategis lainnya juga. Maka
digunakan model 8P manajemen jasa terpadu. Kedelapan unsur jasa tersebut adalah sebagai berikut:
1. Produk 2. Tempat dan waktu (place and time) 3. Proses (process) 4. Produktivitas dan kualitas (productivity & quality) 5. Orang 6. Promosi dan edukasi 7. Bukti fisik 8. Harga dan biaya jasa lainnya
Untuk lebih jelasnya berikut ini uraian mengenai kedelapan elemen jasa tersebut.
-
Rismanelly, R. Rudi Alhempi, Desi Susanti
7
1. Produk (Product)
Manajer harus memilih fitur-fitur produk inti (baik barang maupun jasa) dan
beberapa elemen jasa pelengkap yang mengelilinginya, dengan merujuk manfaat yang diinginkan pelanggan dan seberapa tinggi daya saing produk
tersebut (Lovelock dan Wright, 2007: 18).
Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud
termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik perusahaan dan pelayanan yang diterima oleh pembeli guna memuaskan
keinginan (Alma, 2009: 98).
Penjualan jasa berbeda dengan penjualan produk, perbedaan itu terletak pada kenyataan bahwa produk dengan ciri-ciri fisik dan penampilannya dapat dilihat,
diraba dan dievaluasi, sedangkan jasa tidak demikian. Bila dalam membeli suatu
produk, secara jelas dapat dipilih kategorinya, maka pelayanan jasa masalahnya
seringkali tergantung kategori pelayanan jasa apa yang dipilih. Misalnya pembeli memilih jenis pelayanan jasa profesional, maka hasil dari kegiataan
pelayanan jasa itu seringkali hanya dapat diidentifikasikan dalam pengertian
kriteria tidak terwujud, umpamanya mengenai tingkat efisiensi, keterampilan, produktivitas atau kesejahteraan organisasi. Berbeda dengan produk, maka
jarang dapat diberikan jaminan tentang hasil atau daya hidup efektifitasnya.
Dalam penjualan jasa perlu diperhatikan konsep-konsep sebagai berikut. 1. Menekan ketidakpastian.
Suatu pelayanan jasa professional harus dapat menngurangi segala
ketidakpastian pembeli jasa yang sering terkait dalam dunia bisnis.
Suatu layanan jasa akan dinilai dampak manfaat terhadap keperluan pembeli jasa.
2. Memahami problema Pelayanan jasa harus dapat memahami problema yang utama pada pembeli jasa. Oleh karena itu pemberi layanan jasa harus mengenal
dengan baik pembeli jasa.
3. Pembeli professional Pelayanan jasa harus diberikan oleh orang yang mampu memberikan
layanan jasa agar mempunyai arti.
2. Tempat dan Waktu (Place dan Time)
Pengiriman elemen produk melibatkan keputusan tentang tempat dan waktu pengiriman dan mungkin melibatkan saluran distribusi fisik atau elektronik,
bergantung pada sifat jasa yang diberikan. Perusahaan dapat mengirimkan jasa
kepada pelanggan secara langsung atau melalui organisasi perantara, seperti toko ritel yang dimiliki perusahaan lain, yang mendapat komisi berupa
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 1-25 (April 2013)
8
persentase harga jual untuk melakukan hal yang terkait dengan penjualan,
pelayanan atau berhubungan dengan pelanggan (Lovelock dan Wright,
2007:18).
Pemilihan lokasi selalu menyinggung tentang padatnya perumahan, lalulintas
kendaraan, lalulintas pejalan kaki, dan sebagainya yang menjadi pertimbangan.
Ada beberapa pandangan sebelum pendirian tempat suatu usaha yaitu (Torsina,
2001:16).
1. Apakah tempat tersebut aman dari perampokan, kekerasan dan kenakalan pihak luar?
2. Sesuaikah daerah tersebut dengan jenis usaha kita? 3. Apakah lokasinya merupakan tempat yang mudah dilihat, dan mudah
dicari?
4. Apakah lokasi tersebut terletak pada jalan yang sempit dan rusak/sulit/jalan buntu bagi pejalan kaki maupun berkendaraan?
5. Mudahkah dan banyakkah orang atau kendaraan yang berlalu lalang atau singgah ketempat tersebut? dan juga perhatikan tata-traffic dan
tanda-tanda larangan lalulintas yang bisa mengganggu kelancaran persinggahan ketempat usaha kita?
6. Kalau lokasi di pinggir jalan raya, maka pemilihan sebelah kiri atau kanan lintas. Apakah ia terletak disisi masuk ke tempat pemukiman atau keluar dari tempat pemukiman?
7. Bagaimana lokasi/site tetangganya? apakah lokasi ini bersebelahan dengan tempat-tempat yang jorok, kotor, bau dan sangat ribut?
8. Bagaimana persaingan yang terjadi di daerah tersebut antara jenis usaha/dagangan yang sama dengan yang ingin ditawarkan kepada
konsumen?
3. Proses (Process)
Untuk menciptakan dan menyampaikan elemen produk kepada pelanggan
diperlukan desain dan implementasi dari proses yang efektif. Sebuah proses
menjelaskan metode dan urutan kerja dari sistem yang beroperasi. Proses yang desainnya buruk akan mengganggu pelanggan karena kelambatan, birokrasi dan
penyampaian jasa yang tidak efektif. Sama halnya, proses yang buruk
menyulitkan para staf di garis depan untuk melakukan tugasnya dengan baik,
yang berakibat rendahnya produktivitas, dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan.
4. Produktivitas dan Kualitas Jasa
Produktivitas dan kualitas yang sering juga dipisahkan satu sama lain, harus dilihat sebagai dua sisi mata uang yang sama. Tidak ada perusahaan jasa yang
-
Rismanelly, R. Rudi Alhempi, Desi Susanti
9
sanggup menangani kedua elemen ini secara sendiri-sendiri. Meningkatkan
produktivitas sangat penting untuk menjaga agar biaya tetap terkendali, tetapi
manajer harus berhati-hati untuk tidak mengurangi tingkat layanan yang tidak disukai pelanggan. Kualitas jasa yang didefenisikan pelanggan, berperan
penting bagi diferensiasi produk dan bagi pembentukan loyalitas pelanggan.
Tetapi, investasi untuk peningkatan kualitas tanpa menyadari keseimbangan
antara peningkatan biaya dan peningkatan pendapatan akan membahayakan keuntungan perusahaan (Lovelock dan Wright, 2007:19).
Untuk memasarkan produk yang bersifat jasa, maka unsur pelayanan kepada
konsumen memegang peranan yang sangat penting karena produksi yang bersifat jasa, tidak berwujud dan hanya dapat dirasakan. Apabila unsur ini
diabaikan berarti telah menghilangkan sifat dasar yang mendukung program
pemasaran jasa. Secara umum, pelayanan adalah kerja yang dilakukan untuk
memberi manfaat bagi yang lainnya (Cusson, 2005:33).
Ada enam pendekatan untuk meningkatkan pelayanan (Kotler, 2005: 239):
1. Mengharuskan para penyedia jasa bekerja lebih keras dengan kualitas yang lebih tinggi. Bekerja lebih keras bukanlah merupakan pemecahan yang tepat, tetapi bekerja dengan keaslian yang tinggi, yang dapat
dilakukan melalui prosedur, seleksi dan pelatihan yang baik.
2. Meningkatkan pelayanan dengan melepaskan beberapa mutu. 3. Mengindustrialisasikan pelayanan dengan menambahkan peralatan dan
melakukan standarisasi produksi.
4. Mengurangi pelayanan dengan melakukan suatu pemecahan produk. 5. Mendisain pelayanan yang lebih efektif 6. Memberikan konsumen insentif dengan menukarkan pekerjaan yang
biasa dilakukan karyawan perusahaan untuk dikerjakan sendiri.
Pelayanan yang baik atau bermutu menurut Wyckof dalam Tjiptono (2001:141) dikenal dengan nama Service Excellence yaitu:
1. Keamanan. Suatu keadaan dimana para pengguna jasa merasa tenang tidak terganggu oleh perasan takut maupun khawatir sehingga dapat mempercayakan keselamatan dininya pada pemberi jasa.
2. Kenyamanan. Kenyamanan adalah suatu keadaan dimana, penguna jasa merasa puas atas kondisi fasilitas yang diberikan seperti tempat yang
bersih, kondisi peralatan baru dan lain-lain. 3. Keramahan. Keramahan adalah suatu keadaan dimana pengguna jasa
merasa diperlakukan dengan baik, sopan santun dan penuh perhatian
oleh pemberi jasa. 4. Ketepatan waktu. Suatu pelayanan dikatakan tepat waktu apabila jangka
waktu pelayanan oleh pemberi jasa sesuai atau tepat dengan waktu yang
dijanjikan ke pelanggan.
