[1] Hand Hygiene.doc

22
MAKALAH PENGENDALIAN INFEKSI 1 HAND HYGIENE DALAM KEDOKTERAN GIGI Dosen Pengampu: drg. Elastria Widita, M.Sc. Disusun oleh: Kelompok 1 Bagus Manik Panji (08679) Nabila Puteri (09509) Zahida Shinta Lutfana G (09511)

Transcript of [1] Hand Hygiene.doc

MAKALAH PENGENDALIAN INFEKSI 1

HAND HYGIENE DALAM KEDOKTERAN GIGI

Dosen Pengampu:

drg. Elastria Widita, M.Sc.

Disusun oleh:

Kelompok 1

Bagus Manik Panji (08679)

Nabila Puteri (09509)

Zahida Shinta Lutfana G (09511)

Risty Gita Amalia (09512)

Intan Nur Fajri (09513)

Dara Pangestika Dwi A (09514)

Delsa Rosana Bella (09515)

Irine Paskahwati (09517)

Kurniawan Saputra (09518)

Wahyuni (09519)

Riskha Febriani Hapsari (09520)

Anis Shalihah (09521)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANGIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2014/ 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-

Nya, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "Hand Hygiene" ini dengan lancar.

Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai "Hand

Hygiene". Tiada gading yang tak retak, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini

terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi

perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa kritik, saran,

dan usulan yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang

telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Kami mohon

maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata atau dalam penulisan. Demikian makalah ini kami buat,

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 13 Desember 2014

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menjalankan profesinya, tenaga kesehatan gigi tidak terlepas dari kemungkinan

untuk berkontak secara langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam saliva dan

darah pasien. Penyebaran infeksi dapat terjadi secara inhalasi yaitu melalui proses pernafasan atau

secara inokulasi atau melalui transmisi mikroorganisme dari serum dan berbagai substansi lain

yang telah terinfeksi. Bukti menunjukkan bahwa tingkat resiko tenaga kesehatan gigi berkaitan

langsung dengan kontaknya terhadap darah dan saliva penderita. Hal ini disebabkan tindakan

dalam praktek kedokteran gigi menempatkan tenaga kesehatan gigi beresiko tinggi terutama

terhadap penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh bakteri dan virus (Pederson 1998 sit.

Wibowo 2009).

Peningkatan insiden infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan virus hepatitis

Proteksi dokter gigi sebagai pemutus rantai infeksi silang (Dentist protection as a breaker of cross

infection chain) B (HBV) menyebabkan peningkatan kewaspadaan terhadap infeksi silang semakin

meningkat. Tingkat disiplin pada pengendalian infeksi telah meningkat selama 10 tahun terakhir.

Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan insidensi AIDS daripada peningkatan insidensi

hepatitis B yang lebih beresiko mengenai tenaga medis kedokteran gigi (Bagieh 2006 sit.Wibowo

2009). Banyak pasien dan tenaga medis di kedokteran gigi yang beresiko untuk tertular

microorganisme patogen termasuk cytomegalovirus (CMV), HBV, Hepatitis C virus (HCV),

herpes simplex virus tipe 1 dan 2, HIV, Mycobacterium tuberculosis, staphylococci, streptococci,

serta berbagai macam virus, bakteri yang berkolonisasi serta menginfeksi rongga mulut dan

saluran pernafasan (Wibowo, 2009).

Peningkatan insiden infeksi virus hepatitis B (HBV) dan human immunodeficiency virus

(HIV) menyebabkan peningkatan kewaspadaan terhadap infeksi silang semakin meningkat.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), antara 35 juta pekerja kesehatan di seluruh dunia,

sekitar tiga juta menerima eksposur perkutan patogen melalui darah setiap tahun. Dua juta di

antaranya tertular HBV(virus Hepatitis B), 900.000 tertular HCV(virus Hepatitis C) dan 170,000

tertular HIV. Hepatitis B adalah salah satu penyakit yang paling umum dan serius di dunia.

