1. FUNGSI HUKUM -...

44
BAB II KERANGKA TEORI, HASIL PENELITIAN dan ANALISIS. A. KERANGKA TEORI 1. FUNGSI HUKUM Pada hakikatnya Indonesia merupakan bangsa yang memiliki berbagai suku budaya didalamnya. Dengan demikian maka Negara Indonesia mempunyai berbagai macam kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh suatu kelompok dengan kelompok yang lainnya. Pada dasarnya kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan baik itu perorangan maupun kelompok akan memunculkan suatu peraturan atau keharusan yang harus ditaati oleh orang yang ada dilingkungannya. Sehingga kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok tersebut dalam suatu negara dapat dikatakan sebagai peraturan atau hukum. Hukum merupakan suatu kaidah keharusan atau nilai yang berlaku disuatu negara yang berfungsi untuk mengatur perilaku manusia agar dapat membedakan antara perilaku yang baik dan perilaku yang buruk. Dengan adanya hukum maka manusia akan berperilaku sosial dengan orang lain karena didalam ketentuan hukum mengandung norma agar manusia dapat hidup berdampingan dengan damai. Atas dasar itulah maka Aristoteles mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays down and applies to its own member. Universal law is the law of nature” yang artinya hukum merupakan hukum tertentu yang mana setiap komunitas meletakkan dan berlaku untuk anggota sendiri.hukum universal adalah hukum alam. 1 1 C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, h. 8.

Transcript of 1. FUNGSI HUKUM -...

Page 1: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

BAB II

KERANGKA TEORI, HASIL PENELITIAN dan ANALISIS.

A. KERANGKA TEORI

1. FUNGSI HUKUM

Pada hakikatnya Indonesia merupakan bangsa yang memiliki berbagai suku

budaya didalamnya. Dengan demikian maka Negara Indonesia mempunyai berbagai

macam kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh suatu kelompok dengan kelompok yang

lainnya. Pada dasarnya kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan baik itu perorangan maupun

kelompok akan memunculkan suatu peraturan atau keharusan yang harus ditaati oleh

orang yang ada dilingkungannya. Sehingga kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh

perorangan atau kelompok tersebut dalam suatu negara dapat dikatakan sebagai peraturan

atau hukum.

Hukum merupakan suatu kaidah keharusan atau nilai yang berlaku disuatu negara

yang berfungsi untuk mengatur perilaku manusia agar dapat membedakan antara perilaku

yang baik dan perilaku yang buruk. Dengan adanya hukum maka manusia akan

berperilaku sosial dengan orang lain karena didalam ketentuan hukum mengandung

norma agar manusia dapat hidup berdampingan dengan damai. Atas dasar itulah maka

Aristoteles mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

down and applies to its own member. Universal law is the law of nature” yang artinya

hukum merupakan hukum tertentu yang mana setiap komunitas meletakkan dan berlaku

untuk anggota sendiri.hukum universal adalah hukum alam.1

1 C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, h. 8.

Page 2: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Di Indonesia terdapat berbagai macam peraturan yang dibuat oleh pembuat

perundang-undangan yang pada dasarnya peraturan tersebut mempunyai tujuan untuk

menertibkan masyarakat yang ada didalamnya. Maka dari itu Indonesia merupakan

negara hukum yang menjunjung tinggi keadilan. Berbagai aspek bidang yang

berhubungan dengan Indonesia dan masyarakat diatur didalam ketentuan hukum.

Terdapat unsur-unsur yang terdapat didalam hukum diantaranya:

1. Peraturan mengenai tingkah laku dari manusia di dalam

pergaulan masyarakat.

2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang

berwajib.

3. Peraturan itu bersifat memaksa.

4. Sanksi yang tegas terhadap pelanggaran.2

Dengan demikian manusia dituntut untuk dapat taat dan tunduk oleh ketentuan

hukum karena apabila seseorang tidak tunduk dan tidak mentaati ketentuan hukum maka

bisa dikatakan orang tersebut telah melanggar ketentuan hukum dan dapat dikenakan

sanksi. Pada dasarnya sanksi adalah akibat dari sesuatu perbuatan atau suatu reaksi dari

pihak lain (manusia atau organisasi sosial) atas sesuatu perbuatan.3

Setiap orang memiliki berbagai watak dan perilaku yang berebeda antara satu

orang dengan orang yang lain. Perilaku setiap orang tergantung dari tingkat pendidikan

dan latar belakang masing-masing orang. Dengan berbagai macam latar belakang

manusia dalam kehidupan masyarakat sangat dimungkinkan akan terjadi permasalahan

antar individu (konflik). Pengertian konflik menurut Robbins, Konflik adalah suatu

2Zulkarnaen dan Beni Ahlmad Saebani, Hukum Konstitusi, Pustaka Setia, Bandung, 2012.

3E. Utrecht, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Balai Buku Ichtiar, Jakarta, 1966.

Page 3: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah memengaruhi

secara negatif atau akan segera memengaruhi secara negatif pihak lain.4 Dengan

demikian peran hukum disini sebagai penjamin perlindungan warga masyarakatnya tanpa

terkecuali dan tanpa diskriminasi.

Adanya peranan hukum di lingkungan masyarakat memberikan dampak yang

sangat baik untuk membentuk perilaku masyarakat agar lebih mengutamakan perilaku

sosialnya sebaik mungkin dengan orang lain. Karena pada dasarnya manusia merupakan

makhluk sosial dimana manusia pasti tidak dapat hidup sendiri dengan kata lain manusia

pasti membutuhkan bantuan orang lain dalam segala hal. Dalam hal ini mengenai dampak

berlakunya hukum dalam lingkungan masyarakat telah dikemukakakan oleh Soerjono

Soekanto mengenai 4 kaidah hukum yang bertujuan mengubah perikelakuan masyarakat

yaitu:

1. Melakukan imbalan secara psikologis bagi pemegang peranan

yang patuh maupun pelanggar kaidah hukum

2. Merumuskan tugas-tugas penegak hukum untuk bertindak

sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan serasi-tidakserasinya

perikelakuan pemegang peranan dengan kaidah hukum

3. Mengubah perikelakuan pihak ketiga, yang dapat

mempengaruhi perikelakuan pemegang peranan yang

mengadakan interaksi

4. Mengusahakan perubahan persepsi, sikap, dan nilai-nilai

pemegang peranan

Dengan demikian peran hukum di lingkungan masyarakat sangat bermanfaat bagi

masyarakat untuk menciptakan kerukunan dan ketertiban dalam bermasyarakat. Karena

pada dasarnya hukum ditemukan memiliki tujuan untuk menjunjung tinggi keadilan agar

hak-hak yang dimiliki setiap orang akan terjamin. Maka dari itu penegakan hukum

haruslah dilakukan demi tercapainya tujuan dan fungsi hukum. Penegakan hukum,

4 Sopiah, Perilaku Organisasional, CV ANDI OFFSET, Yogyakarta, 2008.

Page 4: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

sebagaimana dirumuskan oleh Satjipto Rahardjo, merupakan suatu proses untuk

mewujudkan keinginan-keinginan hukum menjadi kenyataan.5

Didalam suatu hukum terdapat suatu nilai yang berlaku di lingkungan masyarakat

karena hukum melekat didalam lingkungan masyarakat. maka dari itu hukum akan

menjadi alat untuk mewujudkan suatu keadilan dengan melakukan penegakan hukum.

Proses penegakan hukum dalam pandangan Soerjono Soekanto dipengaruhi oleh lima

faktor diantaranya:

1. Faktor hukum atau peraturan perundang-undangan.

2. Faktor aparat penegak hukumnya, yakni pihak-pihak yang

terlibat dalam peroses pembuatan dan penerapan hukumnya,

yang berkaitan dengan masalah mentalitas.

3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung proses penegakan

hukum.

4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan sosial di mana hukum

tersebut berlaku atau diterapkan; berhubungan dengan

kesadaran dan kepatuhan hukum yang merefleksi dalam

perilaku masyarakat.

5. Faktor kebudayaan, yakni hasil karya, cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.6

Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi suatu pengakan hukum maka hukum

diharapkan dapat menjadi sistem peraturan yang tidak memandang siapapun baik itu dari

segi status sosial maupun ras dan budaya. Adanya penegakan hukum memiliki tujuan

agar suatu negara dapat memberikan ketegasan bagi warga negaranya untuk tunduk dan

tertib terhadap ketentuan hukum yang berlaku di nergara tersebut. Dari sisi lain mengenai

penegakan hukum terdapat lembaga-lembaga yang memiliki kewenangan untuk

mengadili permasalahan hukum yang biasa disebut penegak hukum diantaranya hakim,

jaksa dan polisi yang masing-masing memiliki kewenangan dan tugas yang berbeda.

5 Satjipto Rahardjo, Masalah Penegakan Hukum, Sinar Baru, Bandung, 1983, h. 24.

6 Soerjono Soekanto, Penegakan Hukum, BPHN & Binacipta, Jakarta, 1983, h. 15.

Page 5: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Pada dasarnya penegak hukum dalam melakukan proses penegakan hukum pasti

memiliki dasar hukum yang kuat untuk meyakinkan bahwa seseorang telah melanggar

ketentuan hukum. Selain itu dalam proses penegakan hukum lembaga penegak hukum

diharapkan dapat menafsirkan ketentuan hukum secara profesional karena apabila terjadi

suatu kesalahtafsiran yang dilakukan oleh penegak hukum dalam proses penegakan

hukum maka akan sangat merugikan kedua belah pihak yang sedang menuntut hak-

haknya.

Keberhasilan suatu proses penegakan hukum akan tecapai dengan adanya suatu

sistem hukum sebagai komponen dalam struktur hukum seperti yang dikemukakan oleh

Lawrence M. Friedman yaitu:

1. merupakan batang tubuh, kerangka, bentuk abadi dari suatu

sistem.

