1 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN...
Embed Size (px)
Transcript of 1 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN...

1
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN RESIKO KANKER PAYUDARA PADA REMAJA PUTRI
DI MAN 2 BANDA ACEH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Oleh:
RINI MULIA SARI NIM: 121010210027
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STU DI
DIPLOMA IV KEBIDANAN BANDA ACEH 2013

2
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN RESIKO KANKER PAYUDARA PADA REMAJA PUTRI
DI MAN 2 BANDA ACEH TAHUN 2013
Rini Mulia Sari1, Adri Idiana2
xi + 5 BAB + 61 Halaman + 7 Tabel + 10 Lampiran Latar Belakang: Di Indonesia jumlah angka kejadian kanker payudara adalah 26/100.000 penduduk. Berdasarkan data tahun 2012 yang diperoleh dari ruang rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh pada bulan Januari hingga Desember 2011 sebanyak 524 kasus yang terkena Neoplasma ganas kanker payudara yang diantaranya berusia 15-24 tahun sebanyak 12 orang, usia 25-44 tahun sebanyak 191 orang, dan yang berusia 45-64 tahun sebanyak 260 orang, sedangkan pada usia 65 keatas sebanyak 61 orang, serta yang meninggal dunia sebanyak 13 orang. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di MAN 2 Banda Aceh pada tanggal 03 Agustus sampai dengan 19 Agustus 2013 yang diperoleh populasi 90 remaja putri, dengan jumlah sampel 48 responden, dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. selanjutnya dilakukan dengan uji chi square. Hasil Penelitian: ada hubungan antara pengetahuan dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,015. Ada hubungan antara sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,019. Kesimpulan: pengetahuan dan sikap ada hubungannya dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh. Saran: diharapkan pada penelitian dimasa yang akan datang diperoleh hasil yang bermakna dan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang metodelogi penelitian terkait tentang resiko kanker payudara. Kata kunci : Pengetahuan, sikap, dan Resiko Kanker Payudara. Daftar Bacaan : 28 Buku (2000-2010) + 4 Internet 1 Mahasiswi Prodi D-IV Kebidanan STIKes U’Budiyah 2 Dosen Pembimbing Prodi D-IV Kebidanan STIKes U’Budiyah

3
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Telah Memenuhi Persyaratan Untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Banda Aceh, 10 Oktober 2013
Pembimbing
(ADRI IDIANA, SSiT, MPH)
MENGETAHUI : KETUA PRODI DIPLOMA IV KEBIDANAN
STIKes U’Budiyah Banda Aceh
(CUT ROSMAWAR, SST)

4
PENGESAHAN PENGUJI
JUDUL : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN
RESIKO KANKER PAYUDARA PADA REMAJA PUTRI DI MAN 2 BANDA ACEH TAHUN 2013.
NAMA : RINI MULIA SARI NIM : 121010210027
MENYETUJUI: PEMBIMBING
ADRI IDIANA, SSiT, MPH
PENGUJI I PENGUJI II
RAHMA YANI, SKM, M. Kes ZAHRUL FUADI, SKM, M. Kes
MENYETUJUI KETUA STIKes U’BUDIYAH
MARNIATI, M. Kes
MENGETAHUI KETUA PRODI D IV KEBIDANAN
CUT ROSMAWAR, SST
Tanggal Lulus 10 Oktober 2013

5
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dengan
rahmat dan karunia Nya peneliti telah dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan
judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Resiko Kanker Payudara Pada
Remaja Putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013”.
Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi syarat sebagai tugas
akhir dalam menyelesaikan pendidikan diploma IV Kebidanan Yayasan
U’Budiyah Banda Aceh.
Dalam menyusun Skripsi, peneliti banyak menemukan hambatan dan
kesulitan, tetapi berkat adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan dari semua
pihak, maka penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu peneliti ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada; Ibu Adri Idriana, SSiT, MPH, selaku pembimbing yang telah memberi
arahan dan saran serta bimbingan selama penyusunan Skripsi ini. Terima kasih
juga peneliti ucapkan, kepada:
1. Bapak Dedi Zefrizal, ST, Selaku Ketua Yayasan STIKes U’Budiyah
Indonesia.
2. Ibu Marniati, M.Kes, selaku Ketua STIKes U’Budiyah Banda Aceh.
3. Ibu Cut Rosmawar, SST, selaku Ketua Prodi DIV STIKes U’Budiyah Banda
Aceh.

6
4. Ibu Adri Idiana, SSiT, MPH, selaku Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan Skripsi ini.
5. Para Dosen dan Staf Akademik DIV STIKes U’Budiyah Banda Aceh.
6. Keluarga Tercinta peneliti yang senantiasa menjadi sumber inspirasi bagi
penulis, selalu menghibur peneliti dikala duka juga tak bosan memberikan
dorongan demi terselesaikannya Skripsi ini.
7. Semua teman-teman angkatan 2012, yang telah memberikan dorongan dan
dukungan dalam pelaksanaan Skripsi.
Akhirnya peneliti mengharapkan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan penulisan ini, semoga berguna dan bermanfaat
bagi kita semua.
Banda Aceh, Agustus 2013
Peneliti

7
DAFTAR ISI halaman ABSTRAK ........................................................................................................ i ABSTRACT ......................................................................................................... ii PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................. iii PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................. iv KATA PENGANTAR ...................................................................................... v DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
1. Tujuan Umum ...................................................................... 5 2. Tujuan Khusus ..................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan .............................................................................. 8 B. Sikap .......................................................................................... 10 B. Kanker Payudara ....................................................................... 17 C. Kerangka Konsep ...................................................................... 42 D. Hipotesis .................................................................................... 42 BAB III KERANGKA KONSEP
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 43 B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 43 C. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 45 D. Instrument Penelitian .................................................................. 46 E. Pengumpulan Data ....................................................................... 47 F. Teknik Pengolahan Data .............................................................. 47 G. Definisi Operasional ................................................................... 48 H. Metode Analisis Data .................................................................. 49

8
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .......................................... 51
B. Hasil Penelitian ........................................................................... 52 C. Pembahasan ................................................................................. 45
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 60
B. Saran ............................................................................................ 61 DAFTAR PUSTAKA

9
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 3.1 Definisi Opersional................................................................... 48
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Rekapitulasi Iventaris Sekolah Di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013 ..................................................... 51
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Resiko Kanker Payudara Pada Remaja
Putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013................................ 52 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri di MAN 2
Banda Aceh Tahun 2013 .......................................................... 52 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri di MAN 2 Banda
Aceh Tahun 2013 ..................................................................... 53 Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Dengan Resiko Kanker Payudara
Pada Remaja Putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013.......... 53 Tabel 4.6 Hubungan Sikap Dengan Resiko Kanker Payudara Pada
Remaja Putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013 .................. 54

10
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 2.1 : Kerangka Konsep Penelitian……………………………….. 42

11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembaran Koesioner Penelitian.
Lampiran 2 : Kunci Jawaban Koesioner.
Lampiran 3 : Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 4 : Surat Selesai Pengambilan Data Awal
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 6 : Surat Selesai Penelitian
Lampiran 7 : Master Tabel
Lampiran 8 : SPSS Out Put
Lampiran 9 : Daftar Konsul
Lampiran 10 : Biodata Penelitian

12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) tahun 2006
menjelaskan di Amerika Serikat, kanker payudara merupakan 28% kanker pada
wanita kulit putih dan 25% pada wanita kulit hitam, ini merupakan keganasan
nomor satu dan merupakan penyebab kematian nomor dua setelah kanker paru,
yang diperkirakan terdapat 193.700 kasus baru kanker payudara dengan angka
kematian sebesar 43.000 setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia
(WHO) tahun 2010, pada tahun 2005 kematian akibat kanker di seluruh dunia
mencapai 7 juta orang, 11 juta kasus baru kanker dan 25 juta orang hidup dengan
kanker. Diperkirakan pada tahun 2030, kematian akibat kanker meningkat menjadi
17 juta, 27 juta kasus baru dan 75 juta orang hidup dengan kanker. Dari 75 juta jiwa
tersebut, 70 persennya hidup di negara berkembang termasuk Indonesia (Setiati,
2009).
Kanker payudara di banyak Negara merupakan kanker yang paling sering
terjadi dan penyebab kematian terpenting pada wanita. Di kebanyakan Negara
kanker payudara menduduki tempat nomor dua dari insiden semua tipe kanker di
Indonesia, baik menurut penyelidikan bagian Patologi Universitas Indonesia (Prof.
Soetomo Tjokronegoro) maupun registrasi kanker di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, umur penderita kanker payudara yang termuda adalah 20-29
tahun, yang tertua 80-89 tahun, dan terbanyak berumur 40-49 tahun yakni 130
kasus (Prawirohardjo, 2008).

13
The American Cancer Society (2008) memperkirakan setiap tahunnya
sekitar 178.000 wanita akan di diagnosis terkena kanker payudara dengan rentan
umur 40-55 tahun, serta merupakan penyebab terbesar kedua kematian wanita.
Menurut National cancer Institute (2010) di Amerika Serikat tahun 2009 jumlah
kasus kanker payudara adalah 194.280 kasus dengan jumlah kematian 40.610, dan
menurut SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) di Indonesia pada tahun 2007
kanker payudara menempati urutan pertama dari kasus kanker dengan proporsi
24,3% (Chyntia, 2009).
Disebutkan bahwa angka kejadian kanker payudara adalah 26 per 100.000
penduduk. Artinya, dari setiap 100.000 orang, ada 26 kasus baru kanker payudara,
dan angka ini secara bertahap meningkat. Peningkatan angka kasus ini menurut
banyak studi dan forum disebabkan oleh gaya hidup, diet, dan kesehatan mental
(manajemen stres) (Monty, 2012).
Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008, kanker payudara
menempati peringkat pertama penyakit kanker pada pasien rawat inap dirumah sakit
pada tahun 2004-2007. Kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia adalah
kanker payudara, sehingga bagaimana cara untuk memberikan informasi serta
menyadarkan masyarakat akan bahaya dari penyakit ini. Kemudian, dapat
melakukan upaya pencegahan yang cepat dan tepat sehingga penyakit tersebut tidak
terjadi. Jika sel kanker dapat di deteksi lebih awal, tentunya alternatif pengobatan
akan semakin banyak dan presentase untuk sembuh menjadi lebih tinggi (Melissa,
2008).