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 1-25 (April 2013)
10
5. Orang
Banyak jasa yang bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara
pelanggan dan karyawan perusahaan (seperti ketika memotong rambut dan makan di restoran). Sifat dari interaksi ini, sangat mempengaruhi persepsi
pelanggan terhadap kualitas jasa. Pelanggan sering menilai kualitas jasa yang
mereka terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang menyediakan
jasa tersebut. Perusahaan jasa yang berhasil menyediakan upaya yang cukup besar untuk merekrut, melatih dan memotivasi karyawannya, khususnya tetapi
bukan semata-mata orang, yang berhubungan langsung dengan pelanggan
(Lovelock dan Wright, 2007:20).
6. Promosi dan Pendidikan
Perusahaan dapat mengajarkan mereka tentang manfaat jasa, dimana dan kapan
mendapatkannya, dan bagaimana terlibat dalam proses. Komunikasi dapat
disampaikan oleh orang-orang seperti tenaga penjual dan pelatih atau melalui media seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, reklame, brosur dan situs
Web (Lovelock dan Wright, 2007: 20)..
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran semua jenis kegiatan pemasaran untuk mendorong
pemasaran (Swastha dan Sukotjo, 2007: 349).
Promosi adalah usaha-usaha untuk mengenalkan barang/jasa kepada
masyarakat, dengan harapan dapat tercapai transaksi (jual beli). Cara melakukan
promosi (Mahfoedsz, 2010; 3):
1. Periklanan, setiap bentuk presentasi yang dikemukakan secara tidak langsung (tanpa personil) dan promosi ide, barang, atau jasa yang
dilakukan oleh sponsor tertentu.
2. Personal selling, presentasi langsung yang dilakukan oleh personil wiraniaga perusahaan dengan tujuan menjual dan menjalin hubungan
dengan konsumen.
3. Promosi penjualan, motivasi jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa
4. Hubungan masyarakat, membangun hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan dengan tujuan mendapatkan publisitas yang luas,
membangun citra positif perusahaan, dan mengatasi gossip, laporan,
serta berbagai event yang dapat merugikan perusahaan.
Tujuan promosi menurut Machfoedz (2010: 32) adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru
-
Rismanelly, R. Rudi Alhempi, Desi Susanti
11
2. Mengkomunikasikan produk baru 3. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal
secara luas 4. Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas
produk
5. Mengajak konsumen untuk mendatangi toko tempat penjualan produk 6. Memotivasi konsumen agar membeli suatu produk
7. Bukti Fisik
Lovelock dan Wright (2007: 20) menyatakan bahwa gedung, tanah, kendaraan,
perabotan interior, perlengkapan, anggota staf, tanda-tanda, barang cetakan dan petunjuk yang terlihat lainnya yang memberi bukti atau kualitas jasa.
Perusahaan jasa perlu mengelola bukti fisik secara hati-hati karena dapat
mempengaruhi masa kesan pelanggan. Dalam jasa yang hanya memiliki sedikit
elemen berwujud seperti asuransi, iklan sering digunakan untuk menciptakan lambang-lambang bermakna tertentu. Misalnya payung mungkin
melambangkan perlindungan dan benteng melambangkan keamanan.
Fasilitas pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai out come dari kegiatan distribusi dan logistik, dimana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk
memperoleh kepuasaan. Fasilitas meliputi aktivitas untuk memberikan
kegunaan waktu dan tempat (Time and Utility) termasuk pelayanan pra transaksi, saat transaksi dan pasca transaksi
8. Harga dan Biaya Jasa Lainnya
Mahal atau murahnya suatu harga pada dasamya adalah persepsi konsumen,
adakalanya suatu produk dianggap murah oleh seorang konsumen namun dianggap mahal oleh konsumen yang lain. Perbedaan ini muncul dari perbedaan
mengenai persepsi konsumen dan manfaat yang diterima dengan mengkonsumsi
suatu produk. Apabila produk dipersepsikan berkualitas tinggi dan manfaatnya dianggap
banyak maka harga akan dinilai murah. Tetapi apabila persepsi konsumen
terhadap kualitas rendah dan manfaatnya dianggap kurang maka harga umumnya dianggap mahal.
Harga suatu barang atau jasa merupakan faktor yang menentukan tingkat
permintaan pasar dan dapat menentukan posisi perusahaan dalam persaingan.
Kemampuan perusahaan dalam persaingan akan mempengaruhi pula tinggi rendahnya volume penjualan yang dapat dicapai serta secara langsung akan
memberikan pengaruh bagi tingkat keuntungan perusahaan.
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 1-25 (April 2013)
12
Menurut Sutojo (2001: 27) yang dimaksud dengan harga adalah nilai tukar
barang atau jasa dan berbagai macam manfaat lain yang bersangkutan dengan
barang atau jasa. Harga yang disepakati adalah harga dari penggunaan uang tersebut untuk jangka panjang waktu yang ditentukan bersama. Harga ini
dinyatakan dalam persen (%) persatuan waktu yang disesuaikan dengan
kebiasaan yang berlaku dan dinamakan tingkat bunga. Jadi, tingkat bunga
adalah harga dari penggunaan uang atau bisa juga dipandang sebagai sewa atau penggunaan untuk jangka waktu tertentu (Budiono, 2001: 2).
Tingkat bunga sebagai variable sensitive sangat menentukan dalam mencapai
tujuan perusahaan yang ingin dicapai. Dalam kebijaksanaan harga, faktor-faktor yang perlu diperhatikan dan mempertimbangkan antara lain biaya dan
keuntungan.
Adapun faktor-faktor yang selalu mempengaruhi tingkat harga adalah (Swastha
dan Sukotjo, 2007; 211): 1. Kondisi perekonomian. Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi tingkat
harga yang berlaku, pada periode resesi misalnya harga lebih cenderung
rendah. 2. Penawaran dan Permintaan. Tingkat harga yang lebih rendah akan
mengakibatkan jumlah permintaan akan produk terbatas lebih rendah,
maka akan mendorong jumlah yang ditawarkan lebih sedikit. 3. Elastisitas Permintaan. Faktor lain yang mempengaruhi penentuan harga
adalah sifat permintaan pasar apabila terjadi kenaikan harga, maka
penjualan akan menurun dan sebaliknya bila terjadi penawaran harga
maka permintaan akan mengalami peningkatan. 4. Persaingan. Harga yang ditetapkan berdasarkan persaingan yaitu
penetapan harga berdasarkan rata-rata perusahaan sejenis.
5. Biaya. Biaya merupakan dasar dalam penetapan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak menutupi biaya akan mengakibatkan. kerugian.
Sebaliknya suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya
produk maupun biaya non operasi akan menghasilkan keuntungan. 6. Tujuan Perusahaan. Setiap perusahaan selalu mempunyai tujuan yang
sama dengan perusahaan lain, seperti volume penjualan, penguasaan
pasar, kembalinya modal yang ditanamkan dalam jangka waktu
tertentu.
Menurut Assauri (2009:22) dalam menetapkan harga jual produk ataupun jasa,
perusahaan harus memperhatikan beberapa berbagai pihak, antara lain
konsumen akhir, penyalur, pesaing, pemasok dana, para pekerja, dann pemerintah. Hal ini perlu diperhatikan karena tingkat harga tidak terlepas dari:
1. Daya beli konsumen 2. Reaksi para pesaing
-
Rismanelly, R. Rudi Alhempi, Desi Susanti
13
3. Jenis produk 4. Elastisitas permintaan 5. Tingkat keuntungan perusahaan
4. Keputusan Pembelian Konsumen
Seluruh kegiatan manajemen pemasaran dikonsentrasikan pada tujuan
utamanya, yaitu kepuasan konsumen. Feedback dari konsumen merupakan
informasi penting bagi manajemen untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. Pada bagian lain konsep, model, maupun alat analisis yang cukup
menarik dipakai dalam penelitian yang terkait dengan perilaku konsumen
adalah: pentahapan keputusan konsumen, hirarki efek promosi, model multiatribut untuk sikap dan perilaku konsumen dari fishbein, diagram kartesius
dan ekuitas merek (Umar, 2003;244).
Dalam pengambilan keputusan membeli seseorang atau kelompok pasar akan
melalui tahap-tahap proses pengambilan keputusan konsumen. Tahap-tahap tersebut menggambarkan bagaimana seorang konsumen mengawali keputusan
pembeliannya. Tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan
membeli yaitu: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Tunggal, 2002:61 )
Lebih jelasnya dari masing-masing tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut (Tunggal, 2002:61).
1. Tahap pengenalan masalah Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan yaitu pembeli
mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu oleh
stimulasi. Stimulasi ini bisa datang dari dalam ( internal ) misalnya seseorang merasa lapar, dan karena dorongan dari luar (eksternal)
misalnya ingin mentraktir teman.
2. Tahap pencarian informasi Seseorang konsumen yang sudah tertarik mungkin mencari lebih banyak
informasi tetapi mungkin juga tidak. Konsumen dapat memperoleh
informasi dari beberapa sumber yaitu: a. Sumber pribadi: keluarga, teman b. Sumber komersial: Iklan, wiaraniaga c. Sumber public: Media massa d. Sumber Pengalaman: Pemerikasaan, Penggunaan produk
3. Tahap Evaluasi Alternatif Dalam hal ini konsumen sangat berbeda evaluasinya karena tergantung
pada pilihan atribut produk, sesuai atau tidak dengan keinginan mereka.