2. komponen substansi hukum (legal substance) merupakan

aturan-aturan dan norma-norma actual yang dipergunakan oleh

lembaga-lembaga, kenyataan, bentuk perilaku dari para pelaku

yang diamati di dalam sistem

3. komponen budaya hukum (legal culture), merupakan gagasan-

gagasan, sikap-sikap, keyakinan-keyakinan, harapan-harapan

dan pendapat tentang hukum.

4. komponen dampak hukum (legal impact). Dengan komponen

dampak hukum ini yang dimaksudkan adalah dampak dari

suatu keputusan hukum yang menjadi objek kajian peneliti.7

Dengan demikian proses penegakan hukum akan saling berkaitan antara sistem

hukum dan penafsiran penegak hukum sendiri. Apabila salah satu unsur tersebut tidak

berhubungan dengan baik maka akan menimbulkan masalah-masalah hukum baru yang

nantinya semakin membesar karena tidak adanya keterkaitan unsur-unsur penegakan

hukum yang baik.

7 Lawrence M, Friedman, Law and Society An Introduction, Prentice Hall Inc, New Jersey, 1977, h. 6-7.

Page 6: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

2. OTONOMI DAERAH dan SISTEM PENDIDIKAN

2.1 Otonomi Daerah

Dari sisi lain di Indonesia bukan hanya memiliki penegakan hukum yang kuat dan

adil namun Indonesia merupakan negara yang memiliki suatu sistem pemerintahan yang

kuat yang sangat berperan penting dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat.

Indonesia dibagi atas beberapa wilayah yang mana setiap wilayah daerah tersebut

dipimpin oleh satu penguasa yang berwenang atas wilayah yang dikuasainya. Pada era

saat ini seorang penguasa bukan saja bertanggungjawab atas wilayah kekuasaannya,

namun seorang penguasa diharapkan dapat melindungi memajukan dan mensejahterakan

wilayah kekuasaannya dan segala yang berada didalamnya.

Pada dasarnya setiap penguasa akan memiliki peran dan wewenang dalam

melakukan tugasnya yang biasa disebut dengan otonomi daerah sebagai mana

berdasarkan ketentuan Pasal 1 Angka 6 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah bahwa: “Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Dalam suatu sistem pemerintahan Indonesia memiliki pembagian wilayah

kekuasaan dengan kata lain yaitu Daerah Otonom yang memiliki arti adalah kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah, yang berwenang mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa

Page 7: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

sendiri.8 Sehingga negara Indonesia memiliki tingkatan atau strata bagi penguasa

wilayahnya yang dibagi menjadi dua tingkatan diantaranya adalah Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah. Menurut UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal

1 angka 1 bahwa: “Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang

memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil

Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945”.

Dengan demikian segala urusan dan sistem pemerintahan yang ada di Indonesia

merupakan tanggung jawab dari pemerintah pusat atau presiden yang memiliki kekuasaan

dan kewenangan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Selanjutnya penguasa yang ada dibawah pemerintah pusat adalah pemerintah

daerah yang mana berdasarkan Pasal 1 Angka 3 UU No. 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah bahwa: “Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan

yang menjadi kewenangan daerah otonom”. Sehingga kekuasaan yang dimiliki

pemerintah daerah dibawah kekuasaan pemerintah pusat.

Di dalam Pemerintah Daerah terdapat tugas dan wewenang yang dibagi sesuai

wilayah yang dikuasainya sebagai contoh: Walikota/Bupati memiliki kekuasaan dalam

lingkup kota/kabupaten, Gubernur memiliki kekuasaan dalam lingkup provinsi, dan yang

memiliki kekuasaan tertinggi adalah Presiden yang memiliki kekuasaan atas suatu negara.

Pada dasarnya peran pemerintah dan pemerintah daerah sangat penting bagi

kemajuan bangsa dan negara dalam berbagai aspek urusan pemerintahan di Indonesia.

8 Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hlm. 6.

Page 8: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

sebagai contoh dalam urusan pendidikan juga perlu adanya campur tangan pemerintah

dan pemerintah daerah demi terselenggaranya sistem pendidikan di Indonesia

sebagaimana yang termuat dalam Pasal 10 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional bahwa “Pemerintah dan pemerintah daerah berhak mengarahkan,

membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

Sedangkan di dalam lingkup kota/kabupaten akan dipimpin oleh seorang

walikota/bupati yang didalamnya terdapat instansi-instansi kedinasan terkait yang akan

berperan penting dalam pelayanan masyarakat untuk kesejahteraan masyarakat. Dengan

demikian berbagai aspek urusan pemerintahan yang ada di Indonesia telah memiliki

bagian-bagian tersendiri sesuai bidang serta dan wewenang yang telah diberikan oleh

negara. Dalam kaitannya dengan permasalahan yang penulis angkat dalam tulisan ini

yaitu dalam lingkup pendidikan maka sebagai instansi kedinasan yang memiliki tugas dan

tanggung jawab adalah Dinas Pendidikan.

Pada dasarnya sistem pendidikan di Indonesia tidak lepas dari pengawasan

pemerintah yang nantinya dengan adanya isntansi kedinasan dalam bidang pendidikan ini

diharapkan dapat memberikan peran dan layanan yang baik bagi sistem pendidikan di

Indonesia. Dalam hal yang berkaitan dengan materi yang diangkat penulis dalam tulisan

ini yang berhubungan dengan pendidikan di kota Salatiga maka terdapat suatu peran dan

tugas Dinas Pendidikan Kota Salatiga dalam menjalankan tugasnya seperti yang

terkandung dalam Pasal 3 ayat 1 Peraturan Walikota Salatiga Nomor 52 Tahun 2008

Tentang Tugas Pokok, Fungsi Dan Uraian Tugas Pejabat Struktural Pada Dinas Daerah

Kota Salatiga bahwa “Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas pokok

Page 9: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah dibidang pendidikan, pemuda dan olahraga

berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan”.

Dengan demikian Dinas Pendidikan kota Salatiga memiliki peran penting dalam

terselenggaranya sistem pendidikan di kota Salatiga. Sehingga ruang lingkup Dinas

Pendidikan kota Salatiga sangat luas dalam berbagai aspek yang berkaitan dengan

pendidikan di kota Salatiga. Dari sisi lain, Dinas Pendidikan kota Salatiga tidak hanya

memiliki tugas pokok saja dalam menjalankan tugasnya mengenai sistem pendidikan di

kota Salatiga melainkan Dinas Pendidikan kota Salatiga memiliki fungsi sebagaimana

yang telah diatur dalam Pasal 3 Ayat 2 huruf c Peraturan Walikota Salatiga Nomor 52

Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi Dan Uraian Tugas Pejabat Struktural Pada

Dinas Daerah Kota Salatiga bahwa “Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

menyelenggarakan fungsi: pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pendidikan,

pemuda dan olahraga yang meliputi prasekolah dan pendidikan dasar, pendidikan

menengah, pendidikan nonformal, dan pendidik dan tenaga kependidikan, pemuda dan

olahraga”. Sehingga dengan adanya peran, tugas serta fungsi Dinas Pendidikan

diharapkan akan dapat menjadi pelindung dan pengawas bagi peserta didik, pengajar

serta semua pihak yang terlibat dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Pada dasarnya instansi kedinasan seperti Dinas Pendidikan saling berhubungan

dengan proses penegakan hukum dalam konteks pendidikan. Dengan demikian proses

penegakan hukum dapat dilakukan dengan adanya hubungan dan kerjasama antara

penegak hukum dengan lembaga yang memiliki tugas pengawasan dan perlindungan

dalam hal ini adalah Dinas pendidikan dan sekolah.

Page 10: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

2.1 Sistem Pendidikan

Indonesia merupakan negara yang sangat mengedepankan pelayanan pendidikan

bagi setiap masyarakat sehingga setiap orang wajib mendapatkan pendidikan minimal 9

(Sembilan) tahun dengan maksud untuk memberikan bekal dan ilmu bagi setiap orang

yang nantinya akan menjadi bekal bagi setiap orang saat hidup di lingkungan masyarakat

demi kemajuan negara.

Pada dasarnya suatu negara akan maju dan berkembang apabila memiliki sistem

pendidikan yang maju juga. Dengan kemajuan sistem pendidikan maka masyarakat akan

memiliki potensi yang sangat baik yang bertujuan untuk memajukan dan

mengembangkan pembangunan negara.

Dengan demikian maka setiap orang mempunyai hak untuk mendapatkan

pendidikan yang layak sebagaimana yang termuat dalam Pasal 5 ayat 1 UU Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa: “Setiap warga negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.

Dalam perkembangannya sistem pendidikan di Indonesia memiliki kemajuan dan

perkembangan sistem dengan tujuan agar dapat mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan

seperti saat ini. Namun demikian ada satu sisi yang perlu mendapatkan perhatian khusus

dalam sistem pendidikan yaitu mengenai kenyamanan dan keamanan dalam proses

pendidikan. Karena pada dasarnya sistem pendidikan di Indonesia memiliki tujuan untuk

memberikan bekal ilmu yang bermanfaat dan menjunjung tinggi ilmu agama dan

kebudayaan bagi setiap warga negara.

Apabila suatu sistem pendidikan tidak terdapat kenyamanan dan kemananan

dalam proses pendidikan maka setiap warga negara tidak akan terjamin hak-hak nya.

Page 11: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Karena dengan adanya sistem pendidikan yang baik maka pelayananan pendidikan akan

membentuk pola pikir dan akhlak setiap warga negara dalam kaitannya ini adalah anak

supaya anak dapat mengembangkan bakat dan minatnya dengan baik di lingkungan

sekitar.

Setiap anak perlu mendapatkan bimbingan dan arahan oleh orang lain baik itu

yang lebih tua karena anak belum dapat menafsirkan dan berfikir secara rasional terhadap

suasana yang ada di sekitarnya bahkan di dalam lingkungan pendidikan tempat anak

mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang baru. Dengan demikian maka

dalam proses pendidikan di Indonesia perlu adanya peran dari penyedia layanan

pendidikan serta pemerintah untuk dapat memberikan pengawasan dan perlindungan

dalam berjalannya sistem pendidikan khususnya dalam usaha melindungi hak setiap

anak.