Penyakit ini adalah 100 kali lebih menular dibandingkan HIV. Menurut WHO, ada sekitar 350 juta

pembawa hepatitis kronis B (HBV) di seluruh dunia. Sampai dengan 2 juta orang meninggal setiap

tahun dari infeksi virus hepatitis B, sehingga menjadi urutan kesembilan penyebab utama kematian

di seluruh dunia. Hal inilah yang menyebabkan tenaga medis khususnya tenaga kesehatan gigi

harus memperhatikan keselamatan dirinya dengan cara menerapkan proteksi diri sebagai upaya

untuk mencegah terjadinya infeksi silang (Ansell Health Europe, 2011).

Menurut Depkes (2003) dalam Wulandari Wahyu (2010), cuci tangan harus dilakukan

dengan benar sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan meskipun memakai sarung

tangan atau alat pelindung lain untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang ada

di tangan sehingga penyebaran penyakit dapat dikurangi dan lingkungan terjaga dari infeksi.

Indikasi cuci tangan harus dilakukan pada saat yang diantisipasi akan terjadi perpindahan kuman

melalui tangan, yaitu sebelum melakukan tindakan yang dimungkinkan terjadi pencemaran dan

setelah melakukan tindakan yang dimungkinkan terjadi pencemaran. Dari berbagai riset, risiko

penularan penyakit dapat berkurang dengan adanya, perilaku hygiene, seperti cuci tangan pakai

sabun pada waktu penting. Karena perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan intervensi

kesehatan yang paling murah dan efektif dibandingkan dengan hasil intervensi kesehatan dengan

cara lainnya dalam mengurangi risiko penularan berbagai penyakit (Rikayanti, 2014).

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari hand hygiene?

2. Apakah tujuan dilakukannya hand hygiene?

3. Apa saja macam-macam dari hand hygiene?

4. Bagaimana regulasi atau protokol dari hand hygiene?

5. Mengapa prosedur hand hygiene diperlukan dalam kedokteran gigi?

6. Bagaimana prosedur hand hygiene yang baik dan benar dalam kedokteran gigi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari hand hygiene.

2. Untuk memahami tujuan dilakukannya hand hygiene.

3. Untuk mengetahui macam-macam hand hygiene.

4. Untuk mengetahui regulasi atau protokol dari hand hygiene.

5. Untuk menjelaskan alasan pentingnya hand hygiene dalam kedokteran gigi.

6. Untuk mengetahui prosedur hand hygiene yang baik dan benar dalam kedokteran gigi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hand Hygiene

Hand hygiene merupakan suatu istilah umum yang mengacu pada tindakan pembersihan

tangan. Hand hygiene meliputi mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun atau larutan

sabun, baik non antimikroba maupun antimikroba; menerapkan antiseptik antimikroba tanpa air ke

permukaan tangan seperti antiseptik berbasis alkohol. Dan ketika itu semua dilakukan dengan

bernar, maka Hand hygiene dapat mengurangi mikroorganisme di tangan. (HHA, 2014)

Hand hygiene merupakan strategi menjaga kesehatan yang paling efektif penting dalam

mencegah infeksi. Hand hygiene yaitu penggunaan sabun/larutan (non antimikroba atau

antimikroba) dan air, atau agen antimikroba tanpa air ke permukaan tangan. Membersihkan tangan

yang benar mengunakan antiseptik atau sabun dan air, dengan memadukan hand wash (mencuci

tangan) dan hand rub atau menggosok tangan. (Hand Hygiene New Zealand, 2012)

B. Tujuan Hand Hygiene

Membersihkan tangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan air mengalir atau

menggunakan antiseptik berbasis alkohol atau disebut dengan handrub (WHO, 2009).

Adapun tujuan dari hand hygiene yaitu:

1. Memahami pentingnya cuci tangan

2. Mengetahui langkah-langkah cuci tangan yang benar

3. Mecegah terjadiya infeksi nosokomial, penyebaran multi resisten dan kontributor terhadap

timbulnya wabah 

4. Mecegah penularan penyakit menular dari pasien ke pasien terjadi melalui tangan petugas

(transmisi kontak).