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 1-25 (April 2013)
14
Konsumen juga bebeda tingkat pemenuhan kebutuhannya, faktor merek
juga sangat menentukan alternatif. Akhirnya pertimbangan konsumen
ialah kepuasan total terhadap alternatif yang Ia ambil
4. Tahap Membeli Tahap ini adalah tahap yang harus diambil setelah melalui tahapan diatas,
tetapi ada 2 faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua
adalah faktor situasi yang tidak diharapkan
5. Tahap Tingkah Laku Pasca Pembelian Tugas pemasar tidak berakhir ketika produk telah dibeli. Setelah membeli
produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas serta akan terlibat
dalam tingkah laku pasca pembelian yang menarik perhatian pemasar.
Secara sistematis proses keputusan konsumen merupakan ungkapan dari kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi dan membentuk proses
keputusan. Ada tiga kelompok pengaruh utama yang mempengaruhi perilaku
konsumen dalam proses keputusan konsumen yaitu (Pride & Ferrel, 2000:190):
1. Faktor Pribadi
Pengaruh pribadi menggambarkan akibat dan pernyataan-pernyataan mengenai
produk yang dibuat oleh seseorang terhadap sikap dan kemungkinan. akan membelinya. Faktor pribadi terdiri atas tiga kategori yaitu (Pride dan William,
2000;191):
1. Faktor demografi yaitu ciri-ciri individu seperti jenis kelamin, usia, ras, suku, bangsa, pendapatan, sekilas kehidupan keluarga, dan pekerjaan.
2. Faktor situasional yaitu keadaan atau kondisi eksternal yang ada ketika konsumen membuat keputusan pembelian. Kadang-kadang konsumen
terlibat dalam pengambilan keputusan pembelian sebagai akibat dan suatu yang tidak diperkirakan semulanya.
3. Tingkat keterlibatan yaitu pentingnya produk dan besarnya minat terhadap produk dalam situasi tertentu seperti harga produk yang mahal, resiko yang tinggi, dan situasi tertentu.
2. Faktor psikologi
Faktor-faktor psikologi yang bekerja dalam diri individu, sebagian menetapkan
perilaku umum orang-orang tersebut dan dengan tujuan mempengaruhi perilaku konsumen. Yang termasuk faktor psikologi yaitu (Pride dan William, 2000
;121):
-
Rismanelly, R. Rudi Alhempi, Desi Susanti
15
1. Persepsi yaitu proses pemilihan, pengorganisasian, dan penginter prestasikan masukan informasi untuk menghasilkan makna
2. Motif yaitu kekuatan energi internal yang mengarah dan kegiatan seseorang kearah pemenuhan kebutuhan atau pemenuhan sasaran
3. Kemampuan dan pengetahuan yaitu kemampuan, kesanggupan dan efisiensi dalam melakukan tugas tertentu. Kemampuan mencakup baik
pelajaran maupun pengetahuan. 4. Sikap yaitu pengetahuan dan perasaan positif atau negatif terhadap
sebuah objek atau kegiatan tertentu.
5. Kepribadian yaitu semua ciri-ciri internal dan perilaku yang membuat seseorang itu unik.
3. Faktor sosial
Faktor sosial merupakan kekuatan-kekuatan yang dikerahkan oleh orang lain
terhadap perilaku pembelian. Faktor-faktor sosial itu yaitu (Pride dan William, 2000;121):
1. Peran dan pengaruh keluarga merupakan kelompok yang paling kuat pengaruhnya terhadap persepsi dan perilaku seseorang
2. Kelompok referensi yaitu individu mengidentifikasi dirinya dengan kelompok tertentu sedemikian rupa sehingga mengambil nilai, sikap,
atau perilaku anggota kelompok. 3. Kelas sosial yaitu sebuah kelompok yang terbuka untuk orang individu
yang memiliki tingkat sosial yang serupa.
4. Budaya dan sub budaya yaitu sesuatu yang disekitar manusia dibuat oleh manusia itu sendiri.
Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan dikaitkan pula dengan teori-teori yang
digunakan, maka dapat diambil suatu hipotesis, yaitu:
1. Diduga bauran pemasaran jasa yang dijalankan oleh PT Asuransi Jiwa Indonesia InHealth Cabang Pekanbaru adalah produk, harga, promosi
dan proses.
2. Diduga faktor bauran pemasaran jasa yang paling dominan adalah harga polis asuransi.
METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil objek pada PT Asuransi Jiwa InHealth
Indonesia Cabang Pekanbaru yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 1-25 (April 2013)
16
Pekanbaru. Penelitian dimulai pada bulan Oktober 2011 dan berlangsung hingga
penelitian ini selesai dilaksanakan.
2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah dari keseluruhan objek yang akan
diteliti yaitu nasabah asuransi, karena banyaknya jumlah populasi dan karena
keterbatasan waktu dan tenaga maka dilakukan pengambilan sampel sebagian
dari populasi yang akan diteliti dan dapat mewakili keseluruhan populasi yang berjumlah 107.518 orang. Mengingat jumlah populasi yang sangat besar, maka
dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebagian saja. Maka cara
pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2003: 146) sebagai berikut:
2.1 eN
Nn
Maka banyaknya sampel yang diambil adalah:
9,99
1,0.518.1071
518.1072
n
Jadi sampel yang diambil adalah 99 orang dengan metode accidental sampling.
Adapun teknik pengambilan sampel adalah dengan metode accidental.
3. Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data skunder.
1. Data primer adalah mencakup materi informasi yang diperoleh dari penelitian langsung dari tempat yang menjadi objek berupa data yang
belum diolah yang diperoleh dari konsumen/nasabah.
2. Data sekunder adalah mencakup struktur organisasi perusahaan dalam jumlah nasabah, sejarah PT AJII Cabang Pekanbaru.
4. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Wawancara (interview) adalah proses tanya jawab yang berlangsung
secara lisan yang dilakukan kepada pimpinan asuransi.
-
Rismanelly, R. Rudi Alhempi, Desi Susanti
17
2. Kuesioner adalah daftar yang berisikan pertanyaan yang diajukan kepada pihak responden yang ada hubungannya dengan penulisan
skripsi ini.
5. Variabel & Operasionalisasi Variabel
Variabel dan operasional variabel yang digunakan dalam tulisan ini tersaji pada
Tabel 1.
Tabel 1 Konsep Operasional
Variabel Indikator Skala
Keputusan konsumen adalah
ungkapan dari kompleksitas
faktor-faktor yang mempengaruhi dan
membentuk proses keputusan
(Pride & Ferrel, 2000)
1. Faktor Pribadi
a. Usia
b. Pendapatan c. Pekerjaan.
d. Harga
2. Faktor psikologi. a. Proses pemilihan
b. Motif penggunaan jasa
c. Pengetahuan tentang jasa
3. Faktor sosial a. Pengaruh keluarga
b. Pengaruh rekan kerja
Ordinal
Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun
tidak berwujud termasuk di
dalamnya masalah warna,
harga, nama baik pabrik, nama baik perusahaan dan pelayanan
yang diterima oleh pembeli
guna memuaskan keinginan (Alma, 2009: 98).
1. Produk asuransi yang menarik 2. Produk jasa yang sesuai
kebutuhan
3. Spesifikasi pelayanan 4. Fasilitas pengobatan yang
lengkap
Ordinal
Harga adalah nilai tukar barang
atau jasa dan berbagai macam
manfaat lain yang bersangkutan dengan barang
atau jasa (Sutojo, 2001: 27)
1. Tarif terjangkau 2. Tarif sesuai dengan kualitas
jasa 3. Tarif cukup bersaing 4. Tarif sering berubah-ubah
Ordinal
Promosi adalah arus informasi
atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi
kepada tindakan yang
1. Promosi menarik 2. Promosi efektif 3. Media promosi yang digunakan 4. Frekuensi dalam melakukan
promosi
Ordinal
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 1-25 (April 2013)
18
Variabel Indikator Skala
menciptakan pertukaran dalam
pemasaran semua jenis
kegiatan pemasaran (Swastha dan Sukotjo, 2007:349).
5. Promosi melalui media elektronik
6. 6. Promosi dalam bentuk brosur
Proses adalah metode dan
urutan kerja dari sistem yang
beroperasi (Lovelock dan Wright, 2007:18)
1. Pengikatan atau perjanjian 2. Pembayaran premi 3. Klaim individu 4. Pelayanan oleh petugas
Inhealth
6. Metode Analisis Data
Dalam menganalisa data,digunakan metode deskriptif dimana data yang
digunakan berhasil dikumpulkan selanjutnya dihubungkan dengan teori-teori
yang terkait sebagaimana telah dimuat dalam telaah pustaka dan kemudian diambil kesimpulan.