3. PERLINDUNGAN ANAK

Perlindungan anak adalah segala usaha yang dilakukan untuk

menciptakan kondisi agar setiap anak dapat melaksanakan hak dan

kewajibannya demi perkembangan dan pertumbuhan anak secara

wajar baik fisik, mental, dan sosial. Perlindungan anak merupakan

perwujudan adanya keadilan dalam suatu masyarakat, dengan

demikian perlindungan anak diusahakan dalam berbagai bidang

kehidupan bernegara dan bermasyarakat.9

Perlindungan anak diharapkan dapat menjamin hak-hak setiap agar suatu negara

dapat menjunjung tinggi hak asasi manusia yang mana telah tertuang dalam UUD 1945.

Namun demikian bukan berarti negara harus memberikan perlindungan secara berlebihan

9 Maidin Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap Anak, Refika Aditama, Bandung, 2008, h. 33.

Page 12: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

kepada setiap anak, Negara berperan penuh untuk menjamin hak setiap anak sebagai

mana yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Pada dasarnya negara

melalui lembaga penegak hukumnya harus dapat bertindak secara cepat dan professional

dalam upaya melindungi hak asasi manusia dalam hal ini adalah hak setiap anak demi

menjunjung tinggi keadilan kemanfaatan dan kepastian hukum.

Perlindungan anak berhubungan dengan beberpa hal yang perlu

mendapat perhatian, yaitu:

1. Luas lingkup perlindungan:

a. Perlindungan yang pokok meliputi antara lain: sandang,

pangan, pemukiman, pendidikan, kesehatan, hukum.

b. Meliputi hal-hal yang jasmaniah dan rohaniah.

c. Mengenai pula penggolongan keperluan yang primer dan

sekunder yang berakibat pada prioritas pemenuhnya.

2. Jaminan pelaksanaan perlindungan:

a. Sewajarnya untuk mencapai hasil yang maksimal perlu ada

jaminan terhadap pelaksanaan kegiatan perlindungan ini,

yang dapat diketahui oleh pihak-pihak yang terlibat dalam

kegiatan perlindungan.

b. Sebaiknya jaminan ini dituangkan dalam suatu peraturan

tertulis baik dalam bentuk undang-undang atau peraturan

daerah, yang perumusannya sederhana tetapi dapat

dipertanggungjawabka serta disebarluaskan secara merata

dalam masyarakat.

c. Pengaturan harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi di

Indonesia tanpa mengabaikan cara-cara perlindungan yang

dilakukan di negara lain, yang patut dipertimbangkan dan

ditiru (Peniruan yang kritis).10

Dengan demikian dalam upaya perlindungan anak memiliki cakupan yang luas

dan bermacam-macam dengan tujuan supaya hak-hak setiap anak akan terjamin

sepenuhnya dalam segala aspek. Karena apabila dalam upaya perlindungan anak tidak

terdapat keterkaitan antara ketentuan hukum dan penerapannya maka akan

10

Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, Jakarta, Akadei Pressindo, 1989, hlm. 4-6.

Page 13: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

mengakibatkan ketidaktercapainya suatu keadilan dan berpengaruh pada tidak

terjaminnya hak-hak setiap anak.

Pelaksanaan perlindungan anak harus memenuhi syarat antara lain:

merupakan pengembangan kebenaran, keadilan, dan kesejahteraan

anak; harus mempunyai landasan filsafat, etika dan hukum; secara

rasional; positif; dapat dipertanggungjawabkan; bermanfaat untuk

yang bersangkutan; mengutamakan persepektif kepentingan yang

diatur, bukan perpektif kepentingan yang mengatur; tidak bersifat

aksidental dan komplimenter, tetapi harus dilakukan secar

konsisten, mempunyai rencana operasional, memperhatikan unsur-

unsur manajemen; melaksanakan respons keadilan yang restoratif

(bersifat pemulihan); tidak merupakan wadan dan kesempatan

orang mencari keuntungan pribadi/kelompok; anak diberi

kesempatan untuk berpartisipasi sesuai situasi dan kondisinya;

berdasarkan citra yang tepat mengenai anak manusia; berwawasan

permasalahan (problem oriented) dan bukan berwawasan target;

tidak merupakan faktor kriminogen; tidak merupakan faktor

viktimogen.11

Pada dasarnya tujuan utama dalam perlindungan anak adalah untuk menjamin

hak-hak anak dari berbagai hal yang menyangkut dirinya. Di dalam pembahasan yang

diangkat penulis mengenai perlindungan anak dari perilaku kekerasan yang mana pelaku

kekerasan ini bukan hanya orang dewasa namun dapat juga dilakukan oleh anak-anak.

Dengan demikian perlu adanya tindakan dan peran penting pihak-pihak yang telah

diberikan tugas dan wewenang untuk memberikan perlindungan dan penanganan bagi

setiap anak dari kekerasan baik itu fisik maupun psikis.

Dengan adanya suatu perlindungan dan penanganan atas perilaku kekerasan baik

berupa kekerasan fisik atau psikis maka setiap anak di Indonesia merasa hak-haknya

terpenuhi dan mendapatkan suatu keadilan. Pada dasarnya setiap anak perlu mendapatkan

perlindungan dalam proses belajar baik itu di lingkungan sekolah maupun di lingkungan

11

Arif Gosita, Aspek Hukum Perlindungan Anak dan Konvensi Hak-hak Anak, Era Hukum, Jurnal Ilmiah Hukum,

No. 4/TH.V/April 1999, Fakultas Hukum Tarumanegara, Jakarta, 1999, hlm. 265-266.

Page 14: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

sekitar, sehingga setiap anak wajib mendapatkan perlakuan yang adil tanpa diskriminasi

seebagaimana yang termuat dalam Pasal 9 ayat 1 dan 1a UU No. 35 Tahun 2014 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

bahwa:

“(1) Setiap Anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam

rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai

dengan minat dan bakat. (1a) Setiap Anak berhak mendapatkan

perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan Kekerasan

yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta

didik, dan/atau pihak lain”.

Dengan adanya ketentuan mengenai bentuk perlindungan yang diharapkan akan

memberikan kenyamanan dan keamanan bagi setiap anak dalam sistem pendidikan baik

dalam hal ini di lingkungan sekolah maka perlu adanya keterkaitan antara ketentuan

hukum dengan penerapannya oleh pihak yang memiliki kewenangan dalam bidangnya.

Sehingga sistem pendidikan akan berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang

diharapkan dan dapat mencapai tujuan serta cita-cita bangsa dengan menciptakan bibit-

bibit penerus bangsa yaitu anak-anak yang nantinya akan berperan penting dalam

pembangunan Indonesia dan kesejahteraan Indonesia.

4. HAK ANAK

Pada dasarnya perilaku kekerasan dapat terjadi dimanapun kapanpun dan bahkan

dapat dilakukan oleh siapapun sekalipun dilakukan oleh anak-anak yang pada hakikatnya

masih dalam tanggung jawab orang tua. Kriteria anak seperti yang telah diatur dalam

peraturan perundang-undangan sangat beragam sebagai mana yang telah diatur dalam

Pasal 1 ayat (2) UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak menentukan bahwa:

Anak adalah seseorang yang belum mencapai 21 (duapuluh satu) tahun dan belum pernah

Page 15: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

kawin. Sedangkan mengenai pengertian anak sebagaimana yang termuat dalam Pasal 1

ayat 1 UU Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak bahwa: “Anak adalah seseorang yang belum

berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”.

Dari sisi lain kriteria anak juga diatur menurut Hukum Adat yang menentukan

bahwa ukuran seseorang telah dewasa bukan dari umurnya, tetapi ukuran yang dipakai

adalah: dapat bekerja sendiri; cakap melakukan yang disyaratkan dalam kehidupan

masyarakat; dapat mengurus kekayaan sendiri.12

Dengan demikian seorang anak masih

perlu mendapatkan perlindungan dan bimbingan dari kedua orang tuanya serta

mendapatkan perlindungan hukum dengan tujuan supaya anak tidak terganggu mental

dan fisiknya dengan seiring berkembangnya pola pikir seorang anak.

Pada dasarnya setiap orang selama belum mencapai batas umur yang telah

ditentukan oleh peraturan perundang-undangan maka dapat dikatakan orang tersebut

masih dalam kirteria seorang anak serta masih dalam tanggungjawab orang tua. Karena

setiap anak perlu mendapatkan bimbingan dan arahan dari orang tua ataupun orang yang

dirasa lebih tua karena setiap anak memiliki pola pikir yang berbeda-beda. Selain itu

yang tidak boleh dikesampingkan bahwa setiap anak perlu diberikan pengertian mengenai

pola perilaku yang baik sesuai dengan ajaran agama yang dianut dengan tujuan agar anak

dapat berperilaku dan memiliki akhlak yang baik dan terhindar dari perilaku yang

dilarang oleh ketentuan hukum.

Bimbingan dan arahan dari orang tua akan membentuk jati diri dan akhlak setiap

anak dalam hidup bermasyarakat. Karena pada dasarnya setiap anak dimungkinkan akan

12

Irma Setyowati Sumitro, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Jakarta, Bumi Aksara, 1990, hlm. 55.

Page 16: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

meniru semua yang dirasa merupakan hal yang baru dia lihat. Selain itu karakter seorang

anak akan menginginkan kepuasan dalam hal yang dia tiru. Dengan demikian perlu

adanya pihak yang mengontrol pola perilaku anak tersebut.