5. Menjaga kebersihan tangan  dengan baik dan benar dapat mencegah penularan

mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi nosokomial. (Boyce & Pittet, 2002)

Dalam kegiatan hand hygine memuat kondisi sebagai berikut:

1. Salah satu prosedur yang paling penting dan efektif dalam mencegah infeksi nasokomial bila

dilakukan dengan baik dan benar (WHO, 2002).

2. Idealnya mencuci tangan dengan air  bersih mengalir dan sabun yang digosok-gosokan

selama 40 sampai 60 detik Dengan tujuan Untuk menghilangkan kotoran dari kulit secara

mekanis dan mengurangi jumlah mikroorganisme (WHO, 2009).

C. Macam-Macam Hand Hygiene

1. Antiseptic hand hygiene yaitu mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun

antiseptik.

2. Antiseptic handrubbing yaitu mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik yang berfungsi

untuk mengurangi atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme tanpa menggunakan air

dan tidak memerlukan pengeringan atau pembilasan dengan handuk atau tisu.

3. Hand antisepsis / decontamination / degerming yaitu mengurangi atau menghambat

pertumbuhan mikroorganisme dengan mencuci tangan menggunakan sabun berbahan

antiseptik.

4. Hand care yaitu tindakan untuk mengurangi resiko terjadinya iritasi pada kulit.

5. Hand washing yaitu mencuci tangan dengan sabun antimikroba dan air.

6. Hand cleansing yaitu mencuci tangan dengan tujuan secara mekanis atau fisis

menghilangkan kotoran, bahan organik, dan atau mikroorganisme.

7. Hand disinfection yaitu mencuci tangan dengan desinfeksi secara ekstensif digunakan

sebagai istilah yang dapat merujuk pada antiseptic handwash, antiseptic handrubbing, hand

antisepsis / decontamination / degerming, handwashing dengan sabun antimikroba dan air,

hygienic hand antisepsis, atau hygienic handrub. Karena biasanya desinfeksi mengacu untuk

dekontaminasi permukaan benda mati.

8. Hygienic hand antisepsis yaitu membersihkan tangan dengan antiseptic handrub atau

antiseptic handwash untuk mengurangi flora mikroba sementara tanpa harus mempengaruhi

flora kulit.

9. Surgical hand antisepsis/surgical hand preparation/presurgical hand preparation yaitu

antiseptic handwash atau antiseptic handrub dilakukan sebelum operasi oleh tim bedah

untuk menghilangkan flora sementara. Antiseptik aktivitas persisten antimikroba.

10. Surgical handrub (bing) yaitu mengacu pada persiapan bedah dengan tangan tanpa air,

berbasis mencuci tangan menggunakan alkohol. (HSE, 2012)

D. Regulasi/Protokol Hand Hygiene

1. Ruang lingkup hand hygiene

WHO menyarankan untuk setiap orang atau petugas kesehatan untuk selalu mematuhi

prosedur hand hygiene, yaitu :

a. Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien seperti: dokter, perawat dan petugas

kesehatan lainnya (fisioterapi, laboratorium).

b. Setiap orang yang kontak dengan pasien, meskipun tidak langsung seperti : ahli gizi,

farmasi dan petugas tehnik

c. Setiap personil yang berkontribusi dengan prosedur yang dilakukan terhadap pasien

d. Setiap orang yang bekerja di lingkungan rumah sakit. (WHO, 2005)

2. Protokol lingkup hand hygiene

WHO (World Health Organization) mensyaratkan five moment of hand hygiene (5

waktu hand hygiene), yang merupakan petunjuk waktu kapan petugas kesehatan harus

melakukan hand hygiene, yaitu:

1

Sebelum

kontak

dengan pasien

Waktu pelaksanaan : Bersihkan tangan sebelum menyentuh pasien

Tujuan : Untuk melindungi pasien dari bakteri patogen yang ada

pada tangan petugas

2

Sebelum

melakukan

tindakan

aseptik

Waktu pelaksanaan : Bersihkan tangan segera sebelum melakukan

tindakan aseptik

Tujuan : untuk melindungi pasien dari bakteri patogen, termasuk

yang berasal permukaan tubuh pasien sendiri, memasuki bagian

dalam tubuh.