1. Validitas instrumen penelitian Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiono,
2002). Cara pengukuran validitas angket kompetensi menggunakan
teknik korelasi dengan r pearson atau koefisien korelasi produk momen pearson dengan taraf signifikan 5%.
2. Reliabilitas instrumen Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan teknik alpha cronbach. Reliabilitas instrumen dianggap andal jika memiliki koefisien
reliabilitas =0,6 (besar atau sama dengan 0,6).
3. Analisis Regresi Analisis regresi dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh fungsional
antara variable X dengan variable Y dengan menggunakan model sebagai
berikut (Sugiyono, 2009: 277):
Y = o + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + e
Keterangan:
Y = Keputusan Konsumen
a = Nilai garis regresi, yaitu apabila nilai X sama dengan 1 (bilangan konstan)
= Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y X1 = Nilai variable X1 Produk
X2 = Nilai variable X2 Harga
-
Rismanelly, R. Rudi Alhempi, Desi Susanti
19
X3 = Nilai variable X3 Promosi
X4 = Nilai variable X4 Proses
7. Pengujian Hipotesis
Uji-F
Uji-F digunakan untuk menguji perilaku konsumen secara simultan atau secara
bersama-sama. Adapun rumus untuk menghitung Fhitung dalam uji F adalah:
1/1/
2
2
knR
kRF
Dimana:
F : F hitung R : koefisien determinasi
k : jumlah variable penelitian
n : jumlah sampel
Uji-t (korelasi parsial)
Uji-t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variable bebas
terhadap variabel terikat secara individual (parsial) dan dan untuk mengetahui
variabel bebas yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap variabel terikat dengan mengukur hubungan antara variabel bebas dengan variable
terikat dengan asumsi variabel bebas lainnya bersifat tetap atau konstan.
Nilai t yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai yang terdapat pada tabel distribusi dengan tingkat signifikansi () sebesar 0,05. Kriteria untuk uji t ini adalah:
t hitung > t tabel atau P value < atau signifikansi > ; maka Ho ditolak t hitung < t tabel atau P value > atau signifikansi < ; maka Ho diterima
Pengolahan data penelitian ini diprooleh dari hasil perhitungan menggunakan
SPSS For Windows Versi 16.00. Dan dari hasil perhitungan SPSS for Windows ini akan diperoleh nilai F hitung, t hitung, koefisien determinasi berganda (R
2)
dan koefisien determinasi (R) merupakan unsur kesesuaian garis linear
berganda terhadap suatu data pada table model summary.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Keputusan konsumen dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor
internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi
keputusan pembelian seperti gaya hidup, persepsi, sikap, kepribadian dan lain-
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 1-25 (April 2013)
20
lain. Sedangkan faktor ekstenal merupakan seperti faktor produk, harga,
promosi, dan proses. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen.
Pengujian Kualitas Data: Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas angket
yang digunakan. Pengujian validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan
skor butir dengan skor total. Untuk mengetahui apakah item yang diuji valid
atau tidak, hasil korelasi dibandingkan dengan angka titik tabel korelasi dengan taraf signifikansi 1% atau 5%.
Berdasarkan Tabel 2, keempat pertanyaan yang diajukan dalam variabel produk
(X1) semuanya memiliki r hitung > r tabel. Dari hasil olahan SPSS dapat dilihat bahwa semua pertanyaan untuk variabel independent dan dependen adalah
Valid. Hal ini dapat dilihat alpha significant < alpha 0,05. Atau dapat
membandingkan dengan r tabel. Dengan jumlah Sampel 99, N=99 maka df = N-
2=97. Jadi diperoleh r tabel = 0,297. Dengan demikian semua butir pertanyaan variabel independen dan dependen adalah valid.
Pengujian realibitas atau keandalan instrument dilakukan dengan menggunakan
rumus Alpha Cronbach. Hasil pengujian reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dari faktor produk, faktor harga, faktor promosi, proses
dan keputusan konsumen didapatkan harga Koefisien Alpha yang lebih besar
dari nilai kritis 0,6 sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan untuk pengambilan data variabel produk, harga, promosi, proses dan keputusan
konsumen adalah reliable/andal.
Analisis Regresi
Hasil estimasi persamaan regresi tersaji dalam Tabel 3. Persamaan regresi yang diestimasi adalah
Y = 2,616+ 0,795X1 + 0,213X2+ 0,493X3 + 0,002X4
Dari persamaan tersebut diperoleh nilai koefisien regresi dari kelima variabel bebas yaitu b1, b2, b3 dan b4 bertanda positif. Artinya bahwa
variabel produk, harga, promosi, dan proses mempunyai hubungan positif
dengan keputusan untuk membeli jasa asuransi pada PT AJII Cabang Pekanbaru. Semakin bagus produk, semakin bagus harga, semakin gencar
promosi, dan semakin bagus proses pengajuan asuransi, semakin banya k
masyarakat akan membeli jasa asuransi dari PT AJII Cabang Pekanbaru.
-
Rismanelly, R. Rudi Alhempi, Desi Susanti
21
Tabel 2. Nilai r hitung dan r tabel Varibel
Variabel R hitung r tabel Keterangan -hitung - kritis Keterangan
Produk
X1.1 0,710 0,297 Valid 0.789 0,600 Reliabel X1.2 0,782 0,297 Valid 0.751 0,600 Reliabel
X1.3 0,838 0,297 Valid 0.712 0,600 Reliabel
X1.4 0,840 0,297 Valid 0.744 0,600 Reliabel Harga
X2.1 0,742 0,297 Valid 0.557 0,600 Reliabel
X2.2 0,719 0,297 Valid 0.575 0,600 Reliabel
X2.3 0,740 0,297 Valid 0.568 0,600 Reliabel X2.4 0,652 0,297 Valid 0.705 0,600 Reliabel
Promosi
X3.1 0,672 0,297 Valid 0.783 0,600 Reliabel X3.2 0,720 0,297 Valid 0.763 0,600 Reliabel
X3.3 0,790 0,297 Valid 0.744 0,600 Reliabel
X.3.4 0,816 0,297 Valid 0.733 0,600 Reliabel
X3.5 0,666 0,297 Valid 0.779 0,600 Reliabel X3.6 0,575 0,297 Valid 0.807 0,600 Reliabel
Proses
X4.1 0,651 0,297 Valid 0.764 0,600 Reliabel X4.2 0,735 0,297 Valid 0.669 0,600 Reliabel
X4.3 0,681 0,297 Valid 0.645 0,600 Reliabel
X4.4 0,672 0,297 Valid 0.659 0,600 Reliabel Keputusan
Y1.1 0,786 0,297 Valid 0.815 0,600 Reliabel
Y.1.2 0,796 0,297 Valid 0.807 0,600 Reliabel
Y.1.3 0,777 0,297 Valid 0.811 0,600 Reliabel Y1.4 0,825 0,297 Valid 0.799 0,600 Reliabel
Y1.5 0,670 0,297 Valid 0.828 0,600 Reliabel
Y1.6 0,605 0,297 Valid 0.837 0,600 Reliabel Y1.7 0,541 0,297 Valid 0.847 0,600 Reliabel
Sumber: hasil SPSS
Uji-F (Uji Simultan)
Dari tabel ANOVA dapat disimpulkan bahwa F hitung = 52,271 sedang F Tabel
= 2,312 dengan tingkat keyakinan 95%. Dengan demikian F hitung > Ftabel, maka variabel X1, X2, X3 dan X4 secara bersama-sama berpengaruh significant
terhadap variabel Y. Sedangkan jika dilihat dari sig < , 0.05. Maka dapat dikatakan variabel X1, X2, X3 dan X4 secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 1-25 (April 2013)
22
Uji t (Parsial)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS di atas maka dapat
diperoleh hasil sebagai berikut: DF = n - k 1 = 99 5-1 = 93 = 0,05 Maka t tabel (0,05;93) adalah 1,985
Tabel 3. Hasil Perhitungan Regresi Keputusan Penggunaan/ Pembelian
Jasa Asuransi pada PT AJII Cabang Pekanbaru
Variabel Koefisien T- statistik Probabilitas Keterangan
Konstanta 2,616
X1 (Produk) 0,795 5,502 0,000 * X2 (Harga) 0,213 1,666 0,099 **
X3 (Promosi) 0,493 4,526 0,000 *
X4 (Proses) 0,002 0,020 0,984
Koef. Determinan (R2) 0,677
Koefisien Korelasi (R) 0,831
Nilai F-Hitung 52,271 * Keterangan: * signifikan pada alpha 1%, ** signifikan pada alpha 10% Sumber: Data Olahan (n=100)
Maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa:
a. Variabel produk (X1) memiliki t-hitung sebesar 5,502 sedangkan t-tabel yaitu (0,05;93) = 1,985 karena t hitung (5,502) > dari t tabel (1,985)
maka H0ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian variabel X1 (produk) berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan jasa
asuransi Inhealth pada PT AJII Cabang Pekanbaru. Untuk indikator variabel
produk yang paling mendapat respon setuju oleh konsumen adalah produk
yang menarik. Untuk itu manajemen perusahaan dapat melakukan upaya mempengaruhi keputusan konsumen dengan memperhatikan variasi produk
dan varians untuk masing-masing produk, karena hal inilah yang mendorong
konsumen melakukan pembelian produk jasa asuransi.