Oleh karena itu dengan adanya suatu perilaku kekerasan yang menimpa setiap

anak di Indonesia maka perlu adanya tindakan untuk meminimalisir adanya kekerasan

terhadap anak yang berfungsi untuk menjamin hak-hak setiap anak di Indonesia. Karena

pada dasarnya setiap anak memiliki hak-hak yang harus dijamin oleh negara sebagaimana

yang telah tercantum dalam konvensi hak anak yang disetujui oleh majelis umum

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 20 November 1989 pada pasal 16 ayat 1

dan 2 bahwa:

(1)“Tidak seorang anakpun akan mengalami gangguan tanpa

alasan dan secara tidak sah terhadap kehidupan pribadinya,

keluarga, rumah atau surat menyurat ataupun serangan tidak sah

terhadap harga diri dan reputasinya”. Sedangkan pada pasal 2

bahwa: (2)”Anak mempunyai hak akan perlindungan hukum

terhadap gangguan atau serangan semacam itu”.13

Dengan demikian setiap anak dari berbagai macam latar belakang dan suku

budaya akan tetap memiliki hak-hak tersebut karena hak-hak anak melekat sejak dalam

kandungan seorang ibu tanpa pandang bulu dengan kata lain disamaratakan untuk

mencapai keadilan bersama.

5. PERILAKU KEKERASAN

13

http://www.unicef.org/magic/media/documents/CRC_bahasa_indonesia_version.pdf. Diakses pada 9 Mei 2016 pukul 09:15.

Page 17: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Pada dasarnya setiap manusia telah diberikan akal dan pikiran masing-masing

oleh Tuhan dengan tujuan agar manusia dapat berfikir secara rasional. Sehingga manusia

dapat berinteraksi dengan orang lain dengan melakukan hal-hal yang mempunyai tujuan

dan maksud tertentu. Maka dari itu dengan adanya interaksi yang dilakukan oleh manusia

secara terus menerus baik itu secara berkelompok maupun secara antar individu dapat

dikatakan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa

bantuan orang lain.

Interaksi yang dilakukan manusia dalam hidup bermasyarakat akan menimbulkan

kebiasaan-kebiasaan baru yang akan mempengaruhi pola pikir setiap manusia. Sehingga

pola pikir setiap manusia akan berbeda satu sama lain sesuai tujuan dan maksud terntentu

yang ingin dicapai. Interaksi yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari segala

permasalahan yang menyebabkan adanya suatu benturan antar pihak. Dengan adanya

benturan tersebut maka seseorang akan melakukan berbagai cara untuk dapat mencapai

apa yang dia tuju dengan melakukan kontak langsung yang biasa disebut perilaku

kekerasan.

Berdasarkan Pasal 1 Ayat 15a UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak mengenai

pengertian kekerasan bahwa: “Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap Anak yang

berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan/atau

penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau

perampasan kemerdekaan secara melawan hukum”.

Perilaku kekerasan dapat dilakukan oleh individu maupun kelompok yang pada

hakikatnya memiliki alasan tertentu. Perilaku kekerasan yang terjadi akan menyebabkan

Page 18: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

kesengsaraan oleh orang lain yang menimpanya. Dengan demikian seseorang yang

menjadi korban dari perilaku kekerasan dapat dikatakan telah dirugikan hak asasi

manusianya karena pada dasarnya setiap manusia memiliki hak-hak sebagaimana yang

telah diatur di dalam ketentuan Pasal 28I ayat (1) Undang Undang Dasar 1945

(selanjutnya disebut UUD 1945) bahwa setiap orang memiliki:

“Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan

pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,

hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk

tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi

manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun”.

Pada dasarnya perilaku kekerasan dapat terjadi kapanpun dan dimanapun yang

mana dibagi menjadi dua jenis yaitu kekerasan fisik dan kekerasan psikis atau kekerasan

batin. Dalam perkembangan saat ini berbagai macam cara yang dilakukan oleh setiap

orang dalam melakukan interaksi dengan orang lain, salah satunya adalah dalam

melakukan kekerasan. Dahulu sering dapat dilihat bahwa setiap perilaku kekerasan hanya

terlihat dari kasat mata dengan kontak fisik saja, namun pada saat ini perilaku kekerasan

telah berkembang hingga mengarah pada kekerasan batin atau psikis yang sering disebut

perilaku Bullying.

Bullying merupakan sebuah situasi di mana terjadinya penyalahgunaan

kekuatan/kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang/kelompok.14

Dengan adanya perilaku

Bullying maka setiap orang diharapkan memiliki kekuatan fisik dan kekuatan batin juga,

karena perilaku Bullying mengarah pada kontak batin seseorang. Dengan demikian

seseorang akan memiliki kekuatan mental yang berbeda-beda dalam membela dirinya

agar tidak terjadi suatu tekanan batin atau depresi.

14

Yayasan semai jiwa amini (sejiwa), BULLYING, PT Grasindo, Jakarta, 2008, hlm. 2.

Page 19: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Pada dasarnya perilaku Bullying memiliki 3 (tiga) jenis yaitu Bullying fisik,

Bullying verbal Bullying mental/psikologi. Perilaku Bullying secara fisik memiliki

berbagai wujud yaitu :

a. Menampar;

b. Menimpuk;

c. menginjak kaki;

d. menjegal;

e. meludah;

f. memalak;

g. melempar dengan barang;

h. menghukum dengan berlari keliling lapangan;

i. menghukum dengan cara push up;

j. menolak.

Sedangkan wujud dari perilaku Bullying secara verbal diantaranya

:

a. memaki;

b. menghina;

c. menjuluki;

d. meneriaki;

e. mempermalukan di depan umum;

f. menuduh;

g. menyoraki;

h. menebar gossip;

i. memfitnah;

j. menolak.

Perilaku Bullying yang terakhir adalah perilaku Bullying

mental/psikologis yang memiliki wujud yaitu:

a. mendiamkan;

b. mengucilkan;

c. mempermalukan;

d. meneror lewat pesan pendek telepon genggam atau e-mail;

e. memandang yang merendahkan;

f. memeloroti;

g. mencibir.15

15

Ibid, hlm. 2.

Page 20: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Dengan berbagai macam perilaku Bullying yang terjadi di lingkungan masyarakat

maka perilaku Bullying ini merupakan suatu perilaku yang tidak pantas dilakukan dan

dilarang oleh ketentuan hukum di Indonesia. pada dasarnya Indonesia merupakan negara

hukum yang sangat berpegang teguh pada hak asasi manusia untuk mencapai keadilan.

Maka dari itu setiap perilaku kekerasan yang terjadi di Indonesia baik itu secara fisik

maupun batin merupakan perilaku yang bertentangan dengan ketentuan hukum di

Indonesia.

Perilaku kekerasan dapat terjadi bagi siapapun tanpa pandang bulu karena

manusia merupakan makhluk sosial yang mana akan memiliki hubungan timbal balik

dengan orang lain. Maka dari itu perilaku kekerasan dapat terjadi pada siapapun baik itu

dilakukan oleh orang dewasa maupun anak-anak sekalipun.

B. HASIL PENELITIAN

1. Tugas dan Wewenang Dinas Pendidikan kota Salatiga

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di beberapa sekolah

dasar di kota salatiga dan Dinas Pendidikan kota Salatiga mengenai penanganan dan

penanggulangan perilaku Bullying yang terjadi dalam lingkungan pendidikan dalam hal

ini adalah sekolah dasar.

Maksud tujuan penulis melakukan analisis hasil penelitian ini karena perlu adanya

peran penting dari Dinas Pendidikan dan pihak sekolah untuk turun langsung dalam usaha

meminimalisir dan mencegah adanya perilaku Bullying yang saat ini mulai berkembang

dan semakin luas ruang lingkupnya.

Page 21: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Pada dasarnya Dinas Pendidikan kota Salatiga memiliki peran penting dalam

kegiatan perlindungan dan pengawasan bagi perilaku Bullying yang terjadi di lingkungan

sekolah dasar di Salatiga. Peran ini telah diberikan oleh negara terhadap Dinas

Pendidikan kota Salatiga sebagaimana yang termuat dalam Pasal 4 ayat 1 Peraturan

Daerah Kota Salatiga No. 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas

Daerah Kota Salatiga bahwa: “Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 huruf a mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

Pemerintahan Daerah di bidang pendidikan, pemuda dan olah raga berdasarkan asas

otonomi dan tugas pembantuan”.

Dengan adanya ketentuan yang memberikan kewenangan terhadap Dinas

Pendidikan kota Salatiga mengenai tugas dan tanggung jawab Dinas Pendidikan kota

Salatiga maka Dinas Pendidikan kota Salatiga dapat melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya dengan baik dan terstruktur sesuai visi dan misinya.

Oleh karena itu di dalam struktur organisasi Dinas Pendidikan kota Salatiga

terdapat beberapa bagian yang memiliki tugas dan wewenang masing-masing yang

memiliki peran tersendiri yang berkaitan dengan sistem pendidikan di kota Salatiga.

Pembagian tugas di sini dimaksudkan agar Dinas Pendidikan kota Salatiga dapat

bekerja secara professional dan efektif untuk memberikan perlindungan dan pengawasan

terhadap seluruh sekolah yang ada di Salatiga sebaik mungkin.

Tugas dan wewenang ini diberikan bukan saja berguna untuk memberikan

perlindungan dan pengawasan terhadap siswa saja, melainkan terhadap guru pendidik

yang ada di seluruh sekolah di Salatiga. Karena pada dasarnya segala kegiatan yang ada

Page 22: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

di sekolah bukan saja antar siswa saja namun juga berhubungan dengan guru pendidik

apakah guru pendidik dapat memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi siswanya atau

malah membuat siswanya merasa tidak nyaman atau takut dengan cara pengajarannya.

Di dalam struktur organisasi Dinas Pendidikan kota Salatiga yang memiliki tugas

dan wewenang mengenai semua aspek dalam sistem pendidikan sebagaimana yang

termuat dalam Pasal 4 ayat 3 Peraturan Daerah Kota Salatiga No. 10 Tahun 2008 tentang

Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Salatiga bahwa:

Susunan organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga terdiri atas:

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, yang membawahi:

1. Subbagian Perencanaan;

2. Subbagian Keuangan; dan

3. Subbagian Umum dan Kepegawaian

c. Bidang Pendidikan Dasar, yang membawahi:

1. Seksi Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar;

2. Seksi Sekolah Menengah Pertama; dan

3. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar

d. Bidang Pendidikan Menengah, yang membawahi:

1. Seksi Sekolah Menengah Atas;

2. Seksi Sekolah Menegah Kejuruan; dan

3. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Menengah.