14
Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Pada
usia ini fisik seseorang terus berkembang, demikian pula aspek sosial
maupun psikologisnya. Perubahan ini membuat seorang remaja banyak ragam gaya
hidup, perilaku, tidak terkecuali pengalaman dalam menentukan makanan apa
yang dikonsumsi yang sangat berpengaruh terhadap keadaan gizi seorang remaja,
Pada zaman sekarang sudah sangat beragam penyakit mematikan yang
bermunculan terutama pada wanita dan remaja. Salah satu penyakit mematikan
tersebut adalah kanker payudara (Yuniastuti, 2008).
Kanker payudara dapat disebabkan dari riwayat keluarga, terlalu sering
memakan makanan fast food, merokok dan minuman alkohol, dan lain-lain. Perlu
diketahui bahwa makanan fast food ternyata mengandung garam, lemak & kalori
yang tinggi, termasuk kolesterol yang mencapai 70% serta hanya sedikit
mengandung serat yang justru sangat dibutuhkan oleh tubuh. Saat ini remaja sangat
gemar mengkonsumsi (fast food) karena fast food telah menjadi bagian dari
perilaku sebagian anak sekolah dan remaja di luar rumah diberbagai kota. Selain
kandungan gizinya yang rendah, fast food juga mengandung zat pengawet dan zat
adiktif yang membuat kita ketagihan. Lemak tinggi yang banyak terdapat dalam
makanan cepat saji juga berpengaruh untuk memperbesar risiko terkena kanker,
terutama kanker payudara dan usus besar (Yuniastuti, 2008).
Faktor resiko terkena kanker payudara adalah pada riwayat adanya penyakit
ini pada keluarga dekat seperti saudara perempuan atau ibu, salah satu dari beberapa
gen untuk kanker payudara familiar telah berhasil di identifikasi dan tampaknya
diwariskan sebagai suatu sifat dominan. Diet tinggi lemak dan konsumsi alkohol

15
juga dapat dikaitkan dengan kanker payudara. Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) secara teratur setiap bulan penting untuk deteksi dini tumor, sadari harus
dilakukan oleh semua wanita yang berusia diatas maupun dibawah 20 tahun
(Elizabeth, 2001).
Pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan untuk memberikan
informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan prilaku hidup sehat bagi
remaja, disamping itu juga untuk mengatasi masalah yang ada dengan pengetahuan
yang memadai dan adanya motivasi untuk menjalani masa remaja secara sehat, para
remaja diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki
masa kehidupan berkeluarga dengan sistem reproduksi yang sehat (Melissa, 2008).
Berdasarkan data tahun 2012 yang diperoleh dari ruang rekam medis
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh pada
bulan Januari hingga Desember 2011 sebanyak 524 kasus yang terkena Neoplasma
ganas kanker payudara yang diantaranya berusia 15-24 tahun sebanyak 12 orang,
usia 25-44 tahun sebanyak 191 orang, dan yang berusia 45-64 tahun sebanyak 260
orang, sedangkan pada usia 65 keatas sebanyak 61 orang, serta yang meninggal
dunia sebanyak 13 orang.
Berdasarkan hasil pengambilan data awal di Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 2 Banda Aceh tahun 2013 didapatkan jumlah keseluruhan siswi berjumlah
274 orang dari kelas X sampai kelas XII. Dari wawancara dengan lima orang siswi
didapatkan bahwa masih kurangnya pengetahuan siswi tentang kanker payudara,
hal ini diakibatkan karena siswi masih kurangnya pengetahuan dalam mengakses
informasi sehingga banyak siswi yang tabu tentang kanker payudara.

16
Siswi yang bersekolah di MAN 2 Banda Aceh berasal dan berbagai daerah
dan dengan tingkat ekonomi keluarga yang berbeda pula, namun umumnya terdiri
dari keluarga mampu. Keadaan tersebut memudahkan siswi untuk mengakses
media informasi, khususnya mengenai kanker payudara. Siswa siswi dapat
memperoleh banyak informasi dari berbagai media, seperti TV, majalah, Koran,
radio, buku, bahkan internet. Media-media tersebut sangat mudah diperoleh dan
diakses.
Berdasarlkan masalah diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dan mengangkat judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Resiko
Kanker Payudara pada Remaja Putri di MAN 2 Banda Aceh”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
permasalahannya adalah “Adakah Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan
Resiko Kanker Payudara Pada Remaja Putri di MAN 2 Banda Aceh”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan
resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh tahun
2013.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan resiko kanker
payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh tahun 2013.

17
b. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan resiko kanker payudara
pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh tahun 2013.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan meningktkan keterampilan penulis
dalam penerapan metodelogi penelitian serta meningkatkan pemahaman
penulis tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan resiko
kanker payudara pada remaja putri.
2. Bagi Tempat Penelitian
Dapat dijadikan bahan masukan dan menambah pengetahuan mengenai
hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan resiko kanker payudara
pada remaja putri, sehingga dapat meningkatkan kesadaran remaja untuk
membiasakan pola hidup sehat dengan cara menjaga pola makan yang
sehat.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah literatur atau bacaan di perpustakaan sebagai bahan
kajian yang berkaitan dengan hubungan antara pengetahuan dan sikap
dengan resiko kanker payudara pada remaja putri,dan dapat dijadikan
bahan perbandingan pada peneliti lain.
4. Bagi Peneliti Lain
Untuk menambah pengetahuan, dan bahan acuan untuk mengembangkan
peneliti lanjutan.

18
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian oleh Rini P, yaitu Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang
Kanker Payudara dan Perilaku Perawat di Ruang Rawat RS Kanker
Dharmais Tahun 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif. Dengan hasil
penelitian, karakteristik responden sebahagian besar berusia 20-29 tahun,
sudah menikah, lama bekerja 15 tahun, lulus DIII keperawatan, dan sudah
melaksanakan pelatihan basic center nursing. Sedangkan pada
pengetahuan perawat tentang kanker payudara memiliki pengetahuan baik,
dengan perilaku yang cukup.
2. Penelitian oleh Ratna P, yaitu gambaran perilaku siswi dalam pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) di SMA Swasta Plus Safiyyatul Amaliyyah
Medan. Tahun 2010. Penelitian ini bersifat deskriptif. Dengan hasil
penelitian pada variabel penghasilan orang tua pada kategori rendah,
dengan pengetahuan pada kategori rendah, sikap dengan kategori negatif,
serta perilaku siswi dalam pemerikasaan kanker payudara memiliki pada
kategori cukup.

19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra
pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga,
pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam)
tingkatan yaitu :
1. Mengetahui (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini
merupakan tingkat pendidikan yang paling rendah.

20
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan mampu menjelaskan secara benar mengenai
objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara
benar.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini diartikan
sebagai aplikasi penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (Syntesis)
Sintesis merupakan kepada kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan
kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penelitian terhadap suatu materi atau objek.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa
perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila penerima

21
perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari
oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama
(Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
remaja tentang penyakit kanker payudara diengaruhi oleh banyaknya informasi yang
didapat. Banyak kejadian yang menderita kanker payudara hanyalah karena masalah
kurangnya pengetahuan teutama dari orang tua khusunya ibu, sekedar memahami
kanker payudara diperlukan pemahaman yang mendalam, baik dalam hal manfaat
maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan pencegahannya. Tanpa pengetahuan
dan pemahaman yang cukup, remaja bisa saja terjebak oleh opini yang keliru tentang
penyakit kanker payudara yang beredar di masyarakat. Orang yang berpengetahuan
baik akan mengupayakan kemampuan dan menerapkan pengetahuannya didalam
kehidupan sehari-hari (Notoatmodjo, 2003).
B. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap sesuatu stimulus atau objek, menurut Newcomb sikap adalah kesiapan
atau kesediaan untuk bertindak seseorang terhadap hal tertentu kemudian
dilahirkan dalam prilaku, sikap merupakan kecendrungan dalam bertingkah laku
(Notoatmodjo, 2007).
Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang mencerminkan
pendapatnya, atau pendapat seseorang yang merupakan pernyataan dari sikapnya

22
yang mengenali jawaban-jawaban mengenai perasaan, kepercayaan,
konsepsi/pendapat/ide, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2005), mengatakan bahwa sikap
itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan pelaksanaan
motif tertentu. Sikap merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi
tertutup, bukan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan
kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dan lingkungan tertentu sebagai suatu
penghayatan terhadap objek.
1. Komponen Pokok Sikap
Menurut Azwar (2010), menjelaskan bahwa dalam mengikuti skema
triadik, struktur sikap terdiri atas 3 (tiga) komponen yang saling menunjang,
yaitu:
a. Komponen kognitif, yaitu berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang
berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.
b. Komponen efektif, yaitu menyangkut masalah kehidupan emosional
subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap.
c. Komponen prilaku, yaitu Kecenderungan untuk bertindak (trend to
behave).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,
pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

23
2. Berbagai Tingkatan Sikap
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai
tingkatan antara lain menurut Notoatmodjo (2005), yaitu:
a. Menerima (receiving), yaitu menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau
dan memperhatikan stimulus yang diberikan.
b. Merespon (responding), yaitu memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu
indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan
atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar
atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
c. Menghargai (valuing), yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible), yaitu bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang
paling tinggi.
3. Fungsi Sikap
Teori fungsional yang dikemukakan oleh Katz (1953) dalam Azwar
(2010) mengatakan bahwa untuk memahami sikap menerima dan menolak
perubahan haruslah beranjak dari dasar motivasional sikap itu sendiri. Apa
yang dimaksud oleh Katz sebagai dasar motivasional merupakan fungsi sikap
bagi individu yang bersangkutan.
Fungsi sikap bagi manusia telah dirumuskan menjadi empat macam
yang dikemukakan dalam Azwar (2010) yaitu:

24
a. Fungsi instrumental, fungsi penyesuaian, fungsi manfaat.
Fungsi ini menyatakan bahwa individu dengan sikapnya berusaha
untuk memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan meminimalkan hal-hal
yang tidak diinginkan. Dengan demikian, individu akan membentuk sikap
positif terhadap hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan
dan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasakan akan merugikan
dirinya.
b. Fungsi pertahanan ego
Sewaktu individu tidak mengalami hal yang tidak menyenangkan dan
dirasa akan mengancam egonya atau sewaktu ia mengetahui fakta dan
kebenaran yang tidak mengenakkan bagi dirinya maka sifatnya dapat
berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginya dari
kepahitan kenyataan tersebut. Sikap dalam hal ini, merefleksikan problem
kepribadian yang tidak terselesaikan.
c. Fungsi pertahanan nilai
Nilai adalah konsep dasar mengenai apa yang dipandang baik dan
diinginkan. Nilai-nilai terminal merupakan preferensi mengenai keadaan akhir
tertentu seperti persamaan, kemerdekaan dan hak asasi. Nilai instrumental
merupakan preferensi atau pilihan mengenai berbagai perilaku dan sifat
pribadi seperti kejujuran, keberanian, atau kepatuhan akan aturan. Dengan
fungsi ini seseorang seringkali mengembangkan sikap tertentu untuk
memperoleh kepuasan dalam menyatakan nilai yang dianutnya yang sesuai
dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya. Fungsi inilah yang menyebabkan