b. Variabel harga (X2) memiliki t-hitung sebesar 1,666 sedangkan t-tabel yaitu (0,05;93) = 1,985, karena t hitung (1,666) < dari t tabel (1,985)
maka H0 diterima dan Hi ditolak. Dengan demikian variabel X2 (harga) tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan jasa
asuransi Inhealth pada PT AJII Cabang Pekanbaru. Meskipun variabel harga
tidak berpengaruh terhadap keputusan keputusan konsumen menggunakan
jasa asuransi Inhealth pada PT AJII Cabang Pekanbaru, namun manajemen perusahaan perlu menjaga stabilitas tarif dan menetapkan tarif yang
terjangkau serta mampu bersaing dengan asuransi lainnya, sehingga dapat
-
Rismanelly, R. Rudi Alhempi, Desi Susanti
23
menarik minat konsumen untuk menggunakan jasa asuransi Inhealth pada
PT AJII Cabang Pekanbaru.
c. Variabel promosi (X3) memiliki nilai t-hitung sebesar 4,526 sedangkan t-tabel yaitu (0,05;93) = 1,985, karena t hitung (4,526) > dari t tabel
(1,985) maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian variabel X 3
(promosi) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
konsumen dalam menggunakan jasa asuransi Inhealth pada PT AJII Cabang Pekanbaru. Variabel promosi berpengaruh terhadap keputusan konsumen
menggunakan jasa asuransi Inhealth pada PT AJII Cabang Pekanbaru dan
indikator yang paling banyak mendapat respon setuju dari responden adalah promosi yang menarik. Untuk itu manajemen perusahaan perlu
memperhatikan masalah promosi produk agar lebih dikenal oleh masyarakat.
d. Variabel proses (X4) memiliki nilai t-hitung sebesar 0,020 sedangkan t-tabel yaitu (0,05;93) = 1,985, karena t hitung (0,020) < dari t tabel (1,985) maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian variabel X 4
(proses) tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam
menggunakan jasa asuransi Inhealth pada PT AJII Cabang Pekanbaru. Meskipun variabel proses tidak berpengaruh terhadap keputusan keputusan
konsumen menggunakan jasa asuransi Inhealth pada PT AJII Cabang
Pekanbaru, namun manajemen perusahaan perlu menjaga agar proses pengikatan atau perjanjian asuransi Inhealth tepat, proses pembayaran premi
asuransi Inhealth cukup cepat, proses klaim individu asuransi Inhealth cepat.
Sehingga semakin meyakinkan konsumen untuk menggunakan jasa asuransi
Inhealth pada PT AJII Cabang Pekanbaru.
3. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai korelasi pada hasil penelitian ini adalah 0,831 artinya hubungan
antara variabel independen yaitu produk, harga/tarif, promosi dan proses dengan keputusan pembelian adalah 0.831 yang berarti hubungan
berkategori kuat dan positif.
Pengukuran dilakukan dengan menghitung angka koefisien determinasi berganda (R
2) mendekati 1 maka makin tepat suatu garis linier
dipergunakan sebagai pendekatan terhadap penelitian. Persamaan regresi
selalu disertai dengan R2 sebagai ukuran kecocokan.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Adj. R2 sebesar 0,677 hal ini
menunjukkan bahwa 67,70% perubahan pada keputusan konsumen dalam
menggunakan jasa asuransi Inhealth pada PT AJII Cabang Pekanbaru
ditentukan oleh variabel bebas yakni produk, harga, promosi dan proses sedangkan 32,30% lagi ditentukan oleh faktor lain yang tidak diamati
dalam penelitian ini.
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 1-25 (April 2013)
24
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran
penelitian sebagai berikut: 1. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa secara simultan produk,
harga dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan konsumen menggunakan jasa asuransi Inhealth pada PT AJII
Cabang Pekanbaru. Artinya semakin baik produk, harga dan promosi maka keputusan konsumen menggunakan jasa asuransi Inhealth pada PT.
AJII Cabang Pekanbaru akan semakin positif. Hasil uji secara parsial (uji
t) variabel produk, harga dan promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan keputusan konsumen menggunakan jasa asuransi Inhealth pada
PT AJII Cabang Pekanbaru.
2. Variable bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan
konsumen adalah variable produk (X1), kemudian variabel promosi (X3), variabel harga (X2) dan terakhir variabel proses (X4).
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari, 2009, Manajemen Pemasaran dan Manajemen Jasa, Penerbit
Alfabeta, Bandung
Amir, M. Taufiq, 2005, Dinamika Pemasaran, Rajawali Grafindo Persada, Jakarta
Assauri, Syofyan, 2009, Manajemen Pemasaran, Dasar Konsep, dan Strategi,
Penerbit Rajawali, Jakarta
Budiono, 2001, Ekonomi Serri Sinopsis, Penerbit BPFE, Yogyakarta Bulletin Asuransi, 2004, Synergistic Selling, Jakarta
Cusson, Robert, R., 2005, Manajemen Pemasaran Jasa, Terjemahan Edwardus,
Prenhallindo, Jakarta Foster, D.W., 2002, Dasar-dasar Marketing, Erlangga, Jakarta
Hasibuan, Malayu H., 2010, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Bumi
Aksara, Jakarta Kim, Panglay dan Hazil, 2003, Marketing Suatu Pengantar, PT. Pembangunan,
Jakarta
Koswara, Sonni, 2002, Topik Pemasaran Praktis Indonesia, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta Kotler, Philip, 2005, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian, Terjemahan Adi zakaria Afif, Edisi
Ketujuh, penerbit LPFEUI, Jakarta Kotler, Phillip, dan Gary Amstrong, 2004, Dasar-dasar Pemasaran,
Terjemahan Alexander Sindoro, Erlangga, Jakarta
-
Rismanelly, R. Rudi Alhempi, Desi Susanti
25
Lovelock, Christopher H., dan Lauren Wright, 2007, Manajemen Pemasaran
Jasa, Terjemahan Agus Widyantoro, Penerbit Indeks, Jakarta
Machfoedz, Machmoed, 2010, Komunikasi Pemasaran Modern, Cakra Ilmu, Jakarta
Nitisemito, Alex S., 2007, Marketing, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta
Radiosunu, 2005, Manajemen Pemasaran, Rineka Cipta, Jakarta
Reksohadiprodjo, Sukanto, 2010, Dasar-dasar Manajemen, BPFE, Yogyakarta Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung
Sumarni, Murti, 2001, Pengantar Perasuransian, Penerbit Liberty, Yogyakarta
Sutojo, Siswanto, 2001, Kerangka Dasaar Manajemen Pemasaran, Penerbit PT. Pustaka Binaman Presindo, Jakarta
Swastha, Basu, 2005, Azas-Azas Marketing, Penerbit Liberty, Yogyakarta
________ dan Ibnu Sukotjo, 2007, Pengantar Bisnis Modern, Edisi Ketiga,
Cetakan Ketigabelas, Liberty, Yogyakarta Terry, George, 2006, Prinsip-prinsip Manajemen, Terjemahan J. Smith DFM,
Bumi Aksara, Jakarta
Tjiptono, Fandy, 2001, Manajemen Jasa, Andi Offset, Yogyakarta Torsina, M., 2001, Usaha Restoran Yang Sukses, PT. Buana Ilmu Populer,
Kelompok Gramedia, Jakarta
Tunggal, Amin Wijaya, 2002, Manajemen Pemasaran Kontemporer, Rineka Cipta, Jakarta
Umar, Husein, 2003, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta
Business Research Center, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Winardi, 2003, Manajemen Pemasaran, Alfabeta, Jakarta
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 26-45 (April 2013)
PENERAPAN PRINSIP MUDHARABAH DI PT BANK SYARIAH
XYZ CABANG PEKANBARU
Moh. Erwin Soaduan STIE Persada Bunda Pekanbaru
Armis Dosen Fak. Ekonomi Univ. Islam Riau Pekanbaru
Abstract
PT Bank Sharia XYZ as well as other Islamic Bank has a product that is a product of funding, financing and services. And one of the products are
products mudharabah financing. Sharing system in mudharabah product is a
form of real effort in the Islamic banking community with memandirikan will strengthen economic and social development, strengthen business
competitiveness in a free market society, and create justice.
This study classified into qualitative research using descriptive. Model analysis
of the data used is an interactive analysis model developed by Miles and Huberman consisting of data reduction, data presentation and drawing
conclusions. This study examines the calculation of the profit sharing ratio in
the financing of mudharabah at PT Bank Sharia XYZ Branch Pekanbaru.