Dengan bidang seksi yang telah dibagi secara terstruktur maka bidang-bidang ini

saling berkaitan satu sama lain karena menyangkut mengenai metode pembelajaran di

sekolah dasar baik itu secara formal maupun informal. Dengan adanya pembagian tugas

Page 23: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

ini diharapkan dapat memberikan pelayanan terhadap seluruh siswa, guru pendidik

maupun pengurus yang lain untuk dapat membentuk jati diri seorang anak menjadi lebih

baik dan berakhlak mulia. Selain itu Dinas Pendidikan melalui bidang-bidangnya dalam

lingkup sekolah dasar juga memberikan pengarahan kepada seluruh sekolah dasar yang

ada di kota Salatiga dengan tujuan untuk menciptakan suasana yang nyaman dan aman

selama proses belajar mengajar.

Dengan adanya peran dan tanggungjawab Dinas Pendidikan serta pihak sekolah

maka proses pendidikan di Indonesia akan mendapatkan suatu kenyamanan dan

perlindungan demi kelancaran sistem pendidikan di Indonesia. Maka dari itu berdasarkan

hasil penelitian yang penulis lakukan sebagai berikut :

2. Hasil wawancara di SDN Mangunsari 03 Salatiga.

Pada dasarnya Dinas Pendidikan kota Salatiga memiliki tugas dan tanggung

jawab secara keseluruhan di seluruh sekolah di Salatiga maka dari itu di dalam kegiatan

yang dilakukan Dinas Pendidikan kota Salatiga tidak terlepas dari kerjasama dengan

pihak sekolah masing-masing. Karena sekolah merupakan tempat dimana anak

melangsungkan kegiatan belajar mengajar secara langsung. Di sekolah anak juga dapat

mengembangkan mental dan fisiknya bersama teman dan guru pendidik di lingkungan

sekolah.

Namun demikian dengan adanya kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah

maka sering kali terjadi suatu perilaku Bullying yang terjadi di lingkungan tersebut.

Dengan demikian perlu adanya peran dan tanggung jawab pihak sekolah dalam hal ini

yang penulis wawancari di SDN Mangunsari 03 Salatiga bahwa bentuk peran dan

Page 24: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

tanggung jawab yang dilakukan sekolah terhadap maraknya perilaku Bullying di

lingkungan sekolah dasar diantaranya adalah “apabila terjadi perilaku Bullying maka

Guru memberikan mediasi kepada orang tua kedua belah pihak serta anak tersebut untuk

mencari solusi terbaik, namun orang tua tidak ikut campur secara penuh, karena ini

merupakan masalah anak jadi yang paling utama untuk melakukan mediasi adalah anak

supaya anak dapat menjalin kerukunan kembali didalam lingkungan sekolah maupun

diluar sekolah”.16

2.1. Kasus Posisi

Di dalam SD ini pernah terjadi suatu tindakan Bullying yang mana dilakukan

antara kedua siswa. Pelaku melakukan tindakan Bullying dengan mengejek teman

bermainnya saat berada di sekolah. Selanjutnya korban merasa dirinya tertekan batinnya

sehingga korban menangis. Teman sekelasnya mengetahui korban menangis selanjutnya

pelaku dilaporkan kepada guru dengan maksud supaya pelaku dapat diberi tindakan oleh

guru pendidik yang ada di sekolah tersebut.17

2.2. Penanganan yang Dilakukan Pihak Sekolah

Pihak sekolah melakukan pemanggilan kepada kedua siswa tersebut untuk

dimintai keterangan mencari tau penyebab kejadian perkara selanjutnya dilakukan

mediasi antar kedua belah pihak yaitu pelaku dan korban. Tindakan ini dimaksudkan

supaya kedua siswa ini dapat menjalin kerukunan kembali dalam berteman. Dan pada

akhirnya kedua belah pihak dapat berdamai dan dapat menjalin kerukunan kembali di

dalam sekolah.

16

Wawancara dengan Guru SD N mangunsari 03 Salatiga, Salatiga, 22 Oktober 2015 17

Wawancara dengan Guru SD N mangunsari 03 Salatiga, Salatiga, 22 Oktober 2015

Page 25: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Bentuk peran dan tanggung jawab yang dilakukan oleh sekolah memiliki tujuan

agar kedua belah pihak dapat menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan dengan

kata lain secara mediasi karena pada dasarnya penyelesaian sengketa hukum dapat

melalui jalur pengadilan maupun jalur mediasi. Namun demikian pihak sekolah dalam hal

ini menjadi mediator yang bertindak secara netral untuk mencari solusi terbaik secara

adil.

Dari sisi lain mengenai peran dan tanggung jawab yang dilakukan oleh pihak

sekolah maka terdapat tindakan pertama saat terjadi perilaku Bullying yang terjadi di

lingkungan sekolah. Bentuk tindakan pertama yang dilakukan oleh pihak sekolah

diantaranya adalah “Guru memberikan nasehat kepada siswa agar perilaku Bullying tidak

terjadi lagi serta meberikan nasehat untuk tidak saling mengejek dan saling mengucilkan

antar sesama, serta dalam bersosialisasi dengan teman harus menjaga kerukunan

bersama”.18

Bentuk tindakan ini dilakukan oleh sekolah memiliki tujuan supaya anak dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah dasar dapat mengerti bahwa

menjaga kerukunan di antara teman-teman itu sangat penting dilakukan. Karena dengan

adanya kerukunan maka perilaku Bullying akan terminimalisir dan kegiatan belajar

mengajar akan berjalan dengan baik dan lancar.

Namun demikian dari sisi lain mengenai bentuk tindakan dan peran dari pihak

sekolah, apabila perilaku Bullying memang terjadi di lingkungan sekolah dasar maka

perlu adanya sesuatu yang membuat efek jera bagi seorang pelaku Bullying tersebut.

18

Wawancara dengan Guru SD N mangunsari 03 Salatiga, Salatiga, 22 Oktober 2015

Page 26: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Maka dari itu dari hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada SDN Mangunsari 03

Salatiga mengenai bentuk sanksi yang diberikan oleh pihak sekolah diantaranya adalah

dengan “Sanksi teguran dan Peringatan untuk tidak diulangi lagi. Bila diulangi maka

nilai sikap pelaku tsb menjadi jelek pada bidang studi PKN”.19

Dengan diberikannya sanksi tersebut maka seorang pelaku Bullying akan

merasakan efek jera atas perilakunya terhadap orang lain. Diharapkan orang tua juga

dapat berperan penting dalam upaya mendidik anak-anaknya supaya tidak lagi terlibat

dalam permasalahan perilaku Bullying.

2.3. Peran Dinas Pendidikan kota Salatiga

Dalam kasus yang terjadi di SD ini merupakan suatu perkara yang dapat

diselesaikan oleh pihak sekolah sendiri. Pihak pelaku dan korban dapat berdamai serta

tidak timbul masalah yang semakin besar. Sehingga pihak sekolah tidak melaporkan

kasus tersebut kepada Dinas Pendidikan kota Salatiga karena permasalahan telah dapat

diselesaikan dengan baik oleh pihak sekolah.

Dengan demikian Dinas Pendidikan kota Salatiga tidak mengetahui bahwa pernah

terjadi kasus Bullying di sekolah tersbut. Apabila sekolah melaporkan perkara tersebut

kepada Dinas maka Dinas akan bertindak sebagai mediator antara kedua belah pihak

untuk dapat melakukan penyelesaian perkara secara kekeluargaan dan tidak perlu dengan

jalur pengadilan.20

3. Hasil wawancara di SDN Salatiga 08 Salatiga

19

Wawancara dengan Guru SD N mangunsari 03 Salatiga, Salatiga, 22 Oktober 2015 20

Wawancara dengan Guru SD N mangunsari 03 Salatiga, Salatiga, 22 Oktober 2015

Page 27: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Dengan adanya peran dan tanggung jawab yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan

kota Salatiga dan SDN Mangunsari 03 Salatiga maka penulis juga melakukan wawancara

di SDN Salatiga 08 Salatiga mengenai upaya penanggulagan perilaku Bullying di

lingkungan sekolah.

Hasil wawancara yang penulis lakukan di SD tersebut mengenai peran dan

tanggung jawab yang dilakukan oleh pihak sekolah terhadap perilaku Bullying di

lingkungan sekolah dasar bahwa “Peran dan tanggung jawab sekolah menjadi pengawas

dan pelindung bagi siswa supaya tidak terjadi perilaku Bullying di lingkungan sekolah

dasar demi kelancaran proses belajar”.21

3.1 Kasus Posisi

Dalam SD tersebut pernah terjadi suatu perilaku Bullying yang mana dialami oleh

seorang siswa yang disebabkan karena adanya perilaku siswa lain dengan menggertak

temannya yaitu korban dengan maksud supaya korban bisa merasa takut saat ada bertemu

dengan pelaku. Namun demikian korban hanya terdiam tidak berani untuk melapor

dengan guru. Selanjutnya teman korban yang mengetahui melapor kepada guru untuk

diberikan tindakan kepada pelaku tersebut.22

3.2. Penanganan yang Dilakukan Pihak Sekolah

Dari pemaparan hasil wawancara yang dilakukan penulis mengenai peran dan

tanggung jawab dari sekolah terhadap perilaku Bullying maka terdapat tindakan pertama

yang dilakukan oleh pihak sekolah saat terjadinya perilaku Bullying di lingkungan

21

Wawancara di SDN Salatiga 08 Salatiga, Salatiga, 7 November 2015. 22

Wawancara di SDN Salatiga 08 Salatiga, Salatiga, 7 November 2015

Page 28: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

sekolah bahwa “dengan melakukan interogasi kronologi kejadian untuk mengetahui awal

mula penyebab perilaku Bullying, melakukan perlindungan bagi korban dan pelaku agar

tercipta suasana yang kondusif”.23

Upaya ini dilakukan memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana

permasalahan itu terjadi. Karena pada dasarnya dalam penyelesaian masalah perlu adanya

kronologi kejadian yang jelas untuk mengungkap sebab dan siapa pihak-pihak yang

terlibat dalam masalah tersebut. Dengan demikian maka suatu permasalahan perilaku

Bullying akan dapat diselesaikan dengan baik oleh peran dari sekolah itu sendiri.