25
orang sering lupa diri sewaktu berada dalam situasi masa seidologi atau sama
nilai.
d. Fungsi pengetahuan
Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin
tahu, untuk mencapai penalaran dan untuk mengorganisasikan
pengalamannya. Adanya unsur-unsur pengalaman yang semula tidak
konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata
kembali, atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu konsistensi.
Jadi sikap berfungsi sebagai suatu skema, yaitu suatu cara strukturisasi agar
dunia di sekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan untuk
melakukan evaluasi terhadap fenomena luar yang ada dan
mengorganisasikannya.
4. Pembentukan Sikap
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh
individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih dari pada sekedar adanya
kontak sosial dan hubungan antara individu sebagai anggota kelompok sosial.
Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi diantara
individu yang satu dengan yang lainnya, terjadi hubungan timbal balik yang
turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota
masyarakat (Azwar, 2010).
Menurut Azwar (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan sikap antara lain:

26
a. Pengalaman Pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman
pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan
lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam
situasi yang melibatkan faktor emosional.
1) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
Kecenderungan ini antara lain demotivitas oleh keinginan untuk
berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut.
2) Pengaruh Kebudayaan
Tanpa disadari, kebudayaan telah menemukan garis pengarah
sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai
sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan yang memberi corak
pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.
3) Media Masa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual ditampilkan secara
objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya
berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

27
4) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga
agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan
jika kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
5) Faktor Emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang
didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi
atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
5. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sikap
Menurut Kelman (1958) dalam Azwar (2010), telah dijelaskan bahwa
ada tiga proses sosial yang berperanan dalam proses perubahan terjadinya
perubahan sikap adalah:
a. Kesediaan, yaitu suatu proses ketika individu bersedia menerima pengaruh
dari orang lain atau kelompok lain dikarenakan ia berharap untuk
memperoleh reaksi atau tanggapan positif dari pihak lain tersebut.
b. Identifikasi, yaitu suatu proses yang terjadi apabila individu meniru
perilaku atau sikap seseorang atau sikap kelompok lain dikarenakan sikap
tersebut sesuai dengan apa yang dianggapnya sebagai bentuk hubungan
yang menyenangkan antara dia dengan pihak lain termaksud.
c. Internalisasi, yaitu suatu proses yang terjadi apabila individu menerima
pengaruh dan bersedia bersikap menuruti pengaruh itu dikarenakan sikap
tersebut sesuai dengan apa yang ia percayai dan sesuai dengan system nilai
yang dianutnya.

28
Berdasarkan kajian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap
seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor keluarga, adat
istiadat yang berlaku, dan informasi dari media massa yang diterima olehnya.
Sikap dalam bentuk perilaku ini lebih sulit untuk diamati, oleh karena itu
pengukurannya berupa tanggapan atau kecenderungan terhadap fenomena
tertentu.
Menurut Azwar (2010) skala sikap disusun untuk mengungkapkan
sikap pro dan kontra, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju terhadap suatu
objek sosial. Subjek memberi respon dengan 5 kategori kesetujuan yaitu:
1. Sangat tidak setuju (STS)
2. Tidak setuju (TS)
3. Tidak dapat menentukan pendapat (N)
4. Setuju (S)
5. Sangat Setuju (SS)
Sikap dapat dibedakan menjadi beberapa karakteristik, yaitu sebagai
berikut:
1. Sikap positif
Sikap positif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan,
menerima mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang
berlaku dimana individu itu berbeda.
2. Sikap negatif
Sikap negatif yaitu sikap yang menunjukkan penolakan terhadap
suatu norma yang berlaku dimana individu itu berada.

29
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap tidak hanya
menentukan apa yang dikerjakan oleh seseorang tetapi juga cara yang kiranya
akan memuaskan baginya. sikap yang baik akan menentukan seberapa jauh
kesuksesan yang dapat dicapai seseorang, karena sikap adalah sebagai ekspresi
dari sebuah perasaan. Percaya diri merupakan suatu sikap yang positif, karena
dengan kepercayaan pada diri sendiri akan menuntun kita untuk selalu berbuat
yang lebih baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Sikap remaja yang
mempengaruhi terhadap penyakit kanker payudara digencarkan oleh berbagai
masyarakat yang menyatakan unsur budaya yang kadang kala bertentangan
dengan ilmu kesehatan. Pasalnya makanan remaja tidak boleh sembarangan
dikonsumsi, apalagi makanan yang sudah siap saji (Notoatmodjo, 2003).
C. Kanker Payudara
1. Defenisi
Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan
berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan)
payudara, hal ini bisa terjadi terhadap wanita maupun pria (Chyntia, 2009).
Kanker payudara ini diawali ketika sejumlah sel-sel di dalam payudara
tumbuh dan berkembang secara berlebihan. Pertumbuhan sel-sel yang tidak
normal itu membentuk gumpalan besar yang disebut sebagai tumor
(pembengkakan). Akan tetapi tidak semua tumor dapat merupakan kanker
karena sifatnya yang tidak menyebar atau mengancam nyawa. Tumor tersebut
adalah tumor jinak. Tumor dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor yang
mampu menyerang jaringan lainnya ataupun menyebar kejaringan atau organ

30
tubuh lainnya (bermetastasis) disebut tumor ganas. Apabila pertumbuhan
selsel yang berlebihan itu tidak dapat dikendalikan oleh tubuh, terjadilah yang
disebut dengan neoplasma. Neoplasma kemudian akan menyerang ke jaringan
sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh,, keadaan seperti ini disebut neoplasma
ganas. Neoplasma ganas inilah yang akhimya disebut dengan kanker payudara
(Ghofar, 2009).
Tumor payudara timbul dari jaringan duktus atau jaringan lobular dan
disebut dengan karsinoma. Apabila tumor masih terkurung dalam suatu duktus
atau suatu lobulus, dan benjolan menyebar ke jaringan sekitar, tumor ini
dikatakan “terlokalisasi” atau karsinoma ini situ. Karsinoma duktus infiltrat
atau lobular adalah tumor yang sudah menyebar ke jaringan sekitar dan
mungkin sudah bermetastasis ke organ-organ yang jauh apabila sudah
mempenetrasi nodus aksilla, atau nodus mammary atau melalui sirkulasi darah
sistemis (Siswadi, 2006).
2. Etiologi
Alasan yang paling tepat wanita dapat mengalami kanker payudara
masih belum diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan merupakan kombinasi
dan faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup (Ghofar, 2009).
Para ilmuwan menemukan dua gen yang tidak sempurna pada
penderita kanker payudara yang tidak ditemukan pada seseorang yang tidak
menderita kanker payudara. Gen-gen yang tidak sempurna ini sering dijadikan
penyebab timbulnya kanker-kanker lain. Walaupun demikian, adanya dua

31
yang berubah ini diperkirakan hanya ditemukan pada sekitar 5% sampai 10 %
kasus dan seluruh penderita kanker payudara (Ghofar, 2009).
Hormon mempunyai peranan penting dalam kejadian kanker payudara.
Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara derajat hormon seks wanita
(estrogen) dengan meningkatnya resiko kejadian kanker payudara. Wanita
yang rutin mendapatkan terapi hormon berada pada resiko yang lebih tinggi
terhadap kejadian kanker payudara. Wanita yang terlambat memiliki anak juga
berada pada resiko tinggi terhadap mengalami kanker payudara (Ghofar,
2009).
Faktor predisposisi dari kanker payudara diantaranya adalah riwayat
kanker payudara dalam keluarga yang kuat (faktor genetik), menarche lebih
awal dan menopause lebih terlambat (biasanya pada wanita nulipara), kelas
sosial I dan II (Pierce, dkk, 2006).
3. Faktor Resiko Kanker Payudara
Beberapa faktor terjadinya kanker payudara diantaranya:
a. Usia
Insiden kanker payudara meningkat sesuai pertambahan umur.
Penyakit ini paling sering didiagnosis pada wanita umur lebih dari 50
tahun (Siswadi, 2006).
Wanita usia lanjut Iebih beresiko terkena kanker payudara.
Kanker payudara sering terjadi pada wanita berusia 60 tahun dan
jarang terjadi sebelum terjadinya menopause (Ghofar, 2009).

32
b. Riwayat Keluarga dan Faktor Genetik
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam
riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker
payudara. Terdapat peningkatan resiko keganasan pada wanita yang
keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan
bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila
terdapat BRCA 1 (breast cancer) yaitu suatu gen kerentanan terhadap
kanker payudara, probabilitas untuk terjadinya kanker payudara
sebesar 60 % pada usia 50 tahun dan 85 % pada umur 70 tahun
(Chyntia, 2009).
Tingginya resiko kanker pada wanita jika:
1) Ibunya, saudara perempuan, adik perempuan menderita kanker
2) Ada keluarga yang menderita kanker payudara sebelum usia 50
tahun
3) Bila keluarga dari ibu atau keluarga dari bapak ada yang menderita
kanker payudara (Ghofar, 2009).
c. Faktor Reproduksi
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan resiko
terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda,
menopause pada umur terlalu tua, dan kehamilan pertama pada umur tua.
Resiko kanker meningkat apabila menstruasi mulai (menarche) pada umur
yang muda (11-12 tahun) dan berlangsung pada umur sekitar 55 tahun.
Kemungkinan terjadinya perubahan “mutagenik” dari fase intermedial ke

33
fase malignant adalah lebih tinggi apabila sikius menstruasi benlangsung
lebih dari 30 tahun (Siswadi, 2006).
d. Penggunaan Hormon
Hormon berperan penting dalam kejadian kanker payudara.
Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara derajat hormon seks
wanita (estrogen) dengan meningkatnya resiko kejadian kanker payudara.
(Ghofar, 2009).
Ada beberapa studi menunjukkan peningkatan 40% risiko terutama
pada wanita tua yang menerima premarin dalam jangka panjang.
Kombinasi estrogen dan progesteron untuk mengurangi risiko kanker
endometrium tidak mengurangi untuk kanker payudara (Siswadi, 2006).
e. Diet dan Berat Badan
Konsumsi makanan yang tinggi lemak hewani sudah lama
dikaitkan dengan risiko kanker payudara, sekalipun belum bisa dibuktikan.
Obesitas mempunyai efek perangsang pada perkembangan kanker
payudara. Estrogen disimpan dalam jaringan adipose (jaringan lemak).
Beberapa kanker payudara adalah reseptor estrogen positif (ER+), artinya
bahwa estrogen menstimulasi pertumbuhan sel-sel kanker payudara. Maka
makin banyak jaringan adipose, makin banyak estrogen yang mengikat
ER+ sel-sel kanker. Pada wanita post menopause, androgen dalam
jaringan adipose dapat berubah menjadi estrogen dan bisa menstimulasi
pertumbuhan sel-sel kanker (Siswadi, 2006).