3 Setelah

kontak

dengan cairan

tubuh pasien

Waktu pelaksanaan : Bersihkan tangan setelah kontak atau resiko

kontak dengan cairan tubuh pasien (dan setelah melepas sarung

tangan)

Tujuan : untuk melindungi petugas kesehatan dan area sekelilingnya

bebas dari bakteri patogen yang berasal dari pasien

4

Setelah

kontak

dengan pasien

Waktu pelaksanaan : Bersihkan tangan setelah menyentuh pasien,

sesaat setelah meninggalkan pasien

Tujuan : untuk melindungi petugas kesehatan dan area sekelilingnya

bebas dari bakteri patogen yang berasal dari pasien

5

Setelah

kontak

dengan area

sekitar pasien

Waktu pelaksanaan : Bersihkan tangan setelah menyentuh objek

atau furniture yang ada di sekitar pasien saat meninggalkan pasien,

walaupun tidak menyentuh pasien

Tujuan : untuk melindungi petugas kesehatan dan area sekelilingnya

bebas dari bakteri patogen yang berasal dari pasien

Membersihkan tangan merupakan pilar dan indikator yang bermutu dalam mencegah

dan mengendalikan infeksi, sehingga wajib dilakukan oleh setiap petugas rumah sakit. (WHO,

2005)

E. Hand Hygiene dalam Kedokteran Gigi

Kebersihan tangan atau hand hygiene merupakan tindakan yang paling penting dan sederhan

untuk mencegah transmisi mikroorganisme. Contoh dari hand hygiene (misalnya: cuci tangan,

antiseptik tangan, atau surgical hand antisepsis) mengurangi patogen potensial pada tangan

merupakan cara mudah untuk mengurangi resiko transmisi organisme ke pasien atau pekerja

kesehatan lainnya. Hand hygiene dapat membantu mengurangi perkembangan Mikroba flora kulit

yang terdiri dari mikroorganisme transient dan resident. Transient flora, yang berkoloni pada

lapisan superfisial kulit mudah untuk dihilangkan dengan mencuci tangan rutin. Mikroorganisme

tersebut sering didapatkan pekerja kesehatan selama kontak langsung dengan pasien atau

permukaan lingkungan yang terkontaminasi; organisme ini sering berkaitan dengan health-care–

associated infections. Sedangkan, resident flora melekat pada lapisan lebih dalam pada kulit dan

sulit dihilangkan dan tidak terlalu berhubungan dengan infeksi. (Collins, dkk 2003)

Sebagai pelayanan kesehatan gigi seperti dokter gigi, perawat gigi, dan pelayan kesehatan

lainnya harus bisa melakukan hand hygiene yang benar dan tepat, karena dengan mencuci tangan

yang efektif dapat menurunkan dan mematikan bakteri di tangan individu namun pengaruhnya

tidak sama tergantung dengan cara dan kebiasaan individu mencuci tangan dan bahan yang

digunakan. Dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan tangan merupakan salah satu bentuk

penerapan proteksi yang dilakukan oleh dokter gigi, perawat gigi, dan pelayan kesehatan gigi

lainnya sebagai upaya untuk mencegah terjadinya infeksi silang.

Metode yang dipilih untuk kebersihan tangan tergantung pada jenis prosedur, tingkat

kontaminasi, dan persistensi aksi antimikroba yang diinginkan pada tangan. (Collins, dkk 2003)

Metode Agen Tujuan Durasi (min) Indikasi

Routine

handwash

Air dan sabun

non-antimikroba

Menghilang-kan

tanah dan

mikroorganisme

transient

15 detik Sebelum dan setelah

merawat setiap

pasien

(misal sebelum

memakai dan

setelah melepas

glove).