The results of this study is the first: In mudharabah muthlaqah Financing Bank
Sharia XYZ Branch Pekanbaru provide facilities as well as the full right and
authority to mudharib or client/mudharib to conduct business and manage the
funds raised from this mudharabah accordance with the wants and it will be mentioned in agreement or contract/contract agreed by both parties. While the
latter are the hallmarks of mudharabah namely 1) the Bank will enjoy an
increase in results at the customer's business profits increased, 2) the Bank is not obligated to pay for the results to the client funding is fixed, but adjusted
earnings/results of operations of banks so that banks do not have a negative the
spread. 3) Return of principal financing adjusted cash flow so as not to burden the customer. And 4) the Bank will be more selective and careful search for
businesses not only in accordance with sharia, but also has good prospects.
While the weakness of this mudharabah are: 1) Side Stream, customers use
traditional funding is not as mentioned in the contract, 2) Negligent and intentional errors and 3) Concealment by the customer when the customer gains
dishonest.
Keywords: financing, mudharabah, sharia, bank
-
Moh. Erwin Soaduan, Armis
27
PENDAHULUAN
Keberadaan lembaga perbankan selain berpengaruh terhadap dunia usaha,
dimana hampir semua dunia usaha mengandalkan jasa keuangan perbankan, juga telah banyak menyerap jutaan orang tenaga kerja. Fungsi utama bank
merupakan fungsi yang sangat penting bagi masyarakat dan dunia usaha adalah
sebagai tempat penyimpanan dana, dan memberikan kredit/pembiayaan kepada
masyarakat. Di Indonesia fungsi bank diartikan sebagai agent of development (Djumhana, 2000: 86).
Undang-undang No. 21 Tahun 2008 telah mengatur semua kegiatan perbankan
berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang
memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.1 Sedangkan
Pembiayaan merupakan penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berupa transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah, transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam
bentuk ijarah muntahiya bittamlik, transaksi jual beli dalam bentuk piutang
murabahah, salam, dan istisna, transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh dan transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk
transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank
syariah dan/atau unit usaha syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi
hasil.2
Sistem bagi hasil penentuan besarnya rasio atau nisbah bagi hasil di buat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi. Maka
dalam suatu proyek yang dilakukan nasabah, sistem bagi hasil mempunyai
keuntungan sebab tidak akan menimbulkan negatif spread, pertumbuhan modal negatif, dalam permodalan Bank sebagaimana yang biasa terjadi dalam
perbankan konvensional yang menggunakan sistem bunga. Hal itu terjadi, di
satu pihak disebabkan karena adanya tingkat suku bunga deposito yang tinggi, dan dilain pihak bunga kredit dibebani tingkat bunga yang rendah untuk
menarik para investor menanamkan modalnya apabila mengalami kerugian akan
ditanggung bersama (Antonio, 2001: 61).
Dari latar belakang tersebut maka terdapat berapa masalah yang menjadi tema pembahasan paper ini yaitu adalah bagaimanakah penerapan pada prinsip
mudharabah pada PT Bank Syariah XYZ Cabang Pekanbaru? Bagaimanakah
1 Undang-Undang No.21 Tahun 2008 Pasal 1 Angka 12 2 Undang-Undang No.21 Tahun 2008 Pasal 1 Angka 25
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 26-45 (April 2013)
28
pihak Bank menyelesaikan pembiayaan mudharabah yang bermasalah pada PT
Bank Syariah XYZ Cabang Pekanbaru? Sanksi apakah yang diberlakukan
kepada mudharib bila melanggar perjanjian dalam akad pembiayaan Mudharabah?
Bertitik tolak dari permasalahan yang telah dilakukan di atas, maka tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis pelaksanaan perjanjian
pembiayaan mudharabah pada PT Bank Syariah XYZ Cabang Pekanbaru, menganalisis upaya pihak Bank dalam menyelesaikan pembiayaan mudharabah
yang bermasalah pada PT Bank Syariah XYZ Cabang Pekanbaru, dan
menganalisis sanksi yang diberlakukan kepada mudharib bila melanggar perjanjian dalam akad pembiayaan Mudharabah?
TINJAUAN PUSTAKA
Keberadaan perbankan Islam di tanah air telah mendapat landasan yang kokoh
setelah adanya paket deregulasi yaitu, berkaitan dengan berlakunya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, Undang Undang No.7
Tahun 1992 yang direvisi melalui Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Tentang
Perbankan yang dengan tegas mengakui keberadaaan dan berfungsinya sistem bagi hasil dalam bank syariah. Dengan demikian pembiayaan mudharabah
dengan prinsip bagi hasil yang diterapkan dalam perbankan syariah merupakan
cerminan dari kegiatan muamalah yang berlandaskan syariah Islam ketika melakukan kegiatan usaha. Perbankan syariah dalam menerapkan prinsip bagi
hasil dapat dilakukan dengan beberapa akad, yaitu akad pembiayaan al-
musyarakah, al-murabahah dan al-mudharabah untuk kegiatan pembiayaan
modal usaha, ataupun penyaluran biaya kepada mereka yang kekurangan dana tetapi memiliki keterampilan untuk menjalankan bisnis dengan suatu
keuntungan tidak pasti yang mungkin dapat atau juga mungkin tidak dapat
diwujudkan (Saed, 2004: 110).
Secara umum mudharabah dibagi kepada dua jenis, yaitu:
1. Mudharabah Muthlaqah, yaitu suatu bentuk kerjasama antara shahibul maal dengan mudharib tanpa membatasi spesifikasi jenis usahanya, sepanjang usaha tersebut dianggap baik dan bisa memberi keuntungan.
2. Mudharabah Muqayyadah, yaitu shahibul maal menentukan syarat atau pembatasan kepada pengelola dana dalam menjalankan usaha. Maka
inti mekanisme dari pada mudharabah itu sendiri pada dasarnya terletak pada kerjasama yang baik antara pemberi modal dan pengelola dana
dengan dasar kepercayaan, kerjasama inilah yang merupakan karakter
utama dalam pelaksanaan perjanjian mudharabah di perbankan syariah.
-
Moh. Erwin Soaduan, Armis
29
Secara bahasa perjanjian menurut jumhur ulama dikatakan dengan Akad, dan
secara terminologi akad didefinisikan dengan Pertalian ijab (pernyataan
melakukan ikatan) dan qabul (pernyataan penerima) sesuai dengan kehendak syariat yang mempengaruhi pada objek perikatan (Saed, 2004: 8-10).
Untuk mewujudkan suatu kesepakatan dalam sebuah kontrak dalam setiap
perjanjian sebagaimana dalam rukun akad, mesti ada kehendak dari pada pihak
yang ingin mengikatkan diri, artinya kebebasan untuk mengikatkan diri tersebut menjadi sebuah syarat yang membuat suatu perjanjian menjadi sah atau tidak,
kemudian karena pada prinsipnya perjanjian pembiayaan mudharabah tidak ada
jaminan, artinya bahwa perjanjian ini hanya didasari kepada kepercayaan bank terhadap nasabah/mudharib, maka dengan sendirinya seorang
nasabah/mudharib akan melaksanakan kewajibannya sebagaimana halnya
dengan Bank Syariah juga harus memperhatikan kepentingan dari
nasabah/mudharib dalam situasi tertentu (Suharnoko, 2004: 4).
Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama
pemberi modal sedangkan pihak kedua memanfaatkan untuk tujuan-tujuan
usaha dan keuntungan dari usaha tersebut akan dibagikan di antara mereka berdasarkan kesepakatan yang dituangkan dalam akad (kontrak).
3
Perjanjian pembiayaan adalah perjanjian berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.4
METODA PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini, dilakukan sebuah penelitian hukum normatif. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian pembiayaan
bagi hasil (Mudharabah) di PT Bank Syariah XYZ Cabang Pekanbaru, dengan
demikian penelitian ini menempatkan kaidah-kaidah hukum terkait dengan bagi hasil (Mudharabah) di bank syariah, dalam arti sejauh mana hukum dalam
mengatur tentang bagi hasil, mekanisme dan pelaksanaan perjanjiannya.
Penelitian ini menggunakan tehnik penelitian Lapangan (Field Research).
Alat pengumpulan data yang dipergunakan adalah studi dokumen yang
bersumber dari bahan hukum primer, yakni bahan-bahan hukum yang mengikat,
seperti Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah,
Undang- Undang No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Undang-Undang Bank Indonesia No. 2 Tahun 2004, Himpunan Dewan Syariah Nasional Majelis
3 Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Op Cit, hlm. 40 4 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Pasal 1 ayat 12
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 26-45 (April 2013)
30
Ulama Indonesia No.07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah,
Fiqh Islam, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata serta peraturan-peraturan
lain yang relevan dan wawancara dengan pihak PT Bank Syariah XYZ Cabang Pekanbaru. Bahan hukum sekunder dalam penelitian ini berupa hasil-hasil
seminar atau penemuan ilmiah lainnya, bahkan dokumen pribadi atau
pandangan kalangan pakar hukum sepanjang hal itu berhubungan dengan objek
telaahan penelitian ini (Soemitro, 1982: 24).