Selanjutnya mengenai akibat yang timbul saat terjadinya perilaku Bullying di

lingkungan sekolah perlu adanya suatu tindakan yang akan menyebabkan efek jera pada

pelaku Bullying. Maka dari itu menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis di

SDN Salatiga 08 Salatiga bahwa bentuk sanksi yang diberikan kepada pelaku Bullying

diataranya “dengan memberikan peringatan kepada pelaku beserta meminta orang tua

pelaku untuk datang ke sekolah dengan maksud agar orang tua pelaku mengerti perilaku

yang dilakukan anaknya itu merupakan perilaku yang dilarang dan melanggar peraturan,

memberikan sanksi nilai rapot tidak baik pada nilai kepribadian dalam proses belajar”.24

Dengan adanya pemberian sanksi tersebut diharapkan akan membuat efek jera

kepada pelaku Bullying untuk tidak melakukannya lagi karena dari apa yang

dilakukannya itu merupakan sebuah tindakan yang bertentangan dengan ketentuan

hukum di Indonesia. Selain itu dari sisi orang tua juga diharapkan dapat menjaga dan

23

Wawancara di SDN Salatiga 08 Salatiga, Salatiga, 7 November 2015. 24

Wawancara di SDN Salatiga 08 Salatiga, Salatiga, 7 November 2015.

Page 29: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

mengarahkan anak-anaknya supaya tidak terlibat dalam tindakan-tindakan yang

bertentangan dengan ketentuan hukum di Indonesia.

3.2. Peran Dinas Pendidikan kota Salatiga.

Saat adanya kejadian yang terjadi di sekolah tersebut Dinas Pendidikan kota

Salatiga tidak mengetahui bahwa di sekolah tersebut telah terjadi perilaku Bullying.

Karena pada dasarnya Dinas Pendidikan merupakan instansi kedinasan yang mana

memiliki peran untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada guru dengan

memberikan program-program baru dengan tujuan untuk mencegah adanya suatu

perilaku Bullying yang bisa saja terjadi kapanpun.25

Dengan demikian selama pihak sekolah dapat menyelesaikan permasalahan

dengan baik secara kekeluargaan maka Dinas Pendidikan kota Salatiga telah sukses

dengan program-program yang telah diberikan kepada setiap sekolah yang ada di

Salatiga.

4. Hasil wawancara di SDN Blotongan 03 Salatiga

Dari beberapa data yang penulis paparkan mengenai peran dan tindakan Dinas

Pendidikan kota Salatiga dan beberapa SD di Salatiga maka selanjutnya penulis

melakukan wawancara di SDN Blotongan 03 Salatiga yang mana pada tahun 2008 telah

terjadi perilaku kekerasan antar siswa di lingkungan sekolah dasar.

4.1. Kasus posisi

25

Wawancara di SDN Salatiga 08 Salatiga, Salatiga, 7 November 2015.

Page 30: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Bermula saat waktu istirahat di SD tersebut ada dua siswa yang bernama Iwan

dan Heru yang melakukan kegiatan dengan saling kejar mengejar. Tiba waktu belajar

dimulai seorang guru memberikan tugas pelajaran ilmu pengetahuan alam (atau disebut

IPA) kepada siswa satu kelas tersebut. Namun demikian guru tersebut memberikan tugas

karena guru tersebut mendapatkan tanggung jawab untuk melatih pramuka kepada siswa

kelas lain.

Selama proses belajar mengajar berlangsung Iwan dan Heru saling kejar mengejar

sangat dimungkinkan adanya unsur Bullying dengan saling ejek mengejek yang

menyebabkan kedua siswa tersebut saling kejar. Selang beberapa waktu tiba-tiba Heru

jatuh pingsan setelah melakukan kejar mengejar dengan Iwan. Kemudian siswa lain yang

melihat segera melapor kepada Guru pengajar. Pihak sekolah melakukan tindakan

pertama dengan membawa Heru menuju Unit Kesehatan Sekolah (atau disebut UKS)

untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Kemudian Heru dibawa menuju Rumah Sakit oleh pihak sekolah karena Heru

tidak sadarkan diri. Selama perjalanan nyawa Heru tidak dapat tertolong lagi. Suasana

sekolah menjadi kacau setelah mendengar Heru telah meninggal. Maka dari itu pihak

sekolah melalui kepala sekolah berusaha untuk meredam suasana sekolah supaya tidak

terjadi hal-hal yang tidak diingan dan selalu dalam suasana kondusif. Kepala sekolah

meminta Iwan untuk tetap tenang dan mendapatkan perlindungan oleh pihak sekolah

melalui guru dan kepala sekolah.

Dari keterangan kepala sekolah terdapat luka lebam pada ulung hati Heru namun

demikian belum dapat dipastikan bahwa yang menyebabkan Heru meninggal berasal dari

Page 31: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

luka lebam tersebut. Karena dari keterangan teman-teman heru sampai guru pengajar

bahwa Heru memiliki penyakit yang belum sembuh yang tidak dipaparkan secara jelas.

Dengan demikian belum adanya keterangan yang jelas mengenai penyebab Heru

meninggal.

Selanjutnya para wartawan beserta pihak kepolisian setempat mendatangi SD

tersbut untuk meminta keterangan kronologi kejadian. Pihak sekolah melarang wartawan

untuk meminta keterangan karena begitu banyak pertanyaan yang nantinya akan

menyebabkan Iwan menjadi depresi dan stress begitu hebat. Pihak sekolah melalui kepala

sekolah hanya memperbolehkan pihak kepolisian untuk mencari keterangan kepada Iwan.

Selama proses perkara, pihak sekolah melalui kepala sekolah mendampingi Iwan sampai

kasus perkara benar-benar selesai.

Pihak sekolah melakukan pertemuan dengan keluarga kedua belah pihak beserta

Iwan untuk melakukan penyelesaian masalah secara kekeluargaan. Karena dari hasil

informasi yang sekolah peroleh berindikasi bahwa perkara ini bukan karena unsur

kesengajaan yang dilakukan oleh Iwan kepada Heru. Maka dari itu pihak sekolah juga

memberikan keterangan kepada pihak kepolisian setempat, Dinas Pendidikan kota

Salatiga, dan wartawan supaya tidak timbul berita-berita yang salah.

Pihak sekolah menjadi mediator antar kedua belah pihak dan pada akhirnya

keluarga Heru dapat menerima untuk berdamai dengan keluarga Iwan karena memang

bukan atas kesengajaan yang dilakukan oleh Iwan dan juga tidak dapat dibuktikan bahwa

perkara tersebut merupakan perilaku kekerasan yang dilakukan Iwan kepada Heru.

Namun demikian bukan berarti keluarga Iwan hanya melakukan perdamaian saja tetapi

Page 32: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

pihak sekolah dan keluarga Iwan juga memberikan santunan kepada keluarga Heru untuk

biaya pemakaman dan memperingati 40 hari meninggalnya Heru.26

4.2. Peran yang Dilakukan Pihak Sekolah.

Dengan demikian bahwa mengenai peran dan tanggung jawab pihak sekolah

terhadap perilaku Bullying yang terjadi di lingkungan sekolah diantaranya dengan

“menjadi mediator antara pihak pelaku, pihak korban serta pihak terkait untuk dilakukan

mediasi secara kekeluargaan. Kemudian, pihak sekolah melakukan pendampingan selama

proses perkara. Pihak sekolah juga mengklarifikasi kronologi kejadian kepada Polisi,

wartawan, Dinas Pendidikan Kota Salatiga serta warga sekitar untuk memberikan

informasi yang akurat dan jelas agar selama proses perkara tercipta suasana yang aman

dan kondusif”.27

Bentuk peran yang dilakukan oleh pihak sekolah memiliki tujuan untuk dapat

melindungi para pihak baik itu korban maupun pelaku supaya para pihak tidak merasakan

depresi dan stres yang luar biasa.

Selanjutnya mengenai tindakan pertama yang dilakukan pihak sekolah saat terjadi

perilaku Bullying di lingkungan sekolah di antaranya dengan “melakukan perlindungan

dan tanggung jawab terhadap pelaku dan korban. Saat korban pingsan pihak sekolah

langsung membawa ke rumah sakit namun dalam perjalanan menuju rumah sakit nyawa

korban tidak dapat tertolong lagi”.28

26

Wawancara dengan Kepala Sekolah SD N Blotongan 03 Salatiga, Salatiga, 9 November 2015 27

Wawancara dengan Kepala Sekolah SD N Blotongan 03 Salatiga, Salatiga, 9 November 2015 28

Wawancara dengan Kepala Sekolah SD N Blotongan 03 Salatiga, Salatiga, 9 November 2015

Page 33: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Dengan adanya tindakan pertama yang dilakukan oleh pihak sekolah bertujuan

untuk dapat melindungi kedua belah pihak agar tidak terjadi masalah-masalah baru yang

semakin besar. Selain itu pihak sekolah sangat mengutamakan kesehatan psikis pelaku

dan korban supaya kedua belah pihak tidak merasakan tekanan dari luar yang akan

mempengaruhi kesehatan psikis anak tersebut.