Setelah menyentuh

benda yang

Antiseptic

handwash

Air dan sabun

antimikroba

(misal

chlorhexidine,

iodine

Menghilang-kan

dan membunuh

mikro-organisme

transient dan

mengurangi

resident flora

15 detik

dan iodophors,

chloroxylenol

[PCMX],

triclosan)

berkontaminasi

dengan darah atau

saliva dengan

tangan telanjang.

Sebelum

Meninggalkan

ruangan dental.

Ketika terlihat

tanah. Sebelum

memakai glove

kembali setelah

melepas glove yang

robek, tertusuk atau

terkoyak

Antiseptic

handrub

Alcohol-based

hand rub

Menghilang-kan

dan membunuh

mikro-organisme

transient dan

mengurangi

resident flora

Gosok-kan

tangan hingga

agen kering

Tabel II.5.b. Metode dan Indikasi Hand-Hygiene.

Metode Agen Tujuan Durasi

(min)

Indikasi

Surtgical

Antiseptis

Air dan sabun antimikroba

(misal chlorhexidine, iodine

dan iodophors, chloroxylenol

[PCMX], triclosan)

Air dan sabun nonantimikroba

diikuti dengan produk

alcoholbased hand rub dengan

aktivitas persisten

Menghilangkan

dan membunuh

mikro-organise

transient dan

mengurangi

resident flora

(efek persisten

2-6 menit

Ikuti

petunjuk

pabrik untuk

produk

surgical

hand-scrub

dengan

aktivitas

persisten

Sebelum

memakai

gloves

bedah

sterile

untuk

prosedur

operasi

Adapun urutan prosedur dalam routine handwash yaitu sebagai berikut:

1. Lepaskan perhiasan dan jam tangan serta periksa tangan

1. Basahi tangan dengan air hangat

2. Tuangkan sabun secukupnya

3. Gosokkan permukaan tangan dengan keras, termasuk disekitar jempol dan jari-jemari sekitar

30-60 detik

4. Cuci tangan dengan air hangat untuk menghilangkan sabun

5. Keringkan tangan dengan handuk kertas

6. Periksa tangan dari luka seperti goresan, luka, dan memar dan obat seperlunya.

7. Gunakan single-use-disposable gloves (Kohli, 2007).

F. Pentingnya Hand Hygiene dalam Kedokteran Gigi

Hand hygiene yang tepat adalah salah satu cara sederhana yang merupakan prosedur

pencegahan infeksi paling utama yang dapat bertindak untuk mengurangi resiko terjadinya

transmisi penyakit dan resiko terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit. Hand hygiene juga

bertujuan untuk menjaga keselamatan pasien selama menjalani perawatan gigi,mengurangi resiko

dari infeksi postoperative atau infeksi yang terdapat setelah dilakukan perawatan gigi apalagi pada

prosedur pembedahan oral yang dalam pelaksanaannya dibutuhkan kesterilisasian yang cukup

tinggi baik dari dental provider maupun alat dan lingkungan dan hand hygiene sekarang

merupakan bagian integral dari kualitas perawatan pasien dan merupakan standar pada rumah

sakit yang sudah terakreditasi. (Dentcpd, 2014)

5 Waktu yang disarankan untuk melakukan Hand Hygiene

1. sebelum menyentuh pasien

Unuk melindungi pasien dari bakteri berbahaya yang dibawa oleh tangan dari dental

provider. Hand hygiene pada waktu ini akan mencegah kolonisasi mikroorganisme yang

terdapat pada pasien dengan health care-associated, yang dihasilkan dari transfer organisme

dari lingkungan ke pasien melalui tangan yang tidak bersih, dan infeksi eksogen di beberapa

kasus. Contoh yang jelas yaitu pada selang waktu yang terjadi pada saat menyentuh

pegangan pintu dan berjabat tangan dengan pasien: pegangan pintu termasuk di luar

kawasan perawatan kesehatan pasien sedangkan tangan milik pasien itu merupakan area

keperawatan milik pasien . (Dickinson, 2013)

Oleh karena itu hand hygiene harus dilakukan setelah menyentuh gagang pintu dan

sebelum berjabat tangan dengan pasien .Dalam kasus ini poin terpentingnya adalah hand

hygiene harus merupakan tindakan terpenting sebelum berkontak dengan pasien.