34
f. Minum alkohol
Penelitian menemukan wanita peminum alkohol mengalanni resiko
lebih besar mengalami kanker payudara
g. Aktivitas fisik yang rendah
Wanita yang tidak pemah melakukan aktivitas setiap hari memiliki
resiko tinggi mengalami kanker payudara. Dengan melakukan aktivitas
fisik setiap hari dapat menurunkan resiko terjadinya kanker payudara
dengan mencegah kelebihan berat badan serta obesitas (Ghofar, 2009).
h. Penyakit fibrokistik
Pada wanita dengan adenosis fibroadenoma dan fibrosis tidak ada
peningkatan resiko kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma resiko
meningkat hingga 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hyperplasia atipil
resiko hingga 5 kali.
i. Radiasi
Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas
meningkatkan terjdinya resiko kaker payudara Dan beberapa penelitian
yang dilakukan disimpulkan bahwa resiko kanker radiasi berhubungan
secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur (Chyntia,
2009).
4. Tanda dan Gejala Kanker Payudara
Pada tahap awal, gejala kanker payudara tak terlihat. Biasanya
penderita tidak merasakan sakit dan tidak ada tanda-tanda sama sekali.

35
Inilah sebabnya mengapa banyak orang yang terlambat menyadari
kehadiran kanker payudara.
Beberapa ciri-ciri yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Perubahan rasa pada payudara atau puting susu
b. Puting susu menjadi kaku
c. Perubahan warna kulit payudara, areola payudara atau puting susu
menjadi pucat, merah atau bengkak.
d. Benjolan yang tidak hilang atau permanen biasanya tidak sakit dan
terasa keras bila disentuh atau penebalan pada kulit payudara atau
disekitar ketiak.
e. Ada rasa nyeri atau rasa sakit pada payudara
f. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar
g. Perubahan ukuran atau bentuk payudara karena mulai timbul
pembengkakan
h. Timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah
diobati serta puting susu seperti koreng atau eksim.
i. Puting tertarik ke dalam
j. Kulit payudara berkerut seperti kulit jeruk (peau the orange)
k. Terkadang keluar cairan, darah merah kehitam-hitaman, atau nanah
dan puting susu, atau keluar air susu pada wanita yang tidak sedang
hamil atau tidak sedang menyusui.
l. Benjolan menyerupai bunga kubistlan mudah berdarah (Ghofar, 2009).

36
5. Klasifikasi Kanker Payudara
a. Klasifikasi Patologik
1) Kanker puting payudara (pagets 's disease)
Bentuk kanker yang dalam taraf permulaan manifestasinya
sebagai eksema menahun puting susu, yang biasanya merah dan
menebal. Umumnya kanker payudara yang berinfiltrasi ke kulit
mempunyai prognosis yang buruk, lain halnya dengan pager's disease
ini yang prognosisnya lebih baik. Sebenarnya penyakit ini adalah suatu
kanker intraduktal yang tumbuh di bagian terminal dari duktus
laktiferus. Secara patologik ciri-cirinya adalah: Sel-sel Paget (seperti
pasir), Hipertrofi sel epidermoid, Infiltrasi sel-sel bundar di bawah
epidermis.
2) Kanker duktus laktiferus (Non infiltrating papillary carsinoma)
Terbentuk dalam tiap duktus laktiferus dari yang terbesar
sampai yang sekecil-kecilnya. Kadang-kadang sulit sekali dibedakan
dari papilloma. Cornedo carsinoina terdiri dari sel-sel kanker non
papillary dan intraductal, sering dengan nekrosis sentral, sehingga
pada permukaan potongan terlihat seperti isi kelenjar. Jarang comedo
carsinoma pada saluran saja, biasanya mengadakan infiltrasi ke
sekitarnya, menjadi infiltrating comedo carsinoma.
Adenomakarsinoma dengan infiltrasi dan fibrosis. Ini adalah
kanker payudara yang lazim ditemukan. 75% dari kanker payudara
adalah tipe ini, oleh karena banyak fibrosis, umumnya agak besar dan

37
keras. Juga disebut kanker tipe scirrhus ; tumor mengadakan infiltrasi
ke kulit dan ke dasar.
3) Medullary carcinoma
Tumor ini biasanya sangat dalam di dalam kelenjar mammae,
biasanya tidak seberapa keras, dan kadang-kadang disertai kista-kista
dan mempunyai kapsul. Tumor ini kurang infiltrat dibanding dengan
tipescirrhus tadi dan metastasis ke ketiak terjadi sangat lama Prognosis
tumor ini Iebih baik dari pada tipe-tipe lain.
4) Mastitis carcinoma
Suatu penyakit yang sangat ganas dan sangat cepat jalannya.
Penyakit ini dapat timbul pada waktu menyusui, akan tetapi juga di
luar waktu tersebut. Dapat diketahui bahwa operasi akan
mengakibatkan penyebaran yang sangat cepat dan kematian.
b. Klasifikasi Klinik (Clinical staging)
Kanker payudara disamping klasifikasi patologik, juga mempunyai
klasifikasi klinik. Sebelum 1968, di klinik bedah sering dipakai klasifikasi
Steinthal.
1) Steinthal I : Kanker payudara sampai 2 cm besarnya dan tidak
mempunyai anak sebar.
2) Steinthal II : Kanker payudara 2 cm atau lebih dengan mempunyai
anak sebar di kelenjar ketiak.
3) Steinthal III : Kanker payudara 2 cm atau Iebih dengan anak sebar di
kelenjar ketiak, infra dan suprakiavikular, atau infiltrasi

38
ke fasia pektoralis atau ke kulit, atau kanker payudara
yang apert (memecah ke kulit).
4) Steinthal IV : Kanker payudara dengan metastasis jauh, misalnya
tengkorak, atau tulang punggung atau pura-pura, atau
hati dan panggul (Prawirohardjo, 2008).
6. Stadium Penyakit Kanker Payudara
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dan hasil penilaian
dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya.
a. Stadium I
Ukuran kanker sekitar 2 cm atau kurang dan hanya terbatas
pada payudara dan belum sampai pada kelenjar getah bening.
b. Stadium IIA
1) Tidak ditemukan tumor pada payudara, tapi sel-sel kanker
ditemukan di kelenjar getah bening aksila (axillary lymph nodes)
yang terletak di bawah lengan.
2) Ukuran tumor sebesar 2 cm atau kurang dan telah menyebar ke
kelenjar getah bening aksila.
3) Tumor sudah berukuran lebih dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm,
dan belum menyebar ke kelenjar getah bening aksila
c. Stadium IIB
1) Ukuran tumor sudah lebih besar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5
cm, dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening aksila.

39
2) Ukuran tumor sudah lebih besar dari 5 cm tapi belum menyebar ke
kelenjar getah bening aksila.
d. Stadium IIIA
1) Tidak ada tumor yang ditemukan di payudara. Kanker ditemukan
di kelenjar getah bening melekat bersama atau pada sturktur yang
lain, atau kanker ditemukan pada kelenjar getah bening dekat
tulang dada.
2) Tumor kurang dari 5 cm, kelenjar lymphe pada kedua ketiak
mengandung set kanker, tetapi kanker belum mengalami
penyebaran kejaringan sekitar.
3) Tumor lebih dari 5 cm, kelenjar lymphe pada kedua ketiak
mengandung sel kanker, tetapi belum ada penyebaran ke jaringan
sekitar.
e. Stadium IIIB
1) Tumor bisa ditemukan dengan berbagai ukuran dan sudah
menyebar ke dinding dada atau kulit payudara.
2) Mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening aksila yang
mengelompok bersama atau melekat pada struktur lain, atau
kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening dekat tulang
dada.
3) Kanker payudara yang sudah mengalami inflamasi (inflammatory
breast cancer) paling tidak sudah masuk pada stadium IIIB.

40
f. Stadium IIIC
1) Bisa jadi tidak ditemukan adanya kanker di payudara namun tumor
sudah ditemukan dengan berbagai ukuran dan sudah menyebar ke
dinding dada atau kulit payudara.
2) Kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening baik di atas
maupun di bawah tulang selangka (collarbone).
3) Kanker bisa jadi sudah menyebar ke kelenjar getah bening aksila
atau ke kelenjar getah bening dekat tulang dada.
g. Stadium 1V
1) Tumor berada pada semua ukuran
2) Kelenjar lymphe ada atau tidak ada sel kanker
3) Kanker telah menyebar atau metastase pada bagian tubuh yang
lain, misalnya pam, hati, dan tulang (Ghofar, 2009).
7. Pencegahan Kanker Payudara
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer kanker payudara merupakan salah satu
bentuk proniosi kesehatan karena dilakukannya pada orang yang sehat
melalui upaya menghindarkan diri dari ketepaparan pada berbagai
faktor resiko dan melakukan pola hidup sehat.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang
memiliki resiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan sekunder
dilakukan dengan melakukan deteksi dini dengan cara deteksi awal

41
dengan pemeriksaan payudara sendiri (sadari) dan tindakan lanjut
dengan pemeriksaan penunjang lainnya. Waktu terbaik untuk
melakukan pemeriksaan payudara sendini adalah 7-10 hari setelah
menstruasi. Pada saat itu payudara terasa lunak, tujuan untuk
memeriksakan payudara sendiri secara rutin adalah untuk merasakan
dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan
dapat diketahui.
1) Sadari
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat
perubahan dihadapan cermin dan melihat perubahan bentuk
payudara dengan cara berbaring.
a) Melihat perubahan dihadapan cermin.
Lihat pada cermin, bentuk, dan keseimbangan bentuk
payudara (simetris atau tidak), cara melakukannya adalah:
(1) Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara,
perubahan puting susu, serta kulit payudara didepan kaca,
sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan
lurus kebawah disamping badan.
(2) Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala,
dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau pelekatan
tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.