Terjadinya perkara tersebut muncul tindakan dari sekolah tersebut untuk

mmberikan sanksi terhadap pelaku Bullying selama dapat dibuktikan bahwa anak tersebut

benar-benar melakukan perilaku kekerasan tersebut. Namun dalam perkara ini tidak dapat

dibuktikan bahwa Iwan merupakan pelaku kekerasan yang menyebabkan Heru

meninggal. Dengan demikian pihak sekolah menyatakan bahwa “Anak tidak dapat

dipidana karena kasus tersebut merupakan suatu ketidaksengajaan yang dilakukan oleh

Iwan. Selanjutnya Iwan dimintai keterangan oleh kepolisian dengan didampingi Kepala

Sekolah”.29

4.3. Peran Dinas Pendidikan kota Salatiga.

Dalam kasus yang terjadi di SD tersebut yang mengakibatkan korban meninggal

maka Dinas Pendidikan Kota Salatiga juga ikut serta dalam memberikan pendampingan

kepada pelaku bersama kepala sekolah supaya pelaku dapat merasa aman karena setelah

terjadi kasus tersebut informasi ini langsung sampai ke kepolisian dan wartawan sehingga

wartawan dan pihak kepolisian meminta keterangan kepada pelaku dalam hal kronologi

perkara. Maka dari itu apabila tidak ada pendampingan dan perlindungan oleh Dinas dan

kepala sekolah maka pelaku akan merasa takut dan tertekan batinnya.

29

Wawancara dengan Kepala Sekolah SD N Blotongan 03 Salatiga, Salatiga, 9 November 2015

Page 34: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Dinas Pendidikan juga melakukan interogasi terhadap sekolah tersebut supaya

Dinas Pendidikan Kota Salatiga mengetahui kronologi kejadian yang sebenarnya karena

sekolah merupakan tanggungjawab Dinas Pendidikan Kota Salatiga juga. Sehingga Dinas

Pendidikan kota Salatiga juga dapat memberikan klarifikasi informasi yang akurat dan

jelas kepada wartawan dan kepolisian karena Dinas Pendidikan kota Salatiga merupakan

instansi kedinasan yang berwenang atas seluruh hal yang berkaitan dengan sistem

pendidikan di kota Salatiga.30

5. Upaya yang Dilakukan Dinas Pendidikan Kota Salatiga.

Sebagaimana yang penulis lakukan dengan mewawancari Kepala Dinas

Pendidikan Kota Salatiga dalam bidang kesiswaan bahwa dalam kaitannya mengenai

maraknya perilaku Bullying di lingkungan sekolah yang dilakukan baik itu antar siswa

maupun antara guru pendidik dan siswa maka terdapat peran dan tanggungjawab penting

yang dilakukakan oleh Dinas Pendidikan Kota Salatiga.

Peran dan tanggung jawab yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Salatiga

dalam lingkungan sekolah yaitu “dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan terhadap

guru Bimbingan Konserling (BK) guru bagian kesiswaan serta guru UKS pada setiap

sekolah dasar agar guru BK dan guru UKS dapat melakukan tindakan pertama ketika

terjadi perilaku Bullying disekolah dasar. Dinas memberikan program-program untuk

mendukung kenyamanan serta ketertiban dalam melakukan kegiatan pendidikan di

sekolah dasar kepada guru bagian kesiswaan serta pengawas internal”.31

30

Wawancara dengan Kepala Sekolah SD N Blotongan 03 Salatiga, Salatiga, 9 November 2015 31

Wawancara dengan Kepala Dinas Pendidikan Pendidikan Kota Salatiga, Salatiga, 18 Oktober 2015.

Page 35: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Dengan adanya sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan maka akan

memberikan informasi penting bagi guru pendidik maupun semua pihak dalam sekolah

bahwa anak perlu mendapatkan perlindungan dan perhatian yang ketat supaya anak dapat

mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan nyaman dan aman.

Selain itu informasi yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota Salatiga

diharapkan dapat memberikan pandangan bagi seluruh pihak dalam sekolah bahwa

perilaku kekerasan pada saat ini sangat berbahaya dan beresiko bagi perkembangan anak

selama proses pendidikan berlangsung. Karena dengan adanya perilaku kekerasan pada

saat ini khususnya perilaku Bullying akan menyebabkan seorang anak merasakan tekanan

batin dan depresi yang begitu hebat.

Dengan adanya perilaku Bullying yang terjadi dalam lingkungan sekolah maka

tindakan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Salatiga saat terjadi perilaku

Bullying yang dilakukan oleh siswa ataupun guru pendidik yaitu dengan “melakukan

investigasi kejadian perkara, membentuk tim khusus untuk memonitor apakah memang

terjadi perilaku Bullying. Cek kebenaran pengawas dimintai keterangan atas kronologi

perkara. Ada tindakan langsung dari internal yaitu sekolah untuk melakukan penyelesaian

perkara secara kekeluargaan. Dinas Pendidikan kota Salatiga bekerja sama dengan

POLRI dan TNI dengan meminta keterangan kepada guru bagian kesiswaan untuk

diberikan pengertian dan pembinaan serta teguran bila memang terjadi perilaku Bullying

di sekolah tersebut”.32

32

Wawancara dengan Kepala Dinas Pendidikan Pendidikan Kota Salatiga, Salatiga, 18 Oktober 2015.

Page 36: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Tindakan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan kota Salatiga dimaksudkan

untuk memberikan perlindungan bagi pelaku maupun korban supaya di dalam kasus yang

terjadi tercipta suasana yang kondusif. Karena dengan adanya suasana yang kondusif

maka seorang anak akan merasa aman dan terhindar dari rasa takut dan depresi.

Hal paling utama yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan kota Salatiga adalah

untuk memberikan perlindungan bagi sseluruh siswa baik itu yang terlibat dalam kasus

kekerasan maupun tidak. Bagi siswa yang terlibat dalam kasus kekerasan dalam hal ini

perilaku Bullying memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dari pihak sekolah dan

Dinas Pendidikan kota Salatiga karena pola pikir seorang anak belum sepenuhnya dapat

mengontrol tingkat emosi dalam batinnya. Maka dari itu peran Dinas Pendidikan kota

Salatiga yang sangat penting untuk selalu mendampingi selama kasus berlangsung baik

itu terhadap pelaku maupun korban.

Dengan adanya pendampingan selama kasus berlangsung oleh Dinas Pendidikan

kota Salatiga maka Dinas Pendidikan kota Salatiga juga bertindak untuk memberikan

sanksi “dengan memberikan teguran lisan, teguran tertulis, pemanggilan orang tua,

pembinaan kepada pelaku dan orang tua pelaku untuk dilakukan mediasi antar kedua

belah pihak”.33

Karena pada dasarnya Dinas Pendidikan Kota Salatiga memiliki peran

sebagai mediator dengan tujuan untuk dapat menyelesaikan kasus secara kekeluargaan.

Sanksi ini diberikan dengan maksud agar para pihak baik itu korban maupun

pelaku dapat mengerti bahwa perilaku Bullying ini merupakan perilaku kekerasan yang

bertentangan dengan aturan hukum di Indonesia. Namun demikian sanksi ini diberikan

33

Wawancara dengan Kepala Dinas Pendidikan Pendidikan Kota Salatiga, Salatiga, 18 Oktober 2015.

Page 37: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

terutama pada pihak pelaku yang telah melakukan perilaku kekerasan yang menyebabkan

seseorang menderita supaya pelaku mendapatkan efek jera dari apa yang telah dia

lakukan.

C. ANALISIS

Dengan demikian di dalam sistem pendidikan di Indonesia terdapat pihak-pihak

yang berperan penting untuk melakukan penanganan dan perlindungan bagi seluruh siswa

yang dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil data di atas menyatakan bahwa

peran dan tanggung jawab Dinas Pendidikan kota Salatiga adalah sebagai instansi yang

memberikan pengawasan baik itu kepada siswa maupun guru pengajar.

Di samping itu bukan hanya Dinas Pendidikan Kota Salatiga saja yang memiliki

peran dan tanggung jawab terhadap perilaku Bullying di lingkungan sekolah dasar

melainkan masih ada pihak sekolah yang telah mendapatkan amanah dari Dinas

Pendidikan untuk dapat mengontrol dan menangani setiap perilaku siswa serta guru

dalam proses belajar mengajar dengan memberikan pengawasan yang ketat bagi semua

hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar baik itu dalam pendidikan formal

maupun informal.

Pada dasarnya sekolah memiliki peran penuh dalam proses pendidikan karena di

sekolah anak-anak dapat mengembangkan bakat dan pikirannya seiring pertumbuhan

setiap anak. lingkungan sekolah juga merupakan wadah untuk memberikan ilmu dan

akhlak yang baik demi membentuk pola perilaku anak agar berperilaku secara baik dan

wajar.

Page 38: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Dengan demikian sertiap anak perlu mendapatkan hak-hak nya baik itu dalam

proses pendidikan maupun yang lainnya. Karena setiap anak harus diberikan perlakuan

yang sama dan secara adil tanpa diskriminasi.

Teori Keadilan Bermartabat

Indonesia merupakan negara yang berpegang teguh pada hak asasi manusia yang

mana didalam sebuah teori yang dikemukakan oleh Teguh Prasetyo yang berlaku di

Indonesia yaitu teori keadilan bermartabat yang menggambarkan tujuan hukum dalam

sistem hukum berdasarkan Pancasila.

Teori ini mengedepankan adanya penekanan yang dilakukan terhadap asas

kemanusiaan yang adil dan beradap, yang mendasari konsepsi memanusiakan manusia.34

Maka dari itu di Indonesia harus memberikan tindakan-tindakan nyata untuk dapat

menjamin segala hak-hak yang dimiliki setiap manusia dalam hal ini adalah anak-anak

karena seorang anak masih perlu adanya bimbingan dan arahan oleh orang lain supaya

pola pikirnya akan berkembang dengan baik dan terhindar dari depresi.