Bahan hukum tersier dalam penelitian ini dipergunakan untuk memberikan
penjelasan atas bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus umum, kamus
hukum, kamus hukum ekonomi, majalah dan jurnal ilmiah. Pengumpulan data dimulai dengan melakukan identifikasi seluruh data yag relevan dengan
permasalahan,penelitian, setelah data teridentifikasi baru dilakukan inventarisasi
data-data, kemudian data yang terkumpul akan dikelompokkan atau dipilah-
pilah untuk digunakan proses analisis data.
Pelaksanaan pembiayaan Mudharabah
A. Perjanjian Dalam Hukum Islam
Islam adalah agama yang di ridhoi Allah SWT dan bersifat rahmatan lil alamin yang mengandung makna sebagai agama yang menjadi rahmat bagi seluruh
alam. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai perjanjian dan perikatan dalam
hukum Islam berikut dikemukakan beberapa pendapat kalangan ulama fiqhiyah, antara lain yaitu:
Pertama, menurut Wahbah Alzuhaily secara etimologi akad adalah ikatan
antara dua perkara baik ikatan secara nyata maupun secara maknawi dari
satu segi maupun dari dua segi (Al-Juhaili, 1989: 80).
Sedangkan kalimat al-ahdu dapat disamakan dengan istilah perjanjian atau overeenkomst, yaitu suatu pernyataan dari seseorang untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu yang tidak berkaitan dengan orang lain
(Gemala Dewi, 2006: 45).
Kedua, dalam pandangan ulama syafiiyah, Hanafiyah dan Hanabilah, akad merupakan segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang
berdasarkan keinginannya sendiri, seperti wakaf, pembebasan.
B. Unsur-Unsur Perjanjian (Akad) Dalam Hukum Islam
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam perjanjian atau akad adalah
sebagai berikut:
-
Moh. Erwin Soaduan, Armis
31
1. Pernyataan Untuk Mengikatkan Diri.
Akad melalui tulisan dibolehkan baik bagi orang yang mampu berbicara atau
tidak dengan syarat tulisan tersebut harus jelas, tampak dan dapat dipahami oleh kedua belah pihak, hal ini sesuai dengan kaedah yang dibuat oleh ulama.
Persyaratan akad melalui perbuatan bisa dilakukan asal perbuatan tersebut
menunjukkan saling meridhoi. Dalam hal ini ulama Hanafiyah dan Hanabilah
menambahkan bolehnya perbuatan menjadi ijab dan qabul tersebut kepada perbuatan terhadap barang-barang yang sudah diketahui secara umum oleh
manusia (Antonio, 2001: 49).
2. Pihak-Pihak Yang Berjanji (Berakad)
Pihak yang berjanji atau berakad diharuskan sama-sama mempunyai kecakapan
hukum dalam tindakan hukum. Dalam istilah fiqhnya harus Mukallaf dengan
arti lain orang yang hendak melakukan perjanjian tersebut sudah dewasa
menurut ketentuan hukum yang berlaku. Kemudian diharuskan juga yang berakad itu sehat akalnya artinya tidak sedang mengalami gangguan jiwa atau
gila, maka pada tahap ini kapasitas seseorang telah sempurna, sebab telah
mampu untuk bersikap dan bertindak demi keamanan dalam mengelola dan mengontrol usaha bisnisnya dengan bijaksana (Gemala Dewi, 2006: 53).
3. Objek Perjanjian (Akad).
Objek akad atau perjanjian adalah sesuatu atau benda-benda yang dijadikan akad dan dikenakan padanya akibat hukum yang di timbulkan. Bentuk objek
akad tersebut dapat berupa benda berwujud maupun benda tidak berwujud
seumpama manfaatnya (Gemala Dewi, 2006: 60).
Untuk Objek akad harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Objek akad tersebut harus diakui oleh syara, dengan ketentuan objeknya harus:
1). Berbentuk harta 2). Dimiliki oleh seseorang
3). Bernilai harta menurut harta dalam Islam (Thaib, 2005: 8).
b. Objek akad tersebut harus ada dan bisa diserahkan ketika
berlangsungnya akad.
Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kesalah pahaman di antara para
pihak yang dapat menjadi perselisihan dikemudian hari. Jika objek dalam perjanjian tersebut berupa benda maka bentuk, fungsi, dan keadaan, faedahnya
ada cacat pada benda objek akad dimaksud.
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 26-45 (April 2013)
32
C. Jenis- Jenis Perjanjian Dalam Hukum Islam
Perjanjian atau akad dalam hukum Islam dibagi beberapa macam, dimana tiap
macamnya akad tergantung dari sudut pandang mana dilihat, apabila dilihat dari segi keabsahannya menurut syara, akad atau perjanjian dibagi kepada dua macam yaitu:
1. Perjanjian atau akad yang sahih
Perjanjian yang sahih adalah perjanjian yang telah memenuhi rukun dan syarat sebagaimana yang telah ditetapkan oleh syara. oleh karena itu konsekuwensi yang ditimbulkan akan mengikat para pihak yang berjanji atau yang berakad
(Antonio, 2001: 66).
2. Akad yang tidak sahih
Akad yang tidak sahih atau tidak sah adalah akad/perjanjian yang tidak
memenuhi unsur rukun dan unsur syarat, artinya akad ini tak mempunyai
dampak hukum atau tidak sah.
Ulama Fiqh membaginya kepada tiga macam, yaitu:
a. Akad yang mengikat dan tidak bisa dibatalkan sama sekali, seperti akad
perkawinan, dalam hal ini akad yang tidak boleh dibatalkan kecuali dengan cara-cara yang telah ditentukan oleh syara untuk membatalkannnya, seumpama melalui thalaq dan khulu.
b. Akad yang mengikat tetapi bisa dibatalkan atas kehendak kedua belah pihak, seperti akad jual beli, sewa menyewa atau al-muzaraah (kerjasama dalam bidang pertanian), maka dalam hal ini para pihak
dibenarkan untuk melakukan khiyar artinya ada hak para pihak untuk
memilih apakah meneruskan akad yang telah memenuhi rukun tersebut atau membatalkannya.
c. Akad yang hanya mengikat salah satu pihak seperti al rahn dan al
kafalah (Thaib, 2005: 17-18).
D. Pengaturan Perjanjian Mudharabah
Dengan di sahkannya Undang-Undang Nomor. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah yang mengatur tentang pembiayaan mudharabah di perbankan syariah landasan bagi mudharib serta sahibul maal dalam melakukan
perjanjian pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah) telah semakin
-
Moh. Erwin Soaduan, Armis
33
memiliki landasan hukum, hal ini merupakan era baru bagi usaha perbankan
syariah di Indonesia.5
E. Pengertian Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan dalam Islam merupakan perintah dalam Al-Quran dan ucapan dari Nabi Muhammad S.A.W, jadi hukum Islam berasal dari teks yang terungkap
dari sebuah norma yang saling berhubungan yang melarang kegiatan
pengambilan keuntungan (intrest making) dan kegiatan spekulatif yang tidak pantas (Nasution, 2004: 11).
Secara umum pembiayaan dalam bank syariah menurut sifat penggunaannya di
bagi kepada dua bagian sebagai berikut.
1. Pembiayaan Produktif
Pembiayaan produktif merupakan pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan produksi dalam arti luas yaitu, untuk peningkatan usaha, baik usaha
produksi, perdagangan maupun investasi (Antonio, 2001: 160). Dan menurut keperluannya pembiayaan produktif ini dibagai menjadi dua hal yaitu:
a) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
b) Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan Utility of place dari suatu barang.
Pembiayaan modal kerja yang dilaksanakan oleh bank syariah dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja nasabah bukan dengan meminjamkan uang tunai, tetapi dengan menjamin hubungan kemitraan (partnership) dengan
nasabah (Antonio, 2001: 162).
2. Pembiayaan Investasi
Pembiayaan investasi diberikan kepada nasabah/mudharib untuk keperluan investasi, yaitu keperluan penambahan modal guna mengadakan perluasan
usaha(ekspansi), pada umumnya pembiayaan ini diberikan dalam jumlah besar
serta pengendapan dana ini cukup lama, sehingga perlu disusun proyeksi arus kas (projected cash flow) yang mencakup semua komponen biaya dan
pendapatan sehingga akan dapat diketahui berapa dana yang tersedia setelah
semua kewajiban terpenuhi. Setelah itu baru disusun jadwal amortisasi yang
merupakan angsuran pembiayaan.
5 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 1 ayat 25 huruf a
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 26-45 (April 2013)
34
3. Pembiayaan konsumtif
Keamanan atau safety mencerminkan bahwa prestasi yang diberikan dalam
bentuk uang, barang akan terjamin dalam pengembaliannya, sehingga keuntungan atau profitability akan menjadi kenyataan seperti yang diharapkan
karena pada dasarnya profitability merupakan tujuan dari pembiayaan tersebut.