42
(3) Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan disamping
kanan atau kiri, miringkan badan ke kanan dan kiri utuk
melihat perubahan pada payudara.
(4) Menegakkan otot-otot bagian dada dan berkaca pinggang/
tangan menekan pinggul, dimaksudkan untuk menegangkan
otot didaerah ketiak.
b) Melihat perubahan bentuk payudara dengan berbaring
(1) Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat
dibawah bahu sebelah kanan untuk menaikkan bagian yang
akan diperiksa Kemudian Ietakkan tangan anda dibawah
kepala. Gunakan tangan kiri anda untuk memeriksa
payudara kanan, gunakan telapak jar-jari anda untuk
memeriksa benjolan dalam penebalan.
(2) Raba payudara dengan gerakan melingkar dari sisi luar
payudara ke arah putting. Buat sekurang-kurangnya dua
putaran kecil sampai ke puting payudara.
(3) Berawal dari bagian atas payudara anda, buat putaran yang
besar. Bergeraklah sekeliling payudara dengan
memperhatikan benjolan yang tidak biasa Buatlah
sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting
payudara. Lakukan sebanyak dua kali. Sekali dengan
tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa

43
periksa bagian bawah areola mammae. Lakukan juga pada
payudara kiri.
(4) Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara
anda untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting
payudara.
(5) Letakkan tangan kanan anda ke samping dan rasakan ketiak
anda dengan teliti apakah teraba benjolan abnormal atau
tidak (Anonymous, 2009)
2) Mammografi
Mamografi adalah pemeriksaan payudara dengan alat
rontgen dan merupakan suatu pemeriksaan yang sederhana, tidak
sakit, waktunya hanya 5-10 menit. Waktu terbaik untuk melakukan
mamografi adalah seminggu setelah menstruasi. Mammografi
dilakukan dengan cara meletakkan payudara secara bergantian
antara 2 lembar alas, kemudian dibuat foto rontgen dari atas ke
bawah, kemudian ke kiri dan kekanan. Pada mammografi, benjolan
sebesar 0,025 cm sudah dapat terlihat (Britto, 2005).
c. Pencegahan Tersier
Biasanya diarahkan pada individu yang telah positif mendenita
kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara
sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan
memperpanjang harapan hidup. Pencegahan tersier untuk

44
meningkatnya kualitas hidup penderita setelah mencegah komplikasi
penyakit dan meneruskan pengobatan.
d. Pencegahan secara alami
1) Berolah raga Teratur Berolahraga akan menurunkan kadar estrogen
yang diproduksi tubuh sehingga mengurangi resiko kanker
payudara.
2) Kurangi Lemak
Jenis lemak yang menyebabkan kanker payudara adalah lemak
jenuh dalam daging, mentega, susu yang mengandung susu full-
cream dan ada lemak dalam margarin yang bisa meningkatkan
kadar estrogen dalam darah. Sedangkan jenis lemak yang
membantu mencegah kanker payudara adalah lemak tak jenuh
dalam minyak zaitun dan asam lemak omega-3 dalam ikan salmon
dan ikan air dingin lainnya.
3) Jangan memasak daging terlalu matang
Daging-daging yang dimasak atau dipanggang menghasilkan
senyawa karsinogenik (amino heterosiklik). Semakin lama dimasak
semakin banyak senyawa itu terbentuk sehingga mempengaruhi
resiko kanker payudara.
4) Konsumsi buah dan sayur
Semakin banyak sayur dan buah yang dikonsumsi, semakin
berkurang resiko untuk semua kanker. Makanan dari tumbuh-
tumbuhan mengandung anti oksidan yang tinggi diantaranya

45
A,C,E, dan mineral selenium yang dapat mencegah kerusakan sel
yang bisa menjadi penyebab terjadinya kanker.
5) Konsumsi Suplemen anti oksidan
Suplemen tidak dapat menggantikan buah dan sayuran, tetapi suatu
formula anti oksidan bisa merupakan tambahan makanan yang
dapat mencegah kanker payudara.
6) Konsumsi makanan berserat
Buah dan sayur juga mengandung banyak serat, makanan berserat
akan mengikat estrogen dalam saluran pencernaan, sehingga kadar
dalam darah akan berkurang.
7) Konsumsi makanan yang mengandung kedelai atau protein
Makanan yang berasal dari kedelai banyak mengandung estrogen
tumbuhan (fito-estrogen). Fito estrogen terikat pada reseptor sel
yang sama dengan estrogen tubuh, mengikatnya keluar dari sel
payudara sehingga mengurangi efek pemicu kanker payudara.
8) Konsumsi kacang-kacangan, yaitu selain dalam kedelai fito
estrogen terdapat dalam jenis kacang-kacangan.
9) Hindari Alkohol; karena dapat meningkatkan estrogen dalam
darah.
10) Kontrol berat badan
Kenaikan berat badan sejalan dengan bertambahnya lemak tubuh,
maka kadar estrogen sebagai hormone pemicu kanker payudara
pun akan meningkat.

46
11) Hindari xeno-estrogen
Xeno-estrogen adalah estrogen yang berasal dari luar tubuh, yang
berasal dari residu hormone estrogenik yang terdapat dalam
daging. Xeno-estrogen meningkatkan kadar estrogen darah
sehingga menambah resiko kanker payudara.
12) Berjemur dibawah sinar matahari
Sinar matahari dapat membantu mencegah kanker payudara karena
pada saat matahari mengenai Wit, tubuh membuat vitamin D yang
akan membantu mengurangi resiko kanker payudara
13) Hindari merokok
14) Menyusui
Untuk alasan yang masih belum jelas, menyusui berhuhungan
dengan berkurangnya resiko kanker payudara sebelum masa
menopause.
15) Pertimbangan sebelum melakukan HRT (Hormone Replacement
Therapy)
Alasan bagus untuk melakukan HRT sesudah masa menopause
yaitu mengurangi resiko penyakit jantung, osteoporosis, dan
penyakit alzheimer. Therapy HRT akan menambah resiko kanker
payudara.
8. Penanganan dan Pengobatan
Penanganan dan pengobatan penyakit kanker payudara tergantung
dari tipe dan stadium yang dialami penderita. Umumnya, seseorang baru

47
diketahui menderita penyakit kanker payudara setelah menginjak stadium
lanjut yang cukup parah, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau
rasa main sehingga terlambat untuk diperiksakan ke dokter atau kelainan
yang dihadapinya.
a. Pembedahan
Secara garis besar ada 3 tindakan pembedahan atau operasi kanker
payudara diantaranya:
1) Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dan
payudara (Lumpectomy). Operasi ini selalu diikuti dengan
pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan
pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm, dan Ietaknya
dipinggir payudara.
2) Total Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara
saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
3) Modified Radical mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka, tulang
iga, serta benjolan disekitar ketiak.
b. Radiotherapy (penyinaran/radiasi)
Proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan
sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh set kanker yang
masih tersisa dipayudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek
kurang baik seperti tubuh menjadi Iemah, nafsu makan berkurang, warna

48
kulit disekitar payudara menjadi hitam, seth Hb dan leukosit cenderung
menurun sebagai akibat dari radiasi.
c. Therapy Hormon
Hal ini dikenal sebagai therapy anti-estrogen yang sistem kerjanya
memblok kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus
perkembangan kanker pada payudara
d. Kemoterapi
Proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pit cair atau
kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh set kanker. Sistem mi
diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan
telah menyebar ke bagian tubuh Iainnya. Dampak dan kemoterapi adalah
pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh
obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
Tindakan lain yang bisa dilakukan adalah menghindari kegemukan,
kurangi makan lemak, usahakan banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung vitamin A, C, jangan terlalu banyak makan makanan yang
diasinkan dan diasap, olahraga secara teratur, dan check-up payudara sejak
usia 30 tahun secara teratur (Chyntia, 2009).
D. Remaja
1. Pengertian
Remaja adalah anak berusia 13-25 tahun, dimana usia 13 tahun
merupakan batas usia pubertas pada umumnya, yaitu secara biologis sudah
mengalami kematangan seksual dan usia 25 tahun adalah usia ketika mereka

49
pada umumnya secara sosial dan psikologis mampu mandiri Notoatmodjo,
2007).
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu
usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa
muda. Remaja tidak mempunyai tempat yang jelas, yaitu bahwa mereka tidak
termasuk golongan anak-anak tetapi juga tidak termasuk golongan dewasa
(Soetjiningsih, 2004).
Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan masa dewasa,
dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder,
tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif
(Soetjiningsih, 2004).
Menurut Soetjiningsih, (2004) berdasarkan umur kronologis dan
berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang remaja, yaitu :
a. Pada buku-buku pediatri, umumnya mendefinisikan remaja adalah bila
seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan
untuk anak laki-laki 12-20 tahun.
b. Menurut undang-undang No.4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak,
remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum
menikah.
c. Menurut undang-undang Perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah
mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat
untuk tinggal.

50
d. Menurut UU Perkawinan No.1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja
apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 tahun untuk anak
perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki.
e. Menurut pendidikan nasional anak dianggap remaja bila anak sudah
berumur 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus Sekolah Menengah.
f. Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10-18 tahun.
Menurut WHO, remaja adalah suatu masa dalam Hurlock (2000), yaitu:
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi perubahan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri.
2. Batasan Remaja
Menurut Hurlock dalam BKKBN (2006), reproduksi sehat remaja
terbagi atas beberapa batasan, yaitu:
a. Remaja Awal usia 11-13 tahun
Usia 11-13 tahun merupakan tahap remaja awal. Pada masa ini mulai
terjadi banyak perubahan, baik fisik atau jasmani maupun rohani yang tidak
disadari oleh mereka. Remaja seringkali mengalami perubahan kejiwaan
seperti rasa cemas, rendah diri dan masalah pergaulan. Pada tahap ini remaja
perlu mengetahui tentang tumbuh kembang remaja.

51
b. Remaja Tengah usia 14-18 tahun
Usia 14-18 tahun merupakan tahap lanjut dari remaja awal dan mulai
memasuki tahap aktif seksual. Pada tahap ini seharusnya remaja telah
mempunyai informasi dan pengetahuan yang benar tentang kesehatan
reproduksi yang diperoleh dari sumber yang benar, sehingga mereka bisa
menghindari hal-hal yang beresiko pada kehidupannya, seperti hubungan seks,
dapat menimbulkan kehamilan, mengetahui jenis perilaku yang beresiko dan
akibatnya.
c. Remaja Akhir usia 19-21 tahun
Usia 19-21 tahun merupakan tahap akhir remaja. Kebutuhan pada usia
ini adalah persiapan untuk menikah dan menjadi orang tua. Jika kebutuhan ini
tidak terpenuhi maka masalah yang timbul adalah kehamilan yang tidak
diinginkan, perawatan kehamilan dan persalinan yang kurang baik, terkena
penyakit menular seksual dan perawatan yang kurang baik jika menjadi orang
tua.
3. Perkembangan Remaja
Secara umum, periode remaja merupakan klimaks dari periode-periode
perkembangan sebelumnya. Dalam periode ini apa yang diperoleh dalam
masa-masa sebelumnya diuji dan dibuktikan sehingga dalam periode
selanjutnya individu telah mempunyai suatu pola pribadi yang lebih mantap.
Pertumbuhan fisik dalam periode pubertas terus berlanjut sehingga mencapai
kematangan pada akhir periode remaja (Latifah, 2008).