Tindakan-tindakan nyata yang harus dilakukan oleh negara sangat berpengaruh

terhadap kesejahteraan rakyat sebagai mana yang tercantum dalam teori keadilan

bermartabat mengenai tujuan hukum dalam sistem hukum berdasarkan pancasila.35

Dengan adanya tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui Dinas

Pendidikan kota Salatiga maka hak-hak yang dimiliki setiap anak akan terjamin dan

terpenuhi dalam kaitannya mengenai upaya perlindungan dan penanganan dari perilaku

34

Teguh Prasetyo, Keadilan Bermartabat, Perspektif Teori Hukum, Penerbit Nusa Media, Bandung, 2015, hlm. 52. 35

Ibid.

Page 39: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Bullying di sekolah dasar. Sehingga anak akan merasa dirinya aman saat mengikuti

kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah dasar.

Upaya tindakan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan kota Salatiga telah sesuai

dengan apa yang diamanatkan oleh negara terhadap Dinas tersebut. Karena pada dasarnya

negara Indonesia memberikan kewenangan kepada instansi-instansi kedinasan seperti hal

nya yang dimiliki Dinas Pendidikan kota Salatiga ini harus berpegangteguh pada

ketentuan hukum yang berlaku dan berdasarkan pancasila.

Dikaitkan dengan Tugas Pokok Dinas Pendidikan kota Salatiga serta sekolah

Dengan demikian segala tindakan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan kota

Salatiga merupakan upaya dan usaha yang harus dilaksanakan atas amanat yang telah

diberikan oleh negara sebagaimana yang termuat dalam Pasal 4 ayat 1 Peraturan Daerah

Kota Salatiga No. 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota

Salatiga bahwa: “Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 huruf a mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan

Daerah di bidang pendidikan, pemuda dan olah raga berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembantuan”.

Peran serta tugas dari Dinas Pendidikan kota Salatiga tidak terlepas dari kerja

sama dengan seluruh sekolah di Salatiga. Kerja sama yang dibangun oleh kedua instansi

ini merupakan bentuk upaya yang bertujuan untuk memberikan pelayanan dalam sistem

pendidikan dengan melakukan pengawasan dan perlindungan selama kegiatan proses

belajar mengajar.

Page 40: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

Dengan adanya upaya tindakan dari Dinas Pendidikan kota Salatiga dan pihak

sekolah maka sistem pendidikan di kota Salatiga akan berjalan dengan efektif dan

kondusif. Karena pada dasarnya lingkungan sekolah merupakan tempat dimana anak akan

membentuk akhlak dan pola perilaku anak itu sendiri. Maka dari itu perlu adanya

bimbingan dan arahan oleh guru pendidik untuk memberikan pelayanan pendidikan

kepada setiap anak supaya anak mendapatkan pendidikan yang bermutu.

Lingkungan sekolah juga berguna bagi setiap anak untuk mengembangkan bakat

dan minat nya untuk melatih psikis anak dalam berinteraksi dengan orang lain supaya

anak terbiasa dengan hal-hal yang baru dia rasakan. Namun demikian segala kegiatan

tersebut tidak terlepas dengan tanggung jawab dari pihak sekolah yang memiliki tugas

untuk menciptakan suasana yang aman nyaman dan kondusif.

Namun demikian dari apa yang telah diamanahkan kepada Dinas Pendidikan kota

Salatiga mengenai tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan kota Salatiga masih

memiliki kelemahan diantaranya tidak adanya suatu hubungan kerjasama yang baik

antara Dinas dan pihak sekolah. Tim pengawas internal yang terdapat dalam sekolah

belum sepenuhnya menjalankan tugasnya untuk memberikan seluruh informas yang

terdapat di dalam sekolah tersebut kepada Dinas Pendidikan kota Salatiga. Sehingga

Dinas Pendidikan kota Salatiga seringkali tidak mendapatkan informasi dari sekolah yang

menyebabkan Dinas Pendidikan tidak dapat menjalankan tugas dan fungsinya

sepenuhnya.

Dikaitkan dengan UU Perlindungan Anak

Pada hakikatnya seorang anak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan

secara efektif dan bermutu. Dengan demikian tidak terlepas dari hak-hak yang dimiliki

Page 41: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

setiap anak maka selama proses kegiatan belajar di sekolah, anak memiliki hak atas

perlindungan dari berbagai pihak yang harus dia rasakan sebagaimana yang termuat

dalam Pasal 9 Ayat (1a) UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak bahwa: “Setiap Anak

berhak mendapatkan perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan

Kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik,

dan/atau pihak lain”.

Dengan demikian telah jelas diatur mengenai hak-hak anak untuk mendapatkan

perlindungan oleh berbagai pihak dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan kota Salatiga

serta seluruh pihak yang ada di dalam sekolah di kota Salatiga yang pada dasarnya kedua

pihak ini memiliki peran dan tanggung jawab secara khusus terhadap kesejahteraan anak

dalam konteks sistem pendidikan di Salatiga.

Yang menjadi point utama dalam upaya penanganan serta penanggulangan

perilaku Bullying di lingkungan sekolah dasar adalah dengan adanya tindakan langsung

secara nyata oleh Dinas Pendidikan kota Salatiga dan pihak sekolah untuk mencari

inovasi-inovasi baru dengan tujuan mencegah adanya perilaku Bullying yang sewaktu-

waktu akan terjadi.

Pada dasarnya suatu ketentuan hukum yang telah diatur dalam peraturan

perundang-undangan harus seimbang dengan penerapannya didunia nyata karena apabila

tidak seimbang dan sesuai maka ketentuan hukum tersebut tidak memiliki kekuatan

hukum yang kuat dan mengikat di kehidupan masyarakat. Maka dari itu perlu adanya

pihak-pihak dalam hal ini Dinas Pendidikan kota Salatiga dan sekolah yang telah

Page 42: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

diberikan amanat untuk menjalankan tugas dan wewenangnya oleh negara sesuai

ketentuan hukum yang berlaku.

Dikaitkan dengan Hak Anak

Dengan demikian berkaitan dengan satu materi yang penulis angkat mengenai

perlindungan anak dalam sistem pendidikan maka sangat dimungkinkan bahwa setiap

anak memang seharusnya mendapatkan perlindungan dan pengawasan dari guru pendidik

di sekolah maupun pihak-pihak yang lain yang memiliki kewenangan dalam upaya

perlindungan anak dari perilaku Bullying.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis paparkan yang diambil dari

Dinas Pendidikan kota Salatiga dan beberapa sekolah dasar yang ada di Salatiga

menyatakan bahwa tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kedua instansti tersebut

memiliki satu tujuan untuk menjamin hak-hak yang dimiliki oleh setiap anak

sebagaimana yang termuat dalam konvensi hak anak yang disetujui oleh majelis umum

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 20 November 1989 pada pasal 16 ayat 1

dan 2 bahwa:

(1)“Tidak seorang anakpun akan mengalami gangguan tanpa

alasan dan secara tidak sah terhadap kehidupan pribadinya,

keluarga, rumah atau surat menyurat ataupun serangan tidak sah

terhadap harga diri dan reputasinya”. Sedangkan pada pasal 2

bahwa: (2)”Anak mempunyai hak akan perlindungan hukum

terhadap gangguan atau serangan semacam itu”.36

Apabila hak-hak setiap anak dapat dijamin oleh negara maka kesejahteraan anak

di Indonesia akan tercapai. Karena tujuan adanya hukum di masyarakat adalah untuk

36

http://www.unicef.org/magic/media/documents/CRC_bahasa_indonesia_version.pdf. Diakses pada 9 Mei 2016

pukul 09:15.

Page 43: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

mencapai keadilan kepastian dan kemanfaatan hukum. Sehingga dengan adanya hukum

maka setiap manusia akan terjamin hak asasinya.

Seperti halnya mengenai upaya perlindungan dan penanganan perilaku Bullying

yang terjadi di lingkungan pendidikan yaitu sekolah dasar yang dilakukan oleh negara

melalui Dinas Pendidikan kota Salatiga dan sekolah di Salatiga menyatakan bahwa upaya

ini merupakan tindakan tanggung jawab dari negara untuk berperan penting untuk

melindungi warganya dalam hal ini adalah anak.

Dengan demikian peran Dinas Pendidikan kota Salatiga dalam upaya

penanggulangan dan penanganan perilaku Bullying di sekolah dasar di Salatiga yaitu

dengan memberikan pelatihan kepada guru pendidik untuk mencegah perilaku Bullying

yang terjadi di lingkungan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah dasar merupakan

terobosan-terobosan untuk menanggulangi maraknya perilaku Bullying di sekolah dasar.

Selain itu mengenai tindakan utama dan sanksi yang dilakukan oleh Dinas

Pendidikan kota Salatiga merupakan usaha untuk menangani saat terjadinya Bullying di

sekolah dasar. Dengan demikian maka Indonesia telah berperan penting dalam

menegakkan keadilan di Indonesia yaitu dengan memberikan amanat kekuasaan kepada

Dinas Pendidikan kota Salatiga untuk dapat melakukan tugasnya melindungi masyarakat

khususnya anak dalam lingkungan pendidikan.

Dari apa yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan kota Salatiga maka tidak boleh

mengesampingkan peran dan tanggung jawab dari pihak sekolah dalam memberikan

pengawasan serta perlindungan bagi seluruh siswa di dalam lingkungan sekolah dengan

maksud untuk melindungi setiap siswa dalam hal ini adalah anak supaya terhindar dari

Page 44: 1. FUNGSI HUKUM - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11590/2/T1_312012025_BAB II... · mengemukakan bahwa: “particular law is that wich each community lays

perilaku Bullying serta dapat merasakan suatu keadilan yang ada di Indonesia, dengan

kata lain dapat terjamin hak-hak nya.

Di sini lah bentuk tanggung jawab sekolah dalam memberikan pelayanan

pendidikan di sekolah. Pihak sekolah juga menjadi pihak yang sangat penting untuk

menjadi mediator saat terjadi perilaku Bullying di sekolah. Sehingga sekolah merupakan

pihak yang netral untuk menjunjung tinggi keadilan bersama tanpa diskriminasi.