F. Jenis-Jenis Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Syariah
Secara umum pembiayaan mudharabah dibagi kepada dua jenis, yaitu:
1. Pembiayaan mudharabah mutlhaqah (General investment)
Pembiayaan secara mudharabah muthlaqah adalah suatu pembiayaan dalam
bentuk kerja sama antara shahibul maal dalam hal ini bank syariah dengan mudharib atau nasabah yang cakupannya amat luas dan tidak dibatasi oleh
spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis, kalau dalam pemabahasan
ulama fiqh salafussaleh seringkali menyebutnya dengan contoh if al ma syita artinya lakukan sesukamu (Antonio, 1999: 173). Maka jenis usaha yang akan dijalankan secara mutlak diputuskan oleh mudharib yang dianggap sesuai,
sehingga tidak terikat dan terbatas, tetapi ada satu hal yang tidak boleh
dilakukan mudharib tanpa seijin bank syariah yaitu nasabah atau mudharib tidak boleh meminjamkan modalnya atau memudharabahkannya lagi kepada pihak
lain (Ascary, 2007: 65).
2. Pembiayaan mudharabah muqayyadah
Pembiayaan mudharabah muqayyadah disebut juga dengan istilah retrected
mudharabah/ specifed mudharabah, yaitu kebalikan dari pembiayaan
mudharabah mutlaqah, dalam pembiayaan ini mudharib dibatasi dengan batasan
jenis usaha, waktu, tempat usaha (Antonio, 2001: 173).
Untuk jenis pembiayaan mudharabah muqayyadah ini pihak bank syariah dapat
memberikan batasan-batasan yang sudah baku kepada nasabah/mudharib,
namun di dalam PT Bank Syariah XYZ Cabang Pekanbaru, pembiayaan Mudharabah muqayyadah ini tidak ada dilaksanakan.
G. Kriteria Penerima Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Syariah
Berdasarkan prinsip mudharabah bank syariah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap penggunaan dana tersebut, sehingga langkah-langkah dalam
proses penyaluran pembiayaan mudharabah ini sesuai dengan karakter dan
standart dalam penyaluran dana. Sebelum memberikan pembiayaan pihak bank
syariah melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap calon mudharib atau nasabah/mudharib yang mengajukan permohonan pembiayaan.
-
Moh. Erwin Soaduan, Armis
35
Langkah-langkah yang di ambil oleh bank syariah dalam pembiayaan pada saat
calon nasabah/mudharib menyampaikan atau mengajukan usul permohonan
pinjamannya adalah sebagai berikut.
a. Tahap Permohonan Pembiayaan
Pada tahap ini bank syariah akan memeriksa kelengkapan berkas permohonan
pembiayaan yang dimohonkan oleh nasabah/mudharib sesuai dengan kebutuhan
analisis yang diperlukan. Yang tidak kalah pentingnya adalah meneliti keabsahan surat permohonan pembiayaan, apakah telah ditanda tangani oleh
pengurus atau yang berwenang sesuai dengan akte pendirian perusahaan
(Zulkifli, 2003: 144).
b. Tahap Penelitian Berkas Investigasi Pembiayaan
Selain melakukan penelitian terhadap kelengkapan berkas permohonan
pembiayaan yang diajukan akan dilakukan juga peninjauan ke lapangan, seperti
lokasi kantor, lokasi usaha akan diperiksa kebenarannya yang meliputi posisi lokasi apakah di tempat yang strategis, berorientasi konsumen atau berorientasi
bahan baku (Zulkifli, 2003: 143).
c. Analisis Pembiayaan
Sesuai dengan wawancara yang diperoleh dari PT Bank Syariah XYZ
Pekanbaru. Pihak PT Bank Syariah XYZ dalam menetapkan kriteria pertama
yang harus dipenuhi oleh penerima pembiayaan mudharabah adalah:
1) Orang atau badan usaha harus Amanah
Dengan adanya sifat amanah dalam diri nasabah/mudharib akan membuat
investor yaitu PT Bank Syariah XYZ merasa aman dan tidak khawatir
ketika memberikan pembiayaan mudharabah. Dalam ilmu Psikologi di kenal teori bahwa manusia beraksi terhadap apa yang dipercayainya
sebagai suatu kenyataan dan terhadap kenyataan itu sendiri (Nasution,
2004: 2).
2) Telah menjadi nasabah di PT Bank Syariah XYZ Cabnag Pekanbaru
minimal satu (1) tahun.
Dalam melaksanakan analisis terhadap permohonan pembiayaan yang diajukan kepadanya, bank syariah setidaknya harus memuat analisis 5 C
yang merupakan standarisasi minimal yang lazim dipergunakan di
kalangan perbankan.
-
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No. 1, 26-45 (April 2013)
36
Setelah melewati semua tahap analisis tersebut maka pihak bank dapat
mengambil keputusan apakah permohonan calon nasabah/mudharib tadi dapat
diterima atau ditolak. Namun pada kondisi ini calon nasabah/mudharib tetap masih dapat merundingkan hal-hal yang belum sesuai menurutnya dengan pihak
bank agar diantara kedua belah pihak tercapai kata sepakat. Apabila terjadi
penolakan dari pihak bank terhadap permohonan pembiayaan yang diajukan
oleh calon nasabah/mudharib maka akan berlaku beberapa hal sebagai berikut:
a) Penolakan tersebut harus disampaikan secara tertulis kepada calon nasabah/ mudharib beserta dengan alasan-alasannya.
b) Pengembalian semua berkas permohonan, kecuali surat permohonan pembiayaan.
c) Bila yang ditolak oleh bank adalah permohonan perpanjangan pembiayaan maka hal itu berarti jangka waktu dari pembiayaan tersebut
tidak bisa diperpanjang lagi, dengan demikian nasabah nasabah/mudharib diberitahukan agar segera menyelesaikan semua
kewajibannya.
d) Bila permohonan tambahan fasilitas pembiayaan ditolak, nasabah tetap dapat menikmati limit dari fasilitas pembiayaan yang telah disetujui
semula (Zulkifli, 2003: 150).
H. Jaminan Dalam Pembiayaan Mudharabah
Jaminan pembiayaan mudharabah merupakan tuntutan kepada mudharib untuk
mengembalikan modal shahibul maal dalam keadaan semula baik untung
maupun rugi (Zulkifli, 2003: 177). Sebagaimana disebutkan dalam Keputusan
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah dinyatakan bahwa pada prinsipnya dalam pembiayaan
Mudharabah tidak ada jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan
penyimpangan, Lembaga Keuangan Syariah dapat meminta Jaminan dari Mudharib atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila
mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah
disepakati bersama dalam akad.6 Untuk memastikan kinerja nasabah/mudharib
sesuai dengan syarat-syarat yang terdapat dalam kontrak, biasanya pihak bank
mempersyaratkan bagi pemohon pembiayaan mudharabah untuk menyatakan
jenis jaminan yang dapat mereka berikan kepada bank syariah (Saed, 2004: 86).
Dengan keuntungan yang didapat oleh bank merupakan keuntungan juga pihak nasabah dan berpengaruh kepada besarnya nilai bagi hasil yang diterima oleh
kedua belah pihak sehingga akan menarik minat masyarakat lainnya untuk
menyimpan atau menginvestasikan uangnya pada bank syariah tersebut karena
6 Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Op Cit, hlm. 45
-
Moh. Erwin Soaduan, Armis
37
otomatis dana yang disalurkan oleh bank kepada masyarakat juga lebih besar
(Wirdyaningsih, 2005: 261).
Untuk lebih menjamin pengembalian dana yang diberikan pihak bank kepada nasabah/mudharib, pihak bank dapat menyarankan kepada nasabah/mudharib
supaya untuk memasukkan proyek pembiayaan atau usaha yang dikelola
nasabah/mudharib tersebut ke asuransi seperti syariah Takaful, hal ini berguna
untuk menjamin ketika sewaktu-waktu nasabah/mudharib mengalami musibah maka pihak asuransi akan melunasi hutangnya, dengan kata lain tagihan hutang
dari nasabah/mudharib tersebut akan beralih kepada pihak asuransi.
I. Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Mudharabah Pada PT Bank
Syariah XYZ Cabang Pekanbaru
Perjanjian mudharabah merupakan salah satu produk bagi hasil yang
dilaksanakan oleh PT Bank Syariah XYZ Cabang Pekanbaru, dengan
berdasarkan prinsip syariah pada umumnya. PT Bank Syariah XYZ Cabang Pekanbaru pada prakteknya menerapkan prinsip pembiayaan mudharabah
Muthlaqah dengan memberikan fasilitas dan otoritas serta hak sepenuhnya
kepada nasabah/mudharib untuk melakukan usaha dan mengelola dana yang diperoleh dari pembiayaan mudharabah ini sesuai dengan yang diinginkannya
dan hal tersebut akan disebutkan dalam perjanjian atau akad/kontrak yang
disepakati oleh kedua belah pihak.
Dari Tabel 1, terlihat bahwa peningkatan pembiayaan mudharabah di PT Bank
Syariah XYZ Cabang Pekanbaru belum menunjukkan peningkatan yang
signifikan dari segi kuantitas. Hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya
prinsip kehati-hatian Bank dalam me