52
Perkembangan tanda-tanda seks primer dan sekunder dalam diri
remaja mengakibatkan perubahan yang cukup berarti dalam kehidupannya.
Remaja yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mensikapi
perkembangan fisik dan bioseksualnya ini akan mengambil
kesimpulan/keputusan yang kurang pas dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangannya. Masa remaja juga dikenal sebagai masa puber yaitu suatu
fase remaja dalam pemasakan seksual sehingga sesungguhnya istilah puber ini
lebih ditujukan kepada perkembangan remaja yang berhubungan dengan
bioseksualnya (Latifah, 2008).
E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sesuatu yang menghubungkan antara konsep
yang satu dengan yang lain dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam
konsep tersebut tidak dapat diukur atau diamati secara langsung, untuk
dimengerti dan diukur maka konsep tersebut dapat digambarkan kedalam sub-
sub variabel (Natoatmodjo, 2007). Untuk lebih jelasnya, maka variabel dapat di
gambarkan dalam kerangka konsep berikut:
Variabel Independent Variabel Dependent
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
Resiko Kanker Payudara
Pengetahuan
Sikap

53
F. Hipotesis
1. Ha = Ada hubungan antara pengetahuan dengan resiko kanker payudara
pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh tahun 2013.
2. Ha = Ada hubungan antara sikap dengan resiko kanker payudara pada
remaja putri di MAN 2 Banda Aceh tahun 2013.

54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross
sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor-faktor dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan
data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010), untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN
2 Banda Aceh tahun 2013.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XII
yang mengikuti pembelajaran di MAN 2 Banda Aceh yaitu 90 orang siswi.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2010). Teknik yang di pakai dalam pengambilan
sampel adalah random sampling, yaitu diambil sebagian dari jumlah populasi
secara acak dengan menggunakan rumus Slovin (1960).
n = 2(d) N 1
N
+
Keterangan:
Ν = besar populasi

55
n = besar sampel
d = Derajat presisi/tingkat kepercayaan
n = 2)1,0(901
90
+
n ( )01.0901
90
+=
n 9,01
90
+=
n 9,1
90=
n = 47,3 (dibulatkan menjadi 48 Remaja Putri).
Adapun kriteria tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:
a. Remaja yang mengikuti pembelajaran di MAN 2 Banda Aceh
b. Remaja dengan umur 15-18 tahun.
c. Remaja yang bersedia menjadi responden
Selanjutnya penentuan sampel remaja di MAN 2 Banda Aceh dihitung
dengan rumus proporsional sampling sebagai berikut:
SPI = N
nX JS
Keterangan:
SPI = Jumlah sampel pada tiap-tiap sub populasi
n = Jumlah responden dalam sub populasi
N = Jumlah responden dalam populasi
JS = Jumlah sampel yang dibutuhkan

56
Tabel 4.2 Populasi dan sampel dalam penelitian pada remaja di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013
Kelas Populasi Remaja Putri Sampel
XII Bahasa XII IPA-1 XII IPA-2 XII IPS-1 XII IPS-2 XII IPS-3
10 19 21 15 13 12
5 10 11 8 7 7
Total 90 48
Kemudian sampel dipilih secara random sampling, teknik
pengambilan sampel dengan cara acak ini yaitu dengan cara mengundi
anggota populasi, peneliti akan membuat nomor undi misalnya, untuk kelas
XII berjumlah 90 orang siswi diantaranya jumlah sampel yaitu 48 orang, dan
untuk kelas XII Bahasa berjumlah 5 orang siswi, kelas XII IPA-1 berjumlah
10 orang siswi, kelas XII IPA-2 berjumlah 11 orang siswi, kelas XII IPS-1
berjumlah 8 orang siswi, kelas XII IPS-2 berjumlah 7 orang siswi, dan untuk
kelas XII IPS-3 berjumlah 7 siswi.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 03 Agustus sampai dengan
19 Agustus 2013 di MAN 2 Banda Aceh.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner,
yaitu sebagai berikut:
1. Bagian I, merupakan data demografi yang berupa identitas responden
yang meliputi nomor responden, tanggal penelitian, umur, dan kelas.

57
2. Bagian II, yaitu dengan 1 item pertanyaan yang digunakan untuk
mengetahui adanya dengan indikator ya dan tidak.
3. Bagian III, merupakan kuesioner dengan 10 item pertanyaan yang
digunakan untuk mengetahui pengetahuan remaja, yang berbentuk Multi
Choice yang dibagikan kepada responden oleh peneliti. Kemudian
setelah selesai di kumpulkan kembali kepada peneliti dimana jawaban
disusun dalam bentuk skala guttman yang meliputi, jika benar diberikan
nilai 1 dan yang salah 0.
4. Bagian IV, merupakan kuesioner dengan 10 item pertanyaan yang
digunakan untuk mengetahui sikap remaja, dimana jawaban disusun
dalam bentuk skala likert yaitu juka pernyataan positif maka nilai yang
diberikan SS:5, S:4, TT:3, TS:2, STS:1, dan sebaliknya jika pertanyaan
negatif maka nilai yang diberikan SS:1, S:2, TT:3, TS:4, STS:5 (Azwar,
2010).
E. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data yang langsung diperoleh dengan menyebarkan kuesioner yang
berisi pertanyaan yang disediakan dan selanjutnya diisi oleh responden.
2. Data Sekunder
Data penunjang yang di dapat dari Dinkes Provinsi, Dinkes
Kbupaten/Kota dan MAN 2 Banda aceh, serta referensi yang tersedia.

58
F. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan tahap sebagai berikut:
1. Editing
Mengaoreksi kesalahan-kesalahan dalam pengisian atau pengambilan
data. Pada tahap ini data yang telah dikumpulkan dilakukan pengecekan
identitas responden, mengecek kelengkapan data dengan memeriksa isi
instrument pengumpulan data. Pengecekan ini dilakukan langsung pada
tempat penelitian dan pada jam yang sama.
2. Coding
Mengklarifikasi jawaban menurut macamnya dengan memberikan kode
tertentu. Pada tahap ini data yang telah diperoleh diberi angka atau kode
tertentu untuk memudahkan pengenalan data. Kode diberikan dengan
mencantumkan nomor 01 dan seterusnya pada pengenalan responden.
Untuk jawaban responden masing-masing diberikan nilai sesuai dengan
skala pengukurannya.
3. Tranfersing
Data yang telah diberi kode responden disusun secara berurutan dari
responden pertama sampai dengan responden terakhir. Kemudian
dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan variabel yang ingin diteliti.
4. Tabulating
Mengelompokkan responden berdasarkan kategori dalambentuk
penyajian distribusi frekuensi kemudian ditentukan rata-rata
persentasenya.

59
G. Defenisi Operasional
No Variabel Penelitian
Definisi Operasional
Cara ukur Alat Ukur
Skala Ukur
Hasil Ukur
Variabel Dependen 1. Resiko
Dengan Kanker Payudara
Suatu penyakit dimana sejumlah sel-sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang secara berlebihan.
Menggunakan Kuesioner dengan kriteria: - Ya: Jika remaja mengetahui tentang resiko kanker payudara. - Tidak: Jika remaja tidak mengetahui tentang resiko kanker payudara.
Kuesioner Nominal - Ya - Tidak
Variabel Independen 1 Pengetahuan
tentang resiko kanker payudara
Hasil dari tahu tentang faktor resiko kanker payudara melalui penyerapan informasi baik dari pendidikan formal dan non formal maupun dari pengalaman hidup sehari-hari.
Menggunakan 10 item pertanyaan dengan kriteria: - Baik: jika
jawaban benar >76-100% (8-10).
- Cukup: jika jawaban benar 56-76% (6-7).
- Kurang: jika jawaban benar <56% (1-5).
Kuesioner Ordinal - Baik - Cukup - Kurang
2 Sikap dengan resiko kanker payudara
Respon seseorang terhadap resiko kanker payudara
Menggunakan 10 item pertanyaan dengan kriteria: - Positif: x ≥ 29,7 - Negatif x < 29,7
Kuesioner Nominal - Positif - Negatif
H. Metode Analisa Data
1. Analisa univariat
Analisa data pada penelitian ini merupakan analisa Univariat Kemudian
ditentukan presentasi (P) dengan menentukan rumus sebagai berikut:
p = %100xn
fi

60
Keterangan:
p = Persentase
fi = Frekuensi yang diamati
n = Jumlah sampel
100% = Bilangan tetap (Budiarto, 2001).
2. Analisa bivariat
Untuk mengukur asosiasi antara dua atau lebih variabel kuantitatif
dipakai tes statistik Chi-square atau X kuadrat (x2). Data masing-masing sub
variabel dimasukkan ke dalam tabel kontingensi (tabel silang). Kemudian
tabel-tabel kontingensi tersebut dianalisa dengan menggunakan uji statistik
Chi-square test (x2), dengan rumus sebagai berikut:
( )∑
−=e
eOX
22
grandtotal
totalkolomtotalbarise
×=
Keterangan: =O frekuensi observasi
=e frekuensi harapan
Pengujian hipotesa dilakukan dengan Chi-square observasi dan tabel
dengan kriteria bahwa jika 2X observasi < 2X tabel maka hipotesa (Ha)
diterima, dan jika 2X observasi 2X≥ tabel maka Ha ditolak.
Untuk mengukur Hubungan pengetahuan dan sikap dengan resiko
kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh tahun 2013,
dilakukan Uji Chi-Square. Uji Chi-Square merupakan teknik analisa korelasi
yang sesuai untuk penelitian ini, karena variabel dependen dan independen

61
pada penelitian ini dalam bentuk data deskrit (data frekuensi atau data
kategori). Perhitungan statistik untuk analisa tersebut dilakukan dengan
menggunakan program komputerisasi, pengolahan data diinterprestasikan
menggunakan nilai probilitas dengan kriteria sebagai berikut:
a. Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai E (Harapan) kurang dari 5, maka uji
yang digunakan adalah ”Fisher Exack Test”.
b. Bila pada tabel 2x2 tidak dijumpai nilai E<5, maka uji yang digunakan
sebaiknya ”Continuity Correction (a")”.
c. Bila tabelnya lebih dari 2x2, misalnya 2x3, 3x3 dll, maka yang digunakan
”Person Chi-Squere”.

62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
MAN 2 merupakan salah satu Sekolah Negeri yang berada di Banda
Aceh dengan luas 5.580/1.692 m2, yang berlokasi di Jln. Cut Nyak Dien
No.590 Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh dengan jumlah siswa 485
orang, dan jumlah pegawai 15 orang, serta jumlah Guru sebanyak 226 orang.
Adapun rekapitulasi inventaris sekolah dapat dilihat seperti dibawah ini:
Tabel 4.1 Rekapitulasi Inventaris Sekolah di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013
No Jenis Ruang Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Ruang Kepala Sekolah Ruang Wakil Ruang TU Ruang Guru Ruang Pengajaran Ruang Kelas Ruang Perpustakaan Ruang Lab. Bahasa Ruang BP Ruang Gudang Ruang Musholla Ruang WC Ruang Kantin
1 1 1 1 1 16 1 1 1 1 1 1 1
Adapun batas-batas wilayah MAN 2 Banda Aceh adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Barat berbatasan dengan Min Teladan Banda Aceh
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Jl. Ateung Kursi Lateumen Barat
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Satuan Lalu lintas
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Komplek Perumahan PGAMKanwil
Kemenag Provinsi Aceh.