(Dickinson, 2013)

2. Sebelum membersihkan atau melakukan tindakan aseptik

Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan aseptik apa saja. Untuk melindungi

pasien terhadap bakteri yang berbahaya, termasuk bakteri milik pasien sendiri, yang masuk

ke tubuh pasien .Sekali bakteri tersebut masuk kedalam lingkungan pasien, dan sangat

sering terpapar dengan tangan, kulit, pakaian atau benda lain milik pasien, HCW mungkin

terlibat dalam tindakan aseptik pada area kritis dengan risiko infeksi tinggi, seperti

membuka jalur akses vena, memberi suntikan, atau melakukan perawatan luka. Yang

penting, kebersihan tangan yang dibutuhkan di saat ini bertujuan untuk mencegah HCAI

(infeksi nosokomial). Sejalan dengan infeksi endogen yang mayoritas berasal dari kegiatan

ini, kebersihan tangan berperan di dalam zona pasien sebelum dan sesudah melakukan

perawatan dan sangat penting untuk pasien dengan risiko infeksi atau yang memiliki luka

kritis ditambah lagi dengan risiko infeksi. (Dickinson, 2013)

Untuk beberapa praktik pada area steril (lumbar puncture, prosedur bedah, tracheal

suctioning, dll.), penggunaan sarung tangan adalah prosedur standar. Dalam kasus ini,

kebersihan tangan sangat diperlukan sebelum menggunakan sarung tangan karena sarung

tangan sendiri saja mungkin tidak sepenuhnya mencegah kontaminasi. (Dickinson, 2013)

3. Setelah terpapar cairan tubuh atau saliva

Segera membersihkan tangan setelah terpapar dari cairan tubuh yang beresiko, dan

setelah melepas sarung tangan. Untuk melindungi diri sendiri dan lingkungan kesehatan

pasien dari mikroorganisme berbahaya setelah perawatan terkait dengan risiko tangan pada

saat akan mengekspos cairan tubuh,yang mungkin mempunyai kemungkinan infeksius dan

menularkan penyakit. (Dickinson, 2013)

4. Setelah menyentuh pasien

Segera membersihkan tangan setelah berkontak dengan pasien. Untuk melindungi diri

agar bebas dari bakteri yang membahayakan kesehatan dari bakteri yang ada pada para

pasien ketika meninggalkan tempat sutelah waktu perawatan pasien berurutan, sebelum

menyentuh objek dengan wilayah di luar pasien dan setelah terpapar udara luar, hand

hygiene meminimalisir resiko dari penyebaran bakteri berbahaya yang terdapat di udara dan

mengurangi kontaminasi dari HCW (Health Care Worker) yang lain. (Dickinson, 2013)

5. Setelah berkontak dengan lingkungan pasien

Membersihkan tangan segera setelah menyentuh benda atau perabot di sekeliling

pasien ,ketika meninggalkan ruangan-bahkan jika sebelumnya tidak menyentuh pasien.

Untuk melindungi diri sendiri dan lingkungan penyedia pelayanan kesehatan dari bakteri

pada pasien yang berbahaya. itu terjadi setelah tangan terpapar ke permukaan lainnya dalam

kawasan pasien dan sebelum tangan terpapar ke permukaan dalam kawasan penyedia

pelayanan kesehatan tersebut tapi tanpa menyentuh pasien tersebut.Hal ini biasanya meluas

ke objek yang terkontaminasi oleh flora pasien yang didapat dari lingkungan pasien yang

akan di sterilkan kembali atau dibuang. (Dickinson, 2013).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hand Hygine merupakan tindakan membersihkan tangan, dengan mengunakan air dan sabun

atau larutan sabun, baik non antimikroba maupun antimikroba. Atau menerapakan antiseptik

antimikroba tanpa air pada pemukaan tangan, misalnya antiseptik berbasis alkohol. Hand hygine

memadukan hand wash (mencuci tangan) dengan hand rub (menggosok tangan). Hand hygiene

paling efektif untuk menjaga kebersihan kesehatan dari infeksi, karena dengan dilakukan hand

hygiene dapat mengurangi mikroorganisme di tangan.