63
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Resiko Kanker Payudara
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Resiko Dengan Kanker Payudara di MAN 2
Banda Aceh
No Resiko Dengan Kanker
Payudara Frekuensi %
1 2
Ya Tidak
25 23
52,1 47,9
J u m l a h 48 100,0 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 48 responden,
mayoritas dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2
Banda Aceh sebanyak 25 orang (52,1%).
b. Pengetahuan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri di MAN 2
Banda Aceh
No Pengetahuan Frekuensi % 1 2 3
Baik Cukup Kurang
9 19 20
18,8 39,6 41,7
J u m l a h 48 100,0 Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa dari 48 responden
mayoritas pengetahuan remaja putri di MAN 2 Banda Aceh adalah kurang
sebanyak 20 orang (41,7%).

64
c. Sikap
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri Di MAN 2 Banda Aceh
No Sikap Frekuensi % 1 2
Positif Negatif
22 26
45,8 54,2
J u m l a h 48 100,0 Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari 48 responden, mayoritas
sikap remaja putri di MAN 2 Banda Aceh adalah negatif sebanyak 26
responden (54,2%).
2. Analisa Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan Dengan Resiko Kanker Payudara
Tabel 4.6 Hubungan Pengetahuan Dengan Resiko Kanker Payudara Pada
Remaja Putri di MAN 2 Banda Aceh
No Pengetahuan
Resiko Dengan Kanker Payudara
Jumlah % P Ya Tidak F % F %
1 2 3
Baik Cukup Kurang
2 8 15
22,2 42,1 75,0
7 11 5
77,7 57,9 25,0
9 19 20
100,0 100,0 100,0
0,017
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukan bahwa, dari 20 responden yang
berpengetahuan kurang dan mempunyai resiko kanker payudara sebanyak
75,0%, sementara dari 19 responden yang berpengetahuan cukup dan tidak
resiko mempunyai kanker payudara sebanyak 57,9%, sedangkan dari 9
responden yang berpengetahuan baik dan tidak mempunyai resiko kanker
payudara sebanyak 77,7%.

65
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square
dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,015 yang
berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada hubungan antara
pengetahuan dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2
Banda Aceh Tahun 2013.
b. Hubungan Sikap Dengan Resiko Kanker Payudara
Tabel 4.7 Hubungan Sikap Dengan Resiko Kanker Payudara Pada Remaja Putri
di MAN 2 Banda Aceh
No Sikap
Resiko Dengan Kanker Payudara
Jumlah % P Ya Tidak f % f %
1 2
Positif Negatif
7 18
31,8 69,2
15 8
68,2 30,8
22 26
100,0 100,0
0,022
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukan bahwa, dari 26 responden yang
bersikap negatif dengan resiko kanker payudara sebanyak 69,2%, sementara
dari 22 responden yang bersikap positif dan tidak mempunyai resiko kanker
payudara sebanyak 68,2%.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square
dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,019 yang berarti
kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada hubungan antara sikap dengan
resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013.

66
C. Pembahasan
1. Hubungan Pengetahuan Dengan Resiko Kanker Payudara
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa, dari 20 responden
yang berpengetahuan kurang dan mempunyai resiko kanker payudara
sebanyak 75,0%, sementara dari 19 responden yang berpengetahuan cukup
dan tidak resiko mempunyai kanker payudara sebanyak 57,9%, sedangkan
dari 9 responden yang berpengetahuan baik dan tidak mempunyai resiko
kanker payudara sebanyak 77,7%.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square
dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,017 yang berarti
kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada hubungan antara pengetahuan
dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh
Tahun 2013.
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang
diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata)
(Notoatmodjo, 2010).
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu
usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa

67
muda. Remaja tidak mempunyai tempat yang jelas, yaitu bahwa mereka tidak
termasuk golongan anak-anak tetapi juga tidak termasuk golongan dewasa
(Soetjiningsih, 2004).
Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan
berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan)
payudara, hal ini bisa terjadi terhadap wanita maupun pria (Chyntia, 2009).
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan. Pesan, ide, gagasan atau informasi yang di
sampaikan pengajar atau pembicara akan mudah diterima apabila di
berikan dengan metode atau media yang benar. Prilaku seseorang akan
berubah apabila diberikan sebuah informasi tentang suatu hal yang bisa
berubah prilaku seseorang (Setiati, 2009).
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Rini
(2012), didapatkan bahwa dari 132 responden, dengan pengetahuan perawat
tentang kanker payudara berada pada kategori baik sebanyak 108 orang
(81,8%) sedangkan pada perilaku perawat pada kategori cukup tentang kanker
payudara sebanyak 55 orang (41,7%).
Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan pada remaja putri yang berpengetahuan baik
hanya 9 orang, dan remaja putri yang berpengetahuan kurang didapat
sebanyak 20 orang siswa, hal ini merupakan masih kurangnya pemahaman
siswa terhadap resiko kanker payudara, semakin siswa tidak memperoleh

68
informasi maka semakin kurang pula pengetahuan siswa tentang resiko kanker
payudara. Dengan demikian, informasi yang didapatkan tentang resiko kanker
payudara akan sangat mempengaruhi pengetahuan siswa. Karena semakin
banyak siswa mendapatkan informasi tentang resiko kanker payudara maka
semakin baik juga pengetahuan siswa.
2. Hubungan Sikap Dengan Resiko Kanker Payudara
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa, dari 26 responden
dengan sikap yang negatif dengan resiko kanker payudara sebanyak 69,2%,
sementara dari 22 responden yang bersikap positif dan tidak mempunyai
resiko kanker payudara sebanyak 68,2%.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square
dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,022 yang berarti
kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada hubungan antara sikap dengan
resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013
Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang mencerminkan
pendapatnya, atau pendapat seseorang yang merupakan pernyataan dari
sikapnya yang mengenali jawaban-jawaban mengenai perasaan, kepercayaan,
konsepsi/pendapat/ide, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan masa dewasa,
dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder,
tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kugnitif
(Soetjiningsih, 2004).

69
Kanker payudara ini diawali ketika sejumlah sel-sel di dalam payudara
tumbuh dan berkembang secara berlebihan. Pertumbuhan sel-sel yang tidak
normal itu membentuk gumpalan besar yang disebut sebagai tumor
(pembengkakan). Akan tetapi tidak semua tumor dapat merupakan kanker
karena sifatnya yang tidak menyebar atau mengancam nyawa. Tumor tersebut
adalah tumor jinak. Tumor dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor yang
mampu menyerang jaringan lainnya ataupun menyebar kejaringan atau organ
tubuh lainnya (bermetastasis) disebut tumor ganas. Apabila pertumbuhan
selsel yang berlebihan itu tidak dapat dikendalikan oleh tubuh, terjadilah yang
disebut dengan neoplasma. Neoplasma kemudian akan menyerang ke jaringan
sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh,, keadaan seperti ini disebut neoplasma
ganas. Neoplasma ganas inilah yang akhimya disebut dengan kanker payudara
(Ghofar, 2009).
Wanita yang rutin mendapatkan terapi hormon berada pada resiko
yang lebih tinggi terhadap kejadian kanker payudara. Wanita yang terlambat
memiliki anak juga berada pada resiko tinggi terhadap mengalami kanker
payudara (Ghofar, 2009).
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
Ratna, P (2010), didapatkan bahwa dari 62 responden yang pengetahuan
remaja dalam pemeriksaan payudara sendiri pada kategori rendah sebanyak 39
orang (62,9%), dan sikap dalam pemeriksaan payudara sendiri pada kategori
negatif sebanyak 36 orang (58,1%), serta perilaku dalam pemeriksaan

70
payudara sendiri pada kategori cukup dalam pemeriksaan payudara sendiri
sebanyak 20 orang (32,2%).
Peneliti berasumsi bahwa, berdasarkan hasil penelitian pada remaja
putri yang bersikap positif sebanyak 22 orang, dan yang bersikap negatif
sebanyak 26 orang, hal ini merupakan masih kurangnya siswa yang bersikap
positif. Jika siswa dengan sikap yang negatif maka resiko kanker payudara
lebih cepat berkembang, karena masih kurangnya pengetahuan dan sikap
remaja dalam memperoleh informasi. Sebaliknya, jika remaja bersikap positif
maka dengan mudah memperoleh informasi tentang resiko kanker payudara,
dalam kondisi siswa tidak perlu dikhawatirkan, karena siswa dapat mencegah
terjadinya resiko terhadap kanker payudara.

71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap hubungan pengetahuan dan
sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda
Aceh Tahun 2013, dapat disimpulkan:
1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan resiko kanker payudara pada
remaja putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013 dengan nilai P-Value
0,017.
2. Ada hubungan antara sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja
putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,022.
B. Saran
1. Bagi Peneliti Selanjutnya, diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi
atau acuan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang,
sehingga dapat diperoleh hasil yang bermakna dan untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman tentang metodelogi penelitian terkait tentang
resiko kanker payudara.
2. Bagi Institusi Pendidikan, yaitu diharapkan menjadi sebagai bahan kajian
bagi peserta didik dan mata kuliah akademi kebidanan yang terkait dengan
resiko kanker payudara pada remaja putri.
3. Bagi Tempat Penelitian, yaitu diharapkan agar dapat dijadikan masukan
bagi institusi pelaksana kesehatan terkait dengan resiko kanker payudara

72
dan diharapkan kepada remaja-remaja putri khususnya di MAN 2 Banda
Aceh untuk dapat lebih meningkatkan pemahamanya tentang resiko
kanker payudara guna mencapai kesehatan di masa yang akan datang.

73
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2009. Pemeriksaan-Payudara-Sendiri. http//www.lusa.web.id/ (Diakses tanggal 25 Maret 2013).
Azwar, 2010. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Edisi kedua,
Pustaka Pelajar.
Budiarto, E., 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Buku Kedokteran.
BKKBN, 2006. Remaja Mengenali Dirinya. UNFPA, Hal : 92-94
Britto, J,A,. 2005. Kisi-Kisi Menembus Masalah Bedah. Jakarta: EGC. Chyntia, Erlin, 2009. Akhirnya Aku Sembuh Dari Kanker Payudara. Yokyakarta:
Maxsimus. Dinkes Semarang, 2007. Data Penderita Kanker Payudara di Indonesia.
http://www.depkes.go.id (Diakses tanggal 25 Maret 2013). Elizabeth, Tara, MD, 2001. Kanker Pada Wanita. Jakarta: Graha Ilmu. Ghofar, Abdul, 2009. Cara Mudah Mengenal dan Mengobati Kanker.
Yogyakarta: Flamingo. Khomsan, Ali, 2004. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Krisyanasri, W., 2009. ASI, Menyusui dan SADARI. Jakarta: Nurha Medika.
Latifah Melly, 2008. Tumbuh Kembang Anak. Http://edublogs.org/karakteristik-remaja (dikutip Tanggal 06 April 2013).
Hurlock, E. B. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
MAN 2 Banda Aceh, 2013. Profil Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Banda Aceh tahun 2013. Banda Aceh.
Melissa, L., 2008. Problematika dan Perawatan Payudara. Jakarta: Erlangga. Monty, P, S., 2012. Blak-blakan Kanker Payudara. Bandung: Qanita. Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta.