Dalam pelayanan kesehatan hand hygiene sangat diperlukan untuk mengurangi patogen

potensial pada tangan, serata mengurangi resiko trasmisi organisme dari pasien atau pekerja

kesehatan lainnya.terutama pada dokter gigi, perawat gigi, serta tenaga kesehtan gigi lainnya,

karena untuk mencegah terjadinya infeksi silang. Begitu halnya dengan pelayanan kesehatan gigi

dan mulut, dokter gigi, perawat gigi, dan tenaga kesehatan gigi perlu menerapkan proteksi dengan

melakukan hand hygiene sebagai upaya mencegah terjadinya infeksi silang. Adapaun waktu yang

dilakukan hand hygiene yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan

aseptik, setelah kontak dengan cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, dan setelah

kontak dengan area sekitar pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Ansell Health Europe N.V., 2007, The Value of double gloving within the operating

environment,Ansell Cares, Belgium, [online], (http://www.anselleurope.com/medical/pdf/WP%

20Double%2 0Gloving_EN.pdf, diakses pada hari Jumat, 12 Desember 2014, pukul 16.00

WIB).

Boyce JM; Pittet D, 2002, Guideline for Hand Hygiene in Health Care Settings, Recommendation and

Report. 51(RR-16):1-45, quiz CE1-4.

Dentcpd, Sterilization and cross-infection control in the dental practice, European Dental school,

[online], (http://www.dentcpd.org/workpackages/WP5/WP5-Infection-Control-content-of-Exe

mplar-learning-Module.pdf, diakses pada hari Kamis, 11 Desember 2014, pukul 20.00 WIB)

Hand Hygiene Australia, 2014, Effective Hand Hygiene is the single most important strategy in

preventing health care associated infections, [online], (http://www.hha.org.au/abouthandhygien

e.aspx, diakses pada hari Minggu, 14 Desember 2014, pukul 16.00 WIB).

Hand Hygiene New Zealand, 2012, Hand Quality & Safety Commission New Zealand, [online],

(http://www.handhygiene.org.nz/index.php?

option=com_content&view=article&id=5&Itemid=108, diakses pada hari Minggu, 14

Desember 2014, pukul 16.30 WIB).

HSE West Mid Western Regional Hospital, 2012, Hand Hygiene Guideline, MGIP & C, Limerick.

Kohli, Anil; Puttaiah R, 2007, Infections Control And Occupational Safety recommendations For Oral

Health Professional, Dental Council of India, New Delhi, India.

Kohn W., Collins A., Cleveland J., Harte J., Eklund K., Malvitz D., 2003, Guidelines for Infection

Control In Dental Health-Care Settings, Recommendation and Report. pp. 7-12, 14-8, 20-5.

Rikayanti, K.H., Sang, K.A., 2014, Hubungan Tingkat Peengetahuan dengan Perilaku Mencuci Tangan

Petugas Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Badung 2013,Community Health, 2(1):21-31.

Sharon K. Dickinson, Richard D. Bebermeyer 2013. Guidelines for Infection Control in Dental

Health Care Settings.; Crest® Oral-B® at dentalcare.com Continuing Education Course,

Revised July 19, 2013

WHO. 2002. Prevention of hospital-acquired  infections, A PRACTICAL GUIDE. 2nd edition. Malta:

WHO.

WHO. 2009. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care. Switzerland: WHO Press.

WHO (World Health Organization), 2005, WHO Guidelines on Hand Hygiene in  Health Care

(Advance Draft): A Summary, Switzerland: WHO Press.

Wibowo, T.; Kristanti, P.;Dwi, H.,2009, Proteksi Dokter Gigi sebagai Pemutus Rantai Infeksi Silang,

Jurnal PDGI. 58(2) : 6-9.