74
___, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Edisi Rineka Cipta.
_____________, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Jakarta: Edisi Rineka Cipta.
_____________, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Edisi Rineka
Cipta. Novitasari, 2005. Perbandingan Skor Depresi Pada Penderita Kanker Serviks
Uteri Dan Penderita Kanker Payudara Di RSUP Dr. Kariadi semarang. Madia Medika Muda.
Pierce, dkk, 2006. At Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga. Prawirohardjo, S, 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka. Ratna P, 2010. Gambaran Perilaku Siswi Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) di SMA Swasta Plus Safiyyatul Amaliyyah Medan. Tahun 2010. Universitas Sumatra Utara.
Rini P, 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan
Perilaku Perawat di Ruang Rawat RS Kanker Dharmais Tahun 2012. Universitas Indornsia.
RSUDZA, 2012. Laporan Rekam Medik, Bidang Penelitian dan Pengembangan:
Banda Aceh. Setiati, E., 2009. Waspadai Empat Kanker Ganas Pembunuh Wanita, Kanker
Rahim, Kanker Indung Telur, Kanker Leher Rahim, Kanker Payudara. Yokyakarta: Andi.
Siswadi, Yukobus, 2006. Klien Gangguan Sistem Reproduksi dan Seksualitas.
Jakarta: EGC. Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:
Sagung Seto.
Suryono, dkk, 2009. Perawatan Payudara Dilengkapi Dengan Deteksi Dini Terhadap Penyakit Kanker Payudara. Yokyakarta: Mitra Cendekia Press.
Terapimelia, 2012. Kanker Payudara Bisa Di Cegah. http://www.dechacare.com
(dikutip Tanggal 06 April 2013). Yuniastuti, A., 2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

75
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN RESIKO KANKER PAYUDARA PADA REMAJA PUTRI
DI MAN 2 BANDA ACEH TAHUN 2013
Nomor Responden : .......................................... Tanggal Pengisian : ..........................................
I. Identitas Responden
1. Umur : 15 Tahun
16 Tahun
17 Tahun
18 Tahun
2. Kelas :
II. Resiko Dengan Kanker Payudara
1. Apakah anda mengetahui dan mengerti tentang penyakit kanker payudara?
2. Ya
3. Tidak
III. Pengetahuan
Petunjuk : Isilah tanda (X) pada salah satu kolom jawaban dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya.
1. Apakah perlu melakukan pemeriksaan payudara sendiri…
a. Untuk mengetahui bentuk payudara b. Untuk mengetahui benjolan payudara c. Untuk mencegah kanker payudara
2. Deteksi dini kanker bertujuan untuk….
a. Mengurangi angka kesakitan dan kematian b. Mengurangi angka kematian c. Mengurangi angka kesakitan

76
3. Teknik mendeteksi kanker payudara yang sederhana, tidak nyeri dan tidak berbahaya adalah… a. Menstruasi b. SADARI c. Kanker payudara
4. Teknik melakukan kanker payudara yang tidak membutuhkan biaya mahal
adalah a. Diagnosa b. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) c. Periksa kedokter
5. Apakah yang dirasakan penderita kanker payudara stadium dini
a. Tidak nyeri b. Nyeri c. Adanya benjolan
6. Kanker payudara adalah …
a. Tumor jinak b. Tumor ganas dan jinak c. Tumor ganas
7. Istilah dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri biasanya disebut
dengan...? a. Sadari b. Sanrari c. Sandari
8. Kanker payudara bisa dicegah mulai dari
a. Masa remaja b. Masa dewasa c. Masa tua
9. Kanker yang paling sering pada perempuan adalah
a. Kanker kulit b. Kanker paru c. Kanker payudara
10. Semakin bertambah umur resiko menderita kanker payudara semakin…
a. Rendah

77
b. Meningkat c. Lama
IV. Sikap
Petunjuk Jawaban: Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda benar dengan
memberikan tanda cheklis (√). Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju TT = Tidak Tahu TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju No Pernyataan Sikap SS S TT TS STS 1 Saya percaya kalau kanker payudara
dapat dicegah pada saat wanita memasuki masa remaja.
2 Saya merasa perlu melakukan dekteksi dini kanker payudara.
3 Saya tidak perlu memperhatikan perubahan yang ada pada payudara dan kesehatanya.
4 Percaya tidak kalau pemeriksaan SADARI itu memerlukan biaya yang sangat besar.
5 Saya merasa deteksi dini merupakan hal yang penting untuk mengontrol kanker payudara.
6 Saya merasa bahwa kanker yang tidak terganggu atau merasa nyeri maka kanker payudara tidak perlu di deteksi dan ditangani.
7 Saya merasa SADARI adalah teknik pemeriksaan payudara yang rumit.
8 Anda dapat menilai bahwa hasil pengobatan kanker pada stadium dini lebih jauh lebih baik dari pada stadium lanjut.

78
9 Saya tidak perlu takut karena kanker payudara tidak dapat muncul pada usia remaja.
10 Saya yakin dengan pemeriksaan SADARI maka kanker payudara dapat dicegah.

79
LEMBARAN JAWABAN PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN RESIKO KANKER PAYUDARA PADA REMAJA PUTRI
DI MAN 2 BANDA ACEH TAHUN 2013
Pengetahuan 1. B 2. A 3. B 4. B 5. A 6. C 7. A 8. A 9. C 10. B Sikap 1. Positif 2. Positif 3. Negatif 4. Negatif 5. Positif 6. Negatif 7. Negatif 8. Positif 9. Negatif 10. Positif

80
SPSS OUT PUT
Frequencies Statistics
Umur
Resiko Dengan Kanker
Payudara Pengetahuan Sikap
N Valid 48 48 48 48
Missing 0 0 0 0
Frequency Table Umur
Frequency Percent Valid Percent
Valid 17 Tahun 6 12.5 12.5
18 Tahun 42 87.5 87.5
Total 48 100.0 100.0
Resiko Dengan Kanker Payudara
Frequency Percent Valid Percent
Valid Ya 25 52.1 52.1
Tidak 23 47.9 47.9
Total 48 100.0 100.0
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Valid Baik 9 18.8 18.8
Cukup 19 39.6 39.6
Kurang 20 41.7 41.7
Total 48 100.0 100.0
Sikap
Frequency Percent Valid Percent
Valid Positif 22 45.8 45.8
Negatif 26 54.2 54.2
Total 48 100.0 100.0

81
Crosstabs Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * Resiko Dengan Kanker Payudara
48 100.0% 0 .0% 48 100.0%
Sikap * Resiko Dengan Kanker Payudara
48 100.0% 0 .0% 48 100.0%
Pengetahuan * Resiko Dengan Kanker Payudara Crosstab
Resiko Dengan Kanker Payudara Total
Ya Tidak Ya
Pengetahuan Baik Count 2 7 9
Expected Count 4.7 4.3 9.0
% within Pengetahuan 22.2% 77.8% 100.0%
% within Resiko Dengan Kanker Payudara
8.0% 30.4% 18.8%
% of Total 4.2% 14.6% 18.8%
Cukup Count 8 11 19
Expected Count 9.9 9.1 19.0
% within Pengetahuan 42.1% 57.9% 100.0%
% within Resiko Dengan Kanker Payudara
32.0% 47.8% 39.6%
% of Total 16.7% 22.9% 39.6%
Kurang Count 15 5 20
Expected Count 10.4 9.6 20.0
% within Pengetahuan 75.0% 25.0% 100.0%
% within Resiko Dengan Kanker Payudara
60.0% 21.7% 41.7%
% of Total 31.3% 10.4% 41.7%
Total Count 25 23 48
Expected Count 25.0 23.0 48.0
% within Pengetahuan 52.1% 47.9% 100.0%
% within Resiko Dengan Kanker Payudara
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 52.1% 47.9% 100.0%

82
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Point Probability
Pearson Chi-Square 8.182(a) 2 .017 .015
Likelihood Ratio 8.567 2 .014 .018 Fisher's Exact Test 8.031 .018
Linear-by-Linear Association
7.833(b) 1 .005 .006 .004 .003
N of Valid Cases 48
a 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.31. b The standardized statistic is -2.799.
Sikap * Resiko Dengan Kanker Payudara Crosstab
Resiko Dengan Kanker Payudara Total
Ya Tidak Ya
Sikap Positif Count 7 15 22
Expected Count 11.5 10.5 22.0
% within Sikap 31.8% 68.2% 100.0%
% within Resiko Dengan Kanker Payudara
28.0% 65.2% 45.8%
% of Total 14.6% 31.3% 45.8%
Negatif Count 18 8 26
Expected Count 13.5 12.5 26.0
% within Sikap 69.2% 30.8% 100.0%
% within Resiko Dengan Kanker Payudara
72.0% 34.8% 54.2%
% of Total 37.5% 16.7% 54.2%
Total Count 25 23 48
Expected Count 25.0 23.0 48.0
% within Sikap 52.1% 47.9% 100.0%
% within Resiko Dengan Kanker Payudara
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 52.1% 47.9% 100.0%

83
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Point Probability
Pearson Chi-Square 6.684(b) 1 .010 .019 .010
Continuity Correction(a) 5.268 1 .022
Likelihood Ratio 6.841 1 .009 .019 .010
Fisher's Exact Test .019 .010
Linear-by-Linear Association
6.544(c) 1 .011 .019 .010 .009
N of Valid Cases 48
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.54. c The standardized statistic is -2.558.

84
TABEL SCORE
No. Variabel
Variabel No. Urut
Pertanyaan
Bobot Keterangan
a b c
1 Pengetahuan 1 0 1 0 Jumlah Nilai Tertinggi 10. Jumlah Nilai Terendah 0. - Baik: jika
jawaban benar >76-100%.
- Cukup: jika jawaban benar 56-76%.
- Kurang: jika jawaban benar <56%.
2 1 0 0
3 0 1 0
4 0 1 0
5 1 0 0
6 0 0 1
7 1 0 0
8 1 0 0
9 0 0 1
10 0 1 0
No. Variabel
Variabel No. Urut
Pertanyaan Bobot
Keterangan SS S TT TS STS
2 Sikap 1 5 4 3 2 1 Jumlah Nilai Tertinggi 50. Jumlah Nilai Terendah < 10.
Positif ≥ x
Negatif < x
2 5 4 3 2 1 3 1 2 3 4 5 4 1 2 3 4 5 5 5 1 3 2 1 6 5 4 3 2 1 7 5 4 3 2 1 8 1 2 3 4 5 9 1 2 3 4 5 10 5 4 3 